Anda di halaman 1dari 232

PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN KIMIA BERBASIS

KONTEKSTUAL PADA KONSEP LARUTAN ASAM BASA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
SARAH HANIFA PURNOMO
NIM. 109016200004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
LEMBAR PENGESAHAN

PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN KIMIABERBASIS


KONTEKSTUAL PADA KONSEP LARUTAN ASAM BASA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)


UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
SARAH HANIFA PURNOMO
NIM. 109016200004

Di bawah bimbingan:

Tonih Feronika, M.Pd Nanda Saridewi, M.Si


NIP. 19760107200501 1 007 NIP. 19841021 200912 2 004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUANALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014

ii
LEMBAR PENGESAHAN
PANITIA UJIAN MUNAQASAH

Skripsi yang berjudul “PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN KIMIA


BERBASIS KONTEKSTUAL PADA KONSEP LARUTAN ASAM BASA”
disusun oleh SARAH HANIFA PURNOMO, NIM 109016200004, diajukan
kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dinyatakan LULUS pada Ujian Munaqasah tanggal 6 Mei 2014 di hadapan
Dewan Penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd) pada bidang Pendidikan Kimia.

Jakarta, 6 Mei 2014

Panitia Ujian Munaqasah

iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : SARAH HANIFA PURNOMO
NIM : 109016200004
Jurusan/Prodi : Pendidikan IPA/ Pendidikan Kimia
Alamat : Villa Pamulang Blok DF 14 No.2 RT 02 RW 10,
Kelurahan Pondok Petir, Bojongsari-Depok

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis


Kontekstual pada Konsep Larutan Asam Basa adalah benar hasil karya sendiri
di bawah bimbingan dosen:

1. Pembimbing I : Tonih Feronika, M. Pd


NIP : 19760107 200501 1 007
Jurusan/Prodi :Pendidikan IPA/Pendidikan Kimia
2. Pembimbing II : Nanda Saridewi, M.Si
NIP : 19841021 200912 2 004
Jurusan/Prodi : Pendidikan IPA/Pendidikan Kimia

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, April 2014
Yang Menyatakan

Sarah Hanifa Purnomo


NIM. 109016200004

iv
ABSTRAK

Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Kontekstual pada Konsep


Larutan Asam Basa

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku suplemen kimia berbasis


kontekstual pada konsep larutan asam basa. Proses pengembangan ini terdiri dari
tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pengembangan dan tahap evaluasi. Pada
tahap persiapan dihasilkan indikator buku suplemen yang telah diintegrasikan
dengan tujuh asas kontekstual untuk dijadikan acuan dalam mengembangkan
buku suplemen. Pada tahap pengembangan dihasilkan buku suplemen yang
divalidasi oleh dua orang ahli pendidikan dan satu orang praktisi ahli kurikulum.
Pada tahap evaluasi buku suplemen diuji coba dan diperoleh data hasil respon
dari 30 siswa kelas XI IPA 1 SMA Muhammadiyah 25 Pamulang. Dari hasil uji
coba diperoleh hasil presentase rata-rata tiap aspek, yaitu 84% untuk aspek
kelayakan isi, 85,55% untuk aspek kebahasaan, 87,13% untuk aspek sajian, dan
86,48% untuk aspek grafis.

Kata kunci : Buku Suplemen, Pengembangan Buku, Kontekstual.

Sarah Hanifa Purnomo (P.IPA KIMIA)

v
ABSTRACT

Development of Contextual-Based Chemistry Supplementary Books on Acid


Base Concept.

The aim of this research was to develop a contextual-based chemistry


supplementary books on acid base concept. The research was conducted in three
steps namely design, development, and evaluation steps. In design step produced
an indicator of supplementary book was composed integrating seven base of
contextual teaching and learning as a framework to develop the book. In
development step, the supplementary book was validated by two experts in
pedagogical chemistry and by chemistry teacher. In evaluation step the
supplementary book was evaluated by try out. The try out was conducted to
student of XI IPA 1 at SMA Muhammadiyah 25 Pamulang. Based on result of the
try out test showed that the feasibility in terms of component content,
presentation, language, and grapic, respectively for 84%, 85,55%, 87,13%,
86,48%.

Key Words : Supplementary books, Development of Book, Contextual Learning


Based.

Sarah Hanifa Purnomo (P.IPA KIMIA)

vi
Skripsi ini dipersembahkan

Kepada Ayah Ibu yang senantiasa berkorban dan

memberikan cintanya untukku;

Para Dosen dan Guruku yang dengan sabar membimbingku;

Sahabat-sahabatku dan Rekan-rekan Pendidikan Kimia

Angkatan 2009 UIN Jakarta yang memberikan cerita pada

tiap langkah perjuanganku;

Dan untuk orang di masa depanku yang memacu untuk

menjadi lebih baik.

vii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim…

Segala puji bagi Allah SWT, yang senantiasa menunjukkan kebesaran-Nya


setiap saat, dan selalu memberikan berkah dan rahmat-Nya, sehingga akhirnya
peneliti mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Buku
Suplemen Kimia Berbasis Kontekstual pada Konsep Larutan Asam Basa”.
Shalawat dan salam tidak lupa tercurah kepada baginda Rasulullah
Muhammad SAW yang telah berjuang untuk membawa kebenaran dan
menyempurnakan akhlak manusia, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya serta
para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Peneliti telah berusaha dengan segenap kemampuan yang ada untuk
menyajikan skripsi yang tak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih atas bimbingan dan
dukungan serta bantuan yang diberikan dalam penulisan dan penyusunan laporan
skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa bagaimanapun usaha yang ditempuh tanpa
adanya bimbingan dan bantuan dari pihak-pihak terkait, penulisan laporan ini
tidak akan terselesaikan dengan baik. Semoga Allah SWT membalas jasa dan
memberikan rahmatnya kepada:
1. Ibu Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta wakil dan para stafnya.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dedi Irwandi, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus penguji I.
4. Bapak Tonih Feronika, M.Pd, selaku dosen pembimbing I dari program studi
pendidikan kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas segala
ilmu, masukan, dan bimbingannya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

viii
5. Ibu Nanda Saridewi, M.Si, selaku dosen pembimbing 2 dari program studi
pendidikan kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas segala
saran dan bimbingannya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
6. Bapak Burhanudin Milama, M.Pd, selaku pembimbing akademik sekaligus
dosen penguji II.
7. Ibu Salamah Agung, Ph.D, selaku validator. Terima kasih atas segala
masukannya yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.
8. Seluruh dosen dan jajaran jurusan pendidikan IPA FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Terima
kasih banyak atas segala ilmu dan kebaikan bapak serta ibu sekalian selama
penulis menuntut ilmu di program studi pendidikan kimia UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
9. Ibu Hj. Zesmita Umar, SH selaku Kepala Muhammadiyah 25 Pamulang, yang
telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
10. Bapak M. Puji Sulistiyono, S.Si, wakil kepala sekolah bidang kurikulum
SMA Muhammadiyah 25 Pamulang, yang telah memberikan kemudahan
kepada peneliti selama melakukan proses penelitian dari awal hingga akhir.
11. Ibu Budhi Endarwati, S.Pd, selaku guru kimia Muhammadiyah 25 Pamulang,
dan seluruh siswa kelas XI IPA 1, terima kasih atas bantuannya selama
penelitian dilakukan.
12. Ayah, Ibu dan adikku tercinta, terima kasih atas bantuan moriil dan materiil,
kasih sayang, pengorbanan serta semangat yang selalu kalian berikan setiap
saat.
13. Kakanda Armansyah Nugraha, tempat diskusi dan sharing dalam keadaan
senang maupun sedih, terima kasih banyak atas segala kebaikan, bantuan
serta dukungannya selama ini.
14. Sahabat Lima Gerbang dan Satu Gembok Ani Syahida, Iis Shaliha, Intan
Balqis, S.Pd, Ira Isnawati S.Pd, Sri Wahyuni, S.Pd. Seluruh teman-teman
bimbingan Pak Tonih, Anita Eka, Syifa, Indri, Cici dan seluruh keluarga
besar kimia 2009 yang juga sedang berjuang meraih kesuksesannya,

ix
dimanapun kalian berada, terima kasih atas telah memberikan banyak
pelajaran berharga kepada penulis dan telah menjadi kelas yang banyak
menyimpan kenangan, canda tawa dan hari-hari yang kita lewati bersama
selalu penuh dengan kejadian lucu dan tidak terduga. Semoga Allah
mengumpulkan kita dalam kebaikan.
15. Seluruh adik kelasku khususnya rekan-rekan Pengurus Association of
Chemistry Education (ACE) UIN Jakarta Periode 2012. Yang telah
membantu meninggalkan rekam jejak perjuangan demi membawa perubahan
dan pembaharuan dari kita untuk Prodi Pendidikan Kimia yang lebih maju.
Semoga Allah meridhoi langkah perjuangan kita.
16. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih
banyak.
Akhirnya peneliti hanya dapat memanjatkan doa kehadirat Illahi Robbi
semoga semua perhatian, motivasi dan bantuannya dibalas oleh-Nya sebagai amal
kebaikan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Aamiin.

Jakarta, 13 April 2014

Peneliti

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASAH .............. iii
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ............................................ iv
ABSTRAK ................................................................................................... v
ABSTRACT .................................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN.... ………………………………………………. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah............................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 4
D. Perumusan Masalah ............................................................................. 4
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR ............... 6
A. Bahan Ajar ........................................................................................... 6
1. Pengertian Bahan Ajar .................................................................... 6
2. Fungsi Bahan Ajar .......................................................................... 7
3. Jenis-Jenis Bahan Ajar .................................................................... 7
4. Prinsip Memilih Bahan Ajar ........................................................... 8
5. Manfaat Pengembangan Bahan Ajar .............................................. 9
6. Langkah-langkah Pembuatan Bahan Ajar ...................................... 10
B. Buku ..................................................................................................... 12
1. Pengertian Buku .............................................................................. 12

xi
2. Jenis Buku Pelajaran ....................................................................... 13
3. Cara Menulis Buku Nonteks Pelajaran ........................................... 14
C. Buku Pelengkap/Pengayaan (Suplemen) .......................................... 17
1. Pengertian Buku Pelengkap/Pengayaan (Suplemen) ...................... 17
2. Perbedaan Buku Teks Pelajaran dan Buku Suplemen .................... 18
D. Hakikat Pembelajaran Kontekstual...................................................... 20
1. Definisi Pembelajaran Kontekstual................................................. 20
2. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual......................................... 22
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kontekstual ...................................... 23
4. Asas Pembelajaran Kontekstual ...................................................... 24
5. Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dengan
Pembelajaran Konvensional............................................................ 27
E. Teori Asam Basa.................................................................................. 28
1. Teori Asam Basa Arrhenius ............................................................ 28
2. Teori Asam Basa Bronsted-Lowry ................................................. 29
3. Teori Asam Basa Lewis .................................................................. 30
F. Penelitian Relevan ............................................................................... 31
G. Kerangka Berpikir ............................................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 35
A. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................. 35
B. Metode Penelitian ................................................................................ 35
C. Desain Penelitian ................................................................................. 35
D. Teknik Pengumulan Data .................................................................... 39
E. Instrumen Penelitian ............................................................................ 39
F. Teknik Pengolahan Data ...................................................................... 42
G. Teknik Analisis Data ........................................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................... 44
A. Deskripsi Data ..................................................................................... 44
1. Deskripsi Hasil Tahap Persiapan .................................................... 44
2. Deskripsi Hasil Tahap Pengembangan ........................................... 47
3. Deskripsi Hasil Tahap Evaluasi ...................................................... 58

xii
B. Pembahasan ......................................................................................... 61
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 70
A. Kesimpulan .......................................................................................... 70
B. Saran .................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 72

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Antara Buku Teks dan Buku Suplemen ................... 19
Tabel 2.2 Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dengan
Pembelajaran Konvensional ....................................................... 27
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Lembar Validasi ......................................... 40
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Angket Respon Siswa................................. 41
Tabel 3.3 Kriteria Penskoran Skala Guttman ............................................. 42
Tabel 3.4 Kriteria Penskoran Skala Likert ................................................. 42
Tabel 3.5 Kriteria Interpretasi Skor ............................................................ 43
Tabel 4.1 Hasil Analisis Standar Isi ........................................................... 46
Tabel 4.2 Daftar Revisi Konten Indikator Buku Suplemen ....................... 47
Tabel 4.3 Hasil Validasi ............................................................................. 56
Tabel 4.4 Daftar Revisi Konten .................................................................. 56
Tabel 4.5 Daftar Revisi Tipografi .............................................................. 57
Tabel 4.6 Hasil Angket Respon Siswa ....................................................... 58

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Reaksi antara BF3 dan NH3 ........................................................ 31


Gambar 2.2 Kerangka Berpikir...................................................................... 34
Gambar 3.1 Desain Penelitian ....................................................................... 38
Gambar 4.1 Desain Sampul Buku ................................................................. 48
Gambar 4.2 Contoh Ikhtisar (Outline) ........................................................... 49
Gambar 4.3 Contoh Penerapan Asas Konstruktivisme.................................. 50
Gambar 4.4 Contoh Penerapan Asas Bertanya (Questioning)....................... 50
Gambar 4.5 Contoh Penerapan Asas Inkuiri ................................................. 51
Gambar 4.6 Contoh Penerapan Asas Masyarakat Belajar
(Learning Communitiy).............................................................. 52
Gambar 4.7 Contoh Penerapan Asas Pemodelan (Modelling) ...................... 52
Gambar 4.8 Contoh Penerapan Asas Refleksi ............................................... 53
Gambar 4.9 Contoh Tugas pada Penerapan Asas Penilaian
Autentik ..................................................................................... 54
Gambar 4.10 Contoh Rubrik pada Penerapan Asas Penilaian
Autentik ..................................................................................... 54
Gambar 4.11 Glosarium................................................................................... 55
Gambar 4.12 Grafik Aspek Kelayakan Isi ....................................................... 59
Gambar 4.13 Grafik Aspek Sajian ................................................................... 60
Gambar 4.14 Grafik Aspek Kebahasaan ......................................................... 60
Gambar 4.15 Grafik Aspek Grafis ................................................................... 61

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Validasi Analisis Indikator ............................................... 75


Lampiran 2 Analisis Indikator Revisi ........................................................... 84
Lampiran 3 Draft Buku Suplemen Kimia ..................................................... 92
Lampiran 4 Kisi-kisi Lembar Validasi .......................................................... 121
Lampiran 5 Lembar Validasi ......................................................................... 122
Lampiran 6 Hasil Validasi Buku Suplemen Kimia ....................................... 123
Lampiran 7 Buku Suplemen Uji Coba .......................................................... 126
Lampiran 8 Buku Suplemen Revisi............................................................... 156
Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaan (RPP) ................................. 187
Lampiran 10 Kisi-kisi Angket Respon Siswa ................................................. 199
Lampiran 11 Angket Respon Siswa ................................................................ 200
Lampiran 12 Hasil Pengolahan Data Angket Siswa ....................................... 202
Lampiran 13 Cara Perhitungan Data Angket Siswa ........................................ 203
Lampiran 14 Penentuan Kriteria Tiap Aspek pada Angket Siswa .................. 204
Lampiran 15 Foto-Foto Kegiatan Selama Penelitian ...................................... 206
Lampiran 16 Surat Izin Penelitian ................................................................... 207
Lampiran 17 Surat Keterangan Penelitian....................................................... 208

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu unsur yang sangat penting karena berawal
dari pendidikan terciptalah sumberdaya manusia yang tangguh dan mampu
mengadakan perubahan menuju bangsa dan negara yang lebih maju.1 Namun
kondisi pendidikan Indonesia saat ini belum sesuai dengan yang diharapkan,
meskipun telah mengalami pergantian kurikulum, tetapi kualitas pendidikan
masih tertinggal dengan negara lain. Hal ini terbukti dengan hasil tes PISA
(Programme for International Student Assessment) tahun 2012, dimana Indonesia
menduduki peringkat ke-64 dari 65 negara yang ikut serta.2
Hal mendasar yang mempengaruhi kualitas pendidikan salah satunya dapat
dilihat melalui bagaimana pelaksanaan proses belajar-mengajarnya. Belajar yang
berkualitas ditentukan dengan bagaimana materi yang disampaikan dapat diserap
dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta bermanfaat bagi kehidupan diri
sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
Saat ini pada kenyataannya sebagian besar peserta didik tidak mampu
menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana
pemanfaatannya dalam kehidupan nyata. Hal ini dikarenakan strategi belajar yang
diterapkan umumnya menggunakan pembelajaran konvensional yang lebih
menekankan pada tujuan yang ingin dicapai dari proses belajar dibandingkan
bagaimana tahapan-tahapan atau isi dari proses belajar itu sendiri. Pada akhirnya
pembelajaran yang mereka terima selama ini hanyalah penonjolan tingkat hafalan
dari sekian rentetan topik atau pokok bahasan, tetapi tidak diikuti dengan
pemahaman atau pengertian yang mendalam, yang bisa diterapkan ketika mereka
berhadapan dengan situasi baru dalam kehidupannya. Terlebih lagi kimia adalah

1
Meta Kuswandari, dkk., Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA dengan Pendekatan
Kontekstual pada Materi Pengukuran Besaran Fisika, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol.1 No.2, 2013,
h. 41.
2
OECD, Programme for International Student Assessment (PISA) Results from PISA
2012, 2014, p. 7, (http://www.oecd.org).

1
2

suatu bidang studi yang bertujuan mendidik anak agar dapat berfikir secara logis,
kritis, rasional, dan percaya diri sehingga mampu membentuk kepribadian
mandiri, kreatif, serta mempunyai kemampuan dan keberanian dalam menghadapi
masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.3 Untuk itu diperlukan
pembelajaran kimia yang dapat menunjang tujuan tersebut.
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL)
merupakan suatu pendekatan pembelajaran dan pengajaran yang mengaitkan
antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa untuk mendorong
siswa membuat hubungan antarpengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai individu, anggota keluarga, masyarakat, dan
bangsa. Pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang
holistik. Bertujuan membantu siswa memahami makna materi ajar dengan
mengaitkan materi tersebut terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari
(konteks pribadi, sosial, dan kultural). Sehingga, siswa memiliki pengetahuan
yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan ke
permasalahan lainnya.
Penggunaan bahan ajar pada suatu proses pembelajaran merupakan
komponen penting karena bahan ajar dalam bentuk apapun adalah salah satu
sumber belajar yang digunakan dan merupakan penunjang dari keberhasilan
proses pembelajaran. Tentunya pembelajaran kontekstual dapat menjadi optimal
apabila didukung oleh media dan bahan ajar yang sesuai. Salah satu sumber
belajar paling umum yang dapat digunakan dalam pembelajaran yaitu buku. Jenis
buku juga beragam, yakni ada buku teks pelajaran yaitu buku acuan wajib untuk
digunakan di satuan pendidikan, ada pula buku pengayaan yaitu buku yang
memuat materi yang dapat memperkaya buku teks pendidikan. Buku pengayaan
bersifat lebih kaya dan fleksibel, buku ini biasanya digunakan sebagai buku
pendamping buku pokok atau bisa disebut sebagai buku suplemen.
Pada kenyataannya banyak bahan ajar atau buku pelajaran yang digunakan
hanya berisi materi tentang konsep kimia saja yang dilengkapi dengan soal dan
3
Sufatmi Amir, “Pengembangan Handout Berbasis Kontekstual untuk Pembelajaran
Kimia Materi Unsur Transisi sebagai Sumber Belajar Mandiri Peserta Didik Kelas XI SMA/MA”,
Skripsi pada Universitas Negeri Yogyakarta, 2012, h. 2, tidak dipublikasikan.
3

kurang terdapat materi tentang konsep kimia dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
juga dikemukakan oleh Suharyadi dkk. yaitu, beberapa buku ajar yang mengacu
pada kurikulum lama hanya menjejali siswa dengan konsep-konsep yang harus
dihafal, dan tidak mengajak siswa berpikir sebagai proses mengkonstruksi
pengetahuan dan pengalaman mereka untuk menemukan sendiri konsep yang
harus dipahaminya dan menemukan makna serta keterkaitannya dengan
kehidupan mereka.4 Sebagai solusinya guru perlu mengembangkan buku yang
mengintegrasikan asas kontekstual untuk mengoptimalkan proses pembelajaran
dan membatu siswa untuk mengkaitkan konsep yang dipelajarinya dalam
kehidupan sehari-hari.
Pemerintah dewasa ini telah memberikan kebebasan kepada satuan tingkat
pendidikan untuk mengembangkan indikator-indikator serta bahan ajar yang ada
dengan rambu-rambu penyusunan dan pengembangannya yang telah ditentukan
oleh pemerintah. Dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa
guru diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas
melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun
2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan
proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan
untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).5 Salah satu
elemen dalam RPP adalah sumber belajar. Dengan demikian, guru diharapkan
untuk mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar.
Untuk mengembangkan buku yang kontekstual perlu dipilih materi yang
sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Untuk itu pemilihan materi
yang tepat haruslah diperhatikan, karena itu materi larutan asam basa dirasa
sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari karena banyak sekali produk
dalam kehidupan sehari-hari yang erat kaitannya dengan konsep tersebut.
Menanggapi masalah pada penelitian ini, dimana siswa kurang dapat
memahami makna serta mengkaitkan konsep yang dipelajarinya dengan

4
Suharyadi, dkk., Pengembangan Buku Ajar Berbasis Kontekstual pada Pokok Bahasan
Asam dan Basa, Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia, Vol.1, No.1, 2013, h. 61.
5
Depdiknas, Panduan Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional, 2008), h. 1.
4

kehidupan sehari-hari serta didukung dengan kebebasan dari pemerintah kepada


guru untuk mengembangkan materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
siswa dan pembelajaran maka peneliti akan mengembangkan buku suplemen
kimia yang bersifat memperluas konsep atau materi dari buku teks yang berbasis
kontekstual dengan mengintegrasikan tujuh asas kontekstual.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas dapat ditemukan
beberapa masalah yaitu:
1. Peserta didik tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka
pelajari dengan bagaimana pemanfaatannya dalam kehidupan nyata.
2. Belum banyak tersedianya bahan ajar khususnya buku suplemen kimia
yang berbasis kontekstual.

C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Buku suplemen yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah buku
suplemen yang memperluas buku pokok pada konsep larutan asam basa.
2. Berbasis kontekstual yang dimaksud adalah dengan mengintegrasikan
tujuh asas dalam pembelajaran kontekstual (konstruktivisme, inkuiri,
bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian autentik).

D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana proses
mengembangkan buku suplemen kimia berbasis kontekstual pada konsep larutan
asam dan basa?”

E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan
buku suplemen kimia berbasis kontekstual pada konsep larutan asam basa.
5

F. Manfaat Penelitian
Hasil dari pengembangan buku suplemen kimia berbasis kontekstual ini
diharapkan bisa memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Dengan hadirnya buku suplemen kimia berbasis kontekstual ini
diharapkan dapat digunakan sebagai sumber belajar, dapat meningkatkan
minat untuk belajar kimia serta mampu membuka pikiran dan
menghubungkan ilmu yang didapat dengan pemanfaatannya dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Bagi Guru
Buku suplemen kimia berbasis kontekstual pada konsep larutan asam
basa yang disusun dalam penelitian ini, dapat digunakan sebagai bahan ajar
serta sebagai referensi untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam
mengembangkan bahan ajar dengan pendekatan pembelajaran kontekstual
yang lebih beragam.
3. Bagi Peneliti
Menambah wawasan peneliti mengenai pengembangan bahan ajar
khususnya buku suplemen kimia berbasis kontekstual pada konsep larutan
asam dan basa.
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Bahan Ajar
1. Pengertian Bahan Ajar
Menurut Majid bahan ajar adalah segala bentuk bahan ajar yang
digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar.1 Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan
tidak tertulis. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari
suatu kompetensi secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif
mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Sedangkan
menurut Widodo dan Jasmadi bahan ajar adalah seperangkat sarana
pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, dan cara
mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau
subkompetensi dengan segala kompleksitasnya.2
Adapun menurut pendapat lain bahan ajar merupakan segala bahan
(baik informasi, alat maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang
menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik
dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk perencanaan
dan penelaahan implementasi pembelajaran.3 Bahan ajar atau materi
pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari
pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau
nilai.4
Dari pengertian yang telah dipaparkan sebelumnya tentang bahan ajar
dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang

1
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005),
Cet.I, h. 173.
2
Chomsin S. Widodo dan Jasmadi, Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis
Kompetensi, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008), h. 40.
3
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Pembuatan Bahan Ajar Inovatif, (Diva Press,
Jogjakarta, 2011), h. 31.
4
Panduan Pengembangan Penyusunan KTSP Lengkap, (Yogyakarta: Pustaka Yustisia,
2007), h. 194.

6
7

tersusun secara sistematis yang dapat membantu guru dalam proses


pembelajaran, berupa penyampaian informasi baik secara tertulis maupun
tidak tertulis yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi yang telah
ditentukan.
2. Fungsi Bahan Ajar
Depdiknas menyebutkan ada beberapa fungsi bahan ajar sebagai
berikut:5
1) Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi
kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa.
2) Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi
kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya.
3) Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
3. Jenis-jenis Bahan Ajar
Menurut bentuknya, bahan ajar dibedakan menjadi empat macam, yaitu
bahan cetak, bahan ajar dengar, bahan ajar pandang dengar, dan bahan ajar
interaktif.6
1) Bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam
kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau
penyampaian informasi.7 Contohnya, handout, buku, modul, lembar
kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto atau gambar, dan model
atau maket.
2) Bahan ajar dengar atau program audio, yakni semua sistem yang
menggunakan sinyal radio secara langsung, yang dapat dimainkan

5
Depdiknas, Panduan Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional, 2008), h. 6.
6
Andi Prastowo, op.cit., h. 40-41.
7
Tian Belawati, dkk., Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka, 2003), h. 1.21.
8

atau didengar oleh seseorang atau sekelompok orang. Contohnya,


kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio.
3) Bahan ajar pandang dengar (audiovisual), yakni segala sesuatu yang
memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar
bergerak secara sekuensial. Contohnya, video compact disk dan film.
4) Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials), yakni
kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar,
animasi, dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi atau diberi
perlakuan untuk mengendalikan suatu perintah dan/atau perilaku
alami dari suatu presentasi. Contohnya, compact disk interactive.
4. Prinsip Memilih Bahan Ajar
Adapun pemilihan bahan ajar perlu memperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut:8
1) Relevansi, yang bermakna bahwa materi yang disampaikan relevan
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagai
pengejawantahan kurikulum.
2) Konsistensi/keajegan, yang bermakna hal ini dikaitkan dengan
prinsip sesuai dengan keluasan kompetensi dasarnya.
3) Kecukupan, yang berarti materi yang diajarkan tidak terlalu dalam
atau terlalu sedikit.
Sedangkan menurut Arif dan Napitulu, ada beberapa tujuh kriteria yang
harus diperhatikan dalam memilih bahan ajar, yaitu sebagai berikut:9
1) Isi bahan ajar hendaklah sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2) Bahan ajar hendaklah sesuai dengan kebutuhan peserta didik, baik
dalam bentuk maupun tingkat kesulitannya.
3) Bahan ajar hendaklah betul-betul baik dalam penyajian faktualnya.
4) Bahan ajar hendaklah benar-benar menggambarkan latar belakang
dan suasana yang dihayati oleh peserta didik.

8
Tonih Feronika, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta, 2009), h. 39-40.
9
Zainudin Arif dan W.P. Napitulu, Pedoman Baru Menyusun Bahan Ajar, (Jakarta:
Grasindo, 1997), h. 102.
9

5) Bahan ajar hendaklah mudah dan ekonomis penggunaannya.


6) Bahan ajar hendaklah cocok dengan gaya belajar peserta didik.
7) Lingkungan di mana bahan ajar digunakan harus tepat sesuai dengan
jenis media yang digunakan.
5. Manfaat Pengembangan Bahan Ajar
Adapun manfaat atau kegunaan pembuatan bahan ajar, dibedakan
menjadi dua macam yaitu kegunaan bagi pendidik dan peserta didik.
Manfaat yang diperoleh apabila seorang pendidik mengembangkan
bahan ajar sendiri, yakni antara lain:10
1) Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai
dengan kebutuhan belajar siswa
2) Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk
diperoleh
3) Bahan ajar menjadi labih kaya karena dikembangkan dengan
menggunakan berbagai referensi
4) Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam
menulis bahan ajar
5) Bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang
efektif antara guru dengan siswa karena siswa akan merasa lebih
percaya kepada gurunya.
Apabila bahan ajar tersedia secara menarik dan inovatif maka terdapat
manfaat bagi peserta didik yaitu meliputi:11
1) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik
2) Peserta didik lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar
secara mandiri dengan bimbingan pendidik
3) Peserta didik lebih mudah memahami setiap kompetensi yang harus
dikuasainya.

10
Depdiknas, op.cit., h. 9.
11
Andi Prastowo, op. cit., h. 27-28.
10

6. Langkah-Langkah Pembuatan Bahan Ajar


Langkah-langkah pembuatan bahan ajar meliputi beberapa aspek
yaitu:12
1) Analisis Kebutuhan Bahan Ajar
Analisis kebutuhan bahan ajar adalah langkah awal proses
pembuatan bahan ajar, yang terdiri dari tiga tahapan yaitu:
a) Analisis Kurikulum
Terdapat lima langkah dalam melakukan analisis kurikulum
yaitu: Pertama, standar kompetensi yaitu kualifikasi kemampuan
minimal yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan
maupun keterampilan yang diharapkan dapat dicapai, yang terdiri
atas sejumlah kompetensi dasar sebagai acuan baku yang harus
dicapai dan berlaku secara nasional. Kedua, kompetensi dasar,
yaitu sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam
mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator
kompetensi. Ketiga, indikator ketercapaian hasil belajar. Indikator
adalah rumusan kompetensi yang spesifik yang dapat dijadikan
acuan kriteria penilaian dalam menentukan kompeten tidaknya
seseorang. Keempat, materi pokok yaitu sejumlah informasi utama,
pengetahuan keterampilan atau nilai yang telah disusun sedemikian
rupa oleh pendidik sehingga peserta didik menguasai kompetensi
yang telah ditentukan. Kelima, pengalaman belajar, yaitu suatu
aktivitas belajar yang didesain oleh pendidik untuk dilakukan oleh
peserta didik agar menguasai kompetensi yang ditentukan melalui
kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan.
b) Menganalisis Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu (benda, data, fakta, ide,
orang dan lain sebagainya) yang bisa menimbulkan proses
belajar.13 Hal ini berbeda dengan bahan ajar karena sumber belajar

12
Ibid., h. 50-66.
13
Ibid., h. 31.
11

adalah bahan mentah untuk pembuatan bahan ajar yang berada


pada tingkatan mempunyai potensi menimbulkan proses belajar,
seperti gambar, lingkungan, orang dll. Sedangkan bahan ajar adalah
adalah bahan jadi yang merupakan hasil ramuan dari bahan-bahan
yang diperoleh dari berbagai sumber belajar yang siap disajikan
kepada peserta didik.
Sumber belajar yang digunakan harus didasarkan pada
ketersediaan, kesesuaian, dan kemudahan dalam pemanfaatannya.
Caranya adalah dengan menginventarisasi ketersediaan sumber
belajar dengan kebutuhan.
c) Memilih dan Menentukan Bahan Ajar
Pada langkah ini yaitu berupa menetukan dan membuat bahan
ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan dengan
kompetensi dasar yang akan diraih oleh peserta didik, serta
menetapkan jenis dan bentuk bahan ajar yang berdasarkan analisis
kurikulum dan analisis sumber bahan. Bahan ajar harus berkaitan
atau relevan dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan awal
peserta didik yang menjadi sasaran pembelajaran, tempat dan
keadaan dimana bahan ajar akan digunakan, metode penerapan dan
penjelasannya, serta biaya dan proses produksi serta alat-alat yang
digunakan untuk memproduksi bahan ajar tersebut.
2) Memahami Kriteria Pemilihan Sumber Belajar
Dalam pemilihan sumber belajar ini ada dua kriteria yang dapat
digunakan yaitu kriteria umum dan kriteria khusus. Kriteria umum
meliputi sumber belajar harus ekonomis, praktis, mudah diperoleh dan
fleksibel. Adapun kriteria khusus dalam pemilihan sumber belajar
harus memotivasi peserta didik, mendukung kegiatan belajar mengajar,
sumber belajar dapat diobservasi dan dicatat , dapat mengatasi masalah
belajar yang diahadapi oleh peserta didik. Selain itu sumber belajar
yang dipilih hendaknya dapat dipilih sebagai alat, metode atau strategi
penyampaian pesan.
12

3) Menyusun Peta Bahan Ajar


Menyusun peta bahan ajar dinilai sangat penting mengingat
memiliki banyak kegunaan. Menurut diknas dalam prastowo, paling
tidak ada tiga kegunaan penyusunan bahan ajar, yakni untuk
mengetahui bahan ajar jumlah bahan yang harus ditulis, mengetahui
skuensi atau turunan bahan ajar (urutan bahan ajar ini sangat
menentukan prioritas penulisan), dan menentukan sifat bahan ajar.
Berkaitan dengan sifat bahan ajar, penting bagi penulis untuk
memahami bahan ajar yang bersifat dependent atau independent. Bahan
ajar dependent adalah bahan ajar yang ada kaitannya dengan bahan ajar
yang satu dengan bahan ajar yang lain, sehingga dalam penulisannya
harus saling memperhatikan satu sama lain, apalagi jika masing-masing
bahan ajar itu saling mempersyaratkan. Sedangkan bahan ajar
independent adalah bahan ajar yang berdiri sendiri atau dalam
penyusunannya tidak harus memperhatikan atau terikat dengan bahan
ajar yang lainnya.

B. Buku
1. Pengertian Buku
Kata “buku” dalam bahasa Indonesia memiliki persamaan dalam
berbagai bahasa. Dalam bahasa yunani disebut “biblos” dalam bahasa
inggris disebut “book”. Jika dilihat dari kamus masing-masing kata ini
memiliki arti yang sama dengan bentuk benda tersebut yaitu kumpulan
kertas yang dijilid. Adapun Andriase, dkk. dalam Sitepu menjelaskan buku
dengan lebih sederhana dengan mengatakan “...informasi tercetak di atas
kertas yang dijilid menjadi satu kesatuan”.14 Dengan pengertian tersebut,
buku memiliki empat sifat pokok, yaitu (1) berisi informasi, (2) informasi
itu ditampilkan dalam wujud cetakan, (3) media yang dipergunakan adalah
kertas, dan (4) lembaran-lembaran kertas itu dijilid dalam bentuk satu

14
Sitepu, Penulisan Buku Teks Pelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.
12-13.
13

kesatuan. Selanjutnya menurut Majid “buku adalah bahan tertulis yang


menyajikan ilmu pengetahuan”.15 Buku biasanya akan berisi tentang sesuatu
yang menjadi buah pikiran dari seorang pengarangnya.16
Mengacu pada penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan buku adalah kumpulan kertas berisi informasi dari buah
pikiran pengarangnya, disusun secara sistematis, dijilid serta bagian luarnya
diberi pelindung terbuat dari kertas tebal, karton atau bahan lain.
2. Jenis Buku Pelajaran
Definisi buku menunjukkan adanya unsur-unsur yang sama pada setiap
buku, tetapi tidak berarti semua buku sama. Demikian juga tentang buku
yang dipakai di lembaga pendidikan. Ada yang menganggap bahwa buku
sekolah atau buku pelajaran dalam pengertian luas, yaitu semua buku yang
dipakai dalam proses belajar dan membelajarkan, termasuk lembaran kerja
siswa/buku kerja (working book), modul, dan buku pelengkap/pengayaan.
Untuk itu Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan membuat kategorisasi
buku yang dipakai di lingkungan pendidikan.
Pada awalnya berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah No. 262/C/Kep/R.1992. jenis buku pelajaran yang
dipakai di sekolah dikategorisasikan berdasarkan penggunaannya menjadi
empat kelompok, yaitu: a) buku pelajaran pokok, b) buku pelajaran
pelengkap, c) buku bacaan, dan d) buku sumber.17
Kategorisasi buku yang dipergunakan di sekolah berkembang dan
diubah pada waktu tertentu. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional mengklasifikasikan buku pendidikan menjadi empat jenis, yaitu
buku teks pelajaran, buku pengayaan, buku referensi, dan buku panduan
pendidik.18 Pengklasifikasian tersebut diperkuat oleh Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 2008 pasal 6 (2). Kemudian untuk

15
Abdul Majid, op. cit., h. 175.
16
Depdiknas, op.cit., h. 19.
17
Sitepu, op. cit., h. 16.
18
Pusat Perbukuan, Pedoman Penulisan Buku Nonteks, (Jakarta: Pusat Perbukuan
Depdiknas, 2008), h. 1.
14

memudahkan pengklasifikasian dan pengertian, buku pendidikan


dikelompokkan menjadi buku teks pelajaran dan buku nonteks pelajaran.
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional mendefinisikan
buku teks pelajaran merupakan buku yang dipakai untuk mempelajari atau
mendalami suatu subjek pengetahuan dan ilmu serta teknologi atau suatu
bidang studi, sehingga mengandung penyajian asas-asas tentang subjek
tersebut, termasuk karya kepanditaan (scholarly, literary) terkait subjek
yang bersangkutan.19 Sependapat dengan pernyataan dari Pusat Perbukuan
Depdiknas, Muslich mendefinisikan buku teks adalah buku yang berisi
uraian bahan tentang mata pelajaran atau bidang studi tertentu, yang disusun
secara sistematis dan telah diseleksi berdasarkan tujuan tertentu, orientasi
pembelajaran, dan perkembangan siswa, untuk diasimilasikan dalam
pembelajaran.20
Sementara itu, buku nonteks pelajaran merupakan buku-buku yang
tidak digunakan secara langsung sebagai buku untuk mempelajari salah satu
bidang studi pada lembaga pendidikan. Buku nonteks pelajaran berisi materi
pendukung, pelengkap, dan penunjang buku teks pelajaran yang berfungsi
sebagai bahan pengayaan, referensi, atau panduan dalam kegiatan
pendidikan dan pembelajaran dengan menggunakan penyajian yang longgar,
kreatif, dan inovatif serta dapat dimanfaatkan oleh pembaca lintas jenjang
dan tingkatan kelas atau pembaca umum.21
3. Cara Menulis Buku Nonteks Pelajaran
Buku suplemen merupakan bagian dari buku nonteks pelajaran yang
memiliki ketentuan dasar dan komponen-komponen yang menjadi
karakteristik sebuah penerbitan suplemen sebagai buku nonteks pelajaran.
Dengan demikian, untuk mengembangkannya ada beberapa hal yang harus
diperhatikan penulis yaitu memahami komponen-komponen buku sebagai
kriteria buku nonteks berkualitas.

19
Ibid., h. 2.
20
Masnur Muslich, Text Book Writing: Dasar-dasar Pemahaman, Penulisan, dan
Pemakaian Buku Teks, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2010), h. 50.
21
Pusat Perbukuan, op. cit., h. 3.
15

1) Memahami Komponen Dasar


Dalam menulis buku suplemen sebagai nonteks pelajaran seorang
penulis harus memerhatikan komponen dasar buku nonteks pelajaran.
Komponen dasar ini terdiri atas karakteristik buku nonteks, komponen
buku.22
a) Karakteristik Buku Nonteks
Sebelum mengembangkan bahan tulisan, penulis buku nonteks
harus meyakini bahwa tulisan tersebut memenuhi kriteria sebagai
buku nonteks pelajaran, yaitu:
(1) Materi buku yang dikembangkan bukan merupakan acuan
wajib bagi peserta didik dalam mengikuti salah satu mata
pelajaran tertentu;
(2) Materi buku tidak dilengkapi dengan instrumen evaluasi
dalam bentuk pertanyaan, tes, ulangan, LKS, atau bentuk
lainnya;
(3) Penerbitan buku tidak disajikan secara serial berdasarkan
tingkat kelas;
(4) Pengembangan materi tidak terkait secara langsung
dengan atau sebagian Standar Kompetensi/ Kompetensi
Dasar dalam Standar Isi;
(5) Materi buku dapat dimanfaatkan oleh pembaca lintas
jenjang pendidikan dan tingkat kelas;
(6) Materi buku dapat diklasifikasikan ke dalam jenis
pengayaan (pengetahuan, keterampilan, atau kepribadian),
atau referensi (kamus, ensiklopedia, atlas), atau panduan
pendidik.
b) Struktur Buku
Struktur buku pada umumnya terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian
awal, isi, dan akhir.

22
Ibid., h.64-66.
16

(1) Bagian Awal


 Judul buku menggunakan bahasa Indonesia, sekalipun
judul aslinya dapat pula disandingkan atau
dicantumkan di dalam preliminary.
 Prakata dan/atau pengantar pada awal buku berisi
tujuan penulisan, cara belajar yang harus diikuti,
ucapan terima kasih, kelebihan buku, keterbatasan buku
dan hal lain yang dianggap penting.
 Daftar isi berisi struktur buku secara lengkap yang
memberikan gambaran tentang isi buku secara umum.
(2) Bagian Isi
Di dalam buku terdapat isi atau materi yang dapat
memberikan tambahan wawasan pengetahuan dan/atau
meningkatkan keterampilan tertentu, dan/atau informasi yang
dapat dirujuk, dan/atau meningkatkan keprofesionalan
pendidik dan tenaga kependidikan. Isi atau materi harus sesuai
dengan judul buku.
(3) Bagian Akhir
 Daftar pustaka merupakan daftar buku yang digunakan
sebagai bahan rujukan. Penulisan buku tersebut yang
diawali dengan nama pengarang (yang disusun secara
alfabetis), tahun terbitan, judul buku, tempat, dan nama
penerbit.
 Glosarium berisi istilah-istilah penting dalam teks
dengan penjelasan arti istilah tersebut, dan disusun
alfabetis.
 Lampiran adalah segala sesuatu yang diperlukan untuk
memberikan kejelasan isi/materi buku, yang tidak tepat
jika ditampilkan di dalam isi buku.
17

2) Mengembangkan Komponen Utama


Dalam mengembangkan buku suplemen sebagai buku nonteks,
penulis perlu memerhatikan komponen utama buku nonteks berkualitas.
Komponen-komponen itu berhubungan dengan: (1) materi atau isi
buku, (2) penyajian materi, dan (3) bahasa dan/atau ilustrasi; dan (4)
kegrafikaan.23 Komponen utama ini merupakan pemandu dalam
menulis buku nonteks berkualitas dan dapat digunakan sebagai rambu-
rambu saja, sedangkan kreativitas dan inovasi pengembangan buku
nonteks merupakan karakteristik seorang penulis buku nonteks.

C. Buku Pelengkap/Pengayaan (Suplemen)


1. Pengertian Buku Pelengkap/Pengayaan (Suplemen)
Berdasarkan jenisnya, buku suplemen termasuk salah satu jenis dari
buku nonteks pelajaran. Buku nonteks pelajaran berdasarkan fungsinya
sebagai buku pengayaan, dapat memperkaya pembaca (termasuk peserta
didik) dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian.
Buku pengayaan merupakan buku yang memuat materi yang dapat
memperkaya dan meningkatkan penguasan iptek dan keterampilan
membentuk kepribadian peserta didik, pendidik, pengelola pendidikan, dan
masyarakat pembaca lainnya.24
Sebagaimana tertulis pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) Nomor 33 Tahun 2008 Pasal 1 Ayat 8 tertulis “Buku
pengayaan adalah buku untuk memperkaya pengetahuan peserta didik dan
guru”.25 Adapun menurut Sitepu mengacu pada pengklasifikasian dari
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 2 Tahun
2008, mendefinisikan buku pengayaan adalah buku yang memuat materi

23
Ibid., h. 67.
24
Ibid., h. 8.
25
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 33 Tahun
2008, pasal. 1.
18

yang dapat memperkaya buku teks pendidikan dasar, menengah, dan


perguruan tinggi.26
Menurut para ahli, buku pelengkap atau buku pengayaan adalah berupa
informasi yang melengkapi buku pelajaran pokok. Sitepu menjelaskan
bahwa pelengkap yang dimaksud adalah memberikan informasi tentang
bahasan pokok tertentu yang ada di dalam kurikulum secara lebih luas
dan/atau lebih dalam.27 Sedangkan menurut Departemen Pendidikan
Nasional, bahan ajar suplementer adalah bahan ajar yang dimaksudkan
untuk memperkaya, menambah ataupun memperdalam isi kurikulum.28
Buku ini tidak sepenuhnya disusun berdasarkan kurikulum baik dari tujuan,
materi pokok dan metode penyajian, tetapi dapat membantu siswa dalam
memahami pokok bahasan dan tujuan pembelajaran. Selanjutnya Menurut
Prastowo buku suplemen adalah buku yang sifatnya membantu atau
merupakan tambahan bagi buku teks utama serta digunakan oleh pendidik
atau peserta didik.29
Sehingga dapat disimpulkan bahwa buku suplemen atau buku
pengayaan (pelengkap) adalah buku yang digunakan untuk melengkapi
materi pelajaran atau digunakan dengan tujuan tertentu dalam pendidikan.
Namun, setiap buku pendidikan yang disusun hendaknya harus sesuai
dengan keperluan siswa sehingga memberi kemudahan untuk digunakan
oleh peserta didik, baik dalam pendidikan formal maupun pendidikan
nonformal.
2. Perbedaan Buku Teks Pelajaran dan Buku Suplemen
Berdasarkan karakteristiknya terdapat perbedaan antara buku
teks pelajaran dengan buku suplemen. Perbedaan tersebut terlihat pada
Tabel 2.1.

26
Sitepu, op.cit., h. 17.
27
Ibid., h. 16.
28
Depdiknas, op. cit., h. 8.
29
Andi Prastowo, op. cit., h. 168.
19

Tabel 2.1 Perbedaan Antara Buku Teks dan Buku Suplemen30


No Karakteristik Buku Teks Buku Suplemen
Terdiri dari materi
Menambah pengetahuan
yang ditulis dan harus
1 Target siswa dan guru dalam
dipahami siswa dalam
satuan pendidikan
satuan pendidikan
Kegunaan dalam Bukan sumber utama,
2 Sumber utama
satuan pendidikan hanya pelengkap
Bukan sebagai sumber
Kedudukan dalam
3 Wajib utama, melainkan
satuan pendidikan
pendukung
Kegunaan sebagai
4 Tinggi Tidak tinggi
alat pendukung
Tidak terkait kurikulum
(matapelajaran sains,
Keterangan Berkaitan dengan kebutuhan hidup,
5
penulisan kurikulum perencanaan atau
pertumbuhan zaman,
pengalaman hidup)
6 Bantuan guru Wajib Tidak wajib
Selalu berisi materi
pelajaran, diskusi,
7 Anatomi buku ---
latihan, dan evaluasi
secara lengkap
8 Pengguna Mayoritas siswa Tidak didominasi siswa
Tidak didominasi di
Tempat Kebanyakan di
9 kelas/sekolah (rumah,
penggunaan kelas/sekolah
ruang tunggu, tempat

30
Siti Maryam, Strengthening the Character: Uphold Ethics in Indonesian Language
Study Pass by Supplementary Books, International Journal for Educational Studies, 5(1), 2012, p.
46.
20

umum, dll)

Dari Tabel 2.1 menunjukkan bahwa buku suplemen termasuk ke dalam


buku non-teks yang memberikan banyak manfaat sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Jika siswa kurang dalam minat membaca buku suplemen,
sebaiknya seorang guru mengintegrasikan penggunaan buku suplemen ke
dalam proses pembelajaran.31 Berdasarkan perbedaannya dengan buku teks
pelajaran, buku suplemen memiliki beberapa keunggulan diantaranya,
dapat dibaca oleh semua kalangan, berisi materi sesuai dengan tujuan nilai
yang dicapai bukan hanya berdasarkan urutan konsep, memperkaya
khasanah keilmuan, melengkapi buku utama yang dalam proses pencapaian
konsep dan nilai yang diharapkan.

D. Hakikat Pembelajaran Kontekstual


1. Definisi Pembelajaran Kontekstual
Secara etimologi kata kontekstual berasal dari kata konteks yang berarti
situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian, adapun arti lain yaitu
bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah
kejelasan makna.32 Maka pembelajaran kontekstual dapat diartikan sebagai
suatu pembelajaran yang berhubungan dengan situasi atau suasana tertentu.
Pembelajaran kontekstual umumnya identik dengan contextual teaching and
learning (CTL). Dalam penelitian ini kontekstual yang dimaksud adalah
pembelajaran kontekstual yang identik dengan contextual teaching and
learning (CTL). Hal ini dikarenakan contextual teaching and learning
(CTL) memiliki ciri, asas, serta komponen yang lebih jelas.
Adapun definisi secara terminologi pembelajaran kontekstual atau
contextual teaching and learning (CTL) adalah konsep belajar yang
membentuk guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
31
Ibid.
32
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional, 2008), h. 751.
21

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan


mereka sehari-hari.33 Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari
usaha siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan ketika ia
belajar.
Menurut Johnson, CTL adalah sebuah proses pendidikan yang
bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik
yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik
dengan konteks dalam keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan
pribadi, sosial, dan budaya mereka.34 Untuk mencapai tujuan ini, sistem
tersebut meliputi delapan komponen berikut: membuat keterkaitan-
keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti, melakukan
pembelajaran yang diatur sendiri, melakukan kerjasama, berpikir kritis dan
kreatif, membentu individu untuk tumbuh dan berkembang, mencapai
standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian autentik.
Disamping mempermudah mengkontruksi pengetahuan, pembelajaran
kontekstual juga dapat mempermudah terbentuknya penghayatan pada aspek
afektif seperti pengembangan etika pada diri siswa sehingga akhirnya terjadi
perubahan tingkah laku yang bersifat intrinsik dan permanen.35 Sehingga
akan tertanam sikap yang berasal dari dalam diri siswa bukan karena
keterpaksaan dan akan menjadi suatu kebiasaan yang positif dalam
kehidupan sehari-hari.
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pembelajaran
yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi
nyata sehingga mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan

33
Masnur Muchlish, KTSP ”Pembejaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual”,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 41.
34
Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar-
Mengajar Mengasyikan dan Bermakna, (Bandung: Mizan Learning Center, 2007), h. 67.
35
Anna Poedjiadi, Sains Teknologi Masyarakat Model Pembelajaran Kontekstual
Bermuatan Nilai, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 99.
22

mereka.36 Selanjutnya menurut Kemendikbud pembelajaran kontekstual


merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi
peserta didik untuk dapat memahami makna materi pelajaran yang dipelajari
dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka
sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural).37
Dengan demikian pembelajaran kontekstual mengutamakan pada
pengetahuan dan pengalaman atau dunia nyata (real world learning),
berfikir tingkat tinggi, berpusat pada siswa, siswa aktif, kritis, kreatif,
memecahkan masalah, siswa belajar menyenangkan, mengasyikkan, tidak
membosankan (joyful and quantum learning), dan menggunakan berbagai
sumber belajar.38
Dari beberapa uraian mengenai pembelajaran kontekstual di atas, maka
dapat disimpulkan pembelajaran kontekstual adalah suatu konsep
pembelajaran yang mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan dan
pengalaman nyata siswa. Dalam pembelajaran kontekstual proses belajarnya
diarahkan untuk mengasah daya kreativitas siswa, pola berpikir kritis siswa,
dan kemampuan siswa untuk menyelesaikan masalah dengan
mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliknya dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
Atas dasar pengertian seperti di atas, pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual mempunyai karakteristik sebagai berikut:39
1) Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik, yaitu
pembelajaran yang diarahkan pada ketercapaian keterampilan dalam
konteks kehidupan nyata atau pembelajaran yang dilaksanakan
dalam lingkungan yang alamiah (learning in real life setting)

36
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana Preneda Media Group, 2008), h. 255.
37
Tim Pengembang Materi Kemendikbud, “Pembelajaran Kontekstual dan Terpadu”,
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah
SMP, Jakarta, 2013, h. 5.
38
Prof. Dr. Munir, M.IT, Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2012), h. 55.
39
Masnur Muslich, op .cit., h. 42.
23

2) Pembelajaran memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk


mengerjakan tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning)
3) Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman
bermakna kepada peserta didik (learning by doing)
4) Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi,
saling mengoreksi antarteman (learning in group)
5) Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa
kebersamaan, bekerja sama, dan saling memahami antara satu
dengan yang lain secara mendalam (learning to know each other
deeply)
6) Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan
mementingkan kerja sama (learning to ask, to inquiry, to work
together)
7) Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan
(learning as an enjoy activity).
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kontekstual
Adapun prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual adalah sebagai
berikut:40
1) Berpusat pada siswa
Artinya dalam kegiatan belajar-mengajar (KBM) siswa dibiarkan
untuk aktif menggali pengetahuan baru sedangkan guru hanyalah
sebagai fasilitator yaitu bertugas mengarahkan para peserta didik.
2) Pengetahuan adalah pengalaman yang bermakna dalam kehidupan
Yaitu pengetahuan baru yang diterima peserta didik merupakan
pengalaman baru yang dapat bermanfaat dalam kehidupan peserta didik
sehari-hari.
3) Siswa praktik, bukan menghafal
Dalam hal ini, proses pembelajaran dilakukan dengan kegiatan
peserta didik mempraktikkan langsung terhadap pengetahuan baru yang

40
Elin Rosalin, Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual, (Bandung: PT Karsa
Mandiri Persada, 2008), h. 30-31.
24

didapatnya, bukan dengan cara menghafalkan pengetahuan yang sudah


didapatnya.
4) Hasil belajar berupa hasil karya siswa dan perubahan perilaku
Artinya bahwa dalam proses pembelajaran, diharapkan para peserta
didik dapat menghasilkan sebuah karya dari apa yang telah
didapatkannya. Sealin itu, diharapkan setelah proses pembelajaran
berlangsung, peserta didik mengalami perubahan perilaku yang lebih
baik (positif).
5) Penilaian yang sebenarnya
Yang dinilai dari proses pembelajaran yaitu apakah peserta didik
itu belajar, bukan apa yang sudah diketahui peserta didik sehingga
peserta didik dinilai kemampuannya dengan berbagai cara, tidak
melalui dari hasil ulangan tulis.
6) Model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak dan
konteks lingkungan
Pembelajaran kontekstual mampu menyeseuaikan kondisi setempat
dengan karakteristik peserta didik sehingga tercipta keselarasan di
antara keduanya yang kemudian akan melahirkan lulusan yang mampu
menghadapi dan memecahkan permasalahan kehidupan.
4. Asas Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran Kontekstual atau contextual teaching and learning
sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki tujuh asas. Asas-asas ini
yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan kontekstual. Seringkali asas ini disebut komponen-komponen
pembelajaran kontekstual. Berikut ini adalah ketujuh asas pembelajaran
kontesktual.41
1) Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah proses membangun pengetahuan baru
dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Pengetahuan
dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas

41
Wina Sanjaya, op. cit., h. 264-268.
25

melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak secara tiba-tiba. Maka
penerapan asas konstruktivisme dalam pembelajaran kontekstual
mendorong siswa untuk mampu mengkonstruksi pengetahuan sendiri
melalui pengalaman nyata.
2) Inkuiri (Penemuan)
Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan
tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Inkuiri merupakan proses
perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman, dalam proses ini
siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis untuk
memperoleh seperangkat pengetahuan melalui langkah: (1)
merumuskan masalah, (2) mengajukan hipotesis, (3) mengumpulkan
data, (4) menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan, (5)
membuat kesimpulan.
3) Bertanya (Questioning)
Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.
Dalam proses pembelajaran kontekstual, guru tidak menyampaikan
informasi begitu saja, akan tetapi memancing agar siswa dapat
menemukan sendiri. Karena itu peran bertanya sangat penting, sebab
melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbing dan
mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya.
Bagi guru bertanya dipandang sebagai kegiatan untuk mendorong,
membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa
bertanya merupakan bagian penting dalam melakukan inkuiri, yaitu
menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan
mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.
4) Masyarakat Belajar (Learning Community)
Konsep masyarakat belajar (learning community) dalam
pembelajaran kontekstual menyarankan agar hasil pembelajaran
diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain. Kerja sama itu dapat
dilakukan dalam berbagai bentuk baik dalam kelompok belajar secara
formal maupun dalam lingkungan yang terjadi secara alamiah. Hasil
26

belajar diperoleh dari hasil diskusi atau sharing dengan orang lain, antar
teman, antar kelompok; yang sudah tahu memberi tahu kepada yang
belum tahu, yang pernah memiliki pengalaman membagi
pengalamannya pada orang lain, juga melalui informasi yang didapat di
ruang kelas, luar kelas, keluarga, serta masyarakat di lingkungan sekitar
merupakan bagian dari komponen masyarakat belajar.
5) Pemodelan (Modelling)
Pembelajaran kontekstual menekankan arti penting
pendemonstrasian terhadap hal yang dipelajari peserta didik. Melalui
pemodelan peserta didik dapat meniru terhadap hal yang dimodelkan.
Modelling merupakan asas yang cukup penting dalam pembelajaran
kontekstual, sebab melalui modelling siswa dapat terhindar dari
pembelajaran yang teoritis-abstrak yang dapat memungkinkan
terjadinya verbalisme.
6) Refleksi
Refleksi adalah bagian penting dalam pembelajaran kontekstual.
Refleksi merupakan upaya untuk melihat kembali, mengorganisir
kembali, menganalisis kembali, dan mengevaluasi hal-hal yang telah
dipelajari. Melalui proses refleksi siswa akan memperbarui
pengetahuannya yang telah dibentuknya, atau menambah khazanah
pengetahuannya.
7) Penilaian Autentik (Authentic Assesment)
Penilaian autentik (authentic assesment) adalah proses yang
dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan
belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk
mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak; apakah
pengalaman belajar siswa memiliki pengaruh yang positif terhadap
perkembangan baik intelektual maupun mental siswa. Penilaian
autentik bukan menekankan kepada hasil belajar melainkan kepada
proses belajar.
27

5. Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dengan Pembelajaran


Konvensional
Adapun perbedaan pembelajaran kontekstual dengan pembelajaran
konvensional dapat di lihat dalam Tabel 2.2.42
Tabel 2.2 Perbedaan Pembelajaran Kontekstual Dengan Pembelajaran
Konvensional
Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran Konvensional
Siswa secara aktif terlibat dalam Siswa adalah penerima informasi
proses pembelajaran secara pasif
Siswa belajar dari teman melalui kerja Siswa belajar secara individual
kelompok, diskusi, dan saling
mengoreksi
Pembelajaran dikaitkan dengan Pembelajaran bersifat teoritis dan
kehidupan nyata dan atau masalah abstrak
yang disimulasikan
Perilaku dibangun atas kesadaran diri Perilaku dibangun atas kebiasaan
Keterampilan dikembangkan atas Keterampilan dikembangkan atas
kesadaran diri dasar latihan
Hadiah untuk perilaku baik adalah Hadiah untuk perilaku baik adalah
kepuasan pujian atau nilai (angka) rapor
Seseorang tidak melakukan yang jelek Seseorang tidak melakukan yang
karena dia sadar hal itu keliru dan jelek karena dia takut hukuman
merugikan
Bahasa diajarkan dengan pendekatan Bahasa diajarkan dengan
komunikatif, yakni siswa diajak pendekatan struktural: rumus
menggunakan bahasa dalam konteks diterangkan sampai paham,
nyata kemudian dilatihkan (drill)
Pemahaman rumus dikembangkan atas Rumus itu ada di luar diri siswa,
dasar skemata yang sudah ada dalam yang harus diterangkan, diterima,

42
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2013), Cet.III, h. 18-19.
28

diri siswa dihafalkan, dan dilatihkan


Pemahaman rumus itu relatif berbeda Rumus adalah kebenaran absolut
antara siswa yang satu dengan lainnya (sama untuk semua orang). Hanya
sesuai dengan skemata siswa (on ada dua kemungkinan, yaitu
going process of develpment) pemahaman rumus yang salah atau
benar
Siswa diminta bertanggung jawab Guru adalah penentu jalannya proses
memonitor dan mengembangkan pembelajaran
pembelajaran mereka masing-masing
Penghargaan terhadap pengalaman Pembelajaran tidak memperhatikan
siswa sangat diutamakan pengalaman siswa
Hasil belajar diukur dengan berbagai Hasil belajar diukur hanya dengan
cara: proses bekerja, hasil karya, tes
penampilan, rekaman, tes, dll.
Pembelajaran terjadi di berbagai Pembelajaran hanya terjadi dalam
tempat, konteks, dan setting kelas
Penyesalan adalah hukuman dari Sanksi adalah hukuman dari
perilaku jelek perilaku jelek
Perilaku baik berdasar motivasi Perilaku baik berdasar motivasi
intrinsik ekstrinsik
Seseorang berperilaku baik karena Seseorang berperilaku baik karena
yakin itulah yang terbaik dan dia terbiasa melakukan begitu.
bermanfaat Kebiasaan ini dibangun dengan
hadiah yang menyenangkan

E. Teori Asam Basa


1. Teori Asam Basa Arrhenius
Pada tahun 1886, Arrhenius mengusulkan teori disosiasi elektrolit.
Menurut Arrhenius, asam dan basa adalah elektrolit yang apabila dilarutkan
ke dalam air, maka keduanya akan mengalami proses peruraian menjadi ion-
ion (rekasi ionisasi/disosiasi). Dengan teori ini ia mendefinisikan asam yaitu
29

senyawa yang menghasilkan ion hidrogen (H+) ketika larut dalam air,
sedangkan basa senyawa yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) ketika
larut dalam pelarut air.
H2O
HA(aq ) H +(aq ) + A−(aq )
Asam Ion hidrogen

B(aq ) + H2 O(l) → BH +(aq ) + OH −(aq )


Basa Ion hidroksida

Setelah teori atom muncul, para ahli berpendapat bahwa ion H+ dalam
teori Arrhenius hampir tidak berdiri sendiri dalam larutan. Hal ini
dikarenakan ion H+ pada dasarnya adalah proton dengan jari-jari yang
sangat kecil, ~1/70.000 jari-jari ion Li+. Oleh karena itu, mereka
berpendapat bahwa di dalam larutan ion H+ terikat ke suatu molekul air
(H2O) dan berada sebagai ion oksonium (H3O+). Oleh karena itu, peruraian
asam dalam air seharusnya ditulis sebagai berikut:43

HA(aq ) + H2 O(l) → H3 O+(aq ) + A−(aq )


Asam Ion oksonium

Akan tetapi, ion H3O+ lebih sering dinyatakan sebagai ion H+ dan
peruraian asam dalam air ditulis sebagai berikut:
H2O
HA(aq ) H +(aq ) + A−(aq )
2. Teori Asam Basa Bronsted-Lowry
Pada tahun 1923, dua ahli kimia, yakni Johannes Bronsted dan Thomas-
Lowry secara terpisah merumuskan suatu teori asam basa yang kemudian
dikenal sebagai teori asam basa Bronsted-Lowry. Teori ini menyatakan
bahwa reaksi asam basa melibatkan transfer proton (H+). Menurut Bronsted-
Lowry, asam adalah senyawa yang dapat memberikan proton (H+) kepada
basa (donor proton), sedangkan basa adalah senyawa yang dapat menerima
proton (H+) dari asam (akseptor proton).
Bronsted-Lowry juga menyatakan jika suatu asam memberi proton
+
(H ), maka sisa asam tersebut mempunyai kemampuan untuk menerima
43
J.M.C. Johari dan M. Rachmawati, Kimia SMA dan MA untuk kelas XI, (Jakarta: Esis,
2006), h. 175-176.
30

proton atau bertindak sebagai basa. Sisa asam tersebut dinamakan basa
konjugasi dari asam semula. Demikian pula, jika suatu basa menerima
proton (H+), maka basa yang terbentuk mempunyai kemampuan untuk
melepas proton tersebut atau bertindak sebagai asam. Asam yang terbentuk
ini disebut sebagi asam konjugasi dari basa semula. Perhatikan reaksi
berikut ini.44
Pasangan asam basa konjugasi

HCOOH aq + H2 O l → HCOO− aq + H3 O− aq
Asam Basa Basa konjugasi Asam konjugasi

Pasangan asam basa konjugasi

Pasangan asam basa konjugasi

NH3 aq
+ H2 O l → NH4 + aq
+ OH − aq
Basa Asam Asam konjugasi Basa konjugasi

Pasangan asam basa konjugasi

Pada reaksi tersebut terlihat bahwa H2O dapat bersifat sebagai asam dan
basa. Zat yang demikian disebut zat amfoter. Zat amfoter artinya zat yang
memiliki kemampuan untuk bertindak sebagai asam atau basa. Contoh lain
yang termasuk amfoter adalah HCO3-.
3. Teori Asam Basa Lewis
Pada tahun 1923, seorang ahli kimia Amerika Serikat, Gilbert N. Lewis,
mengemukakan teorinya tentang asam basa berdasarkan serah terima
pasangan elektron. Lewis berpendapat asam adalah partikel (ion atau
molekul) yang dapat menerima (akseptor) pasangan elektron. Sedangkan
basa didefinisikan sebagai partikel (ion atau molekul) yang memberi (donor)
pasangan elektron.45 Reaksi asam basa menurut Lewis berkaitan dengan
pasangan elektron yang terjadi pada ikatan kovalen koordinasi. Untuk lebih
jelas dapat dilihat dari reaksi berikut.

44
Crys Fajar Pratama dan Antuni Wiyarsi, Mari Belajar Kimia untuk SMA-MA Kelas XI
IPA, (Jakarta: Pusat Perbukuan, 2009), h. 157.
45
Ibid., h. 158.
31

Molekul BF3 menerima Ikatan kovalen koordinasi antara


sepasang elektron dari B dan N yang terbentuk akibat
molrkul NH3. transfer sepasang elektron dari
basa NH3 ke BF3.

Asam Lewis Basa Lewis

Gambar 2.1 Reaksi antara BF3 dan NH3


Pada reaksi antara BF3 dan NH3, BF3 bertindak sebagai asam,
sedangkan NH3 bertindak sebagai basa.
Teori asam basa Lewis lebih luas dibandingkan Arrhenius dan
Bronsted-Lowry. Hal ini dikarenakan:
 Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang berlangsung
dalam pelarut air, pelarut bukan air, dan tanpa pelarut sama sekali.
 Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang tidak
melibatkan transfer proton (H+), seperti reaksi antara BF3 dan NH3 di
atas.
Di samping itu, teori Lewis juga dapat menjelaskan reaksi-reaksi seperti
pembentukan ion logam kompleks, dan reaksi-reaksi dalam kimia organik
sebagai reaksi asam basa.

F. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh:
1. Meta Kuswandari, dkk. dengan penelitian yang berjudul “Pengembangan
Bahan Ajar Fisika SMA dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi
Pengukuran Besaran Fisika” dimana untuk mengembangkan bahan ajar ini
melalui beberapa tahap diantaranya: (1) penelitian dan mengumpulkan
informasi, (2) perencanaan, (3) pengembangan draft produk, (4) uji coba
32

lapangan awal, (5) merevisi hasil uji coba lapangan awal, dan (6) uji coba
lapangan utama. Dan dihasilkan bahan ajar berupa modul yang secara
umum dinilai sangat baik.46
2. Salwa Amaliyah dengan penelitian yang berjudul “Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Matematika Bilingual dengan Mengaplikasikan
Tujuh Komponen Pembelajaran Kontekstual untuk SMP Kelas VIII pada
Materi Luas Permukaan Prisma dan Limas” memberikan hasil berupa
RPP, buku dan LKS dengan mengaplikasikan tujuh komponen
pembelajaran kontekstual yang dinilai valid, praktis dan efektif.47
3. I Wayan Suja dengan penelitian yang berjudul “Pengembangan Buku Ajar
Sains SMP Mengintegrasikan Content dan Context Pedagogi Budaya Bali”
memberikan hasil buku ajar suplemen Sains SMP yang mengintegrasikan
konsep-konsep kimia asli menurut tahap-tahapan belajar catur pramana
yang setelah produk diujicobakan menunjukkan implementasi buku ajar
suplemen tersebut dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa,
serta respons terhadap pembelajaran tergolong sangat positif.48

G. Kerangka Berpikir
Salah satu masalah pendidikan yang cukup berarti ialah sebagian besar
peserta didik tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari
dengan aplikasinya pada kehidupan sehari-hari, khususnya dalam bidang kimia.
Bahkan siswa tidak dapat langsung peka, menerapkan serta menghubungkan
fenomena dalam kehidupan sehari-hari dengan konsep ilmu kimia yang telah
mereka pahami. Hal ini dirasa karena masih kurangnya implementasi
pembelajaran kontekstual di sekolah-sekolah. Pembelajaran kontekstual juga

46
Meta Kuswandari, dkk., Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA dengan Pendekatan
Kontekstual pada Materi Pengukuran Besaran Fisika, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol.1 No.2, 2013,
h. 41-44.
47
Salwa Amaliyah, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Bilingual dengan
Mengaplikasikan Tujuh Komponen Pembelajaran Kontekstual untuk SMP Kelas VIII pada Materi
Luas Permukaan Prisma dan Limas”, Skripsi pada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya, Surabaya, 2012, h. vi, tidak dipublikasikan.
48
I Wayan Suja, Pengembangan Buku Ajar Sains SMP Mengintegrasikan Content dan
Context Pedagogi Budaya Bali, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 43, No.10, 2010, h. 79-
88.
33

memiliki beberapa asas penting yang harus diperhatikan agar pembelajaran


kontekstual tersebut terwujud dengan sempurna. Namun pada setiap pembelajaran
tentu membutuhkan sumber belajar. Salah satu bahan ajar yang sangat kerap
digunakan adalah buku. Sudah selayaknya pembelajaran kontekstual
membutuhkan sumber belajar yang sejalan yaitu bahan ajar yang berbasis
kontekstual untuk menunjang pembelajaran. Maka hadirnya buku suplemen atau
buku tambahan yang mengandung komponen kontekstual didalamnya diharapkan
akan membantu dan memudahkan proses pembelajaran tersebut.
Buku suplemen adalah buku pendamping buku teks pokok yang digunakan di
sekolah. Buku ini dapat memuat materi yang dapat memperkaya buku teks
pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi. Dalam pembuatan buku
suplemen berbasis kontekstual harus diperhatikan tujuh asas atau komponen
pembelajaran kontekstual. Adapun materi pelajaran yang dimuat dalam buku
suplemen berbasis kontekstual adalah materi yang berkaitan dengan lingkungan
sekitar dan aktivitas peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu materi
pokok dalam mata pelajaran kimia SMA/MA yang berkaitan dengan lingkungan
sekitar peserta didik adalah larutan asam dan basa.
Pengembangan buku suplemen berbasis kontekstual harus memperhatikan
beberapa kriteria penilaian kualitas sebagai dasar penentuan karakteristik bahan
ajar tersebut. Kriteria kualitas bahan ajar untuk pembelajaran yaitu meliputi
kelayakan isi, penyajian, kebahasaaan dan grafis. Maka untuk menguji kualitas
buku tersebut akan dilaksanakan penilaian oleh para ahli/pakar serta uji terbatas
untuk mengetahui respon siswa di sekolah terhadap buku yang dikembangkan.
34

Kondisi dan Peserta didik Teori-teori


realitas kurang bisa pembelajaran
pembelajaran menemukan kontekstual
dan bahan makna dari
ajar pembelajaran

Asas pembelajaran Standar


kontekstual: Kebutuhan buku
kompetensi,
 Konstruktivisme suplemen sebagai
kompetensi
 Inkuiri dasar, dan
bahan ajar berbasis
 Bertanya indikator
kontekstual
 Masyarakat
kontekstual
Belajar
 Pemodelan
 Refleksi
Draft buku
 Penilaian
Autentik suplemen
berbasis
kontekstual

Validasi draft
buku
suplemen
berbasis
kontekstual

Buku
suplemen
berbasis
kontekstual

Uji coba buku


suplemen
berbasis
kontekstual

Aspek Kelayakan: Buku


 Isi suplemen
 Penyajian berbasis
 Kebahasaan kontekstual
 Grafis

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi-Pamulang, yang
berlokasi di Jalan Surya Kencana No. 29 Pamulang Barat, Kota Tangerang
Selatan. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 21-23 Januari 2014.

B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif
kualitatif yaitu data yang diperoleh tidak dituangkan ke dalam bentuk bilangan
atau angka statistik, melainkan dalam bentuk kualitatif, peneliti memberi
pemaparan gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk naratif.1 Dengan
penelitian deskriptif peneliti hanya bermaksud menggambarkan atau menerangkan
sesuai kenyataan. Hal yang akan dideskripsikan pada penelitian ini adalah
mengenai proses pengembangan produk dan hasil evaluasi produk.

C. Desain Penelitian
Untuk mengembangkan buku suplemen berbasis kontekstual diperlukan tiga
tahap sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Analisis Kebutuhan
Tahap analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui mengenai
ketersediaan buku nonteks pelajaran yang dapat melengkapi materi dan
penambahan wawasan bagi pembaca serta menunjang pengembangan
materi atau isi buku teks pelajaran. Analisis ini dilakukan dengan
pengamatan di salah satu kelas SMA Muhammadiyah 25 Pamulang dan
analisis bahan ajar yang tersedia di SMA tersebut.

1
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hal. 39.

35
36

b. Analisis Standar Isi


Dalam tahap ini peneliti melakukan analisis berupa standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Setiap standar kompetensi dan
kompetensi dasar memiliki indikator yang harus dicapai. Tahapan ini
bertujuan untuk menentukan materi yang akan dikembangkan serta
mengetahui indikator yang harus dicapai.
c. Analisis Indikator Buku Suplemen
Setelah diketahui struktur materi serta indikator yang harus dicapai
pada standar isi, kemudian dilakukan pengembangan indikator buku
suplemen yang mengintegrasikan tujuh asas kontekstual yaitu
konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan,
refleksi, dan penilaian autentik. Pada tahap ini peneliti mengembangkan
indikator, menentukan materi yang tepat, menentukan kegiatan atau
wacana, serta gambar yang akan dituangkan ke dalam buku suplemen.
d. Validasi Indikator Buku Suplemen
Tahap validasi indikator buku suplemen dilakukan oleh pakar/ahli
yaitu dua ahli dari pendidikan dan satu praktisi ahli kurikulum. Dimana
validasi indikator akan menghasilkan indikator yang telah direvisi
berdasarkan saran yang diperoleh dari validator.
2. Tahap Pengembangan
a. Pengembangan Buku Suplemen
Pada tahap ini pengembangan buku suplemen mengacu pada Indikator
buku suplemen yang telah divalidasi sebelumnya. Pada tahap ini wacana,
materi, serta kegiatan yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya
dituangkan lebih terstruktur dan lengkap sehingga dihasilkan draf buku
suplemen.
b. Validasi Buku Suplemen
Tahap validasi buku suplemen dilakukan oleh pakar/ahli yaitu dua ahli
dari pendidikan dan satu praktisi ahli kurikulum. Pada tahap ini draf buku
suplemen yang dihasilkan pada langkah sebelumnya dinilai atau divalidasi
oleh validator berdasarkan empat aspek penilaian yaitu aspek kelayakan isi
37

termasuk didalamnya kesesuaian dengan tujuh asas kontekstual, kemudian


aspek bahasa, aspek sajian serta aspek grafis. Adapun saran yang diberikan
oleh validator menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti untuk merevisi
buku suplemen kontekstual sehingga dihasilkan buku suplemen kimia
yang lebih matang dan siap untuk uji terbatas pada langkah selanjutnya.
c. Penyusunan Instrumen
Instrumen yang dibuat ditujukan untuk siswa, berupa angket respon
yang berisi pernyataan positif dan negatif sejumlah 24 butir yang berkaitan
dengan penilaian untuk buku suplemen yang mencakup empat aspek yaitu
aspek kelayakan isi, aspek sajian, aspek bahasa dan aspek grafis.
d. Validasi Instrumen
Instrumen angket yang ditujukan untuk siswa divalidasi oleh
pakar/ahli. Kemudian saran dari validator dijadikan bahan pertimbangan
untuk merevisi instrumen tersebut.
3. Tahap Evaluasi
a. Uji Coba Terbatas
Buku suplemen yang telah divalidasi dan direvisi diuji coba terbatas
oleh 30 siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 25 Pamulang semester
genap. Setelah siswa menggunakan buku suplemen dalam pembelajaran
kemudian siswa diminta mengisi angket yang telah divalidasi mengenai
penilaian buku suplemen. Penyebaran angket respon siswa dimaksudkan
untuk mengetahui penilaian buku suplemen kimia berdasarkan empat
aspek penilaian yaitu aspek kelayakan isi, aspek sajian, aspek bahasa dan
aspek grafis.
38

Tahapan desain penelitian diatas disederhanakan melalui Gambar 3.1


berikut.

Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Kimia SMA


TAHAP PERSIAPAN

Analisis Standar Isi dalam Kurikulum SMA

Analisis Indikator Buku Suplemen


Berbasis Kontekstual

Validasi Analisis Indikator Buku


Suplemen Berbasis Kontekstual
TAHAP PENGEMBANGAN

Pengembangan Buku Suplemen


Berbasis Kontekstual Penyusunan Instrumen Angket
Respon dan Soal Uji Keterpahaman
Revisi
Revisi
Validasi Buku Suplemen Berbasis
Kontekstual Validasi Instrumen Angket Respon

Produk Buku Suplemen Berbasis


Kontekstual

Uji Coba Terbatas


TAHAP EVALUASI

Angket Respon

Analisis Data

Kesimpulan

Gambar 3.1 Desain Penelitian


39

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Validasi
Teknik validasi digunakan untuk memperoleh data kevalidan buku
suplemen yang dikembangkan berdasarkan penilaian para pakar/ahli. Data
validasi diperoleh dengan cara memberikan lembar validasi kepada para
pakar/ahli yang berperan sebagai validator untuk menilai buku suplemen yang
dikembangkan. Hasil validasi digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
merevisi buku suplemen yang dikembangkan.
2. Angket atau kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.2 Teknik angket dalam penelitian ini digunakan
untuk memperoleh data mengenai respon siswa terhadap buku suplemen yang
dikembangkan. Data respon siswa diperoleh dari angket yang diberikan kepada
30 siswa setelah siswa mempelajari buku suplemen yang dikembangkan.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan
data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Lembar Validasi
Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai penilaian para
pakar/ahli terhadap buku suplemen yang disusun sehingga menjadi
acuan/pedoman dalam merevisi buku suplemen yang disusun. Instrumen yang
digunakan merupakan angket skala Guttman sehingga data yang diperoleh
dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif). 3 Indikator
instrumen ini mengacu pada komponen evaluasi bahan ajar yang dikeluarkan
oleh Depdiknas yaitu mencakup aspek kelayakan isi, kebahasaan, sajian, dan
kegrafikaan.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2011), h. 199.
3
Ibid., h. 139.
40

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Lembar Validasi4


Nomor
No Aspek Indikator
Pernyataan
1. Kelayakan  Kesesuaian dengan SK, KD 1
isi  Kesesuaian dengan kebutuhan siswa 2
 Kebenaran substansi materi 3
 Manfaat untuk penambahan wawasan 4
pengetahuan
 Kesesuaian dengan nilai-nilai, 5
moralitas, sosial
 Kesesuaian dengan komponen 6
kontekstual
2. Bahasa  Keterbacaan 7
 Kejelasan informasi 8
 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa 9
Indonesia
 Penggunaan bahasa secara efektif dan 10
efisien
3. Sajian  Pemberian motivasi 11
 Interaktivitas (stimulus dan respon) 12
 Kelengkapan informasi 13
4. Grafis  Penggunaan font (jenis dan ukuran) 14
 Kesesuaian lay out, tata letak 15
 Kesesuaian ilustrasi, grafis, gambar, 16
foto
Jumlah Butir 16

2. Lembar Angket Respon Siswa


Instrumen ini disusun untuk mendapatkan data mengenai pendapat siswa
setelah mempelajari buku suplemen yang dikembangkan. Data diperoleh
dengan menggunakan angket respon siswa skala Likert, skala Likert digunakan
untuk mengukur pendapat seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.5

4
Depdiknas, Panduan Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional, 2008), h. 29.
5
Sugiyono, op.cit., h. 134-135.
41

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Angket Respon Siswa6


Pernyataan Pernyataan
Aspek No Indikator
Positif Negatif
Kelayakan isi Kesesuaian peristiwa
1 1
dengan lingkungan
Keseuaian contoh
2 4
soal dan latihan
Manfaat dalam
3 5
kehidupan
Manfaat untuk
penambahan
4 6
wawasan
pengetahuan
Sajian Kegiatan mudah
5 3
diaplikasi
Menunjang
6 7
pembelajaran
7 Kejelasan informasi 8
Kemenarikan untuk
8 9
dibaca
9 Pemberian motivasi 10, 11
Bahasa Kesesuaian dengan
10 kaidah Bahasa 12
Indonesia
11 Keefektifan bahasa 13
12 Mudah dipahami 2
Grafis Penggunaan font
13 (jenis dan ukuran) 14, 15 16, 17
dan spasi
Keseuaian lay out,
14 18 19
tata letak
Kesesuaian ilustrasi, 20, 21, 22,
15 24
grafis, gambar, foto 23
Jumlah Butir 12 12

6
Depdiknas, loc.cit.
42

F. Teknik Pengolahan Data


1. Data Lembar Validasi
Data lembar validasi merupakan angket skala Guttman yang memiliki dua
alternatif jawaban yaitu “Ya” dan “Tidak”. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi
satu dan terendah nol.7
Tabel 3.3 Kriteria Penskoran Skala Guttman
No Alternatif Jawaban Skor
1. Ya 1
2. Tidak 0

2. Data Angket Respon Siswa


Data angket respon siswa merupakan angket skala Likert yang jawaban
setiap item instrumennya mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat
negatif. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu diberi skor
sebagai berikut.
Tabel 3.4 Kriteria Penskoran Skala Likert
Skor
No Alternatif Jawaban
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
1. Sangat Sesuai 5 1
2. Sesuai 4 2
3. Cukup 3 3
4. Tidak Sesuai 2 4
5. Sangat Tidak Sesuai 1 5

G. Teknik Analisis Data


Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data kuantitatif
dan data kualitatif. Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka
sedangkan data kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam kata-kata atau
simbol.8 Data yang telah diperoleh ditabulasikan dan dicari presentasinya
kemudian dianalisis menggunakan rumus berikut:9

7
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi),
(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 285.
8
Ibid., h. 282.
9
Riduwan dan Sunarto, Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi
Komunikasi dan Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. V, h. 23.
43

skor total
Presentase = × 100%
skor maksimal
Kemudian analisis data dilakukan dengan menyederhanakan data ke dalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan agar data yang telah
terkumpul dapat dianalisis kemudian diambil kesimpulan apakah pengembangan
buku suplemen berbasis kontekstual pada konsep larutan asam basa adalah sangat
baik, baik, cukup, kurang atau sangat kurang.
Tabel 3.5 Kriteria Interpretasi Skor10
No. Interval Skor Kategori
1. 81 – 100% Sangat Baik
2. 61 – 80% Baik
3. 41 – 60% Cukup
4. 21 – 40% Kurang
5. 0 – 20% Sangat Kurang

10
Ibid, h. 23.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
Penelitian ini berorientasi pada pengembangan produk dimana proses
pengembangannya dideskripsikan seteliti mungkin dan produk akhirnya
dievaluasi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data
mengenai proses pengembangan produk buku suplemen berbasis kontekstual
pada konsep larutan asam basa yang dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap
persiapan, tahap pengembangan dan tahap evaluasi.
1. Deskripsi Hasil Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahapan awal yang bertujuan untuk
menetapkan dan mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan. Tahap persiapan
terdiri dari empat langkah, yaitu: analisis kebutuhan, analisis standar isi,
analisis indikator buku suplemen, dan validasi indikator buku suplemen.
a. Analisis Kebutuhan
Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan menunjukkan
bahwa kebermaknaan belajar kimia siswa SMA Muhammadiyah 25
Pamulang masih sangat rendah. Hal ini menyebabkan siswa tidak dapat
menghubungkan konsep yang dipelajari disekolah dengan pengalamannya
di kehidupan, sehingga tiap konsep yang dipelajari akan terlupakan dengan
mudah karena tidak ada kesan dan makna yang diambil. Terlebih lagi
sampai saat ini pembelajaran kimia masih menggunakan buku-buku atau
bahan ajar cetak konvensional. Pendidik hanya menggunakan sebuah buku
teks sebagai satu-satunya bahan ajar. Setelah dilakukan analisis, bahan ajar
yang digunakan juga hanya berisi materi tentang konsep kimia saja yang
dilengkapi dengan soal dan kurang terdapat materi tentang konsep kimia
dalam kehidupan sehari-hari.
Pada kenyataannya pula di lapangan masih banyak siswa yang
kurang menyukai pelajaran kimia. Selama ini guru menyampaikan pelajaran
secara ceramah yang dilengkapi dengan rumus-rumus dan perhitungan

44
45

mekanis saja, kemudian guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan-


latihan soal yang berkaitan dengan materi tersebut tanpa mengenalkan pada
siswa penerapannya dalam konteks kehidupan sehari-hari. Hal tersebut
menyebabkan siswa pasif, dan bosan bahkan tidak bersemangat karena
siswa kurang memahami tujuan atau kegunaan dari materi yang dipelajari.
Berdasarkan informasi diatas dapat dikatakan bahwa pembelajaran
dan bahan ajar yang digunakan belum maksimal untuk membantu siswa
mengkaitkan konsep yang dipelajari dengan manfaat dalam kehidupan
sehari-hari. Sehingga yang dapat menjadi solusinya adalah dengan membuat
bahan ajar tambahan yang berbasis kontekstual untuk membantu guru dan
siswa mengakitkan konsep dan menambah kebermaknaan dari konsep yang
dipelajari untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Analisis Standar Isi
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dianalisis dalam
tahap ini adalah sebagai berikut:
SK: 4. Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode
pengukuran, dan terapannya.
KD: 4.1 Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan
menentukan sifat larutan dan menghitung pH
larutan.
Pada SK 4 yaitu mengenai sifat-sifat larutan asam basa, metode
pengukuran, dan terapannya, terdapat enam kompetensi dasar tetapi peneliti
hanya menggunakan KD 4.1 yaitu berupa materi awal tentang teori asam
basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan.
Materi larutan asam basa dipilih karena materi tersebut merupakan
materi yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari yang contoh,
fenomena dan sifatnya dapat ditemui di lingkungan sekitar. Sehingga materi
tersebut dianggap paling cocok untuk dijadikan materi yang dikembangkan
dalam buku suplemen berbasis kontekstual.
Dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
ditentukan, peneliti menganalisis SK dan KD tersebut menjadi indikator
46

yang umum digunakan disekolah untuk dicapai oleh peserta didik sebagai
berikut:
Tabel 4.1 Hasil Analisis Standar Isi
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Memahami sifat-sifat Mendeskripsikan teori- Menjelaskan pengertian
larutan asam basa, teori asam basa dengan asam dan basa menurut
metode pengukuran, menentukan sifat Arrhenius, Bronsted-Lowry
dan terapannya. larutan dan dan Lewis
menghitung pH Membedakan jenis senyawa
larutan. asam dan basa
Menuliskan sifat-sifat asam
dan basa
Menghitung pH
Memahami prinsip kerja
indikator pH
Memberi contoh peran pH
dalam kehidupan sehari-hari

Tabel 4.1 merupakan penjabaran dari SK dan KD yang dipilih


menjadi indikator minimal yang harus dicapai dalam materi larutan asam
basa. Terdapat enam indikator yang menjadi acuan indikator yang akan
dikembangkan selanjutnya dalam buku suplemen berbasis kontekstual.
c. Analisis Indikator Buku Suplemen dan Validasi
Setelah ditentukan SK dan KD yang akan dikembangkan, serta
menentukan indikator minimal yang harus dicapai dalam materi larutan
asam basa, maka selanjutnya indikator tersebut dikembangkan menjadi
indikator baru yang telah diintegrasikan dengan tujuh asas kontekstual yaitu
konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi,
dan penilaian autentik.
Didalam perumusan indikator buku suplemen, peneliti menentukan
indikator yang akan dicapai serta asas yang sesuai dengan indikator tersebut,
kemudian menentukan materi, wacana, kegiatan dan gambar yang akan
dituangkan dalam buku suplemen kimia. Hasil analisis indikator buku
suplemen tersebut divalidasi oleh pakar/ahli yaitu dua ahli dari pendidikan
dan satu praktisi ahli kurikulum. Selanjutnya hasil validasi dan saran dari
47

ahli dijadikan pertimbangan untuk merevisi analisis indikator buku


suplemen sehingga dihasilkan analisis indikator buku suplemen yang telah
direvisi. Tabel 4.2 adalah tabel daftar revisi dari hasil validasi indikator
buku suplemen.
Tabel 4.2 Daftar Revisi Konten Indikator Buku Suplemen
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Ada beberapa redaksi kurang Perbaikan redaksi
jelas  “Melalui kuis tentang ciri
 “Melalui kusi tentang ciri hujan asam...”
hujan asam...”  “Melalui konsep pH, siswa
 “Melalui konsep pH, dapat mengetahui cara
siswa dapat mengetahui mengukur pH
mengukur pH menggunakan indikator
menggunakan indikator buatan dan indikator pH
buatan dan indikator pH alami yang ada di alam.”
yang ada di alam.”
Penulisan dalam bahasa Penulisan dalam bahasa Inggris
Inggris belum dicetak miring belum dicetak miring
 “Make your own pH  “Make your own pH
paper” paper”
Belum ada materi upaya Ditambahkan materi upaya
pencegahan hujan asam. pencegahan hujan asam.

Hasil analisis indikator buku suplemen tersebut kemudian dijadikan


acuan dalam mengembangkan buku suplemen berbasis kontekstual agar
materi yang terdapat di dalam buku lebih terstruktur dan mencakup semua
asas kontekstual di dalamnya. Indikator selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 2.
2. Deskripsi Hasil Tahap Pengembangan
Tujuan dari tahap pengembangan adalah untuk menghasilkan buku
suplemen berbasis kontekstual yang telah direvisi berdasarkan saran dan
data dari para ahli. Kegiatan pada tahap ini meliputi pengembangan buku
suplemen dan validasi buku suplemen.
a. Pengembangan Buku Suplemen
Pada tahap ini adalah peneliti menuangkan dan mengembangkan
hasil analisis indikator buku suplemen menjadi produk awal buku suplemen
48

kimia berbasis kontekstual. Struktur buku pada umumnya terdiri atas tiga
bagian, yaitu bagian awal, isi dan akhir. Berikut ini dipaparkan bagian-
bagian produk awal buku suplemen kimia berbasis kontekstual pada konsep
larutan asam basa.
1) Bagian Awal
a) Sampul Buku
Desain kulit muka buku mencakup nama penulis, judul buku yaitu
“Fenomena Hujan Asam dalam Kehidupan”, beserta keterangan jenis buku
yaitu “Buku Suplemen Kimia Berbasis Kontekstual pada Konsep Larutan
Asam Basa Untuk Siswa SMA Kelas XI IPA”.

Gambar 4.1 Desain Sampul Buku


b) Identitas Buku
Buku suplemen disusun dengan ukuran 21×29,7 cm (A4) terdiri atas
27 halaman utama dengan menggunakan kertas Art Paper 210 gram. Sampul
menggunakan jenis sampul soft cover kertas Art Paper 360 gram. Buku
suplemen didukung dengan ilustrasi untuk memperjelas materi, serta warna
yang serasi pada layout yang disesuaikan dari awal hingga akhir bagian.
c) Ikhtisar (Outline)
Pada bagian awal buku terdapat outline yang merupakan gambaran
yang terdapat di dalam buku, yaitu standar kompetensi dan kompetensi
49

dasar yang tercakup serta materi-materi yang terkandung di dalam buku


suplemen.

Gambar 4.2 Contoh Ikhtisar (Outline)


2) Bagian Isi Materi
Ciri kontekstual dalam pengembangan buku suplemen ini terlihat
pada penyajian materi. Materi dikemas sedemikian rupa sehingga siswa
membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif pada
proses belajar mengajar. Penyajian materi dalam buku ini diintegrasikan
dengan tujuh asas kontekstual. Asas tersebut meliputi konstruktivisme,
bertanya (questioning), inkuiri, masyarakat belajar (learning community),
pemodelan (modelling), refleksi, dan penilaian autentik (authentic
assesment).
a) Konstruktivisme
Asas konstruktivisme diterapkan ketika membangun pengetahuan
siswa sedikit demi sedikit. Siswa menemukan pengetahuan melalui usaha
sendiri sehingga pengetahuan yang diperoleh akan lebih bermakna bagi
siswa. Asas konstruktivisme mewarnai seluruh buku suplemen yang
merupakan bahan ajar dan bahan bacaan yang dapat dipelajari mandiri oleh
siswa. Penerapan asas konstruktivisme juga tercermin dalam pemberian
apersepsi ketika pengetahuan dibangun melalui proses asimilasi dan
50

akomodasi (pengintegrasian pengetahuan baru terhadap struktur kognitif


yang sudah ada dan penyesuaian struktur kognitif dengan informasi baru).
Berikut ini contoh penerapan konstruktivisme.

Gambar 4.3 Contoh Penerapan Asas Konstruktivisme


b) Bertanya (Questioning)
Penerapan asas bertanya pada buku suplemen seringkali disisipkan
pada awal materi agar menumbuhkan rasa ingin tahu siswa sehingga
membangkitkan respon siswa dan menyegarkan kembali pengetahuan siswa,
di samping itu pertanyaan dapat mengecek pemahaman siswa. Berikut ini
contoh penerapan asas bertanya yang disajikan juga dalam bentuk kuis.

Gambar 4.4 Contoh Penerapan Asas Bertanya (Questioning)


51

c) Inkuiri
Prosedur inkuiri terdiri atas tahapan yaitu melontarkan permasalahan,
mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis berdasarkan
data yang ditemukan, membuat kesimpulan. Selanjutnya tidak kalah penting
sebagai hasil pemrosesan informasi adalah kemampuan peserta didik
memecahkan dan mengkonstruksikannya ke dalam bentuk laporan atau
bentuk lainnya sebagai bukti tidak produktif peserta didik dari belajar
penemuan. Penerapan asas menemukan atau inkuiri tercermin pada
kegiatan-kegiatan eksperimental yang dapat mencakup semua tahapan
inkuiri tersebut, sebagai berikut.

Gambar 4.5 Contoh Penerapan Inkuiri

d) Masyarakat Belajar (Learning Communitiy)


Asas masyarakat belajar berupa arahan untuk mengkomunikasikan
hasil tugas belajar kepada teman atau pihak lainnya. Hal ini diterapkan
Gasetelah pemaparan materi, untuk mengecek pemahaman siswa. Siswa
52

diminta untuk mendiskusikan kepada teman menegenai materi yang baru


saja diberikan. Adapun masyarakat belajar dapat berupa penugasan secara
berkelompok, baik kelompok kecil maupun kelompok besar. Berikut ini
adalah salah satu contoh penerapan masyarakat belajar.

Gambar 4.6 Contoh Penerapan Asas Masyarakat Belajar (Learning


Communitiy)
e) Pemodelan (Modelling)
Penerapan asas pemodelan terlihat pada pemeberian contoh-contoh,
salah satunya ialah diberikan contoh jenis asam basa dalam kehidupan
sehari-hari. Melalui pemberian contoh siswa menjadi lebih mudah dan
paham untuk mengkaji materi berikutnya tentang asam basa. Berikut ini
adalah contoh penerapan asas pemodelan.

Gambar 4.7 Contoh Penerapan Asas Pemodelan (Modelling)


53

f) Refleksi
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari
yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau
peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya.1 Asas refleksi diberikan
melalui rangkuman pada akhir penyampaian materi. Asas refleksi juga
diterapkan dengan memberikan kesempatan kepada siswa menafsirkan
pengalamannya sendiri, sehingga ia dapat menyimpulkan tentang
pengalaman belajarnya. Berikut adalah contoh penerapan refleksi.

Gambar 4.8 Contoh Penerapan Asas Refleksi

1
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2010), Cet.7, h.268
54

g) Penilaian Autentik (Authentic Assesment)


Penilaian autentik ini merupakan penilaian yang sebenarnya terhadap
perkembangan belajar peserta didik sehingga penilaian tidak hanya
dilakukan dengan satu cara, tetapi bisa menggunakan berbagai cara. Adapun
cara yang digunakan dalam buku suplemen ini yaitu berupa laporan tertulis.
Penilaian autentik terdiri dari tugas dan rubrik. Berikut ini adalah contoh
tugas yang diberikan.

Gambar 4.9 Contoh Tugas pada Penerapan Asas Penilaian Autentik


Rubrik merupakan panduan asesmen yang menggambarkan kriteria
yang digunakan pendidik dalam menilai dan memberi tingkatan hasil
pekerjaan peserta didik.2 Dalam buku ini juga diberikan rubrik untuk
menilai laporan tertulis sebagai berikut.

Gambar 4.10 Contoh Rubrik pada Penerapan Asas Penilaian Autentik


2
Tim Penyusun Ditjen Dikti, Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi Pendidikan Tinggi, (Jakarta: Dikti, 2008), hal. 39.
55

3) Bagian Akhir
a) Glosarium
Pada bagian akhir buku terdapat glosarium yang berisi daftar istilah
yang dilengkapi dengan definisi istilah-istilah tersebut. Daftar istilah
tersebut disusun secara alfabetis.

Gambar 4.11 Glosarium


b) Lampiran
Lampiran yang terdapat dalam buku yaitu berupa lampiran rubrik
penilaian laporan.
c) Daftar Pustaka
Pada bagian akhir buku terdapat daftar pustaka yang digunakan
sebagai rujukan.
56

b. Validasi dan Revisi Buku Suplemen


Validasi dilakukan oleh pakar/ahli yaitu dua ahli dari pendidikan dan
satu praktisi ahli kurikulum. Penilaian validator terhadap buku suplemen
meliputi beberapa aspek yaitu aspek kelayakan isi, bahasa, sajian, dan
grafis. Hasil penilaian validator terhadap buku suplemen disajikan secara
singkat dalam tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Hasil Validasi
Rata-rata
No Aspek Kriteria
Presentase
1. Kelayakan isi 100% Sangat baik
2. Bahasa 100% Sangat baik
3. Sajian 100% Sangat baik
4. Grafis 100% Sangat baik

Setelah dilakukan validasi, terdapat revisi yang harus dilakukan


peneliti pada beberapa bagian buku suplemen. Revisi yang dilakukan
mengenai isi/konten buku suplemen yang disarankan untuk diperbaiki oleh
validator. Daftar revisi buku suplemen selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 4.4 dan Tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.4 Daftar Revisi Konten
No Aspek dan halaman Sebelum Revisi Sesudah Revisi
1. Ilustrasi/gambar Tidak terdapat sumber Terdapat sumber gambar
gambar
2. Keterangan pada Penulisan “Svante August Diganti menjadi “Svante
Gambar 2 Arrhenius lahir pada 19 August Arrhenius lahir
Februari 1859 di Swedia. pada 19 Februari 1859 di
Arrhenius merupakan Swedia. Beliau
salah satu ilmuwan yang mendapatkan nobel kimia
hobi menulis.” pada tahun 1903”
3. Materi teori asam Tidak terdapat contoh Ditambahkan contoh
basa Arrhenius ionisasi asam basa ionisasi HCl dan NaOH
menurut teori Arrhenius menurut teori Arrhenius
4. Materi teori asam Tidak terdapat contoh Ditambahkan contoh
basa Bronsted- asam basa menurut teori beserta gambar reaksi
Lowry Arrhenius antara gas ammonia
(NH3) dan gas asam
klorida (HCl) yang akan
menghasilkan “awan
mikrokristal” ammonium
57

klorida (NH4Cl)
5. Materi pasangan Tidak terdapat contoh Ditambahkan contoh
asam basa pasangan asam basa reaksi antara gas HCl dan
konjugasi konjugasi NH3 membentuk NH4Cl
6. Tabel 1 tentang Tidak terdapat rumus Ditambahkan rumus
jenis asam yang molekul molekul
terdapat di alam
7. Tabel 2 tentang Tidak terdapat rumus Ditambahkan rumus
jenis basa yang molekul molekul
terdapat di alam
8. Rubrik penilaian Rubrik diletakkan di Rubrik diletakkan pada
laporan dalam materi bagian akhir setelah
glosarium yaitu berupa
lampiran

Tabel 4.5 Daftar Revisi Tipografi


No Aspek dan halaman Sebelum Revisi Sesudah Revisi
1. Bagian kata Penulisan “kekuarangan” Diganti menjadi
pengantar “kekurangan”
2. Halaman 2, Penulisan “buah-buahan” Dispesifikasi menjadi
paragraf 4, baris 3 tidak spesifik “jeruk dan air sabun”
3. Disemua halaman Penulisan “hydrogen” Diganti menjadi
“hidrogen”
4. Disemua halaman Tidak konsisten penulisan Konsisten menjadi nama
rumus kimia dan nama kimia diikuti dengan
kimia rumus kimia
5. Halaman 3, Penulisan “Terdapat tiga Penulisan “Terdapat tiga
paragraf 1, baris 1 teori tentang asam dan teori tentang asam dan
basa” basa” dihapuskan
6. Halaman 5,  Penulisan “Nah  Diganti menjadi “Nah
ChemQuiz sekarang apa itu hujan sekarang apakah hujan
asam?...” asam itu?...”
 Penulisan “Namun  Diganti menjadi
sebelumnya kamu pasti “Sebelumnya kamu
...” pasti ...”
7. Halaman 7, Penulisan “Batubara” Diganti menjadi “Batu
ChemNews bara”
8. Halaman 8, Penulisan “Kemudian Diganti menjadi “Kedua
paragraf 1, baris 6 keduanya dapat jatuh ...” senyawa ini dapat jatuh
...”
9. Halaman 12, Tidak terdapat rumus Ditambahkan rumus
ChemAnswer molekul asam asetat molekul asam asetat
58

3. Deskripsi Hasil Tahap Evaluasi


Tahap evaluasi dilakukan untuk mengetahui respon siswa mengenai
buku suplemen. Tahap evaluasi dilakukan dengan cara uji coba terbatas
yang diakhiri dengan penyebaran angket respon siswa.
a. Uji Coba Terbatas
Buku suplemen yang telah divalidasi dan direvisi kemudian diuji coba
terbatas oleh 30 siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 25 Pamulang
semester genap. Setelah siswa menggunakan buku suplemen dalam
pembelajaran kemudian siswa diminta responnya terhadap buku suplemen.
Respon siswa terhadap buku suplemen berbasis kontekstual pada konsep
larutan asam basa diperoleh dengan menggunakan angket respon siswa,
yang diberikan setelah siswa mempelajari buku suplemen. Data mengenai
respon siswa yang diperoleh setelah ujicoba disajikan secara singkat pada
Tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6 Hasil Angket Respon Siswa
Presentase
Aspek Indikator Presentase Kriteria
rata-rata
Kelayakan Kesesuaian peristiwa
85,33%
isi dengan lingkungan
Kesesuaian contoh soal
76% Sangat
dan latihan 84%
baik
Manfaat dalam kehidupan 85,33%
Manfaat untuk menambah
89,33%
wawasan
Sajian Kegiatan mudah diaplikasi 87,33%
Menunjang pembelajaran 88,67%
Sangat
Kejelasan informasi 84,67% 87,13%
baik
Kemenarikan untuk dibaca 92,67%
Pemberian motivasi 82,33%
Bahasa Kesesuaian dengan kaidah
88%
Bahasa Indonesia Sangat
85,55%
Keefektifan bahasa 81,33% baik
Mudah dipahami 87,33%
Grafis Penggunaan font (jenis dan
86,83%
ukuran) dan spasi
Sangat
Kesesuaian layout, tata 86,48%
86,33% baik
letak
Kesesuaian ilustrasi, 86,27%
59

grafis, gambar, foto


Sangat
Rata-rata hasil pengembangan buku suplemen 85,79%
baik

Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa aspek penilaian dengan


presentase tertinggi adalah aspek sajian yaitu sebesar 87,13%, kemudian
diikuti oleh aspek grafis sebesar 86,48%, selanjutnya aspek kebahasaan
sebesar 85,55%, dan presentase terendah yaitu aspek kelayakan isi sebesar
84%.
Untuk mempermudah pembacaan data presentase penilaian yang telah
diperoleh, maka hasil presentase respon siswa terhadap buku suplemen
kimia berbasis kontekstual pada konsep larutan asam basa dituangkan ke
dalam bentuk grafik sebagai berikut.
1) Presentase penilaian terhadap aspek kelayakan isi
Indikator pada aspek kelayakan isi meliputi kesesuaian peristiwa
dengan lingkungan, kesesuaian contoh soal dan latihan, manfaat dalam
kehidupan dan manfaat untuk menambah wawasan. Pada Gambar 4.12,
disajikan presentase aspek kelayakan isi dalam bentuk grafik.

Kelayakan Isi
95,00% 89,33%
90,00% 85,33% 85,33%
85,00%
80,00% 76%
75,00%
70,00%
65,00%
Kesesuaian Kesesuaian Manfaat dalam Manfaat untuk
peristiwa dengan contoh soal dan kehidupan menambah
lingkungan latihan wawasan

Gambar 4.12 Grafik Aspek Kelayakan Isi


Dari Gambar 4.12 terlihat bahwa yang memperoleh urutan tertinggi
untuk aspek kelayakan isi adalah indikator manfaat untuk menambah
wawasan yaitu sebesar 89,33%, dan terendah pada indikator kesesuaian
contoh soal dan latihan yaitu sebesar 76%.
60

2) Presentase penilaian terhadap aspek sajian


Indikator pada aspek sajian meliputi kegiatan mudah diaplikasi,
menunjang pembelajaran, kejelasan informasi, kemenarikan untuk dibaca
dan pemberian informasi. Pada Gambar 4.13, disajikan presentase aspek
sajian dalam bentuk grafik.

Sajian
95,00% 92,67%
87,33% 88,67%
90,00% 84,67%
85,00% 82,33%
80,00%
75,00%
70,00%
65,00%
Kegiatan Menunjang Kejelasan Kemenarikan Pemberian
mudah pembelajaran informasi untuk dibaca motivasi
diaplikasi

Gambar 4.13 Grafik Aspek Sajian


Dari Gambar 4.13 terlihat bahwa presentase tertinggi pada aspek
sajian adalah indikator kemenarikan untuk dibaca yaitu sebesar 92,67%, dan
terendah namun tidak terjadi perbedaan yang signifikan yaitu pada indikator
pemberian motivasi sebesar 82,33%.
3) Presentase penilaian terhadap aspek kebahasaan
Indikator pada aspek kebahasaan meliputi kesesuaian dengan kaidah
bahasa Indonesia, keefektifan bahasa, dan indikator mudah dipahami. Pada
gambar 4.14, disajikan presentase aspek kebahasaan dalam bentuk grafik.

Bahasa
95% 88% 87,33%
90%
85% 81,33%
80%
75%
70%
65%
Kesesuaian Keefektifan Mudah dipahami
dengan kaidah bahasa
Bahasa Indonesia

Gambar 4.14 Grafik Aspek Kebahasaan


61

Berdasarkan Gambar 4.14 dapat dilihat bahwa indikator dengan


presentase tertinggi yaitu pada indikator kesesuaian dengan kaidah Bahasa
Indonesia sebesar 88% dan tidak berbeda jauh dengan indikator mudah
dipahami sebesar 87,33% serta presentase terendah pada indikator
keefektifan bahasa sebesar 81,33%.
4) Presentase penilaian terhadap aspek grafis
Indikator pada aspek grafis meliputi penggunaan font (jenis dan
ukuran) dan spasi, kesesuaian layout, dan tata letak, serta kesesuaian
ilustrasi, grafis, gambar, foto. Grafik berikut merupakan presentase grafis.

Grafis
95,00% 86,83% 86,33% 86,27%
85,00%
75,00%
65,00%
Penggunaan font Kesesuaian Kesesuaian ilustrasi,
(jenis dan ukuran) layout, tata letak grafis, gambar, foto
dan spasi

Gambar 4.15 Grafik Aspek Grafis


Dari Gambar 4.15 diketahui bahwa tidak terjadi perbedaan yang
signifikan antara ketiga indikator. Indikator dengan presentase terbesar
adalah penggunaan font (jenis dan ukuran) dan spasi yaitu sebesar 86,83%,
diikuti oleh kesesuaian layout, tata letak yaitu sebesar 86,33% dan terendah
yaitu indikator kesesuaian ilustrasi, grafis, gambar, foto sebesar 86,27%.

B. Pembahasan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan suatu produk
yaitu buku suplemen kimia berbasis kontekstual. Dimana untuk menghasilkan
buku suplemen tersebut ada beberapa tahapan yang dilakukan yaitu tahap
persiapan yang merupakan tahapan awal yang bertujuan untuk menetapkan dan
mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan. Tahap persiapan terdiri dari empat
langkah yang diawali dengan analisis awal dari kebutuhan siswa akan bahan
ajar yang mengintegrasikan asas kontekstual, dimana pembelajaran kimia di
62

SMA Muhammadiyah 25 hanya menggunakan satu buku acuan yang hanya


berisi materi dan latihan soal, selain itu kurangnya pemahaman siswa dalam
mengkaitkan materi yang dipelajarinya dengan kehidupan sehari-hari juga
menjadi latar belakang kebutuhan dikembangkannya bahan ajar kontekstual.
Langkah selanjutnya yaitu analisis standar isi, pada langkah ini peneliti
menentukan indikator minimal yang harus dicapai siswa dalam pembelajaran,
indikator ini diturunkan dari SK dan KD yang telah ditentukan dan dipilih oleh
peneliti. Kemudian setelah peneliti melakukan analisis standar isi selanjutnya
peneliti melakukan analisis indikator buku suplemen. Pada tahap ini peneliti
menentukan indikator baru untuk diterapkan ke dalam buku suplemen,
indikator tersebut merupakan perluasan dari indikator yang ditentukan pada
tahap sebelumnya. Dalam merumuskan indikator buku suplemen juga
ditentukan asas kontekstual yang diharapkan muncul dari indikator tersebut,
selain itu peneliti juga menentukan materi serta ilustrasi yang akan dimuat,
sehingga pada akhirnya melalui tahap analisis indikator buku suplemen sudah
tergambar kegiatan pembelajarannya.
Setelah merumuskan indikator buku suplemen kemudian langkah
selanjutnya adalah validasi indikator buku suplemen, validasi indikator buku
suplemen dilakukan oleh dua pakar pendidikan dan satu ahli praktisi
kurikulum, saran yang diperoleh dari para validator dijadikan pertimbangan
untuk merevisi sehingga dihasilkan indikator buku suplemen yang final.
Analisis indikator buku suplemen dijadikan acuan dalam membuat buku
suplemen agar konten yang dimuat dalam buku suplemen lebih terstruktur.
Tahap kedua dari penelitian ini adalah tahap pengembangan yang
bertujuan untuk menghasilkan buku suplemen berbasis kontekstual yang telah
direvisi berdasarkan saran dan data dari para ahli. Kegiatan pada tahap ini
meliputi pengembangan buku suplemen dan validasi buku suplemen.
Pengembangan buku suplemen menjadi lebih mudah setelah ada yang
dijadikan acuan dalam mengembangkannya yaitu analisis indikator buku
suplemen. Pada kegiatan ini diawali dengan pemilihan ukuran kertas yang akan
digunakan, selanjutnya pengumpulan materi, kemudian materi yang
63

dikumpulkan dituangkan dalam bentuk wacana, uraian materi, kegiatan, serta


latihan soal. Tujuh asas kontekstual yaitu konstruktivisme, inkuiri, bertanya,
masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian autentik, juga
merupakan hal yang penting sehingga pada tahap ini peneliti merinci tujuh asas
kontekstual yang diterapkan dalam bagian isi buku.
Langkah selanjutnya adalah validasi buku suplemen, langkah ini
dilakukan sebelum tahap terakhir pada pengembangan buku suplemen. Dimana
pada langkah ini peneliti terlebih dahulu memberikan draf buku suplemen
tersebut kepada validator yaitu dua orang pakar pendidikan dan satu orang
praktisi. Hal ini dimaksudkan untuk mengevaluasi dan merevisi produuk buku
suplemen yang telah dikembangkan agar peneliti dapat menghasilkan produk
buku suplemen baru yang lebih mendekati kesempurnaan dan mengurangi
kesalahan serta ketidaksesuaian dalam proses pengembangan buku suplemen.
Ada beberapa aspek penilaian yang divalidasi yaitu aspek kelayakan isi, aspek
sajian, aspek bahasa serta grafis. Yang diharapkan dari validasi ini adalah saran
dan masukan dari para validator yang dijadikan pertimbangan untuk merevisi
draf buku suplemen, oleh karena itu peneliti merinci saran dan masukan yang
diberikan. Adapun saran dan masukan yang diberikan oleh validator meliputi
tipografi serta penambahan konten materi. Saran dan masukan kemudian
dijadikan bahan untuk merevisi draf buku suplemen sehingga dihasilkan buku
suplemen yang siap diuji coba.
Setelah dilakukannya tahap persiapan dan tahap pengembangan, tahap
terakhir adalah tahap evaluasi, pada tahap inilah diperolehnya data yang
kemudian dianalisis menjadi data hasil temuan penelitian yang berupa respon
siswa terhadap buku suplemen yang dikembangkan. Berdasarkan hasil
penelitian yang dikumpulkan pada tahap evaluasi, diperoleh data angket respon
siswa terhadap buku suplemen kimia berbasis kontekstual pada konsep larutan
asam basa. Angket berisi 24 pernyataan diberikan kepada 30 responden, yang
mencakup aspek kelayakan isi, sajian, kebahasaan dan grafis. Dari data hasil
perhitungan presentase angket respon siswa diperoleh bahwa hasil presentase
rata-rata penilaian buku suplemen dengan presentase tertinggi adalah aspek
64

grafis yaitu sebesar 86,48%, kemudian diikuti oleh aspek sajian sebesar
85,66%, selanjutnya aspek kebahasaan sebesar 85,55%, dan presentase terakhir
yaitu aspek kelayakan isi sebesar 84%.
Aspek sajian merupakan aspek tertinggi dengan perolehan presentase
sebesar 87,13%. Indikator aspek sajian mencakup kemudahan untuk diaplikasi,
menunjang pembelajaran, kejelasan informasi, kemenarikan serta pemberian
motivasi dinilai sangat baik oleh responden. Indikator aspek sajian yang
tertinggi adalah indikator kemenarikan untuk dibaca. Buku suplemen ini dinilai
sangat menarik untuk dibaca terbukti dengan hasil presentase yang diperoleh
dari responden yaitu sebesar 92,67% dengan kriteria sangat baik. Hal ini
dikarenakan materi disajikan secara menarik dan sistematis ditambah dengan
aspek grafis yang sangat baik.
Indikator aspek sajian yang tertinggi berikutnya adalah menunjang
pembelajaran dinilai sangat baik dengan presentase 88,67%. Hal ini sesuai
dengan peran bahan ajar salah satunya untuk meningkatkan proses
pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif.3
Indikator selanjutnya pada aspek sajian yaitu kemudahan untuk
diaplikasi serta kejelasan informasi. Buku suplemen ini dianggap mencakup
kegiatan yang mudah diaplikasi serta memiliki kejelasan informasi yang sangat
baik. Hal ini terbukti dari hasil respon siswa terhadap dua indikator tersebut
yang memperoleh presentase lebih besar dari 81% dengan kategori sangat baik.
Bahkan untuk indikator kejelasan informasi mendapat presentase lebih besar
dari penelitian Suharyadi dkk, dimana penelitian Suharyadi dkk. memperoleh
presentase 75% sedangkan pada penelitian ini mendapat presentase 84,67%
untuk indikator kejelasan informasi.4
Selanjutnya indikator pemberian motivasi yang memperoleh presentase
sebesar 82,33% dengan kriteria sangat baik. Hal ini menyatakan bahwa buku
suplemen sangat baik dalam memotivasi dan meningkatkan minat siswa untuk
belajar serta mendorong rasa ingin tahu siswa lebih dalam. Hal ini dikarenakan
3
Tian belawati, Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2003), h. 1.4.
4
Suharyadi, dkk., Pengembangan Buku Ajar Berbasis Kontekstual pada Pokok Bahasan
Asam dan Basa, Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia, Vol.1, No.1, 2013, h. 64.
65

buku suplemen ini mengintegrasikan tujuh asas kontekstual salah satunya ialah
konstruktivisme, sehingga didalam buku suplemen mengandung menyajikan
materi serta pertanyaan-pertanyaan yang mengkonstruk dan meransang siswa
untuk ingin mempelajarinya lebih dalam.
Aspek grafis merupakan aspek dengan perolehan presentase tertinggi
yaitu sebesar 86,48%. Hal ini disebabkan karena semua indikator aspek grafis
dinilai dengan sangat baik oleh responden. Indikator pertama pada aspek grafis
ialah penggunaan font (jenis dan ukuran) dan spasi dinilai sangat baik oleh
sebagian besar responden dengan presentase 86,83%. Artinya untuk indikator
tersebut dianggap sangat baik dan konsisten. Hal ini sesuai dengan pendapat
Widodo & Jasmadi bahwa konsistensi harus dipenuhi dalam hal bentuk dan
huruf dari setiap halaman.5 Sebagian besar responden menilai bahwa ukuran
huruf 12 poin adalah ukuran huruf yang baik untuk teks sesuai dengan
pendapat Azhar.6 Kemudian untuk jenis font yang digunakan yaitu Times New
Roman dan Arial sudah sesuai dengan standar kegrafikaan BSNP tahun 2007
yaitu tidak menggunakan jenis huruf hias/dekoratif dan tidak melebihi dari
batas maksimal yaitu menggunakan dua jenis huruf sehingga tidak
mengganggu peserta didik dalam menyerap informasi yang disampaikan.
Selain itu responden menilai bahwa spasi yang digunkana normal dan
konsisten yaitu tidak terlalu rapat dan tidak terlalu renggang. Konsistensi
dalam pemakaian spasi akan membuat pembaca lebih terarah.7
Indikator selanjutnya pada aspek grafis yaitu kesesuaian layout dan
tataletak. Sesuai dengan pendapat Sitepu yaitu pertimbangan utama bagi
penulis dalam membuat tata letak teks adalah kemudahan bagi pembaca untuk
melihat secara cepat keselurihan isi naskah mulai dari judul, tabel, diagram,
dan sebagainya.8 Buku ini dinilai telah menggunakan layout dan tata letak yang
baik dan harmonis. Hal ini terbukti dari besarnya presentase yang diperoleh

5
Chomsin S. Widodo dan Jasmadi, Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis
Kompetensi, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008), h. 52.
6
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 89.
7
Chomsin S. Widodo dan Jasmadi, op.cit., h. 52.
8
Sitepu, Penulisan Buku Teks Pelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.
135.
66

dari responden yaitu sebesar 86,33% dengan kriteria sangat baik. Sejalan
dengan penelitian Suharyadi dkk. bahwa layout dan tataletak yang harmonis
dapat meningkatkan aspek kemenarikan buku kontekstual yang disusun.9
Indikator selanjutnya pada aspek grafis yaitu kesesuaian ilustrasi,
grafis, gambar, foto. Serupa dengan penelitian Tera Silfia dkk. dimana gambar
yang disajikan menunjang dalam pemahaman terhadap materi, buku suplemen
ini juga menggunakan ilustrasi yang menunjang dalam pemahaman materi, hal
ini terbukti dari besarnya presentase yang diperoleh dari responden yaitu
sebesar 86,27% dengan kategori sangat baik. Hal ini sesuai dengan peranan
ilustrasi dalam buku pelajaran yaitu menarik dan mengarahkan perhatian, serta
membantu siswa memahami konsep yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.10
Adapun sesuai dengan penelitian Tera Silfia dkk. yang menyarankan bahwa
sebaiknya menggunakan gambar dan contoh yang lebih nyata dan berkaitan
dengan kehidupan. Maka ilustrasi yang digunakan dalam buku ini dipilih yang
berkaitan dengan lingkungan dan kehidupan sehari-hari.11
Aspek kebahasaan merupakan aspek ketiga setelah sajian dan grafis
dengan perolehan presentase rata-rata 85,55%. Dalam mengembangkan bahan
ajar, penggunaan bahasa menjadi salah satu faktor yang penting menurut Tian
Belawati.12 Adapun indikator pertama pada aspek bahasa yaitu kesesuaian
dengan kaidah Bahasa Indonesia memperoleh perolehan presentase sebesar
88%. Artinya bahasa yang digunakan dalam buku suplemen dinilai sudah
sangat sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. Menurut Dias Fatchul Jannah
dkk. dalam penelitiannya menyatakan bahwa kategori layak pada aspek bahasa
didapatkan karena bahasa yang digunakan dalam buku yang dikembangkan
merupakan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
yang baku. Penulisan bahasa tidak menggunakan bahasa daerah, sehingga
dapat dipahami oleh semua siswa dari berbagai daerah.

9
Suharyadi, dkk., loc. cit.
10
Sitepu, op.cit., h. 151.
11
Tera Silfia, dkk., Kelayakan Teoritis Buku Ajar Interaktif pada Jaringan Otot Kelas XI
SMA, BioEdu (Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi), Vol.2, No. 3, 2013, h. 170.
12
Tian Belawati, op. cit., h. 2.7.
67

Kelayakan juga didapatkan dari keterbacaan bahasa atau penggunaan


bahasa yang komunikatif. Hal ini karena bahasa yang digunakan sudah sesuai
dengan tingkat perkembangan usia siswa. Menggunakan istilah sehari-hari
yang umum digunakan pada siswa tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)
atau sederajat. Penggunaan simbol atau tanda baca sesuai dan benar
penggunaannya juga mendukung kelayakan dari aspek bahasa.13 Karena itu
pada indikator selanjutnya buku suplemen dinilai mudah dipahami dari aspek
bahasa karena istilah yang digunakan sesuai dengan pokok bahasan degan
bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa terlihat dari hasil presentase yang
diperoleh sebesar 87,33% pada indikator mudah dipahami.
Indikator selanjutnya pada aspek bahasa yaitu keefektifan bahasa yang
memperoleh presentase terendah pada aspek bahasa namun masih dalam
kategori sangat baik yaitu sebesar 81,33%. Hal ini berarti sebagian besar
responden menilai bahwa pemilihan bahasa dan kata yang digunakan dalam
buku suplemen sudah sangat efektif dan efisien.
Aspek kelayakan isi merupakan aspek yang memperoleh presentase
terendah diantara keempat aspek dengan perolehan presentase sebesar 84%
namun masih dalam kategori sangat baik. Indikator tertinggi dari aspek
kelayakan isi adalah manfaat untuk menambah wawasan. buku suplemen
dinilai sangat baik untu menambah wawasan, hal ini terlihat dari presentase
yang diperoleh dari responden yaitu sebesar 89,33%. Hal ini sejalan dengan
fungsi buku suplemen yaitu untuk menambah pengetahuan dan wawasan
peserta didik. Menurut Suharyadi dkk. dalam penelitiannya menyatakan ketika
wawasan atau pengetahuan konsep asam basa diperoleh pembaca, diharapkan
mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan.14 Hal ini diperkuat dengan
presentase indikator berikutnya yaitu bermanfaat dalam kehidupan yang
menduduki tempat kedua dengan presentase sebesar 85,33%. Tujuan utama
dari pembelajaran kontekstual yaitu agar peserta didik mampu mengkaitkan

13
Dias Fatchul Jannah dan Kusumawati Dwiningsih, Kelayakan Buku Ajar Kimia
Berorientasi Quantum Learning pada Materi Pokok Kimia Unsur untuk Siswa Kelas XII SMA,
Unesa Journal of Chemical Education, Vol. 2, No. 2, pp. 163-170, 2013, h. 177.
14
Suharyadi, dkk. loc. cit.
68

konsep yang dipelajarinya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan.


Maka hal yang harus dirasakan setelah mempelajari buku suplemen ini tentu
manfaatnya dalam kehidupan.
Adapun untuk indikator kesesuaian peristiwa dengan lingkungan serta
manfaat dalam kehidupan dinilai sangat baik karena sebagian besar responden
menilai dengan sangat baik untuk indikator ini dengan perolehan presentase
sebesar 85,33%. Hal ini tentu mencerminkan bahwa buku yang dikembangkan
sangat mencirikan kontekstual karena peristiwa yang ditampilkan sesuai
dengan keadaan lingkungan dan kehidupan sehari-hari.
Indikator terakhir dengan presentase terendah ialah kesesuaian contoh
soal dan latihan. Sebagian besar responden menilai baik untuk kesesuaian
contoh soal dan latihan terlihat dari presentase untuk indikator ini sebesar 76%
dengan kategori baik. Hasil dari penelitian ini serupa dengan hasil penelitian
Dias Fatchul Jannah dkk., dimana soal-soal yang terdapat dalam buku sudah
mengacu pada indikator pembelajaran, akan tetapi jumlah soalnya perlu
diperbanyak agar siswa banyak berlatih.15 Adapun sesuai dengan saran dari
penelitian Suharyadi dkk. maka contoh soal dan latihan yang dibuat dalam
buku ini dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari agar pembaca dapat
memahami dan mengaplikasikan konsep asam basa ketika menemukan
permasalahan yang berkaitan dengan asam basa.16
Secara keseluruhan, berdasarkan presentase rata-rata tiap aspek yang
diperoleh dari data penelitian, didapatkan bahwa respon terhadap buku
suplemen yang dikembangkan sudah sangat baik dari segi aspek grafis, sajian,
kebahasaan serta kelayakan isi karena telah melebihi dari skor komposit
minimal. Muljiono dalam buletin BSNP menyatakan bahwa kelayakan isi
dikatakan layak apabila rata-rata skor komposit minimal 69%, sedangkan pada
rata-rata skor komposit minimal pada aspek sajian, grafis dan bahasa yaitu
63%.17 Data yang diperoleh dari tahap evaluasi dalam penelitian ini

15
Dias Fatchul Jannah dkk., op. cit., h. 176.
16
Suharyadi, loc.cit.
17
Anik Ulfah, dkk., Pengembangan LKS IPA Berbasis Word Square Model Keterpaduan
Connected, Unnes Science Education Journal, USEJ 2 (1) (2013), h. 241.
69

menunjukkan bahwa buku suplemen yang dikembangkan melalui tiga tahap


yaitu tahap persiapan, tahap pengembangan serta tahap evaluasi mendapat
respon positif dari peserta didik dan penggunaan buku suplemen ini juga dapat
menambah motivasi siswa dalam mempelajari konsep larutan asam basa dan
siswa dapat merasakan manfaat atau kebermaknaan dalam pembelajaran kimia
khususnya pada konsep larutan asam dan basa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu produk yaitu buku
suplemen kimia berbasis kontekstual yang berjudul “Fenomena Hujan Asam
dalam Kehidupan”. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
diperoleh kesimpulan yaitu:
1. Tahap pertama dalam proses pengembangan buku suplemen ialah tahap
persiapan yang pada akhirnya menghasilkan analisis indikator buku
suplemen yang telah diintegrasikan dengan tujuh asas kontekstual yang
kemudian dijadikan acuan dalam mengembangkan buku suplemen.
2. Tahap kedua dalam proses pengembangan buku suplemen ialah tahap
pengembangan. Pada tahap ini dihasilkan draf buku suplemen yang
kemudian direvisi sehingga dihasilkan buku suplemen final.
3. Tahap terakhir dalam proses pengembangan buku suplemen ialah tahap
evaluasi dimana pada tahap ini diperoleh data hasil respon atau penilaian
siswa terhadap buku suplemen kimia berbasis kontekstual pada konsep
larutan asam basa. Berdasarkan pengolahan data angket hasil uji coba
buku suplemen memenuhi kriteria sangat baik dengan persentase 85,79%,
dengan rincian 84% untuk aspek kelayakan isi, 85,55% untuk aspek
kebahasaan, 87,13% untuk aspek sajian, dan 86,48% untuk aspek grafis.

B. Saran
Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, maka dapat dikemukakan
beberapa saran berikut:
1. Peneliti disarankan untuk menyempurnakan buku suplemen khususnya
pada pemberian contoh soal dan latihan untuk diperbanyak jumlahnya
karena mendapat presentase terendah dari semua indikator.
2. Guru kimia khususnya pada sekolah tempat dilakukannya penelitian,
disarankan dapat membuat bahan ajar sendiri yang sesuai dengan

70
71

kebutuhan siswa, guna menambah motivasi siswa dalam belajar dan


meningkatkan kebermaknaan dalam pembelajaran.
3. Bagi siswa disarankan untuk mengaplikasikan konsep asam basa yang telah
dipelejari untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan konsep
tersebut dalam kehidupan.
4. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk lebih menonjolkan asas
kontekstual khususnya asas bertanya dan pemodelan untuk lebih
diperbanyak.
5. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat membuat buku suplemen
pada konsep yang lain untuk memperkaya bahan ajar yang terintegrasi asas
kontekstual.
DAFTAR PUSTAKA

Amaliyah, Salwa. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Bilingual


dengan Mengaplikasikan Tujuh Komponen Pembelajaran Kontekstual untuk
SMP Kelas VIII pada Materi Luas Permukaan Prisma dan Limas”, Skripsi
pada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya: 2012. tidak
dipublikasikan.

Amir, Sufatmi. “Pengembangan Handout Berbasis Kontekstual untuk


Pembelajaran Kimia Materi Unsur Transisi sebagai Sumber Belajar Mandiri
Peserta Didik Kelas XI SMA/MA”, Skripsi pada Universitas Negeri
Yogyakarta: 2012. tidak dipublikasikan.

Arif, Zainudin dan W.P. Napitulu. Pedoman Baru Menyusun Bahan Ajar. Jakarta:
Grasindo, 1997.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi


Revisi). Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

Belawati, Tian, dkk. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Penerbitan


Universitas Terbuka, 2003.

Depdiknas. Panduan Pengembangan Penyusunan KTSP Lengkap. Yogyakarta:


Pustaka Yustisia, 2007.

-----. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan


Nasional, 2008.

Feronika, Tonih, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian


UIN Jakarta, 2009.

Jannah, Dias Fatchul dan Kusumawati Dwiningsih. Kelayakan Buku Ajar Kimia
Berorientasi Quantum Learning pada Materi Pokok Kimia Unsur untuk
Siswa Kelas XII SMA. Unesa Journal of Chemical Education. 2, 2013.

Johari, J.M.C dan M. Rachmawati. Kimia SMA dan MA untuk kelas XI. Jakarta:
Esis, 2006.

Johnson, Elaine B. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan


Belajar-Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning
Center, 2007.

72
73

Komalasari, Kokom. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung:


PT Refika Aditama, 2013.

Kuswandari, Meta, dkk. Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA dengan


Pendekatan Kontekstual pada Materi Pengukuran Besaran Fisika, Jurnal
Pendidikan Fisika. 1, 2013.

Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


2005.

Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

Maryam, Siti. Strengthening the Character: Uphold Ethics in Indonesian


Language Study Pass by Supplementary Books. International Journal for
Educational Studies. 5, 2012.

Muchlish, Masnur. KTSP: Pembejaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual”.


Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

-----. Text Book Writing: Dasar-dasar Pemahaman, Penulisan, dan Pemakaian


Buku Teks. Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2010.

Munir. Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta,


2012.

OECD. “Programme for International Student Assessment (PISA) Results from


PISA 2012”. http://www.oecd.org, 2014.

Poedjiadi, Anna. Sains Teknologi Masyarakat Model Pembelajaran Kontekstual


Bermuatan Nilai. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.

Prastowo, Andi. Panduan Kreatif Pembuatan Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:


Diva Press, 2011.

Pratama, Crys Fajar dan Antuni Wiyarsi. Mari Belajar Kimia untuk SMA-MA
Kelas XI IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan, 2009.

Pusat Perbukuan. Pedoman Penulisan Buku Nonteks. Jakarta: Pusat Perbukuan


Depdiknas, 2008.

Republik Indonesia. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 33 Tahun


2008.

Riduwan dan Sunarto. Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial,


Ekonomi Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2010.
74

Rosalin, Elin. Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual. Bandung: PT


Karsa Mandiri Persada, 2008.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana Preneda Media Group, 2008.

Silfia, Tera, dkk. Kelayakan Teoritis Buku Ajar Interaktif pada Jaringan Otot
Kelas XI SMA. BioEdu (Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi). 2, 2013.

Sitepu, B.P. Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


2012.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R


& D. Bandung: Alfabeta, 2011.

Suharyadi, dkk. Pengembangan Buku Ajar Berbasis Kontekstual pada Pokok


Bahasan Asam dan Basa, Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia. 1,
2013.

Suja, I Wayan. Pengembangan Buku Ajar Sains SMP Mengintegrasikan Content


dan Context Pedagogi Budaya Bali. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. 43,
2010.

Tim Pengembang Materi Kemendikbud, “Pembelajaran Kontekstual dan


Terpadu”, Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala
Sekolah dan Pengawas Sekolah SMP, Jakarta, 2013.

Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa


Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

Tim Penyusun Ditjen Dikti. Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis


Kompetensi Pendidikan Tinggi. Jakarta: Dikti, 2008.

Ulfah, Anik, dkk. Pengembangan LKS IPA Berbasis Word Square Model
Keterpaduan Connected. Unnes Science Education Journal. 2, 2013.

Widodo, Chomsin S. dan Jasmadi. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis


Kompetensi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Validasi Analisis Indikator 75
76
77
78
79
80
81
82
83
Analisis Komponen Buku Suplemen
Analisis Indikator

SK : Memahami sifat-sifat larutan asam-basa metode pengukurannya, dan terapannya


KD : Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan

Indikator Umum Indikator Buku Suplemen Asas Ulasan Materi Gambar yang Cocok
Kontekstual Kontekstual
Menjelaskan pengertian Melalui pemberian contoh fenomena Konstruktivisme  Pengertian fenomena hujan  Disajikan gambar hujan asam
asam dan basa menurut hujan asam siswa dapat menjelaskan Pemodelan asam akibat asap pabrik (Gambar 1
Arrhenius, Bronsted- pengertian asam dan basa menurut Bertanya  Penyebab terjadinya hujan terlampir)
Lowry dan Lewis Arrhenius, Bronsted-Lowry dan Lewis Masyarakat asam  Disajikan siklus hujan asam
Melalui kusi tentang ciri hujan asam Belajar  Proses terjadinya hujan asam (Gambar 2 terlampir)
siswa dapat mengetahui pengertian  Reaksi pembentukkan hujan  Disajikan gambar batubara
hujan asam asam sebagai penyebab hujan asam
Melalui artikel siswa dapat mengetahui  Teori asam basa menurut (Gambar 3 terlampir)
sumber penyebab hujan asam Arrhenius  Disajikan reaksi pembentukan
Melalui reaksi pembentukan hujan asam  Teori asam basa menurut hujan asam menurut teori lewis
siswa dapat menuliskan persamaan Bronsted-Lowry (Gambar 4 terlampir)
reaksi asam dan basa  Teori asam basa menurut
Lewis
Membedakan jenis Menyebutkan contoh jenis asam basa Pemodelan  Asam basa yang terdapat pada  Disajikan tabel yang berisi nama
senyawa asam dan basa beserta fungsi dan sumbernya dalam Masyarakat buah dan hewan senyawa asam, sumber yang
kehidupan sehari-hari Belajar  Asam basa yang digunakan dilengkapi gambar (Gambar 5
dalam kehidupan sehari-hari terlampir)
 Disajikan tabel yang berisi nama
senyawa asam, sumber yang
dilengkapi gambar (Gambar 6
terlampir)
Menuliskan sifat-sifat Menuliskan sifat-sifat asam basa Konstruktivisme  Berdasarkan contoh asam basa  Disajikan gambar sabun yang
asam dan basa Masyarakat yang telah disebutkan licin merupakan salah satu sifat
Belajar sebelumnya dapat dituliskan basa (Gambar 7 terlampir)
ciri dan sifat asam basa
Melalui jenis asam yang terkandung Konstruktivisme  Kekuatan asam dan basa  Disajikan tabel kekuatan asam
dalam hujan asam siswa dapat Bertanya basa (Gambar 8 terlampir)
mengetahui tentang kekuatan asam dan Masyarakat
basa serta menghitung konsentrasi ion Belajar
H+ dan OH- dalam larutan
Menghitung pH Melalui salah satu efek dari fenomena Konstruktivisme  Dampak dari hujan asam  Disajikan gambar dampak hujan
hujan asam yaitu mengubah pH air, Pemodelan terhadap lingkungan asam (Gambar 9 terlampir)
siswa dapat menjelaskan konsep pH  Konsep pH  Disajikan gambar skala pH
serta menghitung pH larutan (Gambar 10 terlampir)
Memahami prinsip Melalui konsep pH, siswa dapat Konstruktivisme  Indikator buatan  Disajikan tabel indikator buatan
kerja indikator pH mengetahui cara mengukur pH Pemodelan  Jenis-jenis indikator alami beserta perubahan warnanya
menggunakan indikator buatan dan (Gambar 11 terlampir)
indikator pH alami yang ada di alam  Disajikan tabel indikator pH
alami yang terdapat di alam serta
perubahannya pada asam dan
basa beserta gambar (Gambar 12
terlampir)
Menerapkan prinsip indikator pH alami Inkuiri  Membuat proyek kerja “Telur  Disajikan penjelasan beserta
untuk membuat produk ramah Masyarakat goreng hijau” gambar tahapan membuat “Telur
lingkungan yang dapat dikonsumsi Belajar goreng hijau” (Gambar 13
Authentic terlampir)
Assesment
Konstruktivisme
Menerapkan prinsip indikator pH alami Inkuiri  Membuat proyek kerja “Make  Disajikan penjelasan beserta
untuk membuat kertas indikator pH Masyarakat your own pH paper” dengan gambar tahapan kerja “Make
sendiri Belajar menggunakan kol merah your own pH paper” (Gambar 14
Authentic terlampir)
Assesment  Disajikan gambar skala pH kertas
Konstruktivisme indikator kol merah (Gambar 15
terlampir)
Mengidentifikasi larutan asam basa yang Inkuiri  Melakukan percobaan  Disajikan tabel untuk mencatat
terdapat dilingkungan dengan Masyarakat “Mengukur pH larutan asam hasil pengamatan (Gambar 16
menggunakan kertas indikator pH Belajar basa dengan kertas indikator terlampir)
sendiri Authentic pH kol merah”  Disajikan rubrik penilaian
Assesment
Konstruktivisme laporan untuk tugas portofolio
Pemodelan membuat laporan (Gambar 17
Bertanya terlampir)
Memberi contoh peran Melalui dampak hujan asam yaitu tanah Konstruktivisme  Peran pH tanah dan dampaknya  Disajikan gambar tanah kering
pH dalam kehidupan asam, siswa dapat mengetahui peran pH Pemodelan bagi pertanian serta cara akibat hujan asam (Gambar 18
sehari-hari dalam kehidupan sehari-hari menanggulanginya terlampir)
 Peran pH dalam sistem  Disajikan gambar aktivitas
pencernaan makanan penyebab asidosis dan alkalosis
 Peran pH dalam darah beserta (Gambar 19 terlampir)
penyakit akibat pH darah  Disajikan tabel makanan
terlalu asam atau basa pembentuk asam basa (Gambar
20 terlampir)
 Disajikan gambar batukapur
untuk menetralkan tanah asam
(Gambar 21 terlampir)
Menyimpulkan Menyimpulkan materi yang telah Refleksi  Upaya pencegahan hujan asam  Disajikan tabel rangkuman teori
mengenai konsep asam dipalajari dalam buku ini  Diberikan rangkuman mengenai asam basa (Gambar 22 terlampir)
basa dan peranannya materi ini
dalam kehidupan sehari
hari
Lampiran Gambar Analisis Komponen Buku Suplemen 87

Contoh Cuplikan Gambar


Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Gambar 4
88

Gambar 5

Gambar 6

Gambar 7

Gambar 8
89

Gambar 9

Gambar 10

Gambar 11

Gambar 12

Gambar 13
90

Gambar 14

Gambar 15

Gambar 16

Gambar 17

Gambar 18

Gambar 19

Gambar 20
91

Gambar 21

Gambar 22
Buku Suplemen Kimia Berbasis Kontekstual pada Konsep Asam Basa
Untuk Siswa SMA Kelas XI IPA

Judul :
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN
Penulis :
Sarah Hanifa Purnomo
NIM :
109016200004
Keterangan :
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Pendidikan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun : 2014
Pembimbing : Tonih Feronika, M.Pd
Nanda Saridewi, M.Si
Penilai : .....................................
.....................................
Ukuran Buku : 21 × 29,7 cm (A4)
Buku ini disusun dan dirancang oleh penulis
dengan menggunakan Microsoft Publisher 2007
dan Adobe Photoshop CS3
Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirrahim,
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga buku
suplemen yang berjudul “Fenomena Hujan Asam dalam Kehidupan” ini dapat terselesaikan.
Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang atas
seizin Allah telah berhasil menuntun umat manusia keluar dari masa kegelapan ke masa yang kaya
akan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti sekarang.
Buku suplemen kimia berbasis kontekstual ini disusun dan dikembangkan dalam rangka penelitian
skripsi yang berjudul “Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Kontekstual pada Konsep
Larutan Asam Basa”. Penelitian tersebut pada akhirnya menghasilkan sebuah buku suplemen yang
kemudian dinilai kualitasnya dan diuji cobakan dalam pembelajaran. Adapun buku ini berisi tentang
materi larutan asam basa yang konteks dengan kehidupan sehari-hari.
Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada Bapak Tonih Feronika, M.Pd dan Ibu Nanda Saridewi,
M.Si selaku dosen pembimbing beserta Ibu Salamah Agung, P.hd selaku validator yang telah
membimbing saya dalam penyusunan buku ini. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian buku ini, mulai dari yang berkontribusi
dalam memotivasi, memberikan saran, serta proses pencetakan.
Saya menyadari bahwa buku ini masih memiliki kekurangan, baik dari segi sistematika dan bahasa
penulisan, serta kelengkapan materinya, dengan demikian kami sangat mengharapkan partisipasi
pembaca dalam memberikan saran dan kritik untuk perbaikan buku ini. Terlepas dari semua
kekuarangan yang ada, saya berharap buku ini dapat memberikan pengetahuan baru kepada pembaca
terkait dengan ilmu kimia.

Pamulang, 30 Desember 2013

Penulis
Standar Kompetensi

Memahami sifat-sifat larutan asam-basa metode pengukurannya, dan terapannya


Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan
Materi

 Perkembangan Teori Asam Basa


 Pengertian Hujan Asam
 Proses Terjadinya Hujan Asam
 Sumber Hujan Asam
 Sifat Asam dan Basa
 Kekuatan Asam dan Basa
 Dampak Hujan Asam
 Konsep pH
 Mengukur pH
 Peran pH dalam Kehidupan
 Upaya Pencegahan Hujan Asam
F ENOM EN A HUJ AN AS AM D AL AM KE HIDUP AN

HujanAsam
TAHUKAH KALIAN TENTANG FENOMENA HUJAN ASAM? PERNAHKAH
KALIAN MAIN HUJAN-HUJANAN? BAGAIMANAKAH RASA AIR HUJAN
KETIKA TERTELAN? APAKAH HUJANNYA TERASA ASAM?

Fenomena Hujan Asam

D
engan semakin meningkatnya ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK), semakin tinggi pula
aktivitas kegiatan ekonomi manusia, di antaranya
dengan semakin pesatnya perkembangan sektor
industri dan sistem transportasi. Sebagai konsekuensi logis,
maka semakin dampaknya akan meningkatkan pula zat-zat
polutan yang dikeluarkan kegiatan industri maupun
transportasi tersebut.

Keberadaan zat-zat polutan di udara ini tentu akan


berpengaruh terhadap proses-proses fisik dan kimia yang
terjadi di udara. Beberapa contoh efek negatif perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi isu-isu global
antara lain efek rumah kaca, pemanasan global, polusi,
sampah, dan hujan asam.

Buku ini akan membahas secara dalam mengenai fenomena


hujan asam yang erat kaitannya dengan materi asam basa yang
kalian pelajari dalam ilmu kimia.
 Gambar 1. Asap pabrik menyebabkan hujan asam

Perkembangan Teori Asam Basa


Sebelum kalian mengetahui lebih dalam mengenai fenomena hujan asam, kalian tentu perlu mengetahui
terlebih dahulu apa itu asam? Kita sering menemukan rasa asam atau pahit dalam pemenuhan kebutuhan
sehari-hari, misal buah-buahan dan air sabun. Ketika kita makan buah-buahan, kita merasakan adanya
asam sedangkan ketika kita mandi, tanpa sengaja meminum air sabun, kita merasakan adanya basa yaitu
ditandai adanya rasa getir di lidah. Istilah asam dan basa sudah dikenal oleh masyarakat ilmiah sejak
dulu. Istilah asam diberikan kepada zat yang rasanya asam, sedangkan basa untuk zat yang rasanya pahit.
3
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN

ChemFigure
Teori Asam Basa Arrhenius
Asam, adalah zat yang dalam air dapat melepaskan ion hydrogen, H+.
Basa, adalah zat yang dalam air dapat melepaskan ion hidroksida, OH –.

Terdapat tiga teori tentang asam dan basa. Teori asam basa pertama kali
dirumuskan pada tahun 1884 oleh Svante Arrhenius. Menurut teori Arrhenius,
asam adalah zat yang dapat melepaskan ion H+ di dalam air sehingga kosentrasi
ion H+ dalam air meningkat. Basa adalah zat yang dapat melepaskan ion OH- di
dalam air sehingga konsentrasi ion OH- dalam air meningkat.
 Gambar 2. Svante August
Arrhenius lahir pada 19 Februari
1859 di Swedia. Arrhenius
merupakan salah satu ilmuwan Basa
Asam
yang hobi menulis. (dalam air melepas OH-)
(dalam air melepas H+)

Teori Arrhenius hanya dapat menjelaskan reaksi asam dalam pelarut air saja, namun berguna untuk
mempelajari reaksi kimia yang sebagian besar berlangsung dalam air.

Teori Asam Basa Bronsted-Lowry


Pada tahun 1923, dua ahli kimia, yakni Johannes Bronsted dan Thomas-Lowry secara terpisah
merumuskan suatu teori asam basa yang kemudian dikenal sebagai teori asam basa Bronsted-Lowry. Teori
ini menyatakan bahwa reaksi asam basa melibatkan transfer proton (H+). Asam akan memberikan proton
(H+) kepada suatu basa, sedangkan basa akan menerima proton (H+) dari asam.
Transfer Proton, H+

Asam Basa
(donor proton) (akseptor proton)

Teori ini lebih luas dari teori Arrhenius karena selain dapat menjelaskan reaksi asam basa dalam pelarut air,
juga reaksi dalam pelarut lain atau tanpa pelarut.

 Pasangan Asam Basa Konjugasi


Menurut teori Bronsted-Lowry, jika suatu asam memberi proton (H+), maka sisa asam tersebut mempunyai
kemampuan untuk menerima proton atau bertindak sebagai basa. Sisa asam tersebut dinamakan basa
konjugasi dari asam semula. Demikian pula, jika suatu basa menerima proton (H+), maka basa yang terbentuk
mempunyai kemampuan untuk melepas proton tersebut atau bertindak sebagai asam. Asam yang terbentuk ini
disebut sebagi asam konjugasi dari basa semula.
Pasangan asam basa konjugasi HA/A- Pasangan asam basa konjugasi B/BH+

Asam Basa Basa konjugasi Asam konjugasi Basa Asam Asam konjugasi Basa konjugasi
Reaksi antara HA dan H2O membentuk dua pasangan asam Reaksi antara B dan H2O membentuk dua pasangan asam basa
basa konjugasi, yakni pasangan konjugasi HA/A - dan konjugasi, yakni pasangan konjugasi B/BH+dan pasangan
pasangan konjugasi H2O/H3O+. konjugasi H2O/OH-.
4
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA

Teori Asam Basa Lewis


Teori asam basa terus berkembang dari waktu ke waktu. Pada tahun 1923, seorang ahli kimia Amerika
Serikat, Gilbert N. Lewis, mengemukakan teorinya tentang asam basa berdasarkan serah terima pasangan
elektron. Lewis berpendapat asam adalah partikel (ion atau molekul) yang dapat menerima (akseptor)
pasangan elektron. Sedangkan basa didefinisikan sebagai partikel (ion atau molekul) yang memberi (donor)
pasangan elektron.
Transfer pasangan elektron

A + :B → A—B
Asam Basa
(Akseptor pasangan (Donor pasangan
elektron) elektron)

Teori asam basa Lewis lebih luas dibandingkan Arrhenius dan Bronsted-Lowry. Hal ini dikarenakan:
 Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang berlangsung dalam pelarut air, pelarut bukan air,
dan tanpa pelarut sama sekali.
+
 Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang tidak melibatkan transfer proton (H )
 Disamping itu, reaksi Lewis juga dapat menjelaskan reaksi-reaksi seperti pembentukan ion logam
kompleks, dan reaksi-reaksi dalam kimia organik sebagai reaksi asam basa.

Nah sekarang apa itu hujan asam? Bagaimana hujan asam dapat
terjadi? Apa yang menyebabkan hujan asam dapat terjadi?
Bagaimanakah ciri-ciri hujan asam?
Namun sebelumnya kamu pasti sudah sering mendengar tentang
fenomena hujan asam bukan? Sebelum kita mengetahui lebih lanjut
mari kita lihat dan mengisi kuis dibawah ini.

ChemQuiz
Sekarang mari kita lihat ciri-ciri hujan asam dibawah ini kemudian
beri tanda (√) jika menurutmu benar atau beri tanda (×) jika
menurutmu salah!
Pernyataan Tanda
Air hujan terasa asam dilidah
pH air hujan dibawah 5,6
Menyuburkan tanah dan tanaman
pH air hujan diatas 7
Menyebabkan korosi
Air hujan berwarna kuning
Menyebabkan infeksi saluran pernapasan
Baik digunakan untuk mandi atau diminum

ChemTask
Sekarang kamu sudah mengetahui pengertian asam dan basa menurut berbagai teori. Dapatkah kalian
simpulkan kembali apa itu asam dan basa menurut Arrhenius, Bronsted-Lowry dan Lewis? Diskusikan
dengan teman sebangkumu!
5
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN

Pengertian Hujan Asam


Hujan asam adalah hujan yang bersifat asam
daripada hujan biasa. Hujan yang normal
seharusnya adalah hujan yang tidak membawa
zat pencemar dan dengan pH 5,6. Air hujan
memang sedikit asam karena H2O yang ada
pada air hujan bereaksi dengan karbondioksida
(CO2) di udara. Reaksi tersebut menghasilkan
asam lemah H2CO3 dan terlarut di air hujan.
Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat
karena membantu melarutkan mineral dalam
tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan
binatang. Namun apabila air hujan tercemar
dengan asam-asam kuat, maka pH-nya akan
turun dibawah 5,6 maka akan terjadi hujan
asam. Dengan demikian hujan asam diartikan
sebagai segala macam hujan dengan pH di
bawah 5,6.  Gambar 3. Siklus Hujan Asam

Proses Terjadinya Hujan Asam


Proses hujan asam terjadi dalam dua tahap. Tahap pertama adalah proses terjadinya hujan itu sendiri. Hujan
merupakan bentuk dari siklus hidrologi. Dimulai dari air di perairan (laut maupun danau) yang menguap ke
udara akibat terkena panas matahari.
Di udara, titik-titik air ini berkondensasi menjadi awan hujan dan bergerak menuju ke wilayah udara
bertekanan lebih rendah. Saat awan hujan sudah terlalu berat, titik-titik air kemudian jatuh ke bumi menjadi
hujan akibat gaya gravitasi.
Air yang jatuh ke bumi akan mengalir mengisi sungai dan danau, terserap ke ranah membentuk sungai bawah
tanah ataupun air tanah, sebagian terserah oleh tumbuhan, dan sebagian besar kemudian mengalir menuju ke
lautan. Di bagian bumi dengan iklim sedang ataupun dingin, butiran air hujan yang jatuh dapat berupa salju.
Tahap kedua proses terjadinya hujan asam adalah pelepasan gas yang berasal dari emisi penggunaan bahan
bakar fosil ke udara bebas. Gas buangan dari hasi penggunaan bahan bakar fosil antara lain karbon dioksida
(CO2), karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOX), dan sulfur dioksida (SO2).
Ketika menempel di awan, gas-gas buangan tersebut dapat bersenyawa membentuk asam sulfat (H2SO4) dan
asam nitrat (HNO3). Gas sisa buangan hasil penggunaan bahan bakar fosil yang terlepas ke udara bebas
merupakan pemicu utama terjadinya hujan asam. Gas buangan ini seharusnya bisa terurai dengan sendirinya
oleh alam.
Namun jika jumlah gas buangan terlalu banyak, alam tidak bisa langsung mengurai dengan cepat. Saat
terlepas ke udara, gas buangan ini terjebak dalam awan. Jika terjebak dalam awan hujan, maka gas ini larut
dalam air hujan yang turun. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air
permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Istilah keasaman menurut teori yang
paling sederhana yaitu teori Arrhenius berarti bertambahnya ion hidrogen ke dalam suatu lingkungan. Suatu
lingkungan akan bersifat asam jika kemasukan ion hidrogen yang berasal dari asam sulfat (H 2SO4) dan atau
asam nitrat (HNO3).

ChemTask
Tulislah persamaan reaksi antara karbon dioksida dengan air hujan!
6
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA

ChemNews

Batu Bara Penyumbang


Terbesar Hujan Asam

D
ibandingkan beberapa sistem pembangkit listrik
yang saat ini beroperasi, PLTU batu bara masih
merupakan sistem pembangkit paling murah.
Namun, konsekuensi lingkungan yang
dihasilkan dari pengoperasian pembangkit menggunakan
batu bara ini yang paling parah. Biaya operasi PLTU batu
bara kurang lebih 30 persen lebih rendah dibandingkan
sistem pembangkit listrik lainnya yang saat ini
dioperasikan. Di lain pihak, PLTU batu bara melepaskan
gas-gas polutan ke udara, seperti gas oksida nitrogen
(NOX) dan oksida sulfur (SOX) dari proses pembakaran
batu bara. Bahkan, setengah dari emisi merkuri global
dihasilkan dari pembangkit listrik bertenaga batu bara di
Asia Pasifik, di mana hujan asam mengakibatkan kerugian
sekitar 90 miyar dolar AS per tahunnya.
Meski batu bara termasuk sumber energi tak terbarukan,
namun hasil penelitian menunjukkan bahwa cadangan batu  Gambar 4. Batu bara
bara di dunia saat ini masih sangat melimpah. Terhitung
pada tahun 1990, jumlah cadangan batu bara dunia diperkirakan mencapai 1.079 milyar ton dan masih dapat
diandalkan sebagai sumber energi dunia hingga lebih dari 230 tahun, bahkan diperkirakan dapat mencapai
hingga 300 tahun mendatang. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data pada PT Tambang Batubara Bukit Asam,
hingga tahun 1991 jumlah batu bara yang ditambang baru sebesar 14.478 ribu ton, dari total cadangan yang
diperkirakan sebesar 34 milyar ton.
Selama ini reputasi bahan bakar fosil, terutama batu bara, memang sangat buruk apabila dikaitkan dengan
masalah pencemaran lingkungan. Walaupun stasiun pembangkit listrik batu bara saat ini telah menggunakan
alat pembersih endapan (presipitator) untuk membersihkan partikel-partikel kecil dari asap pembakaran batu
bara, namun senyawa-senyawa seperti SOX dan NOX yang berbentuk gas dengan bebasnya naik melewati
cerobong dan terlepas ke udara bebas.
Kedua gas tersebut dapat bereaksi dengan uap air yang ada di udara sehingga membentuk H 2SO4 (asam sulfat)
dan HNO3 (asam nitrat). Keduanya dapat jatuh bersama-sama air hujan sehingga mengakibatkan terjadinya
hujan asam. Berbagai kerusakan lingkungan serta gangguan terhadap kesehatan dapat muncul karena
terjadinya hujan asam tersebut.
Fenomena hujan asam sebetulnya sudah dikenali oleh para pemerhati lingkungan sejak tahun 1950-an. Namun
masalahnya menjadi bertambah parah seiring dengan semakin meningkatnya permintaan energi listrik yang
disuplai melalui PLTU batu bara. Masalah hujan asam mungkin akan merupakan masalah lingkungan jangka
panjang yang teramat serius. Hujan asam bisa juga menjadi isu politik besar terutama karena sumber asal dan
para korbannya sering berada di tempat yang berbeda.
Bahan pencemar NOX dan SOX dapat bergerak terbawa udara hingga ratusan bahkan ribuan kilometer,
mencapai lintas batas antar negara. Di samping itu, sangat sulit untuk menunjukkan secara pasti sumber-
sumber polutan yang menyebabkan terjadinya hujan asam di suatu kawasan/negara tertentu. Emisi gas asam
dari negara-negara bagian di Lembah Sungai Ohio di Amerika Serikat yang padat industri, termasuk Missouri
dan Tennessee, terbang ke timur dan utara keluar dari wilayah AS menuju ke New England dan Kanada.
7
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN

Sumber Hujan Asam


Dari artikel sebelumnya kita mengetahui bahwa dua
sumber utama penyebab hujan asam adalah sulfur
dioksida (SOX) dan oksida nitrogen (NOX). Apabila
kedua gas tersebut bereaksi dengan uap air yang ada
di udara maka dapat membentuk H2SO4 (asam sulfat)
dan HNO3 (asam nitrat). Kemudian keduanya dapat
jatuh bersama-sama air hujan sehingga
mengakibatkan terjadinya deposisi asam.
Deposisi asam terjadi apabila asam sulfat, asam nitrat, atau
asam klorida yang ada di atmosfer baik sebagai gas maupun
cair terdeposisikan ke tanah, sungai, danau, hutan, lahan
pertanian, atau bangunan melalui tetes hujan, kabut, embun,
salju, atau butiran-butiran cairan (aerosol), ataupun jatuh bersama angin.
Prekursor hujan asam tersebut dari kegiatan manusia (anthropogenic) seperti emisi pembakaran batubara dan
minyak bumi, serta emisi dari kendaraan bermotor. Namun kegiatan alam seperti letusan gunung berapi juga
dapat menjadi salah satu penyebab deposisi asam. Adapun reaksi-reaksi yang terjadi cukup banyak dan
kompleks, namun dapat dituliskan secara sederhana seperti dibawah ini.

Pembentukan Asam Sulfat (H2SO4)


Gas SO2, bersama dengan radikal hidroksil dan oksigen
melalui reaksi photokatalitik di atmosfer, akan membentuk
asamnya.
SO2 + OH → HSO3
HSO3 + O2 → HO2 + SO3
SO3 + H2O → H2SO4
Selanjutnya apabila diudara terdapat Nitrogen monoksida
(NO) maka radikal hidroperoksil (HO2) yang terjadi pada
salah satu reaksi diatas akan bereaksi kembali seperti:
NO + HO2 → NO2 + OH  Gambar 5. Siklus Hujan Asam
Pada reaksi ini radikal hidroksil akan terbentuk kembali, jadi selama ada NO diudara, maka reaksi radikal
hidroksil akan terbantuk kembali, jadi semakin banyak SO2, maka akan semakin banyak pula asam sulfat yang
terbentuk.
Salah satu reaksi sulfur trioksida (SO3) dengan air dapat dituliskan sebagai berikut.

Pada reaksi diatas menurut teori asam basa Lewis, H2O bertindak sebagai basa karena memberikan (donor)
pasangan elektron sedangkan SO3 bertindak sebagai asam karena menerima (akseptor) pasangan elektron.
8
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA

Pembentukan Asam Nitrat (HNO3)


Pada siang hari, terjadi reaksi photokatalitik antara gas nitrogen dioksida dengan radikal hidroksil.
NO2 + OH → HNO3
Sedangkan pada malam hari terjadi reaksi antara nitrogen dioksida dengan ozon
NO2 + O3 → NO3 + O2
NO2 + NO3 → N2O5
N2O5 + H2O → HNO3
Reaksi antara dinitro pentaoksida dengan air yang membentuk HNO3 dapat dituliskan seperti berikut.

Pada reaksi diatas menurut teori lewis, H2O bertindak sebagai basa karena menyumbangkan pasangan
elektronnya dan N2O5 yang menerima pasangan elektron bertindak sebagai asam.

Asam yang terkandung dalam hujan asam yaitu asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (HNO3) adalah
merupakan asam kuat yang cukup berbahaya. Asam sulfat merupakan cairan yang digunakan dalam elemen
basah (aki). Sifatnya sangat korosif dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan jika mengenai ataupun masuk
ke dalam tubuh manusia. Sedangkan asam nitrat tergolong sebagai air keras yang biasa digunakan dalam
bahan peledak maupun pelarut emas. Namun peranan asam-asam ini dapat dimanfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu apakah kalian menyadari bahwa banyak asam yang kerap digunakan dalam kehidupan
kita, begitu pula halnya dengan basa. Berikut ini adalah contoh asam dan basa yang dapat ditemui disekitar
kita.
 Tabel 1. Jenis Asam yang Terdapat di Alam
Jenis Asam Terdapat pada Jenis Asam Terdapat pada
ChemFact
Asam sitrat Asam borat
Jika kamu tersengat
lebah dapat dinetralisir
oleh sabun yang
Asam tartarat Asam karbonat bersifat basa karena
sengat lebah
mengandung asam.
Asam askorbat Asam asetat Lain halnya dengan
sengatan tawon yang
bersifat basa dan dapat
Asam maleat Asam format dinetralisir dengan
asam lemah seperti

Asam butirat Asam klorida

Asam oksalat Asam sulfat

Asam tanat Asam nitrat

Asam laktat Asam fosfat


9
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN
 Tabel 2. Jenis Basa yang Terdapat di Alam
Jenis Basa Terdapat pada Jenis Basa Terdapat pada

Alumunium hidroksida Natrium hidroksida

Kalsium hidroksida Ammonia

Magnesium hidroksida

Sifat Asam dan Basa


Berdasarkan tabel yang disajikan sebelumnya tentu kita akan meyadari bahwa banyak sekali asam dan basa
yang terkandung dalam kehidupan kita. Beberapa sifat asam dan basa mungkin sudah kita kenal, berikut ini
adalah sifat asam basa yang harus kita ketahui.

 Sifat Asam
 Rasa masam
 Bersifat korosif
 Dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah
 Mempunyai nilai pH <7

 Sifat Basa
 Terasa licin seperti sabun apabila terkena kulit
 Rasa pahit
 Dapat mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru
 Mempunyai nilai pH >7  Gambar 6. Basa bersifar licin seperti sabun

ChemFact

Awas! Kita tidak boleh menguji sifat asam atau basa dari
suatu zat dengan mencoba atau merasakannya karena
dapat berbahaya. Kita dapat mengetahui zat tersebut
asam atau basa dengan menggunakan kertas lakmus.
Lakmus adalah suatu kertas dari bahan kimia yang akan
berubah warna jika dicelupkan kedalam larutan asam atau
basa. Warna yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh
kadar pH dalam larutan yang ada.

 Gambar 7. Jeruk terasa asam

 Gambar 8. Kertas lakmus merah dan lakmus biru


10
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA

Kandungan hujan normal sejatinya mengandung asam yaitu H2CO3 namun masih bersifat asam lemah maka
belum terlalu berbahaya dan belum memiliki pH yang sangat rendah, namun yang terkandung dalam hujan
asam yaitu asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (HNO3) merupakan jenis asam-asam kuat. Sama seperti asam,
basa pun ada yang bersifat basa kuat dan basa lemah. Perbedaan kekuatan larutan asam-basa ini diengaruhi
oleh banyak sedikitnya ion-ion pembawa sifat asam dan ion-ion pembawa sifat basa yang dihasilkan saat
terionisasi.

Kekuatan Asam dan Basa


Kekuatan asam dipengaruhi oleh banyaknya ion-ion H+ yang dihasilkan oleh senyawa asam dalam larutannya.
Sedangkan kekuatan basa dipengaruhi oleh banyaknya ion-ion OH- yang dihasilkan oleh senyawa basa dalam
larutannya. Berdasarkan banyak sedikitnya ion yang dihasilkan, larutan asam dan basa dibedakan menjadi dua
macam yaitu kuat dan lemah.

Asam Kuat dan Basa Kuat


Asam kuat atau basa kuat yaitu senyawa asam/basa yang dalam larutannya terion seluruhnya menjadi ion-
ionnya. Reaksi ionisasi asam kuat dan basa kuat merupakan reaksi berkesudahan. Secara umum, ionisasi asam
kuat dirumuskan sebagai berikut.

Sedangkan untuk basa kuat

Asam Lemah dan Basa Lemah


Asam lemah atau basa lemah yaitu senyawa asam/basa yang dalam larutannya hanya sedikit terionisasi
menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam lemah dan basa lemah merupakan reaksi berkesetimbangan, dan
memiliki tetapan kesetimbangan yang disebut tetapan ionisasi asam (Ka) dan tetapan ionisasi basa (Kb).
Harga Ka dan Kb tersebut menyatakan ukuran kekuatan asam dan basa. Makin besar harga Ka atau Kb, makin
banyak jumlah yang terionisasi dan berati asam atau basa tersebut semakin kuat. Konsentrasi H + dari asam
lemah dan OH- dari basa lemah bergantung pada tetapan ionisasi (Ka atau Kb). Sehingga dirumuskan sebagai
berikut untuk asam lemah.

Sedangkan untuk basa lemah

ChemFact

Sektor pertanian juga menyumbang emisi yang menyebabkan hujan asam


lewat pupuk. Kebanyakan pupuk nitrogen yang diterapkan pada tanah
mengandung tambahan ammonia, kemudian bakteri tanah mengubahnya
menjadi senyawa nitrat, yang merupakan bentuk oksidasi dari nitrogen. Dan
pada saat proses berubahnya ammonia menjadi nitrat ada sekitar 1-3% dari
nitrogen yang berubah menjadi NO X pada jalur metabolisme yang lain.
Kemudian gas NOX tersebut berdifusi keluar menuju atmosfer. Dan di
atmosfer, ketika bereaksi dengan air hujan maka menghasilkan asam nitrat
yang jatuh sebagai hujan asam.

 Gambar 9. Pupuk kimia menyebabkan


hujan asam
11
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN

Untuk mengetahui konsentrasi ion H+ dalam suatu asam ataupun konsentrasi ion OH– dalam suatu basa maka
kalian perlu mengetahui terlebih dahulu apakah asam dan basa tersebut merupakan asam basa kuat atau lemah.
Berikut ini kekuatan beberapa asam dan basa dituliskan dalam tabel dibawah ini.
 Tabel 3. Kekuatan Asam dan Basa Konjugat
Asam Sifat Basa Sifat
HClO4 Asam kuat ClO4- Basa lemah
HCl Cl-
H2SO4 HSO4-
HNO3 NO3-
H3O+ H2O
H2SO3 HSO3-
HSO4- SO42-
H3PO4 H2PO4-
HF Kekuatan F- Kekuatan
CH3COOH menurun CH3COO- meningkat
H2CO3 HCO3-
H2S HS-
HSO3- SO32-
HCN CN-
NH4+ NH3
HCO3- CO32-
HS- S2-
H2O OH-
NH3 NH2-
OH- O2-
Asam lemah Basa kuat

ChemAnswer
Menentukan [OH–]dalam Larutan Basa Kuat
 Magnesium Hidroksida (Mg(OH)2) adalah jenis basa yang digunakan sebagai salah satu bahan penetralisir
asam lambung. Hitunglah konsentrasi ion OH– dalam dalam larutan Mg(OH)2 0,1M?

Jawab:
Mg(OH)2 adalah basa kuat divalen, persamaan ionisasinya adalah

Karena Mg(OH)2 basa kuat, seluruh Mg(OH)2 akan terurai sempurna menjadi ion-ionnya. Maka dapat
digunakan rumus berikut.

Menentukan [H+]dalam Larutan Basa Kuat


 Tentukan [H+] yang terdapat dalam asam asetat 0,1M. Diketahui Ka CH3COOH = 1,8×10-5.

Jawab:
Asam asetat adalah asam lemah monoprotik. Persamaan ionisasinya:
12
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA

Dampak Hujan Asam


 Deposisi asam
Saat jatuh ke bumi, secara kasat mata hujan asam sulit dibedakan dengan hujan yang jatuh
biasa. Namun kandungan asam dalam hujan menyebabkan hujan memiliki sifat sebagai kabut
sama seperti larutan asam pada umumnya. Asam yang ada dalam hujan asam
merupakan asam kuat. Sehingga reaksi kimia yang terjadi pada benda-benda
yang terjatuhi hujanlah yang dapat mengindikasikan apakah hujan tersebut
termasuk hujan asam. Setelah mempelajari tentang sifat asam, dapatkah kamu
memperkirakan dampak apa yang dapat ditimbulkan jika hujan asam terjadi di
suatu wilayah?  Hujan asam
mempercepat
Kandungan hujan asam yaitu H2SO4 dan HNO3 yang merupakan asam kuat korosi
yang dapat merusak jaringan hidup. Berikut beberapa dampak dari hujan asam
terhadap lingkungan dan makhluk hidup:
 Hujan asam dengan kadar keasaman tinggi dapat menyebabkan gangguan
pernapasan pada manusia. Kabut yang mengandung asam sulfat bersama-
sama dengan udara terhisap dan masuk ke dalam saluran pernapasan
manusia dapat merusak paru-paru.
 Hujan asam
 Hujan asam dapat mempercepat proses korosi. Proses korosi (perkaratan) menyebabkan
dapat terjadi pada beberapa material dari logam. Korosi adalah peristiwa terkikisnya
(korosi)
perusakan logam akibat terjadinya reaksi kimia antara logam dengan bangunan yang
lingkungan yang menghasilkan produk yang tidak diinginkan. terbuat dari batu
Lingkungan tersebut dapat berupa asam, basa, oksigen dalam udara, kapur dan
marmer
oksigen dalam air, atau zat kimia lainnya. Produk yang tidak diinginkan
ini adalah karat. Ciri-ciri karat adalah berupa bercak coklat tua.
Keberadaan karat ini sangat merugikan dan pada kondisi tertentu dapat  Hujan asam
mengancam keselamatan jiwa. Logam yang mengalami korosi ini membuat
biasanya akan menjadi rapuh dan keropos. Dan hal ini tentu sangat tumbuhan layu
dan daun-daun
berbahaya jika yang mengalami korosi adalah jembatan dari besi. rontok
Jembatan lama kelamaan akan rapuh dan keropos. Untuk mencegah
timbulnya korosi ini kita dapat melakukan beberapa cara salah satunya
yaitu dengan pengecatan.
 Selain korosi pada logam hujan asam juga dapat merusak bangunan
terutama bangunan yang terbuat dari batuan. Hal ini disebabkan karena
hujan asam akan melarutkan kalsium karbonat dalam batuan tersebut dan  Warna daun
membuat batuan menjadi mudah lapuk. berubah
menjadi kuning
ataupun lebih
 Hujan asam yang larut bersama nutrisi di dalam tanah akan menyapu pucat karena
kandungan nutrisi dalam tanah sebelum tumbuhan sempat proses produksi
mempergunakannya untuk tumbuh. Zat kimia beracun seperti aluminium klorofil pada
daun berhenti
juga akan terlepas dan bercampur dengan nutrisi. Apabila nutrisi ini
diserap oleh tumbuhan akan menghambat pertumbuhan dan mempercepat
daun berguguran. Hujan asam juga mengakibatkan warna daun menjadi
kuning ataupun lebih pucat karena proses produksi klorofil pada daun  pH air berubah
berhenti. Hilangnya klorofil pada daun menyebabkan tanaman tidak dapat drastis dan
hujan asam
melakukan proses fotosintesis dan berakibat tanaman mati secara dapat meracuni
perlahan. ikan hingga
membuat stress
 Hujan asam yang jatuh pada danau akan meningkatkan keasaman danau dan mati
atau pH air menurun. pH air yang menurun drastis menyebabkan beberapa
spesies biota air mati karena tidak mampu bertahan di lingkungan asam.
Meskipun ada beberapa spesies yang dapat bertahan hidup tetapi karena
rantai makanan terganggu maka spesies tersebut dapat mengalami
kematian pula.
13
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN

Konsep pH
Pada wacana sebelumnya kita sudah mengenal pH namun apakah
sebenarnya yang dimaksud dengan pH sebagai tingkat keasaman? Pada
bagian ini kita akan mengetahui secara lebih dalam tentang pH.
pH adalah kepanjangan dari pangkat hidrogen atau power of hydrogen. pH larutan
menyatakan konsentrasi ion H+ dalam larutan.
Semakin asam suatu zat, semakin banyak ion H+ dan semakin sedikit jumlah ion OH–
di dalam air. Sebaliknya semakin basa suatu zat, semakin sedikit jumlah ion H+ dan
semakin banyak ion OH– di dalam air. Jumlah ion H+ dan OH– di dalam air dinyatakan
dengan pH atau pOH.
Namun karena konsentrasi ion H+ dan ion OH– hasil ionisasi air sangat kecil maka
untuk memudahkan perhitungan digunakan notasi pH dan pOH. Notasi pH
menyatakan derajat keasaman suatu larutan. Derajat keasaman suatu zat (pH)
ditunjukkan dengan skala 0-14. Semakin kecil nilai pH, maka zat tersebut semakin
bersifat asam. Sedangkan semakin besar nilai pH suatu zat, maka zat tersebut semakin
bersifat basa. Dalam bentuk matematis ditulis sebagai berikut:

Berdasarkan definisi tersebut, pH dan pOH untuk air pada 25˚C dapat dihitung sebagai
berikut.

Prosedur yang sama juga diterapkan untuk menghitung tetapan ionisasi air, yaitu pKW

 Gambar 10. Skala pH

ChemAnswer
 Konsentrasi ion H+ dalam sampel darah seorang penderita diabetes adalah 7,90×10 -8M. Apabila
pengukuran dilakukan pada suhu 25˚C, tentukan konsentrasi ion OH– dalam sampel tersebut. Apakah
darah penderita tersebut bersifat asam, basa atau netral?

Jawab:
Konsentrasi ion OH– :

Karena [OH–] > [H+], maka darah penderita tersebut bersifat basa meski hanya sedikit lebih basa.
14
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA

ChemTask
Suatu danau telah tercemar oleh limbah pabrik. Hasil analisis menunjukkan kandungan ion H + dalam
danau tersebut sekitar 1,5×10-5 mol/L.
a. Tentukan pH air danau.
b. Berapa pOH air danau?

Mengukur pH
Untuk mengukur pH larutan atau mengidentifikasi sifat larutan asam dan basa kalian dapat menggunakan
indikator. Indikator ini dapat berubah warna ketika ditetesi zat yang bersifat asam atau basa. Indikator asam
dan basa dapat berupa indikator buatan, seperti kertas lakmus, indikator universal, dan pH meter atau indikator
alami, seperti kunyit, bunga kembang sepatu, kubis ungu, dan kulit manggis.

Indikator Buatan
Indikator buatan untuk mengidentifikasi asam dan basa, antara lain kertas lakmus, kertas indikator, bahan
indikator, dan pH meter. Bagaimana kertas lakmus dapat digunakan untuk menentukan sifat asam, basa, dan
garam? Kertas lakmus ada dua jenis yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Kertas lakmus merah
jika dicelupkan dalam larutan asam maka akan tetap berwarna merah begitu juga jika dicelupkan dalam
larutan netral. Akan tetapi kertas lakmus merah akan berwarna biru jika dicelupkan dalam larutan basa.
Adapun kertas lakmus biru akan berwarna merah jika celupkan dalam larutan asam, tetapi akan tetap berwarna
biru jika dicelupkan dalam larutan basa atau netral.
Jadi larutan asam memerahkan kertas lakmus biru dan larutan basa membirukan kertas lakmus merah. Kertas
lakmus merah dan biru tidak akan berubah warna dalam larutan netral. Selain kertas lakmus kita juga dapat
menggunakan indikator buatan yang lain seperti ditunjukkan pada tabel berikut.
 Tabel 4. Perubahan Warna dan Trayek pH Indikator Buatan
Indikator Trayek pH Perubahan warna
Kristal Ungu 0,1—1,8
Kresol Merah 1,0—2,0
Timol Biru 1,2—2,8
2,4-Dinitrofenol 2,7—4,0
Bromofenol Biru 3,0—4,6
Metil Oranye 3,1—4,4
Bromokresol Biru 3,8—5,4
Metil Merah 4,2—6,3
Eriokrom Hitam T 5,0—6,4
Bromokresol Ungu 5,2—6,8
Bromotimol Biru 6,2—7,6
Fenol Merah 6,8—8,4
m-Nitrofenol 6,8—8,6
Fenolftalein 8,3—10,0
Timolftalein 9,3—10,5

Indikator-indikator pada tabel diatas tidak secara pasti menunjukkan nilai pH suatu larutan. Jika ingin
menentukan pH suatu larutan secara pasti, maka gunakan pH meter ataupun indikator universal. pH meter
dapat menunjukkan skala pH dari larutan yang diuji. Indikator universal adalah indikator yang terdiri dari
berbagai macam indikator yang memiliki warna berbeda untuk setiap nilai pH 1-14.
15
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN

Indikator Alami
Indikator alami yang dapat digunakan untuk menentukan sifat asam, basa, dan garam suatu zat antara lain kulit
manggis, kunyit, dan kol merah. Untuk menjadikan indikator alami, maka bahan-bahan indikator seperti kulit
manggis, kunyit atau kol merah terlebih dahulu dibuat ekstrak dengan cara menghaluskannya dan
menambahkan air. Ekstrak kol merah pada keadaan netral berwarna ungu. Jika ekstrak kulit manggis, ditetesi
larutan asam, maka warna ungu akan berubah menjadi merah muda dan jika ditetesi larutan basa akan berubah
menjadi hijau. Berikut ini bahan yang dapat dijadikan indikator alami beserta perubahan warnanya.

pH 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Buah Bit

Blueberry

Buah Ceri

Serbuk kunyit

Jus Anggur

Bawang

Kulit Persik

Kulit Pir

Kulit Prem

Kulit Lobak

Kulit Apel Merah

Kol Merah

Tomat
 Gambar 11. Indikator alami beserta perubahan warnanya

ChemFact

Salah satu tanaman yang dapat pula dijadikan


sebagai indikator adalah tanaman bunga
hydrangea. Warna bunga hydrangea
bergantung pada keasaman tanah. Bunga
hydrangea yang berwarna merah jambu (pink)
akan berubah menjadi biru apabila ditanam di
tanah yang terlalu asam.

 Gambar 12. Bunga hydrangea biru dan merah


16
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA

ChemProject

Telur Goreng Hijau


Banyak percobaan kimia yang dapat kita coba sendiri di rumah. Salah satunya adalah dengan mengkreasikan
beberapa masakan dari konsep-konsep kimia sederhana. Percobaan ini sangat berkaitan dengan konsep
indikator asam basa, khususnya indikator alami. Jika kita bosan dengan telur mata sapi biasa, kita bisa
mencoba menu baru, yaitu Telur mata sapi hijau. Dan perlu diketahui, warna hijau yang dihasilkan bukan
berasal dari pewarna hijau yang di jual di toko kue atau dari pewarna alami (daun pandan/daun suji/daun
sesin) juga, karena masakan yang diperoleh dari keduanya akan mempengaruhi cita rasa dari telur. Cara yang
dibuat adalah dengan mereaksikan (menambahkan bahan tertentu) sehingga telur berubah menjadi hijau tanpa
mengurangi kandungan gizi dari telur itu sendiri. Menarik bukan? Lalu bagaimana cara membuatnya? Berikut
ini adalah prosedurnya.

 Tujuan Penelitian
Menciptakan pemberdayaan produk pangan yang inovatif, kreatif, bergizi serta sehat bagi tubuh.

 Alat  Bahan
Kompor Telur
Wajan Kol Merah
Spatula Garam
Mangkuk Minyak Goreng
Sendok Air
Pisau
Penyaring
Blender
 Prosedur

Potong kasar kubis, kukus Hancurkan dan saring sarinya Kumpulkan sarinya dalam Pecahkan telur dan pisahkan
sampai lunak (sekitar 10 gelas bagian putih dan kuningnya
menit), biarkan hingga dingin

Campurkan putih telur dengan Campurkan secara merata Goreng telur bagian putih dahulu dengan sedikit minyak dan api
jus kubis yang telah disiapkan untuk mendapaykan warna kecil, jika bagian pinggir putih telur mulai kaku masukan bagian
hijau yang cantik kuning telur tepat ditegahnya, taburi sedikit garam, angkat dan
siap disajikan

ChemTask
Kerjakanlah kegiatan diatas dengan teman sekelompokmu, kemudian buatlah laporan yang sistematis dan
dokumentasikan kegiatan kalian kemudian jawablah pertanyaan berikut.
Jelaskan apakah putih telur termasuk asam atau basa. Dan jelaskan pula apakah kuning telur termasuk asam
atau basa. Berapa masing-masing pHnya?
17
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN

ChemProject

Make Your Own pH Paper

Setelah kita mengetahui tentang berbagai jenis bahan yang dapat dijadikan indikator alami yaitu salah satunya
adalah kol merah. Proyek kali ini adalah proyek kimia sederhana yang dapat kamu lakukan bersama dengan
teman-temanmu di rumah. Biasanya untuk mengukur keasaman atau kebasaan suatu larutan para ilmuwan
menggunakan skala indikator pH universal. Dalam proyek ini kamu akan belajar tentang skala pH, dan kamu
dapat membuat kertas indikator pH sendiri yang menggunakan ekstrak kol merah.

 Tujuan
Membuat kertas indikator pH sendiri, dan menggunakannya untuk mengukur keasaman dan kebasaan dari
berbagai larutan yang ada di lingkungan sekitar rumah.

 Alat dan Bahan


Kol Merah
Panci
Mangkuk
Penyaring
Kertas Saring (dapat diperoleh di apotek atau toko kimia)
 Prosedur

Siapkan sebuah kol merah Potong dan iris kol merah Tambahkan air secukupnya Saring airnya dan taruh
kemudian taruh di dalam panci kemudian rebus sekitar kedalam mangkuk
setengah jam

Rendam kertas saring kedalam Keringkan kertas saring Potong kertas dengan ukuran Kertas indikator pH siap
jus kol merah kira-kira lebar 2-3 cm digunakan untuk menguji
larutan asam atau basa

Sekarang kalian sudah memiliki kertas indikator pH sendiri, kemudian gunakanlah kertas indikator pH
tersebut untuk mengukur pH bahan-bahan yang ada di sekitar kita. Kamu dapat mencobanya dengan larutan
asam basa berikut: Air jeruk nipis, cuka, jus tomat, air soda, air hujan, telur, air suling, sabun, larutan soda
kue, amilase (dalam air liur). Kemudian bandingkan perubahan warnanya dengan skala dibawah ini dan
perkirakan pHnya.

pH: 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
 Gambar 12. Skala pH kertas indikator pH kol merah
18
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA

ChemProject

Mengukur pH Larutan Asam Basa dengan


Kertas Indikator pH Kol Merah
1. Siapkan potongan kertas indikator pH kol merah
2. Sediakan air suling, air hujan, air jeruk nipis, cuka, jus tomat, air soda, larutan soda kue, amilase (dalam
air liur), air garam, air sabun dan larutan lainnya. (Sediakan larutan lain sesuai rasa ingin tahu kalian).
3. Celupkan sebagian kertas indikator pH kol merah pada masing-masing larutan kemudian amati perubahan
warnanya dan catat bila perlu dokumentasikan dengan kamera.
4. Catat hasil pengamatan kalian pada tabel di bawah ini dan bandingkan perubahan warnanya dengan skala
pH kertas indikator pH kol merah.

Sifat Larutan
Larutan Warna pH
Asam Netral Basa
Air Suling
Air Hujan
Air Jeruk
Cuka
Jus Tomat
Air Soda
Larutan Soda Kue
Air Liur
Air Garam
Air Sabun

ChemTask
Kerjakanlah kegiatan diatas dengan teman sekelompokmu, kemudian buatlah laporan yang sistematis dan
dokumentasikan kegiatan kalian kemudian jawablah pertanyaan berikut.
a. Kandungan apa yang ada di dalam kol merah yang dapat dijadikan indikator asam basa?
b. Berapa angka pH netral?
c. Berapa kisaran angka pH asam?
d. Berapa kisaran angka pH basa?
e. Apa saja yang termasuk larutan asam, basa dan netral?
f. Jelaskan mengapa larutan tersebut bersifat asam? Berapa pH dan apa kandunganya?
g. Jelaskan mengapa larutan tersebur bersifat basa? Berapa pH dan apa kandunganya?
19
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN

Berikut ini adalah pedoman penilaian laporan yang dapat dijadikan acuan guru untuk menilai laporan
praktikum siswa dan dapat dijadikan petunjuk bagi siswa untuk membuat laporan yang baik dan benar.
 Tabel 5. Rubrik Penilaian Laporan Praktikum

No Aspek yang dinilai Skor Kriteria


1 Bila 4 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
2 Bila 3 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
3 Bila 2 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
4 Bila 1 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
1 Bentuk Laporan  Tulis tangan
 Menarik
 Sistematik
5  Bahasa yang digunakan komunikatif (mudah
dipahami)
 Menyajikan dasar teori yang sesuai dengan tujuan
praktikum
1 Tidak melampirkan data pengamatan
2 Bila 3 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
3 Bila 2 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
2 Data Pengamatan 4 Bila 1 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
 Data yang disajikan dalam bentuk tabel dan atau
grafik
5
 Data yang disajikan sesuai dengan hasil praktikum
 Data yang disajikan jelas, dan mudah dipahami
1 Tidak menyajikan pembahasan
2 Bila 3 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
3 Bila 2 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
3 Pembahasan 4 Bila 1 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
 Bahasa yang digunakan komunikatif
 Pembahasan sesuai dengan hasil praktikum
5
 Adanya hubungan antara pembahasan dengan
literatur yang diambil
20
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA

No Aspek yang dinilai Skor Kriteria


 Kesimpulan tidak disajikan menggunakan bahasa
yang komunikatif
 Kesimpulan yang diambil tidak berdasarkan data
1 pengamatan
 Kesimpulan yang disajikan tidak sesuai dengan
pembahasan
 Kesimpulan tidak sesuai dengan tujuan praktikum
2 Bila 3 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
Ketepatan
4 Pengambilan 3 Bila 2 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
Kesimpulan
4 Bila 1 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
 Kesimpulan disajikan menggunakan bahasa yang
komunikatif
 Kesimpulan sesuai dengan tujuan praktikum
5  Kesimpulan yang disajikan sesuai dengan
pembahasan
 Kesimpulan yang diambil berdasarkan data
pengamatan
1 Terlambat 4 hari atau lebih
2 Terlambat 3 hari
Waktu Pengumpulan
5 3 Terlambat 2 hari
Laporan Resmi
4 Terlambat 1 hari
5 Tepat waktu
21
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN

Peran pH dalam Kehidupan


Dampak hujan asam salah satunya yaitu menyebabkan pH tanah menjadi asam. Jika turun hujan yang
mengandung asam sehingga pH air hujan di bawah tujuh. Maka tanah yang terkena air hujan asam
menyebabkan tanah bersifat asam, sehingga akan menyapu kandungan nutrisi dalam tanah sebelum tumbuhan
sempat mempergunakannya untuk tumbuh. Tentu hal ini akan merugikan para petani. Selain dari segi
pertanian keseimbangan pH juga diperlukan dalam berbagai bidang. Berikut ini adalah peran pH dalam
kehidupan.

pH dalam Pertanian
Pada umumnya unsur hara akan mudah diserap tanaman pada pH 6-
7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara akan mudah
larut dalam air. Kemudian pada pH tersebut juga jamur dan bakteri
pengurai bahan organik akan tumbuh dengan baik. Demikian juga
mikroorganisme yang menguntungkan bagi akar tanaman juga akan
berkembang dengan baik. Selain itu Jika tanah masam akan banyak
ditemukan unsur alumunium (Al) yang selain meracuni tanaman juga
mengikat phosphor sehingga tidak bisa diserap tanaman. Karena itu
para petani khawatir jika pH tanahnya cenderung asam karena pupuk
yang diberikan justru akan diserap tanah bukan diserap tumbuhan  Gambar 12. Tanah asam dan kering
dan mengakibatkan tanah menjadi keras. akibat hujan asam

Untuk itu petani melakukan segala upaya untuk menjaga pH tanah tetap ideal yaitu pH 6-7. salah satu cara
untuk menanggulangi kemasaman dan kejenuhan Al yang tinggi dapat dinetralisir dengan pengapuran.
Pemberian kapur bertujuan untuk meningkatkan pH tanah dari sangat masam atau masam ke pH agak netral
atau netral, serta menurunkan kadar Al.

pH dalam Sistem Pencernaan Makanan


Proses pencernaan makanan dalam tubuh manusia berlangsung dengan melibatkan beberapa tahapan proses
dengan pH bervariasi. Pada setiap tahapan, pencernaan berlangsung dengan banyuan enzim yang bekerja pada
batasan pH yang sempit. Sebagai contoh, ludah mempunyai pH sekitar 6,5 sedangkan di lambung pH-nya 2-3.

pH dalam Darah Manusia


pH darah tubuh manusia 7,35-7,45. Nilai pH darah tidak boleh turun di bawah 7,0 atau naik di atas 7,8 karena
dapat berakibat fatal bagi tubuh. Kondisi dimana pH darah di bawah pH normal disebut asidosis, sedangkan
kondisi dimana pH darah di atas pH normal disebut alkalosis. Tubuh memiliki cara tersendiri untuk mengatasi
keadaan ini. Pada kondisi asidosis, laju pernapasan akan meningkat dan ginjal akan mengeluarkan air seni
dengan kandungan asam lebih tinggi. Sedangkan pada kondisi alkalosis, laju pernapasan menurun dan air seni
mengandung sedikit asam.

 Gambar 13. Proses metabolisme yang tinggi  Gambar 14. Kadar O2 yang rendah di gunung membuat
menyebabkan kenaikan produksi ion karbonat. Akibatnya pendaki bernapas lebih cepat. Akibatnya terlalu banyak CO 2 yang
pH darah turun dan terjadi kondisi asidosis sementara. dilepas sehingga pH darah akan naik dan terjadi alkalosis.
22
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA

pH darah manusia bersifat agak sedikit basa (7,35-7,45) , oleh karena itu kita dianjurkan untuk lebih banyak
mengkonsumsi makanan pembentuk basa dari pada makanan pembentuk asam. Dengan proporsi 80%
makanan pembentuk basa dan 20% makanan pembentuk asam. Tabel dibawah ini adalah kelompok makanan
Asam-Basa

 Tabel 6. Daftar Makanan Pembentuk Asam-Basa

BASA KATEGORI ASAM


MAKANAN
Tinggi Basa Basa Rendah Basa Rendah Asam Asam Tinggi Asam

Stevia Sirup maple, Sirup Madu alam, Gula PEMANIS Madu olahan, Gula pasir, Gula Pemanis sintetis
beras merah tradisional Molasses karamel (brown
sugar)
Jeruk (lemon, Kurma, Kesemek, Jeruk, Pisang, BUAH-BUAHAN Plum, Jus buah Kentang (tanpa Buah prum
limau, grapefruit), Melon, Anggur, Ceri, Nanas, kalengan/olahan kulit), Pinto
Semangka, Pepaya, Kiwi, Peach, Alpukat beans, Navy
Mangga, Pepaya Apel, Pir, Kismis beans, Lima beans
Asparagus, Oyong, Labu, Wortel, Tomat, POLONG- Bayam dimasak, Pecan, Kacang Cokelat
Bawang, Jus Kapri, Bit, Jagung, Kol, POLONGAN/ Kacang merah, mete
sayuran, Peterseli, Seledri, Selada, Kacang Polong, SAYUR- Kacang panjang
Bayam mentah, Bokor, Cukini, Buah Zaitun, SAYURAN
Brokoli, Bawang Ubi jalar, Carob Kedelai, Tahu,
putih Tempe
Almond Chesnut KACANG- Biji Labu, Biji Beras putih, Oats, Kacang tanah,
KACANGAN/BIJI bunga matahari Rye Walnut
-BIJIAN
Minyak zaitun Minyak biji rami Minyak Kanola MINYAK Minyak jagung
(olive oil) (flaxseed oil)
Amarant, Millet, SEREALIA Wholegrains, Gandum, Tepung
Wild rice, Quinoa Beras merah terigu yang
dipucatkan, Kue,
Roti, Pasta
DAGING/IKAN Ikan laut dalam Kalkun, Ayam, Sapi, Babi,
Kambing Seafood
ASI (air susu ibu) Keju, Kedelai, TELUR/PRODUK Telur, Mentega, Susu sapi mentah Keju, Susu sapi
Susu kambing liar, SUSU Yogurt, olahan, Es krim
Whey Buttermilk, Keju
rendah lemak
Teh herba, Air Teh hijau Teh jahe MINUMAN Teh Kopi Bir, Soda
jeruk nipis

Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan makanan pembentuk basa,
sedangkan makanan hewani dan karbohidrat merupakan makanan pembentuk asam. Karena kita tetap
membutuhkan energi untuk beraktivitas, sumber karbohidrat tidak bisa kita tinggalkan, namun sebisa mungkin
diluar makanan pokok perbanyak sayuran dan buah dan usahakan meminimalisir konsumsi hewani.

ChemFigure

 Gambar 15 Gambar 16 
Johannes Nicolaus Thomas Martin Lowry
Brønsted adalah seorang mirip dengan Brønsted
ahli fisika Denmark dan seorang ahli kimia
kimiawan yang lahir fisik , ia lahir di Inggris
pada 22 Februari 1879 di pada 26 Oktober 1874
Varde, Denmark. di barat Yorkshire.
Brønsted meninggal Lowry meninggal pada
pada tanggal 17 tanggal 2 November
Desember 1947. 1936.
23
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN

Upaya Pencegahan Hujan Asam


Setelah kita mengetahui dampak hujan asam yang luas, maka tentu perlu dilakukan upaya pencegahan
terbentuknya hujan asam. Berikut ini adalah beberapa upaya pencegahan terbentuknya hujan asam antara lain:

 Menggunakan bahan bakar dengan kandungan belerang rendah


Minyak bumi dan batu bara merupakan sumber bahan bakar utama di Indonesia. Minyak bumi memiliki
kandungan belerang yang tinggi, untuk mengurangi emisi zat pembentuk asam dapat digunakan gas alam
sebagai sumber bahan bakar. Usaha lain yaitu dengan menggunakan bahan bakar non-belerang seperti
methanol, etanol, dan hidrogen. Namun penggunaan bahan bakar non-belerang ini juga perlu diperhatikan
karena akan membawa dampak pula terhadap lingkungan. Misalnya pembakaran metanol menghasilkan
dua sampai lima kali formaldehid daripada pembakaran bensin. Zat ini mempunyai sifat karsinogenik
(pemicu kanker).

 Mengurangi kandungan belerang sebelum pembakaran


Kadar belarang dalam bahan bakar dapat dikurangi dengan menggunakan teknologi tertentu. Dalam proses
produksi, misalnya batubara, batubara biasanya dicuci untuk membersihkan batubara dari pasir, tanah dan
kotoran lain, serta mengurangi kadar belerang yang berupa pirit (belerang dalam bentuk besi sulfida).

 Pengendalian pencemaran selama pembakaran


Beberapa teknologi untuk mengurangi emisi SO2 dan NOX pada waktu
pembakaran telah dikembangkan. Salah satu teknologi ialah Lime
Injection in Multiple Burners (LIMB). Dengan teknologi ini, emisi SO2
dapat dikurangi sampai 80% dan NOX 50%.
Caranya dengan menginjeksikan kapur dalam dapur pembakaran dan
suhu pembakaran diturunkan dengan alat pembakar khusus. Kapur akan
bereaksi dengan belerang dan membentuk gipsum (kalsium sulfat
dihidrat). Penurunan suhu mengakibatkan penurunan pembentukan
NOX baik dari nitrogen yang ada dalam bahan bakar maupun dari  Gambar 17. Batu Kapur (CaCO3)
nitrogen udara.

 Pengendalian Setelah Pembakaran


Teknik pengendalian setelah pembakaran disebut scubbing. Prinsip teknologi ini adalah mengikat SO2
dalam gas limbah di cerobong asap dengan absorben. Dengan cara ini 70-95% SO2 yang terbentuk dapat
diikat.
Adapun tindakan individu yang dapat kalian lakukan guna mengurangi polutan penyebab hujan asam adalah
sebagai berikut:
 Matikan lampu, komputer dan peralatan elektronik lainnya ketika kalian tidak memakainya
 Gunakan alat elektronik yang hemat listrik, misalnya lampu, lemari es, mesin cuci
 Gunakan transportasi umum atau lebih baik berjalan kaki atau bersepeda jika memungkinkan
 Membeli kendaraan yang rendah emisi NOx, dan rawatlah kendaraan kalian.

ChemOnline
Informasi tentang hujan asam dapat kalian temukan di website di bawah ini
 http://www.epa.gov/acidrain/index.html
 http://highered.mcgraw-hill.com/sites/0073048763/student_view0/chapter6/
24
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA

Refleksi

 Pengembangan pengertian asam basa dari berbagai teori


Arrhenius Bronsted-Lowry Lewis
Partikel (ion atau molekul)
Zat yang dalam air dapat
yang dapat menerima
Asam melepaskan ion hidrogen Memberikan proton (H+)
(akseptor) pasangan
(H+)
elektron
Zat yang dalam air dapat Partikel (ion atau molekul)
+
Basa melepaskan ion hidroksida Menerima proton (H ) yang memberi (donor)
(OH–) pasangan elektron

 Hujan asam adalah segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6.


 Penyebab hujan asam adalah sulfur dioksida (SOX) dan oksida nitrogen (NOX) yang berasal dari
kegiatan alam dan kegiatan manusia.
 Kandungan hujan asam yaitu H2SO4 dan HNO3 yang merupakan asam kuat yang dapat merusak
jaringan hidup.
 pH larutan menyatakan konsentrasi ion H+ dalam larutan.

ChemTask
Tulislah rangkuman dari buku ini, dan hikmah yang kalian dapat setelah membaca buku ini.

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam sangat berharap banyak kebaikan pada


hujan yang Allah turunkan. Beliau berdoa saat melihat hujan yang lebat,

‫ص ِّيبًا نَافِعًا‬
َ ‫الَّلهُ َّم‬
"Ya Allah, (jadikan hujan ini) hujan yang membawa manfaat
(kebaikan)." (HR. Al-Bukhari, dari hadits 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha)
25
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN

Glosarium

Antropogenik adalah sumber pencemaran yang tidak alami timbul karena ada pengaruh atau campur
tangan manusia atau aktifitas manusia.
Deposisi (fisika) atau Desublimasi adalah proses peengkristalan dimana hal ini terjadi karena proses
mengerasnya/membekunya suatu benda yang memiliki zat zat tertentu dan memiliki unsur unsur zat
yang dapat memberikan warna saat mengeras dan jika dilihat seperti warna kristal.

Elektron adalah partikel subatom yang bermuatan negatif.


Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk
dan/atau dimasukkannya ke dalam udara ambien yang mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi
sebagai unsur pencemar.

Ion adalah atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik.


Ionisasi adalah proses fisik mengubah atom atau molekul menjadi ion dengan menambahkan atau
mengurangi partikel bermuatan seperti elektron atau lainnya.
Kondensasi atau pengembunan adalah perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat, seperti
gas (atau uap) menjadi cairan.
Korosif adalah sifat suatu subtantsi yang dapat menyebabkan benda lain hancur atau memperoleh
dampak negatif.
Polutan adalah bahan/benda yang menyebabkan pencemaran, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Proton adalah partikel subatomik dengan muatan positif sebesar 1.6 × 10-19 coulomb dan massa 938
MeV (1.6726231 × 10-27 kg, atau sekitar 1836 kali massa sebuah elektron).
Reaksi fotokatalitik adalah reaksi yang berlangsung karena pengaruh cahaya dan katalisis secara
bersama-sama.
Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali
ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
26
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA

Daftar Pustaka

Ahira, Anne. Proses Hujan Asam dan Kerusakan Lingkungan.


Tersedia: http://www.anneahira.com/proses-hujan-asam.htm

Balipost. 2012. Batu Bara Penyumbang Terbesar Hujan Asam.


Tersedia: http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2005/12/26/l2.htm

Carboni, Giorgio. 2004. Fun Science Gallery: Experiments with Acids and Bases. Pianoro, Italy.
Tersedia: http://www.funsci.com/fun3_en/acids/acids.htm

Johari, J.M.C dan M. Rachmawati. 2009. Kmia 2: SMA dan MA untuk kelas XI. Jakarta: Esis

Kurniawan, Annas. 2011. Makalah Hujan Asam (Acid Rain).


Tersedia: http://annaskurniawan.wordpress.com/2011/06/

Maspary. 2011. Mengatasi Tanah Masan dan Basa.


Tersedia: http://www.gerbangpertanian.com/2011/11/mengatasi-tanah-masam-dan-
basa.html

Mulyadi, Memet. 2012. Asam, Basa dan Garam.


Tersedia: http://memetmulyadi.blogspot.com/2012/04/asam-basa-dan-garam.html

Partana, Crys Fajar dan Antuni Wiyarsi. 2009. Mari Belajar Kimia 2: Untuk SMA XI IPA. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Depdiknas

Pharnsuwana, Sarn. Causes, Effects, And Solutions of Acid Rain.


Tersedia https://sites.google.com/site/acidrain1project/home

Schlesinger, William. Acid Rain is Back.


Tersedia: http://www.loe.org/shows/segments.html?programID=10-P13-
00028&segmentID=6

Sunarya, Yayan dan Agus Setiabudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia 2: Untuk Kelas XI SMA/
MA Program IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas

Uswatun, Noveriyanti. 2013. Dampak dan Upaya Pencegahan Hujan Asam.


Tersedia: http://prodiipa.wordpress.com/kelas-vii/hujan-asam/
Lampiran 4. Kisi-Kisi Lembar Validasi 121

KISI-KISI LEMBAR VALIDASI


BUKU SUPLEMEN KIMIA BERBASIS KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM
BASA
UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS KELAS XI

UNTUK AHLI MATERI DAN MEDIA

Nomor
No Aspek Indikator
Pernyataan
1. Kelayakan  Kesesuaian dengan SK, KD 1
isi  Kesesuaian dengan kebutuhan siswa 2
 Kebenaran substansi materi 3
 Manfaat untuk penambahan wawasan 4
pengetahuan
 Kesesuaian dengan nilai-nilai, 5
moralitas, sosial
 Kesesuaian dengan komponen 6
kontekstual
2. Bahasa  Keterbacaan 7
 Kejelasan informasi 8
 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa 9
Indonesia
 Penggunaan bahasa secara efektif dan 10
efisien
3. Sajian  Pemberian motivasi 11
 Interaktivitas (stimulus dan respon) 12
 Kelengkapan informasi 13
4. Grafis  Penggunaan font (jenis dan ukuran) 14
 Kesesuaian lay out, tata letak 15
 Kesesuaian ilustrasi, grafis, gambar, 16
foto
Jumlah Butir 16
Lampiran 5. Lembar Validasi 122

LEMBAR VALIDASI
BUKU SUPLEMEN KIMIA BERBASIS KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM
BASA
UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS KELAS XI

UNTUK AHLI MATERI DAN MEDIA

No Indikator Ya Tidak Catatan


1 Kesesuaian dengan SK, KD
2 Kesesuaian dengan kebutuhan
siswa
3 Kebenaran substansi materi
4 Manfaat untuk penambahan
wawasan pengetahuan
5 Kesesuaian dengan nilai-nilai,
moralitas, sosial
6 Kesesuaian dengan komponen
kontekstual
7 Keterbacaan
8 Kejelasan informasi
9 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa
Indonesia
10 Penggunaan bahasa secara efektif
dan efisien
11 Pemberian motivasi
12 Interaktivitas (stimulus dan
respon)
13 Kelengkapan informasi
14 Penggunaan font (jenis dan
ukuran)
15 Kesesuaian lay out, tata letak
16 Kesesuaian ilustrasi, grafis,
gambar, foto
Komentar/saran

......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................

Tangerang Selatan, Januari 2014


Validator

NIP.
Lampiran 6. Hasil Validasi Buku Suplemen Kimia 123
124
125
Buku Suplemen Kimia Berbasis Kontekstual pada Konsep Asam Basa
Untuk Siswa SMA Kelas XI IPA

Judul :
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN
Penulis :
Sarah Hanifa Purnomo
NIM :
109016200004
Keterangan :
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Pendidikan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun : 2014
Pembimbing : Tonih Feronika, M.Pd
Nanda Saridewi, M.Si
Penilai : .....................................
.....................................
Ukuran Buku : 21 × 29,7 cm (A4)
Buku ini disusun dan dirancang oleh penulis
dengan menggunakan Microsoft Publisher 2007
dan Adobe Photoshop CS3
Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirrahim,
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga buku
suplemen yang berjudul “Fenomena Hujan Asam dalam Kehidupan” ini dapat terselesaikan.
Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang atas
seizin Allah telah berhasil menuntun umat manusia keluar dari masa kegelapan ke masa yang kaya
akan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti sekarang.
Buku suplemen kimia berbasis kontekstual ini disusun dan dikembangkan dalam rangka penelitian
skripsi yang berjudul “Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Kontekstual pada Konsep
Larutan Asam Basa”. Penelitian tersebut pada akhirnya menghasilkan sebuah buku suplemen yang
kemudian dinilai kualitasnya dan diuji cobakan dalam pembelajaran. Adapun buku ini berisi tentang
materi larutan asam basa yang konteks dengan kehidupan sehari-hari.
Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada Bapak Tonih Feronika, M.Pd dan Ibu Nanda Saridewi,
M.Si selaku dosen pembimbing beserta Ibu Salamah Agung, P.hd selaku validator yang telah
membimbing saya dalam penyusunan buku ini. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian buku ini, mulai dari yang berkontribusi
dalam memotivasi, memberikan saran, serta proses pencetakan.
Saya menyadari bahwa buku ini masih memiliki kekurangan, baik dari segi sistematika dan bahasa
penulisan, serta kelengkapan materinya, dengan demikian kami sangat mengharapkan partisipasi
pembaca dalam memberikan saran dan kritik untuk perbaikan buku ini. Terlepas dari semua
kekurangan yang ada, saya berharap buku ini dapat memberikan pengetahuan baru kepada pembaca
terkait dengan ilmu kimia.

Pamulang, 30 Desember 2013

Penulis
Standar Kompetensi

Memahami sifat-sifat larutan asam-basa metode pengukurannya, dan terapannya


Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan
Materi

 Perkembangan Teori Asam Basa


 Pengertian Hujan Asam
 Proses Terjadinya Hujan Asam
 Sumber Hujan Asam
 Sifat Asam dan Basa
 Kekuatan Asam dan Basa
 Dampak Hujan Asam
 Konsep pH
 Mengukur pH
 Peran pH dalam Kehidupan
 Upaya Pencegahan Hujan Asam
F ENOM EN A HUJ AN AS AM D AL AM KE HIDUP AN

HujanAsam
TAHUKAH KALIAN TENTANG FENOMENA HUJAN ASAM? PERNAHKAH
KALIAN MAIN HUJAN-HUJANAN? BAGAIMANAKAH RASA AIR HUJAN
KETIKA TERTELAN? APAKAH HUJANNYA TERASA ASAM?

Fenomena Hujan Asam

D
engan semakin meningkatnya ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK), semakin tinggi pula
aktivitas kegiatan ekonomi manusia, di antaranya
dengan semakin pesatnya perkembangan sektor
industri dan sistem transportasi. Sebagai konsekuensi logis,
maka semakin dampaknya akan meningkatkan pula zat-zat
polutan yang dikeluarkan kegiatan industri maupun
transportasi tersebut.

Keberadaan zat-zat polutan di udara ini tentu akan


berpengaruh terhadap proses-proses fisik dan kimia yang
terjadi di udara. Beberapa contoh efek negatif perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi isu-isu global
antara lain efek rumah kaca, pemanasan global, polusi,
sampah, dan hujan asam.

Buku ini akan membahas secara dalam mengenai fenomena


hujan asam yang erat kaitannya dengan materi asam basa yang
kalian pelajari dalam ilmu kimia.
Sumber: www2.macleans.ca
 Gambar 1. Asap pabrik menyebabkan hujan asam

Perkembangan Teori Asam Basa


Sebelum kalian mengetahui lebih dalam mengenai fenomena hujan asam, kalian tentu perlu mengetahui
terlebih dahulu apa itu asam? Kita sering menemukan rasa asam atau pahit dalam pemenuhan kebutuhan
sehari-hari, misalnya jeruk dan air sabun. Ketika kita makan buah-buahan, kita merasakan adanya asam
sedangkan ketika kita mandi, tanpa sengaja meminum air sabun, kita merasakan adanya basa yaitu
ditandai adanya rasa getir di lidah. Istilah asam dan basa sudah dikenal oleh masyarakat ilmiah sejak
dulu. Istilah asam diberikan kepada zat yang rasanya asam, sedangkan basa untuk zat yang rasanya pahit.
3
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN

ChemFigure
Teori Asam Basa Arrhenius

Asam, adalah zat yang dalam air dapat melepaskan ion hidrogen, H+.
Basa, adalah zat yang dalam air dapat melepaskan ion hidroksida, OH–.

Teori asam basa pertama kali dirumuskan pada tahun 1884 oleh Svante
Arrhenius. Menurut teori Arrhenius, asam adalah zat yang dapat melepaskan
ion H+ di dalam air sehingga kosentrasi ion H+ dalam air meningkat. Basa adalah
zat yang dapat melepaskan ion OH- di dalam air sehingga konsentrasi ion OH-
dalam air meningkat.
Sumber: www.go4quiz.com
 Gambar 2. Svante August
Arrhenius lahir pada 19 Februari
1859 di Swedia. Beliau Basa (dalam air melepas OH-)
Asam (dalam air melepas H+)
mendapatkan nobel kimia pada
tahun 1903.

Berikut ini adalah salah satu contoh senyawa asam yaitu asam klorida (HCl) beserta reaksi peruraiannya di
dalam air.

Asam (dalam air melepas H+)

Kemudian di bawah ini adalah salah satu contoh senyawa basa yaitu natrium hidroksida (NaOH) beserta
reaksi peruraiannya di dalam air.

Basa (dalam air melepas OH-)

Teori Arrhenius hanya dapat menjelaskan reaksi asam dalam pelarut air saja, namun berguna untuk
mempelajari reaksi kimia yang sebagian besar berlangsung dalam air.

Teori Asam Basa Bronsted-Lowry


Pada tahun 1923, dua ahli kimia, yakni Johannes Bronsted dan Thomas-Lowry secara terpisah merumuskan
suatu teori asam basa yang kemudian dikenal sebagai teori asam basa Bronsted-Lowry. Teori ini menyatakan
bahwa reaksi asam basa melibatkan transfer proton (H+). Asam akan memberikan proton (H+) kepada suatu
basa, sedangkan basa akan menerima proton (H+) dari asam.
Transfer Proton, H+

Asam Basa
(donor proton) (akseptor proton)

Teori ini lebih luas dari teori Arrhenius karena selain dapat menjelaskan reaksi asam basa dalam pelarut air,
juga reaksi dalam pelarut lain atau tanpa pelarut.
4
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA

Sebagai salah satu contohnya yaitu reaksi antara gas ammonia (NH3) dan gas
asam klorida (HCl) yang merupakan reaksi tanpa pelarut sama sekali, yang akan
menghasilkan „awan mikrokristal‟ ammonium klorida (NH4Cl).

Transfer Proton, H+

Asam Basa
(donor proton) (akseptor proton)

Pada reaksi di atas, HCl memberi satu proton (H+) ke NH3. jadi HCl adalah
asam, sedangkan NH3 adalah basa.
Sumber: www.visualphotos.com
 Gambar 3. Awan mikrokristal NH4Cl
 Pasangan Asam Basa Konjugasi
Menurut teori Bronsted-Lowry, jika suatu asam memberi proton (H+), maka sisa asam tersebut mempunyai
kemampuan untuk menerima proton atau bertindak sebagai basa. Sisa asam tersebut dinamakan basa
konjugasi dari asam semula. Demikian pula, jika suatu basa menerima proton (H+), maka basa yang terbentuk
mempunyai kemampuan untuk melepas proton tersebut atau bertindak sebagai asam. Asam yang terbentuk ini
disebut sebagi asam konjugasi dari basa semula.
Pasangan asam basa konjugasi HA/A- Pasangan asam basa konjugasi B/BH+

Asam Basa Basa konjugasi Asam konjugasi Basa Asam Asam konjugasi Basa konjugasi
Reaksi antara HA dan H2O membentuk dua pasangan asam Reaksi antara B dan H2O membentuk dua pasangan asam basa
basa konjugasi, yakni pasangan konjugasi HA/A- dan konjugasi, yakni pasangan konjugasi B/BH+dan pasangan
pasangan konjugasi H2O/H3O+. konjugasi H2O/OH-.

Berdasarkan reaksi antara gas HCl dan NH3 membentuk NH4Cl, maka dapat ditentukan pasangan asam basa
konjugasinya sebagai berikut.
Pasangan asam basa konjugasi dari reaksi HCl dengan NH 3

Asam Basa Asam konjugasi Basa konjugasi

Teori Asam Basa Lewis


Pada tahun 1923, seorang ahli kimia Amerika Serikat, Gilbert N. Lewis, mengemukakan teorinya tentang
asam basa berdasarkan serah terima pasangan elektron. Lewis berpendapat asam adalah partikel (ion atau
molekul) yang dapat menerima (akseptor) pasangan elektron. Sedangkan basa didefinisikan sebagai partikel
(ion atau molekul) yang memberi (donor) pasangan elektron.

Transfer pasangan elektron

A + :B → A—B
Asam Basa
(Akseptor pasangan (Donor pasangan
elektron) elektron)
5
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN

Teori asam basa Lewis lebih luas dibandingkan Arrhenius dan Bronsted-Lowry. Hal ini dikarenakan:
 Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang berlangsung dalam pelarut air, pelarut bukan air,
dan tanpa pelarut sama sekali.
+
 Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang tidak melibatkan transfer proton (H ), seperti reaksi
antara BF3 dan NH3 berikut.

Molekul BF3 menerima Ikatan kovalen koordinasi antara


sepasang elektron dari B dan N yang terbentuk akibat
molrkul NH3. transfer sepasang elektron dari
basa NH3 ke BF3.

Asam Lewis Basa Lewis

Disamping itu, reaksi Lewis juga dapat menjelaskan reaksi-reaksi seperti pembentukan ion logam kompleks,
dan reaksi-reaksi dalam kimia organik sebagai reaksi asam basa.

Nah sekarang apakah hujan asam itu? Bagaimana hujan asam


dapat terjadi? Apa yang menyebabkan hujan asam dapat
terjadi? Bagaimanakah ciri-ciri hujan asam?
Sebelumnya kamu pasti sudah sering mendengar tentang fenomena
hujan asam bukan? Sebelum kita mengetahui lebih lanjut mari kita
lihat dan mengisi kuis di bawah ini.

ChemQuiz
Sekarang mari kita lihat ciri-ciri hujan asam dibawah ini kemudian
beri tanda (√) jika menurutmu benar atau beri tanda (×) jika
menurutmu salah!
Pernyataan Tanda
Air hujan terasa asam dilidah
pH air hujan dibawah 5,6
Menyuburkan tanah dan tanaman
pH air hujan diatas 7
Menyebabkan korosi
Air hujan berwarna kuning
Menyebabkan infeksi saluran pernapasan
Baik digunakan untuk mandi atau diminum

ChemTask
Sekarang kamu sudah mengetahui pengertian asam dan basa menurut berbagai teori. Dapatkah kalian
simpulkan kembali apa itu asam dan basa menurut Arrhenius, Bronsted-Lowry dan Lewis? Diskusikan
dengan teman sebangkumu!
6
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA

Pengertian Hujan Asam


Hujan asam adalah hujan yang bersifat asam
daripada hujan biasa. Hujan yang normal
seharusnya adalah hujan yang tidak membawa
zat pencemar dan dengan pH 5,6. Air hujan
memang sedikit asam karena H2O yang ada
pada air hujan bereaksi dengan karbon dioksida
(CO2) di udara. Reaksi tersebut menghasilkan
asam lemah H2CO3 dan terlarut di air hujan.
Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat
karena membantu melarutkan mineral dalam
tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan
binatang. Namun apabila air hujan tercemar
dengan asam-asam kuat, maka pH-nya akan
turun dibawah 5,6 maka akan terjadi hujan
asam. Dengan demikian hujan asam diartikan
sebagai segala macam hujan dengan pH di
bawah 5,6. Sumber: aswinsalam.blogspot.com
 Gambar 4. Siklus Hujan Asam

Proses Terjadinya Hujan Asam


Proses hujan asam terjadi dalam dua tahap. Tahap pertama adalah proses terjadinya hujan itu sendiri. Hujan
merupakan bentuk dari siklus hidrologi. Dimulai dari air di perairan (laut maupun danau) yang menguap ke
udara akibat terkena panas matahari.
Di udara, titik-titik air ini berkondensasi menjadi awan hujan dan bergerak menuju ke wilayah udara
bertekanan lebih rendah. Saat awan hujan sudah terlalu berat, titik-titik air kemudian jatuh ke bumi menjadi
hujan akibat gaya gravitasi.
Air yang jatuh ke bumi akan mengalir mengisi sungai dan danau, terserap ke ranah membentuk sungai bawah
tanah ataupun air tanah, sebagian terserah oleh tumbuhan, dan sebagian besar kemudian mengalir menuju ke
lautan. Di bagian bumi dengan iklim sedang ataupun dingin, butiran air hujan yang jatuh dapat berupa salju.
Tahap kedua proses terjadinya hujan asam dapat dilihat pada Gambar.4 yaitu pelepasan gas yang berasal dari
emisi penggunaan bahan bakar fosil ke udara bebas. Gas buangan dari hasi penggunaan bahan bakar fosil
antara lain karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOX), dan sulfur dioksida (SO2).
Ketika menempel di awan, gas-gas buangan tersebut dapat bersenyawa membentuk asam sulfat (H2SO4) dan
asam nitrat (HNO3). Gas sisa buangan hasil penggunaan bahan bakar fosil yang terlepas ke udara bebas
merupakan pemicu utama terjadinya hujan asam. Gas buangan ini seharusnya bisa terurai dengan sendirinya
oleh alam.
Namun jika jumlah gas buangan terlalu banyak, alam tidak bisa langsung mengurai dengan cepat. Saat
terlepas ke udara, gas buangan ini terjebak dalam awan. Jika terjebak dalam awan hujan, maka gas ini larut
dalam air hujan yang turun. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air
permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Istilah keasaman menurut teori yang
paling sederhana yaitu teori Arrhenius berarti bertambahnya ion hidrogen ke dalam suatu lingkungan. Suatu
lingkungan akan bersifat asam jika kemasukan ion hidrogen yang berasal dari asam sulfat (H 2SO4) dan atau
asam nitrat (HNO3).

ChemTask
Tulislah persamaan reaksi antara karbon dioksida dengan air hujan!
7
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN

ChemNews

Batu Bara Penyumbang


Terbesar Hujan Asam

D
ibandingkan beberapa sistem pembangkit listrik
yang saat ini beroperasi, PLTU batu bara masih
merupakan sistem pembangkit paling murah.
Namun, konsekuensi lingkungan yang
dihasilkan dari pengoperasian pembangkit menggunakan
batu bara ini yang paling parah. Biaya operasi PLTU batu
bara kurang lebih 30 persen lebih rendah dibandingkan
sistem pembangkit listrik lainnya yang saat ini
dioperasikan. Di lain pihak, PLTU batu bara melepaskan
gas-gas polutan ke udara, seperti gas oksida nitrogen
(NOX) dan oksida sulfur (SOX) dari proses pembakaran
batu bara. Bahkan, setengah dari emisi merkuri global
dihasilkan dari pembangkit listrik bertenaga batu bara di
Asia Pasifik, di mana hujan asam mengakibatkan kerugian
sekitar 90 miyar dolar AS per tahunnya.
Meski batu bara termasuk sumber energi tak terbarukan,
namun hasil penelitian menunjukkan bahwa cadangan batu Sumber: energitoday.com
bara di dunia saat ini masih sangat melimpah. Terhitung  Gambar 5. Batu bara
pada tahun 1990, jumlah cadangan batu bara dunia diperkirakan mencapai 1.079 milyar ton dan masih dapat
diandalkan sebagai sumber energi dunia hingga lebih dari 230 tahun, bahkan diperkirakan dapat mencapai
hingga 300 tahun mendatang. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data pada PT Tambang Batu bara Bukit
Asam, hingga tahun 1991 jumlah batu bara yang ditambang baru sebesar 14.478 ribu ton, dari total cadangan
yang diperkirakan sebesar 34 milyar ton.
Selama ini reputasi bahan bakar fosil, terutama batu bara, memang sangat buruk apabila dikaitkan dengan
masalah pencemaran lingkungan. Walaupun stasiun pembangkit listrik batu bara saat ini telah menggunakan
alat pembersih endapan (presipitator) untuk membersihkan partikel-partikel kecil dari asap pembakaran batu
bara, namun senyawa-senyawa seperti SOX dan NOX yang berbentuk gas dengan bebasnya naik melewati
cerobong dan terlepas ke udara bebas.
Kedua gas tersebut dapat bereaksi dengan uap air yang ada di udara sehingga membentuk asam sulfat (H 2SO4)
dan asam nitrat (HNO3). Keduanya dapat jatuh bersama-sama air hujan sehingga mengakibatkan terjadinya
hujan asam. Berbagai kerusakan lingkungan serta gangguan terhadap kesehatan dapat muncul karena
terjadinya hujan asam tersebut.
Fenomena hujan asam sebetulnya sudah dikenali oleh para pemerhati lingkungan sejak tahun 1950-an. Namun
masalahnya menjadi bertambah parah seiring dengan semakin meningkatnya permintaan energi listrik yang
disuplai melalui PLTU batu bara. Masalah hujan asam mungkin akan merupakan masalah lingkungan jangka
panjang yang teramat serius. Hujan asam bisa juga menjadi isu politik besar terutama karena sumber asal dan
para korbannya sering berada di tempat yang berbeda.
Bahan pencemar NOX dan SOX dapat bergerak terbawa udara hingga ratusan bahkan ribuan kilometer,
mencapai lintas batas antar negara. Di samping itu, sangat sulit untuk menunjukkan secara pasti sumber-
sumber polutan yang menyebabkan terjadinya hujan asam di suatu kawasan/negara tertentu. Emisi gas asam
dari negara-negara bagian di Lembah Sungai Ohio di Amerika Serikat yang padat industri, termasuk Missouri
dan Tennessee, terbang ke timur dan utara keluar dari wilayah AS menuju ke New England dan Kanada.
8
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA

Sumber Hujan Asam


Dari artikel sebelumnya kita mengetahui bahwa dua
sumber utama penyebab hujan asam adalah sulfur
dioksida (SOX) dan oksida nitrogen (NOX). Apabila
kedua gas tersebut bereaksi dengan uap air yang ada
di udara maka dapat membentuk asam sulfat (H2SO4)
dan asam nitrat (HNO3). Kedua senyawa ini dapat
jatuh bersama-sama air hujan sehingga
mengakibatkan terjadinya deposisi asam.
Deposisi asam terjadi apabila asam sulfat, asam nitrat, atau
asam klorida yang ada di atmosfer baik sebagai gas maupun
cair terdeposisikan ke tanah, sungai, danau, hutan, lahan
pertanian, atau bangunan melalui tetes hujan, kabut, embun,
salju, atau butiran-butiran cairan (aerosol), ataupun jatuh bersama angin.
Prekursor hujan asam tersebut dari kegiatan manusia (anthropogenic) seperti emisi pembakaran batu bara dan
minyak bumi, serta emisi dari kendaraan bermotor. Namun, kegiatan alam seperti letusan gunung berapi juga
dapat menjadi salah satu penyebab deposisi asam. Adapun reaksi-reaksi yang terjadi cukup banyak dan
kompleks, namun dapat dituliskan secara sederhana seperti dibawah ini.

Pembentukan Asam Sulfat (H2SO4)


Gas SO2, bersama dengan radikal hidroksil dan oksigen
melalui reaksi photokatalitik di atmosfer, akan membentuk
asamnya.
SO2 + OH → HSO3
HSO3 + O2 → HO2 + SO3
SO3 + H2O → H2SO4
Selanjutnya apabila di udara terdapat nitrogen monoksida
(NO) maka radikal hidroperoksil (HO2) yang terjadi pada
salah satu reaksi di atas akan bereaksi kembali seperti:
Sumber: andibintang.blogspot.com
NO + HO2 → NO2 + OH
 Gambar 6. Siklus Hujan Asam

Pada reaksi ini radikal hidroksil akan terbentuk kembali, jadi selama ada NO diudara, maka reaksi radikal
hidroksil akan terbantuk kembali, jadi semakin banyak SO2, maka akan semakin banyak pula asam sulfat yang
terbentuk.
Salah satu reaksi sulfur trioksida (SO3) dengan air dapat dituliskan sebagai berikut.

Pada reaksi diatas menurut teori asam basa Lewis, H2O bertindak sebagai basa karena memberikan (donor)
pasangan elektron sedangkan SO3 bertindak sebagai asam karena menerima (akseptor) pasangan elektron.
9
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN

Pembentukan Asam Nitrat (HNO3)


Pada siang hari, terjadi reaksi photokatalitik antara gas nitrogen dioksida dengan radikal hidroksil.
NO2 + OH → HNO3
Sedangkan pada malam hari terjadi reaksi antara nitrogen dioksida dengan ozon
NO2 + O3 → NO3 + O2
NO2 + NO3 → N2O5
N2O5 + H2O → HNO3
Reaksi antara dinitro pentaoksida dengan air yang membentuk HNO3 dapat dituliskan seperti berikut.

Pada reaksi diatas menurut teori lewis, H2O bertindak sebagai basa karena menyumbangkan pasangan
elektronnya dan N2O5 yang menerima pasangan elektron bertindak sebagai asam.

Asam yang terkandung dalam hujan asam yaitu asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (HNO3) adalah
merupakan asam kuat yang cukup berbahaya. Asam sulfat merupakan cairan yang digunakan dalam elemen
basah (aki). Sifatnya sangat korosif dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan jika mengenai ataupun masuk
ke dalam tubuh manusia. Sedangkan asam nitrat tergolong sebagai air keras yang biasa digunakan dalam
bahan peledak maupun pelarut emas. Namun peranan asam-asam ini dapat dimanfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu apakah kalian menyadari bahwa banyak asam yang kerap digunakan dalam kehidupan
kita, begitu pula halnya dengan basa. Berikut ini adalah contoh asam dan basa yang dapat ditemui disekitar
kita.
 Tabel 1. Jenis Asam yang Terdapat di Alam
Jenis Asam Terdapat pada Jenis Asam Terdapat pada ChemFact
Asam sitrat Asam borat Jika kamu tersengat
lebah dapat dinetralisir
(C6H8O7) (H3BO3) oleh sabun yang
bersifat basa karena
Asam tartarat Asam karbonat sengat lebah
(C4H6O6) (H2CO3) mengandung asam.
Lain halnya dengan
Asam askorbat Asam asetat sengatan tawon yang
(C6H8O6) (CH3COOH) bersifat basa dan dapat
dinetralisir dengan
Asam maleat Asam format asam lemah seperti
cuka dapur.
(C4H4O4) (HCOOH)

Asam butirat Asam klorida


(C4H6O2) (HCl)

Asam oksalat Asam sulfat


(C2H2O4) (H2SO4)

Asam tanat Asam nitrat


(C41H32O26) (HNO3)

Asam laktat Asam fosfat


(C3H6O3) (H3PO4)
10
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA

 Tabel 2. Jenis Basa yang Terdapat di Alam


Jenis Basa Terdapat pada Jenis Basa Terdapat pada

Alumunium hidroksida Natrium hidroksida


(Al(OH)3) (NaOH)

Kalsium hidroksida Ammonia


(KOH) (NH3)

Magnesium hidroksida
(Mg(OH)2)

Sifat Asam dan Basa


Berdasarkan tabel yang disajikan sebelumnya tentu kita akan meyadari bahwa banyak sekali asam dan basa
yang terkandung dalam kehidupan kita. Beberapa sifat asam dan basa mungkin sudah kita kenal, berikut ini
adalah sifat asam basa yang harus kita ketahui.

 Sifat Asam
 Rasa masam
 Bersifat korosif
 Dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah
 Mempunyai nilai pH <7

 Sifat Basa
 Terasa licin seperti sabun apabila terkena kulit
 Rasa pahit
 Dapat mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru
 Mempunyai nilai pH >7 Sumber: onlyhdwallpapers.com
 Gambar 7. Basa bersifar licin seperti sabun

ChemFact

Awas! Kita tidak boleh menguji sifat asam atau basa dari
suatu zat dengan mencoba atau merasakannya karena
dapat berbahaya. Kita dapat mengetahui zat tersebut
asam atau basa dengan menggunakan kertas lakmus.
Lakmus adalah suatu kertas dari bahan kimia yang akan
berubah warna jika dicelupkan kedalam larutan asam atau
basa. Warna yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh
kadar pH dalam larutan yang ada.

Sumber: www.youtube.com
 Gambar 8. Jeruk terasa asam

 Gambar 9. Kertas lakmus merah dan lakmus biru


11
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN

Kandungan hujan normal sejatinya mengandung asam yaitu H2CO3 namun masih bersifat asam lemah maka
belum terlalu berbahaya dan belum memiliki pH yang sangat rendah, namun yang terkandung dalam hujan
asam yaitu asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (HNO3) merupakan jenis asam-asam kuat. Sama seperti asam,
basa pun ada yang bersifat basa kuat dan basa lemah. Perbedaan kekuatan larutan asam-basa ini dipengaruhi
oleh banyak sedikitnya ion-ion pembawa sifat asam dan ion-ion pembawa sifat basa yang dihasilkan saat
terionisasi.

Kekuatan Asam dan Basa


Kekuatan asam dipengaruhi oleh banyaknya ion-ion H+ yang dihasilkan oleh senyawa asam dalam larutannya.
Sedangkan kekuatan basa dipengaruhi oleh banyaknya ion-ion OH- yang dihasilkan oleh senyawa basa dalam
larutannya. Berdasarkan banyak sedikitnya ion yang dihasilkan, larutan asam dan basa dibedakan menjadi dua
macam yaitu kuat dan lemah.

Asam Kuat dan Basa Kuat


Asam kuat atau basa kuat yaitu senyawa asam/basa yang dalam larutannya terion seluruhnya menjadi ion-
ionnya. Reaksi ionisasi asam kuat dan basa kuat merupakan reaksi berkesudahan. Secara umum, ionisasi asam
kuat dirumuskan sebagai berikut.

Sedangkan untuk basa kuat

Asam Lemah dan Basa Lemah


Asam lemah atau basa lemah yaitu senyawa asam/basa yang dalam larutannya hanya sedikit terionisasi
menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam lemah dan basa lemah merupakan reaksi berkesetimbangan, dan
memiliki tetapan kesetimbangan yang disebut tetapan ionisasi asam (Ka) dan tetapan ionisasi basa (Kb).
Harga Ka dan Kb tersebut menyatakan ukuran kekuatan asam dan basa. Makin besar harga Ka atau Kb, makin
banyak jumlah yang terionisasi dan berati asam atau basa tersebut semakin kuat. Konsentrasi H + dari asam
lemah dan OH- dari basa lemah bergantung pada tetapan ionisasi (Ka atau Kb). Sehingga dirumuskan sebagai
berikut untuk asam lemah.

Sedangkan untuk basa lemah

ChemFact

Sektor pertanian juga menyumbang emisi yang menyebabkan hujan asam


lewat pupuk. Kebanyakan pupuk nitrogen yang diterapkan pada tanah
mengandung tambahan ammonia, kemudian bakteri tanah mengubahnya
menjadi senyawa nitrat, yang merupakan bentuk oksidasi dari nitrogen. Dan
pada saat proses berubahnya ammonia menjadi nitrat ada sekitar 1-3% dari
nitrogen yang berubah menjadi NO X pada jalur metabolisme yang lain.
Kemudian gas NOX tersebut berdifusi keluar menuju atmosfer. Di atmosfer,
ketika bereaksi dengan air hujan maka menghasilkan asam nitrat yang
jatuh sebagai hujan asam.
Sumber: www.sustainablebabysteps.com
 Gambar 10. Pupuk kimia menyebabkan hujan
asam
12
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA

Untuk mengetahui konsentrasi ion H+ dalam suatu asam ataupun konsentrasi ion OH– dalam suatu basa maka
kalian perlu mengetahui terlebih dahulu apakah asam dan basa tersebut merupakan asam basa kuat atau lemah.
Berikut ini kekuatan beberapa asam dan basa dituliskan dalam tabel dibawah ini.
 Tabel 3. Kekuatan Asam dan Basa Konjugat
Asam Sifat Basa Sifat
HClO4 Asam kuat ClO4- Basa lemah
HCl Cl-
H2SO4 HSO4-
HNO3 NO3-
H3O+ H2O
H2SO3 HSO3-
HSO4- SO42-
H3PO4 H2PO4-
HF Kekuatan F- Kekuatan
CH3COOH menurun CH3COO- meningkat
H2CO3 HCO3-
H2 S HS-
HSO3- SO32-
HCN CN-
NH4+ NH3
HCO3- CO32-
HS- S2-
H2 O OH-
NH3 NH2-
OH- O2-
Asam lemah Basa kuat

ChemAnswer
Menentukan [OH–]dalam Larutan Basa Kuat
 Magnesium Hidroksida (Mg(OH)2) adalah jenis basa yang digunakan sebagai salah satu bahan penetralisir
asam lambung. Hitunglah konsentrasi ion OH– dalam dalam larutan Mg(OH)2 0,1M?

Jawab:
Mg(OH)2 adalah basa kuat divalen, persamaan ionisasinya adalah

Karena Mg(OH)2 basa kuat, seluruh Mg(OH)2 akan terurai sempurna menjadi ion-ionnya. Maka dapat
digunakan rumus berikut.

Menentukan [H+]dalam Larutan Basa Kuat


 Tentukan [H+] yang terdapat dalam asam asetat (CH3COOH) 0,1M. Diketahui Ka CH3COOH = 1,8×10-5.

Jawab:
Asam asetat adalah asam lemah monoprotik. Persamaan ionisasinya:
13
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN

Dampak Hujan Asam


 Deposisi asam
Saat jatuh ke bumi, secara kasat mata hujan asam sulit dibedakan dengan hujan yang jatuh se-
biasa. Namun kandungan asam dalam hujan menyebabkan hujan memiliki sifat bagai kabut
sama seperti larutan asam pada umumnya. Asam yang ada dalam hujan asam
merupakan asam kuat. Sehingga reaksi kimia yang terjadi pada benda-benda
yang terjatuhi hujanlah yang dapat mengindikasikan apakah hujan tersebut
termasuk hujan asam. Setelah mempelajari tentang sifat asam, dapatkah kamu
memperkirakan dampak apa yang dapat ditimbulkan jika hujan asam terjadi di
suatu wilayah?  Hujan asam
mempercepat
Kandungan hujan asam yaitu H2SO4 dan HNO3 yang merupakan asam kuat korosi
yang dapat merusak jaringan hidup. Berikut beberapa dampak dari hujan asam
terhadap lingkungan dan makhluk hidup:
 Hujan asam dengan kadar keasaman tinggi dapat menyebabkan gangguan
pernapasan pada manusia. Kabut yang mengandung asam sulfat bersama-
sama dengan udara terhisap dan masuk ke dalam saluran pernapasan
manusia dapat merusak paru-paru.
 Hujan asam
 Hujan asam dapat mempercepat proses korosi. Proses korosi (perkaratan) menyebabkan
dapat terjadi pada beberapa material dari logam. Korosi adalah peristiwa terkikisnya
(korosi)
perusakan logam akibat terjadinya reaksi kimia antara logam dengan bangunan yang
lingkungan yang menghasilkan produk yang tidak diinginkan. terbuat dari batu
Lingkungan tersebut dapat berupa asam, basa, oksigen dalam udara, kapur dan
marmer
oksigen dalam air, atau zat kimia lainnya. Produk yang tidak diinginkan
ini adalah karat. Ciri-ciri karat adalah berupa bercak coklat tua.
Keberadaan karat ini sangat merugikan dan pada kondisi tertentu dapat  Hujan asam
mengancam keselamatan jiwa. Logam yang mengalami korosi ini membuat
biasanya akan menjadi rapuh dan keropos. Hal ini tentu sangat berbahaya tumbuhan layu
dan daun-daun
jika yang mengalami korosi adalah jembatan dari besi. Jembatan lama rontok
kelamaan akan rapuh dan keropos. Untuk mencegah timbulnya korosi ini
kita dapat melakukan beberapa cara salah satunya yaitu dengan
pengecatan.
 Selain korosi pada logam hujan asam juga dapat merusak bangunan
terutama bangunan yang terbuat dari batuan. Hal ini disebabkan karena
hujan asam akan melarutkan kalsium karbonat dalam batuan tersebut dan  Warna daun
membuat batuan menjadi mudah lapuk. berubah
menjadi kuning
ataupun lebih
 Hujan asam yang larut bersama nutrisi di dalam tanah akan menyapu pucat karena
kandungan nutrisi dalam tanah sebelum tumbuhan sempat proses produksi
mempergunakannya untuk tumbuh. Zat kimia beracun seperti aluminium klorofil pada
daun berhenti
juga akan terlepas dan bercampur dengan nutrisi. Apabila nutrisi ini
diserap oleh tumbuhan akan menghambat pertumbuhan dan mempercepat
daun berguguran. Hujan asam juga mengakibatkan warna daun menjadi
kuning ataupun lebih pucat karena proses produksi klorofil pada daun  pH air berubah
berhenti. Hilangnya klorofil pada daun menyebabkan tanaman tidak dapat drastis dan
hujan asam
melakukan proses fotosintesis dan berakibat tanaman mati secara dapat meracuni
perlahan. ikan hingga
membuat stress
 Hujan asam yang jatuh pada danau akan meningkatkan keasaman danau dan mati
atau pH air menurun. pH air yang menurun drastis menyebabkan beberapa
spesies biota air mati karena tidak mampu bertahan di lingkungan asam.
Meskipun ada beberapa spesies yang dapat bertahan hidup tetapi karena
rantai makanan terganggu maka spesies tersebut dapat mengalami
kematian pula.
14
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA

Konsep pH
Pada wacana sebelumnya kita sudah mengenal pH namun apakah
sebenarnya yang dimaksud dengan pH sebagai tingkat keasaman? Pada
bagian ini kita akan mengetahui secara lebih dalam tentang pH.
pH adalah kepanjangan dari pangkat hidrogen atau power of hydrogen. pH larutan
menyatakan konsentrasi ion H+ dalam larutan.
Semakin asam suatu zat, semakin banyak ion H+ dan semakin sedikit jumlah ion OH–
di dalam air. Sebaliknya semakin basa suatu zat, semakin sedikit jumlah ion H+ dan
semakin banyak ion OH– di dalam air. Jumlah ion H+ dan OH– di dalam air dinyatakan
dengan pH atau pOH.
Namun karena konsentrasi ion H+ dan ion OH– hasil ionisasi air sangat kecil maka
untuk memudahkan perhitungan digunakan notasi pH dan pOH. Notasi pH
menyatakan derajat keasaman suatu larutan. Derajat keasaman suatu zat (pH)
ditunjukkan dengan skala 0-14. Semakin kecil nilai pH, maka zat tersebut semakin
bersifat asam. Sedangkan semakin besar nilai pH suatu zat, maka zat tersebut semakin
bersifat basa. Dalam bentuk matematis ditulis sebagai berikut:

Berdasarkan definisi tersebut, pH dan pOH untuk air pada 25˚C dapat dihitung sebagai
berikut.

Prosedur yang sama juga diterapkan untuk menghitung tetapan ionisasi air, yaitu pKW

 Gambar 11. Skala pH

ChemAnswer
 Konsentrasi ion H+ dalam sampel darah seorang penderita diabetes adalah 7,90×10-8M. Apabila
pengukuran dilakukan pada suhu 25˚C, tentukan konsentrasi ion OH– dalam sampel tersebut. Apakah
darah penderita tersebut bersifat asam, basa atau netral?

Jawab:
Konsentrasi ion OH– :

Karena [OH–] > [H+], maka darah penderita tersebut bersifat basa meski hanya sedikit lebih basa.
15
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN

ChemTask
Suatu danau telah tercemar oleh limbah pabrik. Hasil analisis menunjukkan kandungan ion H + dalam
danau tersebut sekitar 1,5×10-5 mol/L.
a. Tentukan pH air danau.
b. Berapa pOH air danau?

Mengukur pH
Untuk mengukur pH larutan atau mengidentifikasi sifat larutan asam dan basa kalian dapat menggunakan
indikator. Indikator ini dapat berubah warna ketika ditetesi zat yang bersifat asam atau basa. Indikator asam
dan basa dapat berupa indikator buatan, seperti kertas lakmus, indikator universal, dan pH meter atau indikator
alami, seperti kunyit, bunga kembang sepatu, kubis ungu, dan kulit manggis.

Indikator Buatan
Indikator buatan untuk mengidentifikasi asam dan basa, antara lain kertas lakmus, kertas indikator, bahan
indikator, dan pH meter. Bagaimana kertas lakmus dapat digunakan untuk menentukan sifat asam, basa, dan
garam? Kertas lakmus ada dua jenis yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Kertas lakmus merah
jika dicelupkan dalam larutan asam maka akan tetap berwarna merah begitu juga jika dicelupkan dalam
larutan netral. Akan tetapi kertas lakmus merah akan berwarna biru jika dicelupkan dalam larutan basa.
Adapun kertas lakmus biru akan berwarna merah jika celupkan dalam larutan asam, tetapi akan tetap berwarna
biru jika dicelupkan dalam larutan basa atau netral (lihat Gambar.9).
Jadi larutan asam memerahkan kertas lakmus biru dan larutan basa membirukan kertas lakmus merah. Kertas
lakmus merah dan biru tidak akan berubah warna dalam larutan netral. Selain kertas lakmus kita juga dapat
menggunakan indikator buatan yang lain seperti ditunjukkan pada tabel berikut.
 Tabel 4. Perubahan Warna dan Trayek pH Indikator Buatan
Indikator Trayek pH Perubahan warna
Kristal Ungu 0,1—1,8
Kresol Merah 1,0—2,0
Timol Biru 1,2—2,8
2,4-Dinitrofenol 2,7—4,0
Bromofenol Biru 3,0—4,6
Metil Oranye 3,1—4,4
Bromokresol Biru 3,8—5,4
Metil Merah 4,2—6,3
Eriokrom Hitam T 5,0—6,4
Bromokresol Ungu 5,2—6,8
Bromotimol Biru 6,2—7,6
Fenol Merah 6,8—8,4
m-Nitrofenol 6,8—8,6
Fenolftalein 8,3—10,0
Timolftalein 9,3—10,5

Indikator-indikator pada tabel diatas tidak secara pasti menunjukkan nilai pH suatu larutan. Jika ingin
menentukan pH suatu larutan secara pasti, maka gunakan pH meter ataupun indikator universal. pH meter
dapat menunjukkan skala pH dari larutan yang diuji. Indikator universal adalah indikator yang terdiri dari
berbagai macam indikator yang memiliki warna berbeda untuk setiap nilai pH 1-14.
16
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA

Indikator Alami
Indikator alami yang dapat digunakan untuk menentukan sifat asam, basa, dan garam suatu zat antara lain kulit
manggis, kunyit, dan kol merah. Untuk menjadikan indikator alami, maka bahan-bahan indikator seperti kulit
manggis, kunyit atau kol merah terlebih dahulu dibuat ekstrak dengan cara menghaluskannya dan
menambahkan air. Ekstrak kol merah pada keadaan netral berwarna ungu. Jika ekstrak kulit manggis, ditetesi
larutan asam, maka warna ungu akan berubah menjadi merah muda dan jika ditetesi larutan basa akan berubah
menjadi hijau. Berikut ini bahan yang dapat dijadikan indikator alami beserta perubahan warnanya.

pH 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Buah Bit

Blueberry

Buah Ceri

Serbuk kunyit

Jus Anggur

Bawang

Kulit Persik

Kulit Pir

Kulit Prem

Kulit Lobak

Kulit Apel Merah

Kol Merah

Tomat
 Gambar 12. Indikator alami beserta perubahan warnanya

ChemFact

Salah satu tanaman yang dapat pula dijadikan


sebagai indikator adalah tanaman bunga
hydrangea. Warna bunga hydrangea
bergantung pada keasaman tanah. Bunga
hydrangea yang berwarna merah jambu (pink)
akan berubah menjadi biru apabila ditanam di
tanah yang terlalu asam.

 Gambar 13. Bunga hydrangea biru dan merah


17
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN

ChemProject

Telur Goreng Hijau


Banyak percobaan kimia yang dapat kita coba sendiri di rumah. Salah satunya adalah dengan mengkreasikan
beberapa masakan dari konsep-konsep kimia sederhana. Percobaan ini sangat berkaitan dengan konsep
indikator asam basa, khususnya indikator alami. Jika kita bosan dengan telur mata sapi biasa, kita bisa
mencoba menu baru, yaitu Telur mata sapi hijau. Dan perlu diketahui, warna hijau yang dihasilkan bukan
berasal dari pewarna hijau yang di jual di toko kue atau dari pewarna alami (daun pandan/daun suji/daun
sesin), karena masakan yang diperoleh dari keduanya akan mempengaruhi cita rasa dari telur. Cara yang
dibuat adalah dengan mereaksikan (menambahkan bahan tertentu) sehingga telur berubah menjadi hijau tanpa
mengurangi kandungan gizi dari telur itu sendiri. Menarik bukan? Lalu bagaimana cara membuatnya? Berikut
ini adalah prosedurnya.

 Tujuan Penelitian
Menciptakan pemberdayaan produk pangan yang inovatif, kreatif, bergizi serta sehat bagi tubuh.

 Alat  Bahan
Kompor Telur
Wajan Kol Merah
Spatula Garam
Mangkuk Minyak Goreng
Sendok Air
Pisau
Penyaring
Blender
 Prosedur

Potong kasar kubis, kukus Hancurkan dan saring sarinya Kumpulkan sarinya dalam ge- Pecahkan telur dan pisahkan
sampai lunak (sekitar 10 las bagian putih dan kuningnya
menit), biarkan hingga dingin

Campurkan putih telur dengan Campurkan secara merata un- Goreng telur bagian putih dahulu dengan sedikit minyak dan api
jus kubis yang telah disiapkan tuk mendapaykan warna hijau kecil, jika bagian pinggir putih telur mulai kaku masukan bagian
yang cantik kuning telur tepat ditegahnya, taburi sedikit garam, angkat dan
siap disajikan

ChemTask
Kerjakanlah kegiatan diatas dengan teman sekelompokmu, kemudian buatlah laporan yang sistematis dan
dokumentasikan kegiatan kalian kemudian jawablah pertanyaan berikut.
Jelaskan apakah putih telur termasuk asam atau basa. Dan jelaskan pula apakah kuning telur termasuk asam
atau basa. Berapa masing-masing pHnya?
18
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA

ChemProject

Make Your Own pH Paper

Setelah kita mengetahui tentang berbagai jenis bahan yang dapat dijadikan indikator alami yaitu salah satunya
adalah kol merah. Proyek kali ini adalah proyek kimia sederhana yang dapat kamu lakukan bersama dengan
teman-temanmu di rumah. Biasanya untuk mengukur keasaman atau kebasaan suatu larutan para ilmuwan
menggunakan skala indikator pH universal. Pada proyek ini kamu akan belajar tentang skala pH, dan kamu
dapat membuat kertas indikator pH sendiri yang menggunakan ekstrak kol merah.

 Tujuan
Membuat kertas indikator pH sendiri, dan menggunakannya untuk mengukur keasaman dan kebasaan dari
berbagai larutan yang ada di lingkungan sekitar rumah.

 Alat dan Bahan


Kol Merah
Panci
Mangkuk
Penyaring
Kertas Saring (dapat diperoleh di apotek atau toko kimia)
 Prosedur

Siapkan sebuah kol merah Potong dan iris kol merah Tambahkan air secukupnya Saring airnya dan taruh
kemudian taruh di dalam panci kemudian rebus sekitar kedalam mangkuk
setengah jam

Rendam kertas saring kedalam Keringkan kertas saring Potong kertas dengan ukuran Kertas indikator pH siap
jus kol merah kira-kira lebar 2-3 cm digunakan untuk menguji
larutan asam atau basa

Sekarang kalian sudah memiliki kertas indikator pH sendiri, kemudian gunakanlah kertas indikator pH
tersebut untuk mengukur pH bahan-bahan yang ada di sekitar kita. Kamu dapat mencobanya dengan larutan
asam basa berikut: Air jeruk nipis, cuka, jus tomat, air soda, air hujan, telur, air suling, sabun, larutan soda
kue, amilase (dalam air liur). Kemudian bandingkan perubahan warnanya dengan skala dibawah ini dan
perkirakan pHnya.

pH: 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
 Gambar 14. Skala pH kertas indikator pH kol merah
19
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN

ChemProject

Mengukur pH Larutan Asam Basa dengan


Kertas Indikator pH Kol Merah
1. Siapkan potongan kertas indikator pH kol merah
2. Sediakan air suling, air hujan, air jeruk nipis, cuka, jus tomat, air soda, larutan soda kue, amilase (dalam
air liur), air garam, air sabun dan larutan lainnya. (Sediakan larutan lain sesuai rasa ingin tahu kalian).
3. Celupkan sebagian kertas indikator pH kol merah pada masing-masing larutan kemudian amati perubahan
warnanya dan catat bila perlu dokumentasikan dengan kamera.
4. Catat hasil pengamatan kalian pada tabel di bawah ini dan bandingkan perubahan warnanya dengan skala
pH kertas indikator pH kol merah.

Sifat Larutan
Larutan Warna pH
Asam Netral Basa
Air Suling
Air Hujan
Air Jeruk
Cuka
Jus Tomat
Air Soda
Larutan Soda Kue
Air Liur
Air Garam
Air Sabun

ChemTask
Kerjakanlah kegiatan diatas dengan teman sekelompokmu, kemudian buatlah laporan yang sistematis dan
dokumentasikan kegiatan kalian kemudian jawablah pertanyaan berikut.
a. Kandungan apa yang ada di dalam kol merah yang dapat dijadikan indikator asam basa?
b. Berapa angka pH netral?
c. Berapa kisaran angka pH asam?
d. Berapa kisaran angka pH basa?
e. Apa saja yang termasuk larutan asam, basa dan netral?
f. Jelaskan mengapa larutan tersebut bersifat asam? Berapa pH dan apa kandunganya?
g. Jelaskan mengapa larutan tersebur bersifat basa? Berapa pH dan apa kandunganya?
20
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA

Peran pH dalam Kehidupan


Dampak hujan asam salah satunya yaitu menyebabkan pH tanah menjadi asam. Jika turun hujan yang
mengandung asam sehingga pH air hujan di bawah tujuh. Maka tanah yang terkena air hujan asam
menyebabkan tanah bersifat asam, sehingga akan menyapu kandungan nutrisi dalam tanah sebelum tumbuhan
sempat mempergunakannya untuk tumbuh. Tentu hal ini akan merugikan para petani. Selain dari segi
pertanian keseimbangan pH juga diperlukan dalam berbagai bidang. Berikut ini adalah peran pH dalam
kehidupan.

pH dalam Pertanian
Pada umumnya unsur hara akan mudah diserap tanaman pada pH 6-
7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara akan mudah
larut dalam air. Pada pH tersebut jamur dan bakteri pengurai bahan
organik akan tumbuh dengan baik. Demikian juga mikroorganisme
yang menguntungkan bagi akar tanaman juga akan berkembang
dengan baik. Selain itu jika tanah masam akan banyak ditemukan
unsur alumunium (Al) yang selain meracuni tanaman juga mengikat
phosphor sehingga tidak bisa diserap tanaman. Karena itu, para
petani khawatir jika pH tanahnya cenderung asam karena pupuk
yang diberikan justru akan diserap tanah bukan diserap tumbuhan  Gambar 12. Tanah asam dan kering
dan mengakibatkan tanah menjadi keras. akibat hujan asam

Untuk itu petani melakukan segala upaya untuk menjaga pH tanah tetap ideal yaitu pH 6-7. salah satu cara
untuk menanggulangi kemasaman dan kejenuhan Al yang tinggi dapat dinetralisir dengan pengapuran.
Pemberian kapur bertujuan untuk meningkatkan pH tanah dari sangat masam atau masam ke pH agak netral
atau netral, serta menurunkan kadar Al.

pH dalam Sistem Pencernaan Makanan


Proses pencernaan makanan dalam tubuh manusia berlangsung dengan melibatkan beberapa tahapan proses
dengan pH bervariasi. Pada setiap tahapan, pencernaan berlangsung dengan banyuan enzim yang bekerja pada
batasan pH yang sempit. Sebagai contoh, ludah mempunyai pH sekitar 6,5 sedangkan di lambung pH-nya 2-3.

pH dalam Darah Manusia


pH darah tubuh manusia 7,35-7,45. Nilai pH darah tidak boleh turun di bawah 7,0 atau naik di atas 7,8 karena
dapat berakibat fatal bagi tubuh. Kondisi dimana pH darah di bawah pH normal disebut asidosis, sedangkan
kondisi dimana pH darah di atas pH normal disebut alkalosis. Tubuh memiliki cara tersendiri untuk mengatasi
keadaan ini. Pada kondisi asidosis, laju pernapasan akan meningkat dan ginjal akan mengeluarkan air seni
dengan kandungan asam lebih tinggi. Sedangkan pada kondisi alkalosis, laju pernapasan menurun dan air seni
mengandung sedikit asam.

Sumber: caramengecilkanperut-terbaik.blogspot.com Sumber: cozmeed.com


 Gambar 15. Proses metabolisme yang tinggi  Gambar 16. Kadar O2 yang rendah di gunung membuat
menyebabkan kenaikan produksi ion karbonat. Akibatnya pendaki bernapas lebih cepat. Akibatnya terlalu banyak CO 2 yang
pH darah turun dan terjadi kondisi asidosis sementara. dilepas sehingga pH darah akan naik dan terjadi alkalosis.
21
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN

pH darah manusia bersifat agak sedikit basa (7,35-7,45), oleh karena itu kita dianjurkan untuk lebih banyak
mengkonsumsi makanan pembentuk basa dari pada makanan pembentuk asam. Dengan proporsi 80%
makanan pembentuk basa dan 20% makanan pembentuk asam. Tabel dibawah ini adalah kelompok makanan
Asam-Basa

 Tabel 5. Daftar Makanan Pembentuk Asam-Basa

BASA KATEGORI ASAM


MAKANAN
Tinggi Basa Basa Rendah Basa Rendah Asam Asam Tinggi Asam

Stevia Sirup maple, Sirup Madu alam, Gula PEMANIS Madu olahan, Gula pasir, Gula Pemanis sintetis
beras merah tradisional Molasses karamel (brown
sugar)
Jeruk (lemon, Kurma, Kesemek, Jeruk, Pisang, BUAH-BUAHAN Plum, Jus buah Kentang (tanpa Buah prum
limau, grapefruit), Melon, Anggur, Ceri, Nanas, kalengan/olahan kulit), Pinto
Semangka, Pepaya, Kiwi, Peach, Alpukat beans, Navy
Mangga, Pepaya Apel, Pir, Kismis beans, Lima beans
Asparagus, Oyong, Labu, Wortel, Tomat, POLONG- Bayam dimasak, Pecan, Kacang Cokelat
Bawang, Jus Kapri, Bit, Jagung, Kol, POLONGAN/ Kacang merah, mete
sayuran, Peterseli, Seledri, Selada, Kacang Polong, SAYUR- Kacang panjang
Bayam mentah, Bokor, Cukini, Buah Zaitun, SAYURAN
Brokoli, Bawang Ubi jalar, Carob Kedelai, Tahu,
putih Tempe
Almond Chesnut KACANG- Biji Labu, Biji Beras putih, Oats, Kacang tanah,
KACANGAN/BIJI bunga matahari Rye Walnut
-BIJIAN
Minyak zaitun Minyak biji rami Minyak Kanola MINYAK Minyak jagung
(olive oil) (flaxseed oil)
Amarant, Millet, SEREALIA Wholegrains, Gandum, Tepung
Wild rice, Quinoa Beras merah terigu yang
dipucatkan, Kue,
Roti, Pasta
DAGING/IKAN Ikan laut dalam Kalkun, Ayam, Sapi, Babi,
Kambing Seafood
ASI (air susu ibu) Keju, Kedelai, TELUR/PRODUK Telur, Mentega, Susu sapi mentah Keju, Susu sapi
Susu kambing liar, SUSU Yogurt, olahan, Es krim
Whey Buttermilk, Keju
rendah lemak
Teh herba, Air Teh hijau Teh jahe MINUMAN Teh Kopi Bir, Soda
jeruk nipis
Sumber: Majalah Nirmala II/IV/November

Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan makanan pembentuk basa,
sedangkan makanan hewani dan karbohidrat merupakan makanan pembentuk asam. Karena kita tetap
membutuhkan energi untuk beraktivitas, sumber karbohidrat tidak bisa kita tinggalkan, namun sebisa mungkin
diluar makanan pokok perbanyak sayuran dan buah dan usahakan meminimalisir konsumsi hewani.

ChemFigure

 Gambar 17 Gambar 18 
Johannes Nicolaus Thomas Martin Lowry
Brønsted adalah seorang mirip dengan Brønsted
ahli fisika Denmark dan seorang ahli kimia
kimiawan yang lahir pada fisik , ia lahir di Inggris
22 Februari 1879 di pada 26 Oktober 1874
Varde, Denmark. di barat Yorkshire.
Brønsted meninggal pada Lowry meninggal pada
tanggal 17 Desember tanggal 2 November
1947. 1936.

Sumber: lab-interativo.wikispaces.com Sumber: en.wikipedia.org


22
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA

Upaya Pencegahan Hujan Asam


Setelah kita mengetahui dampak hujan asam yang luas, maka tentu perlu dilakukan upaya pencegahan
terbentuknya hujan asam. Berikut ini adalah beberapa upaya pencegahan terbentuknya hujan asam antara lain:

 Menggunakan bahan bakar dengan kandungan belerang rendah


Minyak bumi dan batu bara merupakan sumber bahan bakar utama di Indonesia. Minyak bumi memiliki
kandungan belerang yang tinggi, untuk mengurangi emisi zat pembentuk asam dapat digunakan gas alam
sebagai sumber bahan bakar. Usaha lain yaitu dengan menggunakan bahan bakar non-belerang seperti
methanol, etanol, dan hidrogen. Namun penggunaan bahan bakar non-belerang ini juga perlu diperhatikan
karena akan membawa dampak pula terhadap lingkungan. Misalnya pembakaran metanol menghasilkan
dua sampai lima kali formaldehid daripada pembakaran bensin. Zat ini mempunyai sifat karsinogenik
(pemicu kanker).

 Mengurangi kandungan belerang sebelum pembakaran


Kadar belarang dalam bahan bakar dapat dikurangi dengan menggunakan teknologi tertentu. Dalam proses
produksi, misalnya batu
bara, batu bara biasanya dicuci untuk membersihkan batubara dari pasir, tanah dan kotoran lain, serta
mengurangi kadar belerang yang berupa pirit (belerang dalam bentuk besi sulfida).

 Pengendalian pencemaran selama pembakaran


Beberapa teknologi untuk mengurangi emisi SO2 dan NOX pada waktu
pembakaran telah dikembangkan. Salah satu teknologi ialah Lime
Injection in Multiple Burners (LIMB). Dengan teknologi ini, emisi SO2
dapat dikurangi sampai 80% dan NOX 50%.
Caranya dengan menginjeksikan kapur dalam dapur pembakaran dan
suhu pembakaran diturunkan dengan alat pembakar khusus. Kapur akan
bereaksi dengan belerang dan membentuk gipsum (kalsium sulfat
Sumber: www.dnr.mo.gov
dihidrat). Penurunan suhu mengakibatkan penurunan pembentukan  Gambar 19. Batu Kapur (CaCO3)
NOX baik dari nitrogen yang ada dalam bahan bakar maupun dari nitrogen
udara.
 Pengendalian Setelah Pembakaran
Teknik pengendalian setelah pembakaran disebut scubbing. Prinsip teknologi ini adalah mengikat SO2
dalam gas limbah di cerobong asap dengan absorben. Dengan cara ini 70-95% SO2 yang terbentuk dapat
diikat.
Adapun tindakan individu yang dapat kalian lakukan guna mengurangi polutan penyebab hujan asam adalah
sebagai berikut:
 Matikan lampu, komputer dan peralatan elektronik lainnya ketika kalian tidak memakainya
 Gunakan alat elektronik yang hemat listrik, misalnya lampu, lemari es, mesin cuci
 Gunakan transportasi umum atau lebih baik berjalan kaki atau bersepeda jika memungkinkan
 Membeli kendaraan yang rendah emisi NOx, dan rawatlah kendaraan kalian.

ChemOnline
Informasi tentang hujan asam dapat kalian temukan di website di bawah ini
 http://www.epa.gov/acidrain/index.html
 http://highered.mcgraw-hill.com/sites/0073048763/student_view0/chapter6/
23
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN

Rangkuman

 Pengembangan pengertian asam basa dari berbagai teori


Arrhenius Bronsted-Lowry Lewis
Partikel (ion atau molekul)
Zat yang dalam air dapat
+ yang dapat menerima
Asam melepaskan ion hidrogen Memberikan proton (H )
(akseptor) pasangan
(H+)
elektron
Zat yang dalam air dapat Partikel (ion atau molekul)
+
Basa melepaskan ion hidroksida Menerima proton (H ) yang memberi (donor)
(OH–) pasangan elektron

 Hujan asam adalah segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6.


 Penyebab hujan asam adalah sulfur dioksida (SOX) dan oksida nitrogen (NOX) yang berasal dari
kegiatan alam dan kegiatan manusia.
 Kandungan hujan asam yaitu H2SO4 dan HNO3 yang merupakan asam kuat yang dapat merusak
jaringan hidup.
 pH larutan menyatakan konsentrasi ion H+ dalam larutan.

ChemTask
Tulislah rangkuman dari buku ini dalam bentuk peta konsep (mind map), kemudian diskusikanlah hikmah
yang kalian dapat setelah membaca buku ini.

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam sangat berharap banyak kebaikan pada


hujan yang Allah turunkan. Beliau berdoa saat melihat hujan yang lebat,

َ ‫اللَّ ُه َّم‬
‫صيِّبًا نَافِ ًعا‬
"Ya Allah, (jadikan hujan ini) hujan yang membawa manfaat
(kebaikan)." (HR. Al-Bukhari, dari hadits 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha)
24
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA

Glosarium

Antropogenik adalah sumber pencemaran yang tidak alami timbul karena ada pengaruh atau campur
tangan manusia atau aktifitas manusia.
Deposisi (fisika) atau Desublimasi adalah proses peengkristalan dimana hal ini terjadi karena proses
mengerasnya/membekunya suatu benda yang memiliki zat zat tertentu dan memiliki unsur unsur zat
yang dapat memberikan warna saat mengeras dan jika dilihat seperti warna kristal.

Elektron adalah partikel subatom yang bermuatan negatif.


Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk
dan/atau dimasukkannya ke dalam udara ambien yang mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi
sebagai unsur pencemar.

Ion adalah atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik.


Ionisasi adalah proses fisik mengubah atom atau molekul menjadi ion dengan menambahkan atau
mengurangi partikel bermuatan seperti elektron atau lainnya.
Kondensasi atau pengembunan adalah perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat, seperti
gas (atau uap) menjadi cairan.
Korosif adalah sifat suatu subtantsi yang dapat menyebabkan benda lain hancur atau memperoleh
dampak negatif.
Polutan adalah bahan/benda yang menyebabkan pencemaran, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Proton adalah partikel subatomik dengan muatan positif sebesar 1.6 × 10-19 coulomb dan massa 938
MeV (1.6726231 × 10-27 kg, atau sekitar 1836 kali massa sebuah elektron).

Radikal adalah sifat sangat reaktif


Reaksi fotokatalitik adalah reaksi yang berlangsung karena pengaruh cahaya dan katalisis secara
bersama-sama.
Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali
ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
25
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN

Berikut ini adalah pedoman penilaian laporan yang dapat dijadikan acuan guru untuk menilai laporan
praktikum siswa dan dapat dijadikan petunjuk bagi siswa untuk membuat laporan yang baik dan benar.
 Tabel 6. Rubrik Penilaian Laporan Praktikum

No Aspek yang dinilai Skor Kriteria


1 Bila 4 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
2 Bila 3 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
3 Bila 2 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
4 Bila 1 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
1 Bentuk Laporan  Tulis tangan
 Menarik
 Sistematik
5  Bahasa yang digunakan komunikatif (mudah
dipahami)
 Menyajikan dasar teori yang sesuai dengan tujuan
praktikum
1 Tidak melampirkan data pengamatan
2 Bila 3 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
3 Bila 2 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
2 Data Pengamatan 4 Bila 1 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
 Data yang disajikan dalam bentuk tabel dan atau
grafik
5
 Data yang disajikan sesuai dengan hasil praktikum
 Data yang disajikan jelas, dan mudah dipahami
1 Tidak menyajikan pembahasan
2 Bila 3 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
3 Bila 2 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
3 Pembahasan 4 Bila 1 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
 Bahasa yang digunakan komunikatif
 Pembahasan sesuai dengan hasil praktikum
5
 Adanya hubungan antara pembahasan dengan
literatur yang diambil
26
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA

No Aspek yang dinilai Skor Kriteria


 Kesimpulan tidak disajikan menggunakan bahasa
yang komunikatif
 Kesimpulan yang diambil tidak berdasarkan data
1 pengamatan
 Kesimpulan yang disajikan tidak sesuai dengan
pembahasan
 Kesimpulan tidak sesuai dengan tujuan praktikum
2 Bila 3 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
Ketepatan
4 Pengambilan 3 Bila 2 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
Kesimpulan
4 Bila 1 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
 Kesimpulan disajikan menggunakan bahasa yang
komunikatif
 Kesimpulan sesuai dengan tujuan praktikum
5  Kesimpulan yang disajikan sesuai dengan
pembahasan
 Kesimpulan yang diambil berdasarkan data
pengamatan
1 Terlambat 4 hari atau lebih
2 Terlambat 3 hari
Waktu Pengumpulan
5 3 Terlambat 2 hari
Laporan Resmi
4 Terlambat 1 hari
5 Tepat waktu
27
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN

Daftar Pustaka

Ahira, Anne. Proses Hujan Asam dan Kerusakan Lingkungan.


Tersedia: http://www.anneahira.com/proses-hujan-asam.htm

Balipost. 2012. Batu Bara Penyumbang Terbesar Hujan Asam.


Tersedia: http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2005/12/26/l2.htm

Carboni, Giorgio. 2004. Fun Science Gallery: Experiments with Acids and Bases. Pianoro, Italy.
Tersedia: http://www.funsci.com/fun3_en/acids/acids.htm

Johari, J.M.C dan M. Rachmawati. 2009. Kmia 2: SMA dan MA untuk kelas XI. Jakarta: Esis

Kurniawan, Annas. 2011. Makalah Hujan Asam (Acid Rain).


Tersedia: http://annaskurniawan.wordpress.com/2011/06/

Maspary. 2011. Mengatasi Tanah Masan dan Basa.


Tersedia: http://www.gerbangpertanian.com/2011/11/mengatasi-tanah-masam-dan-
basa.html

Mulyadi, Memet. 2012. Asam, Basa dan Garam.


Tersedia: http://memetmulyadi.blogspot.com/2012/04/asam-basa-dan-garam.html

Partana, Crys Fajar dan Antuni Wiyarsi. 2009. Mari Belajar Kimia 2: Untuk SMA XI IPA. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Depdiknas

Pharnsuwana, Sarn. Causes, Effects, And Solutions of Acid Rain.


Tersedia https://sites.google.com/site/acidrain1project/home

Schlesinger, William. Acid Rain is Back.


Tersedia: http://www.loe.org/shows/segments.html?programID=10-P13-
00028&segmentID=6

Sunarya, Yayan dan Agus Setiabudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia 2: Untuk Kelas XI SMA/
MA Program IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas

Uswatun, Noveriyanti. 2013. Dampak dan Upaya Pencegahan Hujan Asam.


Tersedia: http://prodiipa.wordpress.com/kelas-vii/hujan-asam/
Buku Suplemen Kimia Berbasis Kontekstual pada Konsep Asam Basa
Untuk Siswa SMA Kelas XI IPA

Judul :
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN
Penulis :
Sarah Hanifa Purnomo
NIM :
109016200004
Keterangan :
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Pendidikan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun : 2014
Pembimbing : Tonih Feronika, M.Pd
Nanda Saridewi, M.Si
Penilai : .....................................
.....................................
Ukuran Buku : 21 × 29,7 cm (A4)
Buku ini disusun dan dirancang oleh penulis
dengan menggunakan Microsoft Publisher 2007
dan Adobe Photoshop CS3
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim,
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga buku
suplemen yang berjudul “Fenomena Hujan Asam dalam Kehidupan” ini dapat terselesaikan.
Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang atas
seizin Allah telah berhasil menuntun umat manusia keluar dari masa kegelapan ke masa yang
kaya akan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti sekarang.
Buku suplemen kimia berbasis kontekstual ini disusun dan dikembangkan dalam rangka
penelitian skripsi yang berjudul “Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Kontekstual
pada Konsep Larutan Asam Basa”. Penelitian tersebut pada akhirnya menghasilkan sebuah
buku suplemen yang kemudian dinilai kualitasnya dan diuji cobakan dalam pembelajaran.
Adapun buku ini berisi tentang materi larutan asam basa yang konteks dengan kehidupan sehari
-hari.
Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada Bapak Tonih Feronika, M.Pd dan Ibu Nanda
Saridewi, M.Si selaku dosen pembimbing beserta Ibu Salamah Agung, P.hd selaku validator
yang telah membimbing saya dalam penyusunan buku ini. Ucapan terimakasih juga kami
sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian buku ini, mulai dari
yang berkontribusi dalam memotivasi, memberikan saran, serta proses pencetakan.
Saya menyadari bahwa buku ini masih memiliki kekurangan, baik dari segi sistematika dan
bahasa penulisan, serta kelengkapan materinya, dengan demikian kami sangat mengharapkan
partisipasi pembaca dalam memberikan saran dan kritik untuk perbaikan buku ini. Terlepas dari
semua kekurangan yang ada, saya berharap buku ini dapat memberikan pengetahuan baru
kepada pembaca terkait dengan ilmu kimia.

Pamulang, 30 Desember 2013

Penulis
Materi

 Pengertian Hujan Asam


 Proses Terjadinya Hujan Asam
 Sumber Hujan Asam
 Perkembangan Teori Asam Basa
 Dampak Hujan Asam
 Upaya Pencegahan Hujan Asam
 Konsep pH
 Mengukur pH
 Peran pH dalam Kehidupan
F EN OM EN A H U J AN AS AM D AL AM K EH I D U PAN

HujanAsam
TAHUKAH KALIAN TENTANG FENOMENA HUJAN ASAM? PERNAHKAH
KALIAN MAIN HUJAN-HUJANAN? BAGAIMANAKAH RASA AIR
HUJAN KETIKA TERTELAN? APAKAH HUJANNYA TERASA

Fenomena Hujan Asam

D
engan semakin meningkatnya ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
semakin tinggi pula aktivitas kegiatan
ekonomi manusia, di antaranya dengan
semakin pesatnya perkembangan sektor industri dan
sistem transportasi. Sebagai konsekuensi logis, maka
semakin dampaknya akan meningkatkan pula zat-zat
polutan yang dikeluarkan kegiatan industri maupun
transportasi tersebut.

Keberadaan zat-zat polutan di udara ini tentu akan


berpengaruh terhadap proses-proses fisik dan kimia
yang terjadi di udara. Beberapa contoh efek negatif
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
menjadi isu-isu global antara lain efek rumah kaca,
pemanasan global, polusi, sampah, dan hujan asam.

Buku ini akan membahas secara dalam mengenai


fenomena hujan asam yang erat kaitannya dengan Sumber: www2.macleans.ca
materi asam basa yang kalian pelajari dalam ilmu  Gambar 1. Asap pabrik menyebabkan hujan asam
kimia.
3
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA

ChemNews

Waspadai Hujan Asam di Sejumlah Kota

Sumber: afifudinmtop007.blogspot.com
 Gambar 2. Sekitar 70 persen pencemaran udara perkotaan akibat paparan asap kendaraan bermotor.

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian "Hujan asam ini sangat berpengaruh terhadap
Lingkungan Hidup menemukan indikasi kesehatan dan sudah terjadi di negara lain, jadi
potensi terjadinya hujam asam di sejumlah kita berupaya ini tidak terjadi di Indonesia,"
kota sebagai dampak pencemaran lingkungan. tambah dia.
"Ini ada indikasi ke arah sana maka kita harus Konsentrasi Nitrogen dioksida (NO2), biasanya
waspada jangan sampai itu terjadi," kata terjadi akibat polutan dari asap kendaraan,
Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran pabrik, dan lain-lain di 22 kota seperti
Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup Makassar, Balikpapan, dan Samarinda
MR Karliansyah di Jakarta, Selasa. meningkat pada 2012.
Berdasarkan data 2001-2009, kota-kota yang Sedangkan konsentrasi Karbonmonoksida
memiliki kecenderungan tingkat keasaman air (CO), atau gas yang dihasilkan dari
hujan (pH) di bawah lima yaitu Jakarta, pembakaran tak sempurna dari senyawa
Serpong, Kototabang, Bandung dan Maros. karbon yang bersifat racun terdata cukup tinggi
di Surabaya, Jakarta Timur, dan Pekanbaru.
Air hujan normal biasanya memiliki pH
minimal 5,6, sedangkan di kota-kota tesebut Sebuah studi pada 2012 atas kerjasama
air hujannya cenderung memiliki pH 5,40 Kementerian Lingkungan Hidup dan UNEP
hingga 4,30 atau bersifat asam. memperkirakan besarnya biaya kesehatan
4
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA

penduduk Jakarta yang telah dikeluarkan pada Kota-kota itu meliputi Angkasa Pura,
2010 terkait pencemaran udara. Jayapura, Bandung-Jawa Barat, Banjarbaru-
Banjarmasin, Bawil I-Medan, Branti-
Dengan asumsi biaya perawatan minimal Lampung, Ciledug-Tangerang, Citeko-Cisarua,
hingga maksimal, biaya tersebut berkisar Darmaga-Bogor, Juanda-Surabaya, Karang
antara Rp 697,9 miliar hingga Rp 38,5 triliun. P l o s o - M a l a n g , K a y u w a t u - M a n a d o ,
Kemayoran-Jakarta, Kototabang-Sumbar,
Biaya besar tersebut akibat penyakit yang
Ngurah Rai-Denpasar, Panakukang-Ujung
berkaitan dengan pencemaran udara seperti
asma, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), Pandang, dan Pulau Baai-Bengkulu.
pneunomi a, broncopneumoni a, dan Kemudian Sampali-Medan, Samratulangi-
penyempitan saluran pernafasan/paru kronis. Manado, Selaparang-Mataram, Semarang-Jawa
Tengah, Siantan-Kalbar, Sicincin-Padang,
Sementara menurut pemantauan Badan
Simpang Tiga-Pekan Baru, Tangerang-
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika,
Tangerang, Tegal-Jawa Tengah, Timika-
terdapat 27 kota di Indonesia yang memikiki
Papua, Tjilik Riwut-Palangkaraya, Winangun-
tingkat keasaman air hujan (pH) di bawah lima
Manado, Yogyakarta. (ANTARA/Aldino Anatusa)
atau bersifat asam.

Nah sekarang apakah hujan asam itu? Bagaimana hujan


asam dapat terjadi? Apa yang menyebabkan hujan asam
dapat terjadi? Bagaimanakah ciri-ciri hujan asam?
Sebelumnya kamu pasti sudah sering mendengar tentang
fenomena hujan asam bukan? Sebelum kita mengetahui lebih
lanjut mari kita lihat dan mengisi kuis di bawah ini.

ChemQuiz
Sekarang mari kita lihat ciri-ciri hujan asam dibawah ini
kemudian beri tanda (√) jika menurutmu benar atau beri tanda
(×) jika menurutmu salah!
Pernyataan Tanda
Air hujan terasa asam dilidah
pH air hujan dibawah 5,6
Menyuburkan tanah dan tanaman
pH air hujan diatas 7
Menyebabkan korosi
Air hujan berwarna kuning
Menyebabkan infeksi saluran pernapasan
Baik digunakan untuk mandi atau diminum
5
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA

Pengertian Hujan Asam


Hujan asam adalah hujan yang bersifat
asam daripada hujan biasa. Hujan yang
normal seharusnya adalah hujan yang tidak
membawa zat pencemar dan dengan pH
5,6. Air hujan memang sedikit asam
karena H2O yang ada pada air hujan
bereaksi dengan karbon dioksida (CO2) di
udara. Reaksi tersebut menghasilkan asam
lemah H2CO3 dan terlarut di air hujan.
Jenis asam dalam hujan ini bermanfaat
karena membantu melarutkan mineral
dalam tanah yang dibutuhkan oleh
tumbuhan dan binatang. Namun apabila air
hujan tercemar dengan asam-asam kuat,
maka pH-nya akan turun dibawah 5,6
maka akan terjadi hujan asam. Dengan
demikian hujan asam diartikan sebagai Sumber: aswinsalam.blogspot.com
 Gambar 3. Siklus Hujan Asam
segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6.

Proses Terjadinya Hujan Asam


Proses hujan asam terjadi dalam dua tahap. Tahap pertama adalah proses terjadinya hujan itu
sendiri. Hujan merupakan bentuk dari siklus hidrologi. Dimulai dari air di perairan (laut
maupun danau) yang menguap ke udara akibat terkena panas matahari.
Di udara, titik-titik air ini berkondensasi menjadi awan hujan dan bergerak menuju ke wilayah
udara bertekanan lebih rendah. Saat awan hujan sudah terlalu berat, titik-titik air kemudian
jatuh ke bumi menjadi hujan akibat gaya gravitasi.
Air yang jatuh ke bumi akan mengalir mengisi sungai dan danau, terserap ke ranah membentuk
sungai bawah tanah ataupun air tanah, sebagian terserah oleh tumbuhan, dan sebagian besar
kemudian mengalir menuju ke lautan. Di bagian bumi dengan iklim sedang ataupun dingin,
butiran air hujan yang jatuh dapat berupa salju.
Tahap kedua proses terjadinya hujan asam dapat dilihat pada Gambar 3 yaitu pelepasan gas
yang berasal dari emisi penggunaan bahan bakar fosil ke udara bebas. Gas buangan dari hasi
penggunaan bahan bakar fosil antara lain karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO),
nitrogen oksida (NOX), dan sulfur dioksida (SO2).
Ketika menempel di awan, gas-gas buangan tersebut dapat bersenyawa membentuk asam sulfat
(H2SO4) dan asam nitrat (HNO3). Gas sisa buangan hasil penggunaan bahan bakar fosil yang
terlepas ke udara bebas merupakan pemicu utama terjadinya hujan asam. Gas buangan ini
seharusnya bisa terurai dengan sendirinya oleh alam.
Namun jika jumlah gas buangan terlalu banyak, alam tidak bisa langsung mengurai dengan
cepat. Saat terlepas ke udara, gas buangan ini terjebak dalam awan. Jika terjebak dalam awan
6
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA

hujan, maka gas ini larut dalam air hujan yang turun. Air hujan yang asam tersebut akan
meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi
kehidupan ikan dan tanaman. Istilah keasaman menurut teori yang paling sederhana yaitu teori
Arrhenius berarti bertambahnya ion hidrogen ke dalam suatu lingkungan. Suatu lingkungan
akan bersifat asam jika kemasukan ion hidrogen yang berasal dari asam sulfat (H2SO4) dan atau
asam nitrat (HNO3).

ChemNews

Udara Bersih
Semakin Mahal
Oleh:
Usman (Direktur Eks. Yayasan Lembak Bengkulu dan
Mahasiswa Program Doktor, PS-PSL, IPB Bogor)

Hampir tidak ada kota di dunia terhindar dari


pencemaran udara, termasuk Indonesia. Kita
telah terbiasa dengan udara yang berdebu,
berasap, dan berkabut, serta berbau tak sedap.
Kita tidak dapat mengkotak-kotakan dan
memilih-milih udara; semua mengirup udara
yang sama. Sama-sama bau, sama-sama
berasap dan sama-sama tercemar. Kita
menganggapnya hal yang normal. Padahal
kualitas udara sangat memengaruhi kesehatan
kita. Sumber: labsainsdalazhar.blogspot.com
 Gambar 4. Asap kendaraan mengeluarkan zat-zat
Umumnya kelompok masyarakat yang berbahaya
terancam dampak paling parah justru bukan
penghasil pencemar udara, sehingga ada biaya utama dari kegiatan manusia, yaitu Karbon
yang dikeluarkan yang tidak ditanggung oleh monoksida (CO), oksida sulfur (SOx), oksida
penghasil emisi, sebagai biaya eksternal. nitrogen (NOx), partikulat (PM10),
Contoh paling nyata adalah siswa yang letak hidrokarbon (HC), dan oksida fotokimia,
sekolahnya di pinggir jalan besar, sehingga termasuk juga ozon.
mereka terancam terkena gangguan kesehatan
karena harus menghirup asap knalpot setiap Di Indonesia, kurang lebih 70% pencemaran
hari. udara disebabkan oleh emisi kendaraan
bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan
Secara umum, ada dua sumber pencemaran zat-zat berbahaya yang dapat menimbulkan
udara, yaitu sumber alamiah (natural sources) dampak negatif, baik terhadap kesehatan
seperti dari letusan gunung api, dan dari manusia maupun terhadap lingkungan. Di
aktivitas manusia (anthropogenic sources), Jakarta, kendaraan bermotor menyumbang
seperti dari transportasi, emisi pabrik, dan lain- hampir 100% timbal, 13-44% (PM10), 71-89%
lain. Paling tidak dikenal 6 jenis zat pencemar HC, 34-73% NOx, dan hampir seluruh CO ke
7
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA

ke udara. Sumber utama debu berasal dari butuhkan 1 liter BBM/hari maka konsumsi
pembakaran sampah rumah tangga, 41% dari untuk transportasi di Jakarta mendekati 5 juta
sumber debu di Jakarta. Sektor industri liter/hari. Dalam setiap liter premium
merupakan sumber utama dari SOx. Di tempat- terkandung timbal (Pb) sebesar 0,45 gram,
tempat padat di Jakarta konsentrasi timbal bisa sehingga jumlah Pb dilepas ke udara Jakarta
100 kali dari ambang batas. total sebesar 22,5 ton/hari. Uraian ini
mengisyaratkan bahwa masalah
Sementara itu, laju pertambahan pencemaran udara di Jakarta dapat
Di Indonesia,
kendaraan bermotor di Jakarta dikurangi dengan kebijakan
kurang lebih 70%
mencapai 15% per tahun. Pada pencemaran udara mengurangi jumlah kendaraan di
tahun 2004 jumlahnya tercatat 4,5 disebabkan oleh jalan.
juta kendaraan. Seiring dengan emisi kendaraan
laju pertambahan kendaraan bermotor. Menurut penelitian Jakarta Urban
bermotor, maka konsumsi BBM Development Project, konsentrasi
juga akan meningkat dan berujung Pb di Jakarta mencapai 1,7-3,5 mikrogram/m3
bertambahnya jumlah pencemar dilepaskan ke pada tahun 2000. Menurut Bapedalda di
udara. Padatnya transportasi semakin besar Bandung, konsentrasi hidrokarbon mencapai
karena ditambah dari kota-kota sekitar Jakarta 4,57 ppm (baku mutu PP 41/1999: 0,24 ppm),
yaitu dari Bogor, Tangerang, Depok, dan NOx mencapai 0,076 ppm (baku mutu: 0,05
Bekasi. ppm), dan debu mencapai 172 mg/m3 (baku
mutu: 150 mg/m3).
Dengan asumsi setiap kendaraan hanya mem-

Sumber Hujan Asam


Dari artikel sebelumnya kita mengetahui bahwa
kegiatan manusia menghasilkan banyak bahan
pencemar, diantaranya adalah dua sumber utama
penyebab hujan asam yaitu oksida sulfur (SOX) dan
oksida nitrogen (NOX). Apabila kedua gas tersebut
bereaksi dengan uap air yang ada di udara maka
dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) dan asam
nitrat (HNO3). Kedua senyawa ini dapat jatuh
bersama-sama air hujan sehingga mengakibatkan
terjadinya deposisi asam.
Deposisi asam terjadi apabila asam sulfat, asam nitrat,
atau asam klorida yang ada di atmosfer baik sebagai gas
maupun cair terdeposisikan ke tanah, sungai, danau, hutan, lahan pertanian, atau bangunan
melalui tetes hujan, kabut, embun, salju, atau butiran-butiran cairan (aerosol), ataupun jatuh
bersama angin.
Prekursor hujan asam tersebut dari kegiatan manusia (anthropogenic) seperti emisi pembakaran
batu bara dan minyak bumi, serta emisi dari kendaraan bermotor. Namun, kegiatan alam seperti
letusan gunung berapi juga dapat menjadi salah satu penyebab deposisi asam. Adapun reaksi-
reaksi yang terjadi cukup banyak dan kompleks, namun dapat dituliskan secara sederhana
dalam penjelasan selanjutnya.
8
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA

Pembentukan Asam Sulfat (H2SO4)


Gas SO2, bersama dengan radikal hidroksil dan
oksigen melalui reaksi photokatalitik di atmosfer, akan
membentuk asamnya.
SO2 + HO. → HSO3.
HSO3. + O2 → HO2. + SO3
SO3 + H2O → H2SO4
Selanjutnya apabila di udara terdapat nitrogen
monoksida (NO) maka radikal hidroperoksil (HO2.)
yang terjadi pada salah satu reaksi di atas akan
bereaksi kembali seperti: Sumber: andibintang.blogspot.com
 Gambar 5. Siklus Hujan Asam
NO + HO2. → NO2 + HO .

Pada reaksi ini radikal hidroksil akan terbentuk kembali, jadi selama ada NO diudara, maka
reaksi radikal hidroksil akan terbentuk kembali, jadi semakin banyak SO2, maka akan semakin
banyak pula asam sulfat yang terbentuk.
Salah satu reaksi sulfur trioksida (SO3) dengan air dapat dituliskan sebagai berikut.

Pada reaksi di atas menurut teori asam basa Lewis, H2O bertindak sebagai basa karena
memberikan (donor) pasangan elektron sedangkan SO3 bertindak sebagai asam karena
menerima (akseptor) pasangan elektron.

Pembentukan Asam Nitrat (HNO3)


Pada siang hari, terjadi reaksi fotokatalitik antara gas nitrogen dioksida dengan radikal
hidroksil.

NO2 + HO. → HNO3.


Sedangkan pada malam hari terjadi reaksi antara nitrogen dioksida dengan ozon
NO2 + O3 → NO3 + O2
NO2 + NO3 → N2O5
N2O5 + H2O → HNO3
9
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA

Reaksi antara dinitro pentaoksida dengan air yang membentuk HNO3 dapat dituliskan seperti
berikut.

Pada reaksi di atas menurut teori lewis, H2O bertindak sebagai basa karena menyumbangkan
pasangan elektronnya dan N2O5 yang menerima pasangan elektron bertindak sebagai asam.

ChemFigure Pada tulisan sebelumnya telah dipaparkan penjelasan tentang


hujan asam dan bagaimana hujan asam dapat terbentuk.
Sekarang bagaimana asam menurut teori? Dan bagaimana
dengan basa?

Teori Asam Basa Arrhenius


Teori asam basa pertama kali dirumuskan pada tahun 1884 oleh Svante
Arrhenius. Menurut teori Arrhenius, asam adalah zat yang dapat
melepaskan ion H+ di dalam air sehingga kosentrasi ion H+ dalam air
meningkat. Basa adalah zat yang dapat melepaskan ion OH- di dalam air
sehingga konsentrasi ion OH- dalam air meningkat.
Sumber: www.go4quiz.com
 Gambar 6. Svante August
Arrhenius lahir pada 19 Februari
1859 di Swedia. Beliau
mendapatkan nobel kimia pada Asam (dalam air melepas H+) Basa (dalam air melepas OH-)
tahun 1903.

Berikut ini adalah salah satu contoh senyawa asam yaitu asam sulfat (H2SO4) yang terkandung
di dalam hujan asam.

Asam (dalam air melepas H+)

Kemudian di bawah ini adalah salah satu contoh senyawa basa yaitu natrium hidroksida
(NaOH) beserta reaksi peruraiannya di dalam air.

Basa (dalam air melepas OH-)


10
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA

Teori Arrhenius hanya dapat menjelaskan reaksi asam dalam pelarut air saja, namun berguna
untuk mempelajari reaksi kimia yang sebagian besar berlangsung dalam air.

Teori Asam Basa Bronsted-Lowry


Pada tahun 1923, dua ahli kimia, yakni Johannes Bronsted dan Thomas-Lowry secara
terpisah merumuskan suatu teori asam basa yang kemudian dikenal sebagai teori asam basa
Bronsted-Lowry. Teori ini menyatakan bahwa reaksi asam basa melibatkan transfer proton
(H+). Asam akan memberikan proton (H+) kepada suatu basa, sedangkan basa akan menerima
proton (H+) dari asam.

Transfer Proton, H+

Asam Basa
(donor proton) (akseptor proton)

Teori ini lebih luas dari teori Arrhenius karena selain dapat menjelaskan reaksi asam basa
dalam pelarut air, juga reaksi dalam pelarut lain atau tanpa pelarut.

 Pasangan Asam Basa Konjugasi


Menurut teori Bronsted-Lowry, jika suatu asam memberi proton (H+), maka sisa asam tersebut
mempunyai kemampuan untuk menerima proton atau bertindak sebagai basa. Sisa asam
tersebut dinamakan basa konjugasi dari asam semula. Demikian pula, jika suatu basa menerima
proton (H+), maka basa yang terbentuk mempunyai kemampuan untuk melepas proton tersebut
atau bertindak sebagai asam. Asam yang terbentuk ini disebut sebagi asam konjugasi dari basa
semula.
Pasangan asam basa konjugasi

Asam Basa Basa Asam


konjugasi konjugasi

Teori Asam Basa Lewis


Pada tahun 1923, seorang ahli kimia Amerika Serikat, Gilbert N. Lewis, mengemukakan
teorinya tentang asam basa berdasarkan serah terima pasangan elektron. Lewis berpendapat
asam adalah partikel (ion atau molekul) yang dapat menerima (akseptor) pasangan elektron.
Sedangkan basa didefinisikan sebagai partikel (ion atau molekul) yang memberi (donor)
pasangan elektron.
11
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA

Transfer pasangan elektron

A + :B → A—B
Asam Basa
(Akseptor pasangan (Donor pasangan
elektron) elektron)

Teori asam basa Lewis lebih luas dibandingkan Arrhenius dan Bronsted-Lowry. Hal ini
dikarenakan:
 Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang berlangsung dalam pelarut air,
pelarut bukan air, dan tanpa pelarut sama sekali.
 Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang tidak melibatkan transfer proton.
Dijelaskan pada reaksi pembentukan hujan asam berikut.

Asam Lewis Basa Lewis

Disamping itu, reaksi Lewis juga dapat menjelaskan reaksi-reaksi seperti pembentukan ion
logam kompleks, dan reaksi-reaksi dalam kimia organik sebagai reaksi asam basa.

Jenis-jenis Asam dan Basa dalam Kehidupan


Asam yang terkandung dalam hujan asam yaitu asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (HNO3)
adalah merupakan asam kuat yang cukup berbahaya. Asam sulfat merupakan cairan yang
digunakan dalam elemen basah (aki). Sifatnya sangat korosif dan dapat menyebabkan
kerusakan jaringan jika mengenai ataupun masuk ke dalam tubuh manusia. Sedangkan asam
nitrat tergolong sebagai air keras yang biasa digunakan dalam bahan peledak maupun pelarut
emas. Namun peranan asam-asam ini dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain
itu apakah kalian menyadari bahwa banyak asam yang kerap digunakan dalam kehidupan kita,
begitu pula halnya dengan basa. Berikut ini adalah contoh asam dan basa yang dapat ditemui
disekitar kita.
12
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA

 Tabel 1. Jenis Asam yang Terdapat di Alam ChemFact


Jenis Asam Terdapat pada Jenis Asam Terdapat pada
Asam sitrat Asam borat Jika kamu tersengat
(C6H8O7) (H3BO3) lebah dapat
dinetralisir oleh sabun
yang bersifat basa
Asam tartarat Asam karbonat
karena sengat lebah
(C4H6O6) (H2CO3) mengandung asam.
Lain halnya dengan
Asam askorbat Asam asetat sengatan tawon yang
(C6H8O6) (CH3COOH) bersifat basa dan
dapat dinetralisir
Asam maleat Asam format dengan asam lemah
(C4H4O4) (HCOOH) seperti cuka dapur.

Asam butirat Asam klorida


(C4H6O2) (HCl)
Asam oksalat Asam sulfat
(C2H2O4) (H2SO4)
Asam tanat Asam nitrat
(C41H32O26) (HNO3)

Asam laktat Asam fosfat


(C3H6O3) (H3PO4)

 Tabel 2. Jenis Basa yang Terdapat di Alam

Jenis Basa Terdapat pada Jenis Basa Terdapat pada

Alumunium hidroksida Natrium hidroksida


(Al(OH)3) (NaOH)

Kalsium hidroksida Ammonia


(KOH) (NH3)

Magnesium hidroksida
(Mg(OH)2)
13
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA

 Deposisi asam
Dampak Hujan Asam yang jatuh se-
bagai kabut
Saat jatuh ke bumi, secara kasat mata hujan asam sulit dibedakan
dengan hujan biasa. Namun kandungan asam dalam hujan
menyebabkan hujan memiliki sifat sama seperti larutan asam pada
umumnya. Asam yang ada dalam hujan asam merupakan asam
kuat. Sehingga reaksi kimia yang terjadi pada benda-benda yang
terjatuhi hujanlah yang dapat mengindikasikan apakah hujan
tersebut termasuk hujan asam. Setelah mempelajari tentang sifat  Hujan asam
mempercepat
asam, dapatkah kamu memperkirakan dampak apa yang dapat korosi
ditimbulkan jika hujan asam terjadi di suatu wilayah?
Kandungan hujan asam yaitu H2SO4 dan HNO3 yang merupakan
asam kuat yang dapat merusak jaringan hidup. Berikut beberapa
dampak dari hujan asam terhadap lingkungan dan makhluk hidup:
 Hujan asam dengan kadar keasaman tinggi dapat
menyebabkan gangguan pernapasan pada manusia. Kabut
 Hujan asam
yang mengandung asam sulfat bersama-sama dengan udara menyebabkan
terhisap dan masuk ke dalam saluran pernapasan manusia terkikisnya
dapat merusak paru-paru. (korosi)
bangunan yang
terbuat dari batu
 Belakangan pembangunan rumah-rumah masyarakat baik yang kapur dan
bermukim di perkotaan maupun di pedesaan telah marmer
mempertimbangkan bahan seng sebagai atap rumah mereka.
Masyarakat lebih memilih genteng (yang tebuat dari tanah liat
atau tanah merah), ketimbang seng yang dulu sering dipakai
masyarakat menjadi atap rumahnya. Hal ini disebabkan karena, belakangan rumah
masyarakat yang atap rumahnya menggunakan seng, lebih cepat rusak akibat korosi yang
berlebihan. Mudahnya seng terkena korosi diakibatkan karena anomali cuaca, yaitu hujan
asam.

Hujan asam dapat mempercepat proses korosi. Proses korosi (perkaratan) dapat terjadi
pada beberapa material dari logam. Korosi adalah peristiwa perusakan logam akibat
terjadinya reaksi kimia antara logam dengan lingkungan yang menghasilkan produk yang
tidak diinginkan. Lingkungan tersebut dapat berupa asam, basa, oksigen dalam udara,
oksigen dalam air, atau zat kimia lainnya. Produk yang tidak diinginkan ini adalah karat.
Ciri-ciri karat adalah berupa bercak coklat tua.

Keberadaan karat ini sangat merugikan dan pada kondisi tertentu dapat mengancam
keselamatan jiwa. Logam yang mengalami korosi ini biasanya akan menjadi rapuh dan
keropos. Hal ini tentu sangat berbahaya jika yang mengalami korosi adalah jembatan dari
besi. Jembatan lama kelamaan akan rapuh dan keropos. Untuk mencegah timbulnya korosi
ini kita dapat melakukan beberapa cara salah satunya yaitu dengan pengecatan.
 Selain korosi pada logam hujan asam juga dapat merusak bangunan terutama bangunan
yang terbuat dari batuan. Hal ini disebabkan karena hujan asam akan melarutkan kalsium
karbonat dalam batuan tersebut dan membuat batuan menjadi mudah lapuk.
14
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA

Hujan asam   Hujan asam yang larut bersama nutrisi di dalam tanah akan
membuat
tumbuhan layu menyapu kandungan nutrisi dalam tanah sebelum tumbuhan
dan daun-daun sempat mempergunakannya untuk tumbuh. Zat kimia beracun
rontok seperti aluminium juga akan terlepas dan bercampur dengan
nutrisi. Apabila nutrisi ini diserap oleh tumbuhan akan
menghambat pertumbuhan dan mempercepat daun
berguguran. Hujan asam juga mengakibatkan warna daun
menjadi kuning ataupun lebih pucat karena proses produksi
Warna daun  klorofil pada daun berhenti. Hilangnya klorofil pada daun
berubah
menjadi kuning menyebabkan tanaman tidak dapat melakukan proses
ataupun lebih fotosintesis dan berakibat tanaman mati secara perlahan.
pucat karena
proses  Hujan asam yang jatuh pada danau akan meningkatkan
produksi
klorofil pada keasaman danau atau pH air menurun. pH air yang menurun
drastis menyebabkan beberapa spesies biota air mati karena
tidak mampu bertahan di lingkungan asam. Meskipun ada
beberapa spesies yang dapat bertahan hidup tetapi karena
pH air berubah  rantai makanan terganggu maka spesies tersebut dapat
drastis dan
hujan asam
mengalami kematian pula.
dapat
meracuni ikan
hingga
membuat
stress dan mati
Apa yang harus kita
lakukan?

Adapun beberapa tindakan individu yang dapat kalian lakukan guna mengurangi polutan
penyebab hujan asam, yaitu sebagai berikut:
 Matikan lampu, komputer dan peralatan elektronik lainnya ketika kalian tidak memakainya
 Gunakan alat elektronik yang hemat listrik, misalnya lampu, lemari es, mesin cuci
 Gunakan transportasi umum atau lebih baik berjalan kaki atau bersepeda jika memungkinkan
 Membeli kendaraan yang rendah emisi NOx, dan rawatlah kendaraan kalian.
15
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA

Upaya Pencegahan Hujan Asam


Setelah kita mengetahui dampak hujan asam yang luas, maka tentu perlu dilakukan upaya
pencegahan terbentuknya hujan asam. Berikut ini adalah beberapa upaya pencegahan
terbentuknya hujan asam antara lain:
 Menggunakan bahan bakar dengan kandungan belerang rendah
Minyak bumi dan batu bara merupakan sumber bahan bakar utama di Indonesia. Minyak
bumi memiliki kandungan belerang yang tinggi, untuk mengurangi emisi zat pembentuk
asam dapat digunakan gas alam sebagai sumber bahan bakar. Usaha lain yaitu dengan
menggunakan bahan bakar non-belerang seperti methanol, etanol, dan hidrogen. Namun
penggunaan bahan bakar non-belerang ini juga perlu diperhatikan karena akan membawa
dampak pula terhadap lingkungan. Misalnya pembakaran metanol menghasilkan dua sampai
lima kali formaldehid daripada pembakaran bensin. Zat ini mempunyai sifat karsinogenik
(pemicu kanker).

 Mengurangi kandungan belerang sebelum pembakaran


Kadar belarang dalam bahan bakar dapat dikurangi dengan
menggunakan teknologi tertentu. Dalam proses produksi, misalnya
batu
bara, batu bara biasanya dicuci untuk membersihkan batubara dari
pasir, tanah dan kotoran lain, serta mengurangi kadar belerang
yang berupa pirit (belerang dalam bentuk besi sulfida).
Sumber: www.dnr.mo.gov
 Pengendalian pencemaran selama pembakaran  Gambar 8. Batu Kapur (CaCO3)

Beberapa teknologi untuk mengurangi emisi SO2 dan NOX pada waktu pembakaran telah
dikembangkan. Salah satu teknologi ialah Lime Injection in Multiple Burners (LIMB).
Dengan teknologi ini, emisi SO2 dapat dikurangi sampai 80% dan NOX 50%.
Caranya dengan menginjeksikan kapur dalam dapur pembakaran dan suhu pembakaran
diturunkan dengan alat pembakar khusus. Kapur akan bereaksi dengan belerang dan
membentuk gipsum (kalsium sulfat dihidrat). Penurunan suhu mengakibatkan penurunan
pembentukan NOX baik dari nitrogen yang ada dalam bahan bakar maupun dari nitrogen
udara.

 Pengendalian Setelah Pembakaran


Teknik pengendalian setelah pembakaran disebut scubbing. Prinsip teknologi ini adalah
mengikat SO2 dalam gas limbah di cerobong asap dengan absorben. Dengan cara ini 70-95%
SO2 yang terbentuk dapat diikat.

ChemOnline
Informasi tentang hujan asam dapat kalian temukan di website di bawah ini
 http://www.epa.gov/acidrain/index.html
 http://highered.mcgraw-hill.com/sites/0073048763/student_view0/chapter6/
16
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA

Konsep pH
Pada wacana sebelumnya kita sudah mengetahui bahwa hujan asam
dapat mengubah ph air, namun apakah sebenarnya yang dimaksud
dengan pH sebagai tingkat keasaman? Pada bagian ini kita akan
mengetahui secara lebih dalam tentang pH.
pH adalah kepanjangan dari pangkat hidrogen atau power of hydrogen. pH
larutan menyatakan konsentrasi ion H+ dalam larutan.
Semakin asam suatu zat, semakin banyak ion H+ dan semakin sedikit jumlah ion
OH– di dalam air. Sebaliknya semakin basa suatu zat, semakin sedikit jumlah ion
H+ dan semakin banyak ion OH– di dalam air. Jumlah ion H+ dan OH– di dalam
air dinyatakan dengan pH atau pOH.
Namun karena konsentrasi ion H+ dan ion OH– hasil ionisasi air sangat kecil
maka untuk memudahkan perhitungan digunakan notasi pH dan pOH. Notasi pH
menyatakan derajat keasaman suatu larutan. Derajat keasaman suatu zat (pH)
ditunjukkan dengan skala 0-14. Semakin kecil nilai pH, maka zat tersebut
semakin bersifat asam. Sedangkan semakin besar nilai pH suatu zat, maka zat
tersebut semakin bersifat basa. Dalam bentuk matematis ditulis sebagai berikut:

Berdasarkan definisi tersebut, pH dan pOH untuk air pada 25˚C dapat dihitung
sebagai berikut.

Prosedur yang sama juga diterapkan untuk menghitung tetapan ionisasi air, yaitu
pKW

 Gambar 9. Skala pH

ChemTask
Suatu danau telah tercemar oleh limbah pabrik. Hasil analisis menunjukkan kandungan ion H+
dalam danau tersebut sekitar 1,5×10-5 mol/L.
a. Tentukan pH air danau.
b. Berapa pOH air danau?
17
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA

Peran pH dalam Kehidupan


Dampak hujan asam salah satunya yaitu menyebabkan pH tanah menjadi asam. Jika turun hujan
yang mengandung asam sehingga pH air hujan di bawah tujuh. Maka tanah yang terkena air
hujan asam menyebabkan tanah bersifat asam, sehingga akan menyapu kandungan nutrisi
dalam tanah sebelum tumbuhan sempat mempergunakannya untuk tumbuh. Tentu hal ini akan
merugikan para petani. Selain dari segi pertanian keseimbangan pH juga diperlukan dalam
berbagai bidang. Berikut ini adalah peran pH dalam kehidupan.

pH dalam Pertanian
Pada umumnya unsur hara akan mudah diserap tanaman
pada pH 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur
hara akan mudah larut dalam air. Pada pH tersebut jamur
dan bakteri pengurai bahan organik akan tumbuh dengan
baik. Demikian juga mikroorganisme yang menguntungkan
bagi akar tanaman juga akan berkembang dengan baik.
Selain itu jika tanah masam akan banyak ditemukan unsur
alumunium (Al) yang selain meracuni tanaman juga
mengikat phosphor sehingga tidak bisa diserap tanaman.
Karena itu, para petani khawatir jika pH tanahnya cenderung
asam karena pupuk yang diberikan justru akan diserap tanah
Sumber: tio72.wordpress.com
bukan diserap tumbuhan dan mengakibatkan tanah menjadi  Gambar 10. Tanah asam dan kering akibat hujan
keras. asam

Untuk itu petani melakukan segala upaya untuk menjaga pH tanah tetap ideal yaitu pH 6-7.
salah satu cara untuk menanggulangi kemasaman dan kejenuhan Al yang tinggi dapat
dinetralisir dengan pengapuran. Pemberian kapur bertujuan untuk meningkatkan pH tanah dari
sangat masam atau masam ke pH agak netral atau netral, serta menurunkan kadar Al.

pH dalam Sistem Pencernaan Makanan


Proses pencernaan makanan dalam tubuh manusia berlangsung dengan melibatkan beberapa
tahapan proses dengan pH bervariasi. Pada setiap tahapan, pencernaan berlangsung dengan
banyuan enzim yang bekerja pada batasan pH yang sempit. Sebagai contoh, ludah mempunyai
pH sekitar 6,5 sedangkan di lambung pH-nya 2-3.

pH dalam Darah Manusia


pH darah tubuh manusia 7,35-7,45. Nilai pH darah tidak boleh turun di bawah 7,0 atau naik di
atas 7,8 karena dapat berakibat fatal bagi tubuh. Kondisi dimana pH darah di bawah pH normal
disebut asidosis, sedangkan kondisi dimana pH darah di atas pH normal disebut alkalosis.
Tubuh memiliki cara tersendiri untuk mengatasi keadaan ini. Pada kondisi asidosis, laju
pernapasan akan meningkat dan ginjal akan mengeluarkan air seni dengan kandungan asam
lebih tinggi. Sedangkan pada kondisi alkalosis, laju pernapasan menurun dan air seni
mengandung sedikit asam.
pH darah manusia bersifat agak sedikit basa (7,35-7,45), oleh karena itu kita dianjurkan untuk
lebih banyak mengkonsumsi makanan pembentuk basa dari pada makanan pembentuk asam.
18
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA

Dengan proporsi 80% makanan pembentuk basa dan 20% makanan pembentuk asam. Tabel
dibawah ini adalah kelompok makanan Asam-Basa
 Tabel 3. Daftar Makanan Pembentuk Asam-Basa

KATEGORI
MAKANAN
Tinggi Basa Basa Rendah Basa Rendah Asam Asam Tinggi Asam
Stevia Sirup maple, Madu alam, PEMANIS Madu olahan, Gula pasir, Gula Pemanis sintetis
Sirup beras Gula merah Molasses karamel (brown
tradisional sugar)
Jeruk (lemon, Kurma, Jeruk, Pisang, BUAH- Plum, Jus buah Kentang (tanpa Buah prum
limau, Kesemek, Ceri, Nanas, BUAHAN kalengan/olahan kulit), Pinto
grapefruit), Melon, Anggur, Peach, Alpukat beans, Navy
Semangka, Pepaya, Kiwi, beans, Lima
Mangga, Pepaya Apel, Pir, beans
Kismis
Asparagus, Oyong, Labu, Wortel, Tomat, POLONG- Bayam dimasak, Pecan, Kacang Cokelat
Bawang, Jus Kapri, Bit, Jagung, Kol, POLONGAN/ Kacang merah, mete
sayuran, Seledri, Selada, Kacang Polong, SAYUR- Kacang panjang
Peterseli, Bayam Bokor, Cukini, Buah Zaitun, SAYURAN
mentah, Brokoli, Ubi jalar, Carob Kedelai, Tahu,
Bawang putih Tempe
Almond Chesnut KACANG- Biji Labu, Biji Beras putih, Kacang tanah,
KACANGAN/ bunga matahari Oats, Rye Walnut
BIJI-BIJIAN
Minyak zaitun Minyak biji rami Minyak Kanola MINYAK Minyak jagung
(olive oil) (flaxseed oil)
Amarant, Millet, SEREALIA Wholegrains, Gandum,
Wild rice, Beras merah Tepung terigu
Quinoa yang dipucatkan,
Kue, Roti, Pasta
DAGING/IKAN Ikan laut dalam Kalkun, Ayam, Sapi, Babi,
Kambing Seafood
ASI (air susu Keju, Kedelai, TELUR/ Telur, Mentega, Susu sapi Keju, Susu sapi
ibu) Susu kambing PRODUK SUSU Yogurt, mentah olahan, Es krim
liar, Whey Buttermilk, Keju
rendah lemak
Teh herba, Air Teh hijau Teh jahe MINUMAN Teh Kopi Bir, Soda
jeruk nipis
Sumber: Majalah Nirmala II/IV/November

Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan makanan
pembentuk basa, sedangkan makanan hewani dan karbohidrat merupakan makanan pembentuk
asam. Karena kita tetap membutuhkan energi untuk beraktivitas, sumber karbohidrat tidak bisa
kita tinggalkan, namun sebisa mungkin diluar makanan pokok perbanyak sayuran dan buah dan
usahakan meminimalisir konsumsi hewani.

 Gambar 11 Gambar 12 
Proses metabolisme yang Kadar O2 yang rendah di
tinggi menyebabkan kenaikan gunung membuat pendaki
produksi ion karbonat. bernapas lebih cepat.
Akibatnya pH darah turun dan Akibatnya terlalu banyak
terjadi kondisi asidosis CO2 yang dilepas sehingga
sementara. pH darah akan naik dan
terjadi alkalosis.
Sumber: caramengecilkanperut-
terbaik.blogspot.com
Sumber: cozmeed.com
19
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA

Mengukur pH
Untuk mengukur pH larutan atau mengidentifikasi sifat larutan asam dan basa kalian dapat
menggunakan indikator. Indikator ini dapat berubah warna ketika ditetesi zat yang bersifat asam
atau basa. Indikator asam dan basa dapat berupa indikator buatan, seperti kertas lakmus,
indikator universal, dan pH meter atau indikator alami, seperti kunyit, bunga kembang sepatu,
kubis ungu, dan kulit manggis.

Indikator Buatan
Indikator buatan untuk mengidentifikasi asam dan basa, antara lain kertas lakmus, kertas
indikator, bahan indikator, dan pH meter. Bagaimana kertas lakmus dapat digunakan untuk
menentukan sifat asam, basa, dan garam? Kertas lakmus ada dua jenis yaitu kertas lakmus
merah dan kertas lakmus biru. Kertas lakmus merah jika dicelupkan dalam larutan asam maka
akan tetap berwarna merah begitu juga jika dicelupkan dalam larutan netral. Akan tetapi kertas
lakmus merah akan berwarna biru jika dicelupkan dalam larutan basa. Adapun kertas lakmus
biru akan berwarna merah jika celupkan dalam larutan asam, tetapi akan tetap berwarna biru
jika dicelupkan dalam larutan basa atau netral.
Jadi larutan asam memerahkan kertas lakmus biru dan larutan basa membirukan kertas lakmus
merah. Kertas lakmus merah dan biru tidak akan berubah warna dalam larutan netral.Selain
kertas lakmus kita juga dapat menggunakan indikator buatan yang lain.

Sumber: nurhayaniuny.blogspot.com
 Gambar 13. Kertas lakmus merah dan lakmus biru

ChemFact

Salah satu tanaman yang dapat pula dijadikan


sebagai indikator adalah tanaman bunga
hydrangea. Warna bunga hydrangea
bergantung pada keasaman tanah. Bunga
hydrangea yang berwarna merah jambu (pink)
akan berubah menjadi biru apabila ditanam di
tanah yang terlalu asam.

 Gambar 14. Bunga hydrangea biru dan merah


20
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA

Indikator Alami
Indikator alami yang dapat digunakan untuk menentukan sifat asam, basa, dan garam suatu zat
antara lain kulit manggis, kunyit, dan kol merah. Untuk menjadikan indikator alami, maka
bahan-bahan indikator seperti kulit manggis, kunyit atau kol merah terlebih dahulu dibuat
ekstrak dengan cara menghaluskannya dan menambahkan air. Ekstrak kol merah pada keadaan
netral berwarna ungu. Jika ekstrak kulit manggis, ditetesi larutan asam, maka warna ungu akan
berubah menjadi merah muda dan jika ditetesi larutan basa akan berubah menjadi hijau. Berikut
ini bahan yang dapat dijadikan indikator alami beserta perubahan warnanya.
pH 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Buah Bit

Blueberry

Buah Ceri

Serbuk kunyit

Jus Anggur

Bawang

Kulit Persik

Kulit Pir

Kulit Prem

Kulit Lobak

Kulit Apel Merah

Kol Merah

Tomat
 Gambar 15. Indikator alami beserta perubahan warnanya
21
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA

ChemProject

Make Your Own pH Paper

Setelah kita mengetahui tentang berbagai jenis bahan yang dapat dijadikan indikator alami yaitu
salah satunya adalah kol merah. Proyek kali ini adalah proyek kimia sederhana yang dapat
kamu lakukan bersama dengan teman-temanmu di rumah. Biasanya untuk mengukur keasaman
atau kebasaan suatu larutan para ilmuwan menggunakan skala indikator pH universal. Pada
proyek ini kamu akan belajar tentang skala pH, dan kamu dapat membuat kertas indikator pH
sendiri yang menggunakan ekstrak kol merah.

 Tujuan
Membuat kertas indikator pH sendiri, dan menggunakannya untuk mengukur keasaman dan
kebasaan dari berbagai larutan yang ada di lingkungan sekitar rumah.

 Alat dan Bahan


Kol Merah,
Panci
Mangkuk
Penyaring
Kertas Saring (dapat diperoleh di apotek atau toko kimia)
 Prosedur

Siapkan sebuah kol merah Potong dan iris kol merah Tambahkan air secukupnya Saring airnya dan taruh
kemudian taruh di dalam panci kemudian rebus sekitar kedalam mangkuk

Rendam kertas saring kedalam Keringkan kertas saring Potong kertas dengan ukuran Kertas indikator pH siap
jus kol merah kira-kira lebar 2-3 cm digunakan untuk menguji
22
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA

ChemProject
Apakah Hujan Asam?

Hujan memegang peranan penting dalam kehidupan di bumi ini. Namun, hujan juga bisa
membawa musibah. Salah satunya yaitu apabila hujan yang turun adalah hujan asam. Nah,
apakah hujan yang terjadi di sekitar kalian termasuk hujan asam? Mari kita cari tahu bersama.
 Tujuan Penelitian
Setelah melakukan Kegiatan ini siswa dapat menganalisis apakah hujan di sekitar lingkungan
mereka termasuk hujan asam atau hujan biasa dengan menggunakan indikator pH universal.
 Prosedur
1. Siapkan air hujan yang kalian dapat dari lokasi yang berbeda
2. Siapkan 2 buah gelas, beri label A dan B.
3. Masukkan 100 ml air hujan A ke dalam gelas A dan masukkan 100 ml air hujan B ke
dalam gelas B.
4. Uji gelas A dan B dengan menggunakan indikator pH universal atau pada kertas indikator
pH yang kalian buat sendiri.

pH: 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
 Gambar 16. Skala pH kertas indikator pH kol merah
5. Buatlah tabel pengamatan dan catat hasil pengamatan kalian pada tabel tersebut.
Sifat Larutan
Larutan Warna pH
Asam Netral Basa
Air Hujan A
Air Hujan B

ChemTask
Kerjakanlah kegiatan diatas dengan teman sekelompokmu, kemudian buatlah laporan yang
sistematis dan dokumentasikan kegiatan kalian kemudian jawablah pertanyaan berikut.
a. Kandungan apa yang ada di dalam kol merah yang dapat dijadikan indikator asam basa?
b. Berdasarkan hasil pengamatan kalian dengan menggunakan kertas indikator pH kol merah,
berapakah perkiraan pH air hujan A dan air hujan B?
c. Berdasarkan hasil pengamatan kalian dengan menggunakan indikator pH universal,
berapakah pH air hujan A dan air hujan B?
d. Apakah air hujan yang kalian uji termasuk hujan asam atau bukan? Coba jelaskan!
23
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA

ChemQuestion
Simaklah kasus berikut. Dapatkah kalian memecahkan masalahnya?
Sungai Banyu Pahit (Sungai Asam) yang terletak di daerah Jawa Timur merupakan salah
satu sungai paling tercemar di Indonesia karena sungai ini memiliki air yang hiperasam. Sungai
ini terletak berdekatan dengan Gunung Berapi Ijen. Gunung ini terbilang aktif dalam melakukan
aktivitas vulkanik, magma yang dihasilkan oleh Gunung Ijen didominasi dengan fase uap asam
klorida (HCl), asam sulfida (H2S) dan asam fluorida (HF).
 Jelaskan bagaimana sungai Banyu Pahit dapat memiliki air yang sangat asam?
 Jika diambil sampel air dari sungai Banyu Pahit kemudian di uji di laboratorium
menggunakan kertas lakmus merah, maka apa yang terjadi pada kertas lakmus merah?
 Jika diambil sampel air dari sungai Banyu Pahit kemudian di uji di laboratorium
menggunakan kertas lakmus biru, maka apa yang terjadi pada kertas lakmus biru?
 Jika dari hasil analisa laboratorium sampel air sungai Banyu Pahit memiliki konsentrasi H+
sebesar 1×10-1 M, maka berapakah pH dari air sungai tersebut?
 Berdasarkan pertanyaan sebelumnya, berapakah pOH dari air sungai tersebut?
 Tulislah reaksi ionisasi kandungan magma gunung ijen yaitu HCl, H2S dan HF dalam air
(teori Arrhenius).
Seorang petani di desa bersuka cita karena panennya selalu berlimpah setiap tahun. Mulai
dari bertanam padi, sayuran, sampai buah-buahan selalu menuai panen berlimpah berkat
penggunaan pupuk (fertilizer) yang mengandung amonia (NH3). Di lain pihak, kebahagiaan
petani ini harus ditebus dengan terganggunya lingkungan karena peningkatan keasaman
atmosfer pencetus terjadinya hujan asam yang menyebabkan tanah menjadi asam. Untuk itu si
petani tersebut membeli suatu produk pupuk pertanian dalam bentuk serpihan batu kapur yang
mengandung kalsium karbonat (CaCO3) dijual sebagai produk untuk memperbaiki pH tanah
yang bersifat asam.
 Zat apa yang dihasilkan dari penggunaan pupuk (fertilizer) yang mengandung ammonia
yang dianggap sebagai pencetus hujan asam?
 Jelaskan mengapa hujan asam dapat terjadi dalam kasus tersebut?
 Jika tanah tersebut diberikan serpihan batu kapur, apa yang terjadi pada pH tanah? Apakah
pH tanah meningkat atau menurun?
 Selain menyebabkan tanah asam, sebutkan dampak lain hujan asam terhadap lingkungan.
24
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA

Rangkuman
 Hujan asam adalah segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6.
 Penyebab hujan asam adalah sulfur dioksida (SOX) dan oksida nitrogen (NOX) yang berasal
dari kegiatan alam dan kegiatan manusia.
 Kandungan hujan asam yaitu H2SO4 dan HNO3 yang merupakan asam kuat yang dapat
merusak jaringan hidup.
 pH larutan menyatakan konsentrasi ion H+ dalam larutan.

ChemTask
Tulislah rangkuman dari buku ini dalam bentuk peta konsep (mind map), kemudian
diskusikanlah hikmah yang kalian dapat setelah membaca buku ini.

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam sangat berharap banyak kebaikan pada


hujan yang Allah turunkan. Beliau berdoa saat melihat hujan yang lebat,

َ ‫اللَّ ُه َّم‬
‫صيِّبًا نَافِ ًعا‬
"Ya Allah, (jadikan hujan ini) hujan yang membawa manfaat
(kebaikan)." (HR. Al-Bukhari, dari hadits 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha)
25
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA

Glosarium
Antropogenik adalah sumber pencemaran yang tidak alami timbul karena ada pengaruh atau
campur tangan manusia atau aktifitas manusia.
Deposisi (fisika) atau Desublimasi adalah proses peengkristalan dimana hal ini terjadi karena
proses mengerasnya/membekunya suatu benda yang memiliki zat zat tertentu dan memiliki
unsur unsur zat yang dapat memberikan warna saat mengeras dan jika dilihat seperti warna
kristal.
Elektron adalah partikel subatom yang bermuatan negatif.
Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang
masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara ambien yang mempunyai dan/atau tidak
mempunyai potensi sebagai unsur pencemar.

Ion adalah atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik.


Ionisasi adalah proses fisik mengubah atom atau molekul menjadi ion dengan menambahkan
atau mengurangi partikel bermuatan seperti elektron atau lainnya.
Kondensasi atau pengembunan adalah perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat,
seperti gas (atau uap) menjadi cairan.
Korosif adalah sifat suatu subtantsi yang dapat menyebabkan benda lain hancur atau
memperoleh dampak negatif.
Polutan adalah bahan/benda yang menyebabkan pencemaran, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Proton adalah partikel subatomik dengan muatan positif sebesar 1.6 × 10-19 coulomb dan massa
938 MeV (1.6726231 × 10-27 kg, atau sekitar 1836 kali massa sebuah elektron).
Radikal hidroksil adalah bentuk netral dari ion hidroksida. Radikal ini sangat reaktif dan dapat mengganggu
kelangsungan hidup. Radikal hidroksil yang paling sering dijumpai berasal dari dekomposisi dari hidroperoksida
(ROOH) atau dalam kimia atmosfer, dengan reaksi oksigen yang tereksitasi dengan air.

Reaksi fotokatalitik adalah reaksi yang berlangsung karena pengaruh cahaya dan katalisis
secara bersama-sama.
Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan
kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
26
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA

Berikut ini adalah pedoman penilaian laporan yang dapat dijadikan acuan guru untuk menilai
laporan praktikum siswa dan dapat dijadikan petunjuk bagi siswa untuk membuat laporan yang

 Tabel 4. Rubrik Penilaian Laporan Praktikum

No Aspek yang dinilai Skor Kriteria


1 Bila 4 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
2 Bila 3 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
3 Bila 2 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
4 Bila 1 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
1 Bentuk Laporan  Tulis tangan
 Menarik
 Sistematik
5  Bahasa yang digunakan komunikatif (mudah
dipahami)
 Menyajikan dasar teori yang sesuai dengan tujuan
praktikum
1 Tidak melampirkan data pengamatan
2 Bila 3 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
3 Bila 2 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
2 Data Pengamatan 4 Bila 1 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
 Data yang disajikan dalam bentuk tabel dan atau
grafik
5
 Data yang disajikan sesuai dengan hasil praktikum
 Data yang disajikan jelas, dan mudah dipahami
1 Tidak menyajikan pembahasan
2 Bila 3 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
3 Bila 2 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
3 Pembahasan 4 Bila 1 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
 Bahasa yang digunakan komunikatif
 Pembahasan sesuai dengan hasil praktikum
5
 Adanya hubungan antara pembahasan dengan
literatur yang diambil
27
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA

No Aspek yang dinilai Skor Kriteria


 Kesimpulan tidak disajikan menggunakan bahasa
yang komunikatif
 Kesimpulan yang diambil tidak berdasarkan data
1 pengamatan
 Kesimpulan yang disajikan tidak sesuai dengan
pembahasan
 Kesimpulan tidak sesuai dengan tujuan praktikum
2 Bila 3 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
Ketepatan
4 Pengambilan 3 Bila 2 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
Kesimpulan
4 Bila 1 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi
 Kesimpulan disajikan menggunakan bahasa yang
komunikatif
 Kesimpulan sesuai dengan tujuan praktikum
5  Kesimpulan yang disajikan sesuai dengan
pembahasan
 Kesimpulan yang diambil berdasarkan data
pengamatan
1 Terlambat 4 hari atau lebih
2 Terlambat 3 hari
Waktu Pengumpulan
5 3 Terlambat 2 hari
Laporan Resmi
4 Terlambat 1 hari
5 Tepat waktu
28
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA

Daftar Pustaka
Ahira, Anne. Proses Hujan Asam dan Kerusakan Lingkungan.
Tersedia: http://www.anneahira.com/proses-hujan-asam.htm

Antara News. Waspadai Hujan Asam di Sejumlah Kota.


Tersedia: http://www.antaranews.com/berita/360390/waspadai-hujan-asam-di-sejumlah-
kota

Balipost. 2012. Batu Bara Penyumbang Terbesar Hujan Asam.


Tersedia: http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2005/12/26/l2.htm

BMKG. 2012. Buku Informasi Perubahan Iklim dan Kualitas Udara di Indonesia. Jakarta: BMKG

Carboni, Giorgio. 2004. Fun Science Gallery: Experiments with Acids and Bases. Pianoro, Italy.
Tersedia: http://www.funsci.com/fun3_en/acids/acids.htm

Johari, J.M.C dan M. Rachmawati. 2009. Kmia 2: SMA dan MA untuk kelas XI. Jakarta: Esis

Kurniawan, Annas. 2011. Makalah Hujan Asam (Acid Rain).


Tersedia: http://annaskurniawan.wordpress.com/2011/06/

Maspary. 2011. Mengatasi Tanah Masan dan Basa.


Tersedia: http://www.gerbangpertanian.com/2011/11/mengatasi-tanah-masam-dan-
basa.html

Mulyadi, Memet. 2012. Asam, Basa dan Garam.


Tersedia: http://memetmulyadi.blogspot.com/2012/04/asam-basa-dan-garam.html

Partana, Crys Fajar dan Antuni Wiyarsi. 2009. Mari Belajar Kimia 2: Untuk SMA XI IPA. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Depdiknas

Pharnsuwana, Sarn. Causes, Effects, And Solutions of Acid Rain.


Tersedia https://sites.google.com/site/acidrain1project/home

Schlesinger, William. Acid Rain is Back.


Tersedia: http://www.loe.org/shows/segments.html?programID=10-P13-
00028&segmentID=6

Sunarya, Yayan dan Agus Setiabudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia 2: Untuk Kelas XI SMA/
MA Program IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas

Uswatun, Noveriyanti. 2013. Dampak dan Upaya Pencegahan Hujan Asam.


Tersedia: http://prodiipa.wordpress.com/kelas-vii/hujan-asam/
Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaan (RPP) 187
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
Penelitian Skripsi
Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Kontekstual pada Konsep Asam Basa
Sekolah : SMA Muhammadiyah 25 Pamulang
Kelas : XI IPA 1
Semester : Genap
Mata Pelajaran : Kimia
Materi Pembelajaran : Larutan Asam-Basa
Jumlah Pertemuan : 3 Pertemuan

A. Standar Kompetensi
 Mendeskripsikan sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya.
B. Kompetensi Dasar
 Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung
pH larutan.
C. Indikator
 Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Arrhenius.
 Mengetahui sifat asam dan basa.
 Menghitung pH larutan asam atau basa yang diketahui konsentrasinya.
 Menjelaskan fenomena hujan asam.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:

 Menjelaskan pengertian hujan asam.


 Menjelaskan siklus terbentuknya hujan asam.
 Mengetahui sumber hujan asam.
 Mengetahui pengertian asam dan basa menurut Arrhenius
 Mengetahui sifat larutan asam dan basa dengan berbagai indikator.
 Mengetahui konsep pH.
 Menghitung pH larutan asam atau basa yang diketahui konsentrasinya.
 Mendeskripsikan dampak hujan asam.
188

 Menjelaskan tindakan pencegahan hujan asam.


E. Karakteristik Siswa yang Diharapkan
 Melalui pembagian kelompok diskusi siswa dapat melatih kerja sama dan membangun
kekompakan antar teman sekelompoknya.
 Melalui diskusi kelompok siswa dapat menghargai pendapat orang lain dan berani
mengemukakan pendapatnya sendiri.
F. Materi Ajar
 Perkembangan Teori Asam Basa
 Pengertian Hujan Asam
 Proses Terjadinya Hujan Asam
 Sumber Hujan Asam
 Sifat Asam dan Basa
 Kekuatan Asam dan Basa
 Dampak Hujan Asam
 Konsep pH
 Mengukur pH
 Peran pH dalam Kehidupan
 Upaya Pencegahan Hujan Asam
G. Pendekatan Pembelajaran
 Pendekatan Kelompok
H. Metode Pembelajaran
 Metode tugas dan resitasi
 Metode diskusi
189

I. Langkah-langkah Kegiatan Belajar Mengajar


Pertemuan Pertama
Kegiatan Belajar Waktu
No. Keterangan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa (menit)
1 Kegiatan Pendahuluan
a) Guru memberi salam dan a) Siswa menjawab salam
mengecek kehadiran
siswa b) Siswa menjawab sesuai
b) Guru bertanya “Apakah pengalaman masing-
kalian pernah mendengar masing
tentang fenomena hujan
asam?” 15 menit Eksplorasi
c) Guru menyampaikan c) Siswa menyimak dengan
tujuan pembelajaran seksama
d) Guru membagikan buku
suplemen kimia berbasis
kontekstual “Fenomena
Hujan Asam dalam
Kehidupan”
2 Kegiatan Inti
a) Guru membagi siswa
menjadi lima kelompok
masing-masing
beranggotakan enam
orang
b) Guru membimbing a) Siswa berkumpul dengan 55 menit
peserta didik dalam kelompoknya
pembentukan kelompok
c) Guru membagikan materi b) Siswa menyimak tentang
yang akan dibahas pada materi kelompoknya
tiap kelompok yaitu:
1. Sumber Hujan Asam
190

2. Siklus Pembentukan
Hujan Asam
3. Sifat Asam Basa dan
Peran pH dalam
Kehidupan
4. Dampak Hujan Asam
5. Upaya Pencegahan
Hujan Asam
d) Guru meminta peserta c) Siswa membaca, diskusi, Elaborasi
didik untuk memahami serta merangkum materi
materi kelompoknya dan kelompoknya dan
menyiapkan pertanyaan menyiapkan pertanyaan
yang akan diberikan untuk materi lain
untuk kelompok lain
e) Guru menjawab d) Siswa bertanya pada guru Eksplorasi
pertanyaan peserta didik apabila ada hal yang tidak
apabila ada yang tidak dipahami
dipahami
3 Kegiatan Pentutup
a) Guru memberikan tugas a) Siswa mencatat tugas
berupa merangkum yang diberikan guru
materi dalam buku 10 menit
suplemen dan membuat
slide presentasi tiap
kelompok

Pertemuan Kedua
Kegiatan Belajar Waktu
No. Keterangan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa (menit)
1 Kegiatan Pendahuluan
a) Guru memberi salam dan a) Siswa menjawab salam 15 menit
mengecek kehadiran
191

siswa
b) Guru meminta siswa b) Siswa duduk berkelompok
untuk berkumpul dengan
kelompoknya
c) Guru bertanya kesiapan c) Siswa melaporkan
kesiapan untuk
siswa untuk
mempresentasikan materi
mempresentasikan
materinya
2 Kegiatan Inti
a) Guru memerintahkan a) Kelompok satu Elaborasi
untuk memulai presentasi mempresentasikan
dimulai dari kelompok materinya, kelompok yang
satu untuk lain menyimak
mempresentasikan materi Eksplorasi
b) Guru membimbing dan b) Siswa dari kelompok lain
mengarahkan jalannya memberi pertanyaan untuk
55 menit
diskusi kelompok satu, kemudian Konfirmasi
kelompok satu menjawab
pertanyaan yang
sepengetahuan mereka
c) Siswa menjalankan
presentasi dan diskusi,
serta tanya jawab sampai
kelompok terakhir
3 Kegiatan Pentutup
a) Guru menanyakan a) Siswa menjawab paham
tentang hasil diskusi dan akan materi dan bertanya
menjawab pertanyaan hal yang masih ingin
10 menit
yang masih ingin ditanyakan yaitu “Apakah Konfirmasi
Ditanyakan dapat terjadi salju asam
ditempat yang turun
salju?”
192

b) Guru menanyakan b) Siswa menyimpulkan


kesimpulan dari materi- sebagai berikut
materi yang  Hujan asam adalah suatu
dipresentasikan fenomena yang
berbahaya bagi
lingkungan dan Konfirmasi
kesehatan
 Hujan asam terjadi
akibat reaksi gas SOx
atau NOx dengan air
hujan
 Salah satu penyumbang
terbesar hujan asam
dapat diperoleh dari
pembakaran batubara
 Upaya yang dapat
dilakukan untuk
mengatasi dampak hujan
asam salah satunya
adalah dengan
menggunakan serpihan
kapur untuk menetralkan
tanah asam

Pertemuan Ketiga
Kegiatan Belajar Waktu
No. Keterangan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa (menit)
1 Kegiatan Pendahuluan
a) Guru memberi salam dan a) Siswa menjawab salam
mengecek kehadiran 15 menit
siswa
b) Guru menanyakan c) Siswa menjawab:
193

kembali tentang beberapa 1) Zat yang


hal yang didiskusikan menyebabkan hujan
kemarin yaitu: asam adalah zat SOx
1) Zat apa yang dan NOx
menyebabkan hujan 2) Siklus hujan asam Eksplorasi
asam? terjadi karena zat SOx
2) Bagaimana siklus dan NOx yang terdpat
hujan asam? di udara terbang ke
3) Asam apa yang atmosfer dan bereaksi
terkandung dalam dengan air hujan
hujan asam? kemudian membentuk
asam H2SO4 dan
HNO3
3) Asam sulfat (H2SO4)
dan asam nitrat
(HNO3)
2 Kegiatan Inti
a) Guru menyuruh siswa a) Siswa membaca dan
untuk membaca dan memahami teori asam
memahami tentang Teori basa Arrhenius pada
Asam Basa Arrhenius halaman 3
pada halaman 3
b) Guru bertanya bagaimana b) Siswa maju ke depan dan Elaborasi
asam sulfat (H2SO4) dan menjawab di papan tulis:
20 menit
asam nitrat (HNO3) yang H2O
+
1) H2 SO4 2H +
terkandung dalam hujan
SO4 2−
asam dapat bersifat asam H2O
2) HNO3 H+ +
menurut teori Arrhenius?
NO3 −
c) Siswa bertanya mengenai
c) Guru bertanya “Apakah Konfirmasi
penjelasan konsep pH
ada hal yang ingin
pada halaman 14
ditanyakan terkait
194

presentasi kemarin?”
d) Guru menjelaskan konsep Elaborasi
pH pada halaman 14, d) Siswa berdiskusi dengan
kemudian guru menyuruh teman sebangku untuk
siswa untuk mengerjakan mengerjakan ChemTask
ChemTask pada halaman pada halaman 15
15
e) Guru memberi tugas
siswa pada buku pokok e) Siswa mengerjakan tugas
Review 6.1 dan Review Review 6.1 dan Review
6.5 6.5 pada buku pokok
3 Kegiatan Pentutup
a) Sebelum mengakhiri a) Siswa menyimak
pembelajaran, guru
mengumumkan dan
mengapresiasi kelompok
terbaik dalam
mempresentasikan materi 5 menit
dan kelompok terbaik
dalam menjawab
pertanyaan
b) Guru menutup b) Siswa menjawab salam
pembelajaran hari ini dan
mengucapkan salam
195

J. Alat dan Sumber Belajar


 Buku suplemen kimia berbasis kontekstual dengan judul “Fenomena Hujan Asam dalam
Kehidupan”
 Buku Kimia SMA untuk kelas XI IPA Semester 2 Penerbit Facil
K. Penilaian Hasil Belajar
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Bentuk Penilaian : Tes Uraian
Indikator :
 Siswa dapat menjelaskan siklus terbentuknya hujan asam
 Siswa dapat menuliskan ionisasi asam basa menurut teori Arrhenius
 Siswa dapat mengidentifikasi sifat asam dan basa menggunakan kertas lakmus
 Siswa dapat menyebutkan senyawa pembentuk hujan asam
 Diketahui konsentrasi H+ dari suatu larutan, siswa dapat menentukan pH suatu larutan
tersebut
 Diketahui pH suatu larutan, siswa dapat mengetahui pOH dari larutan tersebut
 Siswa dapat menyebutkan dampak hujan asam
 Siswa dapat menjelaskan tindakan penanggulangan tanah asam
Instrumen :
Sungai Banyu Pahit (Sungai Asam) yang terletak di daerah Jawa Timur merupakan salah satu
sungai paling tercemar di Indonesia karena sungai ini memiliki air yang hiperasam. Sungai ini
terletak berdekatan dengan Gunung Berapi Ijen. Gunung ini terbilang aktif dalam melakukan
aktivitas vulkanik, magma yang dihasilkan oleh Gunung Ijen didominasi dengan fase uap asam
klorida (HCl), asam sulfida (H2S) dan asam fluorida (HF).
1. Jelaskan bagaimana sungai Banyu Pahit dapat memiliki air yang sangat asam?
2. Jika diambil sampel air dari sungai Banyu Pahit kemudian di uji di laboratorium
menggunakan kertas lakmus merah, maka apa yang terjadi pada kertas lakmus merah
3. Jika diambil sampel air dari sungai Banyu Pahit kemudian di uji di laboratorium
menggunakan kertas lakmus biru, maka apa yang terjadi pada kertas lakmus biru?
4. Jika dari hasil analisa laboratorium sampel air sungai Banyu Pahit memiliki konsentrasi H +
sebesar 1×10-1 M, maka berapakah pH dari air sungai tersebut?
5. Berdasarkan pertanyaan sebelumnya, berapakah pOH dari air sungai tersebut?
196

6. Tulislah reaksi ionisasi kandungan magma gunung ijen yaitu HCl, H2S dan HF dalam air
(teori Arrhenius).

Seorang petani di desa bersuka cita karena panennya selalu berlimpah setiap tahun. Mulai dari
bertanam padi, sayuran, sampai buah-buahan selalu menuai panen berlimpah berkat
penggunaan pupuk (fertilizer) yang mengandung amonia (NH3). Di lain pihak, kebahagiaan
petani ini harus ditebus dengan terganggunya lingkungan karena peningkatan keasaman
atmosfer pencetus terjadinya hujan asam yang menyebabkan tanah menjadi asam. Untuk itu si
petani tersebut membeli suatu produk pupuk pertanian dalam bentuk serpihan batu kapur yang
mengandung kalsium karbonat (CaCO3) dijual sebagai produk untuk memperbaiki pH tanah
yang bersifat asam.
7. Zat apa yang dihasilkan dari penggunaan pupuk (fertilizer) yang mengandung ammonia
yang dianggap sebagai pencetus hujan asam?
8. Jelaskan mengapa hujan asam dapat terjadi dalam kasus tersebut?
9. Jika tanah tersebut diberikan serpihan batu kapur, apa yang terjadi pada pH tanah? Apakah
pH tanah meningkat atau menurun?
10. Selain menyebabkan tanah asam, sebutkan dampak lain hujan asam terhadap lingkungan
(minimal 3).

Pedoman Penskoran
No. Jawaban Skor Skor Total
1.  Karena sungai berdekatan dengan 1 3
Gunung Ijen melepaskan gas asam,
 yaitu HCl, H2S dan HF ke udara
bebas, 1
 ketika gas-gas tersebut menempel air
hujan atau pada air sungai maka gas 1
tersebut akan bereaksi dengan air
dan membentuk asam
2.  Kertas lakmus merah tidak 1 1
berubah warna atau tetap
berwarna merah ketika di celupkan
197

pada air sungai Banyu Pahit


3.  Kertas lakmus biru akan berubah 1 1
warna menjadi merah ketika di
celupkan pada air sungai Banyu
Pahit
4.  Menulis diketahui [H+] = 1 × 10−1 1 3
 Menulis rumus pH = − log H + 1
 Menulis jawaban
pH = − log 1 × 10−1 1

pH = 1
5.  Menulis diketahui pH = 1 1 3
 Menulis rumus pH = 14 − pOH 1
 Menulis jawaban
pOH = 14 − pH 1

pOH = 14 − 1 = 13
6. H2O 1 3
 HCl g H+ aq + Cl− aq
H2O
 H2 S(g) 2H +(aq ) + S 2−(aq )
1
H2O
 HF(g) H + (aq ) + F −(aq ) 1
7.  Zat NOX 1 1
8.  Pupuk yang digunakan menghasilkan 1 3
senyawa penyebab hujan asam
 yaitu gas NOX, kemudian gas tersebut 1
berdifusi keluar menuju atmosfer.
 Di atmosfer, ketika bereaksi dengan
1
air hujan maka menghasilkan asam
nitrat yang jatuh sebagai hujan asam.
9.  pH tanah akan kembali menjadi 1 2
netral atau pH yang sesuai untuk
tanah yaitu pH 6-7.
 Pada keadaan tanah asam maka pH 1
tanah akan lebih rendah dari pH
198

netral, kemudian ketika pH tanah


dinetralkan dengan serpihan batu
kapur maka pH tanah akan naik
menjadi pH netral
10.  Hujan asam dengan kadar keasaman 1 4
tinggi dapat menyebabkan
gangguan pernapasan pada
manusia.
 Hujan asam dapat mempercepat 1
proses korosi besi.
 Hujan asam dapat merusak 1
bangunan terutama bangunan
yang terbuat dari batuan.
 Hujan asam juga mengakibatkan
warna daun menjadi kuning
ataupun lebih pucat karena proses
produksi klorofil pada daun berhenti. 1

 Hujan asam yang jatuh pada danau


akan meningkatkan keasaman danau
atau pH air menurun, pH air yang
menurun drastis menyebabkan
beberapa spesies biota air mati.
Jumlah Skor 24
Jumlah Skor
Nilai Akhir =
0,24

Tangerang Selatan, 20 Januari 2014

Mengetahui
Lampiran 10. Kisi-kisi Angket Respon Siswa 199

KISI-KISI ANGKET RESPON SISWA


BUKU SUPLEMEN KIMIA BERBASIS KONTEKSTUAL PADA KONSEP
ASAM BASA
UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS KELAS XI

Pernyataan Pernyataan
Aspek No Indikator
Positif Negatif
Kelayakan isi Kesesuaian peristiwa
1 1
dengan lingkungan
Kesesuaian contoh
2 4
soal dan latihan
Manfaat dalam
3 5
kehidupan
Manfaat untuk
penambahan
4 6
wawasan
pengetahuan
Sajian Kegiatan mudah
5 3
diaplikasi
Menunjang
6 7
pembelajaran
7 Kejelasan informasi 8
Kemenarikan untuk
8 9
dibaca
9 Pemberian motivasi 10, 11
Bahasa Kesesuaian dengan
10 kaidah Bahasa 12
Indonesia
11 Keefektifan bahasa 13
12 Mudah dipahami 2
Grafis Penggunaan font
13 (jenis dan ukuran) 14, 15 16, 17
dan spasi
Kesesuaian layout,
14 18 19
tata letak
Kesesuaian ilustrasi, 20, 21, 22,
15 24
grafis, gambar, foto 23
Jumlah Butir 12 12
Lampiran 11. Angket Respon Siswa 200

ANGKET RESPON SISWA


BUKU SUPLEMEN KIMIA BERBASIS KONTEKSTUAL
PADA KONSEP ASAM BASA
UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS KELAS XI

Jenis Bahan Ajar : Buku Suplemen


Judul Bahan Ajar : Fenomena Hujan Asam dalam Kehidupan
Buku Suplemen Kimia Berbasis Kontekstual pada Konsep Asam Basa
Untuk Siswa SMA Kelas XI
Penulis : Sarah Hanifa Purnomo
Nama Responden : ........................................
Jenis Kelamin : L/P
Petunjuk Pengisian
 Angket ini terdapat 24 pernyataan. Pertimbangkanlah baik-baik setiap pernyataan dalam
kaitannya dengan buku suplemen yang baru saja kamu pelajari. Berilah jawaban yang
benar-benar cocok dengan pilihanmu.
 Berilah tanda check (√) pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu untuk setiap
pernyataan yang diberikan.
 Kriteria Penilaian:
5: sangat sesuai/setuju
4: sesuai/setuju
3: cukup
2: tidak sesuai/setuju
1: sangat tidak sesuai/setuju
Pilihan Jawaban
No Pernyataan
1 2 3 4 5
Peristiwa yang disajikan sesuai dengan keadaan sekitar
1
lingkungan
2 Materi yang disajikan dalam buku ini sulit dipahami
Kegiatan yang terdapat dalam buku ini sulit untuk
3
diaplikasi
4 Penggunaan contoh soal dan latihan yang baik
5 Konsep-konsep bermanfaat dalam kehidupan
6 Buku ini baik digunakan untuk menambah wawasan
7 Buku ini tidak menunjang pembelajaran
8 Informasi yang disajikan tidak jelas
9 Buku ini tidak menarik untuk dibaca dan dilihat
201

Pilihan Jawaban
No Pernyataan
1 2 3 4 5
10 Buku ini baik digunakan untuk meningkatkan minat belajar
11 Buku ini baik untuk mendorong rasa ingin tahu
Kalimat yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa
12
Indonesia yang baik dan benar
13 Pemilihan kata dalam penjabaran materi efektif dan efisien
14 Menggunakan font, jenis, ukuran dan warna yang sesuai
15 Spasi antar huruf normal
16 Penulisan paragraf terlalu padat
17 Pemisahan antar paragraf tidak jelas
18 Spasi antara teks dan ilustrasi sesuai
19 Penempatan unsur tata letak tidak baik
20 Ilustrasi tidak sesuai dengan materi yang disajikan
21 Ilustrasi yang ditampilkan tidak menarik untuk dilihat
22 Ilustrasi yang ditampilkan membingungkan dalam belajar
23 Bentuk ilustrasi tidak proporsional
Ilustrasi ditampilkan secara serasi dengan unsur materi/isi
24 buku (judul, sub judul, teks, keterangan gambar) pada
seluruh halaman

Responden
Lampiran 12. Hasil Pengolahan Data Angket Siswa 202

Jumlah Responden yang


Jml Skor Skor Skor Presentase
No Memilih
Siswa Total Maks (%)
STS TS C S SS STS TS C S SS
1 0 0 2 18 10 30 0 0 6 72 50 128 150 85,33%
2 12 17 1 0 0 30 60 68 3 0 0 131 150 87,33%
3 11 19 0 0 0 30 55 76 0 0 0 131 150 87,33%
4 0 1 8 17 4 30 0 2 24 68 20 114 150 76%
5 0 1 1 17 11 30 0 2 3 68 55 128 150 85,33%
6 0 0 2 12 16 30 0 0 6 48 80 134 150 89,33%
7 14 15 1 0 0 30 70 60 3 0 0 133 150 88,67%
8 8 21 1 0 0 30 40 84 3 0 0 127 150 84,67%
9 19 11 0 0 0 30 95 44 0 0 0 139 150 92,67%
10 0 0 8 15 7 30 0 0 24 60 35 119 150 79,33%
11 0 1 1 17 11 30 0 2 3 68 55 128 150 85,33%
12 0 0 1 16 13 30 0 0 3 64 65 132 150 88%
13 0 0 5 18 7 30 0 0 15 72 35 122 150 81,33%
14 0 0 1 15 14 30 0 0 3 60 70 133 150 88,67%
15 0 0 6 17 7 30 0 0 18 68 35 121 150 80,67%
16 17 11 2 0 0 30 85 44 6 0 0 135 150 90%
17 12 18 0 0 0 30 60 72 0 0 0 132 150 88%
18 0 0 3 17 10 30 0 0 9 68 50 127 150 84,67%
19 14 14 2 0 0 30 70 56 6 0 0 132 150 88%
20 11 17 2 0 0 30 55 68 6 0 0 129 150 86%
21 10 19 1 0 0 30 50 76 3 0 0 129 150 86%
22 13 14 3 0 0 30 65 56 9 0 0 130 150 86,67%
23 9 19 2 0 0 30 45 76 6 0 0 127 150 84,67%
24 0 0 1 16 13 30 0 0 3 64 65 132 150 88%
Lampiran 13. Cara Perhitungan Data Angket Siswa 203

Pertanyaan No. 1 (Positif)


 Jawaban Siswa
Sangat Tidak Sesuai : 0
Tidak Sesuai :0
Cukup : 2 siswa × 3 = 6
Sesuai : 18 siswa × 4 = 72
Sangat Sesuai : 10 siswa × 5 = 50
+
Total : 128
 Skor Maksimal : 30 siswa × 5 = 150
skor total
 Presentase : × 100%
skor maksimal
128
: × 100%
150

: 85,33%

Pertanyaan No. 2 (Negatif)


 Jawaban Siswa
Sangat Tidak Sesuai : 12 siswa × 5 = 60
Tidak Sesuai : 17 siswa × 4 = 68
Cukup : 1 siswa × 3 = 3
Sesuai :0
Sangat Sesuai :0
+
Total : 131
 Skor Maksimal : 30 siswa × 5 = 150
skor total
 Presentase : × 100%
skor maksimal
131
: × 100%
150

: 87,33%
Lampiran 14. Penentuan Kriteria Tiap Aspek pada Angket Siswa 204

Presen
Presen tase
No
Aspek Indikator Pernyataan tase Kriteria Rata- Kriteria
Perny
(%) rata
(%)
Kesesuaian Peristiwa yang disajikan
Sangat Sangat
peristiwa dengan 1 sesuai dengan keadaan 85,33 85,33
Baik Baik
lingkungan sekitar lingkungan
Kesesuaian
Penggunaan contoh soal
contoh soal dan 4 76 Baik 76 Baik
dan latihan yang baik
Kelaya latihan
kan Isi Konsep-konsep
Manfaat dalam Sangat Sangat
5 bermanfaat dalam 85,33 85,33
kehidupan Baik Baik
kehidupan
Manfaat untuk Buku ini baik digunakan
Sangat Sangat
menambah 6 untuk menambah 89,33 89,33
Baik Baik
wawasan wawasan
Kegiatan yang terdapat
Kegiatan mudah Sangat Sangat
3 dalam buku ini sulit 87,33 87,33
diaplikasi Baik Baik
untuk diaplikasi
Buku ini tidak
Menunjang Sangat Sangat
7 menunjang 88,67 88,67
pembelajaran Baik Baik
pembelajaran
Kejelasan Informasi yang Sangat Sangat
8 84,67 84,67
informasi disajikan tidak jelas Baik Baik
Sajian
Kemenarikan Buku ini tidak menarik Sangat Sangat
9 92,67 92,67
untuk dibaca untuk dibaca dan dilihat Baik Baik
Buku ini baik digunakan
10 untuk meningkatkan 79,33 Baik
Pemberian minat belajar Sangat
82,33
motivasi Buku ini baik untuk Baik
Sangat
11 mendorong rasa ingin 85,33
Baik
tahu
Kesesuaian Kalimat yang digunakan
dengan kaidah sesuai dengan kaidah Sangat Sangat
12 88 88
Bahasa bahasa Indonesia yang Baik Baik
Indonesia baik dan benar
Pemilihan kata dalam
Bahasa Keefektifan Sangat Sangat
13 penjabaran materi 81,33 81,33
bahasa Baik Baik
efektif dan efisien
Materi yang disajikan
Sangat Sangat
Mudah dipahami 2 dalam buku ini sulit 87,33 87,33
Baik Baik
dipahami
Penggunaan font Menggunakan font,
Sangat Sangat
Grafis (jenis dan 14 jenis, ukuran dan warna 88,67 86,835
Baik Baik
ukuran) dan yang sesuai
205

spasi 15 Spasi antar huruf normal 80,67 Baik


Penulisan paragraf Sangat
16 90
terlalu padat Baik
Pemisahan antar Sangat
17 88
paragraf tidak jelas Baik
Spasi antara teks dan Sangat
18 84,67
Kesesuaian ilustrasi sesuai Baik Sangat
86,335
layout, tata letak Penempatan unsur tata Sangat Baik
19 88
letak tidak baik Baik
Ilustrasi tidak sesuai
Sangat
20 dengan materi yang 86
Baik
disajikan
Ilustrasi yang
Sangat
21 ditampilkan tidak 86
Baik
menarik untuk dilihat
Ilustrasi yang
ditampilkan Sangat
Kesesuaian 22 86,67
membingungkan dalam Baik Sangat
ilustrasi, grafis, 86,268
belajar Baik
gambar, foto
Bentuk ilustrasi tidak Sangat
23 84,67
proporsional Baik
Ilustrasi ditampilkan
secara serasi dengan
unsur materi/isi buku Sangat
24 88
(judul, sub judul, teks, Baik
keterangan gambar)
pada seluruh halaman
Lampiran 15. Foto-Foto Kegiatan Selama Penelitian 206
Lampiran 16. Surat Izin Penelitian 207
Lampiran 17. Surat Keterangan Penelitian 208
LEMBAR UJI RETERENSI

Nama Sarah Hanifa Purnomo

NIM 109016200004

lurusan/Prodi pendidikan IpA,/Kimia

Judul Skripsi Pengembangan BuL-u Suplemen Kimia Berbasis

Kontekstual pada Konsep Larutan Asam Basa

Pembimbing I Tonih Feronika, M. Pd.


Pembimbing II Nanda Saridewi, M.Si.

Referensi Paraf
I I

l. Meta Kuswandari, dkk., Pengembangan B.ahan Ajar


Fisika SMA dengan Pe[dekatan Kontekstual pada Materi
Pengukuran Besamn Fisika, Jurnal Pendidikan Fisika, Y
Vol.1 No.2,2013, h. 41.
2. OECD, Programme for International Student Assessmetx[
p.
(PISA) Results from PISA 2012, 2014,
(http://www.oecd.org).
1,
+ v
3. Sufatmi Amir, "Pengembangan Handout Berbasis
Kontekstual untuk Pembelajaran Kimia Mated Unsur
Transisi sebagai Sumber Belajar Mandiri Peserta Didik
Kelas XI SMA/MA", Skripsi pada Universitas Negeri
t
Yogyakatt4 2012,h- 2. tidak dipublikasikan.
4. Suharyadi, dkk., Pengembangan Buku Ajar Berbasis

Kontekstual pada Pokok Bahasan Asam dan Basa, Jurnal


Risel dqn Praktik Pendidikan Kimia, Vol 1, No.1, 2013, i
h. 61.

5. Depdiknas, Pandua Pengembct gan Bahdx Aial,


(Jakalta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. I

1. AbdltlMa:id, Perercdnaan Pembelaioft 7, @and\$g: W


N
Remaja Rosdakarya, 2005), Cet.I, h.173.
4 I
2. Chomsin S. Widodo dan lasmadi, Panduan Menyusun
Bahan Ajar Berbasis Kompetensi, (Jakarta: PT Elex
Media Komputindo, 2008), h. 40. v Y
3. Andi hastowo, Pdrd, an Kreatif Pembuatan Bahan Ajar
Inol)atif, (Di\a Prcss, Jogjakarta, 20 I t ), h.3 I .
+ )
4. Depdiknas, P onduan Pengembangan Penyusunan KTSP
I I
Lengkap, Sogyakarla: Pustaka Yustisia, 2007), h.194. 0

5. Dapdiknas, Pa duon Pengembangan Bahan Ajar, \


(Jakarta: Depafiemen Pendidikan Nasional, 2008), h.6.
h I
6. AldiPrustowo, Pandaa Kreatif ...h. 4041
\,
'7. Tian Betawati, dkk, Pengembangan Bahan Aiar,
(Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2003), I
h.1.21.
I
8- Tonih Fercnika, dkk, Strategi Pe belajaf.ot Sains,
(
(Jakarta: Lembaga Perclitian UIN Jakarta, 2009), h. 39- )

q
40.

Zainudin Arif dan W.P. Napitulu, Pedoha Bara


r I
U
Menyusun Bahan Ajar, (Jakarta: Grasindo, 1997),h.102.
T I
10. Depdikna;. Pawluan Pe nge n b.mgan...h. Q.
4., IV
tl Andi Prastowo. Par?/ran Krcar if ...h. 27 -28. J,
l)

12. Andt Plastowo. Panduan Kreouf...h. 50-66. lp I


l. ,q
13. Andi Prasto\N o, Pdnduan Kreatif ...h. 3 )
14. Siteplrr, Penalisalx Buku Tekt Pelajaran, (Bandung: PT tl
Remaja Rosdakarya, 2012), h. 12-13.
t, Y
15.

16.
Abdul Majid. Pe re ncanaan Pe n

Depdiknas, P anduan Pengemb angon.--h. 19.


be laj aran...h. 1 7 5.
*, !
4 0
17. Sitepu, P enuli s an Bubu- -.h. 16.
t
t8. Pusat Perbukuan, Pedoman Penulisdn Buku No tel',s,

19.
(Jakarta: Pusal Perbukua.n Depdiknas, 2008), h. 1.

Pusat Perbukuan, Pedoman Penulisan. -.h. 2.


4 r
/
20. Masnur Muslich, Text Book Writing: Dasar-dasqr
Pemahaman, Penulisan, dan Pemakailrt Buku Teks,
Y
(Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2010), h. 50.
2t. Pusal Perbukuar, Pedo man Pekulisan.. .h. 3 .

22. Pusat Perbukuan. Pedoman Penulisan...h. 8.


,1,

23. Republik Indonesia, Peratutdn Menteri Pe didikan


Narional RI Nomor 33 Tahun 2008,pasal 1.
+, v
74 Sitep:o, Penulisan Buku...h. 17 ,
t
25. Sitep:u', Penulisan Bul ...l\.16.
!, Y
26. Depdiknas, Panduan Pengembangan...h. 8. t, r
2'7.

24.
Andi Prastowo, Par?dran KreatiJ...h. 168.
Siti Maryam, Strengthening the Character: Uphold Ethics
I (

in Indonesian Language Study Pass by Supplementary

Books, lhletnatianal Journal for Educational Studies, $


5(1),201,2,p.46.
I
29.
/-
Tim Penysun, I(azas Besat Bahasa Indone.tia, (Jakafia:

I
30.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008),


)
h.751.

31. Masnur Muchlish, KTSP "Pembejaran Befiasis I


Kompetensi dan Kontekstlnl ", (Jakarta: Bumi Aksara, J

200'7),h.4t. /
32. Elaine B. lohrrson, Contextual Teaching and Learning:
Menjadikan Kegiatan Belaial-Mengai
dan Bermakna, (Bandung: Mizan Leaming
ar MengasyiL'dk
Center,
I
{
2007),n.6'7.
13. Ama Poedjiadi, Sdilxs Teknologi Masyarakat Model
Pembeldjarafi Kontekstlttl Bermuatfit i/ai, (Bandung:
I
34.
PT Remaja Rosdakaxya, 2005), h. 99.

Wina Sanjaya, Strategi Pembelqjarqn Berorientqsi


r Y

Standar Proses Pendidil..an, (Jakarta: Kencana Preneda


Media Group, 2008), h. 255.
r
35. Tim Pengembang Materi Kemendikbud, "Pembelajaran
Konlekstual dan Terpadu", Materi Peldtihdn
u
Implementdsi Kurikalum 2013 bagi Kepala Sekolah dan I
Pengawas Sekolah SMP, Jakalt4 2013, h. 5.
36 Prof Dr. Munir, M.IT, Multituedia Konsep & Aplikati
dalam Penditlikah, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 55.
{ v
3',7.

18. Elin Rosalin, Gagasan Merancang Pembelajaran


Kontekstual, (Bandung: PT Ka6a Mandid Pe$ada,
Y
2008), h.30-31.
39 Wina Saniaya, Sharegr Pembelajaran..-h. 264-268. ,|
40. Kokom Komalasad, Pembeldjaran Kontek tual Ko sep
dan Aplikasi, (Bandung: PT Refika Aditama, 2013),
$
Cet.III, h. 18-19.
41. J.M.C. lohari dan M. Rachmawati, Kimia SMA dan MA

42.
untuk kelas Xl, (Jakarta: Esis, 2006), h. 175-176.

Crys Fajar Pratama dan Antuni Wiyarsi, Mari Belajar


I Y

I
Kimia untuk Sltl-4-MA Kelas XI IPA, (lakafiat P\sat
Perbukuan, 2009), h. 157. I I
4\. Crys Fajar Pratama dan Antuni Wiyarsi, Mali Belajar...h.
l5 8.
Jlr )
44. Meta Kuswandari, dkk., Pengembangan Balan Ajar
Fisika SMA dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi \
Pengukuran Besaran Fisika, Jurnal Pendidikan Fisika, 4 t
Vol.1 No.2, 2013, h. 41-44.
45. Salwa Amaliyab, "Pengembangan Perangkat
Pembelajarzur Matematika Bilingual dengan

Tujuh Komponen Pembclajaran \-


Mengaplikasiknn
Kontckstue untuk SMP Kelas VIII pada Materi Luas
I
Permukaan P sma dan Limas", StT"iPji pada InstitLlt
Agama Islam Negcri Sunan Anpel Surabaya, Sumbaya,
2012, h. vi, tidak dipublikasikan.

46. I Wayan Suia, Pengembangan Buku Ajar Sajns SMP


MergintegrasikaD Conte t dan Context Pedagogi Budaya

Bali.,lurndl Pendidikan dan Pengaiarun, Jrlid 43, No.10,


?
2010, h.79-88.
BA} III ." .

1 Mat golo. Metod ologi P eneli tian P endidikan, (I ak'ala:


Rineka Cipta, 2007), ha1.39. + t
2. Sugiyono, Melode Penelilian l'endidikan Pendekatan
Kuantitdtif, Kualitatif d(1n,R & D, (Bandung: Alfabeta.
2011), h. 199.
4 )

3. Sugilono. Mcrode Pencltian h. lJ9


4. Sugiyono, Merode Pene lit ian...h. 1 34- 135
t I
5 Suharsimi Arikunto, Prcsedur Pe elilian Suolu
l>endekcttdn Praktik (Edisi Xevi.tr, (hkarta: Rineka
Cip1a,20l0), h.285.
-{ t
6 srhrr.imi qrikrnto, l,o\ctlur l, 4ttition l.282 t
7 [iduwan dan Sn.I,arto, Pengant Slcttistika untuk
Penelitian Pendidikan. Sosial, Ekorcmi Komunikdsi dan .{ u
B ris, (tlandulrg: All'abeta, 2010), Ce1. V, h.23.
lt
8. Riduwan dan Sunarlo, Pengantctr Statistika. --h.23. lt )
BAB lV tI
Tim Penyusun Ditjen Dikti, BuktL Pandudn
(
Pengembangan Kurikulum Berbasis Kofipetensi
Pendidikan Tinggi, (Jakarta: Dikti, 2008), hal. 39.
2. Tian belawati, Pengembangan Bahdn Aia\ (Jdkartai

Universitas Terbuka, 2003), h. 1.4.


Y
/
Suharyadi, dkk., Pengembangan Buku Ajar Berbasis

Kontekstual pada Pokok Bahasan Asam dan Basa, Jurnal


Riset dan Praldik Pendidikan Kimia, Vol.1, No.l, 2013, T
h.64.
4
4. Chomsin S. Widodo dan Jasmad\ Panduan Menyusun
Bahan Ajat Berbasis Kompetensi, (Jakarta: PT Elex y
Media Komputindo, 2008), h. 52. +
Azhar Arsyad, Mediq Pembelajordn, (Jakarta: Rajawali
5.
y
Pers, 2011), h. 89.
]
Chomsin S. Widodo dan Jasmadi, Panduan

t
6.

Menuusun-..h. 52.
v
'7. S|.epr;-, Penulisan Bubu Teks Pelajaran. (Bar.dutrg: PT
Remaja Rosdakarya, 2012), h. 135. ,
t,
8. Sularyadi. dkt.. Pengembangan Bulu h 64.

9. Srtep.u, P enulis an Buka...h.l 5 I


10. Gra Silfia, dkl., Kelayakan Teodtis Buku Ajar Interaktif
pada Jaringan Otot Kelas Xl SMA, BioEdu (Berkala r
Ilmiah Pendidikan Biologi),VoL.2,No 3,2013, h. 170.
Tian belawati, Pengembangan Bahan Ajat, (lakul.a:
11.

UniveFitas Terbuka, 2003),h. 2.'1 .


* t
12. Dias Falchul Jannah dar Kusumawati Dwiningsih,
Kelayakan Buku Ajar Kimia Berodentasi Quantu.,7
Learning pada Materi Pokok Kimia Unsur untuk Siswa
t
Kelas XII SMA, I]nesa Jourrl\l of Chemical Education,
Vol. 2, No. 2, pp. 163-1'70, 2013,h.177.
I
13. Suharyadi. dkl.. Pengembangan Bu[-u h 64.
Dias Fatchul Jannah, dkk., Kelayakan Buku...h.176

Suharyadi, dkk., Pengembangan Buku...h. 64.


Anik Ulfah, dkk., Pengembangan LKS IPA Berbasis
Word Square Model Keterpaduan Connected, IJnnes
Scietu:e Education Journdl, USEI 2 (7) (2013), h. 241 .

Ciputat, 15 April2014

Mengetahui

Tonih Feronika. M,Pd Nanda Saridewi. M.Si


NIP: 19760107 200501 1 007 NIP. 19841021 200912 2 004

Anda mungkin juga menyukai