Anda di halaman 1dari 34

Reliabilitas

dan
validitas
Dasar-dasar Metode Penelitian A-1
KELOMPOK 8

Faisal D. Firmansyah 111911133026

Annida Nur Safitri 111911133033

Syafina Denissa 111911133050

Aisha Nabila Fauzi 111911133069

Alamanda Isda E. 111911133197


Materi hari ini
a. Pengertian D. jenis-jenis
reliabilitas validitas
1. Face Validity
B. Jenis-jenis 2. Content Validity
3. Criterion Validity
reliabilitas a) Concurrent Validity
b) Predictive Validity
1. Internal Reliability 4. Construct Validity
a) Split-half reliability a) Known-group Validity
b) Odd-even reliability b) Triangulation Validity
c) Alpha reliability 5. Convergent Validity
2. Stabilitas dari waktu ke waktu 6. Discriminant Validity
dan pengukuran lainnya
a) Test-retest reliability
b) Alternate-form reliability
E. perbedaan
reliabilitas
C. pengertian
dan validitas
validitas
Internal Reliability
a) Split-half Reliability b) Odd-even Reliability
Dilakukan dengan cara menjumlahkan Item akan dibagi menjadi dua, yaitu setengah
setengah item pertama dari sebuah tes item yang bernomor ganjil (misal, item 1, 3, 5,
dengan setengah item berikutnya (pada 7, dsb) dan sisanya merupakan item yang
tiap partisipan). Korelasi bisa dilakukan bernomor genap (misal, item 2, 4 ,6 8, dsb).
berdasarkan Korelasi Pearson. Korelasi antara kedua skor dari item tersebut
merupakan odd-even reliability.

c) Alpha Reliability (Cronbach’s Alpha)


Alpha reliability menyajikan hasil yang rata-rata (average) dari setiap kemungkinan setengah
dari item yang berkorelasi dengan setengah item lainnya. Jenis pengukuran ini
memperhitungkan semua item yang ada dan memiliki berbagai macam cara yang
memungkinkan untuk dapat memisahkannya. Maka dari itu, alpha reliability cukup
memberikan hasil keseluruhan yang cukup baik, dan kita dapat melihat gambaran hasilnya
secara utuh.

(Howitt, Dennis & Cramer, Duncan, 2011).


Contoh penerapan
Contoh penerapan reliabilitas split-half terdapat pada jurnal berjudul
Komparasi Ketepatan Estimasi Koefisien Reliabilitas Tes Ujian Nasional
Kimia Provinsi Jambi Tahun Ajaran 2014/2015. Analisis data dalam
penelitian ini didasarkan pada respons siswa peserta Ujian Nasional
sebanyak 200 respons siswa dari 162 sekolah di provinsi Jambi yang terdiri
dari 132 berstatus Negeri dan 30 berstatus Swasta. Penelitian dilakukan
dengan tujuan untuk membandingkan estimasi konsistensi internal
koefisien reliabilitas pada teori tes klasik. Dari hasil perhitungan,
didapatkan koefisien menggunakan formula Spearman Brown sebesar
0,78.
Selain metode split half, penelitian ini juga menggunakan reliabilitas
cronbach alpha dengan koefisien sebesar 0,838.
Contoh penerapan
Contoh penerapan reliabilitas odd-even terdapat pada jurnal berjudul
Efektifitas Metode Mind Mapping Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika
Pada Siswa Kelas VIII. Penelitian bertujuan untuk menentukan efektivitas
metode mind mapping untuk meningkatkan prestasi belajar fisika. Subjek
yang digunakan adalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta
yang memiliki nilai rata-rata fisika di bawah 6.5 yang memiliki penglihatan
dan pendengaran dengan baik. Pengujian reliabilitas menggunakan metode
belah dua (split-half method) dengan teknik ganjil-genap (odd-even)
dengan bantuan SPSS 16.00 for Windows (Imaduddin & Utomo, 2012).
Perhitungan yang dilakukan menghasilkan koefisien korelasi antara skor
ganjil dan genap sebesar 0,648.
2. Stabilitas dari waktu ke
waktu dan Pengukuran lainnya

a) Test-retest b) Alternate-form
Reliability Reliability

Suatu pendekatan yang digunakan Salah satu cara untuk mengukur


untuk mengetahui sebuah korelasi stabilitas skor dari waktu ke waktu
skor dari sampel penelitian yang di dengan menggunakan tes yang
tes terhadap tes atau alat ukur memiliki versi atau bentuk yang
yang sama pada suatu kelompok, berbeda dengan tes sebelumnya,
namun dilakukan dalam dua waktu namun memiliki tujuan atau
yang berbeda. makna yang sama.

(Howitt, Dennis & Cramer, Duncan, 2011).


Contoh penerapan
Contoh penelitian yang menggunakan pendekatan Test-Retest Reliability terdapat dalam penelitian yang
dilakukan oleh Arindya Permata Ningtyas (2017) yang berjudul “Uji Reliabilitas Skala Perspektif Akan Masa
Depan (SPAM) dengan Pendekatan Test-Retest Reliability Menggunakan Rating Scale Dikotomi Pada
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya”. Dasar yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat konsistensi alat ukur Skala Perspektif Akan Masa Depan (SPAM)
dari waktu ke waktu. Dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 219 orang yang terdiri dari mahasiswa
Psikologi angkatan 2013, 2014, 2015 dan 2016 yang berusia 18-23 tahun. Penelitian ini menggunakan teknik
sampel purposive sampling. Test-retest pada penelitian ini melakukan pengulangan tes dengan memberikan
alat ukur yang sama, kepada subjek yang sama dengan interval waktu selama dua minggu. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis dengan bantuan R-program versi 1.0.143 yang menggunakan dua teknik analisis
yaitu the coefficient of stability dan teknik korelasi aitem terhadap 20 aitem. Namun, pada penelitian ini
hanya menghasilkan korelasi kategori moderat (yaitu, reliabilitas yang mempunyai interval 0.5-0.7) karena
masih adanya item yang perlu direvisi agar sesuai dengan fungsi alat ukur SPAM.
Contoh penerapan
Contoh penelitian yang menggunakan pendekatan alternate-forms reliability terdapat dalam penelitian
yang dilakukan oleh Costa, dkk (2012) dengan judul “Alternate-Form Reliability of the Montreal Cognitive
Assessment Screening Test in a Clinical Setting”. Tujuan dari penelitian ini untuk menguji reliabilitas terhadap
alat skrining the Montreal Cognitive Assessment (MoCA) yang akan digunakan dalam pengaplikasian asesmen
longitudinal. Dengan jumlah sampel sebanyak 60 pasien, dimana 30 pasien dengan gangguan kognitif ringan
dan 30 pasien lainnya dengan gangguan kognitif Alzheimer yang direkrut dari the memory clinic at the
Department of Neurology, RWTH Aachen University Hospital. Metode pengujiannya dengan cara melakukan
wawancara terhadap pasien selama 60 menit dengan menggunakan MoCa versi asli (bahasa Inggris) dan
versi bahasa Jerman. Data yang diperoleh kemudian akan dianalisa menggunakan SPSS versi 20 dengan nilai
alpha yang ditetapkan pada 0,05 sebagai ambang statistik untuk signifikansi. Penelitian ini menghasilkan
adanya korelasi yang kuat antara MoCA versi asli dan versi bahasa Jerman dan juga total skor antara versi asli
dan versi terjemahan tidak berbeda secara signifikan. Sehingga dapat diaplikasikan pada asesmen
longitudinal.
Contoh penerapan
Contoh penerapan Face Validity diambil dari jurnal penelitian yang dilakukan oleh Setyorini,
Effendi dan Santoso (2016). Tujuan dari penelitian ini untuk mengembangkan strategi
pemasaran yang dapat diterapkan bagi Restoran Waroeng Steak & Shake (WS) Cabang
Soekarno-Hatta, Malang. Responden dipilih secara purposive sebanyak tiga orang yang berasal
dari divisi manajemen pemasaran, manajemen outlet, dan penanggung jawaban makanan.
Penyusunan strategi pemasaran menggunakan metode SWOT dan Quantitative Strategic
Planning Matrix (QSPM) dengan tiga tahap analisis data. Hasil penelitian menunjukkan
alternatif strategi yang didapatkan dari QSPM, yaitu mempertahankan citra atau image
perusahaan, meningkatkan fasilitas restoran, mempertahankan kualitas dan pelayanan produk
untuk menarik konsumen.
2. content validity
Dalam validitas konten, item-item dikumpulkan dengan cermat
secara bersamaan agar dapat mencerminkan berbagai aspek konsep
yang dinilai (Howitt, Dennis & Cramer, Duncan, 2011). Beragam cara
dapat digunakan dengan tujuan memunculkan item potensial, seperti
literatur penelitian, wawancara dengan orang tertentu, teori yang
ada di lapangan dan sebagainya. Item yang digunakan pun
berdasarkan dari domain yang luas dan berbagai macam sumber. Hal
ini juga mempengaruhi peningkatan ukuran validitas konten.
Contoh penerapan
Contoh penerapan Content Validity diambil dari jurnal penelitian yang dilakukan oleh Saniy
(2014) yang bertujuan untuk menguji apakah ada perbandingan prestasi belajar matematika
siswa SD Negeri Sampangan 02 Semarang yang mendapat calistung dan tidak saat di Taman
Kanak-Kanak. Penelitian ini dilakukan dengan kuantitatif komparatif dan merupakan studi
populasi. Sampel yang digunakan sebanyak 86 siswa yang diambil secara purposive cluster
sampling. Metode pengumpulan data menggunakan tes prestasi. Yang mana pengujiannya
menggunakan content validity dan pengujian reliabilitas menggunakan split-half . Sedangkan
analisis data menggunakan analisis statistis t-tes dengan bantuan SPSS versi 21.0. Hasil
penelitian didapatkan bahwa, adanya perbandingan antara siswa yang mendapat materi
calistung dan tidak.
3. criterion validity
Validitas kriteria menggunakan standar atau kriteria
untuk menunjukkan konstruk secara akurat dimana
validitas dari indikatornya dibuktikan dengan
membandingkan dengan ukuran lainnya yang
memiliki konstruk yang serupa yang diterima secara
luas (Neuman, 2004).
a) concurrent validity
Secara garis besar, concurrent validity dilakukan dengan membandingkan atau
menghubungkan tes yang sebelumnya telah ada dan diterima dengan tes lainnya yang
menguji hal yang sama terhadap kelompok partisipan dalam waktu yang bersamaan.
Semakin baik korelasi antara tes tersebut, maka semakin baik validitas suatu ukuran yang
baru (Howitt, Dennis & Cramer, Duncan, 2011).

Misalkan kita melakukan survei karyawan di sebuah perusahaan dan meminta mereka
untuk melaporkan tingkat absensi mereka. Data yang diperoleh ini kemudian dapat kita
validasi menggunakan data absensi yang ada di perusahaan. Oleh karenanya, kita dapat
menilai validitas survei (tingkat absensi dilaporkan oleh karyawan) dengan
menghubungkan kedua kriteria ini. Semakin rendah hubungan antara skor penilaian
karyawan dengan kondisi sebenarnya yang tercatat di perusahaan, maka semakin rendah
pula tingkat validitas item tersebut.
B) predictive validity
Validitas prediktif dapat diukur dengan korelasi antara tes dan kejadian di masa
mendatang (Howitt, Dennis & Cramer, Duncan, 2011). Sebagai contoh, validitas prediktif
digunakan untuk memprediksi pelanggaran yang mungkin akan terjadi di masa depan,
maka variabel yang dapat digunakan dalam ukuran dapat seperti jenis kelamin dan
tingkat keyakinan yang berhubungan dengan konsep yang diukur, sementara kepribadian
tidak terlalu efektif dalam keadaan ini.

Penggunaan tes kepribadian Myers-Briggs yang mengkategorikan kepribadian dalam


beberapa kategori yaitu introvert/ekstrovert, intuitif/sensitif, pemikir/perasa, dan
judging/perceiving. Hasil test calon karyawan kemudian akan dicocokkan dengan
bidang/jenis pekerjaan dalam perusahaan. Artinya, perusahaan akan menentukan apa
kriteria kepribadian yang diperlukan untuk pekerjaan tertentu. Misalnya, calon tenaga
penjualan harus memiliki kriteria mudah bergaul, ramah, dan lainnya
4. Construct validity
Secara konseptual, validitas konstruk lebih membahas pada perkembangan
teori dari sebuah konstruk yang akan diukur, dan menentukan teori
manakah yang sesuai dengan konstruk tersebut, sehingga item yang
digunakan sesuai dengan apa yang diukur. Validitas konstruk juga
mencakup lingkup yang luas seperti berbagai jenis bukti (evidence),
korelasi antar item, stabilitas pengukuran terhadap waktu. Selain itu,
validitas model ini melibatkan banyak aspek penelitian (Howitt, Dennis &
Cramer, Duncan, 2011).
Contoh penerapan
Contoh penelitian yang menggunakan Validitas Konstruk, yaitu diambil berdasarkan hasil
studi penelitian yang dilakukan oleh Astrid Febry Nurdiani (2014) dengan judul “Uji Validitas
Konstruk Alat Ukur UCLA Loneliness Scale Version 3”. Tujuan dari penelitian yaitu untuk
menguji validitas konstruk dari skala UCLA Loneliness Scale Version 3. Dengan jumlah sampel
sebanyak 170 orang (91 remaja perempuan dan 79 remaja laki-laki) yang berumur 13-18 tahun
dan tinggal di salah satu panti asuhan di Tangerang Selatan, menggunakan teknik sampling
probabilitas melalui simple random sampling. Metode pengujian dilakukan dengan
menggunakan analisis faktor konfirmatori (CFA) melalui software Lisrel 8.7. Peneliti akan
melakukan uji validitas terhadap skala ini, dan ingin mengetahui apakah 20 item tersebut
bersifat unidimensional atau tidak.
Construct validity

A) Known-Group b) Triangulation
Validity Validity

Dilakukan dengan menggunakan


Validitas yang ditunjukkan ketika
dan membandingkan beberapa
kita dapat membedakan suatu skor metode pengukuran yang berbeda
dalam pengukuran secara prediktif (konstruknya sama) namun tetap
diantara dua kelompok yang berkorelasi dengan variabel yang
dispesifikasi diharapkan.
Contoh penerapan
Contoh penelitian yang menggunakan Known-Group Validity ini diambil dari penelitian yang
dilakukan oleh Isabel B. Rodrigues, dkk berdasarkan artikel penelitian yang berjudul
“Determining Known-Group Validity and Test-retest Reliability in The PEQ (Personalized
Exercise Questionnaire)”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan known-group
validity, dan test-retest reliability. Jumlah sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
dua sample size, kurang lebih terdapat 114 partisipan dari pasien rawat jalan di Klinik Hamilton,
Ontario yang memiliki massa tulang yang rendah dan osteoporosis. Dari 114 partisipan tersebut
nantinya dibutuhkan sekitar 95 partisipan untuk mengerjakan kuesioner 1 sebagai baseline dan
42 partisipan akan menyelesaikan ulang kuesionernya satu minggu kemudian. Selain itu
penelitian ini menggunakan metode comparative design untuk mengetahui known-group
validity dan design test-retest untuk menguji produktivitas.
...Cont’d

Known-group validity ditentukan menggunakan 4 hipotesis seperti berikut ini (Rodrigues dkk, 2019):
1. Peserta yang bekerja penuh waktu lebih mungkin untuk melaporkan waktu sebagai penghalang
untuk berolahraga.
2. Tidak ada perbedaan antara group related intervention strategies di antara orang dewasa yang
lebih tua (65 tahun keatas) dan orang dewasa paruh baya (17 tahun)
3. Peserta dari status ekonomi yang rendah (kurang dari 20 ribu dollar kemungkinan akan
melaporkan keuangan sebagai penghalang untuk berolahraga).
4. Peserta dengan tempat yang aman untuk berolahraga lebih mungkin aktif secara fisik.
Contoh penerapan
Contoh dari Triangulation Validity yaitu berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Johnson, dkk (2017) yang berjudul
“Multiple Triangulation and Collaborative Research Using Qualitative Methods to Explore Decision Making in Pre-Hospital
Emergency Care”. Tujuan dari penelitian ini sendiri yaitu untuk mengidentifikasi sistem yang mempengaruhi pengambilan
keputusan dalam setting pre-hospital dengan paramedis (Johnson dkk, 2017).
Data dan jumlah data:
1. Wawancara dengan staf servis ambulans (n=16)
2. Observasi review dokumen dari shift paramedis (n=34)
3. Paramedic accounts (n=10)
4. Rekaman “digital diary” dan staff focus groups (n= 3)
5. Service user focus groups (n=3)
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa fase atau tahapan. Dimana Fase 1: Berfokus pada pemahaman dan konteks
studi yang didalamnya menggunakan wawancara dengan staf servis ambulans dan pengumpulan dari beberapa demografis
dan aturan lokal. Fase 2: Observasi pekerjaan paramedis sehari-hari secara urut, focus groups bersama paramedis, lalu
dilanjutkan dengan focus groups dengan service user. Dan fase 3: Dilakukannya workshop untuk memberi feedback pada
penemuan yang ada (Johnson dkk, 2017).
5. Convergent validity
Validitas konvergen menunjukkan bahwa ukuran yang mengukur hal yang sama atau
memiliki konsep serupa seharusnya berkorelasi satu sama lain secara substansial (Howitt,
Dennis & Cramer, Duncan, 2011).

Misalnya untuk mengetahui validitas konvergen dari tes kecakapan aritmetik, dan kita
ingin mengkorelasikan skor tesnya dengan tes lain yaitu mengukur kemampuan
matematika dasar. Jika berkorelasi tinggi itu merupakan bukti adanya validitas
konvergen. Campbel & Fiske (1959) mengembangkan pendekatan MTMM
(multitrait-multimethod) matrix untuk menunjukkan koefisien korelasi (tinggi ‘T’, rendah
‘R’) dari kedua validitas ini, yang di Djemari (2008:22) deskripsikan agak lebih jelas.
6. Discriminant validity
Validitas ini merupakan kebalikan dari validitas konvergen.
Validitas ini menemukan bukti untuk mendukung tidak
adanya korelasi dengan suatu pengukuran yang memang
tidak berkaitan dan berhubungan dengan apa yang hendak
diukur (Howitt, Dennis & Cramer, Duncan, 2011).
Contoh penerapan
Contoh dari Discriminant Validity kali ini diambil dari salah satu jurnal penelitian yang dilakukan oleh
Crystal R. Hill, dan Jan N. Hughes pada tahun 2007 yang berjudul “An Examination of the Convergent
and Discriminant Validity of The Strengths and Difficulties Questionnaire”. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menguji factor structure dari Strengths and Difficulties Questionnaire yang
dikembangkan oleh Goodman tahun 1997. Sampel yang digunakan kurang lebih 784 orang yang
merupakan anak-anak kelas satu sekolah dasar (SD) yang berisiko gagal dalam pendidikannya di salah
satu sekolah di bagian tenggara Texas. Analisis dilakukan berdasarkan dua fase, yang pertama
menguji factor structure dari SDQ menggunakan confirmatory factor analysis (CFA). Lalu yang kedua
dilakukan analisis perbandingan multigroup menggunakan model latent variable structural equation,
melalui AMOS versi ke 4. Lalu, validitas konvergen dan diskriminan dari skalanya diukur menggunakan
pendekatan MTMM dan confirmatory factor analysis (CFA).
...Cont’d
Perbedaan mendasar antara kedua kriteria ini adalah bahwa keduanya berhubungan dengan berbeda aspek
pengukuran yang. Perbedaan ini dapat diringkas dengan dua set berbeda yang pertanyaan diajukan ketika
menerapkan dua kriteria:
Reliabilitas:
a. Akankah ukuran yang digunakan berulang kali pada individu yang sama menghasilkan hasil yang
serupa? (stabilitas)
b. Akankah ukuran yang digunakan oleh penyelidik yang berbeda menghasilkan hasil yang serupa?
(kesetaraan)
c. Akankah sekumpulan definisi operasional yang berbeda dari konsep yang sama digunakan pada
individu yang sama, menggunakan pengumpulan data yang sama teknik, menghasilkan hasil yang
sangat berkorelasi? Atau, akankah semua item pengukuran konsisten secara internal? (Homogenitas)
Validitas:
a. Apakah ukuran yang digunakan benar-benar mengukur konsep teoritis (variabel)?
referensi
● Budiastuti, D., & Bandur, A. (2018). Validitas dan Reliabilitas Penelitian (Dengan Analisis NVIVO, SPSS
dan AMOS). Jakarta: Mitra Wacana Media.
● Charter, R. A. (2000). Confidence Interval Formulas for Split-Half Reliability Coefficients. Psychological
Reports, 86(3_suppl), 1168–1170. doi:10.2466/pr0.2000.86.3c.1168
● Cornbach, L. J., & Meehl, P. E. (1955). Construct validity in psychological tests. Psychological Bulletin,
52(4), 281 - 302. doi:https://doi.org/10.1037/h0040957
● Costa, A. S., Fimm, B., Friesen, P., Soundjock, H., Rottschy, C., Gross, T., & Reetz, K. (2012).
Alternate-form reliability of the Montreal cognitive assessment screening test in a clinical setting.
Dementia and geriatric cognitive disorders, 33(6), 379-384.
● Davidson, M. (2014). Known-Groups Validity. In : Michalos A.C. (eds) Encyclopedia of Quality of Life and
Well-Being Research. Springer, Dordrecht. doi:https://doi.org/10.1007/978-94-007-0753-5_1581
● Ginty, A. T. (2013). Construct Validity. In: Gellman M.D., Turner J.R. (eds) Encyclopedia of Behavioral
Medicine. New York: Springer. doi:https://doi.org/10.1007/978-1-4419-1005-9_861
referensi
● Howitt, D., & Cramer, D. (2011). Introduction to Research Methods in Psychology (Vol. 3). Canada: Essex
: Pearson Education Limited.
● Hill & Hughes. (2007). An Examination of The Convergent and Discriminant Validity of The Strengths
and Difficulties Questionnaire. National Institutes of Health, 380-406.
doi::10.1037/1045-3830.22.3.380
● Imaduddin, M. C., & Utomo, U. H. N. (2012). Efektifitas Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Fisika pada Siswa Kelas VIII. HUMANITAS (Jurnal Psikologi Indonesia), 9(1), 62-75.
● Johnson, dkk. (2017). Multiple Triangulation and Collaborative Research Using Qualitative Methods to
Explore Decision Making in Pre-Hospital Emergency Care. BMC Medical Research Methodology, 17(11),
1-11. doi:10.1186/s12874-017-0290-z
● Matondang, Z. (2009). Validitas dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian. Jurnal Tabularasa PPS
UNIMED, 6(1), 87 - 97.
● Neuman, W. L. (2004). Basics of Social Research: Qualitative and Quantitative Approaches (2nd
Edition). Boston: Pearson Education, Inc
referensi
● Ningtyas, A. P. (2017). Uji Reliabilitas Skala Perspektif Akan Masa depan (SPAM) dengan Pendekatan
Test-Retest Reliability menggunakan Rating Scale Dikotomi pada Mahasiswa Psikologi Universitas
Brawijaya (Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).
● Nurdiani. (2014). Uji Validitas Konstruk Alat Ukur UCLA Loneliness Scale Version 3. 1-11.
● Rodrigues, dkk. (2019). Determining Known-Group Validity and Test-Retest Reliability in The PEQ
(Personalized Exercise Questionnaire). BMC Musculoskeletal Disorders, 20(373), 1-10.
doi:10.1186/s12891-019-2761-3
● Saniy, M. M. A. (2014). Perbandingan prestasi belajar matematika siswa sd negeri sampangan 02
semarang yang mendapat calistung dan tidak mendapat calistung di taman kanak-kanak. Educational
Psychology Journal, 3(1).
● Sarwiningsih, R. (2017). Komparasi Ketepatan Estimasi Koefisien Reliabilitas Tes Ujian Nasional Kimia
Provinsi Jambi Tahun Ajaran 2014/2015. JKPK (Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia), Vol 2, No 1, 34-42.
● Setyorini, H., & Santoso, I. (2017). Analisis Strategi Pemasaran Menggunakan Matriks SWOT dan QSPM
(Studi Kasus: Restoran WS Soekarno Hatta Malang). Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen
Agroindustri, 5(1), 46-53.
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai