Anda di halaman 1dari 8

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PENJAS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk melengkapi Tugas Mata Kuliah yang dibimbing Oleh :

Dr. PAPAT YUNISAL, S.Pd., M.Pd

Alfie Nur Afrialdy


3D PJKR
19520324
A. Fungsi Guru Penjas
Guru pendidikan jasmani merupakan faktor yang dominan atau
mendominasi dalam pelaksanaan pendidikan jasmani, karena bagi
siswa guru pendidikan jasmani sering dijadikan tokoh teladan bahkan
menjadi tokoh identitas diri. Oleh karena itu guru pendidikan jasmani
harus menguasai dan menerapkan pengetahuan pendidikan jasmani
dengan baik. Disamping itu guru pendidikan jasmani sebaiknya
mempunyai perilaku dan kemampuan yang memadai untuk
mengambangkan siswanya secara utuh. Untuk melaksanakan
tugasnya dengan baik sesuai dengan profesi yang dimilikinya guru
pendidikan jasmani harus menguasai berbagai hal sebagai kompetisi
yang dimiliki.
Menurut Agus S Suryobroto (2001: 71), mengatakan bahwa guru penjas yang baik
dalam proses pembelajaran penjas harus:

1. Menyiapkan diri dalam hal fisik dan mental


2. Menyiapkan materi pelajaran sesuai dengan GBPP dan membuat satuan
pelajaran
3. Menyiapkan alat, perkakas dan fasilitas agar terhindar dari bahaya atau
kecelakaan
4. Mengatur formasi siswa sesuai dengan tujuan materi, sarana dan prasarana,
metode dan jumlah siswa
5. Mengkoreksi siswa secara individual dan klasikal
6. Mengevaluasi secara formatif

Fungsi mengajar adalah fungsi guru dalam proses belajar mengajar. Penggunaan
istilah ini ditujukan agar guru terfokus pada tujuan perilaku yang ditampilkannya pada
saat mengajar daripada hanya sekedar terfokus pada perilaku mengajarnya itu sendiri
B. Ciri-Ciri Guru Profesional
Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut untuk selalu mengembangkan
profesionalisme diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan
nilai-nilai hidup kepada anak didik, sebagai pengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik, sebagai
pelatih berarti mengembangkan keterampilan dan menerapkannya dalam
kehidupan demi masa depan anak didik dan guru harus dapat menempatkan
diri sebagai orang tua kedua bagi anak didik dalam jangka waktu tertentu.
Profesionalisme juga diartikan sebagai suatu kondisi, arah, nilai, tujuan, dan
kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang berkaitan dengan mata pencaharian
seseorang. Dan profesionalisme merujuk kepada komitmen sebagai anggota suatu
profesi untuk meningkatkan kemampuan
Menurut Udin Syaefuddin Saud ada beberapa ciri-ciri guru profesional, yaitu:

1. Mempunyai komitmen pada proses belajar siswa


2. Menguasai secara mendalam materi pelajaran dan cara mengajarkannya.
3. Mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari
pengalamannya
4. Merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya yang
memungkinkan mereka untuk selalu meningkatkan profesionalismenya
B. Trik Meningkatkan Motivasi Dalam
Pembelajaran PJOK
Dalam proses belajar mengajar motivasi siswa merupakan hal yang sangat penting dalam mendorong
aktivitas-aktivitas dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pengajaran, guna mendapatkan
hasil belajar sesuai dengan yang diinginkan. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang baik cenderung
akan mengikuti proses belajar mengajar di kelas yang baik. Begitu juga sebaliknya, siswa yang kurang
memiliki motivasi belajar dengan baik sehingga hasil belajar yang di dapatkan cenderung tidak baik
pula. Suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil 75% dari siswa yang mengikuti pelajaran
mendapat nilai diatas cukup menurut ketentuan nilai yan berlaku,Berikut ada cara menumbuhkan
motivasi belajar siswa yang mungkin para guru:
”Motivasi intrinsik merupakan keterlibatan dalam kegiatan untuk kesenangan dan
kegembiraan (Jaakkola, Yli-Piipari, Barkoukis, dan Liukkonena., 2015). Motivasi
intrinsik merupakan faktor penting ketika dikaitkan dengan aktifitas fisik dalam
pendidikan jasmani. Perilaku "kesenangan" dan tugas yang dianggap
"menyenangkan" ketika dikaitkan dengan peningkatan keterampilan,”pencapaian
pribadi, kesenangan, dan kepuasan (Bice, Ball, dan McClaran, 2015).
”Motivasi ekstrinsik dicirikan oleh identifikasi dek-at dengan pengakuan sosial, hadiah
dan penghargaan (Cortés, dkk., 2017). Motivasi ekstrinsik menjelaskan bagaimana
variabel dan penghargaan eksternal merang-sang pelaksanaan perilaku. Motivasi”
ekstrinsik dapat dianggap luas secara konteks karena mencakup kon-struksi sosial.
Persepsi akan aktivitas fisik dalam pen-didikan jasmani, konstruksi sosial, jenis
lingkungan, persyaratan keterampilan untuk suatu kegiatan, dan jenis umpan balik
memberikan kontribusi pada partisipasi untuk terlibat dalam aktivitas fisik dalam
pendidikan jasmani (Thompson dan Wankel, 1980; Weinberg dan Jackson, 1979).

Anda mungkin juga menyukai