Anda di halaman 1dari 12

KONSTUKSI ALAT TES

“VALIDITAS”
Dosen :
Dr. Tellma M. Tiwa, M.Si
Meike E. Hartati SH, S.Psi, M.Si

Nama-nama Kelompok :
Astria Bawues/ 18101063
Nolanda Dede/ 18101123
Nicky Lampus/ 18101086
A. Pengertian Validitas

B. Jenis-jenis Validitas

c. Cara Mengetahui Validitas Alat Ukur

d. Tes Terstandar sebagai Kriterium dalam


Menentukan Validitas

E. Faktor validitas
A.PENGERTIAN VALIDITAS
Validitas berasal dari kata Validity yang mempunyai
arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas
adalah kevalidan atau kesahihan suatu instrument.
Prinsip validitas adalah pengukuran atau pengamatan
yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam
mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur
apa yang seharusnya diukur. Jadi validitas lebih
menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan.
B. JENIS-JENIS VALIDITAS
Secara garis besar ada dua jenis validitas yaitu validitas logis dan
validitas empriris. 
1. Validitas logis
Validitas logis mengandung kata “logis” berasal dari kata “logika”
yang berarti penalaran. Dengan demikian validitas logis adalah
instrumen evaluasi yang menunjuk pada kondisi bagi sebuah
instrumen yang memenuhi persyaratan yang valid berdasarkan
hasil penalaran. Kondisi valid tersebut dipandang terpenuhi
karena instrumen yang telah dirancang dengan baik, mengikuti
teori dan ketentuan yang ada. Dengan demikian dapat disangkal
bahwa validitas logis tidak perlu diuji kondisinya, tetapi dapat
diperoleh bahwa instrumen tersebut telah selesai disusun
Sedangkan, untuk macam-macam validitas logis itu ada dua
yang dapat dicapai oleh instrumen yaitu :
•Validiatas isi
Yang dimaksud validitas isi adalah derajat dimana sebuah
tes evaluasi mengukur subtansi yang ingin diukur.validitas
isi ini mencakup hal- hal yang berkaitan dengan apakah
item - item evaluasi evaluasi dalam lingkup yang ingin
diukur.
•Validitas konstruk
Validitas konstruk merupakan derajat yang menunjukkan
suatu tes mengukur sebuah konstruk sementara. Secara
devinitif, konstruk merupakan suatu sifat yang tidak dapat
diobservsi tetapi kita dapat merasakan pengaruhnya
melalui salah satu atau dua indra kita.
2.Validitas empiris
Istilah validitas empiris memuat kata “Empiris”
yang artinya “Pengalaman”. Sebuah instrumen
dapat dikatakan memiliki validitas empiris telah
diuji dari pengalaman. Sebagai contoh sehari-hari
seseorang dapat jujur ​oleh masyarakat dalam
pengalaman dapat membuktikan bahwa orang
tersebut jujur. Dari contoh diatas dapat diketahui
bahwa validitas empiris tidak dapat diperoleh
hanya dengan menyusun instrumen berdasarkan
ketentuan seperti halnya validitas logis, tetapi
harus dibuktikan melalui pengalaman.
Ada empat cara yang dapat dilakukan untuk menguji
bahwa sebuah instumen memang valid, yaitu :
•Validitas isi ( validitas isi )  Sebuah tes dikatakan
memiliki validitas isi suatu tujuan khusus tertentu yang
sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.
•Validitas konstruksi ( validitas konstruk )  Sebuah tes
dikatakan memiliki validitas konstruksi butir- butir soal
yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek
berpikir seperti dalam tujuan instruksional khusus. Dengan
kata lain jika butir-butir soal mengukur aspek berpikir
tersebut sudah sesuai dengan aspek berpikir yang menjadi
tujuan instruksional.
• Validitas “ada sekarang” ( validitas bersamaan
)  Validitas ini lebih umum dikenal dengan
validitas empiris. Sebuah tes dikatakan
memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai
dengan pengalaman
• Validitas prediksi ( predictive validity ) 
Memprediksi artinya meramal, dengan
meramal selalu mengenai hal yang akan
datang jadi sekarang belum terjadi.
C. Cara Mengetahui Validitas Alat Ukur
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika
hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti
memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut
dengan kriterium. Teknik yang digunakan untuk
melihat kesejajaran adalah kolerasi prodak saat
yang dikemukakan oleh Pearson Rumus product
moment ada dua macam, yaitu: Korelasi momen
produk dengan simpangan, dan Korelasi momen
produk dengan angka kasar.
D. Tes Terstandar sebagai Kriterium dalam
Menentukan Validitas
Tes terstandar adalah tes yang telah dicobakan berkali-
kali sehingga dapat dijamin keselamatannya. Negara-
negara berkembang bisa tersedia tes semacam ini, dan
dikenal dengan nama tes standar. Sebuah tes terstandar
biasanya memiliki identitas antara lain: sudah dicobakan
berapa kali dan di mana, berapa koefisien validitas,
reabilitas, taraf kesukaran, daya pembeda dan lain-lain
keterangan yang perlu.
E. Faktor validitas
Selain validitas soal secara keseluruhan dan validitas
butir atau item, masih ada lagi yang perlu diketahui
validitasnya, yaitu faktor-faktor atau keseluruhan
materi. Setiap materi keseluruhan pelajaran dari
pokok bahasan atau mungkin sekelompok pokok
bahasan yang merupakan satu kesatuan.
Thankyou!

Anda mungkin juga menyukai