SOSIOLOGI OLAHRAGA
Disusun Oleh:
Auliya Hafiz (Nim. 21199014)
Ryzki ‘Adilla (Nim. 21199053)
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala
salah satu tugas pada mata kuliah Sosiologi Olahragadengan baik dan semampu
penulis.
mengharapkan kritik dan saran yang penulis harapkan dari berbagai pihak sebagai
Tak lupa ucapan terimkasih kami haturkan kepada bapak dosen, orang tua
semangat kerja sama yang baik sehingga kami dapat aktif dalam mengikuti proses
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
kalangan masyarakat baik laki-laki dan perempuan, namun sesungguhnya olahraga itu
sendiri sudah menjadi kebutuhan bagi masing-masing individu tersebut yang berguna
untuk menjaga hingga meningkatkan kondisi fisik maupun fisikis seseorang ketika
kerja jantung, kelincahan, kecepatan, dan kekuatan. Sedangkan secara sosial aktifitas
olahraga dapat dijadikan media sosialisasi melalui interaksi yang terjadi secara
yang tinggi, penampilan jasmani yang proposional serta aktualisasi diri yang lebih dalam
mengacu kepada kebutuhan pokok manusia yang hendaknya bisa tercapai dalam aktifitas
semakin berkembang, namun interaksi sosial tersebut tidak terjadi secara langsung.
Interaksi tersebut memanfaatkan media sosial, bahkan menariknya interaksi yang terjadi
1
2
di media sosial tersebut relative lebih banyak, di bandingkan dengan interaksi sosial
secara langsung, disinilah olahraga berperan penting terhadap interaksi sosial dalam
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
masyarakat.
3
BAB II
PEMBAHASAN
manusia mempunyai dorongan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain, manusia
mempunyai dorongan sosial. Dengan adanya dorongan atau motif sosial pada manusia,
maka manusia akan mencari orang lain untuk mengadakan hubungan atau untuk
mengadakan interaksi. Dengan demikian maka akan terjadilah interaksi antara manusia
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan
proses sosial) karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-
aktivitas sosial. Bentuk lain proses sosial hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dari
interaksi sosial. Interaksi sosial itu sendiri menurut Walgito (2003: 65) ialah
“hubungan antara individu satu dengan individu yang lain, individu satu dapat
mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, jadi terdapat adanya hubungan
yang saling timbal balik”. Dapat dikatakan hubungan tersebut terdapat diantara
kelompok.
Interaksi sosial menurut Gillin dan Gillin dalam Soekanto (2012: 55)
3
4
lain dari Soyomukti (2016: 315) mengatakan bahwa “Interaksi sosial adalah tindakan,
kegiatan, atau praktik dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai
orientasi dan tujuan”. Jadi, interaksi sosial menghendaki adanya tindakan yang saling
diketahui.
sosial adalah suatu proses ketika orang-orang yang berkomunikasi saling pengaruh-
mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Jadi interaksi sosial merupakan kunci
semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak mungkin ada kehidupan
menghasilkan pergaulan hidup. Pergaulan hidup baru akan terjadi apabila setiap orang
menurut Soekanto (2012: 57-58) ada 4 faktor terjadinya interaksi sosial, yaitu: (1)
imitasi, (2) sugesti, (3) identifikasi, (4) simpati. Berikut ini penjelasan lebih lanjut.
a. Imitasi
interaksi sosial. Imitasi atau peniruan dapat mendorong seseorang untuk mematuhi
yang ditiru adalah tindakan-tindakan yang menyimpang. Selain itu, imitasi juga
b. Sugesti
5
atau sesuatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak
lain. Jadi proses ini sebenarnya hampir sama dengan imitasi, tetapi titik-tolaknya
berbeda. Berlangsungnya sugesti dapat terjadi karena pihak yang menerima dilanda
oleh emosi, yang menghambat daya berpikirnya secara rasional. Proses sugesti
terjadi apabila orang yang memberikan pandangan adalah orang yang berwibawa
atau mungkin karena sifatnya yang otoriter. Dan juga kiranya pula bahwa sugesti
terjadi oleh sebab yang memberikan pandangan atau sikap merupakan bagian
c. Identifikasi
atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak
seorang dapat terbentuk atas dasar proses ini. Proses identifikasi dapat berlangsung
dengan sendirinya (secara tidak sadar), maupun dengan sengaja karena sering kali
d. Simpati
tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang
sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk
memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya. Inilah perbedaan
utamanya dengan identifikasi yang didorong oleh keinginan untuk belajar dari
pihak lain yang dianggap kedudukannya lebih tinggi dan harus dihormati karena
dijadikan contoh. Proses simpati akan dapat berkembang di dalam suatu keadaan
kelompok. Dua syarat terjadinya interaksi sosial menurut Soekanto (2012: 62) yaitu :
suatu bentuk kontak sosial yang baru. Orang dapat melakukan kontak sosial
melalui telepon, telegraf, radio, surat, e-mail dan lain sebagainya. Kontak sosial
dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu antar individu, antar individu dengan
kelompok, antar kelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung
maupun tidak langsung. Setiadi dan Kolip (2011: 74) menjelaskan bahwa
maupun antar kelompok terjadi secara fisik, seperti berbicara, tersenyum, bahasa
tubuh (isyarat) dan lainnnya. Sedangkan kontak sosial tak langsung yaitu kontak
yang terjadi melalui mediator (perantara) seperti radio, televisi, telegram, whatsupp
dan lain-lain”.
