TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Anatomi Thorax
Thorax merupakan rongga antara leher dan abdomen yang berbentuk
kerucut dan dibatasi oleh tulang sejati dan tulang rawan, pada bagian
inferior thorax lebih lebar jika dibandingkan dengan bagian superior
(Bontrager, 2014).
a. Rangka Thorax
Rangka Thorax merupakan bagian dari musculoskeletal yang
melindungi organ pernafasan dan sirkulasi darah. Bagian depan rangka
thorax adalah sternum, yang terdiri dari manubrium, body of sternum dan
xiphoid process. Bagian atas rangka thorax terdiri daru dua yaitu
clavicula yang menggabungkan sternum dengan kedua scapula. Dua
belas pasang costae melingkari thorax dan dua belas vertebrae thoracalis
di bagian belakang (Bontrager, 2014).
Keterangan :
Clavicle
Scapula
Ribs
Thoracic vertebrae
Sternum :
Manubrium
Body
Xiphoid process
b. Mediastinum
Mediastinum adalah ruang di dalam rongga dada antara kedua paru-
paru yang berisi jantung dan pembuluh-pembuluh darah besar,
oesofagus, dektus torasikus, aorta descenden dan vena kava superior,
4
5
saraf vagus dan fenikus serta sejumlah besar kelenjar limfe (Pearch,
2013).
Keterangan :
T1
T4
T5
Midlle mediastinum
Posterior mediastinum 6. T12
Superior mediastinum
Anterior mediastinum
Keterangan :
Trachea
Esophagus
Thyroid gland
Superior vena cava
Arch of aorta
Pulmonary arteri
Ascending aorta
Heart
Inferior vena cava
Abdominal aorta
Gambar 2.3 Struktur di daerah mediastinum, tampak depan (Bontrager,
2014).
Keterangan :
1. Trachea
2. Upper lobe
3. Superior vena cava
4. Aorta
5. Right pulmonary artery
6. Left primaty bronchus
7. Middle lobe
8. Right primary bronchus
9. Pulmonary veins
10. Inferior vena cava
11. Heart
12. Lower lobe
Gambar 2.4 Paru dan struktur dalam mediastinum (Bontrager, 2014).
c. Sistem pernafasan
Paru-paru merupakan bagian sistem pernapasan, empat struktur paru
yang penting dalam rongga dada adalah sebagai berikut : laring, trachea,
bronkus kanan kiri, paru-paru, laring, trakea, dan bronkus membentuk
struktur tubular kontinu dimana udara yang melaluinya bisa lewat dari
hidung dan mulut ke paru-paru.
1) Laring
Laring, atau kotak suara panjangnya kira-kira 1,5 sampai 2 inchi (4
sampai 5 cm) pada orang dewasa terletak di bagian anterior
leher,disangga dari tulang kecil yang disebut hyoid.Laring berfungsi
sebagai organ suara. Suara dibuat saat udara melewati antara pita
suara yang berada di dalam laring. Margin atas laring berada pada
tingkat perkiraan vertebra cervical 3. Marginnya yang lebih rendah,
dimana laring bergabung dengan trackea, berada pada level vertebra
cervical 6. Laring merupakan saluran pernapasan yang membawa
udara kemudian udara tersebut menuju ke trakea adapun fungsi utama
laring adalah untuk melindungi saluran pernapasan dibawahnya
dengan cara menutup secara cepat pada stimulasi mekanik, sehingga
mencegah masuknya benda asing ke dalam saluran pernapasan.
Keterangan
Larynx
Level of C6
Thyroid cartilage
Thyroid gland
Parathyroid glands
Region of thymus gland
Trachea
Level of T4 or T5
Gambar 2.5 Laring dan Trachea (Bontrager, 2014).
2) Trachea
Kelanjutan dari laring ke bawah, bagian kedua dari sistem pernapasan
adalah trachea, trachea merupakan muskulus fibrosa berbentuk
tabung dengan diameter sekitar ¾ inchi (2 cm) dengan 4 ½ inchi (11
cm) ujung trachea bercabang menjadi dua bronkus (bronchi) kanan
dan kiri.
3) Bronkus
Bronkus kanan dan kiri merupakan bagian ketiga dari sistem
pernapasan terdiri dari bronkhi primer kanan dan kiri, juga dikenal
sebagai bronkus utama kanan dan kiri. Bronkus kanan lebih lebar,
pendek dan vertical dari bronkus kiri. Panjangnya bronkus kanan
sekitar 2,5 cm dengan diameter 1,3 cm. Terbagi atas tiga bronkus
sekunder sehingga pulmo kanan berisi tiga lobus. Bronkus kiri lebih
kecil diameternya sekitar 1,1 cm dengan panjang 5 cm atau dua kali
lipat panjang bronkus kanan. Bronkus kiri terdiri atas dua bronkus
sekunder, sehingga pulmo kiri terdiri dari dua lobus. Carina
merupakan kartilago trackea yang paling rendah, bercabang menjadi
bronkus kanan dan kiri. Bronkus sekunder terbagi menjadi cabang
lebih kecil yang menyebar ke setiap lobus disebut dengan bronkiolus,
yang kemudian berakhir sebagai alveoli (Bontrager, 2014).
Keterangan :
Right primary (main
steam) bronkus
Left primary (main stem)
bronkus
Position of carina
Carina
Gambar 2.6 Bronkus (Bontrager, 2014).
4) Paru-paru
Paru-paru merupakan salah satu dari bagian organ vital yang memiliki
fungsi utama sebagai alat respirasi dalam tubuh manusia, paru-paru
secara spesifik memiliki peran untuk terjadinya pertukaran oksogen
(O2) dengan karbondioksida (CO2). Pertukaran ini terjadi pada
alveolus – alveolus diparu melalui sistem kapiler (Moeller, 2007).
Paru-paru terdiri dari tiga lobus pada bagian kanan, serta dua lobus
pada paru bagian kiri. pada paru kanan lobus- lobusnya antara lain
yakni lobus superior, lobus medius dan lobus inferior. Sementara pada
paru kiri hanya terdapat lobus superior dan lobus inferior. Namun
pada paru kiri terdapat satu bagian di lobus superior paru kiri yang
disebut dengan lobus medius kanan, yakni disebut sebagai lingula
pulmonis. Diantara lobus paru kanan terdapat dua fissura, fissura
horixontalis dan fissura oblique. Masing-masing paru-paru terdiri dari
dua dinding halus atau membran yang disebut dengan pleura. Pleura
terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan dalam dan luar. Lapisan dalam
membungkus paru-paru dan memisahkan antara lobus.
Keterangan :
Parietal
Pleural cavity
Pulmonary-visceral
Fissure
d. Anatomi Payudara
Breast atau jaringan payudara dibentuk oleh glandula yang memproduksi
air susu (lobulus) yang dialirkan ke puting (nipple) melalui duktus.
Struktur lain dari payudara adalah jaringan lemak yang merupakan
komponen terbesa, connective tissue, pembuluh darah dan saluran
beserta kelenjar limfatik. Setiap payudara mengandung 15-20 lobus yang
tersusun sirkuler. Jaringan lemak (subcutaneus adipose tissue) yang
membungkus lobus memberikan bentuk dan ukuran payudara. Tiap lobus
terdiri dari beberapa lobulus yang merupakan tempat produksi air susu
sebagai respon dari signal hormonal. Terdapat 3 hormon yang
mempengaruhi payudara yakni esterogen, progesteron dan prolaktin,
yang menyebabkan jaringan glandular payudara dan uterus mengalami
perubahan selama siklus menstruasi. Aerola adalah area hiperpigmentasi
di sekitar puting (suyatno, 2010).
Berikut ini adalah gambaran anatomi payudara :
Keterangan :
Fascia pectoralis
M. Pectoralis major
Ligg. Suspensoria mammaria
Sinus lactiferi
Ductus lactiferi
Lobi glandulae mammariae
Adipose tissue
1. Gantry
Di dalam CT Scan, pasien berada di atas meja pemeriksaan dan meja
tersebut dapat bergerak menuju gantry. Gantry terdiri dari beberapa
perangkat keras yang keberadaannya sangat diperlukan untuk menghasilkan
suatu gambaran, perangkat keras tersebut antara lain, tabung sinar-X,
detektor array, dan kolimator (Bontrager, 2014).
a. Tabung Sinar-x
Berdasarkan strukturnya tabung sinar-X mirip tabung sinar-X
konvensional, namun perbedaannya terletak pada kemampuannya untuk
menahan panas yang kapasitas tinggi dikarenakan peningkatan dari
waktru paparan (Bontrager, 2014).
b. Kolimator
Kolimator pada MSCT berfungsi untuk mengurangi radiasi hambur,
membatasi jumlah sinar-X yang sampai ke tubuh pasien serta untuk
meningkatkan kualitas citra, tidak seperti pesawat radiografi
konvensional. MSCT menggunakan 2 buah kolimator. Yaitu kolimator
pertama yang diletakkan pada rumah dari tabung sinar sinar-X disebut
dengan pre pasien kolimator, serta kolimator yang kedua diletakkan
antara pasien dan detektor disebut dengan pre detektor kolimator/ post
pasien kolimator (Seeram, 2016).
c. Detektor
Selama eksposi, berkas sinar-X (foton) menembus pasien dan mengalami
perlemahan (atenuasi). Sisa-sisa foton yang telah teratenuasi kemudian
ditangkap oleh detektor. Ketika detektor menerima sisa-sisa dari foton
tersebut. Foton akan berinteraksi dengan detektor serta mereduksi sinyal
dengan arus yang kecil yang disebut dengan sinyal output analog.
Besarnya sinyal ini sebanding dengan intensitas radiasi yang akan
diterima. Kemapuan untuk penyerapan detektor yang tinggi akan
berakibat pada kualitas gambar yang dihasilkan menjadi optimal.
3. Komputer
Komputer MSCT memerukan dua jenis software yang sangat canggih.
Pertama untuk sistem operasi dan kedua untuk aplikasi. Software mengelola
pre processing, rekonstruksi citra, dan berbagai operasi post processing.
Komputer MSCT harus memiliki kecepatan yang maximal serta kapasitas
memori.
4. Meja kontrol
Komponen dari meja kontrol termasuk keyboard, mouse, dan monitor
tunggal atau ganda, tegantung pada sistem. Meja kontrol memungkinkan
petugas radiografer untuk mengontrol parameter pada pemeriksaan yang
disebut dengan protokol. Serta melihat gambar yang dihasilkan. Protokol
yang telah ditentukan untuk setiap prosedur yaitu termasuk faktor-
faktor
seperti kilovoltage, miliampere, pitch, FOV, ketebalan irisan, rekonstruksi
algorithma, serta tampilan windows. Parameter ini dapat dimodifikasi oleh
radiografer jika diperlukan sesuai dengan klinis pasien (Bontrager, 2014).
Gambar 2.12 A dan B, Volume (spiral) multislice scan, dengan rotasi 360º
terus menerus dan tabung dari detektor sementara pasien
bergerak ke dalam dan keluar (Bontrager, 2014).
2. Increment
Increment adalah jarak antara image rekonstruksi dalam arah z direction
ketika memilih increment yang lebih kecil dari pada slice thickness, akan
membentuk potongan overlapping. Teknik ini berguna untuk mengurangi
pengaruh partial volume, memberi detail anatomi yang bagus dan kualitas
2D dan 3D post processing yang tinggi (Bontrager, 2014).
3. Range
Range adalah perpaduan atau kombinasi dari beberapa slice thickness.
Sebagai contoh untuk CT-Scan Thorax, range yang digunakan sama yaitu 5-
10 mm mulai dari apeks paru sampai diafragma. Pemanfaatan dari range
adalah untuk mendapatkan ketebalan irisan yang sama pada pada satu
lapangan pemeriksaan (Seeram, 2016).
4. Faktor Eksposi
Faktor eksposi adalah faktor yang berpengaruh terhadap eksposi, yang
meliputi : tegangan tabung (kV), arus tabung (mA), dan waktu eksposi (s).
Besarnya tegangan dapat dipilih secara otomatis pada tiap – tiap
pemeriksaan. Kadang pengaturan tegangan tabung diatur ulang untuk
menyesuaikan ketebalan objek yang akan diperiksa (rentangnya antara 80-
140 kV). Tegangan tabung yang tinggi biasanya dimanfaatkan pada
pemeriksaan paru dan struktur tulang seperti pada pelvis dan vertebra.
Dengan tujuan untuk mendapatkan resolusi citra yang tinggi yang
berhubungan dengan letak serta struktur penyusunnya.
6. Pitch
Tabung x-ray / detectorr dan pasien bergerak selama scanning ditentukan
oleh pitch. Pitch merupakan ratio antara pergerakan meja dengan slice
thickness (Bontrager, 2014).
7. Gantry tilting
Gantry tilting adalah sudut yang dibentuk antara bidang vertikal dengan
gantry (tabung sinar-X dan detektor). Rentang penyudutan -25º sampai +
25º. Penyudutan dari gantry bertujuan untuk keperluan diaknosa dari
masing-masing kasus yang akan dihadapi. Disamping itu, bertujuan
mereduksi dosis radiasi terhadap organ-organ yang sensitif seperti pada
organ mata.
8. Rekonstruksi Matriks
Rekonstruksi matriks adalah serangkaian angka yang diatur dalam baris dan
kolom, yang disebut dengan matriks. Satu buah kotak atau 1 informasi yang
dinamakan picture elemen (pixel) yang mengandung nilai CT number atau
hausfield unit (HU) sebagai perwakilan dari volume jaringan yang
digambarkan dengan 2D. Setiap nilai yang dikandung tersebut akan
ditampilkan sebagai densitas optik atau tingkat brightness pada vidio
monitor (Bushong, 2013). Ukuran matriks dapat dipilih dari 64 x 64 sampai
1024 x 1024. Rekonstruksi matriks ini berpengaruh terhadap resolusi
gambar yang dihasilkan. Semakin tinggi nilai resolusi yang akan dihasilkan
(Seeram, 2016).
9. Rekonstriksi Algorithma
Rekonstruksi algorithma adalah prosedur matematis (algorithma) yang
digunakan dalam merekonstruksi gambar. Hasil dan karateristik dari gambar
CT Scan tergantung pada kuatnya algorithma yang dipilih. Sebagian besar
CT Scan sudah memiliki standar algorithma tertentu untuk pemeriksaan
kepala, abdomen dan lainnya. Semakin tinggi resolusi algorithma yang akan
dipilih maka semakin tinggi juga resolusi gambar yang dihasilkan. Dengan
demikian maka gambaran seperti tulang, soft tissue dan jaringan-jaringan
lain dapat dibedakan dengan jelas pada layar monitor, rekonstruksi
algorithma merupakan prosedur matematis yang digunakan untuk
merekonstruksi gambar (Seeram, 2016).
4. Volume rendering
Software volume rendering merupakan hasil rekonstruksi tiga dimensi yang
dibuat dari jaringan terdalam sampai dengan jaringan terluar. Aplikasi
software ini digunakan untukmelihat volume ketika gambar anatomi dibuat
dalam sisi potongan yang berbeda.
6. Smart Score
Software smart score sangat penting dalam pemeriksaan CTA Cardiac,
aplikasi ini digunakan untuk menghitung volume atau densitas dari area
kalsifikasi arteri koronaria, penilaian smart score berupa prosentase dari
kandungan calsium pada arteri yang diperiksa.
7. CT Dose Profil
Aplikasi software pada metode pengukuran profil dosis CTDI tidak
menggunakan cara tradisional. Seperti menggunakan pencil ionisation
chamber namun merupakan metode pengukuran secara otomatis profil dosis
pada scanning spiral maupun aksila. Beberapa parameter yang dapat
dievaluasi dengan menggunakan CT Dose Profil secara simultan antara lain
CTDI Scan, Multi Scan AverageDose (MSAD), CT Beam fluoro, variasi arus
tabung dan khusus MSCT terbaru telah dilengkapi software, dengan slice
dan chanel yang lebih banyak sehingga dapat menghitung nilai Dose Lenght
Product (DLP).
1. Spatial Resolution
Resolusi spatial adalah kemampuan untuk dapat membedakan obyek yang
berukuran kecil dengan densitas yang berbeda pada latar belakang yang
sama. Dipengaruhi oleh faktor geometri, rekontruksi alogaritma, ukuran
matriks, magnifikasi, dan FOV (Seeram, 2016).
2. Contrast Resolution
Kontras resolusi adalah kemampuan untuk membedakan atau menampakan
obyek-obyek dengan perbedaan densitas yang sangat kecil dan dipengaruhi
oleh faktor eksposi, slice thicknees, FOV dan filter kernel/rekonstruksi
algorithma (Seeram, 2016).
3. Noise
Noise adalah fluktuasi (standar deviasi) nilai CT number pada jaringan atau
materi yang homogen. Noise tergantung pada beberapa faktor antara lain:
mAs, scan time, kVp, tebal irisan, ukuran objek dan algoritma. Sebagai
contoh adalah air memiliki CT Number 0, semakin tinggi standar deviasi
nilai CT Number pada pengukuran titik-titik air berarti memiliki noise
tinggi.
4. Artefak
Secara umum Artefak adalah kesalahan dalam gambar (adanya sesuatu
dalam gambar) yang tidak ada hubungannya dengan objek yang diperiksa.
Dalam CT Scan artefak didefinisikan sebagai pertentangan/perbedaan antara
rekonstruksi CT Number dalam gambar dengan koefisien atenuasi yang
sesungguhnya dari objek yang diperiksa (Seeram, 2016).
2. Indikasi pemeriksaan
a. Tumor
b. Aneurisma, diseksi aorta, emboli paru
c. Abses
d. Trauma
e. Efusi pericardial
f. Absestosis, sarcoidosis, emphysema
3. Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus bagi pasien, mengisi informed consent yang
telah disediakan. Instruksi-instruksi yang menyangkut posisi pasien dan
prosedur pemeriksaan di jelaskan dengan sejelasnya. Pasien diminta
melepaskan benda-benda logam serta mengganti baju dengan baju pasien
yang telah di sediakan yang bertujuan agar tidak menimbulkan artefak
(Bontrager, 2010).
4. Persiapan Alat
a. Alat steril : Alat-alat suntik, yang meliputi spuit, kassa, kapas, serta
alkohol
b. Alat Non Steril :Pesawat CT Scan, baju dan selimut pasien, tabung
oksigen, head holder body claim
5. Persiapan penggunaan media kontras dan obat-obatan
Penggunaan dari media kontras dalam pemeriksaan CT Scan diperlukan
untuk menampakkan struktur-struktur anatomi tubuh seperti pembuluh
darah dan organ-organ tubuh lainnya dapat dibedakan dengan jelas. Jenis
kontras dapat berupa omnipaque maupun iopamero, Penggunaan media
kontras dalam pemeriksaan CT Scan thorax diperlukan untuk menampakkan
struktur-struktur anatomi tubuh seperti pembuluh darah beserta organ-organ
tubuh lainya dapat dibedakan dengan jelas.
6. Teknik Pemeriksaan
a. Posisi pasien : supine di atas meja pemeriksaan dengan posisi feet first.
b. Posisi obyek : pasien diposisikan sehingga mid sagital plane (MSP)
tubuh sejajar denga lampu indikator longitudinal. Lengan
pasien diletakkan di atas kepala. Lutut diganjal untuk
fiksasi pasien. Pasien diinstruksikan agar menarik nafas
pada saat pemeriksaan dimulai (Montag, 2007).
7. Scan Parameter
Scan parameter pemeriksaan CT Scan thorax adalah tercantum pada gambar
berikut :
Keterangan :
Right ventricle
Left ventricle
Inferior vena cava
Descending aorta
Keterangan :
Right brachiocephalic a
Manubrium
Left brachiocephalic v
Right brachiocephalic v
Left cammon carotid a
Left subclavian a
Trachea
Esophagus