Anda di halaman 1dari 83

TES PENDENGARAN

Dr Haris M Ekorini,SpTHT
SMF THT RSU Dr. SOETOMO SURABAYA
Tujuan Instruksional Umum :
Mahasiswa mampu mengerjakan tes
pendengaran sederhana

Tujuan Instruksional Khusus :


Mampu mengerjakan tes bisik
Mampu mengerjakan tes GT batas atas-
batas bawah
Mampu mengerjakan tes GT Weber
Mampu mengerjakan tes GT Schwabach
Mampu mengerjakan tes GT Rinne
Kegunaan tes pendengaran :
- Seleksi penerimaan pegawai / murid
- Kesehatan industri  pd paparan bising
- Pembuatan visum  kecelakaan kerja / KLL
- Mencari penyebab penurunan pendengaran
 anak sekolah
- Mencari penyebab gangguan perkembangan
bicara (pd balita)
- Membantu menentukan diagnosis dan terapi
penyakit telinga
TES PENDENGARAN

 Tujuan untuk mengetahui :


1. Adanya ketulian / tidak
2. Derajat ketulian
3. Jenis dan Lokasi ketulian

Macam tes pendengaran :


1. Tes Bisik
2. Tes Garpu Tala / Garpu Suara
3. Audiometri
MACAM – MACAM AUDIOMETRI

1. Audiometri subjektif  perlu kerjasama dg


penderita

 Nada murni (pure tone) :


- Liminal (pada nilai ambang pendengaran)
- Supraliminal (diatas n.amb pendengaran),
misal : tes SISI dan Tone decay

 Nada Bicara / tutur / speech

2. Audiometri objektif  tidak perlu kerjasama


dg penderita
- Impedance Audiometry ( Timpanometri )
- Otoacoustic Emission (OAE)
- Auditory Brainstem Response (ABR ) / BERA
- Auditory Steady State Response (ASSR) / SSEP
Pemeriksaan Audiometri
Pemeriksaan Timpanometri
Pemeriksaan OAE & ABR
TES BISIK

Tes Bisik :
- Untuk mengetahui kemampuan mengerti
kata-kata, telinga yang tidak diperiksa
dapat di “masking”
- Menentukan ketulian secara kasar/perkiraan
- Ruangan harus tenang
- Seseorang dg pendengaran normal dapat
mendengar pada jarak 6 – 10 meter pada
tempat yang sunyi
YANG DIPERIKSA PEMERIKSA

NASI
SAPI
MEJA
PAKU
MATA

Terdengar 80 %
( 4 dari 5 kata )

Tajam Pendengaran ??? m

0m 1m 2m 6m
HASIL TES

- Kuantitatif ( tajam pendengaran )


6 m : normal
> 4 m - < 6 m : tuli ringan
< 4 m - > 1 m : tuli sedang
< 1 m : tuli berat
Teriak depan telinga tdk dengar : t.total
Tes Bisik Modifikasi :

- U/ skrining pendengaran  menapis /


memisahkan kelompok pendengaran normal &
tdk normal pd sejumlah populasi,
mis pd uji kesehatan penerimaan mhs/pegawai
- Cara :
* diruang kedap suara
* dibisikkan 10 kata2,intensitas lbh rendah
dari tes bisik konvensional k/ jarak lebih
dekat
* mulut pemeriksa dijauhkan dr telinga pend
 menoleh/duduk dibel pend,masking
* menirukan 80% kt2 dg betul  normal
TES GARPU TALA / GARPU SUARA /
PENALA / TUNING FORK

Tes Garpu Tala  menentukan jenis ketulian


- Kwalitatif
- Perlu kooperatif (anak2 kd sulit)
- Alat sedehana & mudah dibawa
- Murah,mudah,cepat.
- Dapat digunakan u/ skrining awal,
memprediksi jenis gangguan pend
Dasar Fisiologi tes GT :

1. Sensitivitas telinga dlm (koklea) 2x lbh


baik dalam menerima rangsang bunyi mel
hantaran udara dibdg hantaran tulang k/
mel hant udara getaran bunyi diperkuat
20-30x shg hant udara lbh kuat & lama
dibdg tulang

2. Telinga dg t konduksi menerima rangs


bunyi lbh baik mel tulang dibdg udara k/
pd t kond mt & osikule yg rusak tdk dpt
berfungsi u/ memperkuat getaran bunyi
mel udara
v
Ada beberapa macam garputala :
128 Hz, 256 Hz, 512 Hz, 1024 Hz dan
2048 Hz.

Untuk melakukan tes pendengaran digunakan


GT : 512 Hz, 1024 Hz dan 2048 Hz (frek
bicara)

Jika hanya menggunakan 1 garputala : 512 Hz


Cara menggetarkan garpu tala

- Arah getaran kedua kaki garpu tala searah


dg kedua kaki garpu tala
- Getarkan kedua kaki garpu tala dg jari
telunjuk dan ibu jari
- Atau ketukkan ke lutut atau benda keras yg
dilapisi bantalan lunak agar vibrasi tidak
berlebihan.
Posisi/letak garpu tala

- Penting : kacamata, giwang dilepas


- Hantaran udara (AC) : arah kedua kaki
G.T sejajar dg arah liang telinga
- Hantaran tulang : pada prosesus mastoid,
tidak boleh menyinggung daun telinga.
Tes Garpu Tala :

1. Tes batas atas – batas bawah


2. Tes Weber
3. Tes Rinne
4. Tes Schwabach
5. Tes Bing

Tes ini mempunyai tujuan khusus yg


berbeda-beda dan saling melengkapi
TES BATAS ATAS-BATAS BAWAH

Tujuan : Mencari frekuensi yang dapat didengar


penderita lewat Air Conduction bila GT
dibunyikan pada intensitas ambang
normal ( +25 dB )

Dasar :
- T Konduksi penurunan pd frek rendah
- T SNHL  penurunan pd frek tinggi
Cara :

Semua GT (mulai frek rendah sp tinggi/


sebaliknya) dibunyikan satu persatu,
didengarkan dulu o/ pemeriksa sp bunyi
hampir hilang, kmd diperdengarkan pd
penderita dg meletakkan GT dekat mae pd
jarak 1-2 cm.
Interpretasi :

- Batas bawah naik (frek rendah tdk dengar)


 T Konduksi
- Batas atas turun (frek tinggi tdk dengar )
 T SNHL

Pd bbrp penyakit tdk megikuti aturan tsb,


mis Penyakit Meniere

Kesalahan tes :
GT dibunyikan terlalu keras shg tdk dpt
mendeteksi frek mana penderita tdk mendengar
Intensitas terendah
yang masih terdengar
pemeriksa
D S
- 4096 +
- 2048 +
- 1024 +
+ 512 +
+ 256 -
+ 128 -
+ 64 -
Batas atas turun Batas bawah naik
Tuli Sensorineural Tuli Konduksi
TES WEBER

- Tujuan :
Membandingkan daya tangkap kedua telinga
penderita thd rangsang bunyi melalui hantaran
tulang (membandingkan hantaran tulang antara
kedua telinga penderita)

- Prinsip tes Weber :


Untuk mengetahui arah lateralisasi bunyi
terdengar dimana :
* ditengah kepala
* sama keras di kedua telinga
* terdengar lebih keras di salah satu telinga
Cara :
- GT 512 Hz digetarkan kmd tangkainya
dipancangkan tegak lurus di garis median dg
kedua kaki pd grs horizontal, penempatan dpt
pd dahi, dagu atau pd gigi insisivus atas
(hati2 bl ada gigi palsu).

Penilaian tes Weber :


- Tidak ada lateralisasi, suara ditengah atau
sama kanan & kiri
- Lateralisasi ke sisi sehat  SNHL
- Lateralisasi ki sisi sakit  Konduktif
Interpretasi :
Tdp bbrp kemungkinan bl ada lateralisasi, misal
lateralisasi kekanan

1. T Konduksi kanan, kiri normal


2. T Konduksi kanan kiri, kanan lbh berat
3. T SNHL kiri, kanan normal
4. T SNHL kanan kiri, kiri lbh berat
5. T Konduksi kanan, SNHL kiri
Kesalahan tes :

Bl GT digetarkan terlalu keras (overtones),


mungkin didengar melalui hantaran udara, shg
tujuan membandingkan hantaran melalui tulang
tidak tercapai

Kadang2 seorang penderita tdk mau mengakui


apbl lateralisasi kesisi telinga yg dirasanya sdh
lama tuli
TES RINNE

- Tujuan :
Membandingkan daya tangkap telinga thd
rangsang bunyi melalui hantaran tulang &
hantaran udara (membandingkan hantaran
tulang & hantaran udara pada satu telinga
penderita)
Cara :

1. Getarkan GT 512 Hz, pancangkan tangkainya


tegak lurus pd mastoid px (posterior mae) sp
px tdk mendengar, kmd secepatnya pindahkan
didepan mae px, bl masih mendengar disbt
Rinne positif,bl tdk mendengar disbt Rinne
negatif
2. Getarkan GT 512 Hz, pancangkan pd planum
mastoid,kmd segera dipindah didepan mae,
ditanya mana lbh keras.
Bl lbh keras didepan disbt Rinne positif,
bl lbh keras dibelakang disbt Rinne negatif
v1
Interpretasi :
- Rinne positif : Normal atau SNHL
- Rinne negatif : T Konduksi
- Tuli campuran : sulit
- Kd2 tjd false Rinne (pseudo positif atau
pseudo negatif, tjd bl bunyi GT ditangkap
o/ telinga kontralateral yg pendengarannya
jauh lbh baik
- Rinne negatif bl T konduksi > 15 dB
Kesalahan tes :

- GT tdk terpancang dg baik pd mast k/


miring, kena rambut,jar lemak tebal shg
px tdk mendengar / getaran terhenti k/
kaki GT tersentuh aurikulum.

- Px terlambat mengisyaratkan wkt GT sdh


tdk terdengar lagi shg wkt dipindah
didepan mae getaran sdh berhenti
TES SCHWABACH

- Tujuan :
Membandingkan hantaran tulang antara
penderita dengan pemeriksa

- Cara :
GT 512 Hz digetarkan kmd tangkainya
dipancangkan tegak lurus pd pln mastoid
pemeriksa,apbl pemeriksa sdh tidak
mendengar, secepatnya GT dipindahkan ke
planum mastoid penderita
Apabila :

1. Penderita masih mendengar  Schwabach


memanjang

2. Penderita tdk mendengar  ada 2


kemungkinan, yaitu Schwabach memendek
atau normal. Tes dibalik  penderita dulu
baru pemeriksa dg cara sama  bila
pemeriksa tdk mendengar berarti sama2
normal, bila pemeriksa masih mendengar
berarti Schwabach penderita memendek
- Interpretasi :
Schwabach memanjang  T Konduksi
Schwabach memendek  T SNHL
Schwabach normal  Normal

- Kesalahan tes :
GT tdk terpancang dg baik, kakinya
tersentuh hingga bunyi menghilang atau
isyarat menghilangnya bunyi tdk segera
diberitahukan o/ penderita
TES BING

Cara :
- GT digetarkan di prosesus mastoid
- Tragus ditekan menutupi liang telinga
sehingga tdp tuli konduksi

Penilaian :
- Kekerasan bunyi sebelum dan sesudah
ditekan menutupi liang telinga
- untuk mengetahui jenis gangguan pendengaran
- Bing positif : bunyi terdengar lebih keras
setelah liang telinga ditutup

- Bing negatif : tidak ada perbedaan


kekerasan setelah liang telinga ditutup
WEBER RINNE SCHWABACH BING DIAGNOSA

Tdk ada lateralisasi Positif (AC>BC) Sama dengan pemeriksa Bertambah Normal
Keras

Ada lateralisasi Negatif (AC<BC) Memanjang Tidak Konduktif


Ke telinga yang bertambah
Sakit Keras

Ada lateralisasi Positif (AC>BC) Memendek Bertambah Sensorineural


Ke telinga yang Keras
sehat
KESIMPULAN

- Tes Bisik dan GT cukup sederhana


- Tdk perlu alat mahal
- Dapat dikerjakan ditempat praktek/ klinik
dmn belum tersedia audiometer
- Dipakai u/ konfirm hasil audiogram
- Validitas tes dpt dicapai bl pemeriksa
sering melakukan/ berlatih pemeriksaan.
Deteksi & intervensi dini
gangguan pendengaran
pada anak
v2
• Pendengaran  salah satu indera yg
memegang peran penting dlm komunikasi

• Fungsi pendengaran dan bicara baik 


komunikasi baik

• Berbicara merup kemampuan yg sangat


penting & hanya dimiliki o/ manusia

• Proses mendengar & bicara  dimulai


sejak bayi lahir

• Bila terjadi gangguan pendengaran sejak


dini  terjadi gangguan bicara
Merupakan penyebab yang cukup banyak terjadi
 1-3 dari 1000 kelahiran.

Merupakan kecacatan yang tersembunyi (the


hidden handicap)

Dapat menimbulkan ketidakmampuan yang berat


(serious disability)

Pengaruh gangguan pendengaran thd gangguan


bicara tergantung dari jenis, derajad, waktu
terjadinya & waktu dimulai re/habilitasinya.
Usia 0-3 tahun  merupakan masa kritis
Ada 2 pengertian dini:

- Gangguan / penyakit masih awal


- Usia dini  bayi / neonatus

* Rehabilitasi  mengembalikan fungsi yang


telah pernah dimiliki
* Habilitasi  usaha untuk memberikan
fungsi yang seharusnya dimiliki
Prinsip program screening menurut Wilson
dan Jungnerf (WHO report, 1968) a.l :

1.Merupakan masalah kesehatan yang


penting
2.Dapat diterima oleh penderita/keluarga
3.Fasilitas diagnosis dan penanganan
tersedia
4.Proses yang berkelanjutan dan cost -
effective
Organ pendengaran memegang 2 peran penting
dlm proses perkemb bicara :
1. Merupakan jalur input suara
2. Jalur umpan balik suara (auditory feedback)

Sangat penting untuk mengetahui bagaimana


fungsi pendengaran anak sejak dini.

Anak akan belajar bicara dari apa yg dia


dengar.
Faktor yg mempengaruhi proses berbicara:

1. Faktor fisiologis :
- Anatomi & fisiologi pendengaran
- Anatomi & fisiologi alat berbicara
2. Fungsi Otak / Kemampuan intelektual
3. Faktor lingkungan
4. Psikologis ada minat untuk berbicara
BAGAIMANA HAL INI BISA TERJADI ?

Penyebab gangguan pendengaran :


PRE NATAL ( Selama Kehamilan )
PERI NATAL ( Saat Persalinan )
POST NATAL ( Setelah Kelahiran )
Penyebab PRE NATAL (selama kehamilan):

- Riwayat keluarga dg gangguan


pendengaran (tuna rungu)
- Infeksi TORCHS (Toksoplasma,Rubella/
sejenis campak,Citomegalovirus,Herpes,
Sipilis )
Penyebab PERI NATAL (saat persalinan) :

- Prematur, asfiksia
- Berat badan lahir rendah
- Lahir kuning
- Tindakan persalinan
- Kelainan bawaan
Penyebab POST NATAL (setelah kelahiran):

- Infeksi bakteri / virus rubella, morbili,


parotitis, herpes, meningitis (radang selaput
otak), encephalitis (radang otak),kopok
(congek)
- Obat-obat yg mengganggu pendengaran
- Trauma (gegar otak)
- Paparan bising

Gangguan pendengaran/ tuna rungu dapat terjadi


karena penyebab yang tidak diketahui
Bayi yg memp resiko tinggi thd gg pend :
1.Riwayat keluarga dg tuli sejak lahir
2.Saat hamil menderita inf TORCHS
3.Kelainan anatomi kepala-leher
4.Berat badan lahir rendah < 1500 gram
5.Hiperbilirubinemia (bayi kuning)
6.Asfiksia berat (saat lahir tdk menangis)
7.Pemberian obat ototoksik
8.Ventilasi mekanik > 5 hr
- Deteksi dini sangat penting u/ bayi/anak
terutama yg memp resiko tinggi. Saat optimal
adalah sebelum usia 3 bulan.
- Bayi yg mengalami gangg pendengaran sejak
lahir & menerima habilitasi sejak usia 6 bulan
 saat usia 3 tahun dapat memp kemamp
bicara mendekati normal.
- Skrining pendengaran  dg OAE & ABR
- Skrining pendengaran sec sederhana dpt
dilakukan di rumah o/ o.t
KAPAN CURIGA ANAK MENGALAMI
GANGGUAN PENDENGARAN :
1.Bayi tidak kaget meskipun ada suara keras
2.Bayi saat tidur tdk terganggu suara keras
3.Responsif thd apa yg dilihat ttp kurang
responsif thd suara
4.Anak dipanggil tidak menoleh
5.Usia 6 bulan belum mengoceh
6.Ucapan anak tidak benar (tidak bermakna)
7.Saat usia 2 – 3 tahun belum dapat bicara.
8.Hanya memberikan respon thd suara dg
kekerasan tertentu
9.Kemampuan bicara tdk berkemb sesuai usia
Bila curiga  apa yg dpt dilakukan ?
 Bunyikan sesuatu (jangan didepan mata,
tapi dibelakang/disamping), misal : peluit,
ecek2, mainan yg berbunyi, sendok yg
dipukulkan ke piring.
 Lihat reaksi anak  terkejut, kedipan mata,
menoleh, berhenti menyusu
 Bila tdk ada reaksi  kemungkinan
menderita gangguan pendengaran
• SKEMA RUJUKAN KE PUSAT PENDENGARAN
Dr Anak
Kecurigaan orang tua/ Anak dg faktor
Anak kurang mendengar resiko tinggi RSB

RSA
KLINIK AUDIOLOGI/
PUSAT PENDENGARAN
UKS

Industri
Dr THT Dr Umum / Pasien dg
Puskesmas Gangguan Peny Syaraf
pendengaran
Peny Dalam
Posyandu
Bayi baru lahir
Minimal usia 2 hari/ atau saat
keluar RS

OAE

Lulus (usia 3 bulan) Tidak lulus (usia 1 bulan)

ABR Timpanometri ,OAE, ABR,

Lulus Tidak lulus (usia 6 bln) Tidak lulus (usia 3 bln) Lulus

Timpanometri -OAE-ABR-ASSR

Tidak lulus Lulus

ABD-Implan koklea-Terapi wicara


Pendidikan khusus- SLB-B/ Mainstreaming-Terapi medikamentosa
APA YANG TELAH DIKERJAKAN
DI RSU Dr. SOETOMO?
- Skrining  belum
- Peningkatan kewaspadaan orang tua (PKRS)
sejak tahun 1990
- Diagnosis audiometri anak-anak sejak tahun 1974
* Behavioral test :
- Distraction test
- Behavioral Observation Audiometry (Rotary) sejak
tahun 2000
* ABR/OAE (KSO) sejak tahun 2002
- Habilitasi bicara
- Multisensory, AVT (Parent Club)

Anda mungkin juga menyukai