Pendengaran
Pemeriksaan Pendengaran
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik : otoskop
Membran Timpani
• Interpretasi :
• Normal : 5/6 sampai 6/6
• Interpretasi :
• Normal AC : BC = 2:1
• Rinne (+) : intensitas AC > BC Telinga normal atau tuli saraf
• Rinne (-) : intensitas AC < BC Tuli Konduktif
b. Tes Weber
• Cara pemeriksaan :
• Tragus telinga yang diperiksa ditekan (ditutup) sehingga terdapat tuli
konduktif kira2 30 Db.
• Penala digetarkan, diletakkan di tengah kepala seperti pada tes weber
• Interpretasi:
• Lateralisasi ke telinga yang ditutup telinga normal atau tuli saraf
• Tidak ada lateralisasi ke telinga yang ditutup (yang diperiksa) telinga
tersebut tuli konduktif
4. Audiometri
• Tujuan : untuk menentukan sifat kelainan pendengaran
• Merupakan earphone sederhana yang dihubungkan dengan ossilator
elektronik yang mampu memancarkan suara murni dengan kisaran
frekuensi rendahtinggi
• Tingkat intensitas nol pada masing2 frekuensi adalah kekerasan yang
hampir tidak bisa didengar oleh telinga normal
• Volume dapat ditingkatkan,bika harus ditingkatkan hingga 30 desibel
dari normal org tsb dikatakan kehilangan pendengaran 30 dB untuk
frekuensi tertentu
• Pada tiap pemeriksaan digunakan 8-10 frekuensi yang mencakup
spektrum pendengaran
• Hasil audiogram
Audiometri
5. Timpanometri
• Hasil timpanogram
• Klasifikasi timpanogram :
• tipe A (normal)
• type B (menunjukkan adanya cairan di belakang membrana timpani)
• tipe C (menunjukkan adanya disfungsi tuba eustachius)
• Berguna untuk diagnosis dan follow-up penyakit pada telinga tengah
(aling sering : otitis media pd anak-anak)
..con’t