Anda di halaman 1dari 321

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL KIMIA BERBASIS

UNITY OF SCIENCES MATERI LARUTAN ELEKTROLIT


DAN NON ELEKTROLIT TERHADAP SATCL (STUDENT
ATTITUDES TOWARD CHEMISTRY LESSONS) DAN HASIL
BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X MA WALISONGO
PECANGAAN JEPARA

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Kimia

Oleh :
Hikmatul Ummah
NIM : 1503076053

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2019

i
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Hikmatul Ummah
NIM : 1503076053
Program Studi : Pendidikan Kimia
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL KIMIA BERBASIS UNITY
OF SCIENCES MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON
ELEKTROLIT TERHADAP SATCL (STUDENT ATTITUDES
TOWARD CHEMISTRY LESSONS) DAN HASIL BELAJAR PESERTA
DIDIK KELAS X MA WALISONGO PECANGAAN JEPARA

Secara keseluruhan merupakan hasil penelitian/karya saya


sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sembernya.

Semarang, 17 Juli 2019


Pembuat Pernyataan,

Hikmatul Ummah
NIM. 1503076053

ii
iii
iv
v
ABSTRAK

Judul : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL


KIMIA BERBASIS UNITY OF SCIENCES
MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN
NONELEKTROLIT TERHADAP SATCL
(STUDENT ATTITUDES TOWARD CHEMISTRY
LESSONS) DAN HASIL BELAJAR PESERTA
DIDIK KELAS X MA WALISONGO
PECANGAAN JEPARA

Penulis : Hikmatul Ummah


NIM : 1503076053

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif penerapan


pembelajaran menggunakan modul kimia berbasis unity of sciences
bertujuan untuk mengetahui efektivitas modul terhadap SATCL
(Student Attitudes Toward Chemistry Lessons) dan hasil belajar peserta
didik. Penelitian ini termasuk penelitian Quasi Experimental design
dengan desain nonequivalent control group design. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua peserta didik kelas X MA Walisongo
Pecangaan yang terbagi menjadi dua kelas. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini yaitu cluster random sampling. Data
dalam penelitian ini dikumpulkan dan dianalisis menggunakan
analisis statistik uji t-test dan N-gain.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa rata-rata
posttest hasil belajar kelas eksperimen sebesar 82,58 dan rata-rata
posttest kelas kontrol sebesar 70,77. Hasil uji pihak kanan dengan
menggunakan uji t-test dihasilkan thitung=4,093>ttabel=1,680 dalam
taraf signifikan 5%. Hal ini juga didukung oleh nilai N-gain hasil
belajar kelas eksperimen sebesar 0,70 (Tinggi) dan kelas kontrol N-
gain sebesar 0,52 (Sedang). Sedangkan rata-rata student toward
chemistry lessons kelas eksperimen sebesar 76,04 dan rata-rata
student toward chemistry lessons kelas kontrol sebesar 67,27. Hasil uji
pihak kanan dengan menggunakan uji t-test dihasilkan thitung=2,852 >
ttabel=1,680 dalam taraf signifikan 5% (0,05). Hal ini juga didukung
oleh nilai N-gain student toward chemistry lessons eksperimen
sebesar 0,38 (Sedang) dan kelas kontrol N-gain sebesar 0,18
(Rendah). Adapun persentase respon peserta didik terhadap modul
sebesar 74,73% (Baik). Berdasarkan penelitian tersebut dapat

vi
disimpulkan bahwa modul kimia berbasis unity of sciences materi
larutan elektrolit dan nonelektrolit efektif meningkatkan hasil belajar
peserta didik dan
student toward chemistry lessons kelas X MA Walisongo Pecangaan
Jepara.

Kata Kunci : Efektivitas, Modul, unity of sciences, larutan elektrolit


nonelektrolit, hasil belajar, dan student toward
chemistry lessons.

vii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmar, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
efektivitas penggunaan modul kimia berbasis unity of sciences
pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit terhadap SATCL
(student attitudes toward chemistry lessons) dan hasil belajar
peserta didik kelas X MA Walisongo Pecangaan Jepara Sholawat
serta salam semoga tercurahkan kepangkuan Baginda Agung
Rasulullah Muhammad SAW, yang senantiasa menjadi suri
tauladan bagi seluruh umat Islam di dunia dalam menuntut
ilmu. Semoga kita termasuk umatnya yang mendapatkan
syafa’at dari Beliau di Yaumul Qiyamah kelak. Amin.
Selama penyusunan skripsi ini, peneliti sadar
bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
skripsi ini tidak dapat terselesaikan. Pada kesempatan kali ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo
Semarang Dr.H. Ruswan, M.A.
2. R Arizal Firmansyah, M.Sc selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Kimia
3. Wirda Udaibah, M.Sc sdelaku Sekretaris Program Studi
Pendidikan Kimia.
4. Hj. Ratih Rizqi Nirwana, S.Si.,M.Pd., selaku Pembimbing I
dan Fachri Hakim, M.Pd selaku Pembimbing II yang selalu
memberi bimbingan dan dorongan hingga terselesainya
skripsi ini dengan baik.
5. Hj. Ratih Rizqi Nirwana, S.Si.,M.Pd., selaku Wali Dosen
yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama

viii
perkuliahan.
6. Segenap Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Kimia
yang telah memberikan dan membekali Ilmu
Pengetahuan.
7. Bapak Drs. Santoso, selaku Kepala MA Walisongo
Pecangaan Jepara yang telah berkenan memberikan izin
untuk melakukan penelitian di MA Walisongo Pecangaan
8. Ibu Agustin Andriyanti, S.Pd dan Bapak Muhlisin,
S.Pd.,M.Sc selaku guru mata pelajaran kimia di MA
Walisongo Pecangaan yang berkenan memberikan arahan
dan informasi selama proses penelitian.
9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikanya
penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Semoga Allah SWT menerimanya sebagai amal sholeh, dan
dapat menjadikan perantara bagi kita untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa pengetahuan yang penulis
miliki masih kurang, sehingga skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak guna perbaikan dan penyempurnaan pada
penulisan berikutnya. Akhirnya penulis berharap, semoga
skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, 24 Juli 2019


Peneliti,

Hikmatul Ummah
NIM 1503076053

ix
PERSEMBAHAN

Dengan penuh kerendahan hati, penulis persembahkan


skripsi ini kepada orang-orang terdekat sebagai berikut :
1. Skripsi ini peneliti persembahkan untuk kedua orang tua
tercinta Bapak Sukairi dan Ibu Mualimah. Terimakasih
telah menjadi orang tua yang selalu membimbing,
memberikan do’a, nasehat, motivasi dan kasih sayang
dalam mendidik penulis dengan sabar dan ikhlas. Serta
keluarga besar Bani Ishaq dan keluarga besar bani H.
Masykuri yang selalu menghadirkan canda tawa untuk
penulis.
2. Untuk kedua saudariku Mbak Nur Afiyah , Mbak Mazro’atus
Sholihah, Kak Ulin, dan Kak Basith serta keponakan
tersayang Aula Syifa Anzalan Najwa dan Iftina Assabiya
Rafifah. Terima kasih atas segala kasih sayang dan
dukungan yang kalian berikan.
3. Keluarga besar Ma’had Al Jami’ah Walisongo terkhusus
Babah Dr. K.H Fadlolan Musyaffa’, Lc, M.A dan ibu Fenty
Hidayah, S. Pd.I, dan keluarga besar Pondok Inna terkhusus
Bapak Widodo.
4. Keluarga besar Pendidikan Kimia Khususnya angkatan
2015-B, teman-teman PPL SMAN 8 Semarang, Keluarga KKN
Posko 07 Desa Kalirejo. Terimakasih atas kebersamaan, rasa
kekeluargaan, yang tiada henti, bantuan, motivasi dan
dukungannya.
5. Almamater Tercinta. Progran Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang.
6. Untuk sahabatku selama di Semarang, Nurmita Fitriyani,
Umi Fajri, Nur Aeni, Ifma Lailatul H , Ika Fatmala R, Ida
Fitria, Iis Ahda, dan Nur Azizah. Terimakasih atas
semangat dan dukungan yang kalian berikan.
7. Seluruh teman dan mbak-mbak Keluarga Pondok Inna

x
khususnya Laelatul Rohmaniyah, Haidaroh Faiqotul Muna,
Arlina Eka Sari, Noor Maulida Aulia, Siti Ulfa, Zanub, Afrida,
Luluk, lia, Mbk us yang tak pernah bosan menemani dan
mendengar keluh kesah penulis selama ini,
8. Segenap keluarga PMII Rayon Saintek 2015, SEMA-F
Sains dan Teknologi, Organisasi Daerah KMJS dan
Pengurus PMII Komisariat UIN Walisongo Semarang yang
telah memberikan pengalaman berorganisasi.
9. Tak lupa teruntuk sahabatku dari RA, MI, MTS, MA
Safinatul Huda, khususnya Sufi Al Idrus, Ayu Sholihah,
Nihlatul Ummah, Ulfa Safitri,A.Md, Saadatud Daroini,
Nikmatul F, Ahmad Nur Jamal, Tri Harta Aji dan Ainun
Nuvus. Terimakasih atas semangat dan dukungannya
selama ini.
10. Semua pihak yang telah membantu terselesaikanya
penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.

xi
DAFTAR ISI

COVER JUDUL ........................................................................................... i


PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................... ii
PENGESAHAN ........................................................................................... iii
NOTA PEMBIMBING ..................................................................... iv
NOTA PEMBIMBING ..................................................................... v
ABSTRAK .................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................. viii
PERSEMBAHAN ...................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ........................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvii
DAFTAR SINGKATAN. ........................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................ xx
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................... 11

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ............. 11

1. Tujuan Penelitian .................................................. 11

2. Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12

xii
BAB II LANDASAN TEORI

A. DESKRIPSI TEORI .......................................................... 15

1. Pengertian Efektivitas .................................... 15


2. Modul Kimia Berbasis Unity Of Sciences ....... 16
a. Modul ........................................................... 16
b. Unity of Sciences ..................................... 24
3. Belajar, dan Hasil Belajar .......................................... 31
4. Student Attitudes Toward Chemistry Lessons 36
5. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit .................... 38
a. Teori Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit 39
b. Jenis-jenis Larutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 40
c. Hubungan Elektrolit dengan Jenis
Ikatan Kimia ................................................ 43
B. KAJIAN PUSTAKA....................................................... 47
C. RUMUSAN HIPOTESIS .............................................. 52
D. KERANGKA BERPIKIR.............................................. 53

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................ 55


B. Tempat dan Waktu penelitian .................................. 58
C. Populasi dan Sempel Penelitian .......................... 58
D. Variabel Penelitian .............................................................. 58
E. Teknik Pengumpulan Data .................................. 58

xiii
1. Observasi .................................................................................................................... 59
2. Wawancara ............................................................... 59
3. Dokumentasi ............................................................................................... 59
4. Kuesioner ......................................................... 59
F. Teknik Analisis Data ............................................ 60

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

A.Deskripsi Data ......................................................... 79

B.Analisis Data ............................................................ 85

C.Pembahasan Penelitian ........................................ 115

D.Keterbatasan Penelitian ....................................... 128

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan ............................................................... 131

B.Saran ............................................................................ 132

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
Tabel 1.1 Persentase Ketuntasan Hasil UTS 9
Tabel 2.1 Indikator SATCL 38
Tabel 2.2 Perbedaan Senyawa Ion dan Senyawa 46
Kovalen
Tabel 3.1 Desain Penelitian 56
Tabel 3.2 Kategori Koefisien Kolerasi 61
Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kesukaran 64
Tabel 3.4 Kriteria Daya Beda 65
Tabel 3.5 Kriteria Respon Peserta Didik terhadap
Modul
Tabel 3.6 Modul Nilai N-Gain
Kategori 71
Tabel 4.1 Ranah Kognitif Pilihan Ganda 81
Tabel 4.2 Uji Validitas Non-tes Kelas Eksperimen 94
Tabel 4.3 Uji Validitas Non-tes Kelas Kontrol 94
Tabel 4.4 Validitas Butir Soal Pilihan Ganda 96
Tabel 4.5 Tingkat Kesukaran 97
Tabel 4.6 Analisis Daya Pembeda 98
Tabel 4.7 Uji Normalitas Nilai UTS 100
Tabel 4.8 Hasil Analisis Uji Homogenitas 101
Tabel 4.9 Hasil Rata-rata Pretest 102
Tabel 4.10 Uji Normalitas Nilai Pretest 103
Tabel 4.11 Hasil Analisis Uji Homogenitas 104

xv
Tabel 4.12 Hasil Analisis Uji Persamaan rata-rata 104
Tabel 4.13 Hasil Rata-rata Posttest 105
Tabel 4.14 Hasil Analisis Uji Normalitas Posttest 106
Tabel 4.15 Hasil Analisis Uji Homogenitas Posttest 107
Tabel 4.16 Hasil Analisis Uji Persamaan rata-rata 108
Tabel 4.17 Hasil Analisis Uji Pihak Kanan Hasil 109
Belajar
Tabel 4.18 Hasil Analisis Uji Pihak Kanan ATCL 109
Tabel 4.19 Hasil Analisis N-Gain Hasil Belajar 111
Tabel 4.20 Kriteria N-Gain Hasil Belajar 111
Tabel 4.21 Kriteria N-Gain ATCL 112
Tabel 4.22 Hasil Analisis N-Gain SATCL 113
Tabel 4.23 Analisis Respon Peserta Didik terhadap 114
Modul

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman


Gambar 2.1 Uji Larutan Elektrolit Kuat 41
Gambar 2.2 Uji Larutan Elektrolit Lemah 42
Gambar 2.3 Perbedaan Daya Hantar Listrik 42
Gambar 2.4 Senyawa Ion 44
Gambar 2.5 Struktur Lewis HCl 45
Gambar 2.6 Senyawa Kovalen Polar 46
Gambar 2.7 Kerangka Berpikir 53
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian 57
Gambar 4.1 Hukum Berpasangan Sebelum Revisi 86
Gambar 4.2 Hukum Berpasangan Setelah Revisi 86
Gambar 4.3 Konten UoS Sebelum dihapus 87
Gambar 4.4 Konten UoS setelah Revisi 87
Gambar 4.5 Periwayat haditsnya sebelum 88
ditambahkan
Gambar 4.6 Periwayat haditsnya setelah direvisi 88
Gambar 4.7 Konten UoS sebelum revisi 89
Gambar 4.8 Konten UoS setelah revisi 89
Gambar 4.9 Periwayat haditsnya sebelum 90
ditambahkan
Gambar 4.10 Periwayat haditsnya setelah direvisi 90

xvii
Gambar 4.11 Air Suling sebelum ditambahkan 91
Gambar 4.12 Air Suling setelah revisi 91
Gambar 4.13 Tokoh Kimia Al-Razi 92
Gambar 4.14 Hadits Mengenai Kerusakan 92
Lingkungan
Gambar 4.15 Penjelasan Melampaui Batas 93
Gambar 4.16 Kata Mutiara Kejujuran 93
Gambar 4.17 Grafik Perbedaan Rata-rata Hasil 119
Belajar
Gambar 4.18 Grafik Persentase Ketuntasan Hasil 120
Belajar
Gambar 4.19 Grafik N-gain Hasil Belajar 121
Gambar 4.20 Grafik Rata-rata SATCL 123
Gambar 4.21 Grafik Perbedaan Rata-rata 4 124
Indikator SATCL
Gambar 4.22 Grafik N-gain SATCL 125

xviii
DAFTAR SINGKATAN

ATCLS : Attitude Toward Chemistry Lessons Scale


UoS : Unity of Sciences
KD : Kompetensi Dasar
KKM : Kriteria Ketuntasan Minimum
KTSP : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
MA : Madrasah Aliyah
SK : Standar Kompetensi

xix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Profil MA Walisongo Pecangaan


Lampiran 2. Daftar Responden Uji Coba Instrumen Penelitian
Lampiran 3. Daftar Responden Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Lampiran 4. Silabus
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 6a. Kisi-kisi Angket
Lampiran 6b. Angket ATCL
Lampiran 7a. Kisi-kisi Soal Uji Coba
Lampiran 8. Analisis Uji Coba
Lampiran 9. Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba
Lampiran 10. Validitas Soal Uji Coba
Lampiran 11. Tingkat Kesukaran
Lampiran 12. Daya Beda Soal Uji Coba
Lampiran 13. Uji Normalitas Populasi
Lampiran 14. Uji Homogenitas Populasi
Lampiran 15. Kisi-kisi Pretest dan Posttest
Lampiran 16a. Soal Pretest dan Soal Posttest
Lampiran 17a. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
Lampiran 17b. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
Lampiran 18. Uji Homogenitas Pretest
Lampiran 19. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Lampiran 20a. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
Lampiran 20b. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol

xx
Lampiran 21. Uji Homogenitas Data Akhir
Lampiran 22. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Lampiran 23. Uji Pihak Kanan
Lampiran 24. Uji N-gain
Lampiran 25. Kisi-kisi Angket Respon
Lampiran 26. Analisis Respon Peserta Didik
Lampiran 27. Sampel Pengisian Angket
Lampiran 28. Analisis Uji Validitas Soal Non-tes
Lampiran 29. Hasil Wawancara Guru Kimia
Lampiran 39. Hasil Wawancara Peserta Didik
Lampiran 31. Uji Statistik Lab Matematika
Lampiran 32. Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi
Lampiran 33. Surat Permohonan Izin Riset
Lampiran 34. Surat Bukti Riset
Lampiran 35. Dokumentasi

xxi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses pembelajaran di sekolah tidak hanya sekedar
teoritik saja tetapi seharusnya ketika melakukan
pembelajaran di kelas, guru bisa mengajarkan materi tersebut
dengan mengaitkan nilai-nilai ajaran Islam (Djudin, 2012). Hal
tersebut agar dapat menambah keimanan dan ketaqwaan
peserta didik, karena pada dasarnya semua ilmu merupakan
satu kesatuan yang berasal dan bermuara pada Allah melalui
wahyu-Nya baik secara langsung maupun tidak langsung
(Tsuwaibah, 2014). Kegiatan belajar mengajar akan lebih
efektif dan efisien dalam usaha pencapaian tujuan
intruksional, jika melibatkan komponen sumber belajar secara
terencana.
Sumber belajar (Learning Resources) adalah segala macam
sumber belajar yang ada di luar peserta didik dan
memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar
(Rohani, 1997). Keberhasilan proses pembelajaran juga
bergantung pada media pembelajaran. Jenis media
pembelajaran terdiri dari berbagai macam diantaranya yaitu
handout, lembar kerja peserta didik, media pembelajaran
audiovisual (film, video compact disk audio), media
pembelajaran interaktif, media pembelajaran komputer

1
2

(hipermedia), dan modul (Prastowo, 2012). Proses belajar


mengajar dengan menggunakan media pembelajaran dapat
mempengaruhi kemauan serta minat peserta didik. Selain itu,
media pembelajaran juga dapat membantu peserta didik
meningkatkan pemahaman, memeberikan data yang menarik,
serta terpercaya, dan mempermudah penafsiran data.
(Arsyad, 2013). Berdasarkan uraian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran yang
sesuai dan tepat dapat meningkatkan minat belajar dan hasil
belajar peserta didik salah satunya materi kimia.
Kimia sebagai bagian dari ilmu sains yang mempelajari
tentang sifat, struktur, komposisi, dan perubahan materi juga
mengandung nilai-nilai yang dapat diaplikasikan secara
kontekstual dan aktual pada kehidupan sehari-hari sehingga
materi kimia dapat menambah wawasan spiritual (keislaman)
peserta didik (Fatonah, 2016). Contohnya di dalam tubuh
manusia terdapat larutan elektrolit yang tersimpan dalam
plasma darah yang berfungsi sebagai cairan tubuh. Cairan
tubuh ini setiap harinya dibutuhkan tubuh untuk melakukan
metabolisme seperti bernapas, berkeringat, dan urin. Jika
cairan tubuh ini tidak segera diganti, maka aktivitas
metabolisme tubuh menjadi menurun dan kesehatan tubuh
terganggu. Terkait dengan materi larutan elektrolit dan non
elektrolit yang dijelaskan dengan berbagai fenomena, seperti
garam dapur (NaCl) mudah larut dalam air, karena larutan
3

garam merupakan senyawa ionik yang dapat larut dalam


senyawa polar seperti air. Sesuai dengan teori Like Disolve
Like yang berbunyi bahwa senyawa polar hanya akan larut
dalam pelarut polar. Hal tersebut telah dijelaskan dalam Al-
Qur’an surat Yaasiin ayat 36:

       

     

Artinya: “Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-


pasangansemuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi
dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka
ketahui.” (QS. Yaasin:36)

Ayat 36 surat Yaasiin secara tidak langsung menjelaskan


bahwa Allah SWT menciptakan semua berpasang-pasangan,
termasuk senyawa-senyawa kimia. Dengan demikian belajar
kimia akan lebih bermakna apabila adanya keterkaitan antara
materi pelajaran dengan nilai-nilai ajaran Islam. Pemahaman
tentang larutan elektrolit diharapkan dapat membina
kesadaran peserta didik untuk mensyukuri nikmat yang
diberikan Allah swt berupa nikmat kesehatan dan nikmat
kesempurnaan tubuh.
Pengintegrasian nilai-nilai keislaman dalam pembelajaran
kimia ini merujuk pada pengembangan konsep keilmuan yang
4

diusung oleh UIN Walisongo Semarang dikenal dengan konsep


Wahdat al-Ulum (Unity of Sciences). Paradigma ini
menegaskan bahwa semua ilmu pada dasarnya adalah satu
kesatuan yang berasal dari dan bermuara pada Allah melalui
wahyu-Nya baik secara langsung maupun tidak langsung
(Tsuwaibah, 2014).
Menurut Dr. H. Abdul Muhayya (2014) mengatakan bahwa
unity of sciences adalah sebuah pandangan yang menjelaskan
bahwa semua ilmu yang ada di muka bumi merupakan sebuah
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.Dan semua ilmu baik itu
sains, teknologi, sosial maupun agama itu berasal dari Allah.
Oleh karena itu kita mengintegrasikan ilmu-ilmu tersebut dan
kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal
tersebut juga didukung oleh penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Febriana (2012) dan Sayyidah (2017) di mana
pembelajaran yang mengaitkan materi kimia atau sains
dengan ilmu lain yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
MA Walisongo Pecangaan telah menggalakkan
pembelajaran terintegrasi Islam. Dimulai dari proses
pembelajarannya guru menyelipkan materi kimia dengan sisi
keislaman meskipun penyampaiannya masih sekedar dengan
lisan. Yayasan Walisongo telah berencana membuat bahan
ajar berupa modul untuk mata pelajaran umum seperti kimia
yang terintegrasi Islam. Rencana tersebut belum bisa
5

disanggupi oleh pihak guru karena membuat bahan ajar


membutuhkan waktu yang lama. Hal tersebut juga dibenarkan
oleh guru pengampu mata pelajaran kimia Agustin Andriyanti
dan Mukhlisin bahwa membuat bahan ajar seperti modul
membutuhkan waktu yang lama apalagi jika modul tersebut
diintegrasikan dengan ilmu lain.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh
peneliti di MA Walisongo Pecangaan Jepara, mengungkapkan
bahwa peserta didik khususnya kelas X MIPA 1 (kelas tahfidz)
sebanyak 63% peserta didik lebih menyukai mata pelajaran
agama jika dibandingkan dengan mata pelajaran sains
(umum). Mata pelajaran agama dianggap lebih mudah dan
lebih penting dipelajari jika dibandingkan dengan mata
pelajaran sains (kimia). Sedangkan berdasarkan wawancara
peneliti dengan peserta didik di MA Walisongo Jepara sekitar
54% mengungkapkan bahwasanya peserta didik kurang
memahami keterkaitan materi kimia dengan ilmu agama. Hal
tersebut secara otomatis menjadi salah satu penyebab minat
belajar kimia rendah.
Minat yang rendah terhadap pembelajaran kimia
ditunjukkan dengan sikap peserta didik yang kurang baik.
Contohnya sikap peserta didik yang kurang berminat
mengikuti pelajaran akan suka membolos terutama pada mata
pelajaran yang dianggap sulit, sehingga berdampak pada hasil
belajar peserta didik rendah. Padahal kimia merupakan salah
6

satu mata pelajaran yang diajarkan di SMA dan merupakan


suatu objek psikologi yang dapat dihubungkan dengan
perasaan ataupun sikap positif dan negatif (Avi, Hofstein,
2011).Sikap peserta didik terhadap mata pelajaran kimia
dapat diketahui dari cara peserta didik bereaksi atau
memberikan respon terhadap kimia ketika kegiatan
pembelajaran berlangsung, baik di dalam kelas maupun di
luar kelas. Sikap dapat bersifat positif dengan adanya
kecenderungan tindakan mendekati, menyenangi dan
mengharapkan objek tertentu (Ercan, Akpinar, 2009).
Peserta didik yang memiliki sikap positif terhadap
pelajaran kimia (Student Attitudes Toward Chemistry Lessons)
ia akan menganggap kimia itu sebagai pelajaran yang mudah
dan asyik untuk dipelajari. Ia akan semangat dan selalu
memperhatikan penjelasan dari guru ketika pembelajaran
berlangsung (Ebru, Kaya, 2011). Selain itu, peserta didik yang
memiliki sikap terhadap pelajaran kimia (student attitudes
toward chemistry lessons) akan selalu belajar atas kesadaran
sendiri bukan hanya karena ada tugas ataupun ketika akan
ujian saja, sehingga prestasi belajarnya pun akan baik.
Sebaliknya peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap
kimia, ia akan menganggap kimia itu sebagai pelajaran yang
sulit, tidak menarik, dan merasa malas belajar kimia, sehingga
hasil belajarnya kurang baik dan tidak memuaskan
(Damavandi, M.,E, 2010)
7

, Menurut Yunus dan Ali (2013) mengatakan bahwa sikap


positif terhadap pembelajaran kimia (Attitudes toward
Chemistry Lessons) akan meningkatkan pemahaman peserta
didik dalam bidang kimia. Alasannya adalah kimia berperan
penting dalam menciptakan kesadaran untuk mencintai dan
merawat lingkungan serta berperan aktif dalam pelestarian
dan konservasi untuk masa depan masyarakat. Sebagaimana
dikonfirmasi oleh Cheung (seperti dikutip dalam Khan dan Ali,
2012) bahwa perlunya pengembangan sikap positif
dikarenakan sikap berhubungan dengan prestasi akademik.
Selain untuk meningkatkan prestasi akademik, pentingnya
pengembangan sikap positif terhadap pembelajaran kimia
tidak lain dikarenakan sikap adalah sebuah dasar hipotesis
yang digunakan oleh psikologi sosial untuk memahami dan
memprediksi perilaku peserta didik baik perilaku peserta
didik yang baik maupun perilaku yang tidak baik (Cheung,
2011). Peningkatan sikap positif peserta didik ditujukan guna
terjadinya pembelajaran yang berkesan agar dapat
memunculkan perilaku peserta didik yang baik. Tanpa sikap
positif, maka kegiatan belajar tidak akan berhasil dengan baik
(Djamarah, 2008).
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis
pada 17 Oktober 2018 dengan pengampu mata pelajaran
kimia Mukhlisin dan Agustin Andriyanti dalam proses
pembelajarannya menggunakan bahan ajar berupa LKS dan
8

buku paket. LKS hanya berisi materi ringkasan dan soal yang
belum terintegrasi dengan disiplin ilmu lainnya. Materi kimia
yang bersifat abstrak dan dianggap sulit membuat peserta
didik malas belajar materi kimia. Oleh karena itu, perlu
adanya sumber belajar kimia terintegrasi agar dapat
menambah semangat peserta didik dalam belajar materi
kimia. (Wawancara, 17 Oktober 2018)
Hal tersebut diperkuat dengan hasil analisis kebutuhan
peserta didik sebanyak 70% modul sangat dibutuhkan untuk
menunjang kebutuhan belajar peserta didik. Sebanyak 85%
peserta didik memilih sangat perlu jika modul kimia yang
digunakan untuk menunjang belajar diintegrasikan dengan
ilmu keislaman/ilmu yang lainnya. Sebanyak 65% peserta
didik menyatakan bahwa modul yang digunakan sebagai
sumber belajar selama ini dianggap sulit untuk dipahami. Oleh
karena itu, modul terintegrasi dipilih oleh peserta didik agar
mereka lebih mudah memahami materi, baik itu digunakan
dalam proses pembelajaran maupun sebagai sumber belajar
mandiri bagi peserta didik.
Berawal dari permasalahan tersebut, peneliti ingin
menerapkan pembelajaran menggunakan modul kimia
berbasis unity of sciences. Modul tersebut telah dikembangkan
oleh Rahayu Ningsih (2018). Pemilihan materi didasarkan
pada hasil wawancara dengan pengampu mata pelajaran
kimia Agustin Andriyanti yang dapat disimpulkan bahwa
9

materi larutan elektrolit dan nonelektrolit termasuk materi


yang abstrak dan sulit. Hal tersebut diperkuat dengan angket
kebutuhan peserta didik yang sudah menerima materi larutan
elektrolit dan nonelektrolit dapat disimpulkan bahwa sekitar
40% materi larutan elektrolit dan nonelektrolit merupakan
materi yang sulit, dan bersifat abstrak. Akibatnya peserta
didik kurang memahami larutan elektrolit dan nonelektrolit,
sehingga hasil belajar peserta didik kurang optimal.
Sebagaimana Data hasil belajar peserta didik MA Walisongo
Pecangaan Jepara dengan Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM)
mata pelajaran kimia adalah 70 ditunjukkan pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Presentase Ketuntasan Hasil Ulangan Tengah


Semester Gasal Tahun Pelajaran 2018/2019

Kelas Jml. Siswa Jml. Siswa Tidak Persentase


Tuntas Tuntas Ketuntasan
X MIA 1 2 20 9,09 %
X MIA 2 0 24 0%
Sumber: Daftar Nilai Siswa Kelas X MIA MA Walisongo Pecangaan Jepara Tahun
2018/2019
Pemahaman konsep yang kurang baik, media
pembelajaran yang kurang dan banyak buku pegangan yang
belum diintegrasikan dengan islam sains (Unity Of Sciences)
menjadikan minat belajar kimia rendah dan hasil belajar
peserta didik belum memenuhi KKM yang telah ditetapkan.
Pada penelitian sebelumnya telah dihasilkan modul
pembelajaran kimia berbasis Unity of Sciences pada materi
10

larutan elektrolit dan nonelektrolit. Modul tersebut telah


dikembangkan oleh Rahayu Ningsih (2018) yang diuji dalam
skala kecil. Hasil validasi modul menunjukkan modul sangat
valid dengan persentase 93,3% oleh ahli Unity of Sciences,
94,5% oleh ahli materi, dan 91,4% oleh ahli media. Hasil uji
keterbacaan modul menunjukkan bahwa modul memiliki
tingkat keterbacaan yang tinggi dengan persentase rata-rata
sekitar 97,7%. Hasil tanggapan atau respon peserta didik
terhadap modul menunjukkan kategori baik dengan
persentase rata-rata sekitar 82%. Hasil uji pre-test dan post-
test peserta didik terhadap modul memiliki kategori tinggi
dengan rata-rata skor n-gain sebesar 0,73. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa modul
pembelajaran kimia berbasis Unity of Sciences pada materi
larutan elektrolit dan nonelektrolit layak untuk digunakan
dan memiliki kualitas yang baik.
Oleh karena itu, dilakukan penelitian lanjutan dengan
tujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan modul
kimia berbasis unity of sciences pada materi larutan elektrolit
dan nonelektrolit terhadap Attitudes Toward Chemistry
Lessons(ATCL)dan hasil belajar peserta didik.Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah diuraikan maka penelitian
ini difokuskan pada judul “efektivitas penggunaan modul
kimia berbasis unity of sciences pada materi larutan elektrolit
dan nonelektrolit terhadap ATCLS (Attitude Toward
11

Chemistry Lessons Scale) dan hasil belajar peserta didik kelas


X MA Walisongo Pecangaan Jepara”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka permasalahan yang dapat dirumuskan
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah modul kimia berbasis Unity Of Sciences pada
Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit efektif
meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X MIA
MA Walisongo Pecangaan Jepara?
2. Bagaimana perbandingan ATCL (Attitudes Toward
Chemistry Lessons) peserta didik antara pembelajaran
yang menggunakan modul kimia berbasis Unity Of
Sciences dengan pembelajaran menggunakan LKS pada
Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit di MA
Walisongo Pecangaan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Hasil penelitian dari skripsi ini diharapkan dapat


memberikan tujuan dan manfaat sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
12

a) Untuk mengetahui efektivitas penggunaan modul


kimia berbasis Unity Of Sciences pada Materi Larutan
Elektrolit dan Nonelektrolit terhadap hasil belajar
peserta didik kelas X MIA MA Walisongo Pecangaan
Jepara.
b) Untuk mengetahui perbandingan ATCL (Attitudes
Toward Chemistry Lessons) peserta didik
antarapembelajaran menggunakan modul kimia
berbasis Unity Of Sciences dengan pembelajaran
menggunakan LKS pada Materi Larutan Elektrolit dan
Nonelektrolit di MA Walisongo Pecangaan.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi teoritik mengenai modul kimia berbasis
unity of sciences pada materi larutan elektrolit dan non
elektrolit
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Sekolah:
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi tambahan dalam rangka perbaikan
proses pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan keefektivan kegiatan belajar dan
hasil belajar khususnya mata pelajaran kimia.
13

2) Bagi Guru:
a) Memotivasi guru untuk menggunakan sumber
belajar kimia yang memiliki nilai keagamaan
sehingga peserta didik dapat mengetahui
hubungan islam-sains.
b) Memberikan masukan dan pertimbangan
dalam menentukan media pembelajaran yang
tepat untuk meningkatkan hasil belajar
peserta didik terutama materi larutan
elektrolit dan non elektrolit.

3) Bagi peserta didik:


a) Meningkatkan keaktifan dan motivasi
peserta didik dengan diterapkannya modul
kimia berbasis unity of sciences materi
larutan elektrolit dan non elektrolit dalam
proses pembelajaran.
b) Meningkatkan hasil belajar peserta didik
dengan penerapan modul kimia berbasis
unity of sciences materi larutan elektrolit
dan non elektrolit.
4) Bagi Peneliti:
a) Mengetahui keefektifan modul kimia
berbasis unity of sciences materi larutan
elektrolit dan non elektrolit terhadap ATCL
14

(Attitude Toward Chemistry Lessons) dan


hasil belajar peserta didik kelas X MIA MA
Walisongo Pecangaan Jepara
b) Menambah pengalaman mengenai sumber
belajar yang tepat untuk menciptakan
pembelajaran yang efektif
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Diskripsi Teori
1. Efektivitas
Efektivitas menurut bahasa berasal dari kata
efektif yang mempunyai arti ada efeknya (akibat,
pengaruhnya, dan kekuasaannya), manjur, mujarab, dapat
membawa hasil, dalam hal ini efektivitas dapat dilihat dari
tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus yang telah
direncanakan (KBBI, 2002). Efektivitas secara istilah
adalah kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas
dengan sasaran yang dituju (Mulyasa, 2003). Efektivitas
berkaitan dengan ketercapaian semua tugas dan tujuan
serta keterpatan waktu dan keikutsertaan para
anggotanya.
Menurut Mahmudi (2005), “efektivitas terkait
dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan
hasil yang sesungguhnya dicapai”. Sedangkan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), efektivitas adalah
menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan. Suatu usaha
dikatakan efektivitas apabila usaha itu telah mencapai
tujuannya. Kriteria utama suatu proses pembelajaran
dapat dikatakan berhasil adalah dengan tercapainya

15
16

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut


Supardi (2013) efektivitas berarti usaha untuk dapat
mencapai sasaran yang telah ditetapkan atau berusaha
melalui aktivitas tertentu baik secara fisik maupun non
fisik memperoleh hasil yang maksimal baik secara
kuantitatif maupun kualitatif.
2. Modul Kimia Berbasis Unity Of Sciences
a. Modul
1) Pengertian Modul
Menurut Sungkono (2009) “modul dapat
dituliskan sebagai suatu unit lengkap yang berdiri
sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan
belajar yang disusun untuk membantu peserta didik
agar dapat meraih beberapa tujuan yang dirumuskan
secara khusus dan jelas. Suatu modul minimal memuat
tujuan pembelajaran, materi/substansi belajar, dan
evaluasi” (Sungkono, 2009).
Daryanto (2013) menyatakan bahwa modul adalah
salah satu bahan ajar yang dikemas secara utuh dan
sistematis, didalamnya memuat seperangkat
pengalaman belajar yang terencana dan didesain
untuk membantu peserta didik menguasai tujuan
belajar yang spesifik. Modul minimal memuat tujuan
pembelajaran, materi/substansi belajar, dan evaluasi.
17

Hal yang sama dijelaskan oleh Kurniasih dan Sani,


(2014) bahwa modul merupakan salah satu bahan ajar
yang disajikan secara sistematis sehingga pembacanya
dapat belajar dengan atau tanpa seorang pendidik atau
fasilitator. Hal yang hampir sama juga dinyatakan
sebuah modul harus mampu menjelaskan sesuatu
dengan bahasa yang mudah diterima peserta didik
sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya
(Daryanto, 2013). Berdasarkan pengertian yang
dipaparkan oleh ahli di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa modul adalah suatu bahan ajar yang disusun
sistematis dan berfungsi sebagai sarana belajar
mandiri. Menurut Abdul Majid, modul adalah
sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta
didik dapat belajar secara mandiri tanpa bimbingan
dari guru (Prastowo, 2014). Modul juga sering disebut
sebagai seperangkat bahan ajar yang disajikan secara
sistematis, sehingga penggunaanya dapat belajar tanpa
seorang fasilitator atau guru (Prastowo,2011)
Modul pembelajaran adalah salah satu
seperangkat aktivitas yang bertujuan mempermudah
peserta didik untuk mencapai seperangkat tujuan
pembelajaran (Wena, 2009). Seperangkat aktivitas
tersebut berisi pretest aktivitas belajar yang
18

memungkinkan peserta didik memperoleh


kompetensi-kompetensi yang belum dikuasai dari
hasil pretest dan mengevaluasi kompetensinya untuk
mengukur keberhasilan belajar atau posttest (Mulyasa,
2006)
Cara penyajian modul diusahakan dengan bahasa
yang sedehana, mudah dipahami, mudah dimengerti,
serta menggunakan ejaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Komponen-komponen yang harus ada
didalam modul yaitu petunjuk belajar dicantumkan
dengan jelas, kompetensi yang akan dicapai berupa
standar kompetensi, kompetensi dasar maupun
indikator yang harus dipahami oleh peserta didik,
konsep yang disajikan harus jelas, informasi
pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja dan
evaluasi (Prastowo, 2012).
Modul dalam proses pembelajaran memiliki
banyak manfaat yaitu peserta didik memiliki
kesempatan melatih diri belajar secara mandiri,belajar
menjadi lebih menarik karena dapat dipelajari diluar
jam pelajaran, dan peserta didik dapat
mengembangkan kemauannya dalam berinteraksi
langsung dengan lingkungan dan sumber belajar
lainnya (Usman, 2002)
19

Beberapa pengertian modul diatas dapat


disimpulkan, bahwa modul merupakan salah satu
bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan
sistematis, didalamnya memuat seperangkat
pengalaman belajar yang terencana dan didesain
untuk membantu peserta didik menguasai tujuan
belajar yang spesifik dan berfungsi sebagai bahan ajar
mandiri.
2) Karakterisik Modul
Pembelajaran dengan sistem modul memiliki
karakteristik diantaranya adalah :
a. Setiap modul harus memberikan informasi dan
memberikan petunjuk pelaksanaan yang jelas
tentang apa yang harus dilakukan oleh seorang
peserta didik, bagaimana melakukannya serta
sumber belajar apa yang harus digunakan.
b. Modul merupakan pembelajaran individual,
sehingga mengupayakan untuk melibatkan
sebanyak mungkin karakteristik peserta didik,
yaitu :
1) Memungkinkan peserta didik mengalami
kemajuan belajar sesuai dengan
kemampuannya.
20

2) Memungkinkan peserta didik mengukur


kemajuan belajar yang telah diperoleh.
3) Memfokuskan peserta didik pada tujuan
pembelajaran yang spesifik dan dapat diukur.

c. Pengalaman belajar dalam modul disediakan untuk


membantu peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran seefektif dan seefisien mungkin,
serta memungkinkan peserta didik melakukan
pembelajaran secara aktif.
d. Materi pembelajaran disajikan secara logis dan
sistematis, sehingga peserta didik dapat
mengetahui kapan peserta didik memulai, dan
kapan mengakhiri suatu modul, dan tidak
menimbulkan pertanyaan mengenai apa yang
harus dilakukan, atau dipelajari.
Karakteristik modul sebagai bahan ajar, modul
juga memiliki karakteristik tertentu yang
membedakannnya dengan bahan ajar lain (Sabri,
2007). Karakteristik modul mencakup:
1) Fleksibilitas yaitu prinsip menyesuaikan
perbedaan peserta didik.
2) Feedback yaitu prinsip penguasaan tuntas
(mastery learning) artinya peserta didik belajar
tuntas.
21

