RIDHO ADRIANSYAH
Dasar Kebijakan
Pengendalian HIV AIDS dan IMS
District Based
NAWACITA 2 2 NAWACITA 6 Intervention
3 ZERO 2030
Zero Zero Zero
new HIV AIDS related
discrimination
infection death
200,000
180,843
47
% 96,298
100,000
3,809
31,9% 4,131
0 0,6%
Estimasi Tahu Status Pernah ART Masih ART Dites VL Supresi VL
2022
Triple Elimination
Program in infant: HIV-
Hepatitis B & Syphilis
2027
TARGET 90-90-90 2018
FASTTRACK : 90-90-90
2020
- 90% popkun tahu status HIV 2012
- 100% bayi dari bumil HIV +
diperiksa EID
LKB & SUFA
2016
Pedoman Skrining HIV &,
Sifilis, pada bumil
HIV in Indonesia
“Fastest growing” in Asia
Low national prevalence: 0.4%
Outside Papua: Concentrated
epidemic in key population
People who inject drug
Female sex workers
Men sex with men
Transgender
High burden: Java, Bali, Papua
UPAYA PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET
PROGRAM HIV AIDS: S-T-O-P
Pertahankan:
Suluh: Temukan: Obati: 90% ODHA
90% masyarakat 09% ODHA tahu 90% ODHA yang ART tidak
paham HIV statusnya mendapat ART terdeteksi
virusnya
Pemeriksaan HIV
fokus pada ibu hamil, bayi dari ibu HIV+, anak dengan
gejala IO, pasien IMS, pasien TBC, pasien Hepatitis,
populasi kunci, pasangan orang dengan HIV AIDS.
di Provinsi Papua dan Papua Barat dilakukan pada semua
pasien yang datang ke layanan kesehatan.
sesuai dengan ketentuan Permenkes Nomor 74 Tahun
2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Konseling dan Tes
HIV dalam proses review
Populasi Kunci : LSL, PSP, Penasun, Waria
8
Surat Edaran Dirjen No:1564/2018 (2)
Pengobatan Anti Retroviral (ARV) :
segera diberikan pada setiap orang yang telah didiagnosis terinfeksi HIV, dengan
ketentuan:
Diberikan dengan memberikan informasi tentang manfaat obat ARV dan manfaat
bagi ODHA jika memulai pengobatan ARV dengan segera.
Dapat diberikan pada hari yang sama saat diagosis HIV ditegakkan pada ODHA
yang siap dan jika tidak ada kontraindikasi klinis (yaitu tidak ada gejala TBC, gejala
infeksi oportunistik lain dan CD4<100 pada kasus kriptokokus meningitis)
Rejimen obat ARV serta alur pencatatan, pelaporan dan permintaan obat mengacu pada
Permenkes no. 87 tahun 2014 tentang Pedoman Pengobatan Anti Retroviral
dalam proses review
9
Surat Edaran Dirjen No:1564/2018 (3)
Seluruh ODHA diskrining TBC secara rutin setiap kali datang ke layanan
kesehatan.
Jika terdapat gejala TBC rujuk utk akses penegakan diagnosis TBC. Jika tidak
ditemukan gejala TBC Pengobatan Pencegahan INH tanpa melihat riwayat
pemberian ARV
10
Surat Edaran Dirjen No:1564/2018 (4)
11
ALUR DIAGNOSIS HIV A1
PADA ANAK USIA ≥ 18
BLN, REMAJA, DAN A1 (NR)
A1 (R)
DEWASA laporkan sebagai Non Reaktif
Tes A2
A1(NR) A2 (NR)
A1(R) A2(R) Laporkan Non Reaktif
Tes A3
Keterangan :
A1(R) A2(R) A3(R) A1(R) A2 (R) A3 (NR) R = Reaktif
Laporkan NR = Non Reaktif
Laporkan Inkonklusif
Reaktif
(tes ulang 14 hari kemudian)
Interpretasi Hasil
Interpretasi hasil pemeriksaan Anti HIV :
1. Hasil Positif
Bila hasil A1 Reaktif, A2 Reaktif dan A3 Reaktif
2. Hasil Inkonklusif
Bila pada proses pengulangan ternyata A1 Reaktif dan A2 Non
Reaktif
ATAU A1 Non Reaktif dan A2 Reaktif
Bila hasil A1 Reaktif, A2 Reaktif dan A3 Non Reaktif
3. Hasil Negatif
Bila hasil A1 Non Reaktif
Bila hasil A1 Reaktif tetapi pada pengulangan hasil A1 Non Reaktif
dan A2 Non Reaktif
Hasil inkonklusif pada pemeriksaan kedua setelah minimal tes HIV
14 hari yang lalu dengan hasil inkonklusif juga.
Pedoman Tatalaksana dan Terapi HIV
NEW!
