Anda di halaman 1dari 65

1.

1 KONSEP BIO PSIKOLOGI

A.TEORI BIODERVITAS KEHIDUPAN


1.SPECIAL CREATION

Dalam teori ini dinyatakan bahwa semua aneka ragam bentuk kehidupan yang terlihat
pada saat ini telah ada dan diciptakan sejak awal mula keberadaan alam semesta dalam
bentuk-bentuk yang ada seperti sekarang. Kelemahan teori ini yaitu penemuan fossil dalam
berbagai bentuk dan ukuran tak mendukung teori special creation.

2.INHERITANCE OF THE AQUIRED CHARACRISTICS

Teori ini diajukan oleh Lamarck (1700-an), menyatakan bahwa diversitas berbagai
bentuk kehidupan adalah veriasi karakteristik didapat (aquired charistics), yang terjadi
sebagai hasil penyesuaian organisme dengan lingkungannya, yang kemudian diwariskan
(inheritance) kepada keturunannya.

Contohnya yaitu hewan jerapah yang diasumsikan semula berleher pendek seperti
kijang. Karena jerapah harus sering kali menengadah untuk mendapatkan dedaunan
makanannya,lehernya memanjang. Sifat leher memanjang ini diwariskan kepada keturunan
pertama (anak). Pada kehidupan anak, karena pohon-pohon meninggi, dibutuhkan leher lebih
Panjang, sifat ini diwariskan kepada keturunan kedua, dan seterusnya, sehingga semua
jerapah berleher Panjang. Kelemahan teori ini yaitu pengetahuan mengenai genetika pada
masa kini menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi dalam masa hidup suatu organisme
yang tidak mengubah susunan gennya tidak diwariskan kepada keturunannya.

3.EVOLUSI BIOLOGI

Setelah bentuk kehidupan primitive pertama timbul sebagai hasil evolusi kimiawi,
selanjutnya terjadi evolusi biologis yang terjadi atas dasar seleksi alamiah ( natural selection)
dan mutase biologis (perubahan gen), sehingga terbentuk berbagai aneka ragam bentuk
kehidupan.

B.TEORI ASAL MULA KEHIDUPAN

Beberapa teori tentang asal mula kehidupan antara lain yaitu:

-Special Creation
- Abiogenesis (Generatio spontanea)
- Cosmozoic
- Evolusi kimiawi
1.Special Creation
Menurut teori special creation, semua bentuk kehidupan telah tercipta pada awal
keberadaan alam semesta dalam bentuk seperti yang terlihat sekarang. Kontradiksi terhadap
teori ini yaitu penemuan fossil dalam berbagai bentuk dan ukuran.
2.Abiogenesis (Generatio spontanea)
Menurut teori abiogenesis, kehidupan tercipta secara spontan dari benda mati. Asal
mula teori ini didasarkan atas pengamatan, bahwa jika sampah dibiarkan, akan timbul bentuk-
bentuk kehidupan (ulat, dan sebagainya). Penyebab pengamatan ini sebenarnya ialah adanya
serangga meletakkan telur pada sampah (hal yang belum diketahui di masa lalu).

3.Cosmozoic
Menurut teori cosmozoic, kehidupan berasal dari luar bumi. Asal mula teori ini
didasarkan atas adanya penemuan bakteri dan bentuk kehidupan primitif lainnya pada
meteorit (batuan yang jatuh dari angkasa luar). Kelemahan teori ini yaitu tidak menjelaskan
asal mula kehidupan itu sendiri di luar bumi, selain itu meteorit mungkin saja terkontaminasi
bentukbentuk kehidupan setelah jatuh di bumi.

4.Evolusi kimiawi
Menurut teori ini, evolusi kimiawi terhadap unsur-unsur yang ada di bumi
menghasilkan senyawaan organik kompleks yang mampu bereplikasi, yang memiliki
karakteristik benda hidup (RNA dan kemudian DNA), yang selanjutnya menghasilkan bentuk
kehidupan primitif pertama di bumi. Evolusi kimiawi dimungkinkan oleh kondisi lingkungan
yang menguntungkan bagi terbentuknya kehidupan di bumi:

• Ketersediaan air, oksigen, dan nitrogen di bumi.


• Suhu di sebagian besar permukaan bumi sesuai untuk kehidupan.
• Lapisan udara (atmosfer) dilapisi ozon yang menghambat radiasi ultra violet
yang dapat merusak kehidupan yang baru timbul.

Teori evolusi kimiawi ini dibuktikan dengan percobaan Miller-Urey(1952), yang


menunjukkan bahwa dengan mengatur kondisi di laboratorium seperti di atmosfer bumi pada
+ 3.5 miliar tahun yang lalu, reaksi kimia dasar yang dihipotesiskan pada awal evolusi
kimiawi dapat timbul secara spontan.

C.Ciri – Ciri Kehidupan

1.Benda hidup (living thing) terdiri atas sel :


Benda hidup dapat bersel tunggal (uniselular) ataupun bersel banyak
(multiselular).Contoh uniseluler adalah Amoeba,euglena,paramecium,dan bakteri. Sedangkan
contoh untuk multiselular adalah hewan,manusia,tumbuhan,jamur.

2.Benda hidup tersusun atas tingkatan pengorganisasian:


Sel − jaringan − organ − sistem organ – organisme

A.Sel : Kumpulan dari beberapa molekul dan membentuk sel.

B.Jaringan : Kumpulan dari beberapa sel

C.Organ : Kumpulan dari beberapa jaringan , dibangun oleh 2 jaringan atau lebih

D.Sistem organ : Gabungan dari beberapa organ


E.Organisme : Gabungan dari sistem organ

3.Benda hidup menggunakan energi:


Energi dibutuhkan untuk bertahan (maintenance) dan pertumbuhan (growth). Energi
berasal dari makanan yang dimakan. Makanan yang dimakan harus mengandung zat-zat
makanan yang dibutuhkan oleh tubuh. contohnya, karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan
mineral.
-Karbohidrat sangat diperlukan tubuh untuk menghasilkan energi.
-!emak berfungsi sebagai cadangan makanan bagi tubuh. !emak memiliki kalori paling tinggi
dibandingkan zat makanan lainnya.
-Protein berfungsi untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel tubuh yang rusak. Protein
dibagi menjadi dua macam, yaitu protein hewani dan protein nabati.
-Vitamin dan mineral diperlukan tubuh kita untuk mengatur proses kegiatan tubuh

4.Benda hidup bereaksi terhadap lingkungan:


Benda hidup memberi respons terhadap stimulus dari luar.Rangsangan dapat
disebabkan oleh faktor luar tubuh. contohnya, mata kita akan mengedip bila terkena cahaya
yang silau. Gerak pada tumbuhan terjadi karena adanya rangsangan zat kimia, gaya gravitasi
bumi, cahaya, air, dan sentuhan.

5.Benda hidup tumbuh: Pertumbuhan dihasilkan oleh pembelahan maupun


pembesaran sel.
Pertumbuhan merupakan pertambahan sel-sel tubuh, sehingga ukuran tubuh bertambah
dan tidak  bisa mengecil kembali.

6.Benda hidup bereproduksi:


Reproduksi dapat terjadi secara seksual ataupun aseksual. Reproduksi seksual
memerlukan gamet jantan yang membuahi gamet betina. Sedangkan reproduksi aseksual
tidak memerlukan pembuahan oleh sel jantan.

7.Benda hidup beradaptasi terhadap lingkungan.


Adaptasi dilakukan oleh makhluk hidup sebagai bentuk pertahanan diri. Kemampuan
beradaptasi berperan penting dalam kehidupan agar terhindar dari ancaman kepunahan.
Adaptasi disebut juga sebagai penyesuaian diri baik itu melalui genetic maupun habitat.

D.Pengertian Biologi,Psikologi,Bio-psikologi
1.BIOLOGI
Masalah system biologis individu yang kurang sempurna dapat menjadi penyebab,
misalnya organ-organ tubuhnya mengalami kekurangan zat besi.Pemahaman terhadap konsep
biopsikologi akan dapat membuat individu lebih melihat suatu masalah dari berbagai sudut
pandang, yaitu dari segi biologi dan psikologi. Ia perlu mendalami apakah orang tersebut
kekurangan unsure atau mineral-mineral tertentu, sehingga menganggu psikisnya.

Keterkaitan biologi dengan kajian biopsikologi

Sejauh mana hubungan psikologi dengan biologi? Biologi mempelajari kehidupan


jasmaniah manusia atau hewan, yang bila dilihat dari objek materialnya,terdapat bidang yang
sama dengan psikologis, hanya saja objek formalnya berbeda.objek formal biologi adalah
kehidupan jasmaniah (fisik), sedangkan objek formal psikologi adalah kegiatan atau tingkah
laku manusia.Menurut Bonner (dalam Sarwono sarwono,1997:17), perbedaan psikologi dan
biologi adalah sebagai berikut. psikologi merupakan ilmu yang subjektif, sedangkan biologi
adalah ilmu yang objektif. psikologi disebut ilmu subjektif karena mempelajari pengindraan
( Sensation) dan persepsi manusia sehingga manusia dianggap sebagai subjek atau perilaku,
bukan objek. Sebaliknya, biologi mempelajari manusia sebagai jasad atau objek. jadi,
perbedaan selanjutnya antara psikologi dan biologiadalah psikologi mempelajari nilai-nilai
yang berkembang dari persepsi subjek,sementara biologi mempelajari fakta yang dipelajari
perilaku secara “molar”(perilaku penyesuaian diri secara menyeluruh), sementara biologi
(termasuk ilmufaal) mempelajari perilaku manusia secara “molecular” yaitu mempelajari
molekul-molekul (bagian-bagian) dari perilaku berupa gerakan, reflex, proses
ketumbuhan,dan sebagainya.

Biologi adalah study sistemaatik tentang kehidupan . Teori teori yang mendasari biologi
modern :

a. Teori sel, dikembangkan oleh sejumlah ahli biologi seperti schwann, dan Virchow
menyatakan bahwa tiap sel berasal daris el yang sebelumnya ada.
b. Teori evolusi melalui seleksi alamiah, pertama kali dikemukakan oleh Darwin dan
kemudian dikembangkan oleh berbagai ahli Genetika, antara lain Hugo de Fries.
c. Teori gen, pertama kali dikemukakanoleh Mendel dan selanjutkan disempurnakan
oleh berbagai ahli antaralain Watson dan Crick.
d. Prinsip homeostasis, menyatakan tentang keseimbangan faal dalam tubuh manusia
dan makhluk hidup.

2.PSIKOLOGI

DEFINISI : Kata psikologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu psyche dan logos.
Psyche berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi, psikologi artinya ilmu yang
mempelajari tentang jiwa, baik macam-macam gejala, proses, maupun latar belakangnya.
Beberapa ahli yang mengemukakan pengertian psikologi menurut Purwanto, H (1998) antara
lain berikut :

1. Singgih Dirga gunarsa, psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku


manusia.
2. Plato dan Aristoteles, psikologi adalah ilmupengetahuan yang mempelajari
tingkah laku yang tampak (lahiriah) dengan menggunakan metode observasi
yang obyektif terhadap rangsangan dan jawaban respon.
3. Wilhelm Wundt (tokoh eksperimental), psikologi merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari pengalaman-pengalaman yang timbul dalam
diri manusia, seperti perasaan, panca indera, pikiran, merasa (feeling), dan
kehendak.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan manusia (individu),
yang tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya
3.BIO-PSIKOLOGI

Biopsikologi adalah ilmu aplikasi atau terapan biologi (ilmu hayati) dan psikologi
(ilmu tentang perilaku manusia). Jadi biopsikologi merupakan pendekatan psikologi dari
aspek biologi. Pada konsep ini, ahli biopsikologi melihat bahwa sifat dan tingkah laku
manusia juga mengalami pewarisan dari induk asal. Sebagai contoh, sifat pendiam, dominan
atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah manusia dan tidak dipelajari melalui pengalaman.
Berbicara tentang konsep biopsikologi, maka kita harus berpikir bahwa untuk mempelajari
perkembangan manusia, kita harus membedakan dua hal yaitu proses pematangan dan proses
belajar. Proses pematangan berarti proses pertumbuhan yang menyangkut penyempurnaan
fungsi-fungsi tubuh sehingga terjadi perubahan-perubahan perilaku, terlepas ada tidaknya
proses belajar. Proses belajar berarti proses mengubah atau mempelajari perilaku melalui
latihan, pengalaman, dan kontak dengan lingkungan. Selain dua hal tersebut tentunya faktor
pembawaan atau bakat juga memengaruhi perkembangan manusia .

Konselor dengan memahami biopsikologi dapat memahami persoalan atau kelebihan


siswa dengan lebih komprehensif. Misalnya, tatkala ketika anak nampak malas, tidak
semangat kemampuan kognitif menurun, konselor tidak langsung menuduh anak malas
kurang perhatian. Konseli mungkin mengalamai defesiensi biologis karena
ketidakseimbangan nutrisi. Memahami unsur-unsur yang dibutuhkan dengan tepat untuk
mewujudkan keseimbangan biologis siswa dapat meningkatkan individu berfungsi secara
optimal dan membuat individu lebih arif terhadap permasalahan yang dihadapi siswa.

Ruang lingkup biopsikologi

Para praktisi dalam bidang psikologi disebut para psikolog. Para psikolog berusaha
mempelajari peran fungsi mental dalam perilaku individu maupun kelompok, selain juga
mempelajari tentang proses fisiologis dan neurobiologis yang mempelajari perilaku.

Biopsikologi adalah cabang ilmu yang mempelajari mengenai mekanisme perilaku


dan pengalaman dari sisi fisiologi, evolusi, serta perkembangan. Manusia pada dasarnya
mewarisi sifat-sifat fisik dari orang tuanya, atau juga nenek dan kakeknya secara genetik.
Ciri-ciri ini nampak melalui aspek tinggi badan, warna kulit, warna mata, keadaan rambut
lurus atau kerinting, ketebalan bibir dan sebagainya. Demikian pula ahli biopsikologi melihat
bahawa sifat dan tingkah laku manusia juga mengalami pewarisan daripada induk asal.
Sebagai contoh sifat pendiam, talkactive, dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah
manusia dan tidak dipelajari melalui pengalaman.

TOKOH & TEORI YANG DIKONTRIBUSIKAN DALAM MASABIOPSIKOLOGI

1.Karl S. Lashley

Kesimpulan Lashley tentang fungsi otak lebih sesui dengan teoti Gestaltdibandingkan
dengan konsepsi switchboard dari otak, tetapi tidaksemua pengamatan sentris didukung teori
Gestalt ( ia tidak bias menemukan bukti untuk bidang “ aktivitas listrik” pada otak.
2.Donaldo O. Hebb

Mencapai kesimpulan tentang kecerdasanyang banyak mempengaruhi


kegiatan/bekerja : “pengalaman di masa kecilbiasanya mengembangan konsep, cara berpikir,
dan cara menyerap ataudisebut kecerdasan. Cedera pada otak bayi mengganggu proses itu,
tapi cedera pada saat tempo yang sama tidak mengembalikan kecerdasan”

3.Roger W. Sperry

-Terdapat dua rute massa besar dari serat yang menghubungkan kedua bagian korteks( corpus
callosums )dan chiasim optik. Ormasi Chasim Optik adalah titik dimana syaraf optik
informasi berasal dari satu mata, diproyeksikan kekorteks yang berlawanan dengan mata
tersebut.

-Penyelesaian transfer interocular

Ia menemukan bahwa corpus collosum terablasi sendiri atau bersama-sama,setelah


atau sebelum pelatihan tidak mengganggu transfer. Namun ketikasebelum pelatihan keduanya
dieliminasi transfer interhemispheric. Jadicorpus dan optik chiasm pada dasarnya
menciptakan dua otak yang terpisahtanpa ada pertukaran informasi antara mereka3.

-Otak memiliki belahan yang masing-masingnya memiliki karakteristik sendiriseperti


kognisi, memori, emosi, dan kesadaran.

-Dimasanya peneletian otak kanan dan otak kiri populer

Pada sebagian orang otak kanan mendominasi.-Pendidikan yang disertai praktik dapat
meningkatkan fungsi otak khususnya otak kiri.Otak kanan adalah fakta, dan otak kiri fiksi
( bersama levy

Hubungan biopsikologi dengan ilmu lain


1. Neuropsikologi adalah hubungan sistem syaraf dengan perilaku.

2. Neuroanatomi adalah hubungan sistem syaraf dengan bagian bagian tubuh.

3. Neurosendrokinologi adalah hubungan sistem syaraf dengan hormon.

4.Neuropatologi adalah sistem syaraf dan gangguan – gangguannya.

5. Neurofakmakologi adalah pengaruh obat – obatan terhadap sistem syaraf.

Definisi Perilaku dalam Ilmu Biopsikologi

1. Fisiologis
Mengaitkan perilaku dengan aktivitas otak dan organ tubuh lainnya. Barkaitan erat
dengan sistem tubuh. Contoh :reaksi kimia yang menyebabkan hormon bekerja dan
mempengaruhi aktivitas otak yang pada akhirnya mengendalikan kontraksi otak.
2. Ontogoni
Ontogeni berasal dari bahasa Yunani “menjadi”, ‘asal muasal’ (permulaan).
Menggambarkan perkembangan sebuah struktur ataupun perilaku. Penjelasan ini melihat
adanya pengaruh gen, nutrisi, pengalaman, serta interaksi kesemuanya dalam membentuk
suatu perilaku.Contoh :Kemampuan meredam sebuah impuls terlatih semenjak balita hingga
masa remaja, terjadi seiring dengan tahapan perkembangan sisi depan otak.

3. Evolusi

Berhubungan dengan sejarah evolusi suatu struktur atau perilaku.Contoh :Merasa


takut merinding, rambut halus di tengkuk dan lengan akan menegak terjadi pada leluhur
manusia.

4. Struktur Sistem Saraf/fungsional

- Sistem syaraf pusat (SSP)

Terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, dimana masing-masing organ tersebut
memiliki struktur-struktur penyusun yang lebih kecil.

- Sistem syarf tepi (SST)

Adalah semua saraf selain yang ada di otak dan sumsum tulang belakang.

1.2 TAHAPAN PERKEMBANGAN BIO PSIKO mNusia

A.Perkembangan pada masa kanak-kanak

Merupakan awal masa kehidupan manusia, dimulai  saat manusia dilahirkan. Saat itu
manusia dalam keadaan sepenuhnya tidak berdaya dan harus menggantungkan diri pada
orang lain, terutama ibunya. Seorang anak memerlukan waktu yang sangat lama sampai ia
lepas sendiri. Pada masa ini penting sekali peranan orang tua terhadap perkembangan
kepribadian anak. Pengaruh orang tua dan lingkungan tidak berhenti dimasa kanak-kanak
saja, tetapi berlangsung terus, kadang sampai seumur hidup, khususnya pengaruh pengalaman
yang menegangkan, menakutkan dan membahayakan.

Pada usia 2 atau 3 tahun seorang anak mulai melihat kemampuan-kemampuan


tertentu pada dirinya, demikian juga sikap terhadap orang lain pun berubah. Di satu pihak
membutuhkan orang tua, dilain pihak keakuannya mulai tumbuh dan ingin mengikuti
kehendaknya sendiri.Masa ini disebut nagativisme pertama. Masa negativism kedua timbul
usia 5-6 tahun, saat anak mulai mengenal lingkungan yang lebih luas.

Masa negativisme kedua ditandai sikap temper  tantrum yaitu perilaku mengamuk,
menagis, menjerit, menyerang dan menyakiti dirinya sendiri apabila ada keinginannya tidak
terpenuhi.Pada anak penting juga kontak social di luar rumah, seperti hubungan dengan
teman sebaya di luar sekolah lambat laun menghilangkan rasa malu-malunya. Anak menjadi
lebih berani dan belajar hidup dalam lingkungan dimana ia menjadi pusat perhatian.Ia harus
cukup berani mempertahankan haknya, sebaliknya ia harus mengakui hak orang lain. Ia pun
dituntut harus bekerja sama dengan orang lain, tingkah lakunya mulai diatur norma-norma.
B.Masa remaja

Merupakan masa transisi dimana individu dihadapkan pada situasi yang


membingungkan, disatu pihak ia masih kanak-kanak tetapi dipihak lain ia harus bertingkah
laku seperti orang dewasa.Hal ini sering kali menimbulkan perilaku-perilaku aneh, canggung
dan kalau tidak terkontrol bisa menjadi kenakalan.Sebagai upaya mencari identitas dirinya
sendiri, seorang remaja sering membantah orang tuanya, karena ia sudah punya pendapat
sendiri, cita-cita sendiri serta nilai-nilai sendiri yang berbeda dengan orang tuanya.

Oleh karena itu masa remaja disebut masa negativism ketiga. Persoalan lain yang
mengganggu para remaja biasanya ditandai oleh kematangan seksual, dalam arti organ-organ
seksualnya sudah dapat berfungsi untuk mengebangkan keturunan. Perubahan sekunder pun
terjadi, badan bertambah tinggi dan cepat, mulai tumbuh rambut pubis.Pada pria suara
membesar, timbul jakun dan otot-otot mulai tumbuh. Pada wanita dada dan pinggul
membesar. Perkembangan yang cepat menuntut penyesuaian perilaku yang cepat pula, tetapi
umumnya penyesuaian perilaku tidak secepat pertumbuhannya.Timbul masalah dengan
matangnya fungsi seksual, dimana timbul dorongan dan keinginan untuk pemuasan seksual,
tetapi budaya tidak mengizinkan hubungan seksual diluar perkawinan.Perkawinan menuntut
persyaratan yang berat, yang bisa terpenuhi setelah masa remaja. Hal ini menyebabkan
remaja mencarai pemuasan dengan mengkhayal, membaca buku / mengakses hal porno.

Menghadapi remaja orang tua harus bijak dengan sedikit-demi sedikit melepas
kontrolnya, agar anak benar-benar dapat mandiri pada saat dewasa. Jika orang tua tetap
mempertahankan otoritasnya, meskipun anak sudah dewasa, maka si anak akan tetap
tergantung pada orang tua, tidak pernah menjadi dewasa sepenuhnya dalam kepribadian.

Menurut Stolz, perkembangan pada masa remaja terbagi menjadi empat tingkat, yaitu:

 Masa Pra puber, berlangsung satu atau dua tahun sebelum masa remaja
sesungguhnya. Anak menjadi gemuk, pertumbuhan tinggi badan terhambat sementara.
 Masa puber atau masa remaja, berlangsung 2,5 s/d 3,5 tahun. Perubahan sangat
nyata dan cepat dimana anak perempuan lebih cepat memasuki masa ini dari pada
laki-laki.
 Masa post puber, pertumbuhan cepat sudah berlalu, meskipun masih ada perubahan-
perubahan pada beberapa bagian badan.
 Masa akhir puber, melanjutkan perkembangan sampai mencapai tanda-tanda
kedewasaan. Keempat tahap tersebut berlangsung salama 9 sampai 10 tahun.

C.Masa dewasa

Setiap perkembangan senantiasa ada problemnya, demikian juga dengan masa


dewasa. Memasuki alam kedewasaan, seorang laki-laki harus mempersiapkan diri untuk
dapat hidup dan menghidupi keluarganya.Ia harus mulai bekerja untuk mencari nafkah dan
membina karier. Demikian juga dengan kaum perempuan yang harus mempersiapkan diri
untuk berumah tangga, dituntut menjalankan peran sebagai istri dan ibu.Pada umumnya
dalam kehidupan masyarakat, peran wanita dan laki-laki berbeda. Laki-laki mencari nafkah,
agresif dan dominan, sedangkan wanita mengurus rumah tangga, pasif dan lebih submisif.
Tingkah lakunya pun berbeda, dimana laki-laki lebih kasar dibanding wanita. Perbedaan
tersebut tidak semata disebabkan factor biologis tetapi banyak ditentukan oleh factor
kebudayaan. Sesuai kondisi kebudayaan dan lingkungan, pada beberapa orang tertentu baik
laki-laki atauapun perempuan, terdapat gejala khusus pada waktu usia 40 tahun tercapai atau
terlewati.Pada beberapa laki-laki terjadi nampak gejala seperti perilaku remaja kembali
(senang bersolek, jatuh cinta lagi, pemarah, emosional), orang awan menyebutnya puber
kedua.Pada wanita kelihatan depresi (murung), cepat marah, biasanya diikuti perasaan
cemas/khawatir kehilangan kasih sayang suami dan anaknya yang mulai dewasa, serta
kehilangan identitas kewanitaan (menopause).

Oleh karena itu usia 40 tahunan sering disebut usia pertengahan atau setengah
baya, dimana pada sebagian orang merupakan krisis.

D.Masa tua

Problem utama adalah rasa kesepian dan kesendirian. Mereka sudah bisa melewatkan
kesibukan dalam pekerjaan yang merupakan pegangan hidup dan dapat memberikan rasa
aman dan rasa harga diri.Pada saat pensiun, hilang kesibukan, anak-anak mulai menikah dan
meninggalkan rumah. Badan mulai lemah dan tidak memungkinkan bepergian jauh.

Hal ini menyebabkan semangat mulai menurun, mudah dihinggapi penyakit dan
mengalami kemunduran menta. Hal ini disebabkan kemunduran fungsi otak, sehingga sering
lupa, daya konsentrasi berkurang, biasanya disebut kemunduran senile.Pada saat pensiun
umumnya masih cukup kuat, sehingga harus diusahakan agar kesibukannya tidak terhenti
dengan tiba-tiba. Beberapa cara untuk menghindari penghentian kegiatan secara mendadak
yaitu:

1. Memberikan masa bebas tugas sebelum pension.


2. Memberikan pekerjaan yang lebih ringan sebelum pension.
3. Mencari pekerjaan lain dalam masa pension.
4. Melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat kegemaran dalam masa pensiun.

1.3 BIO PSIKOLOGI DAN PROSES SENSORIK MOTORIK

A.INDERA YANG TEKAIT DENGAN PROSES SENSORIK


Proses sensorik-motorik merupakan proses masuknya rangsang melalui alat indera
manusia menuju otak , kemudian kembali melalui saraf sensorik dan berakhir dengan sebuah
tindakan atau perbuatan. Proses sensorik disebut juga dengan pengamatan yaitu usaha yang
ditujukan untuk mengenali alam sekitar menggunakan alat indera. Proses ini memiliki 3
tahapan diantaranya :
a. Proses fisik : stimulus atau rangsangan mengenai alat indera
b. Proses fisiologis : stimulus diteruskan oleh saraf sensorik ke otak
c. Proses psikologis : stimulus diproses dalam otak sehingga individu menyadari
apa yang diterima oleh alat indera
Organ yang terlibat dalam proses ini antara lain mata , telinga , kulit , hidung dan
lidah. Bentuk stimulus dapat melalui penglihatan , pendengaran , sentuhan dan penciuman.
Stimulus yang diterima ini kemudian disalurkan ke otak . Disinilah semua informasi dari alat
indera akan diolah. Hasilnya dapat berupa sikap atau perilaku seseorang.
Proses fisik yang melibatkan panca indera diantaranya :
1. Mata : pengamatan warna , bentuk , dan ruang
2. Telinga : pengamatan suara
3. Kulit : menerima rangsangan berupa rabaan , suhu , dan tekstur
4. Hidung : menerima rangsangan berupa bau
5. Lidah : menerima rangsang berupa rasa asin , manis , asam , dan pahit
B.TAHAPAN PROSES SENSORIK
1. Perkembangan
Perkembangan dapat di artikan sebagai perubahan yang sistematik, progresif
dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau
dapat di artikan pula sebagai perubahan – perbuahan yang di alami induvidu menuju
tingkat kedewasaan atau kematangannya.
A.Fase bayi
Masa bayi di mulai sejak berakhirnya fase orok sampai akhir kedia tahun
kehidupan mengendur. Pada masa bayi mempuyai ciri–ciri perkembangan
fisik,intelegensi,emosi,bahasa,bermain,pengertian,keperibadian moral dan
kesadaran beragaman.
a. Perkembangan Fisik
1. Pada usia pertama pertumbuhan fisik sangat cepat
2. Pola perkembangkan bayi pria dan wanita sama
3. Perkembangan otak tampak dengan bertambah besarnya ukuran
tengkorak kepala.
4. Organ keindraan berlasung sangat cepat pada masa bayi dan sanggup
berfungsi
5. Fungsi fungsi fisiologis
6. Perkembangan penguasaan otot–otot
b. Perkembangan Intelegansi
Sejak usia pertama pada usia anak fungsi intelegensinya sudah tampak tingkah
lakunya, umpamanya dalam tingkah laku motorik dalam berbicara. Anak yang
cerdas menunjukkan gerakan yang lancar serasi dan koordinasi. Sedangkan
anak yang kurang cerdas gerakannya kaku dan kurang berkoordinasi.
c. Perkembangan Emosi
1. Usia 0,0 – 8 minggu kehidupan bayi sangat di kuasi emosi. Emosi anak
sangat bertalian dengan perasaan.
2. Usia 8 minggu – 1 tahun pada usia ini perasaan psikis sudah mulai
berkembang.
3. Usia 1 tahun – 3 tahun
 Emosinya sudah mulai terserah
 Sejajar dengan perkembangan bahasa
 Sifat perasaan pada fase ini labil dan muda tersulut
d. Perkembangan Bahasa
Ada tiga bentuk atau bahasa yang muncul pola perkembangan mengoceh, dan
bersyarat.
e. Perkembangan Bermain
Bermain atau setiap kegiatan yang memunculkan kesenangan dimulai yang
sederhana pada masa bayi.
f. Perkembangan Kesadaran Beragama
Perasaan ini memang penting dalam diri pribadi anak. Perasaan ketahunan
pada usia ini merupakan fundamen pengembangan perasaan ketuhanan periode
berikutnya, seiring dengan berkembangannya kondisi, emosi dan bahasa maka
untuk membantu kesadaran beragamanya. Orang tua sebagai lingkungan
pertama bagi anak seyogianya melakukanya hal hal sebagai berikut :
1. mengal nilai nilai dan konsep konsep kepada anak melalui bahasa
2. memperlakukan anak dengan penuh kasih sayang
3. memberikan contoh dalam mengamalkan ajaran baik.
B. Fase Sekolah (usia taman kanak – kanak )
Anak usia sekolah merupakan fase perkembangan individu sekitar 2-6 tahun.
Ketika anak mulai memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai pria atau wanita.
1. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik merupakan dasar bagi perkembanganberikut.pertumbuhan
otaknya pada usia 5 tahun mencapai 75% dari ukuran dewasa.dan 90%pada usia 6
tahun.Pada usia ini juga terjadinya pertumbuhan lapisan syaraf dalam otak yang
terdiri dari bahan penyekat warna putih dan secara sempurna.
2. Perkembangan emosional
Pada usia 4 tahun, anak sudah mulai menyadari akunya(dirinya). Kesadaran ini di
peroleh dari pengalamannya. Bahwa setiap keinginannya tidak terpenuhi oleh orang
lain atau benda lain. Beberapa emosi yang berkembang pada anak usia ini adalah
sebagai berikut :
a. takut
b. cemas
d. cemburu
e. kegembiraan
f. kasih sayang
g. phobia
h. ingin tahu
perkembangan emosi yang sehat sangat membantu keberhasilan anal dalam belajar
3. Perkembangan kepribadian
Masa ini lazim di sebut masa Trotzalter, priode perlawanan atau masa krisis
pertama.krisis ini terjadi karenas perubashan yang padaa dirinya.dia menyadari bahwa
dirinya terpisa dari lingkungan atau orang lain.
4. Perkembangan moral
Pada masa ini anak sudah mulai memiliki dasar tentang moralitas terhadap kelompok
sosialnya orang tua, saudara, dan teman-temannya pada saat mengenal konsep baik
dan buruk, benar salah, atau menanamkan disiplin anak, orang tua atau guru
hendaknya memberikan penjelasan tentang alasannya.
5. Perkembangam kesadaran beragama
 Sikap keagamaan nya bersikap sespektif
 Pandangan ketuhanan nya bersikap antropormorh
 Penghayatan rohannya masih superfisical
Pengetahuan anak tentang agama terus berkembang berkat :
 Mendengarkan ucapan ucapan orang tua
 Melihat sikap dan perilaku orang tua dalam mengamalkan ibadah
 Pengalaman dan meniru perbuatan orang tuanya
A. Fase anak (usia sekolah dasar)
a. Perkembangan intlektual
Pada usia sekolah dasar 6-12 tahun anak dapat mereaksi rangsang intlektual,
atau melaksanakan tugas tugas belajar yang menuntut kemampuan intlektual,
atau kempuan kongnitif seperti membaca, menulis, menghitung.
b. Perkembangan Bahasa
Usia sekolah dasar ini merupakan pesatnya kemampuan menguasai
pembendaharaan kata. Pada masa ini sudah menguasai sekitar 2500 kata, dan
pada masa akhir usia 11 – 12 tahun telah menguasai sekitar 50.000 kata.
c. Perkembangan Sosial
Perkembangan anak anak pada usia sekolah dasar di tandai dengan adanya
perluasan hubungan disamping dengan keluarganya juga menjalin ikatan
dengan teman sebanyanya atau temen sekelasnya.
d. Perkembangan Emosi
Menginjak usia sekolah anak mulai menyadari bahwa pengungkapan
ungkapan secara kasar tidaklah di terima dalam masyarakat. Emosi
merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu dalam
hal ini termasuk pula perilaku belajar.
e. Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Senada dengan peparan tersebut zakiyah derajat 1986:58 mengemukakan
bahwa pendidikan agama disekolah dasar, merupakan dasar bagi pembinaan
sikap positif terhadap agama dan berhasil dalam membentuk pribadi dan
akhlak anak, maka untuk mengembangkan sikap itu pada masa remaja akan
mudah dan anak sudah mempunyai perbekalan dalam menghadapi goncangan
yang terjadi pada masa remaja.
f. Perkembangan motorik
seiring dengan perkembangan fisiknya yang beranjak matang, maka
perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik setiap
gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya. Pada masa ini di
tandai dengan aktivitas motorik yang lincah. Oleh karena itu usia ini
merupakan masa yang ideal untuk keterampilan yang berkaitan dengan
motorik seperti menulis, menggambar, melukis, mengetik, berenang, atletik,
dan main bola.
C. Fase remaja
1. Makna remaja
Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting.
Yang diawali dengan matangnya organ organ fisik (seksual) sehingga mampu
bereproduksi. Menurut konopoka (pikunas; 1976) masa remaja itu meliputi :
- Remaja awal 12-15 tahun
- Remaja madya 15-18 tahun
- Remaja akhir 19-22 tahun
D.Fase awal dewasa (early adulthood)
Fase awal dewasa (early adulthood) ialah periode perkembangan yang
bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia dua puluh tahun dan yang
berakhir pada usia tigapuluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandarian
pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi banyak orang, masa
pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai
keluarga, dan mengasuh anak anak.
E. Fase pertengahan dewasa (middle adulthood)
Fase pertengahan dewasa ialah periode perkembangan yang bermula pada usia kira
kira 35 hingga 45 tahun dan merentang hingga usia enampuluhan tahun. Ini adalah
masa untuk memperluas keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti
membantu generasi berikutnya menjadi individu yang berkompeten, dewasa dan
mencapai serta mempertahankan kepuasan dalam berkarir.
F. Fase akhir dewasa (late adulthood)
Fase akhir dewasa ialah periode perkembangan yang bermula pada usia enam
puluhan atau tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah masa
penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali
kehidupannya, pensiun, dan penyesuaian diri dengan peran peran sosial baru.
C.FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES SENSORIK
Proses sensoris akan berlangsung dengan baik apabila memenuhi faktor-faktor sebagai
berikut :
1.Keadan indera yang sehat dan sempurna akan mempengarahi kesempurna proses
sensorik.
2.Perhatian yang tertuju pada objek yang memudahkan kesempurnaan persepsi dan
apabila perhatian kurang akan mengganggu konsentrasi sehingga proses sensorik tidak
sempurna.
3.Rangsangan yang sangat lemah ataupun sangat kuat akan mengganggu proses sensorik.
4. Saraf dan pusat dalam keadaan baik dan sehat.
1) Proses Motorik
Motorik berfungsi sebagai motorik penggerak yang terdapat didalam tubuh manusia.
Motorik dan gerak tidak sama, namun tetapi berhubungan.persamaan:motorik tidak dapatb
dilihat tetapi dapat dirasakan,berbeda dengan gerak yang dapat dilihat dan diamati.gerakan
motorik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkanperilaku gerakan yang
dilakukan oleh tubuh manusia.
Terdapat berbagai jenis gerakan motorik:
1.gerakan reflek
2.gerakan terprogram
3.gerakan motorik halus :menulis,merngkai,melukis,berjinjit
4.gerakan motorik kasar:berjalan,merangkak,memukul,mengayungkan tangan.
Definisi lainya menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan proses motorik ialah
segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh. Dalam proses motorik,
unsur-unsur yang menentukan ialah otot, saraf, dan otak.Didalam tubuh manusia terdapat tiga
komponen,utama yang perperan dalam proses gerakan,yaitu
 ANLISATOR adalah alat penerimaan rangsang, seperti mata (optik), akustik
(pendengaran), taktil (alat persa atau kulit)
 KINESTETIK adalah alat penerima rangsang yang berbentuk saraf dan otot yang
terdapat pada tubuh manusia
 VESTIBULAR adalah perasaan gerak yang terletak didalam telinga.
Jenis-jenis motorik dalam kehidupan manusia :
1.motorik sehari – sehari
2.motorik bekerja atau pekrjaan
3.motorik olahraga
4.motorik ekpresi
2) Hubungan Sensprik Dengan Perilaku
1.Fantasi
Yaitu suatu yang daya untuk menciptakan sesutu yang baru.fantasi yang dipimpin
oleh akal dan kempampuan.
2.Berpikir
Yaitu gejala jiwa yang dapat menghungkan pengatuan yang dimiliki
manusia.hubungan dapat terjadi sebagai sebab-akbit,hubungan tempat,hubungan
perbadingan dan hubungsan waktu
3.Perasaan
Yaitu peryatan jiwa yang ada dapat mempertimbangkan dan mengkur sesuatu menurut
rasa seneng atau tidak senang,tidak gembira.
D.PENGERTIAN PROSES SENSORIK
Biopsikologi merupakan pendekatan diluar tubuh kepada susunan saraf pusat. Dan
biopsikologi merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi. Manusia pada dasarnya
mewarisi sifat-sifat fisik dari orang tuanya, atau juga nenek dan kakeknya secara genetik.
Demikian pula ahli biopsikologi melihat bahwa sifat dan tingkah laku manusia juga
mengalami pewarisan dari pada induk asal.
Secara umum proses sensorik dapat diartikan sebagai proses masuknya rangsang
melalui alat indera ke otak (serebral) kemudian kembali melalui saraf motoris dan berakhir
dengan perbuatan.
Proses sensorik disebut juga pengamatan, yaitu gejala mengenal benda-benda
disekitar dengan mempergunakan alat indera. Pengamatan dengan anggapan atau respon
memiliki perbedaan. Pengamatan terjadi pada saat stimulus atau rangsangan mengenai indera
dan menghasilkan kesadaran dan pikiran. Respon yaitu proses terjadinya kesan dari pikiran
setelah stimulus tidak ada.

1.4 JENIS GANGGUAN MENTAL PADA PROSES SENSORIK

A. Definisi system sensorik


Proses sensorik adalah kemampuan untuk memproses atau mengorganisasikan input
sensorik yang diterima. Secara umum proses sensorik juga dapat diartikan sebagai proses
masuknya rangsangan melalui alat indera ke otak (serebral), kemudian kembali melalui saraf
motoris dan berakhir dengan perbuatan. Proses sensoris diawali dengan pengamatan, yaitu
gejala mengenal benda-benda di sekitar dengan menggunakan alat indera.

no Rangsangan (stimulus) Penerima (reseptor) Perasaan (sensitivitas)


1. Cahaya Mata Pengelihatan
2. Suara Telinga Pendengaran
3. Panas, dingin, tekanan Kulit Perabaan
4. Gas Hidung Penciuman
Berikut alat indera yang terlibat dalam proses sensorik

B. Macam macam gangguan mental akibat gangguan sensorik


Proses sensoris yang terjadi pada seseorang secara realitas, jika tidak berjalan
dengan semestinya dapat menimbulkan gangguan mental yang tercermin dalam
perilaku sebagai berikut.

a. Osilasi (ayunan).
Osilasi terjadi karena perhatian atau pengamatan yang mudah beralih sehingga
menyebabkan kesan selalu berubah.
b. Ilusi
terjadi karena kesalahan persepsi sehingga terjadi kesalahan kesan. Hal ini
disebabkan:
1) keadaan fisik, ada penyebab rangsangan yang keliru
2) kebiasaan mempercayai suatu objek yang serupa,
misal: tebangan pohon pisang dikira mayat
3) harapan-harapan tertentu sehingga menimbulkan berbagai prasangka
4) tidak adanya analisis terhadap kesan yang diterima dan adanya kesan
secara keseluruhan.
c. Halusinasi
terjadi apabila individu mempunyai kesan tentang sesuatu, atau dikatakan
sebagai bentuk kesalahan pengamatan tanpa obyek penginderaan dan tidak
disertai stimulus yang adekuat.
Gejala umum dari gangguan sensoris meliputi:

 Ketidakmampuan untuk mengabaikan suara keras, bau yang kuat, atau jenis
input sensoris lainnya.
 Rasa tidak nyaman.
 Kecemasan dan ketakutan.
 Sensitif terhadap pakaian atau tekstur lainnya
 Kewalahan. 
 Gampang marah.
 Kehilangan fokus.
 Gelisah. 
 Insomnia.
Berikut tanda-tanda gangguan kelebihan sensoris pada anak-anak:

 Cemas, mudah marah, dan gelisah.


 Menghindari tempat atau situasi tertentu.
 Menutup mata.
 Menutupi wajahnya.
 Menangis.
 Meletakkan tangan di atas telinga.
 Tidak mampu berkomunikasi dengan orang lain.
 Melarikan diri dari tempat atau situasi tertentu.

C. Kondisi yang Berhubungan Erat dengan Gangguan Sensoris

1. PTSD
Orang dengan PTSD dapat menjadi sangat sensitif terhadap lingkungan di
sekitarnya. Mereka juga dapat mengalami gejala PTSD dan gangguan
kelebihan sensoris di waktu yang bersamaan. Orang yang memiliki PTSD
biasanya pernah mengalami peristiwa traumatis. Gangguan kelebihan sensoris
ini dapat terjadi akibat respons dari hal atau peristiwa yang pernah
menyebabkan mereka trauma. 
2. Autisme
Gangguan sensoris dan autisme dapat berjalan beriringan. Sebab, orang
autisme dapat mempersepsikan input sensoris secara berbeda.Ketika orang
autis kewalahan akibat menerima kelebihan sensoris, mereka mungkin dapat
menangis, berteriak, melarikan diri, atau tidak menanggapi rangsangan dari
lingkungan.Pada tahun 2013, American Psychiatric Association menambahkan
sensitivitas input sensoris ke dalam daftar kriteria untuk mendiagnosis
autisme.
3. Attention-Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Attention-deficit hyperactivity disorder dan kelebihan sensoris juga bisa terjadi
dalam  waktu bersamaan. Pada orang dengan ADHD, input sensoris mereka
bersaing untuk mendapatkan perhatian di otak sehingga dapat memicu
kelebihan sensoris.Jenis informasi sensoris tertentu, seperti tekstur makanan
atau sensasi pakaian, lebih rentan menyebabkan gangguan sensoris pada orang
dengan ADHD.

1.5 BIO PSIKO SENSORIK MOTORIK

PENGERTIAN PROSES MOTORIK


Motorik dapat diartikan sebagai suatu peristiwa laten yang meliputi keseluruhan proses-
proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh, baik secara fisiologis maupun
secara psikis yang menyebabkan terjadinya suatu gerakan. Proses motorik terjadi atas kerja
beberapa bagian tubuh, yaitu, saraf, otak dan otot. Ketiga unsur itu melaksanakan masing-
masing peranannya secara “interaksi positif”, artinya unsur-unsur yang satu berkaitan, saling
menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi motoris
yang lebih sempurna keadaannya.
Gerakan motorik berupa gerakan involunteer (gerakan yang tidak dikendalikan oleh
kehendak), gerakan volunteer(gerakan yang dikendalikan oleh kehendak), dan gerakan
refleks. Gerakan refleks timbul sebagai akibat adanya stimulus reseptor di dalam tendon,
jaringan otot, kulit, selaput lendir, mata ataupun telinga. Terdapat berbagai jenis gerakan
motorik, gerakan refleks, gerakan terprogram dan gerakan motorik halus, seperti, menulis,
merangkai, melukis, berjinjit, serta gerakan motorik kasar, seperti, berjalan, merangkak,
memukul, dan mengayunkan tangan.
Pada proses motorik terjadi peristiwa-peristiwa laten yang tidak dapat diamati yaitu :
penerimaan informasi, pemberian makna terhadap informasi, pengolahan informasi, proses
pengambilan keputusan, dan dorongan untuk melakukan berbagai bentuk aksi-aksi motorik.
Proses motorik merupakan keseluruhan yang terjadi pada tubuh manusia, yang meliputi
proses pengendalian (koordinasi) dan proses pengaturan (kondisi fisik) yang dipengaruhi oleh
faktor fisiologi dan faktor psikis untuk mendapatkan suatu gerakan yang baik.
Motorik berfungsi sebagai motor penggerak yang terdapat di dalam tubuh manusia.
Motorik dan gerak tidaklah sama, namun tetap berhubungan. Persamaannya, setiap proses
yang terjadi di dalam tubuh manusia menghasilkan gerak, sedangkan perbedaannya, motorik
tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan, berbeda dengan gerak yang dapat dilihat dan
diamati.
Proses motorik juga menghasilkan gerakan yang dinamakan gerakan motorik. Gerakan
motorik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku gerakan yang
dilakukan oleh tubuh manusia. Pengendalian motorik biasanya digunakan dalam bidang ilmu
psikologi, fisiologi, neurofisiologi maupun olah raga. Pada tubuh manusia terdapat tiga
komponen, utama yang berperan dalam proses gerakan sebagai berikut.
a. Analisator adalah alat penerima rangsangan, seperti, mata (optik), akustik
(pendengaran), taktil (alat perasa atau kulit), dan semua yang berhubungan dengan stimulus.
b. Kinestetik adalah alat penerima rangsangan yang berbentuk saraf dan otot yang terdapat
pada tubuh manusia.
c. Vestibular adalah perasaan gerak yang terletak di dalam telinga.
HUBUNGAN SENSORIK DENGAN PERILAKU
Proses sensorik menyebabkan manusia dapat mengenal alam di luar dirinya, yang
berguna untuk mengembangkan dirinya sebagai makhluk sosial. Akibat dari proses sensorik
manusia dapat berperilaku dalam bentuk berikut ini :
1. Fantasi, yaitu suatu daya untuk menciptakan sesuatu yang baru. Menurut kejadiannya ada
fantasi yang dipimpin oleh akal dan kemauan (disebut fantasi aktif) dan ada pula fantasi yang
tidak disadari (fantasi pasif). Dengan fantasi, manusia dapat menciptakan sesuatu yang baru,
bersimpati kepada sesama manusia meskipun jauh, mengikuti perjalanan sejarah (walau
sudah lampau), dan menghilangkan perasaan duka ke dunia indah.
2. Berpikir, yaitu gejala jiwa yang dapat menghubungkan pengetahuan yang dimilki
manusia. Berpikir merupakan proses “tanya jawab” antara pengetahuan yang dimiliki dengan
apa yang baru, dengan menggunakan akal. Hubungan dapat terjadi sebagai sebab-akibat,
hubungan tempat, hubungan perbandingan, dan hubungan waktu.
3. Perasaan, yaitu pernyataan jiwa yang dapat mempertimbangkan dan mengukur sesuatu
menurut rasa senang atau tidak senang, sedih-gembira, dan sebagainya. Berdasarkan
perasaan, manusia dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan eukolia (orang yang
selalu merasa gembira atau optimis) dan golongan diskolia (orang
yang selalu merasa tidak senang, murung, dan pesimis).
UNSUR -UNSUR KEMAMPUAN MOTORIK
Unsur-unsur kemampuan motorik terdiri dari beberapa bagian. Kemampuan
seseorang berbeda-beda tergantung pada banyaknya pengalaman melakukan gerakan yang
dikuasainya. Kemampuan-kemampuan yang terdapat dalam kemampuan fisik yang dapat
dirangkum menjadi lima komponen, yaitu kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelincahan,
dan koordinasi.Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam kemampuan motorik menurut
Muthoir dan Gusril (2004), adalah :
1. Kekuatan
Kekuatan adalah kemampuan sekelompok otot untuk menimbulkan tenaga sewaktu
konstraksi. Kekuatan otot harus dipunyai oleh anak sejak dini. Apabila anak tidak
mempunyai kekuatan tentu dia tidak dapat melakukan aktivitas bermain yang menggunakan
fisik seperti berjalan, berlari, melompat, melempar, memanjat, bergantung, dan mendorong.
2. Koordinasi
Koordinasi adalah kemampuan untuk mempersatukan atau memisahkan dalam suatu
tugas kerja yang kompleks, dengan ketentuan bahwa gerakan koordinasi meliputi
kesempurnaan waktu antara otot dan sistem syaraf. Anak dalam melakukan lemparan harus
ada koordinasi seluruh tubuh yang terlibat. Anak dikatakan baik koordinasi gerakannya
apabila ia mampu bergerak dengan mudah dan lancar dalam rangkaian dan irama gerakannya
terkontrol dengan baik.
3. Kecepatan
Kecepatan adalah sebagai kemampuan berdasarkan kelentukan dalam satuan waktu
tertentu. Dalam melakukan lari 4 detik, semakin jauh jarak yang ditempuh semakin tinggi
kecepatan.
4. Keseimbangan
Keseimbangan adalah kemampuan seseorang untuk mempertahankan tubuh dalam
berbagai posisi. Keseimbangan dibagi dalam dua bentuk yaitu: keseimbangan statis dan
keseimbangan dinamis. Keseimbangan statis merujuk kepada menjaga keseimbangan tubuh
ketika berdiri pada suatu tempat, keseimbangan dianamis adalah kemampuan untuk menjaga
keseimbangan tubuh ketika berpindah dari suatu tempat ke tempat lain.
5. Kelincahan
Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah arah dan posisi tubuh dengan
cepat dan tepat pada waktu bergerak pada satu titik ke titik lain dalam melakukan lari zig-zag,
semakin cepat waktu yang ditempuh maka semakin tinggi kelincahannya.
Menurut Bompa yang dikutip oleh Djoko Pekik Irianto (2002), ada lima biomotorik
dasar, yaitu:
A. Kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan.
B. Daya tahan adalah kemampuan melakukan kerja dalam waktu lama.
C. Kecepatan adalah perbandingan antara jarak dan waktu atau kemampuan untuk
bergerak dalam waktu singkat.
D. Kelentukan adalah kemampuan persendiaan untuk melakukan gerakan melalui
jangkauan yang luas.
E. Koordinasi adalah kemampuan melakukan gerakan pada berbagai tingkat kesukaran
dengan cepat dan tepat secara efisien.
Keterampilan gerak sangat berhubungan dengan unsur kebugaran jasmani. Adapun
unsur-unsur dalam kebugaran jasmani menurut Rusli Lutan(20012) adalah sebagai berikut:
1. Kekuatan otot adalah kemampuan tubuh untuk mengerahkan daya maksimal terhadap
objek di luar tubuh. Dalam pengertian lain, kekuatan otot adalah kemampuan untuk
mengerahkan usaha maksimal.
2. Daya tahan otot adalah kemampuan untuk mengerahkan daya terhadap objek di luar
tubuh selama beberapa kali. Daya tahan otot terbentuk melalui beban yang relatif lebih
ringan. Namun, pelaksanaan tugasnya dilakukan berulang kali dalam satu kesempatan.
3. Fleksibilitas adalah gambaran mengenai luas sempitnya ruang gerak pada berbagai
persendiaan dalam tubuh kita. Seperti melakukan gerakan memelintirkan tubuh,
membungkuk, berputar, dan mengulur.
4. Koordinasi adalah perpaduan berirama dari sistem syaraf dan gerak dalam sebuah
pelaksanaan tugas secara harmonis dari beberapa anggota tubuh.
5. Kecepatan adalah kemampuan untuk mengerakkan tubuh dari satu tempat ke tempat
lain dalam waktu secepat mungkin.
6. Agilitas adalah kemampuan untuk menggerakkan badan atau mengubah arah secepat
mungkin.
7. Power adalah kemampuan untuk mengerahkan usaha maksimal secepat mungkin.
8. Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan dalam
kaintannya dengan daya tarik bumi baik dalam situasi diam (statis) dan bergerak
(dinamis).
JENIS-JENIS KEMAMPUAN MOTORIK
Menurut Ma'mun dan Saputra (2000), kemampuan motorik seseorang terbagi menjadi
tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
A. Kemampuan Lokomotor
Keterampilan ini diidentifikasi sebagai keterampilan yang menggerakkan individu
dalam suatu ruang atau dari tempat ke tempat lain. Kemampuan lokomotor digunakan
untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh
ke atas seperti, lompat dan loncat. Kemampuan gerak lainnya adalah berjalan, berlari,
skiping, melompat, meluncur, dan lari seperti kuda berlari (gallop).
B. Kemampuan Nonlokomotor
Kemampuan non lokomotor dilakukan di tempat, tanpa ada ruang gerak yang
memadai. Dalam istilah lain disebut keterampilan stabilitas Dasar, yaitu gerakan yang
dilakukan dengan meminimalisasi atau tanpa bergerak dari tempatnya atau landasan.
Kemampuan non lokomotor terdiri dari menekuk dan meregang, mendorong dan
menarik, mengangkat dan menurunkan, melipat dan memutar, melingkar, melambungkan
dan lain-lain.
C. Kemampuan Manipulatif
Kemampuan manipulatif dikembangkan ketika anak tengah menguasai macam-
macam obyek. Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi
bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan. Terdapat dua klasifikasi dalam
keterampilan manipulatif yaitu reseptif dan propulsi, keterampilan reseptif adalah
keterampilan menerima sesuatu objek seperti menangkap, trapping (menerima dan
mengontrol bola), sedangkan keterampilan propulsi ditandai dengan penerapan gaya
terhadap suatu objek seperti melempar, dan memukul.
Menurut Ma'mun dan Saputra (2000), kemampuan motorik seseorang terbagi
menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
A. Keterampilan Terbuka dan Tertutup
Keterampilan terbuka adalah keterampilan yang ketika dilakukan lingkungan yang
berkaitan dengannya bervariasi dan tidak dapat diduga. Keterampilan terbuka
merupakan keterampilan-keterampilan yang melibatkan lingkungan yang selalu
berubah dan tidak bisa diperkirakan. Contohnya seperti kejadian rally pada tenis, tenis
meja, bulu tangkis, dan lain-lain. Keterampilan tertutup menunjukkan keterampilan
yang sebaliknya. Keterampilan tertutup dilakukan dalam lingkungan yang relatif stabil
dan dapat diduga. Contohnya keterampilan dalam permainan boling, golf, panahan,
senam, atau renang.
B. Keterampilan Distrik, Kontinu dan Serial
Keterampilan distrik adalah keterampilan yang dapat ditentukan dengan mudah
awal dan akhir dari gerakannya yang lebih sering berlangsung dari waktu singkat,
seperti melempar bola, gerakan-gerakan dalam senam artistik, atau menembak.
Keterampilan kontinu atau berkesinambungan adalah jenis keterampilan ini
pelaksanaannya tidak memperlihatkan secara jelas mana awal dan mana akhir dari
suatu keterampilan. Contoh dari keterampilan ini dapat kita temui dalam renang atau
berlari, yang titik awal dan akhirnya ditentukan oleh si pelaku. Keterampilan serial
adalah keterampilan yang sering dianggap sebagai sebagai suatu kelompok dari
keterampilan-keterampilan distrik, yang digabung untuk membuat keterampilan baru
atau keterampilan yang lebih kompleks. Contoh dari keterampilan ini adalah rangkaian
pada senam artistik.

C. Keterampilan Gerak Kasar dan Halus


Keterampilan gerak kasar sebagai keterampilan yang bercirikan gerakan yang
melibatkan kelompok otot-otot besar sebagai dasar gerakan utamanya. Dikatakan
demikian karena seluruh tubuh biasanya berada dalam gerakan yang besar,
menyeluruh, penuh, dan nyata. Keterampilan ini dengan demikian tidak terlalu
menekankan pada ketepatan dalam pelaksanaannya. Belajar berlari, melompat, serta
melempar, serta kebanyakan keterampilan dalam olahraga kasar. Keterampilan gerak
halus adalah keterampilan-keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk
mengontrol otot-otot kecil/halus agar pelaksanaan keterampilan yang sukses tercapai.
Biasanya keterampilan ini melibatkan koordinasi neuromuscular yang memerlukan
ketepatan derajat tinggi untuk berhasilnya keterampilan ini. Gerak halus adalah
kemampuan individu beraktivitas dengan menggunakan otot-otot halus (kecil).
Meskipun hanya menggunakan otot-otot halus, namun peranannya sangat utama
diperlukan dalam berbagai aktivitas manusia.
D. Keterampilan Gerak Kognitif
Dalam keterampilan kognitif hakikat dari gerakannya tidaklah penting, tetapi
keputusan-keputusan tentang gerakan apa dan yang mana yang harus dibuat merupakan
hal terpenting. Contohnya dalam permainan catur. Pendeknya, keterampilan kognitif
terutama berkaitan dengan pemilihan apa yang harus dilakukan, sedangkan
keterampilan gerak terutama berkaitan dnegan bagaimana melakukannya.
1.6 PERILAKU MANUSIA
A.Pengertian Perilaku Manusia

Perilaku manusia atau sering disebut sebagai tingkah laku manusia pula merupakan
salah satu objek utama dari studi psikologi. Menurut Warsah dan Daheri perilaku manusia
adalah mengetahui pola tingkah laku manusia, bukan hanya untuk di generalisasi, melainkan
lebih dari itu yakni untuk mengetahui sejauh mana seseorang itu berbeda dari yang lain atau
sejauh mana manusia itu unik.

B. Ciri-Ciri Perilaku Manusia


Ciri – cirri Perilaku Manusia yang Membedakan dari Makhluk Lain. Menurut
(Sarwono, 1983) dalam (Sunaryo, 2002 : 4-5) dalam buku Psikologi Untuk Keperawatan,
cirri-ciri perilaku manusia yang membedakan dari makhluk lain adalah kepekaan sosial,
kelangsungan perilaku, orientasi pada tugas, usaha dan perjuangan, tiap individu adalah unik.
Secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Kepekaan sosial
Artinya kemampuan manusia untuk dapat menyesuaikan perilakunya sesuai
pandangan dan harapan orang lain. Contohnya yaitu perilaku manusia akan berbeda
pada saat menghadapi orang sedang marah, sedang bersenang-senang, sedang
tertimpa musibah, sedang belajar, mengikuti seminar dan sebagainya
b. Kelangsungan perilaku
Artinya antara perilaku yang satu ada kaitannya dengan perilaku yang lain,
perilaku sekarang adalah kelanjutan perilaku yang baru, lalu, dan seterusnya. Dalam
kata lain bahwa perilaku manusia terjadi secara berkesinambungan bukan secara serta
merta
c. Orientasi pada tugas
Artinya setiap perilaku manusia selalu memiliki orientasi pada suatu tugas
tertentu. Seorang mahasiswa yang rajin belajar menuntut ilmu, orientasinya adalah
untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan tertentu
d. Usaha dan perjuangan
Usaha dan perjuangan pada manusia telah dipilih dan ditentukan sendiri, serta
tidak akan memperjuangkan sesuatu yang memang tidak ingin diperjuangkan. Jadi,
sebenarnya manusia memiliki cita-cita yang ingin diperjuangkannya, sedangkan
hewan hanya berjuang untuk mendapatkan sesuatu yang sudah tersedia di alam
e. Tiap-tiap individu manusia adalah unik
Unik disini mengandung arti bahwa manusia yang satu berbeda dengan
manusia yang lain dan tidak ada dua manusia yang sama persis di muka bumi ini,
walaupun ia dilahirkan kembar. Manusia mempunyai cirri-ciri, sifat, watak, tabiat,
kepribadian, motivasi tersendiri yang membedakannya dari manusia lainnya

C.Pembentukan Perilaku
Pembentukan Perilaku Menurut (Walgito, 1999) dalam jurnal (Audinovic, 2012 : 14)
proses pembentukan perilaku yaitu :
a. Cara pembentukan perilaku dengan kebiasaan
Salah satu pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan kebiasaan. Dengan cara
membiasakan diri untuk berperilku seperti yang diharapkan, akhirnya akan terbentuklah
perilaku tersebut.
b. Pembentukan perilaku dengan pengertian (Insight)
Cara ini berdsarkan atas teori belajar kognitif, yaitu belajar dengan disertai adanya
pengertian. Contohnya bila naik motor harus menggunakan helm, karena helm tersebut untuk
keamanan diri, dan masih banyak contoh untuk menggambarkan hal tersebut.
c. Pembentukan perilaku dengan menggunakan model
Teoti ini didasarkan atas teori belajar sosial (social learning theory) atau
obsevationallearning theory. Misalnya pemimpin sebagai panutan yang dipimpinnya, orang
tua sebagai contoh anak-anaknya.

Sedangkan proses pembentukan perilaku menurut Abraham Harlord Maslow dalam


(Sunaryo, 2002 : 6) manusia memiliki kebutuhan dasar, yaitu :
a. Kebutuhan fisiologis/biologis,
yang merupakan kebutuhan pokok utama, yaitu O2, H2O, cairan elektrolit, makanan,
dan seks. Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi akan terjadi ketidakseimbangan
fisiologis. Misalnya, kekurangan O2 yang menimbulkan sesak napas dan kekurangan
H2O dan elektrolit yang menyebabkan.

b. Kebutuhan rasa aman, misalnya :


 Rasa aman terhindar dari pencurian, penodongan, perampokan dan kejahatan lain.
 Rasa aman terhindar dari sakit dan penyakit.
 Rasa aman memperoleh perlindungan hokum.

c. Kebutuhan mencintai dan dicintai, misalnya :


 Mendambakan kasih sayang/cinta kasih orang lain baik dari orang tua, saudara,
teman, kekasih, dan lain-lain.
 Ingin dicintai/mencintai orang lain.

d. Kebutuhan harga diri, misalnya :


 Ingin dihargai dan menghargai orang lain.
 Toleransi atau saling menghargai dalam hidup berdampingan.

e. Kebutuhan aktualisasi didi, misalnya :


 Ingin dipuja dan disanjung oleh orang lain.
 Ingin menonjol dan lebih dari orang lain, baik dalam karier, usaha, kekayaan, dan
lain-lain.
Jadi, menurut beberapa sumber diatas dapat disimpulkan bahwa proses Pembentukan
perilaku ada didalam kehidupan kita sehari-hari. Selain itu, beberapa kebutuhan di atas juga
bersangkutan dengan diri kita masing-masing.

D.Macam2 Perilaku Manusia

a. Perilaku Refleksif

Perilaku refleksif adalah perilaku yang terjadi atas reaksi secara impulsif (tanpa dipikir)
terhadap stimulus yang tentang organisme tersebut. Contohnya adalah reaksi kedip mata Bila
kena sinar, gerakan lutut Jika kena sentuhan palu, menarik jari Jika kena api. Stimulus yang
diterima sang individu tak hingga ke pusat susunan syaraf atau otak, sebagai pusat kesadaran,
pusat pengendali, dari perilaku manusia. Perilaku yang refleksif respons langsung timbul
begitu menerima stimulus.

b. Perilaku Non-refleksif

Perilaku non-refleksif adalah perilaku yg dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran
atau otak. pada kaitan ini stimulus sehabis diterima oleh reseptor (penerima) kemudian
diteruskan ke otak menjadi pusat syaraf, pusat kesadaran, baru lalu terjadi respons melalui
afektor. Proses yang terjadi pada otak atau pusat kesadaran ini yg disebut sebagai proses
psikologi. perilaku atau aktivitas atas dasar proses psikologis inilah yang disebut sebagai
aktivitas psikologi atau perilaku psikologis.
E. Faktor2 Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia

Menurut Daryanto terdapat dua faktor yang mempengaruhi perilaku manusia, yaitu faktor
biologis dan faktor sosiopsikologis.

a. Faktor Biologis

Perilaku manusia dipengaruhi oleh warisan biologis dari orang tua. Faktor biologis terlibat
dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis.
Menurut Wilson perilaku sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah diprogram secara
genetis dalam jiwa manusia.

b. Faktor Sosiopsikologis

Manusia merupakan makhluk sosial maka perilakunya dipengaruhi oleh proses sosial.
Faktor sosiopsikologis dapat diklasifikasikan ke dalam tiga komponen, yaitu:

a) komponen afektif adalah aspek emosional dari faktor sosiopsikologis.

b) komponen kognitif yaitu aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui
manusia.

c) komponen konatif yaitu aspek volisional yang berhubungan dengan kebiasaan dan
kemauan bertindak

Sementara itu menurut Sunaryo faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia


terbagi atas tiga faktor utama, yaitu faktor genetik, faktor eksogen, dan faktor lainnya yang
akan dijelaskan sebagai berikut ini:

c. Faktor Genetik

Faktor genetik adalah faktor yang berasal dari dalam diri seorang. Yang diantaranya
sebagai berikut:

1. Ras

Setiap negara di belahan dunia memiliki ciri khas dan ras yang berbeda-beda antara
negara yang satu dan negara yang lain. Negara Indonesia memiliki berbagai jenis ras,
beragam tradisi dan adat istiadat, bahasa, suku, etnis serta kaya akan budaya yang menjadikan
Indonesia sebagai bangsa yang majemuk yang menjunjung tinggi keberagaman.
Keberagaman ras dapat dikenali melalui karakteristik dan ciri fisik seseorang yang dapat
diidentifikasi secara langsung. Contoh, ras melanesoid yang tersebar di kawasan Timur
Indonesia.
2. Jenis kelamin

Perilaku antara pria dan wanita berbeda. Pria dikenal sebagai makhluk yang tegas
lebih cenderung berperilaku sesuai dengan pertimbangan akal, sedangkan wanita
adalah sosok lembut dan lebih cenderung menggunakan perasaan di dalam sikap dan
tindakan, dalam memutuskan sesuatu wanita menggunakan perasaan dan emosinya.

3. Sifat fisik

Perilaku individu juga dipengaruhi bentuk fisiknya, seseorang yang memiliki bentuk
tubuh yang proporsional cenderung lebih percaya diri di dalam pergaulan sosialnya.

4. Kepribadian

Kepribadian atau personality adalah bentuk perilaku yang ditunjukkan oleh individu
dalam interaksi dan adaptasinya dengan lingkungannya.

5. Bakat dan minat

Bakat adalah sebuah proses yang memadukan antara kemampuan yang dimiliki
individu dengan kesempatan untuk mengembangkan aktivitas yang diminatinya.
Seorang anak yang memiliki bakat tertentu dan tidak memiliki wadah untuk
mengembangkan dan mengeksplorasi kemampuannya, maka anak tersebut mengalami
gangguan perilaku sehingga disebut anak nakal.

6. Kecerdasan

Kecerdasan adalah kemampuan individu di dalam mencerna informasi dan


memecahkan sebuah persoalan. tingkat kecerdasan individu dipengaruhi oleh berbagai
faktor seperti faktor genetik dan gizi. Seseorang yang cerdas memiliki daya tangkap
yang cepat, mengambil keputusan cepat dan bertindak tepat dibandingkan dengan
seorang yang kurang cerdas.

d. Faktor Eksogen

Faktor eksogen adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku yang berasal dari
luar diri individu. Yang diantaranya sebagai berikut:

1. Usia

Usia adalah salah satu faktor penting di dalam menentukan sikap dan perilaku
individu. Usia juga dapat menentukan kinerja seseorang di dalam bekerja, pada
tingkat usia yang relatif muda produktivitas kerja juga semakin tinggi, tetapi pada
tingkat kematangan usia tertentu biasanya produktivitas menjadi menurun.

2. Pendidikan

Tingkat pengetahuan dapat menentukan perilaku individu, proses belajar melalui


pendidikan baik jalur formal maupun non formal dilakukan dengan tujuan ingin tahu,
pengetahuan yang luas, kesadaran yang tinggi, sikap yang positif akan berpengaruh
terhadap sebuah perilaku.

3. Pekerjaan

Seseorang yang bekerja cenderung menghabiskan waktu di tempat kerja, terjebak


dengan rutinitas dan tugas-tugas sehingga kadang lupa untuk menjaga pola hidup
sehat yang diperoleh dengan beristirahat yang cukup dan berolahraga.

4. Agama

Agama adalah hal yang mendasar berupa nilai dan keyakinan yang dianut individu
dengan cara pandang, cara berpikir, serta sikap yang ditunjukkan dalam kehidupan
sosialnya.

5. Sosial ekonomi

Kedudukan individu dalam masyarakat ditentukan oleh strata sosial dan tingkat
ekonomi. orang dengan pendapatan tinggi memiliki gaya hidup mewah dengan
fasilitas lengkap sebagai penunjang tingginya derajat sosial seseorang yang semuanya
akan memberikan pengaruh terhadap pola perilakunya.

6. Kebudayaan

Kebudayaan adalah seperangkat norma yang dimiliki oleh kelompok masyarakat


tertentu secara turun temurun yang dapat melahirkan perilaku. Budaya setiap daerah
sangat beraneka ragam dan dalam bentuk yang abstrak seperti adat istiadat, kesenian,
keyakinan, hukum, moral, serta susila.

7. Lingkungan

lingkungan sangat berpengaruh terhadap perilaku dan kepribadian seseorang baik


lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya.

e. Faktor Lainnya

1. Susunan Saraf Pusat


Stimulus yang diterima diantarkan ke sistem saraf tepi melalui neuron yang akhirnya
berubah menjadi sebuah perilaku individu.

2. Persepsi

Persepsi merupakan proses penginderaan yang dimulai dari perhatian atau hasil
pengamatan mengenai obyek dan menyimpulkan informasi dan menafsirkannya.

3. Emosi

Emosi merupakan reaksi tubuh atau perubahan fisiologis dalam menghadapi kondisi
tertentu. Emosi dapat mendorong individu untuk berperilaku atau bertindak sebagai
akibat adanya stimulus yang diterimanya. misalnya perasaan marah ketika diganggu
oleh orang lain.

F.Domain Perilaku

Meskipun perilaku merupakan bentuk dari sebuah respons atau reaksi terhadap
stimulus atau rangsangan yang diberikan, tetapi dalam menerima respons sangat bergantung
pada setiap individu yang bersangkutan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun stimulusnya
sama, tetapi respons setiap individu berbeda. Hal tersebut menunjukkan bahwa perilaku
manusia sangat kompleks dan unik.

Menurut Benyamin Bloom (1908) seperti dikutip Notoatmodjo (2003) dalam Maulana
(2009:195), membagi perilaku manusia dalam tiga domain (ranah/kawasan), yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotor. Ketiga domain tersebut mempunyai urutan, pembentukan 8 perilaku
baru khusunya pada orang dewasa diawali oleh domain kognitif. Individu terlebih dahulu
mengetahui stimulus untuk menimbulkan pengetahuan. Selanjutnya timbul domain afektif
dalam bentuk sikap terhadap objek yang diketahuinya. Pada akhirnya, setelah objek diketahui
dan disadari sepenuhnya, timbul respons berupa tindakan atau keterampilan (domain
psikomotor). Pada kenyataannya tindakan setiap individu tidak harus didasari pengetahuan
dan sikap. Dalam perkembangannya, teori Bloom dimodifikasi untk pengukuran hasil
pendidikan kesehatan, yaitu:

1) Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu (Maulana, 2009). Pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Fitriani, 2011).Proses
adopsi perilaku, menurut Rogert (1974) dalam Maulana (2009) bahwa sebelum individu
mengadopsi perilaku baru, terjadi proses berurutan dalam dirinya. Proses ini meliputi

a) Awareness (individu menyadari atau mengetahui adanya stimulus/objek).

b) Interest (orang mulai tertarik pada stimulus).

c) Evaluation (menimbang baik buruknya stimulus bagi dirinya)


d) Trial (orang mulai mencoba perilaku baru).

e) Adaption (orang telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan
sikapnya terhadap stimulus).

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitiif mempunyai 6 tingkatan:

a) Tahu (know), diartikan sebagai mengingat sesuatuu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, oleh sebab itu “tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah.

b) Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan


secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.

c) Aplikasi (application), kemampuan untuk menggunakan materi yangtelah dipelajari


pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d) Analisis (analysis), kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada
kaitannya satu sama lain.

e) Sintesis (synthesis), menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau


menghubungkan di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f) Evaluasi (evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau


penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2) Sikap

Sikap adalah suatu reaksi atau respons yang masih tertutup terhadap suatu stimulus
atau obyek. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu
sebagai suatu penghayatan terhadap obyek (Fitriani, 2011). Sikap tidak dapat dilihat, tetapi
dapat ditafsirkan terlebih dahulu daripada perilaku yang tertutup. Sikap juga merupakan
reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Maulana, 2009).

Menurut Newcomb seperti dikutip Notoatmodjo (2003) dalam Maulana (2009), sikap
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, yang menjadi predisposisi tindakan
suatu perilaku, bukan pelaksanaan motif tertentu. Sikap memiliki tingkatan, yaitu menerima,
merespon, menghargai, bertanggungjawab. Pembentukan sikap dipengaruhi oleh beberapa
factor, antara lain : pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting,
kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan agama, serta pengaruh factor emosional
(Azwar, 2003). Komponen yang membentuk sikap menurut Maulana (2009) sebagai berikut:

a) Komponen kognitif (cognitive)


Di sebut juga komponen perceptual, yang berisi kepercayaan yang berhubungan
dengan persepsi individu terhadap objek sikap dengan apa yang di lihat dan di
ketahui, pandangan, keyakinan, pikiran, pengalaman pribadi, kebutuhan emosional,
dan informasi dari orang lain. Sebagai contoh seorang tahu kesehatan itu sangat
berharga jika menyadari sakit dan terasa hikmahnya sehat.

b) Komponen afektif (komponen emosional)

Komponen ini menunjukkan dimensi emosional subjektif indivudu terhadap


objeksikap, baik bersifat positif (rasa senang) maupun negatif (rasa tidak senang).
Reaksi emosional banyak dipengaruhi oleh apa yang kita percayai sebagai suatu
yang benar terhadap objek sikap tersebut.

c) Komponen konatif (komponen prilaku)

Komponen ini merupakan predisposisi atau kecenderungan bertindak terhadap objek


sikap yang dihadapinya (misalnya para lulusan SMU banyak memilih melanjutkan
ke politeknik kesehatan karena setelah lulus menjanjikan pekerjaan yang jelas).

3) Praktik atau Tindakan

Praktik merupakan suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt
behavior) untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, seperti fasilitas. Praktik sendiri
mempunyai beberapa tingkatan, yaitu:

a) Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.

b) Respon terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh
adalah merupakan indikator praktik tingkat dua.

c) Mekanisme (mecanisme)

Apabila sesorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau
sesuatu itu sudah menjadi kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.

d) Adopsi (adoption)

Merupakan praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya
tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

1.6 KEPRIBADIAN DIRI

Perkembangan kepribadian
Pengembangan kepribadian berarti kemauan diri sendiri untuk menata aspek internal
diri atau sikap batin, dan aspek perilaku eksternal diri, yaitu cara Anda menampilkan diri atau
tampak sisi luar diri di persepsi orang lain. Untuk itu semua, Anda harus mampu bersikap
proaktif untuk meningkatkan kesadaran diri, pengetahuan diri, kecerdasan diri, identitas diri,
bakat dan potensi diri, kualitas diri, serta memenuhi mimpi dan tujuan hidup dengan visi yang
jelas. Termasuk, memiliki keperibadian yang unggul untuk mengambil tanggung jawab atas
kesehatan diri, karir, keuangan, hubungan, emosi, kebiasaan, dan keyakinan terhadap nilai-
nilai kehidupan yang Anda perjuangkan.
Pengertian kepribadian
Menurut Agus Sujanto dkk (2004), mengungkapkan bahwa kepribadian seseorang
merupakan suatu totalitas psikofisik yang cukup kompleks dari tiap individu. Sehingga akan
tampak dalam tingkah laku mereka yang unik.
Kemudian, kepribadian menurut Kartini Kartono dan Dali Gulo dalam Sjarkawim,
mengatakan bahwa kepribadian merupakan tingkah laku dan sifat khas seseorang yang bisa
membedakannya dengan individu lain. Selain itu, mereka juga menuliskan bahwa personality
adalah sebuah integrasi dari karakteristik yang terstruktur, minat, pola tingkah laku,
kemampuan dan juga potensi yang dimiliki oleh seseorang. Itu artinya, kepribadian adalah
semua hal dari diri seseorang yang diketahui oleh orang lain.
Struktur kepribadian
Murray membagi kepribadian menjadi tiga bagian yaitu id, superego, dan ego. Pembagian
kepribadian ini sedikit berbeda dengan pembagian kepribadian yang dicetuskan oleh
Sigmund Freud.

 Id
Id dalam pembagian kepribadian Murray, bukan hanya mengandung perilaku
yang unacceptable, yaitu primitif, amoral, dan bernafsu; tetapi juga mengandung
impuls yang dapat diterima dan disukai, seperti empati, imitasi, dan identifikasi.
Menurut Murray, ada beragam emosi dan impuls alami yang dapat diterima pada
tahap ini demi eksistensi “si anak”.
 Superego
Superego terbentuk dari norma-norma yang dapat diterima oleh keluarga, masyarakat,
atau agama. Superego terbentuk karena pengaruh orang tua, figur-figur yang
berwenang, budaya, dan norma. Berbeda dengan Freud, Murray percaya bahwa
Superego berkembang seiring berjalannya waktu.
Di dalam Superego terdapat Ego-ideal, yaitu moral atau perilaku ideal yang harus
dimiliki dan diperjuangkan. Bersamaan dengan perkembangan Superego, Ego-
ideal juga berkembang, dan mengarahkan kita, agar tahu apa yang perlu
diperjuangkan sebagai tujuan jangka panjang. Ego-ideal merupakan totalitas dari
seluruh ambisi dan aspirasi, yang memungkinkan kita menjadi terbaik, sesuai potensi
yang ada.
 Ego
Ego adalah conscious organizer yang aktif mengatur perilaku kita. Ego secara sadar
beralasan, berkehendak, dan memutuskan arah perilaku. Ego yang kuat, bukan hanya
menekan Id, tetapi juga memikirkan bagaimana tetap bisa mendapatkan kesenangan,
tetapi dengan mengarahkannya ke impluses yang bisa diterima. Ego yang kuat, dapat
bertindak sebagai wasit antara Id dan Superego, sehingga ada keharmonisan antara
apa yang diinginkan Id dengan apa yang diinginkan masyarakat. Namun, ego yang
lemah, bisa jadi pilih kasih dan menyukai salah satu dari Id atau Superego; atau
membiarkan terjadinya konflik terus-menerus. Kemungkinan timbulnya konflik
antara Id dan Superego memang ada, namun Murray yakin, bahwa konflik tersebut
bukan sesuatu yang tidak bisa dihindari.

Tipologi kepribadian

Tipologi merupakan suatu keilmuan untuk menggolongkan manusia berdasar tipe


tertentu dengan melihat faktor tertentu seperti nilai budaya, karakter psikis atau karakter
fisik.Adalah pengetahuan yang menggolongkan manusia berdasarkan faktor tertentu,
misalnya karakteristik fisik, psikis, budaya dan lain-lain.Berikut adalah beberapa macam
tipologi kepribadian manusia:

1. Tipologi Konstitusi

Tipologi konstitusi adalah tipologi yang dikembangkan berdasarkan aspek jasmani. Dasar
pemikirannya adalah bahwa keadaan tubuh seseorang baik dari segi fisik maupun sifat
menentukan ciri pribadi seseorang. Tokoh yang mengembangkan tipologi ini antara
lain Hippocrates dan Galenus, De Giovanni, Viola, Sigaud dan Sheldon.

2. Tipologi Temperamen

Tipologi temperamen adalah tipologi yang berdasarkan karakteristik kejiwaan seseorang.


Dasar pemikiran tipologi ini adalah bahwa aspek kejiwaan seseorang yang meliputi emosi,
daya pikir, maupun ego menentukan karakteristik pribadi seseorang. Beberapa tokoh yang
mengembangkan tipologi ini adalah Plato, Immanuel Kant, Bhsen dan Heymans.

3. Tipologi Berdasarkan Nilai Kebudayaan

Tipologi berdasarkan nilai kebudayaan ini dikembangkan oleh Eduard Spranger,


menurutnya kebudayaan adalah kumpulan nilai-nilai budaya yang tersusun atau diatur
menurut struktur tertentu.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tipologi kepribadian manusia dapat dilihat dari
berbagai sisi dan aspek dalam kehidupan, yang pada akhirnya hal tersebutlah yang
menunjukkan kepribadian seseorang.

Faktor faktor yang mempengaruhi kepribadian

Menurut Yusuf dan Nurihsan (2008), ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan
kepribadian yaitu :

1. Faktor Genetik (pembawaan)


Masa dalam kandungan dipandang sebagai saat yang kritis dalam perkembangan kepribadian,
sebab tidak hanya sebagai saat pembentukan pola-pola kepribadian, tetapi juga sebagai masa
pembentukan kemapuankemampuan yang menentukan jenis penyesuaian individu terhadap
kehidupan setelah kelahiran.

2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ini dibagi menjadi 3:
1) Keluarga
Keluarga dipandang sebagai penentu utama pembentukan kepribadian anak. Alasannya
adalah kelurga merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi anak,
anak banyak menghabiskan waktunya dilingkungan keluarga dan keluarga merupakan orang
yang penting bagi pembentukan kepribadian anak. Disamping itu keluarga juga dipandang
dapat memenuhi kebutuhan manusiawi, terutama bagi pengembangan kepribadiannya dan
pengembangan ras manusia. Apabila anak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya
maka anak cenderung berkembang menjadi pribadi yang sehat. Suasana keluarga sangat
penting bagi perkembangan kepribadian anak. Seorang anak yang dibesarkan dalam
lingkungan keluarga harmonis dan agamais maka perkembangan anaktersebut cenderung
positif.
2) Faktor kebudayaan
Kebudayaan suatu masyarakat memberikan pengaruh terhadap setiap warganya, baik yang
menyangkut cara berpikir, cara bersikap atau cara berprilaku. Pengaruh kebudayaan terhadap
keperibadian dapat dilihat dari perbedaan masyarakat modern yang budayanya maju dengan
masyarakat primitive yang budayanya masih sederhana. Perbedaan itu tampak dalam gaya
hidupnya seperti dalam cara makan, berpakaian, memelihara kesehatan, berinteraksi,
pencaharian, dan cara berpikir. Linton (1945, cit. Yusuf dan Nurihsan, 2008) mengemukakan
ada tiga prinsip tipe dasar kepribadian yaitu pengalaman awal kehidupan dalam keluarga,
pola asuh orangtua terhadap anak dan pengalaman awal kehidupan anak dalam masyarakat.
3) Sekolah
Faktor-faktor yang dipandang berpengaruh dalam pembentukan kepribadian anak diantaranya
sebagai berikut :
1. Iklim emosional kelas Ruang kelas dengan guru yang bersikap ramah dan respek terhadap
siswa memberikan dampak yang positif bagi perkembangan psikis anak, seperti merasa
nyaman, bahagia, mau bekerjasama, termotivasi untuk belajar, dan mau menaati
peraturan. Sedangkan ruang kelas dengan guru yang bersikap otoriter dan tidak
menghargai siswa berdampak kurang baik bagi anak, seperti merasa tegang, sangat kritis,
mudah marah, malas untuk belajar dan berprilaku yang menggangu ketertiban.
2. Disiplin Disiplin yang otoriter cenderung mengembangkan sifat-sifat pribadi siswa yang
tegang, cemas dan antagonistik. Disiplin yang permisif, cenderung membentuk sifat
siswa yang kurang bertanggungjawab, kurang menghargai otoritas dan egosentris.
Sementara displin yang demokratis, cenderung mengembangkan perasaan berharga,
merasa bahagia, perasaan tenang dan sikap bekerjasama.
3. Prestasi belajar Perolehan prestasi belajar atau peringkat kelas dapat mempengaruhi
peningkatan harga diri dan sikap percaya diri siswa.
4. Penerimaan teman sebaya Siswa yang diterima oleh teman-temannya, dia akan
mengembangkan sikap positif terhadap dirinya dan juga orang lain. Dia merasa menjadi
orang yang berharga.
Kepribadian perawat

Perawat adalah sebuah profesi profesional dalam bidang kesehatan yang mana telah
mendapatkan gelar pendidikan sebagai seorang perawat.Menjadi seorang perawat harus
mempunyai berbagai keahlian, baik soft skill dan hard skill yang mempuni. Hal ini karena
tugas pokok dari seorang perawat adalah melakukan tindakan keperawatan terhadap orang
yang membutuhkan.Dalam bekerja seorang perawat akan terus berhadapan dengan seorang
pasien. Oleh karena itu, seorang perawat harus mempunyai sikap yang profesional saat
bekerja.

Nilai atau sifat apa saja yang harus dimiliki seorang perawat? Berikut 5 sifat wajib
yang harus dimiliki seorang perawat:

1.Memiliki sifat kasih sayang

Wajib hukumnya seorang perawat harus mampu memberikan kasih sayang kepada
seluruh pasien tanpa membeda-bedakan. Seorang perawat harus menjalankan tugas utamanya
dalam merawat pasien dengan sepenuh hati, baik saat menerima pasien, melakukan
keperawatan hingga berpisah dengan pasien.Hal ini sangat penting, jangan pernah melihat
pasien dari latar belakang apa pun apa lagi mengenai ekonomi, suku, agama, ras dan
golongan tertentu.

2.Memiliki sifat empati

Hadirkan sikap empati yang mendalam ketika berhadapan dengan seorang pasien dan
keluarga pasien. Tindakan menolong menggunakan empati dengan asal menolong akan
sangat berbeda.Memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien tanpa harus membuat
pasien merasa cemas, khawatir dan gelisah. Gunakan suara yang lembut, ramah dan murah
senyum kepada semua orang yang ada di rumah sakit khususnya pasien dan keluarga pasien.
Hindari untuk mengeluarkan kata-kata kasar, keras dan judes kepada pasien dan keluarga
pasien, hal ini akan membuat keadaan menjadi buruk.

3.Memiliki sifat dapat dipercaya

Setiap pasien yang datang ke rumah sakit tentu ingin dilayani dengan sepenuh hati,
pasien dan keluarga akan menggantungkan rasa percaya kepada perawat dan dokter.Jadilah
perawat yang percaya diri dengan kemampuan yang telah dimiliki, jangan gugup dan minder.
Latihlah kemampuan untuk dapat dipercaya oleh pasien dan keluarga pasien.Selain itu, jika
terdapat sebuah kesalahan atau insiden maka akuilah tanpa harus menyalahkan siapa saja.
Hindari menyalahkan, menyudutkan, mempermalukan dan mengkritik pasien atau keluarga
pasien.

4.Memiliki sifat pengertian dan pengabdian

Menjadi seorang perawat harus bisa memberikan perhatian dan memanjakan pasien
tanpa berharap apa pun (pengabdian). Berikan perhatian yang nyaman sehingga membuat
pasien merasa senang untuk dilayani.Sikap caring seorang perawat harus dilakukan dalam
menjalankan rutinitas pekerjaan setiap harinya. Tampil riang gembira baik di depan pasien
atau pun keluarga.Meski hal ini sangat melelahkan, namun inilah sikap yang harus dimiliki
seorang perawat yang hebat.

5.Memiliki sifat ringan tangan

Siapa yang tidak suka dibantu oleh seorang perawat ketika ada di rumah sakit? Semua
orang akan sangat menghargai setiap bantuan dilakukan oleh perawat.Jangan sungkan untuk
menawarkan diri dalam membantu apa yang bisa dilakukan untuk pasien dan keluarga pasien.

1.7 KESADARAN DIRI

A. Definisi Kesadaran Diri


Self awareness atau kesadaran diri adalah kemampuan seseorang dalam memahami
kesadaran pikiran, perasaan, dan evaluasi diri sehingga dapat mengetahui kekuatan,
kelemahan, dorongan, dan nilai yang terjadi pada dirinya dan orang lain. Individu
dengan self awareness yang baik bisa membaca situasi sosia l, memahami orang lain,
dan mengerti harapan orang lain terhadap dirinya sehingga dapat merefleksi diri,
mengamati dan menggali pengalaman, termasuk mengendalikan emosi.

Ahli psikologi menyebut istilah lain dari kesadaran diri dengan nama metakognisi
dan metamood, yaitu kesadaran orang akan proses berpikir dan kesadaran emosinya
sendiri. Proses metakognisi menyebabkan individu dapat mengontrol aktivitas
kognitifnya, sehingga dapat mengarahkannya untuk memilih situasi dan strategi yang
tepat bagi dirinya di masa yang akan datang.

Self awareness atau kesadaran diri merupakan fondasi hampir semua unsur
kecerdasan emosional, langkah awal yang penting untuk memahami diri sendiri dan
untuk berubah. Kesadaran diri adalah salah satu ciri yang unik dan mendasar pada
manusia, yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

Berikut definisi dan pengertian self awareness atau kesadaran diri dari beberapa sumber
buku: 

 Menurut Listyowati (2008), self awareness adalah keadaan dimana individu dapat
memahami diri sendiri dengan setepat-tepatnya, yaitu kesadaran mengenai pikiran,
perasaan, dan evaluasi diri. Individu yang memiliki self-awareness yang baik maka
memiliki kemampuan mengontrol diri, yakni mampu membaca situasi sosial dalam
memahami orang lain dan mengerti harapan orang lain terhadap dirinya. 
 Menurut Koeswara (1987), self awareness adalah sebagai kapasitas yang
memungkinkan manusia mampu mengamati dirinya sendiri maupun membedakan
dirinya dari dunia (orang lain), serta kapasitas yang memungkinkan manusia
mampu menempatkan diri di dalam waktu (masa kini, masa lampau, dan masa
depan).
 Menurut Goleman (1996), self awareness adalah kemampuan seseorang untuk
mengetahui kekuatan, kelemahan, dorongan, nilai, dan dampaknya pada orang lain
serta perhatian terus menerus terhadap batin seseorang, merefleksi diri, pikiran
mengamati dan menggali pengalaman, termasuk emosi. 
 Menurut Solso dkk (2007), self awareness adalah kesiapan (awareness) terhadap
peristiwa yang di lingkungan sekitarnya dan peristiwa kognitif yang terdiri dari
memori, pikiran, perasaan dan sensasi fisik.

B. Faktor-faktor Pembentuk/Pendorong Kesadaran Diri


Menurut Soedarsono (2000) pembentuk kesadaran diri meliputi:
a. Sistem Nilai (Value System) Prinsip awal yang dibangun adalah manusia itu berfokus
pada faktor-faktor non-material dan hanya bersifat normatif semata. Artinya dalam
prinsip pertama ini, unsur pembentukan kesadaran diri lebih mengarah kepada unsur
kejiwaan (ruhani).
b. Cara Pandang (Attitude) Attitude menjadi salah satu unsur pembentuk kesadaran diri.
Di dalamnya terdapat dua komponen pembentuk berupa : kebersamaan dan kecerdasan.
1. Kebersamaan Sebagai makhluk sosial, unsur kebersamaan dan bermasyarakat harus
ada dan tertanam pada setiap individu. Dalam upaya pembentukan kesadaran diri,
unsur kebersamaan dengan membangun relasi yang baik dengan diri sendiri. Didalam
kebersamaan yang dilakukan oleh pribadi, didapatkan dua buah unsur pembentuk
kesadaran diri berupa : penilaian orang lain terhadap diri (kelebihan dan kekurangan
diri) dan keteladanan dari orang lain. Unsur interaksi sosial yang terjalin di masyarakat
dan penilaian orang lain terhadap diri sangat mempengaruhi pembentukan kesadaran
diri pada manusia.
2. Kecerdasan Dalam upaya pembentukan pribadi yang berkualitas, terdapat landasan
diri yang harus dilalui oleh manusia untuk mencapai esensi ketahanan pribadi atau
karakter yangkuat yaitu kecerdasan hidup. Indikasi adanya kecerdasan hidup pada diri
manusia itu berupa : rasa percaya diri dalam memegang prinsip hidup yang diiringi
dengan kemandirian yang kuat dan mempunyai visi untuk lebih mengedepankan
kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. Unsur kebersamaan dan kecerdasan
yang terdapat dalam faktor cara pandang (anittude) menumbuhkan sebuah gambaran
diri yang baik dalam tatanan sosial (kemasyarakatan). Dari sikap pandang baik yang
terdapat dalam diri manusia maka masyarakat akan melihat diri sebagai sosok pribadi
yang dapat menjalankan fungsi sebenarnya dari hakikat penciptaan manusia di bumi,
yaitu makhluk sosial yang memiliki akal budi, naluri dan intuisi yang khas.
c. Perilaku (Behavior) Keramahan yang Tulus dan Santun adalah penghormatan dan
penghargaan terhadap orang lain. Artinya, orang lain mendapat tempat di hati kita yang
termasuk kategori pribadi yang sadar terhadap diri pribadi adalah jika individu bersikap
baik (ramah) terhadap orang lain. Dengan keramahan yang tulus dan santun, ulet dan
tangguh , kreatifitas dan kelincahan dalam bertindak, ditambah dengan kepemilikan jwa
yang pantang menyerah.
Tehnik Behavior Terapi
Yang dipakai teori psikologi belajar. Tokoh : Watson, Thornddike, Pavlov, Bandura, dll.
Macam-macam Tehnik Behavior Terapi
1. Tehnik Pembanjiran
Terapi menghardikan stimulus yang merupakan sumber problem secara terus
menurus/berlebihan sehingga menimbulkan titik kejenuhan. Setelah jenuh
diharapkan gejalanya akan hilang.
Followup-nya : Pasien diberi stimulus tapi tidak berlebihan
Pasien pasti tidak mau/hilang kebiasaan jeleknya

2. Reciprocal Inhibition
Untuk menghilangkan phobia/kecemasan
Prosedur : obyek yang menyenangkan dihadirkan secara bersama-sama
dengan obyek yang tidak menyenangkan dan dilakukan secara bertahap.

3. Extinction
Untuk menghilangkan perilaku tidak baik
Bila seseorang melakukan perilaku tidak baik, tidak perlu diperhatikan/pura-
pura tidak tahu maka lama-lama ia akan menghentikan perilaku.

4. Landing / Langsung
Efektif untuk menghilanggkan ketakutan/phobia, menghadirkan objek yang
ditakuti secara tiba-tiba/langsung.

5. Up Reaksi
Untuk menghilangkan ketakutan dan kecemasan pasien/klien diminta
membayangkan stimulus yang membuat ia takut/cemas kemudian juga
membayangkan kalau tiba-tiba stimulus itu ada dimotivasi untuk menghadapi.

6. Pelatihan Asertif
Untuk kasus-kasus pemalu, penakut.
Orang-orang yang tidak asertif,akan stress
Asertif : kemampuan untuk berani tidak malu dalam situasi apapun,
keberaniaan menolak/berani mengatakan tidak dengan professional (kata-
katanya tepat, bagus, sistematis)btidak bermaksud menyerang orang (Bukan
agresif verbal, dapat membuat orang malu dan marah)

7. Desentralisasi Sistematis / bertahap


Untuk menghilangkan ketakutan/kecemasan
Caranya :
-Menghimpun kecemasan/ketakutan yang menjadi sumber
- Mengurutkan dari yang paling berat ke ringan
Untuk itu perlu sugesti ,imajinasi, membayangkan

8. Aversif Terapi Secara Bertahap


Untuk menghilangkan perilaku yang tidak dikehendaki terutama perilaku yang
tidak dikehendaki dan mempunyai akses.
-Harus ada motivasi yang kuat
-Pada pecandu alcohol,narkoba, makan berlebihan
Cara :
 Merumuskan manifestasi perilaku yang berlebihan yang akan diterapi
 Menentukan punishmen yang akan dilakukan untuk masing-masing
perilaku
(harus bekerja sama dengan keluarga yang selalu mendampingi pasien)
9. Counter Conditioning
Menghilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk/ketakutan
Obyek yang menimbulkan cemas dihadirkan bersama obyek yang membuat ia
senang, sehingga diharapkan cemas akan hilang.
Klien diajari memiliki strategi koping :
 Problem focus of coping, Dengan upaya aktif
 Emosional focus of coping
C. Jenis-jenis Kesadaran Diri (Self Awareness)
Kesadaran diri (self awarenes) dibagi menjadi dua jenis yakni kesadaran diri
objektif dan kesadaran diri subjektif. Kesadaran diri yang objektif digambarkan sebagai
proses di mana diri mengarahkan perhatiannya ke dalam, sedangkan kesadaran diri
subyektif adalah ketika perhatian diarahkan menjauh dari diri.4 Hal tersebut selaras
dengan yang diutarakan oleh Duval dan Wicklund bahwa Kesadaran diri yang obyektif
adalah keadaan di mana individu berfokus pada dirinya sebagai objek perhatian. Ketika
perhatian seseorang difokuskan ke dalam diri maka perhatian bergeser ke aspek-aspek
penting diri. Sedangkan ketika perhatian individu berfokus pada lingkungan, semua
perhatiannya diarahkan pada aspek-aspek penting dari situasi, yang membuat seseorang
menyadari dan mampu membedakan antara dirinya dengan lingkungan fisik atau sosial
sebagai ciri dari kesadaran diri subjektif.5 Berdasarkan pemaparan di atas dapat
disimpulkan bahwa terdapat dua jenis kesadaran diri (self awareness) yaitu pertama
kesadaran diri objektif yang menjadikan individu menjadikan dirinya sebagai objek
perhatian, dan kedua adalah kesadaran subjektif yakni ketika individu mengarahkan fokus
perhatiannya pada lingkungan.

D. Macam-Macam Kesadaran Diri

1. Kesadaran Pasif
       Kesadaran pasif adalah keadaan dimana seorang individu bersikap menerima segala 
stimulus yang diberikan pada saat itu, baik stimulus internal maupun eksternal.
2.  Kesadaran Aktif
Kesadaran aktif adalah kondisi dimana seseorang menitikberatkan pada inisiatif
dan mencari dan dapat menyeleksi stimulus-stimulus yang diberikan (Ginintasi, 2010)

Goleman, menyebutkan ada tiga kecakapan utama dalam kesadaran diri, yaitu:
a. Mengenali emosi; mengenali emosi diri dan pengaruhnya. Orang dengan kecakapan ini
akan:
1. Mengetahui emosi makna yang sedang mereka rasakan dan mengapa terjadi.
2. Menyadari keterkaitan antara perasaan mereka dengan yang mereka pikirkan.
3. Mengetahui bagaimana perasaan mereka mempengaruhi kinerja.
4. Mempunyai kesadaran yang menjadi pedoman untuk nilai-nilai dan sasaransasaran
mereka.
b. Pengakuan diri yang akurat; mengetahui sumber daya batiniah, kemampuan dan ini.
Orang dengan kecakapan ini akan :
1. Sadar tentang kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya.
2. Menyempatkan diri untuk merenung, belajar dari pengalaman, terbuka bagi umpan
balik yang tulus, perspektif baru, mau terus belajar dan mengembangkan diri.
3. Mampu menunjukkan rasa humor dan bersedia memandang diri sendiri dengan
perspektif yang luas.
c. Kepercayaan diri;kesadaran yang kuat tentang harga diri dan kemampuan diri sendiri.
Orang dengan kemampuan ini akan:
1. Berani tampil dengan keyakinan diri, berani menyatakan “keberadaannya”.
2. Berani menyuarakan pandangan yang tidak popular dan bersedia berkorban demi
kebenaran.
3. Tegas, mampu membuat keputusan yang baik kendati dalam keadaan tidak
pasti (Wijayakusuma, Penyembuhan melalui doa, 2002)

1.8 MOTIVASI DAN PERSEPSI

1. MOTIVASI

a. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai – nilai yang mempengaruhi individu
untuk mencapai hal yang spesifik sesuai tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan
suatu invisible yang memberikan kekuatan untuk mendorong individu dalam mencapai
tujuan. Selain itu motivasi dapat diartikan sebagai dorongan individu untuk melakukan
tindakan karena mereka ingin melakukannya. Apabila individu termotivasi, mereka akan
membuat pilihan yang positif untuk melakukan sesuatu karena dapat memuaskan keinginan
mereka.

b. Bentuk-bentuk Motivasi

 Motivasi Instrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri untuk
mencapai sesuatu demi memuaskan diri sendiri dan tanpa dipengaruhi oleh imbalan
dari eksternal. Jadi, motivasi ini membuat seseorang melakukan aktivitas tertentu
karena menganggapnya sebagai sesuatu yang bermanfaat untuk dirinya atau
memberikan kepuasan untuk dirinya sendiri. Jenis motivasi ini dipengaruhi oleh
ketertarikan atau kesenangan pada kegiatan tertentu.

Contoh kegiatan yang menggambarkan motivasi intrinsik, yaitu:


1. Menjadi sukarelawan karena senang membantu sesama.
 Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang muncul karena adanya
keinginan untuk mendapatkan imbalan atau hadiah. Imbalan atau hadiah ini bisa
berupa pujian, penghargaan, uang, atau barang tertentu. Selain itu, melakukan suatu
kegiatan dengan maksud menghindari hukuman juga termasuk dalam motivasi
ekstrinsi.Jadi, motivasi ini membuat seseorang melakukan aktivitas bukan demi
kepuasan dirinya sendiri, melainkan karena berharap mendapatkan sesuatu sebagai
imbalannya atau menghindari sesuatu yang tidak menyenangkan.

Contoh yang menggambarkan motivasi ekstrinsik antara lain:


1. Menjadi sukarelawan untuk memenuhi suatu persyaratan

c. Cara Memotivasi

a. Memotivasi diri sendiri

 Fokus pada tujuan


Fokus pada tujuan membuat diri kita termotivasi untuk selalu gigih
pantang menyerah dan berusaha mewujudkannya. Merasa bahagia setiap kali
bertindaknyata karena percaya dan yakin menuju ke arah yang kita inginkan.
 Memiliki pandangan optimis
Pandangan yang positif tidak hanya membuat lebih berenergi, tetapi
juga membantu tetap bersemangat. Saat masalah datang menghampiri, jangan
mengkritik diri sendiri atau menjadi pesimis, tetapi ingatkan diri Anda bahwa Anda
bisa melewati masalah tersebut.
 Hargai upaya yang dilakukan
Menghargai upaya yang dilakukan sangatlah penting karena dapat
membantu untuk tetap termotivasi untuk berusaha lebih keras lagi dalam
mencapai tujuan akhir.
b. Memotivasi orang lain

 Jadilah pendengar yang baik


Dengan mendengarkan dapat mengetahui penyebabnya dan akan
memberikan solusi yang lebih baik.

 Berikan dorongan positif


Dorongan positif juga akan membuat semua orang jadi termotivasi
untuk kembali dari keterpurukan. untuk memberikan dorongan positif, bisa
memberikan semacam kritik dan juga saran.
Beri tahu apa saja kemampuan mereka dan hal yang bisa dilakukan dengan
kemampuan itu.Dengan dorongan ini mereka bisa jadi lebih semangat menjalankan
apa pun. Karena ada tantangan yang secara tidak langsung diberikan.
 Mendukung untuk bangkit
Ketika seseorang ingin berjuang dan bangkit kembali, kita harus
mendukungnya sebisa kita. Berikan semangat dan yakinkan bahwa ia bisa berhasil.
e. Teori Motivasi

1. Teori Hierarki Maslow

Teori ini dikemukakan oleh Abraham Maslow, seorang psikologi pada


tahun 1943. Teori ini mengungkapkan jika 5 kebutuhan manusia tersebut
berdasarkan hirarkinya. Dimulai dari kebutuhan yang sangat mendasar hingga
mencapai kebutuhan yang paling tinggi. Hal-hal ini dibahas dalam teori Hirarki
Kebutuhan. Berikut ini 5 kebutuhan manusia yang dibahas di dalamnya.

 Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan manusia yang berupa makanan, minuman, pakaian, udara,
tempat tinggal, dan kebutuhan kebutuhan lainnya yang digunakan untuk bertahan
hidup. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang paling dasar.
 Kebutuhan Keamanan
Merupakan kebutuhan dari rasa aman akan kekerasan fiisk ataupun
psikis. Misalnya saja seperti lingkungan yang bebas polusi, rasa aman dari
kekerasan dan ancaman, dan lainnya.
 Kebutuhan Sosial
Dalam hal ini kebutuhan untk mencintai dan dicintai. Manusia adalah
makhluk sosial, sehingga tentunya membutuhkan orang lain di dalam kehidupan
mereka.
 Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan ini biasanya ada setelah kebutuhan fisiologis, sosial, dan
keamanan sudah terpenuhi. Setiap orang tentunya ingin diakui dan dihargai orang
lain.
 Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan ini adalah kebutuhan yang tertinggi. Biasanya kebutuhan
ini merupakan kebutuhan seseorang yang ingin memenuhi ambisi pribadi.
2. Teori Motivasi MC Clelland

Konsep penting dari teori motivasi ini adalah pada kekuatan yang ada di
dalam diri manusia, yang mana merupakan motivasi prestasi. Menurut MC Clelland,
individu dapat memiliki motibasi jika memang dirinya memiliki keinginan untuk
berprestasi lebih baik dibandingkan lainnya. Terdapat 3 kebutuhan yang dijelaskan
di dalam teori ini.

 Kebutuhan prestasi
Dalam hal ini, seseorang harus bisa menentukan tujuan yang logis
dengan memperhitungkan resiko yang ada serta melakukannya secara kreatif dan
inovatif.
 Kebutuhan Afiliasi
 kebutuhan Kekuasaan
Kebutuhan ini dapat terlihat pada diri seseorang yang ingin memiliki
pengaruh atas diri orang lain. Mereka haruslah peka terhadap struktur pengaruh
antara satu sama lainnya, bahkan mencoba untuk menguasai orang tersebut hingga
mengatur tingkah lakunya.

3. Teori X dan Y Mc Gregor


Teori motivasi ini menggabungkan dari terori eksternal dan internal yang
kemudian dikembangkan MC Gregor. Gregor merumuskan dua perbedaan dasar dari
perilaku manusia. Kedua teori ini yang kemudian dikenal dengan Teori X dan Y.

A. Teori-teori X:
 Kebanyakan pekerja itu malas, tidak senang bekerja bahkan
jika bisa akan menghindari hal tersebut.
 Karena pada dasarnya memang tidak senang bekerja, maka
harus dilakukan pemaksaan dan pengendalian. Bahkan diperlakukan hukuma serta
diarahkan agar dapat mencapai tujuan dari organisasi
 Rata rata pekerja memang lebih ingin dibimbing, memiliki
ambisi kecil, kemauan diri sendiri atas segalanya, dan terkadang berusaha untuk
menghindari tanggung jawab.
B. Teori – teori Y:
 Usaha fisik dan mental yang telah dilakukan manusia
sama dengan kegiatan bermain dan istirahat.
 Rata Rata seseorang akan mau belajar jika dalam kondisi yang
layak, tak hanya menerima namun juga ikut mencari tanggung jawab.
 Ada kemampuan yang sangat besar dalam kecerdikan,
daya imajinasi, serta kualitas yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam
organisasi.
 Pengendalian yang dilakukan dari luar hukuman bukanlah cara
yang tepat untuk mengarahkan kepada tujuan organisasi.

4. Teori ERG Clyton Alderfer


Teori yang dikemukakan oleh Aldefer ini dikenal dengan teori ERG
yang memiliki kepanjangan dari E=Existence yang mana kebutuhan akan
eksistensi, R=Relatedness yang mana kebtuuhan yang dikaitkan dengan pihak
lainnya, serta G=Growth menyatakan sebagai kebutuhan untuk tumbuh.
Makna dari ketiga istilah ini memiliki dua poin yang sangat penting.
Pertama, jika dilihat secara konseptual maka akan terlihat persamaan diantara
model atau teori yang dikembangkan oleh Alderfer dan Maslow. Hal ini
dikarenakan Existence berkaitan dengan hirarki pertama dan kedua yang ada di
dalam teori Maslow. Relatedness berkaitan dengan hirarki kebutuhan 3 dan 4 di
dalma konsep Maslow.
Sedangkan Growth memiliki arti yang sama dengan aktualisasi diri pada
teori Maslow. Kedua teori dari Alderfer ini memang lebih menekankan pada segala
jenis kebutuhan manusia tersebut diusahakan untuk dapat dipenuhi secara serentak.
Bila teori Alderfer ini diperhatikan lebih lanjut maka akan tampak beberapa
hal dibawah ini:
 Kuatnya keinginan untuk memuaskan kebutuhan “lebih
tinggi” akan semakin besar bila kebutuhan rendah telah dapat
dipenuhi dengan baik.
 Semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatannya
lebih tinggi, maka akan membuat keinginan memenuhi kebutuhan yang
mendasar lebih besar.
Pandangan ini sepertinya didasarkan pada sifat pragmatisme manusia,
yang mana dikarenakan dasar akan keterbatasannya maka seseorang bisa
menyesuaikan dirinya pada kondisi yang objektif. Dengan kata lain memusatkan
fokus dan perhatiannya pada hal-hal yang mungkin bisa dicapainya.

2. PRESEPSI

a. Pengertian Presepsi

Persepsi merupakan kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau


proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Persepsi
manusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam penginderaan. Ada yang mempersepsikan
sesuatu itu baik atau persepsi yang positif maupun persepsi negatif yang akan mempengaruhi
tindakan yang tampak atau nyata (Sugihartono, dkk, 2007)

Menurut Walgito (2010), persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh proses
penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera
atau juga disebut proses sensoris. Persepsi juga merupakan aktivitas integred dalam diri
individu.

b. Macam-macam Persepsi

Menurut Sunaryo (2004), persepsi dibedakan menjadi :

a. External perception, persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang datang dari
luar diri individu.

b. Self Perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang berasal dari
dalam diri individu, dan yang menjadi objek adalah dirinya sendiri

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Menurut Rakhmat (1994): Krech dan Crutchfield (1975) (dalam Sobur:460)


faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dapat dikategorikan menjadi:

1. Faktor fungsional
Faktor fungsional dihasilkan dari kebutuhan, kegembiraan (suasana hati), pelayanan,
dan pengalaman masa lalu seseorang individu.

2. Faktor-faktor structural

Faktor-faktor struktural berarti bahwa faktor-faktor tersebut timbul atau dihasilkan


dari bentuk stimuli dan efek-efek netral yang ditimbulkan dari sistem syaraf individu.

3. Faktor-faktor situasional

Faktor ini banyak berkaitan dengan bahasa nonverbal. Petunjuk proksemik, petunjuk
kinesik, petunjuk wajah, petunjuk paralinguistik adalah beberapa dari faktor situasional
yang mempengaruhi persepsi.

4. Faktor personal

Faktor personal ini terdiri atas pengalaman, motivasi dan kepribadian.

d. Proses terjadinya persepsi

Menurut Hamka proses terjadinya persepsi melalui tahap–tahap sebagai berikut:

1. Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman atau
proses fisik, yaitu proses ditangkapnya suatu stimulus (objek) oleh panca indera.

2. Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis, yaitu proses
diteruskanya stimulus atau objek yang telah diterima alat indera melalui syaraf-syaraf
sensoris ke otak.

3. Tahap ketiga merupakan proses yang dikenal dengan nama proses psikologis, yaitu
proses dalam otak, sehingga individu mengerti, menyadari, menafsirkan dan menilai objek
tersebut.

4. Tahap keempat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa
tanggapan, gambaran atau kesan.

1.9 EMOSI , STRESS DAN ADAPTASI

I. EMOSI
A. PENGERTIAN EMOSI
Emosi berasal dari akar kata moverre (latin) berarti “menggerakkan, bergerak” ,
ditambahi awalan “e” untuyk memberi arti bergerak menjauh. Secara literal emosi dapat
diartikan setiap kegiatan atau pergolakan pikiran,perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang
hebat atau meluap luap.
Emosi juga dapat didefinisikan“Manifestasi perasaan atau afek keluar dan disertai banyak
komponen fisiologik, dan biasanya berlangsung tidak lama”(Maramis, 1990).
Sedangkan menurut Bimo Walgito, 1989 emosi adalah suatu keadaan perasaan yang telah
melampaui batas sehingga untuk mengadakan hubungan dengan sekitarnya mungkin
terganggu. Bisa perasaan marah, takut, sedih, senang, benci cinta, antusias, bosan dan lain-
lain sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi pada kita.Emosi juga dapat digambarkan
sebagai keadaan perasaan yang berpengaruh pada perilaku, perubahan fisiologis dan pikiran.
Emosi dapat dipengaruhi oleh rangsangan dari luar atau dalam diri seseorang. Emosi pada
seseorang dapat menular pada orang yang memperhatikannya

B. Komponen Emosi
Menurut Atkinson R.L., dkk, komponen emosi terdiri dari :
1. Respon atau reaksi tubuh internal, terutama yang melibatkan sistem otomatik, misalnya
bila marah suara menjadi tinggi dan gemetar.
2. Keyakinan atau penilaian kognitif bahwa telah terjadi keadaan positif atau negatif,
misalnya kegembiraan saat diterima disalah satu Perguruan Tinggi ternama.
3. Ekspresi wajah, apabila merasa benci pada seseorang, mungkin akan mengerutkan dahi
atau kelopak mata menutup sedikit.
4. Reaksi terhadap emosi, misalnya marah-marah menjadi agresi atau gembira hinggah
meneteskan air mata

C. Bentuk dan reaksi emosi


Afek adalah perasaan yang menguasai segenap hidup jiwa dan tidak bisa dikontrol
serta dikuasai oleh pikiran. Biasanya afek disertai reaksi jasmania, yaitu peredaran darah,
denyut jantung, dan pernapasan bisa cepat atau menjadi lemah. Dan emosi juga gelaja
kejiwaan yang berhubungan dengan gejala kejasmanian itu. Afek dan emosi biasanya dipakai
secara bergantian dengan aspek aspek yang lain pada manusia ( proses
berpikir,psikomotor,persepsi,ingatan) saling mempengaruhi dan menentukan tingkat fungsi
manusia itu pada waktunya.

D. Perkembangan reaksi emosi


Perkembangan senantiasa terjadi pada setiap individu dan berlangsung menuju suatu
titik kedewasaan dan jasmaniah, rahaniah, dan sosial. Perkembangan individu bersifat
menyeluruh, termasuk didalamnya perkembangan pola tingkah lakunya. Emosi sebagai salah
satu aspek psikologi berkembang mengikuti 2 pola perkembangan yaitu :

 Pola perkembangan yang pertama perkembangan dari keadaan sederhana


menuju keadaan yang matang.
 Pola perkembvangan yang keduaberkembang dari keadaan yang bersifat
umum kepada keadaan yang bersifat khusus.
II. STRES
A. PENGERTIAN STRESS
Pengertian stres Menurut Lazarus & Folkman (dalam Morgan, 1986) stres adalah
keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh (kondisi penyakit,
latihan, dll) atau oleh kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai potensial membahayakan,
tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk melakukan coping. Menurut Selye
(Bell, 1996) stres diawali dengan reaksi waspada (alarm reaction) tehadap adanya ancaman,
yang ditandai oleh proses tubuh secara otomatis, seperti : meningkatnya denyut jantung, yang
kemudian diikuti dengan reaksi penolakan terhadap stressor dan akan mencapai tahap
kehabisan tenaga (exhaustion) jika individu merasa tidak mampu untuk terus bertahan. Rice
(1987) mengatakan bahwa stres adalah suatu kejadian atau stimulus lingkungan yang
menyebabkan individu merasa tegang. Atkinson (2000) mengemukakan bahwa stres mengacu
pada peristiwa yang dirasakan membahayakan kesejahteraan fisik dan psikologis seseorang.
Situasi ini disebut sebagai penyebab stres dan reaksi inidvidu terhadap situasi stres ini disebut
sebagai respon stres. Stres adalah suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis
(Chaplin, 1999).

B. FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES


Menurut sri kusmiati dan desminiarti, 1990 :
 Stres fisik
Oleh suhu temperature yang terlalu tinggi/rendah, suara bising,tersengat
arus listrik, sinar yang terlalu terang
 Sters kimiawi
Oleh asam sam kuat, obat-obatan, hormon, gas, zat beracun
 Stres mikrobiologik
Oleh virus, bakteri, parasit yang menimbulkan penyakit
 Stres fisiologik
Oleh gangguan struktur, fungsi jaringan, organ sistemik, sehingga
menimbulkan fungsi tubuh tidak normal
 Stres proses tumbuh kembang
Gangguan tumbuh kembang pada masa bayi sampai tua
 Stres psikis/emosional
Oleh gangguan hubungan interpersonal, sosial budaya, atau keagamaan
C. SUMBER STRES
1. Sumber stres psikologis
Menurut Maramis (2005) ada empat sumber penyebab stres psikologis yaitu :
a. Frustasi
 Timbul bila aral melintang dalam mencapai tujuan
 Frustasi ada yang datang dari luar, misal : bencana alam,
kecelakaan
 Frustasi ada yang datang dari dalam, misal: cacat fisik
b. Konflik
Terjadi bila kita tidak dapat memilih antara dua atau lebih macam
kebutuhan atau tujuan
c. Tekanan
Tekanan hidup sehari hari jika dibiarkan dapat menjadi stres.
d. Krisis
Krisis adalah suatu keadaan yang mendadak menimbulkan stres pada
seseorang individu, ataupun suatu kelompok, misal: kematian,
Kecelakaan
2. Sumber stres dalam keperawatan
Menurut Abraham C dan shanley F (1997) , berdasarkan hasil survey yang
dilakukan Dewe (1989) diamerika serikat menemukan 5 sumber stres dalam
keperawatan yaitu:
a. Beban kerja berlebihan, misalnya merawat terlalu banyak pasien
b. Kesulitan dalam menjalin hubungan dengan staf lain
c. Kesulitan dalam merawat pasien kritis, kesulitan menjalankan
peralatan yang belum dikenal
d. Berurusan dengan pengobatan/perawatan pasien
e. Merawat pasien yang gagal untuk membaik

D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRES


 Faktor biologis, herediter,konstitusi tubuh, kondisi fisik,neurofsikologik
dan nuerohormonal
 Faktor sosio kultural, perkembangan kepribadian,pengalaman dan kondisi
lain yang mempengaruhi
 Derajat stressor dapat mempengaruhi individu ,tergantung :
1. Keadaan stressor
2. Persepsi terhadap stressor
3. Jumlah stressor yang simultan
4. Pengalaman dengan stressor yang hampir sama
5. Usia
6. Tersedianya orang yang mendukung
E. PENGGOLONGAN STRES
Penggolongan Stres Selye (dalam Rice, 1992) menggolongkan stres menjadi dua
golongan. Penggolongan ini didasarkan atas persepsi individu terhadap stres yang dialaminya
:

 Distress (stres negatif) Selye menyebutkan distress merupakan stres yang merusak
atau bersifat tidak menyenangkan. Stres dirasakan sebagai suatu keadaan dimana
individu mengalami rasa cemas, ketakutan, khawatir, atau gelisah. Sehingga individu
mengalami keadaaan psikologis yang negatif, menyakitkan, dan timbul keinginan
untuk menghindarinya
 Eustress (stres positif) Selye menyebutkan bahwa eustress bersifat menyenangkan
dan merupakan pengalaman yang memuaskan. Hanson (dalam Rice, 1992)
mengemukakan frase joy of stress untuk mengungkapkan hal-hal yang bersifat positif
yang timbul dari adanya stres. Eustress dapat meningkatkan kesiagaan mental,
kewaspadaan, kognisi, dan performansi individu. Eustress juga dapat meningkatkan
motivasi individu untuk menciptakan sesuatu, misalnya menciptakan karya seni.
F. TAHAPAN STRES
Menurut dr.Robert.j.van amberg(1979) yang dikemukakan oleh prof. Dadang
Hawari (2001)
 Stres ringan
3. Stres yang disertai perasaan nafsu bekerja yang besar dan berlebihan
4. Semangat kerja besar, berkelebihan
5. Mampu menyesuaikan pekerjaan tanpa memperhitungkan tenaga yang
dimiliki
6. Penglihