PERCOBAAN II
OLEH:
NAMA : RAHMAWATI
KELOMPOK : I (SATU)
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kimia analitik dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan
Unsurnnya adalah unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel.
tertentu yang ada dalam sampel. Titrasi adalah salah satu cara menentukan kadar
senyawa yang terkandung dalam suatu sampel. Misalnya, dalam penentuan kadar
yang bila dlarutkan dalam air mrngalami dissosiasi elektrolitik dan menghasilkan
ion H+ sebagai satu-satunya ion positif. Kekuatan asam adalah kemampuan aam
itu untuk menghasilkan ion H+ makin besar. H+ semakin besar bila Ka makin besar.
Pembahasan tentang asam basa tidak luput dari pada seberapa kuat suatu
asam dan basa. Apakah suatu zat bersifat sebagai asam kuat, asam lemah atau basa
kuat, lalu bagaimana kita dapat menentukan kekuatan asam atau kekuatan basa
suatu zat. Yang menjadi penentu kekuatan asam atau basa adalah posisi
kesetimbangan reaksi disosiasi asam atau basa dalam air. Tingkat ionisasi atau
disosiasinya yaitu jumlah ion H+ dan ion OH- yang dilepaskan oleh spesi asam
atau basa. Untuk lebih memahami tentang penentuan konstanta asam dalam
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam
air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Asam dinyatakan
sebagai suatu senyawa yang bila dilarutkan dalam air akan berdisosiasi dengan
menghasilkan ion hidrogen [H+] atau ion hidronium [H3O+] sebagai satu-satunya
ion positif. Salah satu contoh lautan asam adalah CH 3COOH. CH3COOH adalah
suatu asam karena didalam larutannya dapat melepas ion hidrogen [H+] (Chandra,
2012).
disosiasi asamnya. Semakin besar konstanta disosiasi asamnya maka makin kuat
sebagai suatu kompetisi terhadap proton. Dari sudut pandang ini dapat disusun
asam dan basa berdasarkan kekuatan relatifnya. Asam yang lebih kuat adalah
asam yang melepaskan protonnya lebih mudah daripada asam lainnya. Hal ini
serupa, basa kuat adalah basa yang dapat menarik proton lebih kuat dari yang
lainnya. Suatu asam atau basa dikaakan kuat apabila terionisasi sempurna di
dalam air. kekuatan asam bergantung pada bagaimana proton H + secara mudah
merupakan elektrolit kuat, larutan pada titik ekivalen akan mempunyai pH=7.
Indikator yang digunakan harus memberikan perubahan warna yang nampak di
sekitar pH titik ekivalen titrasi yang dilakukan, sehingga titik akhirnya masih
Pada titrasi basa kuat-asam kuat, basa lemah-asam kuat dan sebaliknya,
titik ekivalen yang terjadi pada saat titrasi berlangsung tidak akan dapat diamati
secara visual (dengan mata), karena perubahan warna dari suatu indikator baru
bisa teramati pada saat mol titran lebih besar dari pada mol titrat, sehingga yang
bisa teramati pada saat titrasi adalah titik akhir titrasi (Nuryanti, dkk., 2010).
III. METODOLOGI PRAKIKUM
Kamis, tanggal 19 Maret 2015 pada pukul 10.00 - 12.00 WITA dan bertempat di
1. Alat
statif dan klem, pipet ukur, filler, gelas ukur, gelas kimia, dan pipet tetes.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan adalah larutan asam asetat 0,2 M,
C. Prosedur Kerja
Diagram alir
- dipipet sebanyak 25 mL
- ditambahkan indikator metil
merah
- dititrasi dengan NaOH
Larutan standar NaOH
b. Standarisasi larutan asam asetat (CH3COOH)
- dipipet sebanyak 11 mL
- ditambahkan indikator metil
merah
- dititrasi dengan CH3COOH
- dipipet sebanyak 13 mL
- ditambahkan indikator metil
merah
- dititrasi dengan asam formiat
- Dipipet 25 mL
- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer
- Ditambhakan 2 tetes indikator metil red
- Dititrasi dengan larutan NaOH
- Diukur volume NaOH yang terpakai
- Ditentukan konsentrasi NaOH
Hasil Pengamatan
- Dipipet 11 mL
- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer
- Ditambahkan 2 tetes indikator metil red
- Dititrasi dengan larutan NaOH yang telah
distandarisasi
- Diukur volume NaOH yang terpakai
- Ditentukan konsentrasi asam asetat
Hasil pengamatan
- Dipipet 11 mL
- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer
- Ditambahkan 2 tetes indikator metil red
- Dititrasi dengan larutan NaOH yang telah
distandarisasi
- Diukur volume NaOH yang terpakai
- Ditentukan konsentrasi asam oksalat
Hasil Pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
No
Perlakuan Hasil Pengamatan
.
25 mL asam asetat + indikator pp 2 tetes, Volume yang digunakan
1.
dititrasi dengan NaOH 0,5 mL 20,5 mL
11 mL asam oksalat + 2 tetes indikator Volume yang digunakan
2.
metil merah, dititrasi dengan asam asetat 48,2 mL
13 mL asam oksalat + 2 tetes indikator Volume yang sudah
3. metil merah, dititrasi dengan asam formiat digunakan 44 mL
0,2 M
2. Analisis data
V1 = 25 mL
V2 = 20,5 mL
M1 = 0,2 M
M2 = .?
V1M1 = V2M2
25 mL x 0,2 M = 20,5 mL x M2
M2 = 0,2 M
V1 = 11 mL
V2 = 48,2 mL
M1 = 0,2 M
M2 = .?
V1M1 = V2M2
11 mL x 0,2 M = 48,2 mL x M2
M2 = 0,04 M
B. Pembahasan
Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan
adalah titrasi yang yang melibatkan asam maupun basa sebagai titer (zat yang
suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya.
Titrasi asam-basa adalah titrasi yang yang melibatkan asam maupun basa
sebagai titer (zat yang telah diketahui konsentrasinya) maupun titrant (zat yang
larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang telah diketahui
menggunakan larutan asam yang diketahui kadarnya. Titik ekivalen yaitu pH pada
saat asam dan basa (titrant dan titer) tepat ekivalen atau secara stoikiometri tepat
habis bereaksi.
larutan asam, standarisasi larutan asam asetat, dan standarisaasi larutan asam
formiat. Standarisasi larutan NaOH dengan larutan asam ini bertujuan untuk
mengetahui konsentrasi dari NaOH, asam asetat (CH 3COOH) dan asam format
(HCOOH) dengan metode titrasi dan penggunaan larutan baku primer yaitu asam
oksalat. Pertama yaitu standarisasi larutan NaOH dengan larutan asam dilakukan
dan ditambahkan indikator metil red. Penggunaan indikator metil red sebagai
indikasi bahwa titik ekivalen pada proses titrasi telah tercapai. Indikator metil red
digunakan karena pada proses titrasi ini, titik ekivalen berada pada kisaran nilai
karena alasan yang sama. Pada standardisasi larutan NaOH, setelah titik ekivalen
tercapai, NaOH berlebih bereaksi dengan indikator metil red yang menghasilkan
ditambahkan indikator metil red untuk mengindikasikan titik eqivalen pada proses
titrasi telah di capai. Selanjutnya di titrasi dengan larutan NaOH hingga mencapai
titik akhir titrasi yang ditandai dengan perubahan warna larutan dari bening
menjadi pink. Volume akhir titrasi ini dicapai setelah penambahan NaOH
sebanyak 8,2 ml dan volume akhir titrasi dari larutan duplo adalah 8,3 ml .
bereaksi dengan indikator metil red yang menghasilkan warna merah muda.
Na2In yang terbentuk akan terdisosiasi dalam larutan menghasilkan ion Na+ dan
takar, selanjutnya di ambil 25 ml lalu ditetesi 2 tetes indikator metil red untuk
standarisasi asam formiat (HCOOH) adalah asam yang paling kuat (nilai Ka-nya
Chandra A.D., dan Hendra C., 2012. Rancang Bangun Kontrol pH beberapa Self
Tuning PID melalui Metode Adaptive Control. Jurnal kimia Industri.
Vol.1 (1).
Irfan, dan Anshary. 1996. Penentuan Pelajaran Kimia. Bandung: Ganesa Exact.
Khopkar, S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, Jakarta : UI-Press.