OLEH :
2021
DIARE PADA BALITA
A. Identifikasi Masalah
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek
atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau
lebih) dalam satu hari.Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokan dalam 6 golongan besar
yaitu infeksi disebabkan oleh bakteri, virus atau invasi parasit, malabsorbsi, alergi, keracunan,
imunodefisiensi dan sebab-sebab lainya (DEPKES RI, 2011)
Diare adalah buang air besar pada balita lebih dari 3 kali sehari disertai perubahan
konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari
satu minggu (Juffrie dan Soenarto, 2012). Diare adalah perubahan konsistensi tinja yang terjadi
tiba-tiba akibat kandungan air di dalam tinja melebihi normal (10ml/kg/hari) dengan peningkatan
frekuensi defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan berlangsung kurang dari 14 hari (Tanto dan
Liwang, 2014). Berdasarkan ketiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa diare adalah buang
air besar dengan bertambahnya frekuensi yang lebih dari biasanya 3 kali sehari atau lebih dengan
konsistensi cair.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada Tahun 2017 ada sekitar 1,7
miliar kasus diare dengan angka kematian 525.000 anak balita setiap tahun. Pada negara
berkembang, anak-anak usia di bawah 3 tahun rata-rata mengalami 3 episode diare pertahun.
Setiap episodenya diare akan menyebabkan kehilangan nutrisi yang di butuhkan anak untuk
bertumbuh dan berkembang, sehingga diare merupakan penyebab utama malnutrisi pada
anak.Pada tahun 2010 dilaporkan 2,5 jutakasus terbanyak di NTT karena kurang memadainya
status gizi pada anak dan kurangnya sanitasi air bersih. Di Indonesia penyakit diare merupakan
salah satupenyebab kematian.Urutan kedua terjadi pada balita dan urutan kelima bagi bayi dan
urutan ke sembilan bagi semua umur.
Desa Oleate Kabupaten Sumba Barat Daya merupakan salah satu desa di Kecamatan
Kodi Utara. Desa Kodi merupakan Desa dari wilayah kerja UPTD Puskesmas Malinjak Pada
tahun 2017 jumlah penderita kasus diare 274 orang, mengalami peningkatan pada tahun 2018
dengan jumlah kasus diare 734 orang dan menempati urutan ke 2 dari 10 penyakit terbesar. Pada
12 Puskesmas juga terdapat penderita diare, dimana jumlah tertinggi adalah Puskesmas Kodi
utara dengan jumlah kasus diare 1395 orang, Puskesmas Waimangura dengan jumlah kasus
diare1176 orang serta yang terendah terdapat di Puskesmas Tagabba dengan jumlah kasus diare
278 orang. Puskesmas Tena Teke merupakan salah satu Puskesmas yang berada di Kabupaten
Sumba Barat Daya dengan peningkatan jumlah penderita diare selama 3 tahun berturut-turut
yaitutahun 2016 sebanyak 150 orang, tahun 2017 sebanyak 250 orang dan tahun 2018 sebanyak
B. Analis Situasi
3. Need Assement.
a) Masalah kesahatan
Menigkatnya angka kesakitan akibat diare.
b) Pelayanan kesehatan
Jumlah tenaga medis yang kurang sehingga masyarakat belum mendapakat pelayanan
yang maksimal
c) Lingkungan
Sanitasi atau kebersihan lingkungan yang belum memadai akibatnya dapat menimbulkan
bakteri ecoly yang dapat menimbulkan diare.
d) Perilaku
Masalah perilaku disini yaitu masyarakat mampu menerapkan cara mencuci tangan yang
baik dan benar.
e) Kependudukan
Kurangnya perhatian dari keluarga maupun masyarakag terhadap dampak dari diare
sehingga masyrakat masi menganggap remeh dengan diare tersebut.
2. Pendekatan Fishbone
Terkontaminasi
bakteri
Kurangnya
kebiasaan
mencuci tangan
Kurangnya edukasi
Personal
petugas pelayanan
Hygen
kesehatan setempat
DIARE
Pemukiman dengan
sanitasi yang buruk
Kondisi padat
penduduk
LINGKUNGAN
3. Metode USG
N Seriousnes
Masalah Urgency Growth Total
O s
1 Terkontaminasi
3 3 3 9
bakteri
2 Kurangnya
kebiasaan 3 3 4 11
mencuci tangan
3 Personal Hygen 4 4 5 13
4 Kondisi padat
3 3 2 8
penduduk
5 Pemukiman
dengan sanitasi 1 1 3 5
yang buruk
6 Sumber air
minum yang 5 3 4 12
kurang baik
7 Kurangnya
edukasi petugas
pelayanan 3 3 2 8
kesehatan
setempat
Dilihat dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi prioritas masalah
dari Diare pada balita di Sumba Barat Daya adalah “Personal Hyegne” dengan total skor
12.
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
1. METODE HANLON
Penyuluhan 3 3 2 8
Pelaksanaan 3 3 3 9
program rumah
sehat
Pembagian 4 3 4 11
Leaflet
Penetapan Nilai
1. Nilai Prioritas Dasar(NPD)
NPD = (A+B) C
2. Nilai Prioritas Total(NPT)
NPT = (A+B) C x D
Kesimpulan
Masalah A B C D(PEARL NPD NPT Prior
) itas
Penyuluhan 3 7 2 0 20 0 -
Pelaksanaan 3 7 3,1 0 31 0 -
Program
Rumah Sehat
Pembagian 4 10 3,5 1 49 49 I
Leaflet
2. Metode Reinken
3. Metode Bryant