Surveilens DIFTERI
Kelompok 1
FASILITATOR:
Jawab:
Gejala dan yang khas antaralain:
Faringitis
Tonsilitis
Laryngitis
Trakeitis
Demam atau tanpa demam
Adanya pseudomembran putih keabu abuan yang
sulit lepas, mudah berdarah apabila dilepas atau
dilakukan manipulasi
2. Penemuan kasus
Jawab:
STRATEGI PENEMUAN KASUS
1. Kasus Difteri dapat ditemukan di pelayanan statis (puskesmas dan
RS) maupun kunjungan lapangan di wilayah kerja Puskesmas,
Kasus dengan keluhan nyeri menelan dilakukan pemeriksaan
tenggorok untuk mencari adanya membran pada tonsil dan faring.
2. Bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pelacakan
epidemiologi terhadap setiap kasus suspek difteri untuk mencari
kasus tambahan, identifikasi kontak erat, dan pemberian
profilaksis terhadap kontak erat.
3. 3. Merujuk kasus suspek difteri ke Rumah Sakit untuk
mendapatkan pengobatan lebih laniut
4. Melakukan komunikasi risiko ke masyarakat.
PENUGASAN PENCATATAN PELAPORAN
soal
a. Kasus difteri di Kabupaten N pada minggu ke 14-15 (Maret April 2021) berjumlah 3
suspek dengan proporsi 2 orang Lakilaki dan 1 orang Perempuan serta gejala nyeri telan
dan pseudomembran dan masing-masing memiliki gejala lain diantaranya panas, sakit
perut, batuk dan bullneck (33,33%). Status imunisasi ketiga. pssien lengkap dengan
sumber informasi ingatan orang tua. Ketiga kasus dilakukan pemeriksaan laboratorium
dan pemberian ADS, obat2an dan dilakukan isolasi.
b. Hasil pemeriksaan lab pasien 1 negatif sehingga masuk klasifikasi kasus kompatibel
klinis karena kasus dengan hasil lab negatif dan tidak ada hubungan epidemiologi
dengan kasus konfirmasi laboratorium
• Hasil pemeriksaan lab pasien 2 positif, maka terjadi KLB di Kabupaten N
• Hasil pemeriksaan lab pasien 3 belum keluar sehingga tidak bisa diklasifikasikan ke
dalam kasus konfirmasi lab atau kasus kompatibel klinis
a. Dari ketiga kasus tersebut sudah dilakukan tatalaksana kasus dengan baik (PE,
pemberian ADS dan obat-obatan pemberian profilaksis pada kontak erat) sehingga tidak
ada kasus yang meninggal
3. Dari data tersebut tersebut, apakah benar telah terjadi
KLB difteri? Dasar apa yang dipakai untuk penetapan
KLB?
Jawab:
lya sudah masuk kategori KLB karena ditemukan 1
kasus suspek difteri dengan hasil laboratorium. positif.
Dasar yang digunakan untuk penetapan KLB 1 wilayah
Kab/Kota dinyatakan KL.B difteri. jika ditemukan I
suspek difteri dengan konfirmasi laboratorium kultur
positif jika ditemukan. suspek difteri yang mempunyai
hubungan epidemiologi dengan kasus kultur positif.
Penentuan. KLB oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota,
Dinas Kesehatan Provinsi dan Menteri Kesehatan
4. Apa tindakan saudara sebagai petugas Surveilans
Puskesmas setelah tahu bahwa telah terjadi KLB
difteri?
Jawab:
1. Penyelidikan epidemiologi KLB difteri
2. Pencegahan penyebaran KLB difteri dengan:
a. Perawatan dan Pengobatan kasus secara adekuat
b.Penemuan & Pengobatan kasus tambahanan
c. Tatalaksana terhadap kontak erat erat dari kasus suspek difteri
3. Komumkasi risiko tentang difteri dan pencegahannya kepada
masyarakat
4. Menentukan luas wilayah terjangkit melalui identifikasi kasus
suspek difteri tambahan.
5. Pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI) di daerah
KLB difteri
5. Informasi apa saja yang harus dikumpulkan
untuk melengkapi laporan KI.B difteri?
Jawaban:
1. Laporan penyelidkan epidemiologi sesuai form Dif-01 yang memuat
informasi:
a. Identitas penderita
b. Riwayat sakit
c. Riwayat pengobatan.
d. Riwayat kontak
e. Kontak kasus
Jawaban:
1. ORI tetap dilanjutkan sampai dengan selesai walaupun
status KLB Difteri sudah dinyatakan berakhir.
2. Untuk dapat memberikan kekebalan komunitas optimal
maka cakupan ORI harus >90%
3. Penguatan surveilans difteri
4. Komunikasi resiko tentang penyakit difteri kepada
masyarakat
5. Berkoordinasi dgn petugas imunisasi agar senantiasa
meningkatkan cakupan imunisasi rutin dan lanjutan
6. Tetap mempertahankan surveilans PD31
TERIMAKASIH
BANYAK
WEEEELLLLL