Anda di halaman 1dari 40

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL MENGENAI

TATA CARA ISOLASI MANDIRI COVID-19 DI PUSKESMAS SIMPUR


BANDAR LAMPUNG TAHUN 2021

(SKRIPSI)

Oleh:

RAHMA FAUZIA AL ERZA

18310125

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2021

i
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL MENGENAI
TATA CARA ISOLASI MANDIRI COVID-19 DI PUSKESMAS SIMPUR
BANDAR LAMPUNG TAHUN 2021

(SKRIPSI)

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Oleh:

RAHMA FAUZIA AL ERZA

18310125

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2021

ii
Judul Skripsi : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU
HAMIL MENGENAI TATA CARA ISOLASI MANDIRI
COVID-19 DI PUSKESMAS SIMPUR BANDAR
LAMPUNG TAHUN 2021

Nama Mahasiswa : RAHMA FAUZIA AL ERZA


Nomor Pokok Mahasiswa : 18310125
Fakultas : Kedokteran
Program Studi : Kedokteran Umum

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

(dr. Fonda Octarianingsih Shariff, Sp.Og) (dr. Ratna Purwaningrum,M.Kes)

2. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

(dr. Toni Prasetya, Sp.PD, FINASIM )

iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT yang
maha pengasih dan maha penyayang yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Tata Cara Isolasi Mandiri COVID-19 Di Puskesmas
Simpur Bandar Lampung Tahun 2021”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas dan
persyaratan dalam menempuh program Sarjana Strata-1 Kedokteran Umum.
Dalam penyusunan proposal ini tidak terlepas dari dukungan banyak pihak. Pada
kesempatan ini penulis ingin menyatakan terimakasih kepada:

1. Dr. dr. Achmad Farich, M. M., selaku Rektor Universitas Malahayati.

2. dr. Toni Prasetya, Sp.PD, FINASIM., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Malahayati.

3. dr. Sri Maria Puji Lestari, M.Pd., Ked., selaku Kepala Prodi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Malahayati.

4. dr. Fonda Octarianingsih Shariff, Sp.OG., selaku dosen pembimbing I telah mengarahkan dan
memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

5. dr. Ratna Purwaningrum,M.Kes., selaku dosen pembimbing II telah mengarahkan dan


memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

6. …, selaku penguji yang telah mengevaluasi skripsi ini menjadi lebih baik lagi.

7. Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati yang telah memberikan arahan dan
informasi dalam penulisan skripsi ini.

8. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini yang tidak bias disebutkan satu
persatu

Semoga Allah SWT berkenan membalas kebaikan yang telah diberikan. Skripsi
ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada seluruh pembaca agar memperluas pengetahuan.

Bandar Lampung, 2021

(Rahma Fauzia Al Erza)

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................iv
DAFTAR ISI..................................................................................................................................v
BAB I...............................................................................................................................................6
PENDAHULUAN..........................................................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................10
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................................11
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................6
11
1.5 Ruang Lingkup................................................................................................................12
BAB II...........................................................................................................................................13
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................13
2.1 Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).......................................................................13
2.2 COVID-19 Pada Ibu Hamil.............................................................................................18
2.3 Isolasi Mandiri................................................................................................................19
2.4 Isolasi Mandiri Pada Ibu Hamil......................................................................................21
2.5 Pengetahuan....................................................................................................................25
2.6 Kerangka Teori...............................................................................................................30
2.7 Kerangka Konsep............................................................................................................30
BAB III.........................................................................................................................................31
METODE PENELITIAN............................................................................................................31
3.1 Jenis Penelitian................................................................................................................31
3.2 Desain Penelitian.............................................................................................................31
3.3 Tempat Penelitian & Waktu Penelitian...........................................................................31
3.4 Subjek Penelitian.............................................................................................................32
3.5 Variabel Penelitian..........................................................................................................33
3.6 Definisi Operasional.......................................................................................................33

v
3.7 Alat Ukur.........................................................................................................................34
3.8 Pengumpulan Data..........................................................................................................35
3.9 Pengolahan Data.............................................................................................................35
3.10 Analisis Data...................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................36

vi
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) disebabkan oleh sindrom pernafasan akut yang

parah dari coronavirus 2 (SARSCoV2). Pertama kali virus ini muncul di Wuhan, Hubei,China,

pada Desember 2019 COVID-19 disebabkan oleh virus yang sangat berbahaya dan

penyebarannya sangat cepat. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Indonesia hampir

di semua wilayah telah mengkonfirmasi COVID-19 sebagai bencana nasional (Eliyun &

Rahayuningsih, 2021).

Coronavirus (CoV) adalah asam ribonukleat (RNA) yang ditutupi dengan Coronaviridae

dan virus keluarga nidoviral yang dapat menyebabkan infeksi pernapasan dan tabung pencernaan

dengan gejala serius seperti pneumonia dengan kegagalan sistem pernapasan Gejala-gejala yang

COVID-19 paling umum adalah demam, batuk, kelelahan atau mialgia, produksi phlegmeous,

mengencangkan dan sakit kepala (Leniensi et al., 2021).

Covid-19 dilaporkan untuk pertama kalinya di Indonesia pada 2 Maret 2020, dan di

Indonesia pada 5 Juli 2021 Jumlah orang terpapar COVID-19 terdapat 2.313.829 kasus yang

dikonfirmasi, 1.942.690 jumlah kasus sembuh dan 61.140 kematian di Indonesia. Jumlah

negara di dunia yang tepapar COVID-19 adalah 223 negara dengan 183.560.151 kasus

dikonfirmasi di dunia dan 3.978.581 kasus kematian dilaporkan di seluruh dunia. Hal ini sangat

menimbulkan banyak dampak buruk di Indonesia (Tamara, 2021).

6
Virus COVID-19 bisa menjangkiti siapa saja, terutama orang yang rentan seperti ibu hamil.

Ibu hamil harus ekstra hati-hati karena tidak hanya untuk melindungi diri mereka sendiri tetapi

juga untuk bayi yang dikandungnya. Secara khusus, wanita hamil selama 3 bulan pertama

kehamilan karena peningkatan sistem kekebalan pro-inflamasi lebih rentan terhadap infeksi

virus. Selain itu, selama kehamilan trimester pertama, ibu mengalami banyak keluhan seperti

mual dan muntah, kurang istirahat dan merasa stres. Jika hal ini tidak diperhatikan, maka daya

tahan tubuh ibu hamil akan berkurang dan mudah terinfeksi virus. Sedangkan bagi ibu hamil

trimester 3, rahim yang semakin membesar akan membuat ibu sulit bernafas, yang akan semakin

parah jika ibu hamil trimester 3 dipastikan terkena serangan bakteri COVID-19 pada sistem

pernapasan. dan paru-paru (Leniensi et al., 2021).

Dikonfirmasi wanita hamil Virus COVID-19 mewakili gejala yang sama seperti pasien

dewasa yang tidak hamil. Gejala pertama yang terjadi pada wanita hamil adalah sama dengan

mereka yang tidak hamil, seperti respirasi akut, demam, batuk, sadel, hidung tersumbat,

tenggorokan tenggorokan, bahkan diare). SARSCOV2 adalah virus RNA yang paling mudah

untuk bereksperimen dengan mutasi dan ini tidak terjadi. Virion harus memasukkan sel inang ke

gandakan, mutar dan mereplikasi. Virion memasuki mukosa mulut, hidung dan mata. Virus

memiliki protein dengan tip yang tajam sehingga virus dapat tetap dan memasuki membran sel

tubuh. Bahan genetik virus material seluler yang dialihkan atau diretas dalam tubuh. Tubuh

membaca bahwa ada benda aneh yang menembus dalam tubuh sehingga tubuh bereaksi dengan

menghilangkan antibodi. Antibodi menyerang virus yang termasuk dalam tubuh, jika limfosit

sel B antibodi dan limfosit sel T kehilangan replikasi virus yang mengakibatkan infeksi virus

dalam tubuh (Leniensi et al., 2021).

Situasi pandemi COVID-19 ini meningkatkan kecemasan di kalangan ibu hamil,

7
mengkhawatirkan tidak hanya kesehatan janinnya, tetapi juga apakah ibu dan janin akan sehat

tanpa terinfeksi COVID-19, aman atau tidak terlindungi selama tes kehamilan selama pandemi.

Pemerintah dan berbagai instansi telah melakukan upaya sosialisasi COVID-19, termasuk

pencegahan penularan COVID-19, namun masih banyak masyarakat yang belum memahaminya.

Munculnya situasi ini terkait dengan banyaknya informasi palsu yang beredar di masyarakat.

Kehamilan terkait kecemasan menurunkan kekebalan ibu, sehingga ibu hamil akan lebih rentan

terhadap infeksi COVID-19 (Siregar et al., 2020).

Isolasi Mandiri adalah upaya untuk mencegah penyebaran COVID-19 yaitu untuk tetap di

rumah, dengan memonitor kondisi diri sendiri, kemudian menjaga jarak demi keselamatan

orang-orang di sekitar atau keluarga. Orang yang membutuhkan isolasi mandiri adalah seseorang

yang memiliki gejala nyeri seperti demam, batuk atau pilek, sakit tenggorokan atau gejala

penyakit pernapasan lainnya. Isolasi Mandiri dilakukan jika ada beberapa kemungkinan,

termasuk seseorang yang bersentuhan dengan COVID-19, kemudian seseorang yang walaupun

tidak berinteraksi dengan tersangka COVID-19 tetapi ia memiliki riwayat untuk bepergian di

zona merah, seseorang yang memiliki gejala seperti suhu tubuh Di atas 370 ° C dan seseorang

yang memiliki masalah dengan pernapasan (Putri & Rahmah, 2020).

Yang harus dilakukan oleh seseorang yang sedang melakukan isolasi mandiri adalah

tidak berbagi peralatan masak, mandi, dan pakaian dengan anggota keluarga lainnya. Jika Anda

harus berbagi kamar mandi atau mesin cuci, bersihkan dengan disinfektan terlebih dahulu setelah

digunakan. Cara menjaga pertahanan tubuh selama isolasi diri adalah dengan tetap menerapkan

pola hidup sehat, antara lain makan makanan bergizi seimbang, banyak makan buah dan sayur,

istirahat cukup, olahraga ringan, dan hindari merokok atau minum alcohol (Kemenkes RI,

2020).

8
Isolasi Mandiri adalah upaya untuk pasien yang terpapar pada COVID-19, tanpa gejala atau

gejala yang masih ringan, untuk mencegah penyebaran infeksi. Ibu hamil yang tunduk pada

isolasi mandiri selalu menerima saran isolasi mandiri di rumah dengan pedoman berdasarkan

protokol isolasi mandiri dalam pengobatan COVID-19 yang mengacu kepada Menteri

Kesehatan Nomor HK.02.01/MENKES/202/2020 Tahun 2020 yaitu Tentang Protokol Isolasi

Diri Sendiri Dalam Penanganan Coronavirus Disease(COVID-19) . ibu hamil, yang melakukan

isolasi mandiri harus dilengkapi dengan sarana agen komunikasi dan nomor telepon yang dapat

dihubungi untuk konsultasi dengan unit layanan maternal di tingkat puskesmas atau petugas lain

dari Petugs BKKBN. Dan Ibu hamil wanita yang tunduk isolasi mandiri harus memiliki bentuk

penilaian diri (self-assessment) dari kondisi kejiwaan, dan jika memerlukan konsultasi maka

dapat menghubungi karyawan yang memperlakukan kesehatan mental (kesehatan mental) di

Puskesmas (kesehatan mental), dan jika ada keluhan membutuhkan konsultasi dengan (kejiwaan)

maka konsultasi ke Satgas Covid RS atau dokter RSJ dapat dilakukan dengan cara telemedicine

(Aziz, 2021).

Wanita hamil dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan prenatal rutin, meskipun berbagai

modifikasi, dengan pengecualian wanita hamil yang membutuhkan isolasi mandiri dengan

dicurigai atau dikonfirmasi oleh COVID-19 (Eliyun & Rahayuningsih, 2021). Peningkatan kasus

COVID-19 di indonesia mengakibatkan kecemasan di kalangan ibu hamil, karena yang

dikhawatirkan tidak hanya kesehatan pada ibu nya, tetapi juga pada janinnya (Siregar et al.,

2020). Salah satu strategi untuk mencegah penyebaran COVID-19 adalah dengan cara Isolasi

mandiri yaitu upaya seseorang yang terpapar COVID-19, tanpa gejala atau dengan gejala ringan,

untuk mencegah penyebaran infeksi dengan melakukan isolasi mandiri. (Aziz, 2021). Oleh

9
karena itu peneliti akan melakukan penelitian sebagai tugas akhir mengenai Gambaran Tingkat

Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Isolasi Mandiri COVID-19 Di Puskesmas Simpur Pada Tahun

2021.

