ILMU RESEP
A. FARMAKOPE
Sebelum Indonesia mempunyai Farmakope, yang berlaku adalah
Farmakope Belanda. Baru tahun 1962 pemerintah RI menerbitkan buku
Farmakope pertama, yang dikeluarkan oleh DepKes :
1. Farmakope Indonesia edisi I jilid I terbit tgl 20 Mei 1962
2. Farmakope Indonesia edisi I jilid II terbit tgl 20 Mei 1965
3. Formularium Indonesia (FOI) terbit 20 Mei 1966
4. Farmakope Indonesia edisi II terbit 1 April 1972
5. Ekstra Farmakope Indonesia terbit 1 April 1974
6. Formularium Nasional terbit 12 Nopember 1978
7. Farmakope Indonesia edisi III terbit 7 Oktober 1979
8. Farmakope Indonesia edisi IV terbit 5 Desember 1995
9. Farmakope Indonesia edisi V terbit 2014
C. Istilah Kelarutan
Farmakope Indonesia Jumlah bagian pelarut diperlukan untuk melarutkan 1
bagian zat
Sangat mudah larut Kurang dari satu
Mudah larut 1-10
Larut 10-30
Agak sukar larut 30-100
Sukar larut 100-1000
Sangat sukar larut 1000-10.000
Praktis tidak larut Lebih dari 10.000
Pernyataan bagian dalam kelarutan berarti bahwa 1 g zat padat atau 1 ml zat
cair dalam sejumlah ml pelarut.
Contoh: asam borak 2gram dibutuhkan minimal 40 ml air maka kelarutany
adalah 2g/40ml = 1 gram/20ml artinya dalam 1 gram dibutuhkan 20 ml pelarut
( LARUT)
D. EMULSI
1. Menghitung PGA
Jenis bahan Jumlah PGA Contoh
Lemak-lemak padat PGA sama banyak Cera, olium cacao, paraffin
dengan lemak padat solid (padat)=> dilebur
kemudian dicampur dengan
corpus emulsi
Minyak Atsiri PGA sama banyak Oleum foeniculi (minyak adas),
Oleum Anisi (minyak adas
manis),
Oleum Caryophylli (minyak
cengkeh),
Oleum Citri (minyak jeruk),
Oleum Aurantii (minyak jeruk
manis),
Oleum Eucalypti (minyak kayu
putih),
Oleum Menthae piperitae
(minyak permen),
Oleum Cinnamommi ( minyak
kayu manis),
Oleum Citronellae ( minyak
sereh),
Oleum Rosae ( minyak mawar)
Catatan:
a. Untuk membuat corpus emulsi diperlukan air 1,5 X berat gom arab,
diaduk keras dan cepat hingga putih, lalu diecerkan dengan air sisanya.
b. Jika dalam resep terdapat 2olium maka PGAnya ditambahkan sesuai
dengan jenis minyaknya. Missal:
R/ olium sesame 80 g
Pga qs
Olium auranti 50mg
Maka : PGA = ½ x 80 = 40g + 50mg = 40,05 g
E. KEMASAN/WADAH
Wadah dibagi menjadi 2 golongan besar:
a. Wadah primer; Bahan kemas yang kontak langsung dengan bahan yang
dikemas. Contoh : blister, strip, botol, ampul, vial, dll.
b. Wadah Sekunder; sebaliknya pembungkus selanjutnya seperti kotak
terlipat, karton dan sebagainya dinamakan bahan kemas sekunder.
Contoh : kardus pengemas botol, karton, dll.
F. PEMBAGIAN WADAH
MACAM2 PEMBAGIAN PENJELASAN
TERTUTUP Wadah tertutup Harus melindungi isi terhadap masuknya bahan
baik padat dan mencegah kehilangan selama distribusi.
Wadah tertutup Harus melindungi isi terhadap
rapat masuknya bahan padat, cair, uap dan mencegah
kehilangan selama distribusi.
Wadah tertutup Harus dapat mencegah tembusnya udara/ gas
kedap selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan,
dan distribusi
Wadah dosis Wadah yang kedap udara yang mempertahankan
tunggal jumlah obat steril yang dimaksudkan untuk
pemberian parenteral sebagai dosis tunggal dan
yang bila dibuka tidak dapat ditutup rapat
kembali yang dengan jaminan tetap steril.
Contoh: ampul.
Wadah
Wadah dosis Wadah kedap udara yang memungkinkan
INJEKSI
ganda pengambilan isinya perbagian berturut-turut
tanpa terjadi perubahan kekuatan, kualitas atau
kemurnian bagian yang tertinggal.
G. PErsen
1. Persen bobot per bobot (b/b),menyatakan jumlah gram zat dalam 100
gram larutan atau campuran
2. Persen bobot per volume (b/v), menyatakan jumlah gram zat dalam 100
ml larutan atau campuran
3. Persen volume per volume (v/v), menyatakan jumlah ml zat dalam 100
ml larutan atau campuran
RESEP
A. Pengertian
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi,
dokter hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku kepada Apoteker pengelola Apotek (APA) untuk menyiapkan dan
atau membuat, meracik serta menyerahkan obat kepada pasien.
B. JENIS_JENIS RESEP:
GOlongan Jenis Penjelasan
formulae Formulae Resep yang tercantum dalam buku farmakope
Medicae Yaitu Officinalis atau buku lainnya dan merupakan standar
resep obat jadi, (resep standar).==> resep standar ada di
bisa berupa FMS, FOI, FORNAS.
obat paten, Formulae Resep yang ditulis oleh dokter.
merek dagang Magistralis,
maupun generik, Formula dimana obat ini sudah jadi, diracik oleh
dalam spesialistis pembuatnya, dikemas dan diberi nama oleh
pelayanannya pabrik pembuatnya serta bentuk sediaannya
tidak lebih kompleks.
mangalami
peracikan.
Resep Menurut Remedium bahan atau obat yang berkhasiat utama.
Fungsi cardinal
Remedium bahan obat yang menunjang bekerjanya bahan
adjunvantia/ obat utama
ajuvans
Corrigens bahan atau obat tambahan guna memperbaiki
warna, rasa, dab bau obat utama.
Corrigens actionis, yaitu obat yang
memperbaiki atau menambah efek obat utama.
Misalnya:
Pulvis Doveri terdiri atas kalii sulfas,
Ipecacuanhae Radix, dan Pulvis Oppi.
Pulvis Oppi sebagai obat khasiat utama
menyebabkan orang sukar buang air besar,
Kalii sulfas sebagai pencahar sekaligus
memperbaiki kerja Pulvis Opii tersebut
Corrigens saporis (memperbaiki rasa),
Misalnya:
Sirop Aurantiorum,
Tint. Cinamomi,
Aqua menthae piperitae, dan lain-lain.
Saccharum
Corrigens odoris (memperbaiki bau),
Misalnya:
Oleum Rosarum,
Ol. Bergamottae, dan
Ol. Cinamomi.
Ol. Foeniculli
OMP
Corrigens coloris (memperbaiki warna),
misalnya:
Tint. Croci (kuning),
Caramel (coklat),
Carminum (merah), dan lain-lain.
Corrigens solubilitis: untuk memperbaiki
kelarutan dari obat utama.
Missal:
KI untuk kelarutan Iodium
Constituen/ bahan tambahan yang dipakai sebagai bahan
Vehiculum/ pengisi dan pemberi bentuk untuk memperbesar
Exipiens volume obat.
Misalnya:
laktosa pada serbuk,
amilum dan talk pada bedak tabur
aqua pada sediaan cair
vaselin pada salep
Contoh:
R/ Asetosal 500mg (Remidium cardinal)
Cofein 50mg (remidium Adjuvan)
Mf pulv dtd no X
C. KELENGKAPAN RESEP
Invocatio/superscriptio
Praescriptio/ordinatio
D. Yang BErhak Melihat REsep Asli
Resep asli harus disimpan di apotek dan tidak boleh diperlihatkan kecuali oleh
yang berhak, yaitu :
1. Dokter yang menulis atau merawatnya.
2. Pasien atau keluarga pasien yang bersangkutan.
3. Paramedis yang merawat pasien.
4. Apoteker yang mengelola apotek bersangkutan.
5. Aparat pemerintah serta pegawai (kepolisian, kehakiman, kesehatan)
yang ditugaskan untuk memeriksa.
6. Petugas asuransi untuk kepentingan klem pembayaran
F. MACAM_MACAM DOSIS
Macam2 Dosis Pembagian Pengertian
Dosis Terapi takaran obat yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat
menyembuhkan penderita.
Dosis Minimal takaran obat terkecil yang diberikan dan masih dapat
menyembuhkan serta tidak menimbulkan resistensi pada
pasien.
Dosis maksimum takaran obat terbesar yang diberikan kepada penderita dan
masih dapat meyembuhkan serta tidak menimbulkan
keracunan.
Dosis Letal takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat menyebabkan
(Lethal Dose) kematian pada pasien.
LD50 dosis yang dapat menyebabkan keracunan
pada 50% hewan percobaan
LD100 dosis yang dapat menyebabkan keracunan
pada 100% hewan percobaan.
Dosis Inisiasi Dosis yang diberikan pada awal suatu terapi sampai tercapai
(dosis awal) kadar kerja yang diinginkan secara terapeutik
Dosis Dosis (takaran) yang diberikan selanjutnya setelah tercapai
Pemeliharaan kejenuhan untuk memelihara kerja serta konsentrasi
jaringan
Dosis Toksik takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat menyebabkan
keracunan pada pasien.
Rumus Augeberger (
(1,5 BB+ 10)
) x DM (dewasa) (Berdasarkan BB anak
100 dalam Kg)
BB= berat badan dalam
Kg
Rumus Gaubius 0– 1 tahun : 1/12 dosis dewasa
1– 2 tahun : 1/8 dosis dewasa
2-3 tahun : 1/6 dosis dewasa
3–4 tahun : 1/4 dosis dewasa
4-7 tahun : 1/3 dosis dewasa
7–14 tahun : 1/2 dosis dewasa
14–21 tahun : 2/3 dosis dewasa
21– 60 tahun : dosis dewasa
L. Singkatan Resep
1. Angka dalam Resep
NO romawi Latin
1 I Unus, uno, unum
2 II duo, duae, duo
3 III tres, tria
4 IV Quattuor
5 V Quinque
6 VI Sex
7 VII Septem
8 VIII Octo
9 IX Novem
10 X Decem
A. Pengertian
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan
untuk pemakaian dalam atau pemakaian luar.
B. Jenis Serbuk
D. SYarat PEngenceran
Pengenceran obat atau pemicikan obat merupakan tahapan yang harus
dilakukan untuk meningkat keakuratan takaran obat dalam resep disebabkan
takaran obat <50 mg, sehingga dikhawatirkan alat tidak akurat dalam
menimbangnya, sehingga diperlukan pengenceran obat.
1. Aturan umum pengenceran atau aturan perbandingan obat dan pengencer :
a. Jika berat obat dalam resep 10-50 mg maka dibuat perbandingan
pengenceran 1:10, artinya bahan ditimbang 50 mg, eksipien 450 mg,
total 500 mg
b. Jika berat obat dalam resep 1-10 mg maka dibuat perbandingan
pengenceran 1:50, artinya bahan ditimbang 50 mg, eksipien pengencer
2450 mg, total 2500 mg.
c. Jika berat obat dalam resep 0,1-1 mg maka dilakukan pengenceran
bertingkat (dua kali pengenceran)
2. Rumus Pengenceran
B. PULVERS
Pulveres (serbuk bagi) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih
sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok.
F. KEMASAN
ž Untuk pemakaian luar umumnya dikemas dalam wadah kaleng yang berlubang-lubang
atau sejenis ayakan untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Mis : bedak tabur.
ž Untuk obat dalam, biasa disimpan dalam botol bermulut lebar supaya sendok dapat
dengan mudah keluar masuk melalui mulut botol. Contohnya : serbuk antacid, serbuk
laksativa.
Kurang baik untuk zat obat yang mudah terurai karena kontak dengan udara.
Sulit untuk ditutupi rasanya (tidak enak maupun baunya).
Peracikannya membutuhkan waktu yang relatif lama.
ANTIBIOTIK
Vankomisin
Aminoglikosid Aminoglikosid Streptomisin
(Spektrum Neomisin (mengurangi absorbsi Digoxin)
Golongan Ini Sempit) Kanamisin
Memiliki Mengikatkan diri Gentamisin (Meningkatkan Absorbsi
mekanisme: pada ribosom dan Digoxin)
memodifikasi atau menghambat Tobramisin
menghambat sintesis protein Amikasin
sintesis protein. Netilmisin
Tetrasiklin Tetrasiklin HCl
Peningkatan risiko Klortetrasiklin HCl
nefrotoksisitas Menghmbat Oksitetrasiklin HCl
bila aminoglikosida sintesis protein Demeklosiklin HCl
diberikan bersama Metasiklin HCl
amfoterisin Doksisiklin
(Antifungi) Minosiklin HCl
Kloramfenikol Kloramfenikol (EF Grey baby Sindrom
neonatud) pengunaan ini perlu diawasi
Menghmbat serius karena mempengaruhi sistem
sintesis protein hematologi (serious and fatal blood
dyscrasias seperti anemia aplastik,
Rasanya pahit shg anemia hipoplastik, trombositopenia, dan
dibuat esternya granulositopenia.
(palmitat,
suksinat, Untuk pengobatan TIpus Abdominallis
stearate)
Spesialit: Kemicetine
Makrolida Eritromisin alternatif untuk yg alergi
(Sepktrum sempit) cefadroxil (untuk ISPA).
=> Gram + Azitromisin Dpat meningkatkan
** Karbamazepin SGOT dan SGPT dlm hati
akan berinteraksi Klaritromisin
krn ke2 nya Roksitromisin
dimetabolisme
CYP3A4 shg kadar
Karba Tinggi dlm
darah.
Klindamisin Klindamisin EF: enterokolitis
pseudomembranosa pada kasus
Faringitis diberi selama 10 hari.
Mupirosin Mupirosinti
Spektinomisin. Spektinomisin
Golongan ini: Kotrimoksazol (kombinasi
menghambat enzim-enzim esensial sulfametoksazol dan Trimetoprim)
dalam metabolisme folat. dengan perbandingan 1banding 5
(smx/tmp)/(100/20)
Sulfonamid (sulfadiazin, sulfamerazin,
sulfamezatin) => Batu di Saluran Urin
Penambahan Na- bicarbonat untuk melarutkan
senyawa yang mengkristal.
Minum air yang banyak (minimum 1,5 liter /
hari)
Dengan membuat preparat kombinasi (trisufa)
Kuinolon Asam nalidiksat Asam nalidiksat
Fluorokuinolon Norfloksasin (Absordsiny dikurangi
Golongan Ini: In: Absorbsi Susu)
mempengaruhi dikurangi oleh Siprofloksasin (Absordsiny dikurangi
sintesis atau Antasid Susu) Mpy EF diare (krn menggangu
metabolisme asam keseimbangan bakteri Eschericia Coli.
nukleat. Ofloksasin
Moksifloksasin
Nitrofurantoin Pefloksasin
Levofloksasin
Nitrofurantoin
Nitrofurantoin Furazolidin
Nitrofurazon.
Obat zolenges fradiomycin- Untuk infeksi lokal
gramicidin
Sulfonamida sulfadiazin, sulfamerazin,
sulfamezatin.
TUrunan golongan Memiliki 3 Amfoterisin B
poliena mekanisme: Kandisidin dan
Mempengaruhi Nistatin.
permeabilitas
membran
sitoplasma
Menghambat
sintesa protein
Menghambat
sintesa asam
nukleat
TURUNAN sebagai obat daunorubisin HCl,
ANTRASIKLIN antikanker. doksorubisin HCl,
epirubisin dan
plikamisin (mitramisin).
BErdasarkan bakteriostatik Sulfonamida
Bakteriostatik dan Tetrasiklin
bakterisid Kloramfenikol
Trimetropin
Lincomisin
Asam aminosalisilat
Sefuroksim Kalcef
Cefurox
Zinnat
Anbacin
Octecid
Sarox
CefadroKsil Cefat
Duricef
Axicil
Acefa
Cefalex
Amoxicillin Amoxsan
BItamox
Omemox
Novamox
YUSImox
Ospamox
Penisilin V ( Ospen
Phenoxymethylpe Fenocin
nisilin/ Venosil
fenoksimetil
penisilin)
Co Amoxiclav Calvamox
Clabat
Augmentin
Kloksasisilin IKaclox
Sefradin Velocef
Cefalexim Cefabiotic
Cefixim Rocephin
Tiamfenicol BIothicol
Diolicol
Urfamycin
Thislacol
Tiamisin
Tiacol
Oxytertrasiklin Teramicin
klimoxsin
Framisetin Sofratulle
Daryantulle
Azitromisin Azoma
Zithromax
Zibramax
AZetrin
Roksitromisin Rulid
Spiramisin ROvamycin
Spiradan
Sulfasetamida Albucid
natrium
metronidasol Flagyl
Ofloksasin Tarivid
Ciprofloksasi Baquinor
Lapiflox
Gerablox
ciprosin
Tetrasiklin Lincocin
Sulfonamida
(0bat malaria)
Efeksampiing obat Membentuk KOntraindikasi pada ibu hamil dan
kompleks Inaktif MEnyusui
logam (Ca, Mg,
Fe)
FARMAKOKINETIK
C. PENGERTIAN FARMAKOKINETIK
Farmakokinetika merupakan aspek farmakologi yang mencakup nasib
obat dalam tubuh yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresinya
(ADME).
Kemudian dengan atau tanpa biotransformasi, obat diekskresi dari
dalam tubuh. Seluruh proses ini disebut dengan proses farmakokinetika dan
berjalan serentak seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.
Keluaraga:
Physeteridae
VASELINUM Aethylis
FLAVUM/ Aminobenzoatis
Vaselin kuning, Unguentum
petrolium. Aethylis
Aminobenzoatis
Tannin Unguentum
Olei Lecoris
Unguentum
Peruviani
Unguentum
Prednisoloni
Unguentum
Recorcinoli
Unguentum
Compositum
Zinci Pasta