Diajukan sebagai salah satu syarat untuk melengkapi Tugas Mata Kuliah Psikologi Olahraga yang
dibimbing Oleh :
3D PJKR
19520324
jl. Permana no 32 B, citereup, kec. Cimahi utara, kota cimahi, jawabarat 40512
2020
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Keberhasilan atlet dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang saling mendukung antara faktor yang
satu dengan lainnya. Faktor tersebut berasal dari dalam maupun dari luar atlet itu sendiri yang
meliputi faktor fisik, psikis, teknik, taktik, pelatih, sarana dan prasarana latihan, latihan, sosial, dan
sebagainya. Menurut Alderman (Sudibyo Seyobroto, 1993: 16) menyatakan bahwa penampilan atlet
dapat ditinjau dari empat dimensi yaitu: (1) dimensi kesegaran jasmani meliputi antara lain daya
tahan, daya ledak, kekuatan, kecepatan, kelentukan, kelincahan, reaksi, keseimbangan, ketepatan,
dan sebagainya, (2) dimensi keterampilan meliputi antara lain: kinestetika, kecakapan berolahraga
tertentu, koordinasi gerak, dan sebagainya, (3) dimensi bakat pembawaan fisik meliputi antara lain:
keaadan fisik, tinggi badan, berat badan, bentuk badan, dan sebagainya, (4) dimensi psikologik
meliputi: motivasi, percaya diri, agresivitas, disiplin, kecemasan, intelegensi, keberanian, bakat,
kecerdasan, emosi, perhatian, kemauan, dan sebagainya. Yang akan dibahas di makalah ini adalah
salah satu dari dimensi psikologik yaitu imagery.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan
dikemukan, sebagai berikut:
C.Tujuan Makalah
Setiap pembelajaran yang dilakukan tentu memiliki maksud dan tujuan yang ingin dicapai,
secara umum penyusunan makalah ini bertujuan untuk memperoleh informasi lebih jauh mengenai
psikologi olahraga. Adapun tujuan secara khusus pembuatan makalah ini untuk memperoleh
pengetahuan dalam memahami:
PEMBAHASAN
A.Pengertian Imagery
Latihan imagery jika dilakukan dengan program yang tepat dapat bermanfaat untuk
mempersiapkan olahragawan dalam melakukan suatu gerakan, gaya, atau keterampilan baru. Dapat
pula diterapkan untuk memperbaiki suatu gerakan, gaya, atau cara bereaksi. Selain itu juga dapat
digunakan untuk meningkatkan konsentrasi, meningkatkan motivasi, membangun kepercayaan diri,
memantapkan strategi persiapan pertandingan serta, mengurangi rasa sakit dan pemulihan pasca
cedera. Imagery dalam kegiatan olahraga dapat digunakan selama periodesasi latihan, yaitu digunakan
selama training, kompetisi, dan rehabilitasi. Secara spesifik Imagery dapat digunakan sebelum dan
sesudah latihan, sebelum dan sesudah pertandingan, selama waktu istirahat dalam latihan dan
kompetisi, selama waktu pribadi di luar latihan resmi dan selama pemulihan cedera
B.Fungsi Imagery
Imagery merupakan bagian dari latihan mental atau mental training. Fungsi imagery dalam bidang
olahraga sering diaplikasikan pada beberapa situasi sesuai dengan kebutuhan olahragawan atau atlet,
adapun beberapa fungsi imagery dalam olahraga adalah sebagai berikut: Menurut Weinberg & Gould
(2007: 306-308) imagery dapat digunakan dalam beberapa kondisi, diantaranya:
1. improve concentration
2. Enhance motivation
3. Build confidence
4. Acquire, practice, and correct sport skills
5. Acquire and practice strategy
6. Prepare for competition
7. Cope with pain and injury.
Latihan imagery jika dilakukan dengan program yang tepat dapat bermanfaat untuk
mempersiapkan olahragawan dalam melakukan suatu gerakan, gaya, atau keterampilan baru. Dapat
pula diterapkan untuk memperbaiki suatu gerakan, gaya, atau cara bereaksi. Selain itu juga dapat
digunakan untuk meningkatkan konsentrasi, meningkatkan motivasi, membangun kepercayaan diri,
memantapkan strategi persiapan pertandingan serta, mengurangi rasa sakit dan pemulihan pasca
cedera.
imagery dalam kegiatan olahraga dapat digunakan selama periodesasi latihan, Martin et al. (Richard H.
Cox, 2007: 300) memberikan gambaran bagaimana imagery digunakan dalam kegiatan olahraga, yaitu
digunakan selama training, kompetisi, dan rehabilitasi yang bertujuan untuk meningkatkan dan
memperbaiki keterampilan dan strategi, modifikasi cognisi, serta menanggulangi tingkat ketegangan dan
kecemasan yang berlebihan
Berikut merupakan gambaran bagaimana imagery digunakan dalam berbagai situasi tersebut:
1. Sebelum dan Sesudah Latihan Salah satu cara untuk menjadwalkan imagery secara sistematis
adalah untuk memasukkannya sebelum dan setelah setiap sesi latihan. Batasi sesi ini sekitar 10
menit; sebagian besar atlet memiliki kesulitan berkonsentrasi lebih lama tampa imagery. Untuk
memusatkan konsentrasi dan bersiap-siap sebelum latihan, atlet harus memvisualisasikan
keterampilan, rutinitas, dan permainan yang mereka harapkan untuk dilakukan. Setelah selesai
latihan atlit harus meninjau kembali keterampilan dan strategi yang mereka latih. Karena atlit
baru saja selesai berlatih, rasa gerakan harus segar dalam pikiran, yang akan membantu
menciptakan kejelasan dan kesegaran gerak tersebut dalam pikiran atlet adalah imagery.
2. Sebelum dan Sesudah Pertandingan Imagery dapat membantu atlet untuk berfokus pada
kompetisi yang akan dilakukan, jika atlit meninjau dan merencanakan apa yang mereka ingin
lakukan, termasuk strategi yang berbeda untuk situasi yang berbeda. Waktu optimal imagery
dalam kompetisi ini berbeda dari satu orang ke orang lain: beberapa atlet dapat
memvisualisasikan sebelum dimulainya kompetisi, sedangkan yang lain lebih suka
melakukannya satu atau dua jam sebelumnya. Poin terpenting adalah bahwa visualisasi cocok
untuk digunakan dalam rutinitas pra-event. Imagery tidak boleh dipaksakan
3. Selama Waktu Istirahat antara Latihan dan Kompetisi Waktu dan batasan antara musim atau
waktu kompetisi dan jeda kompetisi sering kabur. Dalam banyak kasus, ada yang menyatakan
waktu jeda kompetisi adalah tidak ada, karena atlet harus tetap melakukan pengkondisian
kardiovaskular, beban, dan keterampilan khusus dalam cabang olahraga selama waktu jeda
kompetisi walaupun dengan pembebanan yang disesuaikan. Penggunaan imagery selama jeda
kompetisi adalah kesempatan yang baik untuk menjaga kondisi motivasi untuk tetap berlatih
dan menetapkan tujuan atau target pada kompetisi yang akan datang.
4. Selama Waktu Pribadi diluar Latihan Resmi Atlet dapat melakukan imagery di rumah maupun
tempat-tempat khusus lainnya selama atlet tidak berlatih di tempat latihan yang sebenarnya 25
(klub) untuk tetap menjaga motivasi dan fokusnya terhadap olahraga yang ditekuni.
5. Selama Pemulihan Cedera Pada waktu pemulihan cedera imagery dilakukan untuk
menanggulangi kecemasan akan kembali cedera. Kecemasan ini adalah hal normal bagi setiap
atlet yang baru saja pulih dari cederanya. Kecemasan merupakan respons atlet yang lebih
bersifat kognitif, bentuk proses belajar sosial serta berhubungan dengan antisipasi atlet
terhadap sesuatu yang tidak nyata secara fisik
D. Teknik Imagery dalam Olahraga
1. Cari tempat yang tenang sehingga tidak akan terganggu, ambil posisi yang
nyaman dan usahakan relaks.
2. Imajinasi yang diberikan harus positif dan berhasil, jangan negatif.
3. Mengikutsertakan sebanyak mungkin penginderaan.
4. Berimajinasi secara keseluruhan.
5. Dapat dilakukan sebelum dan selama latihan atau pertandingan.
6. Pelatih harus berpengalaman untuk kualifikasi imagery.
7. Akhiri latihan ini dengan bernafas dalam-dalam, membuka mata dan kembali
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Dalam proses latihan imagery ini setiap atlet akan dipandu untuk melakukan
pembayangan atau visualisasi terkait teknik ketepatan Melangkah dalam bulutangkis yang
benar. Dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan yaitu untuk internal imagery para atlet
membayangkan dirinya terkait teknik Melangkah dalam bulutangkis yang ada di otak mereka
dengan panduan dari pelatih. Sedangkan untuk external imagery para atlet pada awal sesi
latihan diberi stimulus berupa video terkait teknik ketepatan smash dalam bulutangkis setelah
itu baru membayangkan teknik ketepatan smash dalam bulutangkis dengan panduan pelatih
Berdasarkan pernyataan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa salah satu
teknik untuk membantu melatih teknik melangkah dalam bulutangkis adalah dengan imagery.
Pada prosesnya atlet bisa dengan cara memejamkan mata untuk membayangkan sebuah teknik
melangkah dalam bulutangkis kemudian melakukannya secara nyata atau melihat video visual
terlebih dahulu. Dalam pelaksanaan latihan internal imagery ini dilakukan dalam beberapa kali
untuk menguatkan memori bayangan dan otomatisasi dalam memunculkan bayangan.
Kemudian pada proses pelaksanaan latihan setelah melakukan pembayangan para atlet akan
melakukan latihan teknik melangkah dalam bulutangkis secara nyata sesuai dengan materi
latihan latihan yang dilaksanakan. Dalam program latihan atlet diarahkan untuk
mengimajinasikan hasil yang dicapai dari tindakan yang dilakukan
Dalam penerapan Imagery bisa dilakukan di Latihan shadow atau latihan bayangan
adalah melakukan gerakan seperti sungguuhan artinya si pelaku melakukan gerakan seperti dia
sedang bermain bulutangkis dia bergerak ke kiri depan, kanan, belakang seperti mengejar bola
dan melakukan pukulan baik dengan raket maupun tanpa raket dengan teknik yang di
instruksikan oleh Pelatih
Daftar Pustaka
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/197409072001121-
DIDIN_BUDIMAN/psikologi_olahraga/IMAGERY%2CFOCUS%2CSELF-CONFIDENCE.pdf
https://www.youtube.com/watch?v=0u62nb23gNg
https://text-id.123dok.com/document/nzw1d19vq-hakikat-shadow-bulutangkis-deskripsi-teori.html
http://eprints.uny.ac.id/54387/1/skripsi%20Laksi%20Puri%20Pinandito.pdf