Anda di halaman 1dari 58

1

LAPORAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. J DENGAN FRAKTUR CLAVICULA

DI RUANG ANGGREK RSUD KEPAHIANG

TAHUN 2021

PEMBIMBING PENDIDIKAN PRECEPTOR LAHAN PRAKTIK

NAMA KELOMPOK:

1. EKSANDI MAYUDI P05120220049


2. MIRANTI LESTARI P05120220018
3. LORA FRANSISKA P05120220030
4. ZITRI HAFIDAH P05120220073
5. YELA P05120220074

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2021

KATA PENGANTAR
2

Puji syukur penulis panjatan Kehadiran Tuhan Yang Maha esa karena berkat
rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Laporan
Seminar dengan Judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.J DENGAN
GANGGUAN FRAKTUR CLAVIKULA DIRUANG ANGGREK RSUD KEPAHIANG
TAHUN 2021”

Penyusunan Makalah Laporan Seminar ini penulis mendapatkan bimbingan dan


bantuan baik materi maupun nasihat dari berbagai pihak sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah Laporan Seminar tepat pada waktunya. Oleh Karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr.Febbynursanda,selaku Direktur RumahSakit UmumKepahiang yang telah


memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Praktek Klinik
Keperawatan di Di Rumah Sakit Umum DaerahKepahiang,
2. Ns. Ria Aryani,SST, selaku Ketua Bidang Keperawatan Di Rumah Sakit Umum
Kepahiang
3. Ns. Permasari, S.Kep selaku Kepala Seksi Keperawatan Di Rumah Sakit Umum
Kepahiang
4. Ns. Essy Hiroshima, S.Kep selaku Kepala Seksi Diklat & Askep Di Rumah Sakit
Umu Kepahiang
5. Ns.Lidiya eka purwanti, S.Kep, selaku Kepala Ruangan Anggrek Di Rumah Sakit
Umum Dikepahiang
6. Seluruh CI Dan Senior Ruangan Raflesia dan Staf Kepahiang Di Rumah Sakit
Umum Kepahiang
7. Seluruh mahasiswa-mahasiswi Prodi DIll Keperawatan Bengkulu Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes yang sedang Praktik Klinik Keperawatan
Medikal Bedah DiRumah Sakit Umum Daerah Kepahiang.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Makalah laporan


Seminar ini masih banyak terdapat kekeliruan dan kekhilafan baik dari segi penulisan
maupun penyusunan dan metodologi. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan
bimbingan dari berbagai pihak agar penulis dapat berkarya lebih baik dan optimal lagi di
masa yang akan datang.

Penulis berharap semoga Laporan Seminar yang telah penulis susun ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak serta dapat membawa perubahan positif terutama bagi
3

penulis sendiri dan mahasiswa lain yang sedang Praktik Klinik Keperawatan DiRumah
Sakit Umum Daerah Kepahiang.

BAB I

PENDAHULUAN
4

A. Latar Belakang

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, baik bersifat total maupun


sebagian yang ditentukan berdasarkan jenis dan luasnya (Smeltzer & Bare, 2002).
Fraktur ekstremitas atas yaitu fraktur yang terjadi pada tulang yang membentuk
lokasi ektremitas atas baik pada tangan, pergelangan tangan, lengan, siku, lengan
atas dan gelang bahu (UT Southwestern Medical Center, 2016). Pada umumnya
fraktur disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik, kekuatan, sudut, tenaga, keadaan
tulang, dan jaringan lunak disekitar tulang yang akan menentukan apakah fraktur
yang terjadi disebut lengkap atau tidak lengkap.

Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan fraktur tidak
lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang (Price& Wilson, 2006). Fraktur
juga dapat diakibatkan oleh penekanan yang berulang atau keadaan patologis dari
tulang itu sendiri. Apabila fragmen fraktur tersebut mengenai dan merobek kulit
disebut sebagai fraktur terbuka, sedangkan apabila fragmen dan tenaga dari luar
fraktur tidak sampai merobek kulit dikatakan sebagai fraktur tertutup (Apley et al.,
2010).

Angka kejadian fraktur cukup tinggi. Menurut World Health Organization


(WHO) kasus fraktur terjadi di dunia kurang lebih 13 juta orang pada tahun 2008,
dengan angka prevalensi sebesar 2,7%. Sementara pada tahun 2009terdapat kurang
lebih 18 juta orang mengalami fraktur dengan angka prevalensi4,2%. Tahun 2010
meningkat menjadi 21 juta orang dengan angka prevalensisebesar 3,5%. Sedangkan
di Indonesia berdasarkan data dari DepartemenKesehatan RI tahun 2013 didapatkan
sekitar 8 juta orang mengalami kejadianfraktur dengan 36,9% diantaranya adalah
fraktur pada bagian ekstremitas atas. Dari hasil survey tim Depkes RI didapatkan 25%
penderita fraktur yangmengalami kematian, 45% mengalami catat fisik, 15%
mengalami stresspsikologis seperti cemas atau bahkan depresi, dan 10%
mengalamikesembuhan dengan baik (Depkes RI 2013).

Fraktur klavikula atau collar bone fracture adalah diskontinuitas strukturtulang


klavikula yang terjadi sekitar 5 - 10% dari seluruh kejadian fraktur.Fraktur klavikula
sering disebabkan oleh trauma langsung, yaitu jatuh denganpersentase sebesar 39,6%.
Fraktur klavikula sering terjadi pada pria dewasamuda dan wanita lanjut usia (De
Giorgi et al., 2011). Lebih dari 80% kasus,lokasi fraktur terletak pada sepertiga
tengah klavikula (Smeltzer & Bare, 2002).Fraktur skapula relatif jarang terjadi.
Berdasarkan beberapa penelitian,kejadian fraktur skapula ini hanya sekitar 0.4% –
0.9% dari angka totalkejadian fraktur dan sekitar 3% -5% dari semua fraktur di sendi
bahu (Voleti,2012).
5

Fraktur skapula biasanya terjadi bersamaan dengan cedera lain,termasuk fraktur


clavicula (26%), fraktur tulang tempurung kepala (24%),contusio cerebral (20%),
defisit neurologis (13%) dan kontusio pulmonal atauhemopneumothorax (16%) (Van
der Weert, 2012).

B. Rumusan Masalah
1. Apa Laporan pendahuluan pada fraktur clavikula
2. Apa saja Asuhan Keperawatan fraktur clavikula

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien dengan
close fraktur clavicula 1/3 tengah dekstra?
2. Tujuan Khusus

a. Pengkajian yang dilakukan pada pasien close fraktur clavicula 1/3 tengah
dekstra.
b. Diagnosa keperawatan yang muncul untuk pasien close fraktur clavicula
1/3 tengah dekstra.
c. Intervensi keperawatan untuk pasien close fraktur clavicula 1/3 tenga
dekstra.
d. Evaluasi keperawatan untuk pasien close fraktur clavicula 1/3 tengah
dekstra.
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Diharapkan penulis dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman
yang lebih mendalam dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya pada
pasien dengan close fraktur clavicula 1/3 tengah dekstra.
2. Ilmu Pengetahuan
Diharapkan mampu memberikan saran dan evaluasi dalam memberikan
asuhan keperawatan pasien dengan close fraktur clavicula.

