Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

PENENTUAN KONSTANTA DISOSIASI ASAM METIL MERAH SECARA


SPEKTROFOTOMETRI

OLEH

INGRIT LUMBAN BATU 1813031006

KELAS VA

JURUSAN KIMIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2020
I. Judul : Penentuan Konstanta Disosiasi Asam Metil Merah Secara Spektrofotometri
II. Tujuan :
a. Menentukan konstanta disosiasi dari asam metil merah secara spektrofotometri.
b. Meningkatkan keterampilan penggunaan spektrofotometer dalam melakukan
praktikum.
III.Dasar Teori :
Indikator asam basa pada umumnya akan mengalami perubahan warna yang
dipengaruhi oleh kondisi asam atau basa. Salah satu indikator asam basa adalah metil
merah. Metil merah merupakan salah satu zat yang dapat menunjukkan sifat suatu asam
maupun basa. Indikator metil merah digunakan untuk mengetahui pH larutan dengan
trayek pH 4,2–6,3.
Dalam larutan air, metil merah ditemukan sebagai suatu “zwitter ion”. Dalam suasana
asam, senyawa metil merah berupa HMR yang berwarna merah dan mempunyai dua
bentuk resonansi. Jika berada dalam suasana basa, sebuah proton hilang dan terbentuk
anion MR- yang berwarna kuning. Keadaan kesetimbangan antara HMR (metil merah
dalam suasana asam) dengan MR- (metil merah dalam suasana basa) ditunjukkan pada
Gambar 1.

COO - COO -
.. +
CH3 N N N CH3 N N N

CH3 H CH3 H

Metil merah dalam bentuk asam HMR (merah)

H+ OH-
COO -

CH3 N N N

CH3 H
Metil merah bentuk basa MR- (kuning)
Gambar 1. Keadaan Kesetimbangan Metil Merah dalam Suasana Asam dan Basa
Reaksi pengionan metil merah di atas dapat dinyatakan oleh persamaan reaksi sebagai
berikut. H +

HMR ( merah ) M R−¿(kuning )¿


OH-
+ ¿¿

HMR ⇋ MR−¿+H ¿
Tetapan disosiasi (Ka) dapat dinyatakan oleh persamaan berikut.

Ka=¿ ¿ ……………………………………(1)

Sehingga pKa dinyatakan,

pKa= pH−log¿ ¿ ………………………………(2)

HMR dan MR- mempunyai absorbansi maksimum pada panjang gelombang yang
berbeda, yaitu pada selang pH 4–6. Harga tetapan kesetimbangan ini dapat dihitung
dengan persamaan (2) dari pengukuran perbandingan [MR-]/[HMR] pada pH tertentu.
Perbandingan [MR-]/[HMR] dapat ditunjukkan secara spektrofotometri karena kedua
bentuk metil merah mengabsorbsi kuat pada daerah cahaya tampak (400-800 nm).
Spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya pengabsorpsi energi cahaya oleh
suatu system kimia sebagai fungsi dari panjang gelombang radiasi serta pengukuran
pengabsorpsi yang menyendiri pada suatu panjang gelombang tertentu. Metode
spektrofotometri dibedakan menjadi dua, yaitu spektrofotometri ultraviolet dan
spektrofotometri cahaya tampak. Pada umumnya, penerapan spektrofotometri ultraviolet
dan cahaya tampak pada senyawa organik didasarkan pada transisi n-π* atau π-π* dan
karenanya memerlukan hadirnya gugus kromoforat (C=C, C=O, N=N) dalam molekul.
Transisi ini terjadi dalam daerah spektrum antara 200-700 nm yang praktis digunakan
dalam eksperimen. Pada spektrofotometri UV-Vis, absorbsi hanya terjadi jika selisih
kedua tingkat energi elektronik tersebut (ΔE = E2 – E1) bersesuaian dengan energi cahaya
(foton) yang datang.
Jika I dan I0 masing-masing adalah intensitas cahaya dengan panjang gelombang
tertentu yang telah melalui larutan dan pelarut murni, maka absorbansi optik (A)
didefinisikan oleh Hukum Lambert-Beer.
A = - log I/I0 = εbc …………………………………..(3)
dimana I = Intensitas cahaya yang diemisikan oleh larutan dalam sel
Io = Intensitas cahaya yang diemisikan oleh pelarut dalam sel pada I yang sama
ε = Koefisien ekstingsi dari spesies penyerap atau konstanta pembanding
Semakin besar intensitas sinar yang diserap maka nilai A akan semakin besar dan
intensitas sinar yang diteruskan akan semakin kecil.
Jika hanya zat terlarut saja yang dapat mengabsorbsi cahaya, maka
A = a.b.c……………………………………...(4)
dimana a = indeks absorbansi zat terlarut
b = panjang/tebal larutan yang dilewati cahaya
c = konsentrasi zat terlarut
Harga a bergantung pada panjang gelombang cahaya, pada suhu dan pada jenis
pelarut. Pada daerah berlakunya hukum Lambert-Beer, aluran A terhadap konsentrasi
berupa garis lurus. Jika dalam larutan terdapat lebih dari satu zat terlarut dan masing-
masing zat mengabsorbsi secara bebas, maka absorbansi campuran ini bersifat aditif.
A = ΣA1 = Σa1.b.c ……………………………(5)
Pada percobaan ini pertama-tama ditentukan spektrum absorpsi metil merah bentuk I
(dalam larutan asam) dan bentuk II (dalam larutan basa) dan kemudian dipilih dua panjang
gelombang λ1 dan λ2 untuk kedua larutan sedemikian hingga bentuk asam mengadsorpsi
jauh lebih kuat pada λ1 dibandingkan dengan basanya, dan sebaliknya pada λ2 bentuk basa
mengadsorpsi kuat sedangkan bentuk asam tidak. Secara ideal, λ 1 dan λ2 berupa puncak
absorpsi.
HM
R
MR
-

1 2

Gambar 2. Alur Absorbansi Terhadap Panjang Gelombang untuk HMR dan MR-
Dalam suasana sangat asam (seperti dalam HCl) metil merah dapat dianggap hanya
terdapat dalam bentuk asam dan sebaliknya dalam suasana basa (seperti dalam NaOH)
metil merah ditemukan dalam bentuk II.
Indeks absorbansi molar HMR pada λ1 (= a1.HMR) dan pada λ2 (= a2.HMR) dan juga
indeks absorbansi molar MR- pada λ1 (= a1.MR-) dan pada λ2 (= a2.MR-) ditentukan pada
berbagai konsentrasi dengan menggunakan persamaan (4) untuk mengetahui apakah
hukum Beer dipenuhi. Untuk maksud ini dapat juga dibentuk grafik absorbansi A terhadap
konsentrasi. Kemudian komposisi campuran HMR dan MR - pada suatu pH tertentu
dihitung dari absorbansi A1 dan A2, masing-masing pada λ1 dan λ2 dan dengan tebal sel
satu cm (b = 1 cm) dengan menggunakan persamaan (6) dan persamaan (7)
A1 = a1.HMR [HMR] + a1.MR- [MR-]………………………………..(6)

A2 = a2.HMR [HMR] + a2.MR- [MR-]………………………………..(7)


Apabila suatu larutan mendapat radiasi sinar polikromatik yaitu sinar yang terdiri dari
beberapa macam warna, maka ada suatu sinar dengan panjang gelombang tertentu yang
diserap, sedangkan yang lainnya diteruskan melalui larutan tersebut. Panjang gelombang
yang diperlukan dalam suatu analisis kuantitatif secara spektrofotometri adalah panjang
gelombang yang sesuai dengan absorbansi maksimum (puncak serapan).

Gambar 3. Panjang Gelombang yang Diperlukan Dalam Analisis Kuantitatif


secara Spektrofotometri.

Keterangan:
 Violet :   400 - 420 nm
 Indigo :   420 - 440 nm
 Blue :   440 - 490 nm
 Green :   490 - 570 nm
 Yellow:   570 - 585 nm
 Orange:   585 - 620 nm
 Red : 680 – 780 nm

IV. Alat dan Bahan


Tabel 1. Daftar Alat
No. Nama Alat Jumlah
1. Spektofotometer UV-Vis 1 buah
2. Labu ukur 100 mL 1 buah
3. Pipet Volumetrik 10 mL 1 buah
4. Labu ukur 25 mL 2 buah
5. Labu Ukur 10 mL 1 buah
6. Labu Erlenmeyer 10 mL 8 buah
7. Labu Erlenmeyer 100 mL 4 buah
8. Pipet volumetri 50 mL 1 buah
9. Gelas kimia 100 mL 2 buah
10. Pipet tetes 2 buah
11. Gelas ukur 25 mL 1 buah
12. Kaca arloji 1 buah
13. Spatula 1 buah

Tabel 2. Daftar Bahan Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu


No. Nama Bahan Jumlah
1. Metil merah 0,1 gram
2. Larutan natrium asetat 0,04 M 50 mL
3. Larutan asam asetat 0,02 M 45 mL
4. Larutan HCl 0,1 M 100 mL
5. Larutan HCl 0,01 M 50 mL
6. Aquades 500 mL
7. Etanol 95% 30 mL

V. Prosedur Kerja
 Prosedur Kerja Pembuatan Larutan dan Penentuan  maks HMR dan MR-

Larutkan 0,1 gram kristal metil Ambil sebanyak 5 mL


merah dilarutkan dalam 30 mL Pembuatan Induk larutan induk tersebut dan
etanol 95%, kemudian encerkan Metil Merah diencerkan dengan air
hingga tepat 50 mL dengan air hingga volume menjadi
suling (larutan ini disebut larutan 100 mL (larutan ini disebut
induk). larutan standar).

Pembuatan Larutan HMR Pembuatan Larutan MR-

Tempatkan sebanyak 10 mL Tempatkan sebanyak 10 mL larutan standar


larutan standar metil merah dalam metil merah dalam labu ukur 100 mL,
labu ukur 100 mL, kemudian kemudian tambahkan 25 mL larutan
tambahkan 10 mL larutan HCl 0,1 CH3COONa 0,04 M dan encerkan dengan
M dan encerkan dengan aquades aquades hingga tepat 100 mL. (pH larutan
hingga tepat 100 mL. kira-kira 8)

Ukur absorbansi larutan HMR Ukur absorbansi larutan MR-


menggunakan spektrofotometer pada menggunakan spektrofotometer pada
panjang gelombang mulai dari 350 – 600 panjang gelombang mulai dari 400 – 500
nm. Plot absorbansi terhadap panjang nm. Plot absorbansi terhadap panjang
gelombang sehingga didapatkan λ maks gelombang sehingga didapatkan λ maks
dari HMR dari MR-
 Prosedur Kerja Penentuan d atau εb dari HMR dan MR- pada λmaks HMR
dan MR-

Masukkan 40 mL, 30 mL, 20 mL, 10 Masukkan 40 mL, 30 mL, 20 mL, 10 mL


mL larutan HMR dalam labu ukur 50 larutan MR- dalam labu ukur 50 mL,
mL, kemudian encerkan masing- kemudian encerkan masing-masing
masing dengan menggunakan larutan dengan menggunakan larutan Natrium
HCl 0,01 M hingga tanda batas Asetat 0,01 M hingga tanda batas

Buatlah kurva absorbansi terhadap


konsentrasi, harga d merupakan slope dari
Ukur absorbansi masing-masing kurva tersebut. (Konsentrasu HMR adalah
larutan diukur pada λ maks dari 0,8;0,6;0,4;0,2 dan 0,1 kali konsentrasi HMR
awal)
HMR dan MR-.
 Prosedur Kerja Penentuan Kuantitas Relatif HMR dan MR- pada Berbagai
Harga pH

Buat campuran larutan dengan komposisi sebagai berikut:

Nomor labu 1 2 3 4
Larutan 10 10 10 10
indikator mL mL mL mL
standar (MR)
Natrium 25 25 25 25
asetat 0,04 M mL mL mL mL
Asam asetat 50 50 50 50
0,02 M mL mL mL mL
Air 15 15 15 15
(pengenceran mL mL mL mL
)
pH (di cek 4,85 5,51 5,73 5,81
kembali)
Ukur absorbansi dari masing-masing larutan tersebut pada panjang
gelombang maksimum untuk HMR dan MR-.

VI. Tabel Pengamatan


No Prosedur Kerja Hasil Pengamatan
.
Pembuatan Larutan Induk Metil Merah
1. Larutkan 0,1 gram kristal metil merah Didapatkan larutan induk metil merah
dilarutkan dalam 30 mL etanol 95%,
kemudian encerkan hingga tepat 50 mL
dengan air suling (larutan ini disebut
larutan induk).
2. Ambil sebanyak 5 mL larutan induk Didapatkan larutan induk metil merah
tersebut dan diencerkan dengan air hingga
volume menjadi 100 mL (larutan ini
disebut larutan standar).
Pembuatan Larutan HMR
1. Tempatkan sebanyak 10 mL larutan Didapatkan Larutan HMR
standar metil merah dalam labu ukur 100
mL, kemudian tambahkan 10 mL larutan
HCl 0,1 M dan encerkan dengan aquades
hingga tepat 100 mL.
Pembuatan Larutan MR-
1. Tempatkan sebanyak 10 mL larutan Didapatkan Larutan MR-
standar metil merah dalam labu ukur 100
mL, kemudian tambahkan 25 mL larutan
CH3COONa 0,04 M dan encerkan dengan
aquades hingga tepat 100 mL. (pH larutan
kira-kira 8)
Penentuan  maks HMR dan MR-
1. Ukur absorbansi larutan HMR Didapatkan λ maks dari HMR
menggunakan spektrofotometer pada Tabel. Absorbansi larutan HMR terhadap
panjang gelombang mulai dari 350 – 600 panjang gelombang
λ maks (nm) Absorbansi %T
nm. Plot absorbansi terhadap panjang 350 0,028 93,5
gelombang sehingga didapatkan λ maks 355 0,040 90,8
360 0,039 90,7
dari HMR
365 0,042 90,2
370 0,051 88,2
375 0,052 88,0
380 0,050 87,9
385 0,058 87,0
390 0,062 86,8
395 0,078 83,0
400 0,080 82,2
405 0,180 77,8
406 0,190 78,5
407 0,190 78,5
408 0,190 78,5
409 0,115 76,8
410 0,112 76,5

2 Ukur absorbansi larutan MR- Didapatkan λ maks MR-


menggunakan spektrofotometer pada
Tabel. Absorbansi larutan MR- terhadap
panjang gelombang mulai dari 400 – 500
nm. Plot absorbansi terhadap panjang panjang gelombang
gelombang sehingga didapatkan λ maks λ maks (nm) Absorbansi %T
dari MR - 350 0,070 84,8
360 0,110 81,5
370 0,140 78,2
380 0,180 74,5
390 0,220 60,8
400 0,240 58,5
405 0,260 55,3
407 0,265 54,5
410 0,270 54,3
412 0,272 54,3
417 0,273 52,2
419 0,270 54,3
420 0,270 54,3
422 0,270 54,3
425 0,270 54,3
Penentuan d atau εb dari HMR dan MR- pada λmaks HMR dan MR-
1. Masukkan 40 mL, 30 mL, 20 mL, 10 mL Didapatkan larutan HMR yang telah
larutan HMR dalam labu ukur 50 mL, diencerkan dengan HCl 0,01 M
 40mL larutan HMR
kemudian encerkan masing-masing
 30mL larutan HMR
dengan menggunakan larutan HCl 0,01 M  20mL larutan HMR
hingga tanda batas  10mL larutan HMR

2 Ukur absorbansi masing-masing larutan Tabel. Absorbansi larutan pada panjang


diukur pada λ maks dari HMR dan MR-. gelombang maksimum HMR dan MR-
maks
Pengenceran maks MR-
HMR
1 mL
2 mL
4 mL
6 mL
3 Buatlah kurva absorbansi terhadap Didapatkan kurva absorbansi terhadap
harga d
konsentrasi, harga d merupakan slope dari
kurva tersebut. (Konsentrasu HMR adalah
0,8;0,6;0,4;0,2 dan 0,1 kali konsentrasi
HMR awal)
4 Masukkan 40 mL, 30 mL, 20 mL, 10 mL Didapatkan larutan HMR yang telah
larutan MR- dalam labu ukur 50 mL, diencerkan dengan NaOH 0,01 M
 40mL larutan HMR
kemudian encerkan masing-masing
 30mL larutan HMR
dengan menggunakan larutan Natrium  20mL larutan HMR
Asetat 0,01 M hingga tanda batas  10mL larutan HMR
5 Ukur absorbansi masing-masing larutan Didapatkan kurva absorbansi terhadap
harga d
diukur pada λ maks dari HMR dan MR-.
Tabel. Absorbansi larutan MR- pada
Buatlah kurva absorbansi terhadap panjang gelombang maksimum HMR dan
konsentrasi, harga d merupakan slope dari MR-
maks
kurva tersebut. (Konsentrasu HMR adalah Pengenceran maks MR-
HMR
0,8;0,6;0,4;0,2 dan 0,1 kali konsentrasi 1 mL
HMR awal) 2 mL
4 mL
6 mL
-
Penentuan Kuantitas Relatif HMR dan MR pada Berbagai Harga pH
1. Buat campuran larutan dengan komposisi Tabel. Hasil Pengamatan Warna dan pH
sebagai berikut. larutan
Nomor labu 1 2 3 4 No. Labu 1 2 3 4
Larutan 10 10 10 10 Larutan
indikator mL mL mL mL indikator
standar (MR) standard
Natrium 25 25 25 25 (MR)
asetat 0,04 M mL mL mL mL Larutan
Asam asetat 50 50 50 50 natrium
0,02 M mL mL mL mL asetat 0,04 M
Asam asetat
Air 15 15 15 15
0,02 M
(pengenceran mL mL mL mL Air
) (pengencer)
pH (di cek 4,85 5,51 5,73 5,81 pH (dicek
kembali) kembali)
pH
2. Ukur absorbansi dari masing-masing Tabel. Absorbansi larutan masing-masing
larutan tersebut pada panjang gelombang labu pada panjang gelombang maksimum
HMR dan MR-
maksimum untuk HMR dan MR-.
Labu maks HMR maks MR-
1
2
3
4

VII. Lembar Pengamatan


Sampel HMR
HCl 0,1 M HCl 0,01 M HCl 0,05 M
λ (nm)
A A A
400 0,023 0,033 0,039
415 0,043 0,053 0,064
430 0,086 0,095 0,124
445 0,162 0,165 0,233
460 0,274 0,28 0,388
475 0,301 0,311 0,415
490 0,321 0,335 0,443
505 0,335 0,341 0,456
520 0,346 0,355 0,461

Sampel MR-

NaOH 0,1 M NaOH 0,01 M NaOH 0,05 M


λ (nm)
A A A
400 0,376 0,500 0,407
415 0,396 0,526 0,428
430 0,399 0,529 0,430
445 0,382 0,508 0,414
460 0,332 0,497 0,360
475 0,313 0,461 0,330
490 0,301 0,431 0,31
505 0,292 0,410 0,29
520 0,271 0,390 0,25

HCl + Metil merah = Larutan merah


HCl + Metil merah + Aquades = Larutan merah
NaOH + Metil merah = Larutan kuning
NaOH + Metil merah + Aquades = Larutan kuning

VIII. Analisis Data

A. Pembuatan larutan
1. Berat jenis HCl = 1,19 kg/L

10 × kadar × ρ
N=
Be
10 ×37 × 1,19 kg/ L
N=
36,5 gr /mol

N=12,06 N

HCl 0,1 N dalam 100 mL

V1N1 = V2N2

Pekat

V. 12,06 N = 100 mL. 0,1 N

10 mL
V=
12,06

= 0,83 mL

2. HCl 0,01 N dan 0,05 N dalam 100 mL dari HCl 0,1 N untuk HCl 0,01 N
V1N1 = V2N2

V1. 0,1 N = 100 mL. 0,01 N

1 mL. N
V=
0,1 N

= 10 mL

Untuk HCl 0,05 N

V1N1 = V2N2

V1. 0,1 N = 100 mL. 0,05 N

5 mL
V=
0,1

= 50 mL
3. NaOH 0,1 N dalam 100 mL
W = N. V. Be
= 0,04 N. 0,1 L. 82 gr/mol
= 0,4 gr

4. CH3COOH 100% dengan berat jenis = 1,05 kg/L

10 ×100 ×1,05 kg / L
N=
60 gr /mol

= 17,5 N
M = e. M
M=N
17,5 N
=
1
= 17,5 M
B. Perhitungan hasil spektrofometer
1. Perhitungan absortivitas
A = a. b. c
A=A
b.c

a. HMR dari HCl 0,1 N

b = 0,01 cm

c = 0,1 N

λ = 400 nm, A = 0,023 λ = 475 nm, A = 0,31

0,023 0 , 31
a= a=
0,01 cm. 0,1 N 0,01 cm. 0,1 N

= 23 = 310

λ = 415 nm, A = 0,034 λ = 490 nm, A = 0,321

0,0 4 3 0 , 321
a= a=
0,01 cm. 0,1 N 0,01 cm. 0,1 N

= 43 = 321

λ = 430 nm, A = 0,086 λ = 505 nm, A = 0,335

0,0 86 0 , 3 35
a= a=
0,01 cm. 0,1 N 0,01 cm. 0,1 N

= 86 = 335

λ = 445 nm, A = 0,162 λ = 520 nm, A = 0,346

0 , 162 0 , 346
a= a=
0,01 cm. 0,1 N 0,01 cm. 0,1 N

= 162 = 346
λ = 460 nm, A = 0,274

0 , 274
a=
0,01 cm. 0,1 N

= 274

b. HMR dari HCl 0,01 N


b = 0,01 cm
c = 0,01 N

λ = 400 nm, A = 0,033 λ = 475 nm, A = 0,311

0 , 033 0 , 311
a= a=
0,01 cm. 0 , 01 N 0,01 cm. 0 , 01 N

= 330 = 3110

λ = 415 nm, A = 0,053 λ = 490 nm, A = 0,335

0 , 053 0 , 335
a= a=
0,01 cm. 0 , 01 N 0,01 cm. 0 , 01 N

= 530 = 3350

λ = 430 nm, A = 0,095 λ = 505 nm, A = 0,341

0 , 095 0 , 341
a= a=
0,01 cm. 0 , 01 N 0,01 cm. 0 , 01 N

= 950 = 3410

λ = 445 nm, A = 0,165 λ = 520 nm, A = 0,355

0 , 165 0 , 355
a= a=
0,01 cm. 0 , 01 N 0,01 cm. 0 , 01 N

= 1650 = 3550
λ = 460 nm, A = 0,28

0 , 28
a=
0,01 cm. 0 , 01 N

= 2800

c. HMR dari HCl 0,05 N

b = 0,01 cm
c = 0,05 N

λ = 400 nm, A = 0,039 λ = 475 nm, A = 0,415

0 , 039 0 , 415
a= a=
0,01 cm. 0 , 05 N 0,01 cm. 0 , 05 N

= 78 = 830

λ = 415 nm, A = 0,064 λ = 490 nm, A = 0,443

0 , 064 0 , 443
a= a=
0,01 cm. 0 , 05 N 0,01 cm. 0 , 05 N

= 128 = 886

λ = 430 nm, A = 0,124 λ = 505 nm, A = 0,456

0 , 124 0 , 456
a= a=
0,01 cm. 0 , 05 N 0,01 cm. 0 , 05 N

= 248 = 912

λ = 445 nm, A = 0,233 λ = 520 nm, A = 0,461

0 , 233 0 , 4 61
a= a=
0,01 cm. 0 , 05 N 0,01 cm. 0 , 05 N

= 466 = 922

λ = 460 nm, A = 0,388


0 , 388
a=
0,01 cm. 0 , 05 N

= 776

d. MR- dari NaOH 0,1 N


b = 0,01 cm
c = 0,1 N

λ = 400 nm, A = 0,376

0 , 376
a=
0,01 cm. 0 ,1 N

= 376

λ = 415 nm, A = 0,396 λ = 475 nm, A = 0,313

0 , 396 0 , 313
a= a=
0,01 cm. 0 ,1 N 0,01 cm. 0 ,1 N

= 396 = 313

λ = 430 nm, A = 0,399 λ = 490 nm, A = 0,301

0 , 399 0 , 301
a= a=
0,01 cm. 0 ,1 N 0,01 cm. 0 ,1 N

= 399 = 301

λ = 445 nm, A = 0,382 λ = 505 nm, A = 0,292

0 , 382 0 , 292
a= a=
0,01 cm. 0 ,1 N 0,01 cm. 0 ,1 N

= 382 = 292

λ = 460 nm, A = 0,332 λ = 520 nm, A = 0,271

0 , 3 32 0 , 271
a= a=
0,01 cm. 0 ,1 N 0,01 cm. 0 ,1 N
= 332 = 271

e. MR- dari NaOH 0,01 N

b = 0,01 cm
c = 0,01 N

λ = 400 nm, A = 0,500 λ = 430 nm, A = 0,529

0 , 500 0 , 529
a= a=
0,01 cm. 0 , 01 N 0,01 cm. 0 , 01 N

= 5000 = 5290

λ = 415 nm, A = 0,526 λ = 445 nm, A = 0,508

0 , 526 0 , 508
a= a=
0,01 cm. 0 , 01 N 0,01 cm. 0 , 01 N

= 5260 = 5080

λ = 460 nm, A = 0,497 λ = 505 nm, A = 0,410

0 , 497 0 , 410
a= a=
0,01 cm. 0 , 01 N 0,01 cm. 0 , 01 N

= 4970 = 4100

λ = 475 nm, A = 0,461 λ = 590 nm, A = 0,390

0 , 461 0 , 390
a= a=
0,01 cm. 0 , 01 N 0,01 cm. 0 , 01 N

= 4610 = 3900

λ = 490 nm, A = 0,431

0 , 431
a=
0,01 cm. 0 , 01 N
= 4310

f. MR- dari NaOH 0,05 N

b = 0,01 cm
c = 0,01 N

λ = 400 nm, A = 0,407 λ = 445 nm, A = 0,414

0 , 407 0 , 414
a= a=
0,01 cm. 0 , 05 N 0,01 cm. 0 , 05 N

= 814 = 828

λ = 415 nm, A = 0,428 λ = 460 nm, A = 0,36

0 , 428 0 , 36
a= a=
0,01 cm. 0 , 05 N 0,01 cm. 0 , 05 N

= 856 = 720

λ = 430 nm, A = 0,430 λ = 475 nm, A = 0,33

0 , 430 0 , 33
a= a=
0,01 cm. 0 , 05 N 0,01 cm. 0 , 05 N

= 860 = 660

λ = 490 nm, A = 0,31 λ = 505 nm, A = 0,29

0 , 31 0 , 29
a= a=
0,01 cm. 0 , 05 N 0,01 cm. 0 , 05 N

= 620 = 580

λ = 520 nm, A = 0,25

0 , 25
a=
0,01 cm. 0 , 05 N

= 500
2. Perhitungan komposisi campuran HMR dan MR-

HMR MR-
λ 0,01 N 0,05 N 0,01 N 0,05 N
Terendah 330 78 3900 500
Puncak HMR 3550 922 - -
Puncak MR- - - 5290 860

3. Menentukan HMR dan MR-

A1 = a1. HMR + a1. MR- (HCl)


A2 = a2. HMR + a2. MR- (NaOH)
HMR = x
MR- =y

a. Konsentrasi 0,01 N
A1 = 0,355
A2 = 0,390
a1 (HMR) = 3550 a2 (HMR) = 330
a1 (MR-) = 5290 a2 (MR-) = 3900

0,355 = 3550 HMR + 5290 MR-

0,390 = 330 HMR + 3900 MR-

0,355 = 3550x + 5290 y 330 117,15 = 1171500 x + 1745700 y

0,390 = 330x + 3900 y 3550 1384,5 = 1171500 x + 13845000 y

-1267,35 = -12099300 y

y = 1,047 x 10-4

0,355 = 3550 x + 5290. 1,047 x 10-4


3550 x = 0,355 – 0,553

−0,198
X=
3550

= - 5,58 x 10-5

b. Konsentrasi 0,05 N
A1 = 0,461
A2 = 0,25

a1 (HMR) = 922 a2 (HMR) = 78


a1 (MR-) = 860 a2 (MR-) = 500

0,461 = 922 HMR + 860 MR-

0,25 = 78 HMR + 500 MR-

0,461 = 922x + 860 y 78 35,958 = 71916 x + 67080 y

0,25 = 78x + 500 y 922 230,5 = 71916 x + 461000 y

194,542 = -393920 y
194,542
y =
393920
= 4,93 x 10-4

0,25 = 78 x + 500. 4,93 x 10-4

78 x = 0,25 – 0,2465

0,0035
x=
78

= 4,49 x 10-5

¿
4. Mencari log MR− HMR ¿
a. Konsentrasi 0,01 N

¿ 1,047 X 10−4
= log MR− HMR ¿ = log
−5,58 X 10−5

1,047
= log
−5,58

= log. (-1,876)

= 0,27

b. Konsentrasi 0,05 N
¿ 4,93 X 10−4
= log MR− HMR ¿ = log
4,49 X 10−5
4,93
= log
0,449
= log. (10,979)
= 1,04

5. Perhitungan nilai pKa

Konsentrasi ¿
log MR− HMR ¿ pH

0,01 N 0,27 5
0,05 N 1,04 5

¿
pKa = pH - log MR− HMR ¿

a. Konsentrasi 0,01 N
pKa = 5-0,27
= 4,73
b. Konsentrasi 0,05 N
pKa = 5-1,04
= 3,96
6. Grafik
a. Konsentrasi 0,1 N

HCl 0,1 N ℼ NaOH 0,1 N


0,023 400 0,376
0,043 415 0,396
0,086 430 0,399
0,162 445 0,382
0,274 460 0,332
0,301 475 0,313
0,321 490 0,301
0,335 505 0,292
0,346 520 0,27

Perbandingan Panjang Gelombang Terhadap Absorbansi


0.45
0.4
f(x)
f(x) == −0 0
x −x 1.21
+ 0.85
0.35 R²
R² == 0.87
0.92
0.3
HCl 0.1 N
Absorbansi

0.25
Linear (HCl 0.1 N)
0.2 NaOH 0.1 N
0.15 Linear (NaOH 0.1 N)
0.1
0.05
0
380 400 420 440 460 480 500 520 540
λ (nm)
b. Konsentrasi 0,01 N

HCl 0,01 N λ NaOH 0,01 N


0,033 400 0,5
0,053 415 0,526
0,095 430 0,529
0,165 445 0,508
0,28 460 0,497
0,311 475 0,461
0,335 490 0,431
0,341 505 0,41
0,355 520 0,39

Perbandingan Panjang Gelombang Terhadap Absorbansi


0.6

0.5 f(x) = − 0 x + 1
R² = 0.83
0.4
f(x) = 0 x − 1.2 HCl 0.01 N
Absorbansi

R² = 0.92 Linear (HCl 0.01 N)


0.3
NaOH 0.01 N
0.2 Linear (NaOH 0.01 N)

0.1

0
380 400 420 440 460 480 500 520 540

λ (nm)

c. Konsentrasi 0,05 N

HCl 0,05 N λ NaOH 0,05 N


0,039 400 0,407
0,064 415 0,428
0,124 430 0,43
0,233 445 0,414
0,388 460 0,36
0,415 475 0,33
0,443 490 0,31
Perbandingan Panjang
0,456 Gelombang
505Terhadap Absorbansi
0,29
0.5 0,461 520 0,25
f(x) = 0 x − 1.59
0.45 R²
0.4 f(x)==0.9
− 0 x + 1.06
R² = 0.89
0.35
0.3 HCl 0.05 N
Absorbansi

0.25 Linear (HCl 0.05 N)


0.2 NaOH 0.05 N
0.15 Linear (NaOH 0.05 N)
0.1
0.05
0
380 400 420 440 460 480 500 520 540

λ (nm)
IX. Pembahasan
Spektrofometri merupakan suatu metode Analisa yang didasarkan pada pengukuran
serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada Panjang gelombang
spesifik tertentu. Alat yang digunakan disebut spektrofometer. Alat ini bekerja pada
panjang gelombang dari 400-500 nm, sehingga pada pengukuran lebih dari 500 nm akan
eror. Skema ini adalah sumber cahaya-monokromator-sel sampel-detektor-red out
(pembaca). Pada percobaan ini larutan yang digunakan adalah HCl dan NaOH yang
ditambah metil merah. Metil merah digunakan karena metil merah merupakan zwitter ion
yaitu berwarna merah pada suasana asam dengan bentuk HMR dan berwarna kuning pada
suasana basa dengan bentuk MR-. HCl sebagai sampel asam dimasukkan dalam sel
sampel pada alat spektrofometer, kemudian alat ini akan menginformasikan besar
absorbansi, konsentrasi dan transmitasi. Begitu juga untuk sampel basa. Namun sebelum
sampel dimasukkan ke dalam sel sampel harus dimasukkan terlebih dahulu blanko, dalam
hal ini adalah aquades. Larutan blanko berfungsi sebagai patokan atau standar
perhitungan. Pada pengukuran percobaan ini, berlaku hukum Lambert Beer karena metil
merah mengabsorsi cahay. Hukum Lambert Beer digunakan untuk mencari indeks
absorbsi zat terlarut atau absortivitas. Puncak tertinggi untuk sampel terletak pada
panjang gelombang 520 nm, maka didapat nilai absortivitas untuk HCl 0,1 N sebesar 346,
HCl 0,01 N sebesar 3550 dan HCl 0,05 N sebesar 922. Dan untuk sampel basa nilai
absortivitas untuk NaOH 0,1 sebesar 399, NaOH 0,1 N sebesar 5290 dan NaOH 0,05 N
sebesar 860. Dari perhitungan disimpulkan bahwa semakin besar Panjang gelombangnya
maka semakin besar pula absorbansinya. Tetapi, hal ini tidak berlaku untuk NaOH. Untuk
NaOH berlaku sebaliknya.
Didapatkan puncak tertinggi tersebut, nilai pKa dapat ditentukan pada pH 5. pKa
untuk konsentrasi 0,01 N sebesar 4,73 dan untuk konsentrasi 0,05 N sebesar 3,96. Selain
itu, dicari juga persamaan regresinya yaitu perbandingan konsentrasi terhadap absorbansi.
Slope yang didapatkan dari grafik untuk konsentrasi 0,2 N adalah 0,922 untuk ℼ dan
0,869 untuk absorbansi. Konsentrasi 0,01 N adalah 0,922 untuk ℼ dan 0,834 untuk
absorbansi dan konsentrasi 0,05 N adalah 0,903 untuk ℼ dan 0,888 untuk absorbansi.

X. Kesimpulan
1. Pada percobaan ini nilai pKa untuk konsentrasi 0,01 N adalah 4,73 dan konsentrasi
0,05 N adalah 3,96
2. Prinsip skema kerja spektrofometri adalah sumber cahaya → monokromator → sel
sampel → detector red out (pembaca).
3. Dari percobaan yang dilakukan, didapat Panjang gelombang berbanding lurus dengan
absorbansi untuk HMR sedangkan MR- Panjang gelombang berbanding terbalik
dengan absorbansi.

DAFTAR PUSTAKA
Anton, 2013. Spektrofometri.http://antonchemical. Blogspot.com/
2012/01/Spektrofometri. Html
Suardana, I Nyoman., I Made Kirna, dan I Nyoman Retug. 2001. Buku Ajar Kimia
Fisika I. Singaraja: IKIP Singaraja
Retug, I Nyoman dan I Dewa Ketut Satrawidana. 2004. Penuntun Praktikum Kimia
Fisika. Singaraja: IKIP Singaraja.
Bird, Tony. 1987. Penuntun Praktikum Kimia Universitas. Jakarta: PT Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai