Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MEMAHAMI LANDASAN BIOLOGIS PENDIDIKAN

“Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata Pelajaran
Dasar-Dasar Kependidikan”

DOSEN PENGAMPU

Diyas Age Larasati, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH

Nur Listiana Dwi Hutami Suroso 21650012


Wardah Putri Fa’izah 21650016
Diah Ayu Wulandari 21650020
Ifa Ayiyida 21650036

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

FAKULTAS BAHASA DAN SAINS

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan karunia-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas makalah Dasar-Dasar Kependidikan yang berjudul
“Memahami Landasan Biologis Pendidikan” tepat pada waktunya.
Harapan kami semoga makalah ini bisa memberi manfaat bagi mahasiswa pada
umumnya, dan membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Surabaya, 26 Oktober 2021

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................ ii

DAFTAR ISI ...................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1


A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................... 1
D. Sistematika .............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................... 3
A. Pengertian Landasan Biologi Pendidikan ................................. 3
B. Karakteristik Biologi Manusia ................................................. 4
C. Perkembangan Biologis Anak .................................................. 5
D. Implikasi Landasan Biologi Bagi Pendidikan ........................... 9
BAB III PENUTUP ............................................................................ 11
A. Kesimpulan ............................................................................. 11
B. Saran ....................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Biologi adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari proses kehidupan
dari makhluk hidup, termasuk manusia. Berkenaan dengan upaya pendidikan,
unsur biologi ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui bagaimana proses
perkembangan dan karakteristik biologi, karakteristik fisiologis serta
perkembangan otak anak. Alasan ini bukan semata-mata karena pertumbuhan
biologis merupakan proses perkembangan individu yang paling tampak,
melainkan karena aspek ini sangat terkait erat dengan perkembangan aspek
perilaku dan segi-segi mental lainnya. Selain itu unsur biologis ini juga dapat
menjelaskan bagaimana perkembangan motorik dan bagaimana pengaruh
faktor bawaan (heridity) serta faktor lingkungan (environment) dalam
perkembangan anak.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan landasan biologi pendidikan?


2. Apa sajakah karakteristik biologi manusia?
3. Bagaimana perkembangan biologis anak?
4. Bagaimana implikasi landasan biologi bagi pendidikan?

C. Tujuan

1. Mengetahui arti dari landasan biologi pendidikan.


2. Mengetahui karakteristik biologi manusia.
3. Mengetahui perkembangan biologis anak.
4. Mengetahui implikasi landasan biologi bagi pendidikan.

D. Sistematika

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Sistematika
BAB II Pembahasan
A. Pengertian landasan biologi pendidikan

1
B. Karakteristik biologi manusia
C. Perkembangan biologis anak
D. Implikasi landasan biologi bagi pendidikan
BAB III Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Landasan Biologi Pendidikan

Biologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup serta proses


kehidupan. Adapun makhluk hidup yang dimaksud ialah manusia, hewan
dan tumbuhan.
Landasan biologi pendidikan adalah suatu titik acuan untuk
mengetahui bagaimana perkembangan biologis dan karakteristik biologis
peserta didik dalam hal pendidikan.

B. Karakteristik Biologi Manusia tentang Masalah Otak dan Fungsinya

1. Karakteristik Biologi Manusia


Ditinjau dari faktor biologi, manusia dan hewan tertentu memiliki
persamaan karakteristik. Namun demikian walau ada persamaan
karakteristik dari segi biologi, tetapi manusia memiliki potensi superior
yang membedakannya dengan makhluk lain. Potensi superior tersebut
adalah kemampuan mental, kecerdasan, akal budi atau daya pikir yang
paling sempurna yang kesemuanya berada dalam otak.
Dalam beberapa hal manusia dengan hewan mamalia lain memiliki
perbedaan. Tetapi hewan mamalia secara umum memiliki persamaan.
Persamaan tersebut terutama dalam bentuk organ dan sistem pada tubuh
secara anatomis antara manusia dengan hewan primata. Dobzhansky
mengatakan bahwa diantara hewan yang paling dekat dengan manusia
adalah simpanse hewan yang paling cerdas. Simpanse hewan yang paling
superior dibandingkan dengan hewan primata lainnya, dalam kemampuan
mengingat, berkemauan dan belajar. Namun demikian ada pemisah yang
sangat jauh berbeda mengenai kapasitas intelektual (intellectual capacity)
antara simpanse dengan manusia. Respon-respon simbolik dapat
dipelajari oleh simpanse dengan sejumlah kesulitan yang dihadapi,
sehingga tidak akan mampu melampaui batas kapasitasnya. Beberapa
karakteristik biologis lain diantaranya yakni :
(1) Asumsi biologi : manusia adalah hewan, namun bukan semata-
mata hewan dan bukan semata-mata manusia.
(2) Masalah biologi mendasari masalah pendidikan. Pendidikan ialah
persiapan untuk kehidupan yang sempurna.
(3) Tiga arti biologi bagi pendidikan menurut Horne:

3
(a) Bertambahnya ukuran otak. Makin tinggi skala derajat mamalia,
makin besar ratio otaknya dibandingkan dengan ukuran badannya.
(b) Panjang periode anak manusia dibandingkan dengan anak hewan
yang lebih rendah.
(c) Otak sebagai alat berpikir.
(4) Bertambahnya rasio otak/badan pada manusia.
Manusia secara absolut mempunyai otak paling besar dari semua
makhluk. Bertambahnya ukuran otak dapat berarti peralihan hidup dari
dasar insting ke dasar rasional. Manusia mempunyai kapasitas insting
lebih besar daripada hewan yang lebih rendah.
(5) Kelebihan edukabilitas atas insting.
Pendidikan ialah pertimbangan individu yang ditambahkan pada
pengalaman ras pada masa lampau dalam menentukan perbuatan.
(6) Basis mental dalam seleksi alam
Pendidikan menurut versi biologi ialah kondisi dasar untuk memperoleh
perkembangan optimal dan penyesuaian terbaik terhadap lingkungan.
(7) Menurut Adam Sedgewick:
Secara biologis pendidikan ialah pembentukan kebiasaan. Pendidikan
tidak lebih daripada respon organisme yang matang terhadap stimulus dari
luar.
(8) Alam dan buatan.
Alam adalah segala kekuatan hidup. Pendidikan adalah sejenis alam
tertinggi dan terakhir. Jadi, pendidikan adalah penyesuaian superioritas
manusia yang sadar terhadap lingkungannya.
(9) Periode panjang anak manusia.
Periode anak manusia terpanjang dibandingkan anak makhluk lain.
Selama periode itu anak tergantung hidupnya pada bantuan orang tua.
Menurut Nicholas M. Butler bahwa periode anak bagi pendidikan sebagai
periode penyesuaian fisik (berjalan, makan) dan penyesuaian
mental/spiritual.
(10) Otak sebagai alat jiwa
Empat bukti ilmiah tentang otak dengan jiwa:
(a) Pathologi menunjukan hasil otopsi bahwa penyakit mental yang
berbeda berhubungan dengan luka pada tempat yang berbeda dalam otak.
(b) Anatomi menunjukan bahwa syaraf-syaraf dari berbagai organ tubuh
bertemu dalam otak.
(c) Pembedahan makhluk hidup menunjukan bahwa hilangnya bagian-
bagian tertentu dari otak menghasilkan perubahan pada tingkah laku.
(d)Efek stimulus dan narkotik mempengaruhi kesadaran.
(11) Yang dapat dilakukan pendidikan untuk otak.

4
Pendidikan dapat mengembangkan dan memperkuat sistem syaraf yang
tidur dan melalui pembiasaan dapat membuat otak siap untuk pemikiran
dan perbuatan baru.
(12) Keturunan orang-orang yang berpendidikan.
Menurut donald Son: Keturunan orang-orang terdidik seharusnya
mempunyai sistem syaraf yang dimodifikasi lebih kuat, lebih responsif
dan lebih akurat, sehingga lebih mampu beradaptasi.
(13) Otomatisasi bukan tujuan akhir pendidikan.
Karena otomatis bekerja dalam dunia statis, sedangkan dunia manusia
tumbuh dan berkembang. Dalam hal ini kesadaran diperlukan sebagai
motor penggerak, sebagai pembebas dan penyesuai terhadap situasi baru.
Dari sudut kesadaran berfungsi meneruskan (mengulang-ngulang)
perbuatan yang menyenangkan dan menghasilkan (menghindari)
perbuatan yang menyakitkan.

C. Perkembangan Biologis dan Perseptual Anak

a. Perkembangan Biologis
1. Faktor Hereditas dalam Perkembangan Anak
Faktor hereditas merupakan suatu faktor yang mempengaruhi kondisi
biologis anak berdasarkan pewarisan genetik dari orang tua
2. Faktor Lingkungan dalam Perkembangan Anak
Faktor lingkungan merupakan suatu faktor yang mempengaruhi kondisi
biologis dan perkembangan anak yang berdasarkan pengalaman
interaksinya dengan dunia luar atau lingkungan.
b. Perkembangan Fisik dan Perseptual Anak SD
1. Perkembangan Fisik
Anak sekolah dasar di Indonesia pada umumnya berada pada rentang usia
sekitar 6-12 tahun. Dala psikologi perkembangan rentang usia tersebut
lazimnya disebut sebagai masa anak (middle and late childhood), yakni
suatu fase antara masa kanak-kanak (early childhood) dan masa remaja
(adoles cence). Sebutan lain yang sering dialamatkan kepada kelompok
anak usia ini adalah masa usia sekolah. Sebutan ini mungkin diberikan
karena anak pada usia ini memasuki dunia pendidikan formal, yakni
sekolah.
Dalam hal aktivitas anak, termasuk belajar dan aktivitas mental lainnya
akan banyak dipengaruhi oleh kondisi fisiknya. Kondisi fisik juga dapat
memberikan pengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak secara
keseluruhan.

5
Perkembangan fisik anak SD ini mencakup aspek-aspek tinggi dan berat
badan, proporsi tubuh dan dampak-dampak psikologis yang dapat
ditimbulkannya, serta perbandingan otot-lemak. Masalah kesehatan gizi,
olahraga, dan suasana emosional dalam perkembangan fisik anak
a. Tinggi dan Berat Badan
Bila dibanding dengan pada masa usia dini dan masa remaja pertumbuhan
fisik anak SD cenderung lebih lambat dan relatif konsisten. Laju
perkembangan seperti ini berlangsung sampai terjadinya perubahan-
perubahan besar pada masa awal pubertas.
Karena adanya penambahan ukuran dalam kerangka tulang belulang,
sistem otot, dan organ-organ tubuh lainnya, tinggi dan berat badan anak
secara bertahap terus bertambah. Di Indonesia, belum ada standar baku
tentang ukuran kenaikan berat dan tinggi badan anak usia SD, namun
penambahan itu diperkirakan berkisar antara 2,5 – 3,5 kg dan 5-7 cm
pertahun.
Kaki anak lazimnya menjadi lebih panjang dan tubuhnya menjadi lebih
kurus. Massa dan kekuatan otot anak secara bertahap terus meningkat
disaat semakin menurunnya kadar “lemak bayi”. Selama usia SD ini
kekuatan fisik anak lazimnya meningkat dua kali lipat. Gerakan-gerakan
lepas pada masa sebelumnya sangat membantu pertumbuhan otot ini.
Dengan demikian, disamping faktor kematangan, unsur latihan juga
sangat membantu proses peningkatan dalam kekuatan otot.
b. Proporsi dan Bentuk Tubuh
Anak SD kelas-kelas awal umumnya masih memiliki proporsi tubuh yang
kurang seimbang. Kekurangseimbangan ini sedikit demi sedikit berkurang
sampai sampai terlihat perbedaannya ketika anak mencapai kelas 5 atau 6.
Pada kelas-kelas akhir SD, lazimnya proporsi tubuh anak sudah
mendekati keseimbangan.
Ketidakseimbangan tubuh anak dapat diamati pada bagian kepala, badan,
dan kaki. Kepala masih terlalu besar bila dibanding dengan bagian tubuh
lainnya. Akan tetapi beberapa perbandingan pada bagian wajah yang
kurang seimbang mulai menghilang dengan bertambah besarnya mulut
dan rahang, semakin melebar dan meratanya dahi, semakin mengecilnya
bibir, serta menjadi lebih besar dan berbentuknya hidung.
Badan memanjang dan menjadi lebih langsing, leher menjadi lebih
panjang, dada sedikit melebar, perut tidak buncit dan lebih langsing serta
lengan dan tungkai memanjang namun kelihatannya kurus dan belum
berbentuk karena otot-otot belum berkembang. Tangan dan kaki juga
secara bertahap tumbuh semakin besar, Walaupun hal itu terjadi dalam
tempo yang agak lambat. Akhirnya, sedikit demi sedikit anggota badan

6
anak menjadi semakin kekar dan berisi, terutama pada saat menjelang
pubertas.
Jaringan lemak anak SD berkembang lebih cepat daripada jaringan
ototnya. Jaringan otot baru berkembangagak cepat pada awal pubertas.
Jaringan otot baru berkembang agak cepat pada awal pubertas. Besarnya
jaringan otot lemak anak SD akan mengikuti tipe bentuk tubuhnya.
Kemungkinan tiga bentuk primer tubuh menurut tipologi Sheldon adalah :
(a) Endomorph, yakni yang tampak dari luar berbentuk gemuk dan
berbadan besar. Anak yang endomorph, lemaknya jauh lebih banyak
daripada jaringan otot.
(b) Mesomorph, yang kelihatannya kokoh, kuat, dan lebih kekar. Anak
yang bertipe mesomorph lemaknya jauh lebih sedikit daripada jaringan
otot.
(c) Ectomorph, yang tampak jangkung, dada pipih, lemah, dan seperti
tak berotot. Anak yang bertipe ini tidak terdapat jaringan yang melebihi
jaringan lainnya sehingga tampak kurus.
Kondisi proporsi dan bentuk tubuh anak dapat memberikan dampak
psikologis tertentu kepada anak. Kondisi proporsi tubuh yang kurang
seimbang dan/atau bentuk tubuh yang berkelainan dapat menumbuhkan
sikap-sikap negatif, yakni berupa kekurangpuasan atau bahkan penolakan
terhadap dirinya sendiri (self rejection). Hal demikian tentunya akan dapat
mempengaruhi perkembangan kepribadian anak khususnya dalam
pebentukan kesan tentang tubuh (body image) dan konsep dirinya (self
concept).
c. Otak
Pertumbuhan otak dan sistem syaraf merupakan salah satu aspek
terpenting dalam perkembangan individu. Dalam otak terdapat pusat-
pusat syaraf yang mengendalikan perilaku individu. Bukan hanya pusat-
pusat syaraf yang berhubungan dengan perilaku kognisi, melainkan pusat
kesadaran emosi pun, menurut Goleman juga terdapat dalam otak (bagian
tengah), yaitu pada sistem limbik dengan pusatnya yang disebut amigdala.
Bila dibanding dengan pertumbuhan bagian-bagian tubuh lainnya,
pertumbuhan otak dan kepala ini jauh lebih cepat. Menurut Santrock dan
Yussen (1992), sebagian besar pertumbuhan otak itu terjadi pada masa
usia dini. Pada masa usia tiga tahun saja, pertumbuhan otak anak sudah
mencapai dua pertiga dari ukuran otak orang dewasa. Dan menjelang
umur lima tahun, di saat tubuh baru mencapai sepertiga dari ukuran tubuh
orang dewasa, ukuran otak anak sudah mencapai kurang lebih 90% dari
ukuran otak orang dewasa. Beberapa penambahan ukuran otak terjadi
karena adanya penambahan jumlah dan ukuran dari ujung-ujung syaraf

7
yang terdapat dalam dan diantara wilayah otak, disamping karena adanya
peningkatan dalam melinasi (suatu proses tersekatnya sel-sel syaraf oleh
lapisan sel lemak sehingga meningkatkan kecepatan jalur informasi
melalui sistem syaraf).
Kematangan otak yang dikombinasi dengan lingkungan sangat
berpengaruh terhadap perkembangan kognisi anak. Dalam hal ini, bukan
sekedar kebutuhan nutrisi yang perlu dipenuhi, melainkan juga diperlukan
rangsangan-rangsangan yang membuat otak anak berfungsi.

Menurut penelitian Sperry at al (Witdarmono, 1996) konstruksi jaringan


otak itu hanya akan hidup bila diprogram melaluirangsangan. Tanpa
rangsangan atau digunakan, otak manusia tidak akan berkembang. Karena
pertumbuhan otak memiliki keterbatasan waktu, maka rangsangan otak di
usia dini menjadi sangat penting. Penundaan yang terjadi kan membuat
otak itu tertutup sehingga tidak dapat menerima program-program baru.
d. Keterampilan Motorik
Selama masa anak, kemampuan gerak motorik menjadi jauh lebih halus
dan lebih terkoordinasi dari masa sebelumnya. Pada berusia sekitar 10-11
tahun, anak-anak lazimnya sudah mampu melakukan berbagai jenis
kegiatan olah raga seperti: lari, mendaki, lompat, bernang, dan
mengendarai sepeda. Dalam keterampilan-keterampilan motorik kasar
yang melibatkan aktivitas otot besar ini, anak laki-laki lazimnya memiliki
kemampuan yang lebih baik daripada anak-anak perempuan. Hal
demikian terjadi karena jumlah sel-sel otot anak laki-laki lebih banyak
daripada sel-sel otot anak-anak perempuan.
Bagi anak, penguasaan keterampilan-keterampilan fisik dapat merupakan
sumber kesenangan dan prestasi. Anak menjadi senang karena dengan
menguasai berbagai keterampilan fisik ia dapat bermain dan melakukan
berbagai aktivitas yang diinginkannya. Begitu pula, unsur pengalaman
dalam melakukan berbagai aktivitas tersebut membuat anak menjadi
semakin mahir dan terampil serta menjadi semakin kaya dan bevariasi
dengan keterampilan-keterampilan baru.
Anak-anak usia SD juga sudah lebih mampu mengendalikan tubuhnya
sehingga dapat duduk dan memperhatikan sesuatu secara lebih lama.
Namun perlu diingat bahwa mereka masih jauh dari memiliki kematangan
fisik dan mereka masih tetap perlu aktif. Anak-anak SD akan lebih
tersiksa kalau harus duduk dan memperhatikan guru dengan lama
daripada berlari, meloncat, atau bermain sepeda. Artinya, anak-anak usia
SD masih lebih senang melakukan berbagai aktivitas fisik daripada
berdiam diri.

8
Bagi anak, aktivitas fisik sangat esensial untuk memperhalus
keterampilan-keterampilan fisik mereka. Mereka perlu mendapat
kesempatan yang cukup untuk melakukan berbagai aktivitas sehingga
dapat menggerakan semua bagian anggota tubuhnya. Karena itu, suatu
prinsip praktek pendidikan yang penting bagi anak usia SD adalah bahwa
mereka harus terlibat dalam kegiatan aktif daripada pasif.
Meningkatkan proses melunasi selama masih masa anak terefleksi dalam
keterampilan-keterampilan motor halus. Anak dapat menggunakan tangan
mereka secara lebih lihai. Anak usia 6 tahun dapat melakukan pekerjaan-
pekerjaan seperti melekatkan benda, memasang tali sepatu, dan
mengancingi baju. Menjelang usia 7 tahun, tangan anak menjadi lebih
kuat. Pada usia ini, anak dapat menggambar secara lebih kecil dan rapih.
Antara usia 8-10 tahun, tangan anak dapat digunakan secara bebas dengan
lebih mudah dan tepat. Ukuran huruf yang ditulis anak menjadi lebih
kevil dan lebih sempurna. Pada usia 10-12 tahun, anak mulai menunjukan
keterampilan manipulatif yang hampir sempurna dengan keterampilan
orang dewasa. Pada usia dini, anak dapat menguasai gerakan-gerakan
kompleks, berbelit-belit dan cepat yang diperlukan untuk menghasilkan
kualitas karya yang baik atau untuk memainkan perangkat instrumen
musik sulit. Dalam hal keterampilan motorik halus ini kemampuan anak
perempuan bisaanya lebih baik daripada kemampuan anak laki-laki.

D. Implikasinya Biologi bagi Pendidikan

1. Implikasi bagi Penyelenggaraan Pembelajaran


Dalam hal ini diperlukan suatu cara pembelajaran yang hidup, dalam arti
yang memberikan banyak kesempatan kepada anak untuk memfungsikan
unsur-unsur fisik dan aspek-aspek perseptualnya. Dengan kata lain,
diperlukan suatu cara pembelajaran yang bersifat langsung. Cara
pembelajaran seperti ini akan memberikan dampak positif yang banyak
berkembangnya aspek kognisi dan kreativitas, fisik perseptual, dan sosial.
Cara pembelajaran yang diharapkan adalah memiliki karakteristik :
1) Programnya disusun secara fleksibel dn tidak kaku serta
memperhatikan perbedaan individual anak
2) Dilakukan secara variatif melalui banyak aktivitas seperti
eksperimen, praktek, observasi langsung, permainan, dan sejenisnya.
3) Melibatkan penggunaan berbagai media dan sumber belajar
2. Implikasi bagi Pemeliharaan Kesehatan dan Nutrisi Anak
Kesehatan merupakan salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan fisik anak. Penanaman kebiasaan berperilaku sehat

9
terhadap anak SD merupakan salah satu hal yang perlu dipahami dan
diterapkan sejak dini. Kebiasan berperilaku sehat hendaknya dilakukan
secara menyeluruh mulai drai kebersihan pakaian dan tubuh, kebersihan
makanan, pemeliharaan kebersihan lingkungan sekitar, serta
mendisiplinkan diri untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Hal lain yang perlu di perhatikan dalam program pendidikan kesehatan
bagi anak SD adalah unsur keteladanan dari pihak pendidik. Unsur
keteladanan ini merupakan suatu upaya pengkondisian anak kearah
berperilaku sehat.
Dipihak lain, makanan yang mengandung gizi secara seimbang juga
merupakan aspek yang penting dalam perkembangan anak. Kebutuhan
kalori yang memadai perlu diperhatikan untuk menjaga keseimbangan
perkembangan fisik anak kebutuhan kalori ini akan sejalan dengan
perkembangan fisik dan usia anak.
Upaya yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah untuk mewujudkan
pemeliharaan kesehatan dan pemenuhan gizi anak yaitu :
1) Melakukan pemeriksaan kesehatan anak secara rutin, dapat
melakukan kerjasama dengan pihak Depkes.
2) Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat melalui penerapan
aturan dan disiplin yang jelas, tegas, dan bijaksana disertai dengan unsur
keteladanan dari pihak staf sekolah, khususnya guru.
3) Melakukan pembinaan tentang kesehatan terhadap pra pedagang
makanan yang ada disekitar sekolah.
4) Menjalin kerja sama dengan pihak orangtua untuk sama-sama
mebudayakan berperilaku sehat.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa landasan
biologi pendidikan yaitu suatu titik acuan untuk mengetahui bagaimana
perkembangan biologis dan karakteristik biologis peserta didik dalam hal
pendidikan.
B. Saran
1. Sebagai seorang pendidik sebaiknya dapat memperhatikan anak
didiknya sesuai dengan perkembangan biologis dan karakteristik
biologisnya.
2. Cara pembelajaran yang diterapkan diharapkan memiliki karakteristik
yang akan memberikan dampak positif yang banyak berkembangnya aspek
kognisi dan kreativitas, fisik perseptual, dan sosial.
3. Menerapkan penanaman kebiasaan berperilaku sehat terhadap anak SD
yang dipelajari sejak dini.
4. Pendidik hendaknya berperan dalam membantu anak dalam
mengembangkan dirinya agar dapat melakukan berbagai macam
hubungan.
5. Memiliki wawasan mengenai keragaman budaya di Indonesia yang
melatarbelakangi masing-masing anak didik.

DAFTAR PUSTAKA

Syaripudin, Tatang dan Nur’aini.2006. Landasan Pendidikan. UPI


PRESS:Bandung
Semiawan, Conny R.1999.”Perkembangan dan Belajar Peserta Didik”.
Departemen Pendidikan dan Pendidikan Tinggi : Bandung
(http://rinitarosalinda.blogspot.com/2019/06/landasan-biologis-
pendidikan-
dan.html?m=1#:~:text=Landasan%20biologi%20pendidikan%20adalah%2
0suatu,peserta%20didik%20dalam%20hal%20pendidikan.&text=Ditinjau
%20dari%20faktor%20biologi%2C%20manusia%20dan%20hewan%20ter
tentu%20memiliki%20persamaan%20karakteristik)

11

Anda mungkin juga menyukai