Anda di halaman 1dari 38

Audiologi

Definisi ilmu yang mempelajari tentang


fungsi pendengaran serta proses patologis
yang berkaitan dengan gangguan
pendengaran yang erat hubungannya dengan
habilitasi dan rehabilitasinya.
Audiologi ada 2 :
1. Audiologi dasar : nada murni, bising,
gangguan pendengaran serta cara
pemeriksaannya (tes garpu tala, tes
berbisik, dan audiometri nada murni)
2. Audiologi khusus : audiometri objektif, tes
untuk tuli anorganik, audiologi anak, dan
audiologi industri
Anatomi Telinga
Telinga Luar
Auricula
MAE
Telinga Tengah
Membran Tympani
Ossikula Auditiva
Tuba Eustachius
Telinga Dalam
Cochlea
Kanalis semisirkularis
Anatomi Telinga
Fisiologi Pendengaran
Getaran suara masuk:
MAE
Membran timpani
Osikula (maleus,
incus, stapes)
Oval window
Skala vestibuli
Perilimfe
Membran Reissner
Endolimfe
M. basilaris & tectoria
Sel-sel rambut
(depolarisasi)
N. cochlearis
Korteks pendengaran
( Area 39-40 lobus
temporalis)
Air Conduction and Bone Conduction
Air
Bone
Conduction
Conduction
Tes Garpu Tala

Definisi teknik pemeriksaan audiologi


dasar yang sederhana dan murah dengan
menggunakan garpu tala frekuensi tertentu.
Tujuan :
Menentukan jenis ketulian secara
kualitatif (tuli konduktif atau
sensorineural)
Membantu menentukan letak kerusakan
(telinga luar dan tengah atau dalam)
Garpu Tala

Garpu tala yang digunakan harus terukur


frekuensinya.
Frekuensi yang digunakan:
128 Hz
256 Hz
512 Hz
1024 Hz
2048 Hz
Gambar garpu tala dengan berbagai
frekuensi

128 Hz 256 Hz 512 Hz 1024 Hz 2048 Hz


TES GARIS PENDENGARAN
Prinsip : menentukan frek. garpu tala yg
dapat didengar penderita lewat hantaran
udara pada intensitas ambang normal
Cara kerja:
Bunyikan garpu tala satu per satu dari frek.
rendah ke frek. tinggi atau sebaliknya
Pemeriksa terlebih dahulu mendengar
sampai bunyi hampir hilang (ambang
intensitas normal)
Letakkan garpu tala 1-2 cm depan meatus
akustikus internus (MAE) penderita
TES GARIS PENDENGARAN
Interpretasi Tes Garis Pendengaran
Normal : jika pasien dapat
mendengar garpu tala
pada semua frekuensi.
Tuli konduktif : batas bawah naik jika
pasien tidak dapat
mendengar bunyi
berfrekuensi rendah.
Tuli sensorineural : batas atas turun dimana
pasien tidak dapat
mendengar bunyi
berfrekuensi tinggi.
TES RINNE

Prinsip : membandingkan hantaran udara dgn


hantaran tulang pada satu telinga penderita
Cara kerja 1:
Minta penderita untuk segera memberi
isyarat (mengangkat tangan), jika bunyi
garputala sdh tak terdengar
Bunyikan garputala 512 Hz dan letakkan
tangkainya tegak lurus pada planum mastoid
penderita.
Bila sudah tidak terdengar lagi, segera
pindahkan ke depan MAE 1-2 cm
TES RINNE
Cara kerja 2 :
Bunyikan garputala 512 Hz dan letakkan
tangkainya tegak lurus pada planum mastoid
penderita selama 2-3 detik
Pindahkan garpu tala 1-2 cm di depan MAE
selama 2-3 detik.
Tanyakan posisi yang mana yang lebih jelas
terdengar
Tes Rinne
Hasil Tes Rinne

Rinne positif penderita masih mendengar


saat dipindahakan di depan MAE (cara 1) atau
mendengar lebih jelas di depan MAE drpd di
mastoid (cara 2)
Rinne negatif penderita tidak lagi
mendengar saat dipindahakan di depan MAE
(cara 1) atau mendengar lebih jelas di
mastoid daripada di depan MAE (cara 2)
Interpretasi Tes Rinne

Rinne positif : ada 2 kemungkinan bisa


normal atau tuli
sensorineural
Rinne negatif : tuli konduktif
TES WEBER

Prinsip : Membandingkan hantaran tulang


antara kedua telinga penderita.
Cara kerja :
Bunyikan garpu tala (512Hz) kemudian
tangkainya diletakkan tegak lurus pada garis
median (biasanya di dahi, vertex, dagu, diantara
gigi incisivus 1 dan 2)
Penderita diminta untuk menunjukkan telinga
mana yg mendengar lebih keras.
Tes Weber
Hasil Tes Weber
Normal : tidak ada lateralisasi
Lateralisasi ke kanan : telinga kanan
mendengar lebih jelas daripada kiri
Lateralisasi ke kanan : telinga kanan
mendengar lebih jelas daripada kiri
Interpretasi Tes Weber
Mis. terjadi lateralisasi ke kanan maka ada 5
kemungkinan :
Telinga kanan tuli konduktif dan telinga kiri
normal
Telinga kanan normal dan telinga kiri tuli
sensorineural
Telinga kanan tuli konduktif dan telinga kiri tuli
sensorineural
Telinga kanan tuli konduktif lebih berat dan
telinga kiri tuli konduktif lebih ringan
Telinga kanan tuli sensorineural lebih ringan dan
telinga kiri tuli sensorineural lebih berat
TES SCHWABACH

Prinsip : membandingkan hantaran tulang


penderita dengan pemeriksa, dgn syarat
pemeriksa normal
Cara kerja:
Minta penderita untuk segera memberi isyarat
(mengangkat tangan), jika bunyi garpu tala sdh tak
terdengar
Bunyikan garputala 512 Hz dan letakkan tangkainya
tegak lurus pada planum mastoid penderita.
Bila sudah tidak terdengar lagi, segera pindahkan ke
planum mastoid pemeriksa
Cara kerja .
Jika pemeriksa masih mendengar Schwabach
memendek (S)

Jika pemeriksa juga tidak mendengar, maka harus


dibalik:
Bunyikan garputala 512 Hz dan letakkan tangkainya
tegak lurus pada planum mastoid pemeriksa.
Bila sudah tidak terdengar, segera pindahkan ke
planum mastoid penderita
Jika penderita juga tidak mendengar Schwabach
normal
Jika penderita masih mendengar Schwabach
memanjnag (S)
Tes Schwabach

Penderita Pemeriksa
Interpretasi Tes Schwabach

Normal : hantaran tulang penderita sama


dengan pemeriksa
Schwabach memendek (S) : tuli
sensorineural
Schwabach memanjnag (S) : tuli
konduktif
Tes Bing

Prinsip : modifikasi dari tes rinne, dimana uji


ini adalah aplikasi efek oklusi
Cara kerja :
Bunyikan garpu tala 512 Hz dan letakkan pada
planum mastoid penderita (telinga yg tdk diperiksa
disumbat)
Tekan tragus sampai menutup MAE kemudian lepas
secara bergantian (membuka dan menutup MAE).
Tanyakan apakah ada perubahan bunyi (mengeras
dan melemah saat MAE ditutup dan dibuka
Tes Bing
Interpretasi Tes Bing

Bing (+) : bila penderita mendengar bunyi


yang mengeras dan melemah bergantian
bisa normal atau sensorineural

Bing (-) : bila penderita tidak mendengar


bunyi yang mengeras dan melemah
bergantian tuli konduktif
Tes Stenger

Cara kerja: menggunakan prinsip masking


Mis pasien pura-pura tuli telinga kanan, maka:
Garpu tala dibunyikan dan diletakkan terlebih
dahulu 1-2 cm depan MAE telinga kiri
(penderita tidak melihat )
Garpu tala lain yg identik dibunyikan lebih keras
dan diletakkan 1-2 cm depan MAE pada telinga
kanan
Tanyakan telinga mana yg mendengar
Interpretasi Tes Stenger

Normal, bila hanya telinga kanan yang


mendengar (efek masking)

Jika benar-benar tuli, maka hanya telinga kiri


yang mendengar begitupun sebaliknya
Thank You
Hearing Loss

Conductive Hearing Loss


Sensorineural Hearing Loss
Mixed Hearing Loss
Non-Organic Hearing Loss
Central Hearing Loss
Conductive Hearing Loss
Involves mechanical dysfunction of external
or middle ear
Impacted cerumen - common in elderly
Foreign bodies
Perforated tympanic membrane
Otitis media - middle ear infection; do NOT
prop bottle in bed with baby
Otosclerosis - decrease in mobility of ossicles
Sensorineural Hearing Loss
Caused by impairment in organ of Corti, CN
VIII, or auditory areas of cerebral cortex
Menieres disease - increased fluid in labyrinth
that causes vertigo & tinnitus
Ototoxicity - from drugs or high-intensity
sounds
Presbycusis - gradual nerve degeneration that
occurs with aging
Physical Characteristics
of Sound
Frequency (perceived as Pitch)

Number of cycles per second


Expressed in Hertz (Hz)
Physical Characteristics
of Sound
Intensity (perceived as loudness)
Amount of pressure
exerted on molecules
Decibel (dB)
Unit of measurement
Logarithmic vs. linear
Audible range
0 --140 dB
Sound energy present
at 0 dB SPL
Physical Characteristics
of Sound
Temporal Characteristics
Continuous
Intermittent
Varying
Impulse/Impact
Spectrum or Quality

Anda mungkin juga menyukai