(SKRIPSI)
Oleh:
18310125
i
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL MENGENAI
TATA CARA ISOLASI MANDIRI COVID-19 DI PUSKESMAS SIMPUR
BANDAR LAMPUNG TAHUN 2021
(SKRIPSI)
Oleh:
18310125
ii
Judul Skripsi : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU
HAMIL MENGENAI TATA CARA ISOLASI MANDIRI
COVID-19 DI PUSKESMAS SIMPUR BANDAR
LAMPUNG TAHUN 2021
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT yang
maha pengasih dan maha penyayang yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Tata Cara Isolasi Mandiri COVID-19 Di Puskesmas
Simpur Bandar Lampung Tahun 2021”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas dan
persyaratan dalam menempuh program Sarjana Strata-1 Kedokteran Umum.
Dalam penyusunan proposal ini tidak terlepas dari dukungan banyak pihak. Pada
kesempatan ini penulis ingin menyatakan terimakasih kepada:
2. dr. Toni Prasetya, Sp.PD, FINASIM., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Malahayati.
3. dr. Sri Maria Puji Lestari, M.Pd., Ked., selaku Kepala Prodi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Malahayati.
4. dr. Fonda Octarianingsih Shariff, Sp.OG., selaku dosen pembimbing I telah mengarahkan dan
memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
6. …, selaku penguji yang telah mengevaluasi skripsi ini menjadi lebih baik lagi.
7. Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati yang telah memberikan arahan dan
informasi dalam penulisan skripsi ini.
8. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini yang tidak bias disebutkan satu
persatu
Semoga Allah SWT berkenan membalas kebaikan yang telah diberikan. Skripsi
ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada seluruh pembaca agar memperluas pengetahuan.
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................iv
DAFTAR ISI..................................................................................................................................v
BAB I...............................................................................................................................................6
PENDAHULUAN..........................................................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................10
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................................11
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................6
11
1.5 Ruang Lingkup................................................................................................................12
BAB II...........................................................................................................................................13
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................13
2.1 Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).......................................................................13
2.2 COVID-19 Pada Ibu Hamil.............................................................................................18
2.3 Isolasi Mandiri................................................................................................................19
2.4 Isolasi Mandiri Pada Ibu Hamil......................................................................................21
2.5 Pengetahuan....................................................................................................................25
2.6 Kerangka Teori...............................................................................................................30
2.7 Kerangka Konsep............................................................................................................30
BAB III.........................................................................................................................................31
METODE PENELITIAN............................................................................................................31
3.1 Jenis Penelitian................................................................................................................31
3.2 Desain Penelitian.............................................................................................................31
3.3 Tempat Penelitian & Waktu Penelitian...........................................................................31
3.4 Subjek Penelitian.............................................................................................................32
3.5 Variabel Penelitian..........................................................................................................33
3.6 Definisi Operasional.......................................................................................................33
v
3.7 Alat Ukur.........................................................................................................................34
3.8 Pengumpulan Data..........................................................................................................35
3.9 Pengolahan Data.............................................................................................................35
3.10 Analisis Data...................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................36
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) disebabkan oleh sindrom pernafasan akut yang
parah dari coronavirus 2 (SARSCoV2). Pertama kali virus ini muncul di Wuhan, Hubei,China,
pada Desember 2019 COVID-19 disebabkan oleh virus yang sangat berbahaya dan
penyebarannya sangat cepat. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Indonesia hampir
di semua wilayah telah mengkonfirmasi COVID-19 sebagai bencana nasional (Eliyun &
Rahayuningsih, 2021).
Coronavirus (CoV) adalah asam ribonukleat (RNA) yang ditutupi dengan Coronaviridae
dan virus keluarga nidoviral yang dapat menyebabkan infeksi pernapasan dan tabung pencernaan
dengan gejala serius seperti pneumonia dengan kegagalan sistem pernapasan Gejala-gejala yang
COVID-19 paling umum adalah demam, batuk, kelelahan atau mialgia, produksi phlegmeous,
Covid-19 dilaporkan untuk pertama kalinya di Indonesia pada 2 Maret 2020, dan di
Indonesia pada 5 Juli 2021 Jumlah orang terpapar COVID-19 terdapat 2.313.829 kasus yang
dikonfirmasi, 1.942.690 jumlah kasus sembuh dan 61.140 kematian di Indonesia. Jumlah
negara di dunia yang tepapar COVID-19 adalah 223 negara dengan 183.560.151 kasus
dikonfirmasi di dunia dan 3.978.581 kasus kematian dilaporkan di seluruh dunia. Hal ini sangat
6
Virus COVID-19 bisa menjangkiti siapa saja, terutama orang yang rentan seperti ibu hamil.
Ibu hamil harus ekstra hati-hati karena tidak hanya untuk melindungi diri mereka sendiri tetapi
juga untuk bayi yang dikandungnya. Secara khusus, wanita hamil selama 3 bulan pertama
kehamilan karena peningkatan sistem kekebalan pro-inflamasi lebih rentan terhadap infeksi
virus. Selain itu, selama kehamilan trimester pertama, ibu mengalami banyak keluhan seperti
mual dan muntah, kurang istirahat dan merasa stres. Jika hal ini tidak diperhatikan, maka daya
tahan tubuh ibu hamil akan berkurang dan mudah terinfeksi virus. Sedangkan bagi ibu hamil
trimester 3, rahim yang semakin membesar akan membuat ibu sulit bernafas, yang akan semakin
parah jika ibu hamil trimester 3 dipastikan terkena serangan bakteri COVID-19 pada sistem
Dikonfirmasi wanita hamil Virus COVID-19 mewakili gejala yang sama seperti pasien
dewasa yang tidak hamil. Gejala pertama yang terjadi pada wanita hamil adalah sama dengan
mereka yang tidak hamil, seperti respirasi akut, demam, batuk, sadel, hidung tersumbat,
tenggorokan tenggorokan, bahkan diare). SARSCOV2 adalah virus RNA yang paling mudah
untuk bereksperimen dengan mutasi dan ini tidak terjadi. Virion harus memasukkan sel inang ke
gandakan, mutar dan mereplikasi. Virion memasuki mukosa mulut, hidung dan mata. Virus
memiliki protein dengan tip yang tajam sehingga virus dapat tetap dan memasuki membran sel
tubuh. Bahan genetik virus material seluler yang dialihkan atau diretas dalam tubuh. Tubuh
membaca bahwa ada benda aneh yang menembus dalam tubuh sehingga tubuh bereaksi dengan
menghilangkan antibodi. Antibodi menyerang virus yang termasuk dalam tubuh, jika limfosit
sel B antibodi dan limfosit sel T kehilangan replikasi virus yang mengakibatkan infeksi virus
7
mengkhawatirkan tidak hanya kesehatan janinnya, tetapi juga apakah ibu dan janin akan sehat
tanpa terinfeksi COVID-19, aman atau tidak terlindungi selama tes kehamilan selama pandemi.
Pemerintah dan berbagai instansi telah melakukan upaya sosialisasi COVID-19, termasuk
pencegahan penularan COVID-19, namun masih banyak masyarakat yang belum memahaminya.
Munculnya situasi ini terkait dengan banyaknya informasi palsu yang beredar di masyarakat.
Kehamilan terkait kecemasan menurunkan kekebalan ibu, sehingga ibu hamil akan lebih rentan
Isolasi Mandiri adalah upaya untuk mencegah penyebaran COVID-19 yaitu untuk tetap di
rumah, dengan memonitor kondisi diri sendiri, kemudian menjaga jarak demi keselamatan
orang-orang di sekitar atau keluarga. Orang yang membutuhkan isolasi mandiri adalah seseorang
yang memiliki gejala nyeri seperti demam, batuk atau pilek, sakit tenggorokan atau gejala
penyakit pernapasan lainnya. Isolasi Mandiri dilakukan jika ada beberapa kemungkinan,
termasuk seseorang yang bersentuhan dengan COVID-19, kemudian seseorang yang walaupun
tidak berinteraksi dengan tersangka COVID-19 tetapi ia memiliki riwayat untuk bepergian di
zona merah, seseorang yang memiliki gejala seperti suhu tubuh Di atas 370 ° C dan seseorang
Yang harus dilakukan oleh seseorang yang sedang melakukan isolasi mandiri adalah
tidak berbagi peralatan masak, mandi, dan pakaian dengan anggota keluarga lainnya. Jika Anda
harus berbagi kamar mandi atau mesin cuci, bersihkan dengan disinfektan terlebih dahulu setelah
digunakan. Cara menjaga pertahanan tubuh selama isolasi diri adalah dengan tetap menerapkan
pola hidup sehat, antara lain makan makanan bergizi seimbang, banyak makan buah dan sayur,
istirahat cukup, olahraga ringan, dan hindari merokok atau minum alcohol (Kemenkes RI,
2020).
8
Isolasi Mandiri adalah upaya untuk pasien yang terpapar pada COVID-19, tanpa gejala atau
gejala yang masih ringan, untuk mencegah penyebaran infeksi. Ibu hamil yang tunduk pada
isolasi mandiri selalu menerima saran isolasi mandiri di rumah dengan pedoman berdasarkan
protokol isolasi mandiri dalam pengobatan COVID-19 yang mengacu kepada Menteri
Diri Sendiri Dalam Penanganan Coronavirus Disease(COVID-19) . ibu hamil, yang melakukan
isolasi mandiri harus dilengkapi dengan sarana agen komunikasi dan nomor telepon yang dapat
dihubungi untuk konsultasi dengan unit layanan maternal di tingkat puskesmas atau petugas lain
dari Petugs BKKBN. Dan Ibu hamil wanita yang tunduk isolasi mandiri harus memiliki bentuk
penilaian diri (self-assessment) dari kondisi kejiwaan, dan jika memerlukan konsultasi maka
Puskesmas (kesehatan mental), dan jika ada keluhan membutuhkan konsultasi dengan (kejiwaan)
maka konsultasi ke Satgas Covid RS atau dokter RSJ dapat dilakukan dengan cara telemedicine
(Aziz, 2021).
Wanita hamil dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan prenatal rutin, meskipun berbagai
modifikasi, dengan pengecualian wanita hamil yang membutuhkan isolasi mandiri dengan
dicurigai atau dikonfirmasi oleh COVID-19 (Eliyun & Rahayuningsih, 2021). Peningkatan kasus
dikhawatirkan tidak hanya kesehatan pada ibu nya, tetapi juga pada janinnya (Siregar et al.,
2020). Salah satu strategi untuk mencegah penyebaran COVID-19 adalah dengan cara Isolasi
mandiri yaitu upaya seseorang yang terpapar COVID-19, tanpa gejala atau dengan gejala ringan,
untuk mencegah penyebaran infeksi dengan melakukan isolasi mandiri. (Aziz, 2021). Oleh
9
karena itu peneliti akan melakukan penelitian sebagai tugas akhir mengenai Gambaran Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Isolasi Mandiri COVID-19 Di Puskesmas Simpur Pada Tahun
2021.
karena yang dikhawatirkan tidak hanya kesehatan pada ibu nya, tetapi juga pada janinnya. Salah
satu strategi untuk mencegah penyebaran COVID-19 adalah dengan cara Isolasi mandiri yaitu
upaya seseorang yang terpapar COVID-19, tanpa gejala atau dengan gejala ringan, untuk
mencegah penyebaran infeksi dengan melakukan Isolasi Mandiri. Maka dari itu didapatkan
masalah yang diambil pada penelitian ini yaitu bagaimana gambaran tingkat pengetahuan ibu
hamil mengenai isolasi mandiri covid-19 di puskesmas simpur pada tahun 2021.
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil
2. Tujuan Khusus
mengenai tata cara isolasi mandiri covid-19 di puskesmas simpur Tahun 2021
10
b. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai tata cara isolasi
Sebagai syarat peneliti untuk mengambil gelar sarjana kedokteran (S. Ked).
Selain itu, sebagai wawasan peneliti untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil
Sebagai bahan informasi bagi lembaga penelitian, peneliti lain, dan masyarakat
untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut dan mengetahui lebih jelas lagi tentang
Isolasi Mandiri COVID-19 pada ibu hamil serta tata cara nya .
11
1.5 Ruang Lingkup
2. Subjek Penelitian : Ibu Hamil Yang Datang Ke Puskesmas Simpur Pada Tahun 2021
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
coronavirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Ada
setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat
menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute
2.1.2. Epidemiologi
oleh Coronavirus jenis baru. Penyakit ini diawali dengan munculnya kasus pneumonia yang
tidak diketahui etiologinya di Wuhan, Cina pada akhir Desember 2019. Berdasarkan hasil
penyelidikan epidemiologi, kasus tersebut diduga berhubungan dengan Pasar Seafood di Wuhan.
Pada tanggal 7 Januari 2020, Pemerintah China kemudian mengumumkan bahwa penyebab
kasus tersebut adalah Coronavirus jenis baru yang kemudian diberi nama SARS-CoV-2 (Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2). Virus ini berasal dari famili yang sama dengan
virus penyebab SARS dan MERS. Meskipun berasal dari famili yang sama, namun SARS-CoV-
2 lebih menular dibandingkan dengan SARS-CoV dan MERS-CoV Proses penularan yang cepat
13
2020. Angka kematian kasar bervariasi tergantung negara dan tergantung pada populasi yang
5 Juli 2021 Jumlah orang terpapar COVID-19 terdapat 2.313.829 kasus yang dikonfirmasi,
1.942.690 jumlah kasus sembuh dan 61.140 kematian di Indonesia. Jumlah negara di dunia
yang tepapar COVID-19 adalah 223 negara dengan 183.560.151 kasus dikonfirmasi di dunia
dan 3.978.581 kasus kematian dilaporkan di seluruh dunia. Hal ini sangat menimbulkan banyak
2.1.3 Etiologi
Penyebab COVID-19 adalah virus yang tergolong dalam family coronavirus. Coronavirus
merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen. Terdapat 4 struktur
keluarga Coronaviridae. Coronavirus ini dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia.
deltacoronavirus. Sebelum adanya COVID-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi
CoV (betacoronavirus). Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam genus
betacoronavirus, umumnya berbentuk bundar dengan beberapa pleomorfik, dan berdiameter 60-
140 nm. Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus ini masuk dalam subgenus yang
sama dengan coronavirus yang menyebabkan wabah SARS pada 2002- 2004 silam, yaitu
14
memberikan nama penyebab COVID-19 sebagai SARS-CoV-2 (Keputusan Menteri Kesehatan
Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap. Beberapa
orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apapun dan tetap merasa sehat. Gejala COVID-
19 yang paling umum adalah demam, rasa lelah, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin
mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, pilek, nyeri kepala, konjungtivitis, sakit
tenggorokan, diare, hilang penciuman dan pembauan atau ruam kulit. Menurut data dari negara-
negara yang terkena dampak awal pandemi, 40% kasus akan mengalami penyakit ringan, 40%
akan mengalami penyakit sedang termasuk pneumonia, 15% kasus akan mengalami penyakit
parah, dan 5% kasus akan mengalami kondisi kritis. Pasien dengan gejala ringan dilaporkan
sembuh setelah 1 minggu. Pada kasus berat akan mengalami Acute Respiratory Distress
Syndrome (ARDS), sepsis dan syok septik, gagal multi-organ, termasuk gagal ginjal atau gagal
jantung akut hingga berakibat kematian. Orang lanjut usia (lansia) dan orang dengan kondisi
medis yang sudah ada sebelumnya seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung dan paru,
diabetes dan kanker berisiko lebih besar mengalami keparahan (Keputusan Menteri Kesehatan
2.1.5 Diagnosis
Acid Amplification Test) seperti pemeriksaan RT-PCR (Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, 2020).
15
2.1.6 Pencegahan
Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah menghindari paparan virus penyebab
Metode pencegahan infeksi salah satunya adalah dengan memakai masker. Masker
medis dapat secara signifikan mengurangi paparan COVID-19. Masker N95 dapat
Penggunaan perlindungan diri perlu konsisten, benar, serta wajar dapat mengurangi
penyebaran patogen. Masker medis yang efektif dapat digunakan dengan hati-hati.
Masker harus menutupi bagian hidung dan mulut. Ketika menggunakan masker,
Selain itu, kebersihan pribadi, misalnya mencuci tangan juga sangat diperlukan.
permukaan hingga 9 hari. Juga, alkohol 62-71%, 0,5% hidrogen peroksida, atau
0,1% natrium hipoklorit dapat membunuh COVID-19 dalam waktu satu menit.
(Aziz, 2021)
2. Hand Hygiene
Cuci tangan memakai air dan sebun minimal 20 detik (cara mencuci tangan yang
benar ada di halaman 28 KIA manual). Jika air dan sabun tidak ada, maka
70%. Mencuci tangan terutama setelah buang air besar (BAB) dan buang air kecil
16
3. Sosial Distancing
Tetap berada di rumah dan terapkan kebijakan isolasi sosial agar memutus rantai
agar memastikan janin dan ibu dalam keadaan sehat dan siap untuk melahirkan.
Perawatan prenatal sangat penting. Ibu yang tidak mendapatkan perawatan prenatal
memiliki risiko kematian ibu yang lebih tinggi maternal dan mengalami komplikasi
minimal 6 kali tatap muka prenatal check up selana kehamilan. Terlepas dari status
zona COVID-19 area di daerah tersebut, medical check up jarak jauh juga dapat
4. Vaksinasi
Saat ini terdapat 3 jenis vaksin (vaksin mRNA, vaksin vektor virus, vaksin subunit
protein). Tak satu pun dari jenis vaksin ini yang dapat menyebabkan COVID-19
yang serius. Efek samping ringan termasuk kelelahan dan sakit kepala setelah dosis
vaksin kedua. Sangat dianjurkan agar vaksin tersebut diberikan harus digunakan
Semua jenis vaksin yang ada saat ini dapat diberikan pada ibu hamil dan menyusui
17
kesehatan, Risiko tinggi, Usia diatas 35 tahun, Disertai komorbid (contoh: riwayat
(BMI diatas 30), Risiko rendah: dapat dilakukan vaksinasi covid-19 setelah
konseling. Lalu vaksinasi COVID-19 pada ibu hamil hanya dapat dilakukan dengan
diberikan diatas usia kehamilan 12 minggu dan diharapkan paling lambat usia
1 dan guna memberikan perlindungan pada akhir trimester 2 dan 3 (Aziz, 2021).
Asupan gizi pada ibu hamil sangat penting dan tidak boleh diabaikan karena
menjadi salah satu cara peningkatan kekebalan tubuh di masa pandemi COVID-19.
infeksi. Seseorang yang kekurangan vitamin C juga lebih berisiko terkena COVID-
Virus COVID-19 dapat menginfeksi siapapun terutama kepada orang yang rentan seperti
ibu hamil. Ibu hamil perlu melakukan pencegahan yang lebih ekstra karena tidak hanya untuk
melindungi dirinya tetapi juga janinnya. Terutama pada ibu hamil trimester pertama karena
proilnflamantori pada sistem imunitas lebih meningkat sehingga lebih mudah terinfeksi
18
virus(Leniensi et al., 2021).
Ibu hamil tercatat salah satu kelompok rentan resiko terinfeksi COVID-19 dikarenakan
pada masa kehamilan terjadinya perubahan fisiologi yang mengakibatkan penurunan kekebalan
parsial dan dapat menyebabkan dampak yang serius bagi ibu hamil. Informasi tentang COVID-
19 hingga saat ini masih sangat terbatas termasuk data ibu hamil terkonfirmasi positif COVID-19
belum dapat disimpulkan di Hasil penelitian dari 55 wanita hamil dan 46 neonatus yang
terinfeksi COVID-19 tidak dapat dipastikan adanya penularan vertikal dan belum diketahui
apakah meningkatkatkan kasus keguguran dan kelahiran mati.Hasil penelitian yang dilakukan
oleh (Schwartz, 2020) didapati 37 ibu hamil yang terkonfirmasi COVID-19 melalui PCR tidak
ditemukan pneumonia berat dan atau kematian maternal, diantara 30 neonatus yang dilahirkan
2.3.1 Definisi
Isolasi mandiri adalah upaya seseorang yang terpapar COVID-19, tanpa gejala atau dengan
gejala ringan, untuk mencegah penyebaran infeksi dengan melakukan isolasi dirinya(mandiri)
(Aziz, 2021).
Wabah virus corona dapat kita hindari apabila penderita melakukan isolasi diri. Tidak semua
pasien korona harus dirawat di rumah sakit, penderita yang tidak termasuk kelompok rentan
cukup melakukan isolasi diri di rumah. Pentingnya isolasi diri selama lebih kurang 14 hari
karena gejala COVID-19 akan muncul dalam rentang waktu tersebut berupa batuk, demam, atau
sesak napas. Dalam selang waktu tersebut, kondisi orang yang diduga terinfeksi COVID-19
diisolasi dan dipantau di rumah sakit, rumah atau tempat lain. Isolasi mandiri yaitu upaya
19
mencegah penyebaran COVID-19 dengan berdiam diri di rumah sambil memantau kondisi diri
seraya tetap menjaga jarak aman dari orang sekitar atau keluarga. Orang yang perlu melakukan
isolasi mandiri adalah siapapun yang memiliki gejala sakit seperti demam, batuk, atau pilek,
nyeri tenggorokan, atau gejala penyakit pernafasan lainnya. Isolasi mandiri dilakukan jika
seseorang tidak kontak langsung dengan terduga COVID-19 namun memiliki riwayat perjalanan
ke daerah zona merah, seseorang yang memiliki gejala seperti suhu tubuh di atas 370C dan
lainnya), namun tidak memiliki risiko penyakit penyerta lainnya (diabetes, penyakit
jantung, kanker, penyakit paru kronik, AIDS, penyakit autoimun, dll), maka secara
sukarela atau berdasarkan rekomendasi petugas kesehatan, tinggal di rumah dan tidak
dengan riwayat dari negara/area transmisi lokal, dan/atau orang yang tidak
menunjukkan gejala tetapi pernah memiliki kontak erat dengan pasien positif COVID-
19.
