OLEH:
KELAS: VIA
JURUSAN KIMIA
2021
I. Judul Praktikum
Sintesis Dibenzalaseton Melalui Reaksi Kondensasi Aldol
II. Tujuan
Mengidentifikasi hasil reaksi kondensasi benzaldehid dengan aseton dan menghitung
rendemennya.
a terhadap C=O
a terhadap C=O
O O O
H2
H3C C CH3 H3C C C C O C2H5
Penyebab hidrogen alfa yang bersifat asam terhadap gugus karbonil ada dua yaitu yang
pertama, karbon alfa berdekatan dengan satu atau lebih aton karbon yang positif sebagian.
Karbon alfa itu juga ikut mengambil sebagian muatan positif ini, sehingga ikatan C-H menjadi
dilemahkan. Senyawa karbonil pada aldehid memiliki atom H pada posisi alfa sehingga dapat
terjadi reaksi kondensasi aldol (aldehid-keton) atau yang dikenal dengan reaksi Clainsen-
Schmidt. Kedua, stabilisasi-resonansi dari ion enolat, yaitu anion yang terbentuk bila proton
lepas. Dilihat dari struktur resonansi tampak bahwa muatan negatif ada di oksigen-oksigen
karbonil maupun di karbon alfa. Delokalisasi muatan ini menstabilkan ion enolat dan
mendorong pembentukannya.
Reaksi kondensasi adalah reaksi dimana dua molekul atau lebih bergabung menjadi satu
molekul yang lebih besar dengan atau tanpa hilangnya suatu molekul kecil. Kondensasi aldol
merupakan suatu reaksi adisi dimana tidak dilepaskannya suatu molekul kecil. Apabila suatu
aldehid diolah dengan basa NaOH dalam air, ion enolat yang terjadi cepat bereaksi pada gugus
karbonil dari molekul aldehid yang lain. Hasilnya ialah adisi suatu molekul aldehid ke molekul
aldehid yang lain. Reaksi kondensasi senyawa karbonil banyak dilakukan karena merupakan
salah satu jalan pintas untuk menciptakan rantai karbon baru. Reaksi ini terjadi antara dua
senyawa yang memiliki gugus karbonil dengan bantuan basa. Seperti adisi nukleofilik pada
gugus karbonil, salah satu senyawa berperan sebagai nukleofilik oleh bantuan basa.
Aldehid jika diolah dengan basa seperti NaOH dalam air, ion enolat yang terjadi dapat
bereaksi pada gugus karbonil dari molekul aldehid yang lain. Hasilnya ialah adisi satu molekul
aldehida ke molekul aldehida lain. Reaksi ini disebut suatu reaksi kondensasi aldol. Kata aldol
yang diturunkan dari aldehida dan alkohol produk itu, yang merupakan suatu aldehida B-
hidroksil suatu reaksi kondensasi ialah reaksi dimana dua molekul atau lebih bergabung
menjadi satu molekul yang lebih besar, dengan atau tanpa hilangnya suatu molekul kecil
(seperti air). Kondensasi aldol merupakan suatu reaksi adisi dimana tidak dilepaskan suatu
molekul kecil. Dua molekul aldehid bergabung membentuk b-hidroksi aldehid yang disebut
aldol. Kondensasi aldol berasal dari dua molekul aldehid yang berkombinasi membentuk
aldehid tak jenuh dan air. Reaksi yang lain juga dikenal adalah reaksi adisi aldol
Kondensasi aldol mudah dibuat melalui pembentukan anion enolat dari suatu senyawa
karbonil yang diadisikan kepada karbonil-karbonil lain. Contohnya adalah reaksi antara
asetaldehida dan benzaldehida, dimana dengan adanya basa sehingga menghasilkan satu
macam enolat yang terbentuk (benzaldehida tidal memiliki hidrogen alfa). Apabila enolat dari
asetaldehida beradisi pada gugus karbonil benzaldehida maka akan terbentuk kondensasi aldol
campuran
Dibenzalaseton dapat dibuat melalui reaksi kondensasi dari aseton dan dua ekuivalen
benzaldehida, penggunaan benzaldehida sangat tepat untuk menghasilkan senyawa
dibenzalaseton karena benzaldehid tidak memiliki hidrogen alfa, sehingga tidak
memungkinkan untuk membentuk menjadi ion enolat yang bertindak sebagai nukleofil,
sedangkan aseton bisa menjadi ion enolat karena adanya basa NaOH yang ditambahkan. Gugus
karbonil dari benzaldehida lebih reaktif dari gugus karbonil aseton sehingga bereaksi cepat
dengan anion aseton menghasilkan beta hidroksi keton. Senyawa hidroksi keton ini selanjutnya
dengan mudah mengalami dehidrasi dengan berkatalis basa. Menurut jumlah relatir pereaksi
yang digunakan, reaksi dapat meghasilkan mono atau dibenzalaseton.
