PERIODE 2020/2021
Oleh :
0130840143
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2020
SARS–CoV–2 DAN DIABETES MELLITUS
PERIODE 2020/2021
Oleh:
0130840143
Dosen Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2020
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Oleh :
0130840143
SKRIPSI
Jayapura, 2021
Pembimbing I Pembimbing II
ii
KATA PENGANTAR
berkat rahmat dan karuniah-Nya penulisan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat dalam
Universitas Cenderawasih.
Karya Tulis Ilmiah ini dapat disusun berkat dorongan, bimbingan, dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih
kepada :
4. dr. Ime Fransisca Adidharma, Sp.PK selaku dosen pembimbing 1 yang telah
membimbing saya dan begitu banyak memberi arahan serta masukan untuk
telah membimbing saya dan begitu banyak memberi arahan serta masukan
iii
ilmu pengetahuan dan wawasan sehingga sangat membantu penyelesaikan
Cenderawasih.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Kuasa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini
bermanfaat.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................... 9
3.1 Tinjauan Umum Diabetes Mellitus & SARS-CoV-2 ................................... 9
3.1.1 Diabetes Mellitus ................................................................................. 9
3.1.2 SARS-CoV-2 ..................................................................................... 16
3.2 Hasil ......................................................................................................... 22
3.3 Pembahasan .............................................................................................. 26
3.3.1 Gambaran Umum Penelitian............................................................... 26
3.3.3 Asosiasi Diabetes dengan Pandemi Virus Akut di Masa Lalu ............. 26
3.3.4 COVID-19 dan Komorbiditas............................................................. 27
3.3.5 Hubungan antara Covid-19 dan Diabetes ............................................ 28
3.3.7 Aspek Patogenesis SARS-CoV-2 dan Potensi implikasi untuk
Manajemen Klinis Covid-19 dengan Pasien Diabetes Mellitus .................... 32
BAB IV ............................................................................................................. 35
KESIMPULAN & SARAN .............................................................................. 35
4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 35
4.2 Saran ........................................................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 37
Lampiran.......................................................................................................... 39
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2 Ringkasan Dari Literatur Tentang Patogenesis Molekular Covid-19 pada
pasien Diabetes Mellitus……………………………………………………… ...22
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR SINGKATAN
ACE-2 :Angiotensin-2
IL-6 : Interleukin-6
TZD : Thiazolidindon
ix
ABSTRAK
x
ABSTRACT
xi
BAB I
PENDAHULUAN
penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis
gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe
adalah virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada
manusia. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia).
cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Beberapa coronavirus yang
paparan. Tanda dan gejala umum infeksi coronavirus antara lain gejala
gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Pada kasus
Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak
disease, COVID-19). Pada tanggal 11 Maret 2020 WHO telah menetapkan virus
1
2
berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran ke luar wilayah Wuhan
dan negara lain. Sampai dengan 04 Mei 2020, secara global dilaporkan
3.561.887 (3,5 juta) kasus konfimasi di 162 negara dengan kematian 248.084
jiwa.
tertinggi di Asia Tenggara. Namun, Persentase kasus aktif secara nasional terus
kasus aktif di Indonesia saat ini mencapai 63.576 kasus (16,8%) lebih rendah
selama empat bulan angka itu terus menurun, terhitung Mei 2020 71,35%, Juni
2020 57,25%, Juli 2020 44,02%, dan bulan Agustus 2020 28,26%. Untuk bulan
Jayapura (19 kasus), Kabupaten Mimika (34 kasus), Kabupaten Biak Numfor
(3kasus).Jumlah pasien yang masih dirawat hingga saat ini berjumlah 2.720
atau 23,9 %
kontak erat dan petugas kesehatan). Berdasarkan kejadian MERS dan SARS
tangan secara teratur, menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak
secara langsung dengan ternak dan hewan liar serta menghindari kontak dekat
dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk
dan bersin.
meningkat dengan lebih dari satu juta pasien yang dikonfirmasi dan lebih
dari kematian secara global. Dengan prevalensi diabetes yang tinggi, penting
untuk memahami aspek khusus infeksi COVID-19 pada penderita diabetes. Ini
1. Bagi Peneliti
Literature dan dapat diajukan debagai salah satu syarat memperoleh Gelar
2. Bagi Masyarakat
atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara
variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang diteliti.
Diabetes Mellitus
Covid - 19
Yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Hubungan antara Diabetes
Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini yaitu Pasien Diabetes Mellitus.
5
6
adalah :
SARS-CoV-2
pencarian literatur yang sesuai dengan judul penelitian lewat basis utama
dengan memasukan kata kunci. Dan hasil yang didapatkan dari pencarian
inggris dan indonesia dengan kurun waktu lima tahun terakhir atau 2015
keatas.
7
word atau kata kunci di kolom pencarian secara online dengan menggunakan
Teknik Boolean operators (AND, OR, NOT) pada database yang telah ditentukan.
dengan kriteria hanya untuk jurnal lengkap hingga menyisahkan 10 jurnal yang
digunakan.
3.1.1.1 Definisi
pada sekresi insulin dan kerja insulin (Smeltzeret al, 2013; Kowalak, 2011).
glukosa di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau
bervariasi, kadar gula darah akan meningkat setelah makan dan kembali
normal dalam waktu 2 jam. Kadar glukosa darah normal pada pagi hari
sebelum makan atau berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah
normal biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau
(Irianto, 2015).
3.1.1.2 Klasifikasi
9
10
diproduksi.
mengalami diabetes.
3.1.1.3 Etiologi
1) Hereditas
4) Kehamilan
5) Usia
6) Obesitas
metabolic.
7) Antagonisasi
3.1.1.4 Patofisiologi
terjadi asidosis.
Tanda dan gejala diabetes melitus menurut Smeltzeret al, (2013) dan
a) Poliuria (air kencing keluar banyak) dan polydipsia (rasa haus yang
negatif.
d)Kulit kering, lesi kulit atau luka yang lambat sembuhnya, dan rasa
ketidakseimbangan elektrolit.
3.1.1.6 Tatalaksana
makan dan gaya hidup yang sehat. Terapi farmakologi terdiri dari
oleh sel beta pancreas. cara kerja obat glinid sama dengan
sesudah makan.
jika dosis insulin kecil atau cukup. Dosis awal insulin kerja
3.1.2 SARS-CoV-2
3.1.2.1 Definisi
seperti penyakit flu. Banyak orang terinfeksi virus ini, setidaknya satu
3.1.2.2 Epidemiologi
3.1.2.3 Patogenesis
babi, sapi, kuda, kucing dan ayam. Coronavirus disebut dengan virus
Banyak hewan liar yang dapat membawa patogen dan bertindak sebagai
Virus tidak bisa hidup tanpa sel host. Berikut siklus dari Coronavirus
dan masuk virus ke sel host diperantarai oleh Protein S yang ada
mukosa oral dan nasal, nasofaring, paru, lambung, usus halus, usus
besar, kulit, timus, sumsum tulang, limpa, hati, ginjal, otak, sel epitel
alveolar paru, sel enterosit usus halus, sel endotel arteri vena, dan sel
replikasi virus. Tahap selanjutnya adalah perakitan dan rilis virus (Fehr,
2015).
akut terjadi peluruhan virus dari saluran napas dan virus dapat berlanjut
Masa inkubasi virus sampai muncul penyakit sekitar 3-7 hari (PDPI,
2020).
19
berat. Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >380C),
batuk dan kesulitan bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak
gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu
minggu. Pada kasus berat perburukan secara cepat dan progresif, seperti
klinis yang dapat muncul jika terinfeksi. (PDPI, 2020). Berikut sindrom
a. Tidak berkomplikasi
gejala yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demam,
sakit kepala, dan nyeri otot. Perlu diperhatikan bahwa pada pasien
menjadi tidak khas atau atipikal. Selain itu, pada beberapa kasus
b. Pneumonia ringan
saluran napas
3.1.2.5 Diagnosa
3.1.2.5 Tatalaksana
Saat ini belum ada penelitian atau bukti talaksana spesifik pada
klinis. Saat ini penggunaan lopinavir dan ritonavir masih diteliti terkait
belum teruji / terlisensi hanya boleh diberikan dalam situasi uji klinis
yang disetujui oleh komite etik atau melalui Monitored Emergency Use
pemantauan ketat. Selain itu, saat ini belum ada vaksin untuk mencegah
3.2 Hasil
Judul Jurnal,
Desain
No Nama Peneliti, Tujuan Hasil
Penelitian
Tahun Penerbit
1. Diabetes dalam Untuk Jenis penelitian Dari penelitian ini
COVID-19: mengumpulkan ini adalah ditemukan bahwa
Prevalensi, data yang tersedia penelitian Diabetes
patofisiologi, tentang Covid-19 Desain berhubungan dengan
prognosis dan dan Diabetes Literature peningkatan
pertimbangan Mellitus. Secara insidensi dan
praktis (Awadhesh Khusus melihat keparahan COVID -
Kumar Singh,2020 hubungan antara 19. Ada bukti
Covid-19 dan eksperimental
Diabetes dalam hal tentang efek diabetes
epidemiologi, pada masuknya virus
patofisologi, ke dalam sel
terapeutik. dan respons
inflamasi terhadap
infeksi.
2. Jenis penelitian Dari penelitian ini
COVID-19
ini adalah ditemukan bahwa
pandemic,
penelitian ada kekurangan data
coronaviruses, and
Desain di Amerika Serikat
diabetes mellitus
Literature mengenai
(Akhtar Hussain,
komorbiditas Covid-
2020)
19 hasil dan
mekanisme yang
memodulasi
pathogen virus
23
SARS-CoV-2. parah
parah
7. Diabetes and Untuk Dengan Penting untuk
COVID-19: mempelajari menggunakan mengenali
evidence, current lebih lanjut metode pentingnya diabetes
status and perjalanan alami penelitian Case sebagai komorbiditas
unanswered Covid-19 pada Report vital pada pasien
research questions pasien dengan dengan Covid-19
diabetes dan
untuk
memahami
variasi individu,
regional dan
etnis dalam
prevalensi dan
perjalanan
penyakit
8. A Confirmed Dengan Kasus ini
Covid-19 in Newly menggunakan menunjukan bahwa
Diagnosed Diabetes metode control glikemik
Mellitus Patient penelitian Case yang komprehensif
Report dan pemantauan
glukosa darah
menghasilkan efek
pengobatan yang
baik pada pasien
25
Covid-19 yang
mengalami Diabetes
Mellitus
9. Untuk meninjau Dengan Usia yang lebih tua,
COVID-19 and
secara singkat menggunakan diabetes dan
Diabetes:
karakteristik metode komorbiditas lainnya
Knowledge in
umum dari penelitian Cross dilaporkan sebagai
Progress
coronavirus baru Sectional predictor signifikan
pemahaman
yang lebih baik
tentang penyakit
10. Covid-19 and Untuk Dengan Tingkat keparahan
Diabetes Mellitus : mengetahui menggunakan hasil klinis dari
Implicatons for bagimana metode infeksi COVID-19
prognosis and prognosis dan penelitian Cross (termasuk rawat inap
clinical manajemen Sectional dan masuk ke
management klinis covid-19 Intensive Care Unit
3.3 Pembahasan
dan mortalitas selama infeksi akut karena penekanan kekebalan bawaan dan
dengan 160% peningkatan risiko rawat inap dan keparahan terkait pneumonia
dianggap sebagai faktor risiko independen untuk komplikasi dan kematian selama
pula, kehadiran diabetes tiga kali lipat risiko rawat inap dan empat kali lipat risiko
masuk Unit Intensif Perawatan (ICU) selama wabah infeksi Influenza A (H1N1)
Tengah (MERS-CoV) tahun 2012, diabetes lazim terjadi di hampir 50% populasi
danodds rasio(OR) untuk MERS-CoV parah atau kritis berkisar antara 7,2 hingga
kematian pada pasien MERS yang menderita diabetes adalah 35% (7,8).
27
bahwa kasus yang paling parah dengan Covid-19 terjadi pada orangtua atau pasien
(16,4% ,95%, Cl 6,6- 26,1%) diikuti diabetes (9,7%, 95%, Cl 6,9 – 12,5%). Dalam
laporan ini, pasien dengan diabetes atau hipertensi memiliki peningkatan resiko
penyakit 2 kali lipat atau memerlukan perawatan Unit Perawatan Insentif (ICU),
peningkatan 3 kali lipat. Dalam sub-set 355 pasien dengan Covid-19 di Italia yang
meninggal, jumlah rata-rata kondisi yang mendasari sudah ada sebelumnya adalah
dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ lain termasuk jantung, hati dan
ginjal. Oleh karena itu, perhatian penuh harus diberikan pada pengobatan
komorbiditas asli, terutama pada pasien yang lebih tua dengan kondisi mendasar
seluruh dunia. Kondisi ini terkait dengan beberapa komplikasi makrovaskuler dan
secara keseluruhan . Hubungan antara diabetes dan infeksi telah lama dikenal secara
klinis . Infeksi, terutama influenza dan pneumonia, sering umum dan lebih serius
pada orang lanjut usia dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 (T2DM). Namun demikian,
kardiovaskular dan ginjal yang sering dikaitkan dengan diabetes adalah faktor
signifikan dari keparahan dan kematian pada pasien yang terinfeksi virus yang
tahun 2009. Dalam pandemi SARS-CoV-2 saat ini, beberapa penelitian tidak
menemukan hubungan yang jelas antara diabetes dan penyakit parah . Namun,
laporan lain dari China dan Italia menunjukkan bahwa pasien yang lebih tua
dengan penyakit kronis, termasuk diabetes, berisiko lebih tinggi terkena COVID-
3.3.6 Aspek Khusus Patofisiologi Diabetes dan Hubungan Obat Anti Diabetik
untuk masuk ke dalam sel . ACE2 diekspresikan tidak hanya dalam sel epitel
alveolar tipe I dan II di paru-paru dan saluran pernapasan bagian atas, tetapi juga
beberapa lokasi lain seperti jantung, endotelium, epitel tubulus ginjal, epitel usus,
Furin) yang pada akhirnya mengarah ke internalisasi virion . Masuknya sel virus
interferon γ. Ini mengarah pada perekrutan sel-sel inflamasi lain yang mengarah ke
'badan sitokin' yang dapat menyebabkan kerusakan organ dan kegagalan multi-
Seperti yang telah dibahas, diabetes dikaitkan dengan hasil yang lebih buruk
pada COVID-19. Sebuah studi pada 161 pasien dengan COVID-19 di Wuhan
dari mekanisme yang biasa (gangguan kemotaksis neutrofil dan fagositosis) yang
faktor spesifik yang bertanggung jawab atas peningkatan risiko dan keparahan
ekspresi ACE-2 di korteks ginjal, hati dan pankreas, tetapi tidak di paru-paru . Baru-
baru ini, studi pengacakan Mendelian di seluruh fenom menemukan bahwa diabetes
30
pengamatan ini tidak jelas saat ini, peningkatan ACE-2 ekspresi mungkin
proprotein convertase subtilisin / kexin (PCSK). Ini terlibat dalam masuknya virus
korona ke dalam sel dan peningkatan Furin telah dilaporkan pada diabetes, yang
c) Gangguan fungsi Sel-T: Perubahan pada limfosit CD4 telah dilaporkan pada
model hewan dengan MERS. Limfositopenia telah diamati pada pasien dengan
pada infeksi Covid-19. Di antaranya, IL-6 meningkat pada diabetes dan mungkin
monoklonal terhadap reseptor IL-6 (tocilizumab) sedang diuji dalam uji coba pada
COVID-19 .
SARS CoV telah terlihat menyebabkan hiperglikemia pada orang yang sebelumnya
pemulihan dari SARS yang menunjukkan kerusakan sementara pada sel beta.
Meskipun serupa efek belum dilaporkan pada COVID-19, mungkin penting untuk
memantau kadar glukosa darah pada tahap akut dan selama masa tindak lanjut.
31
Tidak ada data tentang efek diferensial dari obat antidiabetik oral pada
diaktifkan dan telah menunjukkan peran protektif dalam pneumonia pada model
tikus. Dalam satu studi pada pasien dengan tuberkulosis, pasien yang diobati
dengan metformin memiliki kelangsungan hidup yang lebih baik daripada mereka
yang tidak menerima metformin. Dalam rata-rata 6,2 tahun masa tindak lanjut dari
penyakitbawah kronis pernapasan(HR: 0,30, 95% CI, 0,10 hingga 0,93), bahkan
terhadap 4321 pasien dengan tindak lanjut 2 periode tahun, pada pasien dengan
Peningkatan yang diakui dalam ekspresi ACE2 dan hubungannya dengan COVID-
pada pasien dengan diabetes dan COVID- 19. Studi eksperimental juga
kanan. Implikasi dari temuan ini dalam konteks COVID-19 saat ini dan
yang lebih rendah pada trombositopenia dan leukopenia. Dalam T2DM selain
pada hewan yang melibatkan SARS-CoV melaporkan bahwa usia yang lebih tua
terkait dengan cacat pada fungsi sel T dan sel B sebagai penanda inflamasi berlebih.
Dengan demikian T2DM sendiri atau dalam hubungan dengan usia yang lebih tua,
hipertensi dan kardiovaskuler dapt berkontribusi pada control yang dari replikasi
SARS-CoV-2 dan respon proinflamasi yang lebih lama, yang berpotensi mengarah
memerlukan kunjungan yang sering ke sisi tempat tidur pasien, terutama jika pasien
sakit kritis dan menerima insulin intravena. Namun, upaya dapat dilakukan untuk
meminimalkan eksposur. Jika pasien tidak sakit kritis, dia mungkin diberikan alat
tes glukosa dan pemantauan diri dapat diajarkan. Pembacaan glukosa darah
mana data dapat diakses dari jarak jauh tanpa mengunjungi pasien. Meskipun, ada
beberapa bukti gangguan CGM dengan obat yang biasa diresepkan seperti
acetaminophen, atenolol dan lisinopril, itu telah terbukti berguna dan dapat
regulasi ACE. Tikus dengan cedera paru yang diinduksi virus corona menunjukkan
endotrakeal pada pasien dengan pneumonia virus yang dilanjutkan dengan ACE
secara teoritis dapat meningkatkan risiko infeksi SARS CoV-2. Ini bisa menjadi
perhatian pada penderita diabetes yang sudah berisiko tinggi terkena infeksi karena
banyak faktor lainnya. Namun, tidak ada bukti yang mendukung hipotesis ini.
Dalam analisis retrospektif terhadap 112 pasien COVID-19 yang dirawat di rumah
paru akut dan ARDS sebagian disebabkan oleh respon imun. Sementara
dan pembersihan patogen. Oleh karena itu, kortikosteroid diterapkan secara luas.
Tidak ada data yang tersedia mengenai penaganan yang paling tepat untuk
pasien Diabetes yang terinfeksi SARS-CoV-2, serta para pasien dengan Covid-19
diperlukan selama masa rawat inap dan pemulihan. Perhatian khusu harus diberikan
penyakit ini juga beresiko lebih tinggi untuk menderita Covid-19 dan kematian.
Dan pada akhirnya meningkatnya kesiagaan dan uji coba di klinik-klinik untuk
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
1. Bagi Masyarakat
35
37
Awadhesh Kumar Singh, Ritesh Gupta, Amerta Ghosh, Anoop Misra, 2020.
Diabetes in COVID-19: Prevalence, pathophysiology, prognosis and
practical considerations.
Bhatraju PK, Ghassemieh BJ, Nichols M, Kim R, Jerome KR, Nalla AK,
dkk. Covid-19 pada Pasien Sakit Kritis di Wilayah Seattle - Seri Kasus.
Dipublikasikan pada 30 Maret 2020, di NEJM.
37
Susilo, CM Rumende, CW Pitoyo, WD Santoso, M. Yulianti, H.
Herikurniawan, dkk,
“Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini,” Jurnal Penyakit
Dalam Indonesia, vol. 7, tidak. 1, hlm. 45–67, Maret 2020.
Huang C, Wang Y, Li X, Ren L, Zhao J, dkk. (2020) Gambaran klinis pasien yang
497-506
38
Lampiran
NIM : 0130840143
Pekerjaan : Mahasiswa
Riwayat Pendidikan :
SD : SD Negeri Entrop
39