SKRIPSI
Oleh
SARAH HANIFA PURNOMO
NIM. 109016200004
Skripsi
Oleh:
SARAH HANIFA PURNOMO
NIM. 109016200004
Di bawah bimbingan:
ii
LEMBAR PENGESAHAN
PANITIA UJIAN MUNAQASAH
iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, April 2014
Yang Menyatakan
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
vi
Skripsi ini dipersembahkan
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim…
viii
5. Ibu Nanda Saridewi, M.Si, selaku dosen pembimbing 2 dari program studi
pendidikan kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas segala
saran dan bimbingannya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
6. Bapak Burhanudin Milama, M.Pd, selaku pembimbing akademik sekaligus
dosen penguji II.
7. Ibu Salamah Agung, Ph.D, selaku validator. Terima kasih atas segala
masukannya yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.
8. Seluruh dosen dan jajaran jurusan pendidikan IPA FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Terima
kasih banyak atas segala ilmu dan kebaikan bapak serta ibu sekalian selama
penulis menuntut ilmu di program studi pendidikan kimia UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
9. Ibu Hj. Zesmita Umar, SH selaku Kepala Muhammadiyah 25 Pamulang, yang
telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
10. Bapak M. Puji Sulistiyono, S.Si, wakil kepala sekolah bidang kurikulum
SMA Muhammadiyah 25 Pamulang, yang telah memberikan kemudahan
kepada peneliti selama melakukan proses penelitian dari awal hingga akhir.
11. Ibu Budhi Endarwati, S.Pd, selaku guru kimia Muhammadiyah 25 Pamulang,
dan seluruh siswa kelas XI IPA 1, terima kasih atas bantuannya selama
penelitian dilakukan.
12. Ayah, Ibu dan adikku tercinta, terima kasih atas bantuan moriil dan materiil,
kasih sayang, pengorbanan serta semangat yang selalu kalian berikan setiap
saat.
13. Kakanda Armansyah Nugraha, tempat diskusi dan sharing dalam keadaan
senang maupun sedih, terima kasih banyak atas segala kebaikan, bantuan
serta dukungannya selama ini.
14. Sahabat Lima Gerbang dan Satu Gembok Ani Syahida, Iis Shaliha, Intan
Balqis, S.Pd, Ira Isnawati S.Pd, Sri Wahyuni, S.Pd. Seluruh teman-teman
bimbingan Pak Tonih, Anita Eka, Syifa, Indri, Cici dan seluruh keluarga
besar kimia 2009 yang juga sedang berjuang meraih kesuksesannya,
ix
dimanapun kalian berada, terima kasih atas telah memberikan banyak
pelajaran berharga kepada penulis dan telah menjadi kelas yang banyak
menyimpan kenangan, canda tawa dan hari-hari yang kita lewati bersama
selalu penuh dengan kejadian lucu dan tidak terduga. Semoga Allah
mengumpulkan kita dalam kebaikan.
15. Seluruh adik kelasku khususnya rekan-rekan Pengurus Association of
Chemistry Education (ACE) UIN Jakarta Periode 2012. Yang telah
membantu meninggalkan rekam jejak perjuangan demi membawa perubahan
dan pembaharuan dari kita untuk Prodi Pendidikan Kimia yang lebih maju.
Semoga Allah meridhoi langkah perjuangan kita.
16. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih
banyak.
Akhirnya peneliti hanya dapat memanjatkan doa kehadirat Illahi Robbi
semoga semua perhatian, motivasi dan bantuannya dibalas oleh-Nya sebagai amal
kebaikan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Aamiin.
Peneliti
x
DAFTAR ISI
xi
2. Jenis Buku Pelajaran ....................................................................... 13
3. Cara Menulis Buku Nonteks Pelajaran ........................................... 14
C. Buku Pelengkap/Pengayaan (Suplemen) .......................................... 17
1. Pengertian Buku Pelengkap/Pengayaan (Suplemen) ...................... 17
2. Perbedaan Buku Teks Pelajaran dan Buku Suplemen .................... 18
D. Hakikat Pembelajaran Kontekstual...................................................... 20
1. Definisi Pembelajaran Kontekstual................................................. 20
2. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual......................................... 22
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kontekstual ...................................... 23
4. Asas Pembelajaran Kontekstual ...................................................... 24
5. Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dengan
Pembelajaran Konvensional............................................................ 27
E. Teori Asam Basa.................................................................................. 28
1. Teori Asam Basa Arrhenius ............................................................ 28
2. Teori Asam Basa Bronsted-Lowry ................................................. 29
3. Teori Asam Basa Lewis .................................................................. 30
F. Penelitian Relevan ............................................................................... 31
G. Kerangka Berpikir ............................................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 35
A. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................. 35
B. Metode Penelitian ................................................................................ 35
C. Desain Penelitian ................................................................................. 35
D. Teknik Pengumulan Data .................................................................... 39
E. Instrumen Penelitian ............................................................................ 39
F. Teknik Pengolahan Data ...................................................................... 42
G. Teknik Analisis Data ........................................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................... 44
A. Deskripsi Data ..................................................................................... 44
1. Deskripsi Hasil Tahap Persiapan .................................................... 44
2. Deskripsi Hasil Tahap Pengembangan ........................................... 47
3. Deskripsi Hasil Tahap Evaluasi ...................................................... 58
xii
B. Pembahasan ......................................................................................... 61
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 70
A. Kesimpulan .......................................................................................... 70
B. Saran .................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 72
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Antara Buku Teks dan Buku Suplemen ................... 19
Tabel 2.2 Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dengan
Pembelajaran Konvensional ....................................................... 27
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Lembar Validasi ......................................... 40
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Angket Respon Siswa................................. 41
Tabel 3.3 Kriteria Penskoran Skala Guttman ............................................. 42
Tabel 3.4 Kriteria Penskoran Skala Likert ................................................. 42
Tabel 3.5 Kriteria Interpretasi Skor ............................................................ 43
Tabel 4.1 Hasil Analisis Standar Isi ........................................................... 46
Tabel 4.2 Daftar Revisi Konten Indikator Buku Suplemen ....................... 47
Tabel 4.3 Hasil Validasi ............................................................................. 56
Tabel 4.4 Daftar Revisi Konten .................................................................. 56
Tabel 4.5 Daftar Revisi Tipografi .............................................................. 57
Tabel 4.6 Hasil Angket Respon Siswa ....................................................... 58
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu unsur yang sangat penting karena berawal
dari pendidikan terciptalah sumberdaya manusia yang tangguh dan mampu
mengadakan perubahan menuju bangsa dan negara yang lebih maju.1 Namun
kondisi pendidikan Indonesia saat ini belum sesuai dengan yang diharapkan,
meskipun telah mengalami pergantian kurikulum, tetapi kualitas pendidikan
masih tertinggal dengan negara lain. Hal ini terbukti dengan hasil tes PISA
(Programme for International Student Assessment) tahun 2012, dimana Indonesia
menduduki peringkat ke-64 dari 65 negara yang ikut serta.2
Hal mendasar yang mempengaruhi kualitas pendidikan salah satunya dapat
dilihat melalui bagaimana pelaksanaan proses belajar-mengajarnya. Belajar yang
berkualitas ditentukan dengan bagaimana materi yang disampaikan dapat diserap
dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta bermanfaat bagi kehidupan diri
sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
Saat ini pada kenyataannya sebagian besar peserta didik tidak mampu
menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana
pemanfaatannya dalam kehidupan nyata. Hal ini dikarenakan strategi belajar yang
diterapkan umumnya menggunakan pembelajaran konvensional yang lebih
menekankan pada tujuan yang ingin dicapai dari proses belajar dibandingkan
bagaimana tahapan-tahapan atau isi dari proses belajar itu sendiri. Pada akhirnya
pembelajaran yang mereka terima selama ini hanyalah penonjolan tingkat hafalan
dari sekian rentetan topik atau pokok bahasan, tetapi tidak diikuti dengan
pemahaman atau pengertian yang mendalam, yang bisa diterapkan ketika mereka
berhadapan dengan situasi baru dalam kehidupannya. Terlebih lagi kimia adalah
1
Meta Kuswandari, dkk., Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA dengan Pendekatan
Kontekstual pada Materi Pengukuran Besaran Fisika, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol.1 No.2, 2013,
h. 41.
2
OECD, Programme for International Student Assessment (PISA) Results from PISA
2012, 2014, p. 7, (http://www.oecd.org).
1
2
suatu bidang studi yang bertujuan mendidik anak agar dapat berfikir secara logis,
kritis, rasional, dan percaya diri sehingga mampu membentuk kepribadian
mandiri, kreatif, serta mempunyai kemampuan dan keberanian dalam menghadapi
masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.3 Untuk itu diperlukan
pembelajaran kimia yang dapat menunjang tujuan tersebut.
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL)
merupakan suatu pendekatan pembelajaran dan pengajaran yang mengaitkan
antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa untuk mendorong
siswa membuat hubungan antarpengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai individu, anggota keluarga, masyarakat, dan
bangsa. Pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang
holistik. Bertujuan membantu siswa memahami makna materi ajar dengan
mengaitkan materi tersebut terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari
(konteks pribadi, sosial, dan kultural). Sehingga, siswa memiliki pengetahuan
yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan ke
permasalahan lainnya.
Penggunaan bahan ajar pada suatu proses pembelajaran merupakan
komponen penting karena bahan ajar dalam bentuk apapun adalah salah satu
sumber belajar yang digunakan dan merupakan penunjang dari keberhasilan
proses pembelajaran. Tentunya pembelajaran kontekstual dapat menjadi optimal
apabila didukung oleh media dan bahan ajar yang sesuai. Salah satu sumber
belajar paling umum yang dapat digunakan dalam pembelajaran yaitu buku. Jenis
buku juga beragam, yakni ada buku teks pelajaran yaitu buku acuan wajib untuk
digunakan di satuan pendidikan, ada pula buku pengayaan yaitu buku yang
memuat materi yang dapat memperkaya buku teks pendidikan. Buku pengayaan
bersifat lebih kaya dan fleksibel, buku ini biasanya digunakan sebagai buku
pendamping buku pokok atau bisa disebut sebagai buku suplemen.
Pada kenyataannya banyak bahan ajar atau buku pelajaran yang digunakan
hanya berisi materi tentang konsep kimia saja yang dilengkapi dengan soal dan
3
Sufatmi Amir, “Pengembangan Handout Berbasis Kontekstual untuk Pembelajaran
Kimia Materi Unsur Transisi sebagai Sumber Belajar Mandiri Peserta Didik Kelas XI SMA/MA”,
Skripsi pada Universitas Negeri Yogyakarta, 2012, h. 2, tidak dipublikasikan.
3
kurang terdapat materi tentang konsep kimia dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
juga dikemukakan oleh Suharyadi dkk. yaitu, beberapa buku ajar yang mengacu
pada kurikulum lama hanya menjejali siswa dengan konsep-konsep yang harus
dihafal, dan tidak mengajak siswa berpikir sebagai proses mengkonstruksi
pengetahuan dan pengalaman mereka untuk menemukan sendiri konsep yang
harus dipahaminya dan menemukan makna serta keterkaitannya dengan
kehidupan mereka.4 Sebagai solusinya guru perlu mengembangkan buku yang
mengintegrasikan asas kontekstual untuk mengoptimalkan proses pembelajaran
dan membatu siswa untuk mengkaitkan konsep yang dipelajarinya dalam
kehidupan sehari-hari.
Pemerintah dewasa ini telah memberikan kebebasan kepada satuan tingkat
pendidikan untuk mengembangkan indikator-indikator serta bahan ajar yang ada
dengan rambu-rambu penyusunan dan pengembangannya yang telah ditentukan
oleh pemerintah. Dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa
guru diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas
melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun
2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan
proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan
untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).5 Salah satu
elemen dalam RPP adalah sumber belajar. Dengan demikian, guru diharapkan
untuk mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar.
Untuk mengembangkan buku yang kontekstual perlu dipilih materi yang
sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Untuk itu pemilihan materi
yang tepat haruslah diperhatikan, karena itu materi larutan asam basa dirasa
sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari karena banyak sekali produk
dalam kehidupan sehari-hari yang erat kaitannya dengan konsep tersebut.
Menanggapi masalah pada penelitian ini, dimana siswa kurang dapat
memahami makna serta mengkaitkan konsep yang dipelajarinya dengan
4
Suharyadi, dkk., Pengembangan Buku Ajar Berbasis Kontekstual pada Pokok Bahasan
Asam dan Basa, Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia, Vol.1, No.1, 2013, h. 61.
5
Depdiknas, Panduan Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional, 2008), h. 1.
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas dapat ditemukan
beberapa masalah yaitu:
1. Peserta didik tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka
pelajari dengan bagaimana pemanfaatannya dalam kehidupan nyata.
2. Belum banyak tersedianya bahan ajar khususnya buku suplemen kimia
yang berbasis kontekstual.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Buku suplemen yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah buku
suplemen yang memperluas buku pokok pada konsep larutan asam basa.
2. Berbasis kontekstual yang dimaksud adalah dengan mengintegrasikan
tujuh asas dalam pembelajaran kontekstual (konstruktivisme, inkuiri,
bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian autentik).
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana proses
mengembangkan buku suplemen kimia berbasis kontekstual pada konsep larutan
asam dan basa?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan
buku suplemen kimia berbasis kontekstual pada konsep larutan asam basa.
5
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari pengembangan buku suplemen kimia berbasis kontekstual ini
diharapkan bisa memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Dengan hadirnya buku suplemen kimia berbasis kontekstual ini
diharapkan dapat digunakan sebagai sumber belajar, dapat meningkatkan
minat untuk belajar kimia serta mampu membuka pikiran dan
menghubungkan ilmu yang didapat dengan pemanfaatannya dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Bagi Guru
Buku suplemen kimia berbasis kontekstual pada konsep larutan asam
basa yang disusun dalam penelitian ini, dapat digunakan sebagai bahan ajar
serta sebagai referensi untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam
mengembangkan bahan ajar dengan pendekatan pembelajaran kontekstual
yang lebih beragam.
3. Bagi Peneliti
Menambah wawasan peneliti mengenai pengembangan bahan ajar
khususnya buku suplemen kimia berbasis kontekstual pada konsep larutan
asam dan basa.
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Bahan Ajar
1. Pengertian Bahan Ajar
Menurut Majid bahan ajar adalah segala bentuk bahan ajar yang
digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar.1 Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan
tidak tertulis. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari
suatu kompetensi secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif
mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Sedangkan
menurut Widodo dan Jasmadi bahan ajar adalah seperangkat sarana
pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, dan cara
mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau
subkompetensi dengan segala kompleksitasnya.2
Adapun menurut pendapat lain bahan ajar merupakan segala bahan
(baik informasi, alat maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang
menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik
dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk perencanaan
dan penelaahan implementasi pembelajaran.3 Bahan ajar atau materi
pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari
pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau
nilai.4
Dari pengertian yang telah dipaparkan sebelumnya tentang bahan ajar
dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang
1
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005),
Cet.I, h. 173.
2
Chomsin S. Widodo dan Jasmadi, Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis
Kompetensi, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008), h. 40.
3
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Pembuatan Bahan Ajar Inovatif, (Diva Press,
Jogjakarta, 2011), h. 31.
4
Panduan Pengembangan Penyusunan KTSP Lengkap, (Yogyakarta: Pustaka Yustisia,
2007), h. 194.
6
7
5
Depdiknas, Panduan Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional, 2008), h. 6.
6
Andi Prastowo, op.cit., h. 40-41.
7
Tian Belawati, dkk., Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka, 2003), h. 1.21.
8
8
Tonih Feronika, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta, 2009), h. 39-40.
9
Zainudin Arif dan W.P. Napitulu, Pedoman Baru Menyusun Bahan Ajar, (Jakarta:
Grasindo, 1997), h. 102.
9
10
Depdiknas, op.cit., h. 9.
11
Andi Prastowo, op. cit., h. 27-28.
10
12
Ibid., h. 50-66.
13
Ibid., h. 31.
11
B. Buku
1. Pengertian Buku
Kata “buku” dalam bahasa Indonesia memiliki persamaan dalam
berbagai bahasa. Dalam bahasa yunani disebut “biblos” dalam bahasa
inggris disebut “book”. Jika dilihat dari kamus masing-masing kata ini
memiliki arti yang sama dengan bentuk benda tersebut yaitu kumpulan
kertas yang dijilid. Adapun Andriase, dkk. dalam Sitepu menjelaskan buku
dengan lebih sederhana dengan mengatakan “...informasi tercetak di atas
kertas yang dijilid menjadi satu kesatuan”.14 Dengan pengertian tersebut,
buku memiliki empat sifat pokok, yaitu (1) berisi informasi, (2) informasi
itu ditampilkan dalam wujud cetakan, (3) media yang dipergunakan adalah
kertas, dan (4) lembaran-lembaran kertas itu dijilid dalam bentuk satu
14
Sitepu, Penulisan Buku Teks Pelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.
12-13.
13
15
Abdul Majid, op. cit., h. 175.
16
Depdiknas, op.cit., h. 19.
17
Sitepu, op. cit., h. 16.
18
Pusat Perbukuan, Pedoman Penulisan Buku Nonteks, (Jakarta: Pusat Perbukuan
Depdiknas, 2008), h. 1.
14
19
Ibid., h. 2.
20
Masnur Muslich, Text Book Writing: Dasar-dasar Pemahaman, Penulisan, dan
Pemakaian Buku Teks, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2010), h. 50.
21
Pusat Perbukuan, op. cit., h. 3.
15
22
Ibid., h.64-66.
16
23
Ibid., h. 67.
24
Ibid., h. 8.
25
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 33 Tahun
2008, pasal. 1.
18
26
Sitepu, op.cit., h. 17.
27
Ibid., h. 16.
28
Depdiknas, op. cit., h. 8.
29
Andi Prastowo, op. cit., h. 168.
19
30
Siti Maryam, Strengthening the Character: Uphold Ethics in Indonesian Language
Study Pass by Supplementary Books, International Journal for Educational Studies, 5(1), 2012, p.
46.
20
umum, dll)
33
Masnur Muchlish, KTSP ”Pembejaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual”,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 41.
34
Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar-
Mengajar Mengasyikan dan Bermakna, (Bandung: Mizan Learning Center, 2007), h. 67.
35
Anna Poedjiadi, Sains Teknologi Masyarakat Model Pembelajaran Kontekstual
Bermuatan Nilai, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 99.
22
36
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana Preneda Media Group, 2008), h. 255.
37
Tim Pengembang Materi Kemendikbud, “Pembelajaran Kontekstual dan Terpadu”,
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah
SMP, Jakarta, 2013, h. 5.
38
Prof. Dr. Munir, M.IT, Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2012), h. 55.
39
Masnur Muslich, op .cit., h. 42.
23
40
Elin Rosalin, Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual, (Bandung: PT Karsa
Mandiri Persada, 2008), h. 30-31.
24
41
Wina Sanjaya, op. cit., h. 264-268.
25
melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak secara tiba-tiba. Maka
penerapan asas konstruktivisme dalam pembelajaran kontekstual
mendorong siswa untuk mampu mengkonstruksi pengetahuan sendiri
melalui pengalaman nyata.
2) Inkuiri (Penemuan)
Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan
tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Inkuiri merupakan proses
perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman, dalam proses ini
siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis untuk
memperoleh seperangkat pengetahuan melalui langkah: (1)
merumuskan masalah, (2) mengajukan hipotesis, (3) mengumpulkan
data, (4) menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan, (5)
membuat kesimpulan.
3) Bertanya (Questioning)
Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.
Dalam proses pembelajaran kontekstual, guru tidak menyampaikan
informasi begitu saja, akan tetapi memancing agar siswa dapat
menemukan sendiri. Karena itu peran bertanya sangat penting, sebab
melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbing dan
mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya.
Bagi guru bertanya dipandang sebagai kegiatan untuk mendorong,
membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa
bertanya merupakan bagian penting dalam melakukan inkuiri, yaitu
menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan
mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.
4) Masyarakat Belajar (Learning Community)
Konsep masyarakat belajar (learning community) dalam
pembelajaran kontekstual menyarankan agar hasil pembelajaran
diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain. Kerja sama itu dapat
dilakukan dalam berbagai bentuk baik dalam kelompok belajar secara
formal maupun dalam lingkungan yang terjadi secara alamiah. Hasil
26
belajar diperoleh dari hasil diskusi atau sharing dengan orang lain, antar
teman, antar kelompok; yang sudah tahu memberi tahu kepada yang
belum tahu, yang pernah memiliki pengalaman membagi
pengalamannya pada orang lain, juga melalui informasi yang didapat di
ruang kelas, luar kelas, keluarga, serta masyarakat di lingkungan sekitar
merupakan bagian dari komponen masyarakat belajar.
5) Pemodelan (Modelling)
Pembelajaran kontekstual menekankan arti penting
pendemonstrasian terhadap hal yang dipelajari peserta didik. Melalui
pemodelan peserta didik dapat meniru terhadap hal yang dimodelkan.
Modelling merupakan asas yang cukup penting dalam pembelajaran
kontekstual, sebab melalui modelling siswa dapat terhindar dari
pembelajaran yang teoritis-abstrak yang dapat memungkinkan
terjadinya verbalisme.
6) Refleksi
Refleksi adalah bagian penting dalam pembelajaran kontekstual.
Refleksi merupakan upaya untuk melihat kembali, mengorganisir
kembali, menganalisis kembali, dan mengevaluasi hal-hal yang telah
dipelajari. Melalui proses refleksi siswa akan memperbarui
pengetahuannya yang telah dibentuknya, atau menambah khazanah
pengetahuannya.
7) Penilaian Autentik (Authentic Assesment)
Penilaian autentik (authentic assesment) adalah proses yang
dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan
belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk
mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak; apakah
pengalaman belajar siswa memiliki pengaruh yang positif terhadap
perkembangan baik intelektual maupun mental siswa. Penilaian
autentik bukan menekankan kepada hasil belajar melainkan kepada
proses belajar.
27
42
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2013), Cet.III, h. 18-19.
28
senyawa yang menghasilkan ion hidrogen (H+) ketika larut dalam air,
sedangkan basa senyawa yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) ketika
larut dalam pelarut air.
H2O
HA(aq ) H +(aq ) + A−(aq )
Asam Ion hidrogen
Setelah teori atom muncul, para ahli berpendapat bahwa ion H+ dalam
teori Arrhenius hampir tidak berdiri sendiri dalam larutan. Hal ini
dikarenakan ion H+ pada dasarnya adalah proton dengan jari-jari yang
sangat kecil, ~1/70.000 jari-jari ion Li+. Oleh karena itu, mereka
berpendapat bahwa di dalam larutan ion H+ terikat ke suatu molekul air
(H2O) dan berada sebagai ion oksonium (H3O+). Oleh karena itu, peruraian
asam dalam air seharusnya ditulis sebagai berikut:43
Akan tetapi, ion H3O+ lebih sering dinyatakan sebagai ion H+ dan
peruraian asam dalam air ditulis sebagai berikut:
H2O
HA(aq ) H +(aq ) + A−(aq )
2. Teori Asam Basa Bronsted-Lowry
Pada tahun 1923, dua ahli kimia, yakni Johannes Bronsted dan Thomas-
Lowry secara terpisah merumuskan suatu teori asam basa yang kemudian
dikenal sebagai teori asam basa Bronsted-Lowry. Teori ini menyatakan
bahwa reaksi asam basa melibatkan transfer proton (H+). Menurut Bronsted-
Lowry, asam adalah senyawa yang dapat memberikan proton (H+) kepada
basa (donor proton), sedangkan basa adalah senyawa yang dapat menerima
proton (H+) dari asam (akseptor proton).
Bronsted-Lowry juga menyatakan jika suatu asam memberi proton
+
(H ), maka sisa asam tersebut mempunyai kemampuan untuk menerima
43
J.M.C. Johari dan M. Rachmawati, Kimia SMA dan MA untuk kelas XI, (Jakarta: Esis,
2006), h. 175-176.
30
proton atau bertindak sebagai basa. Sisa asam tersebut dinamakan basa
konjugasi dari asam semula. Demikian pula, jika suatu basa menerima
proton (H+), maka basa yang terbentuk mempunyai kemampuan untuk
melepas proton tersebut atau bertindak sebagai asam. Asam yang terbentuk
ini disebut sebagi asam konjugasi dari basa semula. Perhatikan reaksi
berikut ini.44
Pasangan asam basa konjugasi
HCOOH aq + H2 O l → HCOO− aq + H3 O− aq
Asam Basa Basa konjugasi Asam konjugasi
NH3 aq
+ H2 O l → NH4 + aq
+ OH − aq
Basa Asam Asam konjugasi Basa konjugasi
Pada reaksi tersebut terlihat bahwa H2O dapat bersifat sebagai asam dan
basa. Zat yang demikian disebut zat amfoter. Zat amfoter artinya zat yang
memiliki kemampuan untuk bertindak sebagai asam atau basa. Contoh lain
yang termasuk amfoter adalah HCO3-.
3. Teori Asam Basa Lewis
Pada tahun 1923, seorang ahli kimia Amerika Serikat, Gilbert N. Lewis,
mengemukakan teorinya tentang asam basa berdasarkan serah terima
pasangan elektron. Lewis berpendapat asam adalah partikel (ion atau
molekul) yang dapat menerima (akseptor) pasangan elektron. Sedangkan
basa didefinisikan sebagai partikel (ion atau molekul) yang memberi (donor)
pasangan elektron.45 Reaksi asam basa menurut Lewis berkaitan dengan
pasangan elektron yang terjadi pada ikatan kovalen koordinasi. Untuk lebih
jelas dapat dilihat dari reaksi berikut.
44
Crys Fajar Pratama dan Antuni Wiyarsi, Mari Belajar Kimia untuk SMA-MA Kelas XI
IPA, (Jakarta: Pusat Perbukuan, 2009), h. 157.
45
Ibid., h. 158.
31
F. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh:
1. Meta Kuswandari, dkk. dengan penelitian yang berjudul “Pengembangan
Bahan Ajar Fisika SMA dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi
Pengukuran Besaran Fisika” dimana untuk mengembangkan bahan ajar ini
melalui beberapa tahap diantaranya: (1) penelitian dan mengumpulkan
informasi, (2) perencanaan, (3) pengembangan draft produk, (4) uji coba
32
lapangan awal, (5) merevisi hasil uji coba lapangan awal, dan (6) uji coba
lapangan utama. Dan dihasilkan bahan ajar berupa modul yang secara
umum dinilai sangat baik.46
2. Salwa Amaliyah dengan penelitian yang berjudul “Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Matematika Bilingual dengan Mengaplikasikan
Tujuh Komponen Pembelajaran Kontekstual untuk SMP Kelas VIII pada
Materi Luas Permukaan Prisma dan Limas” memberikan hasil berupa
RPP, buku dan LKS dengan mengaplikasikan tujuh komponen
pembelajaran kontekstual yang dinilai valid, praktis dan efektif.47
3. I Wayan Suja dengan penelitian yang berjudul “Pengembangan Buku Ajar
Sains SMP Mengintegrasikan Content dan Context Pedagogi Budaya Bali”
memberikan hasil buku ajar suplemen Sains SMP yang mengintegrasikan
konsep-konsep kimia asli menurut tahap-tahapan belajar catur pramana
yang setelah produk diujicobakan menunjukkan implementasi buku ajar
suplemen tersebut dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa,
serta respons terhadap pembelajaran tergolong sangat positif.48
G. Kerangka Berpikir
Salah satu masalah pendidikan yang cukup berarti ialah sebagian besar
peserta didik tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari
dengan aplikasinya pada kehidupan sehari-hari, khususnya dalam bidang kimia.
Bahkan siswa tidak dapat langsung peka, menerapkan serta menghubungkan
fenomena dalam kehidupan sehari-hari dengan konsep ilmu kimia yang telah
mereka pahami. Hal ini dirasa karena masih kurangnya implementasi
pembelajaran kontekstual di sekolah-sekolah. Pembelajaran kontekstual juga
46
Meta Kuswandari, dkk., Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA dengan Pendekatan
Kontekstual pada Materi Pengukuran Besaran Fisika, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol.1 No.2, 2013,
h. 41-44.
47
Salwa Amaliyah, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Bilingual dengan
Mengaplikasikan Tujuh Komponen Pembelajaran Kontekstual untuk SMP Kelas VIII pada Materi
Luas Permukaan Prisma dan Limas”, Skripsi pada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya, Surabaya, 2012, h. vi, tidak dipublikasikan.
48
I Wayan Suja, Pengembangan Buku Ajar Sains SMP Mengintegrasikan Content dan
Context Pedagogi Budaya Bali, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 43, No.10, 2010, h. 79-
88.
33
Validasi draft
buku
suplemen
berbasis
kontekstual
Buku
suplemen
berbasis
kontekstual
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif
kualitatif yaitu data yang diperoleh tidak dituangkan ke dalam bentuk bilangan
atau angka statistik, melainkan dalam bentuk kualitatif, peneliti memberi
pemaparan gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk naratif.1 Dengan
penelitian deskriptif peneliti hanya bermaksud menggambarkan atau menerangkan
sesuai kenyataan. Hal yang akan dideskripsikan pada penelitian ini adalah
mengenai proses pengembangan produk dan hasil evaluasi produk.
C. Desain Penelitian
Untuk mengembangkan buku suplemen berbasis kontekstual diperlukan tiga
tahap sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Analisis Kebutuhan
Tahap analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui mengenai
ketersediaan buku nonteks pelajaran yang dapat melengkapi materi dan
penambahan wawasan bagi pembaca serta menunjang pengembangan
materi atau isi buku teks pelajaran. Analisis ini dilakukan dengan
pengamatan di salah satu kelas SMA Muhammadiyah 25 Pamulang dan
analisis bahan ajar yang tersedia di SMA tersebut.
1
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hal. 39.
35
36
Angket Respon
Analisis Data
Kesimpulan
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan
data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Lembar Validasi
Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai penilaian para
pakar/ahli terhadap buku suplemen yang disusun sehingga menjadi
acuan/pedoman dalam merevisi buku suplemen yang disusun. Instrumen yang
digunakan merupakan angket skala Guttman sehingga data yang diperoleh
dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif). 3 Indikator
instrumen ini mengacu pada komponen evaluasi bahan ajar yang dikeluarkan
oleh Depdiknas yaitu mencakup aspek kelayakan isi, kebahasaan, sajian, dan
kegrafikaan.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2011), h. 199.
3
Ibid., h. 139.
40
4
Depdiknas, Panduan Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional, 2008), h. 29.
5
Sugiyono, op.cit., h. 134-135.
41
6
Depdiknas, loc.cit.
42
7
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi),
(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 285.
8
Ibid., h. 282.
9
Riduwan dan Sunarto, Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi
Komunikasi dan Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. V, h. 23.
43
skor total
Presentase = × 100%
skor maksimal
Kemudian analisis data dilakukan dengan menyederhanakan data ke dalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan agar data yang telah
terkumpul dapat dianalisis kemudian diambil kesimpulan apakah pengembangan
buku suplemen berbasis kontekstual pada konsep larutan asam basa adalah sangat
baik, baik, cukup, kurang atau sangat kurang.
Tabel 3.5 Kriteria Interpretasi Skor10
No. Interval Skor Kategori
1. 81 – 100% Sangat Baik
2. 61 – 80% Baik
3. 41 – 60% Cukup
4. 21 – 40% Kurang
5. 0 – 20% Sangat Kurang
10
Ibid, h. 23.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini berorientasi pada pengembangan produk dimana proses
pengembangannya dideskripsikan seteliti mungkin dan produk akhirnya
dievaluasi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data
mengenai proses pengembangan produk buku suplemen berbasis kontekstual
pada konsep larutan asam basa yang dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap
persiapan, tahap pengembangan dan tahap evaluasi.
1. Deskripsi Hasil Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahapan awal yang bertujuan untuk
menetapkan dan mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan. Tahap persiapan
terdiri dari empat langkah, yaitu: analisis kebutuhan, analisis standar isi,
analisis indikator buku suplemen, dan validasi indikator buku suplemen.
a. Analisis Kebutuhan
Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan menunjukkan
bahwa kebermaknaan belajar kimia siswa SMA Muhammadiyah 25
Pamulang masih sangat rendah. Hal ini menyebabkan siswa tidak dapat
menghubungkan konsep yang dipelajari disekolah dengan pengalamannya
di kehidupan, sehingga tiap konsep yang dipelajari akan terlupakan dengan
mudah karena tidak ada kesan dan makna yang diambil. Terlebih lagi
sampai saat ini pembelajaran kimia masih menggunakan buku-buku atau
bahan ajar cetak konvensional. Pendidik hanya menggunakan sebuah buku
teks sebagai satu-satunya bahan ajar. Setelah dilakukan analisis, bahan ajar
yang digunakan juga hanya berisi materi tentang konsep kimia saja yang
dilengkapi dengan soal dan kurang terdapat materi tentang konsep kimia
dalam kehidupan sehari-hari.
Pada kenyataannya pula di lapangan masih banyak siswa yang
kurang menyukai pelajaran kimia. Selama ini guru menyampaikan pelajaran
secara ceramah yang dilengkapi dengan rumus-rumus dan perhitungan
44
45
yang umum digunakan disekolah untuk dicapai oleh peserta didik sebagai
berikut:
Tabel 4.1 Hasil Analisis Standar Isi
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Memahami sifat-sifat Mendeskripsikan teori- Menjelaskan pengertian
larutan asam basa, teori asam basa dengan asam dan basa menurut
metode pengukuran, menentukan sifat Arrhenius, Bronsted-Lowry
dan terapannya. larutan dan dan Lewis
menghitung pH Membedakan jenis senyawa
larutan. asam dan basa
Menuliskan sifat-sifat asam
dan basa
Menghitung pH
Memahami prinsip kerja
indikator pH
Memberi contoh peran pH
dalam kehidupan sehari-hari
kimia berbasis kontekstual. Struktur buku pada umumnya terdiri atas tiga
bagian, yaitu bagian awal, isi dan akhir. Berikut ini dipaparkan bagian-
bagian produk awal buku suplemen kimia berbasis kontekstual pada konsep
larutan asam basa.
1) Bagian Awal
a) Sampul Buku
Desain kulit muka buku mencakup nama penulis, judul buku yaitu
“Fenomena Hujan Asam dalam Kehidupan”, beserta keterangan jenis buku
yaitu “Buku Suplemen Kimia Berbasis Kontekstual pada Konsep Larutan
Asam Basa Untuk Siswa SMA Kelas XI IPA”.
c) Inkuiri
Prosedur inkuiri terdiri atas tahapan yaitu melontarkan permasalahan,
mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis berdasarkan
data yang ditemukan, membuat kesimpulan. Selanjutnya tidak kalah penting
sebagai hasil pemrosesan informasi adalah kemampuan peserta didik
memecahkan dan mengkonstruksikannya ke dalam bentuk laporan atau
bentuk lainnya sebagai bukti tidak produktif peserta didik dari belajar
penemuan. Penerapan asas menemukan atau inkuiri tercermin pada
kegiatan-kegiatan eksperimental yang dapat mencakup semua tahapan
inkuiri tersebut, sebagai berikut.
f) Refleksi
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari
yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau
peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya.1 Asas refleksi diberikan
melalui rangkuman pada akhir penyampaian materi. Asas refleksi juga
diterapkan dengan memberikan kesempatan kepada siswa menafsirkan
pengalamannya sendiri, sehingga ia dapat menyimpulkan tentang
pengalaman belajarnya. Berikut adalah contoh penerapan refleksi.
1
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2010), Cet.7, h.268
54
3) Bagian Akhir
a) Glosarium
Pada bagian akhir buku terdapat glosarium yang berisi daftar istilah
yang dilengkapi dengan definisi istilah-istilah tersebut. Daftar istilah
tersebut disusun secara alfabetis.
klorida (NH4Cl)
5. Materi pasangan Tidak terdapat contoh Ditambahkan contoh
asam basa pasangan asam basa reaksi antara gas HCl dan
konjugasi konjugasi NH3 membentuk NH4Cl
6. Tabel 1 tentang Tidak terdapat rumus Ditambahkan rumus
jenis asam yang molekul molekul
terdapat di alam
7. Tabel 2 tentang Tidak terdapat rumus Ditambahkan rumus
jenis basa yang molekul molekul
terdapat di alam
8. Rubrik penilaian Rubrik diletakkan di Rubrik diletakkan pada
laporan dalam materi bagian akhir setelah
glosarium yaitu berupa
lampiran
Kelayakan Isi
95,00% 89,33%
90,00% 85,33% 85,33%
85,00%
80,00% 76%
75,00%
70,00%
65,00%
Kesesuaian Kesesuaian Manfaat dalam Manfaat untuk
peristiwa dengan contoh soal dan kehidupan menambah
lingkungan latihan wawasan
Sajian
95,00% 92,67%
87,33% 88,67%
90,00% 84,67%
85,00% 82,33%
80,00%
75,00%
70,00%
65,00%
Kegiatan Menunjang Kejelasan Kemenarikan Pemberian
mudah pembelajaran informasi untuk dibaca motivasi
diaplikasi
Bahasa
95% 88% 87,33%
90%
85% 81,33%
80%
75%
70%
65%
Kesesuaian Keefektifan Mudah dipahami
dengan kaidah bahasa
Bahasa Indonesia
Grafis
95,00% 86,83% 86,33% 86,27%
85,00%
75,00%
65,00%
Penggunaan font Kesesuaian Kesesuaian ilustrasi,
(jenis dan ukuran) layout, tata letak grafis, gambar, foto
dan spasi
B. Pembahasan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan suatu produk
yaitu buku suplemen kimia berbasis kontekstual. Dimana untuk menghasilkan
buku suplemen tersebut ada beberapa tahapan yang dilakukan yaitu tahap
persiapan yang merupakan tahapan awal yang bertujuan untuk menetapkan dan
mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan. Tahap persiapan terdiri dari empat
langkah yang diawali dengan analisis awal dari kebutuhan siswa akan bahan
ajar yang mengintegrasikan asas kontekstual, dimana pembelajaran kimia di
62
grafis yaitu sebesar 86,48%, kemudian diikuti oleh aspek sajian sebesar
85,66%, selanjutnya aspek kebahasaan sebesar 85,55%, dan presentase terakhir
yaitu aspek kelayakan isi sebesar 84%.
Aspek sajian merupakan aspek tertinggi dengan perolehan presentase
sebesar 87,13%. Indikator aspek sajian mencakup kemudahan untuk diaplikasi,
menunjang pembelajaran, kejelasan informasi, kemenarikan serta pemberian
motivasi dinilai sangat baik oleh responden. Indikator aspek sajian yang
tertinggi adalah indikator kemenarikan untuk dibaca. Buku suplemen ini dinilai
sangat menarik untuk dibaca terbukti dengan hasil presentase yang diperoleh
dari responden yaitu sebesar 92,67% dengan kriteria sangat baik. Hal ini
dikarenakan materi disajikan secara menarik dan sistematis ditambah dengan
aspek grafis yang sangat baik.
Indikator aspek sajian yang tertinggi berikutnya adalah menunjang
pembelajaran dinilai sangat baik dengan presentase 88,67%. Hal ini sesuai
dengan peran bahan ajar salah satunya untuk meningkatkan proses
pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif.3
Indikator selanjutnya pada aspek sajian yaitu kemudahan untuk
diaplikasi serta kejelasan informasi. Buku suplemen ini dianggap mencakup
kegiatan yang mudah diaplikasi serta memiliki kejelasan informasi yang sangat
baik. Hal ini terbukti dari hasil respon siswa terhadap dua indikator tersebut
yang memperoleh presentase lebih besar dari 81% dengan kategori sangat baik.
Bahkan untuk indikator kejelasan informasi mendapat presentase lebih besar
dari penelitian Suharyadi dkk, dimana penelitian Suharyadi dkk. memperoleh
presentase 75% sedangkan pada penelitian ini mendapat presentase 84,67%
untuk indikator kejelasan informasi.4
Selanjutnya indikator pemberian motivasi yang memperoleh presentase
sebesar 82,33% dengan kriteria sangat baik. Hal ini menyatakan bahwa buku
suplemen sangat baik dalam memotivasi dan meningkatkan minat siswa untuk
belajar serta mendorong rasa ingin tahu siswa lebih dalam. Hal ini dikarenakan
3
Tian belawati, Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2003), h. 1.4.
4
Suharyadi, dkk., Pengembangan Buku Ajar Berbasis Kontekstual pada Pokok Bahasan
Asam dan Basa, Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia, Vol.1, No.1, 2013, h. 64.
65
buku suplemen ini mengintegrasikan tujuh asas kontekstual salah satunya ialah
konstruktivisme, sehingga didalam buku suplemen mengandung menyajikan
materi serta pertanyaan-pertanyaan yang mengkonstruk dan meransang siswa
untuk ingin mempelajarinya lebih dalam.
Aspek grafis merupakan aspek dengan perolehan presentase tertinggi
yaitu sebesar 86,48%. Hal ini disebabkan karena semua indikator aspek grafis
dinilai dengan sangat baik oleh responden. Indikator pertama pada aspek grafis
ialah penggunaan font (jenis dan ukuran) dan spasi dinilai sangat baik oleh
sebagian besar responden dengan presentase 86,83%. Artinya untuk indikator
tersebut dianggap sangat baik dan konsisten. Hal ini sesuai dengan pendapat
Widodo & Jasmadi bahwa konsistensi harus dipenuhi dalam hal bentuk dan
huruf dari setiap halaman.5 Sebagian besar responden menilai bahwa ukuran
huruf 12 poin adalah ukuran huruf yang baik untuk teks sesuai dengan
pendapat Azhar.6 Kemudian untuk jenis font yang digunakan yaitu Times New
Roman dan Arial sudah sesuai dengan standar kegrafikaan BSNP tahun 2007
yaitu tidak menggunakan jenis huruf hias/dekoratif dan tidak melebihi dari
batas maksimal yaitu menggunakan dua jenis huruf sehingga tidak
mengganggu peserta didik dalam menyerap informasi yang disampaikan.
Selain itu responden menilai bahwa spasi yang digunkana normal dan
konsisten yaitu tidak terlalu rapat dan tidak terlalu renggang. Konsistensi
dalam pemakaian spasi akan membuat pembaca lebih terarah.7
Indikator selanjutnya pada aspek grafis yaitu kesesuaian layout dan
tataletak. Sesuai dengan pendapat Sitepu yaitu pertimbangan utama bagi
penulis dalam membuat tata letak teks adalah kemudahan bagi pembaca untuk
melihat secara cepat keselurihan isi naskah mulai dari judul, tabel, diagram,
dan sebagainya.8 Buku ini dinilai telah menggunakan layout dan tata letak yang
baik dan harmonis. Hal ini terbukti dari besarnya presentase yang diperoleh
5
Chomsin S. Widodo dan Jasmadi, Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis
Kompetensi, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008), h. 52.
6
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 89.
7
Chomsin S. Widodo dan Jasmadi, op.cit., h. 52.
8
Sitepu, Penulisan Buku Teks Pelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.
135.
66
dari responden yaitu sebesar 86,33% dengan kriteria sangat baik. Sejalan
dengan penelitian Suharyadi dkk. bahwa layout dan tataletak yang harmonis
dapat meningkatkan aspek kemenarikan buku kontekstual yang disusun.9
Indikator selanjutnya pada aspek grafis yaitu kesesuaian ilustrasi,
grafis, gambar, foto. Serupa dengan penelitian Tera Silfia dkk. dimana gambar
yang disajikan menunjang dalam pemahaman terhadap materi, buku suplemen
ini juga menggunakan ilustrasi yang menunjang dalam pemahaman materi, hal
ini terbukti dari besarnya presentase yang diperoleh dari responden yaitu
sebesar 86,27% dengan kategori sangat baik. Hal ini sesuai dengan peranan
ilustrasi dalam buku pelajaran yaitu menarik dan mengarahkan perhatian, serta
membantu siswa memahami konsep yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.10
Adapun sesuai dengan penelitian Tera Silfia dkk. yang menyarankan bahwa
sebaiknya menggunakan gambar dan contoh yang lebih nyata dan berkaitan
dengan kehidupan. Maka ilustrasi yang digunakan dalam buku ini dipilih yang
berkaitan dengan lingkungan dan kehidupan sehari-hari.11
Aspek kebahasaan merupakan aspek ketiga setelah sajian dan grafis
dengan perolehan presentase rata-rata 85,55%. Dalam mengembangkan bahan
ajar, penggunaan bahasa menjadi salah satu faktor yang penting menurut Tian
Belawati.12 Adapun indikator pertama pada aspek bahasa yaitu kesesuaian
dengan kaidah Bahasa Indonesia memperoleh perolehan presentase sebesar
88%. Artinya bahasa yang digunakan dalam buku suplemen dinilai sudah
sangat sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. Menurut Dias Fatchul Jannah
dkk. dalam penelitiannya menyatakan bahwa kategori layak pada aspek bahasa
didapatkan karena bahasa yang digunakan dalam buku yang dikembangkan
merupakan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
yang baku. Penulisan bahasa tidak menggunakan bahasa daerah, sehingga
dapat dipahami oleh semua siswa dari berbagai daerah.
9
Suharyadi, dkk., loc. cit.
10
Sitepu, op.cit., h. 151.
11
Tera Silfia, dkk., Kelayakan Teoritis Buku Ajar Interaktif pada Jaringan Otot Kelas XI
SMA, BioEdu (Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi), Vol.2, No. 3, 2013, h. 170.
12
Tian Belawati, op. cit., h. 2.7.
67
13
Dias Fatchul Jannah dan Kusumawati Dwiningsih, Kelayakan Buku Ajar Kimia
Berorientasi Quantum Learning pada Materi Pokok Kimia Unsur untuk Siswa Kelas XII SMA,
Unesa Journal of Chemical Education, Vol. 2, No. 2, pp. 163-170, 2013, h. 177.
14
Suharyadi, dkk. loc. cit.
68
15
Dias Fatchul Jannah dkk., op. cit., h. 176.
16
Suharyadi, loc.cit.
17
Anik Ulfah, dkk., Pengembangan LKS IPA Berbasis Word Square Model Keterpaduan
Connected, Unnes Science Education Journal, USEJ 2 (1) (2013), h. 241.
69
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu produk yaitu buku
suplemen kimia berbasis kontekstual yang berjudul “Fenomena Hujan Asam
dalam Kehidupan”. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
diperoleh kesimpulan yaitu:
1. Tahap pertama dalam proses pengembangan buku suplemen ialah tahap
persiapan yang pada akhirnya menghasilkan analisis indikator buku
suplemen yang telah diintegrasikan dengan tujuh asas kontekstual yang
kemudian dijadikan acuan dalam mengembangkan buku suplemen.
2. Tahap kedua dalam proses pengembangan buku suplemen ialah tahap
pengembangan. Pada tahap ini dihasilkan draf buku suplemen yang
kemudian direvisi sehingga dihasilkan buku suplemen final.
3. Tahap terakhir dalam proses pengembangan buku suplemen ialah tahap
evaluasi dimana pada tahap ini diperoleh data hasil respon atau penilaian
siswa terhadap buku suplemen kimia berbasis kontekstual pada konsep
larutan asam basa. Berdasarkan pengolahan data angket hasil uji coba
buku suplemen memenuhi kriteria sangat baik dengan persentase 85,79%,
dengan rincian 84% untuk aspek kelayakan isi, 85,55% untuk aspek
kebahasaan, 87,13% untuk aspek sajian, dan 86,48% untuk aspek grafis.
B. Saran
Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, maka dapat dikemukakan
beberapa saran berikut:
1. Peneliti disarankan untuk menyempurnakan buku suplemen khususnya
pada pemberian contoh soal dan latihan untuk diperbanyak jumlahnya
karena mendapat presentase terendah dari semua indikator.
2. Guru kimia khususnya pada sekolah tempat dilakukannya penelitian,
disarankan dapat membuat bahan ajar sendiri yang sesuai dengan
70
71
Arif, Zainudin dan W.P. Napitulu. Pedoman Baru Menyusun Bahan Ajar. Jakarta:
Grasindo, 1997.
Jannah, Dias Fatchul dan Kusumawati Dwiningsih. Kelayakan Buku Ajar Kimia
Berorientasi Quantum Learning pada Materi Pokok Kimia Unsur untuk
Siswa Kelas XII SMA. Unesa Journal of Chemical Education. 2, 2013.
Johari, J.M.C dan M. Rachmawati. Kimia SMA dan MA untuk kelas XI. Jakarta:
Esis, 2006.
72
73
Pratama, Crys Fajar dan Antuni Wiyarsi. Mari Belajar Kimia untuk SMA-MA
Kelas XI IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan, 2009.
Silfia, Tera, dkk. Kelayakan Teoritis Buku Ajar Interaktif pada Jaringan Otot
Kelas XI SMA. BioEdu (Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi). 2, 2013.
Ulfah, Anik, dkk. Pengembangan LKS IPA Berbasis Word Square Model
Keterpaduan Connected. Unnes Science Education Journal. 2, 2013.
Indikator Umum Indikator Buku Suplemen Asas Ulasan Materi Gambar yang Cocok
Kontekstual Kontekstual
Menjelaskan pengertian Melalui pemberian contoh fenomena Konstruktivisme Pengertian fenomena hujan Disajikan gambar hujan asam
asam dan basa menurut hujan asam siswa dapat menjelaskan Pemodelan asam akibat asap pabrik (Gambar 1
Arrhenius, Bronsted- pengertian asam dan basa menurut Bertanya Penyebab terjadinya hujan terlampir)
Lowry dan Lewis Arrhenius, Bronsted-Lowry dan Lewis Masyarakat asam Disajikan siklus hujan asam
Melalui kusi tentang ciri hujan asam Belajar Proses terjadinya hujan asam (Gambar 2 terlampir)
siswa dapat mengetahui pengertian Reaksi pembentukkan hujan Disajikan gambar batubara
hujan asam asam sebagai penyebab hujan asam
Melalui artikel siswa dapat mengetahui Teori asam basa menurut (Gambar 3 terlampir)
sumber penyebab hujan asam Arrhenius Disajikan reaksi pembentukan
Melalui reaksi pembentukan hujan asam Teori asam basa menurut hujan asam menurut teori lewis
siswa dapat menuliskan persamaan Bronsted-Lowry (Gambar 4 terlampir)
reaksi asam dan basa Teori asam basa menurut
Lewis
Membedakan jenis Menyebutkan contoh jenis asam basa Pemodelan Asam basa yang terdapat pada Disajikan tabel yang berisi nama
senyawa asam dan basa beserta fungsi dan sumbernya dalam Masyarakat buah dan hewan senyawa asam, sumber yang
kehidupan sehari-hari Belajar Asam basa yang digunakan dilengkapi gambar (Gambar 5
dalam kehidupan sehari-hari terlampir)
Disajikan tabel yang berisi nama
senyawa asam, sumber yang
dilengkapi gambar (Gambar 6
terlampir)
Menuliskan sifat-sifat Menuliskan sifat-sifat asam basa Konstruktivisme Berdasarkan contoh asam basa Disajikan gambar sabun yang
asam dan basa Masyarakat yang telah disebutkan licin merupakan salah satu sifat
Belajar sebelumnya dapat dituliskan basa (Gambar 7 terlampir)
ciri dan sifat asam basa
Melalui jenis asam yang terkandung Konstruktivisme Kekuatan asam dan basa Disajikan tabel kekuatan asam
dalam hujan asam siswa dapat Bertanya basa (Gambar 8 terlampir)
mengetahui tentang kekuatan asam dan Masyarakat
basa serta menghitung konsentrasi ion Belajar
H+ dan OH- dalam larutan
Menghitung pH Melalui salah satu efek dari fenomena Konstruktivisme Dampak dari hujan asam Disajikan gambar dampak hujan
hujan asam yaitu mengubah pH air, Pemodelan terhadap lingkungan asam (Gambar 9 terlampir)
siswa dapat menjelaskan konsep pH Konsep pH Disajikan gambar skala pH
serta menghitung pH larutan (Gambar 10 terlampir)
Memahami prinsip Melalui konsep pH, siswa dapat Konstruktivisme Indikator buatan Disajikan tabel indikator buatan
kerja indikator pH mengetahui cara mengukur pH Pemodelan Jenis-jenis indikator alami beserta perubahan warnanya
menggunakan indikator buatan dan (Gambar 11 terlampir)
indikator pH alami yang ada di alam Disajikan tabel indikator pH
alami yang terdapat di alam serta
perubahannya pada asam dan
basa beserta gambar (Gambar 12
terlampir)
Menerapkan prinsip indikator pH alami Inkuiri Membuat proyek kerja “Telur Disajikan penjelasan beserta
untuk membuat produk ramah Masyarakat goreng hijau” gambar tahapan membuat “Telur
lingkungan yang dapat dikonsumsi Belajar goreng hijau” (Gambar 13
Authentic terlampir)
Assesment
Konstruktivisme
Menerapkan prinsip indikator pH alami Inkuiri Membuat proyek kerja “Make Disajikan penjelasan beserta
untuk membuat kertas indikator pH Masyarakat your own pH paper” dengan gambar tahapan kerja “Make
sendiri Belajar menggunakan kol merah your own pH paper” (Gambar 14
Authentic terlampir)
Assesment Disajikan gambar skala pH kertas
Konstruktivisme indikator kol merah (Gambar 15
terlampir)
Mengidentifikasi larutan asam basa yang Inkuiri Melakukan percobaan Disajikan tabel untuk mencatat
terdapat dilingkungan dengan Masyarakat “Mengukur pH larutan asam hasil pengamatan (Gambar 16
menggunakan kertas indikator pH Belajar basa dengan kertas indikator terlampir)
sendiri Authentic pH kol merah” Disajikan rubrik penilaian
Assesment
Konstruktivisme laporan untuk tugas portofolio
Pemodelan membuat laporan (Gambar 17
Bertanya terlampir)
Memberi contoh peran Melalui dampak hujan asam yaitu tanah Konstruktivisme Peran pH tanah dan dampaknya Disajikan gambar tanah kering
pH dalam kehidupan asam, siswa dapat mengetahui peran pH Pemodelan bagi pertanian serta cara akibat hujan asam (Gambar 18
sehari-hari dalam kehidupan sehari-hari menanggulanginya terlampir)
Peran pH dalam sistem Disajikan gambar aktivitas
pencernaan makanan penyebab asidosis dan alkalosis
Peran pH dalam darah beserta (Gambar 19 terlampir)
penyakit akibat pH darah Disajikan tabel makanan
terlalu asam atau basa pembentuk asam basa (Gambar
20 terlampir)
Disajikan gambar batukapur
untuk menetralkan tanah asam
(Gambar 21 terlampir)
Menyimpulkan Menyimpulkan materi yang telah Refleksi Upaya pencegahan hujan asam Disajikan tabel rangkuman teori
mengenai konsep asam dipalajari dalam buku ini Diberikan rangkuman mengenai asam basa (Gambar 22 terlampir)
basa dan peranannya materi ini
dalam kehidupan sehari
hari
Lampiran Gambar Analisis Komponen Buku Suplemen 87
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
88
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
89
Gambar 9
Gambar 10
Gambar 11
Gambar 12
Gambar 13
90
Gambar 14
Gambar 15
Gambar 16
Gambar 17
Gambar 18
Gambar 19
Gambar 20
91
Gambar 21
Gambar 22
Buku Suplemen Kimia Berbasis Kontekstual pada Konsep Asam Basa
Untuk Siswa SMA Kelas XI IPA
Judul :
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN
Penulis :
Sarah Hanifa Purnomo
NIM :
109016200004
Keterangan :
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Pendidikan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun : 2014
Pembimbing : Tonih Feronika, M.Pd
Nanda Saridewi, M.Si
Penilai : .....................................
.....................................
Ukuran Buku : 21 × 29,7 cm (A4)
Buku ini disusun dan dirancang oleh penulis
dengan menggunakan Microsoft Publisher 2007
dan Adobe Photoshop CS3
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim,
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga buku
suplemen yang berjudul “Fenomena Hujan Asam dalam Kehidupan” ini dapat terselesaikan.
Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang atas
seizin Allah telah berhasil menuntun umat manusia keluar dari masa kegelapan ke masa yang kaya
akan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti sekarang.
Buku suplemen kimia berbasis kontekstual ini disusun dan dikembangkan dalam rangka penelitian
skripsi yang berjudul “Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Kontekstual pada Konsep
Larutan Asam Basa”. Penelitian tersebut pada akhirnya menghasilkan sebuah buku suplemen yang
kemudian dinilai kualitasnya dan diuji cobakan dalam pembelajaran. Adapun buku ini berisi tentang
materi larutan asam basa yang konteks dengan kehidupan sehari-hari.
Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada Bapak Tonih Feronika, M.Pd dan Ibu Nanda Saridewi,
M.Si selaku dosen pembimbing beserta Ibu Salamah Agung, P.hd selaku validator yang telah
membimbing saya dalam penyusunan buku ini. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian buku ini, mulai dari yang berkontribusi
dalam memotivasi, memberikan saran, serta proses pencetakan.
Saya menyadari bahwa buku ini masih memiliki kekurangan, baik dari segi sistematika dan bahasa
penulisan, serta kelengkapan materinya, dengan demikian kami sangat mengharapkan partisipasi
pembaca dalam memberikan saran dan kritik untuk perbaikan buku ini. Terlepas dari semua
kekuarangan yang ada, saya berharap buku ini dapat memberikan pengetahuan baru kepada pembaca
terkait dengan ilmu kimia.
Penulis
Standar Kompetensi
Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan
Materi
HujanAsam
TAHUKAH KALIAN TENTANG FENOMENA HUJAN ASAM? PERNAHKAH
KALIAN MAIN HUJAN-HUJANAN? BAGAIMANAKAH RASA AIR HUJAN
KETIKA TERTELAN? APAKAH HUJANNYA TERASA ASAM?
D
engan semakin meningkatnya ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK), semakin tinggi pula
aktivitas kegiatan ekonomi manusia, di antaranya
dengan semakin pesatnya perkembangan sektor
industri dan sistem transportasi. Sebagai konsekuensi logis,
maka semakin dampaknya akan meningkatkan pula zat-zat
polutan yang dikeluarkan kegiatan industri maupun
transportasi tersebut.
ChemFigure
Teori Asam Basa Arrhenius
Asam, adalah zat yang dalam air dapat melepaskan ion hydrogen, H+.
Basa, adalah zat yang dalam air dapat melepaskan ion hidroksida, OH –.
Terdapat tiga teori tentang asam dan basa. Teori asam basa pertama kali
dirumuskan pada tahun 1884 oleh Svante Arrhenius. Menurut teori Arrhenius,
asam adalah zat yang dapat melepaskan ion H+ di dalam air sehingga kosentrasi
ion H+ dalam air meningkat. Basa adalah zat yang dapat melepaskan ion OH- di
dalam air sehingga konsentrasi ion OH- dalam air meningkat.
Gambar 2. Svante August
Arrhenius lahir pada 19 Februari
1859 di Swedia. Arrhenius
merupakan salah satu ilmuwan Basa
Asam
yang hobi menulis. (dalam air melepas OH-)
(dalam air melepas H+)
Teori Arrhenius hanya dapat menjelaskan reaksi asam dalam pelarut air saja, namun berguna untuk
mempelajari reaksi kimia yang sebagian besar berlangsung dalam air.
Asam Basa
(donor proton) (akseptor proton)
Teori ini lebih luas dari teori Arrhenius karena selain dapat menjelaskan reaksi asam basa dalam pelarut air,
juga reaksi dalam pelarut lain atau tanpa pelarut.
Asam Basa Basa konjugasi Asam konjugasi Basa Asam Asam konjugasi Basa konjugasi
Reaksi antara HA dan H2O membentuk dua pasangan asam Reaksi antara B dan H2O membentuk dua pasangan asam basa
basa konjugasi, yakni pasangan konjugasi HA/A - dan konjugasi, yakni pasangan konjugasi B/BH+dan pasangan
pasangan konjugasi H2O/H3O+. konjugasi H2O/OH-.
4
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA
A + :B → A—B
Asam Basa
(Akseptor pasangan (Donor pasangan
elektron) elektron)
Teori asam basa Lewis lebih luas dibandingkan Arrhenius dan Bronsted-Lowry. Hal ini dikarenakan:
Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang berlangsung dalam pelarut air, pelarut bukan air,
dan tanpa pelarut sama sekali.
+
Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang tidak melibatkan transfer proton (H )
Disamping itu, reaksi Lewis juga dapat menjelaskan reaksi-reaksi seperti pembentukan ion logam
kompleks, dan reaksi-reaksi dalam kimia organik sebagai reaksi asam basa.
Nah sekarang apa itu hujan asam? Bagaimana hujan asam dapat
terjadi? Apa yang menyebabkan hujan asam dapat terjadi?
Bagaimanakah ciri-ciri hujan asam?
Namun sebelumnya kamu pasti sudah sering mendengar tentang
fenomena hujan asam bukan? Sebelum kita mengetahui lebih lanjut
mari kita lihat dan mengisi kuis dibawah ini.
ChemQuiz
Sekarang mari kita lihat ciri-ciri hujan asam dibawah ini kemudian
beri tanda (√) jika menurutmu benar atau beri tanda (×) jika
menurutmu salah!
Pernyataan Tanda
Air hujan terasa asam dilidah
pH air hujan dibawah 5,6
Menyuburkan tanah dan tanaman
pH air hujan diatas 7
Menyebabkan korosi
Air hujan berwarna kuning
Menyebabkan infeksi saluran pernapasan
Baik digunakan untuk mandi atau diminum
ChemTask
Sekarang kamu sudah mengetahui pengertian asam dan basa menurut berbagai teori. Dapatkah kalian
simpulkan kembali apa itu asam dan basa menurut Arrhenius, Bronsted-Lowry dan Lewis? Diskusikan
dengan teman sebangkumu!
5
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN
ChemTask
Tulislah persamaan reaksi antara karbon dioksida dengan air hujan!
6
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA
ChemNews
D
ibandingkan beberapa sistem pembangkit listrik
yang saat ini beroperasi, PLTU batu bara masih
merupakan sistem pembangkit paling murah.
Namun, konsekuensi lingkungan yang
dihasilkan dari pengoperasian pembangkit menggunakan
batu bara ini yang paling parah. Biaya operasi PLTU batu
bara kurang lebih 30 persen lebih rendah dibandingkan
sistem pembangkit listrik lainnya yang saat ini
dioperasikan. Di lain pihak, PLTU batu bara melepaskan
gas-gas polutan ke udara, seperti gas oksida nitrogen
(NOX) dan oksida sulfur (SOX) dari proses pembakaran
batu bara. Bahkan, setengah dari emisi merkuri global
dihasilkan dari pembangkit listrik bertenaga batu bara di
Asia Pasifik, di mana hujan asam mengakibatkan kerugian
sekitar 90 miyar dolar AS per tahunnya.
Meski batu bara termasuk sumber energi tak terbarukan,
namun hasil penelitian menunjukkan bahwa cadangan batu Gambar 4. Batu bara
bara di dunia saat ini masih sangat melimpah. Terhitung
pada tahun 1990, jumlah cadangan batu bara dunia diperkirakan mencapai 1.079 milyar ton dan masih dapat
diandalkan sebagai sumber energi dunia hingga lebih dari 230 tahun, bahkan diperkirakan dapat mencapai
hingga 300 tahun mendatang. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data pada PT Tambang Batubara Bukit Asam,
hingga tahun 1991 jumlah batu bara yang ditambang baru sebesar 14.478 ribu ton, dari total cadangan yang
diperkirakan sebesar 34 milyar ton.
Selama ini reputasi bahan bakar fosil, terutama batu bara, memang sangat buruk apabila dikaitkan dengan
masalah pencemaran lingkungan. Walaupun stasiun pembangkit listrik batu bara saat ini telah menggunakan
alat pembersih endapan (presipitator) untuk membersihkan partikel-partikel kecil dari asap pembakaran batu
bara, namun senyawa-senyawa seperti SOX dan NOX yang berbentuk gas dengan bebasnya naik melewati
cerobong dan terlepas ke udara bebas.
Kedua gas tersebut dapat bereaksi dengan uap air yang ada di udara sehingga membentuk H 2SO4 (asam sulfat)
dan HNO3 (asam nitrat). Keduanya dapat jatuh bersama-sama air hujan sehingga mengakibatkan terjadinya
hujan asam. Berbagai kerusakan lingkungan serta gangguan terhadap kesehatan dapat muncul karena
terjadinya hujan asam tersebut.
Fenomena hujan asam sebetulnya sudah dikenali oleh para pemerhati lingkungan sejak tahun 1950-an. Namun
masalahnya menjadi bertambah parah seiring dengan semakin meningkatnya permintaan energi listrik yang
disuplai melalui PLTU batu bara. Masalah hujan asam mungkin akan merupakan masalah lingkungan jangka
panjang yang teramat serius. Hujan asam bisa juga menjadi isu politik besar terutama karena sumber asal dan
para korbannya sering berada di tempat yang berbeda.
Bahan pencemar NOX dan SOX dapat bergerak terbawa udara hingga ratusan bahkan ribuan kilometer,
mencapai lintas batas antar negara. Di samping itu, sangat sulit untuk menunjukkan secara pasti sumber-
sumber polutan yang menyebabkan terjadinya hujan asam di suatu kawasan/negara tertentu. Emisi gas asam
dari negara-negara bagian di Lembah Sungai Ohio di Amerika Serikat yang padat industri, termasuk Missouri
dan Tennessee, terbang ke timur dan utara keluar dari wilayah AS menuju ke New England dan Kanada.
7
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN
Pada reaksi diatas menurut teori asam basa Lewis, H2O bertindak sebagai basa karena memberikan (donor)
pasangan elektron sedangkan SO3 bertindak sebagai asam karena menerima (akseptor) pasangan elektron.
8
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA
Pada reaksi diatas menurut teori lewis, H2O bertindak sebagai basa karena menyumbangkan pasangan
elektronnya dan N2O5 yang menerima pasangan elektron bertindak sebagai asam.
Asam yang terkandung dalam hujan asam yaitu asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (HNO3) adalah
merupakan asam kuat yang cukup berbahaya. Asam sulfat merupakan cairan yang digunakan dalam elemen
basah (aki). Sifatnya sangat korosif dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan jika mengenai ataupun masuk
ke dalam tubuh manusia. Sedangkan asam nitrat tergolong sebagai air keras yang biasa digunakan dalam
bahan peledak maupun pelarut emas. Namun peranan asam-asam ini dapat dimanfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu apakah kalian menyadari bahwa banyak asam yang kerap digunakan dalam kehidupan
kita, begitu pula halnya dengan basa. Berikut ini adalah contoh asam dan basa yang dapat ditemui disekitar
kita.
Tabel 1. Jenis Asam yang Terdapat di Alam
Jenis Asam Terdapat pada Jenis Asam Terdapat pada
ChemFact
Asam sitrat Asam borat
Jika kamu tersengat
lebah dapat dinetralisir
oleh sabun yang
Asam tartarat Asam karbonat bersifat basa karena
sengat lebah
mengandung asam.
Asam askorbat Asam asetat Lain halnya dengan
sengatan tawon yang
bersifat basa dan dapat
Asam maleat Asam format dinetralisir dengan
asam lemah seperti
Magnesium hidroksida
Sifat Asam
Rasa masam
Bersifat korosif
Dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah
Mempunyai nilai pH <7
Sifat Basa
Terasa licin seperti sabun apabila terkena kulit
Rasa pahit
Dapat mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru
Mempunyai nilai pH >7 Gambar 6. Basa bersifar licin seperti sabun
ChemFact
Awas! Kita tidak boleh menguji sifat asam atau basa dari
suatu zat dengan mencoba atau merasakannya karena
dapat berbahaya. Kita dapat mengetahui zat tersebut
asam atau basa dengan menggunakan kertas lakmus.
Lakmus adalah suatu kertas dari bahan kimia yang akan
berubah warna jika dicelupkan kedalam larutan asam atau
basa. Warna yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh
kadar pH dalam larutan yang ada.
Kandungan hujan normal sejatinya mengandung asam yaitu H2CO3 namun masih bersifat asam lemah maka
belum terlalu berbahaya dan belum memiliki pH yang sangat rendah, namun yang terkandung dalam hujan
asam yaitu asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (HNO3) merupakan jenis asam-asam kuat. Sama seperti asam,
basa pun ada yang bersifat basa kuat dan basa lemah. Perbedaan kekuatan larutan asam-basa ini diengaruhi
oleh banyak sedikitnya ion-ion pembawa sifat asam dan ion-ion pembawa sifat basa yang dihasilkan saat
terionisasi.
ChemFact
Untuk mengetahui konsentrasi ion H+ dalam suatu asam ataupun konsentrasi ion OH– dalam suatu basa maka
kalian perlu mengetahui terlebih dahulu apakah asam dan basa tersebut merupakan asam basa kuat atau lemah.
Berikut ini kekuatan beberapa asam dan basa dituliskan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 3. Kekuatan Asam dan Basa Konjugat
Asam Sifat Basa Sifat
HClO4 Asam kuat ClO4- Basa lemah
HCl Cl-
H2SO4 HSO4-
HNO3 NO3-
H3O+ H2O
H2SO3 HSO3-
HSO4- SO42-
H3PO4 H2PO4-
HF Kekuatan F- Kekuatan
CH3COOH menurun CH3COO- meningkat
H2CO3 HCO3-
H2S HS-
HSO3- SO32-
HCN CN-
NH4+ NH3
HCO3- CO32-
HS- S2-
H2O OH-
NH3 NH2-
OH- O2-
Asam lemah Basa kuat
ChemAnswer
Menentukan [OH–]dalam Larutan Basa Kuat
Magnesium Hidroksida (Mg(OH)2) adalah jenis basa yang digunakan sebagai salah satu bahan penetralisir
asam lambung. Hitunglah konsentrasi ion OH– dalam dalam larutan Mg(OH)2 0,1M?
Jawab:
Mg(OH)2 adalah basa kuat divalen, persamaan ionisasinya adalah
Karena Mg(OH)2 basa kuat, seluruh Mg(OH)2 akan terurai sempurna menjadi ion-ionnya. Maka dapat
digunakan rumus berikut.
Jawab:
Asam asetat adalah asam lemah monoprotik. Persamaan ionisasinya:
12
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA
Konsep pH
Pada wacana sebelumnya kita sudah mengenal pH namun apakah
sebenarnya yang dimaksud dengan pH sebagai tingkat keasaman? Pada
bagian ini kita akan mengetahui secara lebih dalam tentang pH.
pH adalah kepanjangan dari pangkat hidrogen atau power of hydrogen. pH larutan
menyatakan konsentrasi ion H+ dalam larutan.
Semakin asam suatu zat, semakin banyak ion H+ dan semakin sedikit jumlah ion OH–
di dalam air. Sebaliknya semakin basa suatu zat, semakin sedikit jumlah ion H+ dan
semakin banyak ion OH– di dalam air. Jumlah ion H+ dan OH– di dalam air dinyatakan
dengan pH atau pOH.
Namun karena konsentrasi ion H+ dan ion OH– hasil ionisasi air sangat kecil maka
untuk memudahkan perhitungan digunakan notasi pH dan pOH. Notasi pH
menyatakan derajat keasaman suatu larutan. Derajat keasaman suatu zat (pH)
ditunjukkan dengan skala 0-14. Semakin kecil nilai pH, maka zat tersebut semakin
bersifat asam. Sedangkan semakin besar nilai pH suatu zat, maka zat tersebut semakin
bersifat basa. Dalam bentuk matematis ditulis sebagai berikut:
Berdasarkan definisi tersebut, pH dan pOH untuk air pada 25˚C dapat dihitung sebagai
berikut.
Prosedur yang sama juga diterapkan untuk menghitung tetapan ionisasi air, yaitu pKW
ChemAnswer
Konsentrasi ion H+ dalam sampel darah seorang penderita diabetes adalah 7,90×10 -8M. Apabila
pengukuran dilakukan pada suhu 25˚C, tentukan konsentrasi ion OH– dalam sampel tersebut. Apakah
darah penderita tersebut bersifat asam, basa atau netral?
Jawab:
Konsentrasi ion OH– :
Karena [OH–] > [H+], maka darah penderita tersebut bersifat basa meski hanya sedikit lebih basa.
14
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA
ChemTask
Suatu danau telah tercemar oleh limbah pabrik. Hasil analisis menunjukkan kandungan ion H + dalam
danau tersebut sekitar 1,5×10-5 mol/L.
a. Tentukan pH air danau.
b. Berapa pOH air danau?
Mengukur pH
Untuk mengukur pH larutan atau mengidentifikasi sifat larutan asam dan basa kalian dapat menggunakan
indikator. Indikator ini dapat berubah warna ketika ditetesi zat yang bersifat asam atau basa. Indikator asam
dan basa dapat berupa indikator buatan, seperti kertas lakmus, indikator universal, dan pH meter atau indikator
alami, seperti kunyit, bunga kembang sepatu, kubis ungu, dan kulit manggis.
Indikator Buatan
Indikator buatan untuk mengidentifikasi asam dan basa, antara lain kertas lakmus, kertas indikator, bahan
indikator, dan pH meter. Bagaimana kertas lakmus dapat digunakan untuk menentukan sifat asam, basa, dan
garam? Kertas lakmus ada dua jenis yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Kertas lakmus merah
jika dicelupkan dalam larutan asam maka akan tetap berwarna merah begitu juga jika dicelupkan dalam
larutan netral. Akan tetapi kertas lakmus merah akan berwarna biru jika dicelupkan dalam larutan basa.
Adapun kertas lakmus biru akan berwarna merah jika celupkan dalam larutan asam, tetapi akan tetap berwarna
biru jika dicelupkan dalam larutan basa atau netral.
Jadi larutan asam memerahkan kertas lakmus biru dan larutan basa membirukan kertas lakmus merah. Kertas
lakmus merah dan biru tidak akan berubah warna dalam larutan netral. Selain kertas lakmus kita juga dapat
menggunakan indikator buatan yang lain seperti ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 4. Perubahan Warna dan Trayek pH Indikator Buatan
Indikator Trayek pH Perubahan warna
Kristal Ungu 0,1—1,8
Kresol Merah 1,0—2,0
Timol Biru 1,2—2,8
2,4-Dinitrofenol 2,7—4,0
Bromofenol Biru 3,0—4,6
Metil Oranye 3,1—4,4
Bromokresol Biru 3,8—5,4
Metil Merah 4,2—6,3
Eriokrom Hitam T 5,0—6,4
Bromokresol Ungu 5,2—6,8
Bromotimol Biru 6,2—7,6
Fenol Merah 6,8—8,4
m-Nitrofenol 6,8—8,6
Fenolftalein 8,3—10,0
Timolftalein 9,3—10,5
Indikator-indikator pada tabel diatas tidak secara pasti menunjukkan nilai pH suatu larutan. Jika ingin
menentukan pH suatu larutan secara pasti, maka gunakan pH meter ataupun indikator universal. pH meter
dapat menunjukkan skala pH dari larutan yang diuji. Indikator universal adalah indikator yang terdiri dari
berbagai macam indikator yang memiliki warna berbeda untuk setiap nilai pH 1-14.
15
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN
Indikator Alami
Indikator alami yang dapat digunakan untuk menentukan sifat asam, basa, dan garam suatu zat antara lain kulit
manggis, kunyit, dan kol merah. Untuk menjadikan indikator alami, maka bahan-bahan indikator seperti kulit
manggis, kunyit atau kol merah terlebih dahulu dibuat ekstrak dengan cara menghaluskannya dan
menambahkan air. Ekstrak kol merah pada keadaan netral berwarna ungu. Jika ekstrak kulit manggis, ditetesi
larutan asam, maka warna ungu akan berubah menjadi merah muda dan jika ditetesi larutan basa akan berubah
menjadi hijau. Berikut ini bahan yang dapat dijadikan indikator alami beserta perubahan warnanya.
pH 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Buah Bit
Blueberry
Buah Ceri
Serbuk kunyit
Jus Anggur
Bawang
Kulit Persik
Kulit Pir
Kulit Prem
Kulit Lobak
Kol Merah
Tomat
Gambar 11. Indikator alami beserta perubahan warnanya
ChemFact
ChemProject
Tujuan Penelitian
Menciptakan pemberdayaan produk pangan yang inovatif, kreatif, bergizi serta sehat bagi tubuh.
Alat Bahan
Kompor Telur
Wajan Kol Merah
Spatula Garam
Mangkuk Minyak Goreng
Sendok Air
Pisau
Penyaring
Blender
Prosedur
Potong kasar kubis, kukus Hancurkan dan saring sarinya Kumpulkan sarinya dalam Pecahkan telur dan pisahkan
sampai lunak (sekitar 10 gelas bagian putih dan kuningnya
menit), biarkan hingga dingin
Campurkan putih telur dengan Campurkan secara merata Goreng telur bagian putih dahulu dengan sedikit minyak dan api
jus kubis yang telah disiapkan untuk mendapaykan warna kecil, jika bagian pinggir putih telur mulai kaku masukan bagian
hijau yang cantik kuning telur tepat ditegahnya, taburi sedikit garam, angkat dan
siap disajikan
ChemTask
Kerjakanlah kegiatan diatas dengan teman sekelompokmu, kemudian buatlah laporan yang sistematis dan
dokumentasikan kegiatan kalian kemudian jawablah pertanyaan berikut.
Jelaskan apakah putih telur termasuk asam atau basa. Dan jelaskan pula apakah kuning telur termasuk asam
atau basa. Berapa masing-masing pHnya?
17
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN
ChemProject
Setelah kita mengetahui tentang berbagai jenis bahan yang dapat dijadikan indikator alami yaitu salah satunya
adalah kol merah. Proyek kali ini adalah proyek kimia sederhana yang dapat kamu lakukan bersama dengan
teman-temanmu di rumah. Biasanya untuk mengukur keasaman atau kebasaan suatu larutan para ilmuwan
menggunakan skala indikator pH universal. Dalam proyek ini kamu akan belajar tentang skala pH, dan kamu
dapat membuat kertas indikator pH sendiri yang menggunakan ekstrak kol merah.
Tujuan
Membuat kertas indikator pH sendiri, dan menggunakannya untuk mengukur keasaman dan kebasaan dari
berbagai larutan yang ada di lingkungan sekitar rumah.
Siapkan sebuah kol merah Potong dan iris kol merah Tambahkan air secukupnya Saring airnya dan taruh
kemudian taruh di dalam panci kemudian rebus sekitar kedalam mangkuk
setengah jam
Rendam kertas saring kedalam Keringkan kertas saring Potong kertas dengan ukuran Kertas indikator pH siap
jus kol merah kira-kira lebar 2-3 cm digunakan untuk menguji
larutan asam atau basa
Sekarang kalian sudah memiliki kertas indikator pH sendiri, kemudian gunakanlah kertas indikator pH
tersebut untuk mengukur pH bahan-bahan yang ada di sekitar kita. Kamu dapat mencobanya dengan larutan
asam basa berikut: Air jeruk nipis, cuka, jus tomat, air soda, air hujan, telur, air suling, sabun, larutan soda
kue, amilase (dalam air liur). Kemudian bandingkan perubahan warnanya dengan skala dibawah ini dan
perkirakan pHnya.
pH: 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Gambar 12. Skala pH kertas indikator pH kol merah
18
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA
ChemProject
Sifat Larutan
Larutan Warna pH
Asam Netral Basa
Air Suling
Air Hujan
Air Jeruk
Cuka
Jus Tomat
Air Soda
Larutan Soda Kue
Air Liur
Air Garam
Air Sabun
ChemTask
Kerjakanlah kegiatan diatas dengan teman sekelompokmu, kemudian buatlah laporan yang sistematis dan
dokumentasikan kegiatan kalian kemudian jawablah pertanyaan berikut.
a. Kandungan apa yang ada di dalam kol merah yang dapat dijadikan indikator asam basa?
b. Berapa angka pH netral?
c. Berapa kisaran angka pH asam?
d. Berapa kisaran angka pH basa?
e. Apa saja yang termasuk larutan asam, basa dan netral?
f. Jelaskan mengapa larutan tersebut bersifat asam? Berapa pH dan apa kandunganya?
g. Jelaskan mengapa larutan tersebur bersifat basa? Berapa pH dan apa kandunganya?
19
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN
Berikut ini adalah pedoman penilaian laporan yang dapat dijadikan acuan guru untuk menilai laporan
praktikum siswa dan dapat dijadikan petunjuk bagi siswa untuk membuat laporan yang baik dan benar.
Tabel 5. Rubrik Penilaian Laporan Praktikum
pH dalam Pertanian
Pada umumnya unsur hara akan mudah diserap tanaman pada pH 6-
7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara akan mudah
larut dalam air. Kemudian pada pH tersebut juga jamur dan bakteri
pengurai bahan organik akan tumbuh dengan baik. Demikian juga
mikroorganisme yang menguntungkan bagi akar tanaman juga akan
berkembang dengan baik. Selain itu Jika tanah masam akan banyak
ditemukan unsur alumunium (Al) yang selain meracuni tanaman juga
mengikat phosphor sehingga tidak bisa diserap tanaman. Karena itu
para petani khawatir jika pH tanahnya cenderung asam karena pupuk
yang diberikan justru akan diserap tanah bukan diserap tumbuhan Gambar 12. Tanah asam dan kering
dan mengakibatkan tanah menjadi keras. akibat hujan asam
Untuk itu petani melakukan segala upaya untuk menjaga pH tanah tetap ideal yaitu pH 6-7. salah satu cara
untuk menanggulangi kemasaman dan kejenuhan Al yang tinggi dapat dinetralisir dengan pengapuran.
Pemberian kapur bertujuan untuk meningkatkan pH tanah dari sangat masam atau masam ke pH agak netral
atau netral, serta menurunkan kadar Al.
Gambar 13. Proses metabolisme yang tinggi Gambar 14. Kadar O2 yang rendah di gunung membuat
menyebabkan kenaikan produksi ion karbonat. Akibatnya pendaki bernapas lebih cepat. Akibatnya terlalu banyak CO 2 yang
pH darah turun dan terjadi kondisi asidosis sementara. dilepas sehingga pH darah akan naik dan terjadi alkalosis.
22
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA
pH darah manusia bersifat agak sedikit basa (7,35-7,45) , oleh karena itu kita dianjurkan untuk lebih banyak
mengkonsumsi makanan pembentuk basa dari pada makanan pembentuk asam. Dengan proporsi 80%
makanan pembentuk basa dan 20% makanan pembentuk asam. Tabel dibawah ini adalah kelompok makanan
Asam-Basa
Stevia Sirup maple, Sirup Madu alam, Gula PEMANIS Madu olahan, Gula pasir, Gula Pemanis sintetis
beras merah tradisional Molasses karamel (brown
sugar)
Jeruk (lemon, Kurma, Kesemek, Jeruk, Pisang, BUAH-BUAHAN Plum, Jus buah Kentang (tanpa Buah prum
limau, grapefruit), Melon, Anggur, Ceri, Nanas, kalengan/olahan kulit), Pinto
Semangka, Pepaya, Kiwi, Peach, Alpukat beans, Navy
Mangga, Pepaya Apel, Pir, Kismis beans, Lima beans
Asparagus, Oyong, Labu, Wortel, Tomat, POLONG- Bayam dimasak, Pecan, Kacang Cokelat
Bawang, Jus Kapri, Bit, Jagung, Kol, POLONGAN/ Kacang merah, mete
sayuran, Peterseli, Seledri, Selada, Kacang Polong, SAYUR- Kacang panjang
Bayam mentah, Bokor, Cukini, Buah Zaitun, SAYURAN
Brokoli, Bawang Ubi jalar, Carob Kedelai, Tahu,
putih Tempe
Almond Chesnut KACANG- Biji Labu, Biji Beras putih, Oats, Kacang tanah,
KACANGAN/BIJI bunga matahari Rye Walnut
-BIJIAN
Minyak zaitun Minyak biji rami Minyak Kanola MINYAK Minyak jagung
(olive oil) (flaxseed oil)
Amarant, Millet, SEREALIA Wholegrains, Gandum, Tepung
Wild rice, Quinoa Beras merah terigu yang
dipucatkan, Kue,
Roti, Pasta
DAGING/IKAN Ikan laut dalam Kalkun, Ayam, Sapi, Babi,
Kambing Seafood
ASI (air susu ibu) Keju, Kedelai, TELUR/PRODUK Telur, Mentega, Susu sapi mentah Keju, Susu sapi
Susu kambing liar, SUSU Yogurt, olahan, Es krim
Whey Buttermilk, Keju
rendah lemak
Teh herba, Air Teh hijau Teh jahe MINUMAN Teh Kopi Bir, Soda
jeruk nipis
Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan makanan pembentuk basa,
sedangkan makanan hewani dan karbohidrat merupakan makanan pembentuk asam. Karena kita tetap
membutuhkan energi untuk beraktivitas, sumber karbohidrat tidak bisa kita tinggalkan, namun sebisa mungkin
diluar makanan pokok perbanyak sayuran dan buah dan usahakan meminimalisir konsumsi hewani.
ChemFigure
Gambar 15 Gambar 16
Johannes Nicolaus Thomas Martin Lowry
Brønsted adalah seorang mirip dengan Brønsted
ahli fisika Denmark dan seorang ahli kimia
kimiawan yang lahir fisik , ia lahir di Inggris
pada 22 Februari 1879 di pada 26 Oktober 1874
Varde, Denmark. di barat Yorkshire.
Brønsted meninggal Lowry meninggal pada
pada tanggal 17 tanggal 2 November
Desember 1947. 1936.
23
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN
ChemOnline
Informasi tentang hujan asam dapat kalian temukan di website di bawah ini
http://www.epa.gov/acidrain/index.html
http://highered.mcgraw-hill.com/sites/0073048763/student_view0/chapter6/
24
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA
Refleksi
ChemTask
Tulislah rangkuman dari buku ini, dan hikmah yang kalian dapat setelah membaca buku ini.
ص ِّيبًا نَافِعًا
َ الَّلهُ َّم
"Ya Allah, (jadikan hujan ini) hujan yang membawa manfaat
(kebaikan)." (HR. Al-Bukhari, dari hadits 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha)
25
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN
Glosarium
Antropogenik adalah sumber pencemaran yang tidak alami timbul karena ada pengaruh atau campur
tangan manusia atau aktifitas manusia.
Deposisi (fisika) atau Desublimasi adalah proses peengkristalan dimana hal ini terjadi karena proses
mengerasnya/membekunya suatu benda yang memiliki zat zat tertentu dan memiliki unsur unsur zat
yang dapat memberikan warna saat mengeras dan jika dilihat seperti warna kristal.
Daftar Pustaka
Carboni, Giorgio. 2004. Fun Science Gallery: Experiments with Acids and Bases. Pianoro, Italy.
Tersedia: http://www.funsci.com/fun3_en/acids/acids.htm
Johari, J.M.C dan M. Rachmawati. 2009. Kmia 2: SMA dan MA untuk kelas XI. Jakarta: Esis
Partana, Crys Fajar dan Antuni Wiyarsi. 2009. Mari Belajar Kimia 2: Untuk SMA XI IPA. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Depdiknas
Sunarya, Yayan dan Agus Setiabudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia 2: Untuk Kelas XI SMA/
MA Program IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas
Nomor
No Aspek Indikator
Pernyataan
1. Kelayakan Kesesuaian dengan SK, KD 1
isi Kesesuaian dengan kebutuhan siswa 2
Kebenaran substansi materi 3
Manfaat untuk penambahan wawasan 4
pengetahuan
Kesesuaian dengan nilai-nilai, 5
moralitas, sosial
Kesesuaian dengan komponen 6
kontekstual
2. Bahasa Keterbacaan 7
Kejelasan informasi 8
Kesesuaian dengan kaidah Bahasa 9
Indonesia
Penggunaan bahasa secara efektif dan 10
efisien
3. Sajian Pemberian motivasi 11
Interaktivitas (stimulus dan respon) 12
Kelengkapan informasi 13
4. Grafis Penggunaan font (jenis dan ukuran) 14
Kesesuaian lay out, tata letak 15
Kesesuaian ilustrasi, grafis, gambar, 16
foto
Jumlah Butir 16
Lampiran 5. Lembar Validasi 122
LEMBAR VALIDASI
BUKU SUPLEMEN KIMIA BERBASIS KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM
BASA
UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS KELAS XI
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
NIP.
Lampiran 6. Hasil Validasi Buku Suplemen Kimia 123
124
125
Buku Suplemen Kimia Berbasis Kontekstual pada Konsep Asam Basa
Untuk Siswa SMA Kelas XI IPA
Judul :
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN
Penulis :
Sarah Hanifa Purnomo
NIM :
109016200004
Keterangan :
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Pendidikan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun : 2014
Pembimbing : Tonih Feronika, M.Pd
Nanda Saridewi, M.Si
Penilai : .....................................
.....................................
Ukuran Buku : 21 × 29,7 cm (A4)
Buku ini disusun dan dirancang oleh penulis
dengan menggunakan Microsoft Publisher 2007
dan Adobe Photoshop CS3
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim,
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga buku
suplemen yang berjudul “Fenomena Hujan Asam dalam Kehidupan” ini dapat terselesaikan.
Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang atas
seizin Allah telah berhasil menuntun umat manusia keluar dari masa kegelapan ke masa yang kaya
akan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti sekarang.
Buku suplemen kimia berbasis kontekstual ini disusun dan dikembangkan dalam rangka penelitian
skripsi yang berjudul “Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Kontekstual pada Konsep
Larutan Asam Basa”. Penelitian tersebut pada akhirnya menghasilkan sebuah buku suplemen yang
kemudian dinilai kualitasnya dan diuji cobakan dalam pembelajaran. Adapun buku ini berisi tentang
materi larutan asam basa yang konteks dengan kehidupan sehari-hari.
Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada Bapak Tonih Feronika, M.Pd dan Ibu Nanda Saridewi,
M.Si selaku dosen pembimbing beserta Ibu Salamah Agung, P.hd selaku validator yang telah
membimbing saya dalam penyusunan buku ini. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian buku ini, mulai dari yang berkontribusi
dalam memotivasi, memberikan saran, serta proses pencetakan.
Saya menyadari bahwa buku ini masih memiliki kekurangan, baik dari segi sistematika dan bahasa
penulisan, serta kelengkapan materinya, dengan demikian kami sangat mengharapkan partisipasi
pembaca dalam memberikan saran dan kritik untuk perbaikan buku ini. Terlepas dari semua
kekurangan yang ada, saya berharap buku ini dapat memberikan pengetahuan baru kepada pembaca
terkait dengan ilmu kimia.
Penulis
Standar Kompetensi
Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan
Materi
HujanAsam
TAHUKAH KALIAN TENTANG FENOMENA HUJAN ASAM? PERNAHKAH
KALIAN MAIN HUJAN-HUJANAN? BAGAIMANAKAH RASA AIR HUJAN
KETIKA TERTELAN? APAKAH HUJANNYA TERASA ASAM?
D
engan semakin meningkatnya ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK), semakin tinggi pula
aktivitas kegiatan ekonomi manusia, di antaranya
dengan semakin pesatnya perkembangan sektor
industri dan sistem transportasi. Sebagai konsekuensi logis,
maka semakin dampaknya akan meningkatkan pula zat-zat
polutan yang dikeluarkan kegiatan industri maupun
transportasi tersebut.
ChemFigure
Teori Asam Basa Arrhenius
Asam, adalah zat yang dalam air dapat melepaskan ion hidrogen, H+.
Basa, adalah zat yang dalam air dapat melepaskan ion hidroksida, OH–.
Teori asam basa pertama kali dirumuskan pada tahun 1884 oleh Svante
Arrhenius. Menurut teori Arrhenius, asam adalah zat yang dapat melepaskan
ion H+ di dalam air sehingga kosentrasi ion H+ dalam air meningkat. Basa adalah
zat yang dapat melepaskan ion OH- di dalam air sehingga konsentrasi ion OH-
dalam air meningkat.
Sumber: www.go4quiz.com
Gambar 2. Svante August
Arrhenius lahir pada 19 Februari
1859 di Swedia. Beliau Basa (dalam air melepas OH-)
Asam (dalam air melepas H+)
mendapatkan nobel kimia pada
tahun 1903.
Berikut ini adalah salah satu contoh senyawa asam yaitu asam klorida (HCl) beserta reaksi peruraiannya di
dalam air.
Kemudian di bawah ini adalah salah satu contoh senyawa basa yaitu natrium hidroksida (NaOH) beserta
reaksi peruraiannya di dalam air.
Teori Arrhenius hanya dapat menjelaskan reaksi asam dalam pelarut air saja, namun berguna untuk
mempelajari reaksi kimia yang sebagian besar berlangsung dalam air.
Asam Basa
(donor proton) (akseptor proton)
Teori ini lebih luas dari teori Arrhenius karena selain dapat menjelaskan reaksi asam basa dalam pelarut air,
juga reaksi dalam pelarut lain atau tanpa pelarut.
4
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA
Sebagai salah satu contohnya yaitu reaksi antara gas ammonia (NH3) dan gas
asam klorida (HCl) yang merupakan reaksi tanpa pelarut sama sekali, yang akan
menghasilkan „awan mikrokristal‟ ammonium klorida (NH4Cl).
Transfer Proton, H+
Asam Basa
(donor proton) (akseptor proton)
Pada reaksi di atas, HCl memberi satu proton (H+) ke NH3. jadi HCl adalah
asam, sedangkan NH3 adalah basa.
Sumber: www.visualphotos.com
Gambar 3. Awan mikrokristal NH4Cl
Pasangan Asam Basa Konjugasi
Menurut teori Bronsted-Lowry, jika suatu asam memberi proton (H+), maka sisa asam tersebut mempunyai
kemampuan untuk menerima proton atau bertindak sebagai basa. Sisa asam tersebut dinamakan basa
konjugasi dari asam semula. Demikian pula, jika suatu basa menerima proton (H+), maka basa yang terbentuk
mempunyai kemampuan untuk melepas proton tersebut atau bertindak sebagai asam. Asam yang terbentuk ini
disebut sebagi asam konjugasi dari basa semula.
Pasangan asam basa konjugasi HA/A- Pasangan asam basa konjugasi B/BH+
Asam Basa Basa konjugasi Asam konjugasi Basa Asam Asam konjugasi Basa konjugasi
Reaksi antara HA dan H2O membentuk dua pasangan asam Reaksi antara B dan H2O membentuk dua pasangan asam basa
basa konjugasi, yakni pasangan konjugasi HA/A- dan konjugasi, yakni pasangan konjugasi B/BH+dan pasangan
pasangan konjugasi H2O/H3O+. konjugasi H2O/OH-.
Berdasarkan reaksi antara gas HCl dan NH3 membentuk NH4Cl, maka dapat ditentukan pasangan asam basa
konjugasinya sebagai berikut.
Pasangan asam basa konjugasi dari reaksi HCl dengan NH 3
A + :B → A—B
Asam Basa
(Akseptor pasangan (Donor pasangan
elektron) elektron)
5
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN
Teori asam basa Lewis lebih luas dibandingkan Arrhenius dan Bronsted-Lowry. Hal ini dikarenakan:
Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang berlangsung dalam pelarut air, pelarut bukan air,
dan tanpa pelarut sama sekali.
+
Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang tidak melibatkan transfer proton (H ), seperti reaksi
antara BF3 dan NH3 berikut.
Disamping itu, reaksi Lewis juga dapat menjelaskan reaksi-reaksi seperti pembentukan ion logam kompleks,
dan reaksi-reaksi dalam kimia organik sebagai reaksi asam basa.
ChemQuiz
Sekarang mari kita lihat ciri-ciri hujan asam dibawah ini kemudian
beri tanda (√) jika menurutmu benar atau beri tanda (×) jika
menurutmu salah!
Pernyataan Tanda
Air hujan terasa asam dilidah
pH air hujan dibawah 5,6
Menyuburkan tanah dan tanaman
pH air hujan diatas 7
Menyebabkan korosi
Air hujan berwarna kuning
Menyebabkan infeksi saluran pernapasan
Baik digunakan untuk mandi atau diminum
ChemTask
Sekarang kamu sudah mengetahui pengertian asam dan basa menurut berbagai teori. Dapatkah kalian
simpulkan kembali apa itu asam dan basa menurut Arrhenius, Bronsted-Lowry dan Lewis? Diskusikan
dengan teman sebangkumu!
6
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA
ChemTask
Tulislah persamaan reaksi antara karbon dioksida dengan air hujan!
7
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN
ChemNews
D
ibandingkan beberapa sistem pembangkit listrik
yang saat ini beroperasi, PLTU batu bara masih
merupakan sistem pembangkit paling murah.
Namun, konsekuensi lingkungan yang
dihasilkan dari pengoperasian pembangkit menggunakan
batu bara ini yang paling parah. Biaya operasi PLTU batu
bara kurang lebih 30 persen lebih rendah dibandingkan
sistem pembangkit listrik lainnya yang saat ini
dioperasikan. Di lain pihak, PLTU batu bara melepaskan
gas-gas polutan ke udara, seperti gas oksida nitrogen
(NOX) dan oksida sulfur (SOX) dari proses pembakaran
batu bara. Bahkan, setengah dari emisi merkuri global
dihasilkan dari pembangkit listrik bertenaga batu bara di
Asia Pasifik, di mana hujan asam mengakibatkan kerugian
sekitar 90 miyar dolar AS per tahunnya.
Meski batu bara termasuk sumber energi tak terbarukan,
namun hasil penelitian menunjukkan bahwa cadangan batu Sumber: energitoday.com
bara di dunia saat ini masih sangat melimpah. Terhitung Gambar 5. Batu bara
pada tahun 1990, jumlah cadangan batu bara dunia diperkirakan mencapai 1.079 milyar ton dan masih dapat
diandalkan sebagai sumber energi dunia hingga lebih dari 230 tahun, bahkan diperkirakan dapat mencapai
hingga 300 tahun mendatang. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data pada PT Tambang Batu bara Bukit
Asam, hingga tahun 1991 jumlah batu bara yang ditambang baru sebesar 14.478 ribu ton, dari total cadangan
yang diperkirakan sebesar 34 milyar ton.
Selama ini reputasi bahan bakar fosil, terutama batu bara, memang sangat buruk apabila dikaitkan dengan
masalah pencemaran lingkungan. Walaupun stasiun pembangkit listrik batu bara saat ini telah menggunakan
alat pembersih endapan (presipitator) untuk membersihkan partikel-partikel kecil dari asap pembakaran batu
bara, namun senyawa-senyawa seperti SOX dan NOX yang berbentuk gas dengan bebasnya naik melewati
cerobong dan terlepas ke udara bebas.
Kedua gas tersebut dapat bereaksi dengan uap air yang ada di udara sehingga membentuk asam sulfat (H 2SO4)
dan asam nitrat (HNO3). Keduanya dapat jatuh bersama-sama air hujan sehingga mengakibatkan terjadinya
hujan asam. Berbagai kerusakan lingkungan serta gangguan terhadap kesehatan dapat muncul karena
terjadinya hujan asam tersebut.
Fenomena hujan asam sebetulnya sudah dikenali oleh para pemerhati lingkungan sejak tahun 1950-an. Namun
masalahnya menjadi bertambah parah seiring dengan semakin meningkatnya permintaan energi listrik yang
disuplai melalui PLTU batu bara. Masalah hujan asam mungkin akan merupakan masalah lingkungan jangka
panjang yang teramat serius. Hujan asam bisa juga menjadi isu politik besar terutama karena sumber asal dan
para korbannya sering berada di tempat yang berbeda.
Bahan pencemar NOX dan SOX dapat bergerak terbawa udara hingga ratusan bahkan ribuan kilometer,
mencapai lintas batas antar negara. Di samping itu, sangat sulit untuk menunjukkan secara pasti sumber-
sumber polutan yang menyebabkan terjadinya hujan asam di suatu kawasan/negara tertentu. Emisi gas asam
dari negara-negara bagian di Lembah Sungai Ohio di Amerika Serikat yang padat industri, termasuk Missouri
dan Tennessee, terbang ke timur dan utara keluar dari wilayah AS menuju ke New England dan Kanada.
8
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA
Pada reaksi ini radikal hidroksil akan terbentuk kembali, jadi selama ada NO diudara, maka reaksi radikal
hidroksil akan terbantuk kembali, jadi semakin banyak SO2, maka akan semakin banyak pula asam sulfat yang
terbentuk.
Salah satu reaksi sulfur trioksida (SO3) dengan air dapat dituliskan sebagai berikut.
Pada reaksi diatas menurut teori asam basa Lewis, H2O bertindak sebagai basa karena memberikan (donor)
pasangan elektron sedangkan SO3 bertindak sebagai asam karena menerima (akseptor) pasangan elektron.
9
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN
Pada reaksi diatas menurut teori lewis, H2O bertindak sebagai basa karena menyumbangkan pasangan
elektronnya dan N2O5 yang menerima pasangan elektron bertindak sebagai asam.
Asam yang terkandung dalam hujan asam yaitu asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (HNO3) adalah
merupakan asam kuat yang cukup berbahaya. Asam sulfat merupakan cairan yang digunakan dalam elemen
basah (aki). Sifatnya sangat korosif dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan jika mengenai ataupun masuk
ke dalam tubuh manusia. Sedangkan asam nitrat tergolong sebagai air keras yang biasa digunakan dalam
bahan peledak maupun pelarut emas. Namun peranan asam-asam ini dapat dimanfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu apakah kalian menyadari bahwa banyak asam yang kerap digunakan dalam kehidupan
kita, begitu pula halnya dengan basa. Berikut ini adalah contoh asam dan basa yang dapat ditemui disekitar
kita.
Tabel 1. Jenis Asam yang Terdapat di Alam
Jenis Asam Terdapat pada Jenis Asam Terdapat pada ChemFact
Asam sitrat Asam borat Jika kamu tersengat
lebah dapat dinetralisir
(C6H8O7) (H3BO3) oleh sabun yang
bersifat basa karena
Asam tartarat Asam karbonat sengat lebah
(C4H6O6) (H2CO3) mengandung asam.
Lain halnya dengan
Asam askorbat Asam asetat sengatan tawon yang
(C6H8O6) (CH3COOH) bersifat basa dan dapat
dinetralisir dengan
Asam maleat Asam format asam lemah seperti
cuka dapur.
(C4H4O4) (HCOOH)
Magnesium hidroksida
(Mg(OH)2)
Sifat Asam
Rasa masam
Bersifat korosif
Dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah
Mempunyai nilai pH <7
Sifat Basa
Terasa licin seperti sabun apabila terkena kulit
Rasa pahit
Dapat mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru
Mempunyai nilai pH >7 Sumber: onlyhdwallpapers.com
Gambar 7. Basa bersifar licin seperti sabun
ChemFact
Awas! Kita tidak boleh menguji sifat asam atau basa dari
suatu zat dengan mencoba atau merasakannya karena
dapat berbahaya. Kita dapat mengetahui zat tersebut
asam atau basa dengan menggunakan kertas lakmus.
Lakmus adalah suatu kertas dari bahan kimia yang akan
berubah warna jika dicelupkan kedalam larutan asam atau
basa. Warna yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh
kadar pH dalam larutan yang ada.
Sumber: www.youtube.com
Gambar 8. Jeruk terasa asam
Kandungan hujan normal sejatinya mengandung asam yaitu H2CO3 namun masih bersifat asam lemah maka
belum terlalu berbahaya dan belum memiliki pH yang sangat rendah, namun yang terkandung dalam hujan
asam yaitu asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (HNO3) merupakan jenis asam-asam kuat. Sama seperti asam,
basa pun ada yang bersifat basa kuat dan basa lemah. Perbedaan kekuatan larutan asam-basa ini dipengaruhi
oleh banyak sedikitnya ion-ion pembawa sifat asam dan ion-ion pembawa sifat basa yang dihasilkan saat
terionisasi.
ChemFact
Untuk mengetahui konsentrasi ion H+ dalam suatu asam ataupun konsentrasi ion OH– dalam suatu basa maka
kalian perlu mengetahui terlebih dahulu apakah asam dan basa tersebut merupakan asam basa kuat atau lemah.
Berikut ini kekuatan beberapa asam dan basa dituliskan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 3. Kekuatan Asam dan Basa Konjugat
Asam Sifat Basa Sifat
HClO4 Asam kuat ClO4- Basa lemah
HCl Cl-
H2SO4 HSO4-
HNO3 NO3-
H3O+ H2O
H2SO3 HSO3-
HSO4- SO42-
H3PO4 H2PO4-
HF Kekuatan F- Kekuatan
CH3COOH menurun CH3COO- meningkat
H2CO3 HCO3-
H2 S HS-
HSO3- SO32-
HCN CN-
NH4+ NH3
HCO3- CO32-
HS- S2-
H2 O OH-
NH3 NH2-
OH- O2-
Asam lemah Basa kuat
ChemAnswer
Menentukan [OH–]dalam Larutan Basa Kuat
Magnesium Hidroksida (Mg(OH)2) adalah jenis basa yang digunakan sebagai salah satu bahan penetralisir
asam lambung. Hitunglah konsentrasi ion OH– dalam dalam larutan Mg(OH)2 0,1M?
Jawab:
Mg(OH)2 adalah basa kuat divalen, persamaan ionisasinya adalah
Karena Mg(OH)2 basa kuat, seluruh Mg(OH)2 akan terurai sempurna menjadi ion-ionnya. Maka dapat
digunakan rumus berikut.
Jawab:
Asam asetat adalah asam lemah monoprotik. Persamaan ionisasinya:
13
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN
Konsep pH
Pada wacana sebelumnya kita sudah mengenal pH namun apakah
sebenarnya yang dimaksud dengan pH sebagai tingkat keasaman? Pada
bagian ini kita akan mengetahui secara lebih dalam tentang pH.
pH adalah kepanjangan dari pangkat hidrogen atau power of hydrogen. pH larutan
menyatakan konsentrasi ion H+ dalam larutan.
Semakin asam suatu zat, semakin banyak ion H+ dan semakin sedikit jumlah ion OH–
di dalam air. Sebaliknya semakin basa suatu zat, semakin sedikit jumlah ion H+ dan
semakin banyak ion OH– di dalam air. Jumlah ion H+ dan OH– di dalam air dinyatakan
dengan pH atau pOH.
Namun karena konsentrasi ion H+ dan ion OH– hasil ionisasi air sangat kecil maka
untuk memudahkan perhitungan digunakan notasi pH dan pOH. Notasi pH
menyatakan derajat keasaman suatu larutan. Derajat keasaman suatu zat (pH)
ditunjukkan dengan skala 0-14. Semakin kecil nilai pH, maka zat tersebut semakin
bersifat asam. Sedangkan semakin besar nilai pH suatu zat, maka zat tersebut semakin
bersifat basa. Dalam bentuk matematis ditulis sebagai berikut:
Berdasarkan definisi tersebut, pH dan pOH untuk air pada 25˚C dapat dihitung sebagai
berikut.
Prosedur yang sama juga diterapkan untuk menghitung tetapan ionisasi air, yaitu pKW
ChemAnswer
Konsentrasi ion H+ dalam sampel darah seorang penderita diabetes adalah 7,90×10-8M. Apabila
pengukuran dilakukan pada suhu 25˚C, tentukan konsentrasi ion OH– dalam sampel tersebut. Apakah
darah penderita tersebut bersifat asam, basa atau netral?
