Anda di halaman 1dari 61

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA USIA PRODUKTIF DENGAN PASIEN


COVID-19 GEJALA SEDANG-BERAT DI RSIJ. PONDOK
KOPI

VINNA HAFISYAH

1810015042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

TANGERANG

2022
ii

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA USIA PRODUKTIF DENGAN PASIEN


COVID-19 GEJALA SEDANG-BERAT DI RSIJ. PONDOK
KOPI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana


kedokteran

VINNA HAFISYAH

1810015042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

TANGERANG

2022
iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip
maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Vinna Hafisyah

NIM : 1810015042

Tanda Tangan :

Tanggal : 18 Juni 2022


iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS


AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA, saya


yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Vinna Hafisyah

NIM : 1810015042

Program Studi : Pendidikan Dokter

Fakultas : Kedokteran

Jenis Karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Muhammadiyah Prof Dr.HAMKA Hak Bebas Royalti Noneksklusif
(Non-exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

Hubungan antara Usia Produktif dengan Pasien COVID-19 Gejala Sedang –


Berat di RSIJ. Pondok Kopi

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Muhammadiyah Prof Dr.HAMKA berhak
menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Tangerang
Pada tanggal : 18 Juni 2022
Yang menyatakan

( Vinna Hafisyah)

HALAMAN PENGESAHAN
v

Skripsi ini diajukan oleh:

Nama : Vinna Hafisyah

NIM : 1810015042

Program Studi : Pendidikan Dokter

Judul Skripsi : Hubungan antara Usia Produktif dengan Pasien COVID-19

Gejala Sedang- Berat di RSIJ Pondok Kopi

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji serta dapat diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana
Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : dr. Dian Apriliana, Sp. P (…………………)

Pembimbing II : dr. Mieke Nuryani, MKK (…………………)

Penguji I : dr. Rifky Budi Triyatno Sp.PD (…………………)

Penguji II : dr. Ismaily Fasyah Sp. THT-KL.,M.ked (…………………)

Diketahui dan disetujui

Kepala Program Studi Sarjana

dr. Zahra Nurusshofa, Sp.PA

Ditetapkan di : Tangerang

Tanggal : 18 Juli 2022


iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran
pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA. Saya
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak untuk
penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini,
oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

(1) Prof. Gunawan Suryoputro, M.Hum.


(2) Dr. dr. Wawang S. Sukarya, Sp.OG(K)., MARS, MH.Kes.
(3) dr. Dian Apriliana, Sp.P , selaku dosen pembimbing I yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan skripsi ini
(4) dr. Mieke Nuryani, MKK, selaku dosen pembimbing II yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan skripsi ini
(5) dr. Rifky Budi Triyatno, Sp.PD selaku dosen penguji yang telah memberikan
banyak masukan untuk penyempurnaan skripsi ini
(6) dr. Ismaily Fasyah Sp. THT-KL.,M.Ked selaku dosen penguji yang telah
memberikan banyak masukan untuk penyempurnaan skripsi ini
(7) Kepada Ibu dan Almarhum ayah yang telah memberi dukungan pada saya
dalam penyusunan tugas akhir
(8) Kepada dr. Etty Farida Sp.DV yang telah menjadi panutan saya dalam
menempuh pendidikan kedokteran
(9) Kepada dr. Ira Wahyuni, MKK yang telah memberikan dukungan selama
proses pengerjaan skripsi
(10) Kepada sahabat-sahabat Nabila, Dinda, Emira, Octa, dan Nadea yang telah
menemani selama proses pengerjaan tugas akhir
(11) Kepada Gunawan yang telah menjadi pengingat saya untuk selalu
mengerjakan tugas akhir
(12) Kepada institusi diamana penelitian dilaksanakan akhir kata, semoga Allah
v

SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu
penyelesaian skripsi ini dan semoga skripsi ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu, bagi masyarakat bangsa dan negara.

Tangerang, 18 Juli 2022

Vinna Hafisyah
vi

ABSTRAK
World Health Organization (WHO) menyatakan terjadi pandemik global yang
menginfeksi manusia dengan sebutan Coronavirus Desease (COVID19) yang disebabkan
oleh virus SARS-COV2 transmisi utama COVID-19 melalui droplet yang menyebabkan
berbagai kategori manifestasi klinis,tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi
gambaran klinis pasien COVID-19 usia produktif di RSIJ. Pondok Kopi penelitian
menggunakan metode deskriptif kuantitatif, sumber data penelitian menggunakan data
sekunder rekam medik dengan analisis uji statistik menggunakan software SPSS analisis
bivariate serta dilakukan uji analisis spearman dan korespondensi.penelitian
menggunakan 100 subjek pasien dengan distribusi 43 perempuan dan 57 laki-laki,
terkonfirmasi COVID-19 usia produktif tanpa komorbid. Diperoleh hasil α 5% yang
artinya terima H0 atau dapat diinterpretasikan bahwa tidak terdapat korelasi yang
signifikan antara variabel Usia dan variabel kategori gejala. Kesimpulan Kategori sedang
berat pasien COVID-19 . pada taraf nyata 5%. Diketahui juga bahwa nilai koefisien
korelasi sebesar 0.121 yang artinya korelasi antara 2 variebel tersebut sangat
lemah.Kesimpulan penelitian tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia
produktif dengan kategori gejala COVID-19 sedang – berat, akan tetapi ditemukan
hubungan antara peningkatan usia dengan gejala sedang-berat pada pasien COVID-19.

Kata kunci : COVID-19, Usia produktif

ABSTRACT
The World Health Organization (WHO) stated that there was a global pandemic that
infects humans as Coronavirus Disease (COVID19) caused by the SARS-CoV2 virus, the
main transmission of COVID-19 through droplets that cause various categories of clinical
manifestations. The purpose of this study was to identify the clinical condition of
COVID-19 patients of productive age at RSIJ. Pondok Kopi. This research uses
quantitative descriptive methods which uses the source of research data using secondary
data from medical records with statistical test analysis using SPSSbivariate and the
analysis software and Spearman and correspondence as well. The analysis tests are
carried out by using 100 patient subjects with a distribution of 43 women and 57 men
who were confirmed COVID-19 within productive age without comorbidities. The results
obtained α5% which means H0 or it can be interpreted that there is no significant
correlation between the age variable and the symptom category variable. In conclusion:
The moderate category of COVID-19 patients at the rate 5% level of significance. It is
also known that the correlation coefficient value is 0.121, which means that the
correlation between the 2 variables is very weak. The conclusion of the study is that there
is no significant relationship between productive age and the moderate to severe category
of COVID-19 symptoms, but a relationship between increasing age and moderatee-severe
symptoms was found in COVID-19 patients.

Key words : COVID-19, Productive age


vii

DAFTAR ISI
HALAMAN COVER……………………………………………………………..i
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….…….ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS...........iv
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
ABSTRAK.............................................................................................................vi
ABSTRACT............................................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................x
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Penelitian........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian...................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5
2.1 COVID-19................................................................................................5
2.1.1 Definisi COVID-19............................................................................5
2.1.2 Kategori COVID-19...........................................................................5
2.1.3 Etiologi COVID-19............................................................................5
2.1.4 Patogenesis COVID-19......................................................................6
2.1.5 Tanda dan gejala COVID-19..............................................................6
2.1.6 Penegakan diagnosis COVID-19........................................................5
2.2 Usia Produktif dan COVID-19................................................................5
2.2.1 Definisi Usia Produktif.......................................................................5
2.2.2 Korelasi Usia Produktif dengan COVID-19.......................................6
2.3 Kerangka Teori........................................................................................6
viii

2.4 Kerangka Konsep.....................................................................................5


2.5 Hipotesis...................................................................................................5

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................19


3.1 Definisi Penelitian..................................................................................19
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian.............................................................19
3.3 Pengumpulan Data.................................................................................20
3.4 Pengolahan Data....................................................................................20
3.5 Definisi Operasional..............................................................................20
3.7 Alur Kerja Penelitian.............................................................................20
3.8 Etika Penelitian......................................................................................20
BAB IV HASIL PENELITIAN...........................................................................26
4.1 Analisis Karakteristik.............................................................................26
4.2 Analisis Uji Korelasi Spearman.............................................................27
4.3 Analisis Korespondensi..........................................................................27
BAB V PEMBAHASAN......................................................................................30
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN...................................................................30
6.1 Simpulan................................................................................................30
6.2 Saran.......................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................31
LAMPIRAN..........................................................................................................36
BIODATA DIRI...................................................................................................40
ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Definisi Operasional


Tabel 4. 1 Masa perawatan kasus COVID-19 usi produktif tanpa komorbid yang
dirawat inap di RSIJ. Pondok Kopi kisaran waktu Juni-September......................26
Tabel 4. 2 Gejala klinis pasien COVID-19 usia produktif tanpa komorbid di RSIJ.
Pondok Kopi periode Juni-September 2021..........................................................27
Tabel 4. 3 Analisis Korelasi Spearman..................................................................27
Tabel 4. 4 Analisis Korespodensi..........................................................................27
x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Temuan khas pada pneumonia COVID-19.........................................6


Gambar 2. 2 Reaksi imonologis COVID-19............................................................8
Gambar 2. 3 Reaksi imunologis COVID-19............................................................9
Gambar 2. 4 Alur diagnosis untuk deteksi infekasi SARS-COV-2 akut pada orang
diduga klinis mengalami covid-19.........................................................................12
Gambar 2. 5 Faktor yang berperan terhadap imunosupresi...................................15
Gambar 2. 6 Kerangka Teori..................................................................................17
Gambar 2. 7 Kerangka konsep...............................................................................18

Gambar 3.1 Alur Kerja Penelitian 24

Gambar 4.1 Pasien COVID-19 usia produktif tanpa komorbid yang dirawat di
RSIJ. Pondok Kopi berdasarkan karakteristik jenis kelamin
Gambar 4.1 Patofisiologi hiperkoagulasi pada COVID-19...................................30
xi

COVID-19 : Corona Virus Desease-19


WHO : World Health Organization
ARDS : Acute Respiratory Distress Syndrome
SARS-CoV-2 : Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2
MERS : Middle East Respiratory Syndrom
S : Spike
RNA : Ribonucleid Acid
ACE2 : Angiotensin converting enzyme 2
RAAS : Sistem renin angiotensin aldosterone
ICU : intensive care unit
PCR : Polymerase Chain Reaction
MAP : Mean arterial pressure
IL : Interleukin
TNF : Tumor necrosis factor-
NF : Nuclir factor
JAK : Janus kinase
DAFTAR SINGKATAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Awal tahun 2020 dunia mulai dikagetkan dengan fenomena munculnya
wabah virus corona yang sudah mulai menginfeksi banyak manusia di seluruh
penjuru dunia. Tepat pada tanggal 12 Febuari 2020, organisasi kesehatan
dunia World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa penyakit Novel
Coronavirus yang menginfeksi manusia dengan sebutan Coronavirus Desease
(COVID19) disebabkan oleh virus SARS-COV2 dan secara resmi pada
tanggal 11 maret 2020 dinyatakan sebagai pandemik global (Yuliana, 2020).

Tanggal 28 Juni 2021 kasus terkonfirmasi diseluruh dunia diketahui


sebanyak 181.845.237 pasien COVID-19 dengan rincian kasus meninggal
sebanyak 619.434, sembuh 28.927.335 dan yang sedang dalam perawatan
11.579.956. Di Indonesia sendiri disaat yang sama kasus terkonfirmasi
berjumlah 2.156.456 dengan tambahan kasus 20.467 perhari, pasien sembuh
Sebanyak 1.869.606 pasien meninggal sebanyak 463 kasus perhari (Kemenkes
RI, 2020).
SARS-COV2 memiliki protein spike yang akan berikatan dengan reseptor
ACE2 yang terdapat pada host (Tao, Zhang, , 2020). Reseptor ACE2 dapat
ditemui diberbagai jaringan dan organ contohnya seperti paru, jantung,
saluran pencernaan, ginjal, kulit, pancreas, pembuluh darah dan otot polos.
Jika terjadi reaksi atau pengikatan atau perlekatan antara ACE2 dan SARS-
CoV-2 maka akan terjadi reaksi inflamasi pada organ tersebut. Banyaknya
reseptor ACE2 dalam tubuh merupakan suatu penyebab mengapa gejala
COVID-19 sangat bervariasi atau sistemik (Ikawty 2020).
Penyebaran utama infeksi COVID-19 adalah melalui droplet (droplet
Infection) yaitu percikan ludah penderita yang dapat ditularkan ke
lingkungannya. Tanda dan gejala paling umum adalah demam, batuk kering,
dan sesak nafas (Reore et al.2021). Kategori COVID-19 berdasarkan
gejala dan tingkat keparahan dibagi menjadi beberapa kategori yaitu tanpa
gejala (asimtomatik), gejala ringan, gejala sedang, gejala berat, dan kritis.
Parameter penilaian tingkat dirasakan dan angka saturasi oksigen (Burhan,

1
2

dkk, 2020).

Pada infeksi COVID-19, usia dapat merupakan salah satu faktor


prediposisi yang mempengaruhi tingkat keparahan. Beberapa penelitian
menyebutkan bahwa pasien usia anak belum memiliki sistem imunitas yang
cukup baik untuk merespon suatu infeksi, sedangkan pada pasien usia lanjut
kemampuan untuk merespon infeksi sudah mengalami penurunan. Sehingga
usia dikaitkan dengan gejala dan tingkat keparahan yang lebih berat. Dinas
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menyatakan bahwa jumlah populasi
terbanyak terpapar COVID-19 merupakan usia produktif berkisar antara 20-49
tahun. Data dinas Kesehatan DKI Jakarta pada tanggal 23 juni hingga 25 juli
2020 menunjukan 1.976 pasien COVID-19 berusia 20 hingga 29 tahun, 2.212
pasien usia 30 sampai 39 tahun, dan sejumlah 1.750 pasien berusia antara 40
hingga 49 tahun. Untuk melihat tingginya prevalensi pasien COVID-19 pada
usia produktif diperlukan adanya pengkajian data, namun hingga saat ini data
antara hubungan usia produktif dan COVID-19 masih sangat terbatas
(Wahidah et al., 2020). Melihat kondisi tersebut, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dan mengkaji terkait hubungan antara usia produktif
dengan manifestasi klinis pasien COVID- 19 yang menjalani rawat inap di
RS. Islam Jakarta Pondok Kopi pada bulan Juni – September 2021.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
1.2.1 Identifikasi Masalah
Melihat hubungan antara usia produktif dengan gambaran klinis pasien
COVID-19 usia produktif di RSIJ.Pondok Kopi
1.2.2 Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang pada penelitian ini diperlukan adanya
pembatasan masalah supaya batas pengkajian masalah lebih spesifik.
Penelitian ini hanya mencakup pasien COVID-19 dengan usia produktif
yang dirawat di RSIJ.Pondok Kopi periode bulan Juni – September 2022.
1.2.3. Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan antara usia produktif dengan gambaran klinis


Pasien COVID-19 di RSIJ.Pondok Kopi?
3

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi gambaran klinis pasien COVID-19 usia produktif di RSIJ.
Pondok Kopi
1.3.2 Tujuan Khusus
Diketahui hubungan antara usia produktif dengan gambaran klinis pasien
COVID-19 di RSIJ. Pondok Kopi antara bulan Juni-September 2021

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Akademik
Data dari penelitian ini dapat digunakan untuk penelitian lanjutan yang akan
datang atau untuk melengkapi penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya

1.4.2 Manfaat Teoritis


Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan untuk pihak manajemen
rumah sakit, pengelola kesehatan, pekerja, maupun masyarakat umum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 COVID-19
2.1.1 Definisi COVID-19
Coronavirus disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit
infeksi menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 yang merupakan
corona virus jenis baru yang belum teridentifikasi sebelumnya pada
manusia. Pertama kaliditemukan pada tahun 2019 di Wuhan, provinsi
Hubei, China Coronavirus dapat menimbulkan gejala berat seperti
Middle East Respiratory Syndrom (MERS) dan Several Acute
Respiratory Syndrome (SARS) (World Health Organization, 2020).
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan suatu reaksi
inflamasi yang terjadi di parenkim paru yang disebabkan oleh Severe
acute respiratory syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Kumpulan
gejala klinis yang muncul beragam, dari mulai tidak berkomplikasi
(ringan) hingga syok septik (berat). (Susilo et al., 2020).
Syok septik merupakan suatu kondisi terjadi penurunan tekanan darah
sistolik ataupun diastolik setelah resusitasi volume adekuat Sehingga
diperlukan vasopressor untuk mempertahankan MAP ≥ 65 mmHg
disertai peningkatan serum laktat > 2 mmol/L. (Esakandari et al., 2020).
Terdapat beberapa faktor yang memperberat suatu keadaan individu
pasien COVID-19, faktor individu internal usiu, seperti status gizi, status
imunitas, dan komorbiditas, adapun faktor individu eksternal seperti
pendidikan, riwayat sosial, dan sosial ekonomi. Sosial ekonomi erat
dihubungkan dengan tingkat kesadaran pasien yang minim terkait upaya
pencegahan dan pengobatan pasien COVID-19 (Fuadi & Irdalisa, 2020).
2.1.2 Kategori COVID-19
Infeksi COVID-19 dibedakan menjadi beberapa kategori, yaitu tanpa
gejala, ringan, sedang, berat, dan kritis. Pada kasus ringan, gejala umum
yang sering dirasakan diantaranya adalah demam, batuk berdahak, mudah

4
5

lelah, mual, sesak, dan nyeri pada otot. Pada kasus dengan kategori gejala
ringan tidak ditemukan gambaran pneumonia pada thorax foto dan tidak
ditemukan kondisi hipoksia pada klinis. Gejala penyerta lainnya adalah
pilek, nyeri tenggorokan, nyeri kepala, mual, diare dan muntah, hilang
pembau (anosmia) atau hilang perasa (ageusia) yang muncul sebelum
onset keluhan gangguan pernapasan. Pasien usia lanjut dan
immunocompromised mengalami gejala tidak khas seperti kelelahan,
penurunan tingkat kesadaran, penurunan mobilitas, diare, hilang nafsu
makan, delirium, dan tidak ada demam.
Pasien COVID-19 dengan kategori gejala sedang mengalami gejala
infeksi sistem pernapasan atas disertai dengan gejala klinis pneumonia
yang tidak berat yaitu demam, sesak, batuk, dan napas cepat, serta saturasi
oksigen lebih dari 93 persen (%). Pasien COVID-19 dengan kategori berat
memiliki gejala pneumonia seperti demam, batuk, sesak, dan napas cepat
ditambah satu dari frekuensi napas lebih dari 30 x/menit, distres
pernapasan berat, atau SpO2 kurang dari 93% pada udara ruangan.
Sedangkan pada kondisi kritis, pasien mengalami Acute Respiratory
Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan Syok septik (Burhan, Erlina
Susanto, Agus dwi. Nasution, 2000).
Gambaran hasil pemeriksaan radiologis pada awal infeksi COVID-19
umumnya masih terlihat normal (Cozzi et al., 2020). Temuan khas pada
hasil pemeriksaan radiologis COVID-19 adalah gambaran pola retikuler,
opasitas dan konsolidasi Ground Glass Opacity (GGO), dengan morfologi
bulat dan distribusi multifokal yang konfluen atau tidak merata.
Distribusinya biasanya bilateral dan perifer, dengan dominasi di bidang
yang lebih rendah atau dibagian basis paru (Martínez Chamorro et al.,
2021). Gambaran hasil pemeriksaan radiologis/ thorax foto dapat dilihat
pada Gambar 2.1
6

Gambar 2.1 Temuan khas pada pneumonia COVID-19


(Sumber : Martínez Chamorro et al.,2021)
2.1.3 Etiologi COVID-19
Teridentifikasi virus corona varian baru pada Desember 2019 di
Wuhan China yang dapat menginfeksi manusia dan kemudian dikenal
dengan nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-
COV2). Virus ini menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019
(COVID-19). COVID-19 termasuk dalam genus dengan for elliptic dan
sering berbentuk pleomorfk, dengan diameter 60 – 140 nm (Santarpia et
al., 2020). Virus SARS- COV2 adalah virus ribonucleid acid (RNA) rantai
tunggal dan rantai positif yang masuk ke dalam golongan famili
coronaviridae dan dibagi menjadi subfamili berdasarkan serotip dan
genotip karakteristik yaitu a, β, γ dan δ (Susilo et al., 2020).
Media penularan SARS- COV2 bisa melalui kontak langsung dan
kontak tidak langsung. Bisa juga karena kontak erat dengan pasien yang
terkonfirmasi COVID-19 melalui saluran nafas dan air liur pada saat
seseorang sedang bicara, batuk, bersin, dan bernyanyi (Health et al., 2020).
Transmisi COVID-19 melalui udara (airbone) dengan diameter virus
kurang dari 5µ dan dapat bertahan hingga waktu yang lama.(van
Doremalen et al., 2020).
Data epidemiologi menunjukkan bahwa penularan yang paling sering
terjadi adalah melalui droplet yang dikeluarkan selama berbicara, batuk,
atau bersin. Resiko terpapar COVID-19 lebih besar kejadiannya apabila
7

kita berada dalam jarak 6 kaki selama setidaknya 15 menit dengan pasien
bergejala. Sementara penularan yang singkat pada pasien tanpa gejala
lebih kecil kemungkinan untuk terjadi penularan. Cara lain penyebaran
COVID-19 adalah dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi
dengan virus. Penularan dapat juga dapat terjadi melalui aerosol yaitu
kumpulan partikel kecil yang tetap tersuspensi di udara selama 3-14 hari.
(Wiersinga et al., 2020).
2.1.4 Patogenesis COVID-19
SARS-COV2 merupakan rantai tunggal RNA yang memiliki membran
intake yang nantinya akan menjadi tempat perlekatan protein. Proses
inflamasi COVID-19 dalam tubuh manusia diawali dengan proses
TMPRSS2 mengaktifkan protein S pada virus dan memotong reseptor
ACE2 untuk memfasilitasi pengikatan virus ke membrane sel inang.
Selanjutnya, virus akan invasi ke dalam sel inang melalui endositosis dan
melepaskan RNAnya sehingga dapat bereplikasi dan merakit lebih
banyak virion. S (ersinga et al., 2020).
Setelah memperbanyak diri dan bereplikasi, SARS-COV2 akan keluar
dari dalam sel penumosit tipe II yang sudah terinfeksi dan menginfeksi sel
Pneumosit tipe II lain yang belum terinfeksi. Pelepasan SARS- COV2
dari dalam sel memicu reaksi inflamasi yang menyebabkan teraktifasinya
kompleks imun seperti limfosit T, monosit, neutrofil, dan makrofag yang
menyebabkan pelepasan sitokin(interleukin (IL-12, IL-8, IL-6, IL-1 dan
IL- 120), tumor necrosis factor-α (TNF-α)). Sehingga meningkatan
respon inflamsi. Proses ini dapat dilihat pada Gambar 2.2
8

Gambar 2.2 Reaksi imunologis COVID-19


(Sumber : Wiersinga et al.,2020)
Respon inflamasi yang berlanjut menyebabkan penebalan interstisial
alveolar, peningkatan permeabilitas vaskular, dan edema. Aktivasi sistem
Kinin-kallikrein selanjutnya akan berkontribusi pada kebocoran vaskular
lokal yang menyebabkan angioedema. Selain itu, karena reaksi inflamasi
yang terus menerus dapat mengaktifasi sistem koagulasi sehingga
menyebabkan pembentukan mikrotrombus pada paru sehingga
mengganggu fungsi dari paru. Sehingga akhirnya menyebabkan
penurunan fungsi organ (Wiersinga et al., 2020).
ACE2 yang berada dijaringan berfungsi akan mengaktifasi sistem
renin Angiotensin aldosterone (RAAS) yang berfungsi untuk mengatur
keseimbangan dari pengeluaran mediator inflamasi pada saat terjadi
peradangan dan kerusakan jaringan. ACE2 dapat dijadikan suatu
parameter terjadinya kerusakan jaringan. reseptor ACE2 terdapat
diberbagai organ. Hal tersebut menyebabkan gejala dari COVID-19
sangat bervariasi yang dapat dilihat pada Gambar 3 (Wiersinga et al.,
2020).
9

Gambar 2.3 Reaksi imunologis COVID-19

(Sumber : Wiersinga et al.,2020)


2.1.5 Tanda dan gejala COVID-19
Masa inkubasi COVID-19 sekitar 2-7 hari. Gejala COVID-19 timbul
dalam 11 hari setelah terpapar pada 97,5% individu yang terkonfirmasi.
Kisaran waktu dari gejala hingga masuk rumah sakit adalah 3-9 hari. Usia
Rata-rata pasien rawat inap bervariasi antara 47 sampai 73 tahun. Pasien
Dengan COVID-19 di China 81% pasien memiliki manifestasi ringan,
14% memiliki manifestasi sedang, dan 5% memiliki manifestasi kritis
(didefinisikan oleh syok septik, gagal napas, atau disfungsi organ
multipel) (Yuliana, 2020).
Sebuah penelitian terhadap 20.133 orang yang dirawat di rumah sakit
dengan COVID-19 di Inggris melaporkan bahwa sebanyak 17,1% dirawat
di Intensive care unit (ICU). Sekitar 25% pasien yang terkonfirmasi
memiliki tingkat mortalitas yang tinggi dikarenakan memiliki komorbid.
Sekitar 60% sampai 90% dari pasien yang terkonfirmasi dirawat tanpa
komorbid. Komorbiditas yang paling umum pada pasien rawat inap
adalah hipertensi (48%-57% pasien), diabetes (17%-34%), penyakit
kardiovaskular (21%-28%), penyakit paru kronis (4%-10%), penyakit
ginjal kronis (3%-13%), keganasan (6%-8%), dan penyakit hati kronis
(<5%) (Wiersinga et al., 2020).
Gejala yang paling umum pada pasien rawat inap adalah demam
(90%), batuk kering (60%-86%), sesak napas (53%-80%), kelelahan
9