c. Lama waktu isolasi diri selama 14 hari hingga diketahuinya hasil pemeriksaan sampel
20
2.3.3 Yang Dilakukan Saat Isolasi Mandiri:
Gunakan kamar terpisah di rumah dari anggota keluarga lainnya. Jika memungkinkan,
c. Lakukan pengukuran suhu harian dan observasi gejala klinis seperti batuk atau
kesulitan bernapas.
d. Hindari pemakaian bersama peralatan makan (piring, sendok, garpu, gelas), dan
e. Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan mengonsumsi makanan
bergizi, melakukan kebersihan tangan rutin, mencuci tangan dengan sabun dan air
f. Berada di ruang terbuka dan berjemur di bawah sinar matahari setiap pagi.
h. Hubungi segera fasilitas pelayanan kesehatan jika sakit memburuk (seperti sasak
Ibu hamil yang sedang menjalani isolasi mandiri diberikan konseling dan panduan isolasi
di rumah sesuai protokol isolasi diri sendiri dalam penanganan COVID-19 yang mengacu pada
21
2.4.1 Syarat Isolasi Mandiri Bagi Ibu Hamil & Ibu Nifas
3. Tidak memiliki gejala atau kategori ringan: flu, anosmia, demam ringan, pegal-pegal
penyakitparu)
dokter/tenagaKesehatan.
9. Isoman dilaksanakan selama 10 hari atau +3 hari bebas gejala(setelah selesai melakukan
pemeriksaan ulang swab antigen/PCR). Setelah melewati masa isolasi, kontrol ke FKTP
1) Mengingat kemungkinan persalinan prematur yang lebih tinggi pada ibu hamil penderita
berkomunikasi dengan petugas kesehatan apabila timbul kencang atau kontraksi perut
pengeluaran pervaginam berupa lendir yang lebih banyak dari biasanya atau bercak
22
darah.
2) Ibu hamil yang sedang menjalani isolasi mandiri sebaiknya dibekali sarana komunikasi
dan nomor kontak petugas yang bisa dihubungi untuk konsultasi dengan unit pelayanan
maternal di tingkat puskesmas dan petugas lain yang ditunjuk di FKTP terdekat dan
petugas BKKBN.
3) Ibu hamil yang sedang menjalani isolasi mandiri sebaiknya diberikan formulir penilaian
diri (self assessment)kondisi kejiwaan , dan apabila ada keluhan atau penilaian yang
(mental health) di puskesmas (Petugas Kesehatan Jiwa Puskesmas), dan apabila ada
keluhan yang memerlukan konsultasi dengan dokter spesialis (psikiatri) pada Satgas
4) Ibu hamil yang melakukan isolasi di rumah dianjurkan untuk diberikan suplementasi
• Vitamin C, pilihannya berupa : Tablet vitamin C non acidic 500 mg per 6-8 jam sekali
(untuk 14 hari) Tablet hisap vitamin C 500 mg per 12 jam sekali (selama 30 hari)
• Multivitamin yang mengandung vitamin C sebanyak1-2 tablet per hari (selama 30 hari)
• Tablet tambah darah (TTD) dilanjutkan sesuai dosis sesuai panduan kemenkes.
