Anda di halaman 1dari 6

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN TERAPAN 2021

ISBN 978-602-50942-6-2

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INOVATIF DAN INTERAKTIF BERBASIS


KONSTEKTUAL PADA MATERI TERMOKIMIA DI SMA/MA

Hiranda Wildayani1*, Asep Wahyu Nugraha2, Nurfajriani3


1
Pendidikan Kimia, Pascasarjana, Universitas Negeri Medan, Jl. William Iskandar Ps. V, Medan, Indonesia
2,3
Departemen Pendidikan Kimia, Pascasarjana, Universitas Negeri Medan, Jl. William Iskandar Ps. V, Medan,
Indonesia

*Email korespondensi: hirandawildayani@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesesuaian bahan ajar kimia siswa kelas XI SMA/MA sederajat dan mendapatkan
bahan ajar inovatif dan interaktif berbasis konstektual pada materi termokimia untuk siswa. Metode penelitian yang
digunakan merupakan bagian dari metode penelitian dan pengembangan (R&D). Bahan ajar yang telah dikembangkan
selanjutnya dinilai oleh beberapa validator ahli. Angket dipilih sebagai instrumen untuk menentukan kesesuaian bahan
ajar siswa kelas XI SMA/MA dan pengumpulan data hasil validasi yang dilakukan validator. Dari hasil validasi
menunjukkan bahwa masih terdapat ketidaksesuaian bahan ajar pada materi termokimia yang digunakan dengan siswa
kelas XI SMA/MA dan bahan ajar inovatif dan interaktif berbasis konstektual pada materi termokimia yang
dikembangkan berada dalam kategori sangat valid tidak perlu direvisi.

Kata kunci : Bahan Ajar, Inovatif dan Interaktif, Konstektual, Yermokimia, R&D

ABSTRACT
This study aims to see the suitability of chemistry teaching materials for students of class XI SMA/MA and equivalent
and to obtain innovative and contextual-based interactive teaching materials on thermochemical materials for students.
The research method used is part of the research and development (R&D) method. The teaching materials that have
been developed are then assessed by several expert validators. The questionnaire was chosen as an instrument to
determine the suitability of teaching materials for class XI SMA/MA students and the data collected from the validation
results were carried out by the validator. The validation results show that there is still a discrepancy between the
teaching materials used in the thermochemical materials used with class XI SMA/MA students and the innovative and
contextual-based interactive teaching materials for the thermochemical materials developed are in the very valid
category, and do not need to be revised.

Keyword : Teaching Materials, Innovative and Interactive, Contextual, Thermochemical, R&D

PENDAHULUAN
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia pendidikan sangat pesat dalam mengalami
banyak tantangan dalam rangka merancang sumber daya manusia berkualitas yang dinantikan, situasi masyarakat
mampu bersaing pada perkembangan pesat secara terus-menerus. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pembelajaran yaitu pengajar, siswa, dan kegiatan pembelajaran. Apabila siswa telah mengalami perubahan sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan maka tercapai proses keberhasilan pembelajaran [1]. Dengan adanya
perkembangan yang sangat pesat, media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran kimia adalah bahan ajar
yang inovatif dan interaktif. Bahan ajar inovatif dan interaktif merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran
karena bahan ajar disusun agar tercipta lingkungan untuk belajar, baik mandiri ataupun dengan bimbingan pengajar [2].
Bahan ajar yaitu merupakan buku pegangan siswa, modul, maupun lembar kerja [3]. Media pembelajaran yang dipakai
salah satunya seperti modul. Modul merupakan penyusunan materi pembelajaran yang sesuai dengan peran pendidikan
[4]. Berdasarkan hasil analisis awal diperoleh bahwa masih terdapat bahan ajar kimia inovatif dan interaktif untuk siswa
yang belum sesuai dengan siswa SMA/MA. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan buku ajar yang sama pada beberapa
sekolah siswa di Kelas XI SMA/MA. Faktanya kebutuhan mempelajari ilmu kimia untuk tiap sekolah berbeda antara
satu dengan yang lain. Kebutuhan pada bahan ajar inovatif dan interaktif berbasis konstektual dipakai untuk
membangkitkan minat belajar siswa.
Salah satu faktor yang terpenting dalam pembelajaran adalah bahan ajar, dimana bahan ajar merupakan faktor yang
penting yang harus dianalisis, diperhatikan, dipelajari, dan disiapkan sebagai bahan materi yang bisa diterima oleh siswa

44
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN TERAPAN 2021
ISBN 978-602-50942-6-2
dan juga dapat memberikan dasar untuk mempelajarinya. Bahan ajar merupakan salah satu faktor yang mampu
memperkuat motivasi siswa untuk belajar. Pembelajaran dibuat secara lengkap dan layak Bahan ajar yang dibuat secara
lengkap dan layak akan mempengaruhi pembelajaran maka proses belajar yang terjadi pada diri siswa menjadi lebih
maksimal [5]. Bahan ajar menentukan mutu pendidikan tinggi maupun rendahnya. Ketercapaian tujuan pembelajaran
dapat ditentukan dari mutu pendidikan di SMA/MA tersebut dan juga dilihat dari kemampuan siswa memahami atau
mempelajari materi yang telah dipaparkan ketika menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Di era perkembangan zaman dimana ilmu pengetahuan dan teknologi setiap pengajar dituntut menjadi fasilitator yang
memajukan berlangsungnya pembelajaran yang lebih kreatif yaitu merancang pengembangan bahan ajar yang inovasi,
dilakukan dalam aspek teknologi ataupun konstektual yang diaplikasikan dalam aspek tercapainya tujuan pembelajaran.
Layaknya bahan ajar yang digunakan untuk menaikkan minat belajar meningkatkan semangat belajar bagi siswa [6].
Pembelajaran kimia biasanya mengilustrasikan tentang ilmu yang paling konseptual yang susah diketahui dan
dimengerti apalagi oleh siswa sebab proses yang dipelajari tidak dapat dilihat secara langsung atau abstrak dan besar
adanya perbedaan karakteristik untuk setiap topiknya [7]. Pengertian yang berhubungan tentang fenomena kimia mulai
dari bahasa yang dibuat tingkat mikroskopis sebagai atom, molekul dan reaksinya, dan juga lambang yang digunakan
sangat diperlukan dalam pembelajaran kimia [8]. Konsep kimia yang dianggap kompleks karena mengharuskan untuk
menguasai pengetahuan dasar sekaligus penerapan dalam kehidupan sehari-hari menjadi suatu masalah ketika proses
pembelajaran berlangsung [9].
Konsep kimia dapat dipahami dengan mudah, perlu digunakan suatu pendekatan yang membantu agar pembaca
menjadi aktif dan mampu mengembangkan keahlian sesuai dengan kajian ilmunya. Maka pendekatan yang dapat
digunakan dengan menghubungkan bahan ajar dengan pendekatan konstektual [10].
Untuk mencapai kompetensi dasar pada pembelajaran termokimia, siswa harus mampu memahami perubahan entalpi
suatu reaksi, mengerti ciri-ciri reaksi eksoterm dan endoterm, mengetahui kalor reaksi atau perubahan entalpi reaksi
berdasarkan data yang ada. Namun, fakta yang ditemukan dilapangan kebutuhan akan bahan ajar pada materi termokimia
yang sesuai dengan siswa di Kelas XI SMA/MA masih belum terpenuhi. Oleh karena itu, diperlukan sebuah
pengembangan bahan ajar inovatif dan interaktif berbasis konstektual pada materi termokimia yang sesuai dengan siswa
di Kelas XI SMA/MA mendapatkan pemahaman tentang hubungan pembelajaran termokimia yang bisa diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Materi termokimia bukan hanya sebatas konsep dan teori saja tetapi dalam kehidupan ada
nilai yang perlu di aplikasikan dan diterapkan secara nyata. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat kesesuaian bahan
ajar kimia siswa pada kelas XI SMA/MA sederajat dan mendapatkan bahan ajar inovatif dan interaktif berbasis
konstektual pada materi termokimia untuk siswa.