3) Memberikan kesempatan peserta didik untuk


memperbaiki kesalahan dan kekurangannya
4) Motivasi dan kerjasama
5) Pengayaan
Karakteristik modul yang membedakannya
dengan bahan ajar lain adalah prinsip
menyesuaikan perbedaan peserta didik artinya
dengan belajar menggunakan modul, peserta
didik bebas belajar menggunakan cara mereka
sendiri dengan menggunakan berbagai teknik
untuk menyelesaikan masalah yang terangkum
dalam modul (Nasution, 2010). Selain itu,
peserta didik juga dapat memperbaiki
kesalahan dan kekurangannya dengan
mengulang dan memahami kembali materi yang
disajikan dalam modul. Dengan adanya modul,
peserta didik juga dapat meningkatkan motivasi
dan kerjasama dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran dengan menggunakan modul
dapat membuka kesempatan bagi peserta didik
untuk belajar sesuai dengan kecepatan
pemahamannya masing-masing. Di samping itu,
modul juga dapat membuat peserta didik
22

belajar secara mandiri walaupun tanpa


kehadiran pendidik (Sabri, 2007)
3) Fungsi dan Tujuan
Modul sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya,
pengertian modul mengisyaratkan bahwa penyusunan
modul memiliki arti penting bagi kegiatan pembelajaran.
Arti penting ini apabila dijabarkan lebih luas, meliputi
fungsi, tujuan, dan kegunaan modul bagi kegiatan
pembelajaran peserta didik. Menurut Prastowo (2014)
sebagai salah satu bahan ajar, modul memiliki fungsi
sebagai berikut:
a) Bahan ajar mandiri. Maksudnya, penggunaan modul
dalam proses pembelajaran berfungsi meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk belajar sendiri tanpa
tergantung kepada kehadiran pendidik.
b) Pengganti fungsi pendidik. Maksudnya, modul sebagai
bahan ajar yang harus mampu menjelaskan materi
pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh
peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia
mereka. Sementara, fungsi penjelas sesuatu tersebut
juga melekat pada pendidik. Maka dari itu,
penggunaan modul bisa berfungsi sebagai pengganti
fungsi atau peran fasilitator/pendidik.
23

c) Alat evaluasi. Maksudnya, dengan modul, peserta


didik dituntut untuk dapat mengukur dan menilai
sendiri tingkat penguasaannya terhadap materi yang
telah dipelajari. Dengan demikian, modul juga sebagai
alat evaluasi.
d) Bahan rujukan bagi peserta didik. Maksudnya, karena
modul mengandung berbagai materi yang harus
dipelajari oleh peserta didik, maka modul juga
memilah fungsi sebagai bahan rujukan bagi peserta
didik. Modul mempunyai banyak arti berkenaan
dengan belajar mandiri. Terkait dengan hal tersebut,
menurut Depdiknas (2008) penulisan modul memiliki
tujuan sebagai berikut:
a) Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan
agar tidak terlalu bersifat verbal.
b) Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya
indera, baik peserta belajar maupun
pendidik/instruktur.
c) Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi,
seperti untuk meningkatkan motivasi dan gairah
belajar, mengembangkan kemampuan dalam
berinteraksi langsung dengan lingkungan dan
sumber belajar lainnya yang memungkinkan
24

peserta didik belajar mandiri sesuai kemampuan


dan minatnya.
d) Memungkinkan peserta didik dapat mengukur atau
mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.

b. Unity Of Sciences
Paradigma kesatuan ilmu pengetahuan
sesungguhnya merupakan paradigma ilmu pengetahuan
khas umat Islam yang menyatakan bahwa semua ilmu
pada dasarnya adalah satu kesatuan yang berasal dari dan
bermuara pada Allah melalui wahyu-Nya baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu semua
ilmu sudah semestinya saling berdialog dan bermuara
pada satu tujuan yakni mengantarkan pengkajiannya
semakin mengenal dan semakin dekat pada Allah sebagai
al-‘Alim (Fanani, 2015).
Muhyar Fanani menyimbolkan paradigma Unity of
Sciences atau Wahdatul ‘Ulum seperti sebuah berlian yang
sangat indah dan bernilai tinggi, memancarkan sinar,
memiliki sumbu dan sisi yang saling berhubungan satu
sama lain. Sumbu paling tengah menggambarkan Allah
sebagai sumber nilai, doktrin, dan ilmu pengetahuan. Allah
menurunkan ayat Qur’aniyah dan ayat-ayat kauniyah
sebagai lahan eksplorasi pengetahuan yang saling
melengkapi dan tidak mungkin saling bertentangan.
25

Eksplorasi atas ayat-ayat Allah menghasilkan lima gugus


ilmu, yaitu:
a) Ilmu agama dan humaniora (religion and humanity
science), yaitu ilmu-ilmu yang muncul saat manusia
belajar tentang agama dan diri sendiri, seperti ilmu-
ilmu keislaman seni, sejarah, bahasa, dan filsafat.
b) Ilmu-ilmu sosial (social sciences), yaitu sains sosial
yang muncul saat manusia belajar berinteraksi antar
sesamanya, seperti sosiologi, ekonomi, geografi,
politik, dan psikologi.
c) Ilmu-ilmu kealaman (natural sciences), yaitu saat
manusia belajar fenomena alam, sperti kimia, fisika,
biologi, antariksa, dan geologi.
d) lmu matematika dan sains komputer (mathematics
and computing sciences), yaitu ilmu yang muncul saat
manusia mengkuantitaskan gejala alam dan sosial,
seperti komputer, logika, matematika, dan statistika.
e) Ilmu-ilmu profesi dan terapan (profession and applied
sciences) yaitu ilmu-ilmu yang muncul saat menusia
menggunakan kombinasi dua atau lebih keilmuan
diatas untuk memecahkan masalah yang dihadapinya,
seperti pertanian, arsitektur, bisnis, hukum,
manajemen, dan pendidikan.
26

Tujuan dari unity of sciences adalah dalam rangka


tauhidisasi, yaitu mengesakan Allah SWT. Ilmu yang
hanya bersumber dari Allah, sedangkan Allah adalah Esa
yang mengartikan bahwa ilmu itu sebenarnya sebuah
kesatuan (Muhayya, 2014).
Zaman sekarang yang terpengaruh budaya barat,
mencampuradukkan fungsi dari ilmu sendiri. Allah
memberikan ilmu agar bermanfaat untuk seluruh alam
(rohmatal lil ‘aalamiin), bukan untuk mencapai semua
keinginan manusia saja. Oleh karena itu, unity of sciences
ditekankan, agar melihat masalah tidak hanya dari satu
aspek saja, tapi dari beberapa aspek dengan
mempertimbangkan manfaat dan madhorotnya secara
menyeluruh. Tujuan diatas didukung dengan pernyataan
bahwa kesatuan ilmu-ilmu juga untuk ibadah
(pengabdian kepada Sang Kholiq) (Bahri, 2001).
UIN Walisongo Semarang sebagai salah satu
perguruan tinggi di Indonesia yang mengawali adanya
Unity of Sciences, yang dituangkan dalam visi misi UIN
Walisongo. Visi yang dimatangkan yaitu “Universitas
Riset terkemuka berbasis unity of sciences bagi
kemanusiaan dan peradaban.” Maka dari itu untuk
mewujudkan visi tersebut, perlu adanya pengintegrasian
27

adanya ilmu kimia dengan ilmu-ilmu agama maupun


ilmu lain yang serumpun.
Di UIN Walisongo memiliki tiga strategi untuk
mengimplementasikan paradigma unity of sciences,
yakni: (1) Humanisasi ilmu-ilmu keislaman, (2)
Spiritualisasi ilmu-ilmu modern, (3) Revitalisasi local
wisdom (Fanani, 2015). Penelitian kali ini peneliti
mengambil ketiga strategi. Aplikasi dalam modul
meliputi mengaitkan ketiga strategi tersebut dengan
ilmu kimia. Al-qur’an atau hadits dikaitkan dengan ilmu
kimia untuk mengartikan bahwa keduanya bermanfaat
untuk kehidupan manusia (humanisasi). lalu mengaitkan
al-qur’an dan hadits dengan ilmu kimia untuk
meningkatkan spiritual dari orang islam, dan mengaitkan
budaya dengan ilmu kimia. Keterkaitan-keterkaitan itu
untuk membuktikan bahwa ilmu adalah kesatuan.
Ceramah Dr. Fuad Nashori dalam seminar
Sosialisasi Pengembangan Akademik Berbasis Unity of
Sciences di hotel Pandanaran, Jumat, 6 Desember 2013,
dalam rangka spiritualisasi ilmu-ilmu modern ini ada hal
yang perlu diperhatikan yaitu semangat spiritualitas
untuk memberikan pijakan nilai-nilai ketuhanan
(ilahiyah) dan etika terhadap ilmu-ilmu sekuler untuk
memastikan bahwa pada dasarnya semua ilmu
28

pengetahuan berorientasi pada peningkatan kualitas


manusia dan alam serta bukan perusakan keduanya
(Fanani, 2015).
Terkait dengan materi larutan elektrolit dan non
elektrolit , peneliti memilih menggunakan strategi
spiritualisasi ilmu-ilmu modern karena ilmu kimia
termasuk kedalam ilmu modern. Spiritualisasi yang
dimaksud terkait hal ini adalah menanamkan nilai-nilai
ketuhanan (internalisasi nilai tauhid) sehingga timbul
kesadaran peserta didik bahwa kimia sebagai ilmu
pengetahuan umum dapat diintegrasikan dengan islam
sebagai kesatuan ilmu yang bersumber dari Allah. Ketika
seseorang mengamati dirinya dan alam sekitarnya, maka
perasaan pertama yang muncul adalah perasaan tentang
adanya sebuah kekuatan besar yang mengendalikan,
memelihara, mengatur alam dan kehidupan. Hal tersebut
akan mengantarkannya pada keimanan kepada Allah
serta beriman pada semua yang ditetapkan oleh Islam,
agama yang benar (Pasha, 2004).
Nilai-nilai agama yang perlu disisipkan dalam
pembelajaran IPA didasarkan atas beberapa alasan,
yaitu: (1) untuk menghindari kehampaan spiritual dalam
pendidikan sains di sekolah dan dunia ilmiah; (2)
fenomena alam yang ada dan terjadi dibumi dan dilangit
29

adalah kajian sains dan sekaligus merupakan objek


tafakkur terhadap Allah SWT; (3) jika sains “menolak”
Allah maka dapat menyebabkan manusia yang bergelut
dengan sains mengalami krisis multidimensional; (4)
sebagai upaya memagari sains agar para peserta didik
tidak terjerumus ke dalam ajaran-ajaran yang
bertentangan dengan akidah dan keimanan dalam islam
(Djudin, 2012)
Kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan
alam yang mempelajari tentang sifat, struktur,
komposisi, perubahan materi yang secara umum
diperoleh melalui hasil-hasil eksperimen dan penalaran.
Sub bab-sub bab yang dipelajari dalam kimia hendaknya
membawa manusia pada pengagungan kepada Allah Swt
sebagai Dzat yang menciptakan jagad raya yang begitu
luas. Tujuan dan fungsi proses pembelajaran kimia di
SMA/MA tidak bertentangan dengan nilai-nilai ajaran
agama Islam.
Menurut Permendikbud (2013) tujuan dan fungsi
proses pembelajaran kimia di SMA/MA baik yang
dilakukan di kelas maupun di laboratorium atau
ditempat lainnya adalah:
30

a) Menumbuhkan keimanan kepada Tuhan yang Maha


Esa melalui pengamatan terhadap fenomena dan
prinsip kimia.
b) Mengembangkan sikap ilmiah: rasa ingin tahu,
berpikir logis dan analitis, tekun, ulet, jujur, disiplin,
tanggung jawab, santun dan peduli melalui kimia
c) Memahami konsep-konsep kimia dan saling
keterkaitannya
d) Menerapkan ilmu kimia untuk menjelaskan fenomena
yang terjadi disekitar lingkungan kehidupan yang
berkaitan dengan kimia.
e) Menganalisis dan menyelesaikan permasalahan yang
berkaitan dengan kimia serta menerapkan
pengetahuan ini pada berbagai bidang ilmu dan
teknologi.
f) Memupuk sikap positif terhadap kimia, yaitu merasa
tertarik untuk mempelajari kimia lebih lanjut karena
pembelajaran kimia menjelaskan secara molekuler
berbagai peristiwa alam dan berperan penting dalam
pengembangan teknologi.
Berdasarkan uraian diatas, maka sudah selayaknya
pembelajaran kimia di SMA/MA merujuk pada
paradigma Unity Of Sciences yang akan menjadikan kimia
menjadi lebih bermakna dan membawa peserta didik
31

dan guru kepada kesyukuran dan pengagungan kepada


Allah SWT atas limpahan karunia berupa materi, energi
dan semua hal yang tercakup dalam ilmu kimia.
3. Hasil Belajar
a. Belajar
Belajar adalah perubahan, relatif permanen pada
perilaku, pengetahuan dan kemampuan berfikir yang
diperoleh karena pengalaman. Pengalaman tersebut dapat
diperoleh dengan adanya interaksi antara seseorang
dengan lingkungannya (Sardiman, 2000).
b. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil
belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan
mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris
berorientasi pada proses belajar mengajar yang dialami
siswa (Nana, Sudjana, 2005).
Hasil belajar dapat diartikan sebagai kemampuan
siswa yang diperoleh dari pengalaman belajar (Sudjana,
2012). Menurut Benyamin Bloom (seperti dikutip dalam
Sudjana, 2012) hasil belajar dapat dikategorikan menjadi
tiga ranah, meliputi ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotorik. Pertama, ranah kognitif berhubungan
dengan hasil belajar intelektual. Ranah ini terdiri dari 6
32

aspek. Keenam aspek tersebut digolongkan menjadi dua


tingkatan sebagai berikut:
a) Aspek kognitif tingkat rendah, terdiri dari:
pengetahuan atau ingatan dan pemahaman.
b) Aspek kognitif tingkat tinggi, terdiri dari: aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi.
Kedua, ranah afektif atau sikap terdiri dari 5
aspek, meliputi: penerimaan, jawaban atau reaksi,
penilaian, organisasi dan internalisasi. Ketiga, ranah
psikomotoris merupakan hasil belajar berupa
keterampilan dan kemampuan bertindak. Terdapat 6
aspek ranah psikomotoris meliputi: gerakan refleks,
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,
keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan
kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif
(Sudjana, 2012).
Hasil belajar sangat penting dalam proses
pembelajaran. Penilaian terhadap hasil belajar dapat
digunakan sebagai analisis sejauh mana keberhasilan
siswa dalam belajar, sehingga dengan data hasil
belajar dapat dilakukan evaluasi, baik evaluasi
peserta didik dalam belajar maupun evaluasi bagi
pembelajaran yang telah dilakukan guru guna
perbaikan pembelajaran selanjutnya.
33

Menurut Hamalik (2008:155), hasil belajar


didefinisikan sebagai “suatu proses terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat
diamati dan diukur dalam bentuk perubahan
pengetahuan sikap dan ketrampilan”. Perubahan
tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan
pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan
sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,
sikap kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya.
Hasil belajar merupakan hasil kegiatan belajar siswa
yang menggambarkan ketrampilan atau penguasaan
siswa terhadap bahan ajar. Hasil belajar biasanya
dinyatakan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan oleh guru. Tes yang digunakan untuk
menentukan hasil belajar merupakan suatu alat untuk
mengukur aspek-aspek tertentu dari siswa. (Dimyati
dan Mudjiono, 2009)
Hasil belajar dalam pendidikan, khususnya
dalam proses belajar mengajar mempunyai beberapa
fungsi, seperti yang diungkapkan oleh W.S. Winkel,
yang dikutip oleh Nana Sudjana (2004:142) sebagai
berikut:
34

1) Hasil belajar sebagai indikator kualitas dan


kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak
didik.
2) Hasil belajar sebagai lambang pemusatan hasrat
keingintahuan.
3) Hasil belajar sebagai bahan informasi dalam
inovasi pendidikan.
4) Hasil belajar sebagai indikator intern dan ekstern
dari situasi institusi pendidikan.
5) Hasil belajar dapat dijadikan indikator terhadap
daya serap kecerdasan anak didik.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah perubahan pada kognitif, afektif dan konatif
sebagai pengaruh pengalaman belajar yang dialami siswa
baik berupa suatu bagian, unit, atau bab materi tertentu
yang telah diajarkan.
c. Jenis-jenis hasil belajar
Bloom (dalam Yowanita Dwi Irwanti, 2011)
membagi hasil belajar dalam tiga ranah, yakni ranah
kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris.
1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar
intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni
pengetahuan (knowledge), pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi.
35

2) Ranah afekifberkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe


hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam
berbagai tingkah laku seperti perhatiaannya terhadap
pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru,
kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.
3) Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam
aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan refleks,
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,
keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan
kompleks, dan gerakan ekspresif dan
interpretatif.Untuk mencapai hasil belajar ada
beberapa faktor yang mempengaruhi. Menurut Syah
(2005) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
adalah sebagai berikut:
1) Faktor internal (faktor dari dalam peserta didik)
Yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani
peserta didik yang meliputi mata, telinga,
intelegensi, bakat dan minat peserta didik.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik)
Yakni kondisi lingkungan di sekitar peserta didik
yang meliputi lingkungan sosial seperti orang tua
dan keluarga peserta didik itu sendiri dan
lingkungan non sosial yang meliputi rumah,
36

gedung sekolah, alat-alat belajar, keadaan cuaca


dan waktu yang digunakan peserta didik dalam
belajar.
3) Faktor pendekatan belajar
Yakni jenis upaya belajar peserta didik yang
meliputi strategi dan strategi yang digunakan
peserta didik untuk melakukan kegiatan
mempelajari materi-materi pelajaran.
4. Attitudes Toward Chemistry Lessons
Attitude berasal dari bahasa Inggris yang memiliki
arti sikap. Sikap berawal dari perasaan (suka atau tidak
suka) terhadap kecenderungan dalam bertindak dan
merespon sesuatu/ obyek. Adanya sikap akan
memunculkan perilaku/ tindakan yang diinginkan
(Suyanti, 2010). Adapun student attitudes toward
chemistry lessons dapat diartikan sebagai sikap siswa
terhadap pembelajaran kimia. Tentang pembentukannya,
sikap terbentuk dari sifat-sifat bawaan yang diturunkan
dari kedua orang tuanya. Namun dalam
perkembangannya, sikap dapat dipengaruhi oleh faktor
eksternal seperti lingkungan, teman bermain bahkan
pendidikan.
Sementara Cheung (2011) menyatakan bahwa
faktor yang mempengaruhi sikap siswa terhadap
37

pembelajaran kimia adalah ujian umum, perbedaan


tingkat kelas dan jenis kelamin. Ia menambahkan bahwa
dalam imlementasi pembelajaran kimia harus ada
perencanaan agar mampu menumbuhkan sikap positif
siswa terhadap pembelajaran kimia sebagai berikut:
a) Mengurangi laju pembelajaran kimia agar siswa dapat
memahami konsep kimia dengan baik.
b) Eksplorasi terhadap pembelajaran langsung, artinya
siswa melakukan berbagai kegiatan langsung seperti
praktikum untuk mendorong siswa mencari
pengalaman.
c) Merancang soal tes dari pertanyaan tingkat rendah
hingga pertanyaan tingkat tinggi untuk memberi rasa
berprestasi siswa.
d) Memodifikasi pembelajaran yang runtut dan
menghilangkan konsep yang abstrak.
Menurut Suyanti (2010), sikap memiliki 3
komponen. Pertama, komponen afektif yang berhubungan
dengan perasaan atau penilaian yang dimiliki seseorang
terhadap obyek. Kedua, komponen kognitif berupa
kepercayaan atau keyakinan dan Ketiga, komponen
konatif yaitu kecenderungan berperilaku dan bertindak
dengan cara-cara tertentu.
38

Sikap yang dimaksudkan dalam penelitian ini


adalah sikap positif peserta didik terhadap pembelajaran
kimia dengan modul kimia berbasis Unity Of
Sciences.Adapun indikator student attitudes toward
chemistry lessons ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Indikator Student Attitudes toward
Chemistry Lessons
No. Indikator
1. Liking for the chemistry theory (Menyukai Teori
Kimia)
2. Liking For Chemistry Laboratory Work
(Menyukai Praktikum Kimia)
3. Evaluative beliefs about school chemistry
(Keyakinan Siswa tentang Kimia di Sekolah)
4. Behavioral tendencies to learn chemistry
(Kecenderungan Perilaku untuk Belajar Kimia)
Sumber: Cheung (2011)

5. Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit


1. Pengertian larutan
Larutan adalah campuran homogen antara zat
terlarut dan pelarut. Zat terlarut adalah zat yang
terdispersi (tersebar secara merata) dalam zat pelarut. Zat
terlarut mempunyai jumlah yang lebih sedikit dalam
campuran. Ini biasa di sebut dengan solute. Sedangkan zat
39

pelarut adalah zat yang mendispersi atau (fase


pendispersi) komponen–komponen zat terlarut. Zat
pelarut mempunyai jumlah yang lebih banyak dalam
campuran. Zat pelarut di sebut solvent.
2. Pengertian larutan elektrolit dan larutan
nonelektrolit

1) Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat


menghantarkan arus listrik dengan memberikan gejala
berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya
gelmbung gas dalam larutan .Larutan yang menunjukan
gejala – gejala tersebut pada pengujian tergolong ke
dalam larutan elektrolit.

2) Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat


menghantarkan arus listrik dengan memberikan gejala
berupa tidak ada gelembung dalam larutan atau lampu
tidak menyala pada alat uji. Larutan yang menunjukan
gejala –gejala tersebut pada pengujian tergolong ke
dalam larutan nonelektrolit. Contohnya: air minum,
larutan urea, larutan sukrosa, larutan glukosa, alcohol
dan lain – lain.
40

3. Jenis – jenis larutan berdasrkan daya hantar listrik

1) Larutan elektrolit kuat

Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang


banyak menghasilkan ion – ion karena terurai
sempurna, maka harga derajat ionisasi (ά ) = 1. Banyak
sedikit elektrolit menjadi ion dinyatakan dengan
derajat ionisasi ( ά ) yaitu perbandingan jumlah zat
yang menjadi ion dengan jumlah zat yang di hantarkan.
Yang tergolong elektrolit kuat adalah :

a) Asam – asam kuat

b) Basa – basa kuat

c) Garam – garam yang mudah larut

Ciri–ciri daya hantar listrik larutan elektrolit


kuat yaitu lampu pijar akan menyala terang dan timbul
gelembung–gelembung di sekitar elektrode. Larutan
elektrolit kuat terbentuk dari terlarutnya senyawa
elektrolit kuat dalam pelarut air. Senyawa elektrolit
kuat dalam air dapat terurai sempurna membentuk ion
positif (kation) dan ion negatif (anion). Arus listrik
merupakan arus electron. Pada saat di lewatkan ke
dalam larutan elektrolit kuat, electron tersebut dapat di
hantarkan melalui ion – ion dalam larutan, seperti
ddihantarkan oleh kabel. Akibatnya lampu pada alat uji
41

elektrolit akan menyala. Elektrolit kuat terurai


sempurna dalam larutan. Contoh : HCl, HBr, HI, HNO3,
H2SO4, NaOH, KOH, dan NaCl. Sebagaimana gambar 2.1
menunjukkan uji larutan elektrolit kuat.

Gambar 2. 1. Uji larutan Elektrolit Kuat


(Sumber:https://bisakimia.com)

2) Larutan elektrolit lemah

Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang


daya hantar listriknya lemah dengan harga derajat
ionisasi sebesar 0<ά>1. Larutan elektrolit lemah
mengandung zat yang hanya sebagian kecil menjadi ion
– ion ketika larut dalam air. Yang tergolong elektrolit
lemah adalah :

a) Asam – asam lemah

b) Garam – garam yang sukar larut

c) Basa – basa lemah

Adapun larutan elektrolit yang tidak memberikan


gejala lampu menyala, tetapi menimbulkan gas
42

termasuk ke dalam larutan elektrolit lemah. Contohnya


adalah: CH3COOH, HCOOH, HF dan NH4OH.
Sebagaimana gambar 2.2 menunjukkan uji elektrolit
lemah.

Gambar 2.2 Uji Elektrolit Lemah

(Sumber: https://bisakimia.com)

Gambar 2.3 menunjukkan perbedaan daya


hantar listrik secara mikroskopis

Gambar 2.3 Perbedaan daya hantar listrik


secara mikroskopis (Sumber:app.amaze.com)
43

Dengan membandingkan cahaya lampu dari zat-


zat terlarut dengan jumlah molar yang sama dapat
membantu kita untuk membedakan kekuatan larutan
elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non-elektrolit.
Kekuatan daya hantar listrik larutan dapat dinyatakan
dengan derajat ionisasi atau derajat disosiasi (α).
Ionisasi/disosiasi adalah penguraian senyawa menjadi
kation dan anion. Penentuan nilai α dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus berikut ini:

Cara lain untuk menentukan daya hantar listrik


larutan yang paling mudah adalah dengan mengukur
konduktivitas larutan menggunakan metode
konduktometri. Larutan elektrolit kuat memiliki nilai
konduktivitas/derajat ionisasi 1 dan larutan elektrolit
lemah nilai konduktivitas/derajat ionisasinya antara 0
dan 1 (0 < α < 1). Sedangkan larutan non-elektrolit
memiliki nilai konduktivitas/derajat ionisasi 0.
4. Hubungan Elektrolit dengan Jenis Ikatan Kimia

Jika diperhatikan lebih teliti dari jenis ikatannya,


larutan elektrolit ada yang berasal dari ikatan ionik dan
ada juga yang berasal dari ikatan kovalen polar. Sebagai
contoh larutan NaCl dan NaOH berasal dari senyawa ionik,
44

sedangkan HCl, CH3COOH, NH4Cl berasal dari senyawa


kovalen. Daya Hantar Listrik Senyawa Ion: NaCl adalah
senyawa ion, jika dalam keadaan kristal sudah sebagai ion-
ion, tetapi ion-ion itu terikat satu sama lain dengan rapat
dan kuat, sehingga tidak bebas bergerak. Jadi dalam
keadaan kristal (padatan) senyawa ionik tidak dapat
menghantarkan listrik, tetapi jika garam yang berikatan
ion tersebut dalam keadaan lelehan atau larutan, maka
ion-ionnya akan bergerak bebas, sehingga dapat
menghantarkan listrik. Pada saat senyawa NaCl dilarutkan
dalam air, ion-ion yang tersusun rapat dan terikat akan
tertarik oleh molekul-molekul air dan air akan menyusup
di sela-sela butir-butir ion tersebut yang akhirnya akan
terlepas satu sama lain dan bergerak bebas dalam larutan.

NaCl (s) + air ---> Na+(aq) + Cl-(aq),

Sebagaimana Gambar 2.4 menunjukkan senyawa ion:

Gambar 2.4. Senyawa ion


(Sumber:https://zonaliakimiapasca.wordpress.com)
45

Daya Hantar Listrik Senyawa Kovalen Senyawa


kovalen terbagi menjadi senyawa kovalen non polar
misalnya : F2, Cl2, Br2, I2, CH4 dan kovalen polar misalnya :
HCl, HBr, HI, NH3. Dari hasil percobaan, hanya senyawa
yang berikatan kovalen polarlah yang dapat
menghantarkan arus listrik. Kalau kita perhatikan, bahwa
HCl merupakan senyawa kovalen diatom bersifat polar,
pasangan elektron ikatan tertarik ke atom Cl yang lebih
elektro negatif dibanding dengan atom H. Sehingga pada
HCl, atom H lebih positif dan atom Cl lebih negatif.
Sebagaimana gambar 2.5 menunjukkan contoh struktur
lewis HCl.

Gambar 2. 5 Struktur lewis HCl


(Sumber:http://ernitriyuliani.blogspot.com)
Jadi walaupun molekul HCl bukan senyawa ionik,
jika dilarutkan ke dalam air maka larutannya dapat
menghantarkan arus listrik karena menghasilkan ion-ion
yang bergerak bebas. Jadi ikatan kovalen polar di dalam
air mampu terurai menjadi ion-ion penyusunnya.
Sebagaimana Gambar 2.6 menunjukkan senyawa kovalen
polar:
46

Gambar 2. 6 Senyawa Kovalen Polar


(Sumber:https://zonaliakimiapasca.wordpress
.com)

Tabel2.2Perbedaan Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen


Jenis
Padatan Lelehan Larutan
senyawa
Senyawa Tidak dapat Dapat Dapat
ion menghantarkan menghantark menghantar
listrik karena an listrik kan listrik
dalam fase karena dalam karena
padat ion- lelehan, ion- dalam
ionnya tidak ionnya dapat larutan ion-
dapat bergerak bergerak ionnya
bebas. lebih bebas dapat
dibandingkan bergerak
ion-ion dalam bebas.
fase padat.
Senyawa Tidak dapat Tidak dapat Dapat
kovalen menghantarkan menghantark menghantar
polar listrik karena an listrik kan listrik
padatannya karena karena
terdiri dari lelehannya dalam
molekul- terdiri dari larutan
47

molekul netral molekul- molekul-


walaupun molekul molekulnya
bersifat polar. netral dapat
walaupun terionisasi
dapat menjadi ion-
bergerak ion yang
bebas. dapat
bergerak
bebas.

B. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah prosedur umum yang dilalui
untuk mendapatkan teori terdahulu yang relevan dengan
penelitian peneliti. Hakikatnya urgensi penelitian adalah
sebagai pengembangan penelitian yang sebelumnya, dan
sebagai perbandingan terhadap objek kajian yang
terdahulu. Sehingga pengulangan hasil temuan yang
membahas tema yang sama atau hampir sama dari
seorang peneliti dapat dihindari baik dalam bentuk
skripsi, buku, dan dalam bentuk tulisan yang sudah ada.
Beberapa penelitian yang sudah ada diantaranya sebagai
berikut.
Khan dan Ali (2012) melakukan penelitian yang
berjudul Higher Secondary School Students’ Attitude toward
Chemistry.Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui akar
permasalahan kecemasan peserta didik SMA terhadap
pelajaran kimia. Pada penelitian tersebut dikatakan bahwa
48

sikap positif peserta didik terhadap kimia berperan dalam


menentukan prestasi akademik peserta didik. Sehingga
dilakukan beberapa pengukuran terkait sikap peserta didik
SMA, meliputi sikap peserta didik terhadap guru kimia,
sikap peserta didik terhadap metodologi kimia dan sikap
peserta didik terhadap pelajaran kimia. Kelemahan dalam
Penelitian ini tidak menjelaskan akar penyebab kecemasan
peserta didik terhadap kimia. Penulis bermaksud
mengetahui perbedaan student attitudes toward chemistry
lessons dalam pembelajaran menggunakan modul kimia
berbasis unity of sciences. Adanya sikap tersebut
diharapkan dapat menentukan hasil belajar peserta didik
dan sikap peserta didik terhadap pembelajaran kimia.
Persamaan penelitian yang telah dilakukan oleh Ali
Khan dan peneliti yaitu untuk mengetahui sikap positif
terhadap pembelajaran kimia(Attituded Toward Chemistry
Lessons). Sikap postif tersebut diharapkan dapat
menentukan hasil belajar yang baik. Perbedaan penelitian
yang telah dilakukan oleh Ali Khan dan peneliti yaitu
tempat penelitian, dan uji coba modul.
Umroh,Siti Mukholifatul, dan L.,C.,N. 2017.
Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika Berbasis
Unity of Sciences pada Pokok Bahasan Himpunan Kelas VII
MTS. Penelitian pengembangan ini didasarkan pada
49

masalah dikotomi ilmu yang berimbas pada pemahaman


peserta didik yang terpisah antara ilmu sains dan
matematika dengan ilmu agama. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengembangkan modul pembelajaran
matematika berbasis unity of sciences. Pengembangan
dilakukan dengan model ADDIE yang terdiri dari 5 tahap
utama, yaitu Analysis, Desain, Development,
Implementation, dan Evaluation. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut menunjukkan modul pembelajaran
matematika pada pokok bahasan himpunan kelas VII MTs
berbasis unity of sciences memiliki kualitas yang baik dan
efektif meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Persamaan penelitian yang telah dilakukan oleh
Umroh, Siti Mukholifatul, dan L.,C.,N., dan peneliti yaitu
mengetahui keefektivan modul berbasis unity of sciences.
Sedangkan perbedaan penelitian yang telah dilakukan
oleh Umroh, Siti Mukholifatul, dan L.,C.,N., dan peneliti
yaitu metode penelitian menggunakan ADDIE. Tetapi
dalam penelitian ini memiliki kekurangan yaitu soal yang
diintegrasikan perlu dibacakan kepada peserta didik
dahulu untuk mengetahui pemahaman peserta didik
ketika diberikan soal yang diharapkan dan latihan soal
pada modul perlu ditambahkan dengan soal yang sering
muncul di Ujian Nasional dan Ulangan Sekolah, agar
50

peserta didik selain terbiasa dengan soal yang terintegrasi


juga terbiasa dengan soal yang sering dijumpainya.
Aulia Safitri Sri Wardani, S.,N. 2015. The
Effectiveness of the Guided Inquiry Learning Module
towards Students’ Character and Concept Understanding.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektivan
pembelajaran menggunakan modul inkuiri terbimbing
terhadap karakter dan pemahaman konsep peserta didik.
Permasalahannya Peserta didik hanya menghafal teori,
materi kimia terlalu abstrak, materi kimia terlalu sulit
terutama larutan buffer, minat kimia rendah, hasil belajar
peserta didik dibawah KKM. Berdasarkan hasil yang
diperoleh, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan modul kimia berbasis inkuiri terbimbing
efektif dalam meningkatkan karakter dan pemahaman
konsep siswa. Tetapi inquiri terbimbing yang diterapkan
masih terdapat kelemahan metode ini tidak cocok
diterapkan pada penelitian tertentu dan bidang tertentu,
inquri masih berfokus pada diskusi kelompok.
Persamaan penelitian yang telah dilakukan oleh
Aulia Safitri Sri Wardani, Sri Nurhayati dan peneliti yaitu
untuk mengetahui keefektivan pembelajaran
menggunakan modul. Sedangkan perbedaan penelitian
yang telah dilakukan oleh Aulia Safitri Sri Wardani, Sri
51

Nurhayatidan peneliti yaitu jenis modul dan materi yang


digunakan.
Putri (2016) melakukan pengembangan modul
berorientasi unity of sciences. Pada penelitian ini uji
validasi modul dengan menggunakan uji ahli, uji coba
kelas kecil juga uji keterbacaan. Strategi yang
digunakan adalah spiritualisasi ilmu-ilmu modern, yang
didalamnya terdapat keterkaitan antara ilmu kimia
dengan ilmu-ilmu lain baik agama maupun lainnya.
Namun didalamnya masih kurang ditonjolkan tujuan
unity of sciences yaitu untuk menambah nilai
ketauhidan. Saran yang disampaikan oleh Putri untuk
peneliti lain yaitu untuk memperdalam nilai
ketauhidan. Dan bisa diujikan ke tahap uji kelas besar.
Kelemahan lain dari modul ini adalah ayat al-quran
yang dicantumkan terkesan memaksa. Oleh karena itu,
peneliti akan mencoba untuk memperdalam nilai
ketauhidan dan tidak memaksakan ayat al-qur’an yang
dicantumkan.
Persamaan penelitian yang telah dilakukan oleh
Putri (2016) dan peneliti yaitu menggunakan modul
berbasis unity of sciences. Sedangkan perbedaannya
dalam penyebaran modul hanya pada skala kelas kecil.
52

Berdasarkan hasil penelitian-penelitian


terdahulu, penulis menemukan adanya kekurangan
yaitu pengujiannya hanya dalam skala kecil, sehingga
perlu dilakukan efektivitas dalam skala besar. Penulis
akan melakukan penelitian terkait efektivitas modul
kimia berbasis unity of sciences materi larutan elektrolit
dan non-elektrolit terhadap SATCL (Student Attitudes
Toward Chemistry Lessons) dan hasil belajar peserta
didik kelas X MA Walisongo Pecangaan Jepara dengan
harapan dapat mengubah anggapan peserta didik
terkait ilmu agama dan ilmu umum, serta dapat
mengaitkan pemahaman konsep pada materi laruatan
elektrolit dan non-elektrolit.

C. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan kajian teori di
atas, maka hipotesis yang diajukan peneliti untuk
menjawab rumusan masalah yaitu:
Hipotesis
H0 : Rata-rata hasil belajar peserta didik kelas
eksperimen ≤ kelas kontrol
Ha : Rata-rata hasil belajar peserta didik kelas
eksperimen > kelas kontrol
53

D. Kerangka Berpikir

Fakta yang ditemui:

1. Kesan sains tidak ada kaitannya dengan ilmu


agama
2. Minat belajar kimia peserta didik di MA
Walisongo Pecangaan Jepara tergolong
rendah
3. Media pembelajaran hanya menggunakan
buku paket & LKS dan belum ada kaitanya
dengan Ilmu agama

Hasil belajar (kognitif) Peserta didik belum mencapai


KKM

Media pembelajaran berupa modul kimia berbasis


Unity Of Sciences pada materi Larutan Elektrolit dan
Non elektrolit

Tujuan yang diharapkan:


1. Peserta didik memahami kesatuan ilmu
pengetahuan (Unity Of Sciences)
2. Minat belajar kimia peserta didik (Students
Attitude toward chemistry lessons) dan Hasil
belajar (Kognitif) meningkat
3. Media pembelajaran dapat digunakan
sebagaisarana belajar mandiri

Gambar 2.7 Kerangka Berpikir


54

Pembelajaran kimia di MA Walisongo Pecangaan


masih menggunakan buku paket dan LKS yang isinya
belum ada kaitannya dengan Ilmu Agama (Unity Of
Sciences). Pembelajaran tersebut mengakibatkan peserta
didik kurang minat dan kurang faham materi kimia
khususnya materi larutan elektrolit dan non elektrolit.
Sehingga hasil belajar siswa masih di bawah rata-rata nilai
ketuntasan minimal. Oleh karena itu diperlukan modul
kimiayang isinya sudah dikaitkan dengan ilmu agama.
Pembelajaran kimia dapat dilakukandengan menggunakan
modul pembelajaran berbasis Unity Of Sciences. Modul
Unity Of Sciencesini mudah dipahami dan mudah dipelajari
sehingga diharapkan dapat meningkatkan sikap positif
(Attitude Toward Chemistry Lessons), pemahaman peserta
didik dan hasil belajar peserta didik dapat memenuhi nilai
KKM. Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka berpikir
dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.7.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
yang akan menghasilkan data yang bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang
telah ditetapkan. Sugiyono (2016) menyatakan bahwa
penelitian kuantitatif merupakan suatu proses menemukan
pengetahuan dengan menggunakan data berupa angka-angka
sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa
yang ingin diketahui dengan menggunakan analisis statistik.
Metode yang digunakan merupakan metode
penelitian eksperimen, berarti metode yang mempelajari
pengaruh dari variabel tertentu terhadap variabel yang lain,
melalui uji coba dalam kondisi khusus yang sengaja
diciptakan peneliti (Fathono, 2005). Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar (kognitif)
dan student attitudes toward chemistry lessons antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol dalam pembelajaran
menggunakan modul berbasis Unity Of Sciences pada materi
larutan elektrolit dan nonelektrolit di MA Walisongo
Pecangaan Jepara.
Desain yang akan digunakan adalah Quasi
Experimental Design dengan bentuk Nonequivalent Control
Group Design. Penelitian ini diperlukan adanya treatment

55
56

yangditujukan kepada kelas eksperimen dan diharapkan


treatment inidapat memberikan hasil yang berbeda, artinya
jauh lebih baik dari kelas kontrol (kelas yang tidak diberikan
treatment mengenai apa yang sedang diujikan) (Sugiyono,
2015). Kelompok kelas pertama eksperimen akan diberikan
treatment menggunakan modul berbasis unity of sciences
materi larutan elektrolit dan nonelektrolit pada saat
pembelajaran dan kelompok yang kedua kelas kontrol
menggunakan LKS pada saat pembelajaran. Apabila terdapat
perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan
berpengaruh secara signifikan. Sebagaimana tabel 3.1
mengenai desain penelitian eksperimen nonequivalent control
group design.
Tabel 3.1 Desain Penelitian Eksperimen Nonequivalent
Control Group Design(Sugiyono, 2015)
Kelompok Pretest Treatment Posttest
Group A O X O
Group B O O
Sumber: Creswell (2009)
Keterangan:
Group A : Kelas Eksperimen
Group B : Kelas Kontrol
O :Kelas eksperimen dan kontrol diberi
pretest dan posttest
57

X :Pembelajaran kimia menggunakan modul


berbasis unity of sciences materi larutan
elektrolit dan nonelektrolit
Dari hasil pretest dan posttest akan dianalisis untuk
mengetahui perbedaan diantara kedua kelompok.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti melalui
beberapa alur yang ditunjukkan pada Gambar 3.1.

Uji Coba Soal


Pra Riset

r Analisis Instrumen

Revisi Modul karya Rahayu


Soal Valid

Dosen Pembimbing
Pretest

Revisi Modul dari Dosen


Pembimbing Eksperimen Kontrol

Pembelajaran Pembelajaran
dengan modul sesuai guru
unity of MA dengan
sciences LKS

Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian Posttest


58

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di MA Walisongo
Pecangaan Jepara. Penelitian ini dilaksanakan pada
tanggal 13 sampai 31 Januari tahun pelajaran2018/2019
semester genap dengan subjekpenelitianyaitukelasX- MIA.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasidalampenelitianiniadalahseluruhpesertadi
dikkelas Xsemester II MA Walisongo Pecangaan tahun
pelajaran 2018/2019,terdiri dari 2 kelas X MIA yang
berjumlah 46 pesertadidik. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini dilakukan dengan teknik probability
sampling tipe cluster random sampling. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kelas eksperimen X
MIA-1 dan kelas kontrol X MIA-2 yang berasal dari data
yangberdistribusinormaldanhomogen.
D. Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah hasil belajar
dan SATCL (Student Attitudes Toward Chemistry
Lessons)kelas X MIA MA Walisongo Pecangaan Jepara
Tahun Pelajaran 2018/ 2019.
E. Teknik PengumpulanData
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian yaitu teknik tes dan non-tes. Teknik tes
dilakukan dengan cara memberikan pretest dan posttest,
59

sebelum dan setelah penggunaan modul Unity of Sciences.


Hasil pretest dan posttest digunakan untuk evaluasi hasil
belajar (aspek kognitif) peserta didik terhadap materi
pembelajaran.
Sedangkan teknik non-tes dilakukan melalui
observasi, wawancara, dokumentasi dan penyebaran
angket kepada peserta didik.
1. Observasi. Pada riset pendahuluan, peneliti melakukan
observasi permasalahan di lingkungan sekolah
(pembelajaran kimia), dan permasalahan peserta didik
dalam pembelajaran kimia untuk dikaji dalam
pembelajaran kimia yang aplikatif dan menyenangkan
serta menghasilkan solusi yang solutif.
2. Wawancara (interview). Pengumpulan data teknik ini
dilakukan guna studi pendahuluan terkait
permasalahan yang berkembang maupun mencari
data secara rinci dan mendalam.
3. Dokumentasi atau pengumpulan data terhadap daftar
nama peserta didik, nilai peserta didik, foto-foto
proses penelitian maupun dokumen dari sekolah.
4. Kuesioner (angket) yang digunakan untuk mengukur
student attitudes toward chemistry lessons, dan angket
respon peserta didik terhadap modul
60

F. Teknik AnalisisData

1. Analisis Uji InstrumenSoal


Analisis instrumen alat evaluasi perlu diuji coba
terlebih dahulu untuk mengetahui apakah alat evaluasi
yang digunakan tersebut layak digunakan. Kelayakan
instrumen alat evaluasi diuji menggunakan beberapa
rumus sebagai berikut:
1) UjiValiditas
Validitaspadamasing-
masingbutirsoalobjektif(pilihanganda)meng
gunakanrumuskorelasibiserial(Sudijono,
2010).Rumusujivaliditassepertipersamaan(
3.1):

Keterangan :
: Koefisien kolerasi point biserial
: Mean skor dari subjek yang menjawab benar item
yang dicari kolerasi
: Mean skor total
: Simpangan baku
: Proporsi subjek yang menjawab benar item
tersebut
: 1-

(Surapranata, 2009).
61

Hasil rhitung dibandingkan dengan rtabel pada


taraf signifikansi 5%. Jika rhitung >rtabel maka item
soal tersebut valid.
Validitas perangkat tes soal uraian diuji
dengan menggunakan rumus korelasi product moment
sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
Keterangan :
: Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
: Banyaknya peserta tes
∑ : Jumlah skor item
∑ : Jumlah skor item total
∑ : Hasil perkalian antara skor item dengan skor
total
∑ : Jumlah skor item kuadrat
∑ : Jumlah skor total kuadrat

Taraf signifikan yang digunakan 5%, apabila dari


hasil perhitungan didapat > maka
dikatakan butir soal nomor tersebut telah telah valid.
Adapun interpretasi mengenai besarnya koefisien
kolerasi seperti pada tabel 3.2
Tabel 3.2. Kategori Koefisien kolerasi
No Range Besar Keputusan
Koefisien Korelasi
1. 0,800 – 1,00 Sangat Tinggi
2. 0,600 – 0,800 Tinggi
3. 0,400 – 0,600 Cukup
4. 0,200 - 0,400 Rendah
62

5. 0,000 - 0,200 Sangat Rendah

Penafsiran harga koefisien kolerasi ada dua cara


yaitu:
a. Melihat harga r dan diinterpretasikan misalnya
kolerasi tinggi, cukup, dan sebagainya.
b. Berkonsultasi ke tabel harga kritik r product
moment sehingga dapat diketahui signifikan
tidaknya kolerasi tersebut. Jika harga r lebih kecil
dari harga kritik dalam tabel, maka kolerasi
tersebut tidak signifikan. Begitu juga arti
sebaliknya (Arikunto, 2011).

2) UjiReliabilitas
Uji reliabilitas dihitung dengan rumus KR 20.

=( )( )

Keterangan:
r11 : Reliabilitas.
k : Banyaknya soal.
p : Proporsi peserta tes menjawab benar.
q : Proporsi peserta tes menjawab salah.
Σpq : Jumlah perkalian antara p dan q.
S2: Varian (Surapranata, 2009).
Kemudian hasil yang didapat dari perhitungan
dibandingkan dengan harga product moment.
63

Harga dihitung dengan taraf signifikan 5% dan n


sesuai dengan jumlah peserta uji coba. Jika ≥ ,
maka dapat dinyatakan bahwa instrumen (soal)
tersebut reliabel.
3) Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran menunjukkan seberapa mudah
atau sulit sebuah butir soal bagi siswa, ditunjukkan
dengan indeks kesukaran (Sudijono, 1998). Semakin
besar tingkat kesukaran, menunjukkan semakin
mudah butir soal, karena dapat dijawab benar oleh
sebagian besar peserta didik. Akan tetapi, instrumen
soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah
ataupun terlalu sulit. Uji tingkat kesukaran dapat
ditentukan dengan rumus:

p=

Keterangan:
p : Tingkat kesukaran.
Σx : Banyaknya peserta tes yang menjawab benar.
Sm : Skor maksimum.
N : Jumlah peserta tes (Surapranata, 2009).
Hasil analisis berdasakan nilai p, maka item
soal yang telah diuji tingkat kesukarannya
64

digolongkan menjadi 3 (tiga) kategori sebagaimana


ditunjukkan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kriteria yang digunakan pada tingkat
kesukaran adalah:
No Range Besar Kriteria
Tingkat Kesukaran
1. 1,00 - 0,30 Sukar
2. 0,31 - 0,70 Cukup (sedang)
3. 0,71 - 1,00 Mudah
Sumber: Surapranata (2009)
4) Daya Beda Soal
Pengujian daya beda dilakukan untuk mengetahui
kemampuan butir soal dalam membedakan kelompok
siswa yang pandai dengan kelompok siswa yang
kurang pandai (Arikunto,2006). Rumus yang dapat
digunakan untuk menguji daya beda soal adalah:

ID =

Keterangan:
ID : (Item Discriminability) Indeks daya pembeda yang
dicari.
FH : (Frequency High) Jumlah jawaban betul
kelompok tinggi.
FL : (Frequency Low) Jumlah jawaban betul kelompok
rendah.
Sm : Skor maksimum butir.
65

n : Jumlah subjek kelompok tinggi atau rendah


(Sunarti dan Rahmawati, 2014).
Berdasarkan angka ID, daya beda dikategorikan
menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu: baik, sedang dan
kurang sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda Menggunakan


Kriteria

No Range Daya Kategori Keputusan


Pembeda
1. ≥ 0,50 Baik Diterima
2. 0,20 – 0,50 Sedang Diterima
3. 0,00 – 0,20 Kurang Ditolak/direvisi

Sumber: Sunarti dan Rahmawati (2014)


2. Analisis Data Kuantitatif
a. Analisis Data Populasi
Analisis data populasi dilakukan untuk
mengetahui adanya keadaan awal populasi. Data yang
digunakan adalah nilai UTS semester ganjil kelas X
MIA tahun ajaran 2018/2019 di MA Walisongo
Pecangaan Jepara. Adapun analisis data populasi
dilakukan dua uji sebagai berikut:
1) Uji Normalitas Populasi
Uji normalitas data populasi digunakan
untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
66

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas


menggunakan chi kuadrat digunakan untuk
menguji normalitas data yang disajikan secara
kelompok (Sugiyono, 2016). Rumus uji chi kuadrat
terdapat pada persamaan (3.5):

Keterangan:
fo : Frekuensi yang diobservasi.
fh : Frekuensi yang diharapkan.
k : Banyaknya kelas interval (Sugiyono, 2016).
Jika χ2 hitung < χ2 tabel, maka populasi
berdistribusi normal, dengan taraf signifikansi 5%
dan dk=k-1.
2) Uji Homogenitas Populasi
Uji homogenitas dilakukan untuk untuk
memperlihatkan bahwa dua sampel tersebut
berasal dari populasi yang memiliki varian yang
sama. Hipotesis yang digunakan adalah:
H0: σ12 = σ22(populasi dengan varian yang
sama/homogen)
Ha: σ12≠ σ22 (populasi dengan varian tidak
sama/heterogen)
67

Uji homogenitas dapat dihitung menggunakan


persamaan (3.6):

Kedua varian dinyatakan bersifat


homogen, jika ≤ dengan α = 5%,
dengan dk= k-1 (Sugiyono, 2015).
b. Analisis Instrumen Non-Tes (Angket)
1) Angket ATCL (Attituded Toward Chemistry Lessons)
Instrumen non tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket. Angket yang digunakan
dalam penelitian ini adalah angket berbentuk skala
likert. Skala likert ini digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang (Riduwan,
2011). Analisis data instrumen non tes (angket)
pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
data deskriptif, uji N-gain, dan Uji pihak kanan (t-
test). Instrumen non tes (angket) yang digunakan
oleh peneliti yaitu angket Attitude toward Chemistry
Lesson Scale (ATCLS), terhadap penggunaan modul
kimia berbasis unity of sciences. Angket yang
digunakan untuk mengetahui perbedaan Attitude
toward Chemistry Lesson Scale (ATCLS)peserta didik
terhadap penggunaan modul berupa pernyataan
positif dan negatif. Angket yang digunakan oleh
68

peneliti dimulai dari 5 skala yaitu SS (Sangat


Setuju): 5, S (Setuju): 4, CS (Cukup Setuju); 3, KS
(Kurang Setuju): 2, STS (Sangat Tidak Setuju):1.
Kemudian dari data angket yang telah diperoleh
diolah secara kualitatif menggunakan persamaan
(3.11) (Riduwan & Sunarto, 2011):

Nilai =

Intrumen non-tes yang diadopsi dari penelitian


Cheung (2011) memiliki 4 indikator Attitudes
Toward Chemistry Lessons (ATCL) kemudian diuji
validitas dan reliabilitasnya.
a. Uji Validitas dengan Korelasi Product Moment
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
Keterangan :
: Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
: Banyaknya peserta tes
∑ : Jumlah skor item
∑ : Jumlah skor item total
∑ : Hasil perkalian antara skor item dengan
skor total
∑ : Jumlah skor item kuadrat
∑ : Jumlah skor total kuadrat

Taraf signifikan yang digunakan 5%, apabila dari


hasil perhitungan didapat > maka
69

dikatakan butir soal nomor tersebut telah telah


valid.
b. Uji Reliabilitas dengan Rumus Alpha Cronbach
Instrumen skor non diskrit adalah
instrument pengukuran yang dalam system
skoringnya bukan 1 dan 0, tetapi bersifat
gradual yaitu ada perjenjangan skor mulai dari
skor tertinggi sampai skor terendah. Hal ini
biasanya terdapat pada instrumen non tes
bentuk angket dengan skala Likert dan skala
lajuan (rating scale). Interval skor mulai 1
sampai 4, 1 sampai 5, maupun 1 sampai 8 dan
sebagaianya. Untuk instrumen skor non diskrit
analisis reliabilitasnya menggunakan rumus
Alpha Cronbach (Surapranata, 2009).

=( )( )

Keterangan :

r11 : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau


banyaknya soal

∑𝛔2b : jumlah varian butir

𝛔2t : varians total

X : Skor total
70

Harga kritik untuk indeks reliabilitas instrument


adalah 0,7. Artinya suatu instrumen dikatakan
reliabel jika mempunyai nilai koefisien Alpha
sekurang-kurangnya 0,7 (Widoyoko, 2012).
2) Angket Respon Peserta Didik terhadap Modul
Angket yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket berbentuk skala likert. Skala likert ini
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang (Riduwan, 2011). Analisis data
instrumen non tes (angket) pada penelitian ini
menggunakan teknik analisis data deskriptif.
Instrumen non tes (angket) yang digunakan oleh
peneliti yaitu angket respon peserta didik terhadap
penggunaan modul kimia berbasis unity of sciences.
Angket yang digunakan oleh peneliti dimulai
dari 5 skala yaitu SS (Sangat Setuju): 5, S (Setuju): 4,
CS (Cukup Setuju); 3, KS (Kurang Setuju): 2, STS
(Sangat Tidak Setuju):1. Kemudian dari data angket
yang telah diperoleh diolah secara kualitatif
menggunakan persamaan (3.11) (Riduwan &
Sunarto, 2011):
P=

Keterangan:
P = Persentase respon peserta didik
71

F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya


N =Jumlah responden
Rerata skor pendapat peserta didik dikonversikan
seperti tabel 3.7 (Riduwan & Sunarto, 2011):
Tabel 3.6 Interval Kategori Respon Peserta Didik
Terhadap Modul
Skor rata-rata (X) Kategori

76 - 100% Sangat Baik (SB)


51 - 76% Baik (B)
26 - 51% Kurang (K)
0 - 25% Sangat Kurang (SK)
c. Analisis Tahap Awal
Analisis tahap awal ini menggunakan nilai
pretest. Analisis ini bertujuan untuk membuktikan
bahwa rata-rata nilai pretest antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol tidak berbeda atau sebelum diberi
pembelajaran kedua kelas berangkat dari kondisi yang
sama. Adapun analisis tahap awal ini dilakukan tiga uji
yaitu
1) Uji Normalitas Pretest
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui
apakah data yang diperoleh berdistribusi normal
ataukah tidak. Uji ini digunakan apabila peneliti
ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan
72

proporsi subjek, objek, kejadian, dan lain-lain.


Pengujiannya menggunakan rumus chi-kuadrat.
Rumus yang dipakai adalah:

Keterangan:
χ : Normalitas sampel
: Frekuensi yang diobservasi
: Frekuensi yang diharapkan
: Banyaknya kelas interval

Jika < maka populasi


berdistribusi normal, dengan taraf signifikan 5%
dan dk= k-1 (Arikunto, 2013).
2) Uji Homogenitas Pretest
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui
seragam tidaknya varian sampel yang akan diambil
dari populasi yang sama. Penelitian ini, jumlah
yang akan diteliti ada dua kelas. Homogenitas
varians terebut dapat diuji dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:

Kedua varian dinyatakan bersifat homogen, jika


dengan α = 5%, dengan dk= k-1
(Sugiyono, 2015).
73

3) Uji kesamaan dua rata-rata


Uji kesamaan dua rata-rata dilakukan untuk
mengetahui apakah kedua kelompok bertitik awal
sama sebelum diberikan perlakuan. Untuk menguji
ini digunakan t tes. Adapun hipotesis yang
digunakan dalam uji kesamaan dua rata-rata ini
adalah:

Keterangan :
: rata-rata nilai pretest kelas eksperimen
: rata-rata nilai pretest kelas kontrol

Hipotesis diatas dapat diuji dengan menggunakan


rumus:
̅ ̅

Dengan

Keterangan :
:Statistik
̅ :Skor rata-rata kelompok eksperimen
̅ : Skor rata-rata kelompok kontrol
: Banyak subjek dari kelompok eksperimen
: Banyak subjek dari kelompok kontrol
: Varian kelompok eksperimen
: Varian kelompok kontrol
: Varian gabungan
74

4) Analisis Tahap Akhir


Setelah perlakuan selesai diberikan, maka
diadakan tes untuk mengambil data hasil belajar siswa
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tahap-
tahapan analisis data tersebut adalah sebagai berikut:

1) Uji Normalitas
Langkah pengujian normalitas data akhir
sama dengan langkah uji normalitas pada anlisis
data awal dengan menggunakan rumus Chi
Kuadrat. Rumus yang dipakai adalah:

Keterangan:
χ : Normalitas sampel
: Frekuensi yang diobservasi
: Frekuensi yang diharapkan
: Banyaknya kelas interval

Jika < maka populasi


berdistribusi normal, dengan taraf signifikan 5%
dan dk= k-1 (Arikunto, 2013).
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas data akhir digunakan untuk
menentukan rumus analisis hipotesis (pengaruh
variabel X terhadap variabel Y) dengan uji pihak
75

kanan atau uji t. Adapun hipotesis yang diajukan


adalah :
Ho : σA2 = σB2 , artinya kedua kelas memiliki
varian yang sama.
Ha : σA2 ≠ σB2 , artinya kedua kelas memiliki
varian yang berbeda
Uji homogenitas dapat diuji dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:

Kedua varian dinyatakan bersifat homogen, jika


dengan α = 5%, dengan dk= k-1
(Sugiyono, 2015).
3) Uji dua Pihak
Uji dua pihak bila rumusan hipotesis nol dan
alternatifnya berbunyi sebagai berikut:

Keterangan :
: rata-rata nilai posttest kelas eksperimen
: rata-rata nilai posttest kelas kontrol

H0 : Tidak terdapat perbedaan (ada kesamaan)


rata-rata nilai posttest antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol
76

Ha : Terdapat perbedaan rata-rata nilai


posttestkelas eksperimen dan kelas kontrol
4) Uji Pihak Kanan
Ho : µ1 ≤ µ2
Ha : µ1> µ2
Keterangan
µ1: Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
µ2 : Rata-rata hasil belajar kelas control
(Sugiyono, 2014)
Hipotesis:
H01 : Rata-rata hasil belajar peserta didik
kelas eksperimen ≤ kelas kontrol
Ha1 : Rata-rata hasil belajar peserta didik
kelas eksperimen > kelas kontrol
Hipotesis yang telah dibuat kemudian diuji
dengan analisis Uji-t. Jika sampel memiliki varian
homogen, maka rumus t-tes yang digunakan
adalah:
̅ ̅

Dengan
77

Keterangan :
:Statistik
̅ :Skor rata-rata nilai posttestkelas
eksperimen
̅ : Skor rata-rata nilai posttestkelas kontrol
: Banyak subjek dari kelompok eksperimen
: Banyak subjek dari kelompok kontrol
: Varian kelompok eksperimen
: Varian kelompok kontrol
: Varian gabungan

Data yang diperoleh dari perhitungan


digunakan sebagai dasar untuk menguji
signifikansi dengan membandingkan thitung dan
ttabel dengan dk = n1 + n2 – 2 dan taraf kesalahan
5%. Sehingga terdapat kemungkinan hasil akhir
yaitu signifikan atau tidak signifikan. Apabila thitung
˃ ttabel maka hasil akhir signifikan (Ho ditolak, Ha
diterima) dan apabila thitung ˂ ttabel maka hasil akhir
tidak signifikan (Ho diterima, Ha ditolak).
5) Uji N-Gain
Uji N-gain digunakan untuk mengetahui
seberapa besar peningkatan hasil belajar (kognitif)
peserta didik dan student attitudes toward
78

chemistry lessons setelah perlakuan. Adapun


rumus yang digunakan adalah:

Keterangan:
< Sf > : Skor akhir (post).
< Si > : Skor awal (pree).
Klasifikasi skor N-gain adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7 Kategori Nilai N-gain

Nilai N-gain Kategori


N>0,70 Tinggi
0,3<N<0,70 Sedang
N<0,3 Rendah

Sumber: Hake (1999)


BAB IV
DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Data
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap awal dari
penelitian ini. Tahap sebelum melakukan penelitian ini,
peneliti terlebih dahulu merevisi modul berbasis unity of
sciences, serta menyusun instrumen soal uji coba yang
diujikan di kelas uji coba yaitu kelas pendidikan kimia
angkatan 2018 UIN Walisongo Semarang.
a) Revisi Modul
Modul yang digunakan untuk penelitian
merupakan modul karya Rahayu Ningsih (2018) yang
didalam modul terdapat materi larutan elektrolit dan
non-elektrolit. Sebelum digunakan dalam penelitian,
terlebih dahulu dilakukan revisi modul tersebut,
kemudian modul direvisi dan disetujui oleh dua dosen
pembimbing (Hj. Ratih Rizqi Nirwana, S.Si., M.Pd dan
Fachri Hakim, M.Pd). Bagian tahap merevisi modul
ditentukan berdasarkan hubungan ilmu kimia dengan
ilmu lain (unity of sciences). Modul yang telah direvisi,
kemudian diberikan kepada peserta didik kelas
eksperimen ketika pembelajaran materi larutan
elektrolit dan non-elektrolit. Tahap terakhir diberikan

79
80

angket sikap terhadap pelajaran kimia (Attitudes


Toward Chemistry Lessons) dan angket respon peserta
didik terhadap modul.
b) Penyusunan Instrumen
Setelah peneliti merevisi modul kimia,
kemudian peneliti juga menyusun instrumen soal uji
coba yang diujikan di kelas uji coba yaitu kelas
Pendidikan Kimia angkatan 2018 UIN Walisongo
Semarang. Adapun langkah-langkah dalam tahap
penyusunan soal uji coba yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan tes
2. Mengadakan pembatasan terhadap materi yang
akan diteskan. Materi yang diujikan dalam
penelitian ini yaitu larutan elektrolit dan non-
elektrolit kelas X MA semester 2 (Genap) Tahun
Ajaran 2018/2019 Kurikulum 2013.
3. Menyusun kisi-kisi instrumen soal uji coba
4. Menentukan jumlah butir soal. Butir soal disusun
sesuai dengan kisi-kisi. Jumlah soal yang dibuat
untuk soal uji coba yaitu 50 soal pilihan ganda
5. Menentukan ranah kognitif pada tiap soal meliputi
mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan
(C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan
mencipta (C6), seperti pada tabel 4.1 mengenai
ranah kognitif pilihan ganda.
81

Tabel 4.1 Ranah Kognitif Pilihan Ganda

No. Kognitif Soal Pilihan Ganda Jumlah


1. C1 1,31,6,4,7,12 6
2. C2 49,10,3,11,5,47,21,8, 9
44
3. C3 29,2,30,36,48,13,14, 14
33,16,27,40,42,45,49
4. C4 18,20,17,26,37,41,46 12
,15,9,22,23,38
5. C5 35,28,32,34,19,50 6
6. C6 43,25,39 3
Jumlah Total 50

BerdasarkanTabel 4.1 pada soal pilihan


ganda ranah kognitif (C1) berjumlah 6, ranah
kognitif (C2) berjumlah 9, ranah kognitif (C3)
berjumlah 14, ranah kognitif (C4) berjumlah 12,
ranah kognitif (C5) berjumlah 6, ranah kognitif
(C6) berjumlah 3.
6. Menganalisis data hasil uji coba untuk mengambil
soal yang valid. Soal uji coba pada penelitian ini
menggunakan 50 soal pilihan ganda. Kemudian
instrumen soal yang telah diuji cobakan pada
mahasiswa yang telah mendapatkan materi larutan
82

elektrolit dan non-elektrolit atau mahasiswa kelas


Pendidikan Kimia angkatan 2018 UIN Walisongo
Semarang, peneliti menganalisis data hasil uji coba
dengan mencari validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya pembeda
2. Tahap Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas penggunaan modul kimia berbasis unity of
sciences dan perbandingan ATCL (Attitudes Toward
Chemistry Lessons) peserta didik antara Kelas Eksperimen
dengan pembelajaran menggunakan modul kimia berbasis
Unity Of Sciences dan Kelas Kontrol dengan pembelajaran
menggunakan LKS pada Materi Larutan Elektrolit dan
Nonelektrolit di MA Walisongo Pecangaan. Kegiatan
penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 sampai 31
januari 2019. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh
peserta didik kelas X semester II MA Walisongo Pecangaan
tahun 2018/2019, terdiri dari dua kelas X MIA yang
berjumlah 46 peserta didik. Uji populasi diawali dengan
uji normalitas dan uji homogenitas nilai UTS semester
ganjil tahun ajaran 2018/2019.
Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas,
didapat hasil bahwa kedua kelas tersebut adalah normal
dan homogen, sehingga kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat dipilih teknik probability sampling tipe
83

cluster random sampling. Sampel yang digunakan pada


pada penelitian ini terdapat dua kelas, yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kelas X MIA-1 sebagai kelas
eksperimen dan kelas X MIA-2 sebagai kelas kontrol. Kelas
X MIA-1 atau kelas eksperimen yaitu kelas yang diberi
perlakuan pembelajaran menggunakan modul
pembelajaran berbasis unity of sciences. Sedangkan kelas X
MIA-2 atau kelas kontrol merupakan kelas yang diajar
menggunakan buku kimia atau LKS tanpa menggunakan
modul kimia berbasis unity of sciences. Adapun materi
yang digunakan dalam pembelajaran kelas eksperimen
maupun kontrol adalah materi larutan elektrolit dan non
elektrolit .Tahapan penelitian yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah:
a. Pretest
Pretest berfungsi sebagai data awal untuk
mengetahui kondisi awal sampel. Pretest juga
digunakan untuk uji n-gain untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar dan ATCL (Attitudes Toward
Chemistry lessons) peserta didik. Pretest dilaksanakan
pada kelas eksperimen dan kontrol yang diberikan
sebelum perlakuan dalam bentuk soal non-tes berupa
angket berjumlah 16 pernyataan dan tes berupa soal
pilihan ganda berjumlah 28 soal. Adapun soal non-tes
dan soal tes berturut-turut dapat dilihat pada lampiran
84

6b dan lampiran 15. Soal tes yang digunakan


sebelumnya telah diuji validitas, realibilitas, tingkat
kesukaran dan daya pembeda yang dapat dilihat pada
lampiran 8
b. Perlakuan
Penelitian ini dilakukan di dua kelas yaitu
kelas X MIA-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X
MIA-2 sebagai kelas kontrol. Pembelajaran materi
larutan elektrolit dan non elektrolit baik dikelas
eksperimen maupun kontrol dilaksanakan sebanyak 5
kali pertemuan dimana sekali pertemuan masing-
masing adalah 2 JPL sesuai dengan RPP yang terdapat
pada lampiran 5. Pembelajaran di kelas eksperimen
menggunakan modul berbasis unity of sciences pada
materi larutan elektrolit dan non elektrolit dengan
menggunakan model pembelajaran discovery learning.
Sedangkan pada kelas kontrol menggunakan LKS
tanpa modul berbasis unity of sciences, denagan
menggunakan metode pembelajaran ceramah dan
tanya jawab yang biasa dilakukan oleh guru.
c. Posttest
Posttest pada penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui sikap positif terhadap pelajaran kimia dan
hasil belajar peserta didik terhadap materi yang telah
diajarkan. Posttest dilakukan setelah pembelajaran
85

baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol


dengan menggunakan soal tes dan non-tes yang sama
seperti soal pretest. Setelah perlakuan didapatkan data
hasil posttest yang nantinya akan digunakan sebagai
data akhir untuk mengetahui kondisi akhir sampel.
Berdasarkan data posttest non-tes dan tes didapatkan
data yang normal dan dalam keadaan homogen, maka
data tersebut selanjutnya akan dilakukan perhitungan
analisis hipotesis.
d. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelilitan ini
menggunakan uji pihak kanan atau t-test dan N-gain
pada hasil posttest peserta didik. soal yang digunakan
adalah soal non-tes berbentuk angket dan soal tes
berbentuk pilihan ganda. Uji hipotesis ini digunakan
untuk mengetahui sikap terhadap pelajaran kimia dan
hasil belajar kelas mana yang lebih baik.
B. Analisis Data
1. Tahap Persiapan
a) Revisi Modul
Modul yang digunakan untuk penelitian merupakan
modul karya Rahayu Ningsih (2018) yang didalam modul
terdapat materi larutan elektrolit dan non-elektrolit.
Sebelum digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu
dilakukan revisi modul tersebut, kemudian modul direvisi
86

dan disetujui oleh dua dosen pembimbing (Hj. Ratih Rizqi


Nirwana, S.Si., M.Pd dan Fachri Hakim, M.Pd).
Berdasarkan hasil validasi oleh para ahli, terdapat
beberapa masukan dan saran perbaikan dari dosen
pembimbing, validator 1, dan validator 2 untuk dilakukan
revisi pada modul sebelum diujikan pada kelas skala
besar. Berikut perbaikan modul yang dilakukan revisi
diantaranya:
1. Memperbaiki penafsiran yang salah mengenai hukum
berpasangan. Penafsiran hukum berpasangan
sebelum dan sesudah revisi dapat dilihat pada gambar
4.1 dan gambar 4.2 sebagai berikut:

Gambar 4.1 Hukum Berpasangan Sebelum Revisi

Gambar 4.2 Hukum Berpasangan Setelah Revisi


87

2. Dihapusnya keterangan mengenai isyarat tentang air


laut dalam Q.S Al-Furqaan ayat 53 karena tidak sesuai
dengan penafsiranya. Konten UoS sebelum dihapus
dan sesudah direvisi dapat dilihat pada gambar 4.3
dan gambar 4.4 sebagai berikut:

Gambar 4.3 Konten UoS Sebelum dihapus

Gambar 4.4 Konten UoS setelah revisi


3. Menambahkan periwayat hadits pada kata mutiara
dalam modul. Periwayat hadits sebelum ditambahkan
dan sesudah direvisi dapat dilihat pada gambar 4.5
dan gambar 4.6 sebagai berikut:
88

Gambar 4.5 periwayat haditsnya sebelum ditambahkan

Gambar 4.6 periwayat haditsnya setelah revisi


4. Mengganti kontemplasi kimia dengan Islam Q.S Al-
Furqaan:53 dengan Q.S Yunus:5-6 karena
penafsiranya kurang menyinggung dengan larutan
garam. Konten UoS sebelum direvisi dan sesudah
direvisi dapat dilihat pada gambar 4.7 dan gambar 4.8
sebagai berikut:
89

Gambar 4.7 Konten UoS sebelum revisi

Gambar 4.8 Konten UoS setelah revisi


90

5. Menambahkan periwayat hadits. Periwayat hadits


sebelum ditambahkan dan sesudah direvisi dapat
dilihat pada gambar 4.9 dan gambar 4.10 sebagai
berikut:

Gambar 4.9 periwayat hadits sebelum ditambahkan

Gambar 4.10 periwayat hadits setelah revisi


6. Menambahkan gambar air suling beserta
keterangannya. Gambar air suling sebelum
ditambahkan dan sesudah direvisi dapat dilihat pada
gambar 4.11 dan gambar 4.12 sebagai berikut:
91

Gambar 4.11 Air suling sebelum ditambahkan

Gambar 4.12 Air Suling setelah revisi


92

7. Menambahkan tokoh kimia sejarah Abu Bakar Al-Razi


penemu asam sulfat dan ethanol. Tokoh kimia dapat
dilihat pada gambar 4.13 sebagai berikut:

Gambar 4.13 Tokoh Kimia al-Razi


8. Menambahkan hadits mengenai kerusakan dimuka
bumi. Penambahan hadits dapat dilihat pada gambar
4.14.

Gambar 4.14 hadits mengenai kerusakan lingkungan


93

9. Menambahkan penjelasan Ilmu Lingkungan mengenai


melampaui batas. Penjelasan tersebut dapat dilihat
pada gambar 4.15 sebagai berikut:

Gambar 4.15 Penjelasan melampaui batas


10. Menambahkan kata mutiara mengenai kejujuran. Kata
mutiara dapat dilihat pada gambar 4.16 sebagai
berikut:

Gambar 4.16 Kata Mutiara Kejujuran


94

b) Analisis Instrumen
1. Uji Instrumen Non Tes
a) Uji Validitas
Pada uji instrumen soal non-tes, instrumen yang
digunakan berbentuk angket yang berjumlah 16
pernyataan. Soal yang digunakan untuk posttest.
Berdasarkan hasil posttest soal non-tes yang telah
dilakukan dengan jumlah peserta N= 24 untuk
kelas eksperimen dan N= 22 untuk kelas kontrol
dengan taraf signifikasi 5% diperoleh rtabel =
0,404 pada kelas eksperimen, kelas kontrol rtabel
=0,423, sehingga item soal dapat dikatakan valid
jika rhitung > rtabel. Perhitungan uji validitas
instrumen soal non-tes dapat dilihat pada tabel
4.2 kelas eksperimen dan tabel 4.3 kelas kontrol.

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Soal Non Tes Kelas


Eksperimen
Kriteria No. Soal Jumlah Persen
Soal
Valid 1,2,3,5,9,11,13,15 8 50%

Tidak 4,6,7,8,10,12,14,16 8 50%


Valid
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Soal Non Tes Kelas Kontrol
Kriteria No. Soal Jumlah Persen
Soal
95

Valid 1,2,3,5,7,9,11,13,15 9 56,25%

Tidak 4,6,8,10,12,14,16 7 43,75%


Valid
Perhitungan validitas soal non tes disajikan pada
Lampiran 28
Hasil Tabel 4.2 terdapat 8 butir soal non tes yang
valid dan 8 soal yang tidak valid dengan taraf 5% dan
N=24. Sedangkan pada tabel 4.3 terdapat 9 butir soal
non tes yang valid dan 7 soal yang tidak valid dengan
taraf sig 5% dan N=22.
b) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat
konsistensi jawaban instrumen. Berdasarkan hasil
perhitungan kelas eksperimen didapatkan nilai r11
adalah 0,842, sedangkan kelas kontrol didapatkan nilai
r11= 0,862, Karena r11 > 0,6 maka dapat disimpulkan
bahwa instrumen non-tes yang diuji cobakan reliabel.

2. Uji Instrumen Soal Tes


a) Uji Validitas
Uji validitas soal digunakan untuk mengetahui
valid tidaknya item soal. Item soal yang valid berarti
item soal tersebut digunakan untuk soal pretest dan
posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Sedangkan item soal yang tidak valid, tidak
96

digunakan untuk soal pretest dan posttest.


Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang telah
dilaksanakan sebanyak 27 mahasiswa kelas PK-2A
dengan tarif signifikan 5% diperoleh rtabel= 0,381
,sehingga item soal dikatakan valid, apabila rhitung >
rtabel (rhitung lebih besar dari 0,381). Hasil
perhitungan uji validitas instrumen pada soal
pilihan ganda diperoleh seperti pada Tabel 4.4
Tabel 4.4 Validitas Butir Soal Pilihan Ganda
Kriteria No. Soal Jumlah Persen
Soal
Valid 1,4,7,8,9,10,11,15, 28 56%
16,19,20,21,23,27
,29,3032,35,36,38
,40,41,42,43,44,4
6,48,49.
Tidak 2,3,5,6,12,13,141 22 44%
Valid 7,18,22,24,25,26,
28,3133,34,37,39,
45,47,50
Perhitungan validitas soal pilihan ganda disajikan
pada Lampiran 10

Hasil Tabel 4.4 terdapat 28 butir soal pilihan


ganda yang valid dan 22 soal yang tidak valid dengan taraf
5% dan N=27, sehingga instrumen soal yang valid
digunakan oleh peneliti untuk soal pretest dan posttest
97

b) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui
tingkat konsistensi jawaban instrumen. Instrumen yang
baik secara akurat memiliki jawaban yang konsisten.
Berdasarkan perhitungan hasil reliabilitas soal pilihan
ganda diperoleh r11= 1,0199 lebih besar dari rtabel= 0,279
maka soal pilihan ganda tersebut disimpulkan bahwa
instrumen tersebut dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran
9
c) Uji Tingkat Kesukaran
Analisis tingkat kesukaran digunakan untuk
mengetahui item soal memiliki kriteria sukar, sedang,
mudah. Soal berkriteria sukar apabila hasil analisis taraf
kesukaranya antara 0,0-0,3. Soal dikatakan berkriteria
sedang apabila hasil analisis taraf kesukaranya antara 0,3-
0,7 dan soal dikatakan berkriteria mudah apabila hasil
analisis taraf kesukaranya 0,7-1,0. Hasil analisis tingkat
kesukaran pilihan ganda seperti pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda


Kriteria No. Soal Jumlah Persen

1,2,3,4,5,6,7,8,9,101 33 66%
Sedang 1,15,17,18,20,21,23
98

,24,29,30,3132,35,
36,37,41,42,44,46,4
7,48,49,50
12,13,14,16,19,25, 13 26%
Mudah 28,33,34,38,39,40,
43
22,26,27,45 4 8%
Sukar
Perhitungan tingkat kesukaran soal pilihan ganda
disajikan pada Lampiran 11
d) Uji Daya Pembeda
Daya pembeda soal merupakan kemampuan suatu
item soal untuk membedakan antara peserta didik yang
berkemampuan tinggi dan peserta didik yang
berkemampuan rendah. Soal dikatakan berkriteria
jelek/kurang apabila range daya beda antara 0,00-0,20,
dikatakan berkriteria sedang apabila range daya beda
antara 0,20-0,50 dan soal dikatakan berkriteria baik
apabila range daya beda ≥ 0,50. Hasil analisis daya
pembeda butir item soal pilihan ganda terdapat pada tabel
4.6.

Tabel 4.6 Analisis Daya Pembeda Soal Pilihan Ganda


Kriteria No. Soal Jumlah Persen

1,3,15,23,26,27,29,37 13 26%
Sedang 42,47,48,50
2,4,5,6,7,8,9,10,11,12, 35 70%
Baik 13,14,16,17,18,19,20,
21,24,25,28,30,31,32,
33,34,35,36,38,39,40,
99

41,43,44,46,49
Kurang 22,45 2 4%
Berdasarkan uji daya pembeda pada tabel 4.6
diperoleh 35 soal baik, 13 soal sedang dan 2 soal kurang.
Hasil dari 28 soal yang valid akan dilihat tingkat
kesukaran soal dan daya pembeda soal yang digunakan
sebagai soal pretest dan posttes. Adapun Perhitungan daya
beda soal pilihan ganda disajikan pada Lampiran 12

2. Tahap Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan di MA Walisongo Pecangaan
Jepara pada tanggal 13 sampai 31 Januari 2019. Tahap
sebelum dilakukan perlakuan, terlebih dahulu dipastikan
kedua kelas yang dijadikan sebagai kelas eksperimen dan
kelas kontrol memiliki kemampuan sama yang telah diuji
dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas,
sehingga peneliti melakukan analisis data populasi dari nilai
UTS semester ganjil kelas X MIA tahun ajaran 2018/2019.
Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh peserta didik kelas
X semester II MA Walisongo Pecangaan tahun 2018/2019,
terdiri dari dua kelas X MIA yang berjumlah 46 peserta didik
yang terdapat pada lampiran 3
100

a. Analisis Data Awal


1) Analisis data Populasi
Kelas eksperimen dan kontrol sebelum
diberikan perlakuan maka kedua kelas harus
mempunyai kemampuan awal sama dan harus normal.
Dengan demikian, dilakukan dua uji yaitu uji normalitas
dan uji homogenitas
a. Uji Normalitas Populasi
Uji normalitas data populasi digunakan untuk
mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi
normal atau tidak. Hasil perhitungan uji normalitas
populasi terdapat pada Tabel 4.7
Tabel 4.7 Uji Normalitas Nilai UTS
Kelas Ket
X MIA-1 7,523 11.070 Normal
X MIA-2 1,686 11.070 Normal
Pada taraf signifikansi 5% dan dk = 5 diperoleh
χ2tabel = 11,070. Ketiga analisis tersebut menghasilkan
nilai χ2hitung< χ2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa
populasi berdistribusi normal. Setelah didapatkan data
yang normal, kemudian data di uji homogenitas untuk
melihat data dalam kondisi homogen atau tidak.
Adapun perhitungan uji normalitas data populasi dapat
dilihat pada lampiran 13
101

b. Uji Homogenitas Populasi


Selain memiliki distribusi normal, populasi juga
harus dipastikan homogen. Hasil perhitungan uji
homogenitas untuk populasi diperoleh Fhitung = 1,41, jika
dk pembilang= 24 – 1 = 23 dan dk penyebut= 22 – 1 =
21 maka diperoleh Ftabel = 2,06 Karena Fhitung ≤ Ftabel
maka data tersebut dapat disimpulkan bervarian
homogen. Hasil analisis uji homogenitas populasi
terdapat pada tabel 4.8
Tabel 4.8.Hasil Analisis Uji Homogenitas Populasi
Sumber variasi X MIA-1 X MIA-2
Jumlah 1305 920
N 24 22
54 42
Varians (s2) 117 83
Standart deviasi (s) 11 9
Adapun perhitungan uji homogenitas data populasi
dapat dilihat pada lampiran 14.
Setelah diketahui bahwa sampel yang
digunakan berangkat dari varian yang sama (homogen)
maka penelitian dilanjutkan dengan diadakanya
treatment (perlakuan) pada kedua kelas. Pada kelas
kontrol diterapkan pembelajaran menggunakan LKS
yang biasa digunakan di sekolah, sedangkan pada kelas
eksperimen diterapkan pembelajaran menggunakan
modul kimia berbasis unity of sciences. Tahap terakhir
102

pada penelitian ini, kedua kelas diadakan posttest dan


diberikan angket ATCL (Attitudes Toward Chemistry
Lessons)
2) Analisis data Pretest
Pretest dilaksanakan pada kedua kelas
sebelum pembelajaran dimulai. Pretest dilaksanakan
bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal
peserta didik terhadap materi larutan elektrolit dan
non-elektrolit. Hasil rata-rata pretest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol terdapat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil rata-rata pretest
Kelas Rata-rata Pretest
Eksperimen 44
Kontrol 39
Rata-rata nilai pretest untuk kelas eksperimen
dan kontrol ditunjukan pada tabel 4.9 yang dilakukan
pada tanggal 13 Januari 2019. Pretest yang diberikan
di kelas X MIA-2 (kelas kontrol) pada materi larutan
elektrolit dan non elektrolit, nilai tertinggi mencapai
61 dan nilai minimal 21 dengan nilai rata-rata kelas
39. Sedangkan di kelas X MIA-1 (kelas eksperimen)
nilai tertinggi mencapai 61 dan nilai terendah 25
dengan nilai rata-rata kelas 44. Peneliti untuk
mengetahui kemampuan awal peserta didik terhadap
materi larutan elektrolit dan non elektrolit, peneliti
melakukan analisis dari hasil pretest sebagai berikut:
103

a. Uji Normalitas Pretest


Uji normalitas dari hasil pretest kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Analisis hasil uji
normalitas terdapat pada tabel 4.10
Tabel 4.10 Uji Normalitas Nilai Pretest
Kelas Rata-rata Ket
Eks 44 2,114 11.07 Normal
39 9,488
Kontrol 0,692 Normal
Berdasarkan perhitungan uji normalitas
dengan taraf signifikan α= 5% dan dk= 6-1=5 dan
dk=5-1=4 diperoleh hasil untuk kelas eksperimen
=2,114 dan untuk kelas kontrol =

0,692 serta pada tabel distribusi frekuensi chi kuadrat


diperoleh =11.07 pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol = 9,488, sehingga dapat
dikatakan data nilai pretest kelas eksperimen dan
kelas kontrol berdistribusi normal karena
hitung≤ tabel. Perhitungan selengkapnya bisa dilihat
pada lampiran 17a dan lampiran 17b.
b. Uji Homogenitas
Selain memiliki distribusi normal, data pretest
harus dipastikan homogen. Analisis homogenitas
menggunkan uji homogenitas varians dengan
ketentuan Ho diterima jika Fhitung< Ftabel maka populasi
104

memiliki kriteria homogen.Hasil analisis uji


homogenitas pretest terdapat pada tabel 4.11
Tabel 4.11. Hasil Analisis Uji Homogenitas
Sumber variasi X MIA-1 X MIA-2
Jumlah 1053 855
N 24 22
44 39
Varians (s2) 90 119
Standart
9 11
deviasi (s)
Diperoleh hasil perhitungan dari uji
homogenitas antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol, 1,32 dan =2,04 maka data
tersebut dapat dikatakan bervarian homogen karena
Fhitung ≤ Ftabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kedua kelas homogen dan normal. Adapun
perhitungan lengkapnya bisa dilihat pada lampiran
18.
c. Uji kesamaan dua rata-rata
Uji kesamaan rata-rata ditentukan untuk
mengetahui apakah data yang diambil memiliki
perbadaan rata-rata atau tidak, berdasarkan hasil
perhitungan bisa dilihat pada lampiran. Hasil analisis
uji persamaan rata-rata terdapat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12. Hasil Analisis Uji Persamaan Rata rata
Sumber variasi X MIA-1 X MIA-2
Jumlah 1053 855
105

N 24 22
44 39
Varians (s2) 90,1141 118,5043
Standart deviasi (s) 9,4928 10,886
Hasil perhitungan uji kesamaan dua rata-rata
ini diperoleh = 1,668 dan =1,68023
dengan dk= (24 + 22 - 2 = 44) α=5% maka dapat
disimpulkan H0= diterima, Ha =ditolak, berarti kedua
kelas tersebut memiliki rata-rata yang sama atau
tidak ada perbedaan rata-rata dari kedua kelompok.
Perhitungannya disajikan pada Lampiran 19.
b. Analisis Data Akhir
Anaisis data akhir yang digunakan adalah Hasil
belajar dari nilai posteest peserta didik setelah dilakukan
perlakuan dan angket ATCL (Attitudes Toward Chemistry
Lessons).
1) Analisis data Posttest
Posttest dilakukan pada akhir pembelajaran.
Posttest dilakukan pada kedua kelas bertujuan untuk
mengetahui hasil belajar peserta didik antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Hasil rata-rata posttest
pada tabel 4.13.
Tabel 4.13 Hasil Rata-rata Posttest
Kelas Rata-rata Posttest
Eksperimen 83
Kontrol 71
106

Rata-rata nilai postest pada kelas eksperimen


dan kelas kontrol ditunjukan pada Tabel 4.13 yang
dilakukan pada tanggal 31 Januari 2019. Posttest pada
kelas eksperimen nilai tertinggi mencapai 96 dan nilai
terendah mencapai 64 dengan rata-rata 83. Sedangkan
di kelas kontrol nilai tertinggi mencapai 93 dan nilai
terendah mencapai 50 dengan rata-rata 71. Analisis
data nilai posttest yang diberikan pada peserta didik
baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol berupa
uji normalitas, uji homogenitas, uji perbedaan dua rata-
rata (uji hipotesis).
a. Uji Normalitas Posttest
Pengambilan sampel dengan teknik probability
sampling tipe cluster random sampling harus dipastikan
bahwa populasi berdistribusi normal. Berdasarkan
perhitungan uji normalitas pada lampiran 20.
Diperoleh hasil sebagaimana pada tabel 4.14.
Tabel 4.14 Hasil Analisis Uji Normalitas.
Kelas X2hitung X2tabel Kesimpulan
Eksperimen 6,233 11,07 Normal
Kontrol 1,513 9,488 Normal
Berdasarkan perhitungan uji normalitas dengan
taraf signifikan α= 5% untuk kelas eksperimen dk= 6-
1=5 dan kelas kontrol dk= 5-1=4 diperoleh hasil untuk
kelas eksperimen =6,233 dan kelas kontrol
107

=1,513 serta pada tabel distribusi frekuensi chi

kuadrat diperoleh = 11.07 pada kelas


eksperimen dan kelas kontrol = 9,488, sehingga
dapat dikatakan data nilai posttest kelas eksperimen
dan kelas kontrol berdistribusi normal karena
hitung≤ tabel. Perhitungan selengkapnya disajikan pada
lampiran 20a dan lampiran 20b.

b. Uji Homogenitas Posttest


Uji homogenitas data akhir hasil belajar kognitif
yang dilakukan dengan perhitungan uji homogenitas
varians. Berdasarkan perhitungan pada lampiran 21.
Diperoleh hasil analisis uji homogenitas data hasil
belajar pada tabel 4.15
Tabel 4.15.Hasil Analisis Uji Homogenitas Data Hasil
Belajar
Sumber variasi X MIA-1 X MIA-2
Jumlah 1982 1557
N 24 22
82,58 70,77
Varians (s2) 82,9493 109,4221
Standart deviasi (s) 9,1076 10,4605
Diperoleh hasil perhitungan dari uji homogenitas
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, 1,32
dan = 2,04, maka data tersebut dapat dikatakan
108

bervarian homogen karena Fhitung ≤ Ftabel. Maka Ho


diterima dan Ha ditolak.
c. Uji kesamaan dua rata-rata
Uji kesamaan rata-rata ditentukan untuk
mengetahui apakah data yang diambil memiliki
perbadaan rata-rata atau tidak, berdasarkan hasil
perhitungan bisa dilihat pada lampiran. Hasil analisis uji
persamaan rata-rata terdapat pada tabel 4.16.
Tabel 4.16. Hasil Analisis Uji Persamaan Rata rata
Sumber variasi X MIA-1 X MIA-2
Jumlah 1982 1557
N 24 22
82,58 70,77
Varians (s2) 82,9493 109,4221
Standart deviasi (s) 9,1076 10,4605
Hasil perhitungan uji kesamaan dua rata-rata
ini diperoleh = 4,093 dan =1,68023
dengan dk= (24 + 22 - 2 = 44) α=5% maka dapat
disimpulkan H0= ditolak, Ha =diterima, berarti kedua
kelas tersebut memiliki rata-rata tidak sama atau ada
perbedaan rata-rata dari kedua kelompok.
Perhitungannya disajikan pada Lampiran 22.
d. Uji Pihak Kanan
Uji pihak kanan (uji t) dilakukan untuk
mengetahui adanya pengaruh yang lebih besar atau
lebih kecil akibat adanya perlakuan yang berbeda
109

antara kelas experimen dan kelas kontrol.


Berdasarkan perhitungan uji pihak kanan pada
lampiran. Diperoleh hasil analisis uji-t sebagaimana
pada Tabel 4.17 dan tabel 4.18
Tabel 4.17. Hasil Analisis Uji-t Hasil Belajar.
Sumber variasi Experimen Kontrol
(X MIA-1) (X MIA-2)
Jumlah 1982 1557
N 24 22
82,58 70,77
Varians (s2) 82,9493 109,4221
Standart deviasi
9,1076 10,4605
(s)
ttabel 1,68023

thitung 4,093
Berdasarkan uji t dengan dk =24 + 22 - 2 = 44 dan
taraf signifikan 5% dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima. Atinya rata-rata hasil belajar
peserta didik dengan modul pembelajaran berbasis
unity of sciences lebih besar dari pada rata-rata hasil
belajar peserta didik dengan pembelajaran
menggunakan LKS. Perhitungan lengkapnya bisa
dilihat pada lampiran 22.
Tabel 4.18 Hasil Analisis Uji Pihak Kanan Student
Attitudes toward Chemistry Lessons
Sumber variasi Experimen Kontrol
(X MIA-1) (X MIA-2)
Jumlah 1825 1480
110

N 24 22
76,04 67,27
Varians (s2) 86,9982 132,0173
Standart deviasi (s) 9,3273 11,4899
ttabel 1,68023

thitung 2,852
Hasil uji t pada SATCL (Students Attitude Toward
Chemistry Lessons) dengan dk= 24 + 22 - 2 = 44 dan taraf
signifikansi 5% dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan
Ha diterima. Artinya rata-rata student attitudes toward
chemistry lessons dengan pembelajaran menggunakan
modul berbasis unity of sciences lebih besar daripada rata-
rata student attitudes toward chemistry lessons dengan
pembelajaran menggunakan LKS.
e. Uji Tingkat Efektivitas (Uji N-gain)
Langkah setelah dilakukan uji t, peneliti
melakukan uji tingkat efektivitas pada ranah kognitif dan
ranah afektif menggunakan uji N-Gain. Uji Uji N-gain pada
penelitian ini digunakan untuk mengetahui peningkatan
baik Sikap peserta didik terhadap pelajaran kimia
(attitudes toward chemistry lessons) maupun hasil belajar
peserta didik setelah perlakuan. Uji ini menggunakan data
nilai pretest dan posttest baik kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
111

1) Ranah Kognitif
Data analisis ranah kognitif diperoleh dari nilai
hasil belajar peserta didik (pretest dan posttest).
Kemudian data yang telah diperoleh dianalisis sehingga
dapat diketahui ranah kognitifnya tinggi, sedang, atau
rendah. Analisis tingkat efektivitas ranah kognitif
dihitung menggunakan uji N-Gain. Hasil analisis N-Gain
terdapat pada tabel 4.19, tabel 4.20.
Tabel 4.19 Hasil Analisis N-Gain Hasil Belajar
Kelas
Kelas Kontrol
Eksperimen
Kategori
Jml. Jml.
% %
Siswa Siswa
Tinggi 11 45,8 1 4,5
Sedang 13 54,2 21 95,5
Rendah 0 0,0 0 0,0
Tabel 4.20 Kriteria N-Gain Hasil Belajar
Kelas N-Gain Kriteria
Eksperimen 0,70 Tinggi
Kontrol 0,52 Sedang
Berdasarkan Tabel 4.19 menunjukkan bahwa pada
kelas eksperimen, persentase peserta didik yang
mengalami tingkat efektivitas rendah sebesar 0%,
kategori sedang sebesar 54,2% dan peserta didik yang
mengalami tingkat efektivitas ranah kognitif tinggi sebesar
45,8%. Untuk kelas kontrol, persentase peserta didikyang
mengalami tingkat efektivitas rendah sebesar 0%,
kategori sedang sebesar 95,5% dan peserta didik yang
112

mengalami tingkat efektivitas ranah kognitif tinggi sebesar


4,5%. Sedangkan tabel 4.20 di atas disimpulkan bahwa
rata-rata hasil belajar (kognitif) peserta didik pada kelas
eksperimen mengalami peningkatan yang lebih baik
daripada rata-rata hasil belajar (kognitif) peserta didik
pada kelas kontrol. Secara klasikal, rata-rata kelas
eksperimen mengalami peningkatan dengan nilai N-Gain =
0,70 (kategori tinggi). Sedangkan kelas kontrol mengalami
peningkatan dengan nilai N-Gain = 0,52 (kategori sedang).
Adapun Perhitungan selengkapnya disajikan pada
lampiran 23.
2) Ranah Student Attitudes Toward Chemistry Lessons
Selain ranah kognitif juga dikatakan uji tingkat
efektivitas ranah afektif. Data analisis ranah afektif
diperoleh dari data skor angket SATCL (Student Attitudes
Toward Chemistry Lessons) ketika pembelajaran larutan
elektrolit dan non elektrolit di kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Kriteria N-Gain SATCL terdapat pada tabel 4.21,
dan hasil analisis N-Gain SATCL terdapat pada tabel 4.22

Tabel 4.21 Kriteria N-Gain Student Attitudes Toward


Chemistry Lessons
Kelas N-Gain Kriteria
Eksperimen 0,38 Sedang
Kontrol 0,18 Rendah
113

Tabel 4.22 Hasil Analisis N-Gain Student Attitudes Toward


Chemistry Lessons
Kelas
Kelas Kontrol
Eksperimen
Kategori
Jml.
% Jml. Siswa %
Siswa
Tinggi 1 4,2 1 4,5
Sedang 18 75,0 5 22,7
Rendah 5 20,8 16 72,7
Total 24 100,0 22 100,0
Berdasarkan Tabel 4.21 menunjukkan bahwa
Rata-rata student attitudes toward chemistry lessons
(secara klasikal) kelas eksperimen mengalami
peningkatan yang lebih baik dengan nilai N-Gain =0,38
(kategori sedang) dari pada kelas kontrol dengan nilai N-
Gain = 0,18 (kategori rendah).Adapun perhitungan
selengkapnya terdapat pada lampiran 23. Sedangkan pada
tabel 4.22 dapat disimpulkan bahwa pada kelas
eksperimen, persentase peserta didik yang mengalami
tingkat efektivitas rendah sebesar 20,8%, kategori sedang
sebesar 75% dan peserta didik yang mengalami tingkat
efektivitas tinggi sebesar 4,2%. Untuk kelas kontrol,
persentase peserta didikyang mengalami tingkat
efektivitas rendah sebesar 72,7%, kategori sedang sebesar
22,7% dan peserta didik yang mengalami tingkat
efektivitas tinggi sebesar 4,5%.
114

f. Analisis Respon Peserta Didik Terhadap Modul


Proses pembelajaran di kelas eksperimen pertama
kali dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2019 dengan
mengerjakan pretest terlebih dahulu. Proses pembelajaran
di kelas eksperimen diberi perlakuan yaitu menggunakan
modul kimia berbasis unity of sciences. Pertemuan terakhir
peserta didik diminta untuk mengerjakan soal posttest,
mengisi angket ATCL (Attitudes Toward Chemistry
Lessons) dan mengisi angket respon peserta didik
terhadap penggunaan modul kimia berbasis unity of
sciences yang berbentuk skala likert. Hasil data angket
rekapitulasi dijumlahkan dengan skor masing-masing
peserta didik untuk setiap indikator. Kemudian skor yang
telah diperoleh dihitung persentasenya dan dikonversi
menjadi data kualitatif. Hasil analisis respon peserta didik
terhadap modul kimia berbasis unity of sciences terdapat
pada tabel 4.23
Tabel 4.23 Analisis Respon Peserta Didik Terhadap
Modul
No Indikator Angket Persentase Kriteria
.
1. Kemandirian belajar 72,5% Baik
2. Minat terhadap Modul 74,5% Baik
3. Kemudahan dalam 70,4% Baik
memahami materi
4. Penyajian modul 77,2% Sangat
Baik
115

5. Strategi Unity of 78,95% Sangat


Sciences Baik
Rata-rata 74,73% Baik

Perhitungan angket respon peserta didik terhadap


penggunaan modul terdapat pada Lampiran. Berdasarkan
Tabel 4.22, terlihat bahwa penggunaan modul kimia
berbasis unity of sciences pada materi larutan elektrolit
dan non elektrolit memperoleh hasil yang baik, sehingga
dapat disimpulkan bahwa peserta didik memberikan
respon positif terhadap penggunaan modul kimia berbasis
untiy of sciences
C. PEMBAHASAN
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di MA
Walisongo Pecangaan Jepara diantaranya yaitu, kurangnya
sikap peserta didik terhadap pembelajaran kimia (student
attitudes toward chemistry lessons) dikarenakan mereka
mengangga bahwa ilmu kimia tidak ada kaitannya dengan ilmu
agama, sehingga mempengaruhi hasil belajar peserta didik
terhadap pelajaran kimia rendah. Dari permasalahan tersebut,
maka diperlukan pembelajaran yang dapat meningkatkan
sikap positif terhadap pelajaran kimia dan hasil belajar peserta
didik.Salah satu pembelajaran yang dapat meningkatkan sikap
terhadap pelajaran kimia (attitudes toward chemistry lessons)
dan hasil belajar peserta didik yaitu pembelajaran
menggunakan modul pembelajaran berbasis unity of sciences.
116

Upaya peningkatan sikap belajar kimia peserta didik


dilakukan dengan pembelajaran yang mampu memberikan
kesan (Djamaah, 2008, Lilia, 2018). Pembelajaran yang
berkesan dimaksudkan agar dapat memunculkan perilaku baik
peserta didik (Cheung, 2011). Minat yang baik terhadap
pembelajaran kimia merupakan salah satu sikap positif yang
dapat mempengaruhi perilaku peserta didik. Sebagaimana
disampaikan oleh Yunus dan Ali (2013) bahwa sikap positif
tersebut akan meningkatkan pemahaman peserta didik dalam
bidang kimia dan dampaknya adalah hasil belajar peserta didik
semakin baik dan semakin meningkat. Alasan lain adalah kimia
berperan penting dalam kehidupan sehari-hari dan ilmu kimia
ada kaitannya dengan ilmu agama, karena pada dasarnya
semua ilmu adalah berasal dari Allah. Maka dari itu, solusi yang
ditawarkan peneliti adalah efektifitas penggunaan modul kimia
berbasis unity of sciences sebagai upaya peningkatan hasil
belajar (kognitif) dan student attitudes toward chemistry
lessons.
Penelitian ini terdapat dua kelas yang dijadikan sebagai
sampel penelitian yaitu kelas X MIA-1 (kelas eksperimen) dan
kelas X MIA-2 (kelas kontrol). Penelitian yang telah dilakukan
merupakan penelitian eksperimen dengan bentuk pretest-
posttest Control Group Design.Proses penelitian diawali dengan
pretest, pelaksaan proses pembelajaran dan diakhiri dengan
posttest. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil
117

belajar peserta didik dan sikap peserta didik terhadap


pelajaran kimia (student attitudes toward chemistry lessons).
Peneliti juga melakukan pengamatan terhadap aspek afektif
dan psikomotorik. Namun data-data tersebut tidak digunakan
sebagai uji hipotesis.
Penelitian ini diawali dengan memilih kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Penentuan kelas eksperimen dan kelas
kontrol pada penelitian ini didahului dengan analisis data
populasi yaitu uji homogenitas dan uji normalitas. Analisis data
populasi yang digunakan adalah nilai UTS semester gasal tahun
pelajaran 2018/2019 kelas X MIA-1 dan X MIA-2. Berdasarkan
hasil analisis data populasi yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa kedua kelas tersebut dalam kondisi normal dan
homogen, sehingga kelas eksperimen dan kontrol bisa
ditentukan dengan cara cluster random sampling. Adapun
perhitungan uji normalitas dan homogenitas populasi dapat
dilihat pada lampiran 13 dan lampiran 14. Setelah didapatkan
data yang normal dan homogen dari kedua kelas, kemudian
pilih kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen
dan kelas kontrol pada penelitian ini adalah kelas X MIA-1 dan
X MIA-2.
Langkah selanjutnya dalam penelitian ini yaitu uji coba
instrumen soal. Uji coba instrumen soal yang digunakan adalah
soal pilihan ganda. Soal tes digunakan untuk pretest dan
posttest terlebih dahulu diuji coabakan kepada mahasiswa
118

angkatan 2018. Kelas uji coba adalah kelas yang sudah


mendapatkan materi larutan elektrolit dan non elektrolit. Soal
yang telah diuji cobakan kemudian dianalisis kelayakannya
yaitu menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya pembeda. Untuk lebih lengkapnya bisa
dilihat pada lampiran 8. Berdasarkan hasil analisis uji coba
instrumen soal tes berbentuk pilihan ganda, diperoleh 28 soal
yang valid dari 50 soal uji coba. Hasil dari 28 soal yang valid
akan digunakan sebagai soal pretest dan posttest yang terdapat
pada lampiran 15.
Peneliti sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu
dilakukan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tujuan dilakukannya pretest dan untuk mengetahui
kemampuan awal peserta didik pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Berdasarkan hasil pretest, rata-rata hasil belajar
peserta didik masih dibawah KKM MA Walisongo Pecangaan
yaitu 70. Rata-rata hasil pretest kelas eksperimen yaitu 44,
sedangkan pada kelas kontrol yaitu 39. Sebelum diberi
perlakuan dilakukan uji homogenitas dan uji normalitas.
Setelah diketahui bahwa sampel memiliki kemampuan yang
sama dan datanya sudah normal, maka penelitian dilanjutkan
dengan diadakannya treatment (perlakuan) pada kedua kelas.
Kedua kelas tersebut sama sama mendapat perlakuan selama
lima pertemuan. Adapun rincian kegiatan pembelajaran
sebagaimana pada rencana pelaksanaan pembelajaran pada
119

lampiran 5. Kelas kontrol diterapkan pembelajaran


menggunakan LKS yang biasa digunakan di sekolah, sedangkan
pada kelas eksperimen diterapkan pembelajaran
menggunakan modul kimia berbasis unity of sciences.
Hasil penelitian diperoleh data kuantitatif (berupa
angka) yang dapat digukan untuk uji hipotesis. Menurut
Benyamin Bloom, hasil belajar terdiri dari ranah kognitif,
psikomotorik, dan efektif (Sudjana, 2012). Namun dalam
penelitian ini diukur berdasarkan ranah kognitif saja,
mengingat banyak kendala yang dialami peneliti dalam
melaksanakan penelitian.Berdasarkan analisis uji t pada Tabel
4.15 diketahui bahwa secara klasikal, rata-rata hasil belajar
kognitif peserta didik kelas eksperimen lebih besar dari pada
rata rata hasil belajar kognitif peserta didik kelas kontrol.
Adapun perbedaan rata-rata kognitif peserta didik kelas
eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.17.
85
80
75
Kelas Eksperimen
70 82,58
Kelas Kontrol
65 70,77
60
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Gambar 4.17 Grafik Perbedaan Rata-rata Hasil Belajar (Kognitif)


120

KKM yang ditentukan pada mata pelajaran kimia


di MA Walisongo Pecangaan Jepara adalah 70. Dari
Gambar 4.17 diketahui rata-rata hasil belajar kognitif
peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol telah
mencapai KKM. Persentase ketuntasan hasil belajar
kognitif peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat dilihat pada Gambar 4.18 dari Dari 24 peserta didik
kelas eksperimen 22 peserta didik telah lulus, sedangkan
2 peserta didik tidak lulus. Pada kelas kontrol 15 peserta
didik lulus dan 7 peserta didik tidak lulus dengan jumlah
peserta didik 22

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

8% 32
92 % 68
% %

Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas

Gambar 4.18 Grafik Presentase Ketuntasan Hasil Belajar (Kognitif) Siswa

Temuan bahwa modul unity of sciences dapat


meningkatkan hasil belajar peserta didik diperkuat oleh
hasil penelitian Handayani, Dwi (2018),Novia, usman
121

(2017), dan Shofwunnada (2017). Modul unity of sciences


melatih peserta didik untuk belajar mandiri dan berpikir
secara mandiri. Peserta didik akan mudah mengingat dan
memahami materi pelajaran dari pada hanya mendengar
ceramah dari guru dan bisa memahami materi kimia yang
dikaitkan dengan ilmu agama. Pada gambar 4.19 dapat
dilihat bahwa peningkatan hasil belajar kelas eksperimen
lebih baik daripada kelas kontrol. Peningkatan hasil
belajar pada kelas eksperimen, diikuti pula dengan
peningkatan rata-rata student attitudes toward chemistry
lessons.

0.80
0.70
0.60
0.50 Kelas
0,70 Eksperimen
0.40
0.30 0,52
Kelas Kontrol
0.20
0.10
0.00
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Gambar 4.19 Grafik N-Gain Hasil Belajar Kognitif

Penelitian yang telah dilakukan, pembelajaran


menggunakan modul unity of sciencesdilaksanakan dengan
tujuan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik,
dilihat dari hasil N-Gain mnunjukkan kelas eksperimen
122

yang menggunakan modul pembelajaran kimia berbasis


unity of sciencesmenunjukkan level tinggi dengan skor
0,70, sedangkan kelas kontrol yang menggunakan LKS
menunjukkan skor 0,52 dengan kriteria rendah. Hal
tersebut juga didukung oleh penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Febriana (2012) dan Sayyidah (2017) di
mana pembelajaran yang mengaitkan materi kimia dengan
ilmu lain yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dapat
meningkatkan hasil belajar kimia peserta didik yang
diperkuat dengan nilai rata-rata kelas eksperimen yang
lebih tinggi daripada nilai rata-rata kelas kontrol.
Pengukuran student attitudes toward chemistry
lessons menggunakan angket yang terdiri dari 16 item
pernyataan. Ke empat indikator dikembangkan oleh
Cheung (2011) Pengukuran dilakukan dengan skala Likert
yang terdiri pernyataan positif dan pernyataan negatif.
Pernyataan positif terdiri dari lima pilihan sikap (sangat
setuju= skor 5, setuju= skor 4, cukup setuju= skor 3,
kurang setuju= skor 2, dan sangat tidak setuju = skor 1.
Sedangkan pernyataan negatif terdiri dari lima pilihan
sikap (sangat setuju= skor 1, setuju= skor 2, cukup setuju=
skor 3, kurang setuju= skor 4, dan sangat tidak setuju =
skor 5). Berdasarkan analisis uji t pada Tabel 4.12
diketahui bahwa secara klasikal, rata-rata student
attitudes toward chemistry lessons kelas eksperimen lebih
123

besar daripada rata-rata student attitudes toward


chemistry lessonskelas kontrol. Adapun perbedaan rata-
rata student attitudes towardchemistry lessons antara kelas
eksperimen dengan kelaskontrol dapat dilihat pada
Gambar 4.20.

78
76
74
Kelas
72 76,04 Eksperimen
70
68
66 67,27 Kelas
64 Kontrol
62
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Gambar 4.20 Grafik Perbedaan Rata-rata Student Attitudes toward


Chemistry Lessons
Secara rinci, perbedaan rata-rata keempat indikator
studentattitudes toward chemistry lessons dapat dilihat pada
Gambar 4.21.
124

76,04% 79% 75% 73,54%


66,67%
60,62% 60,41% 59,16%

Liking for Liking for Evaluative Behavioral


chemistry chemistry beliefs about tendencies to
theory lessons laboratory school learn
work chemistry chemistry

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Gambar 4.21GrafikPerbedaan Rata-rata 4 Indikator Student Attitudes


toward Chemistry Lessons
Maksud dari grafik pada Gambar 4.21 bahwa perbedaan
antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol berdasarkanempat
indikator student attitudes toward chemistry lessonsadalah sebagai
berikut:
1. Liking for chemistry theory lessons kelas eksperimen lebih
besar daripada kelas kontrol.
2. Liking for chemistry laboratory work kelas eksperimen
lebih besar daripada kelas kontrol.
3. Evaluative beliefs about school chemistry kelas eksperimen
lebih besar daripada kelas kontrol.
4. Behavioral tendencies to learn chemistry kelas eksperimen
lebih besar daripada kelas kontrol.
125

Kesimpulannya bahwa pada kelas eksperimen lebih


menyukai pembelajaran teori kimia, lebih menyukai
pekerjaan di laboratorium kimia, lebih berkeyakinan baik
tentang kimia di sekolah dan lebih cenderung bersikap untuk
belajar kimia.
Peningkatan Sikap minat peserta didik terhadap pelajaran
kimia (student attitudes toward chemistry lessons) dapat
dilihat dari perhitungan n-gain lampiran 23. Uji N-Gain baik
kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan data nilai
pretest dan nilai posttest. Berdasarkan hasil uji n-gain sikap
minat belajar kimia (attitudes toward chemistry lessons)
terdapat pada tabel 4.19 diketahui uji n-gain pada student
attitudes toward chemistry lessons untuk kelas eksperimen
lebih baik daripada kelas kontrol. Adapun grafik n-gain untuk
melihat peningkatan student attitudes toward chemistry
lessons dapat dilihat pada gambar 4.22.

0.40
0.35
Kelas
0.30 0,38
0.25 Eksperimen
0.20
0.15
0.10 0,18 Kelas
0.05 Kontrol
0.00
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Gambar 4.22 Grafik N-Gain Student Attitudes toward Chemistry Lessons


126

Peningkatan student attitudes toward chemistry


lessons pada kelas eksperimen, bertolak belakang dengan
penurunan student attitudes toward chemistry lessons pada
kelas kontrol (Gambar 4.22). Pembelajaran dengan
menggunakan LKS pada kelas kontrol, berdampak pada
pembelajaran yang pasif. Sikap negatif peserta didik
terhadap pembelajaran kimia dapat disebabkan oleh
beberapa faktor seperti: metode pembelajaran yang
digunakan guru, sikap guru, pengaruh orang tua, jenis
kelamin, usia, gaya belajar siswa, ketertarikan dan lain
sebagainya (Khan dan Ali, 2012).
Berdasarkan wawancara respon dengan peserta
didik mengenai penggunaan modul kimia berbasis unity of
sciences pada kelas eksperimen yang mendapatkan nilai
tinggi, sedang dan rendah relatif memberikan jawaban
yang sama yaitu modul berbasis unity of sciences menarik
untuk dipelajari karena dikaitkan dengan ayat-ayat Al-
Qur’an. Sedangkan menurut peserta didik yang belum
tuntas hasil belajarnya sekitar 8% mengungkapkan
mereka masih bingung dalam materi yang menghitung
jumlah mol atau derajat ionisasi dan masih bingung dalam
materi kemampuan larutan dalam menghantarkan listrik.
Selain respon tersebut, peserta didik memberi respon
yang positif terhadap proses pembelajaran. berdasarkan
lampiran 24b pada kelas eksperimen sebanyak 75%
127

peserta didik memiliki respon yang positif terhadap


penggunaan modul kimia berbasis unity of sciences pada
materi larutan elektrolit dan non elektrolit. Pada lampiran
23a Peserta didik mulai tertarik dengan kimia. Mereka
sudah aktif dalam belajar dan dibuktikan dengan
meningkatnya sikap peserta didik terhadap pelajaran
kimia (student attitudes toward chemistry lessons) dan
hasil belajar mereka.
Berdasarkan wawancara respon penggunaan
modul kimia berbasis unity of sciences dengan bu Agustin
pengampu pelajaran kimia, mengungkapkan bahwa
peserta didik merasa senang, merasa minat belajar kimia
dan menambah pengetahuan karena dalam modul
terdapat materi kimia yang dikaitkan dengan ilmu agama,
dan contohnya diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Tetapi kelemahan dalam modul tersebut adalah
penjelasan tentang mengukur daya hantar listrik suatu
larutan kurang mendetail. Sedangkan kelemahan dalam
praktikum, terkadang peserta didik kurang teliti saat
percobaan terutama setelah mencelupkan elektroda.
Penggunaan yang kurang bersih, sehingga saat
mencelupkan larutan non elektrolit lampu masih nyala.
(Wawancara,11 Juni 2019).
128

D. Keterbatasan penelitian
Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Data tersebut
dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan
mengantisipasi masalah yang sedang terjadi. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimental yang bertujuan
mengetahui keefektivan modul pembelajaran berbasis unity
of sciences pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit
untuk meningkatkan sikap positif peserta didik terhadap
kimia (student attitudes toward chemistry lessons) dan hasil
belajar peserta didik. Dalam penelitian ini telah dilakukan
peneliti dengan semaksimal mungkin. Namun peneliti sadar
masih ada kekurangan dan keterbatasan yang dapat
mempengaruhi hasil penelitian. Adapun keterbatasan dalam
penelitian ini adalah:
1. Keterbatasan Tempat Penelitian
Penelitian hanya dilakukan di MA Walisongo
Pecangaan Jepara. Apabila ada hasil penelitian di tempat
lain yang berbeda, tetapi kemungkinannya tidak jauh dari
hasil penelitian yang peneliti lakukan
2. Keterbatasan Kemampuan
Peneliti menyadari adanya keterbatasan kemampuan
khususnya dalam pengetahuan ilmiah. Namun peneliti
sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan
129

penelitian sesuai dengan kemampuan ilmiah serta


bimbingan dari dosen pembimbing
3. Keterbatasan Waktu Penelitian
Penelitian yang dilakukan peneliti waktunya terbatas,
maka hanya dilakukan sesuai keperluan yang
berhubungan dengan penelitian. Walaupun waktu
penelitian terkadang terpotong kegiatan rutinan di
sekolah. Waktu yang disediakan sekolah untuk mata
pelajaran kimia adalah 4 x 45 menit setiap minggunya.
Waktu yang terbatas, namun peneliti berusaha
memaksimalkan waktu yang tersedia, sehingga nantinya
tidak mempengaruhi data hasil penelitian.
4. Keterbatasan Materi yang diteliti
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti hanya
meneliti tentang efektivitas penggunaan modul kimia
berbasis unity of sciences pada materi larutan elektrolit
dan non elektrolit. Sebenarnya, tidak hanya materi larutan
elektrolit dan non elektrolit saja yang dapat dikaitkan
dengan unity of sciences, tetapi materi lain juga dapat
dikaitkan dengan unity of sciences.
Berdasarkan keterbatasan yang peneliti paparkan di
atas dapat dikatakan bahwa inilah kekurangan dari penelitian
yang dilakukan oleh peneliti di MA Walisongo Pecangaan
Jepara. Meskipun banyak hambatan dan tantangan yang
peneliti hadapi dalam melakukan penelitian ini, peneliti
130

bersyukur bahwa penelitian ini dapat terlaksana dengan


lancar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai
perbandingan hasil belajar (kognitif) dan student attitudes
toward chemistry lessons pada materi larutan elektrolit dan
nonelektrolit dalam pembelajaran dengan menggunakan
modul berbasis unity of sciences di MA Walisongo Pecangaan
Jepara diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Modul kimia berbasis unity of sciences pada materi larutan
elektrolit dan nonelektrolit efektif digunakan dalam
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik kelas X MIA MA Walisongo Pecangaan Jepara dengan
diperoleh thitung= 4,093 > ttabel=1,680 dan hasil rata-rata N-
gain kelas eksperimen sebesar 0,70 kategori tinggi.
2. Student attitudes toward chemistry lessons kelas eksperimen
lebih baik daripada kelas kontrol. Rata-rata student
attitudes toward chemistry lessons dengan pembelajaran
menggunakan modul berbasis unity of sciences sebesar
76,04 lebih besar daripada rata-rata student attitudes
toward chemistry lessons dengan pembelajaran
menggunakan LKS sebesar 67,27.

131
132

B. Saran

Berdasarkan pada simpulan di atas maka peneliti


mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi guru, modul kimia berbasis unity of sciences dapat
digunakan sebagai sumber belajar dalam
pembelajaran kimia
2. Bagi peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan
modul kimia berbasis unity of sciences pada
pembelajaran kimia dengan kompetensi dasar yang
lain.
3. Bagi pihak sekolah, sebaiknya kualitas sekolah
ditingkatkan dengan menerapkan pembelajaran yang
aktif pada mata pelajaran yang lain.
4. Bagi peserta didik harus rajin belajar dan
meningkatkan ketertarikan terhadap mata pelajaran
kimia sehingga hasil belajar meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

Akpinar, Ercan dan O.,E. 2009. Students Attitudes Toward Science


and Technology: An Investigation of Gender, Grade Level, and
Academic Achievement. Procedia Social and Behavioral
Sciences 2804-2808
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta:PT RINEKA CIPTA
Aulia, Safitri, Sri Wardani, dkk. 2015. The Effectiveness Of The
Guided Inquiry Learning Module Towards Student’s
Character And Concept Understanding. International Journal
of Science and Research (IJSR). 2319-7064
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Edisi
Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Cheung, D. 2011. Evaluating Student Attitudes Toward Chemistry
Lesson To Enhance Teaching In The Secondary School. J.
Educacion Quimica. 22(2): 117-122.
Creswell, J. W. 2009. Research Design Qualitative, Quantitative and
Mixed Methods Approaches. Edisi 3. United States Of
America: SAGE Publications
Damavandi, Majid.E. 2010. Effect of Mastery Learning Method on
Performance and Attitude of The Weak Students In Chemistry.
Procedia Social and Behavioral Sciences 1574-1579
Daryanto. 2013. Menyusun Modul Bahan Ajar untuk Persiapan
Guru dalam Mengajar. Yogyakarta: Penerbit Gava Media
Departemen Agama RI. 2010. Al-Qur’an dan Terjemah. Bandung:
Hilal
Djamarah, S.B. 2008. Psikologi Belajar. Edisi 2. Jakarta: Rineka
Cipta
Djudin, Tomo. 2012. Menyisipkan Nilai-Nilai Agama Dalam
Pembelajaran Sains: Suatu Alternatif “Memagari”
Keimanan Siswa. Pontianak: Universitas Tanjung Pura
Fanani, Muhyar. 2015. Paradigma Kesatuan Ilmu Pengetahuan.
Semarang: CV. Karya Abadi Jaya.
Hake, R.R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. USA: Dept. Of
Physics Indiana University
Halim, Lilia dan N.,A.,R. 2018. The Role of Parents In Cultivating
Children’s Interest Towards Science Learning and Careers.
Kasetsart Journal of Social Sciences. 190-196
Handayani, Dwi. 2018. Efektivitas Penggunaan Modul Kimia
Berbasis Unity Of Sciences dan Multi Level Representasi
Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Terhadap Hasil
Belajar Peserta Didik Kelas XI SMA Futuhiyyah Mranggen.
Skripsi. Semarang: UIN Walisongo
Hofstein, Avi dan R.,M.,N. 2011. High School Student Attitudes
Toward and Interest In Learning Chemistry. Universidad
Nacional Autonoma de Mexico, ISSN 0187-893-X
Kaya, Ebru dan O.,G., 2011. The Effect of Conceptual Change Based
Instruction on Students’ Attitudes Toward Chemistry.
Procedia Social and Behavioral Sciences 515-519
Khan, G.N. dan A.,A. 2012. Higher Secondary School Students
Attitude Toward Chemistry. J. Asian Social Science. 8(6): 165-
169
Mulyasa, E. 2006. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan
Pembelajaran KBK. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya
Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru Profesional Menciptakan
Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung:
Rosdakarya
Nasution, S. 2010. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan
Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara
Ngalim, Purwanto. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Ningsih, Rahayu. 2018. Pengembangan Modul Kimia berbasis Unity
Of Sciences Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit.
Skripsi. Semarang: UIN Walisongo
Nusaibah, Sayyidah dan Z.,H.,I. 2017. Integration of Tauhid (Faith)
Element ini Biology Education In Malaysia. Journal of
Educational Sciences. Vol. 1, No.1, 11-23
Pasha, Ahmad Fuad. 2004. Dimensi Sains Al-Qur’an, Menggali Ilmu
Pengetahuan dari Al-Qur’an. Solo: Tiga Serangkai
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia No 64 Tahun 2013. Standar Isi Pendidikan Dasar
dan Menengah. Pasal 1 ayat (3)
Petrucci, R.H. 1987. Kimia Dasar: Prinsip dan Terapan Modern.
Edisi 4. Terjemahan S. Ahmadi. Jakarta: Erlangga
Prastowo, Andi. 2011. Pengembangan Sumber Belajar. Yogyakarta:
Pedagogia
Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar
Inovatif. Yogyakarta: Diva Press
Putri, Dwi Susanti. 2016. Pengembangan Modul Kimia Berbasis
Unity Of Sciences dengan pendekatan Contextual Teaching
And Learning Pada Materi Termokimia. Skripsi. Semarang:
UIN Walisongo
Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta:
Rineka Cipta
Sabri,H. 2007. Strategi Belajar Mengajar dan Microteaching.
Jakarta: Rineka Karya
Selly R.,Sunarti. 2014. Penilaian dalam Kurikulum 2013. Membantu
Guru dan Calon Guru Mengetahui Langkah-langkah Penilaian
Pembelajaran. Yogyakarta: Andi Offset.
Sudijono, Annas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta:
Rajawali Pers
Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Sugiyono. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. 2016. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sunarto, Riduwan. 2011. Pengantar Statistika Untuk Penelitian
Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis.
Bandung: Alfabeta Cet ke-4
Supardi. 2013. Sekolah Efektif, Konsep Dasar dan Praktiknya.
Jakarta: Rajawali Pers
Surapranata, S. 2009. Analisis Validitas, Reliabilitas dan
Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004.
Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Suyanti, R.D. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Tsuwaibah. 2014. Epistemologi Unity Of Sciences Ibn Sina Kajian
Integrasi Keilmuan Ibn Sina dalam Kitab Asy-Syifa Juz I dan
Relevansinya dengan Unity Of Science IAIN Walisongo.
Laporan Penelitian. Semarang: UIN Walisongo
Usman, Novia. 2017. Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia
Berbasis Al-Qur’an pada Materi Koloid di SMAN 12 Banda
Aceh. Banda Aceh: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam.
Yunus, F.W. dan Z.,M.,A. 2013. Attitude Towards Learning
Chemistry Among Secondary School Students In Malaysia. J of
Asian Behavioural Studies. 3(11): 1-11.
Lampiran 1. Profil MA Walisongo Pecangaan Jepara

Madrasah Aliyah merupakan sekolah menengah setara


SMU yang berlandaskan Agama Islam. Madrasah yang berlokasi
di Jln. Kauman No. 01 Pecangaan Jepara ini telah ditetapkan
sebagai salah satu dari beberapa MA yang terakreditasi tipe A di
Indonesia. MA Walisongo Pecangaan ini secara
berkesinambungan terus terpacu dalam meningkatkan kualitas
pelayanan dan pelaksanaan pendidikan, sehingga saat ini telah
menjadi salah satu kompleks sekolah yang sangat favorit di kota
Jepara.
Hal ini nampak melalui berbagai prestasi yang telah dicapai oleh
MA Walisongo baik dalam bidang akademik maupun non
akademik. Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir ini, grafik
prestasi MA Walisongo baik akademik maupun non akademik
terus meningkat. Dalam bidang akademik, tahun 2004/2005 lalu
sekitar 75 persen alumninya berhasil diterima di beberapa
Perguruan Tinggi Negeri favorit di Indonesia.
Lampiran 2. Daftar Responden Uji Coba Instrumen Penelitian

DAFTAR NAMA MAHASISWA UJI COBA


PENDIDIKAN KIMIA 2018
NO NAMA NILAI KODE
1 Ahmad Haiz Sulaih 72 UC-1
2 Bayu Pranata 58 UC-2
3 Bella Yunitamara 32 UC-3
4 Chairani Widya Putri 88 UC-4
5 Della Refni 36 UC-5
6 Hirotus Sa’adah 62 UC-6
7 Ika Alfianah 56 UC-7
8 Istiqomah 76 UC-8
9 Itahul Jannah 46 UC-9
10 Mahdinian Sri Sultani 62 UC-10
11 Meyleni Setiawanti 36 UC-11
12 Muhammad Rizal Kannabhan 40 UC-12
13 Mukh Ali Raja 70 UC-13
14 Nana Lutfiyatur Rohmaniyah 50 UC-14
15 Neli Sihatun Fitriyah 50 UC-15
16 Nur Aisyah Barotan 40 UC-16
17 Nur Elisha Hawa T. 38 UC-17
18 Nur Inayah Amaliyah 44 UC-18
19 Nurul Atsnaqonitah 58 UC-19
20 Puja Dwi Yulianti 60 UC-20
21 Rindi Aningsih 86 UC-21
22 Rini Annisyah 56 UC-22
23 Rizki Awaliyah 84 UC-23
24 Safira Nur Lita 46 UC-24
25 Thoha Mukhtar 64 UC-25
26 Wahyuni Minakuszahroh 86 UC-26
27 Ziyadatus Sa’diyah 42 UC-27
Lampiran 3. Daftar Responden Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol
Kelas X MIA-1 Kelas X MIA-2
Kode Nama Kode Nama
E-01 Alvi Rizki Azzahra K-01 A. Jauhari Bahtiar
E-02 Anis Manis Ta'la K-02 Aliyatun Nikmah
E-03 Binta Muayyadah K-03 Amanatul Imaniyyah
E-04 Binti Muayyidah K-04 Angel Septiani
E-05 Fatimatuz Zahro' K-05 Aniq Maulana Ibrahim
E-06 Laila Nurul Ahna Fay K-06 Asma' Nadiyatuz Zahr
E-07 M. Barkah Sobah K-07 Ayuk Novi Lailiyah
E-08 M. Asroful Anam K-08 Inna 'Aliyya
E-09 M. Shofyan Ali K-09 Laili Mufarrohah
E-10 Nabilla Choirinnida K-10 M. Virgiawan
E-11 Naili Sayyidatun Ni' K-11 Maulidi Fina Aprilia
E-12 Nur Amaliatus Soliha K-12 M.Afham Ulumi
E-13 Rizka Safitri K-13 M. Rama Adira
E-14 Salisa Fitriyani K-14 M. Rofikan
E-15 Silvy Nabila Putri K-15 M. Zahrul Anam
E-16 Siti Sholikhah K-16 Mujahidatul Millah
E-17 Tazkiyah Shofir Ulfa K-17 Nadia Riska Amalia
E-18 Ulviana Amelia Putri K-18 Nur Afuah Sofiana
E-19 Umdatun Fadlil K-19 Rihla Nahtadiya
E-20 Umi A'isyah K-20 Risalatul Rizqiyah
E-21 Zulia Rahma Khoirun K-21 Savira Dian Safitri
E-22 M. Munawir Al Fuad K-22 Zidny Ilma Nafiah
E-23 Anung Tri Andini
E-24 Waffiq Azizah
Lampiran 4. Silabus

Kimia
Satuan Pendidikan : SMA / MA / SMK
Kelas : X (Sepuluh)
Alokasi waktu : 3 jam pelajaran/minggu
Kompetensi Inti :
 KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi
secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
 KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
 KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
3.1 Menjelaskan metode Metode ilmiah, hakikat ilmu  Mengamati produk-produk dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: sabun, detergen, pasta gigi,
ilmiah, hakikat ilmu Kimia, keselamatan dan keamanan shampo, kosmetik, obat, susu, keju, mentega, minyak goreng, garam dapur, asam cuka, dan lain lain
Kimia, keselamatan kimia di laboratorium, serta peran yang mengandung bahan kimia.
dan keamanan di Kimia dalam kehidupan  Mengunjungi laboratorium untuk mengenal alat-alat laboratorium kimia dan fungsinyaserta
laboratorium, serta  Metode ilmiah mengenal beberapa bahan kimia dan sifatnya (mudah meledak, mudah terbakar, beracun, penyebab
peran kimia dalam  Hakikat ilmu Kimia iritasi, korosif, dan lain-lain).
kehidupan  Keselamatan dan keamanan  Membahas cara kerja ilmuwan kimia dalam melakukan penelitian dengan menggunakan metode
4.1 Menyajikan hasil kimia di laboratorium ilmiah (membuat hipotesis, melakukan percobaan, dan menyimpulkan)
rancangan dan  Peran Kimia dalam kehidupan  Merancang dan melakukan percobaan ilmiah, misalnya menentukan variabel yang mempengaruhi
hasilpercobaan ilmiah kelarutan gula dalam air dan mempresentasikan hasil percobaan.
 Membahas dan menyajikan hakikat ilmu Kimia
 Mengamati dan membahas gambar atau videoorang yang sedang bekerja di laboratorium untuk
memahami prosedur standar tentang keselamatan dan keamanan kimia di laboratorium.
 Membahas dan menyajikan peran Kimia dalam penguasaan ilmu lainnya baik ilmu dasar, seperti
biologi, astronomi, geologi, maupun ilmu terapan seperti pertambangan, kesehatan, pertanian,
perikanan dan teknologi.
3.2 Menganalisis Struktur Atom dan Tabel  Menyimak penjelasan bahwa atom tersusun daripartikel dasar, yaitu elektron, proton, dan neutron
perkembangan model Periodik serta proses penemuannya.
atom dari model atom  Partikel penyusun atom  Menganalisis dan menyimpulkan bahwa nomor atom, nomor massa, dan isotop berkaitan dengan
Dalton, Thomson,  Nomor atom dan nomor massa jumlah partikel dasar penyusun atom.
Rutherford, Bohr, dan  Isotop  Menyimak penjelasan dan menggambarkan model-model atom menurut Dalton, Thomson,
Mekanika Gelombang  Perkembangan model atom Rutherford, Bohr, dan mekanika kuantum.
4.2 Menjelaskan fenomena  Konfigurasi elektron dan  Membahas penyebab benda memiliki warna yang berbeda-beda berdasarkan model atom Bohr.
alam atau hasil diagram orbital  Membahas prinsip dan aturan penulisan konfigurasi elektron dan menuliskan konfigurasi elektron
percobaan  Bilangan kuantum dan bentuk dalam bentuk diagram orbital serta menentukan bilangan kuantum dari setiap elektron.
menggunakan model orbital.  Mengamati Tabel Periodik Unsur untuk menunjukkan bahwa unsur-unsur dapat disusun dalam
atom  Hubungan Konfigurasi suatu tabel berdasarkan kesamaan sifat unsur.
3.3 Menjelaskan elektron dengan letak unsur  Membahas perkembangan sistem periodik unsur dikaitkan dengan letak unsur dalam Tabel Periodik
konfigurasi elektron dalam tabel periodik Unsur berdasarkan konfigurasi elektron.
dan pola konfigurasi  Tabel periodik dan sifat  Menganalisis dan mempresentasikan hubungan antara nomor atom dengan sifat keperiodikan unsur
elektron terluar untuk keperiodikan unsur (jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elekton, dan keelektronegatifan) berdasarkan data sifat
setiap golongan dalam keperiodikan unsur.
tabel periodik  Menyimpulkan letak unsur dalam tabel periodik berdasarkan konfigurasi elektron dan
4.3 Menentukan letak memperkirakan sifat fisik dan sifat kimia unsur tersebut.
suatu unsur dalam  Membuat dan menyajikan karya yang berkaitan dengan model atom, Tabel Periodik Unsur, atau
tabel periodik grafik keperiodikan sifat unsur.
3.4 Menganalisis
kemiripan sifat unsur
dalam golongan dan
keperiodikannya
4.4 Menyajikan hasil
analisis data-data
unsur dalam kaitannya
dengan kemiripan dan
sifat keperiodikan
unsur
3.5 Membandingkan Ikatan Kimia, Bentuk Molekul,  Mengamati sifat beberapa bahan, seperti: plastik, keramik, dan urea.
ikatan ion, ikatan dan Interaksi Antarmolekul  Mengamati proses perubahan garam dan gula akibat pemanasan serta membandingkan hasil.
kovalen, ikatan  Susunan elektron stabil  Menyimak teori Lewis tentang ikatan dan menuliskan struktur Lewis
kovalen koordinasi,  Teori Lewis tentang ikatan  Menyimak penjelasan tentang perbedaan sifat senyawa ion dan senyawa kovalen.
dan ikatan logam serta kimia  Membandingkan proses pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen.
kaitannya dengan sifat  Ikatan ion dan ikatan kovalen  Membahas dan membandingkan proses pembentukan ikatan kovalen tunggal dan ikatan kovalen
zat  Senyawa kovalen polar dan rangkap.
4.5 Merancang dan nonpolar.  Membahas adanya molekul yang tidak memenuhi aturan oktet.
melakukan percobaan  Bentuk molekul  Membahas proses pembentukan ikatan kovalen koordinasi.
untuk menunjukkan  Ikatan logam  Membahas ikatan kovalen polar dan ikatan kovalen nonpolar sertasenyawa polar dan senyawa
karakteristik senyawa  Interaksi antarpartikel nonpolar.
ion atau senyawa  Merancang dan melakukan percobaan kepolaran beberapa senyawa dikaitkan dengan perbedaan
kovalen berdasarkan keelektronegatifanunsur-unsur yang membentuk ikatan.
beberapa sifat fisika  Membahas dan memperkirakan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di
3.6 Menerapkan Teori sekitar inti atom dan hubungannya dengan kepolaran senyawa.
Pasangan Elektron  Membuat dan memaparkan model bentuk molekul dari bahan-bahan bekas, misalnya gabus dan
Kulit Valensi karton, atau perangkat lunak kimia.
(VSEPR) dan Teori  Mengamati kekuatan relatif paku dan tembaga dengan diameter yang sama dengan cara
Domain elektron membenturkan kedua logam tersebut.
dalam menentukan  Mengamati dan menganalisis sifat-sifat logam dikaitkan dengan proses pembentukan ikatan logam.
bentuk molekul  Menyimpulkan bahwa jenis ikatan kimia berpengaruh kepada sifat fisik materi.
4.6 Membuat model  Mengamati dan menjelaskan perbedaan bentuk tetesan air di atas kaca dan di atas kaca yang dilapisi
bentuk molekul lilin.
dengan menggunakan  Membahas penyebab air di atas daun talas berbentuk butiran.
bahan-bahan yang ada  Membahas interaksi antar molekul dan konsekuensinya terhadap sifat fisik senyawa.
di lingkungan sekitar  Membahas jenis-jenis interaksi antar molekul(gaya London, interaksi dipol-dipol, dan ikatan
atau perangkat lunak
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : MA Walisongo Pecangaan Jepara


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/ Semesetar : X/Genap
Mata Pelajaran : Kimia
Topik : Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Alokasi Waktu : 7 JP (7 x 45 Menit)

A. Kompetensi Inti (KI)


KI.1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
KI.2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI. 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerap-kan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI. 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.8 Menganalisis sifat larutan elektrolit 3.8.1 Mengkaji literatur tentang larutan
dan larutan non-elektrolit elektrolit dan nonelektrolit.
berdasarkan daya hantar listriknya. 3.8.2 Mengklasifikasikan larutan ke
dalam larutan elektrolit kuat,
larutan elektrolit lemah dan
larutan non elektrolit.

3.8.3 Menjelaskan kekuatan daya


hantar listrik.
3.8.4 Mengelompokkan larutan
berdasarkan jenis ikatannya.
3.8.5 Menganalisis penyebab larutan
elektrolit dapat menghantarkan
arus listrik.
4.8 Merancang, melakukan, dan 4.8.1 Merancang percobaan daya hantar
menyimpulkan serta listrik larutan elektrolit dan
menyajikan hasil percobaan nonelektrolit untuk menentukan
untuk mengetahui sifat larutan sifat-sifat larutan.
elektrolit dan larutan
nonelektrolit.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat mensyukuri adanya sifat elektrolit dan
non elektrolit sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan
pengetahuan tentang adanya larutan elektrolit dan non
elektrolit sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang
kebenarannya bersifat tentatif
2. Peserta didik dapat mengkaji literatur tentang larutan
elektrolit dan non elektrolit melalui diskusi dan menggali
informasi.
3. Peserta didik dapat mengklasifikasikan larutan ke dalam
larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah dan larutan
nonelektrolit melalui diskusi, latihan soal dan menggali
informasi.
4. Melalui kegitan pembelajaran peserta didik mampu
menunjukkan sikap religius dengan mensyukuri adanya
keteraturan partikel dalam larutan elektrolit yang dapat
menghantarkan arus listrik sebagai wujud kebesaran Allah
SWT.
5. Peserta didik dapat menjelaskan kekuatan daya hantar
listrik
6. Melalui kegiatan praktikum peserta didik dapat
menunjukkan sikap teliti dan kerjasama dalam kelompok.
7. Peserta didik dapat merancang percobaan daya hantar
listrik larutan elektrolit dan nonelektrolit untuk menentukan
sifat-sifat larutan melalui kegiatan praktikum.
8. Peserta didik dapat mengelompokkan larutan berdasarkan
jenis ikataannya melalui diskusi, latihan soal dan menggali
informasi.
9. Peserta didik dapat menganalisis penyebab larutan elektrolit
dapat menghantarkan arus listrik melalui diskusi, latihan
soal dan menggali informasi.
D. Materi Pembelajaran
1. Daya Hantar Larutan
2. Pengertian Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit
3. Kekuatan Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit
4. Pengelompokan Larutan Elektrolit Berdasarkan Jenis
Ikatannya
5. Senyawa Pembentuk Larutan Elektrolit
E. Model dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Learning
2. Metode Pembelajaran : Ceramah Aktif, Tanya Jawab,
Pengamatan dan Praktikum.
Pertemuan No. IPK Model Pembelajaran
ke-
I Pretest dan 3.8.1, Kooperatif Learning
3.8.2
II 3.8.3 Kooperatif Learning
dan Reward
III. 4.8.1 Discovery Learning
IV 3.8.4, 3.8.5 Kooperatif Learning
V Posttest Discovery Learning
F. Media, Alat dan sumber
1. Media :
a. Lembar Kerja Peserta Didik
b. Power point
2. Alat :
a. Laptop
b. LCD (Proyektor)
c. Spidol
d. Papan Tulis
e. Seperangkat Alat Praktikum
3. Sumber belajar :
Ningsing, Rahayu. 2018. Modul Kimia Berbasis Unity Of
Sciences Kelas X Materi Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit.
Semarang: UIN Walisongo Semarang.
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama: Pretest dan pembelajaran ( 2 × 45
Menit)
A. Pre-test
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu

1. Pendahuluan 10 menit
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan
berdoa untuk memulai pembelajaran.
b. Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
c. Peserta didik menyimak perkenalan modul larutan
elektrolit dan nonelektrolit berbasis unity of
sciences.
d. Guru mengkondisikan peserta didik agar siap
mengikuti pre-test.
2. Kegiatan Inti 30 menit
Peserta didik mengerjakan soal pre-test secara mandiri

3. Penutup 5 menit
a. Guru mengambil hasil pre-test yang telah
dikerjakan peserta didik.
b. Guru membagikan modul larutan elektrolit dan
nonelektrolit kepada peserta didik untuk dipelajari
secara mandiri.
c. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan
berdoa.
B. Pembelajaran awal (1 x 45 Menit)
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu

1. Pendahuluan 5 menit
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan
berdoa untuk memulai pembelajaran.
b. Peserta didik memimpin doa sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik
sebagai bentuk kedisiplinan
d. Guru memberikan apersepsi kepada peserta
didik
Apersepsi
Guru menampilkan gambar di lokasi
banjir seorang petugas PLN sedang
memutuskan aliran listrik. Kemudian guru
menanyakan mengapa pihak PLN mematikan
aliran listrik di titik lokasi banjir? Tahukah
kalian mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Gambar
e. Guru memberikan motivasi kepada peserta
didik
Motivasi
a. Ketika hujan diturunkan dari langit,
Allah menurunkannya sesuai dengan
kadar dan kapasitasnya. Sesuai dengan
firman Allah Q.S An-Nuur ayat 43 yang
tercantum dalam modul halaman 13-14.
Hal itu merupakan suatu bukti limpahan
nikmat Allah yang harus kita syukuri.

          

       

         

        

 

b. Guru mengkomunikasikan tujuan


pembelajaran yang akan dilakukan.
2. Kegiatan Inti 30
Mengamati menit
a. Guru menjelaskan materi mengenai
larutan elektrolit dan nonelektrolit serta
kekuatan daya hantar listrik
b. Peserta didik memperhatikan
penjelasan yang guru sampaikan.
c. Peserta didik dibagi dalam beberapa
kelompok
Menanya
a. Guru memberikan kesempatan bertanya
jika materi yang di pelajari kurang paham
b. Masing-masing kelompok dibagikan LKPD
oleh guru yang berisi soal-soal tentang
larutan elektrolit dan non elektrolit.
Mengumpulkan Informasi/mencoba
a. Peserta didik diminta untuk
mengerjakan soal yang diberikan oleh
guru yang ada di LKPD
b. Pada tahap ini peserta didik
mengumpulkan informasi dan
membangun ide mereka sendiri dalam
memecahkan masalah.
c. Peserta didik membaca literatur yang
ada di dalam modul kimia berbasis
Unity Of Sciences materi larutan
elektrolit dan nonelektrolit
Mengasosiasi/ Diskusi
a. Setiap peserta didik mendiskusikan
hasil jawabannya dengan teman
sejawatnya.
b. Peserta didik menuliskan jawaban yang
telah dikerjakan dalam sebuah kertas
folio atau buku tugas
Mengkomunikasikan
a. Guru meminta salah-satu peserta didik
untuk menulis jawaban soal dipapan
tulis
b. Guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik lain untuk
membandingkan hasil jawabannya di
depan kelas.
3. Penutup 10 Me
a. Guru bersama-sama dengan peserta nit
didik menyimpulkan hasil pembelajaran
yang telah dilakukan
b. Guru memberikan tugas kepada peserta
didik latihan soal 1 sebagai tindak lanjut
materi yang telah dipelajari
c. Guru mengkonfirmasikan rencana
pembelajaran berikutnya yaitu
kekuatan larutan elektrolit dan larutan
nonelektrolit
d. Guru menutup pembelajaran dengan
salam dan berdoa.
2. Pertemuan Kedua (1 x 45 Menit)

No. Kegiatan Pembelajaran Waktu

1. Pendahuluan 5
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan menit
berdoa untuk memulai pembelajaran.
b. Peserta didik memimpin doa sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik sebagai
bentuk kedisiplinan
d. Guru memberikan apersepsi kepada peserta
didik
Apersepsi
a. Guru mereview materi yang telah dipelajari
sebelumnya tentang daya hantar listrik larutan.
b. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik.
2. Kegiatan Inti 35
Memperhatikan/Mengamati menit
a. Guru menjelaskan tentang kekuatan larutan
elektrolit dan non-elektrolit
b. Siswa memperhatikan penjelasan yang guru
sampaikan.
Menanya
a. Siswa diminta membuat pertanyaan terhadap
literature yang telah dibaca yaitu tentang
kekuatan daya hantar listrik.
b. Siswa bertanya kepada guru materi tentang
kekuatan daya hantar lisrik yang belum
dipahami.
c. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta
didik
Mengumpulkan Informasi/mencoba
a. Siswa diminta untuk mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru tentang kekuatan daya
hantar listrik
b. Pada tahap ini peserta didik mengumpulkan
informasi dan membangun ide mereka sendiri
dalam memecahkan masalah.
c. Peserta didik membaca modul kimia berbasis
Unity Of Sciences pada materi larutan elektrolit
dan non-elektrolit
Mengasosiasi/ Diskusi
a. Setiap siswa mendiskusikan hasil jawabannya
dengan teman sejawatnya atau teman
sebangkunya
b. Siswa menuliskan jawaban yang telah dikerjakan
dalam sebuah kertas folio atau buku tugas
Mengkomunikasikan
a. Guru meminta salah-satu siswa untuk menulis
jawaban soal dipapan tulis
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain
untuk membandingkan hasil jawabannya di
depan kelas.
REWARD
a. Guru memberikan reward kepada peserta didik
yang mampu mengerjakan dengan benar.
3. Penutup 5
a. Guru menunjuk salah satu siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran hari ini
b. Guru memberikan penguatan kepada siswa yang
berani menyimpulkan pembelajaran hari ini
c. Guru melakukan evaluasi dengan memberikan
tugas rumah kepada siswa. Latihan soal 2 yang
ada di modul.
d. Guru menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran untuk kegiatan berikutnya, yaitu
melakukan praktikan uji larutan elektrolit dan
non-elektrolit
e. Guru mengajak semua peserta didik untuk
mengakhiri pertemuan dengan bacaan hamdalah
f. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
salam
3. Pertemuan Ketiga (2 x 45 Menit)

No. Kegiatan Pembelajaran Waktu

1. Pendahuluan 20
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan menit
berdoa untuk memulai pembelajaran.
b. Peserta didik memimpin doa sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik
sebagai bentuk kedisiplinan
d. Guru memberikan apersepsi kepada peserta
didik
Apersepsi
Guru mereview materi yang telah dipelajari
sebelumnya tentang daya hantar listrik larutan.
Motivasi
a. Guru memberikan motivasi kepada peserta
didik untuk selalu membiasakan diri dengan
sikap teliti contohnya dalam praktikum.
b. Guru mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan.
2. Kegiatan Inti 60
Memperhatikan/Mengamati menit
a. Guru menjelaskan tata cara melakukan
percobaan larutan elektrolit dan non-
elektrolit
b. Peserta didik memperhatikan penjelasan yang
guru sampaikan.
Menanya
Identifikasi Masalah
a. Guru menanyakan bagaimana cara membedakan
daya hantar listrik dari suatu larutan dengan
pelarut air dalam percobaan? (berfikir kritis)
b. Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru
Mencoba
a. Pada tahap ini peserta didik mengumpulkan
informasi dan membangun ide mereka sendiri
dalam memecahkan masalah.
b. Peserta didik membaca modul kimia berbasis
Unity Of Sciences pada materi larutan elektrolit
dan non-elektrolit
c. Peserta didik membaca dan memahami langkah-
langkah percobaan pada modul halaman 29-32
d. Peserta didik melakukan percobaan secara
berkelompok (setiap kelompok terdiri dari 4
orang) sesuai dengan langkah percobaan pada
halaman 30 (kerjasama)
e. Peserta didik membuat rancangan alat uji
elektrolit sesuai pada langkah percobaan halaman
30. (kerjasama dan teliti)
f. Peserta didik melakukan percobaan daya hantar
listrik pada larutan dengan menggunakan alat uji
elektrolit yang telah dibuat. (teliti)
g. Guru memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk bertanya. (berpikir kritis)
Mengasosiasi/Diskusi
a. Peserta didik menuliskan data percobaan pada
kolom data pengamatan di dalam modul halaman
28.
b. Peserta didik menganalisis data yang didapatkan
untuk mengetahui larutan yang tergolong
elektrolit kuat, elektrolit lemah atau
nonelektrolit.
c. Peserta didik mempresentasikan hasil percobaan
daya hantar listrik larutan.
d. Guru melakukan tanya jawab secara interaktif
kepada peserta didik. (komunikasi)
e. Guru mengkonfirmasikan jawaban peserta didik
mengenai hasil percobaan yang telah dilakukan
Mengkomunikasikan
a. Peserta didik diberikan kesempatan untuk
memberikan kesimpulan percobaan yang telah
dilakukan.
b. Peserta didik mengumpulkan hasil pengamatan
percobaan
3. Penutup 10 me
a. Guru menunjuk salah satu siswa untuk nit
menyimpulkan pembelajaran hari ini
b. Guru memberikan penguatan kepada siswa
yang berani menyimpulkan pembelajaran hari
ini
c. Guru melakukan evaluasi dengan memberikan
tugas rumah kepada siswa yang ada di modul
hlmn 31-32.
g. Guru menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran untuk kegiatan berikutnya,
yaitu tentang pengelompokan larutan
berdasarkan jenis ikatannya.
h. Guru mengajak semua peserta didik untuk
mengakhiri pertemuan dengan bacaan
hamdalah
d. Guru menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam
4. Pertemuan Keempat (1 x 45 Menit)

No. Kegiatan Pembelajaran Waktu

1. Pendahuluan 20
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan menit
berdoa untuk memulai pembelajaran.
b. Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
Apersepsi
Guru mereview materi yang diajarkan sebelumnya
tentang pengertian dan kekuatan larutan elektrolit dan
nonelektrolit
Motivasi
a. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
bahwa kita patut besyukur atas anugrah Allah Yang
Maha Esa berupa kekayaan khazanah ilmu
pengetahuan sehingga kita dapat berfikir tanda-
tanda kebesaran Allah. Seperti larutnya garam NaCl
dalam air dan tidak larutnya minyak dalam air yang
tercantum dalam QS Al-Jatsiyah ayat 13 modul
halaman 42. Hal tesebut merupakan tanda Allah
menundukkan segala sesuatu yang ada di langit dan
di bumi. Sesuai dengan firman Allah dalam QS Al-
Jaatsiyah ayat 13.
            

    

Artinya:dan Dia telah menundukkan untukmu apa


yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai
rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.
b. Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
yang akan dilakukan.
2. Kegiatan Inti 60
Mengamati menit
a. Peserta didik mengamati guru menjelaskan
apersepi
Menanya
a. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta
didik
b. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta
didik mengenai jenis larutan yang ada dihalaman
34
c. dan Guru memberikan pertanyaan kepada
peserta didik mengapa kita dilarang untuk
mengoperasikan peralatan elektronik dalam
keadaan tangan basah atau berkeringat?
(berpikir kritis)
Mengumpulkan Informasi/mencoba
a. Pada tahap ini peserta didik mengumpulkan
informasi dan membangun ide mereka sendiri
dalam memecahkan masalah.
b. Peserta didik membaca modul kimia larutan
elektrolit dan nonelektrolit berbasis unity of
sciences. (literasi)
Mengasosiasi/ Diskusi
a. Peserta didik berdiskusi dengan teman
sebangku/kelompok untuk menulis jawaban dari
pertanyaan yang diajukan oleh guru pada kolom
jawaban pada modul kimia larutan elektrolit dan
nonelektrolit halaman 34. Dan menjawab
pertanyaan pada kolom hlmn 43 (literasi dan
kerjasama)
b. Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya
mengenai materi yang sedang dipelajari.
(berpikir kritis)
Mengkomunikasikan
a. Guru melakukan tanya jawab interaktif dengan
peserta didik untuk mengkonfirmasi jika ada
materi yang kurang tepat. (komunikasi)
b. Guru menjelaskan materi pengelompokan
larutan berdasarkan jenis ikatannya dan
senyawa pembentuk larutan elektrolit.
3. Penutup 11 Men
a. Guru memberikan nilai peserta didik terhadap it
soal yang dikerjakan pada modul halaman 34
dan halaman 43.
b. Guru menunjuk salah satu siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran hari ini
c. Guru memberikan penguatan kepada siswa yang
berani menyimpulkan pembelajaran hari ini
d. Guru mengkonfirmasikan bahwa rencana
pembelajaran berikutnya yaitu post-test.
e. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan
berdoa.
5. Pertemuan Kelima ( 2 x 45 menit)

No. Kegiatan Pembelajaran Waktu

1. Pendahuluan 5 menit
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan
berdoa untuk memulai pembelajaran.
b. Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
c. Guru mengkondisikan peserta didik agar siap
mengikuti post-test.
2. Kegiatan Inti 30
Peserta didik mengerjakan soal post-test secara menit
mandiri
3. Penutup 10
a. Guru mengambil hasil post-test yang telah Menit
dikerjakan peserta didik.
b. Guru memberikan evaluasi dengan memberikan
beberapa pertanyaan dari materi yang telah
dipelajari sebelumnya dkepada peserta didik.
c. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan
berdoa.

H. Penilaian Hasil Pembelajaran


No. Aspek Penilaian Teknik Instrumen
Penilaian Penilaian
1. Sikap Non Tes Angket Angket

2. Pengetahuan Tes Kognitif Soal Multiple


Choice dan LKPD

3. Keterampilan Observasi Penilaian Kerja


Rubrik

Semarang, 13 Januari 2019

Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti

Agustin Andriyanti, S.Pd Hikmatul Ummah


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : MA Walisongo Pecangaan Jepara


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/ Semesetar : X/Genap
Mata Pelajaran : Kimia
Topik : Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Alokasi Waktu : 7 JPL (7 x 45 Menit)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI.1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
KI.2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI. 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerap-kan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI. 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.8 Menganalisis sifat larutan 3.8.1 Mengkaji literatur tentang
elektrolit dan larutan non- larutan elektrolit dan
elektrolit berdasarkan daya hantar nonelektrolit.
listriknya. 3.8.2 Mengklasifikasikan larutan ke
dalam larutan elektrolit kuat,
larutan elektrolit lemah dan
larutan non elektrolit.

3.8.3 Menjelaskan kekuatan daya


hantar listrik.
3.8.4 Mengelompokkan larutan
berdasarkan jenis ikatannya.
3.8.5 Menganalisis penyebab larutan
elektrolit dapat menghantarkan
arus listrik.
4.8 Merancang, melakukan, dan 4.8.1 Merancang percobaan daya
menyimpulkan serta hantar listrik larutan elektrolit
menyajikan hasil percobaan dan nonelektrolit untuk
untuk mengetahui sifat larutan menentukan sifat-sifat larutan.
elektrolit dan larutan
nonelektrolit.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat mensyukuri adanya sifat elektrolit dan
non elektrolit sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan
pengetahuan tentang adanya larutan elektrolit dan non
elektrolit sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang
kebenarannya bersifat tentatif.
2. Peserta didik dapat mengkaji literatur tentang larutan
elektrolit dan non elektrolit melalui diskusi dan menggali
informasi.
3. Peserta didik dapat mengklasifikasikan larutan ke dalam
larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah dan larutan
nonelektrolit melalui diskusi, latihan soal dan menggali
informasi.
4. Melalui kegitan pembelajaran peserta didik mampu
menunjukkan sikap religius dengan mensyukuri adanya
keteraturan partikel dalam larutan elektrolit yang dapat
menghantarkan arus listrik sebagai wujud kebesaran Allah
SWT.
5. Peserta didik dapat menjelaskan kekuatan daya hantar listrik
6. Melalui kegiatan praktikum peserta didik dapat menunjukkan
sikap teliti dan kerjasama dalam kelompok.
7. Peserta didik dapat merancang percobaan daya hantar listrik
larutan elektrolit dan nonelektrolit untuk menentukan sifat-
sifat larutan melalui kegiatan praktikum.
8. Peserta didik dapat mengelompokkan larutan berdasarkan
jenis ikataannya melalui diskusi, latihan soal dan menggali
informasi.
9. Peserta didik dapat menganalisis penyebab larutan elektrolit
dapat menghantarkan arus listrik melalui diskusi, latihan soal
dan menggali informasi.
D. Materi Pembelajaran
1. Daya Hantar Larutan
2. Pengertian Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit
3. Kekuatan Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit
4. Pengelompokan Larutan Elektrolit Berdasarkan Jenis
Ikatannya
5. Senyawa Pembentuk Larutan Elektrolit
E. Model dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Konvensional
2. Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya Jawab, dan
Praktikum.
Pertemuan No. IPK Model Pembelajaran
ke-
I Pretest dan 3.8.1, 3.8.2 Konvensional
II 3.8.3 Konvensional
III. 4.8.1 Konvensional
IV 3.8.4, 3.8.5 Konvensional
V Posttest Konvensional

F. Media, Alat dan sumber


1. Media :
a. Lembar Kerja Peserta Didik
b. Power point
2. Alat :
a. Laptop
b. LCD (Proyektor)
c. Spidol
d. Papan Tulis
e. Seperangkat Alat Praktikum
f. Sumber belajar :
1. Pakarindo, Viva. 2018. Kimia Mata Pelajaran
Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Jawa Tengah: Anggota Ikapi
2. Watoni, A. Haris, dkk. 2016. Kimia untuk Siswa
SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika
dan Ilmu-Ilmu Alam. Bandung: Yrama Widya.
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama: Pretest dan pembelajaran ( 3 × 45
Menit)
A. Pre-test
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu

1. Pendahuluan 10
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan menit
berdoa untuk memulai pembelajaran.
b. Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
c. Guru mengkondisikan peserta didik agar siap
mengikuti pre-test
2. Kegiatan Inti 30
Peserta didik mengerjakan soal pre-test secara menit
mandiri
3. Penutup
a. Guru mengambil hasil pre-test yang telah
dikerjakan peserta didik.
b. Guru menutup pembelajaran dengan salam
dan berdoa.

B. Pembelajaran awal (2 x 45 Menit)


No. Kegiatan Pembelajaran Waktu

1. Pendahuluan 10
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa menit
untuk memulai pembelajaran.
b. Peserta didik memimpin doa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik sebagai bentuk
kedisiplinan
d. Guru memberikan apersepsi kepada peserta didik
Apersepsi
Guru menampilkan gambar di lokasi banjir seorang
petugas PLN sedang memutuskan aliran listrik. Kemudian
guru menanyakan mengapa pihak PLN mematikan aliran
listrik di titik lokasi banjir? Tahukah kalian mengapa hal
tersebut bisa terjadi?
e. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
f. Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang
akan dilakukan.
2. Kegiatan Inti 65
Mengamati menit
a. Guru menjelaskan materi mengenai larutan elektrolit
dan nonelektrolit serta kekuatan daya hantar listrik
b. Peserta didik memperhatikan penjelasan yang guru
sampaikan.
c. Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok
Menanya
a. Guru memberikan kesempatan bertanya jika materi
yang di pelajari kurang paham
b. Masing-masing kelompok dibagikan LKPD oleh guru
yang berisi soal-soal tentang larutan elektrolit dan
non elektrolit.
Mengumpulkan Informasi/mencoba
a. Peserta didik diminta untuk mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru yang ada di LKPD
b. Pada tahap ini peserta didik mengumpulkan
informasi dan membangun ide mereka sendiri dalam
memecahkan masalah.
c. Peserta didik membaca literatur yang ada di LKS
Mengasosiasi/ Diskusi
a. Setiap peserta didik mendiskusikan hasil jawabannya
dengan teman sejawatnya.
b. Peserta didik menuliskan jawaban yang telah
dikerjakan dalam sebuah kertas folio atau buku tugas
Mengkomunikasikan
a. Guru meminta salah-satu peserta didik untuk menulis
jawaban soal dipapan tulis
b. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
lain untuk membandingkan hasil jawabannya di depan
kelas.
3. Penutup 15
a. Guru bersama-sama dengan peserta didik menit
menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah
dilakukan
b. Guru memberikan tugas kepada peserta didik
sebagai tindak lanjut materi yang telah dipelajari
c. Guru mengkonfirmasikan rencana pembelajaran
berikutnya yaitu Praktikum uji larutan elektrolit
dan non-elektrolit
d. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan
berdoa.
2. Pertemuan Kedua (3 x 45 Menit)
Kegiatan Pembelajaran Waktu
No.
1. Pendahuluan 15 menit
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa
untuk memulai pembelajaran.
b. Peserta didik memimpin doa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik sebagai bentuk
kedisiplinan
d. Guru memberikan apersepsi kepada peserta didik
Apersepsi
Guru mereview materi yang telah dipelajari sebelumnya
tentang daya hantar listrik larutan.
Motivasi
a. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk selalu membiasakan diri dengan sikap teliti
contohnya dalam praktikum.
b. Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
yang akan dilakukan.
2. Kegiatan Inti 110
Memperhatikan/Mengamati menit
a. Guru menjelaskan tata cara melakukan percobaan
larutan elektrolit dan non-elektrolit
b. Peserta didik memperhatikan penjelasan yang guru
sampaikan.
Menanya
Identifikasi Masalah
a. Guru menanyakan bagaimana cara membedakan daya
hantar listrik dari suatu larutan dengan pelarut air
dalam percobaan? (berfikir kritis)
b. Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru
Mencoba
a. Pada tahap ini peserta didik mengumpulkan informasi
dan membangun ide mereka sendiri dalam
memecahkan masalah.
b. Peserta didik membaca dan memahami langkah-
langkah percobaan pada LKS
c. Peserta didik melakukan percobaan secara
berkelompok (setiap kelompok terdiri dari 4 orang)
(kerjasama)
d. Peserta didik membuat rancangan alat uji elektrolit
(kerjasama dan teliti)
e. Peserta didik melakukan percobaan daya hantar listrik
pada larutan dengan menggunakan alat uji elektrolit
yang telah dibuat. (teliti)
f. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk bertanya. (berpikir kritis)
Mengasosiasi/Diskusi
a. Peserta didik menuliskan data percobaan pada
kolom data pengamatan
b. Peserta didik menganalisis data yang didapatkan
untuk mengetahui larutan yang tergolong elektrolit
kuat, elektrolit lemah atau nonelektrolit.
c. Peserta didik mempresentasikan hasil percobaan
daya hantar listrik larutan.
d. Guru melakukan tanya jawab secara interaktif
kepada peserta didik. (komunikasi)
e. Guru mengkonfirmasikan jawaban peserta didik
mengenai hasil percobaan yang telah dilakukan
Mengkomunikasikan
a. Peserta didik diberikan kesempatan untuk
memberikan kesimpulan percobaan yang telah
dilakukan.
b. Peserta didik mengumpulkan hasil pengamatan
percobaan
3. Penutup 12
a. Guru menunjuk salah satu siswa untuk menyimpulkan Menit
pembelajaran hari ini
b. Guru memberikan penguatan kepada siswa yang berani
menyimpulkan pembelajaran hari ini
c. Guru melakukan evaluasi dengan memberikan tugas
rumah kepada siswa.
d. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran
untuk kegiatan berikutnya, yaitu tentang
pengelompokan larutan berdasarkan jenis ikatannya.
e. Guru mengajak semua peserta didik untuk mengakhiri
pertemuan dengan bacaan hamdalah
f. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam

3. Pertemuan Ketiga: Pembelajaran dan posttest (3 x 45 Menit)


A. Pembelajaran
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu

1. Pendahuluan 20 menit
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa
untuk memulai pembelajaran.
b. Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
Apersepsi
Guru mereview materi yang diajarkan sebelumnya tentang
pengertian dan kekuatan larutan elektrolit dan
nonelektrolit
Motivasi
c. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik bahwa
kita patut besyukur atas anugrah Allah Yang Maha Esa
berupa kekayaan khazanah ilmu pengetahuan sehingga
kita dapat berfikir tanda-tanda kebesaran Allah. Seperti
larutnya garam NaCl dalam air dan tidak larutnya
minyak dalam air yang tercantum dalam QS Al-Jatsiyah
ayat 13. Hal tesebut merupakan tanda Allah
menundukkan segala sesuatu yang ada di langit dan di
bumi. Sesuai dengan firman Allah dalam QS Al-Jaatsiyah
ayat 13.

            

    

Artinya: dan Dia telah menundukkan untukmu apa


yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai
rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.
d. Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang
akan dilakukan.
2. Kegiatan Inti 60 menit
Mengamati
a. Guru menjelaskan mengenai pengelompokan larutan
berdasarkan jenis ikatannya.
b. Peserta didik mengamati penjelasan dari guru
Menanya
a. Siswa diminta membuat pertanyaan terhadap
literature yang telah dibaca yaitu tentang senyawa
pembentuk larutan elektrolit
b. Siswa bertanya kepada guru materi tentang senyawa
pembentuk larutan elektrolit yang belum dipahami.
Mengumpulkan Informasi/mencoba
a. Pada tahap ini peserta didik mengumpulkan informasi
dan membangun ide mereka sendiri dalam memecahkan
masalah.
b. Peserta didik membaca LKS Kimia. (literasi)
Mengasosiasi/ Diskusi
a. Peserta didik berdiskusi dengan teman
sebangku/kelompok untuk menulis jawaban dari
pertanyaan yang diajukan oleh guru (literasi dan
kerjasama)
b. Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya
mengenai materi yang sedang dipelajari. (berpikir
kritis)
Mengkomunikasikan
a. Guru melakukan tanya jawab interaktif dengan peserta
didik untuk mengkonfirmasi jika ada materi yang kurang
tepat. (komunikasi)
3. Penutup 15 en
a. Guru menunjuk salah satu siswa untuk menyimpulkan it
pembelajaran hari ini
b. Guru memberikan penguatan kepada siswa yang berani
menyimpulkan pembelajaran hari ini
c. Guru mengkonfirmasikan bahwa rencana pembelajaran
berikutnya yaitu post-test.
d. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan berdoa.
B. Posttes (1 x 45 Menit)
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu

1. Pendahuluan 5 menit
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa
untuk memulai pembelajaran.
b. Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
c. Guru mengkondisikan peserta didik agar siap
mengikuti post-test.
2. Kegiatan Inti 30 menit
Peserta didik mengerjakan soal post-test secara
mandiri
3. Penutup 10 Menit
a. Guru mengambil hasil post-test yang telah
dikerjakan peserta didik.
b. Guru memberikan evaluasi dengan memberikan
beberapa pertanyaan dari materi yang telah
dipelajari sebelumnya dkepada peserta didik.
c. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan
berdoa.

H. Penilaian Hasil Pembelajaran


No. Aspek Penilaian Teknik Instrumen
Penilaian Penilaian
1. Sikap Non Tes Angket Angket

2. Pengetahuan Tes Kognitif Soal Multiple


Choice
3. Keterampilan Observasi Penilaian Kerja
Rubrik
Semarang, 13 Januari 2019

Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti

Agustin Andriyanti, S.Pd Hikmatul Ummah

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Materi Pembelajaran
1. Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
a) Pengertian larutan
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut
dan pelarut. Zat terlarut adalah zat yang terdispersi (tersebar
secara merata) dalam zat pelarut.Zat terlarut mempunyai
jumlah yang lebih sedikit dalam campuran. Ini biasa di sebut
dengan solute. Sedangkan zat pelarut adalah zat yang
mendispersi atau (fase pendispersi) komponen – komponen zat
terlarut. Zat pelarut mempunyai jumlah yang lebih banyak
dalam campuran. Zat pelarut di sebut solvent.
b) Pengertian larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit
1. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik dengan memberikan gejala
berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya
gelmbung gas dalam larutan .Larutan yang menunjukan
gejala – gejala tersebut pada pengujian tergolong ke
dalam larutan elektrolit.
2. Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik dengan memberikan gejala
berupa tidak ada gelembung dalam larutan atau lampu
tidak menyala pada alat uji. Larutan yang menunjukan
gejala –gejala tersebut pada pengujian tergolong ke
dalam larutan nonelektrolit.
Contohnya: air minum, larutan urea, larutan
sukrosa, larutan glukosa, alcohol dan lain – lain
c) Jenis – jenis larutan berdasrkan daya hantar listrik
1. Larutan elektrolit kuat
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang banyak
menghasilkan ion – ion karena terurai sempurna, maka
harga derajat ionisasi (ά ) = 1. Banyak sedikit elektrolit
menjadi ion dinyatakan dengan derajat ionisasi ( ά ) yaitu
perbandingan jumlah zat yang menjadi ion dengan jumlah
zat yang di hantarkan. Yang tergolong elektrolit kuat adalah :
a) Asam – asam kuat
b) Basa – basa kuat
c) Garam – garam yang mudah larut
Ciri – ciri daya hantar listrik larutan elektrolit kuat
yaitu lampu pijar akan menyala terang dan timbul gelembung
gelembung di sekitar elektrode. Larutan elektrolit kuat
terbentuk dari terlarutnya senyawa elektrolit kuat dalam
pelarut air. Senyawa elektrolit kuat dalam air dapat terurai
sempurna membentuk ion positif (kation) dan ion negatif
(anion). Arus listrik merupakan arus electron. Pada saat di
lewatkan ke dalam larutan elektrolit kuat, electron tersebut
dapat di hantarkan melalui ion – ion dalam larutan, seperti
ddihantarkan oleh kabel. Akibatnya lampu pada alat uji
elektrolit akan menyala. Elektrolit kuat terurai sempurna
dalam larutan. Contoh : HCl, HBr, HI, HNO3, H2SO4, NaOH, KOH,
dan NaCl.

Gambar 1. Uji larutan Elektrolit Kuat


(Sumber:https://bisakimia.com)
2. Larutan elektrolit lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya
hantar listriknya lemah dengan harga derajat ionisasi
sebesar 0 < ά > 1. Larutan elektrolit lemah mengandung zat
yang hanya sebagian kecil menjadi ion – ion ketika larut
dalam air. Yang tergolong elektrolit lemah adalah :
a) Asam – asam lemah
b) Garam – garam yang sukar larut
c) Basa – basa lemah
Adapun larutan elektrolit yang tidak memberikan
gejala lampu menyala, tetapi menimbulkan gas termasuk ke
dalam larutan elektrolit lemah. Contohnya adalah:
CH3COOH, HCOOH, HF dan NH4OH.

Gambar 2. Uji Elektrolit Lemah (Sumber:


https://bisakimia.com)
Perhatikan gambar di bawah ini:

Gambar 3. Perbedaan daya hantar listrik


secara mikroskopis
(Sumber:app.amaze.com)

Dengan membandingkan cahaya lampu dari zat-zat


terlarut dengan jumlah molar yang sama dapat membantu kita
untuk membedakan kekuatan larutan elektrolit kuat, elektrolit
lemah dan non-elektrolit. Lalu bagaimana cara mengukur daya
hantar listrik suatu larutan? Kekuatan daya hantar listrik
larutan dapat dinyatakan dengan derajat ionisasi atau derajat
disosiasi (α). Ionisasi/disosiasi adalah penguraian senyawa
menjadi kation dan anion. Penentuan nilai α dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus berikut ini:
Cara lain untuk menentukan daya hantar listrik
larutan yang paling mudah adalah dengan mengukur
konduktivitas larutan menggunakan metode
konduktometri. Larutan elektrolit kuat memiliki nilai
konduktivitas / derajat ionisasi 1 dan larutan elektrolit
lemah nilai konduktivitas / derajat ionisasinya antara 0 dan
1 (0 < α < 1). Sedangkan larutan non-elektrolit memiliki
nilai konduktivitas / derajat ionisasi 0.
d) Hubungan Elektrolit dengan Jenis Ikatan Kimia
Jika diperhatikan lebih teliti dari jenis ikatannya,
larutan elektrolit ada yang berasal dari ikatan ionik dan ada
juga yang berasal dari ikatan kovalen polar. Sebagai contoh
larutan NaCl dan NaOH berasal dari senyawa ionik,
sedangkan HCl, CH3COOH, NH4Cl berasal dari senyawa
kovalen. Daya Hantar Listrik Senyawa Ion : NaCl adalah
senyawa ion, jika dalam keadaan kristal sudah sebagai ion-
ion, tetapi ion-ion itu terikat satu sama lain dengan rapat
dan kuat, sehingga tidak bebas bergerak. Jadi dalam
keadaan kristal (padatan) senyawa ionik tidak dapat
menghantarkan listrik, tetapi jika garam yang berikatan ion
tersebut dalam keadaan lelehan atau larutan, maka ion-
ionnya akan bergerak bebas, sehingga dapat
menghantarkan listrik. Pada saat senyawa NaCl dilarutkan
dalam air, ion-ion yang tersusun rapat dan terikat akan
tertarik oleh molekul-molekul air dan air akan menyusup di
sela-sela butir-butir ion tersebut yang akhirnya akan
terlepas satu sama lain dan bergerak bebas dalam larutan.
NaCl (s) + air ---> Na+(aq) + Cl-(aq), seperti gambar berikut

:
Gambar 4. Senyawa ion
(Sumber:
https://zonaliakimiapasca.wordpress.com)
Daya Hantar Listrik Senyawa Kovalen Senyawa
kovalen terbagi menjadi senyawa kovalen non polar
misalnya : F2, Cl2, Br2, I2, CH4 dan kovalen polar misalnya
: HCl, HBr, HI, NH3. Dari hasil percobaan, hanya senyawa
yang berikatan kovalen polarlah yang dapat
menghantarkan arus listrik. Kalau kita perhatikan,
bahwa HCl merupakan senyawa kovalen diatom bersifat
polar, pasangan elektron ikatan tertarik ke atom Cl yang
lebih elektro negatif dibanding dengan atom H. Sehingga
pada HCl, atom H lebih positif dan atom Cl lebih negatif.
Struktur lewis:

Gambar 5. Struktur lewis HCl


(Sumber:http://ernitriyuliani.blogspot.com)
Jadi walaupun molekul HCl bukan senyawa ionik,
jika dilarutkan ke dalam air maka larutannya dapat
menghantarkan arus listrik karena menghasilkan ion-ion
yang bergerak bebas. Jadi ikatan kovalen polar di dalam
air mampu terurai menjadi ion-ion penyusunnya.
Perhatikan gambar berikut :

Gambar 6. Senyawa Kovalen Polar


(Sumber:https://zonaliakimiapasca.wordpress.com)
B. Instrumen Penilaian Afektif
ANGKET STUDENT ATTITUDES TOWARD CHEMISTRY LESSONS

No Pernyataan Sikap
STS KS CS S SS
Liking for the chemistry theory (Menyukai Teori Kimia)
1 Saya lebih menyukai pelajaran kimia
daripada mata pelajaran lainnya di
sekolah
2. Kimia adalah mata pelajaran yang
menarik bagi saya
3. Saya lebih menyukai pelajaran lain
daripda mata pelajaran kimia
4. Menurut saya pembelajaran kimia cukup
Membosankan
Liking For Chemistry Laboratory Work (Menyukai Praktikum Kimia)
5. Melakukan eksperimen kimia di sekolah
itu menyenangkan
6. Ketika saya melakukan aktivitas di lab
kimia merasakan melakukan sesuatu
yang penting
7. Ketika saya melakukan eksperimen kimia
disekolah saya biasanya mengobrol
dengan teman
8. Ketika saya melakukan eksperimen kimia
disekolah saya juga bersosialisasi di
sosial media (socmed)
Evaluative beliefs about school chemistry ( Keyakinan Siswa tentang Kimia di
Sekolah)
9. Kimia merupakan ilmu yang berguna
untuk memecahkan persoalan di
kehidupan sehari-hari
10. Saya hanya memahami kimia karena
kimia itu mempengaruhi kehidupan saya
11. Saya sulit memahami kimia
12. Saya hanya memahami mata pelajaran
selain kimia yang terkait dengan
kehidupan saya
Behavioral tendencies to learn chemistry (Kecenderungan Perilaku untuk Belajar
Kimia)
13. Saya bersedia menghabiskan lebih
banyak waktu saya untuk membaca
buku-buku kimia
14. Saya suka mencoba memecahkan
masalah baru yang terkait dengan kimia
15. Biasanya saya sangat jarang membaca
buku kimia.
16.. Ketika belajar kimia saya cenderung
mengantuk dan bosan
Keterangan:
1. Pernyataan Positif 2. Pernyataan Negatif
Skor: Skor:
STS = Sangat Tidak Setuju (Nilai 1) STS = Sangat Tidak Setuju (Nilai 5)
KS = Kurang Setuju (Nilai 2) KS = Kurang Setuju (Nilai 4)
CS = Cukup Setuju (Nilai 3) CS = Cukup Setuju (Nilai 3)
S = Setuju (Nilai 4) S = Setuju (Nilai 2)
SS = Sangat Setuju (Nilai 5) SS = Sangat Setuju (Nilai 1)
Lembar Penilaian Afektif Siswa
No. Nama Siswa Aspek Sikap Nilai
1.
2.
3.

Penilaian afektif untuk setiap peserta didik dapat menggunakan rumus


dan predikat berikut:
Nilai =
Tabel Interval Kategori ATCL Peserta Didik Terhadap Modul
Skor rata-rata (X) Kategori
90 < AB ≤ 100 Amat Baik (AB)
80 < B ≤ 90 Baik (B)
70 < C ≤ 80 Cukup (C)
≤ 70 Kurang (D)
C. Instrumen Penilaian Kognitif
SOAL PRETEST DAN POSTTEST
Lembar Penilaian Kognitif Siswa
No. Nama Siswa KKM Nilai Siswa Ketuntasan
1.
2.
Penilaian kognitif untuk setiap peserta didik dapat digunakan
rumus berikut:

Nilai =
D. Intrumen Penilaian Psikomotorik
Aspek Penilaian Keterangan
No Nama Merangkai Alat Pelaksaan Setelah Skor Nilai
Uji Elektrolit Percobaan Percobaan
Selesai

1 2 3 1 2 3 1 2 3
Rubrik penilaian aspek psikomotorik
No Aspek Afektif Indikator Skor
1. Merangkai 1. Peserta didik merangkai alat uji 3
Alat Uji elektrolit sesuai dengan gambar
Elektrolit pada panduan praktikum dengan
benar dan rapi.
2. Peserta didik merangkai alat uji
elektrolit sesuai dengan gambar
pada panduan praktikum dengan
benar dan tidak rapi.
3. Peserta didik merangkai alat uji
elektrolit dengan benar tetapi tidak
sesuai dengan gambar pada
panduan praktikum.
Dua indikator terpenuhi 2
Satu indikator terpenuhi 1
2. Pelaksanaan 1. Peserta didik membersihkan alat 3
Percobaan praktikum sebelum digunakan
dalam percobaan.
2. Peserta didik dapat
menghubungkan alat uji elektrolit
ke dalam larutan dengan benar.
3. Peserta didik mengamati intensitas
nyala dan gelembung pada larutan
dengan tepat.
Dua indikator terpenuhi 2
Satu indikator terpenuhi 1
3. Setelah 1. Peserta didik membersihkan 3
Percobaan tempat dan alat praktikum
Selesai yang digunakan setelah
melakukan percobaan.
2. Peserta didik merapikan alat
praktikum yang digunakan ke
tempat asalnya.
3. Peserta didik membuang
sampah atau limbah pada
tempatnya.
Dua indikator terpenuhi 2
Satu indikator terpenuhi 1

Skor Penilaian:

Nilai =
Lampiran 6a. Kisi-kisi Angket ATCL

ANGKET ATCL (ATTITUDE TOWARD CHEMISTRY LESSONS) PESERTA


DIDIK KELAS X MIA MA WALISONGO PECANGAAN JEPARA

Nama :...................................................................

Kelas :....................................................................

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET:

1. Dibawah ini merupakan angket yang akan digunakan untuk


mengukur sikap Anda terhadap pembelajaran kimia (Student
Attitudes toward Chemistry Lessons) sebelum dan sesudah
mengikuti pelajaran.
2. Berilah tanda centang ( √ ) pada kolom yang telah disediakan
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
3. Bila ingin membetulkan jawaban yang Anda anggap kurang
sesuai, berilah tanda coret pada jawaban yang telah Anda
centang tadi ( √ ), kemudian pilihlah jawaban yang Anda
kehendaki dengan memberi tanda tanda centang ( √ ). Pada
kolom sikap terdapat lima pilihan , yaitu:
STS = Sangat Tidak Setuju
KS = Kurang Setuju
CS = Cukup Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
4. Jawaban apapun yang diberikan tidak berpengaruh terhadap
prestasi belajar Anda.
5. Bila ada kesulitan, tanyakan kepada guru.
6. Selamat mengerjakan, terima kasih atas perhatian dan
kerjasamanya.
KISI-KISI ANGKET

No Pernyataan Sikap
STS KS CS S SS
Liking for the chemistry theory (Menyukai Teori Kimia)
1 Saya lebih menyukai pelajaran kimia
daripada mata pelajaran lainnya di
sekolah
2. Kimia adalah mata pelajaran yang
menarik bagi saya
3. Saya lebih menyukai pelajaran lain
daripda mata pelajaran kimia
4. Menurut saya pembelajaran kimia cukup
Membosankan
Liking For Chemistry Laboratory Work (Menyukai Praktikum Kimia)
5. Melakukan eksperimen kimia di sekolah
itu menyenangkan
6. Ketika saya melakukan aktivitas di lab
kimia merasakan melakukan sesuatu
yang penting
7. Ketika saya melakukan eksperimen kimia
disekolah saya biasanya mengobrol
dengan teman
8. Ketika saya melakukan eksperimen kimia
disekolah saya juga bersosialisasi di
sosial media (socmed)
Evaluative beliefs about school chemistry ( Keyakinan Siswa tentang Kimia di
Sekolah)
9. Kimia merupakan ilmu yang berguna
untuk memecahkan persoalan di
kehidupan sehari-hari
10. Saya hanya memahami kimia karena
kimia itu mempengaruhi kehidupan saya
11. Saya sulit memahami kimia
12. Saya hanya memahami mata pelajaran
selain kimia yang terkait dengan
kehidupan saya
Behavioral tendencies to learn chemistry (Kecenderungan Perilaku untuk Belajar
Kimia)
13. Saya bersedia menghabiskan lebih
banyak waktu saya untuk membaca
buku-buku kimia
14. Saya suka mencoba memecahkan
masalah baru yang terkait dengan kimia
15. Biasanya saya sangat jarang membaca
buku kimia.
16.. Ketika belajar kimia saya cenderung
mengantuk dan bosan
Keterangan:

1. Pernyataan Positif
Skor:
STS = Sangat Tidak Setuju (Nilai 1)
KS = Kurang Setuju (Nilai 2)
CS = Cukup Setuju (Nilai 3)
S = Setuju (Nilai 4)
SS = Sangat Setuju (Nilai 5)
2. Pernyataan Negatif
Skor:
STS = Sangat Tidak Setuju (Nilai 5)
KS = Kurang Setuju (Nilai 4)
CS = Cukup Setuju (Nilai 3)
S = Setuju (Nilai 2)
SS = Sangat Setuju (Nilai 1)
Lampiran 6b. Angket ATCL

ANGKET ATCL (ATTITUDE TOWARD CHEMISTRY LESSONS) PESERTA


DIDIK KELAS X MIA MA WALISONGO PECANGAAN JEPARA

Nama :...................................................................

Kelas :....................................................................

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET:

1. Dibawah ini merupakan angket yang akan digunakan untuk


mengukur sikap Anda terhadap pembelajaran kimia (Student
Attitudes toward Chemistry Lessons) sebelum dan sesudah
mengikuti pelajaran.
2. Berilah tanda centang ( √ ) pada kolom yang telah disediakan
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
3. Bila ingin membetulkan jawaban yang Anda anggap kurang
sesuai, berilah tanda coret pada jawaban yang telah Anda
centang tadi ( √ ), kemudian pilihlah jawaban yang Anda
kehendaki dengan memberi tanda tanda centang ( √ ). Pada
kolom sikap terdapat lima pilihan , yaitu:
STS = Sangat Tidak Setuju
KS = Kurang Setuju
CS = Cukup Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
4. Jawaban apapun yang diberikan tidak berpengaruh terhadap
hasil belajar Anda.
5. Bila ada kesulitan, tanyakan kepada guru.
6. Selamat mengerjakan, terima kasih atas perhatian dan
kerjasamanya.
KOLOM PENILAIAN:

No Pernyataan Sikap
STS KS CS S SS
1 Saya lebih menyukai pelajaran kimia dari
pada mata pelajaran lainnya di sekolah
2. Ketika saya melakukan eksperimen
kimia disekolah saya biasanya
mengobrol dengan teman
3. Saya lebih menyukai pelajaran lain
daripda mata pelajaran kimia
4. Melakukan eksperimen kimia di sekolah
itu menyenangkan
5. Kimia adalah mata pelajaran yang
menarik bagi saya
6. Ketika saya melakukan eksperimen
kimia disekolah saya juga bersosialisasi
di sosial media (socmed)
7. Menurut saya pembelajaran kimia cukup
Membosankan
8. Ketika saya melakukan aktivitas di lab
kimia saya merasakan melakukan
sesuatu yang penting
9. Kimia merupakan ilmu yang berguna
untuk memecahkan persoalan di
kehidupan sehari-hari
10. Saya bersedia menghabiskan lebih
banyak waktu saya untuk membaca
buku-buku kimia.
11. Saya hanya memahami kimia karena
kimia itu mempengaruhi kehidupan saya
12. Biasanya saya sangat jarang membaca
buku kimia
13. Saya hanya memahami mata pelajaran
selain kimia yang terkait dengan
kehidupan saya
14. Ketika belajar kimia saya cenderung
mengantuk dan bosan.
15. Saya sulit memahami kimia

16. Saya suka mencoba memecahkan


masalah baru yang terkait dengan kimia
Lampiran 7. Kisi-kisi dan Soal Uji Coba

KISI-KISI INSTRUMEN

A. Kompetensi Inti (KI)


KI.1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
KI.2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI. 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerap-kan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI. 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. KISI-KISI

Kompetens Indikator Aspek Jumlah


i Dasar Pencapaian Total
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Soal
Pilihan
Ganda
3.8 Mengkaji 1, 49,10, 29 35 8
Mengan literatur 31, 3,11
alisis tentang
larutan
sifat
elektrolit dan
larutan
non-
berdasar
elektrolit.
kan daya
hantar
listrikny
a

Mengidentifik 5, 2, 18 43, 9
asi sifat-sifat 30, 25
larutan 36,
elektrolit dan 48,
non elektrolit 13
melalui
percobaan

Mengelompok 6 14, 20 28 6
kan larutan 33,
ke dalam 16
elektrolit
kuat,
elektrolit
lemah, dan
nonelektrolit
berdasarkan
daya hantar
listriknya.

Menganalisis 4, 47, 17, 12


penyebab 21 26, 32,
larutan 37, 34,
elektrolit
41, 19
dapat
menghantark 46,
an arus 15
listrik

Menyimpulka 7 27, 9, 50 10
n bahwa 40 22,
larutan 42, 23,
elektrolit
45,
dapat berupa
senyawa ion 49
atau
senyawa
kovalen polar
Menerapkan 12 8, 44 38 39 5
konsep
larutan
elektrolit
dalam
kehidupan
sehari-hari

Jumlah total = 6 9 soal 14 12 6 3 50 Soal


soal soal soal soal soal
12 18% 24% 6% 100%
% 28% 12%

Lampiran 8a. Hasil Uji Coba


UJI COBA INSTRUMEN TES
NOMOR SOAL
NO NAMA NILAI KODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 Ahmad Haiz Sulaih 72 UC-1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1
2 Bayu Pranata 58 UC-2 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0
3 Bella Yunitamara 32 UC-3 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
4 Chairani Widya Putri 88 UC-4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
5 Della Refni 36 UC-5 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1
6 Hirotus Sa’adah 62 UC-6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1
7 Ika Alfianah 56 UC-7 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1
8 Istiqomah 76 UC-8 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
9 Itahul Jannah 46 UC-9 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0
10 Mahdinian Sri Sultani 62 UC-10 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1
11 Meyleni Setiawanti 36 UC-11 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1
12 Muhammad Rizal Kannabhan 40 UC-12 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0
13 Mukh Ali Raja 70 UC-13 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1
14 Nana Lutfiyatur Rohmaniyah 50 UC-14 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
15 Neli Sihatun Fitriyah 50 UC-15 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1
16 Nur Aisyah Barotan 40 UC-16 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0
17 Nur Elisha Hawa T. 38 UC-17 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1
18 Nur Inayah Amaliyah 44 UC-18 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
19 Nurul Atsnaqonitah 58 UC-19 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1
20 Puja Dwi Yulianti 60 UC-20 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1
21 Rindi Aningsih 86 UC-21 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
22 Rini Annisyah 56 UC-22 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1
23 Rizki Awaliyah 84 UC-23 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
24 Safira Nur Lita 46 UC-24 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1
25 Thoha Mukhtar 64 UC-25 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1
26 Wahyuni Minakuszahroh 86 UC-26 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
27 Ziyadatus Sa’diyah 42 UC-27 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1
SKOR
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 36
0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 29
0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 16
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 44
0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 18
1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 31
1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 28
1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 38
0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 23
1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 31
0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 18
0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 35
0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 25
0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 25
0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 20
0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 19
0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 22
1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 29
0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 30
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 43
0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 28
0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 42
0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 23
0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 32
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 43
0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 21
Lampiran 8b. Analisis Uji Coba
NO KODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 UC-4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 UC-21 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1
3 UC-26 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
4 UC-23 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 UC-8 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
6 UC-1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
7 UC-13 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
8 UC-25 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
9 UC-6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
10 UC-10 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1
11 UC-20 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1
12 UC-2 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1
13 UC-19 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1
14 UC-22 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1
15 UC-7 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1
16 UC-15 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0
17 UC-14 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
18 UC-24 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1
19 UC-9 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1
20 UC-18 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1
21 UC-27 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1
22 UC-16 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1
23 UC-12 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1
24 UC-17 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
25 UC-5 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0
26 UC-11 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1
27 UC-3 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1

JUMLAH UC JUMLAH 13 14 14 15 16 14 18 17 16 17 17 19 19 24

Mp 33 30.85714 14.857143 31.93333 30.375 28.85714 31.16667 32.23529 32.125 31.41176 31.64706 27 29.42105 28.75
Mt 28.481481
VALIDITAS

p 0.4814815 0.518519 0.5185185 0.555556 0.592593 0.518519 0.666667 0.62963 0.592593 0.62963 0.62963 0.703704 0.703704 0.888889
q 0.5185185 0.481481 0.4814815 0.444444 0.407407 0.481481 0.333333 0.37037 0.407407 0.37037 0.37037 0.296296 0.296296 0.111111
p/q 0.9285714 1.076923 0 1.25 0 1.076923 2 1.7 1.454545 1.7 1.7 2.375 2.375 8
SD 8.446075
r hitung 0.51552390.291892 0 0.456933 0 0.046157 0.449608 0.579485 0.520271 0.452355 0.488678 -0.270317 0.171438 0.089922
r tabel 0.381 Dengan taraf signifikan 5 % dan N = 27 di peroleh rtabel = 0,381
Kriteria VALID INVALID INVALID VALID INVALID INVALID VALID VALID VALID VALID VALID INVALID INVALID INVALID
k 50
varian(S2) 137.388
k-1 49
RELIABILITAS

p 0.481 0.519 0.519 0.556 0.593 0.519 0.667 0.630 0.593 0.630 0.630 0.704 0.704 0.889
q 0.519 0.481 0.481 0.444 0.407 0.481 0.333 0.370 0.407 0.370 0.370 0.296 0.296 0.111
p*q 0.250 0.250 0.250 0.247 0.241 0.250 0.222 0.233 0.241 0.233 0.233 0.209 0.209 0.099
∑pq 10.689 10.439 10.189 9.940 9.693 9.451 9.202 8.979 8.746 8.505 8.272 8.038 7.830 7.621
k/k-1 1.020
S2-∑pq/S2 0.922
r11 0.941
r tabel 0.279 Dengan taraf signifikan 5 % dan di peroleh N = 50 di peroleh r tabel = 0,279
Kriteria RELIABE
L
DAYA BEDA TINGKAT KESUKARAN

∑x 13 14.000 14.000 15.000 16.000 14.000 18.000 17.000 16.000 17.000 17.000 19.000 19.000 24.000
N 27
Sm 1.000
p 0.481 0.519 0.519 0.556 0.593 0.519 0.667 0.630 0.593 0.630 0.630 0.704 0.704 0.889

Kriteria SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG MUDAH MUDAH MUDAH

FH 10 9 8 10 11 8 13 12 12 11 11 7 10 13
FL 3 5 5 5 5 6 5 5 4 6 6 12 9 11
n 27
ID 0.481 0.519 0.481 0.556 0.593 0.519 0.667 0.630 0.593 0.630 0.630 0.704 0.704 0.889
Kriteria SEDANG BAIK SEDANG BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK

Keputusan Dipakai dibuang dibuang Dipakai dibuang dibuang Dipakai Dipalkai Dipakai Dipakai Dipakai dibuang dibuang dibuang
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1
1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1
1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1
0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1
0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1
0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1
0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0
0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0
0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1
0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0
0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0
1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0
0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0
1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0
0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0

12 19 14 17 22 15 10 2 11 15 20 6 6 26 12 16

33 30.94737 31.28571 29.41176 30.09091 34 33.2 36.5 33 31.06667 28.5 32 36.33333 28.80769 33.58333 33.125

0.444444 0.703704 0.518519 0.62963 0.814815 0.555556 0.37037 0.074074 0.407407 0.555556 0.740741 0.222222 0.222222 0.962963 0.444444 0.592593
0.555556 0.296296 0.481481 0.37037 0.185185 0.444444 0.62963 0.925926 0.592593 0.444444 0.259259 0.777778 0.777778 0.037037 0.555556 0.407407
0.8 2.375 1.076923 1.7 4.4 1.25 0.588235 0.08 0.6875 1.25 2.857143 0.285714 0.285714 26 0.8 1.454545

0.478505 0.449935 0.344549 0.14361 0.399708 0.730504 0.428476 0.268525 0.443586 0.342209 0.003706 0.222675 0.496916 0.196938 0.540279 0.663065

VALID VALID INVALID INVALID VALID VALID VALID INVALID VALID INVALID INVALID INVALID VALID INVALID VALID VALID

0.481
0.444 0.704 0.519 0.630 0.815 0.556 0.370 0.074 0.407 0.556 0.741 0.222 0.222 0.963 0.444 0.593
0.556 0.296 0.481 0.370 0.185 0.444 1.000 0.926 0.593 0.444 0.259 0.778 0.778 0.037 0.556 0.407
0.247 0.209 0.250 0.233 0.151 0.247 0.370 0.069 0.241 0.247 0.192 0.173 0.173 0.036 0.247 0.241
7.523 7.276 7.067 6.818 6.584 6.433 6.187 5.816 5.748 5.506 5.259 5.067 4.894 4.722 4.686 4.439

12.000 19.000 14.000 17.000 22.000 15.000 10.000 2.000 11.000 15.000 20.000 6.000 6.000 26.000 12.000 16.000

0.444 0.704 0.519 0.630 0.815 0.556 0.370 0.074 0.407 0.556 0.741 0.222 0.222 0.963 0.444 0.592593

SEDANG MUDAH SEDANG SEDANG MUDAH SEDANG SEDANG SUKAR SEDANG SEDANG MUDAH SUKAR SUKAR MUDAH SEDANG SEDANG

8 12 9 10 13 12 7 2 8 10 11 5 5 14 8 12
4 7 5 7 9 3 3 0 3 5 9 1 1 12 4 4

0.444 0.704 0.519 0.630 0.815 0.556 0.370 0.074 0.407 0.556 0.741 0.222 0.222 0.963 0.444 0.593
SEDANG BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK SEDANG KURANG SEDANG BAIK BAIK SEDANG SEDANG BAIK SEDANG BAIK

Dipakai Dipakai dibuang dibuang Dipakai Dipakai Dipakai dibuang Dipakai dibuang dibuang dibuang Dipakai dibuang Dipakai Dipakai
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0
0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0
0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0
1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0
1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0
1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0
0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0
1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0
1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0
0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0
1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0
0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0
1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1
1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0
1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0
0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0

17 14 23 19 16 18 11 23 20 22 16 11 22 14 3

29.82353 32.07143 28.91304 27.94737 33.125 30.88889 28.18182 30.04348 23.34615 30.13636 33.125 33.63636 30.18182 32.71429 27.33333

0.62963 0.518519 0.851852 0.703704 0.592593 0.666667 0.407407 0.851852 0.740741 0.814815 0.592593 0.407407 0.814815 0.518519 0.111111
0.37037 0.481481 0.148148 0.296296 0.407407 0.333333 0.592593 0.148148 0.259259 0.185185 0.407407 0.592593 0.185185 0.481481 0.888889
1.7 1.076923 5.75 2.375 1.454545 2 0.6875 5.75 2.857143 4.4 1.454545 0.6875 4.4 1.076923 0.125

0.207175 0.441088 0.122524 -0.097456 0.663065 0.403097 -0.029418 0.443465 -1.02773 0.410997 0.663065 0.506058 0.422286 0.520075 -0.048062

INVALID VALID INVALID INVALID VALID VALID INVALID VALID INVALID VALID VALID VALID VALID VALID INVALID

0.630 0.519 0.852 0.704 0.593 0.667 0.407 0.852 0.741 0.815 0.593 0.407 0.815 0.519 0.111
0.370 0.481 0.148 0.296 0.407 0.333 0.593 0.148 0.259 0.185 0.407 0.593 0.185 0.481 0.889
0.233 0.250 0.126 0.209 0.241 0.222 0.241 0.126 0.192 0.151 0.241 0.241 0.151 0.250 0.099
4.198 3.964 3.715 3.588 3.380 3.139 2.916 2.675 2.549 2.357 2.206 1.964 1.723 1.572 1.322

17.000 14.000 23.000 19.000 16.000 18.000 11.000 23.000 20.000 22.000 16.000 11.000 22.000 14.000 3.000

0.630 0.519 0.852 0.704 0.593 0.667 0.407 0.852 0.741 0.815 0.593 0.407 0.815 0.519 0.111

SEDANG SEDANG MUDAH MUDAH SEDANG SEDANG SEDANG MUDAH MUDAH MUDAH SEDANG SEDANG MUDAH SEDANG SUKAR

10 9 13 8 12 12 6 14 13 13 12 8 13 10 1
7 5 10 11 4 6 5 9 7 9 4 3 9 4 2

0.630 0.519 0.852 0.704 0.593 0.667 0.407 0.852 0.741 0.815 0.593 0.407 0.815 0.519 0.111
BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK SEDANG BAIK BAIK BAIK BAIK SEDANG BAIK BAIK KURANG

dibuang Dipakai dibuang dibuang Dipakai Dipakai dibuang Dipakai dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai dibuang
Deviasi dari
SKOR Deviasi dari
Y^2 Mean
46 47 48 49 50 (Y) Mean
1 1 1 1 1 44 1936 15.519 240.824
1 1 1 1 1 43 1849 14.519 210.787
1 0 1 1 1 43 1849 14.519 210.787
1 1 1 1 0 42 1764 13.519 182.750
1 0 1 1 0 38 1444 9.519 90.602
1 1 1 1 1 36 1296 7.519 56.528
0 1 0 0 0 35 1225 6.519 42.491
1 1 0 1 0 32 1024 3.519 12.380
1 0 0 1 1 31 961 2.519 6.343
1 0 1 1 0 31 961 2.519 6.343
1 1 0 1 0 30 900 1.519 2.306
1 0 0 1 1 29 841 0.519 0.269
0 1 0 0 1 29 841 0.519 0.269
0 0 1 0 1 28 784 -0.481 0.232
1 0 0 1 0 28 784 -0.481 0.232
0 0 1 0 0 25 625 -3.481 12.121
1 0 0 0 0 25 625 -3.481 12.121
1 0 0 1 0 23 529 -5.481 30.047
0 0 0 0 0 23 529 -5.481 30.047
0 0 1 0 1 22 484 -6.481 42.010
0 1 0 0 0 21 441 -7.481 55.973
1 0 0 1 0 20 400 -8.481 71.936
0 0 0 0 0 20 400 -8.481 71.936
0 1 0 0 1 19 361 -9.481 89.898
0 0 1 1 0 18 324 -10.481 109.861
0 1 0 0 1 18 324 -10.481 109.861
0 1 0 0 0 16 256 -12.481 155.787
769 591361 0.000 1854.741
15 12 11 15 11 23757 Jumlah y2= 3709.481
28.4815 Rerata y=
33 30.41667 33.63636 32.53333 31.09091

0.555556 0.444444 0.407407 0.555556 0.407407


0.444444 0.555556 0.592593 0.444444 0.592593
1.25 0.8 0.6875 1.25 0.6875

0.598131 0.204933 0.506058 0.536357 0.256169

VALID INVALID VALID VALID INVALID

0.556 0.444 0.407 0.556 0.407


0.444 0.556 0.593 0.444 0.593
0.247 0.247 0.241 0.247 0.241
1.224 0.977 0.730 0.488 0.241

15.000 12.000 11.000 15.000 11.000

0.556 0.444 0.407 0.556 0.407

SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG

11 8 8 11 8
4 4 3 4 3

0.556 0.444 0.407 0.556 0.407


BAIK SEDANG SEDANG BAIK SEDANG

Dipakai dibuang Dipakai Dipakai dibuang


XY
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 0 44 44 0 0 0 44 44 44 44 44
43 43 43 43 0 0 43 43 43 43 43 0 43 43 43 43 43 43 43 43 43 0 43 43 43 0 43 43 43 43 43 43
43 43 43 43 43 0 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 0 0 43 43 43 0 43 43 43 43 43 43
42 42 0 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 0 42 42 42 42 42 42 42 42 0 42 42 42 42 0 42
38 38 0 0 38 0 38 38 38 38 38 0 38 38 38 38 38 38 38 38 38 0 38 38 0 38 0 38 38 38 38 0
36 0 0 36 0 36 36 36 36 36 36 36 0 0 36 36 0 0 36 36 36 0 0 0 36 0 0 36 0 36 36 36
0 0 35 35 35 0 35 35 35 35 35 0 35 35 35 35 35 0 35 35 35 0 0 0 35 35 35 35 35 35 35 35
0 32 0 32 32 32 32 32 32 32 32 0 0 32 32 0 32 32 0 32 32 0 0 0 32 0 32 32 0 32 0 32
31 31 31 0 31 31 31 31 31 31 0 0 31 31 0 0 0 31 31 31 0 31 0 31 31 31 0 31 31 31 0 0
0 0 0 31 0 31 31 31 0 0 31 31 31 31 0 31 31 0 31 31 0 0 0 31 31 31 0 31 0 31 0 31
0 30 0 30 30 30 0 30 0 0 30 30 0 30 0 30 0 0 30 30 0 0 30 30 30 0 0 30 30 30 30 0
29 29 29 0 29 0 29 29 29 29 0 0 29 29 0 29 0 29 29 29 0 0 0 0 0 0 0 29 0 29 29 0
29 0 29 29 29 0 29 0 29 0 29 0 29 29 0 29 29 29 29 0 0 0 29 29 29 29 0 29 0 0 29 29
28 0 28 0 28 28 28 0 28 28 0 28 0 28 0 28 28 28 28 0 0 0 28 28 28 0 0 28 0 0 28 0
0 0 0 28 0 28 0 28 0 0 28 28 28 28 0 28 28 0 28 28 0 0 0 0 28 28 0 28 28 28 0 28
0 0 25 25 0 25 0 0 0 0 25 25 25 0 0 25 25 25 25 0 0 0 25 25 25 0 0 25 0 0 25 25
25 0 0 0 25 0 25 25 25 25 0 25 25 25 0 0 0 0 25 25 0 0 0 0 0 0 0 25 25 25 25 0
0 0 23 0 0 0 0 23 0 23 0 23 0 23 0 23 0 0 23 23 0 0 0 0 23 0 0 23 23 23 0 0
0 23 23 23 23 0 0 0 0 23 23 23 0 23 23 23 23 23 23 0 23 0 0 23 0 0 23 23 0 0 23 23
0 22 0 22 0 0 0 0 0 22 22 22 22 22 0 0 0 22 0 0 0 0 0 0 22 0 0 22 0 0 0 22
21 0 0 0 0 21 21 0 21 0 21 21 21 21 21 21 0 0 21 0 0 0 21 21 21 0 0 21 21 0 21 0
0 0 20 0 20 20 0 0 0 20 0 20 20 20 0 20 20 0 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 20 0
20 0 0 0 0 0 20 20 20 20 0 20 0 20 20 20 0 0 20 0 20 0 20 20 0 0 0 20 0 0 20 0
0 19 0 0 19 0 0 0 0 0 0 0 19 19 19 0 19 19 0 0 19 0 0 0 19 0 0 19 0 0 0 0
0 18 0 0 0 18 0 18 0 0 0 18 0 0 0 0 0 18 18 0 0 0 0 0 18 0 0 18 0 0 18 0
0 18 18 0 18 18 18 0 18 0 0 18 18 18 0 0 0 18 0 0 0 0 0 18 18 0 0 18 0 0 0 0
0 0 16 16 0 0 16 0 0 0 16 16 16 16 0 0 0 16 0 0 0 0 0 0 16 0 0 16 0 0 0 16
JUMLAH 429 432 407 479 486 404 561 548 514 534 538 513 559 690 396 588 438 500 662 510 332 73 363 466 570 192 218 749 403 530 507 449
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
44 44 44 0 44 44 0 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
43 43 43 43 0 43 43 43 43 43 43 43 0 43 43 43 43 43
43 43 43 43 0 43 43 43 43 43 43 43 0 43 0 43 43 43
42 0 42 42 42 42 42 42 42 42 42 0 0 42 42 42 42 0
38 38 38 38 0 38 38 38 38 38 38 38 0 38 0 38 38 0
36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 0 36 36 36 36 36
35 0 35 35 35 35 35 35 35 0 35 35 0 0 35 0 0 0
32 0 32 32 0 32 32 32 32 0 32 32 0 32 32 0 32 0
31 0 31 31 0 31 31 0 31 0 0 31 0 31 0 0 31 31
0 31 31 31 0 31 31 31 31 31 31 31 0 31 0 31 31 0
30 0 30 30 30 30 30 30 30 0 30 0 0 30 30 0 30 0
29 0 29 29 0 29 29 29 29 0 29 29 0 29 0 0 29 29
29 29 0 29 0 29 29 29 0 0 29 0 0 0 29 0 0 29
28 28 0 0 28 28 28 28 0 28 28 0 0 0 0 28 0 28
0 28 28 28 0 28 28 28 28 0 28 28 0 28 0 0 28 0
25 25 0 25 0 25 25 25 0 25 25 0 0 0 0 25 0 0
0 25 25 25 0 25 25 25 25 0 25 25 0 25 0 0 0 0
23 23 23 0 0 23 23 23 23 0 23 23 0 23 0 0 23 0
23 23 0 0 0 0 0 23 0 0 23 0 0 0 0 0 0 0
22 22 0 22 22 22 22 22 0 22 22 0 0 0 0 22 0 22
21 0 0 0 0 21 0 0 0 0 21 0 0 0 21 0 0 0
0 20 20 0 0 20 0 0 20 0 0 20 20 20 0 0 20 0
20 20 0 0 20 20 0 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 19 0 19 19 0 19 19 0 0 19 0 0 0 19 0 0 19
18 18 0 18 0 0 18 18 0 18 18 0 0 0 0 18 18 0
18 0 0 0 18 0 0 0 0 0 0 0 18 0 18 0 0 18
16 16 0 0 16 16 0 0 0 0 0 0 0 0 16 0 0 0
665 531 530 556 310 691 607 663 530 370 664 458 82 495 365 370 488 342
Lampiran 9. Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba
Analisis Reliabilitas
Instrumen Tes (Soal Multiple Choice )

Rumus:

 k  S   pq
2

r11   
 k-1 S 
2

Keterangan:
r11 : Reliabilitas menggunakan persamaan KR-20
s2 : Varian
p : Proporsi peserta tes menjawab benar
q : Proporsi peserta tes menjawab salah
∑pq : Jumlah perkalian antara p dan q
k : Banyaknya soal

Kriteria
Interval Kriteria
r11 < 0,2 Sangat rendah
0,2 < r11 < 0,4 Rendah
0,4 < r11 < 0,6 Sedang
0,6 < r11 < 0,8 Tinggi
0,8 < r11 < 1,0 Sangat tinggi

Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba soal nomer 1 diperoleh:


K = 50
K-1 = 49
∑pq = 10.689

S2 = 22782.1

50 22782.10 10.69
r11 =
50 1 22782.10
= 1.0199
Nilai koefisien korelasi tersebut pada interval 0,8 - 1,0 dalam kategori sangat tinggi
Lampiran 10. Validitas Soal Uji Coba
Analisis Validitas
Intrumen Tes (Soal Multiple Choice )

Rumus
Mp- Mt p
rbis  
SD q
Keterangan:
Mp : Rerata skor pada tes dari peserta tes yang memiliki jawaban benar
Mt : Rerata skor total
SD : Standar deviasi skor total
p : Proporsi peserta tes yang jawabannya benar pada soal (tingkat kesukaran)
q : 1-p
Kriteria
Apabila rhitu ng > rtabel , maka butir soal valid.

Perhitungan
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung
dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.

Butir soal no 1 (X)


No Kode Skor Total (Y) Y2 XY

1 UC-1 1 36 1296 36
2 UC-2 1 29 841 29
3 UC-3 0 16 256 0
4 UC-4 1 42 1764 42
5 UC-5 0 19 361 0
6 UC-6 1 31 961 31
7 UC-7 0 28 784 0
8 UC-8 1 37 1369 37
9 UC-9 0 23 529 0
10 UC-10 0 31 961 0
11 UC-11 0 13 169 0
12 UC-12 1 20 400 20
13 UC-13 0 37 1369 0
14 UC-14 1 25 625 25
15 UC-15 0 26 676 0
16 UC-16 0 21 441 0
17 UC-17 0 20 400 0
18 UC-18 0 23 529 0
19 UC-19 1 29 841 29
20 UC-20 0 30 900 0
21 UC-21 1 42 1764 42
22 UC-22 1 29 841 29
23 UC-23 1 41 1681 41
24 UC-24 0 24 576 0
25 UC-25 0 32 1024 0
26 UC-26 1 42 1764 42
27 UC-27 1 22 484 22
JUMLAH 13 768 23606 425
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh:
Jumlah skor total yang menjawab benar pada no 1
Mp =
Banyaknya siswa yang menjawab benar pada no 1

= 425
13

= 32.69

Jumlah skor total


Mt =
Banyaknya siswa
768
=
27

= 28.44

Jumlah skor yang menjawab benar pada no 1


p =
Banyaknya siswa

13
=
27

= 0.48

q= 1 - P = 1 - 0,48 = 0.52
2
768
23606
27
St = 8.08
27

rpbi =
32.69 -
8.08
28.44 0.48
0.52
=
0.507

Dengan taraf signifikan 5 % dan N = 27 di peroleh rtabel = 0,381


Karena rhitung > rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa butir item tersebut VALID
Lampiran 11. Tingkat Kesukaran
Analisis Tingkat Kesukaran
Instrumen Tes (Soal Multiple Choice )

Rumus

p 
 x
S m N
Keterangan:
p : Tingkat kesukaran
∑x : Banyaknya peserta tes yang menjawab benar
N : Jumlah peserta tes
Sm : Skor maksimum

Kriteria

pNilai
< 0,3p Kategori
Sukar
0,3 ≤ p ≤ 0,7 Sedang
p > 0,7 Mudah

Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain
dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.

Kelompok Atas Kelompok Bawah


No Kode Skor No Kode Skor
1 uc-4 1 1 Uc-7 0
2 Uc-21 1 2 Uc-15 0
3 Uc-26 1 3 Uc-14 1
4 Uc-23 1 4 Uc-24 0
5 Uc-8 1 5 Uc-9 0
6 uc-13 0 6 Uc-18 0
7 Uc-1 1 7 Uc-27 1
8 Uc-25 0 8 Uc-16 0
9 Uc-6 1 9 Uc-12 1
10 Uc-10 0 10 Uc-17 0
11 Uc-20 0 11 Uc-5 0
12 Uc-2 1 12 Uc-3 0
13 Uc-19 1 13 Uc-11 0
14 Uc-22 1
JUMLAH 10 JUMLAH 3

10 + 3
P =
27
= 0.48

Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, maka soal nomor 1 termasuk dalam kriteria soal SEDANG
Lampiran 12. Daya Beda
Analisis Indeks Daya Pembeda
Instrumen Tes (Soal Multiple Choice )

Rumus
FH  FL
ID 
n
Keterangan:
ID : Daya Pembeda
FH : Banyaknya peserta didik kelompok atas yang menjawab benar
FL : Banyaknya peserta didik kelompok bawah yang menjawab benar
n : Banyaknya peserta didik kelompok atas

Kriteria

Range Daya Pembeda Kategori


ID ≥ 0.5 Baik
0.2 < ID < 0.5 Sedang
0.0 < ID < 0.2 Kurang

Perhitungan
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain
dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
Kelompok Atas Kelompok Bawah
No Kode Skor No Kode Skor
1 uc-4 1 1 Uc-7 0
2 Uc-21 1 2 Uc-15 0
3 Uc-26 1 3 Uc-14 1
4 Uc-23 1 4 Uc-24 0
5 Uc-8 1 5 Uc-9 0
6 uc-13 0 6 Uc-18 0
7 Uc-1 1 7 Uc-27 1
8 Uc-25 0 8 Uc-16 0
9 Uc-6 1 9 Uc-12 1
10 Uc-10 0 10 Uc-17 0
11 Uc-20 0 11 Uc-5 0
12 Uc-2 1 12 Uc-3 0
13 Uc-19 1 13 Uc-11 0
14 Uc-22 1
JUMLAH 10 JUMLAH 3

10 3
DP =
14 13

= 0.48

Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai daya pembeda sedang


Lampiran 13a. Uji Normalitas Populasi Kelas Eksperimen

Daftar Nilai Kelas X-MIA 1


No. Nama Siswa Nilai Kode
1 Alvi Rizki Azzahra 45 E-001
2 Anis Manis Ta'la 65 E-002
3 Binta Muayyadah 55 E-003
4 Binti Muayyidah 45 E-004
5 Fatimatuz Zahro' 75 E-005
6 Laila Nurul Ahna Fay 52,5 E-006
7 M. Barkah Sobah 47,5 E-007
8 M. Asroful Anam 32,5 E-008
9 M. Shofyan Ali 55 E-009
10 Nabilla Choirinnida 72,5 E-010
11 Naili Sayyidatun Ni' 55 E-011
12 Nur Amaliatus Soliha 55 E-012
13 Rizka Safitri 65 E-013
14 Salisa Fitriyani 57,5 E-014
15 Silvy Nabila Putri 55 E-015
16 Siti Sholikhah 45 E-016
17 Tazkiyah Shofir Ulfa 67,5 E-017
18 Ulviana Amelia Putri 35 E-018
19 Umdatun Fadlil 50 E-019
20 Umi A'isyah 62,5 E-020
21 Zulia Rahma Khoirun 40 E-021
22 M. Munawir Al Fuad 52,5 E-022
23 Anung Tri Andini 60 E-023
24 Waffiq Azizah 60 E-024
Uji Normalitas Nilai Awal
Kelas X MIA-1

Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis
k
( f  f )2
X 2
  o

f
h

i 1 h
Kriteria yang digunakan
diterima jika Ho X 2
hitung  X 2
tabel

Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = 75
Nilai minimal = 33
Rentang nilai (R) = (75-33) + 1 = 43
Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log 24 = 5,555 = 6
Panjang kelas (P) = R /K =43/6 = 7,167 = 7

Tabel Mencari Rata-Rata dan Standar Deviasi


No. X X X ( X  X ) 2

1 45 -9,38 87,89
2 65 10,63 112,89
3 55 0,63 0,39
4 45 -9,38 87,89
5 75 20,63 425,39
6 52,5 -1,88 3,52
7 47,5 -6,88 47,27
8 32,5 -21,88 478,52
9 55 0,63 0,39
10 72,5 18,13 328,52
11 55 0,63 0,39
12 55 0,63 0,39
13 65 10,63 112,89
14 57,5 3,13 9,77
15 55 0,63 0,39
16 45 -9,38 87,89
17 67,5 13,13 172,27
18 35 -19,38 375,39
19 50 -4,38 19,14
20 62,5 8,13 66,02
21 40 -14,38 206,64
22 52,5 -1,88 3,52
23 60 5,63 31,64
24 60 5,63 31,64
∑ 1305 2690,63

Rata -rata ( x ) =
 X
=
1305
= 54,38
N 24
Standar deviasi (S):

2
2
S = (X i
 X )
n  1
= 2690,63
23
S2 = 116,9837
S = 10,8159
Daftar Nilai Frekuensi Observasi Kelas X MIA-1
Zi P(Zi) Luas  f  f 2
Kelas Bk fo fh o h

Daerah f h

32,0 -2,07 0,4807


33 – 39 0,0606 2 1,4534 0,2055
39,2 -1,41 0,4202
40 – 46 0,1487 1 3,5698 1,8499
46,3 -0,74 0,2714
47 – 53 0,2392 5 5,7401 0,0954
53,5 -0,08 0,0322
54 – 60 0,2519 8 6,0446 0,6326
60,7 0,58 -0,2196
61 – 67 0,1737 3 4,1686 0,3276
67,8 1,24 -0,3933
68 – 75 0,0784 3 1,8822 0,6638
75,0 1,91 -0,4717
76 – 82 0,0232 2,0000 0,5562 3,7482
82,2 2,57 -0,4949
Jumlah 24 X² = 7,5231

Keterangan:
Bk = batas kelas bawah - 0.5
Zi Bk  X
 i

S
P(Zi) = nilai Zi pada tabel luas di bawah lengkung kurva normal standar
dari O s/d Z
Luas Daerah  P (Z 1 )  P (Z 2 )

fh = luas daerah x N
fo  f i

Untuk a = 5%, dengan dk = 6-1 = 5 diperoleh X² tabel = 11,07


Karena X² < X² tabel, maka data tersebut berdistribusi normal
Lampiran 13b. Uji Normalitas Populasi Kelas Kontrol
Uji Normalitas Nilai Awal
Kelas X MIA-2

Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis
k
( f o  f h ) 2
X 2
 
i1 fh
Kriteria yang digunakan
diterima jika Ho X
2
hitung  X
2
tabel

Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = 58
Nilai minimal = 23
Rentang nilai (R) = (58-23) + 1 = 36
Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log 22 = 5,430 = 6
Panjang kelas (P) = R /K =36/6 = 6,000 = 6

Tabel Mencari Rata-Rata dan Standar Deviasi


No. X X X ( X  X ) 2

1 47,5 5,68 32,28


2 45 3,18 10,12
3 55 13,18 173,76
4 30 -11,82 139,67
5 35 -6,82 46,49
6 40 -1,82 3,31
7 52,5 10,68 114,10
8 32,5 -9,32 86,83
9 22,5 -19,32 373,19
10 50 8,18 66,94
11 57,5 15,68 245,92
12 35 -6,82 46,49
13 30 -11,82 139,67
14 32,5 -9,32 86,83
15 47,5 5,68 32,28
16 45 3,18 10,12
17 40 -1,82 3,31
18 37,5 -4,32 18,65
19 50 8,18 66,94
20 47,5 5,68 32,28
21 45 3,18 10,12
22 42,5 0,68 0,46
∑ 920 1739,77

Rata -rata ( x ) =
 X
=
920
= 41,82
N 22
Standar deviasi (S):

2
S2 = (X i  X )
n 1
= 1739,77
21
2
S = 82,8463
S = 9,1020
Daftar Nilai Frekuensi Observasi Kelas X MIA-2

Zi P(Zi) Luas f  fh 2

Kelas Bk fo fh o

Daerah f h

22,0 -2,18 0,4853


23 – 28 0,0498 1 1,0947 0,0082
28,0 -1,52 0,4355
29 – 34 0,1307 4 2,8753 0,4399
34,0 -0,86 0,3048
35 – 40 0,2257 5 4,9643 0,0003
40,0 -0,20 0,0792
41 – 46 0,2562 4 5,6365 0,4751
46,0 0,46 -0,1770
47 – 52 0,1913 6 4,2089 0,7623
52,0 1,12 -0,3684
53 – 58 0,0939 2 2,0665 0,0021
58,0 1,78 -0,4623
Jumlah 22 X² = 1,6858

Keterangan:
Bk = batas kelas bawah - 0.5
Zi Bk  X
 i

S
P(Zi) = nilai Zi pada tabel luas di bawah lengkung kurva normal standar
dari O s/d Z
Luas Daerah  P (Z 1 )  P (Z 2 )

fh = luas daerah x N
fo  f i

Untuk a = 5%, dengan dk = 6-1 = 5 diperoleh X² tabel = 11,07


Karena X² < X² tabel, maka data tersebut berdistribusi normal
Lampiran 14. Uji Homogenitas Populasi
Lampiran 15. Soal Pretest dan Soal Posttest
Nama :.....................................................
Kelas/No. Absen :.....................................................
A. Pilihlah jawaban di bawah ini dengan tepat. Berilah tanda
silang (X) pada satu
jawaban A, B, C, D, atau E yang kalian anggap benar!
1. Pernyataan yang benar tentang elektrolit adalah ....
A. Elektrolit adalah zat yang dapat menghantarkan listrik
B. Elektrolit adalah zat yang mengandung ion-ion yang bebas
bergerak
C. Elektrolit adalah zat yang dalam bentuk larutan atau leburannya
dapat menghantarkan listrik
D. Elektrolit adalah zat yang mengandung elektron-elektron yang
bebas bergerak.
E. Elektrolit adalah zat yang mengandung molekul- molekul yang
bebas bergerak
2. Suatu larutan adalah penghantar listrik yang baik, jika larutan itu
mengandung….
A. Air yang terionisasi
B. Ion-ion yang bebas bergerak
C. Elektron yang bebas bergerak
D. Air yang merupakan penghantar listrik
E. Elektrode yang merupakan penghantar listrik
3. Senyawa kovalen yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan
larutan elektrolit yaitu...
A. KCl
B. HCl
C. NH4Cl
D. Na2SO4
E. NH4OH
4. Larutan H2SO4 adalah larutan elektrolit kuat. Jika dilarutkan dalam
air H2SO4 akan terionisasi dengan reaksi ….
A. H2SO4(aq) → 2H+(aq) + SO42- (aq)
B. H2SO4(aq ) → 2H+(aq) + 4SO2- (aq)
C. H2SO4 (aq) → H2+(aq) + SO42- (aq)
D. H2SO4(aq) → H2+(aq) + 4SO2-(aq)
E. H2SO4 (aq) → H2+ (aq) + SO4 (aq)
2-

5. Perbedaan antara elektrolit kuat dan elektrolit lemah yang benar


adalah…
Elektrolit Lemah Elektrolit Kuat
A. Daya hantar listriknya baik Daya hantar listriknya
buruk
B. Jumlah ionnya sedikit Jumlah ionnya banyak
C. pH-nya rendah pH-nya tinggi
D. Terionisasinya seluruhnya Terionisasi sebagian
E. Tidak ada molekul zat terlarut Banyaknya zat terlarut
6. Di antara larutan-larutan berikut yang memiliki daya hantar listrik
terbesar adalah….
A. CH3COOH 0,3 M
B. NH4OH 0,3 M
C. C6H12O6 0,3 M
D. HCl 0,3 M
E. H2SO4 0,3 M
7. Larutan HCl dapat menghatntarkan listrik, sedangkan larutan gula
tidak dapat menghantarkan listrik. Dari fakta tersebut dapat
disimpulkan bahwa.....
A. Adanya air mengubah HCl yang semula berikatan kovalen
menjadi berikatan ion
B. HCl dapat terionisasi dalam air, sedangkan gula tidak terionisasi
C. HCl merupakan senyawa ion sedangkan gula merupakan
senyawa kovalen
D. Air menimbulkan perubahan pada arus listrik
E. Arus listrik akan mengalir bila ada air sebagai mediumnya.
8. Pelajaran berharga yang dapat diambil dari masa lampau adalah
pentingnya mempelajari sejarah. Sejarah teori larutan elektrolit
dicetuskan oleh Arrhenius. Menurut Arrhenius daya hantar listrik
larutan terkait dengan adanya …
A. Gaya tarik antara zat terlarut dengan pelarut
B. Ionisasi molekul air
C. Perpindahan ion-ion menuju elektrode dengan muatan yang
berlawanan
D. Penguraian zat-zat nonpolar dalam air
E. Gaya tarik antara ion positif dan negatif
9. Dari suatu eksperimen diperoleh data sebagai berikut.
Bahan Rumus Kimia Nyala Lampu
Hidrogen klorida, HCl Terang
air
Gula, air C12H22O11 Tidak menyala
Asam cuka, air CH3COOH Menyala redup
Kekuatan elektrolit yang sesuai data diatas adalah.......
A. CH3COOH < C12H22O11
B. C12H22O11 < HCl
C. HCl < CH3COOH
D. CH3COOH ≥ C12H22O11
E. CH3COOH < HCl
10. Berikut ini pernyataan yang benar tentang larutan nonelektrolit
adalah........
A. tidak dapat terionisasi menjadi ionionnya
B. hanya terionisasi sebagian saja
C. ion-ionnya dapat bergerak bebas
D. dapat terionisasi menjadi ion-ionnya
E. dapat menghantarkan arus listrik
11. Lilin pada pembuatan batik pada prinsipnya memanfaatkan dua
sifat bahan yang tidak saling larut dan tidak bisa bercampur.
Sebagaimana minyak dan air, lilin mengandung minyak, sedangkan
pewarna mengandung air sehingga bagian yang tertutup lilin
otomatis tidak bisa ditembus oleh pewarna. Ketika lilin batik
(malam) dilelehkan kemudian diuji daya hantar listriknya, ternyata
lampu uji tidak menyala, maka dapat disimpulkan bahwa.....
A. Lilin termasuk senyawa kovalen polar
B. Lilin termasuk senyawa kovalen non polar
C. Lilin termasuk senyawa jenuh
D. Lilin termasuk senyawa ionik
E. Lilin diklasifikasikan sebagai asam lemah
12. Suatu senyawa yang dilarutkan dalam air ketika diuji daya hantar
listriknya menunjukkan lampu tidak menyala dan tidak ada
gelembung gas di elektroda. Senyawa tersebut termasuk ….
A. Senyawa ion
B. Senyawa kovalen polar
C. Senyawa kovalen semi polar
D. Senyawa kovalen non polar
E. Senyawa kovalen yang terhidrolisis
13. Larutan Natrium Klorida dan Kalium Klorida, keduanya
menghantarkan listrik. Hal ini menunjukkan bahwa kedua larutan.....
(1) Merupakan senyawa ion
(2) Bersifat asam
(3) Mengandung ion
(4) Merupakan senyawa kovalen
Pernyataan yang benar adalah.....
A. (1) dan (3)
B. (2) dan (4)
C. (4) dan (3)
D. (2) dan (1)
E. (3) dan (2)
14. Berapa total konsentrasi molar ion-ion dalam 0,035 M larutan
elektrolit Na2SO4 yang terionisasi sempurna?
A. 0,350 M
B. 0,250 M
C. 0,105 M
D. 0,210 M
E. 0,050 M
15. Diketahui data pada tabel berikut.
Zat Titik Daya hantar listrik
leleh Padat Lelehan Laruta
(0C) n
dalam
air
L -115 - - -
M 1260 - Menghantarkan Mengha
ntarkan
N 3600 - - Tidak
larut
O 2468 Menghantarkan Menghantarkan Tidak
larut
Manakah yang termasuk senyawa ionik?
A. L
B. M
C. N
D. O
E. Semua salah
16. Senyawa berikut yang dalam keadaan padat tidak menghantarkan
listrik tetapi dalam keadaan lelehan dan larutan dapat
menghantarkan listrik adalah....
A. CaCl2
B. C12H22O11
C. CO(NH2)2
D. C2H5OH
E. C6H12O6
17. Pernyataan di bawah ini yang benar adalah ....
A. Lelehan senyawa kovalen polar dapat menghantarkan listrik.
B. Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena
mengandung ion-ion yang bergerak bebas
C. Lelehan senyawa ionik tidak menghantarkan arus listri.
D. Daya hantar listrik larutan elektrolit tidak tergantung pada
jenis larutan
E. Senyawa kovalen nonpolar dapat membentuk larutan elektrolit
18. Seorang siswa melarutkan kepingan senyawa NaOH dan
menghasilkan suatu larutan. Kemudian, diuji dengan alat elektrolit
dan didapatkan hasil:
(5) Setiap larutan yang mengandung ion yang dapat bergerak
bebas merupakan larutan elektrolit
(6) Didalam larutan elektrolit, ion-ion yang bebas bergerak
membawa muatan listrik
(7) Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik
(8) Setiap senyawa kovalen yang larut dalam air akan menjadi
larutan elektrolit
Fakta yang benar mengenai larutan elektrolit adalah.......
A. (1) dan (3)
B. (2) dan (4)
C. (1), (2), dan (3)
D. Jawaban benar semua
E. (4) saja
19. Perhatikan gambar pengujian sifat elektrolit beberapa larutan
berikut ini:
Pasangan larutan yang bersifat elektrolit kuat dan non-elektrolit
berturut-turut adalah
A. 1 dan 2
B. 1 dan 4
C. 1 dan 5
D. 2 dan 5
E. 3 dan 4
20. Minuman isotonik dengan berbagai merk sekarang ini banyak
bermunculan di iklan TV, radio dan media sosial lainnya. Minuman
isotonik dianggap mampu menggantikan cairan tubuh yang hilang
dan penambah energi. Kandungan yang terdapat pada minuman
isotonik adalah ….
A. Kadar gula yang tinggi
B. Ion-ion elektrolit
C. Pemanis alami
D. Karbohidrat
E. Vitamin
21. CH3COOH larut dalam air dengan derajat ionisasi 0,01. Jika
CH3COOH yang dilarutkan dalam 1 liter air sebanyak 0,1 mol, jumlah
mol ion-ion dalam larutan yang terbentuk adalah ….
A. 0,001 mol
B. 0,0001 mol
C. 0,002 mol
D. 0,0002 mol
E. 0,01 mol
22. Etanol (C2H5OH) dalam bidang kosmetika biasanya digunakan untuk
melarutkan kosmetik seperti sebagai campuran pelarut pada
parfum, untuk menghilangkan kutex di kuku dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah beberapa fakta yang dikaitkan dengan etanol
(C2H5OH):
1.) Larut dalam air membentuk molekul-molekul etanol
2.) Terionisasi sebagian dalam air
3.) Tidak larut dalam air
4.) Elektrolit lemah
5.) Non-elektrolit
Fakta yang benar adalah ….
F. 1 dan 2
G. 1 dan 4
H. 1 dan 5
I. 2 dan 4
J. 3 dan 5
23. Jumlah ion dalam larutan MgCl2 dan NaCl adalah ….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
24. Berikut data hasil pengujian daya hantar listrik beberapa air limbah
beserta nilai derajat ionisasinya (α):
Air Pengamatan Derajat
limbah Nyala lampu Gelembung gas ionisasi (α)
K Terang Banyak 1
L Padam Sedikit 0,005
M Padam Tidak ada 0
N Padam Tidak ada 0
O Padam Sedikit 0,2
Pasangan air limbah yang tergolong elektrolit lemah adalah ….
A. K dan L
B. K dan M
C. M dan O
D. L dan O
E. L dan N
25. Manusia diberikan Allah SWT pengetahuan dengan akalnya
sehingga mampu menjadikan hukum-hukum alam untuk berfikir
tanda-tanda kekuasaan-Nya. Sama halnya manusia berfikir atas
suatu peristiwa garam NaCl larut dalam air dan tidak larut dalam
minyak. Hal tersebut terjadi karena air dan minyak bersifat ….
A. polar dan polar
B. semi polar dan nonpolar
C. polar dan nonpolar
D. nonpolar dan polar
E. nonpolar dan nonpolar
26. NaCl merupakan suatu zat elektrolit. NaCl padat tidak dapat
menghantarkan listrik sedangkan larutan NaCl dapat
menghantarkan listrik. Dari fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa
….
A. adanya air dapat mengubah NaCl yang semula berikatan
kovalen menjadi berikatan ion
B. NaCl padat bila dilarutkan ke dalam air akan terdisosiasi
membentuk ion-ion yang bergerak bebas
C. NaCl padat berikatan kovalen tetapi larutan NaCl
merupakan senyawa berikatan ion
D. arus listrik akan mengalir bila ada air sebagi mediumnya
E. air menimbulkan perubahan pada kekuatan arus listrik
27. Diagram pengujian elektrolit beberapa larutan sebagai berikut :

Dari gambar merupakan hasil pengujian larutan NaOH dan asam


format berturut-turut adalah . . .
A. 1 dan 3
B. 2 dan 4
C. 3 dan 5
D. 2 dan 3
E. 2 dan 5
28. Kimiawan muslim yang menemukan asam klorida, asam nitrat, asam
sitrat, asam asetat adalah ….
A. Ar-Razi
B. Al-Farabi
C. Al-Khawarismi
D. Jabir Ibn Hayyan
E. Ibnu Sina
Lampiran 16. Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest

KISI-KISI INSTRUMEN

B. Kompetensi Inti (KI)


KI.1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
KI.2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI. 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerap-kan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI. 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
C. KISI-KISI

Kompetens Indikator Aspek Jumlah


i Dasar Pencapaian Total Soal
C1 C2 C3 C4 C5 C6 Pilihan
Ganda
3.8 Mengkaji 1, 5, 6 15 18 5
Mengana literatur
lisis sifat tentang
larutan larutan
berdasar elektrolit
kan daya dan non-
hantar elektrolit.
listrikny
a

Mengidentifi 16, 24 4
kasi sifat- 19,
sifat larutan 27
elektrolit
dan non
elektrolit
melalui
percobaan
Mengelomp 9 11 2
okkan
larutan ke
dalam
elektrolit
kuat,
elektrolit
lemah, dan
nonelektroli
t
berdasarkan
daya hantar
listriknya.

Menganalisi 2 12 7, 7
s penyebab 22, 10,
larutan 26 17
elektrolit
dapat
menghantar
kan arus
listrik

Menyimpulk 3 14, 4, 7
an bahwa 21 13
larutan 23,
elektrolit 28
dapat
berupa
senyawa ion
atau
senyawa
kovalen
polar
Menerapkan 8, 20 3
konsep 25
larutan
elektrolit
dalam
kehidupan
sehari-hari

Jumlah total = 3 5 9 7 3 1 28 Soal


soa soal soal soal soal soal
l
10, 10,7 100%
7 7,8 2,1 25% % 3,6
% % % %
Lampiran 17a. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
Uji Normalitas Pre-Test Kelas Eksperimen
Kelas X MIA-1

Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis
k
( f o  f h ) 2
X 2
  fh
i 1
Kriteria yang digunakan
diterima jika Ho X 2
hitung  X 2
tabel

Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = 61
Nilai minimal = 25
Rentang nilai (R) = (61-25) + 1 = 37
Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log 24 = 5,555 = 6
Panjang kelas (P) = R /K = 37/6 = 6,167 = 6

Tabel Mencari Rata-Rata dan Standar Deviasi


No. X X  X ( X  X )2
1 32 -11,88 141,02
2 50 6,13 37,52
3 29 -14,88 221,27
4 46 2,13 4,52
5 50 6,13 37,52
6 46 2,13 4,52
7 46 2,13 4,52
8 36 -7,88 62,02
9 39 -4,88 23,77
10 54 10,13 102,52
11 32 -11,88 141,02
12 36 -7,88 62,02
13 50 6,13 37,52
14 43 -0,88 0,77
15 46 2,13 4,52
16 57 13,13 172,27
17 57 13,13 172,27
18 39 -4,88 23,77
19 43 -0,88 0,77
20 46 2,13 4,52
21 61 17,13 293,27
22 36 -7,88 62,02
23 25 -18,88 356,27
24 54 10,13 102,52
∑ 1053 2072,63

Rata -rata ( x ) =
 X
=
1053
= 43,88
N 24
Standar deviasi (S):

2
S2 = (X i
 X )
n  1
= 2072,63
23
S2 = 90,1141
S = 9,4928
Daftar Nilai Frekuensi Pretest X MIA-1

Luas  fo  fh 2
Kelas Bk Zi P(Zi) fo fh
Daerah fh
24,5 -2,04 0,4794
25 – 30 0,0614 2 1,4743 0,1875
30,7 -1,39 0,4179
31 – 36 0,1471 5 3,5293 0,6128
36,8 -0,74 0,2709
37 – 43 0,2342 4 5,6201 0,4670
43,0 -0,09 0,0367
44 – 49 0,2481 5 5,9545 0,1530
49,2 0,56 -0,2114
50 – 55 0,1749 5 4,1978 0,1533
55,3 1,21 -0,3863
56 – 61 0,0820 3 1,9686 0,5403
61,5 1,86 -0,4683
Jumlah 24 X² = 2,1140

Keterangan:
Bk = batas kelas bawah - 0.5
Zi Bk  X
 i

S
P(Zi) = nilai Zi pada tabel luas di bawah lengkung kurva normal standar
dari O s/d Z
Luas Daerah  P (Z 1 )  P(Z 2 )

fh = luas daerah x N
fo  f i

Untuk a = 5%, dengan dk = 6-1 = 5 diperoleh X² tabel = 11,07


Karena X² < X² tabel, maka data tersebut berdistribusi normal
Lampiran 17b. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
Uji Normalitas Pre-Test Kelas Kontrol
Kelas X MIA-2

Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis
k
( fo  fh )2
X 2
 
i 1 fh
Kriteria yang digunakan
diterima jika Ho X 2
hitung  X 2
tabel

Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = 61
Nilai minimal = 21
Rentang nilai (R) = (61-21) + 1 = 41
Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log 22 = 5,430 = 5
Panjang kelas (P) = R /K = 41/5 = 8,200 = 8

Tabel Mencari Rata-Rata dan Standar Deviasi


No. X X  X ( X  X ) 2

1 61 22,14 490,02
2 32 -6,86 47,11
3 61 22,14 490,02
4 36 -2,86 8,20
5 43 4,14 17,11
6 36 -2,86 8,20
7 32 -6,86 47,11
8 39 0,14 0,02
9 50 11,14 124,02
10 21 -17,86 319,11
11 46 7,14 50,93
12 25 -13,86 192,20
13 39 0,14 0,02
14 39 0,14 0,02
15 21 -17,86 319,11
16 25 -13,86 192,20
17 43 4,14 17,11
18 32 -6,86 47,11
19 46 7,14 50,93
20 39 0,14 0,02
21 46 7,14 50,93
22 43 4,14 17,11
∑ 855 2488,59

Rata -rata ( x ) =
 X
=
855
= 38,86
N 22
Standar deviasi (S):

2
S2 = (X i  X )
n  1
= 2488,59
21
S2 = 118,5043
S = 10,8860
Daftar Nilai Frekuensi Observasi Kelas X MIA-2

Zi P(Zi) Luas fo  fh 2
Kelas Bk fo fh
Daerah fh
20,5 -1,69 0,4542
21 – 28 0,1294 4 2,8475 0,4664
28,7 -0,93 0,3248
29 – 36 0,2532 5 5,5700 0,0583
36,9 -0,18 0,0716
37 – 45 0,2882 7 6,3406 0,0686
45,1 0,57 -0,2166
46 – 53 0,1910 4 4,2013 0,0096
53,3 1,33 -0,4076
54 – 61 0,0736 2 1,6193 0,0895
61,5 2,08 -0,4812
Jumlah 22 X² = 0,6925

Keterangan:
Bk = batas kelas bawah - 0.5
Zi Bk  X
 i

S
P(Zi) = nilai Zi pada tabel luas di bawah lengkung kurva normal standar
dari O s/d Z
Luas Daerah  P(Z 1 )  P(Z 2 )

fh = luas daerah x N
fo  f i

Untuk a = 5%, dengan dk = 5-1 = 4 diperoleh X² tabel = 9,49


Karena X² < X² tabel, maka data tersebut berdistribusi normal
Lampiran 18. Uji Homogenitas Pretest
Lampiran 19. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Uji Kesamaan Dua Rata-rata Nilai Pre Test Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Hipotesis
Ho : μ1 = μ2 (kedua kelas rata-rata sama)
Ha : μ1 ≠μ2 (kedua kelas rata-rata tidak sama)

Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:

Ho diterima apabila -t(1-(a)< t < t(1-(a)(n1+n2-2)

Daerah
penerimaan Ho

Dari data diperoleh:


Sumber Variasi Eksperimen Kontrol
Jumlah 1053 855
n 24 22
X 43,88 38,86
Varians (S2) 90,1141 118,5043
Standart deviasi (S) 9,4928 10,886

Berdasarkan rumus di atas diperoleh:

43,875 - 38,864
t =
24 - 1 90,114 + 22 - 1 118,504 1 + 1
24 + 22 - 2 24 22

5,011
t = = 1,668
10,182 x 0,295
Pada a = 5% dengan dk = 24 + 22 - 2 = 44 diperoleh t(0.95)(44) = 1.68023

Daerah penerimaan Ho

-1.668 1.668 1.680

Karena t hitung kurang dari atau sama dengan t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak
Sehingga tidak ada perbedaan rata-rata dari kedua kelompok
Lampiran 20a. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
Uji Normalitas Post-Test Kelas Eksperimen
Kelas X MIA-1

Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis
k
( f o  f h ) 2
X 2
 
i1 fh
Kriteria yang digunakan
diterima jika Ho X 2
hitung  X 2
tabel

Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = 96
Nilai minimal = 64
Rentang nilai (R) = (96-64) + 1 = 33
Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log 24 = 5,555 = 6
Panjang kelas (P) = R /K = 33/6 = 5,500 = 6

Tabel Mencari Rata-Rata dan Standar Deviasi


No. X X X (X  X ) 2

1 71 -11,58 134,17
2 93 10,42 108,51
3 75 -7,58 57,51
4 82 -0,58 0,34
5 96 13,42 180,01
6 93 10,42 108,51
7 79 -3,58 12,84
8 75 -7,58 57,51
9 68 -14,58 212,67
10 93 10,42 108,51
11 82 -0,58 0,34
12 86 3,42 11,67
13 89 6,42 41,17
14 75 -7,58 57,51
15 82 -0,58 0,34
16 89 6,42 41,17
17 93 10,42 108,51
18 79 -3,58 12,84
19 89 6,42 41,17
20 79 -3,58 12,84
21 93 10,42 108,51
22 71 -11,58 134,17
23 64 -18,58 345,34
24 86 3,42 11,67
∑ 1982 1907,83

Rata -rata ( x ) =
 X
=
1982
= 82,58
N 24
Standar deviasi (S): 2
S2 =  (X i  X )
n 1
= 1907,83
23
2
S = 82,9493
S = 9,1076
Daftar Nilai Frekuensi Pretest X MIA-1

Zi P(Zi) Luas fo  fh 2
Kelas Bk fo fh
Daerah fh
63,5 -2,10 0,4819
64 – 69 0,0499 2 1,1965 0,5396
69,0 -1,49 0,4321
70 – 74 0,1195 2 2,8673 0,2623
74,5 -0,89 0,3126
75 – 80 0,2009 6 4,8227 0,2874
80,0 -0,28 0,1117
81 – 85 0,2373 3 5,6944 1,2749
85,5 0,32 -0,1256
86 – 91 0,1967 5 4,7204 0,0166
91,0 0,92 -0,3223
92 – 96 0,1145 6 2,7469 3,8525
96,5 1,53 -0,4367
Jumlah 24 X² = 6,2333

Keterangan:
Bk = batas kelas bawah - 0.5
Zi Bk  X
 i
S
P(Zi) = nilai Zi pada tabel luas di bawah lengkung kurva normal standar
dari O s/d Z
Luas Daerah  P (Z 1 )  P (Z 2 )

fh = luas daerah x N
fo  f i

Untuk a = 5%, dengan dk = 6-1 = 5 diperoleh X² tabel = 11,07


Karena X² < X² tabel, maka data tersebut berdistribusi normal
Lampiran 20b. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
Uji Normalitas Pre-Test Kelas Kontrol
Kelas X MIA-2

Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis
k
( f o  f h ) 2
X
2
  fh
i1
Kriteria yang digunakan
diterima jika Ho X 2
hitung  X 2
tabel

Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = 93
Nilai minimal = 50
Rentang nilai (R) = (93-50) + 1 = 44
Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log 22 = 5,430 = 5 Kelas
Panjang kelas (P) = R /K = 44/5 = 8,800 = 9

Tabel Mencari Rata-Rata dan Standar Deviasi


No. X X X ( X  X ) 2

1 79 8,23 67,69
2 71 0,23 0,05
3 75 4,23 17,87
4 64 -6,77 45,87
5 79 8,23 67,69
6 75 4,23 17,87
7 71 0,23 0,05
8 75 4,23 17,87
9 82 11,23 126,05
10 50 -20,77 431,51
11 93 22,23 494,05
12 54 -16,77 281,32
13 71 0,23 0,05
14 79 8,23 67,69
15 54 -16,77 281,32
16 75 4,23 17,87
17 82 11,23 126,05
18 61 -9,77 95,51
19 71 0,23 0,05
20 64 -6,77 45,87
21 71 0,23 0,05
22 61 -9,77 95,51
∑ 1557 2297,86

Rata -rata ( x ) =
 X
=
1557
= 70,77
N 22
Standar deviasi (S):

2
S2 = (X i
 X )
n  1
= 2297,86
21
2
S = 109,4221
S = 10,4605
Daftar Nilai Frekuensi Observasi Kelas X MIA-2

Luas  fo  fh 2
Kelas Bk Zi P(Zi) fo fh
Daerah fh
49,5 -2,03 0,4790
50 – 58 0,0956 3 2,1024 0,3832
58,3 -1,19 0,3834
59 – 67 0,2462 4 5,4163 0,3703
67,1 -0,35 0,1372
68 – 75 0,3252 9 7,1551 0,4757
75,9 0,49 -0,1880
76 – 84 0,2205 5 4,8507 0,0046
84,7 1,33 -0,4085
85 – 93 0,0766 1 1,6857 0,2789
93,5 2,17 -0,4851
Jumlah 22 X² = 1,5128

Keterangan:
Bk = batas kelas bawah - 0.5
Zi Bk  X
 i

S
P(Zi) = nilai Zi pada tabel luas di bawah lengkung kurva normal standar
dari O s/d Z
Luas Daerah  P(Z 1 )  P(Z 2 )

fh = luas daerah x N
fo  f i

Untuk a = 5%, dengan dk = 5-1 = 4 diperoleh X² tabel = 9,49


Karena X² < X² tabel, maka data tersebut berdistribusi normal
Lampiran 21. Uji Homogenitas Data Akhir
Lampiran 22. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Posttest

Uji Kesamaan Dua Rata-rata Nilai Post Test Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Hipotesis
Ho : μ1 = μ2 (kedua kelas rata-rata sama)
Ha : μ1 ≠μ2 (kedua kelas rata-rata tidak sama)

Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:

Ho diterima apabila -t(1-(a)< t < t(1-(a)(n1+n2-2)

Daerah
penerimaan Ho

Dari data diperoleh:


Sumber Variasi Eksperimen Kontrol
Jumlah 1982 1557
n 24 22
X 82,58 70,77
Varians (S2) 82,9493 109,4221
Standart deviasi (S) 9,1076 10,4605
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:

82,583 - 70,773
t =

24 - 1 82,949 + 22 - 1 109,422 1 + 1
24 + 22 - 2 24 22

11,811
t = = 4,093
9,777 x 0,295

Pada a = 5% dengan dk = 24 + 22 - 2 = 44 diperoleh t(0.95)(44) = 1,68023

Daerah penerimaan Ho

-4,093 4,093 1,680

Karena t hitung lebih dari t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima
Daerah penerimaan Ho
Sehingga ada perbedaan rata-rata dari kedua kelompok
Lampiran 23. Uji Pihak Kanan

Uji Pihak Kanan Nilai Post Test Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Hipotesis

Ho :
Ha
:

Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:

Ho diterima apabila -t(1-a)< t < t(1-a)(n1+n2-2)

Daerah
penerimaan Ho

Dari data diperoleh:


Sumber Variasi Eksperimen Kontrol
Jumlah 1982 1557
N 24 22
X 82.58 70.77
Varians (S2) 82.9493 109.4221
Standart deviasi (S) 9.1076 10.4605
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:

82.583 - 70.773
t =
24 - 1 82.949 + 22 - 1 109.422 1 + 1
24 + 22 - 2 24 22

11.811
t = = 4.093
9.777 x 0.295
Daerah

Pada a = 5% dengan dk = 24 + 22 - 2 = 44 diperoleh t(0.95)(44) = 1.68023

penerimaan
Ho
-1.680 1.680 4.093

Karena t hitung lebih dari t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima Sehingga diketahui bahwa
Rata-rata hasil belajar (kognitif) peserta didik dengan pembelajaran menggunakan modul kimia berbasis Unity Of Sciences
lebih besar daripada rata-rata hasil belajar (kognitif) peserta didik dengan pembelajaran menggunakan LKS
Lampiran 24a. Uji N-Gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen

NILAI
NO KODE Nilai N-Gain Kategori
PREETEST POSTTEST
1 E-001 32 71 0,57 Sedang
2 E-002 50 93 0,86 Tinggi
3 E-003 29 75 0,65 Sedang
4 E-004 46 82 0,67 Sedang
5 E-005 50 96 0,92 Tinggi
6 E-006 46 93 0,87 Tinggi
7 E-007 46 79 0,61 Sedang
8 E-008 36 75 0,61 Sedang
9 E-009 39 68 0,48 Sedang
10 E-010 54 93 0,85 Tinggi
11 E-011 32 82 0,74 Tinggi
12 E-012 36 86 0,78 Tinggi
13 E-013 50 89 0,78 Tinggi
14 E-014 43 75 0,56 Sedang
15 E-015 46 82 0,67 Sedang
16 E-016 57 89 0,74 Tinggi
17 E-017 57 93 0,84 Tinggi
18 E-018 39 79 0,66 Sedang
19 E-019 43 89 0,81 Tinggi
20 E-020 46 79 0,61 Sedang
21 E-021 61 93 0,82 Tinggi
22 E-022 36 71 0,55 Sedang
23 E-023 25 64 0,52 Sedang
24 E-024 54 86 0,70 Sedang
JUMLAH 1053 1982
0,70 Tinggi
RATA-RATA 43,875 82,5833333
Lampiran 24b. Uji N-Gain Kelas Kontrol

NILAI Nilai
NO KODE N- Kategor i
PREETEST POSTTEST Gain
1 K-001 61 79 0,46 Sedang
2 K-002 32 71 0,57 Sedang
3 K-003 61 75 0,36 Sedang
4 K-004 36 64 0,44 Sedang
5 K-005 43 79 0,63 Sedang
6 K-006 36 75 0,61 Sedang
7 K-007 32 71 0,57 Sedang
8 K-008 39 75 0,59 Sedang
9 K-009 50 82 0,64 Sedang
10 K-010 21 50 0,37 Sedang
11 K-011 46 93 0,87 Tinggi
12 K-012 25 54 0,39 Sedang
13 K-013 39 71 0,52 Sedang
14 K-014 39 79 0,66 Sedang
15 K-016 21 54 0,42 Sedang
16 K-017 25 75 0,67 Sedang
17 K-018 43 82 0,68 Sedang
18 K-019 32 61 0,43 Sedang
19 K-020 46 71 0,46 Sedang
20 K-021 39 64 0,41 Sedang
21 K-022 46 71 0,46 Sedang
22 K-023 43 61 0,32 Sedang
JUMLAH 855 1557
0,52 Sedang
RATA-RATA 38,8636364 70,7727273
Lampiran 24c. Uji N-gain SATCL Kelas Eksperimen

NILAI Nilai N-
NO KODE Kategori
PREETEST POSTTEST Gain
1 E-001 51 70 0,39 Sedang
2 E-002 64 75 0,31 Sedang
3 E-003 53 69 0,34 Sedang
4 E-004 68 73 0,16 Rendah
5 E-005 71 96 0,86 Tinggi
6 E-006 63 78 0,41 Sedang
7 E-007 40 58 0,30 Sedang
8 E-008 60 68 0,20 Rendah
9 E-009 41 65 0,41 Sedang
10 E-010 59 75 0,39 Sedang
11 E-011 68 83 0,47 Sedang
12 E-012 64 75 0,31 Sedang
13 E-013 64 70 0,17 Rendah
14 E-014 54 68 0,30 Sedang
15 E-015 71 85 0,48 Sedang
16 E-016 68 82 0,44 Sedang
17 E-017 75 85 0,40 Sedang
18 E-018 71 83 0,41 Sedang
19 E-019 68 75 0,22 Rendah
20 E-020 74 88 0,54 Sedang
21 E-021 58 73 0,36 Sedang
22 E-022 51 67 0,33 Sedang
23 E-023 59 70 0,27 Rendah
24 E-024 81 94 0,68 Sedang
JUMLAH 1496 1825
0,38 Sedang
RATA-RATA 62,3333333 76,0416667
Lampiran 24d. Uji N-gain SATCL Kelas Kontrol

NILAI Nilai N-
NO KODE Kategori
PREETEST POSTTEST Gain
1 K-001 50 80 0,60 Sedang
2 K-002 65 70 0,14 Rendah
3 K-003 76 76 0,00 Rendah
4 K-004 53 50 -0,06 Rendah
5 K-005 64 67 0,08 Rendah
6 K-006 67 75 0,24 Rendah
7 K-007 56 60 0,09 Rendah
8 K-008 54 68 0,30 Sedang
9 K-009 62 62 0,00 Rendah
10 K-010 40 47 0,12 Rendah
11 K-011 75 88 0,52 Sedang
12 K-012 62 50 -0,32 Rendah
13 K-013 54 60 0,13 Rendah
14 K-014 51 62 0,22 Rendah
15 K-016 40 53 0,22 Rendah
16 K-017 70 70 0,00 Rendah
17 K-018 59 73 0,34 Sedang
18 K-019 67 70 0,09 Rendah
19 K-020 70 75 0,17 Rendah
20 K-021 65 59 -0,17 Rendah
21 K-022 51 86 0,71 Tinggi
22 K-023 56 79 0,52 Sedang
JUMLAH 1307 1480
0,18 Rendah
RATA-RATA 59,4090909 67,2727273
Lampiran 25. Kisi-kisi dan Angket Respon Peserta Didik
Terhadap Modul

KISI-KISI ANGKET TANGGAPAN PESERTA DIDIK TERHADAP MODUL


KIMIA BERBASIS UNITY OF SCIENCES MATERI LARUTAN
ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT
No. Indikator Pernyataan
1. Kemandirian belajar 1. Saya merasa malas untuk membaca
modul ini apalagi mengerjakan soal-
soal yang ada didalamnya.
2. Modul ini mendorong saya untuk
selalu belajar dan mengerjakan soal-
soal yang ada dalam modul.
3. Modul ini memudahkan saya untuk
memahami materi larutan elektrolit
dan non-elektrolit.
4. Saya masih memerlukan sumber lain
(buku, guru, teman) ketika belajar
menggunakan modul ini.
2. Minat terhadap 1. Saya lebih tertarik karena dalam
modul mengaitkan antara ilmu kimia
modul
dengan Ayat-ayat Al-Quran dan Hadits
2. Modul ini membuat saya malas belajar
kimia karena banyak bacaan.
3. Saya lebih tertarik belajar dengan
modul ini karena ilmu kimia dikaitkan
dengan bidang ilmu lainya sehingga
saya lebih memahami ilmu kimia.
4. Saya merasa kesulitan jika materi
kimia dihubungkan dengan Al-Quran
dan Hadits
1. Modul ini memudahkan saya untuk
3. Kemudahan dalam
belajar secara mandiri
memahami materi 2. Materi yang disajikan menggunakan
bahasa yang rumit sehingga saya sulit
untuk memahami.
3. Bacaan dan tulisan yang terdapat
dalam modul kurang jelas dan sulit
dipahami
4. Bacaan dan tulisan yang terdapat
dalam modul jelas dan mudah saya
pahami.
4. Penyajian modul 1. Modul ini disajikan dengan contoh
yang berada di lingkungan sekitar
saya.
2. Gambar yang disajikan jelas dan
memudahkan saya untuk memahami
materi.
3. Materi yang disajikan menggunakan
bahasa yang sederhana
4. Materi larutan elektrolit dan
nonelektrolit yang disajikan dalam
modul ini sulit saya pahami.
5. Modul ini tidak disajikan dengan
contoh yang berada di lingkungan
sekitar saya
6. Gambar yang disajikan kurang jelas
dan kurang membantu saya untuk
memahami materi.
5. Strategi Unity of 1. Modul berbasis Unity of Ssciences
mampu membawa saya untuk
Sciences
mensyukuri adanya keterkaitan
partikel dalam larutan elektrolit
sehingga dapat menghantarkan listrik
sebagai wujud kebesaran Allah SWT
yang dapat dipelajari dan
diaplikasikan dalam kehidupan.
2. Modul dengan basis unity of sciences
memberikan pengetahuan berupa
pada dasarnya ilmu adalah satu dan
berpusat pada Allah SWT.
3. Modul dengan basis unity of sciences
tidak memberikan pengetahuan bahwa
pada dasarnya ilmu pengetahuan
adalah satu kesatuan yang bersumber
dari Allah SWT.
4. Modul berbasis unity of sciences tidak
membawa pengaruh bagi saya tentang
wujud kebesaran Allah SWT.

