Anda di halaman 1dari 12

Webinar Praktikum Fisika 2 Series 1

Dr. Artoto Arkundato

27 September 2020
Webinar Praktikum Fisika 2 Series 1

Praktikum/Percobaan di laboratorium:
• Melakukan Pengukuran
• Membuat Analisis
• Membuat Laporan

Permasalahan 1:
> Tidak ada pengukuran yang pasti!!!.
> Tidak peduli seberapa hati-hati/akuratnya, pengukuran mengandung sejumlah
“ketidakpastian/error/ralat”.
> Jika pengukuran itu penting, maka ketidakpastian pengukuran juga sama pentingnya.
Konsekuensi:
Ekonomi
Kerusakan
Kecelakaan
Keamanan
Kepercayaan Stakeholder
dsb

Menurut National Institute of Standards and Technology (NIST badan


standar Amerika Serikat):
“tidak ada pengukuran yang lengkap tanpa disertai pernyataan tentang jumlah
ketidakpastian yang terkait”.
“Menciptakan kesadaran akan pentingnya ketidakpastian pengukuran adalah kunci
untuk memastikan bahwa industri di seluruh dunia fokus pada pentingnya kualitas
pengukuran dan konsekuensi yang dihasilkan dari pengecualian ketidakpastian
pengukuran.
Mengapa kita perlu mempelajari ketidakpastian pengukuran?
1. Kita adalah guru, yang mempunyai tugas menyampaikan hasil-hasil kemajuan ilmu
pengetahuan kepada siswa (calon peneliti !!!)

2. Kita adalah guru, harus mampu menanamkan karakter kehati hatian kepada siswa
kita yang mungkin saja adalah calon peneliti!!!

3. Setiap hasil pengukuran oleh seorang peneliti yang dipublikasikan (dilaporkan)


harus dapat diulang oleh peneliti lain dalam batas batas ketidakpastian yang dituliskan
sehingga publikasi kita dipercaya kebenarannya.

Permasalahan 2:
> Bagaimana cara menyiapkan percobaan dengan benar (menurut standar)
> Bagaimana cara menganalisis hasil pengukuran
> Bagaimana cara melaporkan hasil pengukuran
Kegiatan Belajar 1
Ketidakpastian Pengukuran dan Penghitungannya

A. KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN

Ketidakpastian = error = ralat = kesalahan


A. TATA CARA MENULISKAN HASIL UKUR

Suatu hasil pengukuran X harus ada ralatnya ∆X, Cara menuliskan hasil
pengukuran ada beberapa cara:

X = X( terbaik
± DX ) satuan x = (1, 25 ± 0, 01) cm
.
æ
X = ç X terbaik satuan ±
DX ö
´ 100% ÷ satuan x = (1, 25 cm ± 1% )
è X terbaik ø

Untuk melaporkan hasil pengukuran besaran fisis maka nilai terbaik, harus mempunyai
jumlah digit di belakang tanda desimal (koma) yang sama dengan ketidakpastian !!!!
Menaksir Nilai X Terbaik:
1. Dari hasil 1x pengukuran Langsung yang terbaca oleh alat (kondisional)
2. Dari hasil rata-rata pengukuran yang diulang (misal pengulangan N = 10x jika memungkinkan)
3. Dari hasil perhitungan dengan rumus

Menaksir Ketakpastian?
1. Metode 1/2 skala terkecil alat (misal untuk 1x pengukuran)
2. Metode deviasi standar untuk pengukuran berulang (misal pengulangan N = 10x)
3. Metode Perambatan Ralat (jika besaran yang diukur nilainya adalah dari rumus)

Perlu diingat:
Jumlah digit di belakang koma suatu hasil pengukuran memberi informasi seberapa teliti
sebuah pengukuran dapat dicapai. Banyaknya digit yang masih dapat dipercaya untuk
menuliskan hasil pengukuran disebut angka penting (significant figure).

Perlu Konsep Angka Penting:


Anda tidak boleh sesuka hati menuliskan hasil pengukuran tanpa memperhatikan jumlah
digit yang boleh dituliskan menurut aturan angka penting!!!! Jumlah angka penting terkait
ketelitian hasil pengukuran, terkait ketelitian alat ukur!!!
Semakin tinggi ketelitian pengukuran maka semakin banyak jumlah angka penting yang dapat
diikutsertakan dalam melaporkan hasil.
Apa itu Angka Penting (significant figure)???

Pengukuran akan memperoleh hasil ukur dengan sejumlah digit/angka tertentu.


Banyaknya digit yang masih dapat dipercaya (dianggap benar) disebut angka penting
Berapa jumlah angka penting yang boleh dituliskan? Lihat aturannya berikut:

1. Jumlah angka penting dihitung dari kiri sampai angka paling kanan, dengan mengabaikan
tanda desimal.
2. Angka penting mencakup angka yang diketahui dengan pasti maupun satu angka pertama
yang paling meragukan (tidak pasti). Angka selanjutnya yang meragukan tidak perlu
disertakan lagi dalam menuliskan hasil ukur.
3. Semua angka bukan nol adalah angka penting.
4. Angka nol di sebelah kiri angka bukan nol pertama paling kiri bukan angka penting.
5. Angka nol di antara angka bukan nol adalah angka penting.
6. Angka di ujung kanan dari bilangan, namun di kanan tanda koma adalah angka penting.
7. Angka nol di ujung kanan seluruh bilangan adalah ketidakpastian.

1.60,0 1.Tiga buah angka penting


2.0,2070 2.Empat angka penting
3.1,3 × 108 3.Tiga buah angka penting
4.0,00602 4.Tiga angka penting
Aturan Angka Penting Hasil Penghitungan

a. Pembagian dan Perkalian


Hasil hitung seharusnya mempunyai jumlah angka penting satu lebih banyak dari bilangan
terkecil yang memuat angka yang masih dapat dipercaya.
Z=X.Y
3,7 (bilangan terkecil dengan dua angka penting)
3,01 (bilangan terbesar dengan tiga angka penting)
x
11,137 (lima angka penting)
Dengan aturan di atas maka seharusnya, hasil kita akan mempunyai 2 + 1 = 3 angka
penting yaitu hasil akhir adalah Z = 11,1 setelah dibulatkan.
b. Penjumlahan dan Pengurangan
Hasil hitung untuk penjumlahan dan pengurangan seharusnya mempunyai jumlah angka
desimal yang sama dengan bilangan yang mengandung jumlah angka desimal paling sedikit.
10,26 (dua angka desimal)
15,1 (satu angka desimal)
+
25,36 (dua angka desimal)
Dari hasil penghitungan ini maka seharusnya dinyatakan sebagai Z = 25,4 (setelah dibulatkan).
Aturan Pembulatan
Pada contoh di atas kita telah melakukan pembulatan supaya memenuhi aturan penulisan
yang sesuai aturan angka penting. Untuk dapat menerapkan pembulatan maka dapat diikuti
aturan berikut.
a. Bila pecahan/desimal < 0.5 maka bilangan dibulatkan ke bawah.
b. Bila pecahan/desimal > 0.5 maka bilangan dibulatkan ke atas.
c. Bila pecahan/desimal sama dengan ½ maka dibulatkan ke atas jika bilangan di depannya
ganjil dan sebaliknya.

Menaksir Ketidakpastian
a.Ralat Pengukuran Tunggal
Ketidakpastian (Ralat) ½ Skala Terkecil Alat
V = (4,0 ± 0,5)V.

b. Ralat deviasi standar untuk pengukuran berulang

Mudah dilakukan dengan excel di komputer Anda


c. Ralat Pengukuran Tak Langsung dengan metode perambatan ralat

>>>> ∆xi adalah ralat ½ skala terkecil alat maka ∆F

¶F ¶F ¶F ¶F
DF = Dx1 + Dx2 + Dx3 + ....... + Dxn
¶x1 ¶x2 ¶x3 ¶xn

>>>> ∆xi adalah ralat yang diperoleh dari deviasi standar

2 2 2
æ¶ F ö2
æ ¶F ö æ ¶F ö
DF = çç ÷÷ DX 12 + çç ÷÷ DX 1 + ... + çç
2
÷÷ (DX n )2
è ¶X 1 ø è ¶X 2 ø è ¶X n ø

>>>> ∆X adalah ralat ½ skala terkecil alat, ∆Y adalah ralat deviasi standar maka ∆F
dapat dicari dengan:

2 2
æ ¶F ö æ ¶F ö
( ) ( ) ( )
2 2 2
DF = ç ÷ D X 0.68 + ç ÷ D Y
è ¶X ø è ¶Y ø
Kegiatan Belajar 2
Analisis Data dan Grafik dengan Software

Bagaimana jika besaran fisis yang Anda cari tidak dari hasil perhitungan biasa namun dari
menafsirkan grafik?
Paling mudah Anda gunakan program komputer yang ada >>> Excel

Cara memunculkan persamaan garis


Cara memunculkan koefisien R2

http://science.clemson.edu/physics/la
bs/tutorials/excel/stats.html
Kegiatan Belajar 3
Prosedur Praktikum dan Laporan Praktikum
Hasil percobaan harus dilaporkan !!!
Cara melaporkan harus memenuhi standar yang ditentukan >>> Ikuti Pedoman Penulisan
Laporan

CONTOH ARTIKEL HASIL RISET DALAM JURNAL

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai