Anda di halaman 1dari 11

Varicella Pada Kehamilan

Fonda Octarianingsih1, Lisa Desti Riani2

Departemen Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati1

Program Studi Profesi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati2

Abstrak

Varicella Zoster Virus (VZV) merupakan virus yang sangat menular, sehingga kontak antara
wanita hamil dan individu yang menular tidak jarang terjadi. Banyak faktor risiko yang diketahui
dapat menyebabkan varicella dengan kondisi yang lebih buruk, salah satunya adalah kehamilan.
Abortus spontan pada trimester pertama tidak terkait dengan adanya varicella. Sebelum usia
kehamilan 24 minggu, transmisi vertikal ke janin telah terdeteksi secara klinis/serologis dan
pemeriksaan Polimerase Chain Reaction (PCR) juga dapat mengkonfirmasi sekitar 24% dan 8%
kasus varicella. Sebagai satu-satunya metode terapeutik yang aman, asiklovir diindikasikan
untuk wanita hamil dengan varisela. Asiklovir dapat menghambat replikasi virus dan migrasi
transplasenta VZV selama viraemia. Asiklovir intravena (10 mg/kg tiga kali sehari selama
minimal 5 hari (7-10)) diindikasikan untuk wanita hamil dengan penyakit berat, komplikasi
dan/atau faktor risiko. Pencegahan dapat dilakukan dengna pemberiian varicella-zoster
immunoglobulin (VZIG). . Prognosis bayi yang lahir dengan CVS buruk.

Kata kunci : Varicella Zoster Virus, Pencegahan, Tatalaksana

Korespondensi : lisadestir@gmail.com (Lisa Desti Riani)

ABSTRACT

Varicella Zoster Virus (VZV) is a highly contagious virus, so contact between pregnant women
and infectious individuals is not uncommon. Many risk factors are known to cause varicella with
worse conditions, one of which is pregnancy. Spontaneous abortion in the first trimester is not
associated with the presence of varicella. Before 24 weeks of gestation, vertical transmission to
the fetus has been detected clinically/ serologically and PCR examination can also confirm about
24% and 8% of varicella cases, respectively. As the only safe therapeutic method, acyclovir is
indicated for pregnant women with varicella. Acyclovir can inhibit viral replication and
transplacental migration of VZV during viraemia. Intravenous acyclovir (10 mg / kg three times
daily for at least 5 days (7-10)) is indicated for pregnant women with severe illness,
complications and / or risk factors. Prevention can be done by giving varicella-zoster
immunoglobulin (VZIG). The prognosis of a baby born with a bad CVS.