Jawab:
Konsentrasi ion OH– :
Karena [OH–] > [H+], maka darah penderita tersebut bersifat basa meski hanya sedikit lebih basa.
15
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN
ChemTask
Suatu danau telah tercemar oleh limbah pabrik. Hasil analisis menunjukkan kandungan ion H + dalam
danau tersebut sekitar 1,5×10-5 mol/L.
a. Tentukan pH air danau.
b. Berapa pOH air danau?
Mengukur pH
Untuk mengukur pH larutan atau mengidentifikasi sifat larutan asam dan basa kalian dapat menggunakan
indikator. Indikator ini dapat berubah warna ketika ditetesi zat yang bersifat asam atau basa. Indikator asam
dan basa dapat berupa indikator buatan, seperti kertas lakmus, indikator universal, dan pH meter atau indikator
alami, seperti kunyit, bunga kembang sepatu, kubis ungu, dan kulit manggis.
Indikator Buatan
Indikator buatan untuk mengidentifikasi asam dan basa, antara lain kertas lakmus, kertas indikator, bahan
indikator, dan pH meter. Bagaimana kertas lakmus dapat digunakan untuk menentukan sifat asam, basa, dan
garam? Kertas lakmus ada dua jenis yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Kertas lakmus merah
jika dicelupkan dalam larutan asam maka akan tetap berwarna merah begitu juga jika dicelupkan dalam
larutan netral. Akan tetapi kertas lakmus merah akan berwarna biru jika dicelupkan dalam larutan basa.
Adapun kertas lakmus biru akan berwarna merah jika celupkan dalam larutan asam, tetapi akan tetap berwarna
biru jika dicelupkan dalam larutan basa atau netral (lihat Gambar.9).
Jadi larutan asam memerahkan kertas lakmus biru dan larutan basa membirukan kertas lakmus merah. Kertas
lakmus merah dan biru tidak akan berubah warna dalam larutan netral. Selain kertas lakmus kita juga dapat
menggunakan indikator buatan yang lain seperti ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 4. Perubahan Warna dan Trayek pH Indikator Buatan
Indikator Trayek pH Perubahan warna
Kristal Ungu 0,1—1,8
Kresol Merah 1,0—2,0
Timol Biru 1,2—2,8
2,4-Dinitrofenol 2,7—4,0
Bromofenol Biru 3,0—4,6
Metil Oranye 3,1—4,4
Bromokresol Biru 3,8—5,4
Metil Merah 4,2—6,3
Eriokrom Hitam T 5,0—6,4
Bromokresol Ungu 5,2—6,8
Bromotimol Biru 6,2—7,6
Fenol Merah 6,8—8,4
m-Nitrofenol 6,8—8,6
Fenolftalein 8,3—10,0
Timolftalein 9,3—10,5
Indikator-indikator pada tabel diatas tidak secara pasti menunjukkan nilai pH suatu larutan. Jika ingin
menentukan pH suatu larutan secara pasti, maka gunakan pH meter ataupun indikator universal. pH meter
dapat menunjukkan skala pH dari larutan yang diuji. Indikator universal adalah indikator yang terdiri dari
berbagai macam indikator yang memiliki warna berbeda untuk setiap nilai pH 1-14.
16
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA
Indikator Alami
Indikator alami yang dapat digunakan untuk menentukan sifat asam, basa, dan garam suatu zat antara lain kulit
manggis, kunyit, dan kol merah. Untuk menjadikan indikator alami, maka bahan-bahan indikator seperti kulit
manggis, kunyit atau kol merah terlebih dahulu dibuat ekstrak dengan cara menghaluskannya dan
menambahkan air. Ekstrak kol merah pada keadaan netral berwarna ungu. Jika ekstrak kulit manggis, ditetesi
larutan asam, maka warna ungu akan berubah menjadi merah muda dan jika ditetesi larutan basa akan berubah
menjadi hijau. Berikut ini bahan yang dapat dijadikan indikator alami beserta perubahan warnanya.
pH 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Buah Bit
Blueberry
Buah Ceri
Serbuk kunyit
Jus Anggur
Bawang
Kulit Persik
Kulit Pir
Kulit Prem
Kulit Lobak
Kol Merah
Tomat
Gambar 12. Indikator alami beserta perubahan warnanya
ChemFact
ChemProject
Tujuan Penelitian
Menciptakan pemberdayaan produk pangan yang inovatif, kreatif, bergizi serta sehat bagi tubuh.
Alat Bahan
Kompor Telur
Wajan Kol Merah
Spatula Garam
Mangkuk Minyak Goreng
Sendok Air
Pisau
Penyaring
Blender
Prosedur
Potong kasar kubis, kukus Hancurkan dan saring sarinya Kumpulkan sarinya dalam ge- Pecahkan telur dan pisahkan
sampai lunak (sekitar 10 las bagian putih dan kuningnya
menit), biarkan hingga dingin
Campurkan putih telur dengan Campurkan secara merata un- Goreng telur bagian putih dahulu dengan sedikit minyak dan api
jus kubis yang telah disiapkan tuk mendapaykan warna hijau kecil, jika bagian pinggir putih telur mulai kaku masukan bagian
yang cantik kuning telur tepat ditegahnya, taburi sedikit garam, angkat dan
siap disajikan
ChemTask
Kerjakanlah kegiatan diatas dengan teman sekelompokmu, kemudian buatlah laporan yang sistematis dan
dokumentasikan kegiatan kalian kemudian jawablah pertanyaan berikut.
Jelaskan apakah putih telur termasuk asam atau basa. Dan jelaskan pula apakah kuning telur termasuk asam
atau basa. Berapa masing-masing pHnya?
18
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA
ChemProject
Setelah kita mengetahui tentang berbagai jenis bahan yang dapat dijadikan indikator alami yaitu salah satunya
adalah kol merah. Proyek kali ini adalah proyek kimia sederhana yang dapat kamu lakukan bersama dengan
teman-temanmu di rumah. Biasanya untuk mengukur keasaman atau kebasaan suatu larutan para ilmuwan
menggunakan skala indikator pH universal. Pada proyek ini kamu akan belajar tentang skala pH, dan kamu
dapat membuat kertas indikator pH sendiri yang menggunakan ekstrak kol merah.
Tujuan
Membuat kertas indikator pH sendiri, dan menggunakannya untuk mengukur keasaman dan kebasaan dari
berbagai larutan yang ada di lingkungan sekitar rumah.
Siapkan sebuah kol merah Potong dan iris kol merah Tambahkan air secukupnya Saring airnya dan taruh
kemudian taruh di dalam panci kemudian rebus sekitar kedalam mangkuk
setengah jam
Rendam kertas saring kedalam Keringkan kertas saring Potong kertas dengan ukuran Kertas indikator pH siap
jus kol merah kira-kira lebar 2-3 cm digunakan untuk menguji
larutan asam atau basa
Sekarang kalian sudah memiliki kertas indikator pH sendiri, kemudian gunakanlah kertas indikator pH
tersebut untuk mengukur pH bahan-bahan yang ada di sekitar kita. Kamu dapat mencobanya dengan larutan
asam basa berikut: Air jeruk nipis, cuka, jus tomat, air soda, air hujan, telur, air suling, sabun, larutan soda
kue, amilase (dalam air liur). Kemudian bandingkan perubahan warnanya dengan skala dibawah ini dan
perkirakan pHnya.
pH: 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Gambar 14. Skala pH kertas indikator pH kol merah
19
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN
ChemProject
Sifat Larutan
Larutan Warna pH
Asam Netral Basa
Air Suling
Air Hujan
Air Jeruk
Cuka
Jus Tomat
Air Soda
Larutan Soda Kue
Air Liur
Air Garam
Air Sabun
ChemTask
Kerjakanlah kegiatan diatas dengan teman sekelompokmu, kemudian buatlah laporan yang sistematis dan
dokumentasikan kegiatan kalian kemudian jawablah pertanyaan berikut.
a. Kandungan apa yang ada di dalam kol merah yang dapat dijadikan indikator asam basa?
b. Berapa angka pH netral?
c. Berapa kisaran angka pH asam?
d. Berapa kisaran angka pH basa?
e. Apa saja yang termasuk larutan asam, basa dan netral?
f. Jelaskan mengapa larutan tersebut bersifat asam? Berapa pH dan apa kandunganya?
g. Jelaskan mengapa larutan tersebur bersifat basa? Berapa pH dan apa kandunganya?
20
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA
pH dalam Pertanian
Pada umumnya unsur hara akan mudah diserap tanaman pada pH 6-
7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara akan mudah
larut dalam air. Pada pH tersebut jamur dan bakteri pengurai bahan
organik akan tumbuh dengan baik. Demikian juga mikroorganisme
yang menguntungkan bagi akar tanaman juga akan berkembang
dengan baik. Selain itu jika tanah masam akan banyak ditemukan
unsur alumunium (Al) yang selain meracuni tanaman juga mengikat
phosphor sehingga tidak bisa diserap tanaman. Karena itu, para
petani khawatir jika pH tanahnya cenderung asam karena pupuk
yang diberikan justru akan diserap tanah bukan diserap tumbuhan Gambar 12. Tanah asam dan kering
dan mengakibatkan tanah menjadi keras. akibat hujan asam
Untuk itu petani melakukan segala upaya untuk menjaga pH tanah tetap ideal yaitu pH 6-7. salah satu cara
untuk menanggulangi kemasaman dan kejenuhan Al yang tinggi dapat dinetralisir dengan pengapuran.
Pemberian kapur bertujuan untuk meningkatkan pH tanah dari sangat masam atau masam ke pH agak netral
atau netral, serta menurunkan kadar Al.
pH darah manusia bersifat agak sedikit basa (7,35-7,45), oleh karena itu kita dianjurkan untuk lebih banyak
mengkonsumsi makanan pembentuk basa dari pada makanan pembentuk asam. Dengan proporsi 80%
makanan pembentuk basa dan 20% makanan pembentuk asam. Tabel dibawah ini adalah kelompok makanan
Asam-Basa
Stevia Sirup maple, Sirup Madu alam, Gula PEMANIS Madu olahan, Gula pasir, Gula Pemanis sintetis
beras merah tradisional Molasses karamel (brown
sugar)
Jeruk (lemon, Kurma, Kesemek, Jeruk, Pisang, BUAH-BUAHAN Plum, Jus buah Kentang (tanpa Buah prum
limau, grapefruit), Melon, Anggur, Ceri, Nanas, kalengan/olahan kulit), Pinto
Semangka, Pepaya, Kiwi, Peach, Alpukat beans, Navy
Mangga, Pepaya Apel, Pir, Kismis beans, Lima beans
Asparagus, Oyong, Labu, Wortel, Tomat, POLONG- Bayam dimasak, Pecan, Kacang Cokelat
Bawang, Jus Kapri, Bit, Jagung, Kol, POLONGAN/ Kacang merah, mete
sayuran, Peterseli, Seledri, Selada, Kacang Polong, SAYUR- Kacang panjang
Bayam mentah, Bokor, Cukini, Buah Zaitun, SAYURAN
Brokoli, Bawang Ubi jalar, Carob Kedelai, Tahu,
putih Tempe
Almond Chesnut KACANG- Biji Labu, Biji Beras putih, Oats, Kacang tanah,
KACANGAN/BIJI bunga matahari Rye Walnut
-BIJIAN
Minyak zaitun Minyak biji rami Minyak Kanola MINYAK Minyak jagung
(olive oil) (flaxseed oil)
Amarant, Millet, SEREALIA Wholegrains, Gandum, Tepung
Wild rice, Quinoa Beras merah terigu yang
dipucatkan, Kue,
Roti, Pasta
DAGING/IKAN Ikan laut dalam Kalkun, Ayam, Sapi, Babi,
Kambing Seafood
ASI (air susu ibu) Keju, Kedelai, TELUR/PRODUK Telur, Mentega, Susu sapi mentah Keju, Susu sapi
Susu kambing liar, SUSU Yogurt, olahan, Es krim
Whey Buttermilk, Keju
rendah lemak
Teh herba, Air Teh hijau Teh jahe MINUMAN Teh Kopi Bir, Soda
jeruk nipis
Sumber: Majalah Nirmala II/IV/November
Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan makanan pembentuk basa,
sedangkan makanan hewani dan karbohidrat merupakan makanan pembentuk asam. Karena kita tetap
membutuhkan energi untuk beraktivitas, sumber karbohidrat tidak bisa kita tinggalkan, namun sebisa mungkin
diluar makanan pokok perbanyak sayuran dan buah dan usahakan meminimalisir konsumsi hewani.
ChemFigure
Gambar 17 Gambar 18
Johannes Nicolaus Thomas Martin Lowry
Brønsted adalah seorang mirip dengan Brønsted
ahli fisika Denmark dan seorang ahli kimia
kimiawan yang lahir pada fisik , ia lahir di Inggris
22 Februari 1879 di pada 26 Oktober 1874
Varde, Denmark. di barat Yorkshire.
Brønsted meninggal pada Lowry meninggal pada
tanggal 17 Desember tanggal 2 November
1947. 1936.
ChemOnline
Informasi tentang hujan asam dapat kalian temukan di website di bawah ini
http://www.epa.gov/acidrain/index.html
http://highered.mcgraw-hill.com/sites/0073048763/student_view0/chapter6/
23
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN
Rangkuman
ChemTask
Tulislah rangkuman dari buku ini dalam bentuk peta konsep (mind map), kemudian diskusikanlah hikmah
yang kalian dapat setelah membaca buku ini.
َ اللَّ ُه َّم
صيِّبًا نَافِ ًعا
"Ya Allah, (jadikan hujan ini) hujan yang membawa manfaat
(kebaikan)." (HR. Al-Bukhari, dari hadits 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha)
24
BUKU SUPLEMEN KIMIA KONTEKSTUAL PADA KONSEP ASAM BASA
Glosarium
Antropogenik adalah sumber pencemaran yang tidak alami timbul karena ada pengaruh atau campur
tangan manusia atau aktifitas manusia.
Deposisi (fisika) atau Desublimasi adalah proses peengkristalan dimana hal ini terjadi karena proses
mengerasnya/membekunya suatu benda yang memiliki zat zat tertentu dan memiliki unsur unsur zat
yang dapat memberikan warna saat mengeras dan jika dilihat seperti warna kristal.
Berikut ini adalah pedoman penilaian laporan yang dapat dijadikan acuan guru untuk menilai laporan
praktikum siswa dan dapat dijadikan petunjuk bagi siswa untuk membuat laporan yang baik dan benar.
Tabel 6. Rubrik Penilaian Laporan Praktikum
Daftar Pustaka
Carboni, Giorgio. 2004. Fun Science Gallery: Experiments with Acids and Bases. Pianoro, Italy.
Tersedia: http://www.funsci.com/fun3_en/acids/acids.htm
Johari, J.M.C dan M. Rachmawati. 2009. Kmia 2: SMA dan MA untuk kelas XI. Jakarta: Esis
Partana, Crys Fajar dan Antuni Wiyarsi. 2009. Mari Belajar Kimia 2: Untuk SMA XI IPA. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Depdiknas
Sunarya, Yayan dan Agus Setiabudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia 2: Untuk Kelas XI SMA/
MA Program IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas
Judul :
FENOMENA HUJAN ASAM DALAM KEHIDUPAN
Penulis :
Sarah Hanifa Purnomo
NIM :
109016200004
Keterangan :
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Pendidikan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun : 2014
Pembimbing : Tonih Feronika, M.Pd
Nanda Saridewi, M.Si
Penilai : .....................................
.....................................
Ukuran Buku : 21 × 29,7 cm (A4)
Buku ini disusun dan dirancang oleh penulis
dengan menggunakan Microsoft Publisher 2007
dan Adobe Photoshop CS3
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim,
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga buku
suplemen yang berjudul “Fenomena Hujan Asam dalam Kehidupan” ini dapat terselesaikan.
Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang atas
seizin Allah telah berhasil menuntun umat manusia keluar dari masa kegelapan ke masa yang
kaya akan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti sekarang.
Buku suplemen kimia berbasis kontekstual ini disusun dan dikembangkan dalam rangka
penelitian skripsi yang berjudul “Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Kontekstual
pada Konsep Larutan Asam Basa”. Penelitian tersebut pada akhirnya menghasilkan sebuah
buku suplemen yang kemudian dinilai kualitasnya dan diuji cobakan dalam pembelajaran.
Adapun buku ini berisi tentang materi larutan asam basa yang konteks dengan kehidupan sehari
-hari.
Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada Bapak Tonih Feronika, M.Pd dan Ibu Nanda
Saridewi, M.Si selaku dosen pembimbing beserta Ibu Salamah Agung, P.hd selaku validator
yang telah membimbing saya dalam penyusunan buku ini. Ucapan terimakasih juga kami
sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian buku ini, mulai dari
yang berkontribusi dalam memotivasi, memberikan saran, serta proses pencetakan.
Saya menyadari bahwa buku ini masih memiliki kekurangan, baik dari segi sistematika dan
bahasa penulisan, serta kelengkapan materinya, dengan demikian kami sangat mengharapkan
partisipasi pembaca dalam memberikan saran dan kritik untuk perbaikan buku ini. Terlepas dari
semua kekurangan yang ada, saya berharap buku ini dapat memberikan pengetahuan baru
kepada pembaca terkait dengan ilmu kimia.
Penulis
Materi
HujanAsam
TAHUKAH KALIAN TENTANG FENOMENA HUJAN ASAM? PERNAHKAH
KALIAN MAIN HUJAN-HUJANAN? BAGAIMANAKAH RASA AIR
HUJAN KETIKA TERTELAN? APAKAH HUJANNYA TERASA
D
engan semakin meningkatnya ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
semakin tinggi pula aktivitas kegiatan
ekonomi manusia, di antaranya dengan
semakin pesatnya perkembangan sektor industri dan
sistem transportasi. Sebagai konsekuensi logis, maka
semakin dampaknya akan meningkatkan pula zat-zat
polutan yang dikeluarkan kegiatan industri maupun
transportasi tersebut.
ChemNews
Sumber: afifudinmtop007.blogspot.com
Gambar 2. Sekitar 70 persen pencemaran udara perkotaan akibat paparan asap kendaraan bermotor.
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian "Hujan asam ini sangat berpengaruh terhadap
Lingkungan Hidup menemukan indikasi kesehatan dan sudah terjadi di negara lain, jadi
potensi terjadinya hujam asam di sejumlah kita berupaya ini tidak terjadi di Indonesia,"
kota sebagai dampak pencemaran lingkungan. tambah dia.
"Ini ada indikasi ke arah sana maka kita harus Konsentrasi Nitrogen dioksida (NO2), biasanya
waspada jangan sampai itu terjadi," kata terjadi akibat polutan dari asap kendaraan,
Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran pabrik, dan lain-lain di 22 kota seperti
Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup Makassar, Balikpapan, dan Samarinda
MR Karliansyah di Jakarta, Selasa. meningkat pada 2012.
Berdasarkan data 2001-2009, kota-kota yang Sedangkan konsentrasi Karbonmonoksida
memiliki kecenderungan tingkat keasaman air (CO), atau gas yang dihasilkan dari
hujan (pH) di bawah lima yaitu Jakarta, pembakaran tak sempurna dari senyawa
Serpong, Kototabang, Bandung dan Maros. karbon yang bersifat racun terdata cukup tinggi
di Surabaya, Jakarta Timur, dan Pekanbaru.
Air hujan normal biasanya memiliki pH
minimal 5,6, sedangkan di kota-kota tesebut Sebuah studi pada 2012 atas kerjasama
air hujannya cenderung memiliki pH 5,40 Kementerian Lingkungan Hidup dan UNEP
hingga 4,30 atau bersifat asam. memperkirakan besarnya biaya kesehatan
4
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA
penduduk Jakarta yang telah dikeluarkan pada Kota-kota itu meliputi Angkasa Pura,
2010 terkait pencemaran udara. Jayapura, Bandung-Jawa Barat, Banjarbaru-
Banjarmasin, Bawil I-Medan, Branti-
Dengan asumsi biaya perawatan minimal Lampung, Ciledug-Tangerang, Citeko-Cisarua,
hingga maksimal, biaya tersebut berkisar Darmaga-Bogor, Juanda-Surabaya, Karang
antara Rp 697,9 miliar hingga Rp 38,5 triliun. P l o s o - M a l a n g , K a y u w a t u - M a n a d o ,
Kemayoran-Jakarta, Kototabang-Sumbar,
Biaya besar tersebut akibat penyakit yang
Ngurah Rai-Denpasar, Panakukang-Ujung
berkaitan dengan pencemaran udara seperti
asma, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), Pandang, dan Pulau Baai-Bengkulu.
pneunomi a, broncopneumoni a, dan Kemudian Sampali-Medan, Samratulangi-
penyempitan saluran pernafasan/paru kronis. Manado, Selaparang-Mataram, Semarang-Jawa
Tengah, Siantan-Kalbar, Sicincin-Padang,
Sementara menurut pemantauan Badan
Simpang Tiga-Pekan Baru, Tangerang-
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika,
Tangerang, Tegal-Jawa Tengah, Timika-
terdapat 27 kota di Indonesia yang memikiki
Papua, Tjilik Riwut-Palangkaraya, Winangun-
tingkat keasaman air hujan (pH) di bawah lima
Manado, Yogyakarta. (ANTARA/Aldino Anatusa)
atau bersifat asam.
ChemQuiz
Sekarang mari kita lihat ciri-ciri hujan asam dibawah ini
kemudian beri tanda (√) jika menurutmu benar atau beri tanda
(×) jika menurutmu salah!
Pernyataan Tanda
Air hujan terasa asam dilidah
pH air hujan dibawah 5,6
Menyuburkan tanah dan tanaman
pH air hujan diatas 7
Menyebabkan korosi
Air hujan berwarna kuning
Menyebabkan infeksi saluran pernapasan
Baik digunakan untuk mandi atau diminum
5
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA
hujan, maka gas ini larut dalam air hujan yang turun. Air hujan yang asam tersebut akan
meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi
kehidupan ikan dan tanaman. Istilah keasaman menurut teori yang paling sederhana yaitu teori
Arrhenius berarti bertambahnya ion hidrogen ke dalam suatu lingkungan. Suatu lingkungan
akan bersifat asam jika kemasukan ion hidrogen yang berasal dari asam sulfat (H2SO4) dan atau
asam nitrat (HNO3).
ChemNews
Udara Bersih
Semakin Mahal
Oleh:
Usman (Direktur Eks. Yayasan Lembak Bengkulu dan
Mahasiswa Program Doktor, PS-PSL, IPB Bogor)
ke udara. Sumber utama debu berasal dari butuhkan 1 liter BBM/hari maka konsumsi
pembakaran sampah rumah tangga, 41% dari untuk transportasi di Jakarta mendekati 5 juta
sumber debu di Jakarta. Sektor industri liter/hari. Dalam setiap liter premium
merupakan sumber utama dari SOx. Di tempat- terkandung timbal (Pb) sebesar 0,45 gram,
tempat padat di Jakarta konsentrasi timbal bisa sehingga jumlah Pb dilepas ke udara Jakarta
100 kali dari ambang batas. total sebesar 22,5 ton/hari. Uraian ini
mengisyaratkan bahwa masalah
Sementara itu, laju pertambahan pencemaran udara di Jakarta dapat
Di Indonesia,
kendaraan bermotor di Jakarta dikurangi dengan kebijakan
kurang lebih 70%
mencapai 15% per tahun. Pada pencemaran udara mengurangi jumlah kendaraan di
tahun 2004 jumlahnya tercatat 4,5 disebabkan oleh jalan.
juta kendaraan. Seiring dengan emisi kendaraan
laju pertambahan kendaraan bermotor. Menurut penelitian Jakarta Urban
bermotor, maka konsumsi BBM Development Project, konsentrasi
juga akan meningkat dan berujung Pb di Jakarta mencapai 1,7-3,5 mikrogram/m3
bertambahnya jumlah pencemar dilepaskan ke pada tahun 2000. Menurut Bapedalda di
udara. Padatnya transportasi semakin besar Bandung, konsentrasi hidrokarbon mencapai
karena ditambah dari kota-kota sekitar Jakarta 4,57 ppm (baku mutu PP 41/1999: 0,24 ppm),
yaitu dari Bogor, Tangerang, Depok, dan NOx mencapai 0,076 ppm (baku mutu: 0,05
Bekasi. ppm), dan debu mencapai 172 mg/m3 (baku
mutu: 150 mg/m3).
Dengan asumsi setiap kendaraan hanya mem-
Pada reaksi ini radikal hidroksil akan terbentuk kembali, jadi selama ada NO diudara, maka
reaksi radikal hidroksil akan terbentuk kembali, jadi semakin banyak SO2, maka akan semakin
banyak pula asam sulfat yang terbentuk.
Salah satu reaksi sulfur trioksida (SO3) dengan air dapat dituliskan sebagai berikut.
Pada reaksi di atas menurut teori asam basa Lewis, H2O bertindak sebagai basa karena
memberikan (donor) pasangan elektron sedangkan SO3 bertindak sebagai asam karena
menerima (akseptor) pasangan elektron.
Reaksi antara dinitro pentaoksida dengan air yang membentuk HNO3 dapat dituliskan seperti
berikut.
Pada reaksi di atas menurut teori lewis, H2O bertindak sebagai basa karena menyumbangkan
pasangan elektronnya dan N2O5 yang menerima pasangan elektron bertindak sebagai asam.
Berikut ini adalah salah satu contoh senyawa asam yaitu asam sulfat (H2SO4) yang terkandung
di dalam hujan asam.
Kemudian di bawah ini adalah salah satu contoh senyawa basa yaitu natrium hidroksida
(NaOH) beserta reaksi peruraiannya di dalam air.
Teori Arrhenius hanya dapat menjelaskan reaksi asam dalam pelarut air saja, namun berguna
untuk mempelajari reaksi kimia yang sebagian besar berlangsung dalam air.
Transfer Proton, H+
Asam Basa
(donor proton) (akseptor proton)
Teori ini lebih luas dari teori Arrhenius karena selain dapat menjelaskan reaksi asam basa
dalam pelarut air, juga reaksi dalam pelarut lain atau tanpa pelarut.
A + :B → A—B
Asam Basa
(Akseptor pasangan (Donor pasangan
elektron) elektron)
Teori asam basa Lewis lebih luas dibandingkan Arrhenius dan Bronsted-Lowry. Hal ini
dikarenakan:
Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang berlangsung dalam pelarut air,
pelarut bukan air, dan tanpa pelarut sama sekali.
Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang tidak melibatkan transfer proton.
Dijelaskan pada reaksi pembentukan hujan asam berikut.
Disamping itu, reaksi Lewis juga dapat menjelaskan reaksi-reaksi seperti pembentukan ion
logam kompleks, dan reaksi-reaksi dalam kimia organik sebagai reaksi asam basa.
Magnesium hidroksida
(Mg(OH)2)
13
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA
Deposisi asam
Dampak Hujan Asam yang jatuh se-
bagai kabut
Saat jatuh ke bumi, secara kasat mata hujan asam sulit dibedakan
dengan hujan biasa. Namun kandungan asam dalam hujan
menyebabkan hujan memiliki sifat sama seperti larutan asam pada
umumnya. Asam yang ada dalam hujan asam merupakan asam
kuat. Sehingga reaksi kimia yang terjadi pada benda-benda yang
terjatuhi hujanlah yang dapat mengindikasikan apakah hujan
tersebut termasuk hujan asam. Setelah mempelajari tentang sifat Hujan asam
mempercepat
asam, dapatkah kamu memperkirakan dampak apa yang dapat korosi
ditimbulkan jika hujan asam terjadi di suatu wilayah?
Kandungan hujan asam yaitu H2SO4 dan HNO3 yang merupakan
asam kuat yang dapat merusak jaringan hidup. Berikut beberapa
dampak dari hujan asam terhadap lingkungan dan makhluk hidup:
Hujan asam dengan kadar keasaman tinggi dapat
menyebabkan gangguan pernapasan pada manusia. Kabut
Hujan asam
yang mengandung asam sulfat bersama-sama dengan udara menyebabkan
terhisap dan masuk ke dalam saluran pernapasan manusia terkikisnya
dapat merusak paru-paru. (korosi)
bangunan yang
terbuat dari batu
Belakangan pembangunan rumah-rumah masyarakat baik yang kapur dan
bermukim di perkotaan maupun di pedesaan telah marmer
mempertimbangkan bahan seng sebagai atap rumah mereka.
Masyarakat lebih memilih genteng (yang tebuat dari tanah liat
atau tanah merah), ketimbang seng yang dulu sering dipakai
masyarakat menjadi atap rumahnya. Hal ini disebabkan karena, belakangan rumah
masyarakat yang atap rumahnya menggunakan seng, lebih cepat rusak akibat korosi yang
berlebihan. Mudahnya seng terkena korosi diakibatkan karena anomali cuaca, yaitu hujan
asam.
Hujan asam dapat mempercepat proses korosi. Proses korosi (perkaratan) dapat terjadi
pada beberapa material dari logam. Korosi adalah peristiwa perusakan logam akibat
terjadinya reaksi kimia antara logam dengan lingkungan yang menghasilkan produk yang
tidak diinginkan. Lingkungan tersebut dapat berupa asam, basa, oksigen dalam udara,
oksigen dalam air, atau zat kimia lainnya. Produk yang tidak diinginkan ini adalah karat.
Ciri-ciri karat adalah berupa bercak coklat tua.
Keberadaan karat ini sangat merugikan dan pada kondisi tertentu dapat mengancam
keselamatan jiwa. Logam yang mengalami korosi ini biasanya akan menjadi rapuh dan
keropos. Hal ini tentu sangat berbahaya jika yang mengalami korosi adalah jembatan dari
besi. Jembatan lama kelamaan akan rapuh dan keropos. Untuk mencegah timbulnya korosi
ini kita dapat melakukan beberapa cara salah satunya yaitu dengan pengecatan.
Selain korosi pada logam hujan asam juga dapat merusak bangunan terutama bangunan
yang terbuat dari batuan. Hal ini disebabkan karena hujan asam akan melarutkan kalsium
karbonat dalam batuan tersebut dan membuat batuan menjadi mudah lapuk.
14
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA
Hujan asam Hujan asam yang larut bersama nutrisi di dalam tanah akan
membuat
tumbuhan layu menyapu kandungan nutrisi dalam tanah sebelum tumbuhan
dan daun-daun sempat mempergunakannya untuk tumbuh. Zat kimia beracun
rontok seperti aluminium juga akan terlepas dan bercampur dengan
nutrisi. Apabila nutrisi ini diserap oleh tumbuhan akan
menghambat pertumbuhan dan mempercepat daun
berguguran. Hujan asam juga mengakibatkan warna daun
menjadi kuning ataupun lebih pucat karena proses produksi
Warna daun klorofil pada daun berhenti. Hilangnya klorofil pada daun
berubah
menjadi kuning menyebabkan tanaman tidak dapat melakukan proses
ataupun lebih fotosintesis dan berakibat tanaman mati secara perlahan.
pucat karena
proses Hujan asam yang jatuh pada danau akan meningkatkan
produksi
klorofil pada keasaman danau atau pH air menurun. pH air yang menurun
drastis menyebabkan beberapa spesies biota air mati karena
tidak mampu bertahan di lingkungan asam. Meskipun ada
beberapa spesies yang dapat bertahan hidup tetapi karena
pH air berubah rantai makanan terganggu maka spesies tersebut dapat
drastis dan
hujan asam
mengalami kematian pula.
dapat
meracuni ikan
hingga
membuat
stress dan mati
Apa yang harus kita
lakukan?
Adapun beberapa tindakan individu yang dapat kalian lakukan guna mengurangi polutan
penyebab hujan asam, yaitu sebagai berikut:
Matikan lampu, komputer dan peralatan elektronik lainnya ketika kalian tidak memakainya
Gunakan alat elektronik yang hemat listrik, misalnya lampu, lemari es, mesin cuci
Gunakan transportasi umum atau lebih baik berjalan kaki atau bersepeda jika memungkinkan
Membeli kendaraan yang rendah emisi NOx, dan rawatlah kendaraan kalian.
15
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA
Beberapa teknologi untuk mengurangi emisi SO2 dan NOX pada waktu pembakaran telah
dikembangkan. Salah satu teknologi ialah Lime Injection in Multiple Burners (LIMB).
Dengan teknologi ini, emisi SO2 dapat dikurangi sampai 80% dan NOX 50%.
Caranya dengan menginjeksikan kapur dalam dapur pembakaran dan suhu pembakaran
diturunkan dengan alat pembakar khusus. Kapur akan bereaksi dengan belerang dan
membentuk gipsum (kalsium sulfat dihidrat). Penurunan suhu mengakibatkan penurunan
pembentukan NOX baik dari nitrogen yang ada dalam bahan bakar maupun dari nitrogen
udara.
ChemOnline
Informasi tentang hujan asam dapat kalian temukan di website di bawah ini
http://www.epa.gov/acidrain/index.html
http://highered.mcgraw-hill.com/sites/0073048763/student_view0/chapter6/
16
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA
Konsep pH
Pada wacana sebelumnya kita sudah mengetahui bahwa hujan asam
dapat mengubah ph air, namun apakah sebenarnya yang dimaksud
dengan pH sebagai tingkat keasaman? Pada bagian ini kita akan
mengetahui secara lebih dalam tentang pH.
pH adalah kepanjangan dari pangkat hidrogen atau power of hydrogen. pH
larutan menyatakan konsentrasi ion H+ dalam larutan.
Semakin asam suatu zat, semakin banyak ion H+ dan semakin sedikit jumlah ion
OH– di dalam air. Sebaliknya semakin basa suatu zat, semakin sedikit jumlah ion
H+ dan semakin banyak ion OH– di dalam air. Jumlah ion H+ dan OH– di dalam
air dinyatakan dengan pH atau pOH.
Namun karena konsentrasi ion H+ dan ion OH– hasil ionisasi air sangat kecil
maka untuk memudahkan perhitungan digunakan notasi pH dan pOH. Notasi pH
menyatakan derajat keasaman suatu larutan. Derajat keasaman suatu zat (pH)
ditunjukkan dengan skala 0-14. Semakin kecil nilai pH, maka zat tersebut
semakin bersifat asam. Sedangkan semakin besar nilai pH suatu zat, maka zat
tersebut semakin bersifat basa. Dalam bentuk matematis ditulis sebagai berikut:
Berdasarkan definisi tersebut, pH dan pOH untuk air pada 25˚C dapat dihitung
sebagai berikut.
Prosedur yang sama juga diterapkan untuk menghitung tetapan ionisasi air, yaitu
pKW
Gambar 9. Skala pH
ChemTask
Suatu danau telah tercemar oleh limbah pabrik. Hasil analisis menunjukkan kandungan ion H+
dalam danau tersebut sekitar 1,5×10-5 mol/L.
a. Tentukan pH air danau.
b. Berapa pOH air danau?
17
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA
pH dalam Pertanian
Pada umumnya unsur hara akan mudah diserap tanaman
pada pH 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur
hara akan mudah larut dalam air. Pada pH tersebut jamur
dan bakteri pengurai bahan organik akan tumbuh dengan
baik. Demikian juga mikroorganisme yang menguntungkan
bagi akar tanaman juga akan berkembang dengan baik.
Selain itu jika tanah masam akan banyak ditemukan unsur
alumunium (Al) yang selain meracuni tanaman juga
mengikat phosphor sehingga tidak bisa diserap tanaman.
Karena itu, para petani khawatir jika pH tanahnya cenderung
asam karena pupuk yang diberikan justru akan diserap tanah
Sumber: tio72.wordpress.com
bukan diserap tumbuhan dan mengakibatkan tanah menjadi Gambar 10. Tanah asam dan kering akibat hujan
keras. asam
Untuk itu petani melakukan segala upaya untuk menjaga pH tanah tetap ideal yaitu pH 6-7.
salah satu cara untuk menanggulangi kemasaman dan kejenuhan Al yang tinggi dapat
dinetralisir dengan pengapuran. Pemberian kapur bertujuan untuk meningkatkan pH tanah dari
sangat masam atau masam ke pH agak netral atau netral, serta menurunkan kadar Al.
Dengan proporsi 80% makanan pembentuk basa dan 20% makanan pembentuk asam. Tabel
dibawah ini adalah kelompok makanan Asam-Basa
Tabel 3. Daftar Makanan Pembentuk Asam-Basa
KATEGORI
MAKANAN
Tinggi Basa Basa Rendah Basa Rendah Asam Asam Tinggi Asam
Stevia Sirup maple, Madu alam, PEMANIS Madu olahan, Gula pasir, Gula Pemanis sintetis
Sirup beras Gula merah Molasses karamel (brown
tradisional sugar)
Jeruk (lemon, Kurma, Jeruk, Pisang, BUAH- Plum, Jus buah Kentang (tanpa Buah prum
limau, Kesemek, Ceri, Nanas, BUAHAN kalengan/olahan kulit), Pinto
grapefruit), Melon, Anggur, Peach, Alpukat beans, Navy
Semangka, Pepaya, Kiwi, beans, Lima
Mangga, Pepaya Apel, Pir, beans
Kismis
Asparagus, Oyong, Labu, Wortel, Tomat, POLONG- Bayam dimasak, Pecan, Kacang Cokelat
Bawang, Jus Kapri, Bit, Jagung, Kol, POLONGAN/ Kacang merah, mete
sayuran, Seledri, Selada, Kacang Polong, SAYUR- Kacang panjang
Peterseli, Bayam Bokor, Cukini, Buah Zaitun, SAYURAN
mentah, Brokoli, Ubi jalar, Carob Kedelai, Tahu,
Bawang putih Tempe
Almond Chesnut KACANG- Biji Labu, Biji Beras putih, Kacang tanah,
KACANGAN/ bunga matahari Oats, Rye Walnut
BIJI-BIJIAN
Minyak zaitun Minyak biji rami Minyak Kanola MINYAK Minyak jagung
(olive oil) (flaxseed oil)
Amarant, Millet, SEREALIA Wholegrains, Gandum,
Wild rice, Beras merah Tepung terigu
Quinoa yang dipucatkan,
Kue, Roti, Pasta
DAGING/IKAN Ikan laut dalam Kalkun, Ayam, Sapi, Babi,
Kambing Seafood
ASI (air susu Keju, Kedelai, TELUR/ Telur, Mentega, Susu sapi Keju, Susu sapi
ibu) Susu kambing PRODUK SUSU Yogurt, mentah olahan, Es krim
liar, Whey Buttermilk, Keju
rendah lemak
Teh herba, Air Teh hijau Teh jahe MINUMAN Teh Kopi Bir, Soda
jeruk nipis
Sumber: Majalah Nirmala II/IV/November
Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan makanan
pembentuk basa, sedangkan makanan hewani dan karbohidrat merupakan makanan pembentuk
asam. Karena kita tetap membutuhkan energi untuk beraktivitas, sumber karbohidrat tidak bisa
kita tinggalkan, namun sebisa mungkin diluar makanan pokok perbanyak sayuran dan buah dan
usahakan meminimalisir konsumsi hewani.
Gambar 11 Gambar 12
Proses metabolisme yang Kadar O2 yang rendah di
tinggi menyebabkan kenaikan gunung membuat pendaki
produksi ion karbonat. bernapas lebih cepat.
Akibatnya pH darah turun dan Akibatnya terlalu banyak
terjadi kondisi asidosis CO2 yang dilepas sehingga
sementara. pH darah akan naik dan
terjadi alkalosis.
Sumber: caramengecilkanperut-
terbaik.blogspot.com
Sumber: cozmeed.com
19
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA
Mengukur pH
Untuk mengukur pH larutan atau mengidentifikasi sifat larutan asam dan basa kalian dapat
menggunakan indikator. Indikator ini dapat berubah warna ketika ditetesi zat yang bersifat asam
atau basa. Indikator asam dan basa dapat berupa indikator buatan, seperti kertas lakmus,
indikator universal, dan pH meter atau indikator alami, seperti kunyit, bunga kembang sepatu,
kubis ungu, dan kulit manggis.
Indikator Buatan
Indikator buatan untuk mengidentifikasi asam dan basa, antara lain kertas lakmus, kertas
indikator, bahan indikator, dan pH meter. Bagaimana kertas lakmus dapat digunakan untuk
menentukan sifat asam, basa, dan garam? Kertas lakmus ada dua jenis yaitu kertas lakmus
merah dan kertas lakmus biru. Kertas lakmus merah jika dicelupkan dalam larutan asam maka
akan tetap berwarna merah begitu juga jika dicelupkan dalam larutan netral. Akan tetapi kertas
lakmus merah akan berwarna biru jika dicelupkan dalam larutan basa. Adapun kertas lakmus
biru akan berwarna merah jika celupkan dalam larutan asam, tetapi akan tetap berwarna biru
jika dicelupkan dalam larutan basa atau netral.
Jadi larutan asam memerahkan kertas lakmus biru dan larutan basa membirukan kertas lakmus
merah. Kertas lakmus merah dan biru tidak akan berubah warna dalam larutan netral.Selain
kertas lakmus kita juga dapat menggunakan indikator buatan yang lain.
Sumber: nurhayaniuny.blogspot.com
Gambar 13. Kertas lakmus merah dan lakmus biru
ChemFact
Indikator Alami
Indikator alami yang dapat digunakan untuk menentukan sifat asam, basa, dan garam suatu zat
antara lain kulit manggis, kunyit, dan kol merah. Untuk menjadikan indikator alami, maka
bahan-bahan indikator seperti kulit manggis, kunyit atau kol merah terlebih dahulu dibuat
ekstrak dengan cara menghaluskannya dan menambahkan air. Ekstrak kol merah pada keadaan
netral berwarna ungu. Jika ekstrak kulit manggis, ditetesi larutan asam, maka warna ungu akan
berubah menjadi merah muda dan jika ditetesi larutan basa akan berubah menjadi hijau. Berikut
ini bahan yang dapat dijadikan indikator alami beserta perubahan warnanya.
pH 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Buah Bit
Blueberry
Buah Ceri
Serbuk kunyit
Jus Anggur
Bawang
Kulit Persik
Kulit Pir
Kulit Prem
Kulit Lobak
Kol Merah
Tomat
Gambar 15. Indikator alami beserta perubahan warnanya
21
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA
ChemProject
Setelah kita mengetahui tentang berbagai jenis bahan yang dapat dijadikan indikator alami yaitu
salah satunya adalah kol merah. Proyek kali ini adalah proyek kimia sederhana yang dapat
kamu lakukan bersama dengan teman-temanmu di rumah. Biasanya untuk mengukur keasaman
atau kebasaan suatu larutan para ilmuwan menggunakan skala indikator pH universal. Pada
proyek ini kamu akan belajar tentang skala pH, dan kamu dapat membuat kertas indikator pH
sendiri yang menggunakan ekstrak kol merah.
Tujuan
Membuat kertas indikator pH sendiri, dan menggunakannya untuk mengukur keasaman dan
kebasaan dari berbagai larutan yang ada di lingkungan sekitar rumah.
Siapkan sebuah kol merah Potong dan iris kol merah Tambahkan air secukupnya Saring airnya dan taruh
kemudian taruh di dalam panci kemudian rebus sekitar kedalam mangkuk
Rendam kertas saring kedalam Keringkan kertas saring Potong kertas dengan ukuran Kertas indikator pH siap
jus kol merah kira-kira lebar 2-3 cm digunakan untuk menguji
22
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA
ChemProject
Apakah Hujan Asam?
Hujan memegang peranan penting dalam kehidupan di bumi ini. Namun, hujan juga bisa
membawa musibah. Salah satunya yaitu apabila hujan yang turun adalah hujan asam. Nah,
apakah hujan yang terjadi di sekitar kalian termasuk hujan asam? Mari kita cari tahu bersama.
Tujuan Penelitian
Setelah melakukan Kegiatan ini siswa dapat menganalisis apakah hujan di sekitar lingkungan
mereka termasuk hujan asam atau hujan biasa dengan menggunakan indikator pH universal.
Prosedur
1. Siapkan air hujan yang kalian dapat dari lokasi yang berbeda
2. Siapkan 2 buah gelas, beri label A dan B.
3. Masukkan 100 ml air hujan A ke dalam gelas A dan masukkan 100 ml air hujan B ke
dalam gelas B.
4. Uji gelas A dan B dengan menggunakan indikator pH universal atau pada kertas indikator
pH yang kalian buat sendiri.
pH: 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Gambar 16. Skala pH kertas indikator pH kol merah
5. Buatlah tabel pengamatan dan catat hasil pengamatan kalian pada tabel tersebut.
Sifat Larutan
Larutan Warna pH
Asam Netral Basa
Air Hujan A
Air Hujan B
ChemTask
Kerjakanlah kegiatan diatas dengan teman sekelompokmu, kemudian buatlah laporan yang
sistematis dan dokumentasikan kegiatan kalian kemudian jawablah pertanyaan berikut.
a. Kandungan apa yang ada di dalam kol merah yang dapat dijadikan indikator asam basa?
b. Berdasarkan hasil pengamatan kalian dengan menggunakan kertas indikator pH kol merah,
berapakah perkiraan pH air hujan A dan air hujan B?
c. Berdasarkan hasil pengamatan kalian dengan menggunakan indikator pH universal,
berapakah pH air hujan A dan air hujan B?
d. Apakah air hujan yang kalian uji termasuk hujan asam atau bukan? Coba jelaskan!
23
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA
ChemQuestion
Simaklah kasus berikut. Dapatkah kalian memecahkan masalahnya?
Sungai Banyu Pahit (Sungai Asam) yang terletak di daerah Jawa Timur merupakan salah
satu sungai paling tercemar di Indonesia karena sungai ini memiliki air yang hiperasam. Sungai
ini terletak berdekatan dengan Gunung Berapi Ijen. Gunung ini terbilang aktif dalam melakukan
aktivitas vulkanik, magma yang dihasilkan oleh Gunung Ijen didominasi dengan fase uap asam
klorida (HCl), asam sulfida (H2S) dan asam fluorida (HF).
Jelaskan bagaimana sungai Banyu Pahit dapat memiliki air yang sangat asam?
Jika diambil sampel air dari sungai Banyu Pahit kemudian di uji di laboratorium
menggunakan kertas lakmus merah, maka apa yang terjadi pada kertas lakmus merah?
Jika diambil sampel air dari sungai Banyu Pahit kemudian di uji di laboratorium
menggunakan kertas lakmus biru, maka apa yang terjadi pada kertas lakmus biru?
Jika dari hasil analisa laboratorium sampel air sungai Banyu Pahit memiliki konsentrasi H+
sebesar 1×10-1 M, maka berapakah pH dari air sungai tersebut?
Berdasarkan pertanyaan sebelumnya, berapakah pOH dari air sungai tersebut?
Tulislah reaksi ionisasi kandungan magma gunung ijen yaitu HCl, H2S dan HF dalam air
(teori Arrhenius).
Seorang petani di desa bersuka cita karena panennya selalu berlimpah setiap tahun. Mulai
dari bertanam padi, sayuran, sampai buah-buahan selalu menuai panen berlimpah berkat
penggunaan pupuk (fertilizer) yang mengandung amonia (NH3). Di lain pihak, kebahagiaan
petani ini harus ditebus dengan terganggunya lingkungan karena peningkatan keasaman
atmosfer pencetus terjadinya hujan asam yang menyebabkan tanah menjadi asam. Untuk itu si
petani tersebut membeli suatu produk pupuk pertanian dalam bentuk serpihan batu kapur yang
mengandung kalsium karbonat (CaCO3) dijual sebagai produk untuk memperbaiki pH tanah
yang bersifat asam.
Zat apa yang dihasilkan dari penggunaan pupuk (fertilizer) yang mengandung ammonia
yang dianggap sebagai pencetus hujan asam?
Jelaskan mengapa hujan asam dapat terjadi dalam kasus tersebut?
Jika tanah tersebut diberikan serpihan batu kapur, apa yang terjadi pada pH tanah? Apakah
pH tanah meningkat atau menurun?
Selain menyebabkan tanah asam, sebutkan dampak lain hujan asam terhadap lingkungan.
24
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA
Rangkuman
Hujan asam adalah segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6.
Penyebab hujan asam adalah sulfur dioksida (SOX) dan oksida nitrogen (NOX) yang berasal
dari kegiatan alam dan kegiatan manusia.
Kandungan hujan asam yaitu H2SO4 dan HNO3 yang merupakan asam kuat yang dapat
merusak jaringan hidup.
pH larutan menyatakan konsentrasi ion H+ dalam larutan.
ChemTask
Tulislah rangkuman dari buku ini dalam bentuk peta konsep (mind map), kemudian
diskusikanlah hikmah yang kalian dapat setelah membaca buku ini.
َ اللَّ ُه َّم
صيِّبًا نَافِ ًعا
"Ya Allah, (jadikan hujan ini) hujan yang membawa manfaat
(kebaikan)." (HR. Al-Bukhari, dari hadits 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha)
25
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA
Glosarium
Antropogenik adalah sumber pencemaran yang tidak alami timbul karena ada pengaruh atau
campur tangan manusia atau aktifitas manusia.
Deposisi (fisika) atau Desublimasi adalah proses peengkristalan dimana hal ini terjadi karena
proses mengerasnya/membekunya suatu benda yang memiliki zat zat tertentu dan memiliki
unsur unsur zat yang dapat memberikan warna saat mengeras dan jika dilihat seperti warna
kristal.
Elektron adalah partikel subatom yang bermuatan negatif.
Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang
masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara ambien yang mempunyai dan/atau tidak
mempunyai potensi sebagai unsur pencemar.
Reaksi fotokatalitik adalah reaksi yang berlangsung karena pengaruh cahaya dan katalisis
secara bersama-sama.
Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan
kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
26
BUKU SU PLEMEN KIMI A KONT EKST UAL PAD A KON SEP ASAM BASA
Berikut ini adalah pedoman penilaian laporan yang dapat dijadikan acuan guru untuk menilai
laporan praktikum siswa dan dapat dijadikan petunjuk bagi siswa untuk membuat laporan yang
Daftar Pustaka
Ahira, Anne. Proses Hujan Asam dan Kerusakan Lingkungan.
Tersedia: http://www.anneahira.com/proses-hujan-asam.htm
BMKG. 2012. Buku Informasi Perubahan Iklim dan Kualitas Udara di Indonesia. Jakarta: BMKG
Carboni, Giorgio. 2004. Fun Science Gallery: Experiments with Acids and Bases. Pianoro, Italy.
Tersedia: http://www.funsci.com/fun3_en/acids/acids.htm
Johari, J.M.C dan M. Rachmawati. 2009. Kmia 2: SMA dan MA untuk kelas XI. Jakarta: Esis
Partana, Crys Fajar dan Antuni Wiyarsi. 2009. Mari Belajar Kimia 2: Untuk SMA XI IPA. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Depdiknas
Sunarya, Yayan dan Agus Setiabudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia 2: Untuk Kelas XI SMA/
MA Program IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas
A. Standar Kompetensi
Mendeskripsikan sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya.
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung
pH larutan.
C. Indikator
Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Arrhenius.
Mengetahui sifat asam dan basa.
Menghitung pH larutan asam atau basa yang diketahui konsentrasinya.
Menjelaskan fenomena hujan asam.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
2. Siklus Pembentukan
Hujan Asam
3. Sifat Asam Basa dan
Peran pH dalam
Kehidupan
4. Dampak Hujan Asam
5. Upaya Pencegahan
Hujan Asam
d) Guru meminta peserta c) Siswa membaca, diskusi, Elaborasi
didik untuk memahami serta merangkum materi
materi kelompoknya dan kelompoknya dan
menyiapkan pertanyaan menyiapkan pertanyaan
yang akan diberikan untuk materi lain
untuk kelompok lain
e) Guru menjawab d) Siswa bertanya pada guru Eksplorasi
pertanyaan peserta didik apabila ada hal yang tidak
apabila ada yang tidak dipahami
dipahami
3 Kegiatan Pentutup
a) Guru memberikan tugas a) Siswa mencatat tugas
berupa merangkum yang diberikan guru
materi dalam buku 10 menit
suplemen dan membuat
slide presentasi tiap
kelompok
Pertemuan Kedua
Kegiatan Belajar Waktu
No. Keterangan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa (menit)
1 Kegiatan Pendahuluan
a) Guru memberi salam dan a) Siswa menjawab salam 15 menit
mengecek kehadiran
191
siswa
b) Guru meminta siswa b) Siswa duduk berkelompok
untuk berkumpul dengan
kelompoknya
c) Guru bertanya kesiapan c) Siswa melaporkan
kesiapan untuk
siswa untuk
mempresentasikan materi
mempresentasikan
materinya
2 Kegiatan Inti
a) Guru memerintahkan a) Kelompok satu Elaborasi
untuk memulai presentasi mempresentasikan
dimulai dari kelompok materinya, kelompok yang
satu untuk lain menyimak
mempresentasikan materi Eksplorasi
b) Guru membimbing dan b) Siswa dari kelompok lain
mengarahkan jalannya memberi pertanyaan untuk
55 menit
diskusi kelompok satu, kemudian Konfirmasi
kelompok satu menjawab
pertanyaan yang
sepengetahuan mereka
c) Siswa menjalankan
presentasi dan diskusi,
serta tanya jawab sampai
kelompok terakhir
3 Kegiatan Pentutup
a) Guru menanyakan a) Siswa menjawab paham
tentang hasil diskusi dan akan materi dan bertanya
menjawab pertanyaan hal yang masih ingin
10 menit
yang masih ingin ditanyakan yaitu “Apakah Konfirmasi
Ditanyakan dapat terjadi salju asam
ditempat yang turun
salju?”
192
Pertemuan Ketiga
Kegiatan Belajar Waktu
No. Keterangan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa (menit)
1 Kegiatan Pendahuluan
a) Guru memberi salam dan a) Siswa menjawab salam
mengecek kehadiran 15 menit
siswa
b) Guru menanyakan c) Siswa menjawab:
193
presentasi kemarin?”
d) Guru menjelaskan konsep Elaborasi
pH pada halaman 14, d) Siswa berdiskusi dengan
kemudian guru menyuruh teman sebangku untuk
siswa untuk mengerjakan mengerjakan ChemTask
ChemTask pada halaman pada halaman 15
15
e) Guru memberi tugas
siswa pada buku pokok e) Siswa mengerjakan tugas
Review 6.1 dan Review Review 6.1 dan Review
6.5 6.5 pada buku pokok
3 Kegiatan Pentutup
a) Sebelum mengakhiri a) Siswa menyimak
pembelajaran, guru
mengumumkan dan
mengapresiasi kelompok
terbaik dalam
mempresentasikan materi 5 menit
dan kelompok terbaik
dalam menjawab
pertanyaan
b) Guru menutup b) Siswa menjawab salam
pembelajaran hari ini dan
mengucapkan salam
195
6. Tulislah reaksi ionisasi kandungan magma gunung ijen yaitu HCl, H2S dan HF dalam air
(teori Arrhenius).
Seorang petani di desa bersuka cita karena panennya selalu berlimpah setiap tahun. Mulai dari
bertanam padi, sayuran, sampai buah-buahan selalu menuai panen berlimpah berkat
penggunaan pupuk (fertilizer) yang mengandung amonia (NH3). Di lain pihak, kebahagiaan
petani ini harus ditebus dengan terganggunya lingkungan karena peningkatan keasaman
atmosfer pencetus terjadinya hujan asam yang menyebabkan tanah menjadi asam. Untuk itu si
petani tersebut membeli suatu produk pupuk pertanian dalam bentuk serpihan batu kapur yang
mengandung kalsium karbonat (CaCO3) dijual sebagai produk untuk memperbaiki pH tanah
yang bersifat asam.
7. Zat apa yang dihasilkan dari penggunaan pupuk (fertilizer) yang mengandung ammonia
yang dianggap sebagai pencetus hujan asam?
8. Jelaskan mengapa hujan asam dapat terjadi dalam kasus tersebut?
9. Jika tanah tersebut diberikan serpihan batu kapur, apa yang terjadi pada pH tanah? Apakah
pH tanah meningkat atau menurun?
10. Selain menyebabkan tanah asam, sebutkan dampak lain hujan asam terhadap lingkungan
(minimal 3).
Pedoman Penskoran
No. Jawaban Skor Skor Total
1. Karena sungai berdekatan dengan 1 3
Gunung Ijen melepaskan gas asam,
yaitu HCl, H2S dan HF ke udara
bebas, 1
ketika gas-gas tersebut menempel air
hujan atau pada air sungai maka gas 1
tersebut akan bereaksi dengan air
dan membentuk asam
2. Kertas lakmus merah tidak 1 1
berubah warna atau tetap
berwarna merah ketika di celupkan
197
pH = 1
5. Menulis diketahui pH = 1 1 3
Menulis rumus pH = 14 − pOH 1
Menulis jawaban
pOH = 14 − pH 1
pOH = 14 − 1 = 13
6. H2O 1 3
HCl g H+ aq + Cl− aq
H2O
H2 S(g) 2H +(aq ) + S 2−(aq )
1
H2O
HF(g) H + (aq ) + F −(aq ) 1
7. Zat NOX 1 1
8. Pupuk yang digunakan menghasilkan 1 3
senyawa penyebab hujan asam
yaitu gas NOX, kemudian gas tersebut 1
berdifusi keluar menuju atmosfer.
Di atmosfer, ketika bereaksi dengan
1
air hujan maka menghasilkan asam
nitrat yang jatuh sebagai hujan asam.
9. pH tanah akan kembali menjadi 1 2
netral atau pH yang sesuai untuk
tanah yaitu pH 6-7.
Pada keadaan tanah asam maka pH 1
tanah akan lebih rendah dari pH
198
Mengetahui
Lampiran 10. Kisi-kisi Angket Respon Siswa 199
Pernyataan Pernyataan
Aspek No Indikator
Positif Negatif
Kelayakan isi Kesesuaian peristiwa
1 1
dengan lingkungan
Kesesuaian contoh
2 4
soal dan latihan
Manfaat dalam
3 5
kehidupan
Manfaat untuk
penambahan
4 6
wawasan
pengetahuan
Sajian Kegiatan mudah
5 3
diaplikasi
Menunjang
6 7
pembelajaran
7 Kejelasan informasi 8
Kemenarikan untuk
8 9
dibaca
9 Pemberian motivasi 10, 11
Bahasa Kesesuaian dengan
10 kaidah Bahasa 12
Indonesia
11 Keefektifan bahasa 13
12 Mudah dipahami 2
Grafis Penggunaan font
13 (jenis dan ukuran) 14, 15 16, 17
dan spasi
Kesesuaian layout,
14 18 19
tata letak
Kesesuaian ilustrasi, 20, 21, 22,
15 24
grafis, gambar, foto 23
Jumlah Butir 12 12
Lampiran 11. Angket Respon Siswa 200
Pilihan Jawaban
No Pernyataan
1 2 3 4 5
10 Buku ini baik digunakan untuk meningkatkan minat belajar
11 Buku ini baik untuk mendorong rasa ingin tahu
Kalimat yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa
12
Indonesia yang baik dan benar
13 Pemilihan kata dalam penjabaran materi efektif dan efisien
14 Menggunakan font, jenis, ukuran dan warna yang sesuai
15 Spasi antar huruf normal
16 Penulisan paragraf terlalu padat
17 Pemisahan antar paragraf tidak jelas
18 Spasi antara teks dan ilustrasi sesuai
19 Penempatan unsur tata letak tidak baik
20 Ilustrasi tidak sesuai dengan materi yang disajikan
21 Ilustrasi yang ditampilkan tidak menarik untuk dilihat
22 Ilustrasi yang ditampilkan membingungkan dalam belajar
23 Bentuk ilustrasi tidak proporsional
Ilustrasi ditampilkan secara serasi dengan unsur materi/isi
24 buku (judul, sub judul, teks, keterangan gambar) pada
seluruh halaman
Responden
Lampiran 12. Hasil Pengolahan Data Angket Siswa 202
: 85,33%
: 87,33%
Lampiran 14. Penentuan Kriteria Tiap Aspek pada Angket Siswa 204
Presen
Presen tase
No
Aspek Indikator Pernyataan tase Kriteria Rata- Kriteria
Perny
(%) rata
(%)
Kesesuaian Peristiwa yang disajikan
Sangat Sangat
peristiwa dengan 1 sesuai dengan keadaan 85,33 85,33
Baik Baik
lingkungan sekitar lingkungan
Kesesuaian
Penggunaan contoh soal
contoh soal dan 4 76 Baik 76 Baik
dan latihan yang baik
Kelaya latihan
kan Isi Konsep-konsep
Manfaat dalam Sangat Sangat
5 bermanfaat dalam 85,33 85,33
kehidupan Baik Baik
kehidupan
Manfaat untuk Buku ini baik digunakan
Sangat Sangat
menambah 6 untuk menambah 89,33 89,33
Baik Baik
wawasan wawasan
Kegiatan yang terdapat
Kegiatan mudah Sangat Sangat
3 dalam buku ini sulit 87,33 87,33
diaplikasi Baik Baik
untuk diaplikasi
Buku ini tidak
Menunjang Sangat Sangat
7 menunjang 88,67 88,67
pembelajaran Baik Baik
pembelajaran
Kejelasan Informasi yang Sangat Sangat
8 84,67 84,67
informasi disajikan tidak jelas Baik Baik
Sajian
Kemenarikan Buku ini tidak menarik Sangat Sangat
9 92,67 92,67
untuk dibaca untuk dibaca dan dilihat Baik Baik
Buku ini baik digunakan
10 untuk meningkatkan 79,33 Baik
Pemberian minat belajar Sangat
82,33
motivasi Buku ini baik untuk Baik
Sangat
11 mendorong rasa ingin 85,33
Baik
tahu
Kesesuaian Kalimat yang digunakan
dengan kaidah sesuai dengan kaidah Sangat Sangat
12 88 88
Bahasa bahasa Indonesia yang Baik Baik
Indonesia baik dan benar
Pemilihan kata dalam
Bahasa Keefektifan Sangat Sangat
13 penjabaran materi 81,33 81,33
bahasa Baik Baik
efektif dan efisien
Materi yang disajikan
Sangat Sangat
Mudah dipahami 2 dalam buku ini sulit 87,33 87,33
Baik Baik
dipahami
Penggunaan font Menggunakan font,
Sangat Sangat
Grafis (jenis dan 14 jenis, ukuran dan warna 88,67 86,835
Baik Baik
ukuran) dan yang sesuai
205
NIM 109016200004
Referensi Paraf
I I
q
40.
16.
Abdul Majid. Pe re ncanaan Pe n
19.
(Jakarta: Pusal Perbukua.n Depdiknas, 2008), h. 1.
24.
Andi Prastowo, Par?dran KreatiJ...h. 168.
Siti Maryam, Strengthening the Character: Uphold Ethics
I (
I
30.
200'7),h.4t. /
32. Elaine B. lohrrson, Contextual Teaching and Learning:
Menjadikan Kegiatan Belaial-Mengai
dan Bermakna, (Bandung: Mizan Leaming
ar MengasyiL'dk
Center,
I
{
2007),n.6'7.
13. Ama Poedjiadi, Sdilxs Teknologi Masyarakat Model
Pembeldjarafi Kontekstlttl Bermuatfit i/ai, (Bandung:
I
34.
PT Remaja Rosdakaxya, 2005), h. 99.
42.
untuk kelas Xl, (Jakarta: Esis, 2006), h. 175-176.
I
Kimia untuk Sltl-4-MA Kelas XI IPA, (lakafiat P\sat
Perbukuan, 2009), h. 157. I I
4\. Crys Fajar Pratama dan Antuni Wiyarsi, Mali Belajar...h.
l5 8.
Jlr )
44. Meta Kuswandari, dkk., Pengembangan Balan Ajar
Fisika SMA dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi \
Pengukuran Besaran Fisika, Jurnal Pendidikan Fisika, 4 t
Vol.1 No.2, 2013, h. 41-44.
45. Salwa Amaliyab, "Pengembangan Perangkat
Pembelajarzur Matematika Bilingual dengan
t
6.
Menuusun-..h. 52.
v
'7. S|.epr;-, Penulisan Bubu Teks Pelajaran. (Bar.dutrg: PT
Remaja Rosdakarya, 2012), h. 135. ,
t,
8. Sularyadi. dkt.. Pengembangan Bulu h 64.
Ciputat, 15 April2014
Mengetahui