Underdiagnosed
REVIEW SINGKAT
NEUROANATOMI MEMORI &
SISTEM LIMBIK – CORTICAL
AREA oFrontal: Working memories. Ability to plan, organize
work, typing letter, pay attention to detais, control
movemens of extremities. Coordination of information
oTemporal: Autobiographical memory, identifying items
as one that was recently encountered, recognition
memory, recollective components. impairing long-term
memory
oParietal: Sensation and perception (integrating touch,
sight, pain etc to form single perception). Helping
mediation attention when necessary & provides spatial
awareness and navigational skills.
oOccipital: visual perception hallucinations, illusions
REVIEW SINGKAT
NEUROANATOMI MEMORI &
SISTEM LIMBIK –
SUBCORTICALotoHippocampus:
AREA Cognitive Function. Consolidating short
long memories, memorizing routes/map. Damage
results in anterograde amnesia.
oAmygdala: emotional learning and memory, responds
strongly to emotional stimuli, especially fear. These
neurons assist in encoding emotional memories and
enhancing them. This process results in emotional events
being more deeply and accurately encoded into memory.
oBasal Ganglia: cognition, learning, and motor control and
activities. The basal ganglia are also associated with
learning, memory, and unconscious memory processes,
such as motor skills and implicit memory
ETIOLOGI: RISK FACTORS
PRECIPITATE AND CAUSING
THESE
Volume hippocampus
& amygdala
Ketidakseimbangan
Genetik neurotransmitter
ETIOLOGI
oDisosiasi dapat mengganggu pengkodean, penyimpanan, atau pengambilan dalam
bentuk cerita kenangan episodik traumatis
oSerotonin bekerja post-sinaptikal di amygdala untuk merangsang sintesis dari
encephalin, yang memodulasi atau mengurangi efek yang berkaitan dengan
pengalaman menakutkan atau ingatan traumatis
oJika sistem alarm amygdaloid terbebani secara berat dan rusak, hewan akan menjadi
tidak mampu mengolah ketakutan. Dengan demikian, kapanpun ingatan pada trauma
dirasa dilingkungan, atau ingatan traumatis episodik mengancam untuk
memunculkan kewaspadaan, alarm akan berbunyi dan menunjukkan keadaan gagal
aman, jalan terakhir untuk bertahan adalah dengan disosiatif
ETIOLOGI
Pandangan psikodinamik:
oSebagai bentuk mekanisme pertahanan terhadap trauma psikologik
oMerupakan cara penanggulangan masalah yang digunakan ego untuk menyingkirkan kecemasan
yang terjadi
oGangguan disosiatif melibatkan penggunaan mekanisme pertahanan represi yang tergolong
patologik. Represi secara besar-besaran yang menghasilkan terpisahnya impuls yang tidak dapat
diterima dan ingatan yang menyakitkan dari ingatan seseorang.3 Pertahanan ini juga berfungsi
menunda penyelesaian masalah dan menempatkan trauma pada pandangan di sisa hidup mereka
oFaktor pribadi menjadi predisposisi seseorang untuk mengalami fugue disosiatif. keinginan
menarik diri dari pengalaman yang menyakitkan secara emosi, stresor perkawinan, keuangan,
pekerjaan dan stresor akibat perang, penyebab gangguan ini pada dasarnya adalah masalah
psikologis.
MANIFESTASI KLINIS
oDitemukan amnesia yaitu ketidakmampuan mengingat kembali informasi identitas
personal namun individu masih dapat belajar sesuatu yang baru
oPada saat onset fugue terjadi, pasien tidak akan menyadari dirinya terkena amnesia.
Jika pasien kembali ke dirinya sebelumnya, pasien dapat mengingat hal-hal sebelum
onset fugue terjadi, namun pasien tetap lupa pada apa yang terjadi selama periode
fuguenya
oPada awalnya, pasien dengan fugue disosiatif mungkin terlihat normal sepenuhnya.
Seiring berjalannya waktu, kebingungan mulai tampak terlihat. Kebingungan ini
mungkin hasil dari realisasi bahwa pasien tidak mampu mengingat masa lalunya.
Pasien kemudian menyadari ada sesuatu yang salah tidak lama setelah mereka
melarikan diri dalam beberapa jam sampai beberapa hari
MANIFESTASI KLINIS
oPasien dengan fugue disosiatif tidak menunjukkan kelakuan patologis atau
memperlihatkan adanya ingatan tertentu dari kejadian yang traumatik, mereka
biasanya tenang, biasa, bekerja dengan pekerjaan sederhana, hidup sederhana, dan
umumnya tidak melakukan hal-hal yang dapat menarik perhatian ke arahnya
DIAGNOSIS BANDING
oDiagnosis banding untuk fugue disosiatif serupa dengan diagnosis banding amnesia
disosiatif, antara lain demensia, delirium, epilepsi parsial kompleks, amnesia
disosiatif, fugue organik, dan gangguan identitas disosiatif. Perbedaan episode
berpergian pada demensia dan delirium dengan fugue disosiatif adalah berpergian
pada demensia atau delirium tidak bertujuan dan tidak ada perilaku kompleks dan
adaptif secara sosial
oEpilepsi parsial komplek juga disertai dengan episode bepergian, namun berbeda
dengan fugue disosiatif yang biasanya mengambil identitas baru serta dicetuskan
oleh peristiwa traumatik, pada epilepsi parsial komplek pasien tetap memakai
indetitas sesungguhnya dan episode tidak dicetuskan oleh stress psikologis
DIAGNOSIS BANDING
o Diagnosis hilang kesadaran karena akohol sering tertukar dengan fugue disosiatif
tetapi dapat dibedakan melalui anamnesis klinik yang baik serta mengetahui
konsentrasi akohol yang diminum, jika hal ini terjadi saat intoksitasi akut
oDiagnosis banding lain untuk fugue adalah gangguan indetitas disosiatif. Fugue dan
gangguan indetitas disosiatif memiliki kemiripan karena terdapat periode amnesia
dan adanya identitas lain. Namun, kesadaran akan identitas asli pada pasien
gangguan identitas disosiatif juga ditemukan, berbeda dengan pasien fugue yang
benar- benar melupakan identitas aslinya selama onset terjadi
KRITERIA DIAGNOSA
PPDGJ III
DSM IV
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PPDGJ III
1. Ciri –ciri amnesia disosiatif (f 44. 0)
Ciri utama adalah hilangnya daya ingat, biasanya mengenai kejadian penting yang baru terjadi (selective) yang
bukan disebabkan oleh gangguan mental organik dan terlalu luas untuk dapat dijelaskan atas dasar kelupaan yang
umum terjadi atau atas dasar kelelahan.
Diagnosis pasti amnesia disosiatif memerlukan:
-Amnesia, baik total atau parsial, mengenai kejadian yang “stressful” atau traumatik yang baru terjadi( hal ini
mungkin hanya dapat dinyatakan bila ada saksi yang memberi informasi).
-Tidak ada gangguan mental organik, intoksikasi atau kelelahan berlebihan (sindrom amnesik organik, F04, F1x.6)
Yang paling sulit dibedakan adalah “amnesia buatan” yang disebabkan oleh simulasi secara sadar (malingering).
Untuk itu penilaian secara rinci dan berulang mengenai kepribadian premorbid dan motivasi diperlukan. Amnesia
buatan (conscious simulation of amnesia) biasanya berkaitan dengan problema yang jelas mengenai keuangan, bahaya
kematian dalam peperangan, atau kemungkinan hukuman penjara atau hukuman mati.
2. Melakukan perjalanan tertentu melampaui hal yang umum dilakukannya sehari-hari.
3. Kemampuan mengurus diri yang dasar tetap ada (makan, mandi, dsb) dan melakukan
interaksi sosial sederhana dengan orang – orang yang belum dikenalnya (misalnya membeli
karcis atau bensin, menanyakan arah, memesan makanan). Harus dibedakan dari “ postical
fugue” yang terjadi setelah serangan epilepsi lobus temporalis, biasanya dapat dibedakan
dengan cukup jelas atas dasar riwayat penyakitnya tidak adanya problem atau kejadian yang
“stressful” , dan kurang jelasnya tujuan ( fragmented ) berpergian serta kegiatan dari
penderita epilepsi tersebut.
DSM IV
1. Gangguan yang predominan adalah terjadinya perjalanan mendadak yang tidak
diharapkan berupa meninggalkan rumah, tempat, pekerjaan dan ia tidak mampu
mengingat masa lalunya.
2. Kebingungan tentrang indetitas persoanal atau perkiraan dari indetitas baru
(sebagian atau utuh).
3. Gangguan tidak terjadi secara khusus selama perjalanan gangguan indetitas dan
tidak disebabkan efek fisiologis langsung dari penggunaan zat (misalnya
penyalahgunaan zat, pengobatan) atau kondisi medik umum (misalnya epilepsi
lobus temporalis).
4. Gejala menyebabkan distress yang bermakna atau hendaya dalam bidang sosial,
pekerjaan atau fungsi area yang penting.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak ada pemeriksaan penunjang spesifik untuk mengetahui adanya fugue
disosiatif, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa :
1. EEG untuk menghilangkan kemungkinan kejang
2. MRI / CT scan untuk menghilangkan kemungkinan ada tumor otak
3. Tes Darah Lengkap dan urin untuk menghilangkan kemungkinan akibat efek
samping obat atau penggunaan zat terlarang.
TERAPI
Wawancara psikiatrik saja.
Wawancara psikiatrik yang diawali dengan pemberian obat.
Hipnosis mungkin dapat membantu ahli terapi dan pasien dalam mengungkapkan
stresor psikologis yang mencetuskan timbulnya episode fugue.
Psikoterapi.
ionotropic glutamate receptors:
(1) N-methyl-D-aspartate
(NMDA)
(2) α-amino-3-hydroxy-5-
methyl-4-isoxazole propionic
acid (AMPA), and
(3) kainate receptors.
WAWANCARA PSIKIATRIK YANG DIAWALI DENGAN
PEMBERIAN OBAT.