TAHUN 2021
NAMA KELOMPOK:
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
2
Puji syukur penulis panjatan Kehadiran Tuhan Yang Maha esa karena berkat
rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Laporan
Seminar dengan Judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.J DENGAN
GANGGUAN FRAKTUR CLAVIKULA DIRUANG ANGGREK RSUD KEPAHIANG
TAHUN 2021”
Penulis berharap semoga Laporan Seminar yang telah penulis susun ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak serta dapat membawa perubahan positif terutama bagi
3
penulis sendiri dan mahasiswa lain yang sedang Praktik Klinik Keperawatan DiRumah
Sakit Umum Daerah Kepahiang.
BAB I
PENDAHULUAN
4
A. Latar Belakang
Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan fraktur tidak
lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang (Price& Wilson, 2006). Fraktur
juga dapat diakibatkan oleh penekanan yang berulang atau keadaan patologis dari
tulang itu sendiri. Apabila fragmen fraktur tersebut mengenai dan merobek kulit
disebut sebagai fraktur terbuka, sedangkan apabila fragmen dan tenaga dari luar
fraktur tidak sampai merobek kulit dikatakan sebagai fraktur tertutup (Apley et al.,
2010).
B. Rumusan Masalah
1. Apa Laporan pendahuluan pada fraktur clavikula
2. Apa saja Asuhan Keperawatan fraktur clavikula
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien dengan
close fraktur clavicula 1/3 tengah dekstra?
2. Tujuan Khusus
a. Pengkajian yang dilakukan pada pasien close fraktur clavicula 1/3 tengah
dekstra.
b. Diagnosa keperawatan yang muncul untuk pasien close fraktur clavicula
1/3 tengah dekstra.
c. Intervensi keperawatan untuk pasien close fraktur clavicula 1/3 tenga
dekstra.
d. Evaluasi keperawatan untuk pasien close fraktur clavicula 1/3 tengah
dekstra.
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Diharapkan penulis dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman
yang lebih mendalam dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya pada
pasien dengan close fraktur clavicula 1/3 tengah dekstra.
2. Ilmu Pengetahuan
Diharapkan mampu memberikan saran dan evaluasi dalam memberikan
asuhan keperawatan pasien dengan close fraktur clavicula.
3. Institusi Pendidikan
Memberikanpengertianmaupun pengetahuan dalam pengambilan
keputusan yang tepat kepada pembaca. Khususnya dalam menyikapi dan
6
mengatasi jika ada penderita close fraktur clavicula 1/3 tengah dekstra
4. Rumah Sakit
Agar karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan close fraktur clavicula
1/3 tengah dekstra sehingga dapat dilakukan tindakan yang segera untuk
mengatasi masalah yang terjadi pada pasien
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
7
A. Konsep Teoritis
1. Pengertian
Clavikula (tulang selangka) adalah tulang menonjol di kedua sisi di bagian
depan bahu dan atas dada. Dalam anatomi manusia, tulang selangka atau clavicula
adalah tulang yang membentuk bahu dan menghubungkan lengan atas pada
batang tubuh. Serta memberikan perlindungan kepada penting yang mendasari
pembuluh darah dan saraf. Tulang clavicula merupakan tumpuan beban dari tangan,
sehingga jika terdapat beban berlebih akan menyebabkan beban tulang clavicula
berlebih, hal ini bias menyebabkan terputusnta kontinuitas tulang tersebut
(Dokterbujang.2012).
Clavicula merupakan tulang yang berbentuk huruf S bagian medial
melengkung lebih besar dan menuju anterior, lengkungan bagian lateral lebih
kecildan menghadap ke posterior. ujung medial clavicula disebut ekstremitas
sternalis, membentuk persendian dengan sternum, dan ujung lateral disebut
ekstremitas acromalis, membentuk persendian dengan akromion. "houlder komplek
merupakan sendi yang paling kompleks pada tubuh manusia, karena memiliki 5 sendi
yang saling terpisah. "houlder komplek terdiri dari 3 sendi synovial dan 2 sendi non
synovial. Tiga sendi synovial adalah sternoclavicular joint, acromioclavicular joint,
dan glenohu-meral joint. 2 sendi non-sinovial adalah suprahumeral joint dan
scapulothoracic joint (Sulhaerdi, 2012).
