Anda di halaman 1dari 22

PENENTUAN CEPAT SERENTAK MIKOTOKSIN DALAM

JAGUNG OLEH EKSTRAKSI FASA PADAT DISPERSIF


DENGAN KROMATOGRAFI CAIR PERFORMA SANGAT
TINGGI DIGABUNG DENGAN SPEKTROSKOPI MASSA
QUADROPOLE TIME OF FLIGHT
Fast determination of multi-mycotoxins in corn by dispersive
solid-phase extraction coupled with ultra-performance liquid
chromatography with tandem quadrupole time-of-flight mass
spectrometry

Anom Irraras Noor (180332616599)


Diah Wahyu Nitasari (160332605821)
Dinah Ade Mulyasari (160332605804)
Dwi Radon Olivia (160332605840)
Dwi Chandra Lukito (160332605898)
Dzakirotunnisa (180332616603)

OFFERING H
Latar belakang

Mikotoksin adalah metabolit sekunder yang dihasilkan oleh berbagai jamur


enterotoksigenik yang sering mencemari sereal dan produk pertanian lainnya di seluruh dunia
(Kokkonen dan Jestoi 2009). Aflatoksin B1 (AFB1), B2 (AFB2), G1 (AFG1), dan G2 (AFG2);
fumonisins B1 (FB1), B2 (FB2) dan B3 (FB3); zearalenone (ZEN), deoxynivalenol (DON) dan
ochratoxin A (OTA) adalah mikotoksin yang sering terdapat pada jagung (Jurjevicl et al. 1999;
Mortensen et al. 2003; Sirot et al. 2013).
Mikotoksin terutama disebabkan oleh anggota Fusarium dan Aspergillus, dan beberapa
di antaranya memiliki efek karsinogenik, teratogenik, dan mutagenik (Richard et al. 2003; Tang et
al. 2013). Karena kebanyakan mikotoksin tahan panas, mereka tidak dapat dipecah dalam
proses memasak yang normal, yang dapat menyebabkan ancaman besar bagi kesehatan
manusia. Selain itu, akumulasi mikotoksin pada ternak dan unggas secara tidak langsung
mempengaruhi kesehatan manusia
Tujuan

Penentuan serentak 9 mikotoksin, termasuk aflatoksin (B1, B2,


G1, dan G2), fumonisins (B1, B2 dan B3), zearalenone, dan
deoxynivalenol dalam jagung menggunakan metode
ekstraksi fase padat terdispersi dan ultra-performance liquid
chromatography digabungkan dengan tandem quadrupole
time-of-flight mass spectrometry (UPLC-Q-TOFMS)
Struktur mikotoksin

Mikotoksin struktur Rumus molekul Bobot molekul


Struktur mikotoksin

Mikotoksin struktur Rumus molekul Bobot molekul


Metode umum penentuan mikotoksin
Enzyme-linked limmunoabsorbent essay (ELISA)
Kromatografi cair (LC)
Kromatografi Gas (GC)
Kromatografi lapis tipis (TLC)
Metode diatas hanya untuk satu senyawa target mikotoksin
Kromatografi cair spektrummasa2 (LC-MS/MS)
Memungkinkan analisis semua senyawa target Senyawa – senyawa mikotoksin
(AFB 1) Aflatoxins B 1
(AFB 2) Aflatoxins B 2
(AFG 1) Aflatoxins G 1
(AFG2) Aflatoxins G 2
(FB1) fumonisins B 1
(FB 2) fumonisins B 2
(FB 3) fumonisins B 3
(ZEN) zearalenone
(DON) deoxynivalenol
(OTA) Ochratoxin A
Metode umum

Digunakan immunoaffinity kolom untuk menganalisis setiap senyawa mikotoksin


Bahan bahan
Bahan kimia dan reagen yang digunakan
Metanol (MeOH, kelas UPLC)
Metanol (MeOH, LC grade)
Asetonitril (ACN, tingkat analitik)
Asam format (LC grade)
Asam asetat glasial (tingkat analitik)
Sampel jagung
Agen permuni
C18
GPC:Grafit carbon black
SPA:Secondary primary amine
Larutan standar
Standar AFB1, AFB2, AFG1, dan AFG2 (konsentrasi masing-masing 50 μg L– 1)
Standar FB1, FB2, FB3 (konsentrasi masing-masing 1.000 μg L– 1),
Standar ZEN (500 μg L– 1)
Standar DON (10 000 μg L– 1)

Note: Larutan standar semua mikotoksin dibuat dalam metanol, kecuali FB1,
FB2, dan FB3 yang disimpan dalam air asetonitril (5: 5, v: v).
Preparasi sampel

Sampel jagung

Digiling hingga halus dan disimpan pada suhu −180 C

Tepung jagung
Agen pemurni yang ditambahkan
Tepung jagung serbuk C18
PSA:Primary secondary amine
Ditimbang 2,00 g dalam tabung polypropylene 50 mL
GCB:Grafit carbon black
Ditambahkan 20 mL air dan asetonitril dengan perbandingan volume 84:16 mengandung 1%
asam asetat

Diekstraksi dalam penangas air ultrasonik selama 20 menit pada suhu kamar

Ditambahkan MgSO4 2,00 𝑔 𝑑𝑎𝑛 NaCl 0,5 g

Dikocok dengan kuat selama 1 menit dan disentrifugasi dengan kecepatan 5 000 rpm selama 1- 5 menit

Alikuot sebanyak 2,00 mL dipindahkan ke tabung sentrifugasi dan ditambahkan 5 mL agen pemurni

Dikocok dengan kuat selama 1 menit dan disentrifugasi dengan kecepatan 5 000 rpm selama 1- 5 menit

Dikumpulkan supernatant, ditiup hingga hampir kering dengan nitrogen

Dilarutkan kembali dengan air dan metanol dengan perbandingan volume


1: 9, 2: 8, 3: 7, 4: 6, dan 5: 5

Disaring dengan filter jarum suntik PTFE 0,22 μm


Instrumentasi

Waters Acquity UPLC Waters XEVO-G2 LC-MS/MS System


Quadroploe-Time Of flight-MassSpectrum
digabung dengan electrospray ionization (ESI)
MS/MS

Time Of flight
Quadropole

Memungkinkan
menganalisis senyawa
biomolekuler
5000 – 20000 m/z
Quadropole/Timeofflight
Parameter instrumentasi
Jenis Kolom : Thermo Hypersil gold C18
Spesifikasi kolom : 1.9µm, 2.1mm × 100mm
Suhu kolom:35oC
Suhu ruang :15oC
Fasa gerak
Eluent A : 1mmol L-1 ammonium acetate mengandung 0,1% asam format
Eluent B: Metanol
Jenis elusi :Elusi gradient 120
Volume injeksi : 2 µL
100
Laju alir: 0,3 mL min-1
Presentase campuran

80
Rentang massa
yang di analisis: 60
Eluen A

100 – 1000 m/z 40


Eluen B

20

0
0 5 10 15 20 25 30 35
Menit/2
-20
Hasil dan data
Lima jenis racun jamur dianalisis dalam 130 sampel jagung.
- AFB1 ditemukan dalam 37 sampel dengan konsentrasi 0 hingga 593.12 μg kg–1 .(ppb)
- AFB2 muncul dalam 11 sampel dengan konsentrasi 0 hingga 30.49 μg kg–1 (ppb).
- FB1, FB2 dan FB3 ditemukan dalam lebih dari 100 sampel dengan konsentrasi masing-
masing 0 hingga 2.01x104, 0 hingga 6.94x103, dan 0 hingga 3.05x103 μg kg–1. (ppb)
- DON, ZEN, AFG dan AFG2 tidak terdeteksi pada 130 sampel
mikotoksin Negara/Organisasi Produk Pertanian Batas ambang

Alfatoksin Indonesia Tepung jagung ≤20 µg Kg- (AFB1)


Pati jagung
Biji jagung
Fumarin Switzerland Maizena 1 mg Kg-
Deoxynivalenol Europe Union Tepung jagung 1250 µg Kg-

Zearalenone Europe Union Turunan produk 3 mg Kg-


maizena
Hasil dan Data

Alfatoksin B1

Alfatoksin B2

Alfatoksin G1

Peak dari standar miktoksin


Hasil dan Data

Alfatoksin G1

Fuminosin B1

Fuminosin B2 dan B1

Peak dari standar miktoksin


Hasil dan Data

Deoxynivalenol

Zearalenone

Peak dari standar miktoksin


Hasil dan Data
Peak standar

Peak sampel yang terkontaminasi FB2 dan FB3

Peak sampel yang terkontaminasi FB 1

Peak standar
Data Verifikasi dan validasi metode
Data Verifikasi dan validasi metode
Optimasi Dispersif solid phase
extraction

Digunakan agen pemurni C18 dikarenakan memberikan hasil yang stabil terhadap sembilan
mikotoksin yang duji
Simpulan

Dalam penelitian ini, metode yang cepat dan sensitif untuk


penentuan AFB1, AFB2, AFG1, AFG2, FB1, FB2, FB3, ZEN dan
DON dalam jagung adalah metode DSPE dengn agen
pemurni C18 dan UPLC-Q-TOF-MS yang dikembangkan.
Metode ini telah divalidasi dengan sampel yang
diperkaya, dan diperoleh pemulihan yang baik dengan
presisi yang sangat baik. LOD dan LOQ ditemukan tidak
cukup rendah untuk mendeteksi 9 mikotoksin dalam sampel
jagung.

Anda mungkin juga menyukai