1.2 Rumusan Masalah

Peningkatan kasus COVID-19 di indonesia mengakibatkan kecemasan di kalangan ibu hamil,

karena yang dikhawatirkan tidak hanya kesehatan pada ibu nya, tetapi juga pada janinnya. Salah

satu strategi untuk mencegah penyebaran COVID-19 adalah dengan cara Isolasi mandiri yaitu

upaya seseorang yang terpapar COVID-19, tanpa gejala atau dengan gejala ringan, untuk

mencegah penyebaran infeksi dengan melakukan Isolasi Mandiri. Maka dari itu didapatkan

masalah yang diambil pada penelitian ini yaitu bagaimana gambaran tingkat pengetahuan ibu

hamil mengenai isolasi mandiri covid-19 di puskesmas simpur pada tahun 2021.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil

terhadap Isolasi Mandiri COVID-19 Di Puskesmas Simpur Tahun 2021

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui Karekteristik responden, yaitu mengenai sumber informasi, social budaya

dan ekonomi, lingkungan, pengalaman,usia tentang tingkat pengetahuan ibu hamil

mengenai tata cara isolasi mandiri covid-19 di puskesmas simpur Tahun 2021

10
b. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai tata cara isolasi

mandiri covid-19 di puskesmas simpur tahun 2021

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Sebagai syarat peneliti untuk mengambil gelar sarjana kedokteran (S. Ked).

Selain itu, sebagai wawasan peneliti untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil

terkait Isolasi Mandiri COVID-19.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai referensi dan literatur bagi mahasiswa kedokteran Universitas Malahayati

tentang pengetahuan ibu hamil terhadap Isolasi Mandiri COVID-19.

1.4.3 Bagi Subjek Penelitian dan Masyarakat

Sebagai bahan informasi bagi lembaga penelitian, peneliti lain, dan masyarakat

untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut dan mengetahui lebih jelas lagi tentang

Isolasi Mandiri COVID-19 pada ibu hamil serta tata cara nya .

11
1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian : Deskriptif Kuantitatif.

2. Subjek Penelitian : Ibu Hamil Yang Datang Ke Puskesmas Simpur Pada Tahun 2021

3. Lokasi Penelitian : Puskesmas Simpur Bandar Lampung

4. Waktu Penelitian : Bulan November 2021 – Februari 2022

12
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)

2.1.1 Definisi

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan

coronavirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Ada

setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat

menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute

Respiratory Syndrome (SARS) (Siregar et al., 2020).

2.1.2. Epidemiologi

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang disebabkan

oleh Coronavirus jenis baru. Penyakit ini diawali dengan munculnya kasus pneumonia yang

tidak diketahui etiologinya di Wuhan, Cina pada akhir Desember 2019. Berdasarkan hasil

penyelidikan epidemiologi, kasus tersebut diduga berhubungan dengan Pasar Seafood di Wuhan.

Pada tanggal 7 Januari 2020, Pemerintah China kemudian mengumumkan bahwa penyebab

kasus tersebut adalah Coronavirus jenis baru yang kemudian diberi nama SARS-CoV-2 (Severe

Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2). Virus ini berasal dari famili yang sama dengan

virus penyebab SARS dan MERS. Meskipun berasal dari famili yang sama, namun SARS-CoV-

2 lebih menular dibandingkan dengan SARS-CoV dan MERS-CoV Proses penularan yang cepat

membuat WHO menetapkan COVID-19 sebagai KKMMD/PHEIC pada tanggal 30 Januari

13
2020. Angka kematian kasar bervariasi tergantung negara dan tergantung pada populasi yang

terpengaruh, perkembangan wabahnya di suatu negara, dan ketersediaan pemeriksaan

laboratorium.(Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2020). dan di Indonesia pada

5 Juli 2021 Jumlah orang terpapar COVID-19 terdapat 2.313.829 kasus yang dikonfirmasi,

1.942.690 jumlah kasus sembuh dan 61.140 kematian di Indonesia. Jumlah negara di dunia

yang tepapar COVID-19 adalah 223 negara dengan 183.560.151 kasus dikonfirmasi di dunia

dan 3.978.581 kasus kematian dilaporkan di seluruh dunia. Hal ini sangat menimbulkan banyak

dampak buruk di Indonesia (Tamara, 2021).

2.1.3 Etiologi

Penyebab COVID-19 adalah virus yang tergolong dalam family coronavirus. Coronavirus

merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen. Terdapat 4 struktur

protein utama pada Coronavirus yaitu: protein N (nukleokapsid), glikoprotein M (membran),

glikoprotein spike S (spike), protein E (selubung). Coronavirus tergolong ordo Nidovirales,

keluarga Coronaviridae. Coronavirus ini dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia.

Terdapat 4 genus yaitu alphacoronavirus, betacoronavirus, gammacoronavirus, dan

deltacoronavirus. Sebelum adanya COVID-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi

manusia, yaitu HCoV-229E (alphacoronavirus), HCoV-OC43 (betacoronavirus), HCoVNL63

(alphacoronavirus) HCoV-HKU1 (betacoronavirus), SARS-CoV (betacoronavirus), dan MERS-

CoV (betacoronavirus). Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam genus

betacoronavirus, umumnya berbentuk bundar dengan beberapa pleomorfik, dan berdiameter 60-

140 nm. Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus ini masuk dalam subgenus yang

sama dengan coronavirus yang menyebabkan wabah SARS pada 2002- 2004 silam, yaitu

Sarbecovirus. Atas dasar ini, International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV)

14
memberikan nama penyebab COVID-19 sebagai SARS-CoV-2 (Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia, 2020).

2.1.4 Manifestasi Klinis

Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap. Beberapa

orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apapun dan tetap merasa sehat. Gejala COVID-

19 yang paling umum adalah demam, rasa lelah, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin

mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, pilek, nyeri kepala, konjungtivitis, sakit

tenggorokan, diare, hilang penciuman dan pembauan atau ruam kulit. Menurut data dari negara-

negara yang terkena dampak awal pandemi, 40% kasus akan mengalami penyakit ringan, 40%

akan mengalami penyakit sedang termasuk pneumonia, 15% kasus akan mengalami penyakit

parah, dan 5% kasus akan mengalami kondisi kritis. Pasien dengan gejala ringan dilaporkan

sembuh setelah 1 minggu. Pada kasus berat akan mengalami Acute Respiratory Distress

Syndrome (ARDS), sepsis dan syok septik, gagal multi-organ, termasuk gagal ginjal atau gagal

jantung akut hingga berakibat kematian. Orang lanjut usia (lansia) dan orang dengan kondisi

medis yang sudah ada sebelumnya seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung dan paru,

diabetes dan kanker berisiko lebih besar mengalami keparahan (Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia, 2020).

2.1.5 Diagnosis

WHO merekomendasikan pemeriksaan molekuler untuk seluruh pasien yang terduga

terinfeksi COVID-19. Metode yang dianjurkanadalah metode deteksi molekuler/NAAT (Nucleic

Acid Amplification Test) seperti pemeriksaan RT-PCR (Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia, 2020).

15
2.1.6 Pencegahan

Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah menghindari paparan virus penyebab

penyakit. Mengambil tindakan untuk mencegah penyebaran dalam kehidupan sehari-hari.

1. Alat Pelindung Diri (APD)

Metode pencegahan infeksi salah satunya adalah dengan memakai masker. Masker

medis dapat secara signifikan mengurangi paparan COVID-19. Masker N95 dapat

memblokir setidaknya 90% virus yang ada di aerosol.

Penggunaan perlindungan diri perlu konsisten, benar, serta wajar dapat mengurangi

penyebaran patogen. Masker medis yang efektif dapat digunakan dengan hati-hati.

Masker harus menutupi bagian hidung dan mulut. Ketika menggunakan masker,

hindari menyentuh wajah. Tidak disarankan untuk menggunakan masker kain.

Selain itu, kebersihan pribadi, misalnya mencuci tangan juga sangat diperlukan.

Penelitian telah menunjukkan bahwa COVID-19 dapat bertahan di udara atau di

permukaan hingga 9 hari. Juga, alkohol 62-71%, 0,5% hidrogen peroksida, atau

0,1% natrium hipoklorit dapat membunuh COVID-19 dalam waktu satu menit.

(Aziz, 2021)

2. Hand Hygiene

Cuci tangan memakai air dan sebun minimal 20 detik (cara mencuci tangan yang

benar ada di halaman 28 KIA manual). Jika air dan sabun tidak ada, maka

memakai hand sanitizer berbahan dasar alkohol berkandungan minimal berkadar

70%. Mencuci tangan terutama setelah buang air besar (BAB) dan buang air kecil

(BAK), serta sebelum makan.(Aziz, 2021)

16
3. Sosial Distancing

Tetap berada di rumah dan terapkan kebijakan isolasi sosial agar memutus rantai

penularan COVID-19. Perawatan asuhan prenatal (ANC) dilakukan pada wanita

agar memastikan janin dan ibu dalam keadaan sehat dan siap untuk melahirkan.

Perawatan prenatal sangat penting. Ibu yang tidak mendapatkan perawatan prenatal

memiliki risiko kematian ibu yang lebih tinggi maternal dan mengalami komplikasi

kehamilan lainnya seperti preeklamsia, anemia, diabetes, perkembangan janin yang

terhambat, infeksi saluran kemih asimtomatik. Direkomendasikan untuk melakukan

minimal 6 kali tatap muka prenatal check up selana kehamilan. Terlepas dari status

zona COVID-19 area di daerah tersebut, medical check up jarak jauh juga dapat

dilakukan sesuai kebutuhan.(Aziz, 2021)

4. Vaksinasi

Saat ini terdapat 3 jenis vaksin (vaksin mRNA, vaksin vektor virus, vaksin subunit

protein). Tak satu pun dari jenis vaksin ini yang dapat menyebabkan COVID-19

karena vaksin tersebut mengandung antigen yang merangsang tubuh sistem

kekebalan untuk menghasilkan antibodi terhadap protein SARS-CoV-2. Vaksin ini

dapat ditoleransi dengan baik di semua populasi tanpa mengkhawatirkan keamanan

yang serius. Efek samping ringan termasuk kelelahan dan sakit kepala setelah dosis

vaksin kedua. Sangat dianjurkan agar vaksin tersebut diberikan harus digunakan

pada wanita hamil dan menyusui.(Aziz, 2021)

Semua jenis vaksin yang ada saat ini dapat diberikan pada ibu hamil dan menyusui

(Sinovac, Sinopharm, AstraZeneca, Moderna, Pfizer, J&J / Janssen). kemudian Ibu

hamil yang mendapat vaksinasi diutamakan kelompok sebagai berikut: Tenaga

17
kesehatan, Risiko tinggi, Usia diatas 35 tahun, Disertai komorbid (contoh: riwayat

hipertensi, DM, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit autoimun) , Obese

(BMI diatas 30), Risiko rendah: dapat dilakukan vaksinasi covid-19 setelah

konseling. Lalu vaksinasi COVID-19 pada ibu hamil hanya dapat dilakukan dengan

pengawasan dokter. Dan Pemberian vaksinasi dosis pertama dianjurkan untuk

diberikan diatas usia kehamilan 12 minggu dan diharapkan paling lambat usia

kehamilan 33 minggu, sehubungan dengan periode kritikal organogenesis trimester

1 dan guna memberikan perlindungan pada akhir trimester 2 dan 3 (Aziz, 2021).

5. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Asupan gizi pada ibu hamil sangat penting dan tidak boleh diabaikan karena

membantu menunjang kesehatan dan perkembangan janin. Meminum vitamin C

menjadi salah satu cara peningkatan kekebalan tubuh di masa pandemi COVID-19.

Penyerapan zat besi dapat dibantu dengan mengonsumsi vitamin C. Kekurangan

vitamin C dikaitkan dengan peningkatan respon imun dan kerentanan terhadap

infeksi. Seseorang yang kekurangan vitamin C juga lebih berisiko terkena COVID-

19 karena sistem kekebalan melemah (Eliyun & Rahayuningsih, 2021).

2.2 COVID-19 Pada Ibu Hamil

2.2.1 Kasus COVID-19 Pada Ibu Hamil

Virus COVID-19 dapat menginfeksi siapapun terutama kepada orang yang rentan seperti

ibu hamil. Ibu hamil perlu melakukan pencegahan yang lebih ekstra karena tidak hanya untuk

melindungi dirinya tetapi juga janinnya. Terutama pada ibu hamil trimester pertama karena

proilnflamantori pada sistem imunitas lebih meningkat sehingga lebih mudah terinfeksi

18
virus(Leniensi et al., 2021).

Ibu hamil tercatat salah satu kelompok rentan resiko terinfeksi COVID-19 dikarenakan

pada masa kehamilan terjadinya perubahan fisiologi yang mengakibatkan penurunan kekebalan

parsial dan dapat menyebabkan dampak yang serius bagi ibu hamil. Informasi tentang COVID-

19 hingga saat ini masih sangat terbatas termasuk data ibu hamil terkonfirmasi positif COVID-19

belum dapat disimpulkan di Hasil penelitian dari 55 wanita hamil dan 46 neonatus yang

terinfeksi COVID-19 tidak dapat dipastikan adanya penularan vertikal dan belum diketahui

apakah meningkatkatkan kasus keguguran dan kelahiran mati.Hasil penelitian yang dilakukan

oleh (Schwartz, 2020) didapati 37 ibu hamil yang terkonfirmasi COVID-19 melalui PCR tidak

ditemukan pneumonia berat dan atau kematian maternal, diantara 30 neonatus yang dilahirkan

tidah ditemukannya kasus yang terkonfirmasi COVID-19 (Aritonang et al., 2020).

2.3 Isolasi Mandiri

2.3.1 Definisi

Isolasi mandiri adalah upaya seseorang yang terpapar COVID-19, tanpa gejala atau dengan

gejala ringan, untuk mencegah penyebaran infeksi dengan melakukan isolasi dirinya(mandiri)

(Aziz, 2021).

Wabah virus corona dapat kita hindari apabila penderita melakukan isolasi diri. Tidak semua

pasien korona harus dirawat di rumah sakit, penderita yang tidak termasuk kelompok rentan

cukup melakukan isolasi diri di rumah. Pentingnya isolasi diri selama lebih kurang 14 hari

karena gejala COVID-19 akan muncul dalam rentang waktu tersebut berupa batuk, demam, atau

sesak napas. Dalam selang waktu tersebut, kondisi orang yang diduga terinfeksi COVID-19

diisolasi dan dipantau di rumah sakit, rumah atau tempat lain. Isolasi mandiri yaitu upaya

19
mencegah penyebaran COVID-19 dengan berdiam diri di rumah sambil memantau kondisi diri

seraya tetap menjaga jarak aman dari orang sekitar atau keluarga. Orang yang perlu melakukan

isolasi mandiri adalah siapapun yang memiliki gejala sakit seperti demam, batuk, atau pilek,

nyeri tenggorokan, atau gejala penyakit pernafasan lainnya. Isolasi mandiri dilakukan jika

terdapat beberapa kemungkinan diantaranya seseorang kontak dengan terduga COVID-19,

seseorang tidak kontak langsung dengan terduga COVID-19 namun memiliki riwayat perjalanan

ke daerah zona merah, seseorang yang memiliki gejala seperti suhu tubuh di atas 370C dan

mengalami gangguan pernafasan (Putri & Rahmah, 2020).

2.3.2 Isolasi Mandiri

a. Ketika seseorang yang sakit (demam atau tenggorokan/gejala penyakit pernafasan

lainnya), namun tidak memiliki risiko penyakit penyerta lainnya (diabetes, penyakit

jantung, kanker, penyakit paru kronik, AIDS, penyakit autoimun, dll), maka secara

sukarela atau berdasarkan rekomendasi petugas kesehatan, tinggal di rumah dan tidak

pergi bekerja, sekolah, atau ke tempat-tempat umum.

b. Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang memiliki gejala demam/gejala pernafasan

dengan riwayat dari negara/area transmisi lokal, dan/atau orang yang tidak

menunjukkan gejala tetapi pernah memiliki kontak erat dengan pasien positif COVID-

19.

c. Lama waktu isolasi diri selama 14 hari hingga diketahuinya hasil pemeriksaan sampel

di laboratorium.(Kemenkes RI, 2020)

20
2.3.3 Yang Dilakukan Saat Isolasi Mandiri:

a. Tinggal di rumah, dan jangan pergi bekerja dan ke ruang publik.

Gunakan kamar terpisah di rumah dari anggota keluarga lainnya. Jika memungkinkan,

upayakan menjaga jarak setidaknya 1 meter dari anggota keluarga lain.

b. Gunakan selalu masker selama masa isolasi diri.

c. Lakukan pengukuran suhu harian dan observasi gejala klinis seperti batuk atau

kesulitan bernapas.

d. Hindari pemakaian bersama peralatan makan (piring, sendok, garpu, gelas), dan

perlengkapan mandi (handuk, sikat gigi, gayung) dan linen/seprai.

e. Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan mengonsumsi makanan

bergizi, melakukan kebersihan tangan rutin, mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir serta keringkan, lakukan etika batuk/bersin.

f. Berada di ruang terbuka dan berjemur di bawah sinar matahari setiap pagi.

g. Jaga kebersihan rumah dengan cairan desinfektan.

h. Hubungi segera fasilitas pelayanan kesehatan jika sakit memburuk (seperti sasak

nafas) untuk dirawat lebih lanjut (Kemenkes RI, 2020).

2.4 Isolasi Mandiri Pada Ibu Hamil

Ibu hamil yang sedang menjalani isolasi mandiri diberikan konseling dan panduan isolasi

di rumah sesuai protokol isolasi diri sendiri dalam penanganan COVID-19 yang mengacu pada

Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor HK.02.01/MENKES/202/2020 Tahun 2020 Tentang

Protokol Isolasi Diri SendiriDalamPenangananCoronavirusDisease(COVID-19) (Aziz, 2021).

21
2.4.1 Syarat Isolasi Mandiri Bagi Ibu Hamil & Ibu Nifas

1. Hasil pemeriksaan Swab Antigen/ PCR Positif

2. Rumah/lokasi memungkinkan untuk isolasi mandiri

3. Tidak memiliki gejala atau kategori ringan: flu, anosmia, demam ringan, pegal-pegal

4.Tidak memiliki penyakit penyerta( hipertensi, DM, obesitas, autoimun, jantung,

penyakitparu)

5.Mendapatkan izin untuk isolasi mandiri setelah melalui pemeriksaan dari

dokter/tenagaKesehatan.

6. Usia kehamilan< 39 minggu

7. Tidak ada komplikasi/kegawatdaruratan kehamilan dan nifas.

8. Belum ada tanda-tanda inpartu

9. Isoman dilaksanakan selama 10 hari atau +3 hari bebas gejala(setelah selesai melakukan

pemeriksaan ulang swab antigen/PCR). Setelah melewati masa isolasi, kontrol ke FKTP

terdekat atau melalui telemedicine

10. Akses pemantauan(melapor pada RT/RW, FKTP) (Aziz, 2021).

2.4.2 Isolasi Mandiri Untuk Ibu Hamil Penderita COVID-19

1) Mengingat kemungkinan persalinan prematur yang lebih tinggi pada ibu hamil penderita

COVID-19, sebaiknya ketika menjalani isolasi di rumah menghindari pekerjaan

berat,mengurangi stress pikiran (dapat melakukan yoga, peregangan, cukup tidur),

berkomunikasi dengan petugas kesehatan apabila timbul kencang atau kontraksi perut

yang teratur,rasa menekan diperut bagian bawah,nyeri pinggang yang menetap,ada

pengeluaran pervaginam berupa lendir yang lebih banyak dari biasanya atau bercak

22
darah.

2) Ibu hamil yang sedang menjalani isolasi mandiri sebaiknya dibekali sarana komunikasi

dan nomor kontak petugas yang bisa dihubungi untuk konsultasi dengan unit pelayanan

maternal di tingkat puskesmas dan petugas lain yang ditunjuk di FKTP terdekat dan

petugas BKKBN.

3) Ibu hamil yang sedang menjalani isolasi mandiri sebaiknya diberikan formulir penilaian

diri (self assessment)kondisi kejiwaan , dan apabila ada keluhan atau penilaian yang

memerlukan konsultasi, bisa menghubungi petugas yang menangani kesehatan mental

(mental health) di puskesmas (Petugas Kesehatan Jiwa Puskesmas), dan apabila ada

keluhan yang memerlukan konsultasi dengan dokter spesialis (psikiatri) pada Satgas

Covid RS atau dokter di RSJ dapat dilakukan dengan cara telemedicine.

4) Ibu hamil yang melakukan isolasi di rumah dianjurkan untuk diberikan suplementasi

vitamin terdiri dari:

• Vitamin D 1000 –5000 IU per hari

• Vitamin C, pilihannya berupa : Tablet vitamin C non acidic 500 mg per 6-8 jam sekali

(untuk 14 hari) Tablet hisap vitamin C 500 mg per 12 jam sekali (selama 30 hari)

• Multivitamin yang mengandung vitamin C sebanyak1-2 tablet per hari (selama 30 hari)

• Dianjurkan multivitamin yang mengandung C, B, E, Zink.

• Tablet tambah darah (TTD) dilanjutkan sesuai dosis sesuai panduan kemenkes.

5) Ibu hamil yang melakukan isolasi dirumah sebaiknya dibekali dengan alat pemeriksaan

suhu tubuh (termometer) dan diajarkan cara membaca dan melaporkan hasilnya secara

harian kepada petugas, dan kalau memungkinkan sebaiknya dibekali dengan oxymeter

untuk mengukur saturasi oksigen.

23
6) Ibu hamil yang melakukan isolasi di rumah harus diberitahu tanda perburukan seperti :

demam tinggi diatas 38 C , frekuensi nafas diatas 24 kali permenit, denyut nadi diatas

100 kali permenit,rasa berat bernafas, sesak nafas, berkeringat dingin, berdebar atau ada

tanda bahaya dari kehamilannya (nyeri kepala, keluar air ketuban, keluar darah, gerak

anak berkurang) dan segera melaporkan kepada petugas.

7) Ibu hamil yang melakukan isolasi di rumah sebaiknya dilakukan telemedicine

(telekonsultasi) dan di dokumentasikan dalam kegiatan telemedicine harian dan apabila

sudah selesai kegiatan isolasinya segera diberikan surat keterangan selesai isolasi yang

ditandatangani dokter umum fasilitas kesehatan terdekat(Puskesmas)

8) Ibu hamil yang melakukan isolasi di rumah diberikan cara menghitung gerakan bayi

dengan cara “menghitung 10 gerakan dari Cardiff “(The ‘Cardiff Count to Ten). Ibu

hamil diajarkan menghitung gerakan janin mulai jam 8 pagi, dan apabila gerakan 10 kali

sudah didapatkan (umumnya satu sampai dengan dua jam), maka bayi masih kondisi baik

dan ibu selesai menghitung gerakan janin untuk hari itu. Apabila dalam 12 jam (sampai

jam 8 malam) belum didapatkan gerakan 10 kali, maka ibu melaporkan kepada petugas

9) Ibu hamil risiko tinggi dengan komorbid maupun ada komplikasi medis seperti ; asma,

penyakit jantung, diabetes, pengakit ginjal kronik, penyakit hati, disabilitas, obese, HIV,

TBC , penyakit autoimun, sebaiknya dilakukan isolasi di tempat khusus yang

memungkinkan dilakukan pemantauan langsung oleh petugas,misalnya sarana khusus

atau fasilitas yang dipersiapkan Pemda atau rumah sakit

10) Ibu hamil yang mengalami masalah kebidanan risiko tinggi seperti preeklampsia,

plasenta previa dengan riwayat perdarahan, riwayat SC lebih satu kali dengan keluhan,

riwayat dirawat dengan KPD atau ancaman persalinan prematur, sebaiknya melakukan

24
isolasi dirumah sakit.

11) Ibu hamil yang melakukan isolasi di rumah diberikan nomor kontak telepon petugas

kesehatan terdekat, meliputi petugas Puskesmas Program Penanggulangan Penyakit

Menular (P2M), tracer Puskesmas, Bidan (KIA) Puskesmas, penanggung jawab Program

Kesehatan Jiwa Puskesmas, petugas BKKBN

12) Khusus pasien ibu hamil konfirmasi dengan gejala berat / kritis yang sudah dipulangkan

tetap melakukan isolasi mandiri minimal 7 hari dalam rangka pemulihan dan

kewaspadaan terhadap munculnya gejala COVID-19, dan secara konsisten menerapkan

protokol kesehatan.

13) Pasca isolasi mandiri, mengingat kemungkinan penyakit akan lebih berat apabila terkena

Covid-19 di trimester 3,ibu hamil khususnya yang sudah mencapai trimester 3 sebaiknya

sangat membatasi diri untuk kontak dengan orang lain (social distancing)

14) Waktu isolasi diri sendiri untuk kasus covid-19 tanpa gejala adalah selama 10 hari dan

gejala ringan adalah selama 10 hari plus 3 hari (Aziz, 2021).

2.5 Pengetahuan

2.5.1 Pengertian Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2005:50), pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau

hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan

tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan presepsi terhadap objek. Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera pengelihatan

(mata) (Kusumawardhani, 2016).

25
2.5.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Mubarak (2007:29), pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkatan yaitu:

1. Tahu (know)

diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,

mengingat kembali termasuk (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh

bahan atau rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami (comprehension)

diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang

diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara luas.

3. Aplikasi (application)

diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada

situasi atau kondisi nyata.

4. Analisis (analysis)

adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam

komponen- komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan

masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis)

menunjukan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. (6) Evaluasi

(evaluation), ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek (Kusumawardhani, 2016).

26
27
2.5.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Notoatmodjo (2007), berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang, yaitu :

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan

mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang

tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan

cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media

massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan

yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan

pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang

tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa

seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.

Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi

juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang

sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua

aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek

tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan

menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut.

b. Mass media / informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat

memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan

28
perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia

bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat

tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa

seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, penyuluhan dan lain-lain mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam

penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-

pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya

informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi

terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

c. Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah

yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah

pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan

menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,

sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

d. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik,

biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya

pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini

terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai

pengetahuan oleh setiap individu.

e. Pengalaman

29
Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman baik dari pengalaman pribadi maupun

dari pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk

memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.

f. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin

bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,

sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia tengah (41-60

tahun) seseorang tinggal mempertahankan prestasi yang telah dicapai pada usia

dewasa. Sedangkan pada usia tua (> 60 tahun) adalah usia tidak produktif lagi dan

hanya menikmati hasil dari prestasinya. Semakin tua semakin bijaksana, semakin

banyak informasi yang dijumpai dan sehingga menambah pengetahuan (Cuwin,

2009). Dua sikap tradisional Mengenai jalannya perkembangan hidup :

1) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang di jumpai dan

semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.

2) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena

mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ

akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khusunya pada beberapa

kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa

teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan

bertambahnya usia.(Notoatmodjo, 2007)

30
2.6 Kerangka Teori

Keterangan: : yang tidak diteliti

: yang diteliti

Isolasi Mandiri Covid-19

Pengetahuan Ibu Hamil

Faktor- Faktor yang


mempengaruhi pengetahuan:

1. Pendidikan
2. Mass Media/informasi
3. Sosial budaya dan
ekonomi
4. Lingkungan
5. Pengalaman
6. Usia

Gambar 2.1 Kerangka Teori

2.7 Kerangka Konsep

Ibu Hamil Tingkat pengetahuan terhadap


Isolasi Mandiri Covid-19

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

31
BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah penelitian jenis

deskriptif. Menurut Sugiyono (2016:53) mendefinisikan Penelitian dekriptif adalah

sebagai berikut :"Penelitian dimana memberitahu keberadaan nilai variabel secara

independen. yaitu katakanlah satu atau beberapa variabel (bebas) tanpa membandingkan

atau menghubungkan variabel lain” (Dewi & Nathania, 2018) .

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang dipilih yaitu cross-sectional, metode cross-sectional

adalah studi dimana sifatnya pengumpulan sampel waktu, sampel perilaku, sampel

peristiwa pada titik atau waktu tertentu saja (Ebi et al., 2019).

3.3 Tempat Penelitian & Waktu Penelitian

3.3.1 Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Simpur Kota Bandar Lampung

3.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2021 - Februari 2022

31
3.4 Subjek Penelitian

3.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah umum yang terdiri dari subyek atau subyek dengan kualitas

dan karakteristik tertentu yang diidentifikasi oleh peneliti untuk studi dan kemudian ditarik

kesimpulan (Dewi & Nathania, 2018). Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil

yang melakukan kunjungan ke Puskesmas Simpur Kota Bandar Lampung. Jumlah Populasi

adalah 414 ibu hamil

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan ciri-ciri suatu populasi (Dewi & Nathania, 2018).

Sampel yang akan digunakan pada penelitan ini adalah sebagian ibu hamil yang datang

kunjungan ke Puskesmas Simpur dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

3.4.3 Teknik Sampling

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode Non Probability

Sampling dengan teknik Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel dengan cara

menetapkan sejumlah anggota sampel secara Quota atau jatah.

Untuk menentukan ukuran sampel menggunakan rumus cross sectional sebagai berikut:

N
n=
1+ N ¿ ¿

Keterangan :

n = Ukuran sampel/jumlah responden

N = Ukuran populasi

32
E = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang masih bias

ditolelir; e=0,1

Dalam rumus Slovin ada ketentuan sebagai berikut :

Nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar

414
n=
1+ 414.¿ ¿

= 80,54

3.4.4 Kriteria Penelitian

a. Kriteria Inklusi

1. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden dibuktikan dengan menandatangani

informed consent.

2. Ibu hamil yang mengisi data kuesioner dengan lengkap.

3. Ibu hamil yang mengunjungi Puskesmas Simpur Kota Bandar Lampung Pada Tahun

2021.

b. Kriteria Eksklusi

1. Ibu hamil saat melahirkan.

2. Ibu hamil yang tidak bisa baca dan tulis.

3.5 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan yaitu tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap Isolasi Mandiri

COVID-19 di Puskesmas Simpur pada tahun 2021.

33
3.6 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Skala

1. Pengetahuan Segala sesuatu yang Kuasioner Menurut Arikunto, Orodinal


ibu hamil diketahui responden dikelompokkan
mengenai isolasi menjadi 3
mandiri Covid-19 kategorikan yaitu :
1. 76%-100% : Baik
2. 56%-75% : Cukup
3. ≤55% :Kurang

2. Pendidikan Tingkat pendidikan Kuasioner 1. SD Ordinal


formal seseorang 2. SMP
dalam 3. SMA
mengembangkan 4. Sarjana (D3,
sesuatu atau S1,S2)
informasi agar
menjadi lebih baik

3. Massa Segala bentuk Kuasioner 1. 1. Tenaga kesehatan Ordinal


media/inform informasi dapat 2. Media cetak
asi diperoleh dari 3. Media elektronik
manapun. 4. Media Sosial

4. Social budaya Kebiasaan/tradisi Kuasioner 1. 1. Rp.≤ 2,653,222 Ordinal


dan ekonomi yang dilakukan 2. 2. Rp.≥ 2,653,222
orang- orang apakah
yang dilakukan baik
atau buruk,dan UMR
di dapatkan sesuai
dengan daerah
penelitian

5. Lingkungan Segala Sesuatu yang Kuasioner 1. Mendukung Nominal


ada disekitar (>50%)
individu,baik 2. Tidak
lingkungan fisik, Mendukung
biologis maupun (<50%)
social

6. Pengalaman Pengalaman dapat Kuasioner 1.Pengalaman pribadi Ordinal


diperoleh dari 2. Pengalaman orang
pengalaman pribadi lain
maupun pengalaman
orang lain
1. ≤20 tahun Nominal
7. Usia Lama waktunya Kuasioner 2. 21-30 tahun
hidup yang terhitung 3. ≥31 tahun

34
dari lahir sampai
dengan sekarang

3.7 Alat Ukur

3.7.1 Instrumen Penelitian

Kuesioner adalah beberapa pertanyaan berdasarkan indikator suatu variabel.

(Dharma, 2011). Kuesioner penelitian ini terdiri dari dua bagian yang harus

dilengkapi responden, yaitu :

1. Karakteristik responden

2. Kuesioner pengetahuan

Kuesioner ini menggunakan teknik pengukuran skala Guttman, dengan setiap

pilihannya terdiri dari ―Benar atau tidak tahu untuk setiap jawabannya mempunyai

kunci jawaban masing-masing. Kuesioner pengetahuan ini digunakan untuk menilai

gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap Isolasi Mandiri Covid-19.

3.8 Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini diambil dari kuesioner yang diisi oleh responden.

3.9 Pengolahan Data

Pengolahan data dan analisis data menggunakan komputer program SPSS versi 26.0.

1. Editing, memeriksa kembali terkait ketepatan dan kelengkapan data.

2.Coding, setelah data di editing selanjutnya diberi kode secara manual guna

mempermudah dalam analisis data.

3. Entry, setelah diberikan kode data tersebut dimasukkan ke program komputer.

35
4. Cleaning, data yang dimasukkan ke dalam komputer dilakukan pengecekan ulang agar

tidak terdapat kesalahan dalam analisis data.

5. Saving, data kemudian disimpan dan siap untuk dilakukan analisis data.

3.10 Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis univariat untuk mendeskripsikan karakteristik

variabel gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap isolasi mandiri covid-19 di puskemas

simpur kota Bandar Lampung Tahun 2021.

36
Perhatikan lagi dengan seksama agar tidak banyak koreksi typo dll, jangan ulangi kesalahan yang sama

DAFTAR PUSTAKA
Aritonang, J., Nugraeny, L., Sumiatik, & Siregar, R. N. (2020). Peningkatan Pemahaman
Kesehatan pada Ibu hamil dalam Upaya Pencegahan COVID-19. Jurnal SOLMA, 9(2), 261–
269. https://doi.org/10.22236/solma.v9i2.5522
Aziz, M. alamsyah (ketua pokja infeksi saluran reproduksi (ISR) P. P. P. (2021). PANDUAN
POGI tentang.
Dewi, L., & Nathania, S. (2018). Pengukuran Aspek Kepuasan Konsumen Le Fluffy Dessert.
Jurnal Bisnis Terapan, 2(01), 61–72. https://doi.org/10.24123/jbt.v2i01.1087
Ebi, W. E., Hirko, G. F., & Mijena, D. A. (2019). Nurses’ knowledge to pressure ulcer
prevention in public hospitals in Wollega: A cross-sectional study design. BMC Nursing,
18(1). https://doi.org/10.1186/s12912-019-0346-y
Eliyun, N., & Rahayuningsih, F. B. (2021). Upaya Pencegahan Covid-19 Pada Ibu Hamil.
Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta, 95–101.
Kemenkes RI. (2020). SE_MENKES_202_2020_protokol_isolasi_diri_COVID.pdf (pp. 1–4).
https://covid19.kemkes.go.id/download/SE_MENKES_202_2020_protokol_isolasi_diri_C
OVID.pdf
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MenKes/413/2020 Tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). MenKes/413/2020, 2019, 207.
Kusumawardhani, I. (2016). Journal About Knowledge. 4(2), 2–3.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/239/
Leniensi, C., Wulandari, C., Yulivantina, E. V., & Prastiti, G. T. (2021). Vertical Transmission
Covid-19 From Pregnant Mother To Fetus : Systematic Literature Review Transmisi Virus
Covid-19 Dari Ibu Hamil Ke Janin : Systematic. 85–93.
Notoatmodjo. (2007). Media Edukasi, Pengetahuan.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-monikafebr-6025-2-babii.pdf
Putri, N. W., & Rahmah, S. P. (2020). Edukasi Kesehatan untuk Isolasi Mandiri dalam Upaya
Penanganan COVID-19 di Kanagarian Koto Baru, Kabupaten Solok. Abdidas, 1(6), 547–
553.
Siregar, R. N., Aritonang, J., & Anita, S. (2020). Pemahaman Ibu Hamil Tentang Upaya
Pencegahan Infeksi Covid-19 Selama Kehamilan. Journal of Healthcare Technology and
Medicine, 6(2), 798. https://doi.org/10.33143/jhtm.v6i2.986
Tamara, T. (2021). Gambaran Vaksinasi COVID-19 di Indonesia pada Juli 2021. Medula, 11(1),
180–183. http://journalofmedula.com/index.php/medula/article/view/255

37
36

Anda mungkin juga menyukai