LEMBAR ANGKET TANGGAPAN PESERTA DIDIK TERHADAP MODUL KIMIA


BERBASIS UNITY OF SCIENCES MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN
NONELEKTROLIT
Nama/Kelas :
Modul ini ditujukan bagi kalian peserta didik MA kelas X. Untuk itu kami
memerlukan tanggapan kalian tentang modul ini. Isilah angket sesuai dengan
pendapat kalian. Sebelum mengisi bacalah terlebih dahulu petunjuk pengisian.
Petunjuk Pengisian:
1. Bacalah baik-baik setiap item dan alternatife jawaban
2. Berilah tanda check () pada kolom “STS”, “TS”, “KS”, “S”, “SS”
Keterangan:
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
KS = Kurang Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
3. Isilah semua item dengan jujur karena ini tidak akan mempengaruhi
nilai kalian.
4. Kriteria penilaian adalah sebagai berikut.

No Pernyataan Sikap
STS TS KS S SS
1 Saya lebih tertarik karena dalam modul
mengaitkan antara ilmu kimia dengan
Ayat-ayat Al-Quran dan Hadits
2. Saya merasa malas untuk membaca
modul ini apalagi mengerjakan soal-soal
yang ada didalamnya.
3. Modul ini memudahkan saya untuk
belajar secara mandiri
4. Gambar yang disajikan kurang jelas dan
kurang membantu saya untuk
memahami materi.
5. Modul berbasis Unity of Ssciences mampu
membawa saya untuk mensyukuri
adanya keterkaitan partikel dalam
larutan elektrolit sehingga dapat
menghantarkan listrik sebagai wujud
kebesaran Allah SWT yang dapat
dipelajari dan diaplikasikan dalam
kehidupan.
6. Modul ini memudahkan saya untuk
memahami materi larutan elektrolit dan
non-elektrolit.
7. Saya lebih tertarik belajar dengan modul
ini karena ilmu kimia dikaitkan dengan
bidang ilmu lainya sehingga saya lebih
memahami ilmu kimia.
8. Bacaan dan tulisan yang terdapat dalam
modul kurang jelas dan sulit dipahami
9. Materi yang disajikan menggunakan
bahasa yang rumit sehingga saya sulit
untuk memahami
10. Modul dengan basis unity of sciences
memberikan pengetahuan berupa pada
dasarnya ilmu adalah satu dan berpusat
pada Allah SWT.
11. Modul dengan basis unity of sciences
tidak memberikan pengetahuan bahwa
pada dasarnya ilmu pengetahuan adalah
satu kesatuan yang bersumber dari Allah
SWT.
12. Modul ini membuat saya malas belajar
kimia karena banyak bacaan.
13. Bacaan dan tulisan yang terdapat dalam
modul jelas dan mudah saya pahami.
14. Modul ini tidak disajikan dengan contoh
yang berada di lingkungan sekitar saya
15. Modul ini mendorong saya untuk selalu
belajar dan mengerjakan soal-soal yang
ada dalam modul.
16. Saya masih memerlukan sumber lain
(buku, guru, teman) ketika belajar
menggunakan modul ini
17. Saya merasa kesulitan jika materi kimia
dihubungkan dengan Al-Quran dan
Hadits
18. Gambar yang disajikan jelas dan
memudahkan saya untuk memahami
materi.
19. Modul ini disajikan dengan contoh yang
berada di lingkungan sekitar saya.
20. Modul berbasis unity of sciences tidak
membawa pengaruh bagi saya tentang
wujud kebesaran Allah SWT.
21. Materi yang disajikan menggunakan
bahasa yang sederhana
22. Materi larutan elektrolit dan
nonelektrolit yang disajikan dalam
modul ini sulit saya pahami.
Lampiran 24b. Analisis Angket Respon
Kemudahan dalam
Kemandirian belajar Minat terhadap Modul Penyajian modul Strategi Unity of Sciences
No. Responden memahami materi
2 6 15 16 1 7 12 17 3 8 13 21 4 9 14 18 19 22 5 10 11 20
1 R-1 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 1 4 5 5 4 4 4 3 3
2 R-2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4
3 R-3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4
4 R-4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 5 4 2
5 R-5 3 4 4 4 4 4 3 5 4 5 5 3 4 5 5 5 5 3 4 5 5 4
6 R-6 3 3 4 4 4 4 5 5 3 3 3 3 4 4 5 4 5 4 5 5 3 5
7 R-7 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 3 3
8 R-8 3 4 3 3 4 3 4 3 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3
9 R-9 4 4 3 4 5 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 2 3 3 4 5 3 5
10 R-10 4 4 4 3 5 4 5 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
11 R-11 3 4 5 4 4 4 3 5 3 2 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3
12 R-12 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4
13 R-13 3 4 4 4 4 3 3 5 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4
14 R-14 3 4 3 4 5 3 3 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
15 R-15 4 3 4 3 4 2 3 4 3 5 5 2 5 3 4 4 3 4 4 5 3 3
16 R-16 3 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 5 3 4 4 3 5 4 4 5
17 R-17 4 3 4 3 5 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 5 3 4 4 3 3 4
18 R-18 4 3 4 3 5 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 4
19 R-19 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 4 3 3 2 2
20 R-20 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 5 4 4 5 4 4 4 3
21 R-21 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 5 4 4 3 4 5 3 5 4
22 R-22 4 3 5 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 5 3 4 4 4 3 4 3
23 R-23 4 4 3 3 4 4 2 4 2 3 3 2 3 5 4 4 3 4 4 4 5 4
24 R-24 5 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 5 5 4 5 5 4 4 4
Jumlah Skor 86 88 92 82 99 84 84 91 87 84 92 75 88 91 93 98 94 92 102 99 89 89
Persentase 71,67 73,333 76,67 68,333 82,5 70 70 75,833 72,5 70 76,67 62,5 73,333 75,83 77,5 81,67 78,33 76,67 85 82,5 74,17 74,17
Rata-rata 72,5 74,58333333 70,41666667 77,22222222 78,95833333
Persentase 74,73611111
Kriteria BAIK
Lampiran 27. Sampel Pengisian Angket
Lampiran 28. Analisis Hasil Soal Non Tes
ANALISIS UJI COBA INSTRUMEN NON TES

BUTIR PERNYATAAN (X) SKOR


NO KODE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 (Y)
1 UC-001 2 5 4 5 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 3 56
2 UC-002 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 5 4 4 60
3 UC-003 3 4 3 3 2 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 5 55
4 UC-004 2 5 4 3 3 4 4 5 4 3 5 4 3 4 2 3 58
5 UC-005 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 77
6 UC-006 4 5 4 4 4 5 4 4 3 2 3 5 3 5 4 3 62
7 UC-007 2 4 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 46
8 UC-008 4 2 4 4 4 3 5 4 3 2 2 2 4 4 3 4 54
9 UC-009 2 1 3 5 4 5 3 4 5 2 4 2 3 4 2 3 52
10 UC-010 5 3 4 3 4 5 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 60
11 UC-011 4 3 4 5 4 4 5 4 4 3 5 4 5 4 4 4 66
12 UC-012 2 4 4 5 4 4 5 4 4 3 2 4 4 4 3 4 60
13 UC-013 4 4 4 2 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 56
14 UC-014 2 5 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 2 3 3 4 54
15 UC-015 4 5 3 5 4 5 4 3 4 4 5 4 4 5 5 4 68
16 UC-016 4 5 4 4 4 3 4 5 4 3 4 4 5 4 5 4 66
17 UC-017 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 3 68
18 UC-018 5 4 3 4 5 4 4 5 4 5 4 3 5 4 4 3 66
19 UC-019 3 4 4 3 4 3 3 4 5 4 5 4 4 3 3 4 60
20 UC-020 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 70
21 UC-021 3 4 4 5 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 58
22 UC-022 4 3 3 4 3 4 4 2 3 2 3 3 4 5 4 3 54
23 UC-023 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 5 56
24 UC-024 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 75
JUMLAH 84 96 93 94 92 96 96 93 92 80 86 87 91 97 91 89 1457
X^2
Y^2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
4 25 16 25 16 16 16 16 9 4 4 4 16 16 16 9 3136
9 16 16 9 16 16 16 9 16 16 16 9 9 25 16 16 3600
9 16 9 9 4 16 16 9 16 16 9 9 9 16 9 25 3025
4 25 16 9 9 16 16 25 16 9 25 16 9 16 4 9 3364
25 25 25 25 25 25 16 25 25 16 25 25 16 25 25 25 5929
16 25 16 16 16 25 16 16 9 4 9 25 9 25 16 9 3844
4 16 9 9 4 9 9 9 9 4 4 9 16 9 9 9 2116
16 4 16 16 16 9 25 16 9 4 4 4 16 16 9 16 2916
4 1 9 25 16 25 9 16 25 4 16 4 9 16 4 9 2704
25 9 16 9 16 25 16 16 9 16 9 16 16 9 16 9 3600
16 9 16 25 16 16 25 16 16 9 25 16 25 16 16 16 4356
4 16 16 25 16 16 25 16 16 9 4 16 16 16 9 16 3600
16 16 16 4 9 16 16 16 16 4 4 16 16 16 16 9 3136
4 25 16 9 16 16 16 16 9 16 4 9 4 9 9 16 2916
16 25 9 25 16 25 16 9 16 16 25 16 16 25 25 16 4624
16 25 16 16 16 9 16 25 16 9 16 16 25 16 25 16 4356
25 16 25 16 25 16 16 16 16 16 25 16 16 16 25 9 4624
25 16 9 16 25 16 16 25 16 25 16 9 25 16 16 9 4356
9 16 16 9 16 9 9 16 25 16 25 16 16 9 9 16 3600
16 25 25 16 16 25 16 16 25 16 16 25 16 16 25 16 4900
9 16 16 25 9 9 16 9 9 16 16 16 9 16 16 9 3364
16 9 9 16 9 16 16 4 9 4 9 9 16 25 16 9 2916
9 9 16 9 16 9 9 9 16 16 9 16 9 16 9 25 3136
25 25 16 25 25 16 25 25 16 25 25 16 25 16 25 25 5625
322 410 369 388 368 396 392 375 364 290 340 333 359 401 365 343 89743
XY
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
112 280 224 20 224 64 224 64 168 32 112 18 224 16 224 48
180 240 240 180 240 240 240 180 240 240 240 180 180 300 240 240
165 220 165 165 110 220 220 165 220 220 165 165 165 220 165 275
116 290 232 174 174 232 232 290 232 174 290 232 174 232 116 174
385 385 385 385 385 385 308 385 385 308 385 385 308 385 385 385
248 310 248 248 248 310 248 248 186 124 186 310 186 310 248 186
92 184 138 138 92 138 138 138 138 92 92 138 184 138 138 138
216 108 216 216 216 162 270 216 162 108 108 108 216 216 162 216
104 52 156 260 208 260 156 208 260 104 208 104 156 208 104 156
300 180 240 180 240 300 240 240 180 240 180 240 240 180 240 180
264 198 264 330 264 264 330 264 264 198 330 264 330 264 264 264
120 240 240 300 240 240 300 240 240 180 120 240 240 240 180 240
224 224 224 112 168 224 224 224 224 112 112 224 224 224 224 168
108 270 216 162 216 216 216 216 162 216 108 162 108 162 162 216
272 340 204 340 272 340 272 204 272 272 340 272 272 340 340 272
264 330 264 264 264 198 264 330 264 198 264 264 330 264 330 264
340 272 340 272 340 272 272 272 272 272 340 272 272 272 340 204
330 264 198 264 330 264 264 330 264 330 264 198 330 264 264 198
180 240 240 180 240 180 180 240 300 240 300 240 240 180 180 240
280 350 350 280 280 350 280 280 350 280 280 350 280 280 350 280
174 232 232 290 174 174 232 174 174 232 232 232 174 232 232 174
216 162 162 216 162 216 216 108 162 108 162 162 216 270 216 162
168 168 224 168 224 168 168 168 224 224 168 224 168 224 168 280
375 375 300 375 375 300 375 375 300 375 375 300 375 300 375 375
5233 5914 5702 5519 5686 5717 5869 5559 5643 4879 5361 5284 5592 5721 5647 5335
BUTIR PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7 8
n 24
∑XY 5233 5914 5702 5519 5686 5717 5869 5559
∑X2 322 410 369 388 368 396 392 375
∑Y2 89743
(∑X)2 7056 9216 8649 8836 8464 9216 9216 8649
VALIDITAS

(∑Y)2 2122849
(n(∑XY)-(∑X)(∑Y) 3204 2064 1347 -4502 2420 -2664 984 -2085
n(∑X 2 )-(∑X)2 672 624 207 476 368 288 192 351
n(∑Y 2 )-(∑Y)2 30983
√(n(∑X2 )-(∑X)2 )(n(∑Y 2 )-(∑Y)2 ) 4563 4397 2532 3840.301 3377 2987.157 2439 3297.73
rhitung 0.702 0.469 0.532 -1.172 0.717 -0.892 0.403 -0.632
rtabel 0.404 Dengan taraf signifikan 5 % dan N = 24 di peroleh rtabel = 0,404
Kriteria VALID VALID VALID INVALID VALID INVALID INVALID INVALID

9 10 11 12 13 14 15 16

5643 4879 5361 5284 5592 5721 5647 5335


364 290 340 333 359 401 365 343

8464 6400 7396 7569 8281 9409 8281 7921

1388 536 3362 57 1621 -4025 2941 -1633


272 560 764 423 335 215 479 311

2903 4165.3907 4865 3620.2 3222 2581 3852 3104.14


0.478 0.129 0.691 0.016 0.503 -1.559 0.763 -0.526
h rtabel = 0,404
VALID INVALID VALID INVALID VALID INVALID VALID INVALID
Lampiran 28a. Uji Reliabilitas Soal Non Tes Eksperimen
n 24
∑Xi2 322 410 369 388 368 396 392 375
2
∑(X i) 7056 9216 8649 8836 8464 9216 9216 8649
∑(X i)2/n 294 384 360.38 368.1667 352.67 384 384 360.375
∑Xi2-∑(X i)2/n 28 26 8.625 19.83333 15.333 12 8 14.625
σi 2 1.1667 1.0833 0.3594 0.826389 0.6389 0.5 0.33333 0.60938
RELIABILITAS

∑X2 89743
∑(X)2 2122849
∑(X)2/n 88452.042
∑X2-∑(X)2/n 1290.958
σt2 53.790
k 16
k-1 15
k/(k-1) 1.0667
1 - σt2 0.789
r11 0.842
Kriteria RELIABEL

364 290 340 333 359 401 365 343


8464 6400 7396 7569 8281 9409 8281 7921
352.67 266.66667 308.16667 315.38 345.04 392.04 345.04 330.042
11.333 23.333333 31.833333 17.625 13.958 8.9583 19.958 12.9583
0.4722 0.9722222 1.3263889 0.7344 0.5816 0.3733 0.8316 0.53993 11.349
Lampiran 28b. Uji Validitas Non Tes Kelas Kontrol
ANALISIS UJI COBA INSTRUMEN NON TES

BUTIR PERNYATAAN (X) SKOR


NO KODE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 (Y)
1 K-001 4 4 5 4 3 5 5 3 4 4 3 3 4 4 4 5 64
2 K-002 4 5 4 3 3 5 5 2 3 1 2 5 4 3 3 4 56
3 K-003 5 4 3 4 5 4 4 4 4 3 4 5 3 3 2 4 61
4 K-004 3 2 3 3 1 2 2 3 3 4 3 3 3 2 2 1 40
5 K-005 3 5 3 3 3 5 5 1 3 1 2 5 4 4 5 2 54
6 K-006 5 2 4 5 4 5 5 3 4 3 2 2 4 5 3 4 60
7 K-007 4 2 2 3 3 2 3 2 4 3 3 4 3 3 4 3 48
8 K-008 5 3 4 4 4 2 4 3 3 3 2 3 4 3 4 4 55
9 K-009 4 2 3 2 3 5 4 3 3 2 4 3 3 4 3 2 50
10 K-010 3 2 1 2 2 3 3 3 3 3 2 1 3 2 2 3 38
11 K-011 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 70
12 K-012 3 2 2 4 3 3 3 2 3 2 2 1 3 3 2 2 40
13 K-013 4 2 3 4 3 2 3 3 3 4 3 2 2 3 3 4 48
14 K-014 5 2 3 4 3 3 5 4 3 2 2 3 3 4 2 2 50
15 K-015 3 1 4 4 3 2 2 4 4 2 4 1 3 1 2 2 42
16 K-016 2 2 5 3 4 3 5 4 2 3 3 3 4 5 4 4 56
17 K-017 4 3 4 3 5 4 3 4 3 3 4 3 3 5 4 3 58
18 K-018 3 4 4 3 3 2 4 3 4 5 3 4 4 4 4 2 56
19 K-019 4 5 3 4 4 3 4 5 4 4 4 3 5 3 2 3 60
20 K-020 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 47
21 K-021 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 69
22 K-022 4 3 4 5 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 3 3 63
23
24
JUMLAH 84 67 75 78 75 74 86 72 76 69 68 68 77 78 69 69 1185

X^2
Y^2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
16 16 25 16 9 25 25 9 16 16 9 9 16 16 16 25 4096
16 25 16 9 9 25 25 4 9 1 4 25 16 9 9 16 3136
25 16 9 16 25 16 16 16 16 9 16 25 9 9 4 16 3721
9 4 9 9 1 4 4 9 9 16 9 9 9 4 4 1 1600
9 25 9 9 9 25 25 1 9 1 4 25 16 16 25 4 2916
25 4 16 25 16 25 25 9 16 9 4 4 16 25 9 16 3600
16 4 4 9 9 4 9 4 16 9 9 16 9 9 16 9 2304
25 9 16 16 16 4 16 9 9 9 4 9 16 9 16 16 3025
16 4 9 4 9 25 16 9 9 4 16 9 9 16 9 4 2500
9 4 1 4 4 9 9 9 9 9 4 1 9 4 4 9 1444
16 25 16 16 25 16 25 16 16 16 25 16 16 25 16 25 4900
9 4 4 16 9 9 9 4 9 4 4 1 9 9 4 4 1600
16 4 9 16 9 4 9 9 9 16 9 4 4 9 9 16 2304
25 4 9 16 9 9 25 16 9 4 4 9 9 16 4 4 2500
9 1 16 16 9 4 4 16 16 4 16 1 9 1 4 4 1764
4 4 25 9 16 9 25 16 4 9 9 9 16 25 16 16 3136
16 9 16 9 25 16 9 16 9 9 16 9 9 25 16 9 3364
9 16 16 9 9 4 16 9 16 25 9 16 16 16 16 4 3136
16 25 9 16 16 9 16 25 16 16 16 9 25 9 4 9 3600
9 9 9 9 4 9 9 9 9 16 9 4 9 9 9 9 2209
25 16 16 16 25 16 25 25 16 16 16 16 16 25 16 16 4761
16 9 16 25 16 9 16 16 25 25 16 16 16 16 9 9 3969
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
336 237 275 290 279 276 358 256 272 243 228 242 279 302 235 241 65585
XY
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
256 256 320 64 192 125 320 27 256 100 192 48 256 36 256 80
224 280 224 168 168 280 280 112 168 56 112 280 224 168 168 224
305 244 183 244 305 244 244 244 244 183 244 305 183 183 122 244
120 80 120 120 40 80 80 120 120 160 120 120 120 80 80 40
162 270 162 162 162 270 270 54 162 54 108 270 216 216 270 108
300 120 240 300 240 300 300 180 240 180 120 120 240 300 180 240
192 96 96 144 144 96 144 96 192 144 144 192 144 144 192 144
275 165 220 220 220 110 220 165 165 165 110 165 220 165 220 220
200 100 150 100 150 250 200 150 150 100 200 150 150 200 150 100
114 76 38 76 76 114 114 114 114 114 76 38 114 76 76 114
280 350 280 280 350 280 350 280 280 280 350 280 280 350 280 350
120 80 80 160 120 120 120 80 120 80 80 40 120 120 80 80
192 96 144 192 144 96 144 144 144 192 144 96 96 144 144 192
250 100 150 200 150 150 250 200 150 100 100 150 150 200 100 100
126 42 168 168 126 84 84 168 168 84 168 42 126 42 84 84
112 112 280 168 224 168 280 224 112 168 168 168 224 280 224 224
232 174 232 174 290 232 174 232 174 174 232 174 174 290 232 174
168 224 224 168 168 112 224 168 224 280 168 224 224 224 224 112
240 300 180 240 240 180 240 300 240 240 240 180 300 180 120 180
141 141 141 141 94 141 141 141 141 188 141 94 141 141 141 141
345 276 276 276 345 276 345 345 276 276 276 276 276 345 276 276
252 189 252 315 252 189 252 252 315 315 252 252 252 252 189 189
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4606 3771 4160 4080 4200 3897 4776 3796 4155 3633 3745 3664 4230 4136 3808 3616
BUTIR PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7 8
n 22
∑XY 4606 3771 4160 4080 4200 3897 4776 3796
∑X2 336 237 275 290 279 276 358 256
∑Y2 65585
(∑X)2 7056 4489 5625 6084 5625 5476 7396 5184
VALIDITAS

(∑Y)2 1404225
(n(∑XY)-(∑X)(∑Y) 1792 3567 2645 -2670 3525 -1956 3162 -1808
n(∑X2)-(∑X)2 336 725 425 296 513 596 480 448
n(∑Y2)-(∑Y)2 38645
√(n(∑X2)-(∑X)2)(n(∑Y2)-(∑Y)2) 3603 5293.2 4053 3382.147 4453 4799.21 4307 4160.88
rhitung 0.497 0.674 0.653 -0.789 0.792 -0.408 0.734 -0.435
rtabel 0.423 Dengan taraf signifikan 5 % dan N = 24 di peroleh rtabel = 0,404
Kriteria VALID VALID VALID INVALID VALID INVALID VALID INVALID

9 10 11 12 13 14 15 16

4155 3633 3745 3664 4230 4136 3808 3616


272 243 228 242 279 302 235 241

5776 4761 4624 4624 5929 6084 4761 4761

1350 -1839 1810 28 1815 -1438 2011 -2213


208 585 392 700 209 560 409 541

2835 4754.7161 3892 5201.1 2842 4652 3976 4572.41


0.476 -0.387 0.465 0.005 0.639 -0.309 0.506 -0.484
h rtabel = 0,404
VALID INVALID VALID INVALID VALID INVALID VALID INVALID
Lampiran 28c. Uji Reliabilitas Soal Non Tes Kelas Kontrol

n 22
∑Xi2 336 237 275 290 279 276 358 256
∑(Xi)2 7056 4489 5625 6084 5625 5476 7396 5184
∑(Xi)2/n 320.73 204.05 255.68 276.5455 255.68 248.9091 336.182 235.636
∑Xi2-∑(Xi)2/n 15.273 32.955 19.318 13.45455 23.318 27.09091 21.8182 20.3636
σi 2 0.6942 1.4979 0.8781 0.61157 1.0599 1.231405 0.99174 0.92562
RELIABILITAS

∑X2 65585
∑(X)2 1404225
∑(X)2/n 63828.409
∑X2-∑(X)2/n 1756.591
σt2 79.845
k 16
k-1 15
k/(k-1) 1.0667
1 - σt2 0.8079
r11 0.862
Kriteria RELIABEL

272 243 228 242 279 302 235 241


5776 4761 4624 4624 5929 6084 4761 4761
262.55 216.40909 210.18182 210.18 269.5 276.55 216.41 216.409
9.4545 26.590909 17.818182 31.818 9.5 25.455 18.591 24.5909
0.4298 1.2086777 0.8099174 1.4463 0.4318 1.157 0.845 1.11777 15.337
Lampiran 29. HASIL WAWANCARA GURU
Hari/tanggal : 15 Oktober 2018
Nama : Mukhlisin, S.Pd., M.Sc
Sekolah : MA Walisongo Pecangaan Jepara

DAFTAR PERTANYAAN
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana proses Sesuai dengan aturan dari
pembelajaran kimia di kementrian agama dimana proses
sekolah? pembelajaran kimia di madrasah
aliyah sama dengan di SMA
2. Metode pembelajaran apa Metode pembelajaran yang
yang sering dgunakan di digunakan sudah merata seperti
sekolah? ceramah,demonstrasi, praktikum,
presentasi dan latihan soal.
3. Sumber belajar apa saja Buku paket, video, PPT, internet.
yang digunakan dalam
proses pembelajarn kimia
di kelas?
4. Menurut bapak/ibu “selama ini belum ada mbak, hanya
adakah materi kimia yang saja terkadang saat mengajar saya
dikaitkan dengan nilai- mengkaitkannya sendiri materi
nilai spiritual? kimia dengan nilai-nilai spiritual
Islam”
5. Apa strategi bapak/ibu “strateginya ya pada saat proses
untuk mewujudkan pembelajaran berlangsung saya
pembelajaran kimia yang biasanya menyelingi materi kimia
diintregasikan dalam dengan dengan nilai-nilai islam”.
islam?
6. Apakah buku pegangan Buku paket kimia belum ada.
siswa terdapat materi Dulu pernah ada dari Kemenag
yang dikaitkan dengan tetapi sudah lama pada tahun 90an.
nilai-nilai spiritual?
7. Apakah buku pegangan Tidak ada dibuku pegangan tetapi
siswa terdapat materi ditambahkan guru
yang dikaitkan dengan
contoh kehidupan sehari-
hari?
8. Apakah buku kimia yang Sudah cukup
ada di sekolah atau
perpustakaan sudah
mencukupi kebutuhan
sumber belajar siswa?
9. Apakah bapak/ibu pernah Media mollymood, membuat SPV.
membuat media
pembelajaran kimia
seperti modul/alat
peraga?
10. Menurut bapak/ibu Pastinya ada mbak, di kelas X seperti
adakah materi kimia yang materi stoikiometri, hukum dasar
dianggap sulit oleh siswa? kimia dan teori hibridisasi. Kelas XI
kesetimbangan kimia, kelas XII
redoks
11. Adakah materi kimia yang Ada, seperti materi hukum dasar
membuat siswa kimia, menggambarkan struktur
miskonsepsi dalam lewis, meramalkan VSEPR.
pembelajaran?
12. Apakah materi larutan Sebagian mengatakan bahwa larutan
elektrolit dan non elektrolit itu sulit khususnya
elektrolit termasuk menghitung jumlah mol atau derajat
materi yang dianggap ionisasi.
sulit oleh peserta didik?
13. Kendala dan Kurangnya sumber belajar seperti
permasalahan apa saja buku paket, modul, alat praktikum
yang dialami saat yang kurang, setiap kelas belum ada
pembelajaran kimia? LCDnya.
Lampiran 29a. Hasil Wawancara
Hari/tanggal : 15 Oktober 2018
Nama : Agustin Andriyanti, S.Pd
Sekolah : MA Walisongo Pecangaan Jepara
DAFTAR PERTANYAAN
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana proses Sesuai dengan aturan dari
pembelajaran kimia di pemerintah/kementrian agama
sekolah?
2. Metode pembelajaran apa Bergantian tergantung materi
yang sering dgunakan di diskusi, latihan, demonstrasi, dan
sekolah? praktikum
3. Sumber belajar apa saja Buku paket, LKS, internet.
yang digunakan dalam
proses pembelajarn kimia
di kelas?
4. Menurut bapak/ibu “Belum ada”
adakah materi kimia yang
dikaitkan dengan nilai-
nilai spiritual?
5. Apa strategi bapak/ibu “strateginya ya dengan cara
untuk mewujudkan menyelingi materi kimia dengan
pembelajaran kimia yang dengan nilai-nilai islam”
diintregasikan dalam
islam?
6. Apakah buku pegangan Buku paket kimia belum ada.
siswa terdapat materi “dari yayasan sendiri sudah
yang dikaitkan dengan berencana untuk membuat
nilai-nilai spiritual? buku/modul terutama yang mata
pelajaran umum dikaitkan dengan
nilai-nilai spiritual islam mbak, akan
tetapi dari pihak guru sendiri belum
menyanggupinya”.
7. Apakah buku pegangan Tidak ada dibuku pegangan peserta
siswa terdapat materi didik tapi hanya ditambahkan oleh
yang dikaitkan dengan guru.
contoh kehidupan sehari-
hari?
8. Apakah buku kimia yang Sudah cukup
ada di sekolah atau
perpustakaan sudah
mencukupi kebutuhan
sumber belajar siswa?
9. Apakah bapak/ibu pernah “kalau modul saya belum pernah
membuat media membuat, kalau alat peraga
pembelajaran kimia biasanya peserta didik membuat
seperti modul/alat mollymood”
peraga?
10. Menurut bapak/ibu Ada contohnya stoikiometri, ikatan
adakah materi kimia yang kimia, tata nama senyawa
dianggap sulit oleh siswa?
11. Adakah materi kimia yang Ada, seperti materi yang banyak
membuat siswa hitunggannya stoikiometri, hukum
miskonsepsi dalam dasar kimia, Ikatan kimia.
pembelajaran?
12. Apakah materi larutan Sebagian.
elektrolit dan non
elektrolit termasuk
materi yang dianggap
sulit oleh peserta didik?
13. Kendala dan Kurangnya sumber belajar seperti
permasalahan apa saja buku paket, modul, alat praktikum
yang dialami saat yang kurang, setiap kelas belum ada
pembelajaran kimia? LCDnya.
Lampiran 30. Lembar Wawancara Peserta Didik

LEMBAR WAWANCARA PESERTA DIDIK MENGENAI UNITY OF


SCIENCES

Pedoman Pertanyaan Jawaban Persentase

Apakah anda tahu kesatuan Ilmu antara Ya 25%


ilmu umum/IPA dengan agama?
75%
Tidak

Apakah anda tahu bahwa ilmu kimia Ya 50%


ada hubungannya dengan Al-Qur’an?
Tidak 50%

Apakah anda tahu keterkaitan materi Ya 46%


kimia dengan ilmu agama (Al-Qur’an,
Fiqih, hadits)? Tidak 54%
Lampiran 31. Uji Stastik Lab Math
Lampiran 32. Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi
Lampiran 33. Surat Permohonan Izin Riset
Lampiran 34. Surat Bukti Riset
Lampiran 35. Dokumentasi

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1.
Preetest dan Pengisian
Angket di Kelas Kontrol

Gambar 2.
Preetest dan Pengisian
Angket di Kelas
Eksperimen
Gambar 3.
Pembelajaran
Konvensional di
Kelas Kontrol

Gambar 4.
Pembelajaran Aktif di
Kelas Eksperimen

Gambar 5.
Praktikum di Kelas
Eksperimen
Gambar 6.
Praktikum di Kelas
Kontrol

Gambar 7.
Posttest dan
Pengisian
Angket di Kelas
Kontrol

Gambar 8.
Posttest dan
Pengisian
Angket di Kelas
Eksperimen
Lampiran 2
HASIL WAWANCARA GURU
Hari/tanggal : 15 Oktober 2018
Nama : Mukhlisin, S.Pd., M.Sc
Sekolah : MA Walisongo Pecangaan Jepara

DAFTAR PERTANYAAN
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana proses Sesuai dengan aturan dari
pembelajaran kimia di kementrian agama dimana proses
sekolah? pembelajaran kimia di madrasah
aliyah sama dengan di SMA
2. Metode pembelajaran apa Metode pembelajaran yang
yang sering dgunakan di digunakan sudah merata seperti
sekolah? ceramah,demonstrasi, praktikum,
presentasi dan latihan soal.
3. Sumber belajar apa saja Buku paket, video, PPT, internet.
yang digunakan dalam
proses pembelajarn kimia
di kelas?
4. Menurut bapak/ibu “selama ini belum ada mbak, hanya
adakah materi kimia yang saja terkadang saat mengajar saya
dikaitkan dengan nilai- mengkaitkannya sendiri materi
nilai spiritual? kimia dengan nilai-nilai spiritual
Islam”
5. Apa strategi bapak/ibu “strateginya ya pada saat proses
untuk mewujudkan pembelajaran berlangsung saya
pembelajaran kimia yang biasanya menyelingi materi kimia
diintregasikan dalam dengan dengan nilai-nilai islam”.
islam?
6. Apakah buku pegangan Buku paket kimia belum ada.
siswa terdapat materi Dulu pernah ada dari Kemenag
yang dikaitkan dengan tetapi sudah lama pada tahun 90an.
nilai-nilai spiritual?
7. Apakah buku pegangan Tidak ada dibuku pegangan tetapi
siswa terdapat materi ditambahkan guru
yang dikaitkan dengan
contoh kehidupan sehari-
hari?
8. Apakah buku kimia yang Sudah cukup
ada di sekolah atau
perpustakaan sudah
mencukupi kebutuhan
sumber belajar siswa?
9. Apakah bapak/ibu pernah Media mollymood, membuat SPV.
membuat media
pembelajaran kimia
seperti modul/alat
peraga?
10. Menurut bapak/ibu Pastinya ada mbak, di kelas X seperti
adakah materi kimia yang materi stoikiometri, hukum dasar
dianggap sulit oleh siswa? kimia dan teori hibridisasi. Kelas XI
kesetimbangan kimia, kelas XII
redoks
11. Adakah materi kimia yang Ada, seperti materi hukum dasar
membuat siswa kimia, menggambarkan struktur
miskonsepsi dalam lewis, meramalkan VSEPR.
pembelajaran?
12. Apakah materi larutan Sebagian mengatakan bahwa larutan
elektrolit dan non elektrolit itu sulit khususnya
elektrolit termasuk menghitung jumlah mol atau derajat
materi yang dianggap ionisasi.
sulit oleh peserta didik?
13. Kendala dan Kurangnya sumber belajar seperti
permasalahan apa saja buku paket, modul, alat praktikum
yang dialami saat yang kurang, setiap kelas belum ada
pembelajaran kimia? LCDnya.
Hari/tanggal : 15 Oktober 2018
Nama : Agustin Andriyanti, S.Pd
Sekolah : MA Walisongo Pecangaan Jepara

DAFTAR PERTANYAAN
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana proses Sesuai dengan aturan dari
pembelajaran kimia di pemerintah/kementrian agama
sekolah?
2. Metode pembelajaran apa Bergantian tergantung materi
yang sering dgunakan di diskusi, latihan, demonstrasi, dan
sekolah? praktikum
3. Sumber belajar apa saja Buku paket, LKS, internet.
yang digunakan dalam
proses pembelajarn kimia
di kelas?
4. Menurut bapak/ibu “Belum ada”
adakah materi kimia yang
dikaitkan dengan nilai-
nilai spiritual?
5. Apa strategi bapak/ibu “strateginya ya dengan cara
untuk mewujudkan menyelingi materi kimia dengan
pembelajaran kimia yang dengan nilai-nilai islam”
diintregasikan dalam
islam?
6. Apakah buku pegangan Buku paket kimia belum ada.
siswa terdapat materi “dari yayasan sendiri sudah
yang dikaitkan dengan berencana untuk membuat
nilai-nilai spiritual? buku/modul terutama yang mata
pelajaran umum dikaitkan dengan
nilai-nilai spiritual islam mbak, akan
tetapi dari pihak guru sendiri belum
menyanggupinya”.
7. Apakah buku pegangan Tidak ada dibuku pegangan peserta
siswa terdapat materi didik tapi hanya ditambahkan oleh
yang dikaitkan dengan guru.
contoh kehidupan sehari-
hari?
8. Apakah buku kimia yang Sudah cukup
ada di sekolah atau
perpustakaan sudah
mencukupi kebutuhan
sumber belajar siswa?
9. Apakah bapak/ibu pernah “kalau modul saya belum pernah
membuat media membuat, kalau alat peraga
pembelajaran kimia biasanya peserta didik membuat
seperti modul/alat mollymood”
peraga?
10. Menurut bapak/ibu Ada contohnya stoikiometri, ikatan
adakah materi kimia yang kimia, tata nama senyawa
dianggap sulit oleh siswa?
11. Adakah materi kimia yang Ada, seperti materi yang banyak
membuat siswa hitunggannya stoikiometri, hukum
miskonsepsi dalam dasar kimia, Ikatan kimia.
pembelajaran?
12. Apakah materi larutan Sebagian.
elektrolit dan non
elektrolit termasuk
materi yang dianggap
sulit oleh peserta didik?
13. Kendala dan Kurangnya sumber belajar seperti
permasalahan apa saja buku paket, modul, alat praktikum
yang dialami saat yang kurang, setiap kelas belum ada
pembelajaran kimia? LCDnya.
RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri
Nama : Hikmatul Ummah
Tempat, tanggal lahir : Jepara, 18 November 1996
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Ds. Sowan Kidul RT. 05 RW. 04
Kec Kedung, Kab. Jepara.
No. Hp : 085646893748
E-mail : Hikmatulummah9@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. RA Safinatul Huda Jepara, lulus tahun 2003
b. MI Safinatul Huda Jepara, lulus tahun 2009
c. MTS Safinatul Huda Jepara, lulus tahun 2012
d. MA Safinatul Huda Jepara, lulus tahun 2015
e. UIN Walisongo Semarang Fakultas Sains dan
Teknologi, lulus tahun 2019
2. Pendidikan Non Formal
a. TPQ Safinatul Huda
b. Ma’had Al-Jami’ah Walisongo Semarang

Anda mungkin juga menyukai