MODUL A
1. Kompetensi yang
diharapkan
2. Pengertian Diabetes
KONSEP DIABETES MELITUS
melitus
3. Etiologi Diabetes Melitus
4. Klasifikasi Diabetes
Melitus
5. Patofisologi
6. Manifestasi KOMPETENSI
7. Pemeriksaan Diagnostik Mahasiswa mampu :
8. Pengobatan Diabetes
Melitus 1. Mengidentifikasi pengertian diabetes melitus
9. Daftar Pustaka 2. Mengidentifikasi dan menjelaskan etiologi diabetes melitus
3. Mengidentifikasi klasifikasi Diabetes Melitus
4. Mengidentifikasi manifestasi penyakit diabetes melitus
5. Mengidentifikasi patoflow diabetes melitus
6. Mengidentifikasi pemeriksaan diagnostik
7. Mengidentifikasi pengobatan diabetes melitus
ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus merupakan materi yang dipelajari dalam mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah II pada Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
gangguan sistem Endokrin. Ilmu Keperawatan medikal bedah ini membahas
penerapan ilmu dan teknologi keperawatan berfokus pada pemenuhan kebutuhan klien
dewasa, yang mengalami perubahan fisiologis yang disertai / tanpa gangguan pada
sistem endokrin.
IV. MATERI
a. Modul A Konsep Diabetes Melitus
b. Modul B Konsep Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
c. Modul C Perawatan Luka Gangren
d. Modul D Pemberian Insulin
e. Modul E Latihan Kaki Diabetik
V. SUMBER KEPUSTAKAAN
1. Alexander MF., Fawcett JN. & Runciman PJ. (2000) Nursing practice, hospital and
home, the adult, (2nd Ed.), London; Churchill Livingstone.
2. Black JM. & Hawks JH. (2005). Medical surgical nursing; clinical management for
positive outcomes, 7th edition, volume 2, St. Louis; Elsevier Saunders.
3. Guyton AC. (1996). Human physiology. (mechanism of disease). (Petrus
Andrianto, Penerjemah). Philadelphia: WB. Saunders Company.(sumber asli
diterbitkan 1982).
4. Hudak & Gallo (1997). Critical care nursing : a holistik approach. (Ester M.,
Editor). Philadelphia : J.B. Lippincott Company. (Sumber asli diterbitkan 1994).
5. Ignatavicius DD. & Workman ML. (2006). Medical surgical nursing : critical
thinking for collaborative care, fifth edition, Philadelphia; Elsevier Saunders.
6. Lewis, SM., Heitkemper, MM., & Dirkson, SR. (2000). Medical surgical nursing,
assesment and managemen of clinical problem. (5 th Ed.), St Louis, Missouri
Mosby Inc.
7. Long, B.C. (1996). Essential of medical surgical nursing; a nursing process
approach. (YIAPK, Penerjemah). St. Louis; The C.V. Mosby Company. (Sumber
asli diterbitkan 1989).
8. Morton, PG., Fontaine, DK., Hudak, CM., & Gallo BM. (2005). Critical care nursing:
a holistic approach. (8th Ed.), Philadelphia: JB. Lipincott.
9. Smeltzer SC. & Bare BG. (2004). Brunner & suddarth’s textbook of medical
surgical nursing, 10th edition, Philadelphia; Lippincott Williams & Wilkins.
10. Long, Barbara C., (1992), Medical Surgical Nursing, Toronto, CV Mosby Company.
11. Luckman and Sorensen, (1993), Medical Surgical Nursing, A. Psychophysiologie
Approach. Tokyo : WB Saunders, Co.
12. R. Syamsuhidayat. Wim de Jong , (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Cetakan 1 :
Jakarta EGC.
13. Judith M. Wilkinson. Nancy R. Ahern, (2013), Buku Saku Diagnosis Keperawatan
(Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC) Edisi 9 : Jakarta, EGC.
Nurarif A.H, Kusuma H, (2013), Aplikasi Asuhan
Diabetes melitus mengambarkan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
peningkatan kadar gula darah, yang dapat NANDA (NIC-NOC), Edisi Revisi, Jilid 1 & 2 :
dideteksi dengan pemerikasaan kadar gula Yogyakarta, MediaAction Fublishing.
darah sewaktu maupun puasa.
Kompetensi 1
Identifikasi pengertian Diabetes Melitus
Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan
kadar gula darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan
pada sekresi insulin atau gangguan kerja insulin atau
keduanya. Tubuh pasien dengan diabetes mellitus tidak dapat
memproduksi atau tidak dapat merespon hormon insulin yang
dihasilkan oleh organ pankreas, sehingga kadar gula darah
meningkat dan dapat menyebabkan komplikasi jangka
pendek maupun jangka panjang pada pasien tersebut.
Kompetensi 4
Identifikasi manifestasi klinis penyakit diabetes melitus
2.Diabetes tipe II
Pemeriksaan diagnostik dituliskan seluruh
pemeriksaan yang terkait dengan diabetes Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang
melitus. berhubungan dengan insulin, yaitu : resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan
reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam dalam
metabolism glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes
tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan
demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulus
pengambilan glukosa oleh jaringan.
(Brunner dan Suddarth, 2002).
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah
dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada
setiap tipe DM adalah mencapai kadar glukosa darah normal (euglikemia) tanpa terjadi hipoglikemia
dan gangguan series pada pola aktivitas pasien.
a. Diet
Syarat diet DM hendaknya dapat:
1) Memperbaiki kesehatan umum penderita
2) Mengarahkan pada berat badan normal
3) Menormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda
4) Mempertahankan kadar KGD normal
5) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik
6) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita.
7) Menarik dan mudah diberikan
Prinsip diet DM, adalah:
1) Jumlah sesuai kebutuhan
2) Jadwal diet ketat
3) Jenis: boleh dimakan/tidak
Diit DM sesuai dengan paket-paket yang telah disesuaikan dengan kandungan kalorinya.
1) Diit DM I : 1100 kalori
2) Diit DM II : 1300 kalori
3) Diit DM III : 1500 kalori
4) Diit DM IV : 1700 kalori
5) Diit DM V : 1900 kalori
6) Diit DM VI : 2100 kalori
7) Diit DM VII : 2300 kalori
8) Diit DM VIII : 2500 kalori
Diit I s/d III : diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk
Diit IV s/d V : diberikan kepada penderita dengan berat badan normal
Diit VI s/d VIII : diberikan kepada penderita kurus. Diabetes remaja, atau diabetes komplikasi,
Dalam melaksanakan diit diabetes sehari-hari hendaklah diikuti pedoman 3 J yaitu:
J I : jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau ditambah
J II : jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya.
J III : jenis makanan yang manis harus dihindari
Penentuan jumlah kalori Diit Diabetes Mellitus harus disesuaikan oleh status gizi penderita,
penentuan gizi dilaksanakan dengan menghitung Percentage of relative body weight (BBR= berat
badan normal) dengan rumus:
BB (Kg)
BBR = X 100 %
TB (cm) – 100
Kurus (underweight)
b. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah:
1) Meningkatkan kepekaan insulin (glukosa uptake), apabila dikerjakan setiap 1 ½ jam sesudah
makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada penderita dengan kegemukan atau menambah
jumlah reseptor insulin dan meningkatkan sensitivitas insulin dengan reseptornya.
2) Mencegah kegemukan apabila ditambah latihan pagi dan sore
3) Memperbaiki aliran perifer dan menambah supply oksigen
4) Meningkatkan kadar kolesterol-high density lipoprotein
5) Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan dirangsang pembentukan
glikogen baru
6) Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena pembakaran asam lemak
menjadi lebih baik.
c. Penyuluhan
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) merupakan salah satu bentuk penyuluhan
kesehatan kepada penderita DM, melalui bermacam-macam cara atau media misalnya: leaflet, poster,
TV, kaset video, diskusi kelompok, dan sebagainya.
d. Obat
1) Tablet OAD (Oral Antidiabetes)
a) Mekanisme kerja sulfanilurea
(1) kerja OAD tingkat prereseptor : pankreatik, ekstra pancreas
(2) kerja OAD tingkat reseptor
b) Mekanisme kerja Biguanida
Biguanida tidak mempunyai efek pankreatik, tetapi mempunyai efek lain yang dapat meningkatkan
efektivitas insulin, yaitu:
(1) Biguanida pada tingkat prereseptor ekstra pankreatik
- Menghambat absorpsi karbohidrat
- Menghambat glukoneogenesis di hati
- Meningkatkan afinitas pada reseptor insulin
(2) Biguanida pada tingkat reseptor : meningkatkan jumlah reseptor insulin
(3) Biguanida pada tingkat pascareseptor : mempunyai efek intraseluler
2) Insulin
a) Indikasi penggunaan insulin
(1) DM tipe I
(2) DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan OAD
(3) DM kehamilan
(4) DM dan gangguan faal hati yang berat
(5) DM dan infeksi akut (selulitis, gangren)
(6) DM dan TBC paru akut
(7) DM dan koma lain pada DM
(8) DM operasi
(9) DM patah tulang
(10) DM dan underweight
(11) DM dan penyakit Graves
e. Cangkok pankreas
Pendekatan terbaru untuk cangkok pancreas adalah segmental dari donor hidup saudara kembar
identik (Tjokroprawiro, 1992).
KONSEP ASKEP
DIABETES
DIABETES
MELITUS
MELITUS
MODUL B
6. Kompetensi yang
diharapkan
1.
7. Pengkajian
Pengertian Diabetes
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
2. Analisa
melitus Data DIABETES MELITUS
3.
8. Diagnosa Keperawatan
Etiologi Diabetes Melitus
4.
9. Intervensi
Klasifikasi keperawatan
Diabetes
Melitus
10. Patofisologi
11. Manifestasi
12. Pemeriksaan Diagnostik KOMPETENSI
13. Pengobatan Diabetes
Mahasiswa mampu :
Melitus
14. Daftar Pustaka
1. Mengidentifikasi Pengkajian Asuhan keperawatan DM
2. Menganalisa Data untuk merumuskan masalah
3. Mengidentifikasi Diagnosa Keperawatan pada pasien DM
4. Menyusun Rencana Keperawatan
5. Melakukan Evaluasi
5.
Kompetensi 1
Pengkajian fokus secara teoritis, diambil dari
berbagai sumber. Pengkajian Asuhan Keperawatan pada Pasien Diabetes
Melitus
Apakah yang merupakan data fokus pada pasien dengan Diabetes
Sumber : melitus ?
n) Kulturdansensitivitas :kemungkinanadanyainfeksipadasalurankemih,
infeksipernafasandaninfeksipadaluka.
g. RiwayatKesehatan
· RiwayatKesehatanKeluarga
· RiwayatKesehatanPasiendanPengobatanSebelumnya
1. Aktivitas/ Istirahat
2. Sirkulasi
3. Integritas Ego
Stress, ansietas
4. Eliminasi
5. Makanan / Cairan
6. Neurosensori
8. Pernapasan
9. Keamanan
1. Nyeri akut b/d agen injuri fisik MK : Risioko ketidakstabilan Glukosa Darah
NOC :
NIC :
RENPRA DM
Administrasi analgetik :.
· Cek program pemberian
analogetik; jenis, dosis, dan
frekuensi.
· Cek riwayat alergi..
· Tentukan analgetik pilihan,
rute pemberian dan dosis
optimal.
· Monitor TTV sebelum dan
sesudah pemberian analgetik.
· Berikan analgetik tepat waktu
terutama saat nyeri muncul.
· Evaluasi efektifitas analgetik,
tanda dan gejala efek samping.