METODE
Bahan ajar ini menggunakan penelitian model pengembangan (R&D). Model ini dipilih karena dapat digunakan
sebagai model untuk mengembangkan dan memenuhi kelayakan suatu produk [2]. Ada beberapa tahapan pada
penelitian ini yaitu tahap analisis, tahap perancangan, dan tahap pengembangan. Tahap analisis, dilakukan analisis buku
kimia pegangan siswa dan buku kimia Kelas XI SMA/MA penerbit lain. Dari tahap analisis ini diperoleh data analisis
awal yang dijadikan hasil analisis kebutuhan bahan ajar sesuai dengan silabus mata pelajaran kimia. Tahap
perancangan, dari hasil analisis awal dijadikan dasar perancangan bahan ajar. Dalam tahap ini dilakukan pemilihan
format penyusunan bahan ajar seperti pemilihan cover, pembuatan apersepsi, sumber rujukan, jenis huruf, persiapan
gambar pada percobaan, rancangan peta konsep, format penulisan isi, daftar pustaka, dan juga glosarium, dan lain-lain.
Tahap selanjutnya yang terakhir yaitu tahap pengembangan.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI pada SMA/MA. Instrumen penelitian menggunakan angket.
Bahan ajar yang telah dipersiapkan kemudian divalidasi ke beberapa validator ahli. Ada tiga orang ahli materi kimia
yang menguasai bahan ajar kimia yang sudah menyelesaikan studi S-1 pada jurusan kimia dan sudah berkompeten
untuk menilai bahan ajar kimia sesuai dengan kebutuhan di kelas XI pada SMA/MA. Skala penilaian yang digunakan
untuk menganalisis bahan ajar adalah 1 sampai 4 yaitu 1 nilai terendah dan 4 nilai tertinggi. Tiap komponen dicari nilai
kelayakan sesuai dengan kriteria penilaian yaitu komponen kelayakan isi, komponen kelayakan bahasa, komponen
kelayakan penyajian, dan juga komponen kelayakan kegrafikan. Rata-rata skor didapat dari jumlah total skor kelayakan
(kriteria penilaian ) dibagi dengan jumlah kelayakan.
Dari hasil analisis angket diperoleh penilaian kelayakan dan saran perbaikan untuk menyempurnakan bahan ajar.
Bila bahan ajar yang dikembangkan memenuhi standar kelayakan, maka dapat digunakan sebagai buku pegangan bagi
siswa.

45
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN TERAPAN 2021
ISBN 978-602-50942-6-2
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahap Analisis
Pada tahap ini dilakukan analisis dua buah buku ajar kimia yang digunakan di beberapa sekolah di Kelas XI
SMA/MA yang ada di Kota Medan. Buku dianalisis dengan berdasarkan silabus mata pelajaran kimia yang digunakan.
Dengan menggunakan instrumen angket kelayakan isi sesuai standar BSNP. Dari dua buku ajar kimia yang dianalisis
memiliki perbedaan dalam kedalaman materi, keluasan isi, dan penggunaan bahasa. Analisis buku berdasarkan pokok
materi dapat dilihat pada Tabel 1. Berikut:

Tabel 1. Hasil Analisis Buku Kimia SMA/MA Kelas XI Berdasarkan Pokok Materi
Kode Buku Hasil Analisis Saran Perbaikan
Kelayakan Isi
Buku 1 Tidak adanya apersepsi di materi. Menyajikan apersepsi yang sesuai
dengan bahasan materi.
Tidak terdapat tujuan pembelajaran di Menyajikan tujuan pembelajaran di
setiap materi pokok pembelajaran. setiap materi pokok pembelajaran.
Peta konsep tidak disajikan di materi. Menyajikan peta konsep yang seuai
dengan materi.
Buku 2 Tidak adanya penyelesaiaan contoh Menyajikan penyelesaiaan dan
soal dan latihan soal. latihan soal.
Cakupan materi kurang luas sehingga Uraian materi harus disajikan secara
banyak yang tidak di bahas detail pada luas di materi pokok sehingga
materi pokok yang tidak sesuai dengan memenuhi tujuan pembelajaran.
tujuan pembelajaran.
Bahan ajar kimia tidak menjelaskan Uraian materi harus sesuai dengan
berbasis konstektual. materi pokok berbasis konstektual.
Kelayakan Bahasa
Buku 1 dan Penggunaan kalimat perintah pada Menuliskan kalimat perintah dengan
Buku 2 kegiatan percobaan masih ada yang jelas, satuan dengan jelas, dan sesuai
belum jelas atau tidak dipahami. dengan bahasa Indonesia yang benar
dan komunikatif.
Kelayakan Penyajian
Buku 1 dan Tidak menyajikan kegiatan percobaan Menyajikan kegiatan percobaan di
Buku 2 di bahan ajar. bahan ajar.
Tidak menyajikan glosarium. Menyajikan glosarium.
Kelayakan Kegrafikan
Buku 1 dan Warna pada bahan ajar kimia tidak Menampilkan warna yang kontras
Buku 2 menarik. dan menarik siswa dalam membaca
buku bahan ajar kimia tersebut.

Pada keluasan materi dapat dilihat bahwa setiap pokok materi termokimia dalam masing-masing buku dengan
penjelasan berbeda-beda. Kedalaman materi dari kedua buku juga berbeda, ada pokok materi yang dijelaskan secara
detail dan ada juga yang dijelaskan secara ringkas. Penggunaan bahasa pada masing-masing buku berbeda, ada yang
mampu menarik minat pembacanya.
Hasil analisis buku termokimia menunjukan bahwa materi termokimia belum mencakup semua kompetensi dasar.
Perbaikan materi termokimia pada sumber belajar sangat dibutuhkan sesuai dengan silabus kimia di Kelas XI
SMA/MA. Untuk memastikan buku ajar kimia berkualitas, maka dilakukan standarisasi dengan kriteria persyaratan
BSNP. Standarisasi buku ajar termokimia dirangkum pada Tabel 2. sebagai berikut :

Tabel 2. Standarisasi Buku Ajar Kimia


No. Kriteria Penilaian Buku 1 Buku 2
1 Kelayakan Isi 2,50 2,58

46
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN TERAPAN 2021
ISBN 978-602-50942-6-2
2 Kelayakan Bahasa 2,80 2,80
3 Kelayakan Penyajian 2,45 2,45
4 Kelayakan Kegrafikan 2,70 2,70
Rata-rata skor 2,61 2,63

Hasil analisis buku ajar kimia dengan kriteria penilaian kelayakan isi, materi, penyajian dan kegrafikan diperoleh
rata-rata buku 1 dan 2 adalah 2,61 dan 2,63 dengan kriteria cukup valid. Berdasarkan hasil yang diperoleh, masih
dibutuhkan pengembangan terhadap buku ajar kimia. Pengembangan yang meliputi penyesuaian materi pokok
termokimia dengan kurikulum dan silabus mata pelajaran kimia di Kelas XI pada SMA/MA guna tercapainya
kompetensi dasar.

Tabel 3. Analisis Kurikulum Materi Termokimia Di Kelas XI SMA/MA Berdasarkan Silabus Mata Pelajaran Kimia
No Kompetensi Dasar Materi Pokok
1. 3.4. Menjelaskan konsep perubahan  Termokimia
entalpi reaksi pada tekanan tetap  Energi dan kalor
dalam persamaan termokimia.  Kalorimetri dan perubahan
4.4. Menyimpulkan hasil analisis data entalpi reaksi
percobaan termokima pada  Persamaan termokimia
tekanan tetap.  Perubahan entalpi standar
3.5. Menjelaskan jenis entalpi reaksi, (∆Ho) untuk berbagai reaksi
hukum Hess dan konsep energi  Energi ikatan rata-rata
ikatan.  Penentuan perubahan entalpi
4.5. Membandingkan perubahan entalpi reaksi
beberapa reaksi berdasarkan data
hasil percobaan

Pada keluasan materi dapat dilihat bahwa setiap pokok materi termokimia dalam masing-masing penjelasan
berbeda-beda. Kedalaman materi dari kedua buku juga berbeda, ada pokok materi yang dijelaskan secara detail dan ada
juga yang dijelaskan secara ringkas. Penggunaan bahasa pada masing-masing buku berbeda, ada yang mampu menarik
minat pembacanya.
Hasil analisis buku termokimia menunjukan bahwa materi termokimia belum mencakup semua kompetensi dasar.
Perbaikan materi termokimia pada sumber belajar sangat dibutuhkan sesuai dengan kurikulum dan silabus. Untuk
memastikan buku termokimia, maka dilakukan standarisasi dengan kriteria persyaratan BSNP. Standarisasi buku ajar
kimia dirangkum pada Tabel 3 diatas.

Tahap Perancangan
Pada tahap perancangan terdapat dua tahap yang dilakukan dalam tahap perancangan bahan ajar. Pada tahap
pertama dilakukan langkah awal dalam pengembangan bahan ajar yaitu dengan mempersiapkan sumber pustaka yang
berasal dari buku dan artikel ilmiah, dan perangkat lunak seperti Microsoft Word, PDF, dan Adobe Photoshop untuk
mengumpulkan isi buku menjadi satu bahan ajar yang utuh. Pada tahap kedua yaitu dengan pengembangan awal bahan
ajar. Bagian isi bahan ajar disusun berdasarkan silabus mata pelajaran kimia di Kelas XI SMA/MA. Bahan ajar
dikembangkan dengan menghubungkan konsep dengan contoh maupun penerapan dalam kehidupan sehari-hari atau
konstektual
.
Standarisasi Bahan Ajar Inovatif Dan Interaktif Berbasis Konstektual Pada Materi Termokimia
Bahan ajar yang telah melewati tahap perancangan kemudian distandarisasi oleh validator ahli. Standarisasi oleh
validator dilakukan dengan menggunakan angket validasi sesuai dengan standar BSNP (kelayakan isi, kelayakan
bahasa, kelayakan penyajian dan kelayakan kegrafikan). Bahan ajar yang telah dikembangkan distandarisasi oleh tiga
orang validator ahli. Hasil standarisasi dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut:

47
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN TERAPAN 2021
ISBN 978-602-50942-6-2

Penilaian Bahan Ajar


4.6 4.51
4.5 4.39
4.4
4.3
Nilai

4.2
4.1
4 3.95 3.94
3.9
3.8
3.7
3.6
Kelayakan Isi Kelayakan Bahasa Kelayakan Kelayakan
Penyajian Kegrafikan
Gambar 1. Penilaian Validator terhadap Bahan Ajar Inovatif dan Interaktif Berbasis Konstektual Pada Materi
Termokimia di Kelas XI SMA / MA

Dari grafik hasil penilaian validator terhadap kualitas bahan ajar, baik (valid) dengan rata-rata 4,20. Kriteria
persyaratan penilaian baik (valid) BSNP berada pada rentang ±3,41-4,20. Hasil menunjukkan bahwa isi materi
termokimia dalam bahan ajar kimia berdasarkan kelengkapan isi dan akurasi isi dikategorikan sangat baik dan telah
memenuhi syarat BSNP. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya menyatakan bahwa sumber belajar berkualitas
apabila materi dan komponen-komponen yang dalam buku ajar kimia telah memenuhi kriteria persyaratan BSNP [11].