3. Institusi Pendidikan
Memberikanpengertianmaupun pengetahuan dalam pengambilan
keputusan yang tepat kepada pembaca. Khususnya dalam menyikapi dan
6

mengatasi jika ada penderita close fraktur clavicula 1/3 tengah dekstra

4. Rumah Sakit
Agar karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan close fraktur clavicula
1/3 tengah dekstra sehingga dapat dilakukan tindakan yang segera untuk
mengatasi masalah yang terjadi pada pasien

BAB II

TINJAUAN TEORITIS
7

A. Konsep Teoritis
1. Pengertian
Clavikula (tulang selangka) adalah tulang menonjol di kedua sisi di bagian
depan bahu dan atas dada. Dalam anatomi manusia, tulang selangka atau clavicula
adalah tulang yang membentuk bahu dan menghubungkan lengan atas pada
batang tubuh. Serta memberikan perlindungan kepada penting yang mendasari
pembuluh darah dan saraf. Tulang clavicula merupakan tumpuan beban dari tangan,
sehingga jika terdapat beban berlebih akan menyebabkan beban tulang clavicula
berlebih, hal ini bias menyebabkan terputusnta kontinuitas tulang tersebut
(Dokterbujang.2012).
Clavicula merupakan tulang yang berbentuk huruf S bagian medial
melengkung lebih besar dan menuju anterior, lengkungan bagian lateral lebih
kecildan menghadap ke posterior. ujung medial clavicula disebut ekstremitas
sternalis, membentuk persendian dengan sternum, dan ujung lateral disebut
ekstremitas acromalis, membentuk persendian dengan akromion. "houlder komplek
merupakan sendi yang paling kompleks pada tubuh manusia, karena memiliki 5 sendi
yang saling terpisah. "houlder komplek terdiri dari 3 sendi synovial dan 2 sendi non
synovial. Tiga sendi synovial adalah sternoclavicular joint, acromioclavicular joint,
dan glenohu-meral joint. 2 sendi non-sinovial adalah suprahumeral joint dan
scapulothoracic joint (Sulhaerdi, 2012).
fraktur clavicula merupakan 5% dari semua fraktur sehingga tidak jarang
terjadi. fraktur clavicula juga merupakan cedera umum di bidang olahraga seperti seni
bela diri, menunggang kuda dan balap motor melalui mekanisme langsung maupun
tidak langsung. Tidak menutup kemungkinan fraktur clavicula yang terjadi disertai
dengan trauma yang lain, karena letaknya yang berdekatan dengan leher, setiap
kejadian fraktur clavicula harus dilakukan pemeriksaan cervical. Fraktur clavicula
biasa bersifat terbuka atau tertutup, tergantung dari mekanisme terjadinya
(Dokterbujang, 2012).

2. Etiologi

penyebab utama atau primer dari fraktur adalah trauma, bisa karena
kecelakaan kendaran bermotor, olahraga, malnutrisi, Trauma ini bisa langsung dan
tidak langsung (kontraksi otot, fleksi berlebihan). fraktur clavikula dapat terjadi
sebagai akibat dari jatuh pada tangan yang tertarik berlebihan, jatuh pada bahu atau
injury secara langsung. sebagian besar fraktur clavikula sembuh sendiri, bidai atau
perban digunakan untuk immobilisasi. yang komplit, walaupun tidak umum, mungkin
menggunakan ORIF.

3. Klasifikasi

a. Fraktur lengkap adalah patah atau diskontinuitas jaringan kurang yang luas
sehingga tulang terbagi menjadi 2 bagian dan garis patahnya menyeberang dari
8

satu sisi kesisi lain

b. fraktur tidak lengkap adalah patah atau diskontinuitas jaringan kurang dengan
garis patah tidak menyerang, sehingga tidak mengenai kortek ( masih ada kortek
yang utuh)

Menurut black dan matasarin 1993 yaitu fraktur berdasarkan hubungan


dengan dunia luar meliputi:
a. fraktur tertutup yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi kulit masih utuh, tulang
tidak menonjol melalui kulit.

b. fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusaka jaringan kulit karena adanya
hubungan dengan lingkungan luar maka fraktur terbuka pontesial terjadi infeksi.

pada patah tulang clavikula pada sepertiga distal (15-20%) terbagi menjadi 3 tipe:
1) Tipe 1, patah secara umum pada daerah distal tanpa adanya perpindahan tulang
maupun gangguan ligament coclevicular.

2) Tipe 2a,fraktur tidak stabil dan terjadi perpindahan tulang, dan ligamen
coclevicular masih melekat pada fragmen.

3) Tipe 2b,terjadi gangguan ligamen.salah satu terkoyak salah satu maupun dua-
duanya.

4) Tipe 3a patah tulang pada bagian distal clavikula yang melibatkan ace join.

5) Tipe 3b ligamen tetap untuk melekat pada prioteum, sedangkan fragmen


proksimal berpindah keatas.

6) Tipe 3c patah tulang clavikula terpecah menjadi beberapa fragmen.

4. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala yang sering dijumpai pada pasien fraktur clavicula
kemungkinan akan mengalami sakit, nyeri, pembengkakan, memar atau menjolan
pada daerah bahu atau dada atas, tulang dapat menyodok melalui kulit, tidak terlihat
normal, bahu dan lengan juga akan terasa susah, anda mungkin perlu untuk
mambantu pergerakan lengan dengan tangan yang lain untuk mengurangi rasa sakit
atau ketika ingin menggerakan (Medianers, 2011)

5. Patofisiologi

Patofisiologi fraktur klavikula berkaitan dengan anatominya. Klavikula adalah


tulang berbentuk S yang merupakan penghubung osseus antara ekstremitas atas dan
9

trunkus. Pada klavikula terdapat artikulasi secara distal dengan akromion pada sendi
akromioklavikular dan artikulasi secara proksimal dengan sternum pada sendi
sternoklavikula. Banyaknya artikulasi ini adalah salah satu faktor yang menyebabkan
klavikula mudah fraktur.Fraktur klavikula bisa disebabkan oleh trauma energi tinggi
atau cedera multipel. Sehingga perlu dilakukan juga pemeriksaan terkait fraktur iga,
skapula, dan tulang lain yang berkaitan dengan bahu, serta kontusio paru,
pneumothorax, dan hemothorax.

6. Pathway

Trauma tidak Kikondisi patologis


Trauma langsung
langsung kondisi
10

Terputusnya
kontinuitas tulang

fraktur

Terbuka tertutup
Imobilitas

bedrest
Nyeri akut

Spasme otot Penekanan pada


kulit

edema Gangguan
integritas kulit

Intoleransi aktivitas deformitas

Gangguan
mobilitas fisik

7. Pemeriksaan penunjang

a. Laboratorium
11

Pada fraktur tes laboraturium yang perlu diketahui: Hb, Hematokrit


sering rendah akibat pendarahan, laju endap darah (led) meningkat bila
kerusakan jaringan lunak sangat luas. Pada masa penyembuhan ca dan p
meningkat didalam darah.

b. CT-SCAN
Sebuah mesin ct-scan khusus menggunakan computer untuk mengambil
gambar dari clavikula pasien . pasien mungkin akan diberi pewarna sebelum
gambar diambil. Pewarna biasanya diberikan dalam pembuluh darah pasien
(intravena). Pewarna ini membantu petugas melihat foto yang lebih baik. Orang
yang alergi terhadap yodium atau krang (lobster, kepiting dan udang) mungkin
alergi terhadap beberapa pewarna. Beritahu petugas jika pasien alergi terhadap
kerang, atau memiliki alergi atau kondisi medis lainnya

c. Magnetik resonance image scan/MRI


MRI menggunakan gelombang magnetic untuk mengambil gambar
tulang clavikula, tulang dada dan daerah bahu, selama MRI gambar diambil dari
tulang otot, sendi, atau pembuluh darah, pasien perlu berbaring diam selama
MRI

d. X-RAY
Digunakan untuk memeriksa patah tulang atau masalah lain. X-ray dari
kedua clavikula pasien terluka.

8. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan fraktur klavikula yang sederhana dapat dilakukan dengan


manajemen nonoperatif. Mayoritas fraktur klavikula 1/3 tengah tidak memerlukan
reduksi. Fraktur terbuka, fraktur yang sangat displaced dengan risiko pada kulit, atau
fraktur dengan cedera neurovaskular umumnya memerlukan reduksi operatif dan
fiksasi. Fraktur Klavikula 1/3 Tengah Penatalaksanaan pada fraktur klavikula 1/3
tengah non displaced dapat dilakukan secara nonoperatif. Sebagian besar akan
berlanjut dengan union yang baik, dengan kemungkinan nonunion di bawah 5%.
Manajemen nonoperatif meliputi pemakaian simple sling untuk kenyamanan.

Saling dilepas setelah nyeri hilang, umumnya dalam 1-3 minggu, dan pasien
disarankan untuk mulai menggerakkan tangannya. Penggunaan figure-of-eight
bandage pada fraktur klavikula jenis ini belum terbukti membawa manfaat, bahkan
12

dilaporkan meningkatkan insidensi terjadinya luka akibat penekanan pada bagian


fraktur, mencederai struktur saraf, dan meningkatkan risiko nonunion.Belum ada
kesepakatan mengenai manajemen fraktur 1/3 tengah. Penggunaan simple splintage
pada fraktur dengan pemendekan lebih dari 2 cm dipercaya meningkatkan risiko
malunion simptomatik dan nonunion. Sehingga dikembangkan teknik fiksasi internal
pada fraktur klavikula yang mengalami pergeseran berat, fragmentasi, atau
pemendekan. Metode yang dikerjakan berupa pemasangan plat dan fiksasi
intramedular.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. pengkajian
a. identitas klien
13

meliputi nama,jenis kelamin, umur, alamat, agama, Bahasa yang


dipakai, status perkawinan, Pendidikan, pekerjaan, nomor register, diagnose
medis.

b. keluhan utama
pada umumnya pada kasus fraktur adalah rasa nyeri dan perubahan
bentuk

c. riwayat penyakit Sekarang


pada pasien fraktur dapat disebabkan oleh trauma atau kecelakaan,
digeneratif dan patologis yang didahului dengan pendarahan, kerusakan
jaringan yang mengakibatkan nyeri bengkak dan perubahan warna

d. riwayat penyakit dahulu


apakah pasien pernah mengalami fraktur

e. riwayat penyakit keluarga


pada keluarga pasien ada / tidak menderita osteroporosis, ateritis
dan tobokorosis / penyakit lain yang bersifat menurun dan menular

Pemeriksaan fisik:

a. keadaan umum: baik atau buruknya yang dicatat adalah tanda-tanda seperti:
b. kesadaran penderita seperti apatis,compos mentis
c. tanda-tanda vital tidak normal karena ada gangguan baik fungsi maupun
bentuk
d. kepala tidak ada gangguan yaitu, normosipalik, simetris tidak ad penojolan,
tidak ada nyeri kepala
e. leher, tidak ada gangguan, simetris, tidak ada penonjolan,reflek menelan ada
f. wajah, wajah terlihat menahan sakit, tidak ada lesi, simetris tidak ada edema
g. telinga, tes bisik dan wiber masih dalam keadaan normal, tidak ada lesi, tidak
ada nyeri tekan
h. hidung, tidak ada pernapasan cuping hidung
i. thorak, tidak ada pegerakan otot intercosta, Gerakan dada simetris,
mengalami nyeri dibagian clavikula, terdapat fraktur diclavikula

2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut b.d agen pencederaan fisiologis


14

b. Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan integritas struktur tulang


c. Intoleransi aktivitas b.d imobilitas
15

3. Intervensi

INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN /KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN RASIONAL

(SLKI) (SIKI)
1 . Nyeri akut b.d agaen pencederan.. Setelah dilakukan intervensi keperawatan SIKI: manajemen nyeri Observasi
selama ... x ... jam, diharapkan pasien: Aktivitas Keperawatan: 1.mengetahui lokasi, karakter, durasi, frekuensi,
Tanda dan gejala mayor SLKI: ....Tingkat .observasi kualitas nyeri
nyeri ..................................................... 1.indetifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, 2.mengetahui skala nyeri
DS: 1.mengeluh nyeri ................................................................... kualitas nyeri 3.mengetahui faktor yang memperberat dan
 dipertahankan di level 2.identifikasi skala nyeri memperingan nyeri
DO:1.tampak meringis  ditingkatkan ke level 3.indentifikasi faktor yang memperberat dan 4.mengetahui pengaruh nyeri terhadap kualitas
2.frekuensi nadi meningkat  1: menurun memperingan nyeri hidup
3.sulit tidur  2:cukup menurun 4.identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup 5.memantau efek samping penggunaan analgetik
4.gelisah 5.monitor efek samping penggunaan analgetik
 3.sedang
5.bersikap proktektif waspada menghidari Teraupetik
 4.cukup meningkat
nyeri Teraupetik 1.mengajarkan teknik nonfarmakologi
 5.meningkat
1.berikan teknik nonfarmakologis misal teknik 2.mengkontrol lingkungan yang memperberat
Dengan Kriteria hasil:
Tanda dan gejala minor relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri rasa nyeri
1.keluhan nyeri (1,2,3,4,5)
2.kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri 3.memfasilitasi istirahat dan tidur
2.meringis (1,2,3,4,5)
DS:(Tidak tersedia) 3.fasilitasi istirahat dan tidur
3.sikap proktektif (1,2,3,4,5)
Edukasi
4.gelisah (1,2,3,4,5)
16

DO: 5.kesulitan tidur (1,2,3,4,5) Edukasi 1.menjelaskan strategi meredakan nyeri


1.Tekanan darah meningkat 1.jelaskan strategi meredakan nyeri 2.anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
2.pola napas berubah 2.anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Kolaborasi
Kolaborasi Memberikan analgetik
1.kolaborasi penggunaan analgetik

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL


TUJUAN /KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN
17

(SLKI)
(SIKI)
2 gangguan mobilitas fisik b.d Setelah dilakukan intervensi keperawatan SIKI:dukungan mobilisasi
kerusakan integritas struktur selama ... x ... jam, diharapkan pasien: Aktivitas Keperawatan: Observasi
SLKI: mobilitas fisik Observasi 1.mengetahui adanya nyeri atau keluhan fisik
tulang
................................................................... 1.identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya lainya
 dipertahankan di level ..... 2.identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan 2.mengetahui tolerasi fisik melakukan
tanda dan gejala mayor 3.monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi pergerakan
 ditingkatkan ke level .....
 1:menurun 4.monitor frekuensi jantung dan tekanan darah 3.memantau kondisi umum selama melakukan
DS:  2:cukup menurun sebelum memulai mobilisasi mobilisasi

1.mengeluh sulit menggerakan 4.memantau frekuensi jantung dan tekanan


 3.sedang
Teraupetik darah sebelum memulai mobilisasi
ekstremitas  4.cukup meningkat
1.fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
 5.meningkat
2.fasilitasi melakukan pergerakan jika perlu Teraupetik
DO: Dengan Kriteria hasil:
1.memfasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat
1.pergerakan ekstremitas (1,2,3,4,5)
1.kekuatan otot menurun Edukasi bantu
2.kekuatan otot (1,2,3,4,5)
2.rentang ROM 1.jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi 2.memfasilitas melakukan pergerakan jika perlu
3.rentang gerak (1,2,3,4,5)

Edukasi
Tanda dan gejala minor
1.menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
DS:
1.Nyeri saat begerak
18

2.enggan melakukan pergerakan


DO
1.Sendi kaku
2.gerakan terbatas

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL


TUJUAN /KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN
19

(SLKI)
(SIKI)
3 intoleransi aktivitas b.d imobilitas Setelah dilakukan intervensi keperawatan SIKI: terapi aktivitas Observasi
selama ... x ... jam, diharapkan pasien: Aktivitas Keperawatan: 1.mengetahuii dfisit tingkat aktivitas
SLKI: .toleransi Observasi 2.mengetahui kemampuan berpartisipasi dalam
tanda dan gejala mayor
aktivitas ....................................................... 1.identifikasi defisit tingkat aktivitas aktivitas tertentu
DS:
................................................................... 2.identifikasi kemampuan berpatisipasi dalam aktivitas 3.mengetahui sumber daya untuk aktivitas yang
1.Mengeluh Lelah
 dipertahankan di level ..... tertentu diinginkan
DO:  ditingkatkan ke level ..... 3.identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang 4.mengetahui strategi meningkatkan partisipasi
1.frekuensi jantung meningkat  1: menurun diinginkan dalam aktivitas

lebih dari 20% dari kondisi istirahat  2:cukup menurun 4.identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam 5.mengetahui makna aktifitas rutin
aktivitas
 3.sedang
5.identifikasi makna aktifitas rutin Teraupetik
Tanda dan gejala minor  4.cukup meningkat
1.memfasilitasi fokus pada kemampuan, bukan
DS:  5.meningkat
Teraupetik defisit yang dialami
Dengan Kriteria hasil:
1.Dispinea 1.fasilitasi fokus pada kemampuan, bukan defisit yang 2.mengkoordinasi pemilihan aktivitas sesuai usia
1.frekuensi nadi (1,2,3,4,5)
2.merasa tidak nyaman setelah dialami 3.memfasilitasi aktivitas fisik rutin misalnya
2 keluhan Lelah (1,2,3,4,5)
beraktivitas 2.koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai usia ambulasi,mobilisasi dan perawatan diri
3 dispinea saat aktivitas (1,2,3,4,5)
3.fasilitasi aktvitas fisik rutin misalnya ambulasi, 4.memfasilitasi aktivitas motorik untuk
3.merasa lemah 4.dispnea saat setelah aktivitas (1,2,3,4,5)
mobilisasi dan perawatan diri merelaksasi otot
DO:
4.fasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasi otot
1.tekanan darah berubah lebih
Edukasi
20

20% dari kondisi istirahat Edukasi 1.mengajarkan cara melakukan aktivitas

2.gambaran EKG yang menunjukan 1.ajarkan cara melakukan aktivitas Kolaborasi


Kolaborasi 1.kolaborasi dengan trapiokupas
aritmia saat/setelah aktivitas
1.kolaborasi dengan trapisokupasi
3.sianosis
21

BAB III
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH FRAKTUR CLAVICULA

Tanggal Pengkajian : 13/12/21 Tanggal Masuk :12/12/

Ruang Kelas : Anggrek Nomor Register :11.36.5

Diagnose Medis :VL(Vulnus Laceratum) + VE(Ventivular Extrasystole)

A. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Tn.Jalal

Jenis kelamin :Laki-Laki

Usia/Tanggal lahir :06-27-1994

Status perkawinan :Kawin

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa

Pendidikan : SMA

Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Simpang Prigi


22

B. KELUHAN UTAMA
Hari/Tanggal/Jam MRS : minggu /12-12-21/10;55

Keluhan utama MRS : Pasien jatuh dari tower dengan ketinggian

15 meter, sebelum terjatuh pasien terkenah

sentrum terlebih dahulu patah tulang

clavicula

1. Kronologis keluhan utama


a. Faktor pencetus keluhan : Patah tulang
b. Timbulnya keluhan : Jatuh dari Tower
c. Lamanya keluhan : 20 menit
d. Upaya mengatasi : langsung di bawa ke rumah sakit

2. Penanganan yang telah dilakukan


a. Infus RL 20 tetes/menit
b. Perawatan luka
c. Hectiy (luar=6) (dalam=2)
d. Injeksi Ars 1 ampl (skin tes) (im)
e. Injeksi ceftriaxone 1 vial /12 jam (skin tes) (Iv)
f. Injeksi ketrolac 1 ampul /12 jam (IV)
g. Injeksi omeprazol 1 vial / 24 jam (Iv)

C. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


Hari/Tanggal/Jam pengkajian: senin / 13—12-21/ 09:00

1. Keluhan saat dikaji : pasien mengatakan nyeri pada bahu,


tangan, dan kepala dan badan terasa lemas
2. Keadaan Umum : lemas
3. Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah :132/86 Frekuensi Nafas : 24
Frek. Nadi : 110 Temperatur :36,4
23

D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU


1. Penyakit yang pernah diderita : tidak ada
2. Riwayat dirawat, Penyakit : tidak ada
Tempat & Waktu : tidak ada
3. Riwayat Operasi, jenis operasi : tidak ada

Tempat & Waktu : tidak ada

4. Riwayat Merokok (jenis & lama) : iya


5. Riwayat Narkoba (jenis & lama) : tidak
6. Riwayat Alkohol (jenis & lama) : tidak
7. Riwayat Alergi (jenis & gejala) : tidak ada

E. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA (Genogram dan keterangan)


1. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi factor resiko :
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga mempunyai penyakit yang sama oleh
pasien

2. Genogram

keterangan: perempuan

laki-laki
24

pasien

F. RIWAYAT POLA KEBIASAAN :

Pola kebiasaan
POLA KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Sebelum sakit Di rumah sakit
1.

KEBUTUHAN OKSIGENISASI Tidak ada Tidak ada

 Keluhan Batuk (kering/berdahak) Tidak ada Tidak ada

 Apakah ada produksi sputum Tidak ada Tidak ada


 Kemampuan mengeluarkan sputum
Tidak ada Tidak ada
 Kemampuan bernafas (susah/tidak)
 Apakah ada nyeri dada Tidak ada Tidak ada
 Apakah ada kesulitan bernafas
Tidak ada Tidak ada
 Keluhan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi
Tidak ada Tidak ada

KEBUTUHAN NUTRISI DAN CAIRAN

a. Makan
 Frekuensi makan/hari
3x sehari 3x sehari
 Jenis makanan (diit)
 Nafsu makan baik/tidak Nasi Nasi

Alasan…….. Baik baik

 Porsi makan yang dihabiskan 1 piring 1 piring


 Makan yang tidak disukai
Tidak ada Tidak ada

 Makanan yang membuat alergi


25

 Makanan pantangan Tidak ada Tidak ada

Tidak ada Tidak ada


 Penggunaan alat bantu (NGT, dll)
Tidak pakai Tidak pakai
 Keluhan pemenuhan kebutuhan nutrisi

Tidak ada Tidak ada


b. Minum
 Frekuensi minum/hari
 Jenis minuman < 8 gelas sehari < 6 gelas sehari

Air putih Air putih


 Jumlah minum/hari
 Kemampuan menelan < 1500 cc < 1100 cc

 Masalah pemenuhan kebutuhan cairan Bisa menelan Bisa menelan

Tidak ada Tidak ada

3. KEBUTUHAN ELIMINASI

a. ELIMINASI B.A.K
 Frekuensi BAK/hari
4xsehari 3xsehari

 Warna urine Kuning khas Kuning khas

 Bau urine Khas Khas


 Jumlah Urine
1000-1500 cc 1000-1500 cc

 Apakah ada nyeri saat BAK Tidak ada Tidak ada

 Apakah ada kesulitan memulai BAK Tidak ada Tidak ada


 Apakah ada urine menetes
Tidak ada Tidak ada

 Keluhan/Gangguan BAK Tidak ada Tidak ada


 Penggunaan alat bantu (kateter,dll)
Tidak ada Tidak ada
b. Eliminasi B.A.B
 Frekuensi BAB 1x/hari 2x /sehari

 Warna Feces Kuning Kuning


 Bau Feces
Khas Khas
26

 Konsistensi Feces Lembek Lembek


 Keluhan/Gangguan BAB
Tidak ada Tidak ada

Tidak ada Tidak ada


 Penggunaan Laxatif

4. KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

 Lama tidur siang (jumlah jam/hari) 1 jam/hari 10-15 menit


 Lama tidur malam (jumlah jam/hari)
8 jam /hari 2-3 jam

Tidak ada Tidak ada


 Kebiasaan sebelum tidur
 Apakah merasa segar saat bangun tidur? Segar Tidak

Tidak ada Iya


 Apakah ada kesulitan tidur?
 Apakah sering terbangun saat tidur? Tidak Iya

 Apakah ada keluhan pemenuhan lebutuhan tidur Tidak ada iya

5. KEBUTUHAN AKTIVITAS/MOBILISASI

 Apakah ada perasaan lemah otot Tidak ada Iya


 Apakah ada keterbatasan pergerakan
Tidak ada Iya

 Bagaimana pemenuhan personal hygiene Mandiri Dibantu keluarga

 Kemampuan berjalan Mandiri Dibantu keluarga

Mandiri Dibantu keluarga


 Kemandirian Pemenuhan makan
 Kemandirian pemenuhan eliminasi Mandiri Dibantu keluarga

Tidak ada Tidak ada


 Adakah sesak/pusing/lelah setelah beraktifitas
 Keluhan pemenuhan kebutuhan aktivitas dan Tidak ada Iya
mobilisasi

6 KEBUTUHAN RASA NYAMAN

 (P) Apakah hal pencetus nyeri Tidak ada Patah tulang


27

clavicula
 (Q) Bagimana kualitas nyeri yang dirasakan
Tidak ada Nyeri tajam

 (R) Dimana lokasi dan penyebaran nyeri Tidak ada clavicula , tangan
kiri
Tidak ada
 (S) Berapa skala nyeri (0-10, 10 sangat nyeri)
Skala nyeri 7
 (T) Berapa lama waktu (durasi) perasaan tidak Tidak ada

nyaman 20 menit
Tidak ada
 Apakah ada demam/menggigil/berkeringat Tidak ada

7. KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE

 Frekuensi Mandi 2 x sehari 1 x sehari


 Kebiasaan mandi (basah/dilap)
Basah Basah

Pagi dan sore Pagi dan sore


 Waktu mandi pagi/sore/malam
 Frekuensi oral hygiene 2x sehari 1x sehari
 Kebiasaan cara oral hygiene
Setelah makan Setelah makan

 Waktu oral hygiene (pagi/siang/setelah makan) Pagi dan siang Pagi dan siang

 Frekuensi cuci rambut 2x sehari 1x sehari

Pagi dan sore Pagi dan sore


 Waktu cuci rambut
 Kebiasaan cuci rambut Tidak ada Tidak ada
 Frekuensi potong kuku
1x seminggu 1 x seminggu
 Kebiasaan potong kuku
Tidak ada Tidak ada

 Keluhan pemenuhan kebutuhan personal hygiene Tidak ada Tidak ada


 Frekuensi ganji baju
2x sehari 1x sehari

 Kebersihan dan kerapihan pakaian yang digunakan Bersih Bersih

 Keluhan pemenuhan berhias Tidak ada Tidak ada

G. PENGKAJIAN FISIK (INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI, OLFAKSI)


1. Pemeriksaan fisik umum
28

a. Keadaan umum : lemah


b. Tingkat Kesadaran : compos mentis
c. Berat badan : 60 kg Tinggi badan :165 cm
IMT : 22,0

2. Sistem penglihatan
a. Posisi mata : simetris kiri kanan
b. Kelopak mata : simetris
c. Pergerakan bola mata : simetris
d. Konjungtiva : tidak ada anemis
e. Kornea : normal coklat
f. Sclera : normal
g. Pupil : adanya reaksi pupil
h. Otot-otot mata : normal
i. Fungsi penglihatan : baik
j. Tanda-tanda radang : tidak ada
k. Pemakaian kaca mata : tidak ada
l. Pemakaian lensa kontak : tidak ada
m. Reaksi terhadap cahaya : adanay reaksi pupil terhadap cahaya
3. Sistem pendengaran
a. Daun telinga : simetris kiri kanan
b. Kondisi telinga tengah : normal
c. Cairan dari telinga : tidak ada
d. Perasaan penuh di telinga : tidak ada
e. Tinnitus : tidak ada
f. Fungsi pendengaran : baik
g. Gangguan keseimbangan : tidak ada
h. Pemakaian alat bantu : tidak ada

4. System pernafasan
a. Jalan nafas : tidak ada sumbatan
b. Pernafasan : normal
29

c. Penggunaan otot bantu pernafasan : tidak ada


d. Retraksi dinding dada : tidak ada
e. Frekuensi : 20x permenit
f. Irama : teratur
g. Jenis pernafasan : pernapasan dad
h. Kedalaman : normal
i. Batuk : tidak ada
j. Sputum : tidak ada
k. Batuk darah : tidak ada
l. Suara nafas :tidak ada
m. Mengi : tidak ada
n. Wheezing : tidak ada
5. System kardiovaskuler
a. Sirkulasi peripher
- Frekuensi Nadi :110 Irama :teratur
- Kekuatan :kuat
- Tekanan darah :132/86
- Distensi vena jugularis Kanan :tidakada Kiri :tidak ada
- Temperature kulit : 36,4
- Warna kulit : sawo matang
- Edema : tidak ada
- Kapilarry Refill :kembali adalam <3 detik
b. Sirkulasi jantung
- Kecepatan denyut apical : 70 bpm
- Bunyi jantung : normal ( bj 1 lebih kenjang dari bj2
- Irama : reguler
- Sakit dada : tidak ada
6. System hematologi
- Pucat : iya
- Perdarahan : iya

7. System syaraf pusat


- Keluhan sakit kepala : iya
- Tingkat kesadaran : compos mentis
30

- Glasgow coma scale : E: 4 V:6 M:5


- Tanda-tanda peningkatan TIK : iya ada
- Gangguan system persyarafan : tidak ada
- Pemeriksaan reflek
 Reflek fisiologis : tidak diperiksa
- Reflek patologs : tidak diperiksa

Pemeriksaan Nervus I – XII

1. Olfaktorius :pasien dapat membedakan aroma minyak


kayu putuh dan kopi bubuk
2. Oktik :pasien dapat menyebutkan beberapa jari
yang diangkat berat dengan jarak 3 meter
3. Okulomotor :adanya kontraksi pupil
4. Troklearis :pada kedua mata tidak terdapat ristag
5. Trigeminus :adanya reaksi mengedip pada saat
menyentuh mata pasien
6. Abdusen :pasien mampu menggerakan mata kekanan
dan ke kiri
7. Pasielis : pasien mampu mengexpresikan wajah dan
membedakan asam dan asin
8. Pestibulokoklearis : fungsi pendengaran baik
9. Glasovarongeus : pasien dapat membedakan rasa asam dan
manis
10. Vagus : reflek menelan baik
11. Aksesorius : pasien tidak dapat mengangkat bahu dan
melawan tekanan
12. Hipoklosus : lidah simestris mampu menbggerakan lidah

kesegalah arah

13. Sistem pencernaan


a. Keadaan mulut :
31

1) Kondisi Mukosa dan gusi : mukosa bibir pucat,bibir pecah,


dan tidak terdapat lesi
2) Kondisi Gigi : normal
3) Kondisi lidah : anemis
4) Kondisi Kerongkongan : baik
5) Kondisi Tonsil : T0 (Tidak ada pembesaran)
b. Auskultasi abdomen : bising usus 8x/menit
c. Palpasi Abdomen : tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi Abdomena : dulnes
e. Keluhan pasien pada saluran cerna :Pasien mengatkan tidak mual
f. Konsistensi feces : lembek dan berbentuk
g. Warna & Bau Feces : khas

14. Sistem endokrin


Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada

Nafas berbau keton : tidak ada

Luka ganggren : tidak ada

15. Sistem urogenital


Inspeksi abdomen bawah : tidak dilakukan

Palpasi Kandung kemih : tidak dilakukan

Palpasi Ginjal : tidak dilakukan

Perkusi Kandung kemih : tidak dilakukan

Perkusi Ginjal : tidak dilakukan

Auskultasi Abdomen (Urologi) : tidak dilakukan

Kondisi urine : Jumlah 1000-1500 ml /24 jam

Warna :kuning khas

Keluhan pada urogenital pasien :tidak ada

16. Sistem lntegumen


Inspeksi Warna kulit : sawo matang
32

Inspeksi Tekstur kulit : kering

Palpasi Turgor kulit : kering kasar

Kelainan yang ditemukan di kulit : tidak ada

Pemeriksaan luka , Jenis luka : terdapat luka

Lokasi luka : tangan,kepala,baru

Lama/usia luka : 1hari

Warna dasar luka : merah muda

Stadium/Kedalaman luka : 1 cm

Kelainan kondisi kulit : tidak ada

Inspeksi Rambut rambut : bau apek

Inspeksi Tekstur & Warna rambut :ditribusi merata,warna rambut

merata

Kebersihan rambut dan kulit kepala : bersih

17. Sistem muskuloskeletal


Inspeksi kelengkapan ektrm : lengkap

Palpasi otot dan tulang : terdapat tulang tangan yang patah

Pemeriksaan keadaan tonud otot : baik

Pemeriksaan kekuatan Otot :kurang baik

Pemeriksaan fungsi tulang : kurang baik

Pemeriksaan fraktur, tipe fraktur : fraktur pada tangan

Lokasi Fraktur : tangan kiri

Pemeriksaan pergerakan sendi : kurang baik

Keluhan pada sistem musculoskeletal : tidak ada

H. RIWAYAT PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL.


a. Siapakah orang terdekat dengan pasien :keluarga pasien
b. Interaksi dalam keluarga
33

 Pola komunikasi : baik


 Pembuatan keputusan : keluarga
 Kegiatan kemasyarakatan : tidak ada

c. Dampak penyakit pasien terhadap keluarga : keluarga merasa sedih


d. Masalah yang mempengaruhi pasien : tidak ada
e. Mekanisme koping terhadap stress : keluarga disamping pasien
f. Persepsi pasien terhadap penyakitnya
 Hal yang sangat dipikirkan saat ini : cara cepat sembuh
 Harapan setelah menjalani perawatan : pasien beraharap semoga
sembuh dan dapat
melakukan aktivitas seperti
biasa
 Perubahan yang dirasakan setelah sakit : bedan merasa lemas nyeri
Terus-menerus.
 System nilai kepercayaan :tidak ada
 Nilai-nilai yang bertentangan dengan Kesehatan : tidak ada
 Aktifitas agama/kepercayaan yang dilakukan : pasien berdoa

I. DATA PENUNJANG
Hemoglobin hasil 10.2 Trombosit hasil 126.000
Sel darah putih hasil 14.100 Hematokrit hasil 28
Sel darah merah hasil 3.9

J. PENATALAKSANAAN (Therapi/pengobatan termasuk diet)


a. Ceftriaxone iv vial 12 jam
b. Keterolak iv ampul 12 jam
c. Omeprazon iv vial 24 jam
d. Infus RL 20 tetes
34

ANALISA DATA
NAMA PASIEN : Tn. J UMUR : 40
RUANGAN : Anggrek NO.REG :

DATA SENJANG PENYEBAB MASALAH


No
(SYMPTOM) (ETIOLOGY) (PROBLEMA)
1. DS: Pasien mengeluh nyeri Agen..pencedera..fisik Nyeri...akut
dibagian kepala,tangan dan ……………………………………………… ………………………………………………
bahu ……………………………………………… ………………………………………………
……………………………………………… ………………………………………………
P:Patah tulang
……………………………………………… ………………………………………………
Q:tajam
……………………………………………… ………………………………………………
R: tangan kiri
……………………………………………… ………………………………………………
S:7
……………………………………………… ………………………………………………
T:20 menit
……………………………………………… ………………………………………………
DO: Tampak meringis ……………………………………………… ………………………………………………
Pasien tampak gelisah ……………………………………………… ………………………………………………
TD: 132/86 ……………………………………………… ………………………………………………
S:36,4 ……………………………………………… ………………………………………………
N:110 ……………………………………………… ………………………………………………
RR:24 ……………………………………………… ………………………………………………

DS : Pasien mengeluh sulit kurang..kontrol..tidur Gangguan..pola..tidur


2
tidur. ……………………………………………… ………………………………………………

Pasien mengeluh pola tidur ……………………………………………… ………………………………………………

berubah ……………………………………………… ………………………………………………

Pasien mengeluh istirahat ……………………………………………… ………………………………………………

tidak cukup. ……………………………………………… ………………………………………………


……………………………………………… …………………………………
DO: adanya lingkaran hitam
…………………………………………….
mata ………………………………………………

mata cekung ……………………………………………… ……………………………………………

TD: 132/86 ……………………………………………… ………………………………………………


S:36,4 ………………………………………………
………………………………………………
N:110 ………………………………………………
………………………………………………
RR:24 ………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
DS :pasien Mengeluh sulit ………………………………………………
3.
mengerakan ekstermitas kerusakan intgritas struktur
35

cemas saat digerakan tulang Gangguan..mobilitas..fisik


………………………………………………
DO : sendi kaku
………………………………………………
gerak terbatas
………………………………………………
Gerakan otot menurun ………………………………………………

TD: 132/86 ………………………………………………

S:36,4 ………………………………………………

N:110 ………………………………………………

RR:24 ………………………………………..
36
37

NAMA PASIEN : Tn . J UMUR : 40

RUANGAN : Anggrek NO.REG : 11.36.59

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN /KRITERIA HASIL INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

SLKI SIKI

1 Nyeri akut b.d agen pencedera fisik Setelah diberikan Intervensi keperawatan SIKI:menajemen nyeri  Observasi
selama .2 x 24 jam, diharapkan pasien 1.mengetahui identifikasi,karateristik
Aktivitas keperawatan:
mampu menunjukkan: ,frekuansi,kualiatas nyeri
 Observasi
SLKI:tingkat nyeri 2.mengetahui skala nyeri yang dirasakan pasien
1.Identifikasi
 Dipertahankan pada 3 lokasi,durasi,karteristik,frekuensi 3.mengetahu pengaruh nyari pada kualitas hidup
 Ditingkatkan pada 5 ,kualitas nyeri
 1=meningkat
2.Identifikasi skala nyari
 2=cuku meningkat  Terapeutik

 3.=sedang 3.Identifikasi pengaruh nyeri pada 1.berikan teknik farmakologi seperti kompres

 4=cukup memburuk kualitas hidup hangat untuk meredakan nyari

 5= menurun 2.kontrol lingkuangan ayang adapat memperberat


rasa nyari
 Terapeutik
38

Dengan kriteria hasil: 1.berikan teknik non farmakologi 3.memilih sterategi yang bagus untuk meredakan
umtuk mengurangi nyeri nyeri
 Keluahan nyeri (5).
 Meringis(5) 2.kontrol lingkungan yang
 Sikap protektif(5) memperberat rasa nyari
 Edukasi
 Gelisah(5)
3.pertimbangkan jenis dan sumber 1.menjelaskan penyebab,priode dan pemicu nyari
 Kesulitan tidur(5)
dalam pemilihan starategi meredakan pada pasien
neyri
2.menjelaskan sterategi pereda nyeri

3.penggunaan analgetik untuk meredakan nyeri


 Edukasi
1.jelaskan penyebab,priode,dan
pemicu nyeri  Kolaborasi
1.kolaborasi pemberian analgetik untuk
2.jelaskan sterategi meredakan nyeri
meredakan nyeri
3.anjurkan penggunaan analgetik
secar tepat

 Kolaborasi
1.kolaborasi pemberian analgetik
39

 Observasi
1. Mengetahui kebiasaan tidur
2. Mengeathui penyebab gangguan tidur
3. Observasi obat yang dikonsumsi pasien

 Terapeutik
1. Atur lingkungan pasien senyaman mungkin.

 Edukasi

2. Gangguan pola tidur b.d kurang 1. Sampaikan kepada pasien mengenai

kontrol tidur pentingnya tidur selama sakit.


Setelah diberikan intervensi keperawatan SIKI : Dukungan tidur
40

Selama 2 x 24 jam diharapkan pasien Aktivitas keperawatan :


dapat menunjukan :
 Observasi  Observasi
SLKI : Pola tidur 1. Identifikasi pola aktivitas dan  Ketahui nyeeri pasien
tidur  Jelaskan toleransi fisik melakukan ambulasi
 Dipertahankan pada 3
2. Identifikasi faktor pengganggu  Pantau kondisi umum selama melakukan
 Ditingkatkan pada 1
tidur ( fisik /fisiologis ) ambulasi
 1 = Menurun
3. Identifikasi obat tidur yang
 2 = Cukup menurun dikonsumsi
 3 = Sedang
 Terapeutik
 4 = Cukup meningkat  Terapeutik 1. Sediaqkan mobilisasi jika perlu
 5 = Meningkat 1. Modifikasi lingkungan ( mis
.pencahayaan )  Edukasi
Dengan kriteria hasil :
1. Sarankan berjalan dari tempat tidur kekursi
 Keluhan sulit tidur ( 1 )  Edukasi roda
 Keluhan sering terjaga ( 1 ) 1. Jelaskan pentingnya tidur cukup
 Keluhan tidak puas tidur ( 1 ) selama sakit
 Keluhan pola tidur berubah ( 1 )
 Keluhan istirahat tidak cukup ( 1 )

3. Gangguan Mobilitas fisik b.d Nyeri


SIKI : Dukungan Ambulasi
Setelah diberikan intervensi keperawatan
selama 2 x 24 jam diharapkan pasien Aktivitas keperawatan :
41

mampu menunjukan :  Observasi


1. Identifikasi adanya nyeri atau
SLKI : Mobilitas fisik
keluhan fisik lainya
 Dipertahankan pada 3 2. Identitikasi toleransi fisik
Ditingkatkan pada 5 melakukan ambulasi
 1. = Menurun 3. Monitor kondisi umum selama
 2. = Cukup menurun melakukan ambulasi

 3. = Sedang
 4. = Cukup meningkat  Terapeutik

 5. = Meningkat 1. Fasilitasi melakukan mobilisasi


fisik ,jika perlu

Dengan kriteria hasil :


 Edukasi
 Pergerakan ektermitas (5 ) 1. Ajarkan ambulasi sederhana
Kekuatan otot ( 5) yang harus dilakukan ( mis.
Rentang gerak ( 5) Berjalan dari tempat tidur
kekursi roda )

IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN


42

NAMA PASIEN : Tn J Diagnosa Keperawatan: nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis

RUANGAN : Anggrek
HARI/TANGGAL : senin, 13 desember 2021

PENGKAJIAN-DIAGNOSIS-INTERVENSI EVALUASI
IMPLEMENTASI & RESPON HASIL
(S-O-A-P) (S-O-A-P)
Pukul:16.00 Pukul:17.00 Pukul:19.00
DS: Pasien mengeluh nyeri dibagian tangan dan 1.mengetahui lokasi,durasi,karteristik,frekuensi ,kualitas nyeri S:pasien masih mengeluh nyeri dibagian clavicula dan
bahu tangan
2.mengetahui skala nyari
P:Patah tulang
P:Patah tulang
3. berikan teknik non farmakologi umtuk mengurangi nyeri Q:tajam
Q:tajam
R: tangan kiri
R: tangan kiri 4.kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyari
S:5
S:7 Respon hasil T:10 menit
T:20 menit 1. P:Patah tulang
DO: Tampak masih meringis
DO: Tampak meringis Q:tajam
Pasien tampak gelisah R: tangan kiri Pasien masih tampak Gelisah sulit tidur.
TD: 132/86 S:5 TD: 120 /80
S:36,4 T:15 menit S:36,7
N:110 N:105
2.skala nyeri 5
RR:24 RR:23
3.pasien paham teknik nonfarmakologi
A:Tingkat nyeri berada pada level 4 A:Tingkat nyeri berada pada level 3
43

P:Lanjutkan intervensi manajemen nyeri 4.lingkungan nyaman tercipta P:Lanjutkan intervensi manajemen nyeri
1.Identifikasi lokasi,durasi,karteristik,frekuensi 1.Identifikasi lokasi,durasi,karteristik,frekuensi
,kualitas nyeri ,kualitas nyeri

2.Identifikasi skala nyari 2.Identifikasi skala nyari

3. berikan teknik non farmakologi umtuk 3. berikan teknik non farmakologi umtuk
mengurangi nyeri mengurangi nyeri

4.kontrol lingkungan yang memperberat rasa 4.kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyari
nyari
44

IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Tn J Diagnosa Keperawatan: nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis

RUANGAN : Anggrek
HARI/TANGGAL : selasa,14 desember 2021

PENGKAJIAN-DIAGNOSIS-INTERVENSI EVALUASI
IMPLEMENTASI & RESPON HASIL
(S-O-A-P) (S-O-A-P)
Pukul:09.00 Pukul:13.00 Pukul:15.00
S:pasien masih mengeluh nyeri dibagian clavicula dan 1.mengetahui lokasi,durasi,karteristik,frekuensi ,kualitas nyeri S:pasien mengeluh nyeri sudah berkurang dibagian
tangan kiri clavicula dan tangan kiri
2.mengetahui skala nyari
P:Patah tulang P:Patah tulang
Q:tajam 3. mengingatkan kembali teknik non farmakologi umtuk mengurangi Q:tajam
R: tangan kiri nyeri R: tangan kiri
S:5 S:5
4.kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyari
T:10 menit T:2-3 menit
Respon hasil
DO: Tampak masih meringis DO: Tampak meringis berkurang
1. P:Patah tulang
Pasien masih tampak Gelisah sulit tidur. Q:tajam Pasien gelisah berkurang.
TD: 130 /80 R: tangan kiri TD: 110 /80
S:36,3 S:4 S:36,6
N:95 T:8 menit N:85
45

RR:21 2.skala nyeri 5 RR:22

A:Tingkat nyeri berada pada level 3 3.pasien paham teknik nonfarmakologi A:Tingkat nyeri berada pada level 2
P:Lanjutkan intervensi manajemen nyeri 4.lingkungan nyaman tercipta P:intervensi manajemen nyeri dihentikan pasien
pulang
1.Identifikasi lokasi,durasi,karteristik,frekuensi
,kualitas nyeri

2.Identifikasi skala nyari

3. mengingatkan kembali teknik non farmakologi


umtuk mengurangi nyeri

4.kontrol lingkungan yang memperberat rasa


nyari
46

IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Tn j Diagnosa Keperawatan: Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur

RUANGAN : Anggrek
HARI/TANGGAL : senin,13 desember 2021

PENGKAJIAN-DIAGNOSIS-INTERVENSI EVALUASI
IMPLEMENTASI & RESPON HASIL
(S-O-A-P) (S-O-A-P)
Pukul:16.00 Pukul:17.00 Pukul:19.00
DS : Pasien mengeluh sulit tidur. 1. mengetahui pola aktivitas dan tidur DS : Pasien masih mengeluh sulit tidur.
2. menanyakan faktor pengganggu tidur ( fisik /fisiologis )
-Pasien mengeluh pola tidur berubah -Pasien masih mengeluh istirahat tidak cukup.
3. menciptakan lingkungan ( mis .pencahayaan )
-Pasien mengeluh istirahat tidak cukup. DO: adanya lingkaran hitam mata berkurang
4.Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
TD: 120 /80
DO: adanya lingkaran hitam mata
Respon hasil S:36,7
mata cekung
1. Pasien tidur 2-3 jam N:105
TD: 132/86
2.pasien terganggu tidur karena rasa nyeri RR:23
S:36,4
N:110 3.lingkungan nyaman tercipta A:pola tidur berada pada level 3
RR:24 4.pasien paham pentingny tidur
P:Lanjutkan intervensi dukungan tidur
A:pola tidur berada pada level 2
1. mengetahui pola aktivitas dan tidur
47

P:Lanjutkan intervensi dukungan tidur 2. menciptakan lingkungan ( mis .pencahayaan )

4. mengetahui pola aktivitas dan tidur 3.Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
5. menanyakan faktor pengganggu tidur
( fisik /fisiologis )
3. menciptakan lingkungan ( mis
.pencahayaan )

4.Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit


48

IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Tn j Diagnosa Keperawatan: Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur

RUANGAN : Anggrek
HARI/TANGGAL : selasa 14 desember 2021

PENGKAJIAN-DIAGNOSIS-INTERVENSI EVALUASI
IMPLEMENTASI & RESPON HASIL
(S-O-A-P) (S-O-A-P)
Pukul:09.00 Pukul:13.00 Pukul:15.00
DS : Pasien masih mengeluh sulit tidur. 1. mengetahui pola aktivitas dan tidur DS : Pasien masih mengeluh sulit tidur.
2. menciptakan lingkungan ( mis .pencahayaan )
-Pasien masih mengeluh istirahat tidak cukup. -Pasien masih mengeluh istirahat tidak cukup.
3.mejelaskan kembali pentingnya tidur cukup selama sakit
DO: adanya lingkaran hitam mata berkurang DO: adanya lingkaran hitam mata berkurang
TD: 130 /80 Respon hasil TD: 110 /80
S:36,3 1.pasien tidur 5-6 jam S:36,6
N:95 N:85
2.lingkungan nyaman tercipta
RR:21 RR:22
3.pasien paham pentingnya tidur
A:pola tidur berada pada level 3 A:pola tidur berada pada level 4

P:Lanjutkan intervensi dukungan tidur P: intervensi dukungan tidur dihentikan

1. mengetahui pola aktivitas dan tidur


49

2. menciptakan lingkungan ( mis .pencahayaan )

3.Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit

IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN


50

NAMA PASIEN : Tn. J Diagnosa Keperawatan: Gangguan Mobilitas fisik b.d kerusakan intgritas struktur tulang

RUANGAN : Anggrek
HARI/TANGGAL : 13 desember 2021

PENGKAJIAN-DIAGNOSIS-INTERVENSI EVALUASI
IMPLEMENTASI & RESPON HASIL
(S-O-A-P) (S-O-A-P)
Pukul:16.00 Pukul:17.00 Pukul:19.00
DS :pasien Mengeluh sulit mengerakan 1.menanyakan toleransi fisik melakukan ambulasi DS :pasien Mengeluh masih kesulitan
ekstermitas menggerakan ekstremitas
2.Memantau kondisi umum selama melakukan ambulasi
cemas saat digerakan kecemas berkurang saat digerakan
3.memfasilitasi melakukan mobilisasi fisik ,jika perlu
DO : sendi kaku DO : sendi sudah mulai bisa digerakan
gerak terbatas 4.mengajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan ( mis.
Rentang gerak meningkat (ROM)
Berjalan dari tempat tidur kekursi roda )
Rentang gerak menurun (ROM)
Gerakan otot menambah
Gerakan otot menurun Respon hasil
TD: 120 /80
TD: 132/86 1.pasien masih bisa melakukan gerakan sedikit S:36,7
S:36,4 2.pasien belum bisa bergerak leluasa N:105
N:110
RR:24 3.fasilitas kursi roda dan tempat tidur terpakai RR:23
4.pasien paham melakukan ambulasi/gerakan sederhana
A: Mobilitas fisik berada pada level 2 A: Mobilitas fisik berada pada level 3
P: lanjutkan intervensi Dukungan Ambulasi P: lanjutkan intervensi Dukungan Ambulasi
51

4. menanyakan toleransi fisik melakukan 1. Memantau kondisi umum selama melakukan


ambulasi ambulasi
5. Memantau kondisi umum selama 2. memfasilitasi melakukan mobilisasi fisik ,jika
melakukan ambulasi perlu
6. memfasilitasi melakukan mobilisasi fisik 3. mengajarkan ambulasi sederhana yang harus
,jika perlu dilakukan ( mis. Berjalan dari tempat tidur
7. mengajarkan ambulasi sederhana yang kekursi roda )
harus dilakukan ( mis. Berjalan dari tempat
tidur kekursi roda )
52

IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Tn. J Diagnosa Keperawatan: Gangguan Mobilitas fisik b.d kerusakan intgritas struktur tulang

