THT-KL
Rumah Sakit Universitas Airlangga
Macam
garpu
tala:
(frekwensi
rendah
tinggi)
128
Hz,
256
Hz,
512
Hz,
1024
Hz
,
2048
Hz.
Untuk
tes
pendengaran
:
512
Hz,
1024
Hz
dan
2048
Hz
(frekwensi
bicara)
Jika
hanya
1
:
512
Hz
Garpu Tala
10
1.
2.
3.
4.
5.
Tujuan
:
Menentukan
frekwensi
garpu
tala
yang
dapat
didengar
penderita
melewati
hantaran
udara
bila
dibunyikan
pada
intensitas
ambang
normal
(25
dB)
Dasar
:
Tuli
konduks
I
:
penurunan
pada
frek.
rendah
Tuli
sensorineural
:
penurunan
pada
frek.
tinggi
12
Cara:
13
Interpretasi
Normal
Batas
bawah naik (frek rendah tidak dengar)
Tuli konduksi
Batas
atas turun (frek tinggi tidak dengar)
Tuli sensorineural (SNHL)
Kesalahan tes:
Garpu tala dibunyikan terlalu keras sehingga tidak dapat
mendeteksi frek.
mana penderita tidak mendengar
14
15
Tes Rinne
Tujuan :
membandingkan hantaran udara &
hantaran
tulang pada satu telinga penderita .
16
Cara
1.
Interpretasi
Kesalahan tes
20
Tes Weber
Tujuan :
membandingkan daya tangkap kedua telinga penderita
terhadap rangsang bunyi melalui hantaran tulang
(membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga px)
Prinsip tes Weber
untuk mengetahui arah lateralisasi bunyi terdengar dimana:
Ditengah kepala
Sama keras di
kedua telinga
Terdengar lebih keras di
salah satu telinga
21
Cara
22
Interpretasi
23
gambar
24
Interpretasi
26
Kesalahan tes
Tes Schwabach
Tujuan :
membandingkan hantaran tulang antara
penderita dengan pemeriksa
28
Cara
29
Apabila:
1.
memanjang
2. Penderita tidak mendengar ada 2
kemungkinan,
yaitu Schwabach memendek atau normal.
Tes dibalik penderita dulu baru pemeriksa
dengan cara sama bila pemeriksa tidak
mendengar berarti sama-sama normal,
bila
pemeriksa masih mendengar berarti Schwabach
penderita memendek
30
Interpretasi
31
Kesalahan Tes
32
33
Tes Bing
Cara
:
GT
digetarkan di
prosesus mastoid
Tragus
ditekan menutupi MAE
sehingga terdapat tuli
konduksi
Penilaian :
Kekerasan bunyi sebelum dan sesudah tragus
ditekan
menutupi MAE
Untuk mengetahui jenis gangguan pendengaran
34
Interpreasi
35
36
Audiometri
Audiometri :
39
40
Jenis transduser
Insertphone
Circum
aural
phone
Supra
auralphone
Bone
vibrator
41
42
44
Penilaian Audiogram
45
Audiogram
46
47
49
Bacaan Audiogram
1.
2.
3.
4.
Normal
Tuli
Konduksi
Tuli
Sensorineural
Tuli
Campuran
50
Bacaan Audiogram
1. Normal BC < 25 dB
AC < 25 dB
2. Tuli Konduksi
BC < 25 dB
AC > 25 dB, ada air bone gap
3. Tuli Sensorineural
BC > 25 dB
AC > 25 dB, tidak ada air bone gap (berhimpit)
4. Tuli Campuran
BC > 25 dB
AC > 25 dB, ada air bone gap
51
Bacaan Audiogram
52
Simbol Audiogram
53
Normal
BC < 25 dB
AC < 25 dB
54
Normal
55
Tuli Konduksi
BC < 25 dB
AC > 25 dB
ada air bone
gap
56
Tuli Konduksi
57
Tuli Sensorineural
BC > 25 dB
AC > 25 dB
tidak ada air
bone gap (berhimpit)
58
Tuli Sensorineural
59
Tuli campuran
BC > 25 dB
AC > 25 dB
ada air bone
gap
60
Tuli Campuran
61
Interpretasi audiogram
Derajat Ketulian
Kritera
Normal
0 25 dB
Tuli Ringan
26 40 dB
Tuli Sedang
41 -55 dB
56 70 dB
Tuli Berat
71 90 dB
> 90 dB
63
Pada diagnosis dapat ditulis hasil
pemeriksaan
1. Normal
2. Tuli Konduksi
3. Tuli Sensorineural
4. Tuli Campuran
Sertakan nilai derajat ambang dengarnya.
64
Kesimpulan
65
Kesimpulan
TERIMA
KASIH
SEMOGA
BERMANFAAT
67