Anda di halaman 1dari 10

Peran Guru Olahraga dalam Perkembangan Pembelajaran di

SMA Negeri 2 Tanjung Balai


Nurkadri , Putri Febrian Dalimunthe , Richa Azlia , Theresya Indriyani Br Sembiring , alberto
gamaliel pasaribu , Febrianto Rizki

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas Negeri Medan

nurkadri@unimed.ac.id , Putrifebrian368@gmail.com , richaazliarealme@gmail.com


theresasembiring0@gmail.com , pasaribualberto8@gmail.com , febriantorizky1212@gmail.com

ABSTRACT

Guru memiliki peran yang paling aktif dalam pelaksanaan pendidikan demi mencapai tujuan pendidikan
yang hendak dicapai. Guru melaksanakan pendidikan melalui kegiatan pembelajaran dengan
mengajar peserta didik atau siswa. Tujuan penelitian ini adalah ingin mendeskripsikan peran guru
pendidikan jasmani dalam perkembangan diri peserta didik di SMA Negeri 2 Tanjung Balai terhadap praktik
mengajar dilapangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan
teknik pengambilan data observasi, wawancara, dan dokumen. Sumber data dalam penelitian ini adalah
informan tahu yaitu guru pendidikan jasmani di SMA Negeri 2 Tanjung Balai, dan informan pelakunya ialah
siswa di SMA Negeri 2 Tanjung Balai. Kesimpulan penelitian ini adalah guru pendidikan jasmani telah
menanamkan karakter positif kepada peserta didik dan selalu berperan aktif ketika pembelajaran
maupun di luar jam pelajaran. Pendidikan jasmani di sekolah dasar terfokus pada pengembangan aspek
nilai-nilai dalam pertumbuhan, perkembangan dan sikap perilaku peserta didik.

Kata Kunci: Peran Guru Pendidikan Jasmani ; Perkembangan Diri Siswa ; Sikap Siswa
ABSTRACT

The teacher has the most active role in the implementation of education in order to achieve the educational
goals to be achieved. Teachers carry out education through learning activities by teaching students or students.
The purpose of this study was to describe the role of physical education teachers in the self-development of
students at SMA Negeri 2 Tanjung Balai regarding teaching practice in the field. The method used in this study
is a qualitative method with data collection techniques of observation, interviews, and documents. The source of
the data in this study were tofu informants, namely physical education teachers at Tanjung Balai 2 Public High
School, and the perpetrator informants were students at Tanjung Balai 2 Public High School. The conclusion of
this study is that physical education teachers have instilled positive character in students and always play an
active role during and outside of class hours. Physical education in elementary schools focuses on developing
aspects of values in the growth, development and behavior of students.

Keywords: The Role of Physical Education Teachers; Student Self Development; Attitude of Students

PENDAHULUAN
Guru pendidikan jasmani maupun guru kelas lainnya sama-sama memiliki peran penting
dalam membentuk dan mendidik karakter anak. Oleh karena itu guru harus bisa
menjadi contoh yang baik bagi peserta didiknya.Sebagai salah satu mata pelajaran yang
dilakukan diluar kelas pendidikan jasmani memiliki keunggulan tersendiri karena
seorang anak akan sangat terlihat karakter yang dimilikinya ketika mereka berada
diluar kelas. Saat pembelajaran diluar kelas berlangsung mereka akan merasa bebas
dalam melakukan segala sesuatu yang mereka inginkan yang tanpa disadari karakter
yang tertanam dalam diri anak akan terlihat. (Warni & Arifin, 2018). Pepatah juga
mengatakan, “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Jadi posisi seorang guru
sebanarnya harus manjadi teladan yang baik, karena itu akan diteladani oleh orang lain,
akan tetapi bagaimanabisa berwibawa apabila teladan tersebut adalah teladan negatif yang
secara etika tidaklah pantas untuk ditiru. Oleh karena hal-hal tersebut perlu adanya
revitalisasi atau pemulihan fungsi kembali pada peran seorang guru.
Peranan guru disekolah maupun dimasyarakat, dapat diawali dengan penguasaan
kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Apabila berdasarkan
Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang kualifikasi akademik dan kompetensi guru,
menetapkan standar kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan
profesional. Jadi seorang guru itu menguasai teori-teori pengajaran, memiliki kepribadian
yang tangguh sehingga dapat terhindar dari segala perbuatan yang melanggar etika,
seorang guru juga memiliki rasa sosial kemanusiaan, serta seorang guru harus bisa
menjalankan pekerjaannya secara professional. Kemampuan berolahraga denganterampil
tidak dengan sendirinya dibawa sejak lahir, manusia secara genetik mungkin bisa
lebih kuat, lebih tinggi, atau lebih cepat. Tetapi kualitas fisik tersebut tidak dengan
sendirinya menyebabkan orang itu langsung mampu melakukan olahraga dengan
terampil. Bagaimanapun kadang-kadang seseorang harus belajar berlatih olahraga
dengan giat dan tekun untuk mencapai keberhasilan dalam berolahraga. Dalam
banyak kasus seseorang belajar olahraga dari orang yang sering disebut denganpelatih
atau guru pendidikan jasmani. Untuk dapat melakukan olahraga dengan terampil
itu, tidak jarang diantara mereka membuat suatu program latihan dan melakukannya
dengan tekun dan teratur.
METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Lokasi penelitian


merupakan salah satu bagian penting dalam penelitian kualitatif. Pemilihan lokasi
penelitian lebih didasarkan bahwa lokasi tersebut merupakan tempat untuk
mengambil data subjek penelitian. Berdasarkan dari observasi awal, maka ditetapkan
lokasi penelitian yaitu SMA Negeri 2 Tanjung Balai . subjek dalam penelitian ini adalah
guru pendidikan jasmani. Informan dalam penelitian ini, yaitu peserta didik SMA Negeri
2 Tanjung Balai . Data tertulis dalam penelitian ini menggunakan hasil wawancara
peneliti kepada subjek dan informan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua
alat pengumpul data yaitu :
1. Wawancara Salah satu cara yang digunakan untuk memperoleh data agar
mencapai tujuannya adalah dengan menyampaikan beberapa pertanyaan kepada
responden peneliti melalui wawancara.
2. Observasi Selain itu peneliti juga akan melakukan observasi yaitu pengamatan atau
peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan pada saat pembelajaran PJOK yang meliputi


perencanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, evaluasi pembelajran, serta faktor
yang mendukung dan menghambat pendidikan karakter dalam mata pelajaran PJOK.
Selain itu, juga meneliti tentang sejauhmana guru PJOK menerapkan pendidikan karakter
dalam pembelajaran PJOK. Data hasil penelitian diperoleh melalui kegiatan observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Berikut ini adalah hasilnya.

Kondisi Karakter dan perkembangan Peserta Didik di SMA Negeri Tanjung Balai

Hasil observasi (SMA Negeri 2 Tanjung Balai) menyatakan bahwa, peserta didik serta
guru-guru di SMA Negeri 2 ramah dan santun, baik dari sikap perilaku serta tutur katanya.
Dari hasil pengamatan peneliti kepada peserta didik juga mendapat hasil bahwa akhlak serta
tata krama karakter peserta didik di sekolah ini tergolong baik karena guru-guru di
sekolah ini turut andil dalam menanamkan karakter-karakter positif kepada peserta
didik. Tetapi, sebagian dari mereka masih menunjukkan perilaku nakal dengan tidak
mengikuti peraturan dan prosedur saat praktek penjas dilapangan dan masih ada peserta didik
yang kurang bersemangat dalam praktek dilapangan. Guru di SMA Negeri 2 ini sudah
terbilang baik dan sudah mampu menanamkan perkembangan dan nilai-nilai kemanusiaan
yang baik pada peserta didik. Guru pada sekolah ini dalam mengajar penjas tidak selalu
berkaitan dengan fisik tetapi juga memperhatikan perkembangan peserta didiknya apakah
mengalami progres atau tidak.

Peran Guru Pendidikan Jasmani dalam Mengembangkan Diri Peserta Didik

Guru merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses pembelajaran, yang ikut
berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial. Oleh sebab itu,
guru yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan serta secara
aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan
masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru tidak semata-mata sebagai
“pengajar” saja, namun juga sebagai “pendidik” dan sekaligus sebagai “pembimbing” yang
memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar (Sardiman, 2012: 125). Menurut
Mulyasa (2011: 37) terdapat beberapa peran yang harus dimainkan guru dalam proses
pembelajaran. Peran-peran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Guru sebagai Model dan Teladan Gerak gerik guru sebenarnya selalu diperhatikan oleh
setiap peserta didik. Tindak tanduk, perilaku, cara berpakaian, gaya bicara, dan bahkan
gaya hidup juga selalu diperhatikan. Ungkapan yang sering dikemukakan adalah bahwa
“guru bisa digugu dan ditiru”. Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan
guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau diteladani.
Guru sering dijadikan panutan oleh peserta didik maupun oleh masyarakat, untuk itu
sebagai seorang guru harus mengenal nilai-nilai yang dianut dan berkembang di
masyarakat tempat melaksanakan tugas dan bertempat tinggal (Mulyasa, 2011: 298).
2. Guru sebagai Evaluator Sebagai evaluator guru mempunyai otoritas untuk menilai
prestasi peserta didik dalam bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya, sehingga
dapat menentukan bagaimana peserta didiknya berhasil atau tidak (Sardiman, 2012: 146)

Peran guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang
dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku
dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya (Moch. Uzer Usman, 2011:4). Guru dalam
melaksanakan perannya, yaitu sebagai pendidik, pengajar, pemimpin, administrator, harus
mampu melayani pesrta didik yang dilandasi dengan kesadaran (awarraness), keyakinan
(believed), kedisiplinan (dicipline) dan tanggung jawab (responsibility) secara optimal
sehingga memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan siswa secara optimal, baik
fisik maupun psikis (Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, 2012: 106).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa peran guru begitu besar dalam proses perkembangan
peserta didik yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Mereka
memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan
dan mengembangkan sumber daya manusia, serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan
negara, dan bangsa.

Perkembangan Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran

Menurut Hartinah dalam Agustina (2018:3) menjabarkan perkembangan adalah


proses perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi organ-organ jasmaniah dan
buka pada organ jasmani tersebut sehingga penekanan arti perkembangan terletak pada
penyempurnaan fungsi psikologis, proses perkembangan akan berlangsung sepanjang
kehidupan manusia, sehingga proses pertumbungan seringkali akan berhenti jika seseorang
telah mencapai pada kematangan fisik. Menurut Agustina (2018) perkembangan sendiri
merupakan proses perubahan kualitatif yang berfungsi untuk mencapai penyempurnaan
fungsi psikologis dalam menunjukan cara peserta didik tersebut bertingkah laku.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa perkembangan peserta didik adalah proses perubahan
yang bersifat kualitatif yang didalamnya berupa perubahan secara psikologis. Perkembangan
adalah perubahan yang bersifat kualitatif yang didalamnya berupa perubahan secara
psikologis. Mengoptimalkan penguasaan keterampilan dan sikap yang dapat menyebabkan
perilaku yang lebih sehat dalam hidup, dan juga memfasilitasi perkembangan kognitif dan
sosial, perkembangan fisiologis yang unik dan pengembangan neurologis terhadap balita.
Penelitian tentang kejadian aktivitas fisik kalangan anak-anak menunjukkan asumsi bahwa,
sebagai anak-anak, mereka menciptakan gerak mereka sendiri.

Menurut Mohammad Ali dan Asrori dalam buku psikologi remaja, perkembangan lebih
mengacu kepada perubahan karakteristik yang khas dari gejala-gejala psikologis ke arah yang
lebih maju. Prinsip-prinsip Perkembangan Menurut Hurlock dalam Agustina (2018)
menjelaskan bahwa prinsip prinsip perkembangan meliputi:
1. Perkembangan melibatkan adanya perubahan : Perkembangan selalu ditandai adanya
perubahan yang bersifar progresif yang bertujuan agar manusia dapat menyesuaikan diri
dengan tuntutan linkungan dengan cara realisasi diri.
2. Perkembangan awal lebih kritis dari perkembangan selanjutnya. Perkembangan
merupakan proses kontinum, dimana perkembangan perkembangan selanjutnya. Oleh
karena itu, kesalahan ataupun gangguan pada perkembangan awal akan terus sebelumnya
akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya.
3. perkembangan tidak hanya dilihat dari aspek fisiknya saja melainkan dilihat dan dipahami
aspek psikisnya karena pada hakekatnya perkembangan anak berjalan seiring dengan
perkembangan aspek fisik dan psikis.

Untuk membimbing anak-anak menuju menjadi aktif secara fisik untuk seumur hidup,
aktivitas fisik (pendidikan jasmani) melalui pengalaman pendidikan pada anak usia dini harus
meliputi (a) belajar dari perkembangan keterampilan yang sesuai, (b) personil terlatih dalam
praktik pembelajaran yang tepatuntuk kegiatan fisik, (c) promosilingkungan aktivitas fisik
yang positif dan aman, termasuk peralatan ukuran anak-anak, dan (d) kurikulum inklusif
didasarkan pada pemahaman konsep gerakan dan tema keterampilan.

Hasil Proses pembelajaran pendidikan jasmani di SMA Negeri 2 Tanjung Balai


menunjukkan bahwa siswa masih dalam kategori kurang baik, maka efektifitas pembelajaran
penjaskes yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani dalam kategori kurang.
Penyelanggaran pendidikan karakter harus diketahui nilai-nilai apa yang kemudian
terkandung dalam pendidikan karakter itu sendiri. Hal ini penting agar kita mampu
mengetahui indikator-indikator dari setiap nilai pendidikan karakter agar nantinya kita akan
lebih mudah untuk menanamkan nilai-nilai tersebut kepada para peserta didik tentunya dalam
proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan sebagai media
pegembangan pendidikan karakter. Banyak nilai yang terkandung dalam kegiatan
pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan artinya bermain melalui permainan
dan olahraga, maka secara tidak langsung bisa menumbuhkan nilai-nilai tersebut.
Persoalannya kemudian adalah banyak guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
yang masih fokus pada penguasaan gerak dan teknik dasar pada permainan dan olahraga,
masih belum optimal menanamkan nilai-nilai dengan sungguh-sungguh kepada peserta didik
meskipun pada rancangan pembelajaran yang mereka buat telah mereka cantumkan beberapa
poin karakter yang mereka ingin capai. Dengan cara seperti ini mungkin dapat memudahkan
guru untuk memperhatikan setiap progress dari pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik.

Strategi Pembelajaran yang Efektif pada Pendidikan Jasmani

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa menuju perkembangan dirinya yang lebih
baik, guru dituntut untuk mampu secara kreatif memilih metode pembelajaran yang baik.
Salah satu metode pembelajaran yang efektif ialah Pembelajaran PAIKEM. Menurut Jauhar
(2011), PAIKEM adalah pendekatan mengajar (approach to teaching) yang digunakan
bersama metode tertentu dan berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan
sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan. Menurut Hartono, dkk (2012), PAIKEM adalah pembelajaran yang dapat
menjadikan siswa mengalami, menghayati, dan menarik pelajaran dari pengalamannya itu,
dan pada gilirannya hasil belajar akan merupakan bagian dari diri, perasaan, pemikiran, dan
pengalaman.

Jadi, dari kesimpulan diatas dapat diambil bahwa pembelajaran PAIKEM (Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) merupakan proses pembelajaran dimana guru
harus menciptakan suasana pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mengemukakan gagasan, kreatif, kritis, serta mencurahkan perhatian/konsentrasinya secara
penuh dalam belajar serta suasana pembelajaran yang menimbulkan kenyamanan bagi siswa
untuk belajar.
Gambar indicator-indikator dalam pembelajaran PAIKEM

Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan diharapkan dapat


menunjang prestasi belajar siswa khususnya materi pendidikan jasmani dengan pokok
pembahasan materi passing bawah pada permainan bolavoli. Banyak model dalam
pembelajaran pendidikan jasmani, karena model pembelajaran membawa peranan penting
dalam terciptanya suatu proses pembelajaran yang efektif. Salah satu diantaranya yaitu model
PAIKEM. Pada pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered) seperti pada
model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM).
Harapan seorang guru adalah siswa lebih aktif dalam melakukan pembelajaran, namun pada
kenyataannya di lapangan, harapan ini sering tidak sepenuhnya terpenuhi (Ngalimun, 2015).

KESIMPULAN

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Guru penjas dapat melaksanakan keseluruhan peranan didalam pembelajaran


maupun diluar pembelajaran. Guru penjas dapat memberikan keteladanan
dalam bertingkah laku maupun bertindak. Guru penjas dapat menjadi teladan bagi
peserta didik dengan melakukan hal-hal postif bagi sekolah. Guru penjas mampu
menjalankan tugasnya dengan baik di sekolah maupun di luar jam sekolah dan
memberi kebermanfaatan bagi lingkungan sekolah.
2. Guru penjas belum mampu melaksanakan pembelajaran secara menarik agar dapat
membangkitkan semangat peserta didik dalam pendidikan jasmani terutama pada saat
praktek dilapangan. Seharusnya guru mampu dan secara kreatif mencari metode
pembelajaran yang efektif dan cocok sesuai dengan pembelajaran yang hendak
berlangsung.

UCAPAN TERIMA KASIH


Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengucapkan terimakasih kepada
informan pada penelitian ini yaitu bapak dan ibu guru penjas dan siswa-siswi SMA Negeri
2 Tanjung Balai. dan peneliti juga berterimakasih kepada bapak dosen atas bimbingan dan
arahan untuk penelitian ini. Dan tak lupa juga peneliti berterimakasih kepada teman-teman
yang telah membantu jalannya penelitian ini.
DAFTAR PUSAKA

A. TEXT BOOK

E. Mulyasa 2011:298 Manajemen Pendidikan Karakter, Jakarta: Bumi Aksara.

Uzer Usman. (2013). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Ali,
M dan M. Asrori. 2016. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. PT Bumi
Aksara. Jakarta

Rahmat, P. S. (2021). Perkembangan peserta didik. Bumi Aksara.

Sudirjo, E., & Alif, M. N. (2018). Pertumbuhan dan Perkembangan Motorik: Konsep


Perkembangan dan Pertumbuhan Fisik dan Gerak Manusia. UPI Sumedang Press.

B. JOURNAL

Arifin, S. (2017). Peran Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pembentukan Pendidikan


Karakter Peserta Didik. Multilateral: Jurnal Pendidikan Jasmani Dan Olahraga, 16(1).
Agustina, N. (2018). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: Deepublish
A.M, Sardiman (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Bausad, A. A., & Musrifin, A. Y. (2019). Analisis karakter peserta didik kelas v pada
pembelajaran penjaskes di sekolah dasar negeri se kota mataram. JISIP (Jurnal Ilmu
Sosial dan Pendidikan), 1(2).
Burhaein, E. (2017). Aktivitas fisik olahraga untuk pertumbuhan dan perkembangan
siswa SD. Indonesian Journal of Primary Education, 1(1), 51-58.

Darlians. (2016). Profil Pencapaian Tugas Perkembangan Siswa Di SMP Negeri 8 Teluk
Kuantan. Jurnal Ilmu Sosial, Sains, dan Humaniora, 2(2), 62.

Hanafiah dan Suhana. (2012). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refrika


Aditama.

Hartono, dkk. 2012. PAIKEM. Yogyakarta: Zanafa Publising.

Hasmara, P. S. (2018). UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING


BOLAVOLI MENGGUNAKAN MODEL PPEMBELAJARAN AKTIF, INOVITIF,
KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN. BRAVO'S (Jurnal Prodi
Pendidikan Jasmani & Kesehatan), 5(4).

Hidayat, A. (2012). Konsep Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan


Menyenangkan (Paikem). AN NUR: Jurnal Studi Islam, 4(1), 39-50.

Honggowiyono, P. (2015). Buku Ajar: Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik


Untuk Guru dan Calon Guru. Malang: Gunung Samudera
Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi PAIKEM dari Behavioristik Sampai
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Mashud, M. (2015). Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan di Era Abad 21. Jurnal Multilateral, 14(2), 89–19

MUHAMAD, N. (2017). Peran guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan terhadap
pendidikan kesehatan di SMA dan MA se-kecamatan Sooko. Jurnal Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan, 5(1).

Mutia, M., Warni, H., & Sarmidi, S. (2019). Peran Guru Pendidikan Jasmani Dalam
Menanamkan Karakter Keapada Peserta Didik Di Sd Negeri Atu-Atu Kecamatan
Pelaihari Kabupaten Tanah Laut. Multilateral: Jurnal Pendidikan Jasmani dan
Olahraga, 18(2).
Ngalimun. 2015. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo
Sangadji, Etta Mamang. 2010. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : ANDI
Siregar, P. S., Wardani, L., & Hatika, R. G. (2017). Penerapan pendekatan pembelajaran
aktif inovatif kreatif efektif dan menyenangkan (Paikem) pada pembelajaran
matematika kelas Iv Sd Negeri 010 Rambah. Jurnal Pemikiran dan Pengembangan
Sekolah Dasar (JP2SD), 5(2), 743-749.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.. 2015. Metode Penelitian & Pengembangan. Bandung :
Alfabeta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015, Tentang Guru
dan Dosen, Depdiknas. Jakarta
Warni, H., & Arifin, R. (2018). Character Building Values in Sports Development(Vol. 1,
pp. 231–234). Vol. 1, pp. 231–234.

Anda mungkin juga menyukai