Anda di halaman 1dari 67

Rosa Falerina, dr., Sp.

THT-KL
Rumah Sakit Universitas Airlangga

Tes Garpu Tala (GT)

Evaluasi pendengaran secara kwalitatif


Menentukan jenis ketulian
Perlu kerjasama (anak-anak kadang sulit)
Alat sederhana dan mudah dibawa
Murah, mudah, cepat
Dapat digunakan untuk skrining awal,
memprediksi jenis gangguan pendengaran
2

Dasar Fisiologi Tes GT

1. Sensitivitas telinga dalam (koklea) 2x lebih baik dalam menerima


rangsang bunyi melalui hantaran udara (AC) dibanding hantaran
tulang (BC), karena melalui hantaran udara getaran bunyi
diperkuat 20-30x sehingga hantaran udara lebih kuat dan lama
dibanding tulang.
1. Telinga dengan tuli konduksi menerima rangsang bunyi lebih baik
melalui tulang dibanding udara karena pada tuli konduksi
membran timpani dan osikule yang rusak tidak dapat berfungsi
untuk memperkuat getaran melalui udara.
3


Macam garpu tala: (frekwensi rendah tinggi)
128 Hz, 256 Hz, 512 Hz, 1024 Hz , 2048 Hz.
Untuk tes pendengaran : 512 Hz, 1024 Hz dan
2048 Hz (frekwensi bicara)
Jika hanya 1 : 512 Hz

Garpu Tala

Cara Menggetarkan Garpu Tala

Arah getaran kedua kaki garpu tala searah dengan


kedua kaki garpu tala
Getarkan kedua kaki garpu tala dengan jari telunjuk
dan ibu jari
Atau ketukkan ke lutut atau benda keras yang
dilapisi bantalan lunak agar vibrasi tidak berlebihan
Jangan diketukkan pada ujung meja atau benda
keras lainnya
7

Posisi atau letak GT

Penting : kacamata, giwang dilepas


Hantaran udara (AC) : arah kedua kaki garpu tala
sejajar dengan arah liang telinga
Hantaran tulang (BC) : pada prosesus mastoid,
tidak boleh menyinggung daun telinga

10

Tes Garpu Tala

1.
2.
3.
4.
5.

Tes batas atas batas bawah


Tes Rinne
Tes Weber
Tes Schwabach
Tes bing

Tes ini mempunyai tujuan khusus yang berbeda-


beda dan saling melengkapi
11

Tes batas atas batas bawah

Tujuan :
Menentukan frekwensi garpu tala yang dapat
didengar penderita melewati hantaran udara
bila dibunyikan pada intensitas ambang
normal (25 dB)
Dasar :
Tuli konduks
I
: penurunan pada frek.
rendah
Tuli sensorineural : penurunan pada frek. tinggi

12

Cara:

Semua garpu tala ( mulai frek rendah sampai


tinggi atau sebaliknya) dibunyikan satu persatu,
didengarkan dulu oleh pemeriksa sampai bunyi
hampir hilang, kemudian diperdengarkan pada
penderita dengan meletakkan garpu tala dekat
Meatus Akustikus Externus (MAE) pada jarak 1-2
cm

13

Interpretasi

Mendengar garpu tala pada semua frekwensi

Normal
Batas bawah naik (frek rendah tidak dengar)
Tuli konduksi
Batas atas turun (frek tinggi tidak dengar)
Tuli sensorineural (SNHL)
Kesalahan tes:
Garpu tala dibunyikan terlalu keras sehingga tidak dapat
mendeteksi frek. mana penderita tidak mendengar
14

15

Tes Rinne

Tujuan :
membandingkan hantaran udara & hantaran
tulang pada satu telinga penderita .

16

Cara
1.

Getarkan GT 512 Hz, pancangkan tangkainya tegak lurus pada

planum mastoid px (posterior MAE) sampai px tidak mendengar,


kemudian cepat pindahkan ke depan MAE px, bila px masih
mendengar disebut Rinne positif, bila tidak mendengar disebut
Rinne negatif.

2. Getarkan GT 512 Hz, pancangkan pada planum mastoid, kemudian


segera dipindah di depan MAE, ditanya mana yang lebih keras.
bila lebih keras di depan disebut Rinne positif.
bila lebih keras dibelakang disebut Rinne negatif.
17

Interpretasi

Rinne positif : Normal atau SNHL


Rinne negatif : tuli konduksi
Tuli campuran : sulit
Kadang-kadang terjadi false Rinne (pseudo positif
atau pseudo negatif) terjadi bila bunyi GT
ditangkap oleh telinga kontralateral yang
pendengarannya jauh lebih baik.
18

Kesalahan tes

GT tidak terpancang dengan baik pada mastoid


atau miring, kena rambut, jar lemak tebal
sehingga px tidak mendengar/ getaran terhenti
karena kaki GT tersentuh aurikulum
Px terlambat memberi isyarat waktu GT sudah
tidak terdengar lagi sehingga waktu dipindah di
depan MAE getaran sudah terhenti
19

Gambar Tes Rinne

20

Tes Weber

Tujuan :
membandingkan daya tangkap kedua telinga penderita
terhadap rangsang bunyi melalui hantaran tulang
(membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga px)
Prinsip tes Weber
untuk mengetahui arah lateralisasi bunyi terdengar dimana:
Ditengah kepala
Sama keras di kedua telinga
Terdengar lebih keras di salah satu telinga
21

Cara

GT 512 Hz digetarkan kemudian tangkainya


dipancangkan tegak lurus di garis median dengan
kedua kaki pada garis horizontal, penempatan
dapat padavertex, dahi, dagu atau pada gigi
insisivus atas (hati-hati bila ada gigi palsu)

22

Interpretasi

Tidak ada lateralisasi, suara ditengah/ sama


kanan kiri Normal
Lateralisasi ke sisi sehat Tuli sensorineural
Lateralisasi ke sisi sakit Tuli konduksi

23

gambar

24

Interpretasi

Terdapat beberapa kemungkinan bila ada


lateralisasi, misal lateralisasi ke kanan
1. Tuli konduksi kanan, kiri normal
2. Tuli konduksi kanan kiri, kanan lebih berat
3. Tuli sensorineural kanan kiri, kiri lebih berat
4. Tuli sensorineural kiri, kanan normal
5. Tuli konduksi kanan, tuli sensorineural kiri
25

Gambar Tes Weber

26

Kesalahan tes

Bila GT digetarkan terlalu keras (overtones),


mungkin didengar melalui hantaran udara
sehingga tujuan membandingkan hantaran
melalui tulang tidak tercapai
Kadang-kadang seorang penderita tidak mau
mengakui apabila lateralisasi kesisi telinga yang
dirasanya sudah lama tuli
27

Tes Schwabach

Tujuan :
membandingkan hantaran tulang antara
penderita dengan pemeriksa

28

Cara

GT 512 Hz digetarkan kemudian tangkainya


dipancangkan tegak lurus pada planum mastoid
pemeriksa, apabila pemeriksa sudah tidak
mendengar, secepatnya GT dipindahkan ke
planum mastoid penderita

29

Apabila:
1.

Penderita masih mendengar Schwabach

memanjang
2. Penderita tidak mendengar ada 2 kemungkinan,
yaitu Schwabach memendek atau normal.
Tes dibalik penderita dulu baru pemeriksa
dengan cara sama bila pemeriksa tidak
mendengar berarti sama-sama normal, bila
pemeriksa masih mendengar berarti Schwabach
penderita memendek
30

Interpretasi

Schwabach memanjang tuli konduksi


Schwabach memendek tuli sensorineural
Schwabach normal normal

31

Kesalahan Tes

GT tidak terpancang dengan baik, kakinya


tersentuh hingga bunyi menghilang atau isyarat
menghilangnya bunyi tidak segera diberitahukan
oleh penderita

32

Gambar Tes Schwabach

33

Tes Bing

Cara :
GT digetarkan di prosesus mastoid
Tragus ditekan menutupi MAE sehingga terdapat tuli
konduksi
Penilaian :
Kekerasan bunyi sebelum dan sesudah tragus ditekan
menutupi MAE
Untuk mengetahui jenis gangguan pendengaran
34

Interpreasi

Bing positif : bunyi terdengar lebih keras setelah


MAE ditutup
Bing negatif : tidak ada perbedaan kekerasan
setelah MAE ditutup

35

Gambar Tes Bing

36

Audiometri

Audiometri :

Pemeriksaan untuk menentukan jenis dan derajat


ketulian
Audiometer :
Alat yang digunakan untuk melakukan tes
audiometri
Audiometris :
Orang yang melakukan tes audiometri
Audiogram :
37
Hasil tes audiometri dalam bentuk grafik

Pure Tone Audiometry / PTA / Audiometri Nada


Murni
Nada murni :
Suara yang hanya terdiri dari 1 frekuensi
Penghasil Nada Murni :
Garpu tala dan audiometer
Suara di sekeliling kita merupakan suara yang
kompleks (terdiri dari berbagai macam frekuensi
nada)
38

Audiometri Nada Murni

39

Persyaratan Penilaian Audiogram

Anamnesis bising lengkap


Otoskopi
- serumen, sekret dibersihkan
- evaluasi keaadan membran timpani dan
refleks cahaya (perforasi/intak/infeksi)
Audiometer sudah dikalibrasi

40

Jenis transduser

Insertphone
Circum aural phone
Supra auralphone
Bone vibrator

41

Audiometri Nada Murni

Tes hantaran udara/ air conduction / AC


Tes hantaran tulang / bone conduction /BC

42

Syarat Pemeriksaan Audiometri

Orang yang diperiksa:


kooperatif, tidak sakit, mengerti instruksi,
bunyi di telinga, bebas bising min. 14 jam
Alat audiometer terkalibrasi
Pemeriksa:
mengerti cara penggunaan, sabar dan telaten
Ruangan pemeriksaan:
kedap suara maksimal 40 dBA SPL
43

44

Penilaian Audiogram

Gambaran audiogram dan simbol simbol


Informasi dalam audiogram
Jenis dan derajat gangguan pendengaran
Metoda masking
Mengerti prosedur rujukan

45

Audiogram

46

Simbol simbol Audiogram

Tinta merah untuk telinga kanan dan tinta biru


untuk telinga kiri
Hantaran Udara (Air Conduction = AC)
Kanan : O
Kiri : X
Hantaran Tulang ( Bone Conduction = BC )
Kanan : <
Kiri : >

47

Simbol simbol Audiogram

Hantaran udara (AC) dihubungkan dengan garis


lurus ( _________ ) dengan tinta merah untuk
telinga kanan dan biru untuk telinga kiri

Hantaran tulang BC dihubungkan dengan garis


putus-putus ( _ _ _ _ _ _ ) dengan menggunakan
tinta merah untuk telinga kanan dan biru untuk
telinga kiri
48

Simbol Pada Audiogram

49

Bacaan Audiogram

1.
2.
3.
4.

Normal
Tuli Konduksi
Tuli Sensorineural
Tuli Campuran

50

Bacaan Audiogram

1. Normal BC < 25 dB
AC < 25 dB
2. Tuli Konduksi
BC < 25 dB
AC > 25 dB, ada air bone gap
3. Tuli Sensorineural
BC > 25 dB
AC > 25 dB, tidak ada air bone gap (berhimpit)
4. Tuli Campuran
BC > 25 dB
AC > 25 dB, ada air bone gap

51

Bacaan Audiogram

Air Bone Gap :


Apabila antara AC dan BC terdapat perbedaan
l
ebih atau sama dengan 10 dB, minimal pada
frekuensi yang berdekatan

52

Simbol Audiogram

53

Normal

BC < 25 dB
AC < 25 dB

54

Normal

55

Tuli Konduksi

BC < 25 dB
AC > 25 dB
ada air bone
gap

56

Tuli Konduksi

57

Tuli Sensorineural

BC > 25 dB
AC > 25 dB
tidak ada air
bone gap (berhimpit)

58

Tuli Sensorineural

59

Tuli campuran

BC > 25 dB
AC > 25 dB
ada air bone
gap

60

Tuli Campuran

61

Interpretasi audiogram

Derajat gangguan pendengaran


Untuk menentukan derajat gangguan
pendengaran digunakan indeks Fletcher :
Ambang dengar (AD)
500Hz + 1000Hz + 2000Hz + 4000Hz
4
62

Derajat Ketulian
Kritera

Nilai ambang dengar

Normal

0 25 dB

Tuli Ringan

26 40 dB

Tuli Sedang

41 -55 dB

Tuli Sedang - Berat

56 70 dB

Tuli Berat

71 90 dB

Tuli Sangat Berat

> 90 dB
63


Pada diagnosis dapat ditulis hasil
pemeriksaan
1. Normal
2. Tuli Konduksi
3. Tuli Sensorineural
4. Tuli Campuran
Sertakan nilai derajat ambang dengarnya.
64

Kesimpulan

Tes garpu tala digunakan untuk evaluasi pendengaran (


sederhana, mudah, murah dan cepat)
Tes garpu tala terdiri dari:
1. Tes batas atas dan batas bawah
2. Tes Rinne
3. Tes Weber
4. Tes Schwabach
5. Tes Bing
Masing masing memiliki tujuan khusus dan saling
melengkapi

65

Kesimpulan

Audiometri adalah pemeriksaan untuk menentukan jenis


dan derajat gangguan pendengarn
Pure Tone Audiometry
Tes hantaran udara/ air conduction / AC
Tes hantaran tulang / bone conduction /BC
Pada diagnosis dapat ditulis hasil pemeriksaan normal,
tuli konduksi, tuli sensorineural, tuli campuran dan
sertakan nilai derajat ambang dengarnya
66


TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT
67

Anda mungkin juga menyukai