2 PK : Infeksi Setelah dilakukan askep · Pantau tanda dan gejala infeksi
… jam perawat akan primer & sekunder
menangani / mengurangi · Bersihkan lingkungan setelah
komplikasi defsiensi dipakai pasien lain.
imun · Batasi pengunjung bila perlu.
· Intruksikan kepada keluarga
untuk mencuci tangan saat
kontak dan sesudahnya.
· Gunakan sabun anti miroba
untuk mencuci tangan.
· Lakukan cuci tangan sebelum
dan sesudah tindakan
keperawatan.
· Gunakan baju dan sarung tangan
sebagai alat pelindung.
· Pertahankan teknik aseptik
untuk setiap tindakan.
· Lakukan perawatan luka dan
dresing infus setiap hari.
· Amati keadaan luka dan
sekitarnya dari tanda – tanda
meluasnya infeksi
· Tingkatkan intake nutrisi.dan
cairan
· Berikan antibiotik sesuai
program.
· Monitor hitung granulosit dan
WBC.
· Ambil kultur jika perlu dan
laporkan bila hasilnya positip.
· Dorong istirahat yang cukup.
· Dorong peningkatan mobilitas
dan latihan.
· Ajarkan keluarga/klien tentang
tanda dan gejala infeksi.
3 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan askep Manajemen Nutrisi
nutrisi kurang dari …. jam klien· kaji pola makan klien
kebutuhan tubuh menunjukan status· Kaji adanya alergi makanan.
b/d intake nutrisi in nutrisi adekuat· Kaji makanan yang disukai
adekuat dibuktikan dengan BB oleh klien.
stabil tidak terjadi mal· Kolaborasi dg ahli gizi untuk
nutrisi, tingkat energi penyediaan nutrisi terpilih sesuai
adekuat, masukan nutrisi dengan kebutuhan klien.
adekuat · Anjurkan klien untuk
meningkatkan asupan nutrisinya.
· Yakinkan diet yang dikonsumsi
mengandung cukup serat untuk
mencegah konstipasi.
· Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi dan pentingnya
bagi tubuh klien.
Monitor Nutrisi
· Monitor BB setiap hari jika
memungkinkan.
· Monitor respon klien terhadap
situasi yang mengharuskan klien
makan.
· Monitor lingkungan selama
makan.
· Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak bersamaan dengan
waktu klien makan.
· Monitor adanya mual muntah.
· Monitor adanya gangguan
dalam proses mastikasi/input
makanan misalnya perdarahan,
bengkak dsb.
· Monitor intake nutrisi dan
kalori.
4 PK: Hipo / Setelah dilakukan askep Managemen Hipoglikemia:
Hiperglikemi …… jam diharapkan· Monitor tingkat gula darah
perawat akan menangani sesuai indikasi
dan meminimalkan· Monitor tanda dan gejala
episode hipo / hipoglikemi ; kadar gula darah <
hiperglikemia. 70 mg/dl, kulit dingin, lembab
pucat, tachikardi, peka rangsang,
gelisah, tidak sadar , bingung,
ngantuk.
· Jika klien dapat menelan
berikan jus jeruk / sejenis jahe
setiap 15 menit sampai kadar
gula darah > 69 mg/dl
· Berikan glukosa 50 % dalam
IV sesuai protokol
· K/P kolaborasi dengan ahli gizi
untuk dietnya.
Managemen Hiperglikemia
§ Monitor GDR sesuai indikasi
§ Monitor tanda dan gejala diabetik
ketoasidosis ; gula darah > 300
mg/dl, pernafasan bau aseton,
sakit kepala, pernafasan
kusmaul, anoreksia, mual dan
muntah, tachikardi, TD rendah,
polyuria, polidypsia,poliphagia,
keletihan, pandangan kabur atau
kadar Na,K,Po4 menurun.
§ Monitor v/s :TD dan nadi sesuai
indikasi
§ Berikan insulin sesuai order
§ Pertahankan akses IV
§ Berikan IV fluids sesuai
kebutuhan
§ Konsultasi dengan dokter jika
tanda dan gejala Hiperglikemia
menetap atau memburuk
§ Dampingi/ Bantu ambulasi jika
terjadi hipotensi
§ Batasi latihan ketika gula darah
>250 mg/dl khususnya adanya
keton pada urine
§ Pantau jantung dan sirkulasi
( frekuensi & irama, warna kulit,
waktu pengisian kapiler, nadi
perifer dan kalium
§ Anjurkan banyak minum
§ Monitor status cairan I/O sesuai
kebutuhan
4 Kerusakan Setelah dilakukan Wound care
integritas jaringan askep .... jam Wound· Catat karakteristik
faktor mekanik: healing meningkat: luka:tentukan ukuran dan
perubahan Dengan criteria kedalaman luka, dan klasifikasi
sirkulasi, imobilitas Luka mengecil dalam pengaruh ulcers
dan penurunan ukuran dan peningkatan· Catat karakteristik cairan secret
sensabilitas granulasi jaringan yang keluar
(neuropati) · Bersihkan dengan cairan anti
bakteri
· Bilas dengan cairan NaCl 0,9%
· Lakukan nekrotomi K/P
· Lakukan tampon yang sesuai
· Dressing dengan kasa steril
sesuai kebutuhan
· Lakukan pembalutan
· Pertahankan tehnik dressing
steril ketika melakukan
perawatan luka
· Amati setiap perubahan pada
balutan
· Bandingkan dan catat setiap
adanya perubahan pada luka
· Berikan posisi terhindar dari
tekanan
5 Kerusakan Setelah dilakukan Askep Terapi Exercise : Pergerakan
mobilitas fisik b/d .... jam dapat sendi
nyeri, intoleransi teridentifikasi Mobility· Pastikan keterbatasan gerak
aktifitas, penurunan level sendi yang dialami
kekuatan otot Joint movement: aktif. · Kolaborasi dengan fisioterapi
Self care:ADLs · Pastikan motivasi klien untuk
Dengan criteria hasil: mempertahankan pergerakan
· Aktivitas fisik sendi
meningkat · Pastikan klien untuk
· ROM normal mempertahankan pergerakan
· Melaporkan perasaan sendi
peningkatan kekuatan· Pastikan klien bebas dari nyeri
kemampuan dalam sebelum diberikan latihan
bergerak · Anjurkan ROM Exercise aktif:
· Klien bisa melakukan jadual; keteraturan, Latih ROM
aktivitas pasif.
· Kebersihan diri klien· Exercise promotion
terpenuhi walaupun· Bantu identifikasi program
dibantu oleh perawat latihan yang sesuai
atau keluarga · Diskusikan dan instruksikan
pada klien mengenai latihan
yang tepat
· Exercise terapi ambulasi
· Anjurkan dan Bantu klien
duduk di tempat tidur sesuai
toleransi
· Atur posisi setiap 2 jam atau
sesuai toleransi
· Fasilitasi penggunaan alat
Bantu
MODUL C
1. Pengkajian
2. Analisa Data ANALISIS KASUS PASIEN DENGAN
3. Diagnosa Keperawatan DIABETES MELITUS
4. Intervensi keperawatan
KOMPETENSI
Mahasiswa mampu :
Pengkajian :
Riwayat :
trauma kepala, pembedahan kepala, pemakaian obat phenotoin,
lithium karbamat, infeksi kranial, tumor paru, mamae Riwayat
keluarga menderita kerusakan tubulus ginjal atau penyakit yang
sama.b. Pemeriksaan fisik
Gastro intestinal : polidipsi, BB turun Kardiovaskular : tanda
dehidrasi( nadi cepat, TD turun, dll) Respirasi : tanda dehidrasi
( napas cepat, pucat ) Renal : poliuria 5-30 lt/hari, sering berkemih,
nocturia Integumen: membran mukosa dan kulit kering, turgor
tidak elastis.c. Pemeriksaan penunjang:
Hiperosmolar serum Hipoosmolar urine BJ urine kurang dari 1.005
Gangguan elektrolit.
Kompetensi 2
Diagnosa Keperawatan / Masalah Keperawatan, Faktor
Diagnosa Keperawatan secara konsep pada
pasien Diabetes melitus mengalami
Risiko, NOC dan NIC
ketidakstabilan gula darah .
Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
MK : Risioko ketidakstabilan Glukosa Darah 1. Kurangnya volume cairan bd ketidakmampuan tubulus ginjal
mengkonsen-trasikan urine sekunder tidak adanya ADH
Definisi : Risiko terjadi variasi kadar glukosa / KH :
gula darah dari rentang normal Intake output seimbang Intake kurang dari 2500 ml/hari Output
urine lebih atau sama 100 ml/jam BJ urine dbn BB dbn Tanda vital
Faktor Risiko :
dbnIntervensi :
p. Tingkat perkembangan Berikan intake cairan peroral
q. Asupan Diet Berkan terapi cairan sesuai program
r. Pembantauan Glukosa darah yang Monitor intake output tiap 2 jam
Tidak adequat Ukur BB tiap hari
s. Tidak menerima diagnosis Cek/analisis BJ urine
t. Tidak mematuhi rencana Kaji tanda hipovolume: tachicardi, turgor kulittak elestis, denut
penatalaksanaan/ rencana nadi lemah, TD turun, kulit dingin, mukosa kering,suhu tubuh
tindakan untuk diabetes naik, perubahan status mental
u. Kurangnya pengetahuan tentang Berikan ADH terapi sesuai program
rencana penatalaksanaan/ rencana Observasi efek ADH: hipertensi, nyeri dada, cram uterus,
tindakan diabetes peristaltik naik, overhidrasi, sakit kepala.
v. Penatalaksanaan medikasi/
pengobatan
2. Kurangnya pengetahuan bd tidak adanya informasi tentang
w. Status kesehatan mental
proses penyakit, tindakan dan perawatan diri.
x. Tingkat aktivtias fisik
KH : Klien mengatakan mengetahui tentang :
y. Status kesehatan fisik
penyakit pengobatan gejala-gejala yg dilaporkan perlunya
z. Kehamilan
memakai tanda pengenal cara mengukur intake output dan BJ
aa. Periode pertumbuhan yang cepat
urineIntervensi :
bb. Stress
Jelaskan konsep penyakit
cc. Kenaikan berat badan
Berikan penkes tentang nama obat, dosis, waktu dan cara
dd. Penurunan berat badan
pemakian, efek samping, cara mengukur BJ urine dan intake
output
NOC : Anjurkan memperhatikan intake output.
Berikan penjelasan supaya tidak minum kopi, alkohol dan the.
4. Kadar Glukosa Darah :tingkat Anjurkan kontrol secara teratur.
pemeliharaan kadar glukosa darah Jelaskan perlunya memakai tanda pengenal.
di dalam plasma dan urine dalam
rentang normal
5. Manajemen mandiri Diabetes :
Tindakan individu untuk
manajemen diabetes melitus dan
mencegah penyaktit menjadi
maakin parah
6. Pegetahuan manajemen Diabetes :
Tingkat pemahaman yang
ditunjukkan mengenai diabetes
melitus dan pencegahan
komplikasi.
NIC :
Kompetensi 4
Identifikasi manifestasi klinis penyakit diabetes melitus NIC :
i. Manajemen Hiperglikemia
Manifestasi klinis yang sering dijumpai pada pasien Diabetes j. Manajemen Hipoglikemia
Melitus : k. Surveilans
l. Penyuluhan Proses Penyakit
m. Penyuluhan Individual
Poliurea (peningkatan pengeluaran urin) n. Penyuluhan Program Dier
o. Penyuuhan Obat Resep
Polydipsia (peningkata rasa haus) p. Penyuluhan Keterampilan
Polifagia (peningkatan rasa lapar) Psikomotor.