Anda di halaman 1dari 5

DINAS KESEHATAN KABUPATEN TABALONG

PUSKESMAS BANUA LAWAS


Jl. Lapangan 17 Mei Banua Lawas Kecamatan Banua Lawas Kode Pos 71553
email : puskesmas.banualawas@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DIFTERI

A. PENDAHULUAN
Di negara berkembang seperti Indonesia, angka kematian penyakit menular
cukup tinggi dan prevalensinya meningkat karena banyak dipengaruhi faktor
lingkungan dan perilaku hidup masyarakat. Terlebih lagi dalam kondisi sosial
ekonomi yang memburuk, tentunya kejadian kasus penyakit menular memerlukan
penanganan yang lebih serius, profesional, dan bermutu.
Penemuan penyakit menular yang dapat menimbulkan wabah dapat dilakukan
secara pasif dan aktif. Penemuan secara pasif melalui penerimaan
laporan/informasi kasus dari fasilitas pelayanan kesehatan meliputi diagnosis
secara klinis dan konfirmasi laboratorium. Penemuan secara aktif melalui
penyelidikan epidemiologi / kunjungan lapangan untuk melakukan penegakan
diagnosis secara epidemiologi berdasarkan gambaran umum penyakit menular
tertentu yang dapat menimbulkan wabah yang selanjutnya diikuti dengan
pemeriksaan klinis dan pemeriksaan laboratorium.

B. LATAR BELAKANG
Difteri merupakan penyakit menular akut yang dapat menyebabkan kematian.
Difteri adalah salah satu penyakit yang sangat menular yang dapat dicegah
dengan imunisasi, disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diptheriae strain
toksigenik. Manusia adalah satu satunya reservoir Corynebacterium diptheriae.
Penularan terjadi secara droplet (percikan ludah) dari batuk, bersin , muntah,
melalui alat makan, atau kontak erat langsung dari lesi di kulit. Apabila tidak
diobati dan kasus tidak mempunyai kekebalan, angka kematian sekitar 50%,
sedangkan dengan terapi angka kematiannya sekitar 10%. Angka kematian
Difteri rata rata 5-10% pada anak usia kurang 5 tahun dan 20% pada dewasa
diatas 40 tahun.
Difteri penyakit menular yang dapat mengeluarkan toksin yang di produksi oleh
kuman Corynebacterium diptheriae strain toksigenik. Toksin yang berlimpah akan
menyebabkan keparahan meningkat dan munculnya komplikasi klinik berupa
miokarditis, kelumpuhan syaraf perifer dan Pusat, serta gagal ginjal yang dapat
menyebabkan kematian.
Gejala klinis difteri adalah faringitis, tonsilitis, laringitis, trakeitis atau
kombinasinya disertai demam atau tanpa demam dan adanya pseudomembran
putih keabu abuan yang sulit lepas, mudah berdarah apabila dilepas atau
dilakukan manipulasi. Dapat leher membengkak (bullneck) dan sesak napas
disertai bunyi (stridor).
Masa inkubasi penyakit difteri antara 1-10 hari, dengan rat –rata 2-5 hari
dengan masa penularan penderita 2-4 minggu sejak masa inkubasi apabila tidak
mendapatkan pengobatan yang adekuat, sedangkan masa penularan carrier bisa
sampai 6 bulan.
Untuk pengendalian penyakit difteri dilakukan beberapa upaya :
1. Imunisasi
2. Penyelidikan dan manajemen kasus pada semua KLB difteri
3. Melaksanakan surveilans difteri

C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Untuk mengidentifikasi daerah maupun populasi risiko tinggi kemungkinan
akan terjadi transmisi Difteri dan memantau kemajuan dalam pemberantasan
Difteri melalui cakupan imunisasi.

2. TUJUAN KHUSUS
a. Memutuskan penyebaran penyakit Difteri di wilayah kerja Puskesmas
Banua lawas
b. Terlaksananya pengumpulan, pencatatan dan analisis data surveilans
Difteri
c. Terlaksananya intervensi kesehatan masyarakat dalam upaya pencegahan
dan pengendalian Difteri.
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN
1. Penyelidikan dan rujukan kasus atau Untuk mengetahui penyebaran
kejadian luar biasa,verivikasi kasus/klb lebih lanjut, serta
sinyal/penyelidikan epidemiologi/ tindakan penanggulangan yang
pelacakan kontak penyakit berpotensi perlu dilakukan di wilayah kontak
klb/wabah dan penyakit infeksi penyakit berpotensi klb/wabah.
energing, pd3i, zoonosis, hewan
berbisa, beracun, dan penyakit menular
lainnya.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Petugas menerima laporan kasus Difteri dari Dinkes, masyarakat, ruang
pemeriksaan umum / Poli Umum
2. Kepala Puskesmas memerintah petugas surveilans untuk melakukan
Penyelidikan Epidemiologi (PE)
3. Petugas surveilans segera mempersiapkan peralatan dan mengajak
perawat/bidan/analis kesehatan untuk melakukan pelacakan ke lapangan
4. Pada saat kunjungan rumah :
 Petugas menjelaskan kepada keluarga penderita tentang maksud
kedatangan
 Petugas menanyakan tentang identitas penderita, riwayat penyakit yang
diderita, riwayat kontak, status imunisasi penderita serta data lain yang
diperlukan, kemudian dicatat dalam formulir penyelidikan epidemiologi
 Dokter melakukan pemeriksaan fisik penderita untuk menegakkan diagnosa
 Analis kesehatan mengambil spesimen penderita dan kontak erat penderita
 Petugas memberikan profilaksis kepada kontak erat penderita
 Petugas meminta keluarga penderita untuk segera melaporkan ke petugas
kesehatan apabila ada kasus baru atau komplikasi
5. Petugas mengirimkan spesimen ke Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
6. Petugas melaporkan hasil penyelidikan epidemiologi ke Kepala Puskesmas
dan Dinas Kesehatan.

F. SASARAN
Sasaran kegiatan adalah seluruh kasus Difteri di wilayah kerja Puskesmas
Banua Lawas.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Waktu dalam Bulan Tahun 2023 Peran
Pihak
No Kegiatan Terkait

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1. Penyelidikan
dan rujukan
kasus atau
kejadian luar
biasa,
verifikasi
sinyal
/penyelidikan
epidemiologi/
pelacakan
kontak
penyakit
berpotensi
klb/wabah dan
penyakit
infeksi
energing,pd3i,
zoonosis,
hewan
berbisa,
beracun,dan
penyakit
menular
lainnya

Pengambilan
dan
pengiriman
sampel
/spesimen
penyakit
potensial klb
ke kabupaten

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA


Dari hasil kegiatan ini akan didapatkan data sebagai informasi untuk
dilaporkan kepada Kepala Puskesmas Banua Lawas. Evaluasi kegiatan
dilaksanakan pada lokakarya mini bulanan (Apabila terdapat kasus). Petugas
memaparkan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan, permasalahan yang muncul
dan upaya pemecahan masalah dibahas bersama pimpinan sehingga dapat
memberikan gambaran kondisi terkait kasus dilakukan penyelidikan.

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Hasil kegiatan dicatat dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas Banua
Lawas.

Banua Lawas, 02 Januari 2023


Pemegang Program Surveilans Kepala Puskesmas Banua Lawas

Dahriatunnal Nasution,AMK dr.H.Himawan Indaryanto


NIP.19771213 200904 2 001 NIP.19790307 2010001 1 019

Anda mungkin juga menyukai