Inisiasi Dini ART
Kriteria, Diagnosis dan Paket pelayanan HIV Lanjut
Pemantauan keberhasilan terapi ARV
(Pemeriksaan VL pada bulang ke 6 dan 12 sejak mulai ARV,
dan selanjutnya tiap 12 bulan)
Monitoring resistensi pengobatan ARV
HIV DR Primer – sekunder
Profilaksis Pasca Pajanan tidak lagi berdasarkan sumber
pajanan
Pencegahan dengan INH
MANFAAT ARV (ANTIRETROVIRAL)
1.Menurunkan angka infeksi oportunistik dan kematian
2. Meningkatkan usia harapan hidup
3. Meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas
4. Mencegah penularan pada pasangan
5. Mencegah penularan pada bayi
Keberhasilan ART
Expected survival of a 20-year-old person living with HIV
in a high income country
Era before ART Era of ART
Source: UNAIDS, gap report. Adapted from Lohse et al, 2007; Hoog et al. 2008; May et al, 2011; Hogg et al. 2013
ARVARV belum dapat mengeradikasi HIV
Initial infection Latency Viral rebound
Initial infection Latency Viral rebound
Activated
T cell
Activated
Activated Latently Deep-latent
Viral load
T cell
T cell infected T cell
T cell HIV tetap ada dalam reservoir
Limit of detection
ART
Time
Kapan Memulai ARV?
CD4 berapa saja
AIDS - Hepatitis,
- Populasi Kunci
- Serodiscordant
- Epid Meluas
Start ART regardless CD4
count!
STAR
T trial
TEMPRA
NO trial
HPTN
052 trial
Rekomendasi Indikasi ARV
Terapi ARV harus diberikan kepada semua ODHA tanpa melihat stadium
klinis dan nilai CD4 (sangat direkomendasikan, kualitas bukti
sedang).
Terapi ARV harus dimulai pada semua ODHA yang hamil dan menyusui,
tanpa memandang stadium klinis WHO dan nilai CD4 dan dilanjutkan
seumur hidup (sangat direkomendasikan, kualitas bukti sedang).
PedomanWHO
Infeksi/kondisi yg terapinya adalah ARV baru:
lebih cepat
- CMV jika CD4 < 50: dalam
- Cryptosporodiasis waktu 2 minggu
- PML
- Limfadenopati HIV/HIVAN/kardiomiopati HIV, etc
NtRTI
TDF (Tenofovir)
NRTI : Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor. NNRTI : Non Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor
PI : Protease Inhibitor
Rekomendasi paduan ARV lini
pertama
Pilihan AZT+3TC+EFV
ABC+3TC+NVP
ABC + 3TC+EFV
Alternati
AZT + 3TC + NVP
f
TDF + 3TC (atau FTC) + EFV
TDF + 3TC (atau FTC) + NVP
Draft PNPK HIV
2018
Paduan ART lini 1
pada anak < 3 tahun
Alternati
(ABC atau AZT) + 3TC + NVP
f
NRTIs
nephrotoxicity8
• Adverse effects such as diarrhoea,
anaemia, lipodystrophy syndrome,
NNRTIs etc. are associated with decreased
CNS6
(central nervous quality of life among patients2,5
system)
• Central nervous system adverse
effect is one factor that affects
PIs
cardiovascular disease patients' quality of life6
dyslipidemia
hyperglycemia3,4 • Side effect is an independent risk
factor associated with non-
INIs adherence to ART7
diarrhea,
nausea, fever4
ART: antiretroviral therapy; NRTIs: nucleoside reverse-transcriptase inhibitors; NNRTIs: non-nucleoside reverse-transcriptase inhibitors; PIs: protease inhibitors; INIs: integrase inhibitors.
1. Montessori V, et al. CMAJ. 2004; 170(2):229-238. 2. Burgoyne RW, e t al. J Antimicrob Chemother. 2008;b61(3):469-473.
3. Margolis AM, et al. J Med Toxicol. 2014;b10(1):26-39. 4. Lennox JL, et a l. Ann Intern Med. 2014;161(7):461-471.
5. Erlandson KM1, et al. PLoS One. 2014; 9(12):e114166. 6. Raines C, et al. Assoc Nurses AIDS Care. 2005; 16(5):35-48.
7. Protopopescu C, et al. J Antimicrob Chemother. 2009; 64(3):599-606. 8. Tozzi V, et al. Antivir Ther. 2006; 11(5):553-560.
Pemantauan
Klinis
CD4
Viral Load
Kegagalan Terapi
Dinilai minimal sudah ARV 6 bulan dengan
kepatuhan yang baik
Munculnya infeksi
oportunistik baru atau
berulang
Gagal klinis
Dewasa: CD4 ↓ sampai < nilai
awal;
CD4 persisten <100 sel/cc
Gagal imunologis selama 1 thn; CD4 turun 50%
dari
Anaknilai
<5 tertinggi
thn:
CD4 persisten <200 sel/cc
atau <10%
Gagal virologis VL > 1000
kopi/cc
Pemantauan setelah pemberian ART
Pemantauan viral load
Pilihan regimen
Paduan terapi ARV lini lini ke-2
pertama AZT + 3TC + EFV
ABC+3TC+ LPV/r
Paduan
berbasi AZT+3TC +LPV/r ABC atau TDFa + 3TC (atau
FTC) + EFV
s LPV/r
Paduan ABC atau TDF + 3TC AZT + 3TC + LPV/r
berbasi (atau FTC) + EFV (atau
s NVP)
ABC atau TDFa + 3TC (atau
NNRTI AZT + 3TC +EFV Draft
FTC) + LPV/r
(atau NVP) PNPK
HIV 2018
aTDF hanya dapat digunakan pada anak usia di atas 2 tahun
Managing Occupational Exposure to HIV
Infection
Post-Exposure Prophylaxis (PEP):