Anda di halaman 1dari 109

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL


TERHADAP VAKSIN COVID-19 DI KRI BUDHI ASIH TUREN
KABUPATEN MALANG

ANIK FADHILATUR RIFAIYAH


191103108

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN MALANG


WIDYA CIPTA HUSADA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
JUNI 2022
KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL


TERHADAP VAKSIN COVID-19 DI KRI BUDHI ASIH TUREN
KABUPATEN MALANG

ANIK FADHILATUR RIFAIYAH


191103108

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN MALANG


WIDYA CIPTA HUSADA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
JUNI 2022

i
PRASYARAT GELAR JENJANG DIPLOMA

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL


TERHADAP VAKSIN COVID-19 DI KRI BUDHI ASIH
KABUPATEN MALANG

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan


dalam Memperoleh Gelar Ahli Madya DIII Kebidanan

Disusun Oleh:

ANIK FADHILATUR RIFAIYAH

191103108

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN MALANG


WIDYA CIPTA HUSADA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
JUNI 2022

ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Anik Fadhilatur Rifaiyah

NIM : 191103108

Program Studi : DIII Kebidanan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah saya yang


berjudul : “Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Terhadap Vaksin COVID-19
Di KRI Budhi Asih Turen Kabupaten Malang” adalah benar-benar hasil karya asli
dan bukan plagiat. Apabila di kemudian hari ternyata hal ini terbukti tidak benar,
saya bersedia dituntut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan dicabut gelar akademik yang telah diperoleh.

Malang, 14 Juni 2022


Yang menyatakan

Anik Fadhilatur Rifaiyah


NIM 191103108

iii
LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH

Nama : Anik Fadhilatur Rifaiyah

Nomor Induk Mahasiswa : 191103108

Program Studi : DIII Kebidanan

Judul :Gambaran tingkat kecemasan ibu hamil terhadap

vaksin COVID-19 di KRI Budhi Asih Turen

Kabupaten Malang.

Malang, 14 Juni 2022

Disetujui Untuk Dilaksanakan Seminar Hasil

Pembimbing I Pembimbing II

Ratih Mega S, S.Keb., Bd., M.Kes Zumroh Hasanah, S.Keb., Bd., M.Kes
NIDN : 0717098706 NIDN : 0705069105

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Anik Fadhilatur Rifaiyah


Nomor Induk Mahasiswa : 191103108
Program Studi : DIII Kebidanan
Judul : Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Hamil terhadap
Vaksin COVID-19 di KRI Budhi Asih Kabupaten
Malang

Malang, 14 Juni 2022

DISETUJUI DAN DITERIMA

Pembimbing I Pembimbing II

Ratih Mega S, S.Keb., Bd., M.Kes Zumroh Hasanah, S.Keb., Bd.,M.Kes


NIDN: 0717098706 NIDN: 0705069105

MENGETAHUI,

Wakil Rektor 1 Kaprodi D3 Kebidanan

Ratih Mega S, S.Keb., Bd., M.Kes Poppy Farantia S, S.Keb., Bd., M.Keb
NIDN: 0717098706 NIDN: :0711118504

v
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:

Nama : Anik Fadhilatur Rifaiyah

Nomor Induk Mahasiswa : 191103108

Program Studi : DIII Kebidanan

Judul : Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Terhadap

Vaksin COVID-19 di KRI Budhi Asih Turen

Kabupaten Malang

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

sebagai bagian pesyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Diploma

pada Program Studi D-III Kebidanan, Institut Teknologi Kesehatan Malang

Widya Cipta Husada.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Ratih Mega S, S.Keb., Bd., M.Kes (……………………)

Pembimbing II : Zumroh Hasanah, S.Keb., Bd.,M.Kes (……………………)

Penguji Tamu : Poppy Farantia S, S.Keb., Bd., M.Keb (……………………)

Ditetapkan di : Malang

Tanggal : 14 Juni 2022

vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Institut Teknologi Kesehatan Malang Widya


Cipta Husada, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Anik Fadhilatur Rifaiyah
NIM : 191103108
Program Studi : DIII Kebidanan
Jenis Karya : Karya Tulis Ilmiah
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan
Institut Teknologi Kesehatan Malang Widya Cipta Husada Hak Bebas Royalti
Noneklusif (Non-exclusive Royalt Free Right) atas karya ilmiah saya yang
berjudul :
“Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Terhadap Vaksin COVID-19 Di KRI
Budhi Asih Kabupaten Malang”.
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneklusif ini Institut Teknologi dan Kesehatan Malang Widya Cipta Husada
berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk
pangkalan (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.


Dibuat di : Kepanjen
Pada Tanggal :
Yang Menyatakan

(Anik Fadhilatur Rifaiyah)

vii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rakhmat dan

hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul

“Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Terhadap Vaksin COVID-19 Di KRI

Budhi Asih Turen Kabupaten Malang”.

Sholawat serta salam telah tercurahkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW, sehingga peneliti mendapat kemudahan dalam menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini peneliti menyadari

bahwa banyak pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada :

1. Eny Yuniyati, S. Sos., MAB (CDr.) selaku Rektor Institut Teknologi Kesehatan

Malang Widya Cipta Husada

2. Poppy Farantia S, S.Keb., Bd., M.Keb selaku Kepala Program Studi DIII

Kebidanan dan Penguji Tamu Institut Teknologi Kesehatan Malang Widya

Cipta Husada.

3. Ratih Mega S, S.Keb., Bd., M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang selalu

memberikan bimbingan dan arahan pada Karya Tulis Ilmah ini.

4. Zumroh Hasanah, S.Keb., Bd.,M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang selalu

memberikan bimbingan dan arahan pada Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Seluruh dosen Program Studi DIII Kebidanan Institut Teknologi Kesehatan

Malang Widya Cipta Husada yang selalu sabar mendidik dan memberikan

ilmu.

viii
6. Kedua orang tua dan keluarga saya yang selalu mendoakan serta memberikan

bantuan dukungan materil maupun moral.

7. Teman-teman seperjuangan yang selalu mensupport dalam pelaksanaan dan

penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Semua orang yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang selalu

mensupport saya untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan serta penyelesaian

Karya Tulis Ilmiah ini. Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pengembang

ilmu.

Malang, 14 Juni 2022

Anik Fadhilatur Rifaiyah

ix
ABSTRAK

Rifaiyah, Anik Fadhilah. Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Terhadap


Vaksin COVID-19 di KRI Budhi Asih Turen. Karya Tulis Ilmiah.
Program Studi D3 Kebidanan, ITKM Widya Cipta Husada. Pembimbing :
(1) Ratih Mega S, S.Keb Bd., M,Kes (2) Zumroh Hasanah, SST., M.Kes

Untuk mengurangi angka kematian ibu hamil karena COVID-19,


pemerintah mengeluarkan surat edaran HK.02.01/I/2007/2021 tentang vaksinasi
COVID-19 bagi ibu hamil dan penyesuaian skrining dalam pelaksanaan vaksinasi
COVID-19. Ketakutan dengan dampak akibat vaksinasi (KIPI), beredarnya hoax
terkait vaksinasi, dan banyak kabar yang tidak akurat memaparkan vaksin COVID-
19 Menyebabkan kecemasan pada ibu hamil yang berdampak pada berbagai macam
komplikasi, seperti persoalan kesehatan jiwa ibu hamil, kondisi emosional ibu
hamil yang memburuk, kelahiran premature, berat badan bayi lahir rendah,
preeklamsia, diabetes gestasianol, komplikasi pasca persalinan, dan kesempatan
untuk terpapar COVID-19 semakin mudah. Kecemasan yang tidak teratasi dapat
meningkatkan resiko depresi postpartum hingga masa parenting. Tujuan
dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan pada
ibu hamil terhadap vaksin COVID-19 di KRI Budhi Asih Turen. Desain penelitian
ini adalah deskriptif kuantitatif, populasinya adalah semua ibu hamil berusia 13
minggu-Aterm sebanyak 29 orang yang diambil dengan metode purposive
sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner Zung Self Rating Anxienty
Scale (ZSRA-S). Menggunakan variable bebas, yaitu kecemasan ibu hamil. Hasil
penelitian menunjukkan ibu hamil di KRI Budhi Asih Turen mengalami tingkat
kecemasan ringan terhadap vaksin COVID-19 sebesar 62,10%, dan 37,90%
normal/tidak cemas. Diharapkan petugas kesehatan memberikan KIE/Edukasi
tentang vaksin COVID-19 sehingga dapat mengurangi kecemasan pada ibu hamil.

Kata Kunci : Tingkat Kecemasan, Ibu Hamil, Vaksin COVID-19

x
ABSTRACT

Rifaiyah, Anik Fadhilah. An Overview Of The Level Of Anxiety Of Pregnant


Women Against The COVID-19 Vaccine At KRI Budhi Asih Turen.
Scientific papers. Midwifery D3 Study Program, ITKM Widya Cipta
Husada. Supervisor : (1) Ratih Mega S, S.Keb Bd., M,Kes (2) Zumroh
Hasanah, SST., M.Kes

To reduce the mortality rate of pregnant women due to COVID-19, the


government issued a circular letter HK.02.01/I/2007/2021 regarding COVID-19
vaccination for pregnant women and adjustment of screening in the implementation
of COVID-19 vaccination. Fear of the impact of vaccination (KIPI), the circulation
of hoaxes related to vaccination, and a lot of inaccurate news describing the
COVID-19 vaccine. , premature birth, low birth weight, preeclampsia, gestational
diabetes, postpartum complications, and the chance of being exposed to COVID-
19 is getting easier. Unresolved anxiety can increase the risk of postpartum
depression until the parenting period. The purpose of this study was to describe the
level of anxiety in pregnant women against the COVID-19 vaccine at KRI Budhi
Asih Turen. The design of this research is descriptive quantitative, the population
is all pregnant women aged 13 weeks-term as many as 29 people taken by purposive
sampling method. The research instrument used the Zung Self Rating Anxienty
Scale (ZSRA-S) questionnaire. Using the independent variable, namely the anxiety
of pregnant women. The results showed that pregnant women at KRI Budhi Asih
Turen experienced a mild level of anxiety about the COVID-19 vaccine by 62.10%,
and 37.90% normal/not anxious. It is hoped that health workers will provide
IEC/Education about the COVID-19 vaccine so that it can reduce anxiety in
pregnant women.

Keywords: Level Anxiety, Pregnant Women, COVID-19 Vaccine

xi
DAFTAR ISI

Judul Halaman
SAMPUL
SAMPUL DALAM ..................................................................................... i
HALAMAN PRASYARAT GELAR ......................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ............................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN AKHIR ........................................ iv
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ v
LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH ........................... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
TULIS ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
ABSTRAK/ABSTRACT ........................................................................... x
DAFTAR ISI .............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xvi
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ xvii
DAFTAR ISTILAH ................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xxi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 5
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................... 5
1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................. 5
1.4 Manfaaat Penelitian ...................................................................... 5
1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................ 5
1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................. 6
1.4.2.1 Bagi Peneliti ......................................................... 6
1.4.2.2 Bagi Institusi ........................................................ 6
1.4.2.3 Bagi Masyarakat .................................................. 6
1.4.2.4 Bagi Ibu Hamil dan Keluarga ............................... 6
1.5 Resiko Penelitian ......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Dasar Kehamilan ............................................................. 8
2.1.1 Definisi Kehamilan ....................................................... 8
2.1.2 Perubahan Psikologis Selama Keamilan ........................ 9
2.1.3 Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil .................................. 14
2.1.4 Faktor Penyebab Perubahan Psikologis ........................ 19
2.2 Konsep Dasar Kecemasan ........................................................... 19
2.2.1 Definisi Kecemasan ...................................................... 19
2.2.2 Etiologi Kecemasan ...................................................... 20
2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Ibu Hamil ..... 27

xii
2.2.4 Penilaian Terhadap Kecemasan .................................... 36
2.2.5 Dampak Kecemasan Pada Ibu Hamil ............................ 38
2.3 Konsep Dasar Vaksin COVID-19 ................................................ 39
2.3.1 Definisi Vaksin COVID-19 .......................................... 39
2.3.2 Cara Kerja Vaksin COVID-19 ...................................... 40
2.3.3 Yang Boleh Divaksin COVID-19 .................................. 41
2.3.4 Macam-Macam Vaksin COVID-19 .............................. 42
2.3.5 Kejadian Ikutan Setelah Vaksin COVID-19 (KIPI) ....... 43
2.3.6 Manfaat Vaksin COVID-19 .......................................... 44
2.3.7 Dampak Vaksin COVID-19 ......................................... 45
2.4 Kerangka Konsep ........................................................................ 46

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian ........................................................................ 47
3.2 Kerangka Operasional ................................................................. 47
3.3 Tempat Dan Waktu Penelitian ..................................................... 48
3.4 Populasi Dan Sampel .................................................................. 49
3.4.1 Populasi ....................................................................... 49
3.4.2 Sampel ......................................................................... 49
3.5 Variabel Penelitian ...................................................................... 51
3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 52
3.5.1 Proses Pengumpulan Data ............................................ 52
3.5.2 Instrument Penelitian .................................................... 53
3.5.3 Pengujian Instrument .................................................... 55
3.5.4 Pengolahan Data .......................................................... 56
3.6 Analisis Data ............................................................................... 57
3.7 Etika Penelitian ........................................................................... 58
3.7.1 Respect For Human Dignity (Menghormati Harkat Dan
Martabat Manusia) ....................................................... 58
3.7.2 Anominity (Tanpa Nama) ............................................. 58
3.7.3 Confidentialy (Kerahasiaan) ......................................... 58
3.7.4 Veracity (Kejujuran) .................................................... 58
3.7.5 Justice (Keadilan) ......................................................... 59
3.7.6 Informed Consent (Kesediaan Dari Subyek) ................. 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian ............................................................................ 60
4.1.1 Karakteristik Responden ............................................... 60
4.2 Pembahasan ................................................................................. 62
4.2.1 Karakteristik Responden ............................................... 62
4.2.2 Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Terhadap
Vaksin COVID-19 ........................................................ 66

BAB V Kesimpulan dan Saran


5.1 Kesimpulan .................................................................................. 69
5.2 Saran ............................................................................................ 69
5.2.1 Bagi Peneliti Selanjutnya .............................................. 69
5.2.2 Bagi Institusi ................................................................ 70

xiii
5.2.3 Bagi KRI ...................................................................... 70
5.2.4 Bagi Ibu Hamil Dan Keluarga ...................................... 70

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep ................................................................... 46

Gambar 3.1 Kerangka Operasional ............................................................. 47

Gambar 3.2 Definisi Operasional ............................................................... 52

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Macam-Macam Vaksin COVID-19 ............................................. 42

Table 2.2 Rekomendasi Vaksin COVID-19 Untuk Ibu Hamil .................... 43

Tabel 2.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu ..................................................... 46

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Variable Kecemasan Instrument Zung Self-Rating

Anxienty Scale (ZSRA-S) ........................................................... 54

Table 3.4 Teknik Penilaian Instrument Zung Self-Rating Anxienty Scale

(ZSRA-S) .................................................................................... 54

Table 4.1 Karakteristik Responden ............................................................. 61

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kecemasan Instrument Zung Self-Rating

Anxienty Scale (ZSRA-S) ............................................................ 61

xvi
DAFTAR SINGKATAN

RTA : Reality Testing Ability

GABA : Gamma Amine Butyric Acid

BBLR : Berat Badan Lahir Rendah

APGAR : Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration

PMDD : Premenstrual Dysphoric Disorder

PMS : Premenstrual Syndrome

ANC : Antenatal Care

HARS : Hamilton Anxiety Rating Scale

VAS-A : Visual Analoge Scale For Anxiety

HRS-A : Hamilton Rating Scale For Anxiety

STAI : Spileberg State Trait Anxiety Inventory

VNRS-A : Visual Numeric Rating Scale Of Anxiety

ZSRA-S : Zung Self-Rating Anxiety Scale

COVID-19 : Corona Virus Disease 2019

WHO : World Health Organization

KIPI : Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

ITAGI : Indonesian Technical Advisory Group on Immunization

KEMENKES-RI : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

KRI : Klinik Rawat Inap

SOP : Sputting of Personality

DSM-II : Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders

xvii
UNICEF : United Nations Children’s Fund

SD : Sekolah Dasar

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SMA : Sekolah Menengah Atas

SMK : Sekolah Menengah Kejuruhan

D3 : Diploma 3

S1 : Sarjana

KIE : Komunikasi Informasi dan Edukasi

POGI : Perkumpulan Obstetric dan Ginekologi

DINKES : Dinas Kesehatan

ML : Mililiter

IM : Intramuscular

xviii
DAFTAR ISTILAH

Anominity : Tanpa Nama

Confidentialy : Kerahasiaan

Veracity : Kejujuran

Justice : Keadilan

Informed Content : Lembar Persetujuan

Effective : Efektif

Splitting of Personality : Keretakan Kepribadian

Parenting : Pola Asuh Orangtua Terhadap Anak

Vulnerabilitas : Kerentanan

Cognitive Triad : 3 Serangkai Pola Kognitif

Child Abuse : Segala Bentuk Penyiksaan, Pelecehan, Emosional

Terhadap Anak

Physical Abuse : Kekerasan Fisik

Sexual Abuse : Kekerasan Sexual

Emotional Abuse : Kekerasan Emosional

Scars : Takut

Major Life Event : Peristiwa Besar Dalam Hidup

Self-Es-Teem : Pikiran, Perasaan, dan Pandangan Seseorang Atas

Diri Mereka Sendiri

Unwanted Pregnancy : Kehamilan yang Tidak Diinginkan

Indirect Effect : Dampak Tidak Langsung

Favourable : Pernyataan yang Bersifat Mendukung

xix
Unfavourable : Pernyataan yang Bersifat Tidak Mendukung

Editing : Pemeriksaan Data

Coding : Pemeriksaan Kode

Skoring : Pemberian Skor

Data entry : Memasukkan Data

Respect for Human Dignity : Menghormati Harkat dan Martabat Manusia

Herd Imunity : Kekebalan Kelompok

xx
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Balasan Penelitian ........................................................... 61

Lampiran 2 Time Line Kegiatan Penelitian .................................................. 63

Lampiran 3 Inform Consent ........................................................................ 64

Lampiran 4 Kuisioner ................................................................................. 66

Lampiran 5 Lembar Konsultasi Pembimbing 1............................................ 69

Lampiran 6 Lembar Konsultasi Pembimbing 2............................................ 71

xxi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Corona virus tahun 2019, atau dikenal COVID-19, adalah virus

penyakit pernapasan yang menyebar dengan cepat dan bisa menyebabkan kematian

(Zainiyah, dkk, 2020). Virus COVID-19 menyerang semua usia, termasuk

kelompok rentan, salah satunya yaitu ibu hamil, karena pada waktu hamil, ibu

mengalami perubahan fisiologis dan imunitas tubuh, yang menyebabkan ibu hamil

masuk dalam kelompok rentan, dan kerentanan terhadap infeksi penyakit ketika

hamil meningkat (Zaigham & Andersson, 2020).

Di Indonesia terkonfirmasi pada bulan April 2021 sebanyak 536 ibu hamil

terpapar COVID-19, sebanyak 16 orang meninggal dunia, atau diperkirakan setiap

1000 ibu hamil, 32 orang diantaranya meninggal dunia. Data tersebut merupakan

data sebelum terjadi lonjakan kasus COVID-19 di indonesia yang terjadi pada

periode bulan Juni - Juli 2021 karena serangan varian delta yang berasal dari negara

india. Pemerintah menerapkan upaya penurunan angka kematian ibu hamil akibat

COVID-19 yaitu dengan dilakukannya penerapan protokol kesehatan yang baik,

dan pemberian vaksin COVID-19 pada ibu hamil (POGI, 2021).

Dengan mempertimbangkan semakin tingginya jumlah ibu hamil yang terinfeksi

virus COVID-19 dan tingginya resiko bagi ibu hamil apabila terinfeksi virus

COVID-19 menjadi berat dan berdampak pada kehamilan dan bayinya, maka

diperlukan upaya untuk memberikan vaksinasi COVID-19 bagi ibu hamil, hal

tersebut juga telah direkomendasikan oleh komite penasihat ahli imunisasi nasional

1
2

(ITAGI) dan sesuai dengan surat edaran HK.02.01/I/2007/2021 tentang vaksinasi

COVID-19 bagi ibu hamil dan penyesuaian skrining dalam pelaksanaan vaksinasi

COVID-19 (Depkes RI, 2021).

Prevalensi ibu hamil yang sudah menerima vaksin COVID-19 di Indonesia, di

Ibukota Jakarta sebanyak 1.754 ibu hamil sekitar bulan Agustus kemarin. ( Wiguna,

2021). di provinsi Jawa Timur per-bulan September 2021 adalah 2.000 ibu hamil

sudah mendapatkan vaksin COVID-19 dosis pertama. di kota malang sebanyak 500

dari 1.200 ibu hamil telah divaksin. di Kabupaten malang baru sekitar 7% dari 8000

lebih ibu hamil yang sudah divaksin COVID-19. (Dinkes kab. malang, 2021) Ibu

hamil dikota malang akan divaksin jika sudah memenuhi syarat. Diantaranya, usia

kandunganya sudah memasuki 13 minggu-Aterm (Dinkes, 2021).

Pada awalnya vaksin COVID-19 hanya diperuntukkan bagi orang yang sehat,

tidak memiliki penyakit penyerta, ibu hamil dan ibu menyusui, namun (ITAGI)

mengeluarkan surat edaran baru yang menganjurkan ibu hamil untuk divaksin

mengingat angka kematian ibu hamil yang masih cukup tinggi, Informasi yang

beredar mulai tercampur dari informasi yang bersifat hoax, banyak kabar yang tidak

akurat memaparkan vaksin, ketakutan dengan dampak akibat vaksinasi (KIPI)

COVID-19 (Zulva, 2020).

Munculnya hal tersebut tentu menyebabkan kecemasan pada ibu hamil,

(Kemenkes, 2021). Keadaan ini memicu kecemasan dari berbagai kalangan

terutama kelompok khusus salah satunya ibu hamil, ibu hamil menjadi berfikir

negatif dan kecemasannya semakin meningkat. Sehingga memicu munculnya

persoalan kesehatan jiwa, kondisi emosional yang buruk dan memicu gangguan

psikologi pada ibu hamil (Zulva, 2020).


3

Gangguan psikologi selama kehamilan dalam literasi yang ada dapat

menyebabkan berbagai macam komplikasi, seperti kelahiran premature, BBLR dan

komplikasi pasca persalinan, hipertensi saat kehamilan, preeklamsi, serta diabetes

gestasional (Viandika, dkk, 2020). Kecemasan yang tidak teratasi meningkatkan

resiko depresi, dimana deperesi pada antenatal sebanyak 13% berkembang hingga

menjadi depresi postpartum hingga masa parenting (Hanifah, dkk, 2019).

Manfaat dari vaksin COVID-19 sendiri yaitu untuk mengurangi laju terinfeksi,

melaju, melawan dan memaksa tubuh untuk membentuk antibodi sehingga,

apabila terinfeksi COVID-19 gejala yang ditimbulkan akan lebih ringan,

(Solihah, 2021) Dampak dari pemberian vaksin COVID-19 yaitu tidak ada

perbedaan efek samping yang signifikan pada pemberian vaksin di trimester

pertama, kedua, atau ketiga kecuali nyeri/ bengkak pada tempat suntikan,

dan kontraksi rahim, yang secara signifikan lebih umum setelah dosis kedua

ketika diberikan selama trimester ketiga. (Hardiyanti, 2021).

Uraian diatas membuat peneliti tertarik untuk menggambarkan tingkat

kecemasan ibu hamil terhadap vaksin COVID-19 di KRI Budhi Asih Turen,

Kabupaten Malang, sehingga individu yang beresiko dapat dilakukan upaya

pencegahan terhadap dampak, sehingga dapat menurunkan resiko morbilitas dan

mortalitas masa perinatal, sehingga penelitian ini diharapkan dapat

mempresentasikan taksiran tingkat kecemasan ibu hamil terhadap vaksin COVID-

19 di KRI Budhi Asih Turen, Kabupaten Malang.


4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran tingkat kecemasan

ibu hamil terhadap vaksin COVID-19 di KRI Budhi Asih Turen Kabupaten

Malang ?”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan ibu hamil terhadap

vaksin COVID-19 di KRI Budhi Asih Turen Kabupaten Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

Mengidentifikasi tingkat kecemasan meliputi (normal atau tidak cemas,

ringan, sedang, dan berat) pada ibu hamil terhadap vaksin COVID-19 di

KRI Budhi Asih Turen Kabupaten Malang.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam berbagai hal, yaitu

sebagai berikut :.

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan

pustaka dalam ilmu kebidanan mengenai Gambaran tingkat

kecemasan ibu hamil terhadap vaksin COVID-19.

2. Penelitian ini diharapkan bisa digunakan untuk pengembangan dan

menambah pengetahuan tentang tingkat kecemasan ibu hamil

terhadap vaksin COVID-19.


5

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi Peneliti

Penelitian ini bagi peneliti dapat dijadikan sarana belajar dalam

rangka menambah pengetahuan, untuk menerapkan teori yang

telah penulis dapatkan selama masa perkuliahan dan juga untuk

mengadakan penelitian lebih lanjut tentang Gambaran tingkat

kecemasan ibu hamil terhadap vaksin COVID-19.

1.4.2.2 Bagi Institusi

Bagi institusi Pendidikan, diharapkan penelitian ini akan

menambah literatur, sebagai dasar penelitian khususnya

Gambaran tingkat kecemasan ibu hamil terhadap vaksin COVID-

19.

1.4.2.3 Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana

belajar dan menambah informasi serta sebagai patokan dalam

bertindak khususnya pada ibu hamil agar tidak cemas dalam

penerimaan vaksin COVID-19.

1.4.2.4 Bagi Ibu Hamil dan Keluarga

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan

peran keluarga dalam memberikan dukungan kepada ibu hamil

agar tidak cemas dalam penerimaan vaksin COVID-19.

1.5 Risiko Penelitian

Penelitian ini relatif tidak berisiko bagi subjek karena tidak terdapat tindakan

intervensi, baik yang bersifat invasif atau tidak. Subjek hanya menjawab
6

pertanyaan dari peneliti melalui kuisioner dengan di dampingi peneliti,

pertanyaan yang di ajukan terkait data dasar tingkat kecemasan dan faktor

penyebab kecemasan. Penelitian ini juga relatif tidak menimbulkan risiko untuk

penelitian. Segala kemungkinan risiko telah di antisipasi melalui rancangan

penelitian yang tepat dan sesuai tujuan peneliti kerahasiaan informasi yang telah

di kumpulkan dari subjek di jamin oleh peneliti tentang kerahasian.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DASAR KEHAMILAN

2.1.1 Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah masa ketika seorang wanita membawa embrio

didalam tubuhnya. Awal kehamilan terjadi pada saat sel telur

perempuan lepas dan masuk kedalam saluran sel telur. Pada saat

berhubungan berjuta-juta cairan sel mani atau sperma dipancarkan oleh

laki-laki dan masuk ke rongga rahim. Salah satu sperma akan

menembus sel telur dan peristiwa ini yang disebut dengan fertilisasi

atau konsepsi, setelah itu dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

(Indrawati, dkk, 2016).

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan

normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9

bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3

trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu,

trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester

ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga -40) Janin akan membuat

tubuh ibu hamil mengalami perubahan fisik maupun psikis.

(Prawirohardjo, 2014).

7
8

2.1.2 Perubahan Psikologis Selama Kehamilan

Psikologis ibu hamil diartikan sebagai periode krisis, saat terjadinya

gangguan dan perubahan identitas peran. Definisi krisis merupakan

ketidakseimbangan psikologi yang disebabkan oleh situasi atau tahap

perkembangan. Awal perubahan psikologi ibu hamil yaitu periode

syok, menyangkal, bingung, dan sikap menolak. Faktor penyebab

terjadinya perubahan psikologi wanita hamil ialah meningkatnya

produksi hormon progesteron. Wanita hamil yang menerima atau

sangat mengharapkan kehamilan akan lebih menyesuaikan diri dengan

berbagai perubahan. Berbeda dengan wanita hamil yang bersikap

menolak kehamilan. Mereka menilai kehamilan sebagai hal yang

memberatkan ataupun menganggu estetika tubuhnya seperti gusar,

karena perut menjadi membuncit, pinggul besar, payudara membesar,

capek dan letih. Tentu kondisi tersebut akan mempengaruhi kehidupan

psikis ibu menjadi tidak stabil (Pieter & Namora, 2010).

Perubahan psikologis pada ibu hamil trimester 1, 2 dan 3 menurut

(Kemenkes, 2016) yaitu :

A. Perubahan psikologis pada ibu hamil trimester I

Trimester I ini disebut sebagai masa penentuan artinya

penentuan untuk membuktikan bahwa wanita dalam keadaan

hamil. Seorang ibu setelah mengetahui dirinya hamil responnya

berbeda-beda. Sikap ambivalent sering dialami pada ibu hamil,

artinya kadang-kadang ibu merasa senang dan bahagia karena

segera akan menjadi ibu dan orangtua, tetapi tidak sedikit juga ibu
9

hamil merasa sedih dan bahkan kecewa setelah mengetahui

dirinya hamil. Perasaan sedih dan kecewa ini dapat disebabkan

oleh kadar hormon progesterone dan estrogen dalam kehamilan

akan meningkat dan ini akan menyebabkan timbulnya mual dan

muntah pada pagi hari, lemah, lelah, dan membesarnya payudara.

Ibu merasa tidak sehat sehingga seringkali membenci

kehamilannya.

Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari

tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang

hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu

diperhatikan dengan seksama. Sikap ibu terhadap suami atau

terhadap orang lain juga berbeda-beda, kadang ingin

merahasiakannya, hal ini bisa terjadi karena memang perutnya

masih kecil dan belum kelihatan membesar, tapi ada juga ibu yang

ingin segera memberitahukan kehamilannya kepada suami atau

orang lain.

Hasrat untuk melakukan hubungan sex, pada wanita

trimester pertama ini juga berbeda. Walaupun beberapa wanita

mengalami gairah sex yang lebih tinggi, kebanyakan mereka

mengalami penurunan libido selama periode ini disebabkan ibu

hamil trimester I masih sering mengalami mual muntah sehingga

merasa tidak sehat. Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk

berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak

wanita merasa butuh untuk dicintai dan merasakan kuat untuk


10

mencintai namun tanpa berhubungan sex. Semua ini merupakan

bagian normal dari proses kehamilan pada trimester pertama.

Perasaan ibu hamil akan stabil setelah ibu sudah bisa menerima

kehamilannya sehingga setiap ibu akan berbeda-beda.

B. Perubahan psikologis pada ibu hamil trimester II

Trimster II ini sering disebut sebagai periode pancaran

kesehatan karena pada saat ini ibu merasa lebih sehat. Trimester

kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah

terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak

nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu

besar sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah

menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi

dan pikirannya secara lebih konstruktif.

Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya

dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seorang

diluar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari

rasa kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya

pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido. Ibu

merasa lebih stabil, kesanggupan mengatur diri lebih baik, kondisi

atau keadaan ibu lebih menyenangkan, ibu mulai terbiasa dengan

perubahan fisik tubuhnya, janin belum terlalu besar sehingga

belum menimbulkan ketidaknyamanan. Ibu sudah mulai

menerima dan mengerti tentang kehamilannya.


11

Pada kehamilan minggu ke 15-22 ibu hamil akan mulai

merasakan gerakan bayi yang awalnya akan terasa seperti kibasan

tetapi di akhir trimester II akan benar-benar merasakan pergerakan

bayi. Pada ibu yang baru pertama kali sering tidak dapat

mengenali gerakan bayinya sampai minggu ke 19-22 Pada saat ibu

sudah merasakan gerakan bayinya, ibu menyadari bahwa didalam

dirinya ada individu lain sehingga ibu lebih memperhatikan

kesehatan bayinya. Pada semester ini perut ibu sudah semakin

kelihatan membesar karena uterus sudah keluar dari panggul.

C. Perubahan psikologis pada ibu hamil trimester III

Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan

waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu

kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut

merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-

kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-

waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan

timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu

seringkali merasa khawatir atau takut kalau bayi yang akan

dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap

melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa

saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu

mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang

akan timbul pada waktu melahirkan.


12

Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada

trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan

jelek. Disamping itu, ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah

dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima

selama hamil. Pada trimester inilah ibu sangat memerlukan

keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.

Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi

dan menjadi orang tua. Periode ini juga disebut periode menunggu

dan waspada sebab merasa tidak sabar menunggu kelahiran

bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan 2 hal

yang mengingatkan ibu pada bayi yang akan dilahirkan nanti.

Berat badan ibu meningkat, adanya tekanan pada organ

dalam, adanya perasaan tidak nyaman karena janinnya semakin

besar, adanya perubahan gambaran diri (konsep diri, tidak mantap,

merasa terasing, tidak dicintai, merasa tidak pasti, takut, juga

senang karena kelahiran sang bayi). Adanya kegembiraan emosi

karena kelahiran bayi. Sekitar bulan ke-8 mungkin terdapat

periode tidak semangat dan depresi, ketika bayi membesar dan

ketidaknyamanan bertambah. Calon ibu mudah lelah dan

menunggu dampaknya terlalau lama. Sekitar 2 minggu sebelum

melahirkan, sebagian besar wanita mulai mengalami perasaan

senang.
13

2.1.3 Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil

Seorang wanita hamil rentan secara psikologis dan membutuhkan

peningkatan dukungan sosial dan mitra. Dukungan sosial

meningkatkan secara signifikan saat menghadapi persalinan. Meski

sudah jelas bahwa wanita hamil seharusnya diberikan dukungan sosial,

di dirawat dan dihargai. Dukungan sosial yang tidak memadai atau

kurangnya selama kehamilan, dapat di kombinasikan dengan peristiwa

stres dan gangguan yang kuat dari stabilitas emosi, dapat menimbulkan

komplikasi selama kehamilan dan persalinan, serta mempengaruhi

kondisi janin. Bagaimanapun dukungan sosial tidak boleh dianggap

signifikan (Bjelica et; al 2018). Kebutuhan psikologis menurut

(Kemenkes, 2016) meliputi :

A. Support dari keluarga pada ibu hamil

1. Dukungan dari suami

Suami adalah orang yang terdekat dari istri. Dukungan dari

suami selama hamil sangat diperlukan untuk kesiapan ibu

hamil dalam menghadapi persalinan. Suami yang menerima

dan memahami perubahan yang terjadi pada istrinya, akan

merencanakan dan diskusi bersama istri tentang rencana

persalinan. Suami penting untuk memperhatikan keadaan

istrinya selama hamil. Seorang istri yang merasa gembira

selama hamil, dia akan lebih bersemangat dan akhirnya

mempunyai tenaga yang kuat untuk melahirkan bayinya


14

sehingga mempermudah dalam persalinan yang artinya dapat

mencegah terjadinya persalinan lama.

2. Dukungan dari keluarga

Kahamilan merupakan peristiwa penting yang menuntut

peran dari seluruh anggota keluarga. Penerimaan kehadiran

anggota baru tergantung dari dukungan dari seluruh anggota

keluarga, tidak hanya dari suami saja. Ayah dan ibu kandung

maupun mertua, juga saudara kandung maupun saudara dari

suami juga perlu memperhatikan, dengan sering berkunjung,

menanyakan keadaan kehamilan, bisa juga lewat sms atau

telpon dapat menambah dukungan dari keluarga. Upacara adat

istiadat yang tidak mengganggu kehamilan juga mempunyai

arti tersendiri bagi sebagian ibu hamil sehingga hal ini tidak

boleh diabaikan. Hal ini dapat digunakan untuk mempelajari

ketrampilan menjadi orangtua dan mempertahankan tradisi

budaya.

B. Support dari tenaga kesehatan pada ibu hamil

Tenaga kesehatan yang paling dekat dengan ibu hamil adalah

bidan, karena bidan merupakan tenaga kesehatan yang mempunyai

tugas untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan ibu dan anak

termasuk ibu hamil. Bidan harus memahami perubahan-perubahan

yang terjadi pada ibu hamil baik secara fisik maupun psikologis.

Dengan memahami keadaan pasien maka bidan dapat memberi


15

pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien. Dukungan dari bidan

yang diperlukan ibu hamil adalah :

a. Bidan melayani ibu dengan baik dan ramah.

b. Bidan menjalin hubungan baik dan saling percaya.

c. Bidan memberi kesempatan pada ibu untuk bertanya dan

menjawab setiap pertanyaan dengan jelas.

d. Bidan meyakinkan bahwa ibu akan melalui kehamilan dengan

baik.

e. Bidan memberi semangat pada ibu dalam rangka menghadapi

persalinan.

f. Bidan membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi ibu

hamil.

g. Bidan meyakinkan bahwa akan mendampingi selama dalam

persalinan.

h. Bidan juga bisa menjadi pendamping dan pembimbing pada

kelas ibu hamil.

C. Rasa aman dan nyaman selama kehamilan

Ibu hamil membutuhkan perasaan aman dan nyaman yang

didapat dari diri sendiri dan orang sekitar. Untuk memperoleh rasa

aman dan nyaman maka ibu hamil sendiri harus dapat menerima

kehamilan dengan senang hati. Rasa aman dan nyaman dari orang

sekitar terutama dari orang terdekat yaitu bapak dari bayi yang

dikandungnya. Maka perlu dukungan orang terdekat untuk

memperoleh rasa aman dan nyaman. Misalnya perasaan nyeri di


16

pinggang pada saat hamil tua, respon ibu hamil terhadap nyeri bisa

berbeda-beda, apabila ibu hamil tersebut cukup mendapat dukungan

dari orang sekitar maka mungkin tidak terlalu merasakan nyeri, tapi

sebaliknya jika ibu hamil tidak mendapat dukungan dari orang

terdekat maka nyeri akan dirasakan sangat mengganggu. Untuk

memperoleh rasa aman dan nyaman ini dapat dilakukan relaksasi

atau dukungan dari orang terdekat. Rasa nyaman saat hamil dapat

dirasakan jika ibu hamil dengan posisi duduk, berdiri dan berjalan

dengan benar, melatih relaksasi sehingga dapat mengurangi nyeri

pada pinggang dan perasaan serta pikiran yang tenang.

D. Persiapan menjadi orangtua

Pasangan yang menanti anggota baru dalam keluarga yaitu

datangnya seorang bayi adalah merupakan tanggung jawab besar.

Bagi seorang ayah merupakan beban besar dari segi biaya termasuk

biaya kehamilan, biaya persalinan, biaya peralatan yang diperlukan

ibu dan bayinya, kebutuhan tambahan setelah anaknya lahir, semua

ini harus disiapkan dengan perencanaan matang. Disamping itu juga

perlu persiapan psikologis untuk merawat bayinya dan anak yang

sebelumnya (sibling). Kalau ayah belum siap maka dapat

menimbulkan gangguan psikologis pada suami sehingga dapat

mengurangi dukungan pada istri yang sedang hamil.

Ibu yang sedang hamil juga harus sudah menyiapkan diri

menjadi ibu karena akan bertambah beban dan tanggung jawabnya

karena kehadiran bayinya. Mungkin ibu akan lebih repot dalam


17

menjaga bayinya, akan kurang tidur, kurang waktu merawat

tubuhnya, tidak dapat bekerja seperti biasanya. Jika ibu tidak

dengan senang hati melaksanakan kewajiban sebagai orangtua

maka dapat timbul stress dan kemungkinan akan menderita post

partum blues pada saat setelah persalinan

E. Siapan sibling

Orangtua yaitu ibu dan ayah mempunyai tugas penting yang

terkait dengan penyesuaian dan permusuhan antar saudara kandung.

Tugas tersebut antara lain :

1. Orangtua harus membuat anak yang lebih tua merasa dikasihi

dan diinginkan. Meskipun orangtua sibuk dengan kedatangan

bayi tetapi harus tetap memperhatikan anak yang lebih tua

supaya tidak merasa ada saingan.

2. Mengatasi rasa bersalah yang timbul dari pemikiran bahwa

anak yang lebih tua mendapat perhatian dan waktu yang

kurang.

3. Mengembangkan rasa percaya diri bahwa mereka mampu

mengasuh lebih dari satu anak.

4. Menyesuaikan waktu dan ruang untuk menampung bayi baru

yang akan lahir.

5. Memantau perlakuan anak yang lebih tua terhadap bayi yang

masih lemah dan mengalihkan perilaku agresif


18

2.1.4 Faktor Penyebab Perubahan Psikologis

Faktor penyebab terjadinya perubahan psikologi perempuan hamil

ialah meningkatnya produksi hormon progesteron. Hormon

progesteron memengaruhi kondisi psikisnya, akan tetapi tidak

selamanya pengaruh hormon progesteron menjadi dasar perubahan

psikis, melainkan kerentanan daya psikis seorang atau lebih dikenal

dengan kepribadian. Perempuan hamil yang menerima atau sangat

mengharapkan kehamilan akan lebih menyesuaikan diri dengan

berbagai perubahan. Berbeda dengan perempuan hamil yang bersikap

menolak kehamilan, yang menilai kehamilan sebagai hal yang

memberatkan ataupun menganggu estetika tubuhnya seperti gusar,

karena perut menjadi membuncit, pinggul besar, payudara membesar,

capek dan letih. Tentu kondisi tersebut akan mempengaruhi kehidupan

psikis ibu menjadi tidak stabil. (Kemenkes, 2016)

2.2 KONSEP DASAR KECEMASAN

2.2.1 Definisi Kecemasan

Kecemasan merupakan emosi subjektif yang membuat individu

tidak nyaman, ketakutan yang tidak jelas dan gelisah, dan disertai

respon otonom. Kecemasan juga merupakan kekhawatiran yang tidak

jelas dan menyebar berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak

berdaya (Stuart, 2017).

Sedangkan menurut Hawari (2016) kecemasan adalah gangguan

alam sadar (effective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau


19

kehawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami

gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability / RTA), masih

baik, kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan

kepribadia atau (splitting of personality), perilaku dapat terganggu tapi

masih dalam batas-batas normal.

2.2.2 Etiologi Kecemasan

Menurut Doengoes dkk (2015), kecemasan disebabkan faktor

patofisiologis maupun faktor situasional. Penyebab kecemasan tidak

spesifik bahkan tidak diketahui oleh individu. Perasaan cemas

diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologis dan

perilaku, dapat juga diekspresikan secara tidak langsung melalui

timbulnya gejala dan mekanisme koping sebagai upaya melawan

kecemasan.

Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan faktor-faktor

yang mempengaruhi kecemasan menurut Stuart (2017), antara lain :

A. Faktor predisposisi

1. Teori psikoanalisis

Pandangan teori psikoanalisis memaparkan bahwa cemas

merupakan konflik emosional yang terjadi antara dua elemen

kepribadian yaitu id dan superego. Id mewakili dorongan

insting dan impuls primitif, sedangkan superego

mencerminkan hati nurani dan dikendalikan oleh norma

budaya. Ego berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen


20

yang bertentangan tersebut dan fungsi kecemasan untuk

mengingatkan ego bahwa ada bahaya.

2. Teori interpersonal

Teori interpersonal menyatakan bahwa cemas timbul dari

perasaan takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan

interpersonal. Cemas juga berhubungan dengan perkembangan

trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan

kerentanan tertentu. Individu dengan harga diri rendah rentan

mengalami kecemasan yang berat

3. Teori perilaku

Teori perilaku menyatakan bahwa cemas merupakan produk

frustasi. Frustasi merupakan segala sesuatu yang menggangu

kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan

dan dikarakteristikkan sebagai suatu dorongan yang dipelajari

untuk menghindari kepedihan.

Teori pembelajaran meyakini individu yang terbiasa sejak

kecil dihadapkan pada ketakutan yang berlebihan lebih sering

menunjukkan kecemasan pada kehidupan selanjutnya. Teori

konflik memandang cemas sebagai pertentangan antara dua

kepentingan yang berlawanan. Kecemasan terjadi karena

adanya hubungan timbal balik antara konflik dan kecemasan

konflik menimbulkan kecemasan, dan cemas menimbulkan

perasaan tak berdaya, yang pada gilirannya meningkatkan

konflik yang dirasakan.


21

4. Teori kajian keluarga

Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan cemas

terjadi didalam keluarga. Gangguan kecemasan juga tumpang

tindih antara gangguan kecemasan dan depresi.

5. Teori biologis

Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung

reseptor khusus untuk benzodiazepine, obat-obatan yang

meningkatkan neuroregulator inhibisi asam gamma amino

butyric acid (GABA). GABA berperan penting dalam

mekanisme biologi yang berhubungan dengan cemas.

Kesehatan umum individu dan riwayat kecemasan di keluarga

memiliki efek nyata sebagai predisposisi kecemasan. Cemas

disertai dengan gangguan fisik yang menurunkan kemampuan

individu mengatasi stresor.

Kecemasan diperantarai oleh sistem kompleks yang

melibatkan system limbik, pada organ amigdala dan

hipokampus, talamus, korteks frontal secara anatomis dan

norepinefrin (lokus seruleus), serotonin (nukleus rafe dorsal)

dan GABA (reseptor GABA berpasangan dengan reseptor

benzodiazepin) pada system neurokimia. Hingga saat ini belum

diketahui secara jelas bagaimana kerja dari masing-masing

bagian tersebut dalam menimbulkan kecemasan (Tomb, 2014).

Setiap perubahan dalam kehidupan yang dapat menimbulkan

keadaan stres disebut stresor. Stres yang dialami seseorang


22

dapat menimbulkan kecemasan (Ibrahim, 2016). Faktor

predisposisi yang dapat menimbulkan kecemasan antara lain

faktor genetik, faktor organik dan faktor psikologi. Faktor

predisposisi kecemasan pada pasien pre-operasi yang paling

berpengaruh merupakan factor psikologis, terutama

ketidakpastian tentang prosedur dan operasi yang akan dijalani

(Gant dan Cunningham, 2015).

B. Faktor presipitasi

Pengalaman cemas setiap individu bervariasi bergantung pada

situasi dan hubungan interpersonal. Ada dua faktor presipitasi yang

mempengaruhi kecemasan menurut Stuart (2017), yaitu :

1. Faktor eksternal

a. Ancaman integritas diri meliputi ketidak mampuan

fisiologis atau gangguan terhadap kebutuhan dasar

(penyakit, trauma fisik, pembedahan yang akan

dilakukan).

b. Ancaman sistem diri antara lain : ancaman terhadap

identitas diri, harga diri, hubungan interpersonal,

kehilangan, dan perubahan status dan peran.

2. Faktor internal

a. Potensial stressor

Stresor psikososial merupakan keadaan yang

menyebabkan perubahan dalam kehidupan sehingga

individu dituntut untuk beradaptasi.


23

b. Maturitas kematangan

Kepribadian individu akan mempengaruhi kecemasan

yang dihadapinya. Kepribadian individu yang lebih matur

maka lebih sukar mengalami gangguan akibat kecemasan,

karena individu mempunyai daya adaptasi yang lebih besar

terhadap kecemasan

c. Pendidikan tingkat

Pendidikan individu berpengaruh terhadap kemampuan

berpikir. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka individu

semakin mudah berpikir rasional dan menangkap

informasi baru. Kemampuan analisis akan mempermudah

individu dalam menguraikan masalah baru.

d. Respon koping

Mekanisme koping digunakan seseorang saat mengalami

kecemasan. Ketidakmampuan mengatasi kecemasan

secara konstruktif merupakan penyebab terjadinya

perilaku patologis.

e. Status sosial

Ekonomi Status sosial ekonomi yang rendah pada

seseorang akan menyebabkan individu mudah mengalami

kecemasan.
24

f. Keadaan fisik

Individu yang mengalami gangguan fisik akan mudah

kelelahan fisik. Kelelahan fisik yang dialami akan

mempermudah individu mengalami kecemasan

g. Tipe kepribadian

Individu dengan tipe kepribadian (A) lebih mudah

mengalami gangguan akibat kecemasan daripada orang

dengan tipe kepribadian (B). Individu dengan tipe

kepribadian (A) memiliki ciri-ciri individu yang tidak

sabar, kompetitif, ambisius, ingin serba sempurna, merasa

diburuburu waktu, mudah gelisah, tidak dapat tenang,

mudah tersinggung dan mengakibatkan otototot mudah

tegang. Individu dengan tipe kepribadian (B) memiliki

ciri-ciri yang berlawanan dengan tipe kepribadian (A).

Tipe kepribadian (B) merupakan individu yang penyabar,

tenang, teliti dan rutinitas.

h. Lingkungan dan situasi

Seseorang yang berada di lingkungan asing lebih mudah

mengalami kecemasan dibandingkan di lingkungan yang

sudah dikenalnya.

i. Dukungan sosial

Dukungan sosial dan lingkungan merupakan sumber

koping individu. Dukungan sosial dari kehadiran orang

lain membantu seseorang mengurangi kecemasan


25

sedangkan lingkungan mempengaruhi area berfikir

individu.

j. Usia

Usia muda lebih mudah cemas dibandingkan individu

dengan usia yang lebih tua.

k. Jenis kelamin

Gangguan kecemasan tingkat panik lebih sering dialami

wanita daripada pria. Adanya dampak negatif dari

kecemasan merupakan rasa khawatir yang berlebihan

tentang masalah yang nyata maupun potensial. Keadaan

cemas akan membuat individu menghabiskan tenaganya,

menimbulkan rasa gelisah, dan menghambat individu

melakukan fungsinya dengan adekuat dalam situasi

interpersonal maupun hubungan sosial.

Gangguan psikologi pada ibu menyebabkan berkurangnya

pengeluaran ASI. Karena akan menghambat let-down

reflek. Perubahan psikologis pada ibu post partum

umumnya terjadi pada 3 hari post partum. Dua hari post

partum ibu cenderung bersifat negativ terhadap perawatan

bayinya dan sangat tergantung lain karena energi

difokuskan untuk dirinya sendiri (Hastuti dkk, 2017).


26

2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Ibu Hamil

1. Faktor biologis

a. Riwayat depresi perinatal

Depresi dalam kehamilan memberikan dampak buruk pada ibu

dan janin mulai dari masa kehamilan hingga post partum serta

dampak buruk bagi keluarga. Dampak depresi pada kehamilan

menurut (Kusuma R, 2019) antara lain adalah :

a. Menggangu pertumbuhan dan perkembangan janin

b. Meningkatnya produksi neuraladrenalin, serotin dan

gotamin.

c. Risiko pendarahan pada masa kehamilan

d. Risiko terjadinya aborsi kelahiran prematur dan berat

badan lahir rendah

Riwayat depresi perinatal di perkirakan 13% dari semua

perempuan hamil yang mengalai depresi berkembang

menjadi depresi pada saat postpartum hingga saat masa

parenting dan dampak bagi janin yang akan dilahirkan

yakni : premature, BBLR, skor APGAR yang buruk

gangguan dalam pertumbuhan janin dan juga pengaruh

pada perkembangan mental janin. Stres anternatal melalui

perubahan regulasi epigenetic, berpontensi mempegaruhi

pemrograman endokrin janin dan perkembagan otak di

beberapa generasi (Hasanah, dkk 2019)


27

b. Riwayat gangguan psikologi pada keluarga

Secara genetik seseorang yang mempunyai riwayat keluarga

dengan gangguan jiwa maka dia mempunyai vulnerabilitas

terhadap gangguan jiwa. Gangguan tidak selalu muncul, hanya

muncul bila terdapat trigger factor yang biasanya merupakan

gabungan dari interaksi gen dan faktor lain seperti:trauma

psikologis dan stresor lingkungan sehingga seseorang yang

punya kerentanan dapat muncul gejalanya. Kecemasan

meupakan sebuah fenomena kognitif, dimana seorang merasa

sesuatu akan terjadi di luar kehendak dan tidak bisa di prediksi.

Kecemasan akan menjadi parah ketika seorang merasa tidak

sanggup meghadapi nya karena meraggukan diri sendiri

(Rosalina, 2016).

c. Riwayat PMDD

PMDD adalah bentuk dari Premenstrual syndom (PMS) yang

berat (Jae Lee Et Al, 2015).

Riwayat PMDD yang berhubungan dengan risiko depresi

antenatal, melainkan ada pengaruh biologis lain yang terjadi

selama kehamilan. Selama trimester ketiga pada kehamilan

normal, kadar estrogen dan progesteron yang tinggi bersama

dengan kadar kortisol plasma yang tinggi, berkaitan dengan

hiperaktifitas sumbu HPA (Gelman, et al 2015).

Wanita yang mengalami PMDD mengalami kegagalan

penyesuaian sosial dan pengurangan kualitas kehidupan.


28

Kegagalan ini berupa gangguan pada diri ibu berupa emosi

yang tidak stabil dan rasa cepat marah ketika mengalami

menstruasi sehingga, membuat orang tidak nyaman untuk

berinteraksi (Susanti, 2016)

d. Kadar neurotransmitter

Berdasarkan penelitian pada hewan terkait perilaku dan

terapi obat, terdapat 3 neurotrasmiter utama yang berhubungan

dengan kecemasan yakitu: asam gama-amino butirat (GABA),

serotin dan norepinefrin (Benjamin, 2015).

Asam gama-amino butirat (GABA) merupakan

neurotransmitter yang berfungsi sebagai anticemas alami

dalam tubuh dengan mengurangi ekstabilitas sel sehingga

mengurangi bangkitnya neuron (Videbeck, 2012)

Kecemasan kehamilan adalah keadaan emosi yang mirip

dengan kecemasan umum, namun pada kecemasan kehamilan

secara khusus lebih mengfokuskan terhadap kehamilan

mereka. Bagi beberapa wanita ini adalah pertama pertama

kalinya mereka pernah mengalami kecemasan sedangkan pada

ibu hamil yang memiliki masalah dengan suasana hati atau

kecemasan dimasa lalu mungkin dapat menyebabkan gejala

mereka kembali atau memburuk selama kehamilan (Haring, et

al 2013)
29

2. Faktor psikologis

a. Tipe kepribadian

Kepribadian ibu yaitu kemampuannya untuk beradaptasi

dengan perubahan dan juga pengalaman masa lalu kehamilan

dalam memainkan peran penting untuk menyesuaikan dirinya

dengan kehamilan saat ini. Kepribadian sebagai organisasi

dinamis dalam individu dari sistem-sistem psikofisik yang

menentukan/ penyesuaiannya yang unik pada lingkungan.

Bailey dan Hailey (1987) melakukan studi yang obyektif

untuk mendukung pernyataan bahwa wanita hamil memiliki

pengalaman psikologis dan kebutuhan emosional yang berbeda

dari pada tidak hamil dan hasil investigasi menunjukkan bahwa

wanita hamil berbeda dari wanita yang tidak hamil pada

beberapa dimensi fundamental kepribadian yang termasuk

introvert, orientasi kepribadian batin yang lebih kuat dan

tingkat yang lebih rendah dari penerimaan diri dan

kemerdekaan.

b. Fungsi kognitif & citra diri

Cognitive triad merupakan tiga serangkai pola kognitif yang

membuat individu memandang dirinya, pengalamannya dan

masa depannya secara idiosinkritik, yaitu memandang diri

secara negative. Dengan demikian, model kognitif

beranggapan bahwa tanda dan gejala lain dari depresi

merupakan konsekuensi aktifnya pola-pola kognitif tadi.


30

Misalnya, bila individu berpikir bahwa ia dikucilkan oleh

teman-temannya, maka ia akan merasa kesepian.(Lailil, 2012)

Fungsi kognitif pada kecemasan yaitu berkeyakinan bahwa

sesuatu yang mengerikan akan tejadi dengan alasan tidak jelas,

terpaku pada sensasi kebutuhan, erasa terancam sangat

waspada takut akan kehilangan kontrol, takut akan tidak bisa

menyelesaikan masalah, khawatir akan hal sepele, pikiran

ercampur aduk, sulit berkonsetari (Aprisandityas, dkk, 2012).

c. Riwayat child abuse

Ibu hamil yang mengalami pelecehan pada masa anak-anak

mengalami berbagai masalah psikologis, termasuk depresi,

kegelisahan, dan upaya bunuh diri. Hal ini akan memberikan

pengalaman yang buruk, perubahan pada otak dan perilaku

(kognisi, regulasi emosional, gaya interaksi sosial) anak-anak

di usia muda. (Muthmainna, 2014).

Pelecehan child abuse meliputi physical abuse ( kekerasan

fisik ), sexual abuse (kekerasan seksual) dan emotional abuse

(kekerasan emosional) pada anak dapat dianggap sebagaiagen

terjadinya gangguan perkembangan saraf dan dapat

menyebabkan 'bekas luka/scars' neurologis yang serius dalam

struktur tertentu, yang mungkin membuat beberapa individu

rentan terhadap jenis-jenis psikopatologi tertentu

(Muthmainna, 2014).
31

Beberapa penelitian telah meneliti hubungan antara riwayat

pelecehan anak dan psikopatologi selama kehamilan,

menemukan bahwa memiliki riwayat kekerasan fisik masa

kanak-kanak dan atau kekerasan seksual berhubungan dengan

adanya ide untuk bunuh diri dan atau melakukan bunuh diri

selama masa kehamilan. (Hasanah, dkk, 2019)

d. Peristiwa negatif 1 tahun

Ibu hamil yang mengalami kejadian negatif (major life

event) memiliki kecenderungan terjadinya kecemasan

antenatal. Kematian orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan,

pindah rumah, atau stress berat yang lain dianggap dapat

menyebabkan depresi. Reaksi terhadap stress sering kali

ditangguhkan dan depresi dapat terjadi beberapa bulan sesudah

peristiwa itu terjadi. Berhm menyatakan bahwa kecemasan

dapat diakibatkan oleh adanya peristiwa-peristiwa negatif yang

menyebabkan perubahan, pengalaman penuh stress yang

ekstrem seperti bencana alam, perang, kematian, pertengkaran,

perceraian, serta mikrostressor yang meliputi aktivitas-aktivitas

sehari-hari (Lailil, 2012).

Ketidak mampuan ibu hamil dalam menghadapai peristiwa

tersebut secara positif situasi sosial dapat menyebabkan rendah

nya self-es-teem yang mengakibatkan kecemasan pada ibu

hamil (Hasanah, dkk, 2019).


32

3. Faktor sosial

a. Konflik perkawinan

Konflik perkawinan yaitu perbedaan persepsi dan harapan-

harapan yang terjadi pada pasangan suami istri tentang masalah

pernikahan. Konflik perkawinan sebenarnya tidak selalu

berimbas negatif. Jika konflik tersebut dapat diselesaikan secara

positif tentunya akan menjadikan keluarga tersebut semakin kuat

dan kompak. Dapat disimpulkan bahwa kongflik perkawinan

perbedaan antara suami dan istri tentang masalah perkawinan

yang mempengaruhi kehidupan rumah tangganya (Karisma. L,

2013).

Konflik perkawinan juga menyebabkan kecemasan pada ibu

hamil dapat mempengaruhi psikis dapart berupa

ketidakberdayaan, ketidakbahagiaan dan kegelisahan dan di

sertai dengan perasaan tidak bahagia karena menemui jalan yang

buntu dan ketidakmampuan menemukan solusi pada masalah

yang di hadapai (Nasihah, dkk, 2015)

b. Kehamilan yang di rencana kan dan tidak di inginkan

Definisi kehamilan tidak di inginkan adalah kehamilan

gabungan dari kehamilan yang tidak di inginkan sama sekali

(unwanted pregnancy) dan kehamilan yang di inginkan namun

tidak saat itu. kecemasan terhadap kehamilan yang tidak di

inginkan berakar pada rasa ketakutan. Jika seorang ibu takut

bagaimana dia akan menagani tanggung jawab sebagai seorang


33

ibu karena ibu merasa tidak bisa melakukanya sendiri hal itu

mengakibatkan perasaan cemas. Sehingga ibu hamil dengan

kehamilan yang tidak di inginkan lebih sedikit termotifasi dalam

mencari informasi mengenai kesehatan kehamilan oleh karena

itu dapat mendorong perilaku tidak sehat karena mereka tidak

peduli dengan risiko yang akan terjadi (Dini, dkk, 2012)

c. Dukungan keluarga, suami dan lingkungan

Perubahan psikologi pada ibu hamil tergantung dari kondisi

emosional dan respon tubuh terhadap stress. Kecemasan

antenatal lebih berisiko terjadi pada ibu dengan dukungan sosial

yang rendah, kurang pengetahuan, kekhawatiran terhadap bayi

dan persalinannya. Hipotesis lain yang telah dibuktikan

mengemukakan gabungan antara tingkat stress dan kurangnya

dukungan emosional meningkatkan risiko terjadinya kecemasan

antenatal. (Rwakarema et al., 2015).

Ibu hamil yang mengalami kecemasan tetapi mendapat

dukungan emosional dan fisik dari suaminya sebagaimana

yang diharapkan, akan meminalkan komplikasi psikologi

(Jannah, 2015).

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan

keluarga terhadap anggota keluarga yang lainnya. Kecemasan

dianggap sebagai salah satu faktor penghambat kinerja fungsi-

fungsi kognitif seseorang, seperti berkonsentrasi, mengingat, dan

pemecahan masalah. Faktor yang mempengaruhi kecemasan


34

yaitu potensi stressor, malnutrisi, keadaan fisik, selisih usia, jenis

kelamin, pengetahuan dan sosial ekonomi (Arifin, dkk, 2020)

Dukungan sosial merupakan suatu bentuk bantuan baik secara

langsung maupun tidak langsung, baik secara materi maupun

non-materi yang diberikan oleh keluarga, teman, maupun orang

lain untuk meringankan beban hidup seseorang. Pada ibu hamil

dukungan sosial terutama dari orang terdekat yaitu suami sangat

diperlukan, karena hal tersebut akan membuat ibu hamil menjadi

lebih tenang dan memngurangi kecemasan selama mengandung

(Arifin, dkk, 2020).

d. Kesulitan kondisi finansial

Faktor sosial ekonomi seperti pendidikan, pekerjaan dan

pendapatan merupakan merupakan faktor individu dan keluarga

yang dapat mempengaruhi kecemasan sosial ekonomi yang baik

dapat menjamin kesehatan kesehatan fisik dan psikologi ibu

hamil yang dapat mencegah terjadinya keceasan dalam

menghadapi kehamilan karena ada pematangan emosional. Ibu

hamil membutuhkan ekonomi keluarga yang memadai karena

kehamilan membutuhkan anggaran biaya ANC, makanan yang

bergisi untuk ibu dan janin, pakaian hamil, biaya persalinan dan

kebutuhan setelah bayi lahir. Seseorang yang memliki status

ekonomi rendah lebih cenderung cemas dan status ekonomi

tinggi lebih cenderung lebih santai (Said, dkk, 2015)


35

2.2.4 Penilaian Terhadap Kecemasan

Untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang dapat

menggunakan beberapa alat ukur (instrumen). Utomo (2015)

menyebutkan alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat

kecemasan seseorang, antara lain :

1. Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety), yang terdiri atas 14

gejala yaitu perasaan cemas, ketegangan, ketakutan, gangguan

tidur, gangguan kecerdasan, perasaan depresi, gejala otot, gejala

sensori, gejala kardiovaskuler, gejala respirasi, gejala

gastrointestinal, gejala urogenital, gejala otonom, tingkah laku.

Cara penilaian HRS-A dengan sistem skoring, yaitu: skor 0 = tidak

ada gejala, skor 1 = ringan (satu gejala), skor 2 = sedang (dua

gejala), skor 3 = berat (lebih dari dua gejala), skor 4 = sangat berat

(semua gejala). Bila skor < 14 = tidak kecemasan, skor 14-20 =

cemas ringan, skor 21-27 = cemas sedang, skor 28-41 = cemas

berat, skor 42-56 = panik

2. Visual Analoge Scale for Anxiety (VAS-A)

VAS-A didasarkan pada skala 100 mm berupa garis horisontal,

dimana ujung sebelah kiri menunjukkan tidak ada kecemasan dan

ujung sebelah kanan menandakan kecemasan maksimal (Kindler et

al, 2000). Skala VAS-A dalam bentuk horisontal terbukti

menghasilkan distribusi yang lebih seragam dan lebih sensitif


36

(William dkk, 2010). Responden diminta memberi tanda pada

sebuah garis horisontal tersebut kemudian dilakukan penilaian.

3. Zung Self-rating Anxiety Scale (ZSRA-S)

Zung Self-rating Anxiety Scale (ZSRA-S) adalah kuesioner yang

digunakan untuk mengukur gejala-gejala yang berkaitan dengan

kecemasan. Kuesioner ini didesain untuk mencatat adanya

kecemasan dan menilai kuantitas tingkat kecemasan. Zung telah

mengevaluasi validitas dan reliabilitasnya dan hasilnya baik.

Penelitian menunjukkan bahwa konsistensi internalnya pada sampel

psikiatrik dan non-psikiatrik adekuat dengan korelasi keseluruhan

butir-butir pertanyaan yang baik dan reliabilitas uji yang baik.

Kuesioner ini mengandung 20 pertanyaan, terdapat 15 pertanyaan

kearah peningkatan kecemasan dan 5 pertanyaan kearah penurunan

kecemasan.

Setiap butir pertanyaan dinilai berdasarkan frekuensi dan

durasi gejala yang timbul: (1) jarang atau tidak pernah sama sekali,

(2) kadang-kadang, (3) sering, dan (4) hampir selalu mengalami

gejala tersebut. Total dari skor pada tiap pertanyaan maksimal 80

dan minimal 20, skor yang tinggi mengindikasikan tingkat

kecemasan yang tinggi. Zung Self-rating Anxiety Scale (ZSRA-S)

telah digunakan secara luas sebagai alat skrining kecemasan.

4. Spileberg State Trait Anxiety Inventory (STAI)

Diperkenalkan oleh Spielberg pada tahun 1983. Kuesioner ini

terdiri dari 40 pertanyaan mengenai perasaan seseorang yang


37

digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan seseorang yang

dirasakan saat ini dan kecemasan yang dirasakan selama ini.

5. Visual Numeric Rating Scale of Anxiety (VNRS-A)

Pasien diminta menyatakan menggambarkan seberapa besar

kecemasan yang dirasakan. VNRS-A menggunakan skala dari angka

0 (nol) sampai 10 (sepuluh), dimana 0 menunjukan tidak cemas, 1-

3 cemas ringan, 4-6 cemas sedang, 7-9 cemas berat, dan 10

menunjukan tingkat panik (Fajriati,2013).

2.2.5 Dampak Kecemasan Pada Ibu Hamil

Wanita hamil memiliki gangguan kecemasan dan psikologis yang dapat

mengurangi kualitas hasil kehamilan kecemasan pada kehamilan dapat

menyebabkan gangguan kejiwaan, mengurangi kualitas janin,

preeklampsia, aborsi spontan, kelahiran prematur, berat lahir rendah,

depresi pasca melahirkan, meningkatkan risiko gangguan irama

jantung, dan keterlambatan perkembangan bahkan gangguan

kepribadian sampai dewasa (Jayanti, dkk 2020).

Terbagi ke dalam beberapa symptom menurut (Semiun dan yustinus,

2016), antara lain :

1. Simptom suasana hati

Seseorang yang mengalami kecemasan akan memiliki perasaan

adanya hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber

tertentu yang tidak diketahui. Orang tersebut tidak bisa tidur

sehingga dapat menyebabkan sifat mudah marah.


38

2. Simptom kognitif

Kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan

pada individu mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang

mungkin terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan masalah-

masalah real yang ada sehingga individu sering tidak bekerja atau

belajar secara efektif dan akhirnya akan merasa lebih cemas.

3. Simptom motor

Merupakan gambaran rangsangan kognitif yang tinggi pada

individu dan usaha untuk melindungi dirinya dari apa saja dirasanya

mengancam. Kecemasan akan dirasakan oleh semua orang terutama

jika ada tekanan perasaan ataupun jiwa. Individu- individu yang

mengalami kecemasan sering merasa tidak tenang, gugup, kegiatan

motorik menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya mengetuk-

ngetukkan jari-jari kaki dan sangat kaget dengan suara yang terjadi

secara tiba-tiba.

2.3 KONSEP DASAR VAKSIN COVID 19

2.3.1 Definisi Vaksin COVID-19

Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa

mikroorganisme atau bagiannya atau zat yang dihasilkannya yang telah

diolah sedemikian rupa sehingga aman, yang apabila diberikan kepada

seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap

penyakit tertentu. (Unicef, 2021).


39

Vaksin bukanlah obat, vaksin mendorong pembentukan kekebalan

spesifik tubuh agar terhindar dari tertular ataupun kemungkinan sakit

berat. Selama belum ada obat yang defenitif untuk COVID-19, maka

vaksin COVID-19 yang aman dan efektif serta perilaku 3M (memakasi

masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak) adalah upaya

perlindungan yang bisa kita lakukan agar terhindar dari penyakit

COVID-19. (Kemenkes, 2021).

Vaksinasi adalah proses di dalam tubuh, dimana seseorang menjadi

kebal atau terlindungi dari suatu penyakit sehingga apabila suatu saat

terpajan dengan penyakit tersebut maka tidak akan sakit atau hanya

mengalami sakit ringan, biasanya dengan pemberian vaksin.

(Kemenkes, 2021).

2.3.2 Cara Kerja Vaksin COVID-19

Cara kerja vaksin COVID-19 menurut (WHO, 2021) antara lain :

1. Vaksin adalah produk biologi yang diberikan kepada seseorang

untuk melindunginya dari penyakit yang melemahkan, bahkan

mengancam jiwa.

2. Vaksin akan merangsang pembentukan kekebalan terhadap

penyakit tertentu pada tubuh seseorang.

3. Tubuh akan mengingat virus atau bakteri pembawa penyakit,

mengenali dan tahu cara melawannya.

Kekebalan kelompok atau herd Immunity merupakan situasi

dimana sebagian besar masyarakat terlindung/kebal terhadap

penyakit tertentu sehingga menimbulkan dampak tidak langsung


40

(indirect effect), yaitu turut terlindunginya kelompok masyarakat

yang rentan dan bukan merupakan sasaran vaksinasi. Kondisi

tersebut hanya dapat tercapai dengan cakupan vaksinasi yang tinggi

dan merata. (Kemenkes, 2021).

Vaksinasi tidak hanya bertujuan untuk memutus rantai penularan

penyakit dan menghentikan wabah saja, tetapi juga dalam jangka

panjang untuk mengeliminasi bahkan mengeradikasi

(memusnahkan atau menghilangkan) penyakit itu sendiri.

2.3.3 Yang Boleh Divaksin COVID-19

vaksin diberikan hanya untuk mereka yang sehat. Ada beberapa kriteria

inidvidu atau kelompok yang tidak boleh di imunisasi COVID-19

menurut (Kemenkes, 2021) :

a. Orang yang sedang sakit Orang yang sedang sakit, tidak boleh

menjalani vaksinasi. Jika sedang sakit, peserta harus sembuh

terlebih dahulu sebelum divaksin.

b. Memiliki penyakit penyerta. Orang dengan penyakit penyerta yang

tidak terkontrol seperti diabetes atau hipertensi disarankan tidak

menerima vaksin. Oleh karena itu, sebelum pelaksanaan vaksinasi,

semua orang akan dicek kondisi tubuhnya terlebih dahulu. Mereka

yang memiliki penyakit komorbid harus dalam kondisi terkontrol

untuk mendapat persetujuan vaksinasi dari dokter yang merawat.

c. Tidak sesuai usia Sesuai anjuran pemerintah, orang yang mendapat

vaksin COVID-19 adalah kelompok usia 18+ tahun. Artinya,


41

mereka yang diluar kelompok tersebut seperti anak-anak, belum

boleh menerima vaksin.

d. Memiliki riwayat autoimun.

e. Penyintas COVID-19

2.3.4 Macam-Macam Vaksin COVID-19

Dosis dan cara pemberian harus sesuai dengan yang direkomendasikan

untuk setiap jenis vaksin COVID-19.

a. Tabel di bawah ini menjelaskan dosis pemberian untuk setiap jenis

platform vaksin COVID-19 menurut (Kememkes,2021)

Jenis Jumlah Dosis Interval Minimal Cara

Vaksin Pemberian Antar Pemberian

COVID-19 Dosis

Sinovac 2 (0.5 ml per dosis) 28 hari Intramuskular

Sinopharm 2 (0.5 ml per dosis) 21 hari Intramuskular

AstraZeneca 2 (0.5 ml per dosis) 12 minggu Intramuskular

Novavax 2 (0.5 ml per dosis) 21 hari Intramuskular

Moderna 2 (0.5 ml per dosis) 28 hari Intramuskular

Pfizer 2 (0.3 ml per dosis) 21 - 28 hari Intramuskular

Cansino 1 (0.5 ml per dosis) - Intramuskular

Sputnik V 2 (0.5 ml per dosis) 21 hari Intramuskular

Tabel 2.1 Macam-macam vaksin COVID-19


42

b. Vaksin COVID-19 yang direkomendasikan untuk ibu hamil

Mayoritas organisasi kesehatan telah merekomendasikan vaksinasi

COVID-19 untuk ibu hamil dan menyusui. Namun, keputusan ini

masih bisa bervariasi antar organisasi dan masih mungkin berubah

di kemudian hari sesuai perkembangan ilmu COVID-19. Berikut ini

table rekomendasi vaksin COVID-19 menurut World Health

Organization (WHO) (WHO, 2021).

Jenis Jumlah Dosis Interval Minimal Cara

Vaksin Pemberian Antar Pemberian

COVID-19 Dosis

Sinovac 2 (0.5 ml per dosis) 28 hari Intramuskular

AstraZeneca 2 (0.5 ml per dosis) 12 minggu Intramuskular

Moderna 2 (0.5 ml per dosis) 28 hari Intramuskular

Pfizer 2 (0.3 ml per dosis) 21 - 28 hari Intramuskular

Table 2.2 Rekomendasi vaksin COVID-19 untuk ibu hamil

2.3.5 Kejadian Ikutan Setelah Vaksin COVID-19 (KIPI)

Kejadian ikutan setelah vaksin COVID-19 (KIPI) adalah rasa pegal di

sekitar area suntik, demam ringan, rasa lelah, sakit kepala, pegal pada

otot atau sendi, menggigil dan diare, ha l tersebut bisa terjadi sesuai

dengan jenis vaksin yang disuntikkan (Unicef, 2021). Hal yang harus

dilakukan jika terjadi kejadian ikutan vaksin COVID-19 (KIPI)

menurut (Kemenkes, 2021) yaitu :


43

1. Istirahat yang cukup. minum air putih yang cukup, jika perlu

minum obat penurun panas sesuai dosis yang dianjurkan.

2. Apabila terdapat rasa nyeri di tempat suntikan tetap gerakan dan

gunakan lengan seperti biasa. Kompres bagian yang nyeri

menggunakan kain bersih yang dibasahi air dingin

3. Jika demam muncul lebih dari 48 jam setelah vaksinasi atau

berlangsung lebih lama dari 48 jam, lakukan isolasi mandiri dan

lakukan tes COVID-19.

4. Jika keluhan tidak berkurang tetap tenang dan hubungi petugas

kesehatan di nomor kontak yang tertera pada kartu vaksinasi.

2.3.6 Manfaat Vaksin COVID-19 Untuk Ibu Hamil

Memberikan kekebalan spesifik terhadap suatu penyakit tertentu

sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut maka

tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Bila seseorang

tidak menjalaninya maka ia tidak akan memiliki kekebalan spesifik

terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi

tersebut. (Dinkes,2021)

Manfaat lainya yaitu untuk mengurangi laju orang terinfeksi dan

memaksa tubuh untuk membentuk antibodi sehingga, apabila

terinfeksi COVID-19 gejala yang ditimbulkan akan lebih ringan,

manfaat vaksin lebih besar daripada resikonya. Vaksinasi COVID-

19 pada ibu hamil dapat melindungi, melawan dan komplikasinya

selama tahap awal kehamilan dan selama pra-kehamilan (Solihah,

2021)
44

2.3.7 Dampak Vaksin COVID-19 Pada Ibu Hamil

Dampak dari pemberian vaksin COVID-19 yaitu tidak ada perbedaan

efek samping yang signifikan pada pemberian vaksin di trimester

pertama, kedua, atau ketiga kecuali nyeri/ bengkak pada tempat

suntikan, dan kontraksi rahim, yang secara signifikan lebih umum

setelah dosis kedua ketika diberikan selama trimester ketiga.

Angka komplikasi, termasuk kontraksi rahim (1,3% setelah dosis

pertama dan 6,4% setelah dosis kedua), perdarahan pervaginam

(0,3% setelah dosis pertama dan 1,5% setelah dosis kedua) dan

ketuban pecah dini (0% setelah yang pertama dosis dan 0,8%

setelah dosis kedua) (Hardiyanti, 2021).


45

2.4 TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU

Nama Judul Metode Hasil Perbedaan

peneliti penelitian

Zisi Persepsi penelitian ini Menunjukkan Yang membedakan

Lioni Masyara menggunaka bahwa dari 440 penelitian ini adalah

Argista kat n pendekatan responden terdapat tempat melakukan

(2021) Terhadap kuantitatif 277 responden penelitian di KRI

Vaksin dengan (63%) memiliki Budhi Asih Turen

COVID- pengambilan persepsi yang Kabupaten Malang

19 di sampel positif terhadap Waktu penelitian

Sumatera menggunaka vaksin covid-19 dilaksanakan

Selatan n desain cross dan 163 responden tanggal 20 maret-20

sectional (37%) memiliki april 2022 dan

persepsi yang teknik sampling

negatif terhadap yang digunakan

vaksin covid19. purposive sampling

Tabel 2.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu

2.5 KERANGKA KONSEP

Kerangka Konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep yang

ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Nursalam,

2015). Kerangka konsep akan membantu peneliti dalam menghubungkan hasil

penemuan dengan teori. Kerangka konsep pada penelitian ini dapat dilihat pada

gambar berikut :
46

Ibu hamil Vaksin COVID-19

Tingkat

Faktor Yang Kecemasan

Mempengaruhi
Kecemasan ibu hamil 1. Normal/tidak cemas
Kecemasan ibu
hamil 2. Kecemasan ringan
1. Faktor Biologis 3. Kecemasan Sedang
2. Faktor Psikologis
4. Kecemasan Berat
3. Faktor sosial

Dampak kecemasan ibu hamil

1. Gangguan Kejiwaan
2. Preeklampsia
3. Aborsi Spontan
4. Kelahiran Prematur
5. Depresi Pasca Melahirkan

Keterangan

: di teliti

: tidak diteliti

Gambar 2.4 Kerangka konsep penelitian “Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu


Hamil Terhadap Vaksin COVID-19 di KRI Budi Asih Turen
Kabupaten Malang”
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 DESAIN PENELITIAN

Metode penelitian Deskriptif menurut Sugiyono (2018, hlm. 86) adalah

Suatu penelitian yang di lakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik

satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

menghubungkan dengan variabel lain.

Desain penelitian ini menggunakan desain deskriptif, penilitian ini untuk

mengetahui tingkat kecemasan pada ibu hamil. Dan Jenis penelitian yang

dilakukan adalah kuantitatif deskriptif. Kuantitatif deskriptif adalah jenis

penelitian yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya.

3.2 KERANGKA OPERASIONAL

Kerangka operasional atau langkah kerja adalah kerangka yang

menggambarkan tentang urutan-urutan langkah dalam melaksanakan

penelitian. Penulisan kerangka operasional ini akan disajikan dalam bentuk alur

penelitian, yang mana penulisannya dimulai dari desain hingga analisis datanya

(Latuconsina, 2017)

47
48

Populasi
Semua Ibu hamil dengan usia kehamilan 13 minggu-Aterm
di KRI Budhi Asih Turen Kabupaten Malang

Teknik sampling
Purposive sampling

Sampel
29 ibu hamil dengan usia kehamilan 13 minggu-Aterm di
KRI Budhi Asih Turen, Kabupaten Malang

Pengambilan data
data primer dan data sekunder

Pengolahan data
Kuisioner Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSRA-S)

Analisis data Deskriptif kuantitatif

Hasil penelitian dan Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3.1 Kerangka Operasional

3.3 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini mulai pada tanggal 20 Maret-20 April 2022 dan tempat yang akan

di lakukan adalah di KRI Budhi Asih Turen Kabupaten Malang


49

3.4 POPULASI DAN SAMPEL

3.4.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Notoatmodjo, 2015). Populasi yang dipakai adalah semua ibu hamil dengan

usia kehamilan 13 minggu-Aterm

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Sugiyono, 2014). Sehingga teknik sampling yang digunakan

dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling dengan metode

purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2016).

Pengambilan sample ini apabila subjeknya kurang dari 100 lebih

baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Dan jika subjeknya besar, maka dapat diambil 20 – 25% atau lebih

(Arikunto 2013).

Jumlah Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang

usia kehamilannya 13 minggu-Aterm di KRI Budhi Asih Turen Kabupaten

Malang. Dalam penelitian ini penulis mempersempit populasi yaitu

sebanyak 100 ibu hamil dengan menghitung ukuran sampel yang dilakukan

dengan menggunakan teknik Slovin menurut Sugiyono (2011:87). Adapun

penelitian ini menggunakan rumus Slovin karena dalam penarikan sampel,

jumlahnya harus representative agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan


50

dan perhitungannya pun tidak memerlukan tabel jumlah sampel, namun

dapat dilakukan dengan rumus dan perhitungan sederhana. Rumus Slovin

untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut :

𝑁
𝑛 =
1 + 𝑁 (𝑒) 2

100
𝑛 =
1 + 100 𝑥 (0,05) 2

100
𝑛 =
1 + 100 𝑥 0,025

100
𝑛 =
1 + 2,5

100
𝑛 = = 28,57
3,5

Keterangan:

n = Ukuran sampel/jumlah responden

N = Ukuran populasi

e = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang

masih bisa ditolerir

Kesimpulan :

Sehingga ditemukan besar sampel yang akan diteliti berjumlah 29 orang.

Kriteria dalam menentukan sampel memenuhi:

A. Kriteria inklusi pada penelitian ini sebagai berikut:

1) Ibu hamil usia kehamilan 13 minggu-Aterm

2) Ibu hamil yang bersedia menjadi responden

3) Kehamilan resiko rendah

4) Ibu hamil yang berkunjung ke KRI Budhi Asih Turen Kabupaten

Malang
51

B. Kriteria eksklusi pada penelitian ini sebagai berikut

1) Bayi meninggal.

2) Ibu hamil yang tidak kooperatif

3) Ibu hamil yang tidak berkunjung ke KRI Budhi Asih Turen

Kabupaten Malang

4) Ibu hamil dengan riwayat obstetric yang tidak baik

3.5 VARIABEL PENELITIAN

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang

dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian

tertentu (Notoatmodjo, 2015). Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel

bebas, variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Riwidikdo,2013). Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah tingkat Kecemasan ibu hamil


52

3.6 DEFINISI OPERASIONAL

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional
1. Tingkat Kecemasan adalah Kuisioner 1. Skor 20-44 : Ordinal
kecemas gangguan alam Zung Self- Normal/tida
an perasaan (affective) Rating k cemas
Ibu yang ditandai Anxiety 2. Skor 45-59 :
hamil dengan perasaan Scale Kecemasan
ketakutan atau (ZSRA-S) ringan
kekhawatiran yang dengan 3. Skor 60-74 :
mendalam dan jumlah 20 Kecemasan
berkelanjutan, tidak pertanyaan sedang
mengalami . 4. Skor 75-80 :
gangguan dalam Kecemasan
menilai realitas, berat
kepribadian utuh,
perilaku dapat
terganggu tapi
masih dalam batas
normal (Hawari,
2016).
Gambar 3.2 Definisi Operasioanal

3.7 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

3.7.1 Proses Pengumpulan Data

a. Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang didapatkan langsung dari

responden (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini data primer

diperoleh dengan cara membagikan kuesioner


53

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah

ada (Hasan, 2012: 58). Data ini digunakan untuk mendukung

informasi primer dan dapat diperoleh dari buku KIA pasien

3.7.2 Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan dalam pengumpulan data kuesioner. Kuesioner

merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan beberapa

pertanyaan (Nursalam, 2013). Kuesioner dalam penelitian ini terdiri

dari 1 kuesioner, yaitu: Kuesioner ZSAR-S (Zung Self Anxiety Rating-

Scale) Untuk mengetahui tingkat kecemasan mahasiswa tingkat

pertama, peneliti menggunakan instrumen berupa kuesioner. Peneliti

menggunakan kuesioner Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSRA-S).

Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSRA-S) adalah penilaian kecemasan

yang dirancang oleh William WK Zung, dikembangkan berdasarkan

gejala kecemasan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental

Disorders (DSM-II). Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSRA-S memiliki

20 pertanyaan yang terdiri dari 15 pertanyaan Unfavourable dan 5

pertanyaan Favourable.
54

Pertanyaan Indikator Favourable Unfavourable Jumlah


6, 7, 10, 15, 16, 18,
Fisiologis 13 8
20
Tingkat
Perilaku 17,19 1 3
kecemasan
Kognitif 11 1
Afektif 5,9 2, 3, 4, 8, 12, 14 8
Total 20
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Variabel Kecemasan

Setiap pertanyaan favourable (mendukung) dan unfavourable (tidak

mendukung) memiliki penilaian atau penskoran yang berbeda, penilaianya

sebagai berikut:

Jawaban responden
Tidak Kadang- Sering Mengalami
Pernah Kadang Mengalami Setiap Hari
Favourable 4 3 2 1
Unfavourable 1 2 3 4
Jumlah 5 5 5 5
Tabel 3.4 Teknik Penilaian Instrument Zung Self-Rating Anxiety Scale

Selanjutnya skor yang dicapai dari semua item pertanyaan di jumlahkan,

kemudian skor yang didapat dikatagorikan menjadi 4 kriteria tingkat

kecemasan yaitu: 1. Normal/tidak cemas : Skor 20-44 2. Kecemasan Ringan

: Skor 45-59 3. Kecemasan Sedang : Skor 60-74 4. Kecemasan Berat : Skor

75-80
55

3.7.3 Pengujian Instrumen

Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSRA-S) merupakan kuesioner

baku dalam bahasa inggris yang dirancang oleh William WK Zung.

Kemudian kuesioner ini telah dialih bahasakan ke dalam bahasa

indonesia dan dijadikan sebagai alat pengukur kecemasan yang sudah

teruji validitas dan reliabilitasnya (Nursalam, 2013). Hasil uji validitas

tiap pertanyaan kuesioner dengan nilai terendah 0,663 dan tertinggi

adalah 0,918 (Nasution, et al., 2013) Suatu pertanyaan dikatakan valid

jika r hitung > r tabel sedangkan jika r hitung < r tabel artinya

pertanyaan tidak valid. Tingkat signifikansi yang digunakan 5% atau

0,05 (Hidayat, 2007).

Uji reliabilitas merupakan cara untuk mengukur kosistensi sebuah

instrumen penelitian. Instrumen dikatakan reliabel jika alat ukur yang

digunakan tersebut menunjukan hasil yang konsisten. Instrument yang

reliabel menghasilkan data yang di percaya. Pertanyaan dikatakan

reliabel apabila didapatkan nilai Alpha Cronbach lebih dari konstanta

(>0,6). Hasil uji reliabilitas menunjukan angka 0,829 sehingga

kuesioner dikatakan reliabel (Nasution, et al., 2013). Peneliti tidak

melakukan uji validitas dan reliabilitas karena kuesioner yang di adobsi

merupakan kuesioner baku dan di jadikan sebagai alat pengukur

kecemasan yang valid dan reliabel (Nursalam, 2013). Nilai validitas

terendah 0,663 dan tertinggi adalah 0,918 sedangkan hasil uji

reliabilitas diperoleh nilai alpha sebesar 0,829 (Nasution, et al., 2013)


56

3.7.4 Pengolahan Data

Analisis penelitian agar menghasilkan informasi yang benar, ada 4

tahapan dalam pengolahan data yang harus dilalui :

1) Pemeriksaan Data (Editing)

Melakukan pengecekan kelengkapan data kuesioner yang diisi oleh

pasien.

2) Pemeriksaan Kode (Coding)

Coding adalah usaha pengklasifikasian data dari data yang

diperoleh menurut macamnya, dalam melakukan coding, data

diklasifikasikan dengan menggunakan kode tertentu berupa angka.

Karakteristik ibu hamil menurut:

a) Usia diberikan kode

< 20 tahun diberi kode : kode 1

20-35 tahun diberi kode : kode 2

>35 tahun diberi kode : kode 3

b) Pendidikan diberikan kode :

Pendidikan Dasar (SD, SMP) : kode 1

Pendidikan Menengah (SMA/K) : kode 2

Pendidikan Tinggi (D3/S1) : kode 3

c) Pekerjaan

Bekerja : kode 1

Tidak bekerja : kode 2

d) Paritas

Primipara : kode 1
57

Multipara : kode 2

3) Pemberian skor (Skoring)

Peneliti memberikan nilai data dengan nilai yang telah diisi

responden atau peneliti dibawah ini skoring menurut kuisioner Zung

Self-Rating Anxiety Scale (ZSRA-S)

Skor 1 : Normal atau tidak cemas

Skor 2 : Kecemasan ringan

Skor 3 : Kecemasan sedang

Skor 4 : Kecemasan berat

4) Tabulasi Data

Kegiatan memasukkan data hasil penelitian ke dalam tabel-tabel

sesuai dengan kriterianya. Peneliti membuat tabel-tabel bantu untuk

pengelompokan data agar mudah dibaca dan dipahami.

5) Memasukan data (data entry)

Kegiatan ini merupakan proses memasukkan data kedalam kategori

tertentu untuk selanjutnya dilakukan analisis data dengan

menggunakan komputerasisasi

3.8 ANALISA DATA

3.8.1 Analisis Univariat

Analisa univariat yaitu analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel dari

hasil penelitian dengan mencari distribusi dan persentase hasil penelitian

(Notoatmodjo, 2015). Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui skor

kecemasan tiap responden menurut hasil pengisian kuisioner.


58

3.9 ETIKA PENELITIAN

3.9.1 Respect For Human Dignity (Menghormati Harkat Dan Martabat

Manusia)

Peneliti akan memberikan penjelasan secara rinci tentang penelitian

yang akan dilakukan serta akan bertanggung jawab kepadda subjek

peneliti jika ada sesuatu yang terjadi akibat penelitian yang dilakukan

(Latuconsina, 2017).

3.9.2 Anominity (Tanpa Nama)

Etika ini merupakan sebuah tindakan dalam sebuah penelitian dengan

tidak mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner, proses

analisa data, serta hanya mencantumkan tanda tangan tanpa nama

terang pada lembar persetujuan pada lembar persetujuan sebagai

responden (Latuconsina, 2017

3.9.3 Confidentialy (Kerahasiaan)

Setiap individu mempunyai hak-hak dasar termasuk privasi dan

kebebasan dalam memberikan informasi, sehingga peneliti tidak boleh

menampilkan informasi mengenai identitas subyek penelitian ke orang

lain. Peneliti akan menyimpan data hasil penelitian, bila data diperlukan

maka data tersebut harus digunakkan sebagaimana mestinya

(Latuconsina, 2017).

3.9.4 Veracity (Kejujuran)

Peneliti memberikan pemahaman kepada responden terhadap semua

tahap penelitian yang dilakukan terlebih dahulu dengan menjelaskan

instrument yang akan digunakkan dalam penelitian. Peneliti harus


59

berpegang teguh dengan prinsip kejujuran dengan menjelaskan

prosedur penelitian yang akan dilakukan (Latuconsina, 2017).

3.9.5 Justice (Keadilan)

Penelitian harus dilakukan secara cermat, tepat, hati-hati, dan

professional terhadap semua responden atau subyek penelitian secara

adil dan sama rata. Penggunaan prinsip keadilan pada penelitian ini,

yaitu peneliti menjamin bahwa semua subyek penelitian memperoleh

perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa membedakan jenis

kelamin, usia, pendidikan, kasta, dan lain-lain saat pemberian

kuesioner. (Latuconsina, 2017).

3.9.6 Informed Consent (Kesediaan Dari Subyek)

Informed consent merupakan bentuk pernyataan kesedian atau

persetujuan antara peniliti dengan responden penelitian untuk diambil

datanya secara sukarela tanpa adanya paksaan, responden akan

diberikan lembar persetujuan Informed consent sebelum penelitian

dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi

responden secara sukarela (Latuconsina, 2017).


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian mengenai “Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Hamil

Terhadap Vaksin COVID-19” diperoleh sebagai berikut:

4.1.1 Karakteristik Responden

Mengidentifikasi karakteristik responden yaitu mnegenai

“Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Terhadap Vaksin COVID-

19”, ibu hamil dengan usia kehamilan 13 minggu-Aterm, mulai tanggal

20 Maret-20 April 2022, berjumlah 29 orang, yang meliputi : usia,

pendidikan, pekerjaan, paritas dan tingkat kecemasan. Dilakukan dengan

analisis univariat untuk menggambarkan distribusi frekuensi yaitu

sebagai berikut :

60
61

No Karakteristik Responden Jumlah Presentase


1 Usia
<20 tahun 0 0%
20-35 tahun 22 75,90%
>35 tahun 7 24,10%
Total 29 100%
2 Pendidikan
SD,SMP 0 0%
SMA/SMK 29 100,00%
D3/S1 0 100,00%
Total 29 100%
3 Pekerjaan
Tidak bekerja 21 72,40%
Bekerja 8 27,60%
Total 29 100 %
4 Paritas
Primipara 11 37,90%
Multipara 18 62,10%
Total 29 100%
Tabel 4.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 29 responden

sebagian besar usia antara 20 – 35 tahun yaitu sejumlah 22 orang

(75,9%), Responden sebagian besar berpendidikan SMA/SMK yaitu

sejumlah 29 orang (100,0%), Pekerjaan responden sebagian besar adalah

IRT/tidak bekerja berjumlah 21 orang (72,4%), Responden paritas

sebagian besar ialah ibu multipara berjumlah 18 orang (62,1%)

No Skor Klasifikasi Frekuensi Presentase


1 Skor 20-44 Normal/tidak cemas 11 37,90%
2 Skor 45-59 Kecemasan ringan 18 62,10%
3 Skor 60-74 Kecemasan sedang 0 0%
4 Skor 75-80 Kecemasan berat 0 0%
Total 29 100%
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi
62

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 29 responden ibu

hamil yang mengalami kecemasan, ditemukan paling banyak adalah ibu

hamil yang mengalami kecemasan ringan dengan jumlah 18 orang

(62,10%) dan sisanya normal/tidak cemas dengan jumlah 11 orang

(37,90%).

4.2 Pembahasan

4.2.1 Karakteristik Responden

1. Usia

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa karakteristik

ibu hamil menunjukkan bahwa sebagian besar berusia antara 20-35

tahun yakni 75,90% (22 orang), sedangkan sebagian kecil berusia >35

tahun yakni 24,10% (7 orang) dan sisanya berusia >20 tahun yakni

0% (0 orang). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu

(Enik Prabawani, 2015) menunjukkan bahwa umur responden

sebagian besar 20-35 tahun. (Manuaba, 2013) menyatakan bahwa usia

muda lebih mudah mengalami cemas, karena kesiapan mental dan

jiwa yang belum matang serta kurangnya pengalaman.

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Handayani,

2015), bahwa kemampuan seseorang dalam merespon kecemasan

salah satunya dapat dipengaruhi oleh usia. Terutama untuk

kecemasanya terhadap vaksin COVID-19 ini, tergolong hal baru

diusianya, dimana baru pertama kali dalam hidupnya mengalami

adanya wabah penyakit yang penularanya begitu cepat dan tergolong


63

dalam kasus yang baru dan besar, sehingga mengharuskan masyarakat

terutama ibu hamil (kelompok rentan) yang awalnya belum boleh

vaksin, menjadi prioritas utama untuk melakukan vaksin COVID-19

(Rosyanti dan Hadi, 2020)

2. Pendidikan

Sebanyak 29 orang responden ibu hamil seluruhnya

berpendidikan SMA/SMK (100,00%) sedangkan yang berpendidikan

SD/SMP dan D3/SI tidak ada. Pembagian pendidikan menurut

(Notoadmodjo, 2013) Pendidikan dasar awal selama 9 tahun meliputi

SD/sederajat, SMP/sederajat. Pendidikan lanjut ; Pendidikan

menengah minimal 3 tahun meliputi SMA atau sederajat dan

Pendidikan tinggi meliputi diploma, sarjana, magister, doktor dan

sepesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian (Enik Prabawani, 2015)

menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan pendidikan

terakhirnya adalah SMA. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka

akan semakin mudah seseorang menerima hal yang baru dan akan

mudah menyesuaikan diri. Semakin tinggi pendidikan seseorang

semakin mudah pula ia menerima informasi dan akhirnya makin

banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. (Notoatmodjo, 2015)

Menurut (Hawari, 2016), menyatakan bahwa semakin tinggi

tingkat pendidikan seseorang akan dapat mencari informasi dan

menerima informasi dengan matang sehingga akan memotivasi

dirinya untuk memecahkan sebuah masalah sehingga dapat


64

menurunkan tingkat kecemasan. Bisa juga responden yang

pendidikanya cukup baik (SMA/K) juga mempunyai rasa takut

terhadap suatu hal, dikarenakan terburu-burunya mencari informasi

yang tidak pasti, contohnya pandangan atau perspektif terhadap

vaksin COVID-19 yang negatif. dan terlalu membatasi diri terhadap

sesuatu, orang, maupun lingkungan. (Kholidiyah dkk, 2021)

3. Pekerjaan

Pekerjaan Menurut (Wales, 2010) adalah aktifitas utama yang

dilakukan oleh manusia, dalam arti sempit istilah pekerjaan digunakan

untuk suatu tugas atau kerja bagi seseorang, sebagian besar responden

yang tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga yakni 72,40% (21

orang) dan sisanya ibu hamil bekerja sebanyak 27,60% (8 orang).

Hasilnya ditemukan menunjukkan bahwa sebagian besar responden

merupakan ibu rumah tangga. (Linawaty, 2012) menyatakan p

ekerjaan dapat berdampak pada faktor pendapatan atau penghasilan

keluarga sehingga dapat mempengaruhi tingkat kecemasan anggota

keluarganya, karena adanya beban moril yang harus di tanggung oleh

setiap anggota keluarga untuk dapat mencukupi kebutuhan hidup

keluarga.

Keluarga yang memiliki pekerjaan dan pendapatan akan menjadi

sistem pendukung untuk kesehatan jiwa masing-masing anggotanya,

demikian sebaliknya jika jumlah pendapatan berkurang atau memang

tidak mencukupi dalam setiap bulannya akan memunculkan stressor

pada setiap anggotanya. Sehingga peneliti menyimpulkan, responden


65

yang tidak bekerja atau sebagai IRT ditambah suaminya tidak bekerja

dapat berdampak pada kecemasan pada ibunya. (Mariyatul, 2017).

Salah satu pengaruh bagi kehidupan adalah pengetahuan, karena

dalam bekerja dipastikan para ibu akan berinteraksi dengan orang lain,

bekerja sama dengan orang lain dan didalam bekerjasama, dan

berinteraksi dipastikan ada komunikasi sehingga hal tersebut dapat

sedikit mengurangi kecemasan yang dialami ibu hamil, dalam tanda

kutip, bekerja dalam batas yang wajar dan tidak menggangu proses

kehamilan (Wulandari, 2014)

4. Paritas

Adapun distribusi frekuensi responden berdasarkan paritas,

sebagian besar ibu dengan multipara presentasenya yaitu 62,10% (18

orang) dan sebagian kecil yaitu ibu primipara 37,90% (11 orang).

Penelitian terdahulu Enik Prabawani (2015) menunjukkan bahwa

sebagian besar responden penelitian merupakan ibu dengan multipara.

Paritas (Para) didefinisikan sebagai keadaan melahirkan anak, baik

hidup ataupun mati, tetapi bukan aborsi, tanpa melihat jumlah

anaknya (Ariani, 2014).

Begitu juga paritas menurut teori bahwa primigravida cenderung

lebih banyak yang mengalami kecemasan, Ternyata setelah dilakukan

penelitian terlihat bahwa kecemasan pada multipara lebih tinggi

dibandingkan pada primipara, karena multipara sudah mempunyai

pengalaman pernah hamil dan melahirkan sebelumnya. Penyebab

utama timbulnya kecemasan pada pasien multigravida disebabkan


66

oleh rasa takut akan terjadinya komplikasi persalinan yang

mengancam dirinya dan janinnya. Pada kondisi inilah perasaan cemas

yang dirasakan tidak ditangani dengan baik, maka bisa merusak

konsentrasi ibu sehingga persalinan yang diperkirakan lancar akan

terhambat akibat ibu panik. (Prawirohardjo S, 2009).

Multigravida dengan kecemasan berlebih (distress) akan memicu

kelenjar adrenal untuk mensekskresikan kortisol dan adrenalin.

Hormon adrenalin menyebabkan penurunan aliran darah ke uterus dan

plasenta sehingga memperlambat kontraksi uterus dan mengurangi

pasokan oksigen janin, sedangkan mekanisme hormon kortisol ini

berbeda. Hormon kortisol akan menyebabkan penurunan sintesis

protein miosit sehingga tenaga yang timbul pada miosit juga akan

menurun. Kedua hormon tersebut sama-sama menyebabkan

penurunan kontraksi uterus, sehingga menyebabkan masalah

kedepannya seperti menghambat peoses persalinan dan meningkatkan

komplikasi. (Ulfah M, 2009).

4.2.2 Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Terhadap Vaksin

COVID-19

Kecemasan adalah gangguan alam perasaan (affective) yang

ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam

dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas,

kepribadian utuh, perilaku dapat terganggu tapi masih dalam batas

normal (Hawari, 2016). Menurut Kaplan et al (dalam Rosyanti dan Hadi,

2020) kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang


67

mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai

perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah

dilakuk an, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup.

Didapatkan hasil penelitian tingkat kecemasan ibu hamil yang

dilakukan di KRI Budhi Asih Turen, Menunjukkan setengah dari

responden masuk dalam kategori kecemasan ringan yakni 62,10% (18

orang) dan sisanya normal atau tidak cemas berjumlah 37,90% (11

orang). Di ketahui bahwa ibu hamil yang mengalami tingkat kecemasan

baik ringan maupun berat dapat mengakibatkan kesehatan ibu dan janin

terganggu, dan akibat kedepannya adalah dapat mengganggu proses

persalinan. Salah satunya berdampak pada keguguran atau kelahiran

prematur.

Menurut (Stuart, 2017) Respon fisiologis seseorang yang

mengalami kecemasan ringan adalah mulut kering, bigung, dan gelisah.

Respon kognitif : lapang persepsi menyempit, rangsangan luar tidak

mampu diterima, berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya. Program

vaksinasi covid-19 merupakan program baru yang digagas oleh

pemerintah untuk menciptakan kekebalan kelompok (herd imunity) pada

covid-19. Sehingga hal ini menimbulkan kecemasan pada ibu hamil.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yaitu Menurut Zulva (2020)

Penyebab cemas ini adalah informasi hoax yang membuat

masyarakat menjadi cemas dan akhirnya terjadi respon negatif dan dapat

berdampak pada psikosomatis. Selain itu, ada hasil penelitian yang

menyebutkan bahwa adanya paparan informasi terkait Covid 19 secara


68

berbeda yang diterima oleh masyarakat berhubungan dengan kecemasan.

Informasi yang diperoleh oleh masyarakat akan mempengaruhi tingkat

kecemasan terkait Covid 19 (Liu, Zhang, & Huang, 2020). Sedangkan

kecemasan berhubungan dengan vaksinasi disebabkan oleh efek samping

yang mungkin muncul setelah vaksin (KIPI) (Bendau, et al. 2021).

Sesuai juga dengan alasan responden banyak yang belum vaksin

dengan alasan takut dengan dampak akibat vaksinasi (KIPI), beredarnya

berita buruk terkait vaksinasi, adanya keraguan mengenai efektivitas

vaksin yang disuntikkan karena banyaknya vaksin yang ada, dan tidak

adanya dukungan suami terhadap ibu hamil untuk bersedia melakukan

vaksin. Pada masa ini ibu sangat membutuhkan perhatian, pengertian dan

kasih sayang yang lebih spesifik jika tidak maka akan terjadi gagal

koping atau semakin menambah kecemasan ibu hamil terhadap vaksin

COVID-19. (Kholidiyah dkk, 2021).


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai “Gambaran

tingkat kecemasan ibu hamil terhadap vaksin COVID-19” di KRI Budhi Asih

Turen, disimpulkan sebagai berikut : Gambaran tingkat kecemasan ibu hamil

terhadap vaksin COVID-19 dari 29 responden setengahnya mengalami

kecemasan ringan 18 orang (62,10%) , dan sisanya normal/tidak cemas

sebanyak 11 orang (37,90%). Sebagian besar responden berusia 20 - 35 tahun

berjumlah 22 orang (75,90%), Seluruhnya tingkat pendidikan menengah

(SMA/K) yakni berjumlah 29 orang (100,00%). Sebagian responden tidak

bekerja atau sebagai IRT sebanyak 21 orang (72,40%). Sebagian besar ibu

paritas multipara 18 orang (62,10%).

5.2 Saran

Diharapkan penelitian ini dapat menambahkan referensi untuk penelitian

selanjutnya dan untuk penelitian selanjutnya dapat meneliti dampak kecemasan

tidak tertangani pada ibu hamil terhadap vaksin COVID-19

5.2.1 Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat menambahkan referensi untuk

penelitian selanjutnya, dan untuk penelitian selanjutnya dengan

risiko lain yang berkaitan dengan tingkat kecemasan, sehingga dapat

memberikan gambaran yang lebih komprehensif. Perlu dilakukakan

penelitian lanjutan yang bersifat multi-center untuk dapat melihat

69
70

gambaran risiko kecemasan dengan lebih baik. Tidak hanya sebatas

di KRI Budhi Asih Kabupaten Malang namun di seluruh Indonesia.

5.2.2 Bagi institusi

Diharapkan penelitian ini akan menambah literatur,

menambah referensi diperpustakaan kampus dan sebagai dasar

penelitian khususnya Gambaran tingkat kecemasan ibu hamil

terhadap vaksin COVID-19

5.2.3 Bagi KRI

Dapat lebih meningkatkan pelayanan kesehatan dengan

memberikan informasi khususnya pelayanan tentang tingkat

kecemasan pada ibu hamil sehingga ibu merasa tenang dan terbantu.

Diharapkan juga dapat memberikan KIE mengenai vaksin COVID-

19 khususnya kepada ibu hamil.

5.2.4 Bagi ibu hamil dan kelurga

Diharapkan dengan membaca penelitian ini dapat

meningkatkan peran keluarga dalam memberikan dukungan kepada

ibu agar tidak cemas dan menambah wawasan ibu hamil terhadap

vaksin COVID-19
71

DAFTAR PUSTAKA

Aprisandityas A. Elfida. D. 2012 Hubungan Antara Regulasi Dengan Kecemasan


bu Hamil. Jurnal Psiklogi, Volume 8 nomer 2, Desember 2012

Benjamin james sandock, 2015 synopsis of psychiatry. Edisi ke 11. New


York:Lippincott Williams & Wilkin, pp:388-390

Bendau, et al. (2021). COVID-19 vaccine hesitancy and related fears and anxiety,
international immunoparmachologi jurnal, vol : 97, 2021

Bjelica, A., Cetkovic, N., Trninic-Pjevic, A., & Mladenovic-Segedi, L. (2018). The
Phenomenon Of Pregnancy - A Psychological View.Ginekologia
Polska, 89(2), 102–106.
Https://Doi.Org/10.5603/Gp.A2018.0017Dini1 L.I, Riono P ,
Sulistiyowati N. 2012. Pengaruh Status Kehamilan Tidak Diinginkan
Terhadap Perilaku Ibu Selama Kehamilan Dan Setelah Kelahiran Di
Indonesi (ANALISIS DATA SDKI 2012). Jurnal Kesehatan
Reproduksi (ISSN 2087-703X) - Vol 7, No. 2, (2016), pp. 119-133

Doengoes(2015). Rencana AsuhanKeperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan


Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.

Enik Prabawani, 2015. Gambaran tingkat kecemasan ibu postpartum 2015

Gant N, Cunningham G. Dasar-Dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:Penerbit


Buku Kedokteran EGC; 2015

Gelman, P.L., Fuentes, C.C., Grajeda, J.P.R., Herrera, I.M., Martínez, M.L., Bustos,
R.G, ... Ramos, M.F. 2015. HPA Axis Function During the Perinatal
Period in Patients with Affective Disorders. Current Psychiatry
Reviews, 11(2), 102-115. Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/277134548

Hawari. D. 2016. Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa, Skizofrenia. FKUI


Jakarta.

Handayani, Sri. 2015. Naskah Publikasi : Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap


Intensitas Nyeri Post Operasi Sectio Cesarea di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta. Surakarta : Stikes Kusuma Husada

Ibrahim, A.S. 2016. Panik Neurosis dan Gangguan Cemas. Jelajah


Nusa.Tanggerang
72

Indrawati, Nuke Devi, dkk. 2016 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil
Dengan Kejadian Resiko Tinggi Kehamilan Di Klinik Pratama Sunggal
Medan Tahun 2018. Jurnal Maternitas Kebidanan. Volume 3, No.2.
http://jurnal.unprimdn.ac.id/indek.php/jumkep/article/download/262/1
87 Diakses pada tanggal 30 Mei 2020

Jae lee, et al, 2015, ‘’Correlation Between Postpartum Depression and


Premenstrual Dysphoric Disorder: Single Center Study’’, Obstet
Gynecol Sci, Vol 58, Issue
http://dx.doi.org/10.5468/ogs.2015.58.5.353 di akses tanggal 1 April
2021

Jawa Pos, 24 Agustus 2021. “Vaksinasi Ibu Hamil Tidak Capai Target, Siapkan
Strategi Door To Door”

Karisma. L, 2013 “Kemampuan Mengolah Konflik Perkawinan Pada Remaja


Yang Mengalami Kehamilan”
http://lib.unnes.ac.id/18547/1/1/550408059.pdf di akses tanggal 22 juli
2021

Kholidiyah dkk, 2021. Hubungan Persepsi Masyarakat Tentang Vaksin Covid-19


Dengan Kecemasan Saat Akan Menjalani Vaksinasi Covid-19, 2021

Kusuma, R. 2019. Karakteristik Ibu yang mengalami Depresi Postpartum. Jurnal


Universitas Batanghari Jambi. 19(1):99-103.

Lailil, 2012, ‘’Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Depresipada Santri Yang
Menjadi Pengurus Pondok Pesantren’’, diakses pada 20 Maret 2019,
http://etheses.uin-malang.ac.id/2157

Linawaty. 2012. “Survey Of Student Anxiety Levels During The Covid-19


Pandemic 4(9):86–97.

Liu, Zhang, & Huang, (2020). Association between early treatment with Qingfei
Paidu decoction and favorable clinical outcomes in patients with COVID-
19: A retrospective multicenter cohort study, Pharmacological Research
jurnal, vol : 161, 2020

Malang Times, 04 September 2021 “Baru 7 Persen, Dinkes Kabupaten Malang


Fokus Vaksinasi Ibu Hamil”

Manuaba IAC, Manuaba IBGF, Manuaba IBG, (2013). Ilmu kebidanan, penyakit
kandungan, dan KB. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC

Muthmainnah, 2014, “Membekali Anak Dengan Keterampilan Diri” jurnal


Pendidikan Anak ,Volume III, Edisi 1juni 2014
73

Nasihah, M. Ninis. H.N. 2015 “Pengaruh Peran Serta Suami Terhadap Tingkat
Kecemasan Ibu Hamil Dalam Menghadapi Proses Persalinan Di desa
Tejoasari Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan 2015” Hal 6-8

Pieter, H. Z., dan Namora L. L. (2010). Pengantar Psikologi untuk Kebidanan.


Jakarta : Kencana Prenada Media Group

POGI, 2021. “ Surat Edaran Tentang Vaksinasi COVID-19 Bagi Ibu Hamil dan
Penyesuaian Skrinning dalam Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19”
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta:


PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Notoatmodjo, S. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Rosyanti, L. dan Hadi, I. (2020) “Dampak Psikologis dalam Memberikan


Perawatan dan Layanan Kesehatan Pasien COVID-19 pada Tenaga
Profesional Kesehatan”, Health Information : Jurnal Penelitian, 12(1), hlm.
107–130

Said, N. Kanine. E. Bidjuni. H 2015 “Hubungan Faktor Ekonomi Dengan


Kecemasan Ibu Primigravida Di Puskesmas Tumiting” ejournal
Keperawatan (e-kp) Volume 3. Nomer 2 Mei 2015

Stuart, W.G. 2017. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Penerbit EGC. Jakarta

Tomb, D. A. (2014). Buku Saku Psikiatri Edisi 6. Jakarta : EGC

Utomo, 2015. Eksplorasi Data dan Analisis Regresi Dengan SPSS. Surakarta:
Muhammadiyah University Press.

Viandika N, Septiasari R.M. 2020 “Anxiety In Pregnant Women Daring Pandemic


Covid-19” Jurnal Keperawatan Jiwa (JKI): Persatuan Perawat
Nasional Indonesia. 136-138

Videbeck, Sheila (2012). “Buku Ajar Keperawatan Jiwa” (Renata Komalasari


(Ed), penerjemah). Jakarta: EGC.

WHO, 2021. Cara Kerja Vaksin COVID-19

Zainiyah Z, & Susanti E. 2020. “Anxiety in Pregnant Women During Coronavirus


(Covid-19) Pandemic in East Java Indonesia” MKB. 2020;52(3): 149-
153
74

Lampiran 1
75

Lampiran 2

TIME LINE KEGIATAN PENELITIAN


No Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan judul
penelitian
2. Pengajuan
proposal
3. Ujian proposal
4. Persiapan
pengambilan
data
5. Pengambilan
data
6. Pengolahan data
7. Konsultasi hasil
penelitian
8. Sidang laporan
hasil
76

Lampiran 3

INFORMATION FOR CONSENT

(Lembar Penjelasan Penelitian)

Yth. Calon Responden Penelitian


Di Tempat

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Anik Fadhilatur Rifaiyah

NIM : 191103108

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu hamil terhadap
vaksin COVID-19 di KRI Budhi Asih Turen Kabupaten Malang.

2. Penelitian ini perlu dilakukan agar dapat membantu mengetahui tingkat


kecemasan ibu hamil terhadap vaksin COVID-19

3. Manfaat penelitian ini bagi ibu hamil adalah sebagai pengetahuan sehingga ibu
hamil mengetahui tingkat kecemasan terhadaap vaksin COVID-19 dan cara
mengatasi kecemasannya.

4. Ibu hamil dipilih sebagai subjek penelitian karena memenuhi syarat dan kriteria
dalam penelitian yaitu ibu hamil usia kehamilan 13 minggu-Aterm di KRI Budhi
Asih Turen Kabupaten Malang

5. Urutan prosedur penelitian yakni ibu hamil akan diberi pertanyaan seputar
tentang data umum dan tingkat kecemasan ibu hamil terhadap vaksin COVID-
19
77

6. Secara umum relatif tidak ada risiko penelitian yang akan ibu hamil alami karena
tidak ada prosedur invasif pada penelitian ini.

7. Informasi mengenai ibu dan hasil penelitian ini dijamin kerahasiaannya.

8. Ibu berhak menolak sebagai subjek penelitian.

9. Partisipasi penelitian ini berdasarkan kesukarelaan, ibu berhak mengundurkan


diri dari keikutsertaan dalam penelitian ini setiap saat tanpa memengaruhi
perawatan medik ibu selanjutnya.

Hornat Saya,

ANIK FADHILATUR RIFAIYAH


78

INFORMED CONSENT

(Lembar Persetujuan Responden)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :
Menyatakan bahwa,

1. Setelah membaca atau diberi penjelasan tentang: tujuan penelitian, prosedur


yang dilakukan, risiko dan ketidaknyamanan, manfaat penelitian terhadap
subjek dan orang lain.

2. Dan saya telah diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas
dan telah diberi jawaban yang memuaskan.

3. Dengan ini saya menyatakan secara sukarela untuk ikut sebagai subjek dalam
penelitian ini.

4. Dan saya tahu bahwa saya berhak untuk mengundurkan diri dari penelitian
setiap waktu tanpa memengaruhi perawatan medik saya selanjutnya.

Demikian pernyataan ini saya buat tanpa ada paksaan dan tekanan dari peneliti.

Malang,……………........

Saksi Yang bersangkutan

( Anik Fadhilatur Rifaiyah) ( )


79

Lampiran 4

KUESIONER ZUNG SELF-RATING

ANXIETY SCOLE (ZSRA-S)

A. Data umum

Nomor Responden :

Nama Responden (inisial) :

Tanggal Pemeriksaan :

Usia Responden :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Paritas Ke- :

KUISIONER DIBERIKAN KEPADA IBU HAMIL YANG BELUM

VAKSIN COVID-19

B. Data Khusus

Keterangan :

1. Tidak Pernah Sama Sekali :1

2. Kadang-Kadang Mengalami Demikian :2

3. Sering Mengalami Demikian :3

4. Selalu Mengalami Demikian Setiap Hari :4

No Pernyataan Jawaban
Saya merasa lebih gelisah atau gugup dan
1 1 2 3 4
cemas dari biasanya
2 Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas 1 2 3 4
80

Saya merasa seakan tubuh saya berantakan


3 1 2 3 4
atau hancur
4 Saya mudah marah, tersinggung atau panik 1 2 3 4
Saya selalu merasa kesulitan mengerjakan
5 segala sesuatu atau mearasa sesuatu yang 1 2 3 4
jelek akan terjadi
6 Kedua tangan dan kaki saya sering gemetar 1 2 3 4
Saya sering terganggu oleh sakit kepala, nyeri
7 1 2 3 4
leher atau nyeri otot
Saya merasa badan saya lemah dan mudah
1 2 3 4
8 Lelah
Saya tidak dapat istirahat atau duduk dengan
1 2 3 4
9 tenang
Saya merasa jantung saya berdebar-debar
10 1 2 3 4
dengan keras dan cepat
11 Saya sering mengalami pusing 1 2 3 4
Saya sering pingsan atau merasa seperti
1 2 3 4
12 pingsan
13 Saya mudah sesak napas tersengal-sengal 1 2 3 4
Saya merasa kaku atau mati rasa dan
14 1 2 3 4
kesemutan jari-jari saya
Saya merasa sakit perut atau gangguan
1 2 3 4
15 pencernaan
16 Saya sering kencing daripada biasanya 1 2 3 4
Saya merasa tangan saya dingin dan sering
17 1 2 3 4
basah oleh keringat
18 Wajah saya terasa panas dan kemerahan 1 2 3 4
Saya sulit tidur dan tidak dapat istirahat
1 2 3 4
19 malam
20 Saya mengalami mimpi-mimpi buruk 1 2 3 4
81

Alasan Kecemasan Tidak vaksin COVID-19 :

……………………………………………………………………………………
82

Lampiran 5
83
84

Lampiran 6
85

Lampiran 7

Hasil Pengolahan Data

Skor Pertanyaan Dari (Kuisioner Zung Self Rating Anxiety Scale)


No Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 1 2 3 3 4 45
2 2 2 1 3 3 1 3 2 3 3 3 1 2 3 3 3 4 3 4 3 52
3 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 4 2 1 1 2 1 1 3 1 32
4 2 1 1 2 1 1 2 3 2 2 2 1 2 2 3 3 2 1 2 2 37
5 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 2 1 2 3 2 2 1 1 2 2 44
6 1 1 1 2 2 2 3 3 1 3 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 34
7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 59
8 2 2 2 3 3 2 3 1 3 3 3 2 1 3 3 3 4 4 4 3 54
9 1 1 3 4 3 2 4 4 4 1 1 1 2 1 4 1 1 4 1 1 44
10 3 2 2 4 4 1 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 2 2 2 2 58
11 2 2 2 2 3 4 3 2 2 3 2 2 2 2 1 1 2 3 3 2 45
12 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 45
13 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 4 4 1 48
14 2 2 1 3 3 1 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 4 3 53
15 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 1 1 1 1 2 2 2 2 2 33
16 2 2 1 3 3 2 3 1 3 3 3 2 1 3 3 3 4 4 4 3 53
17 4 4 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 48
18 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 26
86

19 3 2 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 54
20 3 4 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 1 3 3 1 2 2 53
21 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 46
22 2 2 2 2 4 3 3 2 2 3 2 2 2 2 1 1 2 3 3 2 45
23 2 2 2 2 3 2 3 1 3 3 3 2 1 3 3 3 4 4 4 3 53
24 2 2 2 3 3 3 3 3 1 1 1 1 3 3 3 2 3 3 3 3 48
25 3 1 2 3 4 1 1 2 3 1 1 1 2 1 1 3 1 1 3 2 37
26 1 1 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 29
27 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58
28 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
29 3 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 28
87

Anda mungkin juga menyukai