(38%), mual
10

muntah dan diare (15% -39%), dan mialgia (15%-44%). Gejala tidak
Spesifik juga dilaporkan seperti gangguan pada sistem gastrointestinal,
gangguan fungsi penciuman anosmia dan gangguan fungsi pengecapan
seperti ageusia (Wiersinga et al., 2020).
2.1.6 Penegakan diagnosis COVID-19
Penegakan diagnosis COVID-19 biasanya dibuat menggunakan
pengujian reaksi berantai polymerase (PCR) melalui usap hidung.
Namun, karena seringnya terjadi hasil tes negatif palsu, maka penegakan
diagnosis dapat dikonfirmasi dengan temuan klinis, laboratorium, dan
pencitraan. juga dapat digunakan untuk membuat diagnosis dugaan.
(Wiersinga et al., 2020)
1. Pengujian Diagnostik Reaksi Rantai Polimerase dan Serologi

Deteksi RNA SARS-CoV-2 berbasis reaksi rantai transkripsi balik


dari sampel pernapasan (misalnya, nasofaring) adalah standar untuk
diagnosis. Namun, sensitivitas pengujian bervariasi dengan waktu
pengujian relatif terhadap paparan. Satu studi pemodelan
memperkirakan sensitivitas pada 33% 4 hari setelah paparan, 62%
pada hari timbulnya gejala, dan 80% setelah gejala. Terdapat beberapa
faktor yang berkontribusi terhadap hasil tes negatif palsu meliputi
kecukupan teknik pengumpulan sampel, waktu pemaparan, dan
sumber spesimen. Sampel yang diambil dari saluran pernapasan
bagian bawah, seperti cairan lavage bronkoalveolar, memberi hasil
dari pada sampel yang diambil dari pernafasan bagian atas. Di antara
1070 spesimen yang dikumpulkan dari 205 pasien COVID-19 di
China, spesimen cairan lavage bronkoalveolar memiliki tingkat
sensitifitas tertinggi dari hasil pengujian SARS-CoV-2 dengan
menggunakan PCR sekitar 93%. Beberapa tes serologi juga dapat
dilakukan untuk menegakan diagnosis dan pengukuran respons
terhadap vaksin baru (Wiersinga et al., 2020) (Uduguma et al., 2020).
11

2. Temuan laboratorium darah


Kelainan laboratorium yang terlihat pada COVID-19, termasuk
protein C-reaktif serum yang meningkat (meningkat pada >60%
pasien). Peningkatan actatedehydrogenase sekitar 25% dan juga
peningkatan transferase sekitar 50%, sekitar 75% pasien mengalami
hipoalbumin. Insidensi kelainan hematologi yang sering terjadi adalah
limfopenia ( penurunan jumlah limfosit absolut), trombositopenia
(penurunan trombosit) ringan, dan terjadi peningkatan nilai D-dimer (
pada 43% - 60% pasien ). Namun, sebagian besar karakteristik
laboratorium ini tidak spesifik (Wiersinga et al., 2020).
3. Pencitraan
Pencitraan abnormalitas dan pencitraan tomografi terkomputasi
pada karakteristik untuk COVID-19 adalah difus, kekeruhan kaca
permukaan peripheral. Kekeruhan ground-glass yang memiliki batas
yang tidak jelas, bronkogram udara, dan penebalan interlobular atau
septum yang halus serta tidak teratur, dan juga penebalan pada pleura
yang berdekatan (WHO Guidance Note, 2020).
Dan berdasarkan PDPI tahun 2020 ada beberapa pemeriksaan
penunjang diantaranya sebagai berikut
1. Pemeriksaan pencitraan seperti foto radiologi thorax, CT-scan
thorax, USG thorax. Pada pencitraan umumnya ditemukan
gambaran opasitas bilateral, konsolidasi subsegmental, lobar
atau kolaps paru atau nodul. Tampilan groundglass.
2. Pemeriksaan spesimen saluran napas atas dan bawah Saluran
napas atas dengan swab tenggorok ( nasofaring dan
orofaring ) saluran napas bawah ( sputum, bilasan bronkus,
BAL ) bila menggunakan endotrakeal tube dapat berupa
aspirat endotrakeal
3. Pungsi pleura sesuai kondisi
4. Bronkoskopi
5. Pemeriksaan kimia darah
12

6. Biakan mikroorganisme dan uji kepekaan dari bahan saluran


napas ( sputum, bilasan bronkus, cairan pleura ) dan darah
kultur darah (Yuliana, 2020).

Berikut merupakan alur diagnostik untuk deteksi infeksi SARS-


CoV-2 akut pada orang yang diduga klinis mengalami COVID-19

Gambar 2.4 Alur diagnosis untuk deteksi infeksi SARS-COV-2 akut pada orang
diduga klinis mengalami COVID-19

(WHO, 2020)
2.2 Usia Produktif dan COVID-19
2.2.1 Definisi Usia Produktif
Penduduk Indonesia pada saat ini mayoritas masih dikategorikan
sebagai penduduk muda yang memiliki produktifitas yang tinggi dengan
usia 15 – 64 Tahun (Tjiptoherijanto, 2001). Kehidupan setiap individu
akan mengalami perubahan terkait aspek fisik, psikis, maupun sosial
seiring dengan perubahan zaman. Hal tersebut semakin membentuk
jaringan struktur yang semakin kompleks sehingga dapat melakukan
fungsinya secara maksimal. Pada remaja dan dewasa muda memberikan
13

gambaran klinis yang lebih ringan dibandingkan dengan pasien lansia


(Andhini, 2017).. Hal tersebut dikarenakan aktivitas penetralan fungsional
dan kematangan fungsi dari sistem imunitas (Yang et al., 2021)
Pada usia dewasa ini maka tumbuh kembang akan terhenti dan beralih
menuju tingkat keseimbangan statis dan stabil. Termasuk fungsi dari
kematangan organ dan berbagai sistem dalam tubuh manusia. Salah
satunya adalah sistem imunitas yang ditunjukan dengan kematangan sel T
dan sel B yang berguna untuk memfagositosis ketika terjadinya invasi dari
mikroorganisme. Contohnya seperti virus, bakteri, ataupun jamur dan hal
tersebut menjadi hal yang mendasari mengapa pada usia produktif yang
dimulai dari dewasa muda memiliki sistem imunitas yang masih cukup
baik atau prima. Dalam kehidupan suatu individu pada fase tertentu yaitu
faseusia produktif tubuh memiliki keseimbangan yang dinamis antara
bagian tubuh dan fungsinya Semua unsur pokok berada pada dalam
kondisi konstan (Andhini, 2017).
Mengikuti produksi sel B dan sel T yang diproduksi di sumsum tulang
belakang dan timus, sel B dan T naif bermigrasi ke jaringan limfoid
sekunder seperti limpa. Proses ini sangat kuat pada usia produktif untuk
menghasilkan repertoar imun yang beragam dan untuk mengisi
kompartemen limfoid perifer. Sebaliknya, limfopoiesis primer pada usia
lanjut dapat terjadi pengurangan secara signifikan seperti yang
ditunjukkan oleh involusi timus.
Penyebab penurunan terkait usia dalam perkembangan limfosit adalah
multifaktorial dan termasuk perubahan sel progenitor dan sel HSC serta
jaringan lokal dan lingkungan sistemik (Montecino-rodriguez et al., 2013).
2.2.2 Korelasi Usia Produktif dengan COVID-19
Respon imun normal yang terjadi pada usia produktif terhadap infeksi
Corona virus melibatkan sistem imun bawaan dan adaptif. Mekanisme
bawaan termasuk pengenalan asam nukleat virus melalui reseptor seperti
tol (TLR) yang diekspresikan oleh sel dendritik (DC) dan makrofag.
Karena hal tersebut mengakibatkan teraktifasi produksi interferon tipe I
antivirus (IFN) dalam pertahanan antivirus. Sel pembunuh alami (NK)
13

memiliki
14

peran penting dalam merespon antigen yang masuk ke dalam tubuh. Selain
itu, produksi monosit makrofag yang dimediasi sitokin proinflamasi IL-6,
IL-1β, faktor nekrosis tumor (TNF) dan kemokin memungkinkan
perekrutan neutrofil dan sel imun inflamasi lainnya menuju tempat infeksi.
Respon imun adaptif dimulai pada presentasi antigen virus menuju sel T
sitotoksik CD8, selCD4 dan sel T helper. Sitokin seperti IFN-γ penting
untuk mengaktifkan makrofag dan imunitas seluler, dan sel T CD8
merupakan antigen spesifik penting untuk melisiskan sel yang terinfeksi
virus. Sel T (Th) memiliki peran dalam penolong CD4 penting dalam
memberikan bantuan ke sel B. Respon imun dapat memediasi kekebalan
protektif dan diperlukan. Tetapi pada jalur lain, produksi sitokin inflamasi
yang berlebihan dan tidak tepat dapat menyebabkan sindrom badai sitokin
yang menyebabkan imunopatologi organ sehingga terjadi komplikasi dan
kematian pada kasus COVID-19 (Bajaj et al., 2021).
Seiring dengan pertambahan usia akan mengakibatkan terjadinya
penurunan daya imunitas. Berkurangnya daya kekebalan tubuh terbukti
dengan meningkatnya mortilitas dan morbiditas. (Udugama et al., 2020).
Berbagai infeksi termasuk infeksi Corona Virus SARS-CoV-2 yang mulai
menjadi pandemik pada bulan Maret 2020, dimana beberapa penelitian
menyatakan bahwa kelompok anak dan lansia merupakan populasi yang
rentan. Usia adalah faktor risiko utama terkait dengan perkembangan
COVID- 19 menjadi sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) dan
kegagalan organ (Bartleson et al., 2021)
Seiring bertambahnya usia, akan terjadi peningkatan independen
mediator inflamasi basal sistemik yang akan teraktifasi saat terjadi infeksi.
Reaksi peradangan yang terus-menerus ini akan memicu penyakit kronis
yang berhubungan dengan penuaan dan juga merupakan kontributor utama
untuk Imunosenesensi, yaitu sebuah istilah yang didefinisikan sebagai
perubahan keseluruhan pada sistem kekebalan. Seiring bertambahnya usia,
termasuk berkurangnya kemampuan untuk melawan penyakit baru dan
infeksi. Secara umum dikatakan bahwa peradangan terjadi sebagai
respons terhadap akumulasi tekanan fisiologis eksogen dan endogen dari
15

waktu ke waktu dan terutama dimediasi oleh sel imun.

Gambar 2.5 Faktor yang berperan terhadap imunosupresi


(Wiersinga et al., 2020)
Sel-sel imun menghasilkan banyak mediator inflamasi yang ditemukan
pada jaringan yang mengalami penuaan atau degenerasi. Peningkatan
Kehadiran sitokin pro-inflamasi dan komplemen imunitas lain yang
berasal dari transduser sinyal dan aktivator transkripsi (STAT)-transduser
sinyal dan aktivator transkripsi (STAT), faktor Nuklir (NF) -κB dan
inflammasome. Menghasilkan aktivasibasal yang tinggi dan akan
mengganggu respons sel imun terhadap stimulasi sitokin dan reseptor
pengenalan pola (PRR) lebih lanjut. Dengan demikian, banyak subset sel
imun menjadi hiporesponsif apabila terjadi suatu proses infeksi. Hal
Tersebut menjelaskan bahwa usia lansia dan anak menjadi faktor risiko
COVID-19. Imunosenesensi selanjutnya ditandai dengan gangguan dalam
presentasi antigen dan priming sel T non spesifik, kecenderungan untuk
berdiferensiasi myeloid di sumsum tulang, perubahan respons interferon
tipe I (IFN), dan terjadi proses pengurangan fungsi sitotoksik selCD8 + T,
Penurunan fungsi untuk memfagositosis antigen yang masuk ke dalam
16

tubuh, dan terjadi gangguan produksi antibodi aviditas tinggi. Sehingga


menyebabkan pasien dengan usia lebih tua sangat rentan terhadap
influenza. Namun manifestasi klinik yang muncul sangat bervariasi mulai
dari tanpa gejala hingga berat bahkan kritis, terutama pada pasien usia
lanjut. Pasien dengan COVID-19 yang parah memiliki tingkat sitokin dan
kemokin yang lebih tinggi dalam sirkulasi darah, berkontribusi pada
peningkatan risiko kritis COVID-19 (pneumonia, badai sitokin, ARDS,
sepsis dan koagulopat). ARDS (acute respiratory distress syndrome)
adalah komplikasi COVID-19 yang cukup berat dan seringkali fatal. Hal
ini secara klinis ditandai oleh munculnya gagal napas akut, hipoksemia,
infiltrat paru bilateral pada pencitraan thorax yang tidak sepenuhnya
disebabkan oleh efusi, kolaps atau nodul ataupun edema (Bartleson et al.,
2021).
17

2.3 Kerangka Teori

Gambar 2.6 Kerangka Teori


18

2.4 Kerangka Konsep

Faktor penyakit :
Sedang Ringan
1.keparahan
2.lama derita
3.sifat penyakit
Berat Kategori gejala

Covid 19

Tingkat keparahan
Faktor pasien :
pasien covid19
1. Usia
2. Sosialekonomi
Memiliki Tanpa
3. Pendidikan
komorbid komorbid
Gambar 2.7 Kerangka Konsep

2.5 Hipotesis
Terdapat hubungan antara usia produktif dengan gambaran klinis pasien
COVID-19 di RSIJ.Pondok Kopi periode Juni – September 2021.
17

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan survey analitik observasional dengan
metode potong lintang (cross sectional).
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.4.1 Populasi
Pasien COVID-19 yang dirawat di RS Islam Pondok Kopi pada bulan Juni
- September 2021.
3.4.2 Sampel
Berdasarkan referensi hasil penelitian (Elviani et al., 2021) di RSUP Dr.
M. Hoesin Palembang diperoleh proporsi kasus COVID-19 pada usia
produktif sebanyak 40,2%. Proporsi tersebut akan digunakan dalam
menghitung total sampel pada penelitian ini menggunakan rumus
Lemeshow 1997 sebagai berikut :

Keterangan
n : Jumlah minimal sampel yang diperlukan
p : Pasien usia produktif yang dirawat pada bangsal di RSIJ.Pondok
Kopi dengan diagnosis COVID-19 pada bulan Juni - September
2021.
17

q : Pasien yang dirawat pada bangsal di RSIJ Pondok Kopi dengan


diagnosis COVID-19 pada bulan April – Juni 2021 yang tidak
memiliki data pengukuran gula darah saat admisi, q=1− p
d : Limit dari error atau presisi absolut ,yaitu 10%

Dari jumlah diatas, diperoleh jumlah minimal sampel adalah 66


Kriteria inklusi
Semua pasien COVID-19 usia produktif dengan gambaran klinis sedang
hingga berat tanpa komorbid yang dirawat di RS.Islam Jakarta Pondok
Kopi pada Bulan Juni – September 2021.

Kriteria eksklusi
1. Pasien COVID-19 yang meninggal saat dalam perawatan di RSI.
Pondok Kopi

2. Pasien COVID-19 yang memiliki tingkat keparahan ringan

3. Pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah


3.3 Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data sekunder
dari Rekam Medik pasien covid-19 usia produktif yang dirawat periode Juni –
September 2021 RSIJ. Pondok Kopi.
3.4 Pengolahan Data
Analisis dan penyajian data menggunakan analisis bivariate dengan
penggunaan program SPSS windows 20 serta dilakukan uji analisis spearmen
dan korespondensi.
22

3.5 Definisi Operasional

Tabel 3. 1 Definisi Operasional

Definisi Skala
Variabel Alat ukur Cara ukur Hasil Acuan
operasional ukur

Variabel Independen
Usia Menurut Ordinal Rekam Melihat data Usia
produktif kemenkes RI, medis tanggal dan produkti (Ukkas,
2011 tahun lahir f 15-64 2017)
Mwnyatakan yang terdapat tahun
bahwa usia pada rekam
produktif (15- medis
64 tahun)
adalah puncak
tingkat
produktifitas
suatu
individu.
Produktifitas
sendiri
merupakan
peningkatan
kuantitas dan
kualitas dari
suatu
individu.
Ditinjau dari
sudut
pandang
medis fase
usia produktif
Merupakan
fase dimana
mulai terjadi
fungsi
optimalisasi
organ secara
maksimal

Variabel Dependen
22
23

Gambaran Kategori Ordinal Anamnes Melihat tanda1. Sedang (Wiersi


klinis gejal sedang- is, dan gejala ng et
berat pemeriks dalam rekam2. Berat al.,
COVID-19. aan fisik, medis 2020)
Sedang : pemeriks
pasien aan
dengan tanda penunjan
klinis g
(demam,
batuk, sesak,
napas cepat)
tetapi tidak
terdapat
gambaran
pneumonia
berat pada
foto rotgen.
SpO2> 93%
batuk atau
sulit
bernapas dan
napas cepat
dan/atau
tarikan
dinding dada
Berat :
Pneumonia
berat pada
paaien
remaja atau
dewasa :
pasien
dengan tanda
klinis
pneumonia
(demam,
batuk, sesak,
napas cepat)
ditambah
satu dari:
frekuensi
napas>30x/m
enit, distres
pernapaan
berat, atau
SpO2<93%
23

pada udara
ruangan
tenggorokan,
rinore, nyeri
dada, diare,
dan
mual/muntah
.COVID-19
gejala
biasanya
dimulai
dengan
gejala yang
tidak
spesifik,
termasuk
demam,
batuk kering,
dan
kelelahan.
Beberapa
sistem
mungkin
terlibat,
termasuk
pernapasan,
(batuk, sesak
napas, sakit
tenggorokan,
rinore,
hemoptisis,
dan nyeri
dada),
gastrointestin
al (mual,
diare, dan
nyeri dada,
muntah)
24

3.7 Alur Kerja Penelitian

Studi Literatur

Pembuatan
Pembuatan
skripsi
Proposal
Hubungan usia
produktif
Ethical clearance
dengan
gambaran klinis
pasien COVID-
Pengambilan data
sekunder (Rekam
medis UGD RS. Islam Data usia
Pondok kopi) produktif
Analisa data
pasien dan
gambaran
Gambar 3. 1 Alur Kerja Penelitian
3.8 Etika Penelitian
Penelitian dimulai jika sudah mendapat ethical clearance dari komisi etik
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. Langkah
selanjutnya peneliti akan meminta persetujuan kepada partisipan. Lalu setelah
mendapatkan persetujuan maka pengambilan sampel dapat dilakukan dengan
memperhatikan etika-etika penelitian sebagai berikut: Seluruh partisipan
diberikan penjelasan tentang tujuan dan cara kerja penelitian dan dilakukan
informed consent, partisipan dapat menolak untuk ikut serta tidak ada
konsekuensi apapun. Peneliti melakukan penelitian tanpa melupakan tahapan
prosedur penelitian sehingga mendapatkan hasil semaksimal mungkin untuk
partisipan, pengambilan sampel kutu menggunakan sisir serit dilakukan
dengan hati-hati sehingga meminimalisir terjadinya luka pada kulit kepala,
peneliti memberikan perlakuan yang sama kepada semua partisipan baik
sebelum, selama, maupun sesudah berpartisipasi dalam penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Analisis Karakteristik
Pada penelitian ini melibatkan 100 subjek yaitu pasien infeksi COVID-19
dengan kriteria inklusi usia produktif tanpa komorbid, diperoleh hasil
berdasarkan jenis kelamin yang dapat dilihat pada gambar.

frekuensi

Wanita Pria
43% 57%
43% 57%

Pria Wanita

Gambar 4. 1 pasien COVID-19 usia produktif tanpa komorbid yang dirawat di RSIJ.
Pondok Kopi di bulan Juni-September 2021 berdasarkan karakteristik jenis kelamin

Dari gambar tersebut tampak bahwa jenis kelamin pasien COVID-19 usia
produktif tanpa komorbid yang dirawat inap di RSIJ., Pondok Kopi dibulan
Juni- September 2021 mayoritas adalah laki-laki sebanyak 57% dan sisanya
adalah perempuan sebanyak 43%.
Waktu rawat inap pasien VID-19 pada usia produktif tanpa komorbid yang
dirawat di RSI Pondok kopi dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4. 1 Masa perawatan kasus COVID-19 usi produktif tanpa komorbid yang
dirawat inap di RSIJ. Pondok Kopi kisaran waktu Juni-September

Bulan Ra Ra
nge nge
mini ma
mum ksi
mu
m
Juni 3 hari 6 hari
Juli 4 hari 8 hari
Agustus 3 hari 9 hari
September 3 hari 7 hari

25
27

Dari data tabel tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa masa perawatan
paling lama pada bulan Agustus dengan rata rata waktu perawatan 6 hari,
sedangkan masa perawatan terpendek pada bulan Juni dengan rata rata waktu
perawatan 45 hari..

Tabel 4. 2 Gejala klinis pasien COVID-19 usia produktif tanpa komorbid di RSIJ.
Pondok Kopi periode Juni-September 2021

Gejala n
Demam 69
Batuk 62
Sesak 33
Nyeri kepala 39
Nyeri tengorokan 18
Nyeri otot 18
Nyeri perut 18
Lemas 47
Mual 45
Muntah 26
Pilek 12
Anosmia 10
Ageusia 2
Pusing 1
Mimisan 1
Diare 4
Nyeri dada 1
Nyeri epigastrium 3
Melena 1

Dari data tabel diatas diperoleh hasil dengan frekuensi gejala terbanyak
adalah demam dengan jumlah 69 sampel, batuk 62 sampel, dan fatigue
sebanyak 47. Dengan total 19 karakteristik gejala yang berbeda yang
bersifat sistemik

4.2 Analisis Uji Korelasi Spearman


Berikut merupakan hasil uji korelasi spearman (Tabel 4.2). Uji ini
dilakukan untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel yaitu variable usia
dan tingkat keparahan COVID-19 pada usia produktif di RSU. Pondok Kopi.
Tabel 4.2.1 Analisis Uji Korelasi Spearman
28

Tabel 4. 3 Analisi Korelasi Spearman


Usia Kesimpulan
Kategori
Spearman Usia Korelasi 0.1 0,121
Koefisien 0,1 0,121
Sig. (2.tailed) . 0,228
N 101 101
Kesimpulan Korelasi 0,121 0,1
kategori Koefisien 0,121 0,1
Sig.(2-tailed) 0,228 .
N 100 100

Berdasarkan hasil uji spearman yang diperoleh, didapatkan hasil bahwa sie
(2- tailed)=0.228 > = 5% yang artinya terima Ho atau dapat diinterpretasikan
bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan antara variabel Usia dan
variabel Kesimpulan Kategori sedang berat pasien COVID-19 pada taraf nyata
5%. Diketahui juga bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0.121 yang artinya
korelasi antara 2 variebel tersebut sangat lemah.

4.3 Analisis Korespondensi


Berikut merupakan hasil uji korespondensi (tabel 4.3). Uji ini dilakukan
untuk memberikan hasil berupa plot dari matriks yang berbentuk data
kategorik.

Tabel 4. 4 Analisis Korespondensi

Kesimpulan Kategori

Usia Ringan Sedang Berat Kritis Total

Usia Tahun 15-24 7 0 0 1 8

Usia Tahun 25-34 24 2 3 1 30

Usia Tahun 35-44 16 5 1 3 25

Usia Tahun 45-54 16 4 3 1 24


29

Usia Tahun 55-64 10 1 2 0 13

Total 74 12 9 6 100

Kesimpulan Kategori
Usia Ringan Sedang Berat Kritis Total
Usia
15-24 0,875 0,875 0,0 0,125 1,000
Tahun
Usia
25-34 0,806 0,806 0,097 0,032 1,000
Tahun
Usia
35-44 0,640 0,640 0,040 0,120 1,000
Tahun
Usia
45-54 0,667 0,667 0,125 0,042 1,000
Tahun
Usia
55-64 0,769 0,679 0,154 0,0 1,000
Tahun
Total 0,733 0,119 0,089 0,059

Subjek pada penelitian ini melibatkan 100 orang dengan usia produktif
tanpa komorbid, terdiri dari usia 15-24 tahun sebayak 8 subejek, 25-34 tahun
sebanyak 31 subjek,25-44 tahun sebanuak 25 subjek, 45- 54 tahun sebanyak
24 subjek, dan 55-64 tahun sebanyak 13 subjek. Didapatkan kategori gejala
ringan 74 subjek, kategori gejala sedang 12 subjek, kategori gejala berat 9
subjek, dan 6 subjek dengan gejala kritis. Diperoleh dengan nilai massa
terbesar adalah 0,733. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pada usia
produktif tanpa komorbid dapat didapatkan kategori gejala ringan sebanyak
74 subjek.
BAB V
PEMBAHASAN
COVID-19 dapat menginfeksi semua individu tanpa memandang usia, hal ini
berdasarkan dari data yang diperoleh dari hasil uji spearman yang melibatkan 100
responden dengan usia produktif tanpa komorbid, terdiri dari usia 15-24 tahun
banyak 8 subejek, 25-34 tahun sebanyak 31 subjek, 25-44 tahun sebanyak 24
subjek. 45-54 tahun sebanyak 24 subjek, dan 55-64 tahun sebanyak 13 subjek.
Dari data tersebut didapatkan hasil tidak adanya korelasi yang signifikan antara
usia produktif dan kategori gejala sedag-berat COVID-19. Hal ini selaras dengan
hasil penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa usia diatas 31 tahun merupakan
usia yang paling banyak terkonfirmasi COVID-19 dengan kategori gejala sedang-
berat (Al-Mudhaffer et al., 2020).
Terjadinya penurunan fungsi organ pada usia lanjut merupakan salah satu
alasan yang mendasari inidvidu dengan usia diatas 50 tahun lebih banyak
mengalami kategori gejala sedang berat dibanding usia muda (Penelitian et
al.,2021). Berdasarkan penelitian lain yang menggunakan hewan manusia sebagai
subjek penelitian ditemukan bahwa seiring bertambahnya usia terdapat beberapa
perubahan penting dalam system imun adaptif dan bawaan, fenomena tersebut
disebut immnosenescence, dimana terdapat gangguan proliferasi sel 'T.
peningkatan jumlah CD8. penurunan sel T helper dan CD19 yang sering dikaitkan
dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas. Temuan lain dari
immnosenescence adalah ditemukan adanya peradangan sistemik kronik atau
inflamin-agging, ditandai dengan meningkatnya serum IL-6 dan TNF- (Busse &
Mathur, 2020).

29
30

Berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian ini terdapat 8 jenis komplikasi
penyakit yaitu hiperkoagulasi, acute respiratory distress syndrome (ARDS).
pneumothorax, hypokalemia, ketidakseimbangan elektrolit, hipokalsemia,
dyspepsia, dan insomnia. Frekuensi komplikasi terbanyak adalah hiperkoagulasi
dan ARDS. Kejadian hiperkoagulasi pada COVID-19 dapat terjadi karena
adanya perburukan mekanisme protrombik yang diinisiasi oleh koagulasi dan
inflamasi. Peningkatan derajat keparahan pada pasien COVID-19 dapat
disebabkan oleh peningkatan sitokin proinflamasi seperti IL-2 dan TNF-a.4.

Sitokin tersebut berpotensi meningkatkan regulasi system koagulasi yang


menyebabkan perubahan yang signifikan pada kadar D-dimer darah dan fungsi
platelet. Perubahan ini dapat menyebabkan trombosis sirkulasi mikro atau makro,
dan pada pasien dengan kategori gejala kritis dapat memicu terjadinya emboli paru
serta koagulasi vaskular diseminata. (Anaesthesia, 2020). Patofisiologi
hiperkoagulasi pada COVID-19 dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 5.1 Patofisiologi hiperkoagulasi pada COVID-19
30

Komplikasi acute respiratory distress syndrome (ARDS) yang disebabkan oleh


COVID-19 memiliki tingkat mortalitas sekitar 50-94% dan gejala yang timbul
juga tampak berat atau lebih buruk dibandingkan pasien dengan komplikasi
penyakit lain, berdasarkan penelitian terdahulu mengenai ARDS pada pneumonia
COVID-19 ditemukan angka kematian yang cukup tinggi sekitar 47-81,7% di
Intensive Care Unit (ICU) (Wu et al., 2020). Komplikasi ARDS dikaitkan erat
dengan kejadian
31

badai sitokin yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar neutrophil, CD4+
dan CD8+ pada pemeriksaan laboratorium hematologi, namun belum diketahui
secara pasti patofisiologi ARDS pada COVID-19 (Cozzi et al., 2020).Karakteristik
radiologis utama pada pasien COVID-19 dengan ARDS menunjukan adanya
infiltrasi dan konsolidasi retikuler nodular yang tidak merata didominasi pada
basal pulmo, perifer dan bilateral (Fatoni, 2021).
Berdasarkan hasil data yang diperoleh bahwa kelompok usia yang paling
banyak terkonfirmasi COVID-19 adalah usia 25-34 tahun yang termasuk kedalam
golongan usia produktif yaitu dewasa muda. Hal tersebut dihubungkan erat dengan
tingginya mobilitas dan aktifitas diluar rumah selain itu kelompok usia tersebut
memiliki frekuensi interaksi sosial yang cukup tinggi (Putri et al.. 2021).
Kelompok usia ini lebih banyak mengalami kategori gejala ringan dibanding
kategori gejala sedang-berat. Hal ini erat dihubungan dengan respon imun pada
usia dewasa muda memiliki tingkat imunitas yang lebih baik dibandingkan usia
diatas 50 tahun, dimana pada kelompok usia diatas 50 tahun sudah terjadi
penurunan fungsi sitem imunitas tubuh (Sonyorini & Sulastri, 2021)
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan

Gejala klinis terbanyak COVID-19 pada usia produktif adalah batuk,


demam, dan fatigue. Berdasarkan penjelasann yang tertera pada bab-bab
sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara usia produktif dengan kategori gejala COVID-19 sedang-
berat.

6.2 Saran
Berkaca dari hasil penelitian ini diperlukan adanya beberapa perbaikan
untuk penelitian-penelitian selanjutnya seperti penambahan jumlah sampel
dan tempat pengambilan sampel yang lebih luas agar lebih dapat
menggambarkan populasi yang sebenarnya. Peneliti juga menyarankan untuk
dilakukan adanya penelitian lanjutan terkait komplikasi pasien COVID-19
pada usia produkti

32
DAFTAR PUSTAKA
A l - M u d h a f f e r , R . H . , A h j e l , S . W . , H as s a n , S . M . , M a h m o o d , A .
A., & Hadi, N. R. (2020). Age Distribution of Clinical
Symptoms, Isolation, Co-morbidities and Case Fatality Rate
o f C O V I D - 1 9 C a s e s i n N a j a f C i t y , Ir a q . M e d i c a l A r c h i v e s
(Sarajevo, Bosnia and Herzegovina), 74(5), 363–367.
https://doi.org/10.5455/medarh.2020.74.363-367

Anaesthesia, M. A.-E., & 2020, undefined. (2020). Severe


C O V ID - 1 9 Infection and Hypercoagulation. A Narrative
Review. Researchgate.Net, October
h t t ps : / / w w w . r e s e a r c h g a t e . n e t / p r o f i l e / K h a l e d - Y a s s e n - 2 / p u b l i c
ation/344579263_Severe_COVID _19_Infection_and_Hyperco
agulation_A_Narrative_Review/links/5f814b6ba6fdc
c f d 7 b 5 5 5 1 3 8 / S e v e r e - C O V ID - 1 9 - I n f e c t i o n - a n d
Hypercoagulation-A-Narrative- Review.pdf

Andhini. (2017). Konsep Diri Remaja Pada Masa Pubertas.


Journal of Chemical Information and Modeling , 53(9), 1689–
1699.

Bajaj, V., Gadi, N., Spihlman, A. P., Wu, S. C., Choi, C. H., &
Moulton, V. R. (2021). Aging, Immunity, and COVID-19:
How Age Influences the H os t Immune Response to
Coronavirus Infections? Frontiers in Physiology ,
11(January), 1–23.
https://doi.org/10.3389/fphys.2020.571416

Bartleson, J. M., Radenkovic, D., Covarrubias, A. J., Furman,


D . , W i n e r , D . A . , & V e r d i n , E . ( 2 0 2 1 ) . s ys t e m . N a t u r e A g i n g ,
1(SePtember). https://doi.org/10.1038/s43587-021-00114-7

Busse, P. J., & Mathur, S. K. (2020). Age-related changes in


immune function: Effect on airway inflammation. Journal of

33
Allergy and Clinical Im m u n o l o g y , 126(4), 690–699.
https://doi.org/10.1016/j.jaci.2010.08.011

Cozzi, D., Albanesi, M., Cavigli, E., Moroni, C., Bindi, A., &
Luvarà, S. (2020). Chest X - ray in new Coronavirus Disease
2 0 1 9 ( C O V ID - 1 9 ) i n f e c t i o n   : f i n d i n g s a n d c o r r e l a t i o n w i t h
clinical outcome. La Radiologia Medica , 2019(0123456789).
https://doi.org/10.1007/s11547-020-01232-9

E l v i a n i , R . , A nw a r , C . , & S i t o r u s , R . J . ( 2 0 2 1 ) . G a m b a r a n U s i a
Pada Kejadian Covid-19. Jambi Medical Jurnal, 9(2), 204–
209.

Esakandari, H., Nabi-afjadi, M., Fakkari-afjadi, J.,


Farahmandian, N., Miresmaeili, S., & Bahreini, E. (2020). A
comprehensive review of COVID-19 characteristics . 2, 1–10.

Fatoni, A. Z., & Rakhmatullah, R. (2021). Acute Respiratory


Distress Syndrome (ARDS) pada Pneumonia CO V I D - 1 9 .
Journal of Anaesthesia and Pain , 2(1), 11–24.
https://doi.org/10.21776/ub.jap.2021.002.01.02

Martínez Chamorro, E., Díez Tascón, A., Ibáñez Sanz, L., Ossaba
Vélez, S., & Borruel Nacenta, S. (2021). Radiologic
diagnosis of patients with COVID-19. Radiologia, 63(1), 56–
73. https://doi.org/10.1016/j.rx.2020.11.001

Montecino-rodriguez, E., Berent-maoz, B., D o rs h k i n d , K.,


Montecino-rodriguez, E., Berent-maoz, B., & Dorshkind, K.
(2013). Causes , consequences , and reversal of immune
system aging Find the latest version : Review series Causes ,
c o n s e q u e n c e s , a n d r e v e r s a l o f i m m u n e s ys t e m a g i n g . T h e
Journal of Clinical Investigation , 123(3), 958–965.
https://doi.org/10.1172/JCI64096.958

P e n e l i t i a n , M . I . , I p t e k , P . , K a s us , T . , B e r d a s a r k a n , C . , K e l a m i n ,
J., & Usia, G. (2021). Jurnal Litbang : Overview of COVID -
1 9 C as e s b y G e n d er , A g e G r o u p , a n d P o p u l a t i o n D e ns i t y i n
Pati Regency. 17(2), 131–146.

Putri, Putra, & Mariko. (2021). Artikel penelitian kadar.


Hubungan Usia, Jenis Kelamin Dan Gejala Dengan Kejadian
COVID-19 Di Sumatera Barat, 44(2), 104–111.

Santarpia, J., Rivera, D., Herrera, V., Morwitzer, M. J., Creager,


H., Santarpia, G., Crown, K., Brett-Major, D., Schnaubelt,
E., Broadhurst, M. J., Lawler, J., Reid, S., & Lowe, J.
( 2 0 2 0 ) . T r a n s m i s s i o n P o t e n t i a l o f S A R S - C oV - 2 i n V i r a l
S h e d d i n g O bs e r v e d a t t h e U n i v e r s i t y o f N e b r a s k a M e d i c a l
Center. Scientific Reports, 1–12.

S a r i , S . D . P . , M aw a n t i , W . T . , M a r t a l e n a , D . , L i s t i y a n i n g s i h ,
E., Avissa, R., Latifah, R., & Sukarya, W. S. (2021). Pro -
inflammatory cytokine (IL-6) and total count lymphocyte
p r o f i l e s i n C O V ID - 1 9 p a t i e n t s w i t h d i f f e r e n t s e v e r i t y l e v e l s .
Journal of Thee Medical Sciences (Berkala Ilmu
Kedokteran), 53(3). https://doi.org/10.19106/jmedsci005303
20210

Sonyorini, S. H., & Sulastri, S. (2021). Hubungan Karakteristik


Masyarakat Dengan Kejadian Covid 19 Di Desa Payung
Kecamatan Weleri. Jurnal S ur y a Muda, 1– 16.
https://doi.org/10.38102/jsm.v0i0.135

Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D.,


Yulianti, M., Sinto, R., Singh, G., Nainggolan, L., Nelwan,
E. J., Khie, L., Widhani, A., Wijaya, E., Wicaksana, B.,
Maksum, M., Annisa, F., Jasirwan, O. M., Yunihastuti, E.,
P e n a n g a n a n , T . , N e w , I . , … C i p t o , R . ( 2 0 2 0 ) . C or o n a v i r u s
Disease 2019 : Tinjauan Literatur Terkini Coronavirus
Disease 2019 : Review of Current Literatures . 7(1), 45–67.

Tjiptoherijanto, P. (2001). Proyeksi Penduduk, Angkatan Kerja,


Tenaga Kerja, dan Peran Serikat Pekerja dalam Peningkatan
Kesejahteraan Prijono. Majalah Perencanaan Pembangunan ,
23, 1–10.

Udugama, B., Kadhiresan, P., Kozlowski, H. N., Malekjahani,


A., Osborne, M., Li,V. Y. C., Chen, H., Mubareka, S.,
Gubbay, J. B., & Chan, W. C. W. (2020). Diagnosing
C O V ID - 1 9 : T h e D i s e a s e a n d T o o l s f o r D e t e c t i o n . A C S N a n o ,
14(4), 3822–3835. https://doi.org/10.1021/acsnano.0c02624

Ukkas, I. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Produktivitas Tenaga Kerja Industri Kecil Kota Palopo.
Kelola: Journal of Islamic Education Management , 2(2).
https://doi.org/10.24256/kelola.v2i2.440

van Doremalen, N., Bushmaker, T., Morris, D. H., Holbrook, M.


G., Gamble, A., Williamson, B. N., Tamin, A., Harcourt, J.
L., Thornburg, N. J., Gerber, S. I., Lloyd-Smith, J. O., de
W i t , E . , & M u n s t e r , V . J . ( 2 0 2 0 ) . A e r os o l a n d S u r f a c e
Stability of SARS-CoV-2 as Compared with SARS-CoV-1.
New England Journal of Medicine,382(16), 1564–1567.
https://doi.org/10.1056/nejmc2004973

Wahidah, I., Ilmu, P., Publik, A., Uin, F., Gunung, S., Bandung,
D., Barat, J., Andi, M., Prodi, S., Politik, I., Adlie, M. C.,
Prodi, R., Fitria, N., Prodi, S. H., & Prodi, R. A. (2020).
Pandemik Covid-19: Analisis Perencanaan Pemerintah dan
Masyarakat dalam Berbagai Upaya Pencegahan COVID-19
Pandemic: Analysis of Government and Community Planning
in Various Prevention Measures. Jurnal Manajemen Dan
O r g a n i s as i ( J M O ) , 1 1 ( 3 ) , 1 7 9 – 1 8 8 .

W H O . ( 2 0 2 0 ) . T e s D i a g n o s t i k u n t u k S A R S - C oV - 2 : P a n d u a n
i n t e r i m . W or l d H e a l t h O r g a n i z a t i o n , S e p t e m b e r , 1 – 1 9 .

W H O G u i d a n c e N o t e . ( 2 0 2 0 ) . U s e o f c h e s t i m a g i n g i n CO V I D -
19: a rapid advice guia. World Health Organization (WHO) ,
56. (WHO/2019- nCoV/Clinical/Radiology_ imaging/2020.1)

Wiersinga, W. J., Rhodes, A., Cheng, A. C., Peacock, S. J., &


Prescott, H. C. (2020). Pathophysiology, Transmission,
Diagnosis, and Treatment of Coronavirus Disease 2019
( C O V ID - 1 9 ) : A R e v i e w . J A M A - J o u r n a l o f t h e A m e r i c a n
Medical Association , 324(8), 782–793.
https://doi.org/10.1001/jama.2020.12839

World Health Organization. (2020). Covid-19 Situation Report.


World Health Organization , 31(2), 61–66.

Wu, C., Chen, X., Cai, Y., Xia, J., Zhou, X., Xu, S., Huang, H.,
Zhang, L., Zhou, X., Du, C., Zhang, Y., Song, J., Wang, S.,
Chao, Y., Yang, Z., Xu, J., Zhou, X., Chen, D., Xiong, W.,
… Song, Y. (2020). Risk Factors Associated with Acute
R e s p i r a t o r y D is t r e s s S y n d r o m e a n d D e a t h i n P a t i e n t s w i t h
Coronavirus Disease 2019 Pneumonia in Wuhan, China.
JAMA Internal Medicine , 180(7), 934–943.
https://doi.org/10.1001/jamainternmed.2020.0994

Yang, H. S., Costa, V., Racine-Brzostek, S. E., Acker, K. P.,


Yee, J., Chen, Z., Karbaschi, M., Zuk, R., Rand, S., Sukhu,
A., Klasse, P. J., Cushing, M. M., Chadburn, A., & Zhao, Z.
( 2 0 2 1 ) . A s s o c i a t i o n o f A g e w i t h S A R S - C oV - 2 A n t i b o d y
Response. JAMA Network Open, 4(3), 1–12.
https://doi.org/10.1001/jamanetworkopen.2021.4302

Yuliana, Y. (2020). Corona virus diseases (Covid-19): Sebuah


tinjauan literatur. Wellness And Healthy Magazine , 2(1),
187–192. https://doi.org/10.30604/well.95212020
LAMPIRAN

Lampiran 1. Lolos kaji etik

39
Lampiran 2. Izin Rumah Sakit
Lampiran 3. Analisis spearman menggunakan SPSS

Kesimpula
Usia n
Kategori
Spearman' Usia Correlation Coefficient
s rho Sig. (2-tailed)

Kesimpulan Kategori Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

Lampiran 4.Analisis menggunakan SPSS dengan uji koreponden


BIODATA DIRI

Nama Lengkap : Vinna Hafisyah


NIM 1810015042
Tempat Tanggal Lahir : Bogor, 17 Oktober 2000

Jenis Kelamin : Perempuan


Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat Rumah : Mutiara sentul cluster the nature
IA/10 RT.02 RW 01 kec.Babakan
madang kab.Bogor
Telepon/Hp : 0878-7382-4305
Email : Hafisyahvinna@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

Sekolah Kota Jenjang Tahun


SDN Babakan
Bogor SD 2007 –
Madang 01 2013
SMPN 01 Babakan
Bogor SMP 2013 –
Madang 2016

SMAN 1 Sukaraja Bogor SMA 2016 –


2018
Fakultas Kedokteran
Universitas Prof. Dr.
Tangerang S1 2018 –
Hamka
(FK UHAMKA) Selatan Sekarang

RIWAYAT PRESTASI

1. Finalis LKTI Cendekia Festival 2020 Universitas Andalas


2. Finalis LKTI Universitas Riau 2021
RIWAYAT ORGANISASI

1. Anggota Himpunan Mahasiswa Pendidikan Dokter periode 2020


2. Sekertaris 1000 guru mengajar kab.Bogor 2020
3. Anggota Ikatan mahasiswa senat kedokteran Indonesia 2021
4. PIC divisi kesehatan Indonesia milenial connect 2022

Tangerang, 18 Juli 2021

Vinna Hafisyah

43

Anda mungkin juga menyukai