5) Ibu hamil yang melakukan isolasi dirumah sebaiknya dibekali dengan alat pemeriksaan
suhu tubuh (termometer) dan diajarkan cara membaca dan melaporkan hasilnya secara
harian kepada petugas, dan kalau memungkinkan sebaiknya dibekali dengan oxymeter
23
6) Ibu hamil yang melakukan isolasi di rumah harus diberitahu tanda perburukan seperti :
demam tinggi diatas 38 C , frekuensi nafas diatas 24 kali permenit, denyut nadi diatas
100 kali permenit,rasa berat bernafas, sesak nafas, berkeringat dingin, berdebar atau ada
tanda bahaya dari kehamilannya (nyeri kepala, keluar air ketuban, keluar darah, gerak
sudah selesai kegiatan isolasinya segera diberikan surat keterangan selesai isolasi yang
8) Ibu hamil yang melakukan isolasi di rumah diberikan cara menghitung gerakan bayi
dengan cara “menghitung 10 gerakan dari Cardiff “(The ‘Cardiff Count to Ten). Ibu
hamil diajarkan menghitung gerakan janin mulai jam 8 pagi, dan apabila gerakan 10 kali
sudah didapatkan (umumnya satu sampai dengan dua jam), maka bayi masih kondisi baik
dan ibu selesai menghitung gerakan janin untuk hari itu. Apabila dalam 12 jam (sampai
jam 8 malam) belum didapatkan gerakan 10 kali, maka ibu melaporkan kepada petugas
9) Ibu hamil risiko tinggi dengan komorbid maupun ada komplikasi medis seperti ; asma,
penyakit jantung, diabetes, pengakit ginjal kronik, penyakit hati, disabilitas, obese, HIV,
10) Ibu hamil yang mengalami masalah kebidanan risiko tinggi seperti preeklampsia,
plasenta previa dengan riwayat perdarahan, riwayat SC lebih satu kali dengan keluhan,
riwayat dirawat dengan KPD atau ancaman persalinan prematur, sebaiknya melakukan
24
isolasi dirumah sakit.
11) Ibu hamil yang melakukan isolasi di rumah diberikan nomor kontak telepon petugas
Menular (P2M), tracer Puskesmas, Bidan (KIA) Puskesmas, penanggung jawab Program
12) Khusus pasien ibu hamil konfirmasi dengan gejala berat / kritis yang sudah dipulangkan
tetap melakukan isolasi mandiri minimal 7 hari dalam rangka pemulihan dan
protokol kesehatan.
13) Pasca isolasi mandiri, mengingat kemungkinan penyakit akan lebih berat apabila terkena
Covid-19 di trimester 3,ibu hamil khususnya yang sudah mencapai trimester 3 sebaiknya
sangat membatasi diri untuk kontak dengan orang lain (social distancing)
14) Waktu isolasi diri sendiri untuk kasus covid-19 tanpa gejala adalah selama 10 hari dan
2.5 Pengetahuan
hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan presepsi terhadap objek. Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera pengelihatan
25
2.5.2 Tingkat Pengetahuan
1. Tahu (know)
mengingat kembali termasuk (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh
2. Memahami (comprehension)
diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang
3. Aplikasi (application)
diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
4. Analisis (analysis)
adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen- komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan
5. Sintesis (synthesis)
26
27
2.5.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
a. Pendidikan
mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang
tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan
cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media
massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan
tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa
seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.
juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang
sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua
aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek
tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat
28
perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia
tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa
seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, penyuluhan dan lain-lain mempunyai
penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-
pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya
informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah
yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah
d. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik,
pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini
terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai
e. Pengalaman
29
Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman baik dari pengalaman pribadi maupun
dari pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk
f. Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,
sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia tengah (41-60
tahun) seseorang tinggal mempertahankan prestasi yang telah dicapai pada usia
dewasa. Sedangkan pada usia tua (> 60 tahun) adalah usia tidak produktif lagi dan
hanya menikmati hasil dari prestasinya. Semakin tua semakin bijaksana, semakin
1) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang di jumpai dan
2) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena
kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa
teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan
30
2.6 Kerangka Teori
: yang diteliti
1. Pendidikan
2. Mass Media/informasi
3. Sosial budaya dan
ekonomi
4. Lingkungan
5. Pengalaman
6. Usia
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah penelitian jenis
independen. yaitu katakanlah satu atau beberapa variabel (bebas) tanpa membandingkan
adalah studi dimana sifatnya pengumpulan sampel waktu, sampel perilaku, sampel
peristiwa pada titik atau waktu tertentu saja (Ebi et al., 2019).
31
3.4 Subjek Penelitian
3.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah umum yang terdiri dari subyek atau subyek dengan kualitas
dan karakteristik tertentu yang diidentifikasi oleh peneliti untuk studi dan kemudian ditarik
kesimpulan (Dewi & Nathania, 2018). Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil
yang melakukan kunjungan ke Puskesmas Simpur Kota Bandar Lampung. Jumlah Populasi
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan ciri-ciri suatu populasi (Dewi & Nathania, 2018).
Sampel yang akan digunakan pada penelitan ini adalah sebagian ibu hamil yang datang
Sampling dengan teknik Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel dengan cara
Untuk menentukan ukuran sampel menggunakan rumus cross sectional sebagai berikut:
N
n=
1+ N ¿ ¿
Keterangan :
N = Ukuran populasi
32
E = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang masih bias
ditolelir; e=0,1
414
n=
1+ 414.¿ ¿
= 80,54
a. Kriteria Inklusi
informed consent.
3. Ibu hamil yang mengunjungi Puskesmas Simpur Kota Bandar Lampung Pada Tahun
2021.
b. Kriteria Eksklusi
Variabel yang digunakan yaitu tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap Isolasi Mandiri
33
3.6 Definisi Operasional
34
dari lahir sampai
dengan sekarang
(Dharma, 2011). Kuesioner penelitian ini terdiri dari dua bagian yang harus
1. Karakteristik responden
2. Kuesioner pengetahuan
pilihannya terdiri dari ―Benar atau tidak tahu untuk setiap jawabannya mempunyai
Sumber data dalam penelitian ini diambil dari kuesioner yang diisi oleh responden.
Pengolahan data dan analisis data menggunakan komputer program SPSS versi 26.0.
2.Coding, setelah data di editing selanjutnya diberi kode secara manual guna
35
4. Cleaning, data yang dimasukkan ke dalam komputer dilakukan pengecekan ulang agar
5. Saving, data kemudian disimpan dan siap untuk dilakukan analisis data.
variabel gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap isolasi mandiri covid-19 di puskemas
36
Perhatikan lagi dengan seksama agar tidak banyak koreksi typo dll, jangan ulangi kesalahan yang sama
DAFTAR PUSTAKA
Aritonang, J., Nugraeny, L., Sumiatik, & Siregar, R. N. (2020). Peningkatan Pemahaman
Kesehatan pada Ibu hamil dalam Upaya Pencegahan COVID-19. Jurnal SOLMA, 9(2), 261–
269. https://doi.org/10.22236/solma.v9i2.5522
Aziz, M. alamsyah (ketua pokja infeksi saluran reproduksi (ISR) P. P. P. (2021). PANDUAN
POGI tentang.
Dewi, L., & Nathania, S. (2018). Pengukuran Aspek Kepuasan Konsumen Le Fluffy Dessert.
Jurnal Bisnis Terapan, 2(01), 61–72. https://doi.org/10.24123/jbt.v2i01.1087
Ebi, W. E., Hirko, G. F., & Mijena, D. A. (2019). Nurses’ knowledge to pressure ulcer
prevention in public hospitals in Wollega: A cross-sectional study design. BMC Nursing,
18(1). https://doi.org/10.1186/s12912-019-0346-y
Eliyun, N., & Rahayuningsih, F. B. (2021). Upaya Pencegahan Covid-19 Pada Ibu Hamil.
Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta, 95–101.
Kemenkes RI. (2020). SE_MENKES_202_2020_protokol_isolasi_diri_COVID.pdf (pp. 1–4).
https://covid19.kemkes.go.id/download/SE_MENKES_202_2020_protokol_isolasi_diri_C
OVID.pdf
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MenKes/413/2020 Tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). MenKes/413/2020, 2019, 207.
Kusumawardhani, I. (2016). Journal About Knowledge. 4(2), 2–3.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/239/
Leniensi, C., Wulandari, C., Yulivantina, E. V., & Prastiti, G. T. (2021). Vertical Transmission
Covid-19 From Pregnant Mother To Fetus : Systematic Literature Review Transmisi Virus
Covid-19 Dari Ibu Hamil Ke Janin : Systematic. 85–93.
Notoatmodjo. (2007). Media Edukasi, Pengetahuan.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-monikafebr-6025-2-babii.pdf
Putri, N. W., & Rahmah, S. P. (2020). Edukasi Kesehatan untuk Isolasi Mandiri dalam Upaya
Penanganan COVID-19 di Kanagarian Koto Baru, Kabupaten Solok. Abdidas, 1(6), 547–
553.
Siregar, R. N., Aritonang, J., & Anita, S. (2020). Pemahaman Ibu Hamil Tentang Upaya
Pencegahan Infeksi Covid-19 Selama Kehamilan. Journal of Healthcare Technology and
Medicine, 6(2), 798. https://doi.org/10.33143/jhtm.v6i2.986
Tamara, T. (2021). Gambaran Vaksinasi COVID-19 di Indonesia pada Juli 2021. Medula, 11(1),
180–183. http://journalofmedula.com/index.php/medula/article/view/255
37
36