Anda di halaman 1dari 5

Agi triwibowo

2015 - 12 - 027

3.1. Medan Putar

Sumber : http://www.tpub.com/doeelecscience/electricalscience2144.htm

Sebelum kita membahas bagaimana rotating magnetic field (medan putar) menyebabkan sebuah motor
berputar, marilah kita tinjau bagaimana medan putar ini dihasilkan. Gambar berikut menunjukkan
sebuah stator tiga fasa dengan suplai arus bolak balik tiga fasa pula.

Belitan stator terhubung wye (Y). Dua belitan pada masing-masing fasa dililitkan dalam arah yang
sama. Sepanjang waktu, medan magnet yang dihasilkan oleh setiap fasa akan tergantung kepada arus
yang mengalir melalui fasa tersebut. Jika arus listrik yang melalui fasa tersebut adalah nol (zero), maka
medan magnet yang dihasilkan akan nol pula. Jika arus mengalir dengan harga maksimum, maka
medan magnet berada pada harga maksimum pula. Karena arus yang mengalir pada system tiga fasa
mempunyai perbedaan 120o, maka medan magnet yang dihasilkan juga akan mempunyai perbedaan
sudut sebesar 120opula.

Ketiga medan magnet yang dihasilkan akan membentuk satu medan, yang akan beraksi terhadap rotor.
Untuk motor induksi, sebuah medan magnet diinduksikan kepada rotor sesuai dengan polaritas medan
magnet pada stator. Karenanya, begitu medan magnet stator berputar, maka rotor juga berputar agar
bersesuaian dengan medan magnet stator.

Gambar belitan stator tiga fasa.

Pada sepanjang waktu, medan magnet dari masing-masing fasa bergabung untuk menghasilkan medan
magnet yang posisinya bergeser hingga beberapa derajat. Pada akhir satu siklus arus bolak balik,
medan magnet tersebut telah bergeser hingga 360o, atau satu putaran. Dan karena rotor juga
mempunyai medan magnet berlawanan arah yang diinduksikan kepadanya, rotor juga akan berputar
hingga satu putaran. Penjelasan mengenai ini dapat dilihat pada gambar selanjutnya.

Putaran medan magnet dijelaskan pada gambar di bawah dengan “menghentikan” medan tersebut pada
enam posisi. Tiga posisi ditandai dengan interval 60o pada gelombang sinus yang mewakili arus yang
mengalir pada tiga fasa A,B, dan C. Jika arus mengalir dalam suatu fasa adalah positif, medan magnet
akan menimbulkan kutub utara pada kutub stator yang ditandai dengan A’, B’, dan C’.

Gambar putaran motor induksi dan medan putar.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Agi triwibowo
2015 - 12 - 027

Pada posisi T1, arus pada fasa C berada pada harga positif maksimumnya. Pada saat yang sama, arus
pada fasa A dan B berada pada separuh harga negative maksimumnya. Medan magnet yang dihasilkan
terbentuk secara vertical dengan arah ke bawah, dengan kekuatan medan maksimum terjadi sepanjang
fasa C, antara kutub C (utara) dengan C’ (selatan). Medan magnet ini dibantu oleh medan-medan yang
lebih lemah yang dihasilkan sepanjang fasa A dan B, dengan kutub-kutub A’ dan B’ menjadi kutub-
kutub utara dan kutub-kutub A dan B menjadi kutub-kutub selatan.

Pada posisi T2, gelombang sinus arus telah berotasi sebanyak 60 derajat listrik. Pada posisi ini, arus
dalam fasa A telah naik hingga harga negative maksimumnya. Arus pada fasa B mempunya arah yang
berlawanan dan berada pada separuh harga maksimum positifnya. Begitu pula arus pada fasa C telah
turun hingga separuh dari harga maksimum positifnya. Medan magnet yang dihasilkan terbentuk ke
kiri arah bawah, dengan kekuatan medan maksimum sepanjang fasa A, antara kutub-kutub A’ (utara)
dan A (selatan). Medan magnet ini dibantu oleh medan-medan yang lebih lemah yang timbul
sepanjang fasa B dan C, dengan kutub-kutub B dan C menjadi kutub-kutub utara dan kutub-kutub B’
dan C’ menjadi kutub-kutub selatan. Di sini terlihat bahwa medan magnet pada stator motor secara
fisik telah berputar sebanyak 60o.

Pada posisi T3, gelombang sinus arus berputar lagi 60 derajat listrik dari posisi sebelumnya hingga
total rotasi pada posisi ini sebesar 120 derajat listrik. Pada posisi ini, arus dalam fasa B telah naik
hingga mencapai harga positif maksimumnya. Arus pada fasa A telah turun hingga separuh dari harga
negative maksimumnya, sementara arus pada fasa C telah berbalik arah dan berada pada separuh harga
negative maksimumnya pula. Medan magnet yang dihasilkan mengarah ke atas kiri, dengan kekuatan
medan maksimum sepanjang fasa B, antara kutub B (utara) dan B’ (selatan). Medan magnet ini
dibantu oleh medan-medan yang lebih lemah sepanjang fasa A dan C, dengan kutub-kutub A’ dan C’
menjadi kutub-kutub utara dan kutub-kutub A dan C menjadi kutub-kutub selatan. Sehingga terlihat di
sini bahwa medan magnet pada stator telah berputar 60o lagi dengan total putaran sebesar 120o.

Pada posisi T4, gelombang sinus arus telah berotasi sebanyak 180 derajat listrik dari titik T1 sehingga
hubungan antara arus-arus fasa adalah indentik dengan posisi T1 kecuali bahwa polaritasnya telah
berbalik. Karena fasa C kembali pada harga maksimum, medan magnet yang dihasilkan sepanjang fasa
C kembali berada pada harga maksimum, medan magnet yang dihasilkan sepanjang fasa C akan
memiliki kekuatan medan maksimum. Meskipun demikian, dengan arus yang mengalir dalam arah
yang berlawanan pada fasa C, medan magnet yang timbul mempunyai arah ke atas antara kutub C’
(utara) dan C (selatan). Terlihat bahwa medan magnet sekarang telah berotasi secara fisik sebanyak
180o dari posisi awalnya.

Pada posisi T5, fasa A berada pada harga positif maksimumnya, yang menghasilkan medan magnet ke
arah atas sebelah kanan. Kembali, medan magnet secara fisik telah berputar 60o dari titik sebelumnya
sehingga total rotasi sebanyak 240o. Pada titik T6, fasa B berada pada harga maksimum negative yang

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Agi triwibowo
2015 - 12 - 027

menghasilkan medan magnet ke arah bawah sebelah kanan. Medan magnet pun telah berotasi sebesar
60o dari titik T5 sehingga total rotas adalah 300o.

Akhirnya, pada titik T7, arus kembali ke polaritas dan nilai yang sama seperti pada Posisi T1.
Karenanya, medan magnet yang dihasilkan pada posisi ini akan identik dengan pada posisi T1. Dari
pembahasan ini, terlihat bahwa untuk satu putaran penuh gelombang sinus listrik (360o), medan
magnet yang timbul pada stator sebuah motor juga berotasi satu putaran penuh (360o). Sehingga,
dengan menerapkan tiga-fasa AC kepada tigfa belitan yang terpisah secara simetris sekitar stator,
medan putar (rotating magnetic field) juga timbul.

3.2. SLIP

Jika arus bolak balik dikenakan pada belitan stator dari sebuah motor induksi, sebuah medan putar
timbul. Medan putar ini memotong batang rotor dan menginduksikan arus kepada rotor. Arah aliran
arus ini dapat ditentukan dengan menggunakan aturan tangan kiri untuk generator.

Arus yang diinduksikan ini akan menghasilkan medan magnet di sekitar penghantar rotor, berlawanan
polaritas dari medan stator, yang akan mengejar medan magnet pada stator. Karena medan pada stator
terus menerus berputar, rotor tidak pernah dapat menyamakan posisi dengannya alias selalu tertinggal
dan karenanya akan terus mengikuti putaran medan pada stator sebagaimana ditunjukkan pada gambar
di bawah ini.

Gambar Induction Motor

Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa rotor pada motor induksi tidak pernah dapat berputar dengan
kecepatan yang sama dengan kecepatan medan putar. Jika kecepatan rotor sama dengan keceparan
medan putar stator, maka tidak ada gerak relatif antara keduanya, dan tidak akan ada induksi EMF
kepada rotor. Tanpa induksi EMF ini, tidak akan ada interaksi medan yang diperlukan untuk
menimbulkan gerak. Rotor, karenanya ahrus berputar dengan kecepatan yang lebih rendah dari
kecepatan medan putar stator jika gerak relatif tersebut harus ada antara keduanya.

Persentase perbedaan antara kecepatan rotor dan kecepatan medan putar disebut dengan slip. Semakin
kecil slip, semakin dekat pula kecepatan rotor dengan kecepatan medan putar. Persen slip dapat dicari
menggunakan Equation (12-1).

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Agi triwibowo
2015 - 12 - 027

dimana

NS= kecepatan sinkron (rpm) NR= kecepatan rotor (rpm)

Kecepatan medan putar atau kecepatan sinkron dari suatu motor dapat dicari dengan menggunakan
Equation (12-2).

dimana

Contoh: Sebuah motor induksi dua kutub, 60 Hz, mempunyai kecepatan pada beban penuh sebesar
3554 rpm. Berapakah persentase slip pada beban penuh?

Solusi:

3.3. Torque

Torque motor induksi AC tergantug kepada kekuatan medan rotor dan stator yang saling berinteraksi
dan hubungan fasa antara keduanya. Torque dapat dihitung dengan Equation (12-3).

dimana

Selama operasi normal, K, , dan cos adalah konstan, sehingga torque berbanding lurus dengan arus
rotor. Arus rotor meningkat dengan proporsi yang sama dengan slip. Perubahan torque terhadap slip
menunjukkan bahwa begitu slip naik dari nol hingga –10%, torque naik secara linier. Begitu torque
dan slip naik melebihi torque beban penuh, maka torque akan mencapai harga maksimum sekitar 25%
slip. Torque maksimum disebut breakdown torque motor. Jika beban dinaikkan melebihi titik ini,
motor akan stall dan segera berhenti. Umumnya, breakdown torque bervariasi dari 200 hingga 300%
torque beban penuh. Torque awal (starting torque) adalah nilai torque pada 100% slip dan normalny
150 hingga 200% torque beban penuh. Seiring dengan pertambahan kecepatan dari rotor, torque akan
naik hingga breakdown torque dan turun mencapai nilai yang diperlukan untuk menarik beban motor
pada kecepatan konstan, biasanya antara 0 – 10%. Gambar berikut menunjukkan karakteristik Torque
terhadap slip.

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN
Agi triwibowo
2015 - 12 - 027

3.4. Motor Satu Fasa

Jika dua belitan stator dengan impedansi yang tidak sama dipisahkan sejauh 90 derajat listrik dan
terhubung secara parallel ke sumber satu fasa, medan yang dihasilkan akan tampak berputar. Ini
disebut dengan pemisahan fasa (phase splitting).

Pada motor fasa terpisah (split-phase motor), dipergunakanlah lilitan starting untuk penyalaan. Belitan
ini mempunyai resistansi yang lebih tinggi dan reaktansi yang lebih rendah dari belitan utama. Jika
tegangan yang sama VT dikenakan pada belitan starting dan utama, arus pada belitan utama (IM)
tertinggal dibelakang arus pada belitan starting (IS). Sudut antara kedua belitan mempunyai beda fasa
yang cukup untuk menimbulkan medan putar untuk menghasilkan torque awal (starting torque). Ketika
motor mencapai 70 hingga 80% dari kecepatan sinkron, saklar sentrifugal pada sumbu motor
membuka

Laboratorium Mesin Listrik


STT-PLN

Anda mungkin juga menyukai