PRAKTIKUM SPEKTROMETRI
Semester Ganjil TA 2022/2023
Identitas
NIM 21231016
Kelas A
Kelompok III A
Asisten Hayria
D. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Data pengamatan kurva kalibrasi
E.
F. Analisis Data
I. Linearitas
Konsentrasi Replikasi Absorbansi
No.
(mg/L) 1 2 3 Rata-rata
1 0,00 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
2 0,20 0,1695 0,1696 0,1696 0,1696
3 0,40 0,2790 0,2790 0,2789 0,2790
4 0,60 0,5867 0,5870 0,5868 0,5868
5 0,80 0,4504 0,4503 0,4505 0,4504
6 1,00 0,7593 0,7593 0,7592 0,7593
SLOPE 0,7067
INTERCEPT 0,0208
R2 0,8957
R 0,9464
III. Presisi
IV. Akurasi
V. Ketidakpastian Pengukuran
Ketidakpastian Baku
No. Deskripsi Nilai
1 S 0,10086672
2 Sxx 0,70
3 B1 (slope) 0,7067
4 p (Jumlah Sampel) 6
5 n (Jumlah Standar) 6
6 C0 (konsentrasi Xbar presisi) 0,1140
7 Cbar 0,50
8 S/B1 0,142734963
9 1/p 0,166666667
10 1/n 0,166666667
11 (C0 - Cbar)2 0,148996
12 [(C0 - Cbar)2]/Sxx 0,212851429
2
13 1/p + 1/n + [(C0 - Cbar) ]/Sxx 0,546184762
14 √ 1/p + 1/n + [(C0 - Cbar)2]/Sxx 0,739043139
15 u(C0) 0,105487295
16 u(C0) 0,105487295
Ketidakpastian Baku
Lambang Deskripsi Nilai (x) Satuan
C0 Konsentrasi Cr(IV) dari kurva kalibrasi 0,105487295 mg/L
Va Volume akhir 25 mL
Vb Volume sample 12,5 mL
1
0,105487295
0,016329932 0,000653197
0,020412415 0,001632993
0,105487458
0,011127604
G. Pembahasan
Pada praktikum instrumen kimia kali ini menggunakan spektrofotometri uv-vis
double beam. Larutan deret standar dibuat sebanyak 5 dengan konsentrasi antara
lain : 0,2; 0,4; 0,6, 0,8; 10.
Linieritas digunakan untuk memastikan adanya hubungan yang linear antara
konsentrasi larutan standar dengan sinyal atau respon dari detektor berupa absorbansi
yang menghasilkan suatu persamaan garis linear sehingga menunjukkan koefisien
korelasi (R) dan koefisien determinasi (R 2). Persamaan yang digunakan adalah: y =
ax+b
Keterangan: y = absorbansi larutaan standar a = slope b = intersep.
Batas deteksi (LOD) merupakan jumlah analit terkecil dlam sampel yang masih
mampu terdeteksi sehingga memberikan respon signifikan dibandingkan blangko,
sedangkan batas kuantitasi (LOQ) merupakan jumlah analit terkecil dalam sampel
yang mampu terdeteksi dengan presisi dan akurasi yang dapat dipercaya. Penentuan
batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ) berbeda beda tergantung pada
metode analisis yang digunakan, metode analisis yang menggunakan instrumen
penentuanya dilakukan dengan menggunakan analit pada pengenceran bertingkat.
Metode analisis yang tidak menggunakan instrumen penentuannya dilakukan dengan
mengukur respon blangko beberapa kali (Harmita, 2004). Pada pengujian ini
penentuan batas deteksi dan batas kuantitasi dilakukan menggunakan larutan standar
dengan konsentrasi bertingkat.
∑ (X - Xbar)2 0,0018932828770
SD 0,0194591
%RSD 4,268371988
C 4,5589E-07
log C -6,34113951
0.5 log C -3,170569755
1 - 0.5 log C 4,170569755
CV Horwitz 18,00804616
2/3 CV Horwitz 12,00536411
RSD < 2/3 CV Horwitz, berarti tingkat PRESISI-nya masih diterima. Masuk dalam
ambang toleransi. Akurasi ditentukan untuk mengetahui kedekatan hasil pengujian
dengan nilai sebenarnya yang biasanya dinyatakan sebagai persen perolehan kembali
(%Recovery) terhadap standar yang ditambahkan ke dalam analit. Penentuan akurasi
dengan metode ini dilakukan dengan menggunakan bahan standar yang ditambahkan
ke dalam sampel yang telah diketahui konsentrasinya sebanyak 5 pengulangan.
Menurut Pramono (2014), ketidakpastian pengukuran (µ) merupakan parameter yang
menetapkan mengenai rentang nilai yang diperkirakan terdapat nilai benar (true
value). Tujuan dari penentuan ketidakpastian pengukuran untuk meningkatkan
kualitas dan tingkat kepercayaan hasil analisis serta menetapkan nilai tertelusur hasil
analisis terhadap satuan internasional. Hal yang perlu dilakukan untuk menentukan
ketidakpastian pengukuran dari suatu metode uji dilihat dari sumber yang dapat
berkontribusi terhadap ketidakpastian setiap tahapan kegiatan, mengkuantifikasi
sumber ketidakpastian setiap komponen, membuat diagram cause-effect (fish bone)
menghitung ketidakpastian gabungan dari ketidakpastian baku setiap komponen dan
menghitung ketidakpastian diperluas (Sukirno dan Samin, 2015).
H. Kesimpulan
I.
Praktikan
Sandy
Kuntari, M. Sc Hayria