SIMPULAN DAN SARAN


Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat buku ajar kimia yang belum sesuai di Kelas XI SMA/MA dan
bahan ajar inovatif dan interaktif berbasis kontekstual pada materi termokimia tersebut yang dikembangkan layak
digunakan sebagai bahan ajar pegangan siswa tanpa perlu revisi.
Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian lanjutan untuk menguji coba bahan ajar pada skala lanjutan
maupun mengembangkan bahan ajar kimia pada materi termokimia di universitas.

DAFTAR PUSTAKA
[1] D. T. Renartika, dan Nurfajriani, "Pengembangan modul pembelajaran IPA B\berbasis learning cycle 5E pada
materi zat aditif dalam makanan", J. Pend. Kim.UNIMED, vol. 8, no. 3, pp. 220-240, 2016.
[2] Akmam, H. Amir, dan Asrizal, "Pengaruh penggunaan bahan ajar mengintegrasikan Mstbk berbasis ICT dalam
pembalajaran fisika di kelas XI SMA", Prosiding Semirata bidang MIPA, 2016.
[3] A. Syafitri, and A. Darmana, "Development of chemistry module integrated with islamic values in
thermochemistry and reaction rate for senior high school student", Jurnal Pendidikan Kimia, vol. 10, no. 3, pp.
418-423, 2018.
[4] I. Pratiwi, , Ismanisa, and A. W. Nugraha, "Development of guided inquiry based modules to improve learning
outcomes and metacognition skills of student", Jurnal Pendidikan Kimia, vol. 11, no. 2, pp. 49-56, 2019.
[5] Nurfajriani, dan Z. Nasution, "Pengaruh software macromedia flash pada pembelajaran dengan model kooperatif
tipe team assisted individualization terhadap hasil belajar kimia siswa pada pokok materi termokimia", Jurnal
Pendidikan Kimia, vol. 7, no. 3, pp. 18-24, 2015.
[6] H. Fitriani, M. Situmorang, dan A. Darmana, "Pengembangan bahan ajar inovatif dan interaktif melalui
pendekatan sainstifik pada pengajaran larutan dan koloid", Jurnal Edukasi Kimia, vol. 2, no. 1, pp.48-53, 2017.
[7] C. Rhamandica, S. Wonorahardjo, dan M. Arief, "Pengaruh pembelajaran berbasis WEB terhadap hasil belajar
mahasiswa jurusan kimia pada materi kimia inti dengan kemampuan self regulated learning berbeda", Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, vol. 1, no. 10, pp. 1891-1896, 2016.
[8] S. Rees, V. Kind, and D. Newton, "Meeting the challenge of chemical language barriers in university level
chemistry education", Israel Journal of Chemistry, vol. 59, no. 6-7, pp. 470-477, 2019.

48
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN TERAPAN 2021
ISBN 978-602-50942-6-2
[9] W. Widodo, "Efektifitas penggunaan bahan ajar berbasis kontekstual berbantuan video pembelajaran untuk smk
teknik mesin pada materi elektrokimia." In Seminar Nasional Pendidikan IPA, 2017, vol. 2.
[10] R. Gitriani, S. Aisah, H. Hendriana, and I. Herdiman, "Pengembangan lembar kerja siswa berbasis pendekatan
kontekstual pada materi lingkaran untuk siswa SMP", J. Review Pembelajaran Matematika, vol. 3, no. 1, pp. 40-
48, 2018.
[11] J. Purba, M. Situmorang, and R. Silaban, "The development and implementation of innovative learning resource
with guided projects for the teaching of carboxylic acid topic." Indian J of Pharmaceutical Education and
Research, vol. 53, no. 4, pp. 603-612, 2019.

49

Anda mungkin juga menyukai