VINNA HAFISYAH
1810015042
FAKULTAS KEDOKTERAN
TANGERANG
2022
ii
SKRIPSI
VINNA HAFISYAH
1810015042
FAKULTAS KEDOKTERAN
TANGERANG
2022
iii
Skripsi ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip
maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
NIM : 1810015042
Tanda Tangan :
NIM : 1810015042
Fakultas : Kedokteran
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Muhammadiyah Prof Dr.HAMKA berhak
menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Tangerang
Pada tanggal : 18 Juni 2022
Yang menyatakan
( Vinna Hafisyah)
HALAMAN PENGESAHAN
v
NIM : 1810015042
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Tangerang
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran
pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA. Saya
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak untuk
penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini,
oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu
penyelesaian skripsi ini dan semoga skripsi ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu, bagi masyarakat bangsa dan negara.
Vinna Hafisyah
vi
ABSTRAK
World Health Organization (WHO) menyatakan terjadi pandemik global yang
menginfeksi manusia dengan sebutan Coronavirus Desease (COVID19) yang disebabkan
oleh virus SARS-COV2 transmisi utama COVID-19 melalui droplet yang menyebabkan
berbagai kategori manifestasi klinis,tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi
gambaran klinis pasien COVID-19 usia produktif di RSIJ. Pondok Kopi penelitian
menggunakan metode deskriptif kuantitatif, sumber data penelitian menggunakan data
sekunder rekam medik dengan analisis uji statistik menggunakan software SPSS analisis
bivariate serta dilakukan uji analisis spearman dan korespondensi.penelitian
menggunakan 100 subjek pasien dengan distribusi 43 perempuan dan 57 laki-laki,
terkonfirmasi COVID-19 usia produktif tanpa komorbid. Diperoleh hasil α 5% yang
artinya terima H0 atau dapat diinterpretasikan bahwa tidak terdapat korelasi yang
signifikan antara variabel Usia dan variabel kategori gejala. Kesimpulan Kategori sedang
berat pasien COVID-19 . pada taraf nyata 5%. Diketahui juga bahwa nilai koefisien
korelasi sebesar 0.121 yang artinya korelasi antara 2 variebel tersebut sangat
lemah.Kesimpulan penelitian tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia
produktif dengan kategori gejala COVID-19 sedang – berat, akan tetapi ditemukan
hubungan antara peningkatan usia dengan gejala sedang-berat pada pasien COVID-19.
ABSTRACT
The World Health Organization (WHO) stated that there was a global pandemic that
infects humans as Coronavirus Disease (COVID19) caused by the SARS-CoV2 virus, the
main transmission of COVID-19 through droplets that cause various categories of clinical
manifestations. The purpose of this study was to identify the clinical condition of
COVID-19 patients of productive age at RSIJ. Pondok Kopi. This research uses
quantitative descriptive methods which uses the source of research data using secondary
data from medical records with statistical test analysis using SPSSbivariate and the
analysis software and Spearman and correspondence as well. The analysis tests are
carried out by using 100 patient subjects with a distribution of 43 women and 57 men
who were confirmed COVID-19 within productive age without comorbidities. The results
obtained α5% which means H0 or it can be interpreted that there is no significant
correlation between the age variable and the symptom category variable. In conclusion:
The moderate category of COVID-19 patients at the rate 5% level of significance. It is
also known that the correlation coefficient value is 0.121, which means that the
correlation between the 2 variables is very weak. The conclusion of the study is that there
is no significant relationship between productive age and the moderate to severe category
of COVID-19 symptoms, but a relationship between increasing age and moderatee-severe
symptoms was found in COVID-19 patients.
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER……………………………………………………………..i
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….…….ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS...........iv
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
ABSTRAK.............................................................................................................vi
ABSTRACT............................................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................x
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Penelitian........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian...................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5
2.1 COVID-19................................................................................................5
2.1.1 Definisi COVID-19............................................................................5
2.1.2 Kategori COVID-19...........................................................................5
2.1.3 Etiologi COVID-19............................................................................5
2.1.4 Patogenesis COVID-19......................................................................6
2.1.5 Tanda dan gejala COVID-19..............................................................6
2.1.6 Penegakan diagnosis COVID-19........................................................5
2.2 Usia Produktif dan COVID-19................................................................5
2.2.1 Definisi Usia Produktif.......................................................................5
2.2.2 Korelasi Usia Produktif dengan COVID-19.......................................6
2.3 Kerangka Teori........................................................................................6
viii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Pasien COVID-19 usia produktif tanpa komorbid yang dirawat di
RSIJ. Pondok Kopi berdasarkan karakteristik jenis kelamin
Gambar 4.1 Patofisiologi hiperkoagulasi pada COVID-19...................................30
xi
1
2
dkk, 2020).
4
5
lelah, mual, sesak, dan nyeri pada otot. Pada kasus dengan kategori gejala
ringan tidak ditemukan gambaran pneumonia pada thorax foto dan tidak
ditemukan kondisi hipoksia pada klinis. Gejala penyerta lainnya adalah
pilek, nyeri tenggorokan, nyeri kepala, mual, diare dan muntah, hilang
pembau (anosmia) atau hilang perasa (ageusia) yang muncul sebelum
onset keluhan gangguan pernapasan. Pasien usia lanjut dan
immunocompromised mengalami gejala tidak khas seperti kelelahan,
penurunan tingkat kesadaran, penurunan mobilitas, diare, hilang nafsu
makan, delirium, dan tidak ada demam.
Pasien COVID-19 dengan kategori gejala sedang mengalami gejala
infeksi sistem pernapasan atas disertai dengan gejala klinis pneumonia
yang tidak berat yaitu demam, sesak, batuk, dan napas cepat, serta saturasi
oksigen lebih dari 93 persen (%). Pasien COVID-19 dengan kategori berat
memiliki gejala pneumonia seperti demam, batuk, sesak, dan napas cepat
ditambah satu dari frekuensi napas lebih dari 30 x/menit, distres
pernapasan berat, atau SpO2 kurang dari 93% pada udara ruangan.
Sedangkan pada kondisi kritis, pasien mengalami Acute Respiratory
Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan Syok septik (Burhan, Erlina
Susanto, Agus dwi. Nasution, 2000).
Gambaran hasil pemeriksaan radiologis pada awal infeksi COVID-19
umumnya masih terlihat normal (Cozzi et al., 2020). Temuan khas pada
hasil pemeriksaan radiologis COVID-19 adalah gambaran pola retikuler,
opasitas dan konsolidasi Ground Glass Opacity (GGO), dengan morfologi
bulat dan distribusi multifokal yang konfluen atau tidak merata.
Distribusinya biasanya bilateral dan perifer, dengan dominasi di bidang
yang lebih rendah atau dibagian basis paru (Martínez Chamorro et al.,
2021). Gambaran hasil pemeriksaan radiologis/ thorax foto dapat dilihat
pada Gambar 2.1
6
kita berada dalam jarak 6 kaki selama setidaknya 15 menit dengan pasien
bergejala. Sementara penularan yang singkat pada pasien tanpa gejala
lebih kecil kemungkinan untuk terjadi penularan. Cara lain penyebaran
COVID-19 adalah dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi
dengan virus. Penularan dapat juga dapat terjadi melalui aerosol yaitu
kumpulan partikel kecil yang tetap tersuspensi di udara selama 3-14 hari.
(Wiersinga et al., 2020).
2.1.4 Patogenesis COVID-19
SARS-COV2 merupakan rantai tunggal RNA yang memiliki membran
intake yang nantinya akan menjadi tempat perlekatan protein. Proses
inflamasi COVID-19 dalam tubuh manusia diawali dengan proses
TMPRSS2 mengaktifkan protein S pada virus dan memotong reseptor
ACE2 untuk memfasilitasi pengikatan virus ke membrane sel inang.
Selanjutnya, virus akan invasi ke dalam sel inang melalui endositosis dan
melepaskan RNAnya sehingga dapat bereplikasi dan merakit lebih
banyak virion. S (ersinga et al., 2020).
Setelah memperbanyak diri dan bereplikasi, SARS-COV2 akan keluar
dari dalam sel penumosit tipe II yang sudah terinfeksi dan menginfeksi sel
Pneumosit tipe II lain yang belum terinfeksi. Pelepasan SARS- COV2
dari dalam sel memicu reaksi inflamasi yang menyebabkan teraktifasinya
kompleks imun seperti limfosit T, monosit, neutrofil, dan makrofag yang
menyebabkan pelepasan sitokin(interleukin (IL-12, IL-8, IL-6, IL-1 dan
IL- 120), tumor necrosis factor-α (TNF-α)). Sehingga meningkatan
respon inflamsi. Proses ini dapat dilihat pada Gambar 2.2
8
(38%), mual
10
muntah dan diare (15% -39%), dan mialgia (15%-44%). Gejala tidak
Spesifik juga dilaporkan seperti gangguan pada sistem gastrointestinal,
gangguan fungsi penciuman anosmia dan gangguan fungsi pengecapan
seperti ageusia (Wiersinga et al., 2020).
2.1.6 Penegakan diagnosis COVID-19
Penegakan diagnosis COVID-19 biasanya dibuat menggunakan
pengujian reaksi berantai polymerase (PCR) melalui usap hidung.
Namun, karena seringnya terjadi hasil tes negatif palsu, maka penegakan
diagnosis dapat dikonfirmasi dengan temuan klinis, laboratorium, dan
pencitraan. juga dapat digunakan untuk membuat diagnosis dugaan.
(Wiersinga et al., 2020)
1. Pengujian Diagnostik Reaksi Rantai Polimerase dan Serologi
Gambar 2.4 Alur diagnosis untuk deteksi infeksi SARS-COV-2 akut pada orang
diduga klinis mengalami COVID-19
(WHO, 2020)
2.2 Usia Produktif dan COVID-19
2.2.1 Definisi Usia Produktif
Penduduk Indonesia pada saat ini mayoritas masih dikategorikan
sebagai penduduk muda yang memiliki produktifitas yang tinggi dengan
usia 15 – 64 Tahun (Tjiptoherijanto, 2001). Kehidupan setiap individu
akan mengalami perubahan terkait aspek fisik, psikis, maupun sosial
seiring dengan perubahan zaman. Hal tersebut semakin membentuk
jaringan struktur yang semakin kompleks sehingga dapat melakukan
fungsinya secara maksimal. Pada remaja dan dewasa muda memberikan
13
memiliki
14
peran penting dalam merespon antigen yang masuk ke dalam tubuh. Selain
itu, produksi monosit makrofag yang dimediasi sitokin proinflamasi IL-6,
IL-1β, faktor nekrosis tumor (TNF) dan kemokin memungkinkan
perekrutan neutrofil dan sel imun inflamasi lainnya menuju tempat infeksi.
Respon imun adaptif dimulai pada presentasi antigen virus menuju sel T
sitotoksik CD8, selCD4 dan sel T helper. Sitokin seperti IFN-γ penting
untuk mengaktifkan makrofag dan imunitas seluler, dan sel T CD8
merupakan antigen spesifik penting untuk melisiskan sel yang terinfeksi
virus. Sel T (Th) memiliki peran dalam penolong CD4 penting dalam
memberikan bantuan ke sel B. Respon imun dapat memediasi kekebalan
protektif dan diperlukan. Tetapi pada jalur lain, produksi sitokin inflamasi
yang berlebihan dan tidak tepat dapat menyebabkan sindrom badai sitokin
yang menyebabkan imunopatologi organ sehingga terjadi komplikasi dan
kematian pada kasus COVID-19 (Bajaj et al., 2021).
Seiring dengan pertambahan usia akan mengakibatkan terjadinya
penurunan daya imunitas. Berkurangnya daya kekebalan tubuh terbukti
dengan meningkatnya mortilitas dan morbiditas. (Udugama et al., 2020).
Berbagai infeksi termasuk infeksi Corona Virus SARS-CoV-2 yang mulai
menjadi pandemik pada bulan Maret 2020, dimana beberapa penelitian
menyatakan bahwa kelompok anak dan lansia merupakan populasi yang
rentan. Usia adalah faktor risiko utama terkait dengan perkembangan
COVID- 19 menjadi sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) dan
kegagalan organ (Bartleson et al., 2021)
Seiring bertambahnya usia, akan terjadi peningkatan independen
mediator inflamasi basal sistemik yang akan teraktifasi saat terjadi infeksi.
Reaksi peradangan yang terus-menerus ini akan memicu penyakit kronis
yang berhubungan dengan penuaan dan juga merupakan kontributor utama
untuk Imunosenesensi, yaitu sebuah istilah yang didefinisikan sebagai
perubahan keseluruhan pada sistem kekebalan. Seiring bertambahnya usia,
termasuk berkurangnya kemampuan untuk melawan penyakit baru dan
infeksi. Secara umum dikatakan bahwa peradangan terjadi sebagai
respons terhadap akumulasi tekanan fisiologis eksogen dan endogen dari
15
Faktor penyakit :
Sedang Ringan
1.keparahan
2.lama derita
3.sifat penyakit
Berat Kategori gejala
Covid 19
Tingkat keparahan
Faktor pasien :
pasien covid19
1. Usia
2. Sosialekonomi
Memiliki Tanpa
3. Pendidikan
komorbid komorbid
Gambar 2.7 Kerangka Konsep
2.5 Hipotesis
Terdapat hubungan antara usia produktif dengan gambaran klinis pasien
COVID-19 di RSIJ.Pondok Kopi periode Juni – September 2021.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan survey analitik observasional dengan
metode potong lintang (cross sectional).
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.4.1 Populasi
Pasien COVID-19 yang dirawat di RS Islam Pondok Kopi pada bulan Juni
- September 2021.
3.4.2 Sampel
Berdasarkan referensi hasil penelitian (Elviani et al., 2021) di RSUP Dr.
M. Hoesin Palembang diperoleh proporsi kasus COVID-19 pada usia
produktif sebanyak 40,2%. Proporsi tersebut akan digunakan dalam
menghitung total sampel pada penelitian ini menggunakan rumus
Lemeshow 1997 sebagai berikut :
Keterangan
n : Jumlah minimal sampel yang diperlukan
p : Pasien usia produktif yang dirawat pada bangsal di RSIJ.Pondok
Kopi dengan diagnosis COVID-19 pada bulan Juni - September
2021.
17
Kriteria eksklusi
1. Pasien COVID-19 yang meninggal saat dalam perawatan di RSI.
Pondok Kopi
Definisi Skala
Variabel Alat ukur Cara ukur Hasil Acuan
operasional ukur
Variabel Independen
Usia Menurut Ordinal Rekam Melihat data Usia
produktif kemenkes RI, medis tanggal dan produkti (Ukkas,
2011 tahun lahir f 15-64 2017)
Mwnyatakan yang terdapat tahun
bahwa usia pada rekam
produktif (15- medis
64 tahun)
adalah puncak
tingkat
produktifitas
suatu
individu.
Produktifitas
sendiri
merupakan
peningkatan
kuantitas dan
kualitas dari
suatu
individu.
Ditinjau dari
sudut
pandang
medis fase
usia produktif
Merupakan
fase dimana
mulai terjadi
fungsi
optimalisasi
organ secara
maksimal
Variabel Dependen
22
23
pada udara
ruangan
tenggorokan,
rinore, nyeri
dada, diare,
dan
mual/muntah
.COVID-19
gejala
biasanya
dimulai
dengan
gejala yang
tidak
spesifik,
termasuk
demam,
batuk kering,
dan
kelelahan.
Beberapa
sistem
mungkin
terlibat,
termasuk
pernapasan,
(batuk, sesak
napas, sakit
tenggorokan,
rinore,
hemoptisis,
dan nyeri
dada),
gastrointestin
al (mual,
diare, dan
nyeri dada,
muntah)
24
Studi Literatur
Pembuatan
Pembuatan
skripsi
Proposal
Hubungan usia
produktif
Ethical clearance
dengan
gambaran klinis
pasien COVID-
Pengambilan data
sekunder (Rekam
medis UGD RS. Islam Data usia
Pondok kopi) produktif
Analisa data
pasien dan
gambaran
Gambar 3. 1 Alur Kerja Penelitian
3.8 Etika Penelitian
Penelitian dimulai jika sudah mendapat ethical clearance dari komisi etik
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. Langkah
selanjutnya peneliti akan meminta persetujuan kepada partisipan. Lalu setelah
mendapatkan persetujuan maka pengambilan sampel dapat dilakukan dengan
memperhatikan etika-etika penelitian sebagai berikut: Seluruh partisipan
diberikan penjelasan tentang tujuan dan cara kerja penelitian dan dilakukan
informed consent, partisipan dapat menolak untuk ikut serta tidak ada
konsekuensi apapun. Peneliti melakukan penelitian tanpa melupakan tahapan
prosedur penelitian sehingga mendapatkan hasil semaksimal mungkin untuk
partisipan, pengambilan sampel kutu menggunakan sisir serit dilakukan
dengan hati-hati sehingga meminimalisir terjadinya luka pada kulit kepala,
peneliti memberikan perlakuan yang sama kepada semua partisipan baik
sebelum, selama, maupun sesudah berpartisipasi dalam penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Analisis Karakteristik
Pada penelitian ini melibatkan 100 subjek yaitu pasien infeksi COVID-19
dengan kriteria inklusi usia produktif tanpa komorbid, diperoleh hasil
berdasarkan jenis kelamin yang dapat dilihat pada gambar.
frekuensi
Wanita Pria
43% 57%
43% 57%
Pria Wanita
Gambar 4. 1 pasien COVID-19 usia produktif tanpa komorbid yang dirawat di RSIJ.
Pondok Kopi di bulan Juni-September 2021 berdasarkan karakteristik jenis kelamin
Dari gambar tersebut tampak bahwa jenis kelamin pasien COVID-19 usia
produktif tanpa komorbid yang dirawat inap di RSIJ., Pondok Kopi dibulan
Juni- September 2021 mayoritas adalah laki-laki sebanyak 57% dan sisanya
adalah perempuan sebanyak 43%.
Waktu rawat inap pasien VID-19 pada usia produktif tanpa komorbid yang
dirawat di RSI Pondok kopi dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4. 1 Masa perawatan kasus COVID-19 usi produktif tanpa komorbid yang
dirawat inap di RSIJ. Pondok Kopi kisaran waktu Juni-September
Bulan Ra Ra
nge nge
mini ma
mum ksi
mu
m
Juni 3 hari 6 hari
Juli 4 hari 8 hari
Agustus 3 hari 9 hari
September 3 hari 7 hari
25
27
Dari data tabel tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa masa perawatan
paling lama pada bulan Agustus dengan rata rata waktu perawatan 6 hari,
sedangkan masa perawatan terpendek pada bulan Juni dengan rata rata waktu
perawatan 45 hari..
Tabel 4. 2 Gejala klinis pasien COVID-19 usia produktif tanpa komorbid di RSIJ.
Pondok Kopi periode Juni-September 2021
Gejala n
Demam 69
Batuk 62
Sesak 33
Nyeri kepala 39
Nyeri tengorokan 18
Nyeri otot 18
Nyeri perut 18
Lemas 47
Mual 45
Muntah 26
Pilek 12
Anosmia 10
Ageusia 2
Pusing 1
Mimisan 1
Diare 4
Nyeri dada 1
Nyeri epigastrium 3
Melena 1
Dari data tabel diatas diperoleh hasil dengan frekuensi gejala terbanyak
adalah demam dengan jumlah 69 sampel, batuk 62 sampel, dan fatigue
sebanyak 47. Dengan total 19 karakteristik gejala yang berbeda yang
bersifat sistemik
Berdasarkan hasil uji spearman yang diperoleh, didapatkan hasil bahwa sie
(2- tailed)=0.228 > = 5% yang artinya terima Ho atau dapat diinterpretasikan
bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan antara variabel Usia dan
variabel Kesimpulan Kategori sedang berat pasien COVID-19 pada taraf nyata
5%. Diketahui juga bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0.121 yang artinya
korelasi antara 2 variebel tersebut sangat lemah.
Kesimpulan Kategori
Total 74 12 9 6 100
Kesimpulan Kategori
Usia Ringan Sedang Berat Kritis Total
Usia
15-24 0,875 0,875 0,0 0,125 1,000
Tahun
Usia
25-34 0,806 0,806 0,097 0,032 1,000
Tahun
Usia
35-44 0,640 0,640 0,040 0,120 1,000
Tahun
Usia
45-54 0,667 0,667 0,125 0,042 1,000
Tahun
Usia
55-64 0,769 0,679 0,154 0,0 1,000
Tahun
Total 0,733 0,119 0,089 0,059
Subjek pada penelitian ini melibatkan 100 orang dengan usia produktif
tanpa komorbid, terdiri dari usia 15-24 tahun sebayak 8 subejek, 25-34 tahun
sebanyak 31 subjek,25-44 tahun sebanuak 25 subjek, 45- 54 tahun sebanyak
24 subjek, dan 55-64 tahun sebanyak 13 subjek. Didapatkan kategori gejala
ringan 74 subjek, kategori gejala sedang 12 subjek, kategori gejala berat 9
subjek, dan 6 subjek dengan gejala kritis. Diperoleh dengan nilai massa
terbesar adalah 0,733. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pada usia
produktif tanpa komorbid dapat didapatkan kategori gejala ringan sebanyak
74 subjek.
BAB V
PEMBAHASAN
COVID-19 dapat menginfeksi semua individu tanpa memandang usia, hal ini
berdasarkan dari data yang diperoleh dari hasil uji spearman yang melibatkan 100
responden dengan usia produktif tanpa komorbid, terdiri dari usia 15-24 tahun
banyak 8 subejek, 25-34 tahun sebanyak 31 subjek, 25-44 tahun sebanyak 24
subjek. 45-54 tahun sebanyak 24 subjek, dan 55-64 tahun sebanyak 13 subjek.
Dari data tersebut didapatkan hasil tidak adanya korelasi yang signifikan antara
usia produktif dan kategori gejala sedag-berat COVID-19. Hal ini selaras dengan
hasil penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa usia diatas 31 tahun merupakan
usia yang paling banyak terkonfirmasi COVID-19 dengan kategori gejala sedang-
berat (Al-Mudhaffer et al., 2020).
Terjadinya penurunan fungsi organ pada usia lanjut merupakan salah satu
alasan yang mendasari inidvidu dengan usia diatas 50 tahun lebih banyak
mengalami kategori gejala sedang berat dibanding usia muda (Penelitian et
al.,2021). Berdasarkan penelitian lain yang menggunakan hewan manusia sebagai
subjek penelitian ditemukan bahwa seiring bertambahnya usia terdapat beberapa
perubahan penting dalam system imun adaptif dan bawaan, fenomena tersebut
disebut immnosenescence, dimana terdapat gangguan proliferasi sel 'T.
peningkatan jumlah CD8. penurunan sel T helper dan CD19 yang sering dikaitkan
dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas. Temuan lain dari
immnosenescence adalah ditemukan adanya peradangan sistemik kronik atau
inflamin-agging, ditandai dengan meningkatnya serum IL-6 dan TNF- (Busse &
Mathur, 2020).
29
30
Berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian ini terdapat 8 jenis komplikasi
penyakit yaitu hiperkoagulasi, acute respiratory distress syndrome (ARDS).
pneumothorax, hypokalemia, ketidakseimbangan elektrolit, hipokalsemia,
dyspepsia, dan insomnia. Frekuensi komplikasi terbanyak adalah hiperkoagulasi
dan ARDS. Kejadian hiperkoagulasi pada COVID-19 dapat terjadi karena
adanya perburukan mekanisme protrombik yang diinisiasi oleh koagulasi dan
inflamasi. Peningkatan derajat keparahan pada pasien COVID-19 dapat
disebabkan oleh peningkatan sitokin proinflamasi seperti IL-2 dan TNF-a.4.
badai sitokin yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar neutrophil, CD4+
dan CD8+ pada pemeriksaan laboratorium hematologi, namun belum diketahui
secara pasti patofisiologi ARDS pada COVID-19 (Cozzi et al., 2020).Karakteristik
radiologis utama pada pasien COVID-19 dengan ARDS menunjukan adanya
infiltrasi dan konsolidasi retikuler nodular yang tidak merata didominasi pada
basal pulmo, perifer dan bilateral (Fatoni, 2021).
Berdasarkan hasil data yang diperoleh bahwa kelompok usia yang paling
banyak terkonfirmasi COVID-19 adalah usia 25-34 tahun yang termasuk kedalam
golongan usia produktif yaitu dewasa muda. Hal tersebut dihubungkan erat dengan
tingginya mobilitas dan aktifitas diluar rumah selain itu kelompok usia tersebut
memiliki frekuensi interaksi sosial yang cukup tinggi (Putri et al.. 2021).
Kelompok usia ini lebih banyak mengalami kategori gejala ringan dibanding
kategori gejala sedang-berat. Hal ini erat dihubungan dengan respon imun pada
usia dewasa muda memiliki tingkat imunitas yang lebih baik dibandingkan usia
diatas 50 tahun, dimana pada kelompok usia diatas 50 tahun sudah terjadi
penurunan fungsi sitem imunitas tubuh (Sonyorini & Sulastri, 2021)
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
6.2 Saran
Berkaca dari hasil penelitian ini diperlukan adanya beberapa perbaikan
untuk penelitian-penelitian selanjutnya seperti penambahan jumlah sampel
dan tempat pengambilan sampel yang lebih luas agar lebih dapat
menggambarkan populasi yang sebenarnya. Peneliti juga menyarankan untuk
dilakukan adanya penelitian lanjutan terkait komplikasi pasien COVID-19
pada usia produkti
32
DAFTAR PUSTAKA
A l - M u d h a f f e r , R . H . , A h j e l , S . W . , H as s a n , S . M . , M a h m o o d , A .
A., & Hadi, N. R. (2020). Age Distribution of Clinical
Symptoms, Isolation, Co-morbidities and Case Fatality Rate
o f C O V I D - 1 9 C a s e s i n N a j a f C i t y , Ir a q . M e d i c a l A r c h i v e s
(Sarajevo, Bosnia and Herzegovina), 74(5), 363–367.
https://doi.org/10.5455/medarh.2020.74.363-367
Bajaj, V., Gadi, N., Spihlman, A. P., Wu, S. C., Choi, C. H., &
Moulton, V. R. (2021). Aging, Immunity, and COVID-19:
How Age Influences the H os t Immune Response to
Coronavirus Infections? Frontiers in Physiology ,
11(January), 1–23.
https://doi.org/10.3389/fphys.2020.571416
33
Allergy and Clinical Im m u n o l o g y , 126(4), 690–699.
https://doi.org/10.1016/j.jaci.2010.08.011
Cozzi, D., Albanesi, M., Cavigli, E., Moroni, C., Bindi, A., &
Luvarà, S. (2020). Chest X - ray in new Coronavirus Disease
2 0 1 9 ( C O V ID - 1 9 ) i n f e c t i o n : f i n d i n g s a n d c o r r e l a t i o n w i t h
clinical outcome. La Radiologia Medica , 2019(0123456789).
https://doi.org/10.1007/s11547-020-01232-9
E l v i a n i , R . , A nw a r , C . , & S i t o r u s , R . J . ( 2 0 2 1 ) . G a m b a r a n U s i a
Pada Kejadian Covid-19. Jambi Medical Jurnal, 9(2), 204–
209.
Martínez Chamorro, E., Díez Tascón, A., Ibáñez Sanz, L., Ossaba
Vélez, S., & Borruel Nacenta, S. (2021). Radiologic
diagnosis of patients with COVID-19. Radiologia, 63(1), 56–
73. https://doi.org/10.1016/j.rx.2020.11.001
P e n e l i t i a n , M . I . , I p t e k , P . , K a s us , T . , B e r d a s a r k a n , C . , K e l a m i n ,
J., & Usia, G. (2021). Jurnal Litbang : Overview of COVID -
1 9 C as e s b y G e n d er , A g e G r o u p , a n d P o p u l a t i o n D e ns i t y i n
Pati Regency. 17(2), 131–146.
S a r i , S . D . P . , M aw a n t i , W . T . , M a r t a l e n a , D . , L i s t i y a n i n g s i h ,
E., Avissa, R., Latifah, R., & Sukarya, W. S. (2021). Pro -
inflammatory cytokine (IL-6) and total count lymphocyte
p r o f i l e s i n C O V ID - 1 9 p a t i e n t s w i t h d i f f e r e n t s e v e r i t y l e v e l s .
Journal of Thee Medical Sciences (Berkala Ilmu
Kedokteran), 53(3). https://doi.org/10.19106/jmedsci005303
20210
Wahidah, I., Ilmu, P., Publik, A., Uin, F., Gunung, S., Bandung,
D., Barat, J., Andi, M., Prodi, S., Politik, I., Adlie, M. C.,
Prodi, R., Fitria, N., Prodi, S. H., & Prodi, R. A. (2020).
Pandemik Covid-19: Analisis Perencanaan Pemerintah dan
Masyarakat dalam Berbagai Upaya Pencegahan COVID-19
Pandemic: Analysis of Government and Community Planning
in Various Prevention Measures. Jurnal Manajemen Dan
O r g a n i s as i ( J M O ) , 1 1 ( 3 ) , 1 7 9 – 1 8 8 .
W H O . ( 2 0 2 0 ) . T e s D i a g n o s t i k u n t u k S A R S - C oV - 2 : P a n d u a n
i n t e r i m . W or l d H e a l t h O r g a n i z a t i o n , S e p t e m b e r , 1 – 1 9 .
W H O G u i d a n c e N o t e . ( 2 0 2 0 ) . U s e o f c h e s t i m a g i n g i n CO V I D -
19: a rapid advice guia. World Health Organization (WHO) ,
56. (WHO/2019- nCoV/Clinical/Radiology_ imaging/2020.1)
Wu, C., Chen, X., Cai, Y., Xia, J., Zhou, X., Xu, S., Huang, H.,
Zhang, L., Zhou, X., Du, C., Zhang, Y., Song, J., Wang, S.,
Chao, Y., Yang, Z., Xu, J., Zhou, X., Chen, D., Xiong, W.,
… Song, Y. (2020). Risk Factors Associated with Acute
R e s p i r a t o r y D is t r e s s S y n d r o m e a n d D e a t h i n P a t i e n t s w i t h
Coronavirus Disease 2019 Pneumonia in Wuhan, China.
JAMA Internal Medicine , 180(7), 934–943.
https://doi.org/10.1001/jamainternmed.2020.0994
39
Lampiran 2. Izin Rumah Sakit
Lampiran 3. Analisis spearman menggunakan SPSS
Kesimpula
Usia n
Kategori
Spearman' Usia Correlation Coefficient
s rho Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
RIWAYAT PENDIDIKAN
RIWAYAT PRESTASI
Vinna Hafisyah
43