Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

DOMAIN PSIKOLOGI DALAM PEMBELAJARAN MOTORIK


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Perkembangan Motorik
Dosen: Devaron Suardi, M.Pd

Disusun Oleh :
Mulyani
Prdaus
Irfan. H
Semester: III
Prodi : PJKR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(STKIP) SYEKH MANSHUR PANDEGLANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan
kenikmatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada baginda kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari alam kegelapan ke alam terang benderang yang penuh dengan kerahmatan.
Penyusun dengan penuh kesadaran diri bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan, hal ini terjadi karena dengan kemampuan dan kedangkalan ilmu yang
kami miliki. Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
dan pihak yang turut membantu terselesainya makalah ini. Dan kami mohon atas kritik dan
sarannya agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Terima kasih.

Pandeglang, November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang..............................................................................................1
B. Rumusan masalah........................................................................................1
C. Tujuan penulisan..........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Domain Psikomotor...................................................................................3
B. Belajar........................................................................................................4
C. Gerak.........................................................................................................5
D. Pengertian motivasi...................................................................................7
E. Komponen motivasi...................................................................................7
F. Domain Psikomotor Dalam Belajar Grak..................................................8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia mulai dari saat lahir hingga mati pasti bergerak. Walaupun saat tidur, manusia
pasti melakukan gerakan. Manusia bergerak dalam dua metode, yaitu bergerak secara sadar dan
tidak sadar. Yang yang sadar yakni melakukan aktivitas sehari, seperti berjalan, berlari,
melompat, melompat, dan lain-lain. Sedangkan gerakan yang tanpa sabar yakni gerakan-gerakan
pada organ dalam, seperti gerakan diafragma saat melakukan pernafasan, berkedip, dan lain-lain.
Ada beberapa Istilah yang sering digunakan dalam studi tentang gerak manusia (human
movement). Istilah tersebut adalah ilmu gerak, kinesiologi, human performance, dan pendidikan
jasmani. Istilah istilah ini sering kali terdengar saat ada perbincangan tentang gerak. Selain
istilah-istilah tersebut, saat ini mulai sering terdengar juga istilah yang membahas tentang gerak
manusia, yaitu pertumbuhan dan perkembangan motorik. Pada ilmu ini pembahasan tentang
gerak lebih detail, mulai dari saat manusia mulai tumbuh dalam janin hingga mati. Dan juga
pergerakan manusia dari mulai dibuahi oleh induk telur hingga manusia muncul dan mengalami
berbagai perubahan hingga mati.
Dalam makalah yang dibuat oleh Ma’mun dan Saputra, mengatakan bahwa perilaku
gerak manusia terbagi dalam tiga bagian, yaitu teori gerak (motor control), belajar gerak (motor
learning), dan perkembangan gerak (motor development). Teori gerak adalah studi mengenai
factor-faktor fungsi syaraf yang mempengaruhi gerak manusia. Belajar gerak merupakan studi
tentang proses keterlibatan dalam memperoleh dan menyempurnakan ketrampilan gerak sangat
terkait dengan latihan dan pengalaman individu bersangkutan. Dan perkembangan gerak
merupakan perubahan dalam perilaku gerak yang mereflesikan interaksi dari kematangan
organisme dan lingkungannya.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini aka ada beberapa rumusan masalah-masalah yang akan dijelaskan secara
rinci. Rumusan masalah tersebut yaitu:
1. Apa itu Domain Psikomotor?
2. Apa itu Belajar?

1
3. Apa itu Gerak?
4. Apa itu Domain Psikomotor Dalam Belajar Gerak?
5. Apa pengertian motivasi?
6. Apa Komponen motivasi

C. Tujuan Penulisan
Agar makalah ini lebih berguna untuk penulis, dosen pembimbing dan juga pembaca, maka ada
beberapa tujuan dalam penulisan ini makalah ini, yaitu:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pertumbuhan dan Perkembangan Motorik
2. Agar dapat memahami tentang domain psikotor pada manusia
3. Agar dapat memahami tentang belajar
4.   Agar dapat memahami tentang gerak
5. Agar dapat memahami tentang domain psikomotor dalam belajar gerak
6. Agar dapat memahami tentang pengertian motivasi
7. Agar dapat memahami tentang komponen motivasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Domain Psikomotor
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kata “domain” artinya adalah wilayah; tanah.
Domain juga sering diidentikan dengan internet. Banyak para ahli yang mengartikan domain
berkaitan dengan internet. Misalnya Irene Joos dan Nancy mendefinikan kata domain adalah
identitas sebuah website di internet. Dan Yuhefizar mengatak bahwa domain adalah nama
unik yang dimiliki sebuah website yang terdiri dari dua bagian dan dipisahkan oleh sebuah
titik. Namun dalam makalah ini domain bukan diartikan sebagai wensite, namun domain
yang berhubungan dengan perkembangan sistem gerak manusia atau kemampuan motorik
manusia.
Kemampuan motorik adalah suatu yang mendasar dalam kehidupan setiap orang.
Gerak adalah suatu penampilan yang ditampilkan oleh manusia secara nyata dan dapat
diamati. Kemampuan motorik penting dipelajari dalam pelajaran pendidikan jasmani karena
kemampuan gerak merupakan bagian dari ranah psikomotorik.  Ada tiga komponen dasar
dominan psikomotor, yaitu: domain yang bersifat jasmani (psysical), kesegaran (fitness), dan
permainan (play). Komponen kesegaran menunjuk pada kuantitas gerakan, atau seberapa
lama gerakan yang dilakukan dapat dipertahankan, dan komponen bermain menyajikan
akumulasi perkembangan domain psikomotor. Adapun unsur-unsur kemampuan motorik
terdiri dari: (1) kekuatan, (2) kecepatan, (3) power, (4) ketahanan, (5) keseim bangan, (6)
fleksibilitas, dan (7) koordinasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan motorik
adalah faktor tampilan dan faktor lingkungan. Faktor tampilan paling sering berpengaruh
pada kemampuan motorik tertentu, faktor tampilan dapat berupa ukuran tubuh, pertumbuhan
fisik, sistem saraf, kekuatan dan berat tubuh.
Dari beberapa ahli psikologi pendidikan yang relative sederhana namun bisa diterima
oleh masyarakat luas, yaitu teori dari Benyamin Bloom. Benyamin Bloom mengatakan
bahwa proses pembelajaran yang dialami manusia itu menempuh tiga jalur utama, yaitu
pertama yang berkaitan dengan domain kognitif, kedua domain efektif, dan yang ketiga
domain psikomotor. Lewat pendapatnya tersebut, maka banyak pamikiran-pemikiran yang

3
dimiliki oleh masyarakat tentang proses belajar mulai berkembang dan mulai berfikir bahwa
proses belajar tidak hanya ada diranah atau lingkungan sekolah saja, namun proses belajar
ada disekitar masyarakat luas.
Pengertian dari ketiga jalur atau domain tersebut, yaitu domain kognitif adalah
domain yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan intelektual, seperti pengertian,
pengetahuan, dan ketrampilan berfikir. Domain afektif yaitu berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian
diri. Dan domain psikomotor adalah domain yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek ketrampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan
mesin.
Jadi dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa domain psikomotor itu adalah
cara atau proses belajar yang bersifat kemampuan motorik manusia. Manusia tidak hanya
belajar untuk mengembangkan pola berfikir tentang ilmu pengetahuan saja, namun juga perlu
untuk belajar untuk mengembangkan pola kreatifitas dengan cara mengembangkan domain
psikomotornya. Domain psikomotor ini sebenarnya sudah mulai sejak manusia dilahirkan
didunia. Contohnya bayi mulai mengenali keadaan sekitar atau lingkungannya, hal ini
dilakuannya untuk beradaptasi, karena manusia mempunyai salah satu sifat yaitu adaptasi.
Jadi domain psikomotor itu perlu diketahui oleh setiap manusia, karena domain
psikomotor berperan penting dalam proses perkembangan manusia menuju dewasa. Selain
itu jika sistem kreatifitas manusia dikembangkan, maka akan membuat manusia tersebut
menjadi manusia yang kreatif, dengan kretifitas menjadikan hidup menusia menjadi
berwarna dan lebih bermakna.

B. Belajar
Belajar pada hakikatnya selalu terintegrasi dengan kehidupan manusia, demikian juga
binatang. Peristiwa yang dialami baik oleh manusia ataupun hewan pada dasarnya
merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam arti kata
bahwa tanpa belajar manusia ataupun binatang, maka kelangsungan hidupnya akan terancam.
Hergenhahn dan Olson (1993) menyimpulkan bahwa, kemampuan one trial learning dari binatang
merupakan pelengkap dari instingnya agar binatang tersebut dapat mempertahankan
kehidupannya. Demikian pula halnya dengan manusia, agar mereka bisa terus mempertahankan

4
hidupnya, maka mereka dituntut untuk terus belajar, belajar, dan belajar hingga manusia tersebut
maninggal.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hergenhahn dan Olson (1993) menghasilkan definisi
belajar, yaitu belajar adalah sebagian dari perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau
potensi perilaku yang merupakan hasil dari pengalaman dan tidak bercirikan tanda-tanda yang
disebabkan oleh pengaruh yang bersifat sementara seperti yang disebabkan oleh sakit, kelelahan
atau pengaruh obat-obatan. Ketika membaca definisi belajar dari Hergenhahn dan Olson tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa, mereka adalah peneliti yang beraliran behavioris, karena mereka
menempatkan perilaku sebagai indikator perubahan yang diakibatkan oleh belajar. Oleh karena itu,
maka orang yang beraliran kognitivis akan mendebatkan bahkan akan menolaknya. Contohnya,
Mayer (1987) yang beraliran kognitivis mengajukan definisi belajar sebagai perubahan yang relative
permanen dalam pengetahuan (knowledge) dan perilaku seseorang yang disebabkan oleh
pengalaman.
Banyak ahli yang mengemukakan tentang jenis-jenis belajar. Salah satunya yaitu Robert
Gagne (1977), mengemukakan lima domain tentang jenis belajar, yaitu: 1) ketrampilan gerak, yaitu
gerakan berorientasi yang diwakili oleh oleh koordinasi respon terhadap tanda-tanda tertentu, 2)
informasi verbal, yaitu dicontohkan melalui fakta-fakta, prinsip-prinsip, dan generalisasi, yang
dianggap sebagai pengetahuan, 3) ketrampilan intelektual, yaitu diwakili oleh diskriminasi,
peraturan, dan konsep-konsep (penerapan pengetahuan), 4) strategi kognitif, yaitu ketrampilan-
ketrampilan yang terorganisir secara internal yang menentukan pembelajaran seseorang,
pengingatan dan pemikiran, 5) sikap, yaitu perilaku efektif seperti perasaan.
Kemudian Mayer (1987) mencoba memberikan batasan-batasan jenis belajar menjadi
empat, yaitu: 1) pembelajaran respon seperti yang ditunjukan oleh pembelajaran behaviorisme, 2)
pembelajaran konsep, yang menunjuk pada penguasaan peraturan klasifikasi baru, yang didasarkan
pada pengalaman, 3) pembelajaran verbal hapalan, yang melibatkan kemampuan untuk
menghasilkan suatu dftar respon verbal, 4) pembelajaran prosa, yang menunjuk pada
pembelajaran sematik baru atau prosedur pengetahuan dari tulisan atau prosa yang
menyatakan secara verbal.
C. Gerak
Gerak adalah suatu penampilan yang ditampilkan oleh manusia secara nyata dan
dapat diamati. Menurut pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa gerak adalah
perilaku manusia yang setiap saat dilakukan dan dapat diamati. Kemampuan motorik penting

5
dipelajari dalam pelajaran pendidikan jasmani karena kemampuan gerak merupakan bagian
dari ranah psikomotorik. Ada tiga komponen dasar dominan psikomotor, yaitu: domain yang
bersifat jasmani (psysical), kesegaran (fitness), dan permainan (play). Komponen bersifat
jasmani terkait dengan status anatomis atau struktural. Komponen motorik berhubungan
dengan kualitas gerak atau cara melakukan gerakan. Komponen kesegaran menunjuk pada
kuantitas gerakan, atau seberapa lama gerakan yang dilakukan dapat dipertahankan, dan
komponen bermain menyajikan akumulasi perkembangan domain psikomotor.
Adapun unsur-unsur kemampuan motorik terdiri dari: (1) kekuatan, (2) kecepatan, (3)
power, (4) ketahanan, (5) keseimbangan, (6) fleksibilitas, dan (7) koordinasi. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kemampuan motorik adalah faktor tampilan dan faktor lingkungan.
Faktor tampilan paling sering berpengaruh pada kemampuan motorik tertentu, faktor
tampilan dapat berupa ukuran tubuh, pertumbuhan fisik, sistem saraf, kekuatan dan berat
tubuh. Beberapa ahli menganggap bahwa sistem saraf merupakan faktor utama dalam
penggunaan kemampuan motorik anak. Kesulitan terbesar untuk mengembangkan sistem
saraf adalah cara mengontrol banyaknya kegiatan sendi gerak tubuh per unit. Pada satu
lengan saja kira-kira ada 2600 unit gerak, 26 otot, dan 4 sendi. Namun melalui latihan,
masing-masing unit gerak akan terkoordinasi. Faktor lingkungan juga mempengaruhi
kemampuan motorik, motivasi untuk bergerak mungkin karena adanya stimulasi dari
lingkungan, misalnya melihat sesuatu hal yang baru atau unik maka seseorang akan menuju
ke arah tersebut. Sebaliknya kurang gerak untuk melakukan gerakan secara aktif akan
menghambat perkembangan kemampuan motorik.
Maka perlu adanya ketrampilan gerak, agar manusia dapat melakukan setiap
kegiatannya dengan baik dan benar. Keterampilan dapat menunjuk pada aksi khusus yang
ditampilkan atau pada sifat di mana keterampilan itu dilaksanakan.  Banyak kegiatan
dianggap sebagai suatu keterampilan, atau terdiri dari beberapa keterampilan dan derajat
penguasaan yang dicapai oleh seseorang menggambarkan tingkat keterampilannya. Hal ini
bisa terjadi karena kebiasaan yang sudah diterima umum untuk menyatakan bahwa satu atau
beberapa pola gerak atau perilaku yang diperhalus bisa disebut keterampilan, contohnya
menulis, memainkan gitar atau piano, menyetel mesin, berjalan, berlari, melompat, dan
sebagainya.

6
Jadi, untuk memahami konsep gerak ini kita harus memahami secara komprehensif
mengenai sub-sub disiplin keilmuan yang ada didalamnya. Apabila hanya sebagian yang
dipahami, maka akan membuat sukar untuk lebih cermat memilah dan memilih istilah yang
sesuai dengan substansinya.
D. Pengertian motivasi
Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar. Kekuatan
penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber. Pada peristiwa pertama, motivasi siswa
yang rendah menjadi lebih baik setelah siswa memperoleh informasi yang benar. Pada
peristiwa kedua, motivasi belajar dapat menjadi rendah dan dapat diperbaiki kembali. Pada
kedua peristiwa tersebut peranan guru mempertinggi motivasi belajar siswa sangat berarti.
Pada peristiwa ketiga, motivasi diri siswa tergolong tinggi. Timbul pertanyaan- pertanyaan
seperti (i) kekuatan apa yang menjadi penggerak belajar siswa?, (ii) berapa lama kekuatan
tersebut berpengaruh dalam kegiatan belajar?, (iii) dapatkah kekuatan tersebut dipelihara?
Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa
keinginan, perhatian, kamauan atau cita-cita. Kekuatan tersebut dapat tergolong rendah, atau
tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebutnya kekuatan mental yang mendorong
terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan
mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.
Dalam motivasi terkandung adanya keinginan, harapan, kebutuhan,
tujuan, sasaran dan insentif. Keadaan kejiwaan inilah yang mengaktifkan, menggerakkan,
menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar (Koeswara, 1989; Siagian,
1989; Schein, 1991; Biggs & Telfer, 1987).

E. Komponen motivasi
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (i) kebutuhan, (ii) dorongan, dan
(iii) tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang
ia miliki dan yang ia harapkan. Sebagai ilustrasi, siswa merasa bahwa hasil belajarnya
rendah, padahal ia memiliki buku pelajaran yang lengkap. Ia merasa memiliki cukup waktu,
tetapi ia kurang baik mengatur waktu belajar. Waktu belajar yang digunakannya tidak
memadai untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Ia membutuhkan hasil belajar yang
baik. Oleh karena itu siswa mengubah cara-cara belajarnya. Dorongan merupakan kekuatan

7
mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan
kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan.
Dorongan yang berorientasi tujuan tersebut merupakan inti motivasi. Sebagai ilustrasi,
siswa kelas tiga SMA memiliki harapan untuk diterima sebagai mahasiswa fakultas teknik.
Siswa tersebut memperoleh hasil belajar rendah pada mata pelajaran matematika,
fisika, dan kimia dalam ulangan bulan kesatu. Menyadari hal ini, maka siswa tersebut
mengambil kursus tambahan dan belajar lebih giat. Pada ulangan kedua hasil belajarnya
bertambah baik. Menyadari hasil belajar bertambah baik tersebut, maka semangat belajar
siswa semakin tinggi. Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan
tersebut mengarahkan perilaku, dalam hal ini perilaku belajar. Pada kasus siswa mengambil
kursus dan bersemangat belajar tinggi tersebut menunjukkan bahwa siswa bertujuan lulus
UMPTN dan diterima di fakultas teknik. (Koeswara, 1989; Siagian, 1989; Schein, 1991;
Biggs & Telfer, 1987).