fraktur clavicula merupakan 5% dari semua fraktur sehingga tidak jarang
terjadi. fraktur clavicula juga merupakan cedera umum di bidang olahraga seperti seni
bela diri, menunggang kuda dan balap motor melalui mekanisme langsung maupun
tidak langsung. Tidak menutup kemungkinan fraktur clavicula yang terjadi disertai
dengan trauma yang lain, karena letaknya yang berdekatan dengan leher, setiap
kejadian fraktur clavicula harus dilakukan pemeriksaan cervical. Fraktur clavicula
biasa bersifat terbuka atau tertutup, tergantung dari mekanisme terjadinya
(Dokterbujang, 2012).
2. Etiologi
penyebab utama atau primer dari fraktur adalah trauma, bisa karena
kecelakaan kendaran bermotor, olahraga, malnutrisi, Trauma ini bisa langsung dan
tidak langsung (kontraksi otot, fleksi berlebihan). fraktur clavikula dapat terjadi
sebagai akibat dari jatuh pada tangan yang tertarik berlebihan, jatuh pada bahu atau
injury secara langsung. sebagian besar fraktur clavikula sembuh sendiri, bidai atau
perban digunakan untuk immobilisasi. yang komplit, walaupun tidak umum, mungkin
menggunakan ORIF.
3. Klasifikasi
a. Fraktur lengkap adalah patah atau diskontinuitas jaringan kurang yang luas
sehingga tulang terbagi menjadi 2 bagian dan garis patahnya menyeberang dari
8
b. fraktur tidak lengkap adalah patah atau diskontinuitas jaringan kurang dengan
garis patah tidak menyerang, sehingga tidak mengenai kortek ( masih ada kortek
yang utuh)
b. fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusaka jaringan kulit karena adanya
hubungan dengan lingkungan luar maka fraktur terbuka pontesial terjadi infeksi.
pada patah tulang clavikula pada sepertiga distal (15-20%) terbagi menjadi 3 tipe:
1) Tipe 1, patah secara umum pada daerah distal tanpa adanya perpindahan tulang
maupun gangguan ligament coclevicular.
2) Tipe 2a,fraktur tidak stabil dan terjadi perpindahan tulang, dan ligamen
coclevicular masih melekat pada fragmen.
3) Tipe 2b,terjadi gangguan ligamen.salah satu terkoyak salah satu maupun dua-
duanya.
4) Tipe 3a patah tulang pada bagian distal clavikula yang melibatkan ace join.
4. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang sering dijumpai pada pasien fraktur clavicula
kemungkinan akan mengalami sakit, nyeri, pembengkakan, memar atau menjolan
pada daerah bahu atau dada atas, tulang dapat menyodok melalui kulit, tidak terlihat
normal, bahu dan lengan juga akan terasa susah, anda mungkin perlu untuk
mambantu pergerakan lengan dengan tangan yang lain untuk mengurangi rasa sakit
atau ketika ingin menggerakan (Medianers, 2011)
5. Patofisiologi
trunkus. Pada klavikula terdapat artikulasi secara distal dengan akromion pada sendi
akromioklavikular dan artikulasi secara proksimal dengan sternum pada sendi
sternoklavikula. Banyaknya artikulasi ini adalah salah satu faktor yang menyebabkan
klavikula mudah fraktur.Fraktur klavikula bisa disebabkan oleh trauma energi tinggi
atau cedera multipel. Sehingga perlu dilakukan juga pemeriksaan terkait fraktur iga,
skapula, dan tulang lain yang berkaitan dengan bahu, serta kontusio paru,
pneumothorax, dan hemothorax.
6. Pathway
Terputusnya
kontinuitas tulang
fraktur
Terbuka tertutup
Imobilitas
bedrest
Nyeri akut
edema Gangguan
integritas kulit
Gangguan
mobilitas fisik
7. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
11
b. CT-SCAN
Sebuah mesin ct-scan khusus menggunakan computer untuk mengambil
gambar dari clavikula pasien . pasien mungkin akan diberi pewarna sebelum
gambar diambil. Pewarna biasanya diberikan dalam pembuluh darah pasien
(intravena). Pewarna ini membantu petugas melihat foto yang lebih baik. Orang
yang alergi terhadap yodium atau krang (lobster, kepiting dan udang) mungkin
alergi terhadap beberapa pewarna. Beritahu petugas jika pasien alergi terhadap
kerang, atau memiliki alergi atau kondisi medis lainnya
d. X-RAY
Digunakan untuk memeriksa patah tulang atau masalah lain. X-ray dari
kedua clavikula pasien terluka.
8. Penatalaksanaan
Saling dilepas setelah nyeri hilang, umumnya dalam 1-3 minggu, dan pasien
disarankan untuk mulai menggerakkan tangannya. Penggunaan figure-of-eight
bandage pada fraktur klavikula jenis ini belum terbukti membawa manfaat, bahkan
12
b. keluhan utama
pada umumnya pada kasus fraktur adalah rasa nyeri dan perubahan
bentuk
Pemeriksaan fisik:
a. keadaan umum: baik atau buruknya yang dicatat adalah tanda-tanda seperti:
b. kesadaran penderita seperti apatis,compos mentis
c. tanda-tanda vital tidak normal karena ada gangguan baik fungsi maupun
bentuk
d. kepala tidak ada gangguan yaitu, normosipalik, simetris tidak ad penojolan,
tidak ada nyeri kepala
e. leher, tidak ada gangguan, simetris, tidak ada penonjolan,reflek menelan ada
f. wajah, wajah terlihat menahan sakit, tidak ada lesi, simetris tidak ada edema
g. telinga, tes bisik dan wiber masih dalam keadaan normal, tidak ada lesi, tidak
ada nyeri tekan
h. hidung, tidak ada pernapasan cuping hidung
i. thorak, tidak ada pegerakan otot intercosta, Gerakan dada simetris,
mengalami nyeri dibagian clavikula, terdapat fraktur diclavikula
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi
INTERVENSI KEPERAWATAN
(SLKI) (SIKI)
1 . Nyeri akut b.d agaen pencederan.. Setelah dilakukan intervensi keperawatan SIKI: manajemen nyeri Observasi
selama ... x ... jam, diharapkan pasien: Aktivitas Keperawatan: 1.mengetahui lokasi, karakter, durasi, frekuensi,
Tanda dan gejala mayor SLKI: ....Tingkat .observasi kualitas nyeri
nyeri ..................................................... 1.indetifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, 2.mengetahui skala nyeri
DS: 1.mengeluh nyeri ................................................................... kualitas nyeri 3.mengetahui faktor yang memperberat dan
dipertahankan di level 2.identifikasi skala nyeri memperingan nyeri
DO:1.tampak meringis ditingkatkan ke level 3.indentifikasi faktor yang memperberat dan 4.mengetahui pengaruh nyeri terhadap kualitas
2.frekuensi nadi meningkat 1: menurun memperingan nyeri hidup
3.sulit tidur 2:cukup menurun 4.identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup 5.memantau efek samping penggunaan analgetik
4.gelisah 5.monitor efek samping penggunaan analgetik
3.sedang
5.bersikap proktektif waspada menghidari Teraupetik
4.cukup meningkat
nyeri Teraupetik 1.mengajarkan teknik nonfarmakologi
5.meningkat
1.berikan teknik nonfarmakologis misal teknik 2.mengkontrol lingkungan yang memperberat
Dengan Kriteria hasil:
Tanda dan gejala minor relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri rasa nyeri
1.keluhan nyeri (1,2,3,4,5)
2.kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri 3.memfasilitasi istirahat dan tidur
2.meringis (1,2,3,4,5)
DS:(Tidak tersedia) 3.fasilitasi istirahat dan tidur
3.sikap proktektif (1,2,3,4,5)
Edukasi
4.gelisah (1,2,3,4,5)
16
(SLKI)
(SIKI)
2 gangguan mobilitas fisik b.d Setelah dilakukan intervensi keperawatan SIKI:dukungan mobilisasi
kerusakan integritas struktur selama ... x ... jam, diharapkan pasien: Aktivitas Keperawatan: Observasi
SLKI: mobilitas fisik Observasi 1.mengetahui adanya nyeri atau keluhan fisik
tulang
................................................................... 1.identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya lainya
dipertahankan di level ..... 2.identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan 2.mengetahui tolerasi fisik melakukan
tanda dan gejala mayor 3.monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi pergerakan
ditingkatkan ke level .....
1:menurun 4.monitor frekuensi jantung dan tekanan darah 3.memantau kondisi umum selama melakukan
DS: 2:cukup menurun sebelum memulai mobilisasi mobilisasi
Edukasi
Tanda dan gejala minor
1.menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
DS:
1.Nyeri saat begerak
18
(SLKI)
(SIKI)
3 intoleransi aktivitas b.d imobilitas Setelah dilakukan intervensi keperawatan SIKI: terapi aktivitas Observasi
selama ... x ... jam, diharapkan pasien: Aktivitas Keperawatan: 1.mengetahuii dfisit tingkat aktivitas
SLKI: .toleransi Observasi 2.mengetahui kemampuan berpartisipasi dalam
tanda dan gejala mayor
aktivitas ....................................................... 1.identifikasi defisit tingkat aktivitas aktivitas tertentu
DS:
................................................................... 2.identifikasi kemampuan berpatisipasi dalam aktivitas 3.mengetahui sumber daya untuk aktivitas yang
1.Mengeluh Lelah
dipertahankan di level ..... tertentu diinginkan
DO: ditingkatkan ke level ..... 3.identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang 4.mengetahui strategi meningkatkan partisipasi
1.frekuensi jantung meningkat 1: menurun diinginkan dalam aktivitas
lebih dari 20% dari kondisi istirahat 2:cukup menurun 4.identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam 5.mengetahui makna aktifitas rutin
aktivitas
3.sedang
5.identifikasi makna aktifitas rutin Teraupetik
Tanda dan gejala minor 4.cukup meningkat
1.memfasilitasi fokus pada kemampuan, bukan
DS: 5.meningkat
Teraupetik defisit yang dialami
Dengan Kriteria hasil:
1.Dispinea 1.fasilitasi fokus pada kemampuan, bukan defisit yang 2.mengkoordinasi pemilihan aktivitas sesuai usia
1.frekuensi nadi (1,2,3,4,5)
2.merasa tidak nyaman setelah dialami 3.memfasilitasi aktivitas fisik rutin misalnya
2 keluhan Lelah (1,2,3,4,5)
beraktivitas 2.koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai usia ambulasi,mobilisasi dan perawatan diri
3 dispinea saat aktivitas (1,2,3,4,5)
3.fasilitasi aktvitas fisik rutin misalnya ambulasi, 4.memfasilitasi aktivitas motorik untuk
3.merasa lemah 4.dispnea saat setelah aktivitas (1,2,3,4,5)
mobilisasi dan perawatan diri merelaksasi otot
DO:
4.fasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasi otot
1.tekanan darah berubah lebih
Edukasi
20
BAB III
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH FRAKTUR CLAVICULA
A. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Tn.Jalal
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
B. KELUHAN UTAMA
Hari/Tanggal/Jam MRS : minggu /12-12-21/10;55
clavicula
2. Genogram
keterangan: perempuan
laki-laki
24
pasien
Pola kebiasaan
POLA KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Sebelum sakit Di rumah sakit
1.
a. Makan
Frekuensi makan/hari
3x sehari 3x sehari
Jenis makanan (diit)
Nafsu makan baik/tidak Nasi Nasi
3. KEBUTUHAN ELIMINASI
a. ELIMINASI B.A.K
Frekuensi BAK/hari
4xsehari 3xsehari
5. KEBUTUHAN AKTIVITAS/MOBILISASI
clavicula
(Q) Bagimana kualitas nyeri yang dirasakan
Tidak ada Nyeri tajam
(R) Dimana lokasi dan penyebaran nyeri Tidak ada clavicula , tangan
kiri
Tidak ada
(S) Berapa skala nyeri (0-10, 10 sangat nyeri)
Skala nyeri 7
(T) Berapa lama waktu (durasi) perasaan tidak Tidak ada
nyaman 20 menit
Tidak ada
Apakah ada demam/menggigil/berkeringat Tidak ada
Waktu oral hygiene (pagi/siang/setelah makan) Pagi dan siang Pagi dan siang
2. Sistem penglihatan
a. Posisi mata : simetris kiri kanan
b. Kelopak mata : simetris
c. Pergerakan bola mata : simetris
d. Konjungtiva : tidak ada anemis
e. Kornea : normal coklat
f. Sclera : normal
g. Pupil : adanya reaksi pupil
h. Otot-otot mata : normal
i. Fungsi penglihatan : baik
j. Tanda-tanda radang : tidak ada
k. Pemakaian kaca mata : tidak ada
l. Pemakaian lensa kontak : tidak ada
m. Reaksi terhadap cahaya : adanay reaksi pupil terhadap cahaya
3. Sistem pendengaran
a. Daun telinga : simetris kiri kanan
b. Kondisi telinga tengah : normal
c. Cairan dari telinga : tidak ada
d. Perasaan penuh di telinga : tidak ada
e. Tinnitus : tidak ada
f. Fungsi pendengaran : baik
g. Gangguan keseimbangan : tidak ada
h. Pemakaian alat bantu : tidak ada
4. System pernafasan
a. Jalan nafas : tidak ada sumbatan
b. Pernafasan : normal
29
kesegalah arah
Stadium/Kedalaman luka : 1 cm
merata
I. DATA PENUNJANG
Hemoglobin hasil 10.2 Trombosit hasil 126.000
Sel darah putih hasil 14.100 Hematokrit hasil 28
Sel darah merah hasil 3.9
ANALISA DATA
NAMA PASIEN : Tn. J UMUR : 40
RUANGAN : Anggrek NO.REG :
S:36,4 ………………………………………………
N:110 ………………………………………………
RR:24 ………………………………………..
36
37
SLKI SIKI
1 Nyeri akut b.d agen pencedera fisik Setelah diberikan Intervensi keperawatan SIKI:menajemen nyeri Observasi
selama .2 x 24 jam, diharapkan pasien 1.mengetahui identifikasi,karateristik
Aktivitas keperawatan:
mampu menunjukkan: ,frekuansi,kualiatas nyeri
Observasi
SLKI:tingkat nyeri 2.mengetahui skala nyeri yang dirasakan pasien
1.Identifikasi
Dipertahankan pada 3 lokasi,durasi,karteristik,frekuensi 3.mengetahu pengaruh nyari pada kualitas hidup
Ditingkatkan pada 5 ,kualitas nyeri
1=meningkat
2.Identifikasi skala nyari
2=cuku meningkat Terapeutik
3.=sedang 3.Identifikasi pengaruh nyeri pada 1.berikan teknik farmakologi seperti kompres
Dengan kriteria hasil: 1.berikan teknik non farmakologi 3.memilih sterategi yang bagus untuk meredakan
umtuk mengurangi nyeri nyeri
Keluahan nyeri (5).
Meringis(5) 2.kontrol lingkungan yang
Sikap protektif(5) memperberat rasa nyari
Edukasi
Gelisah(5)
3.pertimbangkan jenis dan sumber 1.menjelaskan penyebab,priode dan pemicu nyari
Kesulitan tidur(5)
dalam pemilihan starategi meredakan pada pasien
neyri
2.menjelaskan sterategi pereda nyeri
Kolaborasi
1.kolaborasi pemberian analgetik
39
Observasi
1. Mengetahui kebiasaan tidur
2. Mengeathui penyebab gangguan tidur
3. Observasi obat yang dikonsumsi pasien
Terapeutik
1. Atur lingkungan pasien senyaman mungkin.
Edukasi
3. = Sedang
4. = Cukup meningkat Terapeutik
NAMA PASIEN : Tn J Diagnosa Keperawatan: nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
RUANGAN : Anggrek
HARI/TANGGAL : senin, 13 desember 2021
PENGKAJIAN-DIAGNOSIS-INTERVENSI EVALUASI
IMPLEMENTASI & RESPON HASIL
(S-O-A-P) (S-O-A-P)
Pukul:16.00 Pukul:17.00 Pukul:19.00
DS: Pasien mengeluh nyeri dibagian tangan dan 1.mengetahui lokasi,durasi,karteristik,frekuensi ,kualitas nyeri S:pasien masih mengeluh nyeri dibagian clavicula dan
bahu tangan
2.mengetahui skala nyari
P:Patah tulang
P:Patah tulang
3. berikan teknik non farmakologi umtuk mengurangi nyeri Q:tajam
Q:tajam
R: tangan kiri
R: tangan kiri 4.kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyari
S:5
S:7 Respon hasil T:10 menit
T:20 menit 1. P:Patah tulang
DO: Tampak masih meringis
DO: Tampak meringis Q:tajam
Pasien tampak gelisah R: tangan kiri Pasien masih tampak Gelisah sulit tidur.
TD: 132/86 S:5 TD: 120 /80
S:36,4 T:15 menit S:36,7
N:110 N:105
2.skala nyeri 5
RR:24 RR:23
3.pasien paham teknik nonfarmakologi
A:Tingkat nyeri berada pada level 4 A:Tingkat nyeri berada pada level 3
43
P:Lanjutkan intervensi manajemen nyeri 4.lingkungan nyaman tercipta P:Lanjutkan intervensi manajemen nyeri
1.Identifikasi lokasi,durasi,karteristik,frekuensi 1.Identifikasi lokasi,durasi,karteristik,frekuensi
,kualitas nyeri ,kualitas nyeri
3. berikan teknik non farmakologi umtuk 3. berikan teknik non farmakologi umtuk
mengurangi nyeri mengurangi nyeri
4.kontrol lingkungan yang memperberat rasa 4.kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyari
nyari
44
NAMA PASIEN : Tn J Diagnosa Keperawatan: nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
RUANGAN : Anggrek
HARI/TANGGAL : selasa,14 desember 2021
PENGKAJIAN-DIAGNOSIS-INTERVENSI EVALUASI
IMPLEMENTASI & RESPON HASIL
(S-O-A-P) (S-O-A-P)
Pukul:09.00 Pukul:13.00 Pukul:15.00
S:pasien masih mengeluh nyeri dibagian clavicula dan 1.mengetahui lokasi,durasi,karteristik,frekuensi ,kualitas nyeri S:pasien mengeluh nyeri sudah berkurang dibagian
tangan kiri clavicula dan tangan kiri
2.mengetahui skala nyari
P:Patah tulang P:Patah tulang
Q:tajam 3. mengingatkan kembali teknik non farmakologi umtuk mengurangi Q:tajam
R: tangan kiri nyeri R: tangan kiri
S:5 S:5
4.kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyari
T:10 menit T:2-3 menit
Respon hasil
DO: Tampak masih meringis DO: Tampak meringis berkurang
1. P:Patah tulang
Pasien masih tampak Gelisah sulit tidur. Q:tajam Pasien gelisah berkurang.
TD: 130 /80 R: tangan kiri TD: 110 /80
S:36,3 S:4 S:36,6
N:95 T:8 menit N:85
45
A:Tingkat nyeri berada pada level 3 3.pasien paham teknik nonfarmakologi A:Tingkat nyeri berada pada level 2
P:Lanjutkan intervensi manajemen nyeri 4.lingkungan nyaman tercipta P:intervensi manajemen nyeri dihentikan pasien
pulang
1.Identifikasi lokasi,durasi,karteristik,frekuensi
,kualitas nyeri
NAMA PASIEN : Tn j Diagnosa Keperawatan: Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur
RUANGAN : Anggrek
HARI/TANGGAL : senin,13 desember 2021
PENGKAJIAN-DIAGNOSIS-INTERVENSI EVALUASI
IMPLEMENTASI & RESPON HASIL
(S-O-A-P) (S-O-A-P)
Pukul:16.00 Pukul:17.00 Pukul:19.00
DS : Pasien mengeluh sulit tidur. 1. mengetahui pola aktivitas dan tidur DS : Pasien masih mengeluh sulit tidur.
2. menanyakan faktor pengganggu tidur ( fisik /fisiologis )
-Pasien mengeluh pola tidur berubah -Pasien masih mengeluh istirahat tidak cukup.
3. menciptakan lingkungan ( mis .pencahayaan )
-Pasien mengeluh istirahat tidak cukup. DO: adanya lingkaran hitam mata berkurang
4.Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
TD: 120 /80
DO: adanya lingkaran hitam mata
Respon hasil S:36,7
mata cekung
1. Pasien tidur 2-3 jam N:105
TD: 132/86
2.pasien terganggu tidur karena rasa nyeri RR:23
S:36,4
N:110 3.lingkungan nyaman tercipta A:pola tidur berada pada level 3
RR:24 4.pasien paham pentingny tidur
P:Lanjutkan intervensi dukungan tidur
A:pola tidur berada pada level 2
1. mengetahui pola aktivitas dan tidur
47
4. mengetahui pola aktivitas dan tidur 3.Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
5. menanyakan faktor pengganggu tidur
( fisik /fisiologis )
3. menciptakan lingkungan ( mis
.pencahayaan )
NAMA PASIEN : Tn j Diagnosa Keperawatan: Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur
RUANGAN : Anggrek
HARI/TANGGAL : selasa 14 desember 2021
PENGKAJIAN-DIAGNOSIS-INTERVENSI EVALUASI
IMPLEMENTASI & RESPON HASIL
(S-O-A-P) (S-O-A-P)
Pukul:09.00 Pukul:13.00 Pukul:15.00
DS : Pasien masih mengeluh sulit tidur. 1. mengetahui pola aktivitas dan tidur DS : Pasien masih mengeluh sulit tidur.
2. menciptakan lingkungan ( mis .pencahayaan )
-Pasien masih mengeluh istirahat tidak cukup. -Pasien masih mengeluh istirahat tidak cukup.
3.mejelaskan kembali pentingnya tidur cukup selama sakit
DO: adanya lingkaran hitam mata berkurang DO: adanya lingkaran hitam mata berkurang
TD: 130 /80 Respon hasil TD: 110 /80
S:36,3 1.pasien tidur 5-6 jam S:36,6
N:95 N:85
2.lingkungan nyaman tercipta
RR:21 RR:22
3.pasien paham pentingnya tidur
A:pola tidur berada pada level 3 A:pola tidur berada pada level 4
NAMA PASIEN : Tn. J Diagnosa Keperawatan: Gangguan Mobilitas fisik b.d kerusakan intgritas struktur tulang
RUANGAN : Anggrek
HARI/TANGGAL : 13 desember 2021
PENGKAJIAN-DIAGNOSIS-INTERVENSI EVALUASI
IMPLEMENTASI & RESPON HASIL
(S-O-A-P) (S-O-A-P)
Pukul:16.00 Pukul:17.00 Pukul:19.00
DS :pasien Mengeluh sulit mengerakan 1.menanyakan toleransi fisik melakukan ambulasi DS :pasien Mengeluh masih kesulitan
ekstermitas menggerakan ekstremitas
2.Memantau kondisi umum selama melakukan ambulasi
cemas saat digerakan kecemas berkurang saat digerakan
3.memfasilitasi melakukan mobilisasi fisik ,jika perlu
DO : sendi kaku DO : sendi sudah mulai bisa digerakan
gerak terbatas 4.mengajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan ( mis.
Rentang gerak meningkat (ROM)
Berjalan dari tempat tidur kekursi roda )
Rentang gerak menurun (ROM)
Gerakan otot menambah
Gerakan otot menurun Respon hasil
TD: 120 /80
TD: 132/86 1.pasien masih bisa melakukan gerakan sedikit S:36,7
S:36,4 2.pasien belum bisa bergerak leluasa N:105
N:110
RR:24 3.fasilitas kursi roda dan tempat tidur terpakai RR:23
4.pasien paham melakukan ambulasi/gerakan sederhana
A: Mobilitas fisik berada pada level 2 A: Mobilitas fisik berada pada level 3
P: lanjutkan intervensi Dukungan Ambulasi P: lanjutkan intervensi Dukungan Ambulasi
51
NAMA PASIEN : Tn. J Diagnosa Keperawatan: Gangguan Mobilitas fisik b.d kerusakan intgritas struktur tulang
RUANGAN : Anggrek
HARI/TANGGAL : 14 desember 2021
PENGKAJIAN-DIAGNOSIS-INTERVENSI EVALUASI
IMPLEMENTASI & RESPON HASIL
(S-O-A-P) (S-O-A-P)
Pukul:09.00 Pukul:13.00 Pukul:15.00
DS :pasien Mengeluh masih kesulitan 1. Memantau kondisi umum selama melakukan ambulasi DS :pasien Mengatakan sudah bisa menggerakan