Keywords : CVS, Management, Prevention


PENDAHULUAN rate) mendekati 90% setelah paparan.
Penularan terjadi terutama melalui kontak
Virus Varisela-zoster (VZV) adalah langsung dan melalui droplet pernapasan
salah satu dari delapan virus herpes yang yang mengandung virus, membuat penyakit
menginfeksi manusia. Virus ini dapat sangat menular bahkan sebelum timbulnya
menimbulkan dua penyakit: infeksi primer ruam pertama. Varisela umumnya dianggap
berupa varisela (cacar air/chickenpox), dan sebagai penyakit virus ringan yang biasanya
manifestasi sekunder atau klinis dari infeksi ditandai dengan demam, malaise, dan ruam
laten berupa herpes zoster (shingles). vesikular pada dada, punggung, wajah, kulit
Infeksi varisela adalah penyakit kepala, ekstremitas, dan orofaring. Masa
infeksi umum yang ditandai dengan makula, inkubasi biasanya terjadi selama 14-16 hari,
papula, vesikula, pustula dan kulit kering tetapi bisa berkisar 10 hingga 21 hari. Masa
yang disebabkan oleh Varicella-Zoster Virus inkubasi dapat diperpanjang hingga 28 hari
(VZV) pada masa kanak-kanak.2 Infeksi jika imunoglobulin varisela zoster (VZIG)
VZV jarang terjadi selama kehamilan, telah diberikan. Transmisi transplasental
wanita hamil beberapa kali lebih mungkin dari ibu ke janin terjadi selama viremia
untuk terinfeksi varisela yang fatal daripada maternal, dan masa inkubasi untuk infeksi
pasien yang tidak hamil, janin memiliki neonatal adalah 11 hari (kisaran 9-15 hari)
risiko tinggi terjadinya sindrom varisela sejak timbulnya penyakit pada ibu.1 Tidak
kongenital (CVS/Congenital Varisela diketahui apakah virus akan menginfeksi
Syndrome). bayi yang menerima ASI. Dalam sebuah
penelitian terhadap ibu menyusui dan bayi
Manifestasi maternal terjadi pada mereka yang memberi makan anak-anak
fase viraemic kedua dengan sakit kepala, mereka dengan ASI, tidak ditemukan ada
demam, malaise, diikuti oleh pruritus dan bukti penularan.
ruam makulopapular, yang berubah menjadi
vesikuler sebelum pengerasan kulit sekitar 5 Periode infeksi dimulai pada 1-2 hari
hari kemudian. Penyakit ini menular dari 2 sebelum munculnya ruam sampai lesi krusta,
hari sebelum ruam sampai krusta, dan biasanya 4 sampai 5 hari setelah onset
infeksi subklinis terjadi. Infeksi pada munculnya ruam. Awalnya, lesi muncul
kehamilan dapat berhubungan dengan sebagai makula yang cenderung berkembang
morbiditas dan mortalitas janin, perinatal, menjadi vesikel yang dapat pecah setiap 1-2
dan maternal yang signifikan. hari. Setelah pecah, vesikel ini mengeras.
Terdapat beberapa jenis lesi di daerah kulit
ISI yang sama dan ruam bersifat pruritus.
Penyakit biasanya berkembang selama
Sembilan puluh persen kasus varisela
sekitar 5 hari.
terjadi pada anak-anak antara usia 1 dan 14
tahun. Varisela merupakan penyakit yang Insiden rata-rata varisela pada wanita
sangat menular dan mempengaruhi hampir hamil terjadi pada 2-3 kejadian per 1.000
semua anak dengan tingkat serangan (attack kehamilan. Epidemiologi varisela berbeda
antara negara-negara dengan iklim sedang menghasilkan kematian 25 orang/tahun di
dan mereka yang beriklim tropis. Penelitian Inggris dan Wales dan 75% kematian ini
seroepidemiologi terbaru yang dilakukan terjadi pada orang dewasa. Data
pada 7980 wanita hamil dari berbagai daerah menunjukkan bahwa 5-14% orang dewasa
menunjukkan prevalensi antibodi VZV dengan varisela memiliki keterlibatan paru,
93,1% pada wanita yang lahir di negara- yang hanya terdeteksi pada X-ray atau tes
negara Eropa Barat dan 80,3% pada wanita fungsi paru-paru pada penyakit yang parah
yang lahir di Eropa Tengah dan Timur, Asia dan berpotensi fatal. Temuan X-ray dada
dan Afrika. Meskipun perjalanan klinis termasuk pola infiltratif difus atau nodular
varisela pada anak-anak biasanya ringan, yang sering terlihat pada distribusi
tapi dapat berakibat fatal pada wanita hamil. peribronkial pada kedua lapang paru.
Varisela diperkirakan 25 kali lebih parah
pada orang dewasa daripada anak-anak. Wanita hamil yang menderita
Diperkirakan ada risiko yang lebih besar varisela menimbulkan adanya pneumonia
terkait dengan kehamilan, terutama selama VZV. Merokok dan ada banyaknya lesi yang
trimester ketiga. Hal ini dapat disebabkan berjumlah setidaknya 100 lesi kulit
oleh munosupresi ibu yang paling intens merupakan faktor risiko yang diketahui
selama periode ini. menimbulkan pneumonia VZV. Angka
kematian pada wanita hamil yang tidak
Insidensi varisela dalam kehamilan diobati sebesar 40% oleh karena itu
yang sebenarnya tidak diketahui secara pneumonia varisela pada kehamilan
pasti. Hal ini karena di sebagia besar Negara dianggap sebagai keadaan darurat medis.
di dunia, termasuk di Indonesia, tidak
mengharuskan varisela yang terjadi dalam DIAGNOSIS
kehamilan untuk dilaporkan.Secara Varicella merupakan penyakit sangat
keseluruhan di dunia, estimasi insidensi menular yang disebabkan oleh Virus
varisela dalam kehamilan diperkirakan Varicella-Zoster (anggota dari keluarga
mengenai 2-3 wanita dari setiap 1.000 Herpesviridae). Virus DNA ini dapat
kehamilan, sementara untuk kasus dalam menyebabkan infeksi litik dan laten.4
persalinan insidensinya adalah antara 5-6 Penularan Virus Varicella-Zoster terjadi
kasus per 10.000 persalinan. akibat inhalasi droplet atau air liur dari
Jika wanita hamil memiliki riwayat mereka yang terinfeksi atau kontak langsung
kontak dengan varisela atau herpes zoster, dengan lesi kulit (jarang). Varicella dapat
riwayat vaksinasi sebelumnya harus terjadi di semua negara dengan gejala self-
diketahui untuk mengkonfirmasi signifikansi limiting ringan yang berlangsung beberapa
paparan dan kerentanan pasien. Para wanita hari dan memberikan kekebalan seumur
harus melakukan tes darah untuk menilai hidup.
ada tidaknya kekebalan terhadap varisela.6 Gejala varicella pada orang dewasa
Varisela jauh lebih jarang pada orang dapat berupa gejala prodromal, seperti nyeri
dewasa daripada anak-anak. Varisela otot, mual, penurunan nafsu makan, sakit
kepala, demam, lemas, kemudian diikuti kurang sensitif jika dibandingkan dengan
dengan munculnya bercak merah pada kulit. polymerase chain reaction (PCR). Adanya
Tanda klinis varicella biasanya ringan, IgM menunjukkan bahwa infeksi aktif
seperti rasa gatal yang hebat, bula lepuh sedang terjadi, meskipun sulit untuk
yang ditemukan pada telapak tangan dan alat membedakan infeksi primer, reinfeksi, dan
kelamin, krusta yang menyebabkan rasa reaktivasi. Temuan IgG juga menunjukkan
sakit dan gatal di rongga mulut. Gejala dapat bahwa pasien mengalami infeksi baru
muncul dalam 10 sampai dengan 21 hari maupun imunitas dari vaksinasi. Tidak
setelah seseorang terpapar virus. adanya antibodi pada hasil pemeriksaan
tidak dapat mengeksklusi infeksi VZV
karena antibodi baru dapat terdeteksi ketika
gambaran lesi kulit muncul.

Tes Tzanck merupakan pemeriksaan


penunjang yang mudah dilakukan dan
berbiaya terjangkau. Pemeriksaan ini
dilakukan dengan mengambil kerokan yang
ada pada dasar vesikel kulit pasien. Kerokan
tersebut diberi pewarnaan Giemsa,
kemudian diperiksa di bawah mikroskop.
Hasil positif akan memberikan gambaran
Gambar : Ruam pada wajah
badan inklusi dan sel datia berinti banyak.
Klinisi harus menanyakan faktor Namun, tes Tzanck hanya mengonfirmasi
risiko varicella yang menyertai pasien, bahwa lesi kulit disebabkan oleh herpesvirus
misalnya immunocompromised, riwayat (termasuk varicella-zoster virus), tetapi tidak
imunisasi yang tidak lengkap, dan riwayat secara spesifik mengonfirmasi adanya
kehamilan. Umumnya, keparahan lesi yang varicella-zoster virus (VZV) itu sendiri.
terjadi pada kulit dapat ditemukan dalam
KLINIS PADA KEHAMILAN
tingkat perkembangan yang berbeda-beda.
Lesi kulit dapat bermula sebagai titik merah Varicella Zoster Virus merupakan
kecil di wajah, tubuh, lengan atas, dan virus DNA dari keluarga herpes dan sangat
tungkai. Sekitar 12 jam kemudian, lesi kulit menular. Manusia merupakan satu-satunya
dapat berprogresi menjadi benjolan kecil, sumber serta menjadi inang dan kemudian
vesikel, papula, pustula, hingga keropeng. virus masuk ke inang melalui konjungtiva
Lesi kulit juga dapat muncul di telapak dan selaput lendir yang ada di nasofaring.
tangan dan telapak kaki serta membran Gejala prodromal nonspesifik seperti sakit
mukosa disertai dengan pruritus yang intens. kepala, demam, dan malaise muncul pada
akhir fase viremik kedua. Kondisi ini diikuti
Pemeriksaan serologis dilakukan
dengan gatal-gatal dan ruam makulopapular
untuk mendeteksi adanya antibodi spesifik
yang menjadi vesikular sebelum
varicella. Pemeriksaan ini biasanya bersifat
terbentuknya krusta yang terjadi sekitar lima
hari kemudian. Pasien dengan varicella akan pemeriksaan PCR juga dapat
menularkan penyakit dari dua hari sebelum mengkonfirmasi sekitar 24% dan 8% kasus
munculnya ruam sampai terjadi pengerasan varicella. Intrauterine growth restriction
kulit yang ada pada vesikel. (IUGR) terjadi pada sekitar 23% kasus dan
berat badan lahir rendah (BBLR) hampir
Infeksi primer umumnya terjadi pada semua kasus. Studi
memberikan kekebalan seumur hidup, tetapi menunjukkan bahwa kontrol yang tidak
gejala infeksi ulang telah dilaporkan dan terpajan memiliki tingkat kelahiran prematur
sebanyak 13,3% individu dengan varicella spontan sebesar 5,6% dibandingkan dengan
melaporkan episode cacar air sebelumnya 14,3% untuk kasus varicella (P = 0,05).
serta infeksi ulang subklinis telah terdeteksi Angka mortalitas dan morbiditas tertinggi
secara serologis. Alasan infeksi ulang yang berhubungan dengan varicella pada
mungkin dapat disebabkan oleh karena kehamilan terjadi dengan adanya Congenital
kegagalan tubuh dalam mengembangkan Varicella Syndrome (CVS), Maternal
sistem kekebalan yang dapat mencegah Varicella Pneumonia, dan Neonatal
reinfeksi, mempertahankan maupun Varicella.
mengaktifkan kembali sel-sel memori
kekebalan pada saat infeksi atau karena Congenital Varicella Syndrome
tingginya inokulum dari kontak dekat yang
membanjiri sistem kekebalan. Congenital Varicella Syndrome
pertama kali dideskripsikan pada tahun 1947
Patofisiologi dimulai dari pajanan dan dikaitkan dengan tingkat kematian
virus yang menyebabkan produksi sebesar 30% dalam beberapa bulan pertama
imunoglobulin G, M, dan A hospes. kehidupan dan risiko 15% berkembangnya
Antibodi IgG bertahan seumur hidup dan herpes zoster antara bulan ke-2 dan ke-41
memberikan respon kekebalan. Respon kehidupan. Infeksi VZV primer pada dua
imun yang diperantarai sel penting dalam trimester pertama kehamilan menghasilkan
menghambat durasi infeksi varicella primer. infeksi intrauterin hingga 25% kasus dan
Setelah infeksi primer, varicella menyebar anomali kongenital yang dijelaskan dalam
ke lesi mukosa dan yang ada di epidermal CVS dapat terjadi pada sekitar 12% janin
menunju ke saraf sensorik lokal. Virus ini yang terinfeksi.Varicella yang terjadi pada
tetap laten di sel ganglion dorsal saraf ibu dalam 20 minggu pertama kehamilan
sensorik. Sistem kekebalan menjaga virus kehamilan dikaitkan dengan kejadian CVS
tetap terkendali tetapi reaktivasi masih dapat sebesar 0,91%.
terjadi di kemudian hari dan menghasilkan
sindrom herpes zoster. Studi kohort dan laporan kasus telah
mencatat bahwa CVS tidak terjadi apabila
Abortus spontan pada trimester ibu mengalami varicella antara usia
pertama tidak terkait dengan adanya kehamilan 20 dan 28 minggu. Gambaran
varicella. Sebelum usia kehamilan 24 klinis CVS multi-sistem, tetapi beberapa
minggu, transmisi vertikal ke janin telah jaringan dan organ rusak secara selektif.
terdeteksi secara klinis / serologis dan Lesi kulit terjadi pada sekitar 70% kasus dan
hipoplasia ekstremitas pada 46-72%. atau tali pusat, persistensi IgG spesifik
Abnormalitas neurologis seperti mikrosefali, setelah usia tujuh bulan, dan terjadinya HZ
atrofi kortikal, hidrosefalus, dan selama masa bayi. Diagnosis prenatal terdiri
keterbelakangan mental terjadi pada 48-62% dari kombinasi tanda dalam pemeriksaan
kasus. Gangguan mata seperti ultrasonografi, seperti kelainan bentuk
microphthalmia, chorioretinitis, dan katarak ekstremitas, mikrosefali, hidrosefalus,
terjadi pada 44-52% kasus. Hipoplasia otot, polihidramnion, kalsifikasi jaringan lunak,
keterlambatan perkembangan dan kelainan dan IUGR.
saluran pencernaan dan genitourinari dan
sistem kardiovaskular terjadi pada 7-24% Pneumonia Varicella pada Ibu
kasus. Rerata insiden varicella pada
Mekanisme CVS diperkirakan kehamilan sebesar 0,7–3/1.000 kehamilan.
disebabkan oleh reaktivasi VZV di dalam Pneumonia maternal menjadi komplikasi
rahim. Kondisi tersebut menyerupai sekitar 10-20% kasus varicella pada
mekanisme perkembangan HZ daripada kehamilan.11,18 Kasus tersebut dapat
disebabkan oleh infeksi primer. Periode mengakibatkan mortalitas / morbiditas yang
latensi yang singkat antara infeksi primer lebih tinggi daripada yang dapat ditemukan
dan reaktivasi mungkin disebabkan oleh pada orang dewasa lainnya. Wanita hamil
imunitas yang dimediasi sel janin yang dengan pneumonia VZV harus dirawat di
belum matang. Bukti reaktivasi berasal dari rumah sakit untuk menjalani pemantauan
pola dermatom lesi kulit yang menyerupai dan memulai terapi antivirus karena hingga
HZ disertai dengan kelainan perkembangan 40% wanita mungkin memerlukan ventilasi
segmental dari sistem muskuloskeletal dan mekanis. Kematian pada kasus yang berat
segmental disfungsi sistem saraf somatik (pasien yang membutuhkan ventilasi
dan otonom. mekanis) di era pra- antiviral sebesar 20-
45% dan saat ini diperkirakan sebesar 3-
Diagnosis CVS dapat dikonfirmasi 14%. Risiko pneumonia meningkat seiring
dengan riwayat varicella pada ibu selama bertambahnya usia kehamilan. Konidisi ini
kehamilan disertai dengan lesi kulit bawaan telah dikaitkan dengan imunosupresi
yang memiliki distribusi dermatom dengan maternal relatif.
atau tanpa adanya tanda neurologis, defek
pada mata, kelainan bentuk tungkai dan Varisela neonatus
kejang neonatal. Bukti retrospektif Angka kematian varicella neonatal
serokonversi VZV IgG ibu selama adalah 31% dan masih 7% di era modern.
kehamilan juga membantu. Varicella maternal yang terjadi pada akhir
Bukti infeksi intrauterin terlepas dari kehamilan dapat mengakibatkan varicella
apakah CVS berkembang atau tidak dapat neonatal sebelum kekebalan pasif dari ibu ke
disimpulkan dari deteksi DNA VZV pada bayi dapat diberikan serta respon imun yang
janin atau neonatus, dimana dapat dimediasi sel pada neonatus tampaknya
ditemukan IgM spesifik pada darah janin tidak cukup untuk mencegah penyebaran
VZV secara hematogen. Varicella dapat
terjadi melalui transmisi transplasenta,
infeksi menaik atau melalui saluran
pernapasan neonatal. Masa inkubasi VZV
yang ditransmisikan intrauterin dari awal
ruam ibu hingga awal ruam neonatal
bervariasi.

Dengan demikian, varicella neonatal


yang terjadi pada 10-12 hari pertama
kehidupan disebabkan oleh penularan
intrauterin, sedangkan setelah itu adalah
infeksi pascakelahiran. Apabila varicella
maternal terjadi 1-4 minggu sebelum
melahirkan, maka sebanyak 50% neonatus
akan terinfeksi dan 23% dari mereka akan Gambar : Algoritma tatalaksana pasien varicella
berkembang menjadi varicella klinis dalam kehamilan
meskipun titer antibodi pasien yang
Apabila difosforilasi oleh timidin kinase virus
diperoleh secara pasif tinggi. Kematian yang dalam sel yang terinfeksi VZV terjadi, maka akan
disebabkan oleh karena varicella neonatal terjadi penghambatan polimerase DNA virus
termasuk rendah. yang menghentikan replikasi virus herpes
manusia. Asiklovir oral memiliki bioavailabilitas
Penatalaksanaan
yang rendah dan harus diberikan dalam dosis
Pemberian yang sering agar dapat mencapai tingkat
terapeutik. Data bioavailabilitas lebih lanjut
Antivirus Asiklovir merupakan menunjukkan bahwa perubahan fisiologis
analog nukleosida sintetik guanin yang kehamilan tidak mengubah farmakokinetik ibu
sangat spesifik untuk sel yang terinfeksi dari wanita tidak hamil.
VZV atau herpes simplex virus (HSV).
Valacyclovir dan famciclovir masing-
masing adalah pro-drug asiklovir dan
penciclovir. Mereka memiliki waktu paruh yang
lebih lama dan penyerapan oral serta
bioavailabilitas yang lebih baik, sehingga karena
frekuensi pemberian yang lebih sedikit adalah
pilihan terapi oral yang lebih baik dengan
kepatuhan yang lebih baik. Terapi antivirus baik
sendiri atau dalam kombinasi dengan VZIG telah
direkomendasikan dalam manajemen varicella
pada kehamilan. Profilaksis antiviral paling baik
diberikan pada hari ke-7 pasca paparan. Semua
wanita hamil dengan varicella harus menerima secara berbeda dalam pedoman yang
asiklovir oral 800 mg lima kali sehari selama berbeda tetapi mencerminkan kedekatan dan
tujuh hari atau valacyclovir 1 g tiga kali sehari. durasi kontak serta potensi kontak droplet
dan cairan vesikuler dengan konjungtiva dan
Obat-obatan tersebut dapat
selaput lendir nasofaring. Riwayat varicella
menurunkan durasi demam dan gejala varicella
meniadakan kebutuhan untuk pengujian
pada orang dewasa imunokompeten jika
serologis.20,21 VZIG harus diberikan
dimulai dalam 24 jam setelah perkembangan
kepada wanita yang rentan dalam waktu 72
ruam. Apabila diberikan dalam 24 jam dan
jam, tetapi dapat diberikan hingga 96 jam
hingga 72 jam setelah perkembangan ruam,
maka asiklovir efektif dalam mengurangi
setelah terpapar virus. Pemberian VZIG >96
mortalitas dan morbiditas fetomaternal yang jam tidak direkomendasikan, meskipun
terkait dengan infeksi VZV, terutama jika VZIG masih bisa diberikan sampai dengan
digunakan secara intravena (iv). Asiklovir 10 hari setelah pajanan. Tidak diketahui
intravena menjadi pilihan pada pasien dengan apakah VZIG dapat mencegah viremia atau
komplikasi kehamilan yang berat, seperti CVS, tetapi ini tidak mungkin diuji
pneumonia. Dosis biasanya 10-15 mg/kg berat mengingat jumlah yang diperlukan untuk
badan IV setiap 8 jam selama 5-10 hari untuk menguji hipotesis dan etika pengacakan
pneumonia VZV dan harus dimulai dalam 24–72 perawatan. Royal College of Obstetricians
jam setelah ruam. and Gynecologists menunjukkan bahwa
VZIG berasal dari donor non-Inggris dengan
Asiklovir dapat menghambat virus titer antibodi VZV yang tinggi, tetapi tidak
replikasi selama viremia ibu yang dapat ada kasus infeksi melalui darah yang
menghambat transmisi transplasenta VZV. dilaporkan.20,21 Dosis optimal VZIG tidak
Neonatus yang menunjukkan tanda-tanda cacar jelas dan perhitungan dosis satuan berbeda
air atau mereka yang menderita cacar air
secara internasional, tetapi dosis pemberian
menunjukkan bukti komplikasi neurologis atau
VZIG yang direkomendasikan adalah 125
mata telah dilaporkan mendapat manfaat dari
U/10 kg hingga maksimum 625 U (pada
penggunaan asiklovir secara intravena. Registri
wanita dengan BB 50 kg). Sebagai alternatif,
neonatus yang terpapar asiklovir dalam rahim
dosis 1 mg/kg berat badan dapat diberikan
tidak menemukan risiko teratogenesis yang
secara intravena (IV). Apakah 625 U cukup
signifikan dari penggunaan asiklovir dalam
untuk wanita dengan berat >50 kg masih
kehamilan tetapi risiko teoretis ada dengan
belum jelas. VZIG juga dapat
penggunaan pada trimester pertama.
memperpanjang masa inkubasi dan ini harus
Varicella Zoster Immune Globulin dipertimbangkan saat mengatur surveilans,
(VZIG) pemantauan, isolasi, dan tindak lanjut , di
mana banyak yang menyarankan untuk
Ibu hamil yang rentan dengan menambahkan satu minggu ke tindakan
paparan VZV yang signifikan harus operasi standar dibandingkan dengan
ditawarkan VZIG untuk mencegah atau mereka yang tidak menerima VZIG.2
mengurangi risiko varicella pada ibu.
Paparan VZV yang signifikan didefinisikan Pencegahan
Riwayat infeksi cacar air sebelumnya tersebutt kebal terhadap infeksi varicella
memiliki nilai prediktif positif 97,9-99,7% dapat diterima.
untuk keberadaan antibodi serum varicella
pada wanita yang menjalani antenatal care Wanita hamil yang tidak memiliki
(ANC) di AS. Sebuah penelitian terhadap kekebalan, tetapi telah terpapar varicella
petugas kesehatan Inggris menunjukkan harus dimanajemen sebagai seseorang yang
bahwa 95% dari mereka yang melaporkan berpotensi menularkan dari 8-28 hari setelah
infeksi cacar air sebelumnya memiliki terpapar jika mereka menerima VZIG dan
antibodi terhadap varicella. Individu yang dari 8-21 hari setelah terpapar jika mereka
lahir dan dibesarkan di iklim tropis tidak menerima VZIG. Vaksin Varicella
cenderung tidak kebal terhadap varicella dan mengandung virus hidup yang dilemahkan
riwayat cacar air dapat menjadi prediktor dan berasal dari strain Oka VZV. Vaksin ini
kekebalan yang kurang dapat diandalkan telah dilisensikan untuk digunakan di
pada populasi ini. Amrika Serikat sejak Maret 1995.

Skrining serum secara rutin mungkin Kejadian infeksi primer pada


dapat dilakukan pada kelompok wanita populasi umum telah turun >80% dan
berisiko. Wanita hamil dengan riwayat kematian yang terkait dengan kondisi
varicella yang tidak pasti atau tidak ada tersebut telah menurun dua pertiga.
sebelumnya, berasal dari negara tropis/ Kekebalan dari vaksin bertahan hingga 20
subtropis harus menjalani pemeriksaan tahun. Dua vaksin varicella dilisensikan
darah untuk menentukan kekebalan mereka untuk digunakan di Inggris untuk
terhadap VZV jika terpapar pasien varicella. pencegahan cacar air: Varivax® dan
Apabila wanita hamil tidak kebal terhadap Varilrix®. Keduanya adalah vaksin hidup
VZV dan telah mengalami pajanan yang yang dilemahkan yang diberikan dalam dua
signifikan, maka harus diberikan varicella- dosis terpisah dengan jarak 4-8 minggu.
zoster immunoglobulin (VZIG) sesegera Prognosis
mungkin.
Bayi yang lahir dengan CVS buruk, dengan
Varicella-zoster immunoglobulin kematian bayi yang diakibatkan dari refluks
efektif jika diberikan hingga 10 hari setelah gastroesophageal yang kuat, pneumonia
kontak. Kontak yang signifikan aspirasi berulang yang berat, dan kegagalan
didefinisikan sebagai kontak di ruangan pernafasan karena disfungsi sistem saraf
yang sama selama 15 menit atau lebih, otonom. Hampir 30% dari neonatus yang
kontak tatap muka atau kontak di lahir dengan CVS meninggal selama bulan-
lingkungan bangsal terbuka yang besar. bulan pertama kehidupan.
Kerentanan wanita tersebut kemudian harus
ditentukan dengan memunculkan riwayat Kesimpulan
cacar air atau herpes zoster di masa lalu.
Varicella zoster yang terjadi selama
Apabila terdapat riwayat cacar air yang
masa kehamilan dapat menyebabkan
pasti, maka anggapan bahwa seseorang
morbiditas dan mortalitas kepada ibu
maupun anak. Hal ini menjadikan kesadaran Therapeutics. Philadelphia: Mc Graw
mengenai pajanan dan pencegahan infeksi Hill Education; 2018.
VZV pada ibu hamil harus ditingkatkan. 4. Centers for Disease Control and
Diagnosis dan tatalaksana pasien varicella Prevention (CDC). Varicella
dengan kehamilan tidak jauh berbeda Epidemiology and Prevention of
dengan pasien lainnya, meskipun ada Vaccine-Preventable Diseases.
beberapa poin yang harus diperhatikan Dalam: The Pink Book: Course
terutama mengenai pencegahan infeksi Textbook-12th Edition [internet].
transplasenta. CDC [Disitasi pada 25 Juli 2018].
Tersedia dari:
http://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pi
nkb ook/varicella.html.
5. Cherukuri N, Lingaldinna S, Anjum
S, Singh H. CONGENITAL
VARICELLA SYNDROME IN A
NEONATE. Indian J Child Health.
2019;
6. Clebak KT, Malone MA. Skin
Infections. Prim Care. September
2018;45(3):433–54.
7. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom
DAFTAR PUSTAKA SL. Williams Obstetri. 25 ed. New
York: The McGraw-Hill Companies;
1. Aabdi M, Hamza M, Moussa L, 2020.
Houssam B, Brahim H. Acute 8. Fauci AS, Jameson JL, Kasper D, et
respiratory distress syndrome caused al. Harrison’s Principles of Internal
by varicella pneumonia in Medicine 19th Edition. New York:
immunocompetent adult: Clinical McGraw-Hill Education; 2018.
case. Ann Med Surg [Internet]. 9. Federal Bureau of Prisons (BOP).
2021;62:383–5. Tersedia pada: Management of varicella zoster virus
https:// infections [Internet]. [Disitasi pada
www.sciencedirect.com/science/artic 25 Juli 2018]. Tersedia dari:
le/pii/ S204908012100081 http://www.bop.gov/news/medresour
2. Al-Turab M, Chehadeh W. Varicella ces. jsp
infection in the Middle East: 10. Freer G, Pistello M. Varicella-zoster
Prevalence, complications, and virus infection: natural history,
vaccination. J Res Med Sci Off J clinical manifestations, immunity
Isfahan Univ Med Sci. 2018;23:19. and current and future vaccination
3. Bruntol L, Dandan R, Knollmann B. strategies. 2018;
Goodman & Gilman’s: The 11. Patokar A, Holani A, Khatu S,
Pharmacological Basis of Chaudhari N, Palaskar N. Fetal
varicella syndrome: A rare case
report and literature review. Clin
Dermatology Rev [Internet]. 1
Januari 2022;6(1):57. Tersedia pada:
https://www.cdriadvlkn.org/article.as
p? issn=2542-551X
12. Rice ME, Bannerman M, Marin M,
Lopez AS, Lewis MM, Stamatakis
CE, et al. Maritime varicella illness
and death reporting, U.S., 2010-
2015. Travel Med Infect Dis.
2018;23:27–33.
13. Sile B, Brown KE, Gower C,
Bosowski J, Dennis A, Falconer M,
et al. Effectiveness of oral aciclovir
in preventing maternal chickenpox:
A comparison with VZIG. J Infect
[Internet]. 2022;85(2):147–51.
Tersedia pada:
https://www.sciencedirect.com/
science/article/pii/S01634453220034
74
14. Singh A, Parkash S, Gupta SK, Soni
RK. Severe Varicella Pneumonia in
Adults: Seven Years’ Single-center
Experience from India. Indian J Crit
care Med peer-reviewed, Off Publ
Indian Soc Crit Care Med. Maret
2018;22(3):162–7.

Anda mungkin juga menyukai