I. DEFINISI
Diaper rash merupakan kelompok dermatosis spesifik, yang merupakan
satu dari sekian banyak kasus dermatologik yang terjadi pada bayi dan anakanak, tercatat 1 juta anak menderita diaper rash tiap tahunnya.1
Diaper rash disebut juga ruam popok adalah iritasi kulit pada daerah
pangkal paha, perut bawah, paha atas dan bokong. Diaper rash mencakup
berbagai gangguan pada kulit yang terjadi pada bayi, anak-anak dan individu
mengompol atau lumpuh. Kondisi ini terlihat lebih umum pada bayi dan anak
usia dini, sebelum usia 2 tahun..2
II. ETIOLOGI
Diaper rash sering terjadi pada bayi antara 4 sampai 15 bulan.
meningkat ketika bayi mulai makan makanan padat.3
Diaper rash disebabkan oleh infeksi dari ragi atau jamur yang disebut
Candida sangat umum pada anak. Candida banyak ditrmukan dimana saja
disekitar lingkungan. Candida tumbuh pada daerah yang hangat dan lembab
seperti di bawah popok. 3
Sebuah ragi terkait ruam popok adalah lebih mungkin terjadi pada bayi
yang:3
Tidak bersih dan kering
Minum antibiotik, atau yang ibunya mengkonsumsi antibiotik saat
menyusui
Memiliki tinja lebih sering
PATOGENESIS
Kulit
bayi
mempunyai
barier
yang
efektif
terhadap
udara,
meningkatnya
keasaman,
gesekan
urin
Penin
e
gkata
n
Udem
Kelem
stratu
baba
Pening
m
n
katan
korneu
kepek
m
aan
terhad
Ges
ap
eka
paparan
pada
kulit
bahan
dapat
iritan,
dan
menyebabkan
pH
menin
gkat
Fes
es
Ras
Bakt
eri
Lipase/
profase
Anti
bioti
k
Yea
Bagan
Patogenesis
primary
irritant
napkin
pH).
pH
juga
menyebabkan
IV.
DIAGNOSIS
Sejauh ini, tipe diaper rash yang paling banyak adalah irritant diaper
dermatitis. Dermatitis ini ditemukan pada siapa saja yang memakai popok,
tanpa pengaruh umur. Predileksi yang paling sering adalah pada gluteal,
genital, bagian bawah abdomen, pubis dan paha atas. Irritant diaper
dermatitis menampakkan effloresensi berupa daerah eritema, lembab dan
kadang timbul sisik pada genital dan gluteal, yang awalnya timbul pada
daerah yang lebih sering kontak dengan popok.5
V.
Gambar
3
Defisiensi zink (acrodermatitis
3. Napkin
Psoriasis
enterohepatica)
Diaper rash tipe psoriasis terjadi selama 2 bulan dan berakhir 2-4
bulan. Ruam terdiri dari plak bentuk psoriasis pada area popok disertai
papul satelit. plak merah terang berbatas tegas, tidak bersisik, dan
berbatas tegas, baik terlokalisir maupun berkelompok di daerah
intertriginosa/lipatan seperti ketiak juga merupakan ciri dari penyakit
ini. Terkadang lesi pada punggung dan ekstremitas memiliki
morfologi yang sama dengan lesi di area popok. 7
VII. PENATALAKSANAAN
Terapi yang paling baik pada diaper rash adalah menjaga kebersihan dan
kekeringan area popok.Prinsip penatalaksanaan terapi [ada kasus diapper
rash dikenal adalah A (Air), B (barrier), C (Clean), D (Disposable
diappers), E (Educate).1
Air (Udara)
Popok sebaiknya dilepas pada saat tidur, cara tersebut dilakukan agar
daerah kulit disekitar popok mendapatkan udara yang cukup, agar kulit
didaerah popok tetap kering.1
Barrier (Pelindung)
Penggunaan salep pelindung seperti zinc oksida seperti salep miconazol,
petrolatum dapat membantu menjaga daerah kulit bayi dari kelembaban.
Salep atau pasta sebaiknya dioleskan secara tebal pada saat mengganti
popok. Penggunaan bedak talkum dapat mengurangi gesekan dan
kelembaban. Namun tidak dianjurka sebagai terapi diaaper rash karena
dapat terinhalasi oleh bayi.1
Clean (Kebersihan)
VIII.
PROGNOSIS
Diaper rash hampir selalu menunjukkan respon yang baik terhadap
terapi dan sebagian besar kasus dapat membaik jika tidak memakai popok
dalam jangka waktu beberapa minggu. Dan jika tetap persisten kemungkinan
didiagnosis dengan atopic eczema, psoriasis, zinc defisiensi, histiosit sel
langerhans atau imunodefisiensi.2, 4
IX.
KOMPLIKASI
DAFTAR PUSSTAKA
1.
2.
Dermatology
AOCo.
Diaper
Dermatitis.
Available
at:
URL:
Tallia
A,
Scherger
J.
Diaper
Rash.
Available
at:
URL:
Dunitz M. Skin Care For Children. In: Baran R, editor. Cosmetic Dermatology. USA: Dunitz, M
in the United Kingdom; 1994. p. 349-355.
5.
6.
Rook, Wilkinson. Eczematou eruptions in the newborn. In: Burns T, Breathnach S, editors.
Rooks' TEXBOOK OF DERMATOLOGY. 7 ed. USA: Blackwell Science Ltd; 2004. p. 14.2214.27.
7.
Horii K, Prissick T. Patient information : Diaper rash in infants and children. Available at: URL:
www.uptodate.com. Accessed.
8.
Kuswadji. Kandidosis. In: Djuanda A, editor. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. 5 ed. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. p. 108-109.
9.
Habif T. Diaper Candidiasis. In: Hodgson S, Cook L, editors. Clinical Dermatology: A Color
Guide to Diagnosis and Therapy. 4 ed. USA: Mosby; 2004. p. 448-449.Bolognia J. Classification
of Irritant Chemicals. In: Schaffer J, editor. Dermatology. 2 ed. USA: Mosby; 2008. p. 1-7.
10