Anda di halaman 1dari 7

Penyakit Varicella (Cacar Air)

Faridha

P17250201023

Idafaridha670@gmail.com.

Abstrak

Varicella adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh varicella zoster virus
(VZV). Infeksi berulang dapat mengakibatkan terjadinya herpes zoster, dimana telah dikenal
sejak lama. Varisela adalah suatu penyakit infeksi akut primer menular, disebabkan oleh
Varicella Zooster Virus (VZV), yang menyerang kulit dan mukosa, dan ditandai dengan adanya
vesikel-vesikel. Varicella terutama menyerang anak-anak dengan usia dibawah 10 tahun
terbanyak pada usia 5-9 tahun. Varisela menular melalui sekret saluran pernapasan, dan kontak
dengan lesi cairan vesikel, pustula, dan secara transplasental.Masa inkubasi 11-21 hari.

Pendahuluan

Varisela adalah suatu penyakit infeksi akut primer menular, disebabkan oleh Varicella
Zooster Virus (VZV), yang menyerang kulit dan mukosa, dan ditandai dengan adanya vesikel-
vesikel (Straus & Oxman, 2004). Di negara barat kejadian varisela terutama meningkat pada
musim dingin dan awal musim semi, sedangkan di Indonesia virus menyerang pada musim
peralihan antara musim panas ke musim hujan atau sebaliknya. Namun, varisela dapat menjadi
penyakit musiman jika terjadi penularan dari seorang penderita yang tinggal di populasi padat,
ataupun menyebar di dalam satu sekolah (Harahap, 2009; Handoko, 2010). Varisela terutama
menyerang anak-anak dibawah 10 tahun terbanyak usia 5-9 tahun. Varisela merupakan penyakit
yang sangat menular, 75 % anak terjangkit setelah terjadi penularan. Varisela menular melalui
sekret saluran pernapasan, percikan ludah, terjadi kontak dengan lesi cairan vesikel, pustula, dan
secara transplasental. Individu dengan zoster juga dapat menyebarkan varisela. Masa inkubasi
11-21 hari. Pasien menjadi sangat infektif sekitar 24 – 48 jam sebelum lesi kulit timbul sampai
lesi menjadi krusta biasanya sekitar 5 hari (Handoko, 2009; Harahap, 2010 ; Sterling & kurtz,
2006).
Varicella Zooster Virus masuk melaui saluran pernapasan atas, atau setelah penderita
berkontak dengan lesi kulit, selama masa inkubasinya terjadi viremia primer. Infeksi mula-mula
terjadi pada selaput lendir saluran pernapasan atas kemudian menyebar dan terjadi viremia
primer. Pada viremia primer ini virus menyebar melalui peredaran darah dan sistem limfa
(Handoko, 2010)

Metode Penelitian

Teknik yang digunakan dalam penyusunan artikel ilmiah ini dengan bentuk literature
review. Sumber data penelitian diambil dari beberapa artikel ilmiah yang diperoleh melalui
internet.

Pembahasan

Infeksi varicella primer (cacar air) susah dibedakan dengan cacar sampai akhir abad ke-
19. Pada tahun 1875, Steiner menunjukkan bahwa cacar air disebabkan oleh cairan vesikula yang
berasal dari pasien dengan akut varicella. Observasi klinis mengenai hubungan antara varicella
dan herpes zoster dibuat pada tahun 1888 oleh von Bokay, ketika anak-anak yang tidak terbukti
memiliki kekebalan terhadap varicella setelah kontak dengan herpes zoster. VZV diisolasi dari
kedua cairan vesikular yang berasal dari cacar air dan lesi zoster dalam kultur sel oleh Thomas
Weller pada tahun 1954. Penelitian laboratorium virus itu selanjutnya menyebabkan
pengembangan vaksin varicella hidup yang dilemahkan di Jepang pada 1970-an. Vaksin ini
berlisensi untuk digunakan di Amerika Serikat pada Maret 1995. Vaksin pertama untuk
mengurangi risiko herpes zoster ini dilisensikan pada Mei 2006.1

Penyakit cacar air disebabkan oleh infeksi virus Varicella zoster umumnya menyerang
ana-anak usia 1-10 dan sangat mudah menular. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
gambaran pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga terhadap swamedikasi cacar air dengan obat
tradisional di Desa Ujung Bandar Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat. Jenis penelitian yang
digunakan adalah survei deskriptif. Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan teknik
Simple Random Sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah 300 ibu rumah tangga yang
berumur 20-50 tahun dan jumlah sampel 75 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengetahuan ibu rumah tangga berada dalam kategori baik (61,33%), dalam kategori cukup
(32%), dalam kategori kurang (6,67%). Sikap ibu rumah tangga berada dalam kategori baik
(36%), dalam kategori cukup (64%), dalam kategori kurang (0%). Kesimpulan yang diperoleh
adalah tingkat pengetahuan ibu berada pada kategori baik dan tingkat sikap berada pada kategori
cukup baik.

Cacar air dijangkiti melalui batuk dan bersin serta sentuhan langsung dengan cairan
dalam lepuh cacar air. Penyakit ini biasanya tidak parah dan hanya singkat di kalangan anak
sehat, terkadang cacar air akan menjadi penyakit yang lebih parah, misalnya infeksi bakteri pada
kulit yang mengakibatkan bekas luka, radang paru-paru, atau radang otak. Orang dewasa yang
menderita infeksi cacar air pada umumnya mengalami gejala yang lebih parah. Cacar air
mungkin menimbulkan risiko terhadap bayi dalam kandungan jika terjangkit sewaktu hamil.

Pada pasien yang belum mendapat vaksinasi, ruam dimulai dari muka dan skalp, dan
kemudian menyebar secara cepat ke badan dan sedikit ke ekstremitas. Lesi baru muncul berturut-
turut, dengan distribusi terutama di bagian sentral. Ruam cenderung padat kecil-kecil di
punggung dan antara tulang belikat daripada skapula dan bokong dan lebih banyak terdapat pada
medial daripada tungkai sebelah lateral. Tidak jarang terdapat lesi di telapak tangan dan telapak
kaki, dan vesikula sering muncul sebelumnya dan dalam jumlah yang lebih besar di daerah
peradangan, seperti daerah yang terkena sengatan matahari. lesi varicella berkembang secara
cepat, yaitu lebih kurang 12 jam, dimana mula-mula berupa makula eritematosa yang
berkembang menjadi papul, vesikel, pustul, dan krusta. Demam biasanya berlangsung selama
lesi baru masih timbul, dan tingginya demam sesuai dengan beratnya erupsi kulit. Jarang di atas
39oC, tetapi pada keadaan yang berat dengan jumlah lesi banyak dapat mencapai 40,5oC.
Demam yang berkepanjangan atau yang kambuh kembali dapat disebabkan oleh infeksi sekunder
bakterial atau komplikasi lainnya. Gejala yang paling mengganggu adalah gatal yang biasanya
timbul selama stadium vesikuler. pada penemuan dari beberapa studi telah menyarankan
sebaliknya, penyelidikan sebagian belum diidentifikasi waktu sejak vaksinasi sebagai faktor
risiko untuk terobosan varicella. Beberapa, tetapi tidak semua, penyelidikan baru-baru telah
mengidentifikasi adanya asma, penggunaan steroid, dan vaksinasi di lebih muda dari 15 bulan
usia sebagai faktor risiko untuk terobosan varicella. Terobosan infeksi varicella bisa menjadi
hasil dari beberapa faktor, termasuk gangguan replikasi virus vaksin oleh sirkulasi antibodi,
vaksin impoten akibat kesalahan penyimpanan atau penanganan, atau pencatatan tidak akurat.
Penelitian telah menunjukkan bahwa dosis kedua vaksin varicella meningkatkan kekebalan dan
mengurangi penyakit terobosan pada anak-anak.

• Komplikasi varicella pada orang normal

Percobaan terkontrol yang dilakukan pada orang dewasa imunokompeten dengan pneumonia
varicella menunjukkan bahwa pengobatan dini (dalam waktu 36 jam dari rumah sakit) dengan
acyclovir intravena (10mg/kgBB setiap 8 jam) dapat mengurangi demam dan takipnea dan
meningkatkan oksigenasi. Komplikasi serius lainnya dari varicella di orang dengant
imunokompeten, seperti ensefalitis, meningoencephalitis, myelitis, dan komplikasi okular,
sebaiknya diobati dengan acyclovir intravena

• Pengobatan

Untuk pengobatan dapat diberikan antivirus, dimana dosis oral yang diberikan pada anak yaitu
4x20mg/kgBB selama lima hari. Sementara dosis yang diberikan pada orang dewasa 5x800 mg
selama tujuh hari. Disamping itu dapat pula diberikan antipiretik, dan analgesik, serta bedak
yang ditambah zat anti gatal untuk mencegah pecahnya vesikel secara dini, dan mengurangi rasa
gatal.

• Kontraindikasi dan tindakan pencegahan untuk vaksinasi

Seseorang dengan reaksi alergi yang parah (anafilaksis) dengan komponen vaksin atau setelah
dosis sebelumnya, seharusnya tidak menerima vaksin varicella. Orang dengan imunosupresi
karena leukemia, limfoma, keganasan umum, penyakit defisiensi imun, atau terapi imunosupresif
tidak harus divaksinasi dengan vaksin varicella. Namun, pengobatan dengan dosis rendah
(kurang dari 2 mg / kg / hari), topikal, penggantian, atau steroid aerosol bukan merupakan
kontraindikasi untuk vaksinasi. Orang yang imunosupresif yang diterapi dengan steroid telah
dihentikan selama 1 bulan (3 bulan untuk kemoterapi) dapat divaksinasi.1,5

Orang dengan imunodefisiensi seluler sedang atau berat akibat infeksi human immunodeficiency
virus (HIV), termasuk orang-orang yang didiagnosis dengan acquired immunodeficiency
syndrome (AIDS) tidak boleh menerima vaksin varicella. Anak yang terinfeksi HIV dengan
persentase CD4 T-limfosit 15% atau lebih tinggi, dan anak-anak yang lebih tua dan orang
dewasa dengan jumlah CD4 200 per mikroliter atau lebih tinggi dapat dipertimbangkan untuk
vaksinasi. 1

Wanita yang diketahui hamil atau mencoba untuk hamil sebaiknya tidak menerima vaksin
varicella. Sampai saat ini, tidak ada bukti yang merugikan kehamilan atau janin yang dilaporkan
di kalangan perempuan yang secara tidak sengaja menerima vaksin varicella sesaat sebelum atau
selama kehamilan. Tetapi ACIP merekomendasikan kehamilan harus dihindari selama 1 bulan
setelah menerima vaksin varicella.

Penutup

Penyakit cacar air disebabkan oleh infeksi virus Varicella zoster menyerang kulit dan
mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di bagian
sentral tubuh.Masa inkubasi antara 14 sampai 16 hari setelah paparan, dengan kisaran 10 sampai
21 hari. Biasanya diawali dengan gejala prodromal, yakni demam yang tidak terlalu tinggi,
malaise, dan nyeri kepala, kemudian disusul dengan timbulnya papula eritematosa yang dalam
beberapa jam berubah menjadi vesikel. Dimana vesikel akan berkembang menjadi, pustul, dan
kemudian menjadi krusta. Penyebarannya terutama di daerah badan dan kemudian menyebar
secara sentrifugal ke muka dan ektremitas, serta dapat menyerang selaput lendir mata, mulut, dan
saluran nafas bagian atas.

Pada anak-anak jarang memberi komplikasi, sementara pada orang dewasa komplikasi
yang tersering timbul adalah pneumonia. Dan pada pasien yang disertai dengan defisiensi imun
memberikan komplikasi yang lebih berat.

Untuk pengobatan dapat diberikan antivirus, dimana dosis oral yang diberikan pada anak
yaitu 4x20mg/kgBB selama lima hari. Sementara dosis yang diberikan pada orang dewasa 5x800
mg selama tujuh hari. Disamping itu dapat pula diberikan antipiretik, dan analgesik, serta bedak
yang ditambah zat anti gatal untuk mencegah pecahnya vesikel secara dini, dan mengurangi rasa
gatal.

Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksin varicella yang berasal dari galur yang
dilemahkan. Diberikan pada anak umur 12 bulan atau lebih, dan diberikan vaksin ulangan 4-6
tahun kemudian. Sementara pada anak yang berusia 12 tahun dosis ulangan diberikan 4-8
minggu setelah dosis pertama. Pemberian vaksin ini dilakukan secara subkutan dengan dosis 0,5
ml.

Daftar Pustaka

Martodiharjo S. 2007. PENATALAKSANAAN KLINIK HERPES ZOSTER DAN


VARICELLA DALAM ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN. Jakarta: FKUI. hlm 45-
53.

Putra A.P 2013.”VARICELLA PADA WANITA DEWASA 28 TAHUN”. Medula, Volume 1,


Nomor 3, Oktober 2013.

Elia Epriani. 2019. SIKAP IBU RUMAH TANGGA TERHADAP SWAMEDIKASI CACAR
AIR.Medan; 2019.

Djuanda, Adhi.2010. “ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN”, Adhi, Edisi Enam
Cetakan Kedua, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 2010, hal 115.

Harahap M. 2009.” VARICELLA DALAM ILMU PENYAKIT KULIT”. Jakarta : Gramedia.


Hlm 127-128

Anda mungkin juga menyukai