MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah
Keperawatan Komunitas Dosen Pembimbing Ns. Dini Qurrata SKM. S. Kep.
M. Kep
LOGO
Oleh:
Chelsi indah k
Tasya angelina
Tita rosalia
Dilla fadila
Tiurlina
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nyalah, kami dapat meyelesaikan Asuhan
Keperawatan Komunitas Pada Penyakit Diabetes Melitus
Tak lupa terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman satu
kelompok dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua terutama bagi para pembaca. Tentu saja makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan guna untuk menjadikan lebih baik kedepannya nanti.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
1.1 Latar Belakang..............................................................................................
1.2 Tujuan...........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................
2.1 ......................................................................................................................
2.2 ......................................................................................................................
2.3 ......................................................................................................................
2.4 ......................................................................................................................
1.2 Tujuan
1. Mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada penderita DM
2. Mengetahui masalah-masalah dan diagnosa keperawatan komunitas pada
pasien DM
3. Merencanakan asuhan keperawatan komunitas pada penderita DM
4. Mengidentifikasi pengaruh tingkat pendidikan terhadap kepatuhan pasien
DM dalam menjalankan program terapi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Penyakit krons didefinisikan World Health Organization (WHO) sebagai
penyakit dengan durasi yang lama dan biasanya menunjukkan progesifitas
yang lambat (Singh, 2008).
Diabetes militus adalam penyakit metabolik yang kebanyakan herediter
dengan tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya
gejala klinik akut maupun kronik, sebagai akibat dari kurangnya insulin
efektif maupun insulin absolut dalam tubuh. Gangguan primer terletak pada
metabolisme karbohidrat, yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme
protein dan lemak.
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
(Brunner dan Suddarth 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif
(Arjatmo, 2002).
2.2 Klasifikasi
Klasifikasi yang ditentukan oleh National Diabetes Data Group of
The National Institutes of Health, sebagai berikut :
1. Diabetes Melitus tipe I atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus)
atau tipe juvenil: yaitu ditandai dengan kerusakan insulin dan
ketergantungan pada terapi insulin untuk mempertahankan hidup. Diabetes
melitus tipe I juga disebut juvenile onset, karena kebanyakan terjadi
sebelum umur 20 tahun. Pada tipe ini terjadi destruksi sel beta pankreas
dan menjurus ke defisiensi insulin absolut. Mereka cenderung mengalami
komplikasi metabolik akut berupa ketosis dan ketoasidosis.
2. Diabetes Melitus tipe II atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes
melitus)
Dikenal dengan maturity concept, dimana tidak terjadi defisiensi
insulin secara absolut melainkan relatif oleh karena gangguan sekresi
insulin bersama resistensi insulin. Terjadi pada semua umur, lebih sering
pada usia dewasa dan ada kecenderungan familiar. NIDDM dapat
berhubungan dengan tingginya kadar insulin yang beredar dalam darah
namun tetap memiliki reseptor insulin dan fungsi post reseptor yang tidak
efektif.
3. Gestational Diabetes Disebut juga DMG atau diabetes melitus gestational.
Yaitu intoleransi glukosa yang timbul selama kehamilan, dimana
meningkatnya hormon – hormon pertumbuhan dan meningkatkan suplai
asam amino dan glukosa pada janin yang mengurangi keefektifitasan
insulin.
4. Intoleransi glukosa Berhubungan dengan keadaan atau sindroma tertentu.
Yaitu hiperglikemi yang terjadi karena penyakit lain. Penyakit
pankreas, obat – obatan, dan bahan kimia. Kelainan reseptor insulin dan
sindrome genetik tertentu. Umumnya obat – obatan yang mencetuskan
terjadinya hiperglikemia antara lain: diuretik furosemid (lasik), dan
thiazide, glukotikoid, epinefrin, dilantin, dan asam nikotinat (Long, 1996).
2.3 Etiologi
DM mempunyai etiologi yang heterogen, dimana berbagai lesi dapat
menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik biasanya
memegang peranan penting pada mayoritas DM. Faktor lain yang dianggap
sebagai kemungkinan etiologi DM yaitu :
a) Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai
kegagalan sel beta melepas insulin.
b) Faktor – faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain
agen yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan karbohidrat
dan gula yang diproses secara berlebihan, obesitas dan kehamilan.
c) Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas
yang disertai pembentukan sel – sel antibodi antipankreatik dan
mengakibatkan kerusakan sel – sel penyekresi insulin, kemudian
peningkatan kepekaan sel beta oleh virus.
d) Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan jaringan
terhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada
membran sel yang responsir terhadap insulin.
2.4 Patofisiologi
Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan dengan
salah satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut:
1. Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel – sel tubuh yang
mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300 – 1200
mg/dl.
2. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak yang
menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang abnormal disertai
dengan endapan kolestrol pada dinding pembuluh darah.
3. Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.
2.6 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan secara medis
a. Obat Hipoglikemik oral
1) Golongan Sulfonilurea / sulfonyl ureas
Obat ini paling banyak digunakan dan dapat dikombinasikan
denagn obat golongan lain, yaitu biguanid, inhibitor alfa glukosidase
atau insulin. Obat golongan ini mempunyai efek utama
meningkatkan produksi insulin oleh sel- sel beta pankreas, karena itu
menjadi pilihan utama para penderita DM tipe II dengan berat badan
yang berlebihan. Obat – obat yang beredar dari kelompok ini adalah:
(a) Glibenklamida (5mg/tablet).
(b) Glibenklamida micronized (5 mg/tablet).
(c) Glikasida (80 mg/tablet).
(d) Glikuidon (30 mg/tablet).
2) Golongan Biguanid / Metformin
Obat ini mempunyai efek utama mengurangi glukosa hati,
memperbaiki ambilan glukosa dari jaringan (glukosa perifer).
Dianjurkan sebagai obat tunggal pada pasien dengan kelebihan berat
badan.
3) Golongan Inhibitor Alfa Glukosidase
Mempunyai efek utama menghambat penyerapan gula di
saluran pencernaan, sehingga dapat menurunkan kadar gula sesudah
makan. Bermanfaat untuk pasien dengan kadar gula puasa yang masih
normal.
b. Insulin
1) Indikasi insulin
Pada DM tipe I yang tergantung pada insulin biasanya
digunakan Human Monocommponent Insulin (40 UI dan 100 UI/ml
injeksi), yang beredar adalah Actrapid. Injeksi insulin juga diberikan
kepada penderita DM tipe II yang kehilangan berat badan secara
drastis. Yang tidak berhasil dengan penggunaan obat – obatan anti
DM dengan dosis maksimal, atau mengalami kontraindikasi dengan
obat – obatan tersebut, bila mengalami ketoasidosis, hiperosmolar,
dana sidosis laktat, stress berat karena infeksi sistemik, pasien
operasi berat, wanita hamil dengan gejala DM gestasional yang tidak
dapat dikontrol dengan pengendalian diet.
2) Jenis Insulin
(a) Insulin kerja cepat Jenis – jenisnya adalah regular insulin, cristalin
zink, dan semilente.
(b) Insulin kerja sedang Jenis – jenisnya adalah NPH (Netral Protamine
Hagerdon)
(c) Insulin kerja lambat Jenis – jenisnya adalah PZI (Protamine Zinc
Insulin)
2. Penatalaksanaan secara keperawatan
a. Diet rendah kalori
Salah satu pilar utama pengelolaan DM adalah perencanaan
makan. Walaupun telah mendapat tentang penyuluhan perencanaan
makanan, lebih dari 50 % pasien tidak melaksanakannya. Penderita DM
sebaiknya mempertahankan menu diet seimbang, dengan komposisi
idealnya sekitar 68 % karbohidrat, 20 % lemak dan 12 % protein.
Karena itu diet yang tepat untuk mengendalikan dan mencegah agar
berat badan tidak menjadi berlebihan dengan cara : Kurangi kalori,
kurangi lemak, konsumsi karbohidrat komplek, hindari makanan yang
manis, perbanyak konsumsi serat.
b. Olahraga
Olahraga selain dapat mengontrol kadar gula darah karena
membuat insulin bekerja lebih efektif. Olahraga juga membantu
menurunkan berat badan, memperkuat jantung, dan mengurangi stress.
Bagi pasien DM melakukan olahraga dengan teratur akan lebih baik,
tetapi jangan melakukan olahraga yang berat – berat.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 KASUS
Di RT 3 RW 5 kelurahan Margo Rukun terdapat penduduk yang
menderita diabetes melitus berjumlah 300 orang, 55 % wanita yaitu sebanyak
180 orang dan 45 % laki-laki sebanyak 120 orang. Dari jumlah penduduk
yang menderita diabetes melitus tersebut sebanyak 150 orang (50 %) usia
dewasa dan 30% usia lansia sebanyak 90 orang, serta 20% ibu hamil sebanyak
60 orang. Dari data tersebut diketahui Diabetes Melitus dengan tipe IDDM
25% sebanyak 75 orang, NIDDM 35% sebanyak 105 orang, dan DM dengan
gangren 30% sebanyak 90 orang, serta DM gestasional sebanyak 30 orang (10
%). Dari penduduk yang menderita DM sangat sedikit sekali penderita DM
yang rutin memeriksakan kadar gula darahnya. Asuhan keperawatan ini
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi : pengkajian
status kesehatan masyarakat, perumusan diagnosa keperawatan, dan
perencanaan keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan melibatkan kader
kesehatan, tokoh masyarakat dan pimpinan wilayah tersebut.
3.2 PENGKAJIAN
Pengkajian menggunakan pendekatan community as partner meliputi :
data inti dan data sub sistem
a). Data Inti komunitas meliputi ;
Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Lokasi :
Propinsi : Jawa Timur
Kabupaten/ kotamadya : Pacitan
Kecamatan : Sumber Asri
Kelurahan : Margorukun
Rw : 05
Rt : 03
Luas wilayah : 5.220 m2
Batas wilayah/wilayah
Pemukiman : 4550 m2
1. Data demografi
1) Jumlah penderita hipertensi : 250 orang
2) Jumlah penderita TB Paru: 65 orang
3) Jumlah penderita asma : 20 orang
4) Jumlah penderita DM : 300 orang
Berdasarkan kelompok penderita DM
Anak-anak :-
Remaja :-
Dewasa : 150 orang (50 %)
Lansia : 90 orang (30 %)
Ibu hamil : 60 orang (20%)
Berdasarkan agama
Islam : 20 orang (80%)
Kristen : 30 orang (10%)
Hindu : 15 orang (5%)
Budha : 15 orang (5%)
Konghucu :-
Katolik :-
Berdasarakan suku bangsa
Jawa : 210 orang (70%)
Madura : 75 orang (25%)
Sunda : 9 orang (3%)
WNI keturunan : 6 orang (2%)
Jumlah penderita DM gangrene : 90 orang
Status perkawinan
Kawin : 195 orang (65%)
Tidak kawin : 60 orang (20%)
Duda : 30 orang (10%)
Janda : 15 orang (5%)
b). Data sub sistem
1. Data lingkungan fisik
a. Sumber air dan air minum
Penyediaan Air bersih
PAM : 180 orang (60%)
Sumur : 120 orang (40%)
Sungai :-
Penyediaan air minum
c. Jamban
Kepemilikan jamban
Memiliki jamban : 80%
Tidak memiliki jamban : 20%
Macam jamban yang dimiliki
Septitank : 75%
Disungai : 25%
Keadaan jamban
Bersih : 45%
Kotor : 55%
d. Keadaan rumah
Tipe rumah
Tipe A/permanen : 210 orang (70%)
Tipe B/semipermanen : 75 orang (25%)
tipe C/tidak permanen : 15 orang (5%)
Status rumah
Milik rumah sendiri : 180 orang (60%)
Kontrak : 120 orang (40%)
Lantai rumah
Kepemilikan pekarangan
Memiliki : 240 orang (80%)
Tidak memiliki : 60 orang (20%)
Pemanfaatan pekarangan
Ya : 270 orang (90%)
Tidak : 30 orang (10%)
8. Rekreasi
Tempat wisata yang biasanya dikunjungi taman kota dan alun – alun.
Ada program setahun sekali diadakan program wisata bersama kader
kesehatan RT 05 RW 03 Kelurahan Margo Rukun.
3.3 Analisa Data
No
Pengelompokan Data Etiologi Masalah
Ds :
1. Pengetahuan Ketidakpatuhan terhadap
Dari hasil wawancara di
yang kurang diet Di RT 3 RW 5
dapat tingkat pendidikan
kelurahan Margo Rukun
ada 50% warga yang
tidak patuh menjalankan
diet
Do :
- data menyebutkan
bahwa tingkat
pendidikan SD sebanyak
135 orang (45%)
- penyuluhan kader dari
masyarakat dan petugas
kesehatan dari
puskesmas jarang ada
- kebiasaan masyarakat
makan makanan yang
manis sebanyak 210
orang (70%)
Ds:
2 Faktor Ketidakpatuhan
Dari hasil wawancara
penghasilan masyarakat/penderita
didapat ketidak patuhan
yang rendah DM melaksanakan check
masyarakat untuk
up kesehatan Di RT 3
melaksanakan check up
RW 5 kelurahan Margo
kesehatan sebanyak 219
Rukun
orang (70%)
Do:
- sebanyak 210 orang
jarang check up/bulan
- lulusan SD sebanyak
135 orang
- lulusan SLTP sebanyak
90 orang
- penghasilan < UMR
sebanyak 150 orang
- penghasilan UMR-
1.000.000 sebanyak 90
orang
- penghasilan > UMR 60
orang
Ds:
3 Kurangnya Resiko peningkatan
Dari hasil wawancara
pengetahuan penderita ganggren Di
didapat jumlah penderita
penderita DM RT 3 RW 5 kelurahan
DM 300 orang
tentang Margo Rukun
pencegahan
Do:
terjadinya luka
-jumlah penderita DM
ganggren
dengan ganggren
sebanyak 30% (90
orang)
- distribusi penderita DM
berdasarkan tingkat
pendidikan formal
SD :45%
(135 orang)
SLTP :30% (90
orang)
SLTA :20% (60
orang)
Perguruan tinggi:5%(15
orang)
-sebanyak 210 orang
(70%) penderita DM
tidak check up secara
rutin
- kebiasaan sehari hari
penderita DM yang
setiap saat memakai alas
kaki sebanyak 45 orang
(15%),saat dilauar rumah
75 orang (25%) dan
jarang memakai 180
orang (60%)
3.4 PRIORITAS MASALAH
2. Berikan 2. Kelurahan
3) Ketidakpatuhan - Masyarakat Laptop, LCD,
penyuluhan Margo Rukun
masyarakat/penderita DM penderita DM materi, screen, dan
tentang faktor 1. Seluruh
melaksanakan check up mengetahui tentang leafle
resiko tentang penderita DM di RT 5
kesehatan di RT 5 RW 3 resiko
ketidakpatuhan RW 3 kelurahan
kelurahan Margo Rukun ketidakpetuhan
penderita DM margo Rukun
berhubungan dengan untuk melaksanakan
tentang check up1. Seluruh
faktor penghasilan yang check up gula darah
gula darah penderita DM di RT 5
RW 3 kelurahan
margo Rukun
rendah ditandai dengan:
Carpenito, Lynda Juall. (1997). Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih
bahasa YasminAsih. Jakarta : EGC