RUANGAN : Anggrek
HARI/TANGGAL : 14 desember 2021

PENGKAJIAN-DIAGNOSIS-INTERVENSI EVALUASI
IMPLEMENTASI & RESPON HASIL
(S-O-A-P) (S-O-A-P)
Pukul:09.00 Pukul:13.00 Pukul:15.00
DS :pasien Mengeluh masih kesulitan 1. Memantau kondisi umum selama melakukan ambulasi DS :pasien Mengatakan sudah bisa menggerakan
menggerakan ekstremitas 2. memfasilitasi melakukan mobilisasi fisik ,jika perlu ekstremitas nya dengan sederhana
kecemas berkurang saat digerakan 3. mengingatkan pasien ambulasi sederhana yang harus dilakukan pasien tidak cemas saat digerakan
( mis. Berjalan dari tempat tidur kekursi roda )
DO : sendi sudah mulai bisa digerakan DO : sendi sudah bisa digerakan dengan sederhana
respon hasil
Rentang gerak meningkat (ROM) gerak rom meningkat
1.pasien sudah sangat mampu melakukan gerakan sederhana
2.fasilitas tampat tidur dan kursi roda dipakai pasien
Gerakan otot menambah Gerakan otot meningkat
3.pasien paham untuk tetap melakukan ambulasi sederhana
TD: 130 /80 TD: 110 /80
S:36,3 S:36,6
N:85
N:95 RR:22
RR:21
A: Mobilitas fisik berada pada level 4
53

A: Mobilitas fisik berada pada level 3 P: intervensi dukungan ambulasi dihentikan


P: lanjutkan intervensi Dukungan Ambulasi
1. Memantau kondisi umum selama
melakukan ambulasi
2. memfasilitasi melakukan mobilisasi fisik
,jika perlu
3. mengingatkan pasien melakukan ambulasi
sederhana yang harus dilakukan ( mis.
Berjalan dari tempat tidur kekursi roda )
54

BAB IV
PEMBAHASAN

1. Gambaran karakteristik pasien Fraktur clavicula di RSUD Kepahiang


a. Pengkajian
Studi kasus ini dilaksanakan di RSUD Kepahiang, sampel yang diteliti
berjumlah 1 orang responden. Data pasien didapatkan dengan melakukan
pengkajian secara langsung dengan pasien atau keluarga melalui wawancara dan
observasi. Selain itu pengumpulan data sekunder juga diambil dengan cara
melihat status pasien terlebih dahulu guna mendukung studi kasus ini.
Berdasarkan jawaban yang didapatkan melalui wawancara dan observasi
doperoleh data yang kemudian diolah sesuai tujuan studi dan disajikan dalam
bentuk tabel dan penjelasan secara deskriptif.
Terdapat 1 pasien yang dilakukan pengkajian oleh perawat, yaitu pada
Tn.J berusia 37 tahun. Pasien datang ke RSUD Kepahiang, pada hari minggu, 11
Desember 2021 pukul 12.50 dengan keluhan yang dirasakan pasien mengatakan
jatuh dari tower dengan ketinggian 15 meter,sebelum terjatuh pasien terkena
sentrum terlebih dahulu.
Fraktur clavicula adalah kondisi tulang Ketika tulang menjadi
patah,retak,atau pecah sehingga mengubah bentuk tulang.kondisi ini bisa terjadi
karena adanya tekanan kuat pada tulang atau karena kondisi tulang yang melemah
seperti osteoporosis tulang retak atau patah dapat terjadi di area tubuh manapun.

b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin munsul pada pasien fraktur clavicula adalah
1) Nyeri akut
2) Gangguan pola tidur
3) Gangguan mobilitas fisik
55

c. Intervensi
Dalam menyusun rencana tindakan keperawatan pada pasien berdasarkan
prioritas masalah yang ditemukan, tidak semua rencana tindakan pada teori dapat
ditegakkan pada tinjauan kasus disesuaiakn dengan keluan yang dirasakan pasien
saat pengkajian dilakukan. Untuk diagnosa pertama yaitu dilakukan rencana
tindakan Manajemen nyeri, diagnosa kedua yaitu dilakukan dukungan tidur,dan
diagnose ketiga yaitu dilakukan dukungan ambulasi

d. Implementasi
setelah rencana tindakan ditetapkan maka dilanjutkan dengan melakukan
rencana tersebut dalam bentuk nyata, sebelum diterapkan pada pasien sebaiknya
melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga pasien agar tindakan yang
diberikan dapat disetujui oleh pasien dan keluarga pasien.

e. Evaluasi
Dalam melakukan asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang
maksimal memerlukan adanya kerjasama antara pasien, perawat, dokter dan
tenaga kesehatan lainnya.
56

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan studi kasus pengkajian pada Tn. J dengan masalah fraktur


clavicula di ruang raflesia RSUD Kepahiang yang telah penulis lakukan, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1. Pengkajian
Saat dilakukan pengkajian ditemukan data-data yang sesuai dengan
masalah pasien yaitu fraktur clavicula dan nantinya data tersebut akan menjadi
dasar bagi penulis untuk menegakan diagnosa dalam melakukan tindakan
keperawatan.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien dengan masalah fraktur
clavicula
a. nyeri akut b.d agen pecendera fisik
b. gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur
c. gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan intgritas struktur tulang
3. Intervensi
Dalam menyusun rencana tindakan keperawatan pada pasien berdasarkan
prioritas masalah yang ditemukan, tidak semua rencana tindakan pada teori dapat
ditegakan pada tinjauan kasus karena rencana tindakan pada tinjauan kasus
disesuaikan dengan keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian dilakukan.
Untuk diagnosa pertama yaitu nyeri akut rencana tindakan yang dilakukan adalah
manajemen nyeri , diagnosa kedua yaitu gangguan pola tidur rencana tindakan
yang dilakukan adalah dukungan tidur,diagnosa ketiga yaitu gangguan mobilitas
fisik rencena Tindakan yang dilakukan adalah dukungan ambulasi.
4. Implementasi
Setelah rencana tindakan ditetapkan maka dilanjutkan dengan melakukan
rencana tersebut dalam bentuk nyata, sebelum diterapkan pada pasien sebaiknya
melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga pasien agar tindakan yang
diberikan dapat disetujui oleh pasien dan keluarga.
5. Evaluasi
Dalam melakukan asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang
maksimal memerlukan adanya kerjasama antara pasien, perawat, dokter, dan
tenaga kesehatan lainnya.
57

B. SARAN
1. Bagi pasien dan keluarga
Pasien hendaknya lebih memahami tentang faktor-faktor yang dapat
menjadi pemicu masalah fraktur clavicula.pasien dan keluarga dapat mengurangi
masalah patah tulang dengan penanganan berupa penyanggah lengan untuk
membatasi pergerakan bahu obat nyeri dan terapi fisik kondisi parah dapat
memerlukan operasi.
2. Bagi perawat
Studi kasus ini sebaiknya dapat digunakan perawat sebagai wawasan
tambahan dan acuan intervensi yang dapat diberikan pada pasien yang mengalami
masalah fraktur clavicula. Perawat sebaiknya dapat meneruskan terapi dan
perawat juga dapat memberikan ide yang lebih banyak lagi dalam memberikan
intervensi keperawatan pada penderita dengan masalah kebutuhan fraktur
clavicula sesuai dengan penelitian terbaru.
58

DAFTAR PUSTAKA

Rasjad C . Trauma .In : Pengantar Ilmu Bedah ortopedi .6 th ed. Jakarta : Yarsif
Watanpone 2011, P. 355-356

Pecci M, Kreher JB . Clavicle Fracture . (Cited ) January , 1 st 2011. Avaible

Rubino L.J clavicle Fracture .(Cited) March 7 th 2012.Avaible

Wibowo DS, Paryan W.Anggota gerak Atas .In : Anatomi Tubuh Manusia Bandung :
Graha Ilmu Pubishing , 2016, p.3-4

Tim padja SDKI DPP PPNI ( 2017) ,Standar diagnosis keperawatan Indonesia ,Defenisi
dan idnikator Diagnostik jakrta : Dewan pengurus PPNI

Tim padja SLKI DPP PPNI, (2019) standar luaran keperawatan Indonesia ,defenisi dan
kriteria hasil keperawatan ,Jakarta : Dewan pengurus pusat PPNI

Tim Padja SIKI DPP PPNI .( 2018) ,standar intervensi keperawatan Indonesia defenisi
dan tidndakan Keperawatan ,Jakarta : Dewan pengurus pusat PPNI

Anda mungkin juga menyukai