Di bawah pengaruh basa encer, dua molekul aldehid atau keton yang mengandung atom
hidrogen alfa bergabung membentuk β-hidroksialdehid atau β-hidroksiketon. Reaksi ini
dikenal sebagai kondensasi aldol. Jika kondensasi terjadi antar molekul yang berbeda, maka
disebut kondensasi aldol silang.
Dalam reaksi ini, ikatan karbon-karbon terbentuk antara α-karbon dari satu molekul dengan
karbon dari karbonil lainnya. Contohnya yaitu sebagai berikut.
R
O O
2 R NaOH R
H OH H
Mekanisme umum untuk kondensasi dengan katalis basa terdiri dari beberapa tahap, yaitu
sebagai berikut.
• Deprotonasi α-hidrogen oleh basa kuat membentuk resonansi ion enolat yang stabil
-
O O O
R R R
-
H
+ OH - H H
• Ion enolat yang terbentuk ini sangat reaktif dan akan bergabung dengan karbonil dari
aldehid.
- -
O O O
O + H+
R R
H H
H
R R
OH
O
R
H
R
Produk dasar dari kondensasi aldol adalah sebuah β-hidroksialdehid yang dapat mengalami
dehidrasi menjadi α, β-unsaturated aldehid. Dehidrasi akan terjadi jika ikatan rangkap yang
baru terkonjugasi dengan cincin aromatik.
OH O
- Fast
R CH2 CH CH C H + OH
Heat
R
-hidroksialdehid
OH O
-
R CH2 CH C C H + H2O
R
OH O
- Slow
R CH2 CH C C H
Heat
R
O
R CH2 CH C C H + OH-
R
−unsaturated aldehid
Jika aldehid atau keton tidak memiliki α-hidrogen, sebuah kondensasi aldol sederhana tidak
dapat terjadi.
Kondensasi aldol silang terjadi antara dua senyawa karbonil berbeda. Ada beberapa kondisi
yang mendukung kondensasi silang sehingga produk yang dihasilkan hanya satu, yaitu salah
satu reaktan tidak mengandung α-hidrogen (seperti aromatik aldehid), reaktan ditambahkan
dengan katalis, serta senyawa karbonil yang mengandung α-hidrogen ditambahkan secara
perlahan, sehingga karbanion dapat bereaksi sempurna dengan senyawa karbonil. Salah satu
contoh kondensasi silang yang akan dibahas adalah dibenzalaseton. Adapun reaksinya sebagai
berikut.
O
O
O
CH C C CH
C NaOH, H2O
2 H + C C H
H3 C
C2H5OH
CH3
Rekristalisasi merupakan proses pengulangan kriatalisasi agar zat murni. Senyawa organik
(kristal) yang diperoleh dari suatu reaksi biasanya tidak murni, karena masih terkontaminasi
beberapa senyawa selama terjadinya reaksi. Oleh sebab itu dilakukan pengkristalan kembali
untuk mengurangi kadar pengotornya. Rekristalisasi didasarkan pada perbedaan kelarutan
senyawa dalam suatu pelarut tunggal atau campuran. Senyawa ini dapat dimurnikan dengan
cara rekristalisai menggunakan pelarut yang sesuai, ada dua kemungkinan keadaan dalam
rekritalisasi yaitu pengotor lebih larut daripada senyawa yang dimurnikan atau kelarutan
pengotor lebih kecil daripada senyawa yang dimurnikan
6 Spatula 1 buah
10 Sentrifuge 1 buah
1 Benzaldehid 2,0 mL
2 Aseton 0,80 mL
3 NaOH 10% 20 mL
4 Aquades Secukupnya
5 Etanol Secukupnya
8 Br2 Secukupnya
9 CCl4 Secukupnya
2 Ke dalam campuran reaksi tersebut Terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas
ditambahkan 20 mL larutan natrium berwarna kuning seperti minyak dan
hidroksida 10%, aduk selama 30 menit. lapisan bawah berwarna putih.
8 Lakukan juga uji dengan Br2 dalam karbon Warna Br2 (coklat) memudar ketika
tetraklorida ditambahkan dibenzalaseton yang
mengindikasikan bahwa kristal yang
terbentuk mengandung ikatan tak jenuh.
%rendemen = 51,61%
Jadi rendemen yang diperoleh adalah 51,61%
VII. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan kondensasi aldol yang bertujuan untuk mengidentifikasi hasil
reaksi kondensasi benzaldehid dengan aseton dan menghitung rendemennya. Reaktan yang
digunakan adalah reaktan benzaldehid dan aseton dengan menggunakan katalis basa (NaOH).
Benzaldehid merupakan larutan yang berwarna kekuningan sedangkan aseton merupakan
larutan yang bening tak berwarna. Ketika kedua larutan ini dicampurkan dihasilkan larutan
yang berwarna kekuningan. Selanjutnya ke dalam larutan yang berwarna kekuningan ini
ditambahkan NaOH 10% secara perlahan dan diaduk selama 30 menit. Berdasarkan hasil
pengamatan, penambahan NaOH menyebabkan terbentuknya dua lapisan. Secara teoritis
penambahan NaOH berfungsi sebagai katalis basa yang mempercepat jalannya reaksi.
Selanjutnya dilakukan proses pengadukan menggunakan bantuan stirrer. Adapun tujuan
pengadukan ini adalah untuk menyempurnakan reaksi yang terjadi atau dengan kata lain
mengoptimalkan reaksi antara benzaldehid dengan aseton agar semua benzaldehid bereaksi
sempurna dengan aseton. Setelah didiamkan beberapa saat terbentuk dua lapisan yaitu lapisan
atas berwarna kuning seperti minyak dan lapisan bawah berwarna putih.
Selanjutnya campuran disentrifugasi selama 1 minggu dan didapatkan endapan kuning-
oranye serta terbentuk lapisan kuning seperti minyak. Secara teoritis endapan kuning-oranye
ini merupakan dibenzalaseton yang merupakan produk dari kondensasi benzaldehid dan
aseton. Adapun reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
O
O
O
CH C C CH
C NaOH, H2O
2 H + C C H
H3 C
C2H5OH
CH3
Adapun reaksi ini terdiri dari beberapa tahap yaitu sebagai berikut.
• Deprotonasi α-hidrogen oleh basa kuat membentuk resonansi ion enolat yang stabil.
-
O O O
C + OH- C C
H3 C H2 C- CH3 H3 C CH3
CH3
• Ion enolat yang terbentuk ini sangat reaktif dan akan bergabung dengan karbonil dari
aldehid.
O
O -
O O OH O
C + H+
+ C C C C C
H CH2 CH3 CH2 CH3
H2 C- CH3
benzalaseton
• Selanjutnya benzalaseton ini masih dapat mengalami kondensasi lagi karena masih
terdapat α-hidrogen membentuk dibenzalaseton
OH O
-
OH O OH O
C C + OH-
C C C CH
CH2 CH3 -
CH2
-
CH2 CH2 CH2
- O
OH O
C CH + C
- H
CH2 CH2
- OH O OH
OH O O
+ H+ C C CH
C C CH
CH2 CH2
CH2 CH2
O
CH C CH
OH O OH CH CH
Heat
C C CH
CH2 CH2
Dibenzalaseton
Selanjutnya dilakukan pengujian untuk mengetahui endapan telah terbebas dari OH-
dengan cara menguji pH. Pengujian pH ini dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus
merah dan biru yang diuji terhadap air yang telah terpisah dari endapan. Endapan dikatakan
telah terbebas dari OH- jika pH dari air yang digunakan untuk mensentrifugasi adalah netral.
Endapan yang telah dicuci kemudian dikristalkan dengan melarutkan ke dalam etanol panas
kemudian didiamkan beberapa saat hingga dingin. Secara teoritis, dibenzalaseton memiliki
kelarutan yang rendah dalam etanol panas, oleh karena itulah dipilih etanol panas untuk
mengendapkan semua dibenzalaseton yang terbentuk. Berdasarkan hasil pengamatan, endapan
yang telah dilarutkan ke dalam etanol menghasilkan larutan yang berwarna merah-oranye.
Campuran tersebut kemudian disentrifugasi dan diambil etanolnya. Setelah disentrifugasi,
endapan yang diperoleh dikeringkan dan ditimbang serta ditentukan titik lelehnya. Hasil
penimbangan dan pengukuran diperoleh massa dibenzalaseton sebesar 1,21 gram dan titik
leleh sebesar 110oC. Berdasarkan teori titik leleh dibenzalaseton adalah sebesar 113oC. Setelah
dilakukan perhitungan maka didapatkan rendemennya yaitu sebesar 51,61%. Adanya tingkat
kesalahan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu reaksi yang terjadi antara benzaldehid dengan
aseton kurang sempurna, hal ini dapat terjadi karena pada saat sentrifugasi dan pengocokan
menggunakan stirer yang tidak optimal sehingga masih terdapat benzaldehid dan aseton yang
belum bereaksi.
Selanjutnya untuk mengetahui apakah kristal yang terbentuk merupakan dibenzalaseton
maka dilakukan beberapa pengujian. Adapun pengujian yang dilakukan adalah uji 2,4-DNP
dan uji Br2 dalam CCl4. Pada pengujian 2,4-DNP ini larutan 2,4-DNP disiapkan dengan
melarutkan senyawa tersebut ke dalam alkohol, dipanaskan, kemudian ditambah dua tetes
asam sulfat pekat. Penambahan 2-3 mL reagen ini ke dalam sedikit dibenzalaseton dalam 5-10
mL alkohol berdasarkan hasil pengamatan menghasilkan kristal turunan 2,4 DNP yang
berwarna oranye. Secara teoritis apabila dihasilkan endapan oranye menandakan bahwa kristal
yang terbentuk positif mengandung gugus keton. Uji yang kedua adalah uji Br2 dalam CCl4,
secara teoritis uji bernilai positif jika warna bromin (coklat) menjadi tak berwarna. Hal ini
disebabkan karena bromin bereaksi dengan senyawa organik yang memiliki ikatan tidak jenuh
dan menghasilkan senyawa visinal dibromida sebagai hasil dari reaksi adisi. Berdasarkan hasil
pengamatan yang diperoleh warna Br2 memudar ketika ditambahkan dibenzalaseton. Hal ini
mengindikasikan bahwa kristal yang terbentuk mengandung ikatan tak jenuh.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan baik itu pengukuran titik leleh, uji 2,4-DNP serta
uji Br2 dalam CCl4 mengidikasikan bahwa kristal yang terbentuk dari hasil kondensasi antara
benzaldehid dan aseton memang benar adalah dibenzalaseton, dimana dibenzalaseton secara
teori mengandung gugus keton, serta mengandung ikatan tak jenuh.
Pertanyaan:
1. Bagaimanakah struktur aldehid atau keton agar dapat mengalami reaksi kondensasi aldol?
Jawaban:
Syarat aldehida atau keton agar dapat mengalami reaksi kondensasi aldol adalah harus
memiliki H𝑎 terhadap gugus karbonil sehingga aldehida dapat memebntuk ion enolat
dalam basa. Adapun struktur dari aldehida atau keton adalah sebagai berikut.
-
O O O
C + OH- C C
H3 C H2 C- CH3 H3 C CH3
CH3
O
O
CH C C CH
C NaOH, H2O
2 H + C C H
H3 C
C2H5OH
CH3
4. Tulis hasil reaksi dibenzalaseton dengan 2,4-DNP dan dengan Br2 dalam CCl4!
Jawaban:
• Hasil reaksi dibenzalaseton dengan 2,4-DNP adalah menghasilkan kristal turunan 2,4
DNP yang berwarna oranye yang menandakan bahwa kristal yang terbentuk positif
mengandung gugus keton.
• Hasil reaksi dibenzalaseton dengan Br2 dalam CCl4 adalah diperoleh warna Br2
memudar ketika ditambahkan dibenzalaseton. Hal ini mengindikasikan bahwa kristal
yang terbentuk mengandung ikatan tak jenuh.
5. Kondensasi aldol “silang” adalah metoda praktis untuk sintesis, jika satu dari aldehida (atau
keton) tidak memiliki atom -hidrogen. Jelaskan!
Jawaban:
Jika aldehida atau keton tidak memiliki α-hidrogen, reaksi kondensasi aldol sederhana
tidak akan terjadi. Kondensasi aldol silang terjadi antara dua senyawa karbonil yang
berbeda. Terdapat beberapa kondisi yang mendukung terjadinya kondensasi silang
sehingga produk yang dihasilkan hanya berjumlah satu, yaitu salah satunya reaktan tidak
mengandung α-hidrogen (seperti aromatik aldehid), reaktan ditambahkan dengan katalis,
serta senyawa karbonil yang mengandung α-hidrogen ditambahkan secara perlahan,
sehingga karbanion dapat bereaksi sempurna dengan senyawa karbonil.
6. Pada kondensasi aldol dengan menggunakan kondisi percobaan ini, mengapa sangat
penting komponen aldehida tidak mengadung asamnya?
Jawaban:
Aldehida dapat mengalami reaksi kondensasi aldol jika mengandung atom H+ dan ada
dalam suasana basa. Apabila aldehida masih mengandung asam maka reaksi kondensasi
aldol tersebut tidak akan berlangsung. Aldehid jika diolah dengan basa seperti NaOH
dalam air, ion enolat yang terjadi dapat bereaksi pada gugus karbonil dari molekul aldehid
yang lain. Hasilnya ialah adisi satu molekul aldehida ke molekul aldehida lain. Reaksi ini
disebut suatu reaksi kondensasi aldol. Kondensasi aldol mudah dibuat melalui
pembentukan anion enolat dari suatu senyawa karbonil yang diadisikan kepada karbonil-
karbonil lain. Contohnya adalah reaksi antara asetaldehida dan benzaldehida, dimana
dengan adanya basa sehingga menghasilkan satu macam enolat yang terbentuk
(benzaldehida tidal memiliki hidrogen alfa).
7. Perkirakan produk organik utama yang terbentuk dari masing-masing reaksi di bawah ini.
Jawaban:
a.
NH 2
HOCH 2 C CH 2OH
CH3
NaOH
CH 3CH 2NO 2 + HCHO 2-amino-2-methyl-1,3-propanediol
b.
O
C
C2H5ONa
C6H5CH=CHCHO + H3C C6H5
C 2 H 5OH
H O H H
-OH
C
C
C
H + C
C
C
C
C
C
C6H5 + H2O
H3C C6H5
H O H H O
c.
C2H5ONa
C6H5CHO + C6H5CH 2CH C2H5OH
Ph
CHO CH
CN NaOEt
+ EtOH
CN
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa hasil kondensasi
antara benzaldehid dan aseton merupakan dibenzalaseton dan hal ini didasarkan atas uji 2,4-
DNP serta uji Br2 dalam CCl4. Kristal yang diperoleh memberikan hasil positif terhadap uji
2,4-DNP dan uji Br2 dalam CCl4. Adapun rendemen yang diperoleh adalah sebesar 51,61%.
DAFTAR PUSTAKA
Frieda Nurlita dan I Wayan Suja. 2004. Buku Ajar Praktikum Kimia Organik. Singaraja:IKIP
Negeri Singaraja
I Wayan Suja dan Frieda Nurlita. 2000. Buku Ajar Kimia Organik 1. Singaraja: STKIP
Singaraja
I Wayan Suja dan I Wayan Muderawan. 2003. Kimia Organik Lanjut. Singaraja: IKIPN
Singaraja
Fessenden, R.J dan Fessenden, J.S. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Referensi video:
https://youtu.be/Gxc8JoJGj_A
https://youtu.be/SkopXGNwqfc
https://youtu.be/yfy57Gc8VfM
https://youtu.be/_BuntAh2Xog
https://youtu.be/bNEmSLyiJWQ
https://youtu.be/ojlhTLTGasM