Anda di halaman 1dari 17

PERAN GURU PENDIDIKAN JASMANI DALAM PEMBENTUKAN

PENDIDIKAN KARAKTER PESERTA DIDIK

Syamsul Arifin

Jl. Taruna Praja Raya Komplek Kampus JPOK FKIP ULM Banjarbaru
E-Mail: syamsula.jpok@yahoo.com

Abstrak: Proses pembelajaran ataupun kegiatan belajar-mengajar tidak bisa lepas dari
keberadaan guru. Tanpa adanya guru pembelajaran akan sulit dilakukan, apalagi dalam
rangka pelaksanaan pendidikan formal, guru menjadi pihak yang sangat vital. Guru
memiliki peran yang paling aktif dalam pelaksanaan pendidikan demi mencapai tujuan
pendidikan yang hendak dicapai. Guru melaksanakan pendidikan melalui kegiatan
pembelajaran dengan mengajar peserta didik atau siswa. Pendidikan jasmani mempunyai
peran yang sangat penting terutama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia
yang dilakukan dengan berbagai aktivitas jasmani, sehingga diperoleh kesehatan dan
kebugaran tubuh. Melalui pendidikan jasmani, baik aspek fisik (kualitas fisik) maupun
aspek nonfisik (kualitas non-fisik) yang menyangkut kemampuan kerja, berfikir dan
keterampilan dapat teratasi. Oleh sebab itu, keduanya harus saling terkait dan mendukung,
sehingga peningkatan kualitas sumber daya manusia yang tangguh dapat tercapai.
Kata Kunci: Peran Guru, Pendidikan Jasmani dan Karakter Peserta didik.

Pendahuluan
Beberapa bulan terakhir ini, kiprah ditiru. Oleh karena hal-hal tersebut perlu
dunia pendidikan sering tercoreng oleh adanya revitalisasi atau pemulihan fungsi
perlakukan negatif komponen dalam kembali pada peran seorang guru.
pendidikan itu sendiri. Kekerasan atau Peranan guru disekolah maupun di
perlakuan intimidasi seorang guru dengan masyarakat, dapat diawali dengan
murid maupun sesama murid. Banyak penguasaan kompetensi-kompetensi yang
terjadi perbuatan-perbuatan yang kurang harus dimiliki oleh seorang guru. Apabila
baik ataupun perbuatan yang tidak berdasarkan Undang-Undang No.14 tahun
selayaknya dilakukan oleh seorang guru, 2005 tentang kualifikasi akademik dan
sehingga pada saat ini mengakibatkan kompetensi guru, menetapkan standar
turunya citra baik dan kewibawaan kompetensi guru yaitu kompetensi
seorang guru di sekolah maupun dalam pedagogik, kepribadian, sosial dan
masyarakat. Guru yang dalam pemaknaan profesional. Jadi seorang guru itu
pantun bahasa jawa guru adalah “digugu menguasai teori-teori pengajaran,
dan ditiru” memiliki kepribadian yang tangguh
Pepatah juga mengatakan, “guru sehingga dapat terhindar dari segala
kencing berdiri, murid kencing berlari”. perbuatan yang melanggar etika, seorang
Jadi posisi seorang guru sebanarnya harus guru juga memiliki rasa sosial
manjadi teladan yang baik, karena itu akan kemanusiaan, serta seorang guru harus
diteladani oleh orang lain, akan tetapi bisa menjalankan pekerjaannya secara
bagaimana bisa berwibawa apabila teladan profesional.
tersebut adalah teladan negatif yang secara Indonesia memerlukan sumber
etika tidaklah pantas untuk daya manusia dalam jumlah dan mutu

78
Syamsul Arifin, Peran Guru Pendidikan … 79

yang memadai sebagai pendukung utama dalam rangka pelaksanaan pendidikan


dalam pembangunan. Untuk memenuhi formal, guru menjadi pihak yang sangat
sumberdaya manusia tersebut, pendidikan vital. Guru memiliki peran yang paling
memiliki peran yang sangat penting. Hal aktif dalam pelaksanaan pendidikan demi
ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 mencapai tujuan pendidikan yang hendak
Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada dicapai. Guru melaksanakan pendidikan
Pasal 3, yang menyebutkan bahwa melalui kegiatan pembelajaran dengan
pendidikan nasional berfungsi mengajar peserta didik atau siswa.
mengembangkan kemampuan dan Mengapa demikian? Sebab banyak
membentuk karakter serta peradaban orang termasuk guru sendiri yang
bangsa yang bermartabat dalam rangka meragukan bahwa guru merupakan
mencerdaskan kehidupan bangsa. jabatan profesional. Ada yang
Pendidikan Nasional bertujuan untuk beranggapan setiap orang bisa menjadi
berkembangnya potensi peserta didik agar guru, walaupun mereka tidak memahami
menjadi manusia yang beriman dan ilmu keguruan dapat saja dianggap sebagai
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, guru, asal paham materi pembelajaran
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, yang akan diajarkannya, memahami
kreatif, mandiri, dan menjadi warga pelajaraj praktek olahraganya. Tetapi,
negara yang demokratis serta bertanggung mengajar sesederhana itu, mengajar bukan
jawab. hanya sekedar menyampaikan materi
Berdasarkan fungsi dan tujuan pembelajaran, akan tetapi suatu proses
Pendidikan Nasional, jelas bahwa merubah prilaku sesuai dengan tujuan
pendidikan di setiap jenjang harus yang diharapkan. (Paturusi, 2012:87)
diselenggarakan secara sistematis guna Siswa juga akan kesulitan dalam
mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut belajar ataupun menerima materi tanpa
berkaitan dengan pembentukan karakter keberadaan guru, hanya mengandalkan
peserta didik sehingga mampu bersaing, sumber belajar dan media pembelajaran
beretika, bermoral, sopan santun dan saja akan sulit dalam penguasaan materi
berinteraksi dengan masyarakat. Hal ini tanpa bimbingan guru. Guru juga memiliki
mengisyaratkan pentingnya meningkatkan banyak kewajiban dalam pembelajaran
mutu pendidikan karakter peserta didik, dari mulai merencanakan pembelajaran,
tidak dapat dipungkiri bahwa melaksanakan proses pembelajaran,
pembangunan nasional yang berjalan di hingga melakukan evaluasi pembelajaran
Indonesia sejak kemerdekaan sampai yang telah dilakukan.
masa orde baru, serta sejak masa orde baru
sampai saat ini, telah menghasilkan Pendidikan
kemajuan yang amat berarti bagi bangsa Kemampuan berolahraga dengan
Indonesia. terampil tidak dengan sendirinya dibawa
Proses pembelajaran ataupun kegiatan sejak lahir, manusia secara genetik
belajar-mengajar tidak bisa lepas dari mungkin bisa lebih kuat, lebih tinggi, atau
keberadaan guru. Tanpa adanya guru
pembelajaran akan sulit dilakukan, apalagi
80 Jurnal Multilateral, Volume 16, No. 1 Juni 2017 hlm. 78-92

lebih cepat. Tetapi kualitas fisik tersebut sekedar belajar sendiri tanpa adanya
tidak dengan sendirinya menyebabkan bantuan guru yang mengajar (Adang
orang itu langsung mampu melakukan Suherman, 2009:1).
olahraga dengan terampil. Bagaimanapun Untuk lebih jelas pengertian
kadang-kadang seseorang harus belajar Pedagogi Olahraga seperti yang
berlatih olahraga dengan giat dan tekun dikemukakan oleh Siedentop (1991)
untuk mencapai keberhasilan dalam dalam Adang Suherman (2009:2) bahwa
berolahraga. Dalam banyak kasus Pedagogi Olahraga dapat diartikan sebagai
seseorang belajar olahraga dari orang yang kemampuan merekayasa lingkungan
sering disebut dengan pelatih atau guru dengan terampil sehingga siswa dapat
pendidikan jasmani. Untuk dapat meraih tujuan pembelajarannya. Lain lagi
melakukan olahraga dengan terampil itu, halnya seperti apa yang dikemukakan oleh
tidak jarang diantara mereka membuat Rusli Lutan (2008:1) mengemukakan
suatu program latihan dan melakukannya bahwa Pedagodi Olahraga adalah sebuah
dengan tekun dan teratur. disiplin ilmu keolahragaan yang
Dalam suatu sistem sekolah, berpotensi untuk mengintegrasikan sub
olahraga dan kesegaran jasmani dianggap disiplin ilmu keolahragaan lainnya untuk
demikian pentingnya sehingga melandasi semua praktik dalam bidang
dimasukkan ke dalam kurikulum sebagai keolahragaan yang mengandung maksud
bidang studi wajib dan seseorang yang ahli dan tujuan untuk mendidik.
dalam bidangnya dan bertanggung jawab “Mendidik” artinya memelihara
untuk menyampaikan bidang studi ini dan memberi latihan. Dalam memelihara
kepada anak didik, bidang studi ini dan memberi latihan diperlukan adanya
dinamakan bidang studi Pendidikan ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai
Jasmani dan seseorang yang bertanggung akhlak dan kecerdasan pikiran, sehingga
jawab mengajar bidang studi tersebut lebih terarah dan terencana. Pendidikan
adalah guru Pendidikan Jasmani. merupakan usaha sadar dan terencana
Bidang ilmu yang mempelajari untuk mewujudkan suasana belajar dan
tentang proses belajar mengajar olahraga proses pembelajaran agar peserta didik
secara umum (di sekolah maupun di luar secara aktif mengembangkan potensi
sekolah) seperti tersebut di atas disebut dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
bidang ilmu Pedagogi Olahraga. Secara keagamaan, pengendalian diri,
sederhana, Pedagogi Olahraga dapat kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
diartikan sebagai cabang disiplin ilmu serta keterampilan yang diperlukan
pengetahuan olahraga (sport science) yang dirinya dan masyarakat. Pendidikan
membahas tentang pengetahuan dan meliputi pengajaran keahlian khusus dan
keterampilan-keterampilan dasar juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi
mengajar yang sangat diperlukan bagi para lebih mendalam yaitu pemberian
guru dalam mengajar olahraga sehingga pengetahuan, pertimbangan, dan
siswa atau anak didik dapat belajar dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama
mencapai tujuan pembelajarannya dengan
lebih efektif dan efisien daripada hanya
Syamsul Arifin, Peran Guru Pendidikan … 81

pendidikan adalah untuk mengajarkan pendidikan (Mudyahardjo, 2002 dalam


kebudayaan melalui generasi. Ahmadi 2014:32).
Pendidikan merupakan upaya Aktivitas pendidikan tidak dapat
nyata untuk memfasilitasi individu lain, berlangsung bila tidak ada dua unsur
dalam mencapai kemandirian serta utama, yaitu yang memberi dan yang
kematangan mentalnya sehingga dapat menerima. Kedua unsur tersebut belum
survive di dalam kompetisi kehidupannya. memberi rona pendidikan, sehingga
Pendidikan merupakan pengaruh dipersyaratkan unsur ketiga, yaitu “tujuan
bimbingan dan arahan dari orang dewasa baik” dari yang memberi bagi kepentingan
kepada orang lain, untuk menuju kearah yang menerima. Agar anak menjadi
kedewasaan, kemandirian serta pandai, ahli, bertambah cerdas,
kematangan mentalnya. Selain itu, berkepribadian luhur, serta toleran,
pendidikan merupakan aktivitas untuk diperlukan kemampuan membaca “tujuan
melayani orang lain dalam baik” sebagai unsur ketiga dari
mengeksplorasi segenap potensi dirinya, pendidikan. Berkepribadian luhur
sehingga terjadi proses perkembangan menunjuk nilai yang berada di luar
kemanusiaannya agar mampu subyek. Berdasarkan pemahaman di diatas
berkompetisi di dalam lingkup tujuan baik berfungsi sebagai alat
kehidupannya. Untuk mencari makna mencapai tujuan lain dan sebagai nilai
pendidikan secara analitis perlu dicari hidup.
cirri-ciri esensial aktifitas pendidikan,
sehingga dapat dipilahkan dari aktivitas Pendidikan Jasmani
yang bukan pendidikan. Sebelum sampai Pendidikan Jasmani sebagai
pada kesimpulan tentang makna komponen pendidikan secara keseluruhan
pendidikan, pertama perlu dicari unsur telah disadari oleh banyak kalangan.
dasarnya, baru kemudian komponen Namun, dalam pelaksanaannya
pokoknya. pengajaran pendidikan jasmani berjalan
Dalam pengertian yang lebih belum efektif seperti yang diharapkan.
sempit, pendidikan dibatasi pada fungsi Pembelajaran pendidikan jasmani
tertentu. Pendidikan ini identik dengan cenderung tradisional. Pengertian
sekolah. Sekolah adalah lembaga pendidikan jasmani sering dikaburkan
pendidikan yang direkayasa secara dengan konsep lain, yaitu menyamakan
terprogram dan sistematis dengan segala pendidikan jasmani dengan setiap usaha
aturan yang sangat kaku, dalam arti yang atau kegiatan yang mengarah pada
sempit, pendidikan tidaklah berlangsung pengembangan organ-organ tubuh
seumur hidup, tetapi berlangsung dalam manusia (body building), kesegaran
waktu yang terbatas. Masa pendidikan jasmani (physical fitness), kegiatan fisik
adalah masa sekolah yang keseluruhannya (physical activities), dan pengembangan
adalah mencakup masa belajar dari Taman keterampilan (skill development).
Kanak-kanak hingga Perguruan Tinggi Pengertian itu memberikan pandangan
dengan tempat yang ditentukan dan yang sempit dan menyesatkan arti
direkayasa untuk berlangsungnya
82 Jurnal Multilateral, Volume 16, No. 1 Juni 2017 hlm. 78-92

pendidikan jasmani yang sebenarnya. aktivitas manusia berupa sikap, tindak dan
Walaupun memang benar aktivitas karya yang diberi bentuk, isi dan arah
fisik itu mempunyai tujuan tertentu, menuju kebulatan pribadi sesuai dengan
namun karena tidak dikaitkan dengan cita-cita kemanusiaan. Husdarta (2009:18)
tujuan pendidikan, maka kegiatan itu tidak menjelaskan “Pendidikan jasmani sering
mengandung unsur-unsur pedagogik. diartikan sebagai proses pendidikan
Pendidikan jasmani bukan hanya melalui aktivitas jasmani, permaina
merupakan aktivitas pengembangan fisik olahraga yang terpilih untuk mencapai
secara terisolasi, akan tetapi harus berada tujuan pendidikan. Definisi tersebut
dalam konteks pendidikan secara umum didasarkan pada pandangan secara
(general education). Sudah barang tentu menyeluruh terhadap kehidupan manusia
proses tersebut dilakukan dengan sadar dimana jiwa dan raga tidak bias
dan melibatkan interaksi sistematik antar dipisahkan satu sama lainnya.
pelakunya untuk mencapai tujuan yang Aktivitas jasmani dalam definisi di
telah ditetapkan. atas diartikan sebagai kegiatan peserta
Pendidikan jasmani adalah suatu didik untuk meningkatkan keterampilan
proses pendidikan seseorang sebagai motorik dan nilai-nilai fungsional
perorangan atau anggota masyarakat yang mencakup kognitif, afektif dan social.
dilakukan secara sadar dan sistematik Aktivitas tersebut harus dipilih dan
melalui berbagai kegiatan jasmani untuk disesuaikan dengan tingkat perkembangan
memperoleh pertumbuhan jasmani, anak. Melalui kegiatan pendidikan
kesehatan dan kesegaran jasmani, jasmani diharapkan anak didik tumbuh
kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan berkembang secara sehat dan segar
dan perkembangan watak serta jasmaninya, serta berkembang
kepribadian yang harmonis dalam rangka kepribadian secara harmonis.
pembentukan manusia Indonesia Dalam Garis-Garis Besar Program
berkualitas berdasarkan Pancasila. Secara Pengajaran (GBPP), pendidikan jasmani
eksplisit istilah pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan yang
dibedakan dengan olahraga. Dalam arti diarahkan untuk mendorong membimbing
sempit olahraga diidentikkan sebagai dan membina kemampuan jasmani dan
gerak badan. rohani serta kesehatan siswa dan
Olahraga ditilik dari asal katanya lingkungan hidup agar tumbuh dan
terdiri dari olah yang berarti melatih diri berkembang secara harmonis dan optimal
dan raga berarti badan. Secara luas sehingga mampu melaksanakan tugas
olahraga dapat diartikan sebagai segala dirinya sendiri dan pembangunan bangsa
kegiatan atau usaha untuk mendorong, (Kemendiknas, 2011:41).
membangkitkan, mengembangkan dan Batasan pendidikan jasmani yang
membina kekuatan-kekuatan jasmaniah ditetapkan oleh UNESCO dalam
maupun rokhaniah pada setiap manusia. International Charter of Psycologi
Pendidikan jasmani pada dasarnya Education of Sport, menurut Abdulkadir
merupakan pendidikan yang Ateng (1975) dalam Kemendiknas,
mengaktualisasikan seluruh potensi
Syamsul Arifin, Peran Guru Pendidikan … 83

(2011:42) bahwa pendidikan jasmani memberikan kontribusi terutama melalui


adalah suatu proses pendidikan seseorang pengalaman gerak, untuk pertumbuhan
sebagai individu maupun seseorang dan perkembangan secara utuh untuk
anggota masyarakat yang melakukan setiap peserta didik.
secara sadar dan sistematik melalui Dengan demikian bisa
berbagai kegiatan jasmani dalam rangka disimpulkan bahwa pendidikan jasmani
memperoleh peningkatan kemampuan dan adalah suatu proses pembelajaran
keterampilan jasmani serta kecerdasan (pendidikan) melalui aktivitas jasmani
kemampuan watak. (gerak) yang didesain untuk meningkatkan
Daryl Siedentop dalam Abduljabar kebugaran jasmani, mengembangkan
(2010:3) bahwa dewasa ini pendidikan keterampilan motorik, pengetahuan dan
jasmani dapat diterima secara luas sebagai perilaku hidup sehat, dan aktif, sikap
model “pendidikan melalui jasmani”, yang sportif dan kecerdasan emosional.
berkembang sebagai akibat dari Lingkungan belajar diatur secara saksama
merebaknya telaah pendidikan gerak pada untuk meningkatkan pertumbuhan dan
akhir-akhir ini menekankan pada perkembangan seluruh ranah, jasmani,
kebugaran jasmani, penguasaan psikomotor, kognitif dan afektif setiap
keterampilan, pengetahuan, dan peserta didik.
perkembangan sosial. Jadi pendidikan Dengan pengertian yang
jasmani adalah pendidikan dari, tentang, sederhana, pendidikan jasmani bisa
dan melalui jasmani. diartikan sebagai program pendidikan
Pendidikan jasmani pada dasarnya melalui gerak atau permainan dan
merupakan pendidikan yang olahraga. Dengan kata lain, bahwa
mengaktualisasikan seluruh potensi gerakan, permainan, atau cabang olahraga
aktivitas manusia berupa sikap, tindak dan tertentu yang dipilih hanya sebagai
karya yang diberi bentuk, isi dan arah medium atau alat untuk mendidik.
menuju kebulatan pribadi sesuai dengan Fokus pendidikan jasmani adalah
cita-cita kemanusiaan. Pendidikan jasmani pada keterampilan peserta didik, bisa
terutama pengalaman gerak memberikan berupa keterampilan fisik dan motorik,
kontribusi yang dominan terhadap keterampilan berpikir dan keterampilan
pertumbuhan dan perkembangan anak memecahkan masalah, dan bisa juga
didik secara menyeluruh, sehingga berupa keterampilan emosional dan sosial.
pandangan terhadap kehidupan manusia Oleh karena itu pendidikan harus
bahwa antara jiwa dan raga tidak memahami, bahwa proses dari
dipisahkan satu sama lain benar-benar pembelajaran dalam mempelajari gerak
dapat dibuktikan. dan olahraga lebih penting daripada hasil.
Sedangkan Dauer dan Pangrazi Sedangkan pengalaman belajar yang
(1989) dalam Kemendiknas (2011:42) disajikan akan membantu siswa untuk
menyimpulkan bahwa pendidikan jasmani memahami, mangapa manusia bergerak
adalah fase dari program pendidikan dan bagaimana cara melakukan gerakan
keseluruhan yang yang aman, efektif dan efisien.
84 Jurnal Multilateral, Volume 16, No. 1 Juni 2017 hlm. 78-92

Peran Guru Pendidikan Jasmani meresahkan. Oleh karena itu, lembaga


Dalam Pembetukan Karakter pendidikan formal sebagai wadah resmi
Karakter merupakan nilai-nilai pembinaan generasi muda diharapkan
perilaku manusia yang berhubungan dapat meningkatkan peranannya dalam
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri pembentukan kepribadian peserta didik
sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan melalui peningkatan intensitas dan
kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, kualitas pendidikan karakter.
sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan Para pakar pendidikan pada
berdasarkan norma-norma agama, hukum, umumnya sependapat tentang pentingnya
tata krama, budaya, dan adat istiadat. upaya peningkatan pendidikan karakter
Pendidikan karakter merupakan sistem pada jalur pendidikan formal. Namun
penanaman nilai-nilai karakter kepada demikian, ada perbedaan-perbedaan
warga sekolah yang meliputi komponen pendapat di antara mereka tentang
pengetahuan, kesadaran atau kemauan, pendekatan dan modus pendidikannya.
dan tindakan untuk melaksanakan nilai- Berhubungan dengan pendekatan,
nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang sebagian pakar menyarankan penggunaan
Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, pendekatan-pendekatan pendidikan moral
lingkungan, maupun kebangsaan sehingga yang dikembangkan di negara-negara
menjadi manusia insan kamil. Dalam barat, seperti: pendekatan perkembangan
pendidikan karakter di sekolah, semua moral kognitif, pendekatan analisis nilai,
komponen pemangku (stakeholders) harus dan pendekatan klarifikasi nilai.
dilibatkan, termasuk komponen- Sebagian yang lain menyarankan
komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi penggunaan pendekatan tradisional, yakni
kurikulum, proses pembelajaran dan melalui penanaman nilai-nilai sosial
penilaian, kualitas hubungan, penanganan tertentu dalam diri peserta didik.
atau pengelolaan mata pelajaran, Berdasarkan grand design yang
pengelolaan sekolah, pelaksanaan dikembangkan oleh Budimansyah
aktivitas atau kegiatan kokurikuler, (2010:23-24), secara psikologis dan sosial
pemberdayaan sarana prasarana, kultural pembentukan karakter dalam diri
pembiayaan, dan ethos kerja seluruh individu merupakan fungsi dari seluruh
warga dan lingkungan sekolah. potensi individu manusia (kognitif,
Dewasa ini banyak pihak menuntut afektif, konatif, dan psikomotorik) dalam
peningkatan intensitas dan kualitas konteks interaksi sosial kultural (dalam
pelaksanaan pendidikan karakter pada keluarga, sekolah, dan masyarakat) dan
lembaga pendidikan formal. Tuntutan berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi
tersebut didasarkan pada fenomena sosial karakter dalam konteks totalitas proses
yang berkembang, yakni meningkatnya psikologis dan sosial-kultural tersebut
kenakalan remaja dalam masyarakat, dapat dikelompokkan dalam: Olah Hati
seperti perkelahian massal dan berbagai (Spiritual and emotional
kasus dekadensi moral lainnya. Bahkan di development) , Olah Pikir (intellectual
kota-kota besar tertentu, gejala tersebut development), Olah Raga dan
telah sampai pada taraf yang sangat
Syamsul Arifin, Peran Guru Pendidikan … 85

Kinestetik (Physical and kinestetic development) yang secara diagramatik


development), dan Olah Rasa dan Karsa dapat digambarkan sebagai berikut:
(Affective and Creativity

Olah Hati Olah Pikir


-. Jujur -. Cerdas
Olahraga Olahrasa dan Karsa
-. Bersih dan Sehat -. Peduli dan Kreatif

Para pakar telah mengemukakan b. Mata pelajaran yang berkaitan


berbagai teori tentang pendidikan dengan pendidikan karakter pun
moral. Menurut Hersh, et. al. (1980) (seperti budi pekerti dan agama)
dalam Budimansyah 2010:23-24), di ternyata pada prakteknya lebih
antara berbagai teori yang berkembang, menekankan pada aspek otak kiri
ada enam teori yang banyak digunakan; (hafalan, atau hanya sekedar
yaitu: pendekatan pengembangan rasional, “tahu”). Banyak kita temui murid
pendekatan pertimbangan, pendekatan nilai pelajaran agama tinggi,
klarifikasi nilai, pendekatan mungkin 8 atau 9, akan tetapi murid
pengembangan moral kognitif, dan yang bersangkutan tidak
pendekatan perilaku sosial. Berbeda mengamalkan ajaran agama tersebut
dengan klasifikasi tersebut, Elias dalam kehidupan sehari-hari.
(1989) mengklasifikasikan berbagai teori Pembentukan karakter hendaknya
yang berkembang menjadi tiga, yakni: dilakukan secara sistematis dan
pendekatan kognitif, pendekatan afektif, berkesinambungan, serta melibatkan
dan pendekatan perilaku. Klasifikasi aspek “knowledge, feeling, loving,
didasarkan pada tiga unsur moralitas, dan acting”. Pembentukan karakter
yang biasa menjadi tumpuan kajian dapat diibaratkan sebagai
psikologi, yakni: perilaku, kognisi, dan pembentukan seseorang menjadi
afeksi. body builder (binaragawan) yang
Dalam membangun karakter memerlukan “latihan otot-otot
bangsa di mulai dari sejak dini : akhlak” secara terus-menerus agar
menjadi kokoh dan kuat.
a. Sistem pendidikan dini yang kita c. Pada dasarnya, anak yang kualitas
berlakukan terlalu berorientasi pada karakternya rendah adalah anak
pengembangan otak kiri (kognitif) yang tingkat perkembangan emosi-
dan kurang memperhatikan sosialnya rendah, sehingga anak
pengembangan otak kanan (afektif, beresiko besar mengalami kesulitan
empati, dan rasa). Padahal, dalam belajar, berinteraksi sosial,
pengembangan karakter lebih dan tidak mampu mengontrol diri.
berkaitan dengan optimalisasi fungsi Mengingat pentingnya penanaman
otak kanan.
86 Jurnal Multilateral, Volume 16, No. 1 Juni 2017 hlm. 78-92

karakter di usia dini dan mengingat Berdasarkan pembahasan di atas


usia prasekolah merupakan masa dapat ditegaskan bahwa pendidikan
persiapan untuk sekolah yang karakter merupakan upaya-upaya yang
sesungguhnya, maka penanaman dirancang dan dilaksanakan secara
karakter yang baik perlu dimulai sistematis untuk membantu peserta didik
sejak anak usia dini/prasekolah. memahami nilai-nilai perilaku manusia
d. Selanjutnya dalam rangka yang berhubungan dengan Tuhan Yang
“Membangun Bangsa Berkarakter Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
Mengacu pada Nilai Agama” perlu lingkungan, dan kebangsaan yang
melalui pengkajian, dan terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
pengembangan karakter dengan perkataan, dan perbuatan berdasarkan
fokus menanamkan 9 pilar nilai-nilai norma-norma agama, hukum, tata krama,
luhur universal : (1). Cinta Tuhan budaya, dan adat istiadat
dan alam semesta beserta isinya; (2) Pendidikan jasmani mempunyai
Tanggung jawab, Kedisiplinan, dan nilai-nilai yang luhur untuk terus
Kemandirian; (3) Kejujuran; (4) dikembangkan, hal ini mengacu pada
Hormat dan Santun: (5) Kasih indikator nilai-nilai akhlak seperti yang
Sayang, Kepedulian, dan tercantum dalam Peraturan Menteri
Kerjasama; (6) Percaya Diri, Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun
Kreatif, Kerja Keras, dan Pantang 2008 bahwa terdapat 18 Indikator Nilai-
Menyerah; (7) Keadilan dan Nilai Akhlak Mulia yang merupakan tata
Kepemimpinan; (8) Baik dan perilaku siswa di dalam pergaulan hidup
Rendah Hati; dan (9) Toleransi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Cinta Damai dan Persatuan. Qomari sebagaimana terdapat dalam tabel 2 di
Anwar 2010. bawah ini:
(http://www.2dix.com/doc2011/ma
kalah-pendidikan-budaya-dan-
karakter-bangsa-doc.php)

Tabel 2. Indikator Nilai-nilai Akhlak Mulia


86 Jurnal Multilateral, Volume 16, No. 1 Juni 2017 hlm. 78-77
Syamsul Arifin, Peran Guru Pendidikan … 87
88 Jurnal Multilateral, Volume 16, No. 1 Juni 2017 hlm. 78-92
Syamsul Arifin, Peran Guru Pendidikan … 89

(Peraturan Menteri Pendidikan kurikuler diharapkan dapat


Nasional Nomor 39 Tahun 2008) mengembangkan kemampuan dan rasa
Pengembangan dan implementasi tanggung jawab sosial, serta potensi dan
pendidikan karakter perlu dilakukan prestasi peserta didik. Pendidikan karakter
dengan mengacu pada grand design seharusnya membawa peserta didik ke
tersebut. pengenalan nilai secara kognitif,
Membangun karakter peserta didik penghayatan nilai secara afektif, dan
dapat diintegrasikan dalam pembelajaran akhirnya ke pengamalan nilai secara
pada setiap mata pelajaran. Materi nyata. Pendidikan karakter bertujuan
pembelajaran yang berkaitan dengan untuk meningkatkan mutu
norma atau nilai-nilai pada setiap mata penyelenggaraan dan hasil pendidikan di
pelajaran perlu dikembangkan, sekolah yang mengarah pada pencapaian
dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks pembentukan karakter dan akhlak mulia
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, peserta didik secara utuh, terpadu, dan
pembelajaran nilai-nilai karakter tidak seimbang, sesuai standar kompetensi
hanya pada tataran kognitif, tetapi lulusan.
menyentuh pada internalisasi, dan Pendidikan Jasmani merupakan
pengamalan nyata dalam kehidupan bagian integrasi dari sistem pendidikan
peserta didik sehari-hari di masyarakat. nasional, untuk itu harus mampu tampil
Kegiatan ekstra kurikuler yang menyiapkan manusia yang berkualitas,
selama ini diselenggarakan sekolah sehat dan bugar sebagi kader-kader
merupakan salah satu media yang pembangunan nasional. Menurut Husdarta
potensial untuk pembinaan karakter dan (2009:9) bahwa tujuan pendidikan jasmani
peningkatan mutu akademik peserta didik. adalah meningkatkan kebugaran jasmani
Kegiatan ekstra kurikuler merupakan yang bersipat menyeluruh.
kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran Secara sederhana pendidikan
untuk membantu pengembangan peserta jasmani memberikan kesempatan kepada
didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, siswa untuk:
bakat, dan minat mereka melalui kegiatan  Mengembangkan pengetahuan dan
yang secara khusus diselenggarakan oleh keterampilan yang berkaitan dengan
pendidik dan atau tenaga kependidikan aktivitas jasmani, perkembangan
yang berkemampuan dan berkewenangan estetika, dan perkembangan sosial.
di sekolah. Melalui kegiatan ekstra
90 Jurnal Multilateral, Volume 16, No. 1 Juni 2017 hlm. 78-92

Mengembangkan kepercayaan diri dan sano” yang artinya di dalam tubuh yang
kemampuan untuk menguasai
keterampilan gerak dasar yang akan sehat terdapat jiwa yang kuat.
mendorong partisipasinya dalam Peran Guru dalam Proses Belajar –
aneka aktivitas jasmani. Mengajar
 Memperoleh dan mempertahankan Perkembangan baru terhadap
derajat kebugaran jasmani yang pandangan belajar mengajar membawa
optimal untuk melaksanakan tugas konsekuensi kepada guru untuk
sehari-hari secara efisein dan meningkatkan peranan dan kompetensinya
terkendali. karena belajar-mengajar dan hasil belajr
 Mengembangkan nilai-nilai pribadi siswa sebagian besar ditentukan oleh
melalui partisipasi dalam aktivitas peranan dan koompetensi guru. Guru yang
jasmani baik secara kelompok maupun kompeten akan lebih mampu menciptakan
perseorangan. lingkungan belajar yang efektif dan akan
 Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani lebih mampu mengelola kelasnya
yang dapat mengembangkan sehingga hasil belajar siswa berada pada
keterampilan sosial yang tingkat optimal.
memungkinkan siswa berfungsi secara Peranan dan kompetensi guru
efektif dalam hubungan antar orang. dalam proses belajar mengajar meliputi
 Menikmati kesenangan keriangan banyak hal sebagaimana yang
melalui aktivitas jasmani termasuk dikemukakan oleh Paturusi (2012:90)
permainan olahraga. antara lain, guru sebagai sumber belajar,
Berdasarkan uraian di atas dapat guru sebagai fasilitator, guru sebagai
disimpulkan bahwa kader-kader bangsa pengelola, guru sebagai pembimbing, guru
yang akan memegang tampuk pimpinan sebagai motivator dan guru
baik sebagai pemikir, pengelola dan sebagaievaluator. Berikut ini adalah
perencana akan mampu menjalankan peranan yang dianggap paling dominan
tugas dan fungsinya apabila didukung dan diklasifikasikan sebagai berikut:
dengan kondisi badan sehat dan prima. a. Guru sebagai Sumber Belajar
Pendidikan jasmani dapat memberikan Peran guru sebagai sumber belajar
sumbangan dalam membangun karakter merupakan peran yang sangat
suatu bangsa dengan cara penting. Peran sebagai sumber
penggemblengan pada manusianya belajar berkaitan erat dengan
sebagai pelaku pembangunan melalui penguasaan materi pelajaran. Kita
mata pelajaran pendidikan jasmani dan bisa menilai baik atau tidak
kesehatan yang diberikan di sekolah dalam seseorang hanya dari penguasan
kurun waktu 12 tahun, yaitu sejak di materi pelajaran. Dikatakan guru
bangku sekolah dasar hingga sekolah yang baik mana kala ia dapat
menengah atas. Hal ini merupakan modal menguasan pelajaran dengan baik,
dasar yang kokoh untuk menciptakan
kader-kader bangsa yang tangguh seperti
dalam semboyan “Mens sana en corpore
Syamsul Arifin, Peran Guru Pendidikan … 91

sehingga benar-benar berperan bekal hidup mereka, sehingga


sebagai sumber belajar bagi anak dengan ketercapaian itu ia dapat
didiknya. tumbuh dan berkembang sebagai
b. Guru sebagai Fasilitator. manusia ideal yang menjadi
Sebagai fasilitator guru berperan harapan setiap orang tua dan
dalam memberikan pelayanan masyarakat.
untuk memudahkan siswa dalam e. Guru sebagai Motivator.
kegiatan proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran,
Sebelum proses pembalajaran motivator merupakan salah satu
dimulai sering guru bertanya aspek dinamis yang sangat
bagaimana cara agar ia mudah penting. Sering terjadi siswa yang
menyajikan bahan pelajaran, akan kurang berprestasi bukan
lebih bagus mana kala pertanyaan disebabkan oleh kemampuannya
tersebut diarahkan kepada siswa, yang kurang, tetapi dikarnakan
misalnya apa yang harus dilakukan tidak adanya motivasi untuk
agar siswa mudah mempelajari belajar sehingga ia tidak berusaha
bahan pelajaran sehingga tujuan untuk mengerakkan segala
pelajaran tercapai secara optimal. kemampuannya. Dengan demikian
c. Guru sebagai Pengelola. bisa dikarnakan siswa yang
Sebagai pengelola pembelajaran, berprestsi rendah belum tentu
guru berperan dalam menciptakan disebabkan oleh kemampuannya
iklim belajar yang memungkinkan yang rendah pula, tetapi mungkin
siswa dapat belajar secara nyaman. disebabkan oleh tidak adanya
Melalui pengelolaan kelas yang dorongan atau motivasi.
baik guru dapat menjaga kelas agar f. Guru sebagai Evaluator.
tetap kondusif untuk terjadinya Sebagai evaluator, guru berperan untuk
proses belajar seluruh siswa. mengumpulkan data atau informasi tenang
d. Guru sebagai Pembimbing. keberhasilan pembelajaran yang telah
Siswa adalah individu yang unik. dilakukan. Terdapat dua fungsi dalam
Keunikan itu dapat dilihat dari memerankan peranannya sebagai
adanya setiap perbedaan. Artinya evaluator. Pertama untuk menentukan
tidak ada dua individu yang sama. keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan
Walaupun secara fisik mungkin yang telah ditentukan atau menentukan
individu memiliki kemiripan, keberhasilan siswa dalam menyerap
tetapi mereka pada hakikatnya materi kurikulum. Kedua untuk
tidaklah sama, baik dalam bakat, menentukan keberhasilan guru dalam
minat, maupun kemampuan. melaksanakan seluruh kegiatan yang telah
Perbedaan itulah yang menuntut diprogramkan. Kesimpulan
guru harus berperan sebagai Dalam pembentukan karakter
pembimbing. Membimbing siswa individu, pendidikan jasmani mempunyai
agar dapat menemukan berbagai
potensi yang dimilikinya sebagai
92 Jurnal Multilateral, Volume 16, No. 1 Juni 2017 hlm. 78-92

peran yang sangat penting terutama dalam Kewarganegaraan Untuk


meningkatkan kualitas sumber daya Membangun Karakter
manusia yang dilakukan dengan berbagai Bangsa. Widya Aksara Press,
aktivitas jasmani, sehingga diperoleh Bandung.
kesehatan dan kebugaran tubuh. Melalui Depdiknas (2003) Sistem Pendidikan
pendidikan jasmani, baik aspek fisik Nasional. Departemen
(kualitas fisik) maupun aspek nonfisik Pendidikan Nasional. Jakarta.
(kualitas non-fisik) yang menyangkut Husdarta (2011). Manajemen Pendidikan
kemampuan kerja, berfikir dan Jasmani.Alfabeta. Bandung.
keterampilan dapat teratasi. Oleh sebab Kemendiknas, (2011) Pendidikan
itu, keduanya harus saling terkait dan Karakter pada Pendidikan
mendukung, sehingga peningkatan Jasmani Olahraga dan
kualitas sumber daya manusia yang Kesehatan, Dirjen Pendidikan
tangguh dapat tercapai. Melalui kegiatan Dasar, Jakarta.
ekstra kurikuler diharapkan dapat Paturusi Achmad (2012) Manajemen
mengembangkan kemampuan dan rasa Pendidikan Jasmani dan
tanggung jawab sosial, serta potensi dan Olahraga. Rineka Cipta.
prestasi peserta didik. Pendidikan karakter Jakarta
seharusnya membawa peserta didik ke Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
pengenalan nilai secara kognitif, Nomor 39 Tahun 2008 bahwa
penghayatan nilai secara afektif, dan terdapat 20 Indikator Nilai-
akhirnya ke pengamalan nilai secara Nilai Akhlak Mulia. Jakarta.
nyata. Pendidikan karakter bertujuan Qomari Anwar 2010.
untuk meningkatkan mutu http://www.2dix.com/doc201
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di 1/makalah-pendidikan-
sekolah yang mengarah pada pencapaian budaya-dan-karakter-bangsa-
pembentukan karakter dan akhlak mulia doc.php
peserta didik secara utuh, terpadu, dan Suherman A. (2009) Revitaisasi
seimbang, sesuai standar kompetensi Pengajaran Dalam
lulusan. Pendidikan Jasmani, CV.
Bintang Warli Artika,
Daftar Rujukan Bandung
Abduljabar, B. (2010). Landasan Ilmiah Undang-Undang Republik Indonesia
Pendidikan Intelektual dalam Nomor 20 Tahun 2003,
Pendidikan Jasmani. Rizqi Tentang Sistem Pendidikan
Press. Bandung. Nasional, Jakarta : Depdiknas.
Ahmadi Ruslam (2014). Pengantar Undang-Undang Republik Indonesia
Pendidikan Asas dan Filsafat Nomor 14 Tahun 2015,
Pendidikan. AR-RUZZ Tentang Guru dan Dosen,
MEDIA, Yogyakarta. Depdiknas. Jakarta
Budimansyah, D. (2010).Penguatan
Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai