Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Keanekaragaman flora (biodiversity) berarti keanekaragaman senyawa
kimia (chemodiversity) yang kemungkinan terkandung di dalamnya. Hal ini
memacu dilakukannya penelitian dan penelusuran senyawa kimia terutama
metabolit sekunder yang terkandung dalam tumbuh-tumbuhan, seiring dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti teknik pemisahan, metode
analisis, dan uji farmakologi. Senyawa hasil isolasi atau senyawa semi sintetik
yang diperoleh dari tumbuhan sebagai obat atau bahan baku obat (Hariana, 2004;
Anonim, 2006).
Minyak atsiri merupakan salah satu bahan ekspor non migas andalan
Indonesia. Namun harga senyawa turunan minyak atsiri yang diimpor ke
Indonesia jauh lebih mahal daripada harga minyak atsiri yang dieskpor. Untuk
mengatasi permasalahn tersebut pemerintah telah menetapkan penelitian bidang
minyak atsiri merupakan topik penelitian unggulan saat ini. Minyak daun
cengkeh, minyak sereh, minyak terpentin, minyak permen, minyak nilam, dan
minyak akar wangi merupakan beberapa contoh minyak atsiri yang biasa
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Minyak atsiri awalnya digunakan sebagai
bahan pewangi, parfum, obat-obatan, dan bahan aroma makanan.
Salah satu minyak atsiri yang banyak digunakan di Indonesia adalah
minyak atsiri dari tanaman mint (minyak permen). Minyak permen banyak
digunakan dalam bidang penambah aroma dan rasa pada makan, minuman, obat,
kosmetik, dan produk penyegar lainnya. Minyak permen banyak diminati karena
karakter aromanya yang murni dan menyegarkan, berasa pedas dan membakar.
Oleh karena itu permasalahan yang ingin diungkap pada makalah ini adalah
ingin mengetahui lebih jauh tentang minyak permen.

1.2.Rumusan Masalah
1.2.1. Dari manakah tanaman mint berasal?
1.2.2. Apa saja kegunaan dari minyak permen?
1.2.3. Bagaimana proses ekstraksi dari minyak permen?
1.2.4. Apa senyawa utama yang terkandung dalam minyak permen?

1.3.Tujuan
1.3.1. Mengetahui asal dari tanaman mint.
1.3.2. Mengetahui kegunaan dari minyak permen.
1.3.3. Mengetahui proses ekstraksi dari minyak permen
1.3.4. Mengetahui senyawa utama yang terkandung dalam minyak permen



BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Sejarah Tanaman Mint
Tanaman mentha bukan merupakan tanaman asli Indonesia tetapi berasal
dari daerah subtropik, sekitar Mediteriania (Laut Tengah). Menurut sejarah,
penyebaran M. arvensis ke daerah sekitar Asia diduga berasal dari Eropa, yang
pada mulanya tanaman ini disebarluaskan oleh orang spanyol di daerah
semenanjung Malaya dan Singapura. Beberapa jenis dari marga Mentha yang
memiliki nilai ekonomi sebagai penghasil minyak atsiri dan menthol serta banyak
dibudidayakan, yaitu : M. arvensis., M. piperita L. dan M. spicata.
Pada tahun 1500 tanaman tersebut telah banyak dibudidayakan di
California, Washington, Michigan, Ohio serta negara-negara lainnya yang
menghasilkan minyak atsiri seperti Romania, Inggris, Perancis, Maroko, Rusia,
Argentina dan Bulgaria. M. Arvensis banyak ditanam di Jepang, Brazilia, Cina
dan Argentina.
Mentha arvensis L. merupakan salah satu tanaman herbal aromatik
penghasil minyak atsiri yang dewasa ini merupakan komoditas masa depan yang
cukup prospektif sebagai penambah aroma dan rasa pada makan, minuman, obat,
kosmetik, dan produk penyegar lainnya.
Minyak M. arvensis dalam perdagangan disebut Cornmint oil, banyak
digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan permen, pasta gigi, minyak
angin, balsem dan berbagai obat-obatan. Kandungan utama minyak M. arvensis
(Cornmint Oil) adalah menthol, menthone dan menthyl asetat, dengan kandungan
menthol tertinggi. Menthol berkhasiat sebagai obat karminatif (penenang),
antispasmodic (anti batuk) dan diaforetik (menghangatkan dan menginduksi
keringat).
Minyak M. arvensis (cornmint oil) sebagai sumber utama menthol.
Minyak yang sudah diisolasi mentholnya disebut dementholized oil (DMO).
DMO dapat digunakan sebagai substitusi minyak permen (Peppermint oil) yang
dihasilkan dari M. piperta. Jenis mentha yang berpeluang untuk di kembangkan
di Indonesia adalah dari jenis Mentha arvensis dan Mentha piperita.


2.2.Botani Tanaman Mint
2.2.1. Mentha arvensis
a. Klasifikasi
Mentha termasuk suku Lamiaceae, yang marganya terdiri
atas 25 jenis. Klasifikasi Mentha arvensis adalah sebagai berikut:
Devisio/Devisi : Magnoliophyta
Sub Devisioa/ anak : Angiospermae
Class/Kelas : Dicotyledonae
Ordo/Bangsa : Tubiflorae
Family/suku : Lameaceae/Labiatae
Sub Family/Anaka Suku : Lamioideae
Genus/Marga : Mentha
Species/Jenis : Mentha arvensis L.
b. Morfologi Tanaman
1) Batang
Tanaman M. arvensis merupakan tanaman herba tahunan yang
terdiri atas beberapa varietas, baik yang dibudidayakan
maupun yang liar. Batang tegak atau sedikit menjalar dengan
tinggi tanaman berkisar 30,5 - 98,5 cm, mempunyai
percabangan simpodial, berbentuk segi empat, tekstur
permukaaan licin atau sedikit berbulu, dan berwarna hijau
keunguan.
2) Daun

Gambar 1. Bentuk daun, bulat telur sampai bundar

Gambar 2. Kedudukan daun berseling berhadapan
Panjang daun berkisar 1,3 6,5 cm dengan lebar 1- 3,2 cm,
berbentuk lanset (laceolate) sampai setengah bundar
(suborbiculer), Ujung daun runcing (acute) sampai segitiga
tumpul (obtuse). Tepi daun beringgit dangkal (Creneate) atau
bergerigi (Serrate), tangkai daun berbulu, pangkal daun
menyempit berbentuk pasak (Cuncate) sampai bundar
(rounded) (Gambar 1). Letak daun berseling berhadapan
(Gambar 2).
3) Bunga
Bunga majemuk bergerombol, berbentuk karangan melingkar
di ketiak daun (Gambar 3), berwarna putih, putih keunguan
sampai ungu. Bunga berkelamin dua (hermaprodit) dan
bersifat aktinomorf mempunyai pelindung bunga menyerupai
daun dan dasar bunga berbentuk cawan lonceng. Kelopak
bunga bergerigi pendek dan runcing. Kelopak bagian luar
berbulu halus,sedang bagian dalam tidak berbulu, panjang
sekitar 2 mm, Mahkota bunga (corolla) berwarna putih sampai
ungu, bagian luarnya berbulu halus, berbentuk tabung panjang
sekitar 4-5 mm. Benang sari (stamen) berjumlah empat
menyebar dengan panjang yang sama + 0,75 mm (didynamous)
dan terjulur, tangkai putih pendek berjumlah satu dan kepala
putik bercabang dua.

Gambar 3. Rangkaian bunga, letak bunga di axiler
4) Biji
M. arvensis yang dibudidayakan di Indonesia dapat berbunga
tetapi jarang terjadi pembuahan sehingga jarang membentuk
biji. Perkembangbiakan biasanya dilakukan secara vegetatife
yaitu dengan cara setek pucuk, setek batang atau stolon.
Apabila terjadi penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan,
bakal buah tumbuh menjadi buah dan bakal biji tumbuh
menjadi biji, yang berukuran kecil dan berwarna hitam.
2.2.2. Mentha piperita
a. Klasifikasi
Klasifikasi Tanaman Mentha piperita L adalah sebagai
berikut:
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledonae
Famili Solanales
Ordo Labialae
Genus Mentha
Species Mentha piperita
Tanaman ini merupakan persilangan dari Mentha aquatica
dan Mentha spicata (Croteau et al., 2005). Tanaman ini lebih
dikenal dengan nama Peppermint. Daun Mentha piperita
mengandung saponin, flavonida,dan polifenol di samping minyak
atsiri. Selain tergolong dalam tanaman obat dan aromatik, tanaman
ini dapat menjadi gulma atau invasif (Handayani, 2010).
b. Morfologi tanaman

Gambar 4. Tanaman Mentha piperita di Lapang (Jayashree, 2006).
1) Batang
tegak, lunak, bercabang, halus, dan berwarna ungu.
Tinggi berkisar antara 30-70 cm.
Mempunyai cabang kecil yang tumbuh menjalar,
berbuku-buku, batang tajam, berbentuk segi 4.

2) Daun
tunggal , bangun bulat telur memanjang sampai
memanjang bangun lanset, bersilang berhadapan, sisi atas
dan sisi bawah berwarna hijau tua, bertulang daun
menyirip,
memiliki panjang berkisar 4-9cm dan lebarnya 1,5-4cm.
Ujung runcing, pangkalnya tumpul, dan tepi daun kasar
bergigi.

3) Bunga
majemuk , berupa tandan yang terdiri dari karangan
karangan semu bertangkai pendek hingga seluruhnya
menyerupai bentuk bulir, pangkal kelopak gundul,
bertulang.
Mahkota bunga berwarna putih keunguan panjang 4-5
mm, berbentuk tabung dengan panjang 2-2,5 mm, di bagia
dalam berpusar dengan rambut-rambut panjang.

4) Buah dan Biji
Termasuk buah buni, kecil, berbentuk bulat telur, halus,
berwarna coklat tua.

2.3.Proses Ekstraksi Minyak Permen

Gambar 5. Proses Destilasi Uap
Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak
dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak. Proses ekstraksi
dapat dilakukan dengan berbagai seperti dengan cara destilasi (destilasi air,
destilasi uap air, destilasi uap dan hidrofusi), dengan ekstraksi pelarut, dengan
cara enfluerege ataupun dengan cara expression.
Pemilihan proses ekstraksi untuk mendapatkan minyak atsiri dalam
tanaman tergantung pada sifat minyak atsiri yang terkandung
didalamnya.Untuk mengisolasi minyak permen pada Mentha Arvensis L dapat
dilakukan dengan cara destilasi uap.Destilasi uap digunakan pada campuran
senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200C atau lebih.
Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati
100C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih.
Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi campuran
senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa
campurannya.Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang
tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didistilasi dengan air.
Distilasi Uap merupakan salah satu jenis destilasi yang lebih kompleks
daripada ditilasi sederhana dan distilasi fraksionasi. Destilasi uap dilakukan
dengan cara mengalirkan uap air ke dalam campuran sehingga bagian yang
dapat menguap berubah menjadi uap pada temperatur yang lebih rendah dari
pada dengan pemanasan langsung. Untuk destilasi uap, wadah yang berisi
tanaman dihubungkan dengan labu pembangkit uap atau generator uap.Uap
yang sudah mengektrak minyak atsiri dalam tanaman akan keluar dari wadah
tersebut kemudian dihubungkan dengan kondensor. Cairan kondensat yang
berisi campuran minyak dan air dipisahkan menggunakan separator yang
sesuai berat jenis minyak.
Keuntungan menggunakan destilasi uap dalam mengekstraksi minyak
permen adalah kualitas minyak permen yang dihasilkan cukup baik, tekanan
dan suhu selama proses destilasi dapat diatur sesuai kebutuhan ekstraksi,
waktu penyulingan pendek, reaksi hidrolisis antara air dengan minyak atsiri
yang dihasilkandapat dicegah atau bahkan sampai tidak terjadi. Sedangkan
kerugian dalam destilasi uap adalah alat generator uap yang cukup mahal
harganya dan memerlukan tenaga ahli dalam merakit alat-alat destilasi uap.
Faktor- faktor yang Mempengaruhi Randemen Minyak Permen adalah
sebagai berikut:
1. Tingkat kesegaran bahan olah.
2.4.Semakin segar bahan olah, semakin tinggi rendemennya. Bahan yang
kering/layu kemungkinan telah terjadi penguapan sejumlah kecil minyak ke
udara bebas.
2. Bagian dari tanaman
Kandungan minyak permen lebih terakumulasi pada daun dibanding
batang atau bunga.
3. Umur tanaman
Kandungan minyak permen dalam Mentha arvensis mencapai maksimum
pada periode saat berbunga dan akan menurun setelah selesai periode
bunga

2.5.Kegunaan Minyak atsiri
Daun mint (Mentha Cordifolia) mempunyai aroma wangi dan cita rasa
dingin menyegarkan. Aroma wangi dan semriwing daun mint disebabkan
kandungan minyak asiri berupa minyak menthol. Daun ini mengandung vitamin
C, provitamin A, fosfor, besi, kalsium dan potasium.
Daun mint dikenal sebagai penyegar napas, dan sering dapat dirasakan
pada permen. Tak jarang, daun mint juga digunakan sebagai perasa dalam
konsumsi lain, seperti minuman es, kue, bahkan lalap. Namun, siapa sangka, daun
kecil nan wangi ini juga memiliki fungsi lain untuk tubuh kita. Ini di antaranya:
1. Mengatasi Ketombe
Resep ini datang dari Resort Spa Lake Austin, Texas. Masukkan batang mint
dan rosemary dalam 8 ons cuka apel, diamkan seminggu agar benar-benar
keluar sarinya, lalu gunakan setelah keramas seperti menggunakan
kondisioner. Mint akan meningkatkan sirkulasi di kulit kepala untuk
mencegah ketombe, sementara cuka apelnya akan mengeringkan ketombe.
2. Penghilang Sakit Perut
Kram perut bisa diatasi dengan segelas mint panas (tambahkan satu sendok
teh daun mint segar ke dalam air panas). Mint membantu otot pencernaan
untuk rileks dan mengatasi keram, demikian menurut Walt Coyle, MD,
gastroenterology director di Scripps Medical Center, La Jolla, California.

3. Penghilang Rasa Lapar
Menurut sebuah studi yang dilangsungkan di Wheeling Jesuit University,
West Virginia, mereka yang menghirup minyak esensial mint setiap 2 jam,
berkurang konsumsi kalorinya hingga 23 persen ketimbang mereka yang
tidak. Siapkan mint atau permen mint untuk membantu mengatasi rasa lapar.
Namun, batasi konsumsi permennya.

Menthol dipergunakan pada berbagai produk dengan berbagai alasan
meliputi:
1. Mengurangi iritasi ada tenggorokan misalnya sebagai obat batuk
2. Untuk perlakuan pada luka bakar atau kena panas karena dapat
menimbulkan rasa dingin
Umumnya dipergunakan pada kesehatan mulut untuk mengilangkan bau mulut
seperti obat kumur, odol, dll


BAB III PEMBAHASAN
BAB IV SIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai