SORAYA OLYFIA
030.10.258
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
SORAYA OLYFIA
UNIVERSITAS TRISAKTI
030.10.258
JAKARTA, FEBRUARI 2016
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA, FEBRUARI 2016
PERSETUJUAN
Skripsi
Judul:
HUBUNGAN TENTANG TINGKAT PENGETAHUAN GIZI DENGAN ASUPAN
ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA USIA 15-18 TAHUN DI SMA X
Nama Mahasiswa: Soraya Olyfia
NIM 03010258
Pembimbing
PENGESAHAN SKRIPSI
2
SORAYA OLYFIA
030.10.258
Penguji I
Nama :
NIK
Penguji II
Nama :
NIK
:
Jakarta,.........................2016
Dekan FK Trisakti
Nama: Dr.Hj. Suriptiastuti,DAP&E,MS
NIK : 1094/USAKTI
: Soraya Olyfia
NIM
: 03010258
Program Studi
: Sarjana Kedokteran
Alamat Korespondensi
Telepon / mobile
: 082114427418
: rtsorayaolyfia@gmail.com
Judul skripsi
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil
karya ilmiah sendiri. Skripsi ini belum pernah diajukan sebagai suatu karya ilmiah untuk
memperoleh gelar keserjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan skripsi
ini merupakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut sesuai dengan SK Permendiknas No. 17 tahun 2010 tentang pencegahan dan
penanggulangan plagiat di perguruan tinggi.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, agar dapat dimanfaatkan sebagaimana
mestinya.
Jakarta, Februari 2015
Soraya Olyfia
03010258
Kata Pengantar
4
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu
kelancaran penyelesaian penyusunan skripsi ini. Semoga sukses selalu mengiringi
kita semua. Amin.
5
Akhir kata peneliti berharap Allah swt berkenan membalas segala kebaikan semua pihak
yang telah membantu. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan informasi
dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL.........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..............................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN............................
iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL............................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
ix
DAFTAR SINGKATAN....................................................................................
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah............................................................
2
1.3 Tujuan ................................................................................
2
1.3.1 Tujuan umum.............................................................
2
1.3.2 Tujuan khusus............................................................
2
1.4 Hipotesis.............................................................................
2
1.5 Manfaat...............................................................................
3
1.5.1 Manfaat untuk ilmu pengetahuan..............................
3
1.5.2 Manfaat untuk profesi................................................
3
1.5.3 Manfaat untuk masyarakat........................................
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Makronutrien........................................................................
5
2.1.1 Karbohidrat.......................................................................
5
2.1.1.1 Pencernaan......................................................
6
2.1.1.2 Distribusi........................................................
7
2.1.1.3 Sumber...........................................................
9
2.1.2 Protein..........................................................................
10
2.1.2.1 Pencernaan.....................................................
11
2.1.2.2 Distribusi.........................................................
11
2.1.2.3 Sumber...........................................................
12
2.1.3 Lemak..............................................................................
13
2.1.3.1 Pencernaan......................................................... 14
2.1.3.2 Distribusi... 14
2.1.3.2 Sumber.
16
2.1.4 Interaksi Metabolisme..
17
2.2 Energi 18
2.2.1 Metode Pengukuran Asupan Energi 18
2.2.1.1 Food Frequency Questionnaires (FFQs)......... 18
2.2.1.2 Metode catatan (Food Records)..... 19
7
20
21
23
23
26
27
29
30
31
32
33
33
33
35
35
36
37
39
40
40
41
42
43
LAMPIRAN
..............................................................................................
DAFTAR TABEL
9
DAFTAR GAMBAR
10
10
22
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian.................................................................................................
Lampiran 2. Informed consent penelitian.................................................................................
11
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Hipotesis
Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan gizi dengan asupan energi dan
makronutrien remaja usia 15-18 tahun di SMA Darunnajah
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat untuk profesi
14
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Makronutrien
Makronutrien berasal dari kata macros yang artinya besar dan nutrient yang
berarti memelihara. Apabila digabungkan, pengertian makronutrien adalah makanan yang
menjadi sumber utama penunjang fungsi penghidupan manusia sehari-hari. Karbohidrat,
15
protein, dan lemak adalah tiga komponen utama makronutrien. 1,20 Masing-masing zat
akan dicerna tubuh dan diserap sebelum akhirnya digunakan untuk berbagai tujuan.1
2.1.1 Karbohidrat
Karbohidrat atau zat arang tersusun atas rantai karbon, hidrogen, dan oksigen (CH-O). Sebagian besar sumber karbohidrat manusia berasal dari tanaman. 20 Produk hewani
seperti susu mengandung karbohidrat, yaitu laktosa. Walaupun sumber karbohidrat dapat
bervariasi bergantung pada apa yang diasup, secara singkat, berdasarkan struktur
kimiawinya, karbohidrat dapat digolongkan menjadi mono-, di-, dan poli-sakarida.20
2.1.1.2 Distribusi
Di hepatosit, glukosa, galaktosa, dan fruktosa mengalami interkonversi menjadi
glukosa-6-fosfat (G6P). Pengubah glukosa menjadi G6P dibantu oleh glukokinase
dihepatosit dan heksokinase di sel pada umumnya, tetapi reaksi dapat berjalan terbalik
oleh glukosa fosfatse di hati.21
Dalam kondisi kenyang (fed state), glukosa berlebih dalam bentuk G6P diubah
dahulu menjadi glukosa-1-fosfat. Setelahnya, molekul akan dipolimerisasi membentuk
17
glikogen untuk di simpan di hepatosit dan miosit. Sebaliknya, bila kadar glukosa turun,
peningkatan kadar epinefrin, atau glukagon, glikogen mengalami fosforilasi kembali oleh
fosforilase (glikogenolisis).21
Agar dapat diubah menjadi energi, glukosa dipecah melalui proses glikolisis
dimana dapat berlangsung pada kondisi aerob dan anaerob. Dalam kondisi setelah makan
dimana kadar insulin tinggi dan glukagon rendah, enzim fosfofruktokinase-2 mengalami
defosforilisasi sehingga mengubah molekul fruktosa-6-fosfat menjadi fruktosa 2,6
difosfat. Senyawa ini kemudian mengaktifkan enzim fosfofruktokinase-1 sehingga
memungkinkan berlanjutnya proses glikolisis. Dalam kondisi insulin rendah, enzim
fosfofruktokinase-2 rendah sehingga kecepatan glikolisis menurun.20 Secara singkat,
glikolisis mengubah satu molekul glukosa menjadi dua buah molekul asam piruvat yang
memiliki tiga rantai karbon, dua ATP, da empat atom hidrogen. Masing-masing molekul
asam piruvat kemudian dikonjugasikan dengan koenzim A menghasilkan asetilkoenzimA, dua molekul karbon dioksida (C02), dan empat atom hidrogen. Keseluruhan
proses ini terjadi disitosol.21
Asetil-koenzimA ditranspor menuju matriks mitokondria untuk dipecah lebih
lanjut dalam siklus Krebs (siklus asam sitrat). Asam oksaloasetat bergabung membentuk
asam sitrat. Selama siklus, beberapa molekul air ditambahkan dan melepaskan CO 2 dan
hidrogen pada tahapan lain. Produk akhir berupa empat CO 2, 16 atom hidrogen, dua
koenzimA, dan dua ATP.21
Sebagian atom hidrogen mengalami ionisasi menjadi H+ dan sebagian bergabung
membentuk NADH. Molekul ini kemudian dengan cepat berdisosiasi menjadi NAD+, ion
H+, dan dua elektron. Protein integral pada matriks mitokondria menangkap elektron.
Pergerakan elektron masuk membentuk energi dan digunakan untuk memompa ion
hidrogen keluar sehingga terdapat perbedaan gradien potensial listrik. Ion hidrogen yang
tinggi menyebabkan masuknya kembali ke dalam matriks melalui molekul ATPase dan
gerakan ion menyebabkan fosforilisasi ADP menjadi ATP. Sejumlah 34 molekul ATP
yang terbentuk berdifusi ke dalam sitosol untuk digunakan sebagai energi. Enzim
sitokrom oksidase pada ujung susunan protein membentuk oksigen berion yang
bergabung bersama ion hidrogen membentuk air.21
18
2.1.1.3 Sumber
Table 2.1 Sumber Karbohidrat Masyarakat Indonesia
Sumber makanan
Bihun kering
Biskuit marie
Bubur beras
Havermout
Kentang
2
Maizena*
Mie basah
Mie kering
Nasi
Nasi jagung
Nasi tim
Roti putih
Singkong*
Talas
Tepung beras
Tepung hungkue*
Tepung sagu
Tepung singkong
Tepung terigu
Ubi
1
*kandungan protein pada makanan
URT
Berat
Gelas
50
4 Buah
50
2 Gelas
400
6 Sdm
50
Buah sedang
200
8 Sdm
40
1 Gelas
200
1 Gelas
50
Gelas
100
Gelas
100
1 Gelas
200
4 Gelas
80
1 Potong sedang
100
1 Buah besar
200
8 Sdm
50
8 Sdm
40
7 Sdm
40
8 Sdm
40
8 Sdm
50
Buah sedang
150
tersebut rendah dan membutuhkan tambahan
Penduduk Asia bergantung pada nasi sebagai sumber karbohidrat harian yang
dibuktikan sebagai konsumen 90% produk beras seluruh dunia. Konsumsi beras
indonesia berada pada urutan ketiga dunia pada tahun 2007. 22 Rerata orang indonesia
menghabiskan 125 kilogram beras per tahun.22 Alternatif makanan lain yang dapat
dijadikan sumber karbohidrat di indonesia adalah jagung, roti, olahan gandum, kentang,
singkong, dan ubi.23 Makanan olahan yang mengandung karbohidrat tinggi, antara lain
gula tebu (99,5%), permen (70-95%), popcorn (77%), kue kikis dan krakers (72%), selai
(70%), dan sirup (55-75%). Rekomendasi asupan karbohidrat dalam satu hari adalah 5060% dari kalori total.24 Rekomendasi asupan karbohidrat untuk orang indonesia adalah
tidak melebihi 60%.23 Daftar sumber karbohidrat masyarakat indonesia dapat dilihat pada
19
tabel 2.1. Setiap satuan penukar setara dengan 175 kkal, 4 gram protein, dan 40 gram
karbohidrat.
2.1.2 Protein
Secara kimiawi, asam amino tersusun atas rantai karbon, hidrogen, oksigen, dan
nitrogen. Berdasarkan kemampuannya untuk disintesis oleh tubuh, asam amino terbagi
menjadi dua kelompok besar. Histidin, isoleusin, leusin, metiionin, fenilalanin, thereonin,
triptofan, valin, dan lisin termasuk ke dalam asam amino esensial. 20 Kemampuan tubuh
untuk menghasilkan asam amino sendiri melalui proses transaminasi membuat
sekelompok asam amino tergolong non-esensial. Tirosin dihasilkan dari asam amino
fenilalanin. Serin, glisin, sistein, alanin, aspartat, asparagin, glutamat, glutamin, prolin,
dan arginin terbentuk dari glukosa. Susunan asam-asam amino yang disatukan melalui
ikatan peptida (polipeptida) pada proses translasi membentuk protein.20
20
22
Sumber makanan
Protein hewani
Daging ayam
Daging sapi
Hati sapi
Ikan asin
Ikan segar
Ikan teri
Keju
Telur ayam kampung
Telur ayam negeri
Telur bebek
Udang basah
Telur puyuh
Protein Nabati
Kacang hijau
Kacang kedelai
Kacang merah
Kacang tanah kupas
Kacang tolo
Oncom
Tahu
Tempe
URT
1
Berat (g)
1 Potong sedang
Potong sedang
1 Potong sedang
1 Potong kecil
1 Potong sedang
2 Sdm
1 Potong sedang
2 Butir
1 Butir besar
1 Butir
Gelas
5 Butir kecil
2 Sdm
2 Sdm
2 Sdm
2 Sdm
2 Sdm
2 potong besar
1 potong besar
2 potong besar
50
50
50
25
50
25
30
60
60
60
50
60
25
25
25
20
25
50
100
50
Sumber protein hewani dan nabati dapat merujuk pada tabel 2.2. satu satuan penukar
protein hewani setara dengan 95 kkal, 10 gram protein, dan 6 gram lemak, sedangkan untuk
protein nabati, satu satuan penukar setara 80 kkal, 6 gram protein, 8 gram karbohidrat, dan 3
gram lemak.23 Rekomendasi asupan protein satu hari adalah 15% dari kalori total. 24 Pada AKG
2004, rekomendasi asupan protein untuk laki-laki dan perempuan usia 13-15 tahun adalah 60
gram dan 57 gram. Untuk usia 16-18 tahun, konsumsi protein yang dianjurkan pada laki-laki
adalah 65 gram dan perempuan sebanyak 50 gram.25
2.1.3 Lemak
Asam lemak terdiri atas rantai alifatik lurus yang diapit oleh gugus metil (karbon
) dan gugus karboksil pada ujungannya. Ikatan hidrofilik karboksil menyebabkan asam
lemak terikat molekul lain sehingga asam lemak jarang sekali ditemukan dalam bentuk
bebas di alam.1 Rantai karbon pada asam lemak berjumlah genap.
23
O
R2
COOH
24
monogliserida, dan kolesterol yang terikat dengan garam empedu membentuk misel an
dengan mudah diabsorbsi di usus halus.22
2.1.3.2 Distribusi
Secara alamiah, asam lemak dan gliserol dapat dibentuk dihati dari glukosa.
Pembentukkan gliserol diawali dari proses glikolisis di mana terjadi perubahan reversibel
antara fruktosa-1,6-difosfat, gliseraldehid-3-fosfat, dan dihidroksiaseton fosfat (DHAP).
Molekul DHAP kemudian bertransformasi menjadi gliserol-3-fosfat.20
Sifat dari mitokondria dilepaskan ke sitosol membentuk asetil koA dan asam
oksaloasetat. Molekul asetil koA terlebih dahulu diubah menjadi malonil koA oleh enzim
asetil koA karboksilase. Kerja enzim asam lemak sintetase menyusun molekul malonil
koA hingga sepanjang 16 rantai karbon membentuk asam palmitat. Setelahnya, molekul
bergabung dengan koA membentuk asil lemak koA. Penggabungan gliserol dengan asil
lemak koA membentuk asam fosfatidat. Defosforilisasi asam fosfatidat membentuk
diasilgliserol (DAG). Molekul ini kemudian bereaksi dengan asil lemak koA lain
membentuk triasilgliserol (TAG).20,22
Kolesterol dengan asetil koA yang dapat berasal dari glukosa, asam lemak, dan
asam amino adalah prekursor kolesterol. Manusia juga mendapatkan kolesterol dari
makanan. Kilomikron dari usus diubah menjadi very low densitylipoprotein (VLDL) di
hati yang mengandung TAG dan kolesterol. Di sel, TAG dipecah menjadi asil lemak koA
dan gliserol oleh lipoprotein lipase (LPL). Asam lemak kemudian diserap oleh sel di
jaringan dan bergabung dengan gliserol intrasel kembali membentuk TAG untuk
disimpan. Gliserol kembali ke hati untuk membentuk TAG lainnya.
Perbedaan antara adiposit dan hepatosit adalah kemampuan hepatosit untuk
membentuk gliserol-3-fosfat dan gliserol yang beredar di dalam darah. Namun, adiposit
hanya dapat membentuknya dari glukosa sehingga adiposit berfungsi sebanyak
penyimpanan saat kondisi kenyang.20,22
25
2.1.3.3 Sumber
Contoh sumber makanan yang mengandung asam lemak jenuh adalah minyak
kelapa dan gajih hewan. Minyak zaitun, dan minyak kanola adalah contoh makanan
dengan kandungan MUFA yang tinggi. Sumber PUFA terbagi menjadi
1.
2.
Asam alfa-linolenat dan asam linoleat termasuk ke dalam asam lemak esensial
karena ketidakmampuan tubuh untuk mensintesis.20 yang termasuk ke dalam asam lemak
esensial adalah. Kolesterol dapat ditemukan pada makanan yang berasal dari hewan dan
kuning telur. Rekomendasi asupan lemak jenuh adalah <7% dari total kalori, MUFA
<20%, PUFA <10%, dan kolesterol <200 mg/hari. Komposisi lemak dalam makanan
direkomendasikan berkisar antara 25-35%.24 Namun, rekomendasi dari Kementerian
Kesehatan dalam AKG adalah 15-25%.23
2.1.4 Interaksi Metabolisme
Pada kondisi setelah makan, peningkatan kadar glukosa dalam darah merangsang
peningkatan kadar insulin. Glukosa menjadi sumber energi utama untuk beraktivitas.
Sebagian glukosa berlebih diubah menjadi glukosa atau diubah menjadi triasilgliserol
untuk disimpan melalui mekanisme yang telah dijelaskan diatas. Sintesis LPL di adiposit
ditingkatkan sehingga semakin banyak asam lemak dihidrolisis dari kilomikron dan
VLDL. Jumlah glukosa yang diserap di adiposit bertambah yang digunakan sebagai
sumber energi dan substrat pembentukkan gliserol. Insulin meningkatkan penyerapan
asam amino rantai cabang di jaringan perifer terutama otot rangka sehingga dapat
digunakan untuk sintesis protein. Protein plasma meningkat karena pergeseran proses
glukoneogenesis menjadi proses biosintesis.20
Dalam keadaan puasa, kadar glukagon dan kortisol meningkat dan menginduksi
enzim untuk glukoneogenesis. Cadangan glikogen di otot dan hati dipecah sebagai
sumber glukosa darah. Hormon tersebut meningkat aktivitas lipase sensitif hormon
sehingga asam lemak dilepaskan ke dalam darah. 22 Asam amino yang beredar didarah
lebih banyak
27
defisiensi yang berat, asam amino dimanfaatkan sebagai sumber energi dengan diubah
terlebih dahulu menjadi asetil koA atau badan keton.20
2.2 Energi
Satuan energi yang umum digunakan adalah kalori. Satu kalori berarti energi
panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 mL air pada suhu 15 0C sebesar 10C.
Energi yang didapat dari makanan ataupun digunakan oleh tubuh cukup besar sehingga
satuan yang digunakan adalah 1 kilokalori (kkal) yang setara dengan 1000 kalori (1000
C).1
Karbohidrat merupakan sumber energi manusia Metabolisme satu gram
karbohidrat dapat menghasilkan 4 kkal. Bila jumlah karbohidrat sangat terbatas, tubuh
menggunakan lemak sebagai sumber energi dan satu gram lemak setara dengan 9 kkal.
Satu gram protein dapat menghasilkan energi 5 kkal, tetapi proses pengubahan
memerlukan deaminasi yang menghabiskan 1 kkal.20 Akibatnya, satu gram protein
memproduksi 4 kkal bila digunakan sebagai sumber energi.1,22
Pengukuran pengeluaran energi seseorang dapat diketahui melalui kalorimeter
direk dan indirek, serta doubled labeled water (DLW).1 jumlah panas yang dilepaskan
oleh satu individu dalam satu ruangan tertutup dihitung sebagai energi yang dilepaskan
pada pengukuran kalorimeter direk. Pada kalorimeter indirek, energi yang dikeluarkan
dihitung dari jumlah oksigen yang dihirup dan karbondioksida yang dilepaskan. Metode
DLW dapat menghitung keluaran energi total secara akurat pada berbagai aktivitas fisik.
Individu diberikan minum air yang berlabel isotop deuterium oksida ( 2H2O) dan oksigen18 (H218O). Ekskresi radioisotop diukur melalui urin, saliva, dan keringat selama 10-14
hari.1
2.2.1 Metode pengukuran asupan energi
Terdapat tiga metode utama yang digunakan untuk mengetahui pola diet, yaitu
food frequency questionnare (FFQ), metode catatan (food record), dan metode
mengingat dalam 24 jam (twenty-four hour diet recalls).26
2.2.1.1 Food Frequency Questionnaires (FFQs)
28
Pertanyaan yang diajukan berasal dari daftar makanan dan minuman yang
meliputi frekuensi konsumsi dalam periode waktu tertentu. Jumlah makanan dicocokkan
dengan model makanan atau ukuran rumah tangga sehingga metode ini dikenal pula
sebagai semikuantitatif. Untuk mengetahui asupan energi dan makronutrien, data
dimasukkan dan diolah dikomputer dengan mengalikan jumlah asupan dengan frekuensi
konsumsi.26
Kelebihan yang dimiliki oleh FFQ antara lain:
1. Menggambarkan konsumsi harian
2. Bermanfaat bagi asupan gizi yang bervariasi antarhari
3. Biaya terjangkau
4. Memungkinkan
responden
untuk
mengisi
sendiri
kuesioner
5. Cocok untuk studi yang melibatkan populasi besar
6. Dirancang untuk mengurutkan asupan individu
Namun,
beberapa
kekurangan
yang
dapat
ditemui
pada
retrospektif
yang
mengandalkan
memori
responden
2. Sensitivitas lebih rendah untuk menentukan asupan
absolut komponen gizi spesifik
3. Menggunakan
ukuran
rumah
tangga
yang
dapat
bervariasi
29
dapat
ditambahkan.
Pada
akhir
penelitian,
peneliti
pelatihan
khusus
tentang
tata
cara
pengisian,
30
berbagai
dan
faktor
jenis
makanan
budaya
yang
dalam
beredar,
pemilihan
cara
makanan.
semua
makanan
yang
dimakan.
Metode
ini
terlupa,
seperti
mentega,
roti,
cemilan,
dan
kopi.
32
tentang
asupan
makanan
yang
sehat
dan
Status
gizi
menggambarkan
derajat
keseimbangan
antara
33
dikategorikan sebagai
makanan sehari-hari
dapat digolongkan
ke
dalam
dua
34
vitamin
dan
mineral
).
Variasi
jenis
makanan
tubuh.23
pandunan
dalam
perhitungan
jumlah
komponen
35
Angka
Kecukupan
Gizi
(AKG)
merujuk
pada
RDA
dengan
dimanfaatkansebagai
kecukupan
makanan,
tingkat
pembanding
konsumsi,
untuk
status
menentukan
gizi,
fortifikasi,
13-15 tahun
16-19 tahun
Nasi / pengganti
3-4 piring
3-5 piring
Lauk hewani
3-4 potong
3-4 potong
Lauk nabati
2-4 potong
2-4 potong
36
sayuran
1,5-2 mangkok
1,5-2 mangkok
Buah-buahan
2-3 potong
2-3 potong
Air
8 gelas
per
hari
37
IMT yang tergolong obesitas, tetapi memiliki massa otot yang lebih, ia tergolong
ke dalam overweight.27
Penambahan massa lemak berlebih dapat menimbulkan masalah medis,
sosial, psikologis, dan finansial. Beberapa komplikasi medis yang dapat timbul
adalah:
a. Diabetes Mellitus Tipe 2. Resiko diabetes mellitus tipe 2 berbanding lurus dengan
peningkatan IMT pada populasi umum. Jika individu dengan IMT lebih dari 40
pada usia kurang dari 55 tahun, resiko terkena diabetes 18 kali lipat pada pria dan
13 kali lebih tinggi pada wanita.6
b. Hipertensi. Peningkatan nilai IMT lebih dari 30,00 meningkatkan faktor resiko
hipertensi hingga lima kali.6
c. Hiperlipidemia dan Dislipidemia. Orang dengan obesitas memiliki kadar LDL
yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang berada pada rentang IMT
nornal. Setiap peningkatan satu unit IMT dihubungkan dengan pengurangan HDL
sebesar 1.1 mg/dl untuk pria dan 0,7 mg/dl untuk wanita.6
d. Penyakit jantung aterosklerosis dan stroke. Interaksi ketiga penyakit di atas
mengakibatkan perubahan pembuluh darah, yaitu aterosklerosis. Dalam jangka
panjang, penyakit yang dapat timbul adalah penyakit terkait pembuluh darah,
seperti jantung dan stroke.6
e. Lainnya. Penyakit yang sering ditemukan pada orang obesitas adalah adalah
kolangitis dan osteoartritis. Beberapa tipe kanker seperti kanker rahim, payudara,
prostat, dan usus lebih sering ditemukan pada penderita obesita. Sleep apnea juga
dihubungkan dengan IMT yang lebih tinggi dari 30.6
Kondisi atau penyakit di masa mendatang bergantung pada status gizi
selama tumbuh kembang seseorang. Salah satu studi yang mencoba mempelajari
kaitan diabetes mellitus tipe 2 dan sindroma metabolik dengan riwayat kelahiran
postpartum.29 Bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) (<2,5) memiliki resiko
39
untuk terjadinya diabetes mellitus tipe 2 apabila masa dewasa memiliki asupan
nutrient berlebih dan obesitas.29
2.4 Pengetahuan Gizi
Pengetahuan adalah informasi yang faktual dan dapat diinterpretasikan sehingga
dapat dijadikan dasar pengambilan tindakan atau memengaruhi pemahaman
seseorang.30 Pembentukkan pengetahuan bersifat kompleks karena mengkaitkan
berbagai fakta dan kepercayaan. Terdapat dua jenis pengetahuan31, yaitu:
1. Pengetahuan deklaratif yang mencakup pertanyaan apa itu dan kesadaran akan
suatu benda dan proses. Pengetahuan ini penting untuk keberlangsungan hidup
manusia di mana pengetahuan gizi adalah salah satu contohnya
2. Pengetahuan prosedural yang mencakup bagaimana melakukan sesuatu
Pengetahuan tercipta pada suatu kelompok yang memiliki kesamaan
pandangan dan pikiran dengan ikatan solidaritas di dalamnya. Adapun faktorfaktor yang dapat membentuk pengetahuan adalah pengalaman dan faktor-faktor
yang menginspirasi, dan kepercayaan pribadi tentang apa yang orang lain
kehendaki dari diri kita.31keseluruhannya akan menentukan apakah suatu
pengetahuan akan didukung atau ditolak
Pengetahuan gizi adalah segala pengetahuan mengenai gizi dan nutrisi
serta pengaruhnya terhadap kesehatan. Pengukuran pengetahuan gizi dilakukan
dengan
memberikan
pertanyaan
dengan
tujuan
membedakan
orang
40
mendapatkan
manfaat,
timbul
motivasi
dan
umpan
balik
untuk
bias.17,32
42
judul
penelitian
Center for Obesity and
Disease
eating habits
Control
among
( CDC )
colege
student
in
saudi arabia
Kevin
Lokasi
penelitian
Universitas
Canbridge
Studi desain
Subyek
studi
Cross sectional Mahasiswa
study
fakultas
health
scinces
Nutritional
Nusa Tenggara Cross sectional Anak-anak
knowledge;
Timur
study
energy and
macronutrie
n intake
Variabel
yang diteliti
Obesitas dan
kebiasaan
makan
Persentasi
malnutrisi
Lama
penelitian
Selama
tahun
2007
Hasil
21,8%
dari
remaja
mengalami
kelebihan berat
badan
dan
15,7%
mengalami
obesitas.
10
april 76.168
balita
2002
mengalami gizi
sampai 5 kurang atau gizi
april 2003 buruk dan tahun
2005
memperlihatkan
prevalensi gizi
kurang sebesar
8,8%.
43
kurang
sedang
Pengetahuan gizi
baik
Asupan energi dan
makronutrien
karbohidrat
lemak
protein
Kebutuhan nutrisi
metabolisme
Status gizi
IMT
underweight
normal
overweight
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
Pengetahuan
gizi
Karakteristik :
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. budaya
45
46
Variabel
1.
pengetahuan
2.
3.
Definisi
Kepandaian
yang
dimiliki oleh siswa/i
tentang zat pokok
yang
diperlukan
bagi pertumbuhan
dan kesehatan badan
Indeks massa IMT adalah suatu
tubuh
ukuran berat yang
disesuaikan dengan
tinggi
badan
seseorang, dihitung
dengan cara berat
dalam
kilogram
dibagi
dengan
kuadrat tinggi dalam
meter (Kg/m2)
Intake kalori Suatu ukuran jumlah
energi yang berasal
dari makanan.
Cara ukur
Alat ukur
Wawancara
kuesioner
IMT = BB(kg)
TB2(m)
Timbangan
SECA
Skala
pengukuran
Ordinal
Interval
Hasil ukur
a.Kurang = 4 poin
b.Sedang = 5 6 poin
c.Baik
= 7 poin
referensi
Kristianti
et al 2009
Interval
Hasil
pengukuran Kristianti
ditetapkan
dalam et al 2009
bentuk ukuran rumah
tangga ( URT ), dalam
satuan gram. Setelah itu
hasil akan dikurangi
dengan total kalori
47
responden
a.Kurang : bila intake
kalori kurang dari 500
b.Cukup : bila intake
kalori berada dibawah
total kalori namun di
atas batas bawah intake
kalori
c.Lebih : bila intake
kalori berada diatas
jumlah total kalori
48
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan menggunakan metode cross sectional,
yaitu metode penelitian yang melakukan pengambilan data variabel dependen dan
variabel independen di waktu yang sama.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Darunnajah Ulujami Jakarta Selatan. Penelitian ini
dilaksanakan pada September 2015 Januari 2016
4.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok subjek dengan karakteristik tertentu.
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja di SMA Darunnajah yang berusia antara 15
hingga 18 tahun.. Pemilihan subjek penelitian ini didasarkan kepada masalah
obesitas yang terjadi pada anak dan meningkat dua kali lipat dalam dua dekade terakhir 3
dengan satu dari sepuluh anak di seluruh dunia tergolong overweight.4 Walaupun angka
berat badan berlebih pada remaja usia 15 18 tahun di Indonesia masih 1,4%, prevalensi
berat badan berlebih pada anak usia 6 12 tahun mencapai 9,2%.5
Sedangkan populasi target adalah seluruh subjek dengan
karakteristik demografis yang spesifik, dengan itu populasi target pada
penelitian ini adalah remaja usia 15-18 tahun di SMA Darunnajah.
Populasi terjangkau atau sampel penilitian adalah subjek
penelitian dengan kriteria inklusi remaja usia 15-18 tahun di SMA
Darunnajah
mengikuti
yang
dapat
penelitian
dan
berkomunikasi
dengan
menandatangani
baik,
bersedia
informed
consent.
siswi/i yang
Z2 X P X Q
n =
d2
P
= prevalensi remaja yang mengalami obesitas yang dilaporkan Kementrian
Kesehatan RI dalam RISKESDAS 2013 adalah 0,517
Dari data tersebut dapat ditentukan besarnya sampel optimal untuk penelitian ini
adalah sebagai berikut:
n = (1,96)2x0,157x0,843
(0,05)2
n = 3,8416x0,157x0,843
0,0025
n = 0,5084396
0,0025
50
= 203
Setelah nilai n atau nilai sampel optimal pada penelitian ini diketahui, selanjutnya nilai
tersebut dimasukkan kedalam rumus populasi finit.
2. Sampel finit:
n=
n0
1 + n0/N
n0
Dari rumus tersebut dapat didapatkan besar sampel yang dibutuhkan untuk penelitian ini
adalah sebagai berikut:
n = 203
1 + 203/90
n = 203
1 + 2,25
n = 203
3,25
= 62
Perkiraan drop out 15%
= 62 + 9 = 71 orang
51
Untuk mengetahui berat badan, subjek diminta melepaskan sepatu, melepaskan ikat
pinggang, mengeluarkan dompet, telepon genggam, serta barang lain yang dapat
memengaruhi berat badan aktual. Alat yang digunakan adalah timbangan elektronik.
Subjek naik ketimbangan dengan pandangan lurus ke depan. Pengukuran diulang tiga
kali dan dirata-rata sehingga didapatkan berat badan aktual.Pengetahuan gizi.
53
kategorikal dan numerik tidak berpasangan adalah uji one-way ANOVA.Data yang
tidak memenuhi persyaratan dilakukan transformasi terlebih dahulu sehingga dapat
dilakukan uji ANOVA.Namun, bila tidak berhasil, uji alternatif terpilih adalah uji
Kruskal-Wallis.
4.8.1Analisis Univariat
Bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel
yang menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel.
4.8.2Analisis Bivariat
Analisa bivariat adalah analisa yang bertujuan untuk menguji hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen.Analisa ini juga memberikan hasil tentang
pembuktian hipotesis yang diajukan.Pembuktian hipotesis ini menggunakan Chi-Square
dan uji statistik korelasi Pearson (r). Uji statistik Chi-Square digunakan untuk mencari
hubungan antara usia dan asupan energi gizi pada remaja dan hubungan antara
pengetahuan gizi dengan makronutien pada remaja. Sedangkan, uji korelasi Pearson
digunakan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan asupan gizi dan makronutrien
pada remaja.
Penyusunan proposal
Tidak bersedia
bersedia
Input data
Analisis data
56
4.9
Penjadwalan penelitian
4.10
4.11
57
1.9 Waktu
1.11
1.13
1.8 Kegiatan
4.12
4.13
4.14
4.15
4.16
4.17
4.18
4.19
4.20
4.21
4.22
4.23
4.24
4.25
4.26
4.27
4.28
4.29
4.30
4.31
1.14 2016
2015
1.16
1.17
1.18
1.19
1.20
1.21
1.22
1.231.24
FEB
Persiap
andan
pengumpul
andata
1.44
Peny
usunandan
penyelesaia
n
1.64
BAB
I
1.65
(Pen
dahuluan)
1.84 Penyus
unandan
penyelesaia
n
1.85 BABII
1.86 (Tinjau
an
Pustaka)
1.105 Penyus
unandan
penyelesaia
n
1.106 BAB
III
1.107 (Keran
gka
konsep&
Definisi
Operasion
al)
1.126 Penyus
1.63
1.108
1.109
1.110
1.111
1.1121.113
1.1141.115
1.116
1.117
1.118
1.119
1.120
1.121
1.1221.123
1.1241.125
BAB V
58
1.129
1.130
1.131
1.132
1.1331.134
1.1351.136
1.137
1.138
1.139
1.140
1.141
1.142
1.1431.144
1.1451.146
4.32
HASIL PENELITIAN
4.33
4.34
4.35
4.36
4.37
4.38
4.39
4.40
4.41
4.42
4.43
4.44
4.45
4.46
4.47
4.48
4.49
BAB VI
PEMBAHASAN
59
4.50
5.1 Karakteristik Subjek Penelitian
4.51 Jumlah siswa-siswi kelas X-XII yang bersedia menjadi subyek penelitian berjumlah 71 orang. Siswasiswi berhasil menyelesaikan seluruh rangkaian penelitian hingga selesai dan memenuhi kriteria inklusi sehingga
data yang didapat dapat diolah dan dianalisis. Komposisi subyek dalam penelitian ini adalah 30 orang laki-laki dan
41 orang perempuan.
4.52 Bila dinilai dari tinggi dan berat badan, subyek laki-laki memiliki postur lebih tinggi dan lebih berat
dibandingkan subyek perempuan. Nilai IMT subyek terbanyak berada pada kategori normal, yaitu ( ) orang dengan
( ) orang di antaranya berjenis kelamin perempuan. Ternyata, proporsi subyek wanita yang memiliki IMT normal
terbanyak di antara kelompok status gizi lainnya ( ). Temuan ini mendukung bahwa pada remaja perempuan,
persepsi untuk mempertahankan berat badan ideal menodorong mereka untuk menjaga status gizi dalam batas
normal.8,32 Akan tetapi, baik laki-laki dan perempuan memiliki proporsi yang sama pada status gizi overweight dan
obesitas. Prevalensi kegemukan di DKI Jakarta tahun 2010 adalah 2,7% dan menempati posisi ketiga dari
keselurahan provinsi di Indonesia. Pada survei yang sama, ditemukan pada proporsi jenis kelamin pada remaja
gemuk hampir sama (1,3% pada laki-laki dan 1,5% pada perempuan).5
5.2 Asupan Energi, Karbohidrat, Protein, dan Lemak
4.53 Jumlah asupan energi harian rerata subyek adalah (
) kkal dan laki-laki memgonsumsi energi total
5
lebih besar. Pada Riskesdas , rerata konsumsi energi pada remaja usia 16-18 tahun diperkotaan sebanyak 1930 kkal.
Remaja diperkotaan dan pedesaan diketahui mengonsumsi energi dalam jumlah yang hampir sebanding.
4.54 Rerata karbohidrat yang dikonsumsi adalah (
) survei nasional mendapatkan rerata konsumsi
karbohidrat perorang di Indonesia adalah 255 gram atau 61% dari total keseluruhan energi. 5 Secara jumlah,
konsumsi karbohidrat siswa lebih tinggi dari rerata Indonesia. Namun, apabila ditinjau dari proporsi diet, rerata
komposisi karbohidrat subyek tergolong rendah dari populasi Indonesia pada umunya. Pada sisi lain, hingga
seperempat subyek mengonsumsi karbohidrat dalam kategori lebih dan perlu mendapatkan perhatian. Baik pada
60
subyek dan populasi keseluruhan di Indonesia, konsumsi karbohidrat pada laki-laki lebih besar dibandingkan
perempuan.5
4.55 Konsumsi rerata protein harian subyek sebanyak (
) dengan ( ) subyek mampu memenuhi anjuran
asupan protein nasional. Proporsi protein dalam diet tergolong kurang. Data ini sejalan dengan rerata konsumsi
populasi Indonesia sebesar 13,3%. Hasil survei juga menunjukkan bahwa komposisi protein di dalam diet
masyarakat Jakarta tergolong kurang, yaitu 13,9%.5
4.56 Akan tetapi, komposisi lemak rerata siswa tergolong lebih, yaitu ( ) dengan rerata jumlah sebanyak (
). Temuan di atas dapat memperlihatkan bahwa walaupun secara jumlah baik karbohidrat dan protein sudah
mencukupi, perhitungan proporsi rerata karbohidrat dan protein tergolong kurang sebagai akibat konsumsi lemak
yang lebih tinggi8. Studi mendukung bahwa remaja di kota besar mengonsumsi lemak dalam jumlah yang lebih
tinggi dibandingkan dengan remaja yang tinggal dipedesaan.5
5.3 Pengetahuan Gizi Subjek Penelitian
4.57 lebih dari tiga perempat subyek memiliki kategori pengetahuan gizi yang sedang. Proporsi antara lakilaki dan perempuan tidak berbeda bermakna untuk kategori tersebut. Nilai rerata pengetahuan gizi subyek adalah
21,00 tidak ada subyek yang berhasil menjawab sempurna pertanyaan pada kuesioner. Akan tetapi, sejumlah 18
orang subyek berhasil memiliki tingkat pengetahuan gizi baik. nilai tertinggi yang berhasil didapat adalah 27,00.
Sebanyak lima belas orang memiliki pengetahuan gizi kurang dengan nilai terendah 12,00
5.4 Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Asupan Energi, Karbohidrat, Protein dan Lemak
5.5 Keterbatasan Penelitian
4.58 Kuesioner Food Recall 24 Hours menghitung asupan energi secara semikuantitatif. Data asupan energi
dan makronutrien subyek dirasakan detil digambarkan karena membutuhkan memori akan apa yang dimakan dan
diminum dalam 24 jam. Metode yang baik untuk menggambarkan asupan makronutrien. Karena metode ini adalah
metode wawancara akan apa yang dimakan dan diminum dalam 24 jam terakhir (24 hour food recall). Pelatihan
teknik wawancara pada food recall membantu untuk mendapatkan gambaran asupan gizi dari subyek yang lebih
baik.
61
4.59 Penelitian ini menggunakan metode isian untuk mengetahui pengetahuan gizi siswa dan siswi.
Pemilihan menggunakan metode isian pada penelitian ini karena keterbatasan publikasi yang mempelajari
kuesioner pengetahuan gizi mengenai makronutrien. Kuesioner yang lebih rutin dikembangkan adalah asupan
lemak, sayur dan buah.
4.60 Untuk mencegah kerancuan dan lebih menggambarkan pengetahuan gizi, metode yang disarankan
adalah berbentuk pilihan ganda dengan satu jawaban mutlak atau pun jawaban terbaik. Pertanyaan perlu divalidasi
dan disesuaikan dengan karakteristik demografis subyek dengan tata bahasa yang lebih general dan tidak
spesialistik di bidang gizi. Cakupan pertanyaan dapat berupa komposisi makanan yang disarankan AKG dalam
ukuran rumah tangga (URT), perbandingan kandungan makronutrien antarmakanan, pemilihan makanan, dan
hubungan gizi dengan penyakit degeneratif.17 pilihan jawaban disusun serupa agar subyek berpikir dalam menjawab
pertanyaan. Jika subyek tidak mengetahui, diberikan pertanyaan alternatif.39
4.61 Konversi dari jenis dan frekuensi makanan ke dalam satuan energi dan gram tidak terlalu memiliki
kesulitan jika item yang dimaksud sudah ada. Namun, banyak variasi makanan Indonesia yang belum terdata dalam
NutriSurvey. Agar tujuan tercapai, makanan tersebut dicari resep pembuatannya dari majalah dan artikel Internet.
Sayangnya, variasi antar-resep, kualitas dan kuantitas dapat berbeda dengan apa yang sebenarnya dimakan oleh
subyek.
4.62
4.63
4.64
4.65
4.66
4.67
BAB VII
7.1 Kesimpulan
4.69 Sebanyak 71 orang siswa dan siswi berhasil menyelesaikan penelitian hingga akhir dengan
komposisi 30 orang laki-laki dan 41 orang perempuan. Usia responden terbanyak pada penelitian ini adalah
18 tahun. Laki-laki diketahui memiliki proporsi tubuh yang lebih besar dan lebih berat. Konsumsi energi
dan makronutrien subyek perempuan lebih rendah walaupun terdapat satu perempuan konsumsi energi dan
makronutrien lebih, tetapi memiliki keserupaan pada komposisi makanan dengan laki-laki.
4.70 Sebagai akibat jumlah lemak yang dimakan sehari-hari pada subyek rendah. Karbohidrat dan
protein rerata yang dalam tergolong kurang walaupun secara jumlah sudah mencukupi. Sebagian besar
responden memiliki pengetahuan gizi yang tergolong sedang. Uji hipotesis (
)
7.2 Saran
4.71 Asupan lemak yang tinggi pada remaja perlu dilakukan intervensi dengan melakukan
penyuluhan tentang kesadaran pola konsumsi dan diet seimbang. Pengetahuan gizi yang ada perlu
ditingkatkan dan didorong untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
4.72 Pengukuran pengetahuan gizi sebaiknya menggunakan metode pilihan ganda untuk lebih
menggambarkan pengetahuan yang sebenarnya. Alternatif lain adalah penelitian berikutnya dapat
mengembangkan secara mandiri kuesioner yang tervalidasi disesuaikan dengan karakteristik demografis
responden. Pengumpulan data asupan energi dan makronutrien akan lebih baik bila memanfaatkan metode
24 hour recall yang dilakukan minimal pada 2 hari berbeda.
4.73 Data yang didaptkan dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bila pada mahasiswa yang
sama ingin diukur kembali pengetahuan gizi, asupan energi, dan makronutrien setelah beberapa waktu
menjalani pendidikan kedokteran.
4.74
4.75
63
4.76
4.77
4.78
4.79
4.80
4.81
4.82
4.83
4.84
4.85
4.86
4.87
4.88
4.90
4.93
4.94
64
4.95
4.96
4.97
Soraya Olyfia1
4.98
1. Program Studi Pendidkian Dokter Umum Dakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta
2. Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta
4.99
4.100
Alamat korespondensi:
1. Jl. Raya serang No.10 Km 17,5 Cikupa Tangerang. Telp 082114427418. E-mail:
rtsorayaolyfia@gmail.com
2. Bagian Bedah Trisakti Telp. (021) 5672731 EXT -
. E-mail:nadifaagil@gmail.com
4.101
4.102 ABSTRAK
4.103 Hubungan Tentang Tingkat Pengetahuan Gizi
4.104 Dengan Asupan Energi Dan Makronutrien Pada Remaja Usia 15-18 Tahun Di SMA X
4.105
4.106 LATAR BELAKANG
4.107
Manusia beraktivitas dan membutuh makan. Ketidakseimbangan antara asupan dengan
keluaran energi menimbulkan kondisi malnutrisi. Obesitas tergolong ke dalam malnutrisi yang
65
ditandai dengan penumpukan lemak berlebih.1 Selain menimpa orang dewasa2, masalah obesitas terjadi
pada anak dan meningkat dua kali lipat dalam dua dekade terakhir 3 dengan satu dari sepuluh anak di seluruh dunia tergolong
overweight.4 Walaupun angka berat badan berlebih pada remaja usia 15 18 tahun di Indonesia masih 1,4%, prevalensi berat
badan berlebih pada anak usia 6 12 tahun mencapai 9,2%.5
4.108
Pengetahuan gizi dihipotesiskan menjadi salah satu faktor yang menentukan pemilihan makanan pada remaja.
Hal ini didukung dengan kemudahan akses informasi mengenai nutrisi. Beberapa studi tidak berhasil membuktikan adanya
pengaruh pengetahuan gizi dengan perbaikan pola asupan.13,14 Namun, studi lain menunjukkan pengaruh pengetahuan gizi
terhadap asupan lemak15-17 dan kesadaran untuk membaca label nutrisi pada populasi dewasa.18 Pendidikan melalui media
penyuluhan memiliki pengaruh pada perubahan pola konsumsi.19
4.109
Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan menelusuri lebih lanjut hubungan antara
tingkat pengetahuan gizi dengan konsumsi makronutrien pada remaja khususnya siswa di SMA Darunnajah. Hasilnya
diharapkan bermanfaat untuk memberikan gambaran tingkat pengetahuan gizi dan asupan makronutrien pada siswa SMA
Darunnajah, serta menjawab hubungan tingkat pengetahuan gizi dan asupan makronutrien.
4.110
4.111
4.112
4.113
METODE
4.114
Penelitian ini menggunakan studi observasional dengan desain potong lintang yang mengikutsertakan 71 siswa
dan siswi di SMA Darunnajah, Jakarta Selatan. Data yang dikumpulkan bersifat primer dengan cara mewawancara dan
mengkalkulasi jumlah asupan gizi dan makronutrien. Mendata pasien melalui informed consent. Penghitungan untuk asupan
gizi dan makronutiren dilakukan dengan menggunakan food recall 24 hour dan penghitungan untuk BMI yaitu Berat Badan
(kg) dibagi Tinggi Badan pangkat dua (m). Analisis data pada awalnya menggunakan SPSS 13 akan tetapi peneliti tidak dapat
mendapatkannya maka peniliti menggantinya menjadi SPSS versi 17.
4.115
HASIL
66
4.116
Analisis pada awalnya menggunakan uji chi square tetapi batas toleransi chi square adalah 20%, maka syarat
uji chi square tidak terpenuhi, sehingga menggunakan uji alternatif fisher menggambarkan ketiadaan hubungan antara
pengetahuan gizi dengan makronutrien yaitu karbohidrat, lemak dan protein (p = 1,000). Menandakan bahwa tidak semua
orang dengan pengetahuan gizi yang baik akan memiliki kondisi badan yang baik, dan juga seseorang yang memiliki
pengetahuan yang kurang akan memiliki kondisi badan yang kurang. Sementara itu, uji fisher juga menggambarkan apakah
ada hubungan antara indeks massa tubuh dengan asupan energi dan makronutrien ( p= ), dari hasil menyatakan tidak semua
siswa yang memiliki indeks massa tubuh yang baik akan memiliki asupan energi dan makronutrien yang baik juga.
4.117
KESIMPULAN
4.118
penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara pengetahuan gizi dengan asupan energi dan
makronutrien dan tidak ada hubungan antara indeks massa tubuh dengan asupan energi dan makronutrien pada remaja 15-18
tahun.
4.119
Kata kunci : Pengetahuan Gizi, Indeks Massa Tubuh, Asupan Energi dan Makronutrient
4.120
4.121
4.122
4.123 ABSTRACT
4.124
4.127
BACKGROUND
4.128
METHOD
67
4.129
RESULT
4.130
CONCLUSION
4.131
4.132
4.133
4.134
4.135
4.136
4.137
4.138
4.139
4.140 PENDAHULUAN
4.141 Menurut Center for Didease Control (CDC) tahun 2012, prevalensi obesitas telah mencapai lebih dari 72 juta
jiwa dan mencakup 17% populasi anak-anak.1 prevalensi obesitas pada remaja di Indonesia saat ini 1,4% dan terus meningkat
terutama didaerah perkotaan.2
4.142 Remaja yang mengalami kegemukan akan cenderung terus gemuk. Kondisi tersebut beresiko memunculkan
masalah kesehatan sejak dewasa muda, seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, stroke, kanker dan osteoartritis. 3 NeumarkSztainer et al4 juga telah menemukan kaitan antara faktor risiko kardiovaskular pada kelompok remaja di Amerika dan
Australia dengan diet yang tidak seimbang. Diet yang tidak seimbang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular
karena ketidakseimbangan profil lipid dalam darah.
68
4.143 Gaya hidup sedenter dan asupan makanan berlebih sering terdapat bersamaan pada remaja obesitas. 5-7
pengetahuan gizi dihipotesiskan menjadi faktor yang menentukan pemilihan makanan pada remaja. Terdapat hubungan antara
pengetahuan gizi dan tingkat aktivitas fisik terhadap jumlah asupan makanan, 8-13 tetapi, ada penelitian pula yang tidak
menunjukan hubungan tersebut.14-16
4.144 Kondisi kesehatan remaja dapat diinterpretasikan melalui hasil pengukuran antropometri terutama indeks massa
trubuh. Dengan mengetahui kaitan antara asupan energi dan komposisi makronutrien dengan pengukuran antropometri
tersebut, diharapkan status gizi remaja dapat ditingkatkan dengan membuat strategi intervensi pada asupan makanan.
Sayangnya, pada berbagai penelitian, hubungan tersebut masih belum konsisten, ada yang menunjukkan terdapat hubungan
antara keduanya,17-19 namun studi lainnya tidak menemukan hubungan.20,21
4.145 Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui hubungan antropometri,
aktivitas fisik, dan pengetahuan gizi dengan asupan energi dan komposisi makronutrien pada remaja.
4.146
4.147
4.148
4.149 BAHAN DAN CARA PENELITIAN
4.150 Bahan pada penelitian ini adalah microtoise staturemeter atau alat ukur tinggi badan, timbangan SECA, daftar
komposisi bahan makanan, dan juga kuesioner untuk wawancara. Hasil kuesioner tersebut akan dihitung pengetahuannya
dengan kategori kurang, sedang, dan baik. lalu dicari juga indeks massa tubuh dengan rumus BB/TB 2, dan diwawancara untuk
asupan energi dan makronutrien dengan menggunakan food recall 24 hour.
4.151 HASIL PENELITIAN
4.152 Subjek pada penelitian ini berjumlah 71 orang terdiri dari
4.153 PEMBAHASAN
69
4.154 Setelah dilakukan pengolahan data menggunakan SPSS, dan setelah dilakukannya uji hipotesis untuk mengetahui ada
atau tidaknya hubungan antara pengetahuan gizi dengan asupan energi dan makronutrien, didapatkan nilai p sebesar 1,000
interpretasinya karena (p > 0,05 ). Dalam hal ini, hasil tersebut dapat diartikan bahwa hipotesis diterima yang menyatakan
bahwa tidak adanya hubungan antara pengetahuan gizi dengan asupan gizi dan makronutrien.
4.155 Hasil ini dianggap sesuai dengan jurnal dimana peneliti menyatakan bahwa asupan rata-rata energy dan makronutrien
pada sampel laki-laki yang memiliki indeks massa tubuh overweight lebih rendah dibandingkan dengan sampel laki-laki yang
memiliki indeks massa tubuh normal atau underweight. Begitupula pada sampel perempuan yang memiliki indeks massa tubuh
overweight memiliki asupan energy yang rendah dibandingkan sampel perempuan yang memiliki indeks massa tubuh normal
atau underweight, perbedaan ini tidak signifikan secara statistic. Dari kesimpulan yang dibahas pada jurnal tersebut, disebutkan
bahwa penelitian ini tidak memberikan bukti bahwa ada perbedaan yang signifikan secara statistic, meskipun mereka
memberikan banyak tantangan logistic, longitudinal studies yang juga mencakup langkah-langkah dari pengeluaran energy,
akan membantu untuk lebih mendefinisikan hubungan antara asupan energi dan makronutrien pada remaja.
4.156 Setelah dilakukannya uji hipotesis untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara indeks massa tubuh dengan
asupan energi dan makronutrien, didapatkan nilai p ( p value ) sebesar ( ). Nilai ini berada diatas batas signifikan sebesar (
). Dalam hal ini, hasil tersebut dapat diartikan bahwa hipotesis diterima yang menyatakan bahwa tidak adanya hubungan antara
indeks massa tubuh dengan asupan energi dan makronutrien.
4.157 Berdasarkan jurnal yang penulis baca, hubungan antara indeks massa tubuh dengan asupan energi dan makronutrien
belum ditemukan secara langsung, namun dari beberapa jurnal yang telah ditemui ada hubungan tidak langsung pada indeks
massa tubuh dengan asupan energi dan makronutrien, seperti pada jurnal yang ditulis oleh Neumark-Sztainer, hasil penelitian
menunjukkan bahwa 21,8% mahasiswa mengalami kelebihan berat badan dan 15,7% mengalami obesitas. Total lemak tubuh
melebihi batas normal dalam 55,2% dari peserta dan VFL ( visceral fat level/level lemak viseral ) tinggi di 21,8% dari mereka.
Kebiasaan makan yang paling umum ditemui makanan yang mengandung karbohidrat dan juga asupan makanan ringan serta
makanan yang mengandung lemak. Sayuran dan buah-buahan jarang dikonsumsi oleh sebagian besar siswa.
4.158 Dari hasil kuesioner pengetahuan gizi yang peneliti dapatkan, terdapat perbedaan pola makan yang dilakukan oleh
masing-masing gender. Pada peserta perempuan dalam satu hari sebagian besar melewatkan salah satu jadwal makannya,
seperti makan siang, makan malam namun tidak makan pagi asupan, atau juga makan pagi atau sarapan, makan malam namun
tidak makan siang. Pada sewbagian
70
4.159
4.160
71