menggerakan ekstremitas 2. memfasilitasi melakukan mobilisasi fisik ,jika perlu ekstremitas nya dengan sederhana
kecemas berkurang saat digerakan 3. mengingatkan pasien ambulasi sederhana yang harus dilakukan pasien tidak cemas saat digerakan
( mis. Berjalan dari tempat tidur kekursi roda )
DO : sendi sudah mulai bisa digerakan DO : sendi sudah bisa digerakan dengan sederhana
respon hasil
Rentang gerak meningkat (ROM) gerak rom meningkat
1.pasien sudah sangat mampu melakukan gerakan sederhana
2.fasilitas tampat tidur dan kursi roda dipakai pasien
Gerakan otot menambah Gerakan otot meningkat
3.pasien paham untuk tetap melakukan ambulasi sederhana
TD: 130 /80 TD: 110 /80
S:36,3 S:36,6
N:85
N:95 RR:22
RR:21
A: Mobilitas fisik berada pada level 4
53
BAB IV
PEMBAHASAN
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin munsul pada pasien fraktur clavicula adalah
1) Nyeri akut
2) Gangguan pola tidur
3) Gangguan mobilitas fisik
55
c. Intervensi
Dalam menyusun rencana tindakan keperawatan pada pasien berdasarkan
prioritas masalah yang ditemukan, tidak semua rencana tindakan pada teori dapat
ditegakkan pada tinjauan kasus disesuaiakn dengan keluan yang dirasakan pasien
saat pengkajian dilakukan. Untuk diagnosa pertama yaitu dilakukan rencana
tindakan Manajemen nyeri, diagnosa kedua yaitu dilakukan dukungan tidur,dan
diagnose ketiga yaitu dilakukan dukungan ambulasi
d. Implementasi
setelah rencana tindakan ditetapkan maka dilanjutkan dengan melakukan
rencana tersebut dalam bentuk nyata, sebelum diterapkan pada pasien sebaiknya
melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga pasien agar tindakan yang
diberikan dapat disetujui oleh pasien dan keluarga pasien.
e. Evaluasi
Dalam melakukan asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang
maksimal memerlukan adanya kerjasama antara pasien, perawat, dokter dan
tenaga kesehatan lainnya.
56
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
1. Bagi pasien dan keluarga
Pasien hendaknya lebih memahami tentang faktor-faktor yang dapat
menjadi pemicu masalah fraktur clavicula.pasien dan keluarga dapat mengurangi
masalah patah tulang dengan penanganan berupa penyanggah lengan untuk
membatasi pergerakan bahu obat nyeri dan terapi fisik kondisi parah dapat
memerlukan operasi.
2. Bagi perawat
Studi kasus ini sebaiknya dapat digunakan perawat sebagai wawasan
tambahan dan acuan intervensi yang dapat diberikan pada pasien yang mengalami
masalah fraktur clavicula. Perawat sebaiknya dapat meneruskan terapi dan
perawat juga dapat memberikan ide yang lebih banyak lagi dalam memberikan
intervensi keperawatan pada penderita dengan masalah kebutuhan fraktur
clavicula sesuai dengan penelitian terbaru.
58
DAFTAR PUSTAKA
Rasjad C . Trauma .In : Pengantar Ilmu Bedah ortopedi .6 th ed. Jakarta : Yarsif
Watanpone 2011, P. 355-356
Wibowo DS, Paryan W.Anggota gerak Atas .In : Anatomi Tubuh Manusia Bandung :
Graha Ilmu Pubishing , 2016, p.3-4
Tim padja SDKI DPP PPNI ( 2017) ,Standar diagnosis keperawatan Indonesia ,Defenisi
dan idnikator Diagnostik jakrta : Dewan pengurus PPNI
Tim padja SLKI DPP PPNI, (2019) standar luaran keperawatan Indonesia ,defenisi dan
kriteria hasil keperawatan ,Jakarta : Dewan pengurus pusat PPNI
Tim Padja SIKI DPP PPNI .( 2018) ,standar intervensi keperawatan Indonesia defenisi
dan tidndakan Keperawatan ,Jakarta : Dewan pengurus pusat PPNI