F. Domain Psikomotor Dalam Belajar Grak


Domain psikomotor adalah cara atau proses belajar yang bersifat kemampuan motorik
manusia. Sedangkan belajar gerak merupakan studi tentang proses keterlibatan dalam
memperoleh dan menyempurnakan ketrampilan gerak sangat terkait dengan latihan dan
pengalaman individu bersangkutan. Ada tiga tahapan dalam belajar gerak, yaitu: 1) tahapan
verbal kognitif dan proses membuat keputusan lebih menonjol, 2) tahapan gerak memiliki
makna sebagai pola gerak yang dikembangkan sebaik mungkin agar peserta didik atau atlit
lebih trampil, 3) tahapan otomatisasi artinya memperhalus gerakan agar peforma peserta
didik atau atlit menjadi lebih padu dalam melakukan gerakannya.
Jadi domain psikomotor dalam belajar gerak itu berhubungan dalam proses belajar
gerak. Dalam belajar gerak manusia menggukan tiga komponen dasar dalam domain
psikomotor, yaitu: 1) domain yang bersifat jasmani (psycal), kesegaran (fitness), dan
permainan (play). Komponen bersifat jasmani terkait dengan status anatomis atau struktural.
Komponen motorik berhubungan dengan kualitas gerak atau cara melakukan gerakan.
Komponen kesegaran menunjuk pada kuantitas gerakan, atau seberapa lama gerakan yang
dilakukan dapat dipertahankan, dan komponen bermain menyajikan akumulasi
perkembangan domain psikomotor.

8
BAB III
PENUTUP

A. Penutup
Domain psikomotor itu adalah cara atau proses belajar yang bersifat kemampuan motorik
manusia. Manusia tidak hanya belajar untuk mengembangkan pola berfikir tentang ilmu
pengetahuan saja, namun juga perlu untuk belajar untuk mengembangkan pola kreatifitas dengan
cara mengembangkan domain psikomotornya. Jadi domain psikomotor itu perlu diketahui oleh
setiap manusia, karena domain psikomotor berperan penting dalam proses perkembangan
manusia menuju dewasa. Selain itu jika sistem kreatifitas manusia dikembangkan, maka akan
membuat manusia tersebut menjadi manusia yang kreatif, dengan kretifitas menjadikan hidup
menusia menjadi berwarna dan lebih bermakna.
Belajar pada hakikatnya selalu terintegrasi dengan kehidupan manusia, demikian juga
binatang. Peristiwa yang dialami baik oleh manusia ataupun hewan pada dasarnya merupakan
salah satu upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam arti kata bahwa tanpa
belajar manusia ataupun binatang, maka kelangsungan hidupnya akan terancam.
Gerak adalah suatu penampilan yang ditampilkan oleh manusia secara nyata dan dapat
diamati. Menurut pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa gerak adalah perilaku
manusia yang setiap saat dilakukan dan dapat diamati. Kemampuan motorik penting dipelajari
dalam pelajaran pendidikan jasmani karena kemampuan gerak merupakan bagian dari ranah
psikomotorik
Jadi domain psikomotor dalam belajar gerak itu berhubungan dalam proses belajar gerak.
Dalam belajar gerak manusia menggukan tiga komponen dasar dalam domain psikomotor, yaitu:
1) domain yang bersifat jasmani (psycal), kesegaran (fitness), dan permainan (play). Komponen
bersifat jasmani terkait dengan status anatomis atau struktural. Komponen motorik berhubungan
dengan kualitas gerak atau cara melakukan gerakan. Komponen kesegaran menunjuk pada
kuantitas gerakan, atau seberapa lama gerakan yang dilakukan dapat dipertahankan, dan
komponen bermain menyajikan akumulasi perkembangan domain psikomotor.

9
DAFTAR PUSTAKA

Asep, P. 2012. (Diakses online pada hari Jum’at, 29 Agustus 2014


http://eprints.uny.ac.id/8851/1/bab%201%20%20-08603141027.pdf)

Mahendra, Agus. Modul Perkembangan Belajar Motorik , Modul 7 Keterampilan dan


Taksonomi Gerak. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia (diakses online pada hari
Jum’at, 29 Agustus 2014
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196308241989031-
AGUS_MAHENDRA/Modul_Perkembangan_
%26_Belajar_Motorik_Agus_Mahendra/Modul_7-
_Keterampilan_dan_Taksonomi_Gerak.pdf )

Ma’mun, Amung dan Yudha M. Saputra. 2000. PERKEMBANGAN GERAK DAN BELAJAR
GERAK. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral
Pendidikan dasar dan Menengah (diakses online pada hari Jum’at, 29 Agustus 2014
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_
%26_REKREASI/PRODI._ILMU_KEOLAHRAGAAN/195911041986011-
BADRUZAMAN/Tugas_Perkem_%26_bljar_gerak.pdf )

10

Anda mungkin juga menyukai