Anda di halaman 1dari 259

PENGEMBANGAN MODUL KIMIA DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN SOCIO SCIENTIFIC ISSUE (SSI) TERINTEGRASI


STEAM PADA MATERI ELEKTROKIMIA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Disusun oleh:

Mukhamad Fikri Bahtiar


NIM. 11180162000044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2023
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI

iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

iv
ABSTRAK

Mukhamad Fikri Bahtiar, NIM. 11180162000044, Pengembangan Modul


Kimia dengan Model Pembelajaran Socio Scientific Issue (SSI) Terintegrasi
STEAM pada Materi Elektrokimia, Program Studi Pendidikan Kimia,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Peserta didik di era revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0 harus memiliki
kompetensi dan keterampilan. Modul dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi
dan keterampilan peserta didik di era ini. Tujuan penelitian ini untuk
mengembangkan modul Kimia dengan model pembelajaran Socio Scientific Issue
(SSI) terintegrasi STEAM pada materi Elektrokimia. Pengembangan modul
Kimia ini menggunakan metode penelitian Research & Development (R & D) dan
desain penelitian Define, Design & Development. Tahap Disseminate dalam
desain penelitian tidak disertakan karena penelitian ini hanya fokus untuk
mengembangkan modul Kimia dan tidak disebarkan. Uji coba terbatas terhadap
modul Kimia dilaksanakan SMA Negeri 94 Jakarta. Berdasarkan hasil penelitian,
dihasilkan modul Kimia dengan model pembelajaran SSI terintegrasi STEAM
pada materi Elektrokimia. Hasil validasi terhadap materi modul Kimia oleh kedua
validator ahli materi didapatkan rata-rata persentase sebesar 88,4% termasuk
kriteria sangat valid, bisa digunakan tanpa perbaikan. Hasil validasi terhadap
desain modul Kimia oleh kedua validator ahli media didapatkan rata-rata
persentase sebesar 87,5% termasuk kriteria sangat valid, bisa digunakan tanpa
perbaikan. Hasil respon terhadap modul Kimia oleh guru Kimia SMA Negeri 94
Jakarta didapatkan persentase sebesar 96,4% termasuk kriteria sangat bagus. Hasil
respon terhadap modul Kimia oleh peserta didik kelas XII MIPA 2 SMA Negeri
94 Jakarta didapatkan rata-rata persentase sebesar 84,5% termasuk kriteria sangat
bagus. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dihasilkan modul Kimia dengan model
pembelajaran SSI terintegrasi STEAM pada materi Elektrokimia yang sangat
valid, bisa digunakan tanpa perbaikan dan didapatkan respon sangat bagus dari
guru Kimia dan peserta didik kelas XII MIPA 2 SMA Negeri 94 Jakarta.

Kata kunci: Elektrokimia, Kimia, modul, pengembangan, SSI, STEAM

v
ABSTRACT

Mukhamad Fikri Bahtiar, NIM. 11180162000044, Development of Chemistry


Module with STEAM Integrated Socio Scientific Issue (SSI) Learning Model
on Electrochemical Material, Chemistry Education Study Program, Tarbiyah
and Teaching Training Faculty, Syarif Hidayatullah Jakarta Islamic State
University.

Students in the era of industrial revolution 4.0 and society 5.0 must have
competences and skills. Modules are needed to improve competences and skills of
students in this era. The purpose of this research to develop Chemistry module
with STEAM integrated Socio Scientific Issue (SSI) learning model with
Electrochemistry material. Development of this Chemistry module used Research
and Development (R & D) research method and Define, Design and Development
research design. The Disseminate phase in the research design isn’t included
because this research only focus on developing the Chemistry module and not
disseminating it. Limited trial of Chemistry module was conducted at 94 Jakarta
Senior High School. Based on research result, produced Chemistry module with
STEAM integrated SSI learning model with Electrochemistry material. The
validation result for Chemistry module material by the two material expert
validators obtained an average percentage of 88,4% including very valid criteria,
can be used without repair. The validation result for Chemistry module design by
the two media expert validators obtained an average percentage of 87,5%
including very valid criteria, can be used without repair. The response result for
Chemistry module by Chemistry teacher 94 Jakarta Senior High School obtained
percentage of 96,4% including very good criteria. The responses result for
Chemistry module by 12th grade students obtained an average percentage of
84,5% including very good criteria. So, can be concluded that produced
Chemistry module with STEAM integrated SSI learning model with
Electrochemistry material very valid, can be used without repair and got very
good responses from Chemistry teacher and 12th grade students 94 Jakarta Senior
High School.

Key words: Chemistry, development, Electrochemistry, module, SSI, STEAM

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan
rahmat dan rida-Nya penulis dapat menyusun skripsi yang berjudul
“Pengembangan Modul Kimia dengan Model Pembelajaran Socio Scientific Issue
(SSI) Terintegrasi STEAM pada Materi Elektrokimia”. Selawat dan salam penulis
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan umatnya sampai
akhir zaman.

Penulisan skripsi menjadi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulisan skripsi tidak akan berhasil tanpa doa dan bantuan dari berbagai pihak.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D. sebagai Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Siti Nurul Azkiyah, M.Sc., Ph.D. sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;

3. Tonih Feronika, M.Pd. sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Kimia,


Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta;

4. Buchori Muslim, M.Pd. sebagai Dosen Penguji I dan Dewi Murniati, M.Si.
sebagai Dosen Penguji II yang memberikan arahan dan masukan untuk
merevisi skripsi;

5. Evi Sapinatul Bahriah, M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing I dan Dr. Hj. Siti
Suryaningsih, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing II yang memberikan
masukan, nasihat dan waktu dalam bimbingan skripsi;

6. Miessya Wardani, M.Si. dan Novi Yanthi, S.Si., M.Pd. sebagai Validator
Ahli yang berperan dalam memvalidasi instrumen penelitian;

vii
7. Dewi Murniati, M.Si. dan Nanda Saridewi, M.Si. sebagai Validator Ahli
Materi yang berperan dalam memvalidasi modul Kimia;

8. Buchori Muslim, M.Pd. dan Rizqy Nur Sholihat, M.Pd. sebagai Validator
Ahli Media yang berperan dalam memvalidasi modul Kimia;

9. Evi Sapinatul Bahriah, M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang


memberikan bimbingan akademik selama lima tahun menjalani kuliah;

10. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmu selama empat tahun menjalani kuliah;

11. Akung Purwono (bapak), Robiyatul Aniyah (mama), Mukhamad Naufal


Muzakki (adik), Fakhira Nafla Shakila (adik), Muhammad Fathan Adrian
(adik), keluarga besar Rusnandi Khamid dan Kasiati (eyang) dan keluarga
besar Hadi Mastur dan Musringah (eyang) yang selalu memberikan semangat
dan dukungan selama lima tahun menjalani kuliah;

12. Teman-teman Pendidikan Kimia B 2018 yang selalu memberikan semangat


dan dukungan selama lima tahun menjalani kuliah;

13. Teman-teman grup “Culamitan Mek Mek” yang terdiri atas: Brilliant Dwi
Izzulhaq, Choerul Khafid, Ilham Muhammad, Muhid Adi Lokawana, Ramzy
Reyhandika dan Rifki Alifa Ramadhan yang selalu memberikan semangat
dan dukungan selama lima tahun menjalani kuliah;

14. Teman-teman grup “Sunyi Senyap” yang terdiri atas: Fitriani Sekar Dewi,
Miftah Maulina Syifa, Murnia Septi, Nadya Putri Nurwiwa dan Sahrul
Setiawan yang selalu memberikan semangat dan dukungan selama delapan
tahun menjalani pertemanan sejak di SMA Negeri 94 Jakarta;

15. Teman-teman bimbingan Evi Sapinatul Bahriah, M.Pd. dan Dr. Hj. Siti
Suryaningsih, M.Si. yang selalu memberikan semangat dan dukungan selama
penulisan skripsi;

viii
16. Eko Prasetyono, S.Pd., M.Si. sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 94 Jakarta
yang telah memberikan izin untuk melaksanakan uji coba terbatas modul
Kimia;

17. Titi Sugiarti, S.Pd. sebagai Guru Kimia SMA Negeri 94 Jakarta yang telah
memberikan respon terhadap modul Kimia;

18. Peserta didik kelas XII MIPA 2 SMA Negeri 94 Jakarta yang telah
memberikan respon terhadap modul Kimia;

Penulis menyadari skripsi ini masih belum sempurna dan skripsi ini akan
terus disempurnakan. Kritik dan saran yang membangun diharapkan penulis dari
pembaca, sehingga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan
menjadi inspirasi dalam pengembangan modul Kimia yang lebih baik.

Jakarta, 18 Oktober 2021


Penulis

Mukhamad Fikri Bahtiar


NIM. 11180162000044

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ..................................... ii


LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI .............................................. iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
ABSTRACT ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 4

C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4

D. Pembatasan Masalah .................................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 6


A. Kajian Teori ................................................................................................. 6

B. Penelitian Relevan ...................................................................................... 14

C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 19


A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 19

B. Metode dan Desain Penelitian.................................................................... 19

C. Prosedur Penelitian..................................................................................... 19

D. Objek dan Subjek Penelitian ...................................................................... 21

x
E. Instrumen Penelitian................................................................................... 22

F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ........................................................ 28

G. Analisis Data Penelitian ............................................................................. 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 31


A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 31

B. Pembahasan ................................................................................................ 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 83


A. Kesimpulan ................................................................................................ 83

B. Saran ........................................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 85


LAMPIRAN ......................................................................................................... 89

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur Kerangka Berpikir ................................................................... 18


Gambar 3.2 Alur Prosedur Penelitian .................................................................. 21
Gambar 4.3 Sampul Depan dan Belakang (Hard Cover) .................................... 65
Gambar 4.4 Soft Cover ........................................................................................ 65
Gambar 4.5 Daftar Isi .......................................................................................... 66
Gambar 4.6 Aspek SSI dan STEAM ................................................................... 67
Gambar 4.7 Kegiatan Pembelajaran I: Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks . 68
Gambar 4.8 Kegiatan Pembelajaran II: Sel Volta ............................................... 68
Gambar 4.9 Kegiatan Pembelajaran III: Korosi .................................................. 69
Gambar 4.10 Kegiatan Pembelajaran IV: Sel Elektrolisis .................................. 69
Gambar 4.11 Contoh Soal ................................................................................... 70
Gambar 4.12 Latihan Soal ................................................................................... 70
Gambar 4.13 Uji Kompetensi .............................................................................. 71
Gambar 4.14 Kunci Jawaban Uji Kompetensi .................................................... 72
Gambar 4.15 Biografi Penulis ............................................................................. 72
Gambar 4.16 Revisi Nama Penulis pada Sampul Depan, sebelum Direvisi (Kiri),
sesudah Direvisi (Kanan) ...................................................................................... 78
Gambar 4.17 Revisi Soal ..................................................................................... 78
Gambar 4.18 Revisi Desain Halaman.................................................................. 79
Gambar 4.19 Revisi Subscript Wujud Zat pada Persamaan Reaksi, sebelum
Direvisi (Kiri), sesudah Direvisi (Kanan) ............................................................. 79
Gambar 4.20 Revisi Aspek SSI dan STEAM ...................................................... 80
Gambar 4.21 Revisi Istilah .................................................................................. 80
Gambar 4.22 Revisi Gambar dan Sumber ........................................................... 81
Gambar 4.23 Revisi Letak Subjudul ................................................................... 81

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Validasi Materi ........................................................ 22


Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Validasi Media ........................................................ 24
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Kuesioner Respon Guru .......................................... 26
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Respon Peserta Didik .............................................. 27
Tabel 3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 28
Tabel 3.6 Kriteria Validasi ................................................................................... 29
Tabel 3.7 Kriteria Respon Guru dan Peserta Didik .............................................. 30
Tabel 4.1 Kompetensi Inti .................................................................................... 31
Tabel 4.2 Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi .................. 33
Tabel 4.3 Analisis Konsep .................................................................................... 35
Tabel 4.4 Sumber Materi Utama .......................................................................... 37
Tabel 4.5 Sumber Materi Pendukung ................................................................... 38
Tabel 4.6 Contoh SSI dan STEAM dalam Modul Kimia..................................... 39
Tabel 4.7 Format Penyajian Modul Kimia ........................................................... 41
Tabel 4.8 Bagian Modul Kimia ............................................................................ 44
Tabel 4.9 Kisi-Kisi Lembar Validasi Materi ........................................................ 45
Tabel 4.10 Kisi-Kisi Lembar Validasi Media ...................................................... 46
Tabel 4.11 Kisi-Kisi Lembar Kuesioner Respon Guru ........................................ 48
Tabel 4.12 Kisi-Kisi Lembar Kuesioner Respon Peserta Didik ........................... 50
Tabel 4.13 Konten Materi..................................................................................... 51
Tabel 4.14 Hasil Validasi Materi.......................................................................... 53
Tabel 4.15 Hasil Validasi Media .......................................................................... 53
Tabel 4.16 Revisi Modul Kimia ........................................................................... 54
Tabel 4.17 Hasil Kuesioner Respon Guru ............................................................ 42
Tabel 4.18 Hasil Kuesioner Respon Peserta Didik .............................................. 56

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Analisis Kurikulum .......................................................................... 89


Lampiran 2 Analisis Konsep ............................................................................... 91
Lampiran 3 Wacana Pengembangan Modul Kimia .......................................... 100
Lampiran 4 Bentuk Penyajian Modul Kimia .................................................... 108
Lampiran 5 Surat Tugas Validator untuk Validator Ahli I ............................... 175
Lampiran 6 Lembar Validasi Instrumen Penelitian (Lembar Validasi Materi dan
Media) yang Dinilai oleh Validator Ahli I .......................................................... 176
Lampiran 7 Lembar Validasi Instrumen Penelitian (Lembar Kuesioner Respon
Guru dan Peserta Didik) yang Dinilai oleh Validator Ahli I .............................. 180
Lampiran 8 Surat Tugas Validator untuk Validator Ahli II .............................. 183
Lampiran 9 Lembar Validasi Instrumen Penelitian (Lembar Validasi Materi dan
Media) yang Dinilai oleh Validator Ahli II......................................................... 184
Lampiran 10 Lembar Validasi Instrumen Penelitian (Lembar Kuesioner Respon
Guru dan Peserta Didik) yang Dinilai oleh Validator Ahli II ............................. 187
Lampiran 11 Surat Tugas Validator untuk Validator Ahli Materi I .................. 190
Lampiran 12 Lembar Validasi Materi yang Dinilai oleh Validator Ahli Materi I
............................................................................................................................. 191
Lampiran 13 Surat Tugas Validator untuk Validator Ahli Materi II ................ 195
Lampiran 14 Lembar Validasi Materi yang Dinilai oleh Validator Ahli Materi II
............................................................................................................................. 196
Lampiran 15 Surat Tugas Validator untuk Validator Ahli Media I .................. 200
Lampiran 16 Lembar Validasi Media yang Dinilai oleh Validator Ahli Media I
............................................................................................................................. 201
Lampiran 17 Surat Tugas Validator untuk Validator Ahli Media II ................. 206
Lampiran 18 Lembar Validasi Media yang Dinilai oleh Validator Ahli Media II
............................................................................................................................. 207
Lampiran 19 Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................... 211
Lampiran 20 Lembar Kuesioner Respon Guru yang Direspon oleh Guru Kimia I
............................................................................................................................. 213

xiv
Lampiran 21 Uji Coba Terbatas Modul Kimia dengan Guru Kimia I .............. 216
Lampiran 22 Lembar Kuesioner Peserta Didik dengan Menggunakan Google
Form .................................................................................................................... 217
Lampiran 23 Hasil Kuesioner Respon yang Direspon oleh Peserta Didik Kelas
XII MIPA 2 ......................................................................................................... 221
Lampiran 24 Uji Coba Terbatas Modul Kimia dengan Peserta Didik Kelas XII
MIPA 2 ................................................................................................................ 226
Lampiran 25 Perhitungan Validasi Materi ........................................................ 227
Lampiran 26 Perhitungan Validasi Media ........................................................ 228
Lampiran 27 Perhitungan Respon Guru ............................................................ 229
Lampiran 28 Perhitungan Respon Peserta Didik .............................................. 230
Lampiran 29 Uji Turnitin .................................................................................. 235
Lampiran 30 Uji Referensi ................................................................................ 236

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Frasa “Revolusi Industri 4.0” sudah tidak asing lagi untuk sebagian
orang. Menurut Tjahjani et.al., (2020:1), revolusi industri adalah keadaan
yang mepengaruhi aspek kehidupan yang ditimbulkan oleh perubahan dunia.
Revolusi indsutri 4.0 mentransformasikan seluruh aspek produksi melalui
penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri konvensional.
Adanya revolusi industri 4.0 melahirkan era baru yang disebut masyarakat
5.0. Tjahjani et.al., (2020:4) menyatakan bahwa masyarakat 5.0 adalah
masyarakat yang menuntaskan isu sosial dengan inovasi revolusi industri 4.0
untuk menaikkan kualitas hidup. Pengembangan kompetensi dan
keterampilan revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0 dilakukan sejak
pendidikan usia dini sebelum mencapai pendidikan tinggi (Tjahjani et.al.,
2020:5). Oleh karena itu, peserta didik harus memiliki kompetensi dan
keterampilan agar dapat bersaing di era revolusi industri 4.0 dan masyarakat
5.0.

Menurut Simarmata et.al., (2020:31-32) kompetensi dan keterampilan


yang wajib dicapai pada era revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0, antara
lain: creativity, communication, collaboration, critical thinking skill dan
problem solving (4Cs). Keempat kompetensi dan keterampilan ini disebut
super skill. Kompetensi dan keterampilan tersebut dapat dikembangkan
dengan menggunakan model pembelajaran Socio Scientific Issue (SSI) dalam
pembelajaran. Hal serupa disampaikan oleh Siska et.al., (2020:31) bahwa
model pembelajaran SSI dapat meningkatkan kompetensi dan keterampilan
argumentasi ilmiah (critical thinking skill) peserta didik. Pendapat serupa
didapatkan dari analisis kebutuhan yang menyatakan sebanyak 97% guru
Kimia di berbagai instansi pendidikan setingkat SMA/SMK/MA setuju

1
2

bahwa model pembelajaran SSI dapat meningkatkan pemahaman konsep


Kimia peserta didik.

Model pembelajaran SSI menurut Fibonacci, (2020:29) adalah model


pembelajaran yang menampilkan isu yang berkaitan dengan sains. Model
pembelajaran ini bertujuan untuk mengembangkan intelektual, moral dan
etika antara sains dengan sosial. Model pembelajaran SSI sangat efektif untuk
meningkatkan pemahaman terhadap ilmu dalam berbagai konteks. Selain itu,
model pembelajaran ini juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
terhadap isu di lingkungan sekitar. Model pembelajaran SSI sangat cocok
diterapakan dalam Kurikulum 2013. Peserta didik dalam Kurikulum 2013
dituntut lebih aktif dalam pembelajaran (student center) sama seperti yang
diterapkan dalam model pembelajaran SSI.

Sayangnya model pembelajaran SSI belum banyak digunakan dalam


pembelajaran. Model pembelajaran SSI yang melibatkan peran aktif peserta
didik ternyata masih kurang diminati. Fakta ini serupa dengan hasil survei
Siska et.al., (2020:24-25) bahwa pembelajaran masih berpusat pada guru
(teacher center). Hal ini dapat menyebabkan kompetensi dan keterampilan
peserta didik menjadi tidak tercapai. Peserta didik akan kesulitan menghadapi
era revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0. Salah satu cara agar model
pembelajaran SSI dapat diterapkan dalam pembelajaran dengan
mengaplikasikan model pembelajaran SSI dalam bahan ajar.

Bahan ajar sebagai media pembelajaran sangat penting dalam


pembelajaran. Bahan ajar berperan juga sebagai sumber ajar bagi peserta
didik. Widyastuti et.al., (2021:39) menyatakan bahwa bahan ajar adalah
sesuatu yang mengandung pesan pembelajaran yang dimanfaatkan untuk
kepentingan pembelajaran. Bahan ajar dapat mendukung peserta didik dalam
mencapai kompetensi dan keterampilan. Bahan ajar yang dapat digunakan
peserta didik dalam pembelajaran salah satunya modul pembelajaran.
Pendapat serupa didapatkan dari analisis kebutuhan yang menyatakan
sebanyak 87% guru Kimia di berbagai instansi pendidikan setingkat
3

SMA/SMK/MA setuju bahwa modul Kimia termasuk bahan ajar yang wajib
dimiliki oleh peserta didik.

Menurut Najuah, Lukitoyo & Wirianti, (2020:7) modul pembelajaran


adalah bahan ajar yang dikembangkan oleh guru untuk memudahkan peserta
didik belajar secara mandiri. Melalui modul pembelajaran peserta didik
memiliki pedoman untuk belajar secara mandiri. Modul pembelajaran juga
membuat peserta didik mampu mengembangkan kompetensi dan
keterampilan. Modul pembelajaran dapat digunakan pada berbagai mata
pelajaran salah satunya mata pelajaran Kimia. Modul Kimia dapat
menerapkan model pembelajaran SSI khusunya pada materi Elektrokimia.
Hasil penelitian Sofiana & Wibowo, (2019:92) menyatakan bahwa modul
Kimia dengan materi Reaksi Reduksi dan Oksidasi (Elektrokimia) yang
memakai model pembelajaran SSI bisa digunakan dalam pembelajaran.

Modul Kimia yang menerapkan model pembelajaran SSI bisa juga


diintegrasikan dengan Science, Technology, Engineering, Art and Mathematic
(STEAM). Menurut Nurfadilah & Siswanto, (2020:46) STEAM adalah
pembelajaran kontekstual di mana peserta didik diajak memahami fenomena
di lingkungan sekitar. Penggunaan modul Kimia terintegrasi STEAM
diharapkan mampu menyelesaikan masalah pada konsep ilmu pengetahuan
dalam pembelajaran. Penelitian Sofia et.al., (2020:91) mengungkapkan
bahwa modul Kimia terintegrasi STEAM direkomendasikan untuk diterapkan
dalam pembelajaran. Pendapat serupa didapatkan dari analisis kebutuhan
yang menyatakan sebanyak 97% guru Kimia di berbagai instansi pendidikan
setingkat SMA/SMK/MA setuju bahwa STEAM dapat meningkatkan
pemahaman konsep Kimia peserta didik. STEAM selaras dengan model
pembelajaran SSI di mana membuat peserta didik dapat mencapai kompetensi
dan keterampilan. Akan tetapi, hasil dari analisis kebutuhan menyatakan
hanya sebanyak 60% guru Kimia di berbagai instansi pendidikan setingkat
SMA/SMK/MA yang menggunakan modul Kimia yang disusun dengan
menggunakan model pembelajaran SSI terintegrasi STEAM.
4

Modul Kimia dengan model pembelajaran SSI terintegrasi STEAM pada


materi Elektrokimia dapat dikembangkan. Alasan materi Elektrokimia dipilih
pada pengembangan modul Kimia ini karena masih kurangnya modul Kimia
yang membahas materi ini dalam kehidupan sehari-hari. Alasan ini serupa
dengan hasil survei Sofiana & Wibowo, (2019:95) bahwa 48,2% peserta didik
menyatakan materi Reaksi Reduksi dan Oksidasi (Elektrokimia) yang sudah
dipelajari tidak membahas isu ini kehidupan sehari-hari. Pengembangan
modul Kimia ini didukung dengan hasil dari analisis kebutuhan yang
menyatakan sebanyak 90% guru Kimia di berbagai instansi pendidikan
setingkat SMA/SMK/MA setuju bahwa perlu dikembangkan modul Kimia
dengan model pembelajaran SSI terintegrasi STEAM. Pengembangan modul
Kimia ini diharapkan dapat mengatasi kurangnya pembahasan isu terkait
Elektrokimia dalam kehidupan sehari-hari dan dapat meningkatkan
kompetensi dan keterampilan peserta didik. Berdasarkan uraian di atas,
peneliti tertarik untuk mengkaji Pengembangan Modul Kimia dengan
Model Pembelajaran Socio Scientific Issue (SSI) Terintegrasi STEAM
pada Materi Elektrokimia.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, masalah yang dapat


diidentifikasi dalam penelitian ini adalah belum tersedia modul Kimia yang
dikembangkan dengan model pembelajaran Socio Scientific Issue (SSI)
terintegrasi STEAM pada materi Elektrokimia.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan


masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana mengembangkan modul
kimia dengan model pembelajaran Socio Scientific Issue (SSI) terintegrasi
STEAM pada materi Elektrokimia.
5
6

D. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, pembatasan


masalah pada penelitian ini, sebagai berikut:
1. Modul Kimia yang dikembangkan berbasis model pembelajaran Socio
Scientific Issue (SSI) terintegrasi STEAM;
2. Modul Kimia yang dikembangkan menggunakan materi Elektrokimia.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, penelitian ini


bertujuan untuk mengembangkan modul Kimia dengan model pembelajaran
Socio Scientific Issue (SSI) terintegrasi STEAM pada materi Elektrokimia.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, sebagai berikut:


1. Peserta didik diharapkan dapat mencapai kompetensi dan keterampilan
untuk menghadapi era revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0;
2. Guru diharapkan dapat mempermudah dalam mengajarkan materi
Elektrokimia kepada peserta didik;
3. Sekolah diharapkan dapat memilih sebagai bahan ajar rujukan untuk
pembelajaran pada mata pelajaran Kimia khususnya materi Elektrokimia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Beberapa teori yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain: bahan ajar,
modul pembelajaran sebagai bahan ajar, model pembelajaran Socio Scientific
Issue (SSI), pendidikan Science, Technology, Engineering, Art & Mathematic
(STEAM) dan Elektrokimia.

1. Bahan Ajar

Beberapa teori yang berkaitan dengan bahan ajar, antara lain:

a. Definisi Bahan Ajar

Bahan ajar memiliki beberapa definisi yang telah dikemukakan


oleh ahli. Bahan ajar adalah suatu alat yang digunakan guru dalam
pembelajaran (Panggabean & Danis, 2020:3). Menurut Nazilah
et.al., (2018:192) menyatakan bahwa bahan ajar adalah materi yang
disusun secara lengkap dan sistematis. Widyastuti et.al., (2021:39)
menyatakan bahwa bahan ajar adalah sesuatu yang mengandung
pesan pembelajaran yang dimanfaatkan untuk kepentingan
pembelajaran. Melalui ketiga pendapat ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa bahan ajar adalah suatu alat yang digunakan
guru dan disusun secara lengkap dan sistematis yang dimanfaatkan
untuk kepentingan pembelajaran.

b. Ciri-ciri Bahan Ajar

Bahan ajar yang baik memiliki beberapa ciri-ciri. Bahan ajar


yang baik menurut Kurniawan & Kuswandi, (2021:11) memiliki ciri-
ciri, sebagai berikut:

1) Dirancang sesuai tujuan pembelajaran;


2) Memuat kompetensi dan tujuan yang akan dicapai;
3) Disusun model pembelajaran yang kreatif dan inovatif;

6
7

4) Diadaptasi dengan kompetensi akhir yang akan dicapai;


5) Mempunyai tampilan yang menarik;
6) Memberi kesempatan peserta didik belajar secara mandiri;
7) Mengakomodasi peserta didik yang mempunyai kesulitan
belajar;
8) Memperhatikan kebaharuan topik.

c. Jenis Bahan Ajar

Bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran memiliki


beberapa jenis. Bahan ajar dikelompokkan berdasarkan: sifat, bentuk
dan fungsi (Kurniawan & Kuswandi, 2021:7). Menurut Nana,
(2020:1-2) jenis bahan ajar, antara lain:

1) Bahan ajar cetak, yaitu bahan ajar yang dibuat dengan proses
pencetakan, contoh: Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD),
modul, buku dan lain-lain;
2) Bahan ajar dengar (audio), yaitu bahan ajar yang dapat didengar,
contoh: kaset, Compact Disk (CD), radio dan lain-lain;
3) Bahan ajar dengar dan pandang (audio visual), yaitu bahan ajar
yang dapat didengar dan dilihat, contoh: video dan film;
4) Bahan ajar interaktif, yaitu bahan ajar yang bertujuan untuk
membuat peserta didik aktif dalam pembelajaran.

Sementara itu, Widyastuti et.al., (2021:52) menyatakan bahwa jenis


bahan ajar, antara lain:

1) Bahan ajar cetak, yaitu bahan ajar yang dituangkan dalam


teknologi cetak, contoh: LKPD, modul, buku dan lain-lain;
2) Bahan ajar non-cetak, yaitu bahan ajar yang dituangkan dalam
teknologi non-cetak, contoh: video dan film.

d. Manfaat Bahan Ajar

Bahan ajar dapat dirasakan manfaatnya apabila digunakan


dengan baik dan benar dalam pembelajaran khususnya oleh peserta
8

didik. Menurut Kurniawan & Kuswandi, (2021:9) manfaat yang


didapat oleh peserta didik, seperti:

1) Dapat mempermudah belajar secara mandiri;


2) Dapat menyediakan pengetahuan terkait bidang studi;
3) Dapat menyediakan wawasan.

2. Modul Pembelajaran Sebagai Bahan Ajar

Beberapa teori yang berkaitan dengan modul pembelajaran sebagai bahan


ajar, antara lain:

a. Definisi Modul Pembelajaran

Modul pembelajaran memiliki beberapa definisi yang telah


dikemukakan oleh ahli. Menurut Najuah, Lukitoyo & Wirianti,
(2020:7) menyatakan bahwa modul pembelajaran adalah bahan ajar
yang dikembangkan oleh guru untuk memudahkan peserta didik
belajar secara mandiri. Menurut Sofia et.al., (2020:92) menyatakan
bahwa modul pembelajaran adalah suatu bahan ajar yang membantu
peserta didik dalam pembelajaran. Menurut Nana, (2020:31)
menyatakan bahwa modul pembelajaran adalah suatu paket belajar
yang memuat materi yang dapat dipelajari secara mandiri oleh
peserta didik. Melalui ketiga pendapat ahli sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa modul pembelajaran adalah bahan ajar yang
dikembangkan oleh guru yang dapat dipelajari peserta didik secara
mandiri.

b. Karakteristik Modul Pembelajaran

Modul pembelajaran yang baik memiliki beberapa karakteristik.


Panggabean & Danis, (2020:24-25) menyatakan bahwa modul
pembelajaran memiliki beberapa karakteristik, seperti:

1) Self-instructional, yaitu melalui modul pembelajaran peserta


didik mampu belajar secara mandiri;
9

2) Self-contained, yaitu seluruh materi yang dipelajari terdapat di


dalam modul pembelajaran;
3) Stand alone, yaitu modul pembelajaran tidak bergantung pada
media lain;
4) Adaptive, yiatu modul pembelajaran harus adaptif terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK);
5) User freiendly, yaitu modul pembelajaran membantu dan
bersahabat dengan pemilikinya.

c. Komponen Modul Pembelajaran

Modul pembelajaran yang baik memiliki beberapa komponen.


Komponen modul pembelajaran menurut Kustandi & Darmawan,
(2020:165) terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1) Bagian awal, terdiri atas: daftar isi, daftar gambar dan petunjuk
mempelajari modul pembelajaran;
2) Bagian isi, terdiri atas: pendahuluan (deskripsi singkat materi
dan urutan materi), kegiatan belajar (uraian materi, contoh,
latihan, rangkuman dan tes formatif) serta daftar pustaka;
3) Bagian penutup, terdiri atas: glosarium.

d. Manfaat Modul Pembelajaran

Modul pembelajaran memiliki manfaat bagi peserta didik.


Modul pembelajaran berperan melatih peserta didik untuk belajar
secara mandiri dalam mencapai tujuan pembelajaran (Widarwati,
Utaminingsih & Murtono, 2021:3). Menurut Najuah, Lukitoyo &
Wirianti, (2020:12) modul pembelajaran memiliki manfaat, seperti:

1) Memberikan feedback bagi peserta didik;


2) Mendapatkan kesempatan untuk mencapai nilai tertinggi;
3) Peserta didik dapat terarah dalam pencapaian;
4) Membimbing peserta didik untuk mencapai keberhasilan;
5) Dapat disesuaikan dengan perbedaan kemampuan peserta didik;
10

6) Mengurangi rasa persaingan di antara peserta didik;


7) Memberi kesempatan peserta didik untuk remedial.

3. Model Pembelajaran Socio Scientific Issue (SSI)

Beberapa teori yang berkaitan dengan model pembelajaran SSI, antara


lain:

a. Definisi Model Pembelajaran Socio Scientific Issue (SSI)

Model pembelajaran SSI memiliki beberapa definisi yang telah


dikemukakan oleh ahli. Model pembelajaran SSI menurut Fibonacci,
(2020:29) adalah model pembelajaran yang menampilkan isu sosial
yang berkaitan dengan sains. Menurut Laliyo, (2021:6) menyatakan
bahwa model pembelajaran SSI adalah isu sosial yang kontroversial,
mempunyai komponen ilmiah dan melibatkan penilaian moral dan
etika. Model pembelajaran SSI menurut Zeidler et.al., (2005:360)
adalah model pembelajaran yang menstimulasi perkembangan
intelektual, moral dan etika yang berhubungan dengan sains dan
sosial. Melalui ketiga pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran SSI adalah model pembelajaran yang
menampilkan isu sosial kontroversial yang berkaitan dengan sains
yang menstimulasi perkembangan intelektual, moral dan etika.

b. Tahapan Model Pembelajaran Socio Scientific Issue (SSI)

Model pembelajaran SSI memiliki tahapan yang harus dilalui


oleh peserta didik dalam pembelajaran. Beberapa tahapan dalam
model pembelajaran SSI, antara lain:

1) Mengorientasi isu yang akan dianalisis;


2) Mempelajari materi yang berkaitan dengan isu;
3) Mengeksplorasi nilai etika secara individual;
4) Mendiskusikan isu yang dianalisis bersama kelompok belajar;
5) Mengonstruksi pernyataan bersama kelompok belajar;
6) Mempelajari moral pada isu yang dianalisis;
11

7) Mengambil keputusan etis bersama kelompok belajar;


8) Mengevaluasi hasil analisis isu (Aisya, Wibowo & Aminatun,
2016:15).

c. Kelebihan Model Pembelajaran Socio Scientific Issue (SSI)

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan tersendiri.


Model pembelajaran SSI memiliki kelebihan yang dapat
memberikan manfaat bagi peserta didik. Model pembelajaran SSI
memiliki kelebihan, seperti:

1. Dapat memberikan peserta didik kebutuhan akan bahan ajar


(Sofiana & Wibowo, 2019:95);
2. Dapat melatih peserta didik untuk mengembangkan
keterampilan scientific explanation (Maharani, Rahayu &
Fajaroh, 2019:55);
3. Dapat membantu peserta didik mencapai kompetensi dan
keterampilan;
4. Dapat menumbuhkan sikap berpikir kritis dalam menanggapi isu
yang berkaitan dengan sains.

5. Pendidikan Science, Technology, Engineering, Art and Mathematic


(STEAM)

Beberapa teori yang berkaitan dengan pendidikan STEAM, antara lain:

a. Definisi Pendidikan Science, Technology, Engineering, Art and


Mathematic (STEAM)

Pendidikan STEAM memiliki beberapa definisi yang telah


dikemukakan oleh ahli. Nurfadilah & Siswanto, (2020:46)
pendidikan STEAM adalah pembelajaran kontekstual di mana
peserta didik diajak memahami fenomena di lingkungan sekitar.
Menurut Suryaningsih & Nisa, (2021:1098) pendidikan STEAM
adalah pembelajaran interdisipliner yang menggabungkan art ke
dalam Science, Technology, Engineering and Mathematic (STEM)
12

untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif


peserta didik. Menurut Estriyanto, (2020:68) pendidikan STEAM
adalah bagian dari inovasi pembelajaran untuk memberikan
pengalaman pembelajaran yang bermakna pada peserta didik.
Melalui ketiga pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
pendidikan STEAM adalah pembelajaran kontekstual dan
interdisipiliner di mana peserta didik memahami fenomena di sekitar
agar peserta didik mampu mengembangkan keterampilan berpikir
kritis, kreatif dan pengalaman pembelajaran yang bermakna.
STEAM terdiri dari lima komponen, antara lain:

1) Science (sains), merujuk pada pengetahuan yang diperoleh


melalui: studi, observasi dan eksperimen;
2) Technology (teknologi), merujuk pada alat yang digunakan
untuk memecahkan masalah;
3) Engineering (teknik), merujuk pada rekayasa dari teknologi
yang digunakan;
4) Art (seni), merujuk pada ekspresi dalam bentuk: gambar, video
dan lain-lain;
5) Mathematic (matematika), merujuk pada keterampilan berhitung
yang dipelajari (Nada & Reza, 2021:14-15).

b. Tahapan Pendidikan Science, Technology, Engineering, Art and


Mathematic (STEAM)

Pendidikan STEAM memiliki tahapan yang harus dilalui oleh


peserta didik dalam pembelajaran. Kamienski & Radziwill,
(2018:11) berpendapat bahwa pendidikan STEAM dapat dilakukan
dengan tahapan, antara lain:

1) Mengidentifikasi aktifitas utama yang akan dilakukan dalam


pembelajaran;
2) Mengidentifikasi subaktifitas dari aktifitas utama;
13

3) Mengdefinisikan manfaat yang bisa dicapai dalam


pembelajaran;
4) Mengembangkan pengambilan data yang akan digunakan dalam
menganalisis suatu masalah;
5) Mengeksplorasi aspek sosial yang terlibat dalam masalah yang
dianalisis;
6) Mengeksplorasi manfaat individual yang akan diperoleh dalam
pembelajaran.

c. Kelebihan Pendidikan Science, Technology, Engineering, Art and


Mathematic (STEAM)

Pendidikan STEAM memiliki kelebihan yang dapat


memberikan manfaat bagi peserta didik. Pendidikan STEAM dapat
membuat peserta didik mencapai kompetensi dan keterampilan. Hal
ini serupa dengan pendapat Nurfadilah & Siswanto, (2020:46) bahwa
STEAM mendorong peserta didik untuk mengeksplorasi semua
kemampuan dengan caranya masing-masing. Menurut Harahap,
Nasution & Nasution, (2021:1055) kelebihan pendidikan STEAM,
seperti:

1) Menunjukkan hasil positif dalam pengetahuan sains;


2) Mengajarkan peserta didik untuk menyelesaikan masalah secara
aktif, kreatif dan inovatif;
3) Mengkreasikan ide dalam teknologi terbaru;
4) Mengaplikasikan hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.

6. Elektrokimia

Elektrokimia memiliki beberapa definisi yang telah dikemukakan


oleh ahli. Chang, (2005:194) berpendapat bahwa elektrokimia adalah
cabang ilmu Kimia yang berkaitan dengan interkonversi energi listrik dan
energi kimia. Menurut Mulyani & Hendrawan, (2014:113) elektrokimia
adalah bagian ilmu Kimia yang mempelajari hubungan antara reaksi
14

kimia dan aliran listrik. Menurut Haryono, (2019:108) elektrokimia


adalah ilmu yang mempelajari energi listrik dan reaksi kimia yang
menghasilkan arus listrik. Melalui ketiga pendapat ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa elektrokimia adalah cabang ilmu Kimia yang
mempelajari hubungan reaksi kimia dan aliran listrik yang menghasilkan
arus listrik. Contoh penerapan konsep elektrokimia dalam kehidupan
sehari-hari, seperti: aki, baterai, pemurnian logam, dan lain-lain.

Proses elektrokimia di dalamnya terdapat reaksi redoks (reduksi-


oksidasi). Elektron dalam reaksi redoks ditransfer dari suatu senyawa ke
senyawa lain. Reaksi yang berhubungan dengan aliran elektron
melibatkan lepas dan terima elektron. Reaksi redoks terbagi menjadi dua,
yaitu: reaksi redoks spontan dan tidak spontan. Reaksi redoks spontan
dapat menghasilkan arus listrik. Sementara itu, reaksi redoks nonspontan
dapat berlangsung dengan menambahkan energi listrik dari luar. Alat
yang digunakan untuk mengerjakan keduanya disebut sel elektrokimia.

Sel elektrokimia terdiri dari sepasang elektroda yang dicelupkan ke


dalam suatu lelehan atau larutan ion dan dihubungkan dengan
penghantar. Sel elektrokimia terbagi menjadi dua, yaitu: sel Volta (sel
Galvani) dan sel elektrolisis. Sel Volta adalah sel elektrokimia yang
dapat menghasilkan energi listrik yang disebabkan oleh reaksi redoks
spontan. Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia yang menyebabkan
reaksi redoks nonspontan menjadi spontan karena adanya energi listrik
dari luar (Mulyani & Hendrawan, 2014:113).

B. Penelitian Relevan

Beberapa penelitian relevan yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Bevo Wahono et.al. 2021. The Role of
Students’ Worldview on Decision-Making: An Indonesian Case Study by
a Socio Scientific Issue-Based Instruction Through Integrated STEM
Education. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pola perspektif yang
15

berbeda berdasarkan perspektif pandangan dunia pada keputusan awal


peserta didik. Selain itu, intervensi SSI berdasarkan instruksi terintegrasi
pendidikan STEM membuktikan signifikansi perubahan dinamika dalam
keputusan sains terakhir yang dibuat peserta didik;

2. Penelitian yang dilakukan oleh Siska et.al. 2020. Penerapan


Pembelajaran Berbasis Socio Scientific Issues untuk Meningkatkan
Kemampuan Argumentasi Ilmiah. Hasil penelitian menunjukan bahwa
terdapat peningkatan kemampuan argumentasi ilmiah peserta didik
dengan menggunakan strategi pembelajaran SSI.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Moh. Ismail Sholeh. 2018.


Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia Dasar Terintegrasi Socio-
Scientific Issue (SSI) dan Keislaman. Hasil penelitian menunjukan bahwa
modul pembelajaran Kimia Dasar yang dikembangkan dengan model
pembelajaran SSI valid dan layak untuk digunakan. Persentase respon
mahasiswa setelah penggunaan modul Kimia Dasar terintegrasi Socio-
Scientific Issue (SSI) dan keislaman sebesar 85% (sangat baik);

4. Penelitian yang dilakukan oleh Sofiana dan Teguh Wibowo. 2019.


Pengembangan Modul Kimia Socio-Scientific Issues (SSI) Materi Reaksi
Reduksi Oksidasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil penilaian
kualitas modul yang dilakukan oleh validator ahli materi diperoleh
sebesar 84,60% dengan kategori sangat valid dan respon peserta didik
sebesar 80,69%;

5. Penelitian yang dilakukan oleh Nurcan Tekin, Oktay Aslan and


Süleyman Yılmaz. 2020. Improving Pre-Service Science Teachers’
Content Knowledge and Argumentation Quality through Socio-Scientific
Issues-Based Modules: An Action Research Study. Hasil penelitian
menunjukan bahwa modul pembelajaran sains berbasis SSI
meningkatkan konten pengetahuan dan kualitas argumentasi juga
meningkat;
16

6. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Nurfadilah dan Joko Siswanto. 2020.
Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif pada Konsep Polimer dengan
Pendekatan STEAM Bermuatan ESD Siswa SMA Negeri 1 Bantarbolang.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pencapaian kemampuan berpikir
kreatif peserta didik sebesar 29,19 (36,5%) dan sikap kreatif peserta didik
sebesar 54,53 (74,56%).

7. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Syahril Harahap, Febriani


Hastini Nasution dan Nurhidayah Fithriyah Nasution. 2021. Efektivitas
Pendekatan Pembelajaran Science, Technology, Engineering and
Mathematic (STEM) Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan kemampuan
komunikasi matematis peserta didik yang diajarkan dengan pendekatan
pembelajaran STEAM dan konvensional.

8. Penelitian yang dilakukan oleh Anjar Putro Utomo et.al. 2020. The
Effectiveness of STEAM-Based Biotechnology Module Equipped with
Flash Animation for Biology Learning in High School. Hasil penelitian
menunjukan bahwa hasil validasi materi, media dan pengguna
mengindikasikan modul valid (89,85). Respon peserta didik untuk modul
minat, kejelasan presentasi, keatraktifan dan kegunaan hasil dalam
kategori sangat baik (81,2%);

9. Penelitian yang dilakukan oleh Hilya Wildana Sofia et.al. 2020. The
Validity and Effectivity of Learning Using STEAM Module with
Biotechnology Game. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata hasil
validasi dari materi, media dan pengguna adalah sangat valid (87,17);

10. Penelitian yang dilakukan oleh Anjar Putro Utomo et.al. 2017.
Development of Learning Material of Biotechnology Topic Based on
STEAM-LW Approach for Secondary School in Coastal Area. Hasil
penelitian menunjukan bahwa materi pembelajaran berbasis STEAM-LW
sudah sangat valid dengen skor 87,50% dan bisa digunakan dalam proses
pembelajaran secara langsung. Sedangkat tingkat keterbacaan dan angket
17

respon peserta didik menunjukkan peserta didik memberikan respon


positif masing-masing sebesar 86,61% dan 91,74%.

C. Kerangka Berpikir

Peserta didik pada era revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0 harus
memiliki beberapa kompetensi dan keterampilan. Menurut Simarmata et.al.,
(2020:31-32) kompetensi dan keterampilan yang harus dimiliki oleh peserta
didik, seperti: creativity, communication, collaboration, critical thinking skill
dan problem solving. Akan tetapi, banyak peserta didik yang belum dapat
mencapai kompetensi dan keterampilan tersebut. Hal ini menyebabkan
peserta didik akan kesulitan menghadapi persaingan di era revolusi industri
4.0 dan masyarakat 5.0. Diperlukan bahan ajar yang sesuai untuk mengatasi
permasalahan tersebut.

Bahan ajar seperti modul pembelajaran dapat menjadi solusi khususnya


mata pelajaran Kimia. Modul Kimia dengan model pembelajaran Socio
Science Isuue (SSI) terintegrasi STEAM pada materi Elektrokimia
diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dan keterampilan peserta didik.
Model pembelajaran SSI yang diterapkan dalam modul Kimia dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis terhadap isu di lingkungan sekitar.
Modul Kimia terintegrasi STEAM mampu menyelesaikan masalah pada
konsep ilmu pengetahuan dalam pembelajaran. Akan tetapi, hasil dari analisis
kebutuhan menyatakan hanya sebanyak 60% guru Kimia di berbagai instansi
pendidikan setingkat SMA/SMK/MA yang menggunakan modul Kimia yang
disusun dengan menggunakan model pembelajaran SSI terintegrasi STEAM.
Oleh karena itu, modul Kimia ini perlu dikembangkan agar dapat
memberikan manfaat bagi peserta didik dalam mengingkatkan kompetensi
dan keterampilan pada era revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0.
18

Gambar 2.1 Alur Kerangka Berpikir


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian pengembangan modul Kimia dengan model pembelajaran


Socio Scientific Issue (SSI) terintegrasi STEAM pada materi Elektrokimia
dilaksanakan pada 15 Februari 2022 – 7 Februari 2023. Uji coba terbatas
terhadap modul Kimia ini dilaksanakan di SMA Negeri 94 Jakarta.

B. Metode dan Desain Penelitian

Proses pengembangan modul Kimia ini menggunakan metode penelitian


Research and Development (R & D). Metode penelitian Research and
Development digunakan untuk mengembangkan produk baru (Winarni,
2018:248). Selain itu, proses pengembangan modul Kimia menggunakan
desain penelitian Define, Design and Development. Sebenarnya desain
penelitian ini meliputi empat tahapan, yaitu: Define, Design, Development
and Disseminate (4D) (Sholeh, 2018:40). Akan tetapi, proses pengembangan
modul Kimia ini sampai tahap Development (pengembangan). Tahap
Disseminate (penyebaran) tidak disertakan karena penelitian ini hanya fokus
untuk mengembangkan modul Kimia dan tidak disebarkan.

C. Prosedur Penelitian

Tahap prosedur penelitian dalam pengembangan modul Kimia ini, antara lain:

1. Tahap Define (pendefinisian), tahap pertama yang dilakukan dalam


penelitian ini, seperti:
a. Menganalisis kurikulum yang digunakan di sekolah;
b. Menganalisis materi yang akan digunakan;

2. Tahap Design (perancangan), tahap kedua yang dilakukan dalam


penelitian ini, seperti:

19
20

a. Menganalisis konsep;
b. Mengumpulkan sumber materi;
c. Menganalisis wacana pengembangan modul Kimia;
d. Memilih bentuk penyajian modul Kimia;
e. Menyusun lembar validasi;
f. Menyusun lembar kuesioner respon.

3. Tahap Development (pengembangan), tahap ketiga yang dilakukan dalam


penelitian ini, seperti:
a. Mengembangkan konten materi;
b. Melakukan validasi modul Kimia;
c. Merevisi modul Kimia;
d. Menguji coba modul Kimia secara terbatas;
e. Menganalisis data hasil penelitian yang diperoleh;
f. Menyimpulkan data hasil penelitian.
21

Gambar 3.2 Alur Prosedur Penelitian

D. Objek dan Subjek Penelitian

Objek penelitian ini, yaitu modul Kimia dengan model pembelajaran


Socio Science Issue (SSI) terintegrasi STEAM pada materi Elektrokimia.
Sementara itu, subjek penelitian ini, antara lain: dua validator materi, dua
validator media, satu guru Kimia dan tiga puluh sembilan peserta didik kelas
XII MIPA 2 SMA Negeri 94 Jakarta.
22

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:

1. Lembar Validasi

Lembar validasi terbagi menjadi dua, yaitu: lembar validasi materi


dan media. Lembar validasi ini menggunakan skala rating scale 4.
Lembar validasi yang sudah dirancang akan divalidasi terlebih dahulu
oleh dua validator ahli. Validasi terhadap lembar validasi ini
dilaksanakan pada Rabu, 14 Desember 2022 dan Jumat, 30 Desember
2022.

a. Lembar Validasi Materi

Lembar validasi materi digunakan untuk menilai buku kategori


nonfiksi dengan jenis pengayaan pengetahuan dan referensi (Pusat
Perbukuan, 2021). Lembar validasi materi ini diberikan kepada dua
validator ahli materi untuk memvalidasi modul Kimia ini dari segi
materi. Validasi materi terhadap modul Kimia ini dilaksanakan pada
Jumat, 23 Desember 2022 dan Selasa, 31 Januari 2023. Kisi-kisi
lembar validasi materi menurut Pusat Perbukuan, (2021) dipaparkan
pada Tabel 3.1, sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Validasi Materi


No. Indikator Kriteria
1 Legalitas Teks dan/atau gambar bebas plagiat langsung.
Teks dan/atau gambar dikutip dengan benar
dan tepat.
2 Norma Teks dan/atau gambar bebas dari salah satu
unsur berikut:
a. Bertentangan dengan unsur Pancasila;
b. Diskriminasi terhadap Suku, Agama, Ras
23

dan Antar golongan (SARA);


c. Pornografi;
d. Kekerasan;
e. Kebohongan;
f. Fitnah;
g. Ujaran kebencian.
3 Materi Materi mengandung kebenaran (SSI dan
STEAM).
Materi mendorong pikiran dan perasaan
pembaca (SSI).
Materi bersifat aktual (STEAM).
Materi bersifat kontekstual (SSI).
Materi dapat meluaskan wawasan dan
kecakapan abad ke-21 (STEAM).
4 Bahasa Ketepatan pemilihan (diksi) kata.
Penggunaan bahasa yang komunikatif dan
efektif.
5 Penyajian Penyajian teks dan/atau gambar sistematis dan
runtut (SSI dan STEAM).
Penyajian teks dan/atau gambar sesuai dengan
kemampuan membaca dan tingkat usia
pembaca (SSI dan STEAM).
Penyajian gambar relevan dan mendukung
kejelasan materi (SSI dan STEAM).
Penyajian menarik dan kreatif (STEAM).

b. Lembar Validasi Media

Lembar validasi media digunakan untuk menilai aspek desain


dan grafika pada jenis buku nonteks pelajaran (Pusat Perbukuan,
2021). Lembar validasi media diberikan kepada dua orang validator
24

ahli media untuk memvalidasi modul Kimia ini dari segi desain.
Validasi media terhadap modul Kimia ini dilaksanakan pada
Minggu, 8 Januari 2023 dan Senin, 30 Januari 2023. Kisi-kisi lembar
validasi media menurut Pusat Perbukuan, (2021) dipaparkan pada
Tabel 3.2, sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Validasi Media


No. Indikator Kriteria
1 Desain Penggunaan font (tipografi) tampak menonjol,
sampul mudah dibaca dan cocok.
modul Elemen lain, seperti: garis, ornament, warna,
bingkai, ikon atau gambar yang digunakan
pada sampul menggambarkan isi di dalam
modul.
Desain sampul senada dengan desain isi baik
dalam: tipografi, elemen garis dan pewarnaan.
Anatomi sampul modul tersusun secara
proporsional.
2 Desain isi Penggunaan font (tipografi) tidak lebih dari tiga
atau jenis dengan keterbacaan tinggi dan
halaman proporsional.
modul Gambar yang digunakan pada isi modul
relevan, konsisten dan membantu menjelaskan
isi modul.
Kualitas gambar jelas dan tajam.
Teks bebas dari baris tunggal widow (baris
pertama paragraf terpotong di akhir halaman)
atau orphan (baris terakhir paragraf tergantung
di halaman berikutnya) pada setiap halaman.
Pencantuman judul pelari (judul modul atau
25

bab pada bagian halaman modul) sudah tepat


pada halaman teks di bagian rekto (halaman
modul sebelah kanan, bernomor ganjil) dan
verso (halaman modul sebelah kiri, bernomor
genap).
Penggunaan warna pada isi modul baik: teks
maupun gambar mudah terbaca atau terlihat
dan sesuai dengan keterbacaan serta estetika.
3 Fisik Ukuran modul sesuai dengan peruntukannya
modul (ukuran modul: A4).
Kualitas hasil cetak modul rata dalam hal
penintaan, jelas dan presisi.
Pemilihan kertas cetak relevan dari segi
penggunaan dan kualitas (kertas cover: paper
art dan kertas isi: HVS).
Penjilidan modul kuat dan rapi (penjilidan
modul: jilid lem).

2. Lembar Kuesioner Respon

Lembar kuesioner respon terbagi menjadi dua, yaitu: lembar


kuesioner respon guru dan peserta didik. Lembar kuesioner respon ini
menggunakan skala rating scale 4. Lembar kuesioner respon yang sudah
dirancang akan divalidasi terlebih dahulu oleh dua validator ahli.
Validasi terhadap lembar kuesioner respon ini dilaksanakan pada Rabu,
14 Desember 2022 dan Jumat, 30 Desember 2022.

a. Lembar Kuesioner Respon Guru

Lembar kuesioner respon guru digunakan untuk mengetahui


respon guru Kimia terhadap modul Kimia. Lembar kuesioner respon
guru direspon oleh satu guru Kimia SMA Negeri 94 Jakarta. Respon
terhadap lembar kuesioner respon guru dilaksanakan pada Senin, 6
26

Februari 2023. Kisi-kisi lembar kuesioner respon guru menurut Pusat


Perbukuan, (2021) dipaparkan pada Tabel 3.3, sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Kuesioner Respon Guru


No. Indikator Kriteria
1 Legalitas Teks dan/atau gambar bebas plagiat langsung.
Teks dan/atau gambar dikutip dengan benar
dan tepat.
2 Norma Teks dan/atau gambar bebas dari salah satu
unsur berikut:
a. Bertentangan dengan unsur Pancasila;
b. Diskriminasi terhadap Suku, Agama, Ras
dan Antar golongan (SARA);
c. Pornografi;
d. Kekerasan;
e. Kebohongan;
f. Fitnah;
g. Ujaran kebencian.
3 Materi Materi mengandung unsur kebenaran (SSI dan
STEAM).
Materi mendorong pikiran dan perasaan
pembaca (SSI).
Materi bersifat aktual (STEAM).
Materi bersifat kontekstual (SSI).
Materi dapat meluaskan wawasan dan
kecakapan abad ke-21 (STEAM).
4 Bahasa Ketepatan pemilihan (diksi) kata.
Penggunaan bahasa yang komunikatif dan
efektif.
5 Penyajian Penyajian teks dan/atau gambar sistematis,
27

runtut (SSI dan STEAM).


Penyajian teks dan/atau gambar sesuai dengan
kemampuan membaca dan tingkat usia
pembaca (SSI dan STEAM).
Penyajian gambar relevan dan mendukung
kejelasan materi (SSI dan STEAM).
Penyajian menarik dan kreatif (STEAM).

b. Lembar Kuesioner Peserta Didik

Lembar kuesioner respon peserta didik digunakan untuk


mengetahui respon dari peserta didik terhadap modul Kimia. Lembar
kuesioner respon peserta didik direspon oleh tiga puluh sembilan
peserta didik kelas XII MIPA 2 SMA Negeri 94 Jakarta. Respon
terhadap lembar kuesioner respon peserta didik dilaksanakan pada
Selasa, 7 Februari 2023. Kisi-kisi lembar kuesioner respon peserta
didik menurut Pusat Perbukuan, (2021) dipaparkan pada Tabel 3.4,
sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Respon Peserta Didik


No. Indikator Kriteria
1 Materi Materi mengandung unsur kebenaran (SSI dan
STEAM)
Materi mendorong pikiran dan perasaan
pembaca (SSI)
Materi bersifat aktual (STEAM).
Materi bersifat kontekstual (SSI).
Materi dapat meluaskan wawasan dan
kecakapan abad ke-21 (STEAM).
2 Bahasa Ketepatan pemilihan (diksi) kata.
Penggunaan bahasa yang komunikatif dan
28

efektif.
3 Penyajian Penyajian teks dan/atau gambar sistematis dan
runtut (SSI dan STEAM).
Penyajian teks dan/atau gambar sesuai dengan
kemampuan membaca dan tingkat
perkembangan usia pembaca (SSI dan
STEAM).
Penyajian gambar relevan dan mendukung
kejelasan materi (SSI dan STEAM).
Penyajian menarik dan kreatif (STEAM).

F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini


menggunakan alat ukur berupa instrumen penelitian, seperti: lembar validasi
dan kuesioner respon. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
dipaparkan pada Tabel 3.5, sebagai berikut:

Tabel 3.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik Pengumpulan
No. Jenis Data Keterangan
Data
1 Validasi modul Lembar validasi Divalidasi oleh dua
Kimia validator ahli materi dan
dua validator ahli media
2 Respon guru Lembar kuesioner Direspon oleh satu guru
dan peserta respon Kimia dan tiga puluh
didik sembilan peserta didik
kelas XII MIPA 2 SMA
Negeri 94 Jakarta

G. Analisis Data Penelitian


29

Analisis data penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini, antara lain:

1. Analisis Data Hasil Penelitian

Analisis hasil penelitian yang didapatkan dalam penelitian ini, antara


lain:

a. Hasil Validasi

Hasil yang diperoleh dari lembar validasi yang telah dinilai oleh
validator ahli materi dan media akan dianalisis. Hasil validasi
tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat valid modul Kimia
dengan model pembelajaran Socio Science Issue (SSI) terintegrasi
STEAM pada materi Elektrokimia. Utomo et.al., (2017:123)
menjelaskan rumus yang digunakan untuk menghitung persentase
valid, yaitu:

Keterangan:
P : Persentase validasi (%)
: Skor dari validator
: Skor maksimal

Tabel 3.6 Kriteria Validasi


Persentase (%) Kriteria
Sangat valid, bisa digunakan tanpa
79,26 – 100
perbaikan
Valid, bisa digunakan dengan
59,26 – 79,25
sedikit peningkatan
39,26 – 59,25 Kurang valid untuk digunakan
19 – 39,25 Tidak valid, tidak bisa digunakan
30

b. Hasil Respon

Hasil yang diperoleh dari lembar kuesioner respon yang telah di


respon oleh guru Kimia dan peserta didik akan dianalisis. Hasil
respon tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat respon guru dan
peserta didik terhadap modul Kimia dengan model pembelajaran SSI
terintegrasi STEAM pada materi Elektrokimia. Utomo et.al.,
(2020:468) menjelaskan rumus yang digunakan untuk menghitung
persentase respon, yaitu:

Keterangan:
V : Persentase respon (%)
: Skor empiris responden
: Skor maksimal

Tabel 3.7 Kriteria Respon


Persentase (%) Kriteria
68 < skor ≤ 100 Sangat bagus
56 < skor ≤ 68 Bagus
44 < skor ≤ 56 Tidak bagus
32 < skor ≤ 44 Sangat tidak bagus

2. Analisis Data Penelitian


Analisis data penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Data
ini diperoleh dari: lembar validasi dan kuesioner respon. Data yang telah
diperoleh akan dianalisis dengan pendekatan kuantitatif menggunakan
rumus yang sudah ditetapkan. Setelah itu, data yang telah dianalisis akan
dicocokkan dengan kriteria yang sudah ditentukan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dihasilkan produk berupa


modul Kimia dengan model pembelajaran Socio Scientific Issue (SSI)
terintegrasi STEAM pada materi Elektrokimia. Produk tersebut
dikembangkan dengan menggunakan metode penelitian Research &
Development (R & D) dan desain penelitian Define, Design & Development.
Tahap Disseminate (penyebaran) tidak disertakan karena penelitian ini hanya
fokus untuk mengembangkan modul Kimia dan tidak disebarkan.

1. Tahap Define (Pendefinisian)

Tahap Define adalah tahap pertama dalam pengembangan modul


Kimia dengan model pembelajaran SSI terintegrasi STEAM. Tujuan
tahap Define untuk menetapkan dan menganalisis hal yang diperlukan
dalam pengembangan modul Kimia. Kegiatan yang dilakukan dalam
tahap Define, antara lain:

a. Menganalisis Kurikulum yang Digunakan di Sekolah

Kegiatan pertama pada tahap Define, yaitu menganalisis


kurikulum yang digunakan di sekolah. Kegiatan pertama ini
dilakukan dengan menganalisis Kompetensi Inti (KI). Hasil analisis
KI dipaparkan pada Tabel 4.1, sebagai berikut:

Tabel 4.1 Kompetensi Inti


Kompetensi Inti Rumusan
1. Sikap Spiritual Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya.
2. Sikap Sosial Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong,

31
32

kerja sama, toleran, damai), santun,


responsif dan proaktif sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Sikap Memahami, menerapkan, menganalisis dan
Pengetahuan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian
serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.

Sementara itu, peneliti juga menganalisis Kompetensi Dasar


(KD) dan mengembangkan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
berdasarkan hasil analisis KD. Hasil analisis KD dan pengembangan
IPK dipaparkan pada Tabel 4.2, sebagai berikut:
33

Tabel 4.2 Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1 Menyetarakan 3.1.1 Menyetarakan persamaan reaksi
persamaan redoks dengan metode setengah reaksi
reaksi redoks. atau metode ion elektron.
3.1.2 Menyetarakan persamaan reaksi
redoks dengan metode bilangan
oksidasi.
3.2 Menganalisis 3.2.1 Menganalisis proses yang terjadi
proses yang dalam Sel Volta.
terjadi dalam 3.2.2 Menganalisis kegunaan Sel Volta.
Sel Volta dan
menjelaskan
kegunaannya.
3.3 Menganalisis 3.3.1 Menganalisis faktor-faktor yang
faktor-faktor mempengaruhi terjadinya korosi.
yang 3.3.2 Menganalisis cara mengatasi korosi.
mempengaruhi
terjadinya
korosi dan cara
mengatasinya.
3.4 Menerapkan 3.4.1 Menganalisis proses yang terjadi
stoikiometri dalam Sel Elektrolisis.
reaksi redoks 3.4.2 Menganalisis kegunaan Sel
dan Hukum Elektrolisis.
Faraday untuk 3.4.3 Menerapkan stoikiometri reaksi
menghitung redoks dan Hukum I Faraday untuk
besaran-besaran menghitung besaran-besaran yang
yang terkait Sel terkait Sel Elektrolisis.
Elektrolisis. 3.4.4 Menerapkan stoikiometri reaksi
34

redoks dan Hukum II Faraday untuk


menghitung besaran-besaran yang
terkait Sel Elektrolisis.

Dengan demikian, kegiatan pertama pada tahap Define menghasilkan


analisis kurikulum yang digunakan di sekolah berupa: hasil analisis
KI, KD dan mengembangkan IPK berdasarkan hasil analisis KD.

b. Menganalisis Materi yang akan Digunakan

Kegiatan kedua pada tahap Define, yaitu menganalisis materi


yang akan digunakan. Materi Elektrokimia yang diajarkan di kelas
XII MIPA pada Semester Ganjil akan menjadi tema dalam
pengembangan modul Kimia ini. Materi Elektrokimia terbagi
menjadi beberapa judul materi, yaitu: Penyetaraan Persamaan Reaksi
Redoks, Sel Volta, Korosi dan Sel Elektrolisis. Beberapa judul
materi tersebut sesuai dengan hasil analisis KD. Dengan demikian,
kegiatan kedua pada tahap Define menghasilkan analisis materi yang
akan digunakan berupa materi Elektrokimia.

2. Tahap Design (Perancangan)

Tahap Design adalah tahap kedua dalam pengembangan modul


Kimia dengan model pembelajaran SSI terintegrasi STEAM. Tujuan
tahap Design untuk merancang dan mempersiapkan hal yang diperlukan
dalam pengembangan modul Kimia. Kegiatan yang dilakukan dalam
tahap Design, antara lain:

a. Menganalisis Konsep

Kegiatan pertama pada tahap Design, yaitu menganalisis


konsep. Analisis konsep diperlukan untuk menentukan konsep yang
akan dikembangkan dalam pengembangan modul Kimia. Hal yang
perlu dianalisis dalam analisis konsep, seperti: label, definisi, jenis,
atribut, posisi, contoh dan noncontoh. Hasil analisis konsep secara
35

lengkap dipaparkan pada Lampiran 2. Sementara itu, hasil analisis


konsep secara singkat dipaparkan pada Tabel 4.3, sebagai berikut:

Tabel 4.3 Analisis Konsep


No. Label Definisi Jenis Contoh
1 Elektrokimia Elektrokimia: Konsep -
tersusun atas konkret
dua elektroda
(anoda dan
katoda) yang
dicelupkan
dalam larutan
elekrolit.
2 Penyetaraan Penyetaraan Konsep Buah apel
Persamaan Persamaan berdasarkan yang
Reaksi Reaksi prinsip teroksidasi
Redoks Redoks: reaksi
serah terima
elektron yang
disertai
perubahan
bilangan
oksidasi dari
atom-atom
dalam reaksi
tersebut.
3 Sel Volta Sel Volta: Konsep Aki
tersusun atas konkret (accumulator)
elektroda
logam yang
36

dicelupkan
dalam larutan
elektrolit,
sehingga
dapat
mengubah
energi kimia
menjadi
energi listrik
akibat reaksi
redoks
spontan.
4 Korosi Korosi: Konsep Korosi pada
peristiwa yang rantai besi
terbentuknya menyatakan
oksida logam nama
akibat reaksi konsep
oksidasi dari
logam
tersebut.
5 Sel Sel Konsep Tradisi
Elektrolisis elektrolisis: konkret membersihkan
suatu sel keris dengan
Elektrokimia menggunakan
mengubah arsenik (As)
energi listrik
menjadi
energi kimia
dan
menghasilkan
37

reaksi redoks.

Dengan demikian, kegiatan pertama pada tahap Design


menghasilkan analisis konsep berupa: label, definisi, jenis, atribut,
posisi, contoh dan noncontoh.

b. Mengumpulkan Sumber Materi

Kegiatan kedua pada tahap Design, yaitu mengumpulkan


sumber materi. Modul Kimia ini menggunakan dua jenis sumber
materi, yaitu: sumber materi utama dan pendukung.

Sumber materi utama yang digunakan berasal dari buku Kimia


Dasar dan Kimia Fisika. Sumber materi utama tersebut digunakan
karena terdapat materi Elektrokimia yang dibutuhkan dalam
pengembangan modul Kimia ini. Hasil pengumpulan sumber materi
utama dipaparkan pada Tabel 4.4, sebagai berikut:

Tabel 4.4 Sumber Materi Utama


No. Sumber Materi Utama
1 Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
2 Mulyani, Sri., dan Hendrawan. 2014. Kimia Fisika II.
Bandung: UPI Press.
3 Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan
Modern Jilid 3. Jakarta: Penerbit Erlangga.
4 Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: Penerbit ITB.

Sementara itu, sumber materi pendukung berasal dari buku


Kimia, artikel dan internet. Sumber materi pendukung tersebut
digunakan karena terdapat beberapa materi tambahan, contoh dan
latihan soal yang berkaitan dengan materi Elektrokimia. Hasil
38

pengumpulan sumber materi pendukung dipaparkan pada Tabel 4.5,


sebagai berikut:

Tabel 4.5 Sumber Materi Pendukung


No. Sumber Materi Pendukung
1 Demasta, Evan Kaka, Ahmad Ni’matullah Al-Baarri dan
Anang Mohamad Legowo. 2020. Studi Perubahan
Warna pada Buah Apel (Malus domestica Borkh.)
dengan Perlakukan Asam Hipoiodus (HIO). Jurnal
Teknologi Pangan. 4(2), 145–152.
Maharani, Safira. 2019. “Tips Menjaga Kesegaran Apel
2 yang Sudah Dikupas.” KumparanFood, (Online),
(https://kumparan.com/kumparanfood/tips-menjaga-
kesegaran-apel-yang-sudah-dikupas-1s1wPEjEMYF
diakses 16 Desember 2022).
3 Priyambodo, Erfan et.al. 2016. Buku Siswa Kimia untuk
SMA/MA Kelas XII. Klaten: Intan Prawira.
4 Priyanto. 2010. Konservasi Koleksi Keris Museum Pusaka
Taman Mini Indonesia Indah. Jakarta: Museum
Nasional Indonesia.
5 Rukim, Urip. 2018. “Pembahasan Soal UN Kimia Tahun
2018 (Nomor 31-40).” Urip.info, (Online),
(https://www.urip.info/2018/11/pembahasan-soal-un-
kimia-tahun-2018_4.html?m=1 diakses 24 September
2022).
6 Sudarmo, Unggul. 2013. Kimia untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
7 Sudarmo, Unggul. 2013. Kimia untuk SMA/MA Kelas XII.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
39

Dengan demikian, kegiatan kedua pada tahap Design menghasilkan


kumpulan sumber materi berupa: sumber materi utama dan
pendukung.

c. Menganalisis Wacana Pengembangan Modul Kimia

Kegiatan ketiga pada tahap Design, yaitu menganalisis wacana


pengembangan modul Kimia. Hal yang perlu dianalisis dalam
wacana pengembangan modul Kimia, seperti: wacana modul,
tahapan dan contoh SSI serta STEAM pada materi Elektrokimia.
Hasil analisis wacana pengembangan modul Kimia secara lengkap
dipaparkan pada Lampiran 3. Sementara itu, hasil analisis wacana
pengembangan modul Kimia secara singkat dipaparkan pada Tabel
4.6, sebagai berikut:

Tabel 4.6 Contoh SSI dan STEAM dalam Modul Kimia


No. Contoh SSI Contoh STEAM
1 Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks
Buah apel yang teroksidasi  Science: materi
mengalami perubahan Penyetaraan Persamaan
warna menjadi kecokelatan. Reaksi Redoks;
 Technology: alat untuk
mencegah oksidasi pada
buah-buahan;
 Engineering: cara alat
untuk mencegah oksidasi
pada buah buah-buahan;
 Art: gambar reaksi
oksidasi pada buah apel;
 Mathematic: cara
Penyetaraan Persamaan
Reaksi Redoks.
40

2 Sel Volta
Aki.  Science: materi Sel Volta;
 Technology: aki;
 Engineering: cara mengisi
ulang aki;
 Art: gambar rangkaian
Aki;
 Mathematic: menghitung
Potensial Sel.
3 Korosi
Korosi pada rantai besi.  Science: materi Korosi;
 Technology: alat untuk
mencegah atau
menghilangkan korosi;
 Engineering: cara alat
untuk mencegah korosi;
 Art: gambar mekanisme
terjadinya korosi pada
logam besi.
4 Sel Elektrolisis
Tradisi membersihkan keris  Science: materi Sel
dengan menggunakan Elektrolisis;
arsenik (As).  Technology: pelapisan
logam pada tradisi
pembersihan keris;
 Engineering: cara kerja
pelapisan logam pada
tradisi pembersihan keris;
 Art: gambar rangkaian
pelapisan logam
41

(electroplating) pada
tradisi pembersihan keris;
 Mathematic: Hukum I dan
II Faraday

Dengan demikian, kegiatan ketiga pada tahap Design menghasilkan


analisis wacana pengembangan modul Kimia berupa: wacana modul,
tahapan dan contoh SSI serta STEAM pada materi Elektrokimia.

d. Memilih Bentuk Penyajian Modul Kimia

Kegiatan keempat pada tahap Design, yaitu memilih bentuk


penyajian modul Kimia. Pengembangan modul Kimia disusun oleh:
Mukhamad Fikri Bahtiar, Evi Sapinatul Bahriah, M.Pd. dan Dr. Hj.
Siti Suryaningsih, M.Si. Penyajian modul Kimia menggunakan
beberapa aplikasi, seperti: Microsoft Word Office 2019 dan Canva.
Pemilihan bentuk penyajian modul Kimia dibagi menjadi dua, yaitu:
pemilihan format dan bagian penyajian.

Modul Kimia ini memiliki beberapa format penyajian, seperti:


font, font size, line & paragraph spacing, margins, orientation dan
size. Hasil pemilihan bentuk penyajian modul Kimia berupa format
penyajian dipaparkan pada Tabel 4.7, sebagai berikut:

Tabel 4.7 Format Penyajian Modul Kimia


No. Format Keterangan
1 Font
a. Sampul Depan Libre Baskerville dan Raleway
b. Sampul Belakang Libre Baskerville dan Oregano
c. Judul Comic Sans MS
d. Subjudul Comic Sans MS
e. Utama Comic Sans MS
42

f. Gambar Comic Sans MS


g. Tabel Comic Sans MS
h. Sumber Comic Sans MS
i. Footer Comic Sans MS
2 Font Size
a. Sampul Depan  Libre Baskerville = 104 & 32
 Raleway = 21, 36 & 176
b. Sampul Belakang  Libre Baskerville = 104 & 32
 Oregano = 48
c. Judul 12 & 16
d. Subjudul 12
e. Utama 11, 10 & 9
f. Gambar 9
g. Tabel 11
h. Sumber 7
i. Footer 10
3 Line & Paragraph 1.15
Spacing
4 Margins Mirrored:
 Top = 2.54 cm
 Inside = 3.18 cm
 Bottom = 2.54 cm
 Outside = 2.54 cm
5 Orientation Portrait
6 Size A4 = 21 cm × 29.7 cm

Sementara itu, modul Kimia ini ditetapkan memiliki tiga bagian


penyajian, yaitu: bagian awal, isi dan penutup. Hasil pemilihan
bentuk penyajian modul Kimia berupa bagian penyajian dipaparkan
pada Tabel 4.8, sebagai berikut:
43
44

Tabel 4.8 Bagian Modul Kimia


No. Bagian Subbagian
1 Awal  Sampul modul;
 Lembar identitas;
 Kata pengantar;
 Daftar isi;
 Daftar gambar;
 Daftar tabel;
 Kompetensi Inti (KI), Kompetensi
Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK).
2 Isi  Pendahuluan;
 Socio Scientific Issue (SSI) dan
Science, Technology, Engineering, Art
& Mathematic (STEAM);
 Kegiatan pembelajaran I: Penyetaraan
Persamaan Reaksi Redoks;
 Kegiatan pembelajaran II: Sel Volta;
 Kegiatan pembelajaran III: Korosi;
 Kegiatan pembelajaran IV: Sel
Elektrolisis;
 Contoh soal;
 Latihan soal;
 Rangkuman;
 Uji kompetensi.
3 Penutup  Daftar pustaka;
 Glosarium;
 Indeks;
 Kunci jawaban uji kompetensi;
 Biografi penulis.
45

Dengan demikian, kegiatan keempat pada tahap Design


menghasilkan pilihan bentuk penyajian modul Kimia berupa: format
dan bagian penyajian.

e. Menyusun Lembar Validasi

Kegiatan kelima pada tahap Design, yaitu menyusun lembar


validasi. Berdasarkan jenis, lembar validasi terbagi menjadi dua,
yaitu: lembar validasi materi dan media.

Lembar validasi materi digunakan sebagai lembar untuk


memvalidasi materi dalam modul Kimia. Kisi-kisi lembar validasi
materi disusun berdasarkan Pusat Perbukuan, (2021). Hasil
penyusunan lembar validasi materi dipaparkan pada Tabel 4.9,
sebagai berikut:

Tabel 4.9 Kisi-Kisi Lembar Validasi Materi


No. Indikator Kriteria
1 Legalitas Teks dan/atau gambar bebas plagiat langsung.
Teks dan/atau gambar dikutip dengan benar dan
tepat.
2 Norma Teks dan/atau gambar bebas dari salah satu
unsur berikut:
a. Bertentangan dengan unsur Pancasila;
b. Diskriminasi terhadap Suku, Agama, Ras
dan Antar golongan (SARA);
c. Pornografi;
d. Kekerasan;
e. Kebohongan;
f. Fitnah;
g. Ujaran kebencian.
3 Materi Materi mengandung kebenaran (SSI dan
STEAM).
46

Materi mendorong pikiran dan perasaan


pembaca (SSI).
Materi bersifat aktual (STEAM).
Materi bersifat kontekstual (SSI).
Materi dapat meluaskan wawasan dan
kecakapan abad ke-21 (STEAM).
4 Bahasa Ketepatan pemilihan (diksi) kata.
Penggunaan bahasa yang komunikatif dan
efektif.
5 Penyajian Penyajian teks dan/atau gambar sistematis dan
runtut (SSI dan STEAM).
Penyajian teks dan/atau gambar sesuai dengan
kemampuan membaca dan tingkat usia pembaca
(SSI dan STEAM).
Penyajian gambar relevan dan mendukung
kejelasan materi (SSI dan STEAM).
Penyajian menarik dan kreatif (STEAM).

Sementara itu, lembar validasi media digunakan sebagai lembar


untuk memvalidasi media berupa modul Kimia. Kisi-kisi lembar
validasi media disusun berdasarkan Pusat Perbukuan, (2021). Hasil
penyusunan lembar validasi media dipaparkan pada Tabel 4.10,
sebagai berikut:

Tabel 4.10 Kisi-Kisi Lembar Validasi Media


No. Indikator Kriteria
1 Desain Penggunaan font (tipografi) tampak menonjol,
sampul mudah dibaca dan cocok.
modul Elemen lain, seperti: garis, ornament, warna,
bingkai, ikon atau gambar yang digunakan pada
47

sampul menggambarkan isi di dalam modul.


Desain sampul senada dengan desain isi baik
dalam: tipografi, elemen garis dan pewarnaan.
Anatomi sampul modul tersusun secara
proporsional.
2 Desain isi Penggunaan font (tipografi) tidak lebih dari tiga
atau jenis dengan keterbacaan tinggi dan
halaman proporsional.
modul Gambar yang digunakan pada isi modul relevan,
konsisten dan membantu menjelaskan isi modul.
Kualitas gambar jelas dan tajam.
Teks bebas dari baris tunggal widow (baris
pertama paragraf terpotong di akhir halaman)
atau orphan (baris terakhir paragraf tergantung
di halaman berikutnya) pada setiap halaman.
Pencantuman judul pelari (judul modul atau bab
pada bagian halaman modul) sudah tepat pada
halaman teks di bagian rekto (halaman modul
sebelah kanan, bernomor ganjil) dan verso
(halaman modul sebelah kiri, bernomor genap).
Penggunaan warna pada isi modul baik: teks
maupun gambar mudah terbaca atau terlihat dan
sesuai dengan keterbacaan serta estetika.
3 Fisik Ukuran modul sesuai dengan peruntukannya
modul (ukuran modul: A4).
Kualitas hasil cetak modul rata dalam hal
penintaan, jelas dan presisi.
Pemilihan kertas cetak relevan dari segi
penggunaan dan kualitas (kertas cover: paper
art dan kertas isi: HVS).
48

Penjilidan modul kuat dan rapi (penjilidan


modul: jilid lem).

Lembar validasi yang sudah dirancang akan divalidasi terlebih


dahulu oleh dua validator ahli. Validasi pada lembar validasi
dilaksanakan pada Rabu, 14 Desember 2022 dan Jumat, 30
Desember 2022. Hasil validasi dari kedua validator ahli menyatakan
bahwa hasilnya valid dan bisa digunakan dalam penelitian. Dengan
demikian, kegiatan kelima pada tahap Design menghasilkan susunan
lembar validasi berupa: lembar validasi materi dan media.

f. Menyusun Lembar Kuesioner Respon

Kegiatan keenam pada tahap Design, yaitu menyusun lembar


kuesioner respon. Berdasarkan subjek yang merespon, lembar
kuesioner respon terbagi menjadi dua, yaitu: lembar kuesioner
respon guru dan peserta didik.

Lembar kuesioner respon guru digunakan sebagai lembar untuk


menilai respon guru terhadap modul Kimia. Kisi-kisi lembar
kuesioner respon guru disusun berdasarkan Pusat Perbukuan, (2021).
Hasil penyusunan lembar kuesioner respon guru terhadap modul
Kimia dipaparkan pada Tabel 4.11, sebagai berikut:

Tabel 4.11 Kisi-Kisi Lembar Kuesioner Respon Guru


No. Indikator Kriteria
1 Legalitas Teks dan/atau gambar bebas plagiat langsung.
Teks dan/atau gambar dikutip dengan benar dan
tepat.
2 Norma Teks dan/atau gambar bebas dari salah satu
unsur berikut:
a. Bertentangan dengan unsur Pancasila;
b. Diskriminasi terhadap Suku, Agama, Ras
49

dan Antar golongan (SARA);


c. Pornografi;
d. Kekerasan;
e. Kebohongan;
f. Fitnah;
g. Ujaran kebencian.
3 Materi Materi mengandung unsur kebenaran (SSI dan
STEAM).
Materi mendorong pikiran dan perasaan
pembaca (SSI).
Materi bersifat aktual (STEAM).
Materi bersifat kontekstual (SSI).
Materi dapat meluaskan wawasan dan
kecakapan abad ke-21 (STEAM).
4 Bahasa Ketepatan pemilihan (diksi) kata.
Penggunaan bahasa yang komunikatif dan
efektif.
5 Penyajian Penyajian teks dan/atau gambar sistematis,
runtut (SSI dan STEAM).
Penyajian teks dan/atau gambar sesuai dengan
kemampuan membaca dan tingkat usia pembaca
(SSI dan STEAM).
Penyajian gambar relevan dan mendukung
kejelasan materi (SSI dan STEAM).
Penyajian menarik dan kreatif (STEAM).

Sementara itu, lembar kuesioner respon peserta didik digunakan


sebagai lembar untuk menilai respon peserta didik terhadap modul
Kimia. Kisi-kisi lembar kuesioner respon peserta didik disusun
berdasarkan Pusat Perbukuan, (2021). Hasil penyusunan lembar
50

kuesioner respon peserta didik terhadap modul Kimia dipaparkan


pada Tabel 4.12, sebagai berikut:

Tabel 4.12 Kisi-Kisi Lembar Kuesioner Respon Peserta Didik


No. Indikator Kriteria
1 Materi Materi mengandung unsur kebenaran (SSI dan
STEAM)
Materi mendorong pikiran dan perasaan
pembaca (SSI)
Materi bersifat aktual (STEAM).
Materi bersifat kontekstual (SSI).
Materi dapat meluaskan wawasan dan
kecakapan abad ke-21 (STEAM).
2 Bahasa Ketepatan pemilihan (diksi) kata.
Penggunaan bahasa yang komunikatif dan
efektif.
3 Penyajian Penyajian teks dan/atau gambar sistematis dan
runtut (SSI dan STEAM).
Penyajian teks dan/atau gambar sesuai dengan
kemampuan membaca dan tingkat
perkembangan usia pembaca (SSI dan
STEAM).
Penyajian gambar relevan dan mendukung
kejelasan materi (SSI dan STEAM).
Penyajian menarik dan kreatif (STEAM).

Lembar kuesioner respon yang sudah dirancang akan divalidasi


terlebih dahulu oleh dua validator ahli. Validasi pada lembar
kuesioner respon guru dan peserta didik dilaksanakan pada Rabu, 14
Desember 2022 dan Jumat, 30 Desember 2022. Hasil validasi dari
kedua validator ahli terhadap lembar kuesioner respon menyatakan
51

bahwa hasilnya valid dan bisa digunakan dalam uji coba terbatas.
Dengan demikian, kegiatan keenam pada tahap Design
menghasilkan susunan lembar kuesioner berupa: lembar kuesioner
respon guru dan peserta didik.

3. Tahap Development (Pengembangan)

Tahap Development adalah tahap ketiga dalam pengembangan


modul Kimia dengan model pembelajaran SSI terintegrasi STEAM.
Tujuan tahap Development untuk mengembangkan dan menyusun hal
yang diperlukan dalam pengembangan modul Kimia. Kegiatan yang
dilakukan dalam tahap Development, antara lain:

a. Mengembangkan Konten Materi

Kegiatan pertama pada tahap Development, yaitu


mengembangkan konten materi. Judul materi Elektrokimia
dikembangkan menjadi beberapa subjudul materi. Hasil
pengembangan konten materi dipaparkan pada Tabel 4.13, sebagai
berikut:

Tabel 4.13 Konten Materi


No. Judul Materi Subjudul Materi
1 Penyetaraan Persamaan a. Pengertian Penyetaraan
Reaksi Redoks Persamaan Reaksi Redoks
b. Cara Penyetaraan Persamaan
Reaksi Redoks
2 Sel Volta a. Pengertian Sel Volta
b. Notasi atau Diagram Sel
c. Potensial Elektrodra Standar
(E°)
d. Potensial Sel (E°sel)
e. Kegunaan Sel Volta
52

3 Korosi a. Pengertian Korosi


b. Faktor yang Mempengaruhi
Korosi
c. Cara Mengatasi Korosi
4 Sel Elektrolisis a. Pengertian Sel Elektrolisis
b. Hukum I Faraday
c. Hukum II Faraday
d. Kegunaan Sel Elektrolisis

Dengan demikian, kegiatan pertama pada tahap Development


menghasilkan pengembangan konten materi berupa subjudul materi
Elektrokimia.

b. Melakukan Validasi Modul Kimia

Kegiatan kedua pada tahap Development, yaitu melakukan


validasi modul Kimia. Modul Kimia ini akan divalidasi oleh: dua
validator ahli materi dan dua validator ahli media.

Validasi materi dalam modul Kimia dilaksanakan di Universitas


Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada Jumat, 23 Desember
2022 dan Selasa, 31 Januari 2023. Terdapat lima kriteria yang dinilai
oleh validator ahli materi, yaitu: legalitas, norma, materi, bahasa dan
penyajian. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase
validasi materi dalam modul Kimia berdasarkan Utomo et.al.,
(2017:123). Hasil validasi materi dalam modul Kimia dipaparkan
pada Tabel 4.14, sebagai berikut:
53

Tabel 4.14 Hasil Validasi Materi


Skor Skor Persentase
Validator Ahli Materi Validator Maksimal Validasi
( ) ( ) [ ( )]
Validator Ahli Materi I 53 94,6
56
Validator Ahli Materi II 46 82,1
Rata-rata Persentase Validasi ( ̅ ) 88,4

Sementara itu, validasi media berupa modul Kimia dilaksanakan


pada Minggu, 8 Januari 2023 dan Senin, 30 Januari 2023. Terdapat
tiga kriteria yang dinilai oleh validator ahli media, yaitu: desain
sampul, desain isi/halaman dan fisik modul. Rumus yang digunakan
untuk menghitung persentase validasi media berupa modul Kimia
berdasarkan Utomo et.al., (2017:123). Hasil validasi media berupa
modul Kimia dipaparkan pada Tabel 4.15, sebagai berikut:

Tabel 4.15 Hasil Validasi Media


Skor Skor Persentase
Validator Ahli Media Validator Maksimal Validasi
( ) ( ) [ ( )]
Validator Ahli Media I 46 82,1
56
Validator Ahli Media II 52 92,9
Rata-rata Persentase Validasi ( ̅ ) 87,5

Dengan demikian, kegiatan kedua pada tahap Development


menghasilkan validasi modul Kimia berupa: hasil validasi materi
dalam modul Kimia didapatkan rata-rata persentase sebesar 88,4%
dan hasil validasi media berupa modul Kimia didapatkan rata-rata
persentase sebesar 87,5%.
54

c. Merevisi Modul Kimia

Kegiatan ketiga pada tahap Development, yaitu merevisi modul


Kimia. Revisi modul Kimia diperlukan untuk memperbaiki modul
Kimia dari segi: materi dan desain pada modul Kimia. Hasil revisi
modul Kimia dipaparkan pada Tabel 4.16, sebagai berikut:

Tabel 4.16 Revisi Modul Kimia


No. Perevisi Revisi
1 Dosen Pembimbing I  Letak nama tim penyusun
digeser ke tengah agar lebih
terlihat;
 Soal ditambahkan aspek SSI
agar terdapat soal kontekstual
di dalam modul Kimia.
2 Dosen Pembimbing II  Desain halaman di header dan
footer ditambahkan hiasan;
 Halaman Tujuan Pembelajaran
dan Peta Konsep ditambahkan
hiasan yang berkaitan dengan
Kimia;
 Wujud zat dalam persamaan
reaksi ditulis secara subscript;
 Aspek SSI dan STEAM
dibuatkan dalam bentuk daftar
untuk mempermudah pembaca
mengetahui aspek SSI dan
STEAM di dalam modul
Kimia.
3 Validator Ahli Materi I  Kalimat ditambahkan aspek
Mathematic untuk menambah
55

aspek STEAM di dalam


modul Kimia.
4 Validator Ahli Materi II  Dilarang menggunakan
gambar dari Blog dan gunakan
gambar yang termasuk
creative commons.
5 Validator Ahli Media II  Subjudul ditempatkan pada
posisi yang tepat.

Dengan demikian, kegiatan ketiga pada tahap Development


menghasilkan revisi modul Kimia berupa: materi dan desain pada
modul Kimia.

d. Menguji Coba Modul Kimia secara Terbatas

Kegiatan keempat pada tahap Development, yaitu menguji coba


modul Kimia secara terbatas. Uji coba terbatas terhadap modul
Kimia dilaksanakan di ruang guru dan kelas XII MIPA 2 SMA
Negeri 94 Jakarta pada Senin, 6 Februari 2023 dan Selasa, 7 Februari
2023. Subjek dalam uji coba terbatas terhadap modul Kimia, yaitu:
satu guru Kimia dan tiga puluh sembilan peserta didik kelas XII
MIPA 2.

Respon guru Kimia terhadap modul Kimia dilaksanakan di


ruang guru SMA Negeri 94 Jakarta pada Senin, 6 Februari 2023.
Terdapat lima kriteria yang dinilai oleh guru Kimia, yaitu: legalitas,
norma, materi, bahasa dan penyajian. Rumus yang digunakan untuk
menghitung persentase respon guru berdasarkan Utomo et.al.,
(2020:468). Hasil respon guru terhadap modul Kimia dipaparkan
pada Tabel 4.17, sebagai berikut:
56

Tabel 4.17 Hasil Kuesioner Respon Guru


Skor Empiris Skor Maksmial Persentase
Guru
( ) ( ) Respon [ ( )]
Guru
54 56 96,4
Kimia I

Respon peserta didik terhadap modul Kimia direspon oleh tiga


puluh sembilan peserta didik kelas XII MIPA 2 SMA Negeri 94
Jakarta pada Selasa, 7 Februari 2023. Lembar kuesioner respon
peserta didik disajikan menggunakan aplikasi Google Forms.
Terdapat lima kriteria yang dinilai oleh peserta didik, yaitu: legalitas,
norma dan materi. Rumus yang digunakan untuk menghitung
persentase respon peserta didik berdasarkan Utomo et.al.,
(2020:468). Hasil respon peserta didik terhadap modul Kimia
dipaparkan pada Tabel 4.18, sebagai berikut:

Tabel 4.18 Hasil Kuesioner Respon Peserta Didik


Persentase Persentase Rata-rata
Maksimal Respon Minimal Respon Persentase Respon
[ ( )] [ ( )] [̅ ( )]
100 56,8 84,5

Dengan demikian, kegiatan keempat pada tahap Development


menghasilkan uji coba modul Kimia secara terbatas berupa: hasil
kuesioner respon guru terhadap modul Kimia didapatkan persentase
sebesar 96,4% dan peserta didik terhadap modul Kimia didapatkan
rata-rata persentase sebesar 84,5%.
57

B. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan beberapa hasil


penelitian, seperti: modul Kimia dengan model pembelajaran Socio Scientific
Issue (SSI) terintegrasi STEAM pada materi Elektrokimia, persentase validasi
materi dan media berupa modul Kimia serta persentase respon guru dan
peserta didik terhadap modul Kimia. Hasil penelitian tersebut setelah
dianalisis akan dibahas dan disimpulkan.

1. Tahap Define (Pendefinisian)

Tahap Define adalah tahap pertama dalam pengembangan modul


Kimia dengan model pembelajaran SSI terintegrasi STEAM. Tujuan
tahap Define untuk menetapkan dan menganalisis hal yang diperlukan
dalam pengembangan modul Kimia. Kegiatan yang dilakukan dalam
tahap Define, antara lain:

a. Menganalisis Kurikulum yang Digunakan

Kegiatan pertama pada tahap Define, yaitu menganalisis


kurikulum yang digunakan. Kegiatan pertama ini dilakukan dengan
menganalisis: Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD) dan
mengembangkan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK).

KI yang diterapkan untuk pengembangan modul Kimia, antara


lain: sikap spiritual (KI 1), sosial (KI 2) dan pengetahuan (KI 3).
Sikap keterampilan (KI 4) tidak disertakan karena modul Kimia ini
hanya fokus pada aspek pengetahuan saja. KD dan IPK yang
diterapkan untuk pengembangan modul Kimia, antara lain:

1) KD 3.1 dan IPK 3.1.1 – 3.1.2 berisi materi Penyetaraan


Persamaan Reaksi Redoks;
2) KD 3.2 dan IPK 3.2.1 – 3.2.2 berisi materi Sel Volta;
3) KD 3.3 dan IPK 3.3.1 – 3.3.2 berisi materi Korosi;
4) KD 3.4 dan IPK 3.4.1 – 3.4.2 berisi materi Sel elektrolisis.
58

b. Menganalisis Materi yang akan Digunakan

Kegiatan kedua pada tahap Define, yaitu menganalisis materi


yang akan digunakan. Materi Elektrokimia yang diajarkan di kelas
XII MIPA Semester Ganjil akan menjadi topik dalam pengembangan
modul Kimia ini. Alasan pemilihan materi Elektrokimia pada
pengembangan modul Kimia ini karena masih kurangnya modul
Kimia yang membahas isu materi ini dalam kehidupan sehari-hari
dan tidak dijelaskan secara kontekstual. Alasan ini serupa dengan
hasil survei Sofiana & Wibowo, (2019:95) bahwa 48,2% peserta
didik menyatakan materi Reaksi Reduksi dan Oksidasi
(Elektrokimia) yang dipelajari tidak membahas isu dalam keseharian
peserta didik. Materi Elektrokimia terbagi menjadi beberapa judul
materi yang sesuai dengan hasil analisis KD, seperti: Penyetaraan
Persamaan Reaksi Redoks, Sel Volta, Korosi dan Sel Elektrolisis.

2. Tahap Design (Perancangan)

Tahap Design adalah tahap kedua dalam pengembangan modul


Kimia dengan model pembelajaran SSI terintegrasi STEAM. Tujuan
tahap Design untuk merancang dan mempersiapkan hal yang diperlukan
dalam pengembangan modul Kimia. Kegiatan yang dilakukan dalam
tahap Design, antara lain:

a. Menganalisis Konsep

Kegiatan pertama pada tahap Design, yaitu menganalisis


konsep. Analisis konsep diperlukan untuk menentukan konsep yang
akan dikembangkan dalam pengembangan modul Kimia. Hal yang
perlu diidentifikasi dalam menganalisis konsep, seperti: label,
definisi, jenis, atribut, posisi, contoh dan noncontoh.

Label dalam analisis konsep adalah nama dari konsep yang akan
dianalisis. Label dalam analisis konsep pada pengembangan modul
59

Kimia, antara lain: Elektrokimia, Penyetaraan Persamaan Reaksi


Redoks, Sel Volta, Korosi dan Sel Elektrolisis.

Definisi dalam analisis konsep diharapkan dapat dipahami oleh


peserta didik. Definisi dalam analisis konsep pada pengembangan
modul Kimia, antara lain:

1) Elektrokimia adalah tersusun atas dua elektroda (anoda dan


katoda) yang dicelupkan dalam larutan elekrolit;
2) Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks adalah cara untuk
membuat suatu persamaan reaksi redoks menjadi setara;
3) Sel Volta adalah tersusun atas elektroda logam yang dicelupkan
dalam larutan elektrolit, sehingga dapat mengubah energi kimia
menjadi energi listrik akibat reaksi redoks spontan;
4) Korosi adalah peristiwa terbentuknya oksida logam akibat reaksi
oksidasi dari logam tersebut;
5) Sel elektrolisis adalah suatu sel Elektrokimia mengubah energi
listrik menjadi energi kimia dan menghasilkan reaksi redoks.

Jenis dalam analisis konsep terbagi menjadi dua, yaitu: konsep


konkrit dan abstrak. Namun dalam ilmu Kimia, terdapat konsep
tertentu yang sulit dikelompokkan hanya ke dalam dua jenis konsep
tersebut. Jenis dalam analisis konsep pada pengembangan modul
Kimia, antara lain:

1) Konsep konkrit, konsep dengan atribut kritis dan variabel dapat


diidentifikasi, sehingga mudah dianalisis dan dapat diberikan
contoh serta noncontoh. Contoh konsep konkrit dalam analisis
konsep, seperti: Elektrokimia, Sel Volta dan Sel Elektrolisis;

2) Konsep berdasarkan prinsip, konsep memerlukan prinsip


pengetahuan untuk membedakan contoh dan noncontoh. Contoh
konsep berdasarkan prinsip, seperti Penyetaraan Persamaan
Reaksi Redoks;
60

3) Konsep yang menyatakan nama konsep, konsep yang


menunjukkan nama konsep sebagai konsep. Contoh konsep
yang menyatakan nama konsep, seperti Korosi.

Atribut dalam analisis konsep terbagi menjadi dua, yaitu: atribut


kritis dan variabel. Atribut kritis adalah ciri-ciri utama konsep dan
penjabaran definisi konsep. Sementara itu, atribut variabel adalah
ciri-ciri konsep yang nilainya berubah, namun besaran dan satuan
tetap. Atribut dalam analisis konsep pada pengembangan modul
Kimia, antara lain:

1) Elektrokimia memiliki atribut kritis, seperti: Elektrokimia,


tersusun atas dua elektroda (anoda dan katoda) dan dicelupkan
dalam larutan elekrolit. Sementara itu, Elektrokimia memiliki
atribut variabel, seperti: jenis elektroda logam, jenis larutan
elektrolit, jenis senyawa, potensial elektroda standar dan
potensial sel;

2) Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks memiliki atribut kritis,


seperti: Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks dan cara
persamaan reaksi redoks menjadi setara. Sementara itu,
Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks memiliki atribut
variabel, seperti jenis zat;

3) Sel Volta memiliki atribut kritis, seperti: Sel Volta, tersusun atas
elektroda logam, dicelupkan dalam larutan elektrolit dan
mengubah energi kimia menjadi energi listrik akibat reaksi
redoks spontan. Sementara itu, Sel Volta memiliki atribut
variabel, seperti: jenis elektroda logam, jenis larutan elektrolit,
jenis senyawa, elektroda standar, potensial elektroda standar dan
potensial sel;

4) Korosi memiliki atribut kritis, seperti: Korosi, terbentuknya


oksida logam dan akibat reaksi oksidasi dari logam tersebut.
61

Sementara itu, Korosi memiliki atribut variabel, seperti jenis


logam;

5) Sel Elektrolisis memiliki atribut kritis, seperti: Sel Elektrokimia,


suatu sel Elektrokimia, mengubah energi listrik menjadi energi
kimia dan menghasilkan reaksi redoks. Sementara itu, Sel
Elektrolisis memiliki atribut variabel, seperti: jenis senyawa,
jenis elektroda, kuat arus listrik dan waktu.

Posisi dalam analisis konsep menyatakan hubungan suatu


konsep dengan konsep lain berdasarkan tingkatannya. Tingkat posisi
dalam analisis konsep, yaitu: konsep yang tingkatannya lebih tinggi
(superordinat), konsep yang tingkatannya setara (ordinat) dan konsep
yang tingkatannya lebih rendah (subordinat). Posisi dalam analisis
konsep pada pengembangan modul Kimia, antara lain:

1) Elektrokimia yang menempati posisi subordinat, yaitu: Sel Volta


dan Sel Elektrolisis;

2) Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks yang menempati posisi


superordinat, yaitu: Sel Volta, Sel Elektrolisis dan Korosi.
Sementara itu, Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks yang
menempati posisi subordinat, yaitu reaksi redoks;

3) Sel Volta yang menempati posisi superordinat, yaitu


Elektrokimia. Sel Volta yang menempati posisi ordinat, yaitu
Sel Elektrolisis. Sementara itu, Sel Volta yang menempati posisi
subordinat, yaitu Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks;

4) Korosi yang menempati posisi superordinat, yaitu reaksi


oksidasi;

5) Sel Elektrolisis yang menempati posisi superordinat, yaitu


Elektrokimia. Sel Elektrolisis yang menempati posisi ordinat,
yaitu Sel Volta. Sementara itu, Sel Elektrolisis yang menempati
posisi subordinat, yaitu muatan listrik dan elektroda.
62

Analisis konsep akan memberikan contoh dan noncontoh.


Contoh dalam analisis konsep akan memberikan gambaran terhadap
pemahaman konsep. Sementara itu, noncontoh dalam analisis konsep
hanya berfungsi sebagai pengecoh dalam pemahaman konsep.
Contoh dan noncontoh dalam analisis konsep pada pengembangan
modul Kimia, antara lain:

1) Elektrokimia tidak memiliki contoh dan noncontoh;

2) Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks memiliki contoh, seperti


buah apel yang teroksidasi. Sementara itu, Penyetaraan
Persamaan Reaksi Redoks memiliki noncontoh, seperti buah
apel yang tidak teroksidasi;

3) Sel Volta memiliki contoh, seperti aki (accumulator). Sementara


itu, Sel Volta memiliki noncontoh, seperti tradisi membersihkan
keris dengan arsenik;

4) Korosi memiliki contoh, seperti korosi pada rantai besi.


Sementara itu, Korosi memiliki noncontoh, seperti rantai
nonlogam yang tidak korosi;

5) Sel Elektrolisis memiliki contoh, seperti tradisi membersihkan


keris dengan arsenik. Sementara itu, Sel Elektrolisis memiliki
noncontoh, seperti aki.

b. Mengumpulkan Sumber Materi

Kegiatan kedua pada tahap Design, yaitu mengumpulkan


sumber materi. Modul Kimia ini menggunakan dua jenis sumber
materi, yaitu: sumber materi utama dan pendukung.

Sumber materi utama yang digunakan berasal dari: buku Kimia


Dasar dan Kimia Fisika. Sumber materi utama menggunakan buku
Kimia Dasar dan Kimia Fisika karya penulis: Raymond Chang
(Kimia Dasar), Ralph H. Petrucci (Kimia Dasar), Syukri S. (Kimia
Dasar) serta Sri Mulyani dan Hendrawan (Kimia Fisika). Sumber
63

materi utama tersebut digunakan karena terdapat materi Elektrokimia


yang dibutuhkan dalam pengembangan modul Kimia. Buku Kimia
Dasar didapatkan materi, seperti: Penyetaraan Persamaan Reaksi
Redoks, Sel Volta, Korosi dan Sel Elektrolisis. Sementara itu, buku
Kimia Fisika didapatkan materi, seperti Elektrokimia.

Sementara itu, sumber materi pendukung berasal dari: buku


Kimia, jurnal dan internet. Sumber materi pendukung menggunakan:
buku Kimia, jurnal dan internet. Sumber materi pendukung tersebut
digunakan karena terdapat: materi tambahan, contoh dan latihan soal
yang berkaitan dengan materi Elektrokimia.

1) Buku Kimia karya penulis Unggul Sudarmo didapatkan contoh


dan latihan soal pada materi, seperti: Penyetaraan Persamaan
Reaksi Redoks, Sel Volta, Korosi dan Sel Elektrolisis.
Sementara itu, buku Kimia karya penulis Erfan Priyambodo dan
kawan-kawan didapatkan contoh: aplikasi Sel Volta dan
Elektrolisis serta cara mengisi ulang aki;

2) Jurnal karya penulis Evan Kaka Demasta, Ahmad Ni’matullah


Al-Baarri dan Anang Mohamad Legowo didapatkan materi
terkait perubahan warna pada buah apel karena reaksi oksidasi;

3) Internet didapatkan materi terkait alat dan cara mencegah


perubahan warna pada buah apel dan latihan soal pada materi
Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks dengan aspek SSI.

c. Menganalisis Wacana Pengembangan Modul Kimia

Kegiatan ketiga pada tahap Design, yaitu menganalisis wacana


pengembangan modul Kimia. Hal yang perlu dianalisis dalam
wacana pengembangan modul Kimia, seperti: wacana modul,
tahapan dan contoh SSI serta STEAM pada materi Elektrokimia
dalam modul Kimia.
64

Wacana modul dalam pengembangan modul Kimia digunakan


untuk merencanakan penempatan materi dalam modul Kimia.
Tahapan SSI dalam pengembangan modul Kimia digunakan untuk
menetapkan hal yang harus dilakukan oleh peserta didik saat
menggunakan modul Kimia dalam pembelajaran. Contoh SSI dalam
pengembangan modul Kimia digunakan untuk mengenalkan peserta
didik isu sains yang berkaitan dengan materi Elektrokimia dalam
kehidupan sehari-hari. Bahan ajar berupa modul pembelajaran
berbasis model pembelajaran SSI dapat meningkatkan pengetahuan
(Tekin, Aslan & Yilmaz, 2020:80). Sementara itu, Contoh STEAM
dalam pengembangan modul Kimia digunakan untuk mengajarkan
peserta didik mengembangkan kompetensi dan keterampilan. Bahan
ajar berupa modul pembelajaran berbasis STEAM membuktikan
dapat meningkatkan soft skill (Widarwati, Utaminingsih & Murtono,
2021:1).

d. Memilih Bentuk Penyajian Modul Kimia

Kegiatan keempat pada tahap Design, yaitu memilih bentuk


penyajian modul Kimia. Pengembangan modul Kimia disusun oleh:
Mukhamad Fikri Bahtiar, Evi Sapinatul Bahriah, M.Pd. dan Dr. Hj.
Siti Suryaningsih, M.Si. Penyajian modul Kimia menggunakan
beberapa aplikasi, seperti: Microsoft Word Office 2019 dan Canva.
Modul Kimia ini memiliki beberapa format penyajian, seperti: font,
font size, line & paragraph spacing, margins, orientation dan size.
Penyajian modul Kimia ini memiliki tiga bagian, antara lain:

1) Bagian awal, terdiri atas:

a) Sampul modul, didesain oleh Mukhamad Fikri Bahtiar


dengan menggunakan aplikasi Canva. Sampul modul
terbagi menjadi tiga jenis, antara lain: sampul depan, soft
cover dan sampul belakang. Sampul depan dan soft cover
terdiri atas: judul modul Kimia, nama tim penyusun dan
65

kelas. Sementara itu, sampul belakang, terdiri atas: judul


modul Kimia dan uraian singkat isi modul Kimia;

Gambar 4.3 Sampul Depan dan Belakang (Hard Cover)

Gambar 4.4 Soft Cover

b) Lembar identitas, terdiri atas: judul modul Kimia, nama tim


penyusun, desainer, validator ahli materi dan media,
pengaturan layout, lambang serta nama instansi;
c) Kata pengantar, berisi: ucapan syukur kepada Allah SWT
dan pengenalan secara singkat modul Kimia;
66

d) Daftar isi, berisi daftar bagian awal, isi dan penutup beserta
halaman. Setiap bagian Kegiatan Pembelajaran disertai
gambar yang mewakili bagian SSI di dalam materi;

Gambar 4.5 Daftar Isi

e) Daftar gambar, berisi daftar gambar yang terdapat di dalam


modul Kimia;
f) Daftar tabel, berisi daftar tabel yang terdapat di dalam
modul Kimia;
g) Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD) dan
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), berisi tabel KI,
KD dan IPK yang digunakan dalam pengembangan modul
Kimia. KI yang digunakan, seperti: sikap spiritual, sosial
dan pengetahuan. KD yang digunakan, seperti: KD 3.1 – 3.4
kelas XII yang mencakup materi Elektrokimia.

2) Bagian isi, terdiri atas:

a) Pendahuluan, teridir atas: deskripsi singkat materi, petunjuk


penggunaan modul Kimia dan materi pembelajaran;
67

b) Socio Scientific Issue (SSI) dan Science, Technology,


Engineering, Art & Mathematic (STEAM), berisi aspek SSI
dan STEAM yang terkandung di dalam modul Kimia;

Gambar 4.6 Aspek SSI dan STEAM

c) Kegiatan pembelajaran I: Penyetaraan Persamaan Reaksi


Redoks. Kegiatan pembelajaran ini terdiri dari beberapa
subbab, seperti: Pengertian Penyetaraan Persamaan Reaksi
Redoks dan Cara Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks;
68

Gambar 4.7 Kegiatan Pembelajaran I: Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks

d) Kegiatan pembelajaran II: Sel Volta. Kegiatan pembelajaran


ini terdiri dari beberapa subbab, seperti: Pengertian Sel
Volta, Notasi atau Diagram Sel, Potensial Elektroda Standar
(E°), Potensial Sel (E°sel) dan Kegunaan Sel Volta;

Gambar 4.8 Kegiatan Pembelajaran II: Sel Volta

e) Kegiatan pembelajaran III: Korosi. Kegiatan pembelajaran


ini terdiri dari beberapa subbab, seperti: Pengertian Korosi,
Faktor yang Mempengaruhi Korosi dan Cara Mengatasi
Korosi;
69

Gambar 4.9 Kegiatan Pembelajaran III: Korosi

f) Kegiatan pembelajaran IV: Sel Elektrolisis. Kegiatan


pembelajaran ini terdiri dari beberapa subbab, seperti:
Pengertian Sel Elektrolisis, Hukum I Faraday, Hukum II
Faraday dan Kegunaan Sel Elektrolisis;

Gambar 4.10 Kegiatan Pembelajaran IV: Sel Elektrolisis

g) Contoh soal, terdapat di beberapa bagian kegiatan


pembelajaran. Berisi beberapa soal yang telah dijawab
berserta penjelasan yang dapat dipahami perserta didik;
70

Gambar 4.11 Contoh Soal

h) Latihan soal, terdapat di bagian akhir setiap kegiatan


pembelajaran. Berisi beberapa soal yang dapat dikerjakan
secara mandiri oleh peserta didik;

Gambar 4.12 Latihan Soal

i) Rangkuman, berisi inti sari materi dari setiap kegiatan


pembelajaran yang disajikan secara singkat;
j) Uji kompetensi, berisi beberapa soal berbagai materi dari
setiap kegiatan pembelajaran yang dapat dikerjakan secara
mandiri oleh peserta didik. Soal terdiri atas dua bagian,
yaitu; bagian Pilihan Ganda (PG) dan essai. Disertai kunci
71

jawaban di bagian penutup agar peserta didik dapat


mengoreksi jawaban secara mandiri.

Gambar 4.13 Uji Kompetensi

3) Bagian penutup, terdiri atas:

a) Daftar pustaka, berisi berbagai sumber dalam mencari


materi, contoh dan latihan soal. Sumber tersebut berasal
dari: buku Kimia Dasar, Kimia Fisika, Kimia, jurnal dan
internet;
b) Glosarium, berisi daftar istilah yang disusun secara alfabetis
dan dilengkapi dengan definisi;
c) Indeks, berisi daftar istilah yang disusun secara alfabetis
dan dilengkapi dengan halaman untuk memudahkan
pembaca mencari informasi;
d) Kunci jawaban uji kompetensi, berisi jawaban dari soal Uji
Kompetensi yang terdiri dari dua bagian, yaitu: pilihan
ganda dan essai;
72

Gambar 4.14 Kunci Jawaban Uji Kompetensi

e) Biografi penulis, berisi identitas penulis.

Gambar 4.15 Biografi Penulis


73

e. Menyusun Lembar Validasi

Kegiatan kelima pada tahap Design, yaitu menyusun lembar


validasi. Lembar validasi terbagi menjadi dua, yaitu: lembar validasi
materi dan media.

Lembar validasi materi memiliki beberapa indikator yang


menjadi penilaian terhadap modul Kimia, antara lain:

1) Indikator legalitas, penilaian bebas plagiarisme dan


penghormatan hak cipta orang lain;
2) Indikator norma, penilaian kepatutan dan kepatuhan terhadap
norma: hukum, budaya dan sosial kemasyarakatan;
3) Indikator materi, penilaian kebenaran, kepentingan dan
aktualitas materi;
4) Indikator bahasa, penilaian penggunaan Bahasa Indonesia secara
baik dan benar;
5) Indikator penyajian, penilaian kemudahan untuk dipahami
secara runut dan runtut Pusat Perbukuan, (2021).

Sementara itu, lembar validasi media memiliki beberapa aspek yang


menjadi penilaian terhadap modul Kimia, antara lain:

1) Indikator desain sampul modul, penilaian tipografi, gambar atau


ilustrasi, anatomi (bagian sampul) dan komposisi secara
keseluruhan (estetika dan fungsi);
2) Indikator desain isi atau halaman modul, penilaian tipografi,
gambar atau ilustrasi dan komposisi secara keseluruhan (estetika
dan fungsi);
3) Indikator fisik modul cetak, penilaian hasil cetak modul Pusat
Perbukuan, (2021).

Setelah itu, lembar validasi yang sudah dirancang akan


divalidasi terlebih dahulu oleh dua validator ahli. Hasil validasi dari
74

kedua validator ahli terhadap lembar validasi menyatakan bahwa


hasilnya valid dan bisa digunakan dalam uji coba terbatas.

f. Menyusun Lembar Kuesioner Respon

Kegiatan keenam pada tahap Design, yaitu menyusun lembar


kuesioner respon. Lembar kuesioner respon terbagi menjadi dua,
yaitu: lembar kuesioner respon guru dan peserta didik.

Lembar kuesioner respon guru memiliki beberapa indikator


yang menjadi penilaian terhadap modul Kimia, antara lain:

1) Indikator legalitas, penilaian bebas plagiarisme dan


penghormatan hak cipta orang lain;
2) Indikator norma, penilaian kepatutan dan kepatuhan terhadap
norma: hukum, budaya dan sosial kemasyarakatan;
3) Indikator materi, penilaian kebenaran, kepentingan dan
aktualitas materi;
4) Indikator bahasa, penilaian penggunaan Bahasa Indonesia secara
baik dan benar;
5) Indikator penyajian, penilaian kemudahan untuk dipahami
secara runut dan runtut Pusat Perbukuan, (2021).

Sementara itu, lembar kuesioner respon guru memiliki beberapa


indikator yang menjadi penilaian terhadap modul Kimia, antara lain:

1) Indikator materi, penilaian kebenaran, kepentingan dan


aktualitas materi;
2) Indikator bahasa, penilaian penggunaan Bahasa Indonesia secara
baik dan benar;
3) Indikator penyajian, penilaian kemudahan untuk dipahami
secara runut dan runtut Pusat Perbukuan, (2021).

Setelah itu, lembar kuesioner respon yang sudah dirancang akan


divalidasi terlebih dahulu oleh dua validator ahli. Hasil validasi dari
75

kedua validator ahli terhadap lembar kuesioner respon menyatakan


bahwa hasilnya valid dan bisa digunakan dalam uji coba terbatas.

3. Tahap Development (Pengembangan)

Tahap Development adalah tahap ketiga dalam pengembangan


modul Kimia dengan model pembelajaran SSI terintegrasi STEAM.
Tujuan tahap Development untuk mengembangkan dan menyusun hal
yang diperlukan dalam pengembangan modul Kimia. Kegiatan yang
dilakukan dalam tahap Development, antara lain:
76

a. Mengembangkan Konten Materi

Kegiatan pertama pada tahap Development, yaitu


mengembangkan konten materi. Materi Elektrokimia yang memiliki
beberapa judul materi dapat dikembangkan menjadi beberapa
subjudul materi.

Judul materi pertama adalah Penyetaraan Persamaan Reaksi


Redoks. Judul materi pertama ini dikembangkan materi yang terkait
dengan Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks, seperti: Pengertian
dan Cara Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks. Selain itu, judul
materi pertama ini terdapat kotak informasi mengenai alat dan cara
mencegah perubahan warna pada buah apel menjadi kecokelatan.

Judul materi kedua adalah Sel Volta. Judul materi kedua ini
dikembangkan materi yang terkait dengan Sel Volta, seperti:
Pengertian Sel Volta, Notasi atau Diagram Sel, Potensial Elektroda
Standar, Potensial Sel dan Kegunaan Sel Volta. Selain itu, judul
materi kedua ini terdapat kotak informasi mengenai cara mengisi
ulang aki.

Judul materi ketiga adalah Korosi. Judul materi kedua ini


dikembangkan materi yang terkait dengan Korosi, seperti:
Pengertian Korosi, Faktor yang Mempengaruhi Korosi dan Cara
Mencegah Korosi.

Judul materi keempat adalah Sel Elektrolisis. Judul materi kedua


ini dikembangkan materi yang terkait dengan Sel Elektrolisis,
seperti: Pengertian Sel Elektrolisis, Hukum I Faraday, Hukum II
Faraday dan Kegunaan Sel Elektrolisis.

b. Melakukan Validasi Modul Kimia

Kegiatan kedua pada tahap Development, yaitu melakukan


validasi modul Kimia. Lembar validasi ini akan divalidasi terlebih
dahulu oleh dua validator ahli. Setelah itu, modul Kimia bisa
77

divalidasi oleh validator ahli materi dan dua validator ahli media.
Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase hasil validasi
terhadap modul Kimia merujuk rumus dari Utomo et.al., (2017:123).

Terdapat lima kriteria yang dinilai oleh validator ahli materi,


yaitu: legalitas, norma, materi, bahasa dan penyajian.. Hasil validasi
terhadap materi modul Kimia oleh Validator Ahli Materi I
didapatkan persentase sebesar 94,6%. Sementara itu, hasil validasi
terhadap materi modul Kimia oleh Validator Ahli Materi II
didapatkan persentase sebesar 82,1%. Hasil validasi terhadap materi
modul Kimia oleh kedua validator ahli materi didapatkan rata-rata
persentase sebesar 88,4%. Berdasarkan kriteria dari Utomo et.al.,
(2017:123), hasil validasi terhadap materi modul Kimia oleh kedua
validator ahli materi tersebut termasuk dalam kriteria sangat valid
dan bisa digunakan tanpa perbaikan.

Terdapat tiga kriteria yang dinilai oleh validator ahli media,


yaitu: desain sampul, desain isi/halaman dan fisik modul. Hasil
validasi terhadap desain modul Kimia oleh Validator Ahli Media I
didapatkan persentase sebesar 82,1%. Sementara itu, hasil validasi
terhadap desain modul Kimia oleh Validator Ahli Media II
didapatkan persentase sebesar 92,9%. Hasil validasi terhadap desain
modul Kimia oleh kedua validator ahli media didapatkan rata-rata
persentase sebesar 87,5%. Berdasarkan kriteria dari Utomo et.al.,
(2017:123), hasil validasi terhadap desain modul Kimia oleh kedua
validator ahli media tersebut termasuk dalam kriteria sangat valid
dan bisa digunakan tanpa perbaikan.

Hasil validasi tersebut menandakan bahwa pengembangan


modul Kimia dengan model pembelajaran SSI terintegrasi STEAM
pada materi Elektrokimia sangat valid dan bisa digunakan tanpa
perbaikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wahono et.al., (2021:4)
bahwa model pembelajaran SSI yang diintegrasikan dengan STEAM
78

sangat sesuai dan saling melengkapi. Hal ini disebabkan, model


pembelajaran SSI mempersiapkan peserta didik untuk berlatih
menghadapi isu dunia yang sesungguhnya. Oleh karena itu, modul
Kimia dengan model pembelajaran SSI terintegrasi STEAM pada
materi Elektrokimia mendapatkan hasil validasi yang sangat valid
dan bisa digunakan tanpa perbaikan.

c. Merevisi Modul Kimia

Kegiatan ketiga pada tahap Development, yaitu merevisi modul


Kimia. Revisi modul Kimia diperlukan untuk memperbaiki modul
Kimia dari segi: isi dan desain. Revisi disampaikan oleh: dua dosen
pembimbing, dua validator ahli materi dan satu validator ahli media.

Revisi sampul depan disampaikan oleh Dosen Pembimbing I.


Nama tim penyusun disarankan untuk digeser ke tengah agar lebih
terlihat.

Gambar 4.16 Revisi Nama Penulis pada Sampul Depan, sebelum Direvisi (Kiri), sesudah
Direvisi (Kanan)

Revisi soal disampaikan oleh Dosen Pembimbing I. Soal


ditambahkan aspek Socio Scientific Issue (SSI) agar terdapat soal
kontekstual di dalam modul Kimia.

Gambar 4.17 Revisi Soal


79

Revisi desain halaman disampaikan oleh Dosen Pembimbing II.


Desain halaman ditambahkan hiasan di Header dan Footer. Selain
itu, setiap halaman Tujuan Pembelajaran dan Peta Konsep diberikan
hiasan yang berkaitan dengan Kimia.

Gambar 4.18 Revisi Desain Halaman

Revisi subscript wujud zat pada persamaan reaksi disampaikan


oleh Dosen Pembimbing II. Wujud zat pada persamaan reaksi
disarankan untuk ditulis dengan sangat kecil dan berada di bawah
garis dari setiap zat.

Gambar 4.19 Revisi Subscript Wujud Zat pada Persamaan Reaksi, sebelum Direvisi (Kiri),
sesudah Direvisi (Kanan)

Revisi aspek SSI dan Science, Technology, Engineering, Art and


Mathematic (STEAM) disampaikan oleh Dosen Pembimbing II.
80

Aspek SSI dan STEAM ditambahkan untuk mempermudah pembaca


mengetahui aspek SSI dan STEAM di dalam modul Kimia.

Gambar 4.20 Revisi Aspek SSI dan STEAM

Revisi istilah disampaikan oleh Validator Ahli Materi I. Kalimat


ditambahkan aspek Mathematic untuk menambah aspek STEAM di
dalam modul Kimia.

Gambar 4.21 Revisi Istilah

Revisi gambar dan sumbernya disampaikan oleh Validator Ahli


Materi II. Gambar dan sumbernya disarankan untuk menghindari
menggunakan gambar dari Blog dan menggunakan gambar yang
81

termasuk creative commons. Hal ini disebebakan untuk menghindari


plagiarisme.

Gambar 4.22 Revisi Gambar dan Sumber

Revisi letak subjudul disampaikan oleh Validator Ahli Media II.


Subjudul disarankan untuk ditempatkan pada posisi yang tepat.

Gambar 4.23 Revisi Letak Subjudul

d. Menguji Coba Modul Kimia secara Terbatas

Kegiatan keempat pada tahap Development, yaitu menguji coba


modul Kimia secara terbatas. Uji coba terbatas terhadap modul
Kimia dilaksanakan di ruang guru dan kelas XII MIPA 2 SMA
Negeri 94 Jakarta pada Senin, 6 Februari 2023 dan Selasa, 7 Februari
20. Subjek dalam uji coba terbatas terhadap modul Kimia, yaitu: satu
guru Kimia dan tiga puluh sembilan peserta didik kelas XII MIPA 2.
Kedua subjek tersebut merespon lembar kuesioner respon. Lembar
kuesioner respon ini divalidasi terlebih dahulu oleh dua validator
ahli. Lembar kuesioner respon peserta didik disajikan menggunakan
aplikasi Google Forms. Rumus yang digunakan untuk menghitung
82

persentase respon guru dan peserta didik merujuk rumus dari Utomo
et.al., (2020:468).

Terdapat lima kriteria yang direspon oleh satu guru Kimia SMA
Negeri 94 Jakarta, yaitu: legalitas, norma, materi, bahasa dan
penyajian. Hasil respon terhadap modul Kimia oleh Guru Kimia I
didapatkan persentase sebesar 96,4%. Berdasarkan kriteria dari
Utomo et.al., (2020:468), hasil respon terhadap modul Kimia oleh
guru Kimia SMA Negeri 94 Jakarta termasuk dalam kriteria sangat
bagus.

Terdapat tiga kriteria yang direspon oleh tiga puluh sembilan


peserta didik kelas XII MIPA 2 SMA Negeri 94 Jakarta, yaitu:
legalitas, norma dan materi. Hasil respon terhadap modul Kimia oleh
peserta didik kelas XII MIPA 2 SMA Negeri 94 Jakarta didapatkan
rata-rata persentase sebesar 84,5%. Berdasarkan kriteria dari Utomo
et.al., (2020:468), hasil respon terhadap modul Kimia oleh peserta
didik kelas XII MIPA 2 SMA Negeri 94 Jakarta termasuk dalam
kriteria sangat bagus.

Hasil respon tersebut menandakan bahwa pengembangan modul


Kimia dengan model pembelajaran SSI terintegrasi STEAM pada
materi Elektrokimia memiliki respon yang sangat bagus dari guru
dan peserta didik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sofiana &
Wibowo, (2019:103) bahwa modul Kimia dengan model
pembelajaran SSI memperlihatkan perubahan persepsi peserta didik
menjadi lebih baik terhadap mata pelajaran Kimia. Hal ini
disebabkan, model pembelajaran SSI memiliki isu yang dekat
dengan kehidupan. Selain itu, menurut Utomo et.al., (2020:472)
modul Kimia dengan STEAM mendapatkan respon yang sangat baik
dari peserta didik. Pengembangan modul Kimia ini didukung dengan
hasil dari kuesioner analisis kebutuhan yang menyatakan sebanyak
90% guru Kimia di berbagai instansi pendidikan setingkat
83

SMA/SMK/MA setuju bahwa perlu dikembangkan modul Kimia


dengan model pembelajaran SSI terintegrasi STEAM. Oleh karena
itu, modul Kimia dengan model pembelajaran SSI terintegrasi
STEAM pada materi Elektrokimia mendapatkan hasil respon yang
sangat bagus dari guru Kimia dan peserta didik SMA Negeri 94
Jakarta.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dihasilkan produk


berupa modul Kimia dengan model pembelajaran Socio Scientific Issue (SSI)
terintegrasi STEAM pada materi Elektrokimia dengan menggunakan metode
penelitian Research & Development (R & D) dan desain penelitian Define,
Design & Development. Hasil yang didapatkan pada tahap Define, seperti:
hasil analisis kurikulum dan materi yang akan digunakan. Hasil yang
didapatkan pada tahap Design, seperti: hasil analisis konsep dan wacana
pengembangan modul Kimia, sumber materi, bentuk penyajian modul Kimia
serta lembar validasi dan kuesioner respon guru dan peserta didik. Hasil yang
didapatkan pada tahap Development, seperti: hasil pengembangan konten
materi, validasi modul Kimia, merevisi modul Kimia, uji coba modul Kimia
secara terbatas, data yang diperoleh dari uji coba terbatas modul Kimia dan
kesimpulan hasil penelitian dari pengembangan modul Kimia. Data yang
diperoleh dari uji coba terbatas modul Kimia, antara lain: kuesioner respon
guru dan peserta didik.

Hasil validasi terhadap modul Kimia terbagi menjadi dua, yaitu: hasil
validasi materi dan media. Hasil validasi terhadap materi modul Kimia oleh
kedua validator ahli materi didapatkan rata-rata persentase sebesar 88,4%
termasuk kriteria sangat valid, bisa digunakan tanpa perbaikan. Sementara itu,
hasil validasi terhadap desain modul Kimia oleh kedua validator ahli media
didapatkan rata-rata persentase sebesar 87,5% termasuk kriteria sangat valid,
bisa digunakan tanpa perbaikan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil validasi
materi dan media terhadap modul Kimia dengan model pembelajaran SSI
terintegrasi STEAM pada materi Elektrokimia termasuk dalam kriteria sangat
valid dan bisa digunakan tanpa perbaikan.

83
84

Hasil respon terhadap modul Kimia terbagi menjadi dua, yaitu: hasil
respon guru dan peserta didik. Hasil respon terhadap modul Kimia oleh guru
Kimia SMA Negeri 94 Jakarta didapatkan persentase sebesar 96,4% termasuk
kriteria sangat bagus. Sementara itu, hasil respon terhadap modul Kimia oleh
peserta didik kelas XII MIPA 2 SMA Negeri 94 Jakarta didapatkan rata-rata
persentase sebesar 84,5% termasuk kriteria sangat bagus. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa hasil respon guru dan peserta didik terhadap modul Kimia
dengan model pembelajaran SSI terintegrasi STEAM pada materi
Elektrokimia termasuk dalam kriteria sangat bagus.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran


untuk peneliti selanjutnya yang berminat untuk melaksanakan penelitian ini.
Berikut ini beberapa saran yang akan disampaikan:
1. Gambar disarankan untuk menghindari penggunaan gambar dari Blog
dengan menggunakan gambar dengan sumber resmi yang termasuk
dalam creative commons agar terhindar plagiarisme;
2. Kreativitas diperlukan dalam pengembangan modul Kimia agar dapat
menghasilkan modul Kimia yang lebih baik lagi dari segi desain;
3. Sumber materi pendukung untuk pengembangan modul Kimia ditambah
dari artikel agar sumber materi lebih bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA

Aisya, N., Wibowo, Y., & Aminatun, T. 2016. Pengaruh Socio-Scientific Issues
Terhadap Reflektif Penilaian Siswa SMA pada Materi Ekosistem. Jurnal
Bioedukatika, 4(2), 14–18.

Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Estriyanto, Y. 2020. Menanamkan Konsep Pembelajaran Berbasis STEAM


(Science, Technology, Engineering, Art and Mathematic) pada Guru-Guru
Sekolah Dasar di Pacaitan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Kejuruan
(JIPTEK), 13(2), 68–74.

Fibonacci, A. 2020. Literasi Sains dan Implementasinya dalam Pembelajaran


Kimia. Solok: Penerbit Insan Cendekia Mandiri.

Harahap, M. S., Nasution, F. H., & Nasution, N. F. 2021. Efektivitas Pendekatan


Pembelajaran Science, Technology, Engineering, Art dan Mathematic
(STEAM) Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis. AKSIOMA: Jurnal
Program Studi Pendidikan Matematika, 10(2), 1053–1062.

Haryono, H. E. 2019. Kimia Dasar. Sleman: Penerbit Deepublish.

Kamienski, N., & Radziwill, N. M. 2018. Design for STEAM: Creating


Participatory Art with Purpose. The STEAM Journal, 3(2), 1–17.

Kurniawan, C., & Kuswandi, D. 2021. Pengembangan E-Modul Sebagai Media


Literasi Digital pada Pembelajaran Abad 21. Lamongan: Academia
Publication.

Kustandi, C., & Darmawan, D. 2020. Pengembangan Media Pembelajaran


Konsep dan Aplikasi Pengembangan Media Pembelajaran bagi Pendidikan
Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: Prenadamedia Group.

Laliyo, L. A. R. 2021. Mendiagnosis Sifat Perubahan Konseptual Siswa:


Penerapan Teknik Analisis Stacking dan Racking Search Rasch Model.

85
86

Sleman: Penerbit Deepublish.

Maharani, I., Rahayu, S., & Fajaroh, F. 2019. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri
Berkonteks Socioscientific-Issues Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan
Scientific Explanation. Jurnal Kependidikan, 3(1), 53–68.

Mulyani, S., & Hendrawan. 2014. Kimia Fisika II. Bandung: UPI Press.

Nada, P. A. Q., & Reza, M. 2021. Pengembangan RPPH Berbasis STEAM


(Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics) pada Anak Usia 5-6
Tahun. Jurnal PAUD Teratai, 10(2), 13–22.

Najuah, Lukitoyo, P. S., & Wirianti, W. 2020. Modul Elektronik: Prosedur


Penyusunan dan Aplikasinya. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Nana. 2020. Pengembangan Bahan Ajar. Klaten: Penerbit Lakeisha.

Nazilah, N., et.al. 2018. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Socio-Scientific


Issues pada Materi Pemanasan Global. Prosiding Senco 2018 – Pendidikan
IPA, 192–205.

Nurfadilah, S., & Siswanto, J. 2020. Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif pada
Konsep Polimer dengan Pendekatan STEAM Bermuatan ESD Siswa SMA
Negeri 1 Bantarbolang. Media Penelitian Pendidikan: Jurnal Penelitian
Dalam Bidang Pendidikan Dan Pengajaran, 14(1), 45–51.

Panggabean, N. H., & Danis, A. 2020. Desain Pengembangan Bahan Ajar


Berbasis Sains. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Pusat Perbukuan. 2021. "Instrumen Penilaian dan Penelaahan." Kementerian


Pendidikan, Kebudayaan, Riset Dan Teknologi, (Online),
(https://bntp.buku.kemdikbud.go.id/instrumen diakses 29 Oktober 2021).

Sholeh, M. I. 2018. Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia Dasar


Terintegrasi Socio-Scientific Issues (SSI) dan Keislaman. Jurnal Pendidikan
Kimia, 2(2), 38–58.

Simarmata, J., et.al. 2020. Pendidikan di era Revolusi 4.0: Tuntutan, Kompetensi
87

& Tantangan. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Siska, et.al. 2020. Penerapan Pembelajaran Berbasis Socio Scientific Issues Untuk
Meningkatkan Kemampuan Argumentasi Ilmiah. EduSains: Jurnal
Pendidikan Sains & Matematika, 8(1), 22–33.

Sofia, H. W., et.al. 2020. The Validity and Effectivity of Learning Using STEAM
Module with Biotechnology Game. JPBI (Jurnal Pendidikan Biologi
Indonesia), 6(1), 91–100.

Sofiana, & Wibowo, T. 2019. Pengembangan Modul Kimia Socio-Scientific


Issues (SSI) Materi Reaksi Reduksi Oksidasi. Journal of Educational
Chemistry, 1(2), 92–106.

Suryaningsih, S., & Nisa, F. A. 2021. Kontribusi STEAM Project Based Learning
dalam Mengukur Keterampilan Proses Sains dan Berpikir Kreatif Siswa.
Jurnal Pendidikan Indonesia, 2(6), 1097–1111.

Tekin, N., Aslan, O., & Yilmaz, S. 2020. Improving Pre-Service Science
Teachers’ Content Knowledge and Argumentation Quality through Socio-
Scientific Issues-Based Modules: An Action Research Study. Jurnal of
Science Learning, 4(1), 80–90.

Tjahjani, L., et.al. 2020. Inovasi Menghadapi Revolusi Industri 4.0 & Masyarakat
5.0. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.

Utomo, A. P., et.al. 2017. Development of Learning Material of Biotechnology


Topic Based on STEAM-LW Approach for Secondary School in Coastal
Area. International Journal of Humanities Social Sciences and Education
(IJHSSE), 4(11), 121–127.

Utomo, A. P., et.al. 2020. The Effectiveness of STEAM-Based Biotechnology


Module Equipped with Flash Animation for Biology Learning in High
School. International Journal of Instruction, 13(2), 463–476.

Wahono, B., et.al. 2021. The Role of Students’ Worldview on Decision-Making:


88

An Indonesian Case Study by a Socio-Scientific Issue-Based Instruction


Through Integrated STEM Education. EURASIA Journal of Mathematics,
Science and Technology Education, 17(11), 1–15.

Widarwati, D., Utaminingsih, S., & Murtono. 2021. STEAM (Science


Technology Egineering Art Mathematic) Based Module for Building Student
Soft Skill. Journal of Physics: Conference Series, 1–9.

Widyastuti, A., et.al. 2021. Perencanaan Pembelajaran. Medan: Yayasan Kita


Menulis.

Winarni, E. W. 2018. Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif Kualitatif


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Research and Development (R & D).
Jakarta: Bumi Aksara.

Zeidler, D. L., et.al. 2005. Beyond STS: A Research-BasedFramework for


SocioscientificIssues Education. Science Education, 89(3), 357–377.
LAMPIRAN

Lampiran 1 Analisis Kurikulum

Indikator
Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Dasar (KD) Pencapaian
Kompetensi (IPK)
3. Memahami, 3.5 Menyetarakan 3.1.3 Menyetarakan
menerapkan, persamaan reaksi persamaan
menganalisis dan redoks. reaksi redoks
mengevaluasi dengan metode
pengetahuan faktual, setengah reaksi
konseptual, atau metode ion
prosedural, dan elektron.
metakognitif 3.1.4 Menyetarakan
berdasarkan rasa persamaan
ingin tahunya tentang reaksi redoks
ilmu pengetahuan, dengan metode
teknologi, seni, bilangan
budaya, dan oksidasi.
humaniora dengan 3.6 Menganalisis proses 3.2.3 Menganalisis
wawasan yang terjadi dalam Sel proses yang
kemanusiaan, Volta dan menjelaskan terjadi dalam
kebangsaan, kegunaannya. Sel Volta.
kenegaraan, dan 3.2.4 Menganalisis
peradaban terkait kegunaan Sel
penyebab fenomena Volta.
dan kejadian, serta 3.7 Menganalisis faktor- 3.3.3 Menganalisis
menerapkan faktor yang faktor-faktor
pengetahuan mempengaruhi yang
prosedural pada terjadinya korosi dan mempengaruhi
bidang kajian yang cara mengatasinya. terjadinya
spesifik sesuai dengan korosi.
bakat dan minatnya 3.3.4 Menganalisis
untuk memecahkan cara mengatasi
masalah korosi.
3.8 Menerapkan 3.4.5 Menganalisis
stoikiometri reaksi proses yang
redoks dan Hukum terjadi dalam
Faraday untuk Sel Elektrolisis.

89
90

menghitung besaran- 3.4.6 Menganalisis


besaran yang terkait Sel kegunaan Sel
Elektrolisis. Elektrolisis.
3.4.7 Menerapkan
stoikiometri
reaksi redoks
dan Hukum
Faraday I untuk
menghitung
besaran-besaran
yang terkait Sel
Elektrolisis.
3.4.8 Menerapkan
stoikiometri
reaksi redoks
dan Hukum
Faraday II
untuk
menghitung
besaran-besaran
yang terkait Sel
Elektrolisis.
91

Lampiran 2 Analisis Konsep


92
93
94
95
96
97
98
99
100

Lampiran 3 Wacana Pengembangan Modul Kimia


101
102
103
104
105
106
107
108

Lampiran 4 Bentuk Penyajian Modul Kimia


109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175

Lampiran 5 Surat Tugas Validator untuk Validator Ahli I


176

Lampiran 6 Lembar Validasi Instrumen Penelitian (Lembar Validasi Materi dan


Media) yang Dinilai oleh Validator Ahli I
177
178
179
180

Lampiran 7 Lembar Validasi Instrumen Penelitian (Lembar Kuesioner Respon


Guru dan Peserta Didik) yang Dinilai oleh Validator Ahli I
181
182
183

Lampiran 8 Surat Tugas Validator untuk Validator Ahli II


184

Lampiran 9 Lembar Validasi Instrumen Penelitian (Lembar Validasi Materi dan


Media) yang Dinilai oleh Validator Ahli II
185
186
187

Lampiran 10 Lembar Validasi Instrumen Penelitian (Lembar Kuesioner Respon


Guru dan Peserta Didik) yang Dinilai oleh Validator Ahli II
188
189
190

Lampiran 11 Surat Tugas Validator untuk Validator Ahli Materi I


191

Lampiran 12 Lembar Validasi Materi yang Dinilai oleh Validator Ahli Materi I

A. Identitas Validator
Nama : Dewi Murniati, M.Si.
NIDN : 0315048003
Instansi : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

B. Petunjuk Pengisian
1. Lembar ini digunakan untuk menilai aspek materi pada modul Kimia
oleh validator ahli materi.
2. Ibu dapat memberikan penilaian terhadap materi dalam modul Kimia
dengan memberikan ceklis (√) pada kolom “Skor” yang terdiri dari
angka: 1, 2, 3 dan 4.
3. Keterangan untuk skor, antara lain:
1 : Tidak baik
2 : Cukup baik
3 : Baik
4 : Sangat baik
4. Aspek materi pada modul Kimia yang sudah dinilai dapat dikatakan valid
apabila sebagian besar kriteria mendapatkan nilai skor 3 atau 4 (Utomo
et.al., 2017:123).

C. Penilaian Kriteria
Skor
No. Kriteria Kritik/Saran
1 2 3 4
1. Legalitas
a. Modul memiliki teks
dan/atau gambar bebas
plagiat langsung melalui
pencantuman sumber
baik secara langsung
maupun pada daftar
pustaka.
b. Modul memiliki teks
dan/atau gambar yang
dikutip secara benar dan
tepat sesuai dengan
kaidah pengutipan yang
merujuk pada daftar
192

pustaka.
2. Norma
a. Modul memiliki teks
dan/atau gambar yang
bebas dari salah satu
unsur berikut:
1) Bertentangan
dengan nilai-nilai
Pancasila;
2) Diskriminasi
terhadap Suku,
Agama, Ras dan
Antar golongan
(SARA);
3) Pornografi;
4) Kekerasan;
5) Kebohongan;
6) Fitnah; dan
7) Ujaran kebencian.
3. Materi
a. Modul memiliki materi
yang mengandung unsur
kebenaran dari segi
keilmuan, data dan fakta
(SSI dan STEAM).
b. Modul memiliki materi
yang mendorong pikiran
dan perasaan pembaca
untuk mendalami materi
(SSI).
c. Modul memiliki materi
bersifat aktual sesuai
dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan
teknologi (STEAM).
d. Modul memiliki materi
bersifat kontekstual
(SSI).
e. Modul memiliki materi
yang dapat meluaskan
193

wawasan dan kecakapan


abad ke-21 (STEAM).
4. Bahasa
a. Modul memiliki
ketepatan pemilihan kata
sesuai dengan pembaca.
b. Modul menggunakan
bahasa yang komunikatif
dan efektif.
5. Penyajian
a. Modul memiliki
penyajian teks dan/atau
gambar secara
sistematis, runtut, serta
koheren sebagai satu
kesatuan alur berpikir
(SSI dan STEAM).
b. Modul memiliki
penyajian teks dan/atau
gambar sesuai dengan
kemampuan membaca
dan tingkat
perkembangan usia
pembaca (SSI dan
STEAM).
c. Modul memiliki
penyajian gambar yang
relevan dan mendukung
kejelasan materi (SSI
dan STEAM).
d. Modul memiliki
penyajian menarik dan
kreatif, sehingga
menggugah minat baca
dan rasa ingin tahu.
Pusat Perbukuan, (2021).

Referensi:
Pusat Perbukuan. 2021. "Instrumen Penilaian." Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset Dan Teknologi, (Online),
194

(https://bntp.buku.kemdikbud.go.id/instrumen diakses 29 Oktober


2021).
Utomo, A. P. et.al. 2017. Development of Learning Material of
Biotechnology Topic Based on STEAM-LW Approach for Secondary
School in Coastal Area. International Journal of Humanities Social
Sciences and Education (IJHSSE), 4(11), 121–127.

D. Kesimpulan Penilaian
Lingkari jawaban berikut ini sesuai dengan kesimpulan Ibu. Berdasarkan
hasil validasi yang dilakukan, media ini:
1. Sangat valid, bisa digunakan tanpa perbaikan;
2. Valid, bisa digunakan dengan sedikit peningkatan;
3. Kurang valid, untuk digunakan dengan sedikit peningkatan;
4. Tidak valid, tidak bisa diaplikasikan.

94,64% (sangat valid, bisa digunakan tanpa perbaikan)

E. Komentar dan Saran


Menambahkan kata “secara matematis” pada rumus.

Jakarta, 23 Desember 2022


Validator Ahli Materi

Dewi Murniati, M.Si.


NIDN. 0315048003
195

Lampiran 13 Surat Tugas Validator untuk Validator Ahli Materi II


196

Lampiran 14 Lembar Validasi Materi yang Dinilai oleh Validator Ahli Materi II

A. Identitas Validator
Nama : Nanda Saridewi, M.Si.
NIP : 198410212009122004
Instansi : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

B. Petunjuk Pengisian
1. Lembar ini digunakan untuk menilai aspek materi pada modul Kimia
oleh validator ahli materi.
2. Ibu dapat memberikan penilaian terhadap materi dalam modul Kimia
dengan memberikan ceklis (√) pada kolom “Skor” yang terdiri dari
angka: 1, 2, 3 dan 4.
3. Keterangan untuk skor, antara lain:
1 : Tidak baik
2 : Cukup baik
3 : Baik
4 : Sangat baik
4. Aspek materi pada modul Kimia yang sudah dinilai dapat dikatakan valid
apabila sebagian besar kriteria mendapatkan nilai skor 3 atau 4 (Utomo
et.al., 2017:123).

C. Penilaian Kriteria
Skor
No. Kriteria Kritik/Saran
1 2 3 4
1. Legalitas
a. Modul memiliki teks √ Hindari
dan/atau gambar bebas pengambilan
plagiat langsung melalui gambar dari
pencantuman sumber Blog, gambar
baik secara langsung diambil dari
maupun pada daftar creative
pustaka. commons yang
gratis atau
berbayar.
b. Modul memiliki teks √
dan/atau gambar yang
dikutip secara benar dan
tepat sesuai dengan
197

kaidah pengutipan yang


merujuk pada daftar
pustaka.
2. Norma
a. Modul memiliki teks √
dan/atau gambar yang
bebas dari salah satu
unsur berikut:
1) Bertentangan
dengan nilai-nilai
Pancasila;
2) Diskriminasi
terhadap Suku,
Agama, Ras dan
Antar golongan
(SARA);
3) Pornografi;
4) Kekerasan;
5) Kebohongan;
6) Fitnah; dan
7) Ujaran kebencian.
3. Materi
a. Modul memiliki materi √
yang mengandung unsur
kebenaran dari segi
keilmuan, data dan fakta
(SSI dan STEAM).
b. Modul memiliki materi √
yang mendorong pikiran
dan perasaan pembaca
untuk mendalami materi
(SSI).
c. Modul memiliki materi √
bersifat aktual sesuai
dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan
teknologi (STEAM).
d. Modul memiliki materi √
bersifat kontekstual
(SSI).
198

e. Modul memiliki materi √


yang dapat meluaskan
wawasan dan kecakapan
abad ke-21 (STEAM).
4. Bahasa
a. Modul memiliki √
ketepatan pemilihan kata
sesuai dengan pembaca.
b. Modul menggunakan √
bahasa yang komunikatif
dan efektif.
5. Penyajian
a. Modul memiliki √
penyajian teks dan/atau
gambar secara sistematis,
runtut, serta koheren
sebagai satu kesatuan
alur berpikir (SSI dan
STEAM).
b. Modul memiliki √
penyajian teks dan/atau
gambar sesuai dengan
kemampuan membaca
dan tingkat
perkembangan usia
pembaca (SSI dan
STEAM).
c. Modul memiliki √
penyajian gambar yang
relevan dan mendukung
kejelasan materi (SSI
dan STEAM).
d. Modul memiliki √
penyajian menarik dan
kreatif, sehingga
menggugah minat baca
dan rasa ingin tahu.
Pusat Perbukuan, (2021).
199

Referensi:
Pusat Perbukuan. 2021. "Instrumen Penilaian." Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset Dan Teknologi, (Online),
(https://bntp.buku.kemdikbud.go.id/instrumen diakses 29 Oktober
2021).
Utomo, A. P. et.al. 2017. Development of Learning Material of
Biotechnology Topic Based on STEAM-LW Approach for Secondary
School in Coastal Area. International Journal of Humanities Social
Sciences and Education (IJHSSE), 4(11), 121–127.

D. Kesimpulan Penilaian
Lingkari jawaban berikut ini sesuai dengan kesimpulan Ibu. Berdasarkan
hasil validasi yang dilakukan, media ini:
1. Sangat valid, bisa digunakan tanpa perbaikan;
2. Valid, bisa digunakan dengan sedikit peningkatan;
3. Kurang valid, untuk digunakan dengan sedikit peningkatan;
4. Tidak valid, tidak bisa diaplikasikan.

82,14% (sangat valid, bisa digunakan tanpa perbaikan)

E. Komentar dan Saran


…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

Jakarta, 31 Januari 2023


Validator Ahli Materi

Nanda Saridewi, M.Si.


NIP. 198410212009122004
200

Lampiran 15 Surat Tugas Validator untuk Validator Ahli Media I


201

Lampiran 16 Lembar Validasi Media yang Dinilai oleh Validator Ahli Media I

A. Identitas Validator
Nama : Buchori Muslim, M.Pd.
NIP : 2027028902
Instansi : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

B. Petunjuk Pengisian
1. Lembar ini digunakan untuk menilai aspek media pada modul Kimia oleh
validator ahli media.
2. Bapak dapat memberikan penilaian terhadap materi dalam modul Kimia
dengan memberikan ceklis (√) pada kolom “Skor” yang terdiri dari angka
1, 2, 3 dan 4.
3. Keterangan untuk skor, antara lain:
1 : Tidak baik
2 : Cukup baik
3 : Baik
4 : Sangat baik
4. Aspek media pada modul Kimia yang sudah dinilai dapat dikatakan valid
apabila sebagian besar kriteria mendapatkan nilai skor 3 atau 4 (Utomo
et.al., 2017:123).

C. Penilaian Kriteria
Skor
No. Kriteria Kritik/Saran
1 2 3 4
1. Desain Sampul Modul
a. Modul memiliki √
penggunaan font
(tipografi) yang tampak
menonjol, mudah
dibaca dan cocok
dengan maksimal
pengunaan tiga jenis
font pada sampul depan
dan belakang.
b. Sampul modul √
memiliki elemen
lainnya, seperti: garis,
ornamen, warna,
202

bingkai, ikon atau


gambar yang
digunakan pada sampul
mewakili isi atau
menggambarkan isi di
dalam modul.
c. Desain sampul modul √
senada dengan desain
isi baik dalam:
tipografi, elemen garis
dan pewarnaan.
d. Modul memiliki √
anatomi sampul modul
yang tersusun secara
proporsional dengan
memperhatikan fungsi
dan penempatannya.
2. Desain Isi atau Halaman Modul
a. Modul menggunakan √
font (tipografi) tidak
lebih dari tiga jenis
dengan keterbacaan
tinggi dan proporsional.
b. Gambar pada isi modul √
relevan dengan materi
modul, konsisten,
membantu menjelaskan
isi modul dan
memenuhi prinsip
desain.
c. Modul memiliki √
kualitas gambar yang
jelas dan tajam baik
dalam: ukuran, resolusi
maupun objek gambar.
d. Modul memiliki teks √
bebas dari baris tunggal
widow (baris pertama
paragraf terpotong di
akhir halaman) atau
203

orphan (baris terakhir


paragraf tergantung di
halaman berikutnya)
pada setiap halaman.
e. Modul menggunakan √
pencantuman judul
(judul modul atau bab
pada bagian halaman
modul) sudah tepat
pada halaman teks di
bagian rekto (halaman
modul sebelah kanan,
bernomor ganjil) dan
verso (halaman modul
sebelah kiri, bernomor
genap).
f. Modul memiliki √
penggunaan warna
pada isi modul baik:
teks maupun gambar
mudah terbaca atau
terlihat.
3 Fisik Modul
a. Modul memiliki ukuran √
sesuai dengan
peruntukannya
menggunakan standar
internasional atau
ukuran khusus yang
relevan (ukuran modul:
A4).
b. Modul memiliki √
kualitas hasil cetak rata
dalam hal penintaan,
jelas dan presisi.
c. Modul memiliki √
pemilihan kertas cetak
yang relevan dari segi
penggunaan dan
kualitas (kertas cover:
204

paper art dan kertas isi:


HVS).
d. Modul memiliki √
penjilidan kuat dan rapi
(penjilidan modul: jilid
lem).
Pusat Perbukuan, (2021).

Referensi:
Pusat Perbukuan. 2021. "Instrumen Penilaian." Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset Dan Teknologi, (Online),
(https://bntp.buku.kemdikbud.go.id/instrumen diakses 29 Oktober
2021).
Utomo, A. P. et.al. 2017. Development of Learning Material of
Biotechnology Topic Based on STEAM-LW Approach for Secondary
School in Coastal Area. International Journal of Humanities Social
Sciences and Education (IJHSSE), 4(11), 121–127.

D. Kesimpulan Penilaian
Lingkari jawaban berikut ini sesuai dengan kesimpulan bapak.
Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan, media ini:
1. Sangat valid, bisa digunakan tanpa perbaikan;
2. Valid, bisa digunakan dengan sedikit peningkatan;
3. Kurang valid, untuk digunakan dengan sedikit peningkatan;
4. Tidak valid, tidak bisa diaplikasikan.

82,14% (sangat valid, bisa digunakan tanpa perbaikan)

E. Komentar dan Saran


Modul dapat digunakan untuk penelitian. Lanjutkan!
205

Jakarta, 30 Januari 2023


Validator Ahli Media

Buchori Muslim, M.Pd.


NIDN. 2027028902
206

Lampiran 17 Surat Tugas Validator untuk Validator Ahli Media II


207

Lampiran 18 Lembar Validasi Media yang Dinilai oleh Validator Ahli Media II

A. Identitas Validator
Nama : Rizqy Nur Sholihat, M.Pd.
NIP : 199103062019032017
Instansi : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

B. Petunjuk Pengisian
1. Lembar ini digunakan untuk menilai aspek media pada modul Kimia oleh
validator ahli media.
2. Ibu dapat memberikan penilaian terhadap materi dalam modul Kimia
dengan memberikan ceklis (√) pada kolom “Skor” yang terdiri dari angka
1, 2, 3 dan 4.
3. Keterangan untuk skor, antara lain:
1 : Tidak baik
2 : Cukup baik
3 : Baik
4 : Sangat baik
4. Aspek media pada modul Kimia yang sudah dinilai dapat dikatakan valid
apabila sebagian besar kriteria mendapatkan nilai skor 3 atau 4 (Utomo
et.al., 2017:123).

C. Penilaian Kriteria
Skor
No. Kriteria Kritik/Saran
1 2 3 4
1. Desain Sampul Modul
a. Modul memiliki √
penggunaan font
(tipografi) yang tampak
menonjol, mudah dibaca
dan cocok dengan
maksimal pengunaan
tiga jenis font pada
sampul depan dan
belakang.
b. Sampul modul memiliki √
elemen lainnya, seperti:
garis, ornamen, warna,
bingkai, ikon atau
208

gambar yang digunakan


pada sampul mewakili
isi atau menggambarkan
isi di dalam modul.
c. Desain sampul modul √
senada dengan desain isi
baik dalam: tipografi,
elemen garis dan
pewarnaan.
d. Modul memiliki anatomi √
sampul modul yang
tersusun secara
proporsional dengan
memperhatikan fungsi
dan penempatannya.
2. Desain Isi atau Halaman Modul
a. Modul menggunakan √
font (tipografi) tidak
lebih dari tiga jenis
dengan keterbacaan
tinggi dan proporsional.
b. Gambar pada isi modul √
relevan dengan materi
modul, konsisten,
membantu menjelaskan
isi modul dan memenuhi
prinsip desain.
c. Modul memiliki kualitas √
gambar yang jelas dan
tajam baik dalam:
ukuran, resolusi maupun
objek gambar.
d. Modul memiliki teks √
bebas dari baris tunggal
widow (baris pertama
paragraf terpotong di
akhir halaman) atau
orphan (baris terakhir
paragraf tergantung di
halaman berikutnya)
209

pada setiap halaman.


e. Modul menggunakan √
pencantuman judul
(judul modul atau bab
pada bagian halaman
modul) sudah tepat pada
halaman teks di bagian
rekto (halaman modul
sebelah kanan, bernomor
ganjil) dan verso
(halaman modul sebelah
kiri, bernomor genap).
f. Modul memiliki √
penggunaan warna pada
isi modul baik: teks
maupun gambar mudah
terbaca atau terlihat.
3 Fisik Modul
a. Modul memiliki ukuran √
sesuai dengan
peruntukannya
menggunakan standar
internasional atau ukuran
khusus yang relevan
(ukuran modul: A4).
b. Modul memiliki kualitas √
hasil cetak rata dalam hal
penintaan, jelas dan
presisi.
c. Modul memiliki √
pemilihan kertas cetak
yang relevan dari segi
penggunaan dan kualitas
(kertas cover: paper art
dan kertas isi: HVS).
d. Modul memiliki √
penjilidan kuat dan rapi
(penjilidan modul: jilid
lem).
Pusat Perbukuan, (2021).
210

Referensi:
Pusat Perbukuan. 2021. "Instrumen Penilaian." Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset Dan Teknologi, (Online),
(https://bntp.buku.kemdikbud.go.id/instrumen diakses 29 Oktober
2021).
Utomo, A. P. et.al. 2017. Development of Learning Material of
Biotechnology Topic Based on STEAM-LW Approach for Secondary
School in Coastal Area. International Journal of Humanities Social
Sciences and Education (IJHSSE), 4(11), 121–127.

D. Kesimpulan Penilaian
Lingkari jawaban berikut ini sesuai dengan kesimpulan ibu. Berdasarkan
hasil validasi yang dilakukan, media ini:
1. Sangat valid, bisa digunakan tanpa perbaikan;
2. Valid, bisa digunakan dengan sedikit peningkatan;
3. Kurang valid, untuk digunakan dengan sedikit peningkatan;
4. Tidak valid, tidak bisa diaplikasikan.

92,86% (sangat valid, bisa digunakan tanpa perbaikan)

E. Komentar dan Saran


1. Masih ada kesalahan ketik di beberapa kalimat, silahkan diperbaiki;
2. Judul/subjudul jangan ada yang menggantung.

Jakarta, 8 Januari 2023


Validator Ahli Media

Rizqy Nur Sholihat, M.Pd.


211

NIP. 199103062019032017
Lampiran 19 Surat Permohonan Izin Penelitian
212
213

Lampiran 20 Lembar Kuesioner Respon Guru yang Direspon oleh Guru Kimia I
214
215
216

Lampiran 21 Uji Coba Terbatas Modul Kimia dengan Guru Kimia I


217

Lampiran 22 Lembar Kuesioner Peserta Didik dengan Menggunakan Google


Form
218
219
220
221

Lampiran 23 Hasil Kuesioner Respon yang Direspon oleh Peserta Didik Kelas
XII MIPA 2
222
223
224
225
226

Lampiran 24 Uji Coba Terbatas Modul Kimia dengan Peserta Didik Kelas XII
MIPA 2
227

Lampiran 25 Perhitungan Validasi Materi

Skor Skor
Validator Ahli Materi Validator Maksimal
( ) ( )

Validator Ahli Materi I 53


94,6%
56

Validator Ahli Materi II 46


%
̅
̅
̅
̅
228

Lampiran 26 Perhitungan Validasi Media

Skor Skor
Validator Ahli Media Validator Maksimal
( ) ( )

Validator Ahli Media I 46

56

Validator Ahli Media II 52


92,9%
̅
̅
̅
̅
229

Lampiran 27 Perhitungan Respon Guru

Skor Skor
Guru Empiris Maksimal
( ) ( )

Guru Kimia I 54 56
%
230

Lampiran 28 Perhitungan Respon Peserta Didik

Skor Skor
Peserta Didik Empiris Maksimal
( ) ( )

Peserta Didik I 34
%

Peserta Didik II 42
%

Peserta Didik III 32


%

Peserta Didik IV 32
%

Peserta Didik V 26 44
%

Peserta Didik VI 42
%

Peserta Didik VII 33


%

Peserta Didik VIII 37


%

Peserta Didik IX 42
%
231

Peserta Didik X 39
%

Peserta Didik XI 34
%

Peserta Didik XII 37


%

Peserta Didik XIII 26


%

Peserta Didik XIV 42


%

Peserta Didik XV 40
%

Peserta Didik XVI 44


%

Peserta Didik XVII 41


%

Peserta Didik XVIII 25


%

Peserta Didik XIX 33


%
232

Peserta Didik XX 33
%

Peserta Didik XXI 33


%

Peserta Didik XXII 40


%

Peserta Didik XXIII 36


%

Peserta Didik XXIV 41


%

Peserta Didik XXV 44


%

Peserta Didik XXVI 40


%

Peserta Didik XXVII 42


%

Peserta Didik XXVIII 33


%

Peserta Didik XXIX 38


%
233

Peserta Didik XXX 37


%

Peserta Didik XXXI 40


%

Peserta Didik XXXII 36


%

Peserta Didik XXXIII 40


%

Peserta Didik XXXIV 30


%

Peserta Didik XXXV 44


%

Peserta Didik XXXVI 43


%

Peserta Didik XXXVII 36


%

Peserta Didik XXXVIII 40


%

Peserta Didik XXXIX 44


%
100%
234

56,8%
̅
̅
̅
235

Lampiran 29 Uji Turnitin


236

Lampiran 30 Uji Referensi


237
238
239
240
241
242

Anda mungkin juga menyukai