b. Komunikasi (Communication)
perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang
oleh orang tersebut. Komunikasi dan kontak sosial sangat mirip. Akan tetapi perlu
diketahui bahwa kontak belum tentu berarti komunikasi, sebab dalam komunikasi
7
diperlukan adanya pemahaman makna atas pesan dan tujuan yang disampaikan
itu sendiri dijelaskan Setiadi dan Kolip (2011: 77) ada dua jenis, yaitu (1)
melakukan komunikasi ini terjalin kerja sama sebagai akibat kedua belah pihak
komunikasi tersebut tidak saling mengerti atau salah paham maksud masing-
masing pihak sehingga tidak menghasilkan kerja sama, tetapi justru sebaliknya.
(competition), dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict).
Dalam suatu proses sosial dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu hubungan sosial
asosiatif dan disosiatif. Menurut Soekanto (2012), proses-proses interaksi sosial yang
Proses sosial asosiatif adalah hubungan positif yang terjadi dalam masyarakat.
Proses ini bersifat membangun serta mempererat atau memperkuat hubungan jalinan
solidaritas dalam kelompok masyarakat untuk menjadi satu kesatuan yang lebih erat.
interaksi sosial yang pokok. Kerja sama disini dimaksudkan sebagai suatu usaha
bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau
8
beberapa tujuan bersama. Kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa
yang penting dalam kerja sama yang berguna. Dalam teori sosiologi akan dapat
dijumpai beberapa bentuk kerja sama yang biasa diberi nama kerja sama
(coorperation). Kerja sama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi dengan ; (1) kerja
tradisional (traditional cooperation). Kerja sama spontan adalah kerja sama yang
serta merta. Kerja sama langsung merupakan hasil dari perintah atasan atau
penguasa, sedangkan kerja sama kontrak merupakan kerja sama atas dasar tertentu,
dan kerja sama tradisional merupakan bentuk kerja sama sebagai bagian atau unsur
b. Akomodasi (Accomodation)
akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti kenyataan adanya suatu
dalam masyarakat. Yang kedua yaitu akomodasi yang menunjuk pada suatu
penyelesaian dari suatu pertikaian atau konflik oleh pihak-pihak yang bertikai yang
mengarah pada kondisi atau keadaan selesainya suatu konflik atau pertikaian
tersebut. Tujuan dari akomodasi itu sendiri menurut Setiadi dan Kolip (2011: 81)
4) Mengupayakan terjadinya proses pembauran antar suku, etnis atau ras, antar
terjadinya asimilasi.
c. Asimilasi (Assimilation)
kehidupan yang terisolasi, tidak punya pengetahuan budaya yang lainnya, perasaan
takut pada budaya lain, ada perbedaan ciri fisik, in-group feeling yang kuat,
2. Proses Disosiatif
Interaksi sosial disosiatif adalah proses sosial yang mengarah pada konfik atau
oposisi. Interaksi sosial disosiatif yaitu sebuah proses sosial yang menjurus ke
juga dikenal dengan sebuah proses oposisi. Proses interaksi sosial disosiatif terdiri
dari tiga bentuk, yaitu persaingan, kontravensi, dan pertentangan atau konflik.
a. Persaingan (Competition)
kehidupan yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian umum dengan cara
mempergunakan kekerasan atau ancaman. Persaingan itu sendiri ada tua tipe, yaitu
yang bersifat pribadi dan yang tidak bersifat pribadi. Fungsi-fungsi persaingan ada
11
sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa
menjadi pusat perhatian tersalurkan dengan sebaik-baiknya, (3) sebagai alat untuk
mengadakan seleksi atas dasar jenis kelamin dan seleksi sosial, dan (4) sebagai alat
kerja. Selanjutnya, hasil atau dampak yang terjadi akibat adanya suatu persaingan
disorganisasi.
b. Kontravensi (Contravention)
golongan tertentu. Bentuk-bentuk dari kontravensi itu sendiri menurut Wiese dan
seterusnya;
umum.
atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan
yang menyangkut suatu tujuan, nilai, atau kepentingan itu masih bisa dikatakan
sosial di dalam struktur sosial yang tertentu. Bentuk kongret dari pertentangan atau
1) Pertentangan pribadi;
2) Pertentangan rasial;
mengenai hakikat interaksi sosial dan beserta bentuk-bentuk interaksi sosial dalam suatu
proses sosial, selanjutnya kita akan membahas mengenai implikasinya di dalam aktivitas
13
olahraga. Salah satu aktivitas manusia di jaman sekarang yang populer, yang dilakukan
manusia oleh seluruh belahan dunia ini, dimana-mana olahraga dibicarakan dan
dilakukan hampir setiap saat oleh kalangan atau status sosial manapun. Di kantor,
sekolah lembaga-lembaga formal, informal dan non formal semua mengenal olahraga
Di Indonesia olahraga sudah dikenal baik yang digalakkan oleh pemerintah maupun
tujuan, yang antara lain untuk kesehatan, prestasi, prestise, dan yang lebih maju lagi
dapat disimpulkan dari kemampuannya untuk berfikir, berkehendak dan merasa. Dengan
prilaku dan seni, masing-masing disebut etika dan estetika. Atas dasar hakikat
keberadaan manusia sebagai mahluk yang sadar, yang mempunyai kemampuan berfikir,
(kelompok) yang melahirkan proses-proses sosial yang disebut juga interaksi sosial. Oleh
manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Yang tentunya
14
dengan manusia lainnya. Dalam olahraga begitu banyak interaksi sosial yang terjadi baik
sebagai antara antara atlet itu sendiri, atlet dengan pelatih, atlet dengan penonton atau
penggemar, dan seterusnya. Terjadinya interakasi sosial tersebut tentu dengan latar
belakang yang berbeda-beda baik antara si kaya dan si miskin, berpendidikan dan kurang
berpendidikan, suku, agama, gender, ras yang berbeda pula. Semuanya bercampur baur
dengan segala perbedaan yang dimiliki menjadi satu tujuan apakah mereka berolahraga
untuk kesehatan semata, prestasi, prestise, atau sebagai mata pencaharian sebagai atlet
profesional. Semuanya dapat kita lihat di liga sepak bola profesional. Seperti ajang
Priemer League (Liga Inggris), begitu banyak manusia yang terlibat, dengan begitu
banyak perbedaan seperti warna kulit, agama, bangsa, dan fungsi serta peran yang
menjadi tidak hanya sebagai duta politik, tetapi juga sudah menjadi kekuatan politik.
Olahraga telah menimbulkan fenomena-fenomena sosial yang cukup besar dalam
kehidupan masyarakat. Pada kenyataannya olahraga telah memengaruhi perilaku sosial
masyarakat, baik secara individu maupun kelompok”.
Jadi dari sana melalui olahraga dapat dikatakan bahwa manusia dapat melakukan
interaksi sosial dengan segala kompleksitasnya, dimana terjadinya atau adanya kontak
Dengan pemaparan di atas dan juga contoh di atas sebelumnya, maka dalam olahraga
seperti sepakbola dapat dikatakan sudah terjadi suatu interaksi sosial yang kompleks.
Dengan terjadinya interaksi sosial dalam dunia olahraga tersebut, maka dapat pula
dikatakan terjadi suatu kehidupan sosial. Karena pergaulan hidup semacam ini terjadi
bilamana ada orang perorang atau kelompok-kelompok manusia bekerja sama, saling
persaingan,dan sebagainya. Terlepas dari itu, bagian terpenting dari olahraga yaitu
memiliki nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya, seperti interaksi dan integrasi,
sebagainya. Dan itu sangatlah dibutuhkan untuk membangun suatu masyarakat yang
cerdas, sehat, tangguh jujur, memiliki daya juang yang tinggi, memiliki daya adaptasi
yang tinggi terhadap perubahan, mampu berkerja sama dengan orang lain, memiliki rasa
nasionalis yang tinggi serta bertanggung jawab. Nilai-nilai tersebut tidak hanya sejalan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
merupakan kunci semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak mungkin ada
kehidupan bersama. Bertemunya orang perorang secara jasmaniah belaka tidak akan
menghasilkan pergaulan hidup. Pergaulan hidup baru akan terjadi apabila setiap orang
menurut Soekanto (2012: 57-58) ada 4 faktor terjadinya interaksi sosial, yaitu: (1)
imitasi, (2) sugesti, (3) identifikasi, (4) simpati. Dua syarat terjadinya interaksi sosial
menurut Soekanto (2012: 62) yaitu (1) Kontak Sosial (Social Contact) (2) Komunikasi
(Communication)
16
17
DAFTAR PUSTAKA
17