Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum ke-12 Hari, Tanggal : Senin, 11 Desember 2017

Farmakologi Waktu : 08.00-12.00 WIB


Dosen : drh. Tetty Barunawati, M.Si
drh. Huda S., M.Si, Ph.D
Asisten : Aysha Mardhatillah, Amd
Catwarendah Maya, Amd

PEMBUATAN SHAMPOO HEWAN ANTIFUNGAL

Kelompok 1, P-1
Nama NIM Ttd
1. Fira Halimatusyamsiah J3P115020 1.
2. Cut Aldila Febiana J3P116014 2.
3. Nur Fatkhul Ghozi J3P116051 3.
4. Yohanna Abigail Br Karo J3P116071 4.
5. Ricky S Hersade J3P216085 5.
6. Hafidz Fi Sabilillah J3P216106 6.

PROGRAM KEAHLIAN PARAMEDIK VETERINER


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Shampo adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud keramas rambut,
sehingga setelah itu kulit kepala dan rambut menjadi bersih, dan sedapat mungkin menjadi
lembut, mudah diatur dan berkilau. Dan merupakan produk perawatan rambut yang
digunakan untuk menghilangkan minyak, debu, serpihan kulit, dan kotoran lain dari rambut.
Kata shampoo berasal dari bahasa Hindi champo, bentuk imperatif dari champna, "memijat".
Di Indonesia dulu shampoo dibuat dari merang yang dibakar menjadi abu dan dicampur
dengan air.

Shampoo adalah suatu zat yang terdiri dari surfaktan, pelembut, pembentuk busa,
pengental dan sebagainya yang berguna untuk membersihkan kotoran yang melekat pada
rambut seperti sebum, keringat, sehingga rambut akan kelihatan lebih bersih, indah dan
mudah ditata. Shampoo banyak jenis dan typenya, formulanya dan klasifikasi preparat seperti
liquid, krim, pasta, shampoo anti dandruff, shampoo untuk anak-anak dan sebagainya.
Sebuah formulasi shampoo yang baik mempunyai kemampuan khusus yang dapat
meminimalisasi iritasi mata, mengontrol minyak serta dapat memperbaiki struktur rambut
secara keseluruhan.

Preparat shmapo harus meninggalkan kesan harum pada rambut, lembut dan mudah
diatur, memiliki performance yang baik (warna dan viskositas yang baik) harga yang murah
dan terjangkau. Secara spesifik suatu shampoo harus:

1. Mudah larut dalam air, walapun air sadah tanpa mengalami pengendapan
2. Memiliki daya bersih yang baik tanpa terlalu banyak menghilangkan minyak dari
kulit kepala
3. Menjadikan rambut halus, lembut serta mudah disisir
4. Cepat bebusa dan mudah dibilas serta tidak menimbulkan iritasi jika kontak dengan
mata
5. Memiliki pH yang baik netral maupun sedikit basa
6. Tidak iritasi pada tangan dan kulit kepala
7. Memiliki performa yang baik

Ketoconazole adalah obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi jamur pada kulit.
Obat antijamur ini mampu membunuh jamur penyebab infeksi, sekaligus mencegahnya
tumbuh kembali.

1.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mortar, gelas piala, saringan,
spatula, timbangan digital, spoit, corong, penangas air dan gelas ukur. Bahan yang digunakan
adalah SLS 10%, Cocomidae-DEA 5%, CAB-30 4%, Nipagin 0.06%, Nacl 1%,
Ketoconazole 1%, air, dan parfume.

1.3 Cara Kerja

Alat dan bahan disiapkan, kemudian SLS dimasukkan kedalam mortar yang kering
dan bersih. Lalu hancurkan SLS dan dicampurkan dengan air sebanyak 35 mL, selanjutnya
dihomogen kan hingga larut dengan sempurna. Lalu Cocomide-DEA sebanyak 5mL dan
CAB-30 sebanyak 4 mL dimasukkan kedalam campuran dan diaduk secara merata. Setelah
itu Nipagin 0,06 gr dilarutkan dengan air sebanyak 2 mL di gelas piala, Nipagin yang telah
terlarut dimasukkan ke dalam mortar dan dicampurkan. Kemudian campuran shampoo
ditambahkan dengan pewarna makanan dan parfum secukupnya dan dihomogenkan hingga
tercampur merata. Atur pH shampoo ddengan ditambahkan asam sitrat sebanyak 2-3 tetes
dan dicampurkan kedalam campuran shampoo. Setelah itu NaCl dilarutkan dengan air 2mL,
lalu dituangkan kedalam campuran shampoo dan diaduk. Botol disiapkan dan corong
disiapkan untuk memasukan shampoo, campuran di dalam mortar dituangkan kedalam botol
secara perlahan melalui corong. Botol yang telah diisi dengan shampoo ditempeli dengan
Etiket berupa stiker dan shampoo siap digunakan.

BAB 2

PEMBAHASAN

Terapi topikal (bekerja secara lokal) sangat penting dalam manajemen kondisi
dermatologis. Beberapa formulasi tersedia untuk resep dokter hewan,yaitu sampo,
lotion, semprotan, salep, krim dan gel. Pilihan bervariasi sesuai dengan kasus dan harus
mempertimbangkan sifat dan tingkat dari lesi,temperamen binatang dan kesediaan
pemiliknya untuk mencurahkan waktu yang di perlukan (Nurra 2008).Saat ini sediaan sampo
banyak digunakan oleh dokter hewan praktisi.Sampo didefinisikan merupakan sediaan
kosmetika yang digunakan untuk membersihkan rambut serta kulit kepala, sehingga
menghasilkan rambut yang bersih, mudah diatur dan sehat. Formulasi sampo terdiri dari
ketoconazole (pembersihan agen, dan anti ketombe).

Adapun komponen sediaan sampo yang dibuat oleh praktikan terdiri atas SLS,
Cocomide-DEA, CAB-30, Nipagin, Pewarna , Parfum, Acid citric ad pH 6,5, NaCl, dan Air.
SLS dan cocomide DEA berfungsi sebagai surfaktan yang berperan menurunka tegangan anta
rmuka minyak air dan membentuk film mononuklear (Nurra 2008). Kekurangan pemakaian
surfaktan ialah tidak membentuk busa oleh air sadah, namun hal ini dapat diatasi dengan
penambahan chelating agent , yaitu Acid citric. Selain itu acid citrik memiliki sifat sebagai
larutan penyangga (buffer) digunakan sebagai pengendali pH dalam larutan pembersih dalam
rumah tangga dan obat-obatan. CAB-30 berfungsi sebagai penstabil busa.
NaCl bersifat isotonus yang mempengaruhi viskositas sampo. Bahan-bahan yang
ditambahkan ke dalam sampo seperti Pewarna FDC dan Parfum bertujuan untuk
memperbaiki tampilan sampo. Umumnya parfum berasal dari campuran minyak atsiri atau
sintetik, sedangkan pewarna (dye) yang digunakan harus terdaftar pada federal, Drug, and
Cosmetics Act (FDC). Nipagin berfungsi sebagai bahan pengawet yang berguna
melindungi sampo dari mikroba yang dapat menyebabkan rusaknya sampo. Air berfungsi
sebagai pelarutdan pencair sediaan. Sampo hewan, sama seperti sampo manusia, harus
memastikan pembersihan rambut dan kulit, melembutkan, melenturkan, berkilau dan mudah
diatur. Namun demikian, sampo hewan harus memiliki sifat pembersih yang lebih baik dari
pada sampo manusia. Oleh karena itu, sampo hewan dibuat dengan konsentrasi agen
pembersih yang lebih tinggi dan harus dikombinasikan dengan surfaktan yang tepat untuk
menggabungkan sifat pembersihan yang baik dan toleransi lokal yang sempurna pada kulit
anjing dan kucing. Demikian pula, kecuali untuk beberapa sampo yang sangat spesifik,
sampohewan memiliki pH fisiologis disesuaikan dengan pH kulit anjing dankucing. Fitur lain
yang penting dari sampo hewan peliharaan adalah kemudahan dibilas. Hal ini karena
surfaktan dapat menyebabkan iritasi kulit, meskipun tidak benar-
benar terbilas dan juga, karena anjing dan kucing sering menjilat bulu mereka sehingga
memakan residu sampo.

Kulit anjing dan kucing sering lebih sensitif daripada kulit manusia karena perbedaan
secara anatomi dan fisiologi, termasuk perbedaan ketebalan stratumkorneum,pH kulit dan
kerapatan folikel rambut yang dapat memfasilitasi penetrasi bahan aktif ke kulit. Singkatnya,
sampo hewan, berbeda dengan sampomanusia, secara khusus dirancang untuk anjing dan
kucing, dengan mempertimbangkan perbedaan anatomi dan fisiologi dan penyakit spesifik
mereka. Karena itu diformulasikan dengan karakteristik yang sangat spesifik dan bahan-
bahan, disesuaikan pH dan agen pembersih. Toleransi lokal dan efikasiadalah parameter
mendasar yang dinilai oleh perusahaan hewan, selama pengembangan produk, pada spesies
target dan indikasi khusus.

KESIMPULAN

Sampo didefinisikan merupakan sediaan kosmetika yang digunakan


untuk membersihkan rambut serta kulit kepala, sehingga menghasilkan rambut
yang bersih, mudah diatur dan sehat. Bahan utama pada sampo adalah surfaktan (contohnya,
SLS dan Cocomide DEA). Selain itu ditambahkan beberapa bahan kedalam sampo untuk
menghasilkan sampo yang aman memiliki viskositas yang baik, busa yang stabil, dan dapat
mengoptimalkan kerja detergen, seperti penstabil busa (contohnya CAB-
30), pengawet (contohnya Nipagin), chelating agent dan buffer (contohnya Acid citric),
parfum dan pewarna FDC.
DAFTAR PUSTAKA
Anief M. 2008. Ilmu Meracik Obat . Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nurra A. 2008. Pengaruh Penambahan Sodium Lauril Sulfat Terhadap Sifat Fisik dan
Disolusi Tablet Nifedipin.Skripsi.Universitas MuhamaddiyahMalang

Anda mungkin juga menyukai