PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Varicella zoster virus (VZV) merupakan famili human (alpha) herpes virus.
Virus terdiri atas genome DNA double-stranded, tertutup inti yang mengandung
protein dan dibungkus oleh glikoprotein. Virus ini dapat menyebabkan dua jenis
penyakit yaitu varicella (chickenpox) dan herpes zoster (shingles). 1, 2
Pada tahun 1767, Heberden dapat membedakan dengan jelas antara chickenpox
dan smallpox, yang diyakini kata “chickenpox” berasal dari bahasa Inggris yaitu
“gican” yang maksudnya penyakit gatal ataupun berasal dari bahasa Perancis yaitu
“chiche-pois”, yang menggambarkan ukuran dari vesikel. Pada tahun 1888, Von
Bokay menemukan hubungan antara varicella dan herpes zoster, ia menemukan
bahwa varicella dicurigai berkembang dari anak-anak yang terpapapar dengan
seseorang yang menderita herpes zoster akut. Pada tahun 1943, Garland mengetahui
terjadinya herpes zoster akibat reaktivasi virus yang laten. Pada tahun 1952, Weller
dan Stoddard melakukan penelitian secara invitro, mereka menemukan varicella dan
herpes zoster disebabkan oleh virus yang sama1
Infeksi Varicella-Zoster Virus (VZV) yang terjadi selama kehamilan atau pada
saat persalinan merupakan masalah yang penting pada dunia kebidanan. Insidens
kumulatif intra uterin dan intra partum yang disebabkan hanya oleh virus sebesar 2,5
% dari semua kelahiran hidup. Varisela adalah penyakit menular akut dan paling
sering terjadi pada usia anakanak. Meskipun infeksi primer dengan virus varisella
zoster biasanya terjadi pada masa anak-anak, beberapa wanita usia subur tetap
rentan terhadap virus ini. Sebagian besar wanita usia subur (93-95%) di AS tidak
mempunyai riwayat klinis varisela, hal ini ditunjang dengan hasil pemeriksaan
antibodi lgG spesifik terhadap virus varisela-zoster.
Virus varisela-zoster menyebabkan terjadinya viremia selama infeksi primer,
yang dapat menularkan virus pada janin secara transplasental atau secara asending
melalui lesi pada jalan lahir. Demikian pula, kontak langsung atau droplet saluran
nafas dapat menyebabkan terjadnya infeksi setelah bayi lahir. Saat terjadinya infeksi
pada ibu sangat mempengaruhi resiko pada janin, di mana bisa terjadi kematian intra
uterin atau kelainan yang berat (sindroma varisela kongenital) pada janin. Varisela
yang terjadi pada kehamilan merupakan masalah penting, pada orang dewasa
penyakitnya lebih berat dibandingkan pada anak-anak, bahkan dapat mengancam
jiwa. Varisela dapat menjadi lebih berat pada wanita yang sedang hamil
dibandingkan wanita yang tidak hamil, oleh karena pengaruh imunologi di mana
pada wanita hamil terjadi penurunan imunitas baik humoral maupun selular.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Varisela