SKRIPSI
Oleh
LIDYA TRIUTAMI
71170811049
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
EPIDEMIOLOGI CORONAVIRUS DISEASE 2019
(COVID-19) DI KOTA MEDAN PADA
TAHUN 2020
SKRIPSI
Oleh
LIDYA TRIUTAMI
71170811049
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI
LIDYA TRIUTAMI
71170811049
Hasil penelitian ini telah diperiksa dan disetujui.
PENGUJI I : PENGUJI II
(dr. Siska Anggreni Lubis, Sp.KK, M.Pd Ked) (dr. Ani ariati, M.Kes)
LEMBAR PENGESAHAN
NPM : 71170811049
Telah diuji dan dinyatakan LULUS didepan tim penguji pada hari Rabu 26
Januari 2022
PENGUJI I PENGUJI II
(dr. Siska Anggreni Lubis, Sp.KK, M.Pd Ked) (dr. Ani ariati, M.Kes)
Diketahui
Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sumatera Utara
iii
iv
7. Kedua abang, Dahlan Syahputra, dan Alex Maulana dan adik saya Bilkis
Febriansyah, yang selalu memberikan dukungan, saran, masukan di setiap
waktu dan semangat kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Kepada teman seperjuangan saya khususnya Iskandar Nazar Syafrina, Afrila
Natasya, Elwina Harefa, Miftahul Jannah, Tri Rizki Ananda Palawi, Rizki
Marito, Helga Tandungan, Kindi Azahra Lubis, Qorib Naim, Yusuf Pranoto,
Muhammad Irfan, Lala Ubaydilah, yang telah memberikan banyak motivasi
dan membantu proses pembuatan skripsi.
9. Teman-teman mahasiswa/i angkatan 2017 Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Sumatera Utara.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan penulis lainnya dan semoga Allah Subhanahu Wata’ala melimpahkan Rahmat
dan Karunia-Nya kepada kita semua serta serta memberikan balasan terbaik di
dunia dan di akhirat kepada pihak-pihak yang telah memberikan waktunya untuk
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Amin
Lidya Triutami
ABSTRAK
v
ABSTRACT
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ……….………………………………….......………………………. v
ABSTRAK ………………………………………………………………………. vi
vii
viii
xi
DAFTAR SINGKATAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I …………………………………………………………….............. 39
Lampiran II ……………………………………………………………………. 40
Lampiran III …………………………………………………………………... 41
Lampiran IV …………………………………………………………………... 42
Lampiran V ……………………………………………………………………. 43
Lampiran VI …………………………………………....................................... 44
xiii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
45.919 (4,5%), Kalimantan Timur dengan total kasus 38.727 (3.8%), Riau dengan
total kasus 28. 577 (2.8%) (KPCPEN, 2021).
Laporan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tentang COVID-19
di Sumatera Utara yaitu melaporkan data saat ini pertanggal 27 januari 2021 total
kasus terkonfirmasi di Sumatera Utara dengan total kasus terkonfirmasi 20.496
(2,0% masih dalam jumlah terkonfirmasi nasional) dengan total kasus yang
sembuh 17.744 (sembuh 86,5% dari jumlah terkonfirmasi provinsi) dengan total
kasus yang meninggal 735 (meninggal 3,6 dari jumlah terkonfirmasi)
(Kementerian Kesehatan RI, 2021).
COVID-19 ini menyebabkan proses epidemiologi dari penyakit ini secara
global meresahkan dunia, dan menjadi permasalahan utama setiap negara untuk
menekan laju penyebaran penyakit (distribution case), menurunkan angka
kematian (fatality rate) dan menurunkan angka kejadian (cumulative incident),
permasalahan yang di timbulkan oleh COVID-19 sangat serius dengan jumlah
kasusnya yang terus meningkat setiap harinya, tanpa membeda-bedakan COVID-
19 menyerang setiap orang tanpa memandang usia maupun jenis kelamin,
sehingga secara global kasus ini dapat menyerang siapapun (Fathiyah Isbaniah
and Agus Dwi Susanto, 2020).
Mengamati keadaan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Epidemiologi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di Kota
Medan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat menjadi acuan peneliti
untuk mengetahui Epidemiologi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di Kota
Medan?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Epidemiologi Coronavirus Disease 2019 (COVID-
19) di Kota Medan.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi angka kejadian (Cumulative Incident) Coronavirus Disease
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
atau tanpa sputum), anoreksia, malaise, nyeri tenggorokan, kongesti nasal, atau
sakit kepala, pasien tidak membutuhkan suplementasi oksigen.
b. Pasien COVID-19 dengan pneumonia berat
Ditandai dengan demam, ditambah salah satu dari gejala frekuensi
pernapasan >30x/menit, distres pernapasan berat, saturasi oksigen 93% tanpa
bantuan oksigen.
Gejala lain yang dapat ditemukan adalah batuk produktif, sesak napas,
sakit tenggorokan, nyeri kepala, mialgia/artralgia, menggigil, mual/muntah,
kongesti nasal, diare, nyeri abdomen, hemoptisis, dan kongesti konjungtiva.
Demam pada pasien COVID-19 memiliki suhu puncak antara 38,1-39°C.
Perjalanan penyakit dimulai dengan masa inkubasi yang lamanya sekitar 3-14 hari
(median 5 hari), pada masa ini leukosit dan limfosit masih normal atau sedikit
menurun dan pasien tidak bergejala. Pada fase berikutnya (gejala awal), virus
menyebar melalui aliran darah, diduga terutama pada jaringan yang mengekspresi
ACE2 seperti paru-paru, saluran cerna dan jantung, gejala pada fase ini umumnya
ringan. Serangan kedua terjadi empat hingga tujuh hari setelah timbul gejala awal.
Pada saat ini pasien masih demam dan mulai sesak, lesi di paru memburuk,
limfosit menurun. Penanda inflamasi mulai meningkat dan mulai terjadi
hiperkoagulasi. Jika tidak teratasi, fase selanjutnya inflamasi makin tak terkontrol,
terjadi badai sitokin yang mengakibatkan ARDS, sepsis, dan komplikasi lainnya
(Susilo et al., 2020).
limfopenia), kimia darah (fungsi hepar, fungsi ginjal, proklasitonin bila di curigai
bakterialis, asam laktat), analisis gas darah bila pasien sesak, asam laktat serum
dan CRP (Burhan et al., 2020).
bakteri sampai ditemukan bakteri spesifik pilihan utama obat demam adalah
acetaminofen penggunaan imunoglobulin intravena (IVIg) dan plasma mobilisasi
pasien setiap 2 jam untuk mencegah ulkus dekubitus berikan nutrisi enteral dalam
24-48 jam pertama, pada kondisi pelayanan tidak memadai untuk ventilasi invasif,
dapat dipertimbangkan pemberian oksigen nasal dengan aliran tinggi atau
ventilasi noninvasif dengan tetap mengutamakan kewaspadaan karena risiko
dispersi dari aerosol virus lebih tinggi (Susilo et al., 2020).
tertentu, individu tidak meninggal karena sebab lain selama periode itu, tidak
‘berdimensi dan nilainya dari nol sampai satu (dr. Rahmadani Sitepu, 2019)
Penyebaran kasus (distribution case) merupakan masalah kesehatan yang
merujuk kepada pengolompokan masalah kesehatan menurut suatu keadaan
tertentu, yaitu menurut ciri-ciri manusia (MAN) yang menjadi sasaran penyebaran
penyakit atau orang yang terkena penyakit, menurut tempat (PLACE), di mana
penyebaran atau terjadinya suatu penyakit, menurut waktu (TIME), kapan
penyaberan atau terjadinya penyakit tersebut (Ismah, 2018).
Angka kematian (case fatality rate) merupakan proporsi jumlah kematian
dibagi dengan jumlah pasien yang di konfirmasi dari suatu penyakit, yang telah di
gunakan untuk menilai dan membandingkan tingkat keparahan epidemi antar
negara (D. Kim et al., 2020).
dengan total kasus 1.367.032, Libanon dengan total kasus 276.587, Uniemirat
Arab dengan total kasus 274.376, kemudian wilayah area Eropa dengan 3 kasus
tertinggi diantaranya Inggris dengan total kasus 3.617.463, Rusia dengan total
kasus 3.719.400, Prancis dengan total kasus 2.985.259, kemudian wilayah area
Asia Tenggara dengan 3 kasus tertinggi diantaranya India dengan total kasus
10.564.533, Indonesia dengan total kasus 977.474, Bangladesh dengan total kasus
531.326, kemudian wilayah area Pacific Barat dengan 3 kasus tertinggi
diantaranya Filipina dengan total kasus 511.679, Jepang dengan total kasus
360.661, Malaysia dengan total kasus 180.455 (World Health Organization,
2021).
COVID-19 pertama di Indonesia diumumkan pada tanggal 2 Maret 2020
atau sekitar 4 bulan setelah kasus pertama di Cina, dengan total kasus
terkonfirmasi yang di laporkan indonesia ke pihak WHO 2 orang (World Health
Organization, 2020). Kasus COVID-19 kemudian bertambah kembali pada
tanggal 6 Maret dengan total kasus terkonfirmasi yang di laporkan indonesia ke
pihak WHO 2 orang (J. Kim et al., 2020), dan jumlah total kasus COVID-19
pertama kali di Indonesia sebanyak 4 orang.
Setelah Indonesia menerima surat resmi dari WHO pada tanggal 11 Maret
2020 terkait telah disahkanya COVID-19 sebagai pandemi, pada tanggal 13 Maret
2020 Presiden Republik Indonesia melalui Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, memutuskan untuk membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan
COVID-19 (Keppres, 2020).
Laporan kasus yang terkonfirmasi COVID-19 pertanggal 28 Januari 2021
dengan total kasus terkonfirmasi di Indonesia 1.037.993 dengan total kasus yang
aktif 166.540 dan total kasus yang sembuh 842.122 (sembuh 81,1% dari
terkonfirmasi), dengan total kasus yang meninggal 29.331 (meninggal 2,8% dari
terkonfirmasi). Laporan kasus tertinggi saat ini dari 34 Provinsi di Indonesia di
antaranya DKI Jakarta dengan total kasus 256.416 (25.%), Jawa Barat dengan
total kasus 134.520 (13,1%), Jawa Tengah dengan total kasus 120.001 (11.7%),
Jawa Timur dengan total kasus 109.081 (10.6%), Sulawesi Selatan dengan total
20
kasus 45.919 (4,5%), dan Sumatera Utara berada pada urutan ke 11 dengan total
kasus 20.496 (2,0%) (KPCPEN, 2021)
Kasus COVID-19 di Sumatera Utara pertama kali terdeteksi di kota
Medan pada tanggal 18 Maret 2020, dan kemudian beberapa kabupaten
mengonfirmasi kasus COVID-19 kecuali kabupaten Pakpak Barat. Total kasus
terkonfirmasi pertama kali di Sumatera Utara 20.682, total kasus yang sedang
menjalanin perawatan 2.027 dengan total kasus yang sembuh 17.915, dan total
kematian 740 (Dinkes Sumut, 2020).
Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tentang COVID-19
melaporkan saat ini pertanggal 28 Januari 2021 total kasus terkonfirmasi di
sumatera utara dengan total kasus terkonfirmasi 20.496 (2,0% masih dalam
jumlah terkonfirmasi nasional) dengan total kasus yang sembuh 17.744 (sembuh
86,5% dari jumlah terkonfirmasi provinsi) dengan total kasus yang meninggal 738
(meninggal 3,6% dari jumlah terkonfirmasi) (Kementerian Kesehatan RI, 2021).
Epidemiologi coronavirus
disease 2019 (COVID-19)
di Kota Medan
Coronavirus Disease
Epidemiologi 2019 (COVID-19)
Karekteristik
BAB III
METODE PENELITIAN
Tabel 3.1.
Definisi Operasional Penelitian
1 Coronavirus penyakit
disease 2019 menular yang
(COVID-19) disebabkan
oleh Severe
Acute
Respiratory
Syndrome
Coronavirus 2
(SARS-CoV-2).
(Kementerian
Kesehatan RI,
2020b).
2 (Cumulative Proporsi angka Melihat Observasi 0. Kasus Numerik
incidence) kejadian Data Positif
coronavirus terinfeksi, yang Covid di Covid-19
disease 2019 mempersentasi Kota 1. Kasus
(COVID-19) kan nilai Medan Sembuh
di Kota pertumbuhan Covid-19
Medan infeksi covid- 2.Kasus
19 di Kota Meninggal
Medan Covid-19
3 (Case fatality Proporsi angka Melihat Observasi Persentase Numerik
rate) kematian, yang Data
coronavirus mempersentasi Covid-
disease 2019 kan total nilai 19 di
(COVID-19) kematian Kota
di Kota covid-19 di Medan
Medan Kota Medan
4 (Distribution Proporsi angka Melihat Observasi Persentase Numerik
Case) penyebaran Data
coronavirus penyakit, yang Covid-19
disease 2019 mempersentasi di Kota
(COVID-19) kan nilai Medan
di Kota penyebaran
Medan infeksi covid-
19 di Kota
Medan
24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Kota Medan adalah Ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini
merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah DKI Jakarta dan Surabaya
serta kota terbesar di luar pulau Jawa. Secara geografis Kota Medan terletak
diantara 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' – 98° 44' Bujur Timur, Kota
Medan memilki 21 Kecamatan dengan 151 kelurahan yang terbagi dalam 2.000
lingkungan. Jumlah penduduk Kota Medan Sebanyak 2.435.252 jiwa Pada tahun
2020 (Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2019).
4.2 Pembahasan
4.2.1 Cumulative Incidence (CI) COVID-19 di Kota Medan
Cumulative Incidence (CI) adalah probabilitas dari seorang yang tidak
sakit untuk menjadi sakit selama periode waktu tertentu (Ismah, 2018). CI atau
angka kejadian penyakit pada COVID-19 di Kota Medan mengalami peningkatan
dari bulan Juli tahun 2020 hingga bulan September tahun 2020. Namun,
mengalami penurunan pada bulan Oktober tahun 2020 hingga Desember tahun
2020 yang kemudian mengalami peningkatan kembali dari bulan Januari-
Feberuari 2021. Selanjutnya kembali turun dan meningkat kembali. Peningkatan
tersebut menunjukkan semakin bertambahnya kasus positif COVID-19 di
Indonesia dikarenakan lalainya masyarakat Indonesia sendiri. Masyarakat tidak
menerapkan dan melakukan saran maupun nasihat dari tenaga kesehatan dan
pemerintahan dalam mencegah penularan COVID-19 seperti jaga jarak. Hal
tersebut dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang berkumpul dalam suatu
tempat, tidak menjaga kebersihan diri bahkan tidak menjaga imunitas atau
kekebalan tubuh sehingga angka kejadian COVID-19 di Sumatera Utara semakin
meningkat. Pada bulan Oktober tahun 2020, kasus positif COVID-19 mengalami
penurunan sesaat. Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia hanya
patuh dalam mengaplikasikan pencegahan COVID-19 pada saat bulan November
tahun 2020 saja. Pada bulan selanjutnya, terjadi peningkatan COVID-19 di Kota
Medan (Ilmiah, Batanghari and Putri, 2020).
29
etika batuk dan bersin dengan menutup mulut serta hidung kemudian mencuci
tangan dengan sabun dan air yang bersih (Kementerian Kesehatan RI, 2021).
Pada bulan November menuju Desember tahun 2020 kasus positif dan
kasus COVID-19 di Kota Medan semakin menurun menunjukkan adanya
kepatuhan masyarakat dalam mencegah dan mengobati saat itu. Namun, setelah
bulan Januari terjadi peningkatan kembali kasus positif dan kasus meninggal
COVID-19 yang berarti masyarakat menjadi lalai. Kasus sembuh pada bulan
November menuju Januari tahun 2021 juga mengalami penurunan yang artinya
terdapat ketidakpatuhan masyarakat Indonesia dan tidak konsisten dalam
menerapkan pengobatan atau pencegahan COVID-19 Tahun 2020 - 2021 di Kota
Medan.
Tingginya kasus positif tersebut menyebabkan rumah sakit rujukan
COVID-19 di beberapa daerah mulai kolaps karena keterbatasan sarana dan
prasarana. Tenaga kesehatan juga kewalahan menghadapi lonjakan kasus sehingga
berdampak pada kelelahan yang menyebabkan imunitas turun dan meningkatkan
risiko penularan. Masing-masing perawat menangani tujuh pasien COVID-19,
kondisi tersebut menyebabkan pasien yang berpeluang untuk sumbuh tidak
mendapatkan perawatan yang sesuai dengan standar COVID-19 sehingga
mengalami keterlambatan penanganan yang dapat memperburuk kondisi dan
menyebabkan kematian. Tingginya kematian menandakan belum berhasilnya
suatu negara dalam mengatasi pandemi yang terjadi (Suni, 2021).
Berdasarkan prinsip epidemiologi, dalam menurunkan kasus positif dan
angka kematian yang aktif harus berfokus pada hilir dan hulu seperti berorientasi
pada aspek promotif dan preventif. Hal ini dapat dilakukan penguatan peran
puskesmas untuk mengatasi pandemi karena puskesmas merupakan fasilitas
kesehatan dasar dan berada paling dekat dengan masyarakat. Oleh karena itu,
puskesmas memiliki peran strategis dalam mendidik masyarakat untuk
menerapkan protokol kesehatan serta memaksimalkan pengobatan sesuai
rekomendasi WHO. Indonesia sebaiknya bisa mengerahkan kader kesehatan untuk
membantu penelusuran kontak erat dan edukasi kepada masyarakat terkait
protokol kesehatan. Puskesemas juga bisa dijadikan tempat penanganan awal
33
untuk pasien Orang Tanpa Gejala (OTG) sampai gejala ringan yang
membutuhkan perawatan dapat berkurang untuk dirujuk ke rumah sakit sehingga
rumah sakit tidak penuh. Adapun solusi dalam menurunkan angka kasus positif
dan kasus meninggal aktif yaitu dengan mempercepat program vaksinasi. Vaksin
terbukti dapat membantu menurunkan risiko tingkat keparahan sampai kematian
akibat COVID-19 (Suni, 2021).
34
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal terkait epidemiologi
COVID-19 di Indonesia, seperti:
1. Angka kejadian penyakit Cumulative Incidence (CI) mengalami
peningkatan pada bulan Juli – September tahun 2020, Januari – Maret
tahun 2021 dan bulan Juni tahun 2021. Pada bulan Oktober – Desember
tahun 2020 dan bulan April – Mei tahun 2020 mengalami penurunan CI.
2. Case Fatality Rate (CFR) COVID-19 di Kota Medan mengalami
peningkatan dan penurunan setiap bulannya.
3. Penyebaran COVID-19 di Kota Medan pada bulan Juli hingga bulan Juni
tahun 2021 mengalami peningkatan jumlah kasus positif, jumlah kasus
sembuh, jumlah kasus meninggal akibat kurangnya tingkat kesadaran
masyarakat terhadap protokol kesehatan.
5.2 Saran
1. Bagi masyarakat, diharapkan untuk konsisten menerapkan pencegahan
COVID-19 di Kota Medan agar kasus positif, kasus meninggal, Case
Fatality Rate (CFR) dan Cumulative Incidence (CI) COVID-19 Tahun
2020 - 2021 di Kota Medan menurun dengan melakukan jaga jarak,
social distancing dan menjaga imunitas atau kekebalan tubuh.
2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar meneliti lebih lanjut kasus
COVID-19 seperti meneliti faktor yang mempengaruhi COVID-19 di
Kota Medan semakin meningkat.
3. Bagi Institusi kesehatan, diharapkan untuk meningkatkan kesehatan
dan pencegahan dalam menanggulangi COVID-19 di Kota Medan.
35
DAFTAR PUSTAKA
Anggita, M. & (2018) ‘Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan Badan
Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan’.
Badan Pusat Statistik Kota Medan (2019) ‘Jumlah Penduduk Kota Medan
Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin (Jiwa), 2017-2019’,
Medankota.Bps.Go.Id. Available at:
https://medankota.bps.go.id/indicator/12/102/1/jumlah-penduduk-kota-
medan-menurut-kelompok-umur-dan-jenis-kelamin.html.
Burhan, E. et al. (2020) COVID-19.
Dinkes Sumut (2020) Data Terbaru Covid-19 Di Provinsi Sumatera Utara.
Medan.
Djalante, R. et al. (2020) ‘Review and analysis of current responses to COVID-19
in Indonesia: Period of January to March 2020’, Progress in Disaster
Science, 6.
Dr. dr. Edison, M. P. (2018) ‘Pengantar Epidemiologi Klinik’, Docplayer.
Available at: https://docplayer.info/48042290-Pengantar-epidemiologi-
klinik.html.
dr. Rahmadani Sitepu, M. kes (2019) Pengantar Epidemiologi Klinik. Edited by S.
K. Abdul Gafur. Medan: UISU Press.
Fathiyah Isbaniah and Agus Dwi Susanto (2020) ‘Pneumonia Corona Virus
Infection Disease-19 (COVID-19)’, Journal Of The Indonesian Medical
Association, 70(4), pp. 87–94.
Hairunisa, N. and Amalia, H. (2020) ‘Review: penyakit virus corona baru 2019
(COVID-19)’, Jurnal Biomedika dan Kesehatan, 3(2), pp. 90–100.
Ilmiah, J., Batanghari, U. and Putri, R. N. (2020) ‘Indonesia dalam Menghadapi
Pandemi Covid-19’, 20(2), pp. 705–709.
Ismah, Z. (2018) ‘Dasar Epidemiologi’, Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), pp. 1689–1699.
Johnson, M. (2020) ‘Wuhan 2019 Novel Coronavirus - 2019-nCoV’, Materials
and Methods, 10(January), pp. 1–5.
Kementerian Kesehatan RI (2020a) ‘Keputusan Menteri Kesehatan Republik
36
LAMPIRAN 1
RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan :
1. TK Santu Gabriel (2003-2005)
2. SD Negeri 1 071123 Pulau Tello (2005-2011)
3. SMP Negeri 1 Pulau-Pulau Batu (2011-2014)
4. SMA Negeri 1 Pulau-Pulau Batu (Tahun lulus 2017)
5. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (2017-
Sekarang).
Riwayat Organisasi :
1. Tim Bantuan Medis FK UISU
40
LAMPIRAN 2
KEABSAHAN DAFTAR PUSTAKA
41
LAMPIRAN 3
SURAT KETERANGAN LULUS ETHICAL CLEARANCE DARI
KEPK FK UISU LEMBAR KUESIONER PENELITIAN
42
LAMPIRAN 4
BERITA ACARA BIMBINGAN PROPOSAL PENELITIAN
43
LAMPIRAN 5
BERITA ACARA BIMBINGAN HASIL PENELITIAN
44
LAMPIRAN 6
DATA COVID-19 DI WEBSITE KEMENKES RI
45
46
47
48
49
50