Anda di halaman 1dari 29

TEKNIK PEMERIKSAAN CT SCAN ABDOMEN DENGAN KONTRAS

PADA KLINIS ABSES FLANK DI INSTALASI RADIOLOGI


RSUD DR ISKAK TULUNGAGUNG
Laporan Kasus

Disusun untuk memenuhi Tugas Praktik Kerja Lapangan Semester VI

Disusun Oleh:

Nimas Rokhmatik Dayyana

151610383017

PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN

FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2019

i
HALAMAN PENGESAHAN 

Judul Laporan Kasus :”TEKNIK PEMERIKSAAN CT SCAN ABDOMEN


DENGAN KONTRAS PADA KLINIS ABSES
FLANK DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD DR
ISKAK
TULUNGAGUNG” 

 Nama : Nimas Rokhmatik Dayyana 

 NIM : 151610383017

Telah diperiksa dan disetujui untuk memenuhi Tugas Praktik Kerja


Lapangan Program Studi D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan Universitas
Airlangga, Surabaya.

Tulungagung, 31 Mei 2019

Mengetahui,
Koordinator Program Studi D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga

Lailatul Muqmiroh, dr, SpRad (K)


 NIK : 197607202015043201

ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat ridho dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Tugas mandiri Laporan studi kasus
Praktek Kerja Lapangan di Instalasi Radiologi RSUD dr Iskak Tulungagung.

Tugas mandiri ini merupakan tugas makalah bagi mahasiswa D-IV


Teknologi Radiologi Pencitraan 2016 Universitas Airlangga yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan serta pemahaman mahasiswa mengenai “Teknik
Pemeriksaan CT Scan Abdomen dengan Kontras Pada Klinis Abses Flank di
Instalasi Radiologi RSUD dr Iskak Tulungagung” untuk pemenuhan tugas mata
kuliah atau Praktik Kerja Lapangan. Selain itu dengan pembuatan makalah ini
kami berharap akan lebih meningkatkan kemampuan para mahasiswa dalam
menyusun berbagai makalah. 

Tiada kata yang pantas kami ucapkan kecuali ucapan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya atas semua pihak yang telah membantu dan mendukung
selesainya makalah ini dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih belum sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari
 pembaca sangat saya harapkan demi memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Tulungagung, 28 Mei 2019

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................i i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................4
2.1 Anatomi Abdomen..........................................................................................4
2.2 Patofisiologi Abses Flank................................................................................9
2.3 CT Scan Abdomen..........................................................................................9
2.4 Teknik Pemeriksaan CT Scan Abdomen.......................................................12
2.5 Kriteria Gambar yang Baik...........................................................................13
BAB III PROFIL KASUS DAN PEMBAHASAN .......................................14
3.1 Indentitas Pasien............................................................................................14
3.2 Prosedur Pemeriksaan....................................................................................14
3.3 Hasil Pemeriksaan.........................................................................................18
3.4 Hasil Pembacaan Radiograf..........................................................................21
3.5 Pembahasan Kasus........................................................................................22
BAB IV PENUTUP...................................................................................... 24
4.1 Kesimpulan......................................................................................................24
4.2 Saran................................................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 25 

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar
Belakang

Radiologi adalah salah satu cabang ilmu kedokteran atau ilmu pengobatan
yang menggunakan sinar x, sumber suara, dan magnet untuk imaging  pada
 bidang diagnostik dan radioterapi. Pada bidang diagnostik memanfaatkan sinar-
x untuk membantu menegakkan diagnosa dalam bentuk foto (hasil radiografi)
yang bisa didokumentasikan.
Diagnosa dapat dilakukan apabila gambaran radiografi yang dihasilkan
dapat menggambarkan semua struktur dari objek yang akan didiagnosa serta
memenuhi syarat pemeriksaan. Untuk mendapatkan gambaran yang sesuai
dengan apa yang diinginkan maka harus mengetahui teknik radiografi (tata
cara pemeriksaan).
Pada saat ini hampir semua organ dan sistem didalam tubuh kita dapat
diperiksa secara radiologis, bahkan setelah ditemukan kontras media yang
 berguna memperlihatkan jaringan organ yang mempunyai nomor atom yang
lebih kecil sehingga kelainan pada organ tersebut dapat didiagnosa.
Pemeriksaan radiologi secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yaitu
 pemeriksaan radiologi tanpa kontras dan pemeriksaan radiologi yang
menggunakan bahan kontras. Dalam penyusunan laporan ini, penulis
menyajikan salah satu pemeriksaan yang menggunakan bahan kontras yaitu
 pemeriksaan CT Scan Abdomen dengan kontras.
CT Scan Abdomen adalah pemeriksaan CT Scan Abdomen atas dan
abdomen bawah dengan menggunakan kontras media yang dimasukkan
melalui oral, rectal, dan intravena guna mengetahui kelainan patologis di
daerah abdomen.
Untuk bisa memperlihatkan organ dengan jelas maka harus diberikan
media kontras saat melakukan pemeriksaan CT Scan Abdomen, dimana dalam
 pemeriksaan CT Scan Abdomen menggunakan media kontras terdapat 3
 phase yaitu phase artery, phase vena dan phase delay.

1
Tujuan dilakukan pemeriksaan CT Scan Abdomen yaitu untuk mengetahui
 penyakit pada organ abdomen seperti hati, ginjal, tulang belakang, pancreas,
kantung empedu, aorta abdominalis, vena porta, kelenjar adrenal getah bening,
limpa, prostat, buli-buli, ovarium, rahim, dan organ panggul lainnya. Beberapa
kelainan yang dapat terdeteksi dengan pemeriksaan ini seperti tumor, kanker,
 peradangan, infeksi, massa, dan juga kista.
Pada laporan kasus ini penulis akan membahas mengenai “Teknik
Pemeriksaan CT Scan Abdomen dengan Kontras Pada Klinis Abses Flank di
Instalasi Radiologi RSUD dr Iskak Tulungagung” dikarenakan di instalasi
tersebut jarang terjadi pemeriksaan dengan indikasi abses flank.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas, dapat ditulis
rumusan masalah yaitu “Bagaimana teknik pemeriksaan  CT Scan Abdomen
dengan kontras pada klinis abses flank di Instalasi Radiologi RSUD dr Iskak
Tulungagung ?” 
1.3  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah:

1.3.1 Tujuan umum
Untuk memenuhi tugas Praktik Kerja Lapangan semester VI.
1.3.2 Tujuan khusus
Untuk mengetahui teknik pemeriksaan  CT Scan Abdomen dengan
kontras pada klinis abses flank di Instalasi Radiologi RSUD dr Iskak
Tulungagung.
1.4  Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan laporan studi kasus ini antara lain:
1.4.1  Bagi penulis, dapat membuka wawasan serta memperdalam
 pengetahuan penulis tentang proses pemeriksaan CT Scan Abdomen
dengan kontras pada klinis abses flank di Instalasi Radiologi RSUD dr
Iskak Tulungagung.

2
1.4.2  Bagi Rumah Sakit, sebagai masukan bagi Instalasi Radiologi RSUD dr
Iskak Tulungagung tentang pemeriksaan  CT Scan Abdomen dengan
kontras pada klinis abses flank.
1.4.3  Bagi Jurusan Teknologi Radiologi Pencitraan Universitas Airlangga,
guna menambah wacana pengetahuan mahasiswa dan mahasiswi
tentang pemeriksaan CT Scan Abdomen dengan kontras pada klinis
abses flank.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Abdomen


Abdomen adalah rongga terbesar dalam tubuh. Bentuknya lonjong dan
meluas dari atas dari diafragma sampai pelvis dibawah. Rongga abdomen
dilukiskan menjadi dua bagian, abdomen yang sebenarnya yaitu rongga
sebelah atas dan yang lebih besar dari pelvis yaitu rongga sebelah bawah
(Choirul, 2016).

Gambar 2.1 Anatomi Abdomen


Sumber: Merril’s Atlas of Radiographic Positioning & Procedures Vol. II
13th Ed.

Abdomen adalah suatu rongga yang dilapisi oleh lapisan peritoneum baik
organ maupun dindingnya. Lapisan peritoneum yang melapisi rongga
abdomen disebut peritoneum parietal dan yang melapisi semua organ dalam
abdomen disebut peritoneum visceral (Choirul, 2016). Adapun organ-organ
yang terdapat dalam rongga abdomen digolongkan sebagai berikut:

1.   Organ traktus digestivus

4
2.   Organ traktus urinarius
3.  Organ genital
4.  Organ penting lainnya yang memiliki fungsi khusus.

Traktus digestivus terdiri dari

1.   Gaster (lambung)
Fungsi lambung adalah menampung makanan, menghancurkan dan
menghaluskan makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung,
menghasilkan getah cerna lambung diantaranya pepsin, asam garam
(HCL) renin, dan lapisan lambung (Choirul, 2016).

Gambar 2.2 Anatomi Lambung Manusia


Sumber: Netter, Frank H. (2011)

2.   Usus halus
Intestinal minor adalah bagian dari system pencernaan makanan yang
 berpangkal pada pylorus serta berakhir pada seikum dan panjangnya 6
meter, merupakan saluran paling panjang tempat proses pencernaan
dan absorbsi hasil pencernaan (Choirul, 2016).
Usus halus terdiri dari:
i)  Duodenum, panjang 25 cm berbentuk sepatu kuda melengkung ke
kiri dan pada lengkungan ini terdapat pancreas.

5
ii)  Jejunum dan ileum, panjang 6 meter, 2/5 bagian atas jejunum
dengan panjang 2-3 meter dan 3/5 nya adalah ileum dengan
 panjang 4-5 meter. Ujung bawah ileum berhubungan dengan
seikum dengan perantara lubang yang bernama orifisium
ileoseikalis (Choirul, 2016).
3.   Usus besar
Usus bersar mempunyai panjang 1,5 meter dan lebar 5-6 cm. Usus
 besar terdiri dari:
i)  Sekum, dibawah seikum terdapat appendiks vemivormis yang
 berbentuk seperti cacing sehingga disebut juga umbai cacing
dengan panjang 6 cm.
ii)   Kolon ascenden, panjangnya 13 cm terletak dibawah abdomen
sebelah kanan membujur ke atas dari osteum ke bawah hati. Di
 bawah hati melengkung ke kiri, lengkungan ini disebut fleksura
hepatica dilanjutkan sebagai kolon transversum.
iii)   Appendiks, bagian dari usus besar yang muncul seperti corong
dari akhir seikum dan mempunyai pintu keluar yang sempit tapi
masih memungkinkan dilewati oleh beberapa isi usus.
Appendiks tergantung menyilang pada linea terminalis masuk ke
dalam rongga pelvis minor terletak horizontal di belakang
seikum. Sebagai suatu organ pertahanan terhadap infeksi kadang
appendiks bereaksi secara hebat dan hiperaktif yang bisa
menimbulkan perforasi dindingnya ke dalam rongga abdomen.
iv)  Kolon transversum, panjangnya 38 cm, membujur dari kolon
ascendens sampai kolon descendens, berada dibawah abdomen;
sebelah kanan terdapat fleksura hepatica dan sebalah kiri
terdapat fleksura lienalis.
v)  Kolon descendens, panjangnya 25 cm, terletak dibawah
abdomen bagian kiri, membujur dari atas ke bawah dari fleksura
lienalis sampai ke depan ileum kiri, bersambung dengan rectum.

6
vi)  Rectum, terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan
intestinum mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis
didepan os sacrum dan os coccygeus.
vii)   Anus, bagian dari system pencernaan yang menghubungkan

rectum dengan dunia luar (udara luar). Terletak di dasar pelvis


dan diperkuat oleh sfingter ani internus (bagian atas), sfingter
levatorani (bagian tengah), dan sfingter eksternus (bagian
 bawah) (Choirul, 2016).
Ada tiga organ yang melengkapi organ digestivus, yaitu:

1.  Pancreas
Pancreas merupakan sekumpulan kelenjar yang strukturnya sangat
mirip dengan kelenjar ludah, panjangnya 15 cm, lebar 15 cm mulai
dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya 60-90 gram. Terbentang
dari vertebra lumbal I dan II di belakang lambung. Pancreas terdiri
dari tiga bagian yaitu, kepala pancreas, badan pancreas, dan ekor
 pancreas (Choirul, 2016).
2.   Hati
Hati terletak pada bagian atas dalam rongga abdomen, disebalah kanan
 bawah diafragma dan beratnya 1,5 kg. Hati terbagi atas dua lapisan,
yaitu permukaan atas berbentuk cembung terletak dibawah diafragma
dan permukaan bawah tidak rata serta memperlihatkan fisura
transversus (Choirul, 2016).
Hati mempunyai dua jenis peredaran darah yaitu, arteri hepatica dan
vena porta. Arteri hepatica merupakan cabang dari arteri coeliaka yang
merupakan cabang aorta abdominalis bagian atas dan 20% darah
menuju hepar melalui arteri ini. Vena porta membawa darah dari
lambung, usus, limpa, dan pancreas secara langsung untuk hepar; 80%
darah untuk hepar melalui vena ini (Choirul, 2016).

7
3.   Kelenjar empedu
Merupakan suatu kantong berbentuk terang dan merupakan membran
 berotot, letaknya dalam sebuah lobus disebelah permukaan bawah hati
sampai pinggir depannya, dengan panjang 812 cm (Choirul, 2016).

Gambar 2.3 regio cavum abdomen

Sistem urinaria terdiri dari organ-organ sebagai berikut:

1.  Ginjal
Ginjal terletak dibagian belakang dari cavum abdominalis dibelakang
 peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III dan melekat pada
dinding belakang abdomen. Bentuknya seperti biji kacang, jumlahnya
ada dua yaitu kiri dan kanan. Pada keadaan normal, letak ginjal kiri
lebih tinggi dari ginjal kanan (Choirul, 2016).
2.   Ureter
Ureter terdiri dari dua saluran pipih, masing-masing bersambung dari
ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria) dengan panjang 25-30 cm,
 penampang 0,5 cm. Letak ureter sebagian didalam rongga abdomen
dan sebagian terletak di rongga pelvis (Choirul, 2016).
3.   Vesika urinaria (kandung kemih)
Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon
karet, terletak di belakang simphisis pubis dalam rongga panggul.
Bentuknya seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat,

8
 berhubungan dengan ligamentum vesica umbilicalis medius (Choirul,
2016).
4.   Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung
kemih dan berfungsi untuk menyalurkan air kemih keluar (Choirul,
2016).

2.2 Patofisiologi Abses Flank


Abses adalah infeksi akut yang terlokalisir pada rongga yang berdinding
tebal, manifestasinya berupa peradangan, pembengkakan yang nyeri jika
ditekan, dan kerusakan jaringan setempat. Penyebab infeksi tergantung pada
lokasi yang terkena serta penyebab virulensi organisme.

Flank merupakan area yang terletak diantara tulang rusuk paling bawah
dengan tulang ileum berupa garis horizontal dan jika dilihat dari pembagian
cavum abdomen flank area terdapat di right lumbar region. Abses flank
merupakan abses atau cairan yang terletak diantara tulang rusuk paling bawah
dengan tulang ileum.

2.3 CT Scan Abdomen


2.3.1 Pengertian CT Scan Abdomen
CT Scan Abdomen adalah pemeriksaan CT Scan Abdomen atas dan
abdomen bawah dengan menggunakan kontras media yang dimasukkan
melalui oral, rectal, dan intravena guna mengetahui kelainan patologis di
daerah abdomen (Choirul, 2016).
2.3.2 Tujuan Pemeriksaan
Untuk mengetahui gangguan penyakit pada organ abdomen seperti
hati, ginjal, tulang belakang, pancreas, kantung empedu, aorta
abdominalis, vena porta, kelenjar adrenal, kelenjar getah bening, limpa,
 prostat, buli-buli, ovarium, dan organ panggul lainnya (Choirul, 2016).

9
2.3.3 Indikasi
 Diagnosis of intra abdominal pathology, abdominal staging and
monitoring of malignant disease, trauma. 

2.3.4   Kontraindikasi
1.   Alergi
2.   Kehamilan
2.3.5   Persiapan Alat dan Bahan
Persiapan alat
1. Pastikan alat CT Scan siap digunakan
2. Pastikan ruangan pemeriksaan telah dirapikan dan siap menerima
 pasien.

Persiapan injector
1.   Pasang dual injector syringe:
A: kontras media iodine 80 cc
B: Saline (NaCl) 50 cc
2.   Atur flowrate 2,5 cc/s
3.   Atur pressure/tekanan syringe sebesar 275 psi
4.  Pasang IV line dnegan infuse jarum 22

Persiapan obat-obatan dan alat kesehatan

1.   NaCl 500 ml


2.   Infuse set
3.   Kapas alcohol / alcohol swab
4.  Stuwing
5.  Optiva 20 atau 22
6.  Vecavix
7.   Micropore/plester
8.   Injector 2 syringe pump, A: kontras, B: NaCl
9.  Decadril/kalmetason
10.  Urografin
11.   Nierbeken

10

Anda mungkin juga menyukai