Anda di halaman 1dari 48

DASAR-DASAR KEFARMASIAN

ILMU RESEP

A. FARMAKOPE
Sebelum Indonesia mempunyai Farmakope, yang berlaku adalah
Farmakope Belanda. Baru tahun 1962 pemerintah RI menerbitkan buku
Farmakope pertama, yang dikeluarkan oleh DepKes :
1. Farmakope Indonesia edisi I jilid I terbit tgl 20 Mei 1962
2. Farmakope Indonesia edisi I jilid II terbit tgl 20 Mei 1965
3. Formularium Indonesia (FOI) terbit 20 Mei 1966
4. Farmakope Indonesia edisi II terbit 1 April 1972
5. Ekstra Farmakope Indonesia terbit 1 April 1974
6. Formularium Nasional terbit 12 Nopember 1978
7. Farmakope Indonesia edisi III terbit 7 Oktober 1979
8. Farmakope Indonesia edisi IV terbit 5 Desember 1995
9. Farmakope Indonesia edisi V terbit 2014

B. SUHU PENYIMPANAN SEDIAAN OBAT


No Keterangan Suhu Jenis Sediaan
1 Suhu Dingin < 8o C
a. Lemari Pendingin 2 s/d 8 o C Obat sitostoksik, supposutoria,
insulin, dan serum, semua
Vaksin keculi Polio
b. Lemari Pembeku -20oC s/d -10 o C Vaksin khususnya polio -25 oC
s/d -15 o C
2 Sejuk 8 s/d 15 o C Injeksi, tetes mata, tetes
telinga, salep mata
3 Kamar/ suhu terkendali 15 s/d 30 o C Obat oral atau padat dan alkes
4 Suhu hangat 30 s/d 40 o C
5 Suhu panas berlebih >40 o C

C. Istilah Kelarutan
Farmakope Indonesia Jumlah bagian pelarut diperlukan untuk melarutkan 1
bagian zat
Sangat mudah larut Kurang dari satu
Mudah larut 1-10
Larut 10-30
Agak sukar larut 30-100
Sukar larut 100-1000
Sangat sukar larut 1000-10.000
Praktis tidak larut Lebih dari 10.000

Pernyataan bagian dalam kelarutan berarti bahwa 1 g zat padat atau 1 ml zat
cair dalam sejumlah ml pelarut.
Contoh: asam borak 2gram dibutuhkan minimal 40 ml air maka kelarutany
adalah 2g/40ml = 1 gram/20ml artinya dalam 1 gram dibutuhkan 20 ml pelarut
( LARUT)
D. EMULSI
1. Menghitung PGA
Jenis bahan Jumlah PGA Contoh
Lemak-lemak padat PGA sama banyak Cera, olium cacao, paraffin
dengan lemak padat solid (padat)=> dilebur
kemudian dicampur dengan
corpus emulsi
Minyak Atsiri PGA sama banyak Oleum foeniculi (minyak adas),
Oleum Anisi (minyak adas
manis),
Oleum Caryophylli (minyak
cengkeh),
Oleum Citri (minyak jeruk),
Oleum Aurantii (minyak jeruk
manis),
Oleum Eucalypti (minyak kayu
putih),
Oleum Menthae piperitae
(minyak permen),
Oleum Cinnamommi ( minyak
kayu manis),
Oleum Citronellae ( minyak
sereh),
Oleum Rosae ( minyak mawar)

Minyak Lemak/ PGA ½ berat minyak Minyak Kacang = Oleum


paraffin cair Arachidis,
Minyak Kelapa = Oleum Cocos,
Minyak Lini = Oleum Lini, ;
Minyak Zaitun = Oleum Olivae,
Minyak Wijen = Oleum Sesami,
Minyak Kelapa Murni = Oleum
Cocos purum,
Minyak Tengkawang = Oleum
Shoreae,
Minyak Kaulmogra = Oleum
Hidnokarpi = Oleum Hydnocarpi
Minyak Jagung = Oleum Maydis,
Minyak Pala = Oleum Myristicae
expressum
Minyak ikan 30% dari berat minyak Minyak Ikan = Oleum Iecoris
Aselli
Minyak jarak 1/3 berat minyak Minyak Jarak =Oleum Ricini

Catatan:
a. Untuk membuat corpus emulsi diperlukan air 1,5 X berat gom arab,
diaduk keras dan cepat hingga putih, lalu diecerkan dengan air sisanya.
b. Jika dalam resep terdapat 2olium maka PGAnya ditambahkan sesuai
dengan jenis minyaknya. Missal:
R/ olium sesame 80 g
Pga qs
Olium auranti 50mg
Maka : PGA = ½ x 80 = 40g + 50mg = 40,05 g

E. KEMASAN/WADAH
Wadah dibagi menjadi 2 golongan besar:
a. Wadah primer; Bahan kemas yang kontak langsung dengan bahan yang
dikemas. Contoh : blister, strip, botol, ampul, vial, dll.
b. Wadah Sekunder; sebaliknya pembungkus selanjutnya seperti kotak
terlipat, karton dan sebagainya dinamakan bahan kemas sekunder.
Contoh : kardus pengemas botol, karton, dll.
F. PEMBAGIAN WADAH
MACAM2 PEMBAGIAN PENJELASAN
TERTUTUP Wadah tertutup Harus melindungi isi terhadap masuknya bahan
baik padat dan mencegah kehilangan selama distribusi.
Wadah tertutup Harus melindungi isi terhadap
rapat masuknya bahan padat, cair, uap dan mencegah
kehilangan selama distribusi.
Wadah tertutup Harus dapat mencegah tembusnya udara/ gas
kedap selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan,
dan distribusi
Wadah dosis Wadah yang kedap udara yang mempertahankan
tunggal jumlah obat steril yang dimaksudkan untuk
pemberian parenteral sebagai dosis tunggal dan
yang bila dibuka tidak dapat ditutup rapat
kembali yang dengan jaminan tetap steril.

Contoh: ampul.

Wadah
Wadah dosis Wadah kedap udara yang memungkinkan
INJEKSI
ganda pengambilan isinya perbagian berturut-turut
tanpa terjadi perubahan kekuatan, kualitas atau
kemurnian bagian yang tertinggal.

Contoh vial atau botol serum

BERDASARKA Wadah satuan Digunakan untuk produk


N SEDIAAN tunggal Obat yang digunakan
sebagai dosis tunggal
yang harus digunakan
segera setelah dibuka.

Wadah dosis wadah satuan tunggal untuk bahan yang digunakan


satuan secara non parenteral.
Wadah satuan wadah yang memungkinkan dapat diambilnya isinya
ganda beberapa kali tanpa mengakibatkan perubahan
kekuatan , kekuatan, mutu atau kemurnian sisa zat
dalam wadah tersebut.

G. PErsen
1. Persen bobot per bobot (b/b),menyatakan jumlah gram zat dalam 100
gram larutan atau campuran
2. Persen bobot per volume (b/v), menyatakan jumlah gram zat dalam 100
ml larutan atau campuran
3. Persen volume per volume (v/v), menyatakan jumlah ml zat dalam 100
ml larutan atau campuran
RESEP

A. Pengertian
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi,
dokter hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku kepada Apoteker pengelola Apotek (APA) untuk menyiapkan dan
atau membuat, meracik serta menyerahkan obat kepada pasien.

B. JENIS_JENIS RESEP:
GOlongan Jenis Penjelasan
formulae Formulae Resep yang tercantum dalam buku farmakope
Medicae Yaitu Officinalis atau buku lainnya dan merupakan standar
resep obat jadi, (resep standar).==> resep standar ada di
bisa berupa FMS, FOI, FORNAS.
obat paten, Formulae Resep yang ditulis oleh dokter.
merek dagang Magistralis,
maupun generik, Formula dimana obat ini sudah jadi, diracik oleh
dalam spesialistis pembuatnya, dikemas dan diberi nama oleh
pelayanannya pabrik pembuatnya serta bentuk sediaannya
tidak lebih kompleks.
mangalami
peracikan.
Resep Menurut Remedium bahan atau obat yang berkhasiat utama.
Fungsi cardinal
Remedium bahan obat yang menunjang bekerjanya bahan
adjunvantia/ obat utama
ajuvans
Corrigens bahan atau obat tambahan guna memperbaiki
warna, rasa, dab bau obat utama.
Corrigens actionis, yaitu obat yang
memperbaiki atau menambah efek obat utama.

Misalnya:
Pulvis Doveri terdiri atas kalii sulfas,
Ipecacuanhae Radix, dan Pulvis Oppi.
Pulvis Oppi sebagai obat khasiat utama
menyebabkan orang sukar buang air besar,
Kalii sulfas sebagai pencahar sekaligus
memperbaiki kerja Pulvis Opii tersebut
Corrigens saporis (memperbaiki rasa),
Misalnya:
Sirop Aurantiorum,
Tint. Cinamomi,
Aqua menthae piperitae, dan lain-lain.
Saccharum
Corrigens odoris (memperbaiki bau),
Misalnya:
Oleum Rosarum,
Ol. Bergamottae, dan
Ol. Cinamomi.
Ol. Foeniculli
OMP
Corrigens coloris (memperbaiki warna),
misalnya:
Tint. Croci (kuning),
Caramel (coklat),
Carminum (merah), dan lain-lain.
Corrigens solubilitis: untuk memperbaiki
kelarutan dari obat utama.
Missal:
KI untuk kelarutan Iodium
Constituen/ bahan tambahan yang dipakai sebagai bahan
Vehiculum/ pengisi dan pemberi bentuk untuk memperbesar
Exipiens volume obat.
Misalnya:
laktosa pada serbuk,
amilum dan talk pada bedak tabur
aqua pada sediaan cair
vaselin pada salep

Singkatan Cito Segera  Antidotum


RESEP yang cav Awas
TIDAK BOLEH caut (caute) hati hati
DITUNDA P.I.M (periculum berbahaya bila ditunda
in mora)
statim Penting
urgent Penting

Contoh:
R/ Asetosal 500mg (Remidium cardinal)
Cofein 50mg (remidium Adjuvan)
Mf pulv dtd no X

R/ Acidum Bariculum 3 (Remidium cardinal)


Aqua ad 100 (Excipien/constituens)
R/ Sulfadiazin 500mg (Remidium cardinal)
Bic Na 300mg (remidium Adjuvan)
Saccharum 100 mg (corigen saporis)
Lact 200mg (Vehiculum, contituens, exsipien)
Mf pulv dtd no V

C. KELENGKAPAN RESEP

Invocatio/superscriptio

Praescriptio/ordinatio
D. Yang BErhak Melihat REsep Asli
Resep asli harus disimpan di apotek dan tidak boleh diperlihatkan kecuali oleh
yang berhak, yaitu :
1. Dokter yang menulis atau merawatnya.
2. Pasien atau keluarga pasien yang bersangkutan.
3. Paramedis yang merawat pasien.
4. Apoteker yang mengelola apotek bersangkutan.
5. Aparat pemerintah serta pegawai (kepolisian, kehakiman, kesehatan)
yang ditugaskan untuk memeriksa.
6. Petugas asuransi untuk kepentingan klem pembayaran

E. PENANGANAN RESEP KHUSUS


1. Resep Narkotik
a. Dipisah dengan resep lain
b. Diberi tanda garis merah
c. Dilaporkan setiap satu bulan sekali diinstasi terkait secara
online (SIPNAP)
d. Disimpan sekurang2nya 5 tahun
2. Resep PSikotropik
a. Dipisah dengan resep lain
b. Diberikan tanda garis biru
c. Dilaporkan setiap satu bulan sekali secara online sama
seperti narkotik (SIPNAP).

F. MACAM_MACAM DOSIS
Macam2 Dosis Pembagian Pengertian
Dosis Terapi  takaran obat yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat
menyembuhkan penderita.
Dosis Minimal takaran obat terkecil yang diberikan dan masih dapat
menyembuhkan serta tidak menimbulkan resistensi pada
pasien.
Dosis maksimum takaran obat terbesar yang diberikan kepada penderita dan
masih dapat meyembuhkan serta tidak menimbulkan
keracunan.
Dosis Letal takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat menyebabkan
(Lethal Dose) kematian pada pasien.
LD50 dosis yang dapat menyebabkan keracunan
pada 50% hewan percobaan
LD100 dosis yang dapat menyebabkan keracunan
pada 100% hewan percobaan.
Dosis Inisiasi Dosis yang diberikan pada awal suatu terapi sampai tercapai
(dosis awal) kadar kerja yang diinginkan secara terapeutik
Dosis Dosis (takaran) yang diberikan selanjutnya setelah tercapai
Pemeliharaan kejenuhan untuk memelihara kerja serta konsentrasi
jaringan
Dosis Toksik takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat menyebabkan
keracunan pada pasien.

G. RUMUS MENGHITUNG DOSIS


Macam2nya Rumus Keterangan
Rumus Young (
n
) x DM (dewasa) (Untuk umur 1-8 tahun)
n+12 n = Usia dalam Tahun
Rumus Dilling n (umur di atas 8 tahun)
( ) x DM (dewasa)
20 n = Usia dalam Tahun
Rumus Fried n (Untuk umur <1tahun)
( ) x DM (dewasa)
150 n = Usia dalam Bulan
Rumus Clark BB ( berdasarkan berat
( ) x DM (dewasa)
70 kg badan dlm Kg)
BB= berat badan dalam
Kg

Rumus Augeberger (
(1,5 BB+ 10)
) x DM (dewasa) (Berdasarkan BB anak
100 dalam Kg)
BB= berat badan dalam
Kg
Rumus Gaubius 0– 1 tahun : 1/12 dosis dewasa
1– 2 tahun : 1/8 dosis dewasa
2-3 tahun : 1/6 dosis dewasa
3–4 tahun : 1/4 dosis dewasa
4-7 tahun : 1/3 dosis dewasa
7–14 tahun : 1/2 dosis dewasa
14–21 tahun : 2/3 dosis dewasa
21– 60 tahun : dosis dewasa

H. Dosis dengan pemakaian berdasar jam


Berasal dari RUmus
Menurut FI edisi II untuk 24
X=
pemakaian sehari n
Menurut Van Duin 16
X= +1
n
**kecuali untuk antibiotika dan sulfonamida
dihitung 24 jam (seperti rumus dari FI. II)
n = dalam jam
I. Dosis untuk larutan mengandung sirup jumlah besar
Harus diperhatikan didalam obat minum yang mengandung sirup dalam jumlah
besar yaitu lebih dari 16,67 % atau lebih dari 1/6 bagian, BJ larutan akan
berubah dari 1 menjadi 1,3, sehingga berat larutan tidak akan sama dengan
volume larutan.
J. Timbangan Obat
Timbangan obat ada 3 jenis , yaitu :
1. Timbangan kasar : daya beban 250 gram hingga 1000 gram, kepekaan
200 mg.
2. Timbangan gram halus : daya beban 100 gram hingga 200 gram,
kepekaan 50 mg
3. Timbangan milligram : daya beban 10 g hingga 50 g, kepekaan 5 mg
K. COntoh Kopy Resep Iter..

Catatan: Iter 2x bisa diambil 3 kali:


Pengambilan pertama: Resep asli
Pengambila ke 2: copy resep pertama (det orig)
Pengambilan ke 3: copy resep yang kedua (de titer 1x)

Sinonim dari Kopi resep= salinan resep= apograph= exemplum= afschrift

L. Singkatan Resep
1. Angka dalam Resep

NO romawi Latin
1 I Unus, uno, unum
2 II duo, duae, duo
3 III tres, tria
4 IV Quattuor
5 V Quinque
6 VI Sex
7 VII Septem
8 VIII Octo
9 IX Novem
10 X Decem

2. BERDASARKAN ATURAN PAKAI

Tulisan resep Latin Cara pengucapan Arti


s.d.d semel de die Semel di di 1 kali sehari
b.d.d bis de die Bis di di 2 kali sehari
t.d.d ter de die Ter di di 3 kali sehari
q.d.d quarter de die Quarter di di 4 kali sehari
5.d.d quinques de die Quin qis di di 5 kali sehari
6.d.d sexies de die Sexis di di 6 kali sehari
o.alt. h omnibus alternis horis omnibus alternis horis Tiap dua jam
S0–1–0 aturan pakai 1 kali sehari pada siang hari
S1–1–0 aturan pakai 2 kali sehari pagi dan siang har
S0–0–1 aturan pakai 1 kali sehari pada malam hari
3. TAMBAHAN

Tulisan resep Latin Arti


R/ Recipe Ambillah
Det detur untuk obat yang sudah diserahkan dan
ne det ne detur untuk obat yang belum diserahkan
Iter Iterator Boleh diulang sebanyak...
4. TAKARAN/ JUMLAH

Tulisan dalam resep Latin Arti


c. Cochlear Sendok makan, (15ml)
Cp cochlear pultis Sendok bubur (8 ml)
Cth Cochlear these /theae Sendok teh (5 ml)
Gtt Guttae Tetes
p.d.sig Pro dose singulari Untuk dosis tunggal
5. BAHASA PERINTAH

Tulisan resep Latin Arti


mf misce fac Campur, buatlah
dc from da cum formula Berikan dengan resepnya
d in 2 plo da in duplo Berikan dua kali banyaknya
d in 3 plo da in triplo Berikan tiga kali banyaknya
did da in dimidio Berikan setengahnya
ds da signa Berikan dan tandailah
dtd da tales doses Berikan dg takaran sebanyak itu
s Signa Tandai
qs quantum satis Secukupnya
qv quantum volueris Sebanyak anda suka
da ad lag da ad lagenam Berikan dalam botol
Aa Anna Masing-masing
Add Addle Tambahkan
Ad Ad Sampai
ad lib                ad libitum sesuka hati
5. BENTUK SEDIAAN

Tulisan resep Latin Arti


collut colutio,collutorium Obat cuci mulut
collun Collunarium Obat semprot hidung
cream cremor Krim
epith epithema Obat kompres
extr. ekstractum Ekstrak
gang gargarisma Obat kumur
gtt guttae Obat tetes
gtt aur guttae auriculares Obat tetes telinga
gtt ophth guttae ophthalmicae Obat tetes mata
supp. suppositorium Supositoria
troch trochiscus Tablet hisap
Ung/ungt. unguentum Salep
oculent oculenta Salep mata
Pulv Pulvis; pulveres Sebuk tunggal; serbuk bagi
Caps Capsulae Kapsul
Syr Syrupus Sirup
Tab Tabule Tablet
6. KETERANGAN WAKTU

Tulisan resep Latin Arti


a merid ante meridiem Sebelum tengah hari
an ante noktem Sebelum tengah malam
a.c ante coenam Sebelum makan
d.c durante coenam Pada Waktu makan
p.c post coenam Setelah makan
i.s. inter cibos Antara dua waktu makan
hd hora decubitus Pada waktu tidur
h xa mat hora decima matutina Jam 10 pagi
h.m. hora matutina Pagi hari
hs hora somni Pada waktu hendak tidur
hv hora vaspertina Pada malam hari
m et v mane et vespere Pagi dan malam
om omni manae Tiap pagi
on omni nicte Tiap tengah malam
qh quaque hora Tiap jam
dc durante coana Selagi makan
feb dur febri durante Sewaktu demam
p.r.n pro re nata Jika diperlukan
p.c.c pro copy conform Telah disalin sesuai dengan resep aslinya

7. KETERANGAN TEMPAT PENGUNAAN

Tulisan resep Latin Arti


Ad.aur Ad aurem Pada telinga
Abdom Abdomen Perut
Oc Occulus Mata
o.D Ocuculus dexter Mata kanan
o.S Occulus sinister Mata kiri
Part.dol Parte dolenti Pada bagian yang sakit
Loc.dol Loco dolente Pada tempat yang nyeri
u.e Usus externus Pemakaian luar
u.P Usus propius Dipakai sendiri
u.V Usus veterinarius Pemakaian untuk hewan
TABLET

1. TABLET EXIPIEN/ BAHAN TAMBAHAN PEMBUATAN TABLET


Eksipien Fungsi COntohnya
1.Pengisi/ Menambah bobot avicel, amilum, sukrosa, dekstrosa,
pengencer / Filler mannitol, kalium sulfat/karbonat,
/ Diluents. ludipres, Calsium phosphate
konsentrasi 2-20%, Lactase/laktosa.

2. Bahan pengikat Untuk memberi daya avicel, polimer selulosa; NaCMC,


(binders). adesi sehingga HPMC pada kosentrasi 7% ddigunakan
menambah daya lekat sebagai basis hidrogel (basis matrix
tablet untuk dicetak gel), gelatin, gom alam/PGA, tragakan,
pektin, amilum, PEG, Na Alginat,
Magnesium, Alumunium Silikat,
povidone, kopovolidon, kollidon.
3. penghancur Meningkatkan daya/ Croscarmellose ,Crospovidon,
(disintegrants) disolusi hancur tablet Amprotab, asam alginat,
Natrium/sodium Starch glycolate
(dapat diberikan untuk tablet yg
kekerasanya melebihi standart)
(Primogel  untuk super disintegran
pada tablet ODT/pengunaan dibawah
lidah/sublingual}

4. pelicin Talkum 5 %, Magnesium stearas,


(lubrikan/lubric Acidum Stearicum.
ant)
5. Aliran atau silika pirogenik koloidal, aerosil 200
Glidan
ADJUDVAN
Bahan pewarna Red 3 = Erytrosine
(coloris agent) Red 40 = Allura red AC
Yellow 5 = Tartrazine
Yellow 6 = Sunset Yellow
Blue 1 = Brilliant Blue
Pemanis dan Alami; Mannitol, Lactosa, Sukrosa,
pemberi rasa Dektrosa
(Sweetners dan Buatan: Sakarin, Siklamat, Aspartame
Flavor)
Coating agent Parafin liquid
(penyalut)
Preservatif/ Untuk mencegah Formaldehid/formalin (untuk topikal),
Pengawet/ sedian rusak karena asam sorbit, asam benzoat, paraben/
antimikroba bakteri dan jamur metil paraben,
Nipagin  Preservatif untuk bakteri,
nipasol untuk jamur,
Kresol  Pengawet pada sediaan injeksi
vitC,
Benzalkonium klorida (Pengawet
skaligus dpt meningktkan waktu kontak
obat),
Fenil merkuri nitrat, fenil etil alkhol
Merupakan pengawet sedian tetes mata
yang sering digunakan.
antioktidan Mencegah radikal Butylated Hydroxynisole (BHA),
bebas Butylated Hydroxytoluene (BHT),
propil galat,
Tokoferol (tocopherol)

2. METODE PEMBUATAN TABLET


Metode Syarat/sifatnya
Cetak Langsung  validasi proses Pertama bahan harus dan wajib memiliki sifat
lebih sedikit, prosesnya lebih singkat alir baik
sehingga tidak memakan waktu, Senyawa aktif tidak tahan panas dan air/lembab
waktu hancur cepat Kompresibilitas tinggi
Higroskopisitas rendah

Granula kering/ slugging  baik Sifat alirnya jelek


untuk zat aktif yang tidak tahan Senyawa aktif tidak tahan panas, tidak tahan
terhadap panas dan kelembaban, dan lembab/air, sifat alir jelek, kompressibilitas
mempercepat waktu hancur buruk, kelarutan dalm air tinggi, higroskopis
tinggi
Granulasi basah/ wet granulation  sifat alir jelek
cocok untuk bbahan yang tahan Senyawa aktif tahan air dan panas,
panas dan lembab Kompresibilitas tinggi Higroskopisitas.
3. PERMASALAHAN SEDIAAN TABLET
Masalah Pengertian Penyebab
Cracking Tablet sering pecah dibagian 1. Ukuran granul kebesaran,
atas tengah terlalu kering
2. Temperature granulasi
terlalu dingin

Sticking Material tablet menempel 1. Pengeringan granul kurang


pada cetakan die maksimal
2. Lubrikan tidak sesuai
3. Terlalu bnyak pengikat
4. Cekungan pada mesin terlalu
dalam
5. Tekanan yang terlalu kecil
6. Proses kompresi terlalu
cepat
Chipping Rusak bagian tepi tablet 1. Granul terlalu kering
(gripis) 2. Terlalu banyak pengikat
3. Lekukan die yang dikenakan
krng rata

Laminasi Pemisalahan tablet menjadi 1. Terdapat bahan minyak


2 bagian atau lebih ( tambah
umumnya keretakan atau absorben/penyerap)
pecahnya tablet terjadi 2. Terlalu banyak pelicin
setelah kompresi beberapa
jam penyebab sama dengan
capping

Capping Segmen atas dan bawah 1. Granul terlalu besar


terpisah secara horizontal 2. Kurangnya kelembabpan
3. Pengikat jmlhnya
kurang/tidak tepat
4. Pelicin kurang/tdak tepat
5. Bentuk punch cekung
6. Kecepatan mesin yang tinggi
7. Tekan punch rendah
Splitting Lepasnya lapisan tipis dari 1. Daya pengikat kurang
permukaan tablet terutama 2. Masaa tablet terlalu bnyak
pada bagian tengah fines, terlalu bnyak
mengandung udara
3. Tenanga yang diberikan
pada pencetakan tablet
terlalu besar
4. Formula tidak sesuai

Mothling Keadaan dimana distribusi 1. Berbedanya warna obat


warna tablet tidak merata dengan bahan tambahnanya
dengan terdapatnya bagian2 2. Pencampuran tidak
terang dan gelap pada homogenya
permukaan yang seragam
INsolubility Tablet menjadi tidak larut Kerusakan diakibatkan kelarutan
zat aktif dalam tablet sukar
larut.

Binding Massa yang akan dicetak 1. Pengunaan lubrikan yang


melekat pada dinding sedikit
ruangan cetakan. 2. Granul yang kurang kering
3. Die yang cacat atau kotor

Picking Perpisahan bahan dari 1. Kerusakan ini terjadi karena


permukaan tabler dan perlengketan tablet pada
menempel pada permukaan punch atas dan bawah
punch disebabkan perkukaan
punch tidak licin
2. Pencetak mash ada
lemaknya
3. Zat pelican kurang, massa
basah
Crumbling Tablet menjadi retak dan 1. Kurangnya tekanan pada
rapuh pencetakan tablet dan
kurangnya zat pengikat
whiskering Peencetak tidak pas dengan ruang
cetakan terjadi pelelehan zat
aktif saat pencetakan pada
tekanan tinggi.
PULVIS/PULVERES

A. Pengertian
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan
untuk pemakaian dalam atau pemakaian luar.
B. Jenis Serbuk

Jenis bedak Pengertian


Pulvis Serbuk ringan, bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan
Adspersorius untuk obat luar.
Umumnya dikemas dalam wadah yang bagian atasnya
berlubang halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit
Catatan:
- Talk, kaolin dan bahan mineral lainnya yang digunakan
untuk serbuk tabur harus memenuhi syarat bebas
bakteri ClostridiumTetani, Clostridium Welchii, dan
Bacillus Anthracis.
- Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.
- Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan
dengan derajat halus 100 mesh agar tidak
menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.
Contoh Pulvis Adspersorius.
Zinci Undecylenatis Pulvis Adspersorius ( For. Nas )
Sulfanilamidi Pulvis Adspersorius ( Form. Ind )
Pulvis Paraformaldehydi Compositus ( Form. Ind )
Pulvis Salicylatis Compositus ( Form. Ind.)
Pulvis Serbuk gigi , biasanya menggunakan carmin sebagai
Dentifricius pewarna yang dilarutkan terlebih dulu dalam chloroform /
etanol 90 %
Pulvis Adalah serbuk bersin yang penggunaannya dihisap melalui
Sternutatorius hidung, sehingga serbuk tersebut harus halus sekali.
Pulvis Serbuk effervescent merupakan serbuk biasa yang sebelum
Effervescent ditelan dilarutkan terlebih dahulu dalam air dingin atau air
hangat dan dari proses pelarutan ini akan mengeluarkan
gas CO2, kemudian membentuk larutan yang pada umumnya
jernih. Serbuk ini merupakan campuran antara senyawa
asam (asam sitrat atau asam tartrat ) dengan senyawa
basa (natrium carbonat atau natrium bicarbonat).
C. ATURAN SERBUK
Aturan No AYakan
Serbuk tabur tanpa mengandung zat diayakan dengan ayakan nomor 100
berlemak
Serbuk tabur yang mengandung zat diayak dengan ayakan nomor 44
berlemak

D. SYarat PEngenceran
Pengenceran obat atau pemicikan obat merupakan tahapan yang harus
dilakukan untuk meningkat keakuratan takaran obat dalam resep disebabkan
takaran obat <50 mg, sehingga dikhawatirkan alat tidak akurat dalam
menimbangnya, sehingga diperlukan pengenceran obat.
1. Aturan umum pengenceran atau aturan perbandingan obat dan pengencer   :
a. Jika berat obat dalam resep 10-50 mg maka dibuat perbandingan
pengenceran 1:10, artinya bahan ditimbang 50 mg, eksipien 450 mg,
total 500 mg
b. Jika berat obat dalam resep 1-10 mg maka dibuat perbandingan
pengenceran 1:50, artinya bahan ditimbang 50 mg, eksipien pengencer
2450 mg, total 2500 mg.
c. Jika berat obat dalam resep 0,1-1 mg maka dilakukan pengenceran
bertingkat (dua kali pengenceran)
2. Rumus Pengenceran

E. ISTILAH DALAM PEMBUATAN SERBUK


1. Triturition, yaitu mencampurkan bahan obat dalam mortar
dengan stamper.
2. Spatulation,yaitu mencampurkan bahan obat langsung di atas
kertas
3. Sifting,adalah cara mencampurkan bahan obat dalam suatu
ayakan tertutup.
4. Tumbling,adalah cara mencampukan bahan obat dalam tempat
tertutup yang dilengkapi dengan bola sebagai pengguling kemudian digoyang-
goyangkan.
F. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MEMBUAT SERBUK :
1. Obat yang berbentuk kristal / bongkahan besar
hendaknya digerus dahulu.
2. Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit
dicampur dengan zat tambahan (konstituen) dalam mortar.
3. Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar tampak
serbuk sudah merata.
4. Obat yang jumlahnya sedikit dimasukan terlebih dahulu.
5. Obat yang memiliki BJ yang lebih kecil dimasukan terlebih
dahulu kemudian BJ yang besar
G. CARA PENCAMPURAN SERBUK
1. Serbuk dengan bahan-bahan padat :
a. Serbuk halus sekali
1) Serbuk halus tidak berkhasiat keras.
Belerang
Belerang tidak dapat diayak dengan ayakan dari sutera maupun logam
karena menimbulkan butiran bermuatan listrik akibat gesekan. Oleh
karena itu, dalam pembuatan bedak tabur belerang tidak ikut diayak.
Iodoform
Karena baunya yang sukar dihilangkan maka dalam bedak tabur diayak
terpisah dengan ayakan khusus.
2) Serbuk halus berkhasiat keras.
Serbuk sangat halus dan berwarna
Contohnya : Rifampisin, Stibii Penta Sulfidum( Sb²S²)
Serbuk tersebut sangat halus maka harus digerus dalam lapisan zat
tambahan (konstituen) karena dapat masuk kedalam pri-pori mortir
atau stemper.
Dalam jumlah banyak : rifampisin, digerus dalam lapisan zat
tambahan.
Dalam jumlah sedikit (kurang dari 50mg): Luminal, AS²O³, dibuat
pengenceran, Atropin Sulfat, dibuat pengenceran bertingkat.
b. Serbuk berbentuk hablur dan Kristal
1) Serbuk dengan Champora
Champora sangat nudah mengkristal kembali, maka ditetesi terlebih
dahulu dengan eter atau etanol 95% kemudian keringkan dengan
ditambahkan zat tambahan.
2) Serbuk dengan Asam Salisilat
As.salisilat sangat ringat, mudah berterbangan yang menyebabkan
rangsangan terhadap selaput lendir hidung dan mata sehingga akan
bersin.
3) Serbuk dengan Asam benzoat, naftol, mentol, thymol, dan salol.
Dikerjakan seperti pada champora dan As.Salisilat.
d.      Serbuk dengan garam-garam yang mengandung air Kristal
Dapat dikerjakan dalam mortar panas, misalnya KI dan garam-garam bromide.
Garam-garam yang mempunyai garam exicatusnya lebih baik diganti dengan
exicatusnya.
Penggantinya adalah sbb :
Natrii Carbonas 50% atau ½ bagian
Ferrosi Sulfas 60% atau 2/3 bagian
Alumunii et Kalii Sulfas 67% atau 2/3 bagian
Magnesii Sulfas 67% atau 2/3 bagian
Natrii Sulfas 50% atau ½ bagian

e.       Serbuk dengan iodin


Ditetesi eter atau etanol 95% lalu keringkan dengan zat tambahan. Jika
menggunakan Amylum akan berubah warna dari putih menjadi biru.

Serbuk dengan bahan setengah padat


Biasanya terdapat dalam bedak tabur. Yang termasuk bahan setengah padat
adalah Adeps Lanae,Cera Alba, Cera Flava, paraffin padat, vaselin Album, Vaselin
Flavum.
a.       Dalam jumlah banyak dilebur terlebih dahulu dalam penangas air, baru
dicampurkan zat tambahan.
b.      Dalam jumlah sedikit ditetesi dengan eter atau aseton terlebih dahulu, baru
ditambahkan zat tambahan.

Serbuk dengan bahan cair


a.       Serbuk dengan Minyak Atsiri
Minyak atsiri dapat diteteskan terakhir atau dapat juga dibuat oleo sacchara, yakni
campuran 2 gram gula dengan 1 tetes minyak. Perbandingannya selalu 2:1 .

b.      Serbuk dengan Tinctura


Ø  Dalam jumlah kecil dikerjakan dengan lumpang panas, lalu ditambahkan zat
tambahan.
Ø  Dalam jumlah banyak dikerjakan dengan menguapkan di tangas air sampai kental lalu
tambahkan zat tambahan.

Serbuk dengan Extractum


ž  Extractum Siccum (Ekstrak kering)
Pengerjaannya seperti membuat serbuk dengan zat padat halus. Contohnya Opii
extractum, Strychni extractum.
ž  Extractum Spissum (Ekstrak Kental)
Misalnya extr.Belladone, extr hyoscyami ,extr Calis Curniti gunakan etanol 70%
dalam lumpang panas, Sedangkan Extr Canabis indiacae gunakan etanol 90% juga
dalam lumpang panas lalu tambahkan zat tambahan.
ž  Extractum Liquidum (Ekstrak Cair)
Misalnya Extr Chinae Liq, Extr Hydrartis Liq, Extr Rhamni dikerjakan seperti
mengerjakan tingtur.

Serbuk dengan bahan Kapsul atau Tablet


ž  Jika mengandung zat khasiat tunggal, ambil bentuk tablet atau kapsul langsung.
Tablet digerus halus, timbang beratnya; kapsul keluarkan isinya, timbang beratnya.
ž  Jika mengandung zat khasiat campuran dapat diampil pesediaan bentuk serbuknya
saja.

B.     PULVERS
Pulveres (serbuk bagi) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih
sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok.

F.      KEMASAN
ž  Untuk pemakaian luar umumnya dikemas dalam wadah kaleng yang berlubang-lubang
atau sejenis ayakan untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Mis : bedak tabur.
ž  Untuk obat dalam, biasa disimpan dalam botol bermulut lebar supaya sendok dapat
dengan mudah keluar masuk melalui mulut botol. Contohnya : serbuk antacid, serbuk
laksativa.

G.     KEUNTUNGAN SEDIAAN SERBUK

 Campuran obat dan bahan obat yang sesuai kebutuhan


 Dosis lebih tepat, lebih stabil dari sediaan larutan
 Disolusi/melarut cepat dalam tubuh
 Tidak memerlukan banyak bahan tambahan yang tidak perlu.

H.     KERUGIAN SEDIAAN SERBUK

 Kurang baik untuk zat obat yang mudah terurai karena kontak dengan udara.
 Sulit untuk ditutupi rasanya (tidak enak maupun baunya).
 Peracikannya membutuhkan waktu yang relatif lama.

Ketidaktercampuran Obat ( OTT )


Ketidaktercampuran obat atau disebut dengan istilah OTT (Obat Tidak
Tercampurkan) adalah suatu kondisi dimana terjadinya antaraksi antara suatu bahan
obat dengan bahan obat lainnya, baik secara fisika, kimia atau secara farmakologis
yang akan menyebabkan perubahan sifat obat secara keseluruhan.
Interaksi yang terjadi dapat berupa antaraksi obat dengan bahan obat yang lain,
obat dengan bahan pembantu, obat dengan wadah atau penutup wadah dan obat
dengan makanan pada saat obat digunakan.
Perubahan yang terjadi akibat OTT dapat menyebabkan :
1. Perubahan kerja obat
2. Perubahan takaran obat
3. Perubahan penampilan obat
Proses terjadinya OTT dapat terjadi pada saat pembuatan obat, pada saat obat
disimpan dan pada saat obat digunakan oleh pasien.

OTT Secara Fisika


Terjadi interaksi antara obat dengan obat atau dengan bahan pembantu lainnya
yang menyebabkan terjadinya perubahan secara fisika.
a. Keluarnya air kristal sehingga campuran serbuk menjadi basah
Contoh :
Bila resep mengandung Camphora dan Mentholum, maka kedua bahan tersebut
tidak boleh langsung dicampur tetapi pada keduanya masing-masing harus
ditambahkan zat inert dahulu baru kemudian dicampurkan
Bila resep mengandung Magnesium Sulfat dan Natrium Bicarbonat, tidak boleh
dicampurkan langsung tetapi harus ditabahkan dahulu dengan zat inert sebelum
dicampurkan
b. Perubahan fasa sediaan dengan sistem bifase
Contoh :
Bila alkohol ditambahkan pada basis cream, maka akan menyebabkan sistem bifase
basis cream pecah dan terjadi pemisahan fase
c. Perubahan kelarutan
Salting out : dimana terjadi penurunan kelarutan suatu zat bila ditambahkan ion
garam sejenisnya
Salting in : dimana terjadi peningkatan kelarutan suatu zat dengan penambahan ion
sejenisnya

OTT Secara Kimia


Terjadi interaksi antara obat dengan obat atau dengan bahan pembantu lainnya
yang menyebabkan terjadinya perubahan secara kimia.
a. Reaksi Hidrolisis
Terjadi perusakan obat secara kimia yang disebabkan oleh hidrolisis bahan obat
dengan H2O sehingga dapat menyebabkan perubahan kimia obat dan efektifitas
obat.
Contoh Hidrolisis Eter
b. Reaksi Oksidatif
Contoh :
Perusakan lemak oleh zat oksidator seperti oksigen dari udara yang menyebabkan
bahan menjadi tengik
Pengaruh bahan pengawet yang merupakan oksidator terhadap zat aktif
c. Reaksi Pengendapan
Contoh terjadinya pengendapan ion halogenida dengan adanya logam berat seperti
OTT antara Cocain HCl dengan Argento proteicum
- +
Cl + Ag AgCl (mengendap)
d. Reaksi Pembentukan Kompleks
Terjadi reaksi pembentukan komplek yang tidak larut antara bahan obat dengan
suatu ion logam, misalnya Tetrasiklin dengan ion kalsium
KAPSUL

IStilah dan nama lain

Istilah Nama lain


Kapsul cangkang keras capsule durae
hard capsul
Kapsul yang terdiri atas bagian wadah capsule overculateae
dan tutup
Kapsul cangkang lunak capsulae molles (u/ rute oral, vaginal
dan rektal)
soft capsul
Kapsul merupakan satu kesatuan bulat atau silindris = pearl
berbentuk : bulat telur = globula
dari gelatin = gel lunak
Cangkang sebenarnya masih kapsul keras = kadar (10-15)% (FI
mengandung air : ed.IV) dan (12-16)%
menurut literatur lain.
Kapsul LUnak = (6-13)% => Bahan cair
perbedaan bobot tiap
kapsul 7,5 %
Membersihkan cangkang kapsul letakkan kapsul diatas sepotong kain
keras/gelatin keras (linnen, wol) kemudian digosok-
gosokkan sampai bersih
Penutupan cangkang kapsul pati keras cara pelekatan dengan mengoleskan
dilakukan dengan cairan campuran air-alkohol, kemudian
dikeringkan.
Penutupan cangkang kapsul gelatin Memberikan lekukan khas pada bagian
keras dilakukan dengan tutup dan induk
Faktor Bahan yang merusak Kapsul: Asetosal dengan Hexamin
Camphor dengan menthol 
(Mengandung campuran eutecticum)
mengandung KI, NaI, NaNO2 => Zat
yang mudah mencair/ higrokopis
(membuat dinding kapsul rapuh)
minyak atsiri, kreosot dan alkohol.
(mudah menguap)
Garam Kina dan Na-salisilat, dan
amidozon.
Berbentuk Kristal dan BJ ringan hrus
digerus dulu.
Pengujian Kapsul Keseragaman bobot (Fi:III)
a. Obat kering = 20 kapsul
b. Obat cair/pasta = 10 kapsul
Penanganan Bahan dalam kapsul (ekstrak Kental) Ektrak Belladona =
Dibuat menjadi massa pil lebih dahulu.
minyak atsiri, kreosot dan alkohol=
DIencerkan dengan minyak lemak
sampai kadarnya < 40%.
Penyimpanan Ditempat yang terbuat dari botol glas
dan diberi bahan pengering
Keuntungan Kapsul 1. Bentuknya menarik dan praktis
2. Cangkang kapsul tidak berasa
sehingga dapat menutupi obat yang
berasa dan berbau tidak enak.
3. Mudah ditelan dan cepat hancur atau
larut dalam perut sehingga obat
cepat diabsorbsi.
4. Dokter dapat mengkombinasikan
beberapa macam obat dan dosis yang
berbeda-beda sesuai kebutuhan
pasien.
5. Kapsul dapat diisi dengan cepat
karena tidak memerlukan bahan zat
tambahan atau penolong seperti pada
pembuatan pil maupun tablet.
Kerugian Kapsul 1. Tidak bisa untuk zat-zat yang mudah
menguap karena pori-pori kapsul tidak
dapat menahan penguapan.
2. Tidak bisa untuk zat-zat higroskopis
(menyerap lembab).
3. Tidak bisa untuk zat-zat yang
dapat bereaksi dengan cangkang
kapsul.
4. Tidak bisa untuk balita.
5. Tidak bisa di bagi-bagi.

Dengan mengunakan Tangan =


sebaiknya digunakan sarung tangan
untuk mencegah alergi
Alat bukan mesin = alat yang
mengunakan tangan manusia
Pengisian kapsul terdiri atau 2 bagian, yaitu bagian
yang tetap dan bagian yang bergerak.
Dengan mesin = Untuk memproduksi
kapsul secara besar-besaran dan
menjaga keseragaman kapsul, perlu
dipergunakan alat yang otomatis
FARMAKOLOGI

ANTIBIOTIK

B. KLASIFIKASI ANTIBIOTIK BERDASARKAN MEKANISME KERJANYA

Golongan Sub Golongan Contoh


Beta Laktam Penisilin G dan Penisilin G/ benzyl
(Penisilin) Penisilin V  penisilin/prokainbenzopenisilin (I,I)
keduanya tidak tahan asam lambung (mjdi ciri
spectrum sempit khas/kelebahn AB ini)
Penisilin V/fenoksi metil penisilin (O)
Golongan ini Spetrum sempet tahan asam
memiliki
mekanisme:
menghambat Penisilin yang Metisilin
sintesis atau tahan terhadap Nafsilin (I,I)
merusak dinding beta- Oksasilin (I,I)
sel bakteri, laktamase/ Kloksasilin (O)
enzim Dikloksasilin (O)
Memiliki cincin penisilinase
betalaktam untuk LUas
aktivitasnya

Cara Kerja : Aminopenisilin Ampisilin (O,I,I)


Bakterisida Amoksisilin (O) => spectrum luas

EF: Sefalosporin Sefaleksin/Cephalexin (O)


Insomea,Reaksi (Spektrum Luas) Sefapirin (I,I)
hipersensitif Generasi I Sefazolin (I,I)
(Syok Sefradin (O)
anafilaktis-> Sefadroksil (O)
tekanan darah
turun drastis) , Sefaklor (O)
gangguan Generasi II Sefamandol (I<I)
pencernaan Sefuroksim (I<I)
** Hindari Sefoksitin (I,I)
penggunaan Sefotetan (I,I)
bersama dg Sefmetazol (IV)
Vitamin Sefprozil (O)
Neuropatik  Sefonisid (I,I)
menghambat Sefuroksim aksetil (O)
absorpsi nya.

Generasi III Sefotaksim (I,I)


Tahan terhadap Seftriakson (I,I)
enzim Seftazidim (I,I)
sefalosporinase Sefiksim (O)
Sefoperazon (I,I)
Seftizoksim (I,I)
Seftibuten (O)
Sefpodoksim proksetil (O)
Sefdinir (O)

Generasi IV Sefepim (IM)


Sefpirom (I,I)
Monobaktam Aztreonam (I,I)
Karbapenem Imipenem-silastatin (I,I)
Ertapenem
Meropenem (IV)
Inhibitor beta- Asam klavulanat
laktamase Sulbaktam
Tazobaktam
Co Amoxiclav (amoxilline n asam
klavulanat)
Basitrasin BASitrasin
Pada beberapa sediaan, sering
dikombinasi dengan neomisin dan/atau
polimiksin. Basitrasin bersifat
nefrotoksik bila memasuki sirkulasi
sistemik.

Vankomisin Vankomisin  untuk S. aureus yang


resisten terhadap metisilin (MRSA), EF :
g3uan pendngaran & nefrotoksisk dosis
tinggi.
Peptida (
Basitrasin,
Colistin, polimiksin
B)

Vankomisin
Aminoglikosid Aminoglikosid Streptomisin
(Spektrum Neomisin (mengurangi absorbsi Digoxin)
Golongan Ini Sempit) Kanamisin
Memiliki Mengikatkan diri Gentamisin (Meningkatkan Absorbsi
mekanisme: pada ribosom dan Digoxin)
memodifikasi atau menghambat Tobramisin
menghambat sintesis protein Amikasin
sintesis protein. Netilmisin
Tetrasiklin Tetrasiklin HCl
Peningkatan risiko Klortetrasiklin HCl
nefrotoksisitas Menghmbat Oksitetrasiklin HCl
bila aminoglikosida sintesis protein Demeklosiklin HCl
diberikan bersama Metasiklin HCl
amfoterisin Doksisiklin
(Antifungi) Minosiklin HCl
Kloramfenikol Kloramfenikol (EF Grey baby Sindrom
neonatud)  pengunaan ini perlu diawasi
Menghmbat serius karena mempengaruhi sistem
sintesis protein hematologi (serious and fatal blood
dyscrasias seperti anemia aplastik,
Rasanya pahit shg anemia hipoplastik, trombositopenia, dan
dibuat esternya granulositopenia.
(palmitat,
suksinat, Untuk pengobatan TIpus Abdominallis
stearate)
Spesialit: Kemicetine
Makrolida Eritromisin  alternatif untuk yg alergi
(Sepktrum sempit) cefadroxil (untuk ISPA).
=> Gram + Azitromisin  Dpat meningkatkan
** Karbamazepin SGOT dan SGPT dlm hati
akan berinteraksi Klaritromisin
krn ke2 nya Roksitromisin
dimetabolisme
CYP3A4 shg kadar
Karba Tinggi dlm
darah.
Klindamisin Klindamisin EF: enterokolitis
pseudomembranosa  pada kasus
Faringitis diberi selama 10 hari.
Mupirosin Mupirosinti
Spektinomisin. Spektinomisin
Golongan ini: Kotrimoksazol (kombinasi
menghambat enzim-enzim esensial sulfametoksazol dan Trimetoprim)
dalam metabolisme folat. dengan perbandingan 1banding 5
(smx/tmp)/(100/20)
Sulfonamid (sulfadiazin, sulfamerazin,
sulfamezatin) => Batu di Saluran Urin
Penambahan Na- bicarbonat untuk melarutkan
senyawa yang mengkristal.
Minum air yang banyak  (minimum 1,5 liter /
hari)
Dengan membuat preparat kombinasi (trisufa)
Kuinolon Asam nalidiksat Asam nalidiksat
Fluorokuinolon Norfloksasin (Absordsiny dikurangi
Golongan Ini: In: Absorbsi Susu)
mempengaruhi dikurangi oleh Siprofloksasin (Absordsiny dikurangi
sintesis atau Antasid Susu) Mpy EF diare (krn menggangu
metabolisme asam keseimbangan bakteri Eschericia Coli.
nukleat. Ofloksasin
Moksifloksasin
Nitrofurantoin Pefloksasin
Levofloksasin
Nitrofurantoin
Nitrofurantoin Furazolidin
Nitrofurazon.
Obat zolenges fradiomycin- Untuk infeksi lokal
gramicidin
Sulfonamida sulfadiazin, sulfamerazin,
sulfamezatin.
TUrunan golongan Memiliki 3 Amfoterisin B
poliena mekanisme: Kandisidin dan
 Mempengaruhi Nistatin.
permeabilitas
membran
sitoplasma
 Menghambat
sintesa protein
 Menghambat
sintesa asam
nukleat
TURUNAN sebagai obat daunorubisin HCl,
ANTRASIKLIN antikanker. doksorubisin HCl,
epirubisin dan
plikamisin (mitramisin).
BErdasarkan bakteriostatik Sulfonamida
Bakteriostatik dan Tetrasiklin
bakterisid Kloramfenikol
Trimetropin
Lincomisin
Asam aminosalisilat

kloramfenikol daneritromisin, sedangkan


antibiotik yang bersifat
Bakterisida Penisilin
(invitro Sefalosporin
Streptococus Aminoglikosida dosis besar
piogenes & Kotrimoksazol
streptococcus Poli peptide
pneumonia) Rifampisin
INH

Kloramfenikol => streptococcus


pneumonia  Bakteriostatik pada
S.aureus & grup B

KLindamisin (tergantung bakterinya)


Berdasarkan LUAS (Bakteri Aminoglikosida (Kecuali Streptomisin)
Spektrum garam positif dan Ampisilin, amox, amoxixilin,
negative) (broad sefalosporin, Clavulamat, carbapenem,
spectrum) diperasilin, kuinolon , tetrasiklin,
trimetropin dan sulfametoksasol,
KLoramfenicol.
SEMPIT (Narrow Peptida (polimiksin)
spectrum) Makrolida
Streptomisin
Penilisilin
Neomisin,
SPesialit Obat Ampisilin OMnipen
Viccilin
Penbritin
BInotal
Baktesyn
Lactapen
Ambripen

Sefuroksim Kalcef
Cefurox
Zinnat
Anbacin
Octecid
Sarox
CefadroKsil Cefat
Duricef
Axicil
Acefa
Cefalex
Amoxicillin Amoxsan
BItamox
Omemox
Novamox
YUSImox
Ospamox
Penisilin V ( Ospen
Phenoxymethylpe Fenocin
nisilin/ Venosil
fenoksimetil
penisilin)

Co Amoxiclav Calvamox
Clabat
Augmentin
Kloksasisilin IKaclox
Sefradin Velocef
Cefalexim Cefabiotic
Cefixim Rocephin
Tiamfenicol BIothicol
Diolicol
Urfamycin
Thislacol
Tiamisin
Tiacol
Oxytertrasiklin Teramicin
klimoxsin
Framisetin Sofratulle
Daryantulle
Azitromisin Azoma
Zithromax
Zibramax
AZetrin

Roksitromisin Rulid
Spiramisin ROvamycin
Spiradan
Sulfasetamida Albucid
natrium
metronidasol Flagyl
Ofloksasin Tarivid
Ciprofloksasi Baquinor
Lapiflox
Gerablox
ciprosin
Tetrasiklin Lincocin
Sulfonamida
(0bat malaria)
Efeksampiing obat Membentuk KOntraindikasi pada ibu hamil dan
kompleks Inaktif MEnyusui
logam (Ca, Mg,
Fe)
FARMAKOKINETIK

C. PENGERTIAN FARMAKOKINETIK
Farmakokinetika merupakan aspek farmakologi yang mencakup nasib
obat dalam tubuh yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresinya
(ADME).
Kemudian dengan atau tanpa biotransformasi, obat diekskresi dari
dalam tubuh. Seluruh proses ini disebut dengan proses farmakokinetika dan
berjalan serentak seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.

(Farmakologi Dasar Edisi 2 : 2010).


1. Absorpsi
Absorpsi adalah proses masuknya obat dari tempat obat kedalam sirkulasi
sistemik (pembuluh darah). Kecepatan absorbsi obat tergantung pada :
a) Kelarutan
Obat harus dapat melarut atau obat sudah dalam bentuk terlarut.
Sehingga dari kecepatan melarut mempengaruhi kecepatan absori.
b) pH
obat yang bersifat asam lemah akan mudah menembus membran sel
pada suasana asam. Jika pH obat berubah (ditambah buffer) maka
absorbsi akan melambat.
c) Sirkulasi darah
Pemberian obat melalui sublingual akan lebih cepat diabsorbsi dibanding
subkutan, karena umumnya sirkulasi darah di subkutan lebih sedikit
(jelek) dibandingkan di sublingual.
d) Tempat absorbsy
Obat dapat diabsorbsi misalnya dikulit, membran mukosa, dan usus
halus. Obat yang oral, absorbsi terjadi di usus halus karena luas
permukaannya. Jika obat inhalasi, diabsorbsi sangat cepat karena
epitelium paru-paru juga sangat luas (Farmakologi Pendidikan Proses
Keperawatan: ebook).
1) Absorbsi melalui saluran cerna
Umumnya obat dalam bentuk non polar yang larut daalm lemak cepat
diabsorpsi, sedangkan obat yang bersifat polar tidak larut dalam
lemak seperti zat alumunium kuaterner, lambat diabsorbsi.
2) Pemberian obat secara sublingual
dapat diberikan untuk menghindari pengrusakan oleh enzim lambung
dan usus, dan menghindari biotraspormasi di hepar .
3) Pemberian obat secara rectal
diberikan pada pasien yang muntah – muntah untuk menghindari
pengrusakan oleh enzim pencernaan dan biotransformasi di hepar.
4) Pemberian obat suntikan (parenteral)
yang efeknya timbul cepat, dan teratur karena obat tidak
melewati hepar sebelum mencapai sirkulasi dan dapat diberikan pada
pasien yang tidak sadar dan keadaan darurat.
5) Pemberan obat melalui endotel paru-paru
Cara ini hanya dilakukan untuk obat yang berbentuk gas atau cairan
yang mudah menguap.
6) Pemberian topikal pada kulit
Pemberian obat digunakan untuk penyakit kulit, contoh obatnya
berupa salep yaitu antibiotika, kortikoseroid, antihistamin dan
antifungus. (Farmakologi dan terapi edisi 2 : 1981)
2. Distribusi
Setelah diabsorpsi, obat akan didistribusi ke seluruh tubuh melalui
sirkulasi darah.
3. Biotransformasi / Metabolisme
Biotransformasi atau metabolisme obat ialah proses perubahan
struktur kimia obat yang terjadi dalam tubuh dan dikatalis oleh enzim
khususnya CYT 45. Pada proses ini molekul obat diubah menjadi lebih
polar, artinya lebih mudah larut dalam air dan kurang larut dalam lemak
sehingga lebih mudah diekskresi melalui ginjal. Selain itu, pada umumnya
obat menjadi inaktif, sehingga biotransformasi sangat berperan dalam
mengakhiri kerja obat. Tetapi, ada obat yang metabolitnya sama aktif,
lebih aktif, atau tidak toksik. Ada obat yang merupakan calon obat
(prodrug) contoh: kortison ( hidrokortison ), prednison ( prednisolon )
justru diaktifkan oleh enzim biotransformasi ini. Enzim yang berperan
dalam biotransformasi obat dapat dibedakan berdasarkan letaknya dalam
sel, yakni enzim mikrosom yang terdapat dalam retikulum endoplasma
halus (yang pada isolasi in vitro membentuk mikrosom), dan enzim non-
mikrosom.
4. Ekskresi
Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam
bentuk metabolit hasil biotransformasi atau dalam bentuk asalnya. Obat
atau metabolit polar diekskresi lebih cepat daripada obat larut lemak,
kecuali pada ekskresi melalui paru. Ginjal merupakan organ ekskresi yang
terpenting. Ekskresi disini merupakan resultante dari 3 preoses, yakni
filtrasi di glomerulus, sekresi aktif di tubuli proksimal, dan rearbsorpsi
pasif di tubuli proksimal dan distal. ( farmakologi pendekatan proses
Keperawatan: 1996).

D. OBAT2 SALURAN PENCERNAAN

JENIS MEKANISME CONTOH


Antasida obat yang menetralkan asam Aluminium Hidroksida
lambung dengan cara (Al(OH)3)
meningkatkan pH untuk Magnesium Hidroksida
menurunkan aktivitas pepsin Magnesium Trisiklat
Kalsium Karbonat
Antagonis Reseptor Menghambat sekresi asam Ranitidin
H2 ( H2 Bloker ) lambungnya Famotidin
Cimetidine

Penghambat Pompa Omeprazol


Proton (PPI) Lansoprazol
Esomeprazol
Pantoprazol
Obat Anti Obat yang digunakan untuk Atropin Sulfat
Spasmodika mengurangi  atau melawan Alkaloida belladona
kejang - kejang otot. Hiosin Butil Bromida
Papaverin HCl
Mebeverin HCl
Propantelin Bromida
Pramiverin HCl
FARMAKOGNOSI

E. Jenis2 Simplisia Hewan


Jenis Asal Zat berkasiat pembuatan Contoh jenis
sediaan
ADEPS Nama Hewan: Ester-ester Lemak  Bacitracini
LANAE/Lem Ovis lemak dibawah bulu Neomycini
ak bulu Aries  (L.) Kolesterol, domba Polymyxini
domba/ Asam Lemak terdapat 10- unguentum
anhydrous Keluarga: ( Alkohol, Asam 50 % lemak. (Form. Nas).
lanolin/ Wool Bovidae palmita, asam  Chloramphenicoli
FAT miristinat, asam unguentum 
lanopalmitat, (Form. Nas)
asetil alcohol)  Hydrocortini
unguentum
(Form. Nas).
 Methylis
Salysilatis
unguentum
(Form. Nas).
 Tetracyclini
Hydrocloridi
unguentum
(Form. Nas).

ADEPS Nama Hewan: Emplastrum Lemak dari Emplastrum Plumbi


SUILLUS Sus rongga perut. Oxydi.
Lemak babi, scrofa (L.)
Lard.
Keluarga:
Suidae
CERA ALBA Mirisin Methylis Salicylatis
Malam putih, (Mirisilpalmitat) unguentum (F.N),
White Bees ,Asam serotinat, Unguentum Leniens
Wax/ Serasin
Bleached (campuran
bees wax parafin),
Asam melisinat,
Seril-alkohol.
CERA Sama dengan Oculentum
FLAVA/ Cera alba Hydrargyri Oxydi
Malam hidrokarbon Flavi (FOI)
kuning, heptakosan dan
Yellow Bees  hentrakontan.
wax, yellow
wax, bees
wax
Nama hewan:
MEL Gula invert, Untuk Madu terhalus
Apis
DEPURATU saccharosa, reduktor adalah madu yang
Mellifera (L.)
M/ madu dekstrin, dalam diperoleh tanpa
dan species
murni abu, sediaan- pemerasan tetapi
lain
zat atsiri sediaan dibiarkan mengalir
aromatik, ferro. dari sarang lebah,
Keluarga:
asam semut jika dipusingkan
Apidae
(sedikit) memberika madu
yang paling jernih.
Virgin honey adalah
madu yang diperoleh
dari sarang yang
belum pernah
terbuka
CETACEUM/ Nama : Setin Malam padat Unguentum
Setaseum, Physeter (setilpalmitat), murni yang Leniens (Form.
Spermaseti macrosephallu setilstearat, diperoleh dari Nas).
s Physeter setiloleat, minyak lemak
catodon  (L.) setilaurat, yang terdapat
dan Hyperood setilmiristinat, pada kepala,
on dan setil alcohol. lemak dan
rostratus  (Mil badan ikan
ler)

Keluaraga:
Physeteridae

GELATINUM glikokol, Tulang-tulang


/ gelatin/ leusin, yang sudah
protein prolin, bersih, kulit
asam glutamat, babi yang baru
lisin, dibekukan,
arginin, dan kulit sapi
alanin, muda.
asam
asparoginat,
fenil-alanin,
oksiprolin dan
histidin.
THYROIDU Tiroksin, Serbuk kering Thyroidi Compressi
M/ Tiroida triyodotironin, dari kelenjar – F.I.
diyodotirosin, tiroid
Monoyodotirosin binatang
. menyusui,
SIMPLISIA MINERAL
Jenis Zat berkasiat Sediaan Berasal dari
PARAFFINUM Hidrocarbon  Betamethasoni
LIQUIDUM/ (C17H36 Cremor
Parafin sampai  Cliquilini Cremor
cair/white C27H56  Cliquinolini
mineral oil. hidrokarbon Hydrocortosini
liquid siklis, Cremor
petrolatum/ hidrokarbon  Clioquinolini
mineral oil tidak jenuh Hydrocortosini
dan derivat-  Gentmycini Cremor
derivat dari  Dexamethasoni
benzen). Neomycini Cremor
 Dibucaini Cremor
 Dienostroli Cremor
 Genthamycini
Unguentum
 Hydrocortisoni
Cremor
 Hyoscini
Oculentum
 Prenisoloni
Unguentum
 Triamcinoloni
Acetonidi
Unguentum
 Unguentum
Leniens

PARAFFINUM Balsamum Album Diperoleh dari residu


SOLIDUM/ Balsamum Rubrum minyak tanah kasar,
Parafin padat, residu ini di suling
Paffin, lagi,
paraffin wax
 DiGUnakan
untuk
pengeras
salep
VASELINUM Hidrokarbon  Bacitracini Vaselinum flavum
ALBUM/ berat molekul Neomycini yang telah di
Vaselin putih, tinggi  Polymixini putihkan
white terutama Unguentum
Petroleum parafin-  Balsamum Album
Jelly, White parafin,  Betamethasoni
Petrolatum senyawa- Cremor
senyawa  Cloramphenicoli
hidrokarbon Unguentum
siklis dan  Chrysarobini
hidrokarbon Unguentum
tidak jenuh  Clioquinolini
Cremor
 Getamycini Cremor
 Dexamethasoni
Phophatis Cremor
 Dibucaini Cremor
 Gentamycini
Unguentum
 Hyoscini
Oculentum
 Ichtamoli
Unguentum
 Hydrocortisoni
Unguentum
 Tetracyclin
Hydrochloridi
Unguentum
 Triamcioloni
Acetonidi Cremor
 Triamcioloni
Acetonidi
Unguentum
 Triprllenamini
Cremor
 Zinci Unguentum
 Vaselinum
Hydrophylium

VASELINUM  Aethylis
FLAVUM/ Aminobenzoatis
Vaselin kuning, Unguentum
petrolium.  Aethylis
Aminobenzoatis
Tannin Unguentum
 Olei Lecoris
Unguentum
 Peruviani
Unguentum
 Prednisoloni
Unguentum
 Recorcinoli
Unguentum
Compositum
 Zinci Pasta

Anda mungkin juga menyukai