Anda di halaman 1dari 24

Teori Ralat

dalam Fisika

ENY LATIFAH
Jurusan Fisika FMIPA UM
Background (Mengapa perlu STR)
Pertumbuhan Ilmu Fisika dan Teori Ralat
Awal Saat ini

PENGUKURAN KETAKPASTIAN (RALAT)


Teori Ralat diperlukan untuk Melaporkan hasil
EKSPERIMEN
Background
Mengapa diperlukan Eksperimen
Sederhana (Praktikum) di Fisika?
► Membandingkan teori dan kenyataan
► Visualisasi gejala fisika
► Membangun common sense fisika
► Mendapatkan rasa fisika
► Meluruskan miskonsepsi/kurang pemahaman
► Menguji kebenaran hukum fisika
► Mencari ketetapan-ketetapan fisika
Background
Mengapa Terdapat Ketakpastian dalam Pengukuran?

Hasil pengukuran selalu mengandung


ketidakpastian/kesalahan

Andai pengukuran pertama atas besaran fisika, x,


adalah x1=8,00 satuan.
Dapatkah dilaporkan bahwa ukurannya sebesar x=8,00
satuan?

Hasil pengukuran hanya memiliki nilai terbaik 🡪


mendekati sesungguhnya
KONSEP DASAR
Ilustrasi
AB = 101 cm CD = 100
cm
EF = 102
cm BERAPAKAH
PANJANG MEJA ??

TIDAK SAMA!!

A B
SEMUA
C PENGUKURAN
D
TIDAK PASTI
E F

5
Apakah Sumber KETAKPASTIAN?

► Instumental, seperti kalibrasi yang tidak


sempurna.
► Observasi, seperti kesalahan paralaks
pembacaan, pemilihan skala alat ukur.
► Environmental, seperti tegangan listrik
yang tidak stabil.
► Teori, karena pemodelan yang terlalu
sederhana, misal pengabaian gaya gesek
Pengukuran, dan Hadiah Nobel
(ilustrasi dari the art of Experimental Physics)

o 1974, SLAC, suatu tim mengukur tampang lintang


hamburan untuk anihilasi positron-elektron pada
berbagai energi mulai 0 sampai 3,2 GeV dengan
penambahan energi 0,2 GeV. Tampang lintang yang
terukur 23±3 nb, namun pada 3,2 GeV terukur 30
nb. (kesalahankah?)………
o Saat yang hampir bersamaan, MIT, mengobservasi
hal yang sama…………
o Ditemukan partikel J/ψ oleh B. Richer (SLAC) dan
S. Ting (MIT) dengan imbalan Nobel.
Pesan Moral………
Teori Ralat Sederhana

Pengukuran Besaran fisika dilakukan dengan dua Cara:


❑ Pengukuran Langsung
❑ Pengukuran Tak langsung

Pengukuran Langsung, dapat dilakukan dengan dua cara:


❑ Pengukuran Tunggal
❑ Pengukuran Berulang
Notulensi
Ketidakpastian Pengukuran Langsung

x1,… xn Pengukuran
Pengukuran Tunggal
Berulang
Nilai Terbaik
Nilai Terbaik
Δx=1/2 NST atau
Simpangan NST
Baku Rata-rata Tergantung skala
alat
Sajian Hasil Pengukuran

atau
Estimasi Nilai Terbaik
Hasil Pengukuran

Nilai Rata-rata
Ketidakpastian Pengkuran Berulang
Simpangan Baku Rata-Rata
(Standard Deviation of The Mean)
Melaporkan Hasil Pengukuran Berulang
► x
besaran fisika yang
Contoh: diukur
mengukur ketebalan ►  x
meja, sekali ukur, hasil pengukuran
dengan mistar berskala terbaik
terkecil 0,1 cm simpangan
ℓ = 3,21± 0,05 cm kesalahan
= (3,21 ± 0,05) . 10-2 m
Contoh: Mengukur Panjang p dengan
Micrometer

i pi (mm) (prat-p)^2
(mm)
1 10,1 0.01
2 10,2 0.04
3 10,0 0.00
4 10,0 0.00
5 9,8 0.04
6 10,1 0.01
7 9,8 0.04
8 10,3 0.09
9 9,7 0.09
10 10,0 0.00
Σ 100,0 0,32
Analisis dan Sajian Hasil Pengukuran

Angka berarti dapat tidak sama


antara data dengan penyajian
hasil pengukuran
PENGUKURAN TUNGGAL
•Peristiwa tak dapat diulang
•Pengukuran diulang dengan hasil sama

► Simpangan baku ( Δ x ) pada pengukuran tunggal


adalah adalah ½ nst (nilai skala terkecil) untuk
alat ukur dengan ketelitian standar.
► Simpangan baku ( Δ x ) pada pengukuran tunggal
adalah adalah nst (nilai skala terkecil) untuk alat
ukur dengan ketelitian tinggi.
Istilah
ketakpastian mutlak dan relatif
► Kesalahan mutlak : Simpangan Baku

Δx atau
► Kesalahan relatif adalah

► Kesalahan relatif terhadap literatur adalah


KETIDAKPASTIAN
PENGUKURAN TAK LANGSUNG
Contoh: Percobaan menentukan besaran fisis V.
Besaran fisis V merupakan fungsi beberapa pengukuran
langsung x, y, z;
V=V(x,y,z)

Hasil pengukuran langsung atas x, y, z diperoleh

Contoh lain: g = g(T,l) dari percobaan bandul


Sajian Hasil Eksperimen terhadap
besaran hasil Percobaan,V

atau

Dengan nilai rata-rata


hasil eksperimen:
Simpangan Baku Hasil Eksperimen dari
Pengukuran-Pengukuran Berulang

Bila X, Y, Z Diukur Sekali; Simpangan


Bakunya Adalah

Perhatikan bahwa persamaan di


atas mengandung turunan parsial
Ralat Percobaan yang Merupakan
Paduan Kedua Sifat Pengukuran
► Misal: V=V(x,y)
► x adalah pengukuran berulang.
► y pengukuran tunggal
► maka

Perhatikan angka 2/3 yang merupakan tera tingkat


ketangguhan kebenaran terhadap pengukuran berulang.
ANGKA BERARTI
► Angka dibelakang koma dari kesalahan tidak
boleh lebih dari angka dibelakang koma
rata-rata
► Bila dijumpai bilangan sangat besar atau sangat
kecil hendaknya digunakan bentuk eksponen

Contoh Penulisan yang Salah Contoh Penulisan Yang Benar

k=(200,1±0,215) oK/s k=(200,1±0,2)oK/s


d=(0,000002±0,00000035)mm d=(20±4)x10-7 mm

π=22/7 π=3,1415
F=(2700000±30000) N F=(270±3)x104 N
AKURASI DAN PRESISI Hasil Pengukuran

Akurasi adalah nilai hasil pengukuran yang paling dekat


dengan nilai yang benar (nilai ideal / nilai teoritik).

Presisi menyatakan seberapa baik suatu hasil


pengukuran dapat ditentukan (sebelum dicocokkan
dengan nilai teoritiknya atau nilainya yang benar). Ini
merupakan derajat konsistensi dan persetujuan hasil
pengukuran secara independen, juga menyatakan
reliabilitas dan kemampuan reproduksi hasil pengukuran
tersebut.

Catatan: Ungkapan ketidakpastian pengukuran


harus mencerminkan kedua hal ini, presisi dan
akurasi.
Essential idea:
Scientists aim towards designing experiments that can give a “true
value” from their measurements, but due to the limited precision
in measuring devices, they often quote their results with some
form of uncertainty.

Nature of science:
Uncertainties: “All scientific knowledge is uncertain. When the
scientist tells you he does not know the answer, he is an ignorant
man. When he tells you he has a hunch about how it is going to
work, he is uncertain aparamount importance, in order to make
progress, that we recognize this ignorance and this doubt. Because
we have the doubt, we then propose looking in new directions for
new ideas.”
– Feynman, Richard P. 1998. The Meaning of It All:
Thoughts of a Citizen-Scientist.
Reading, Massachusetts, USA.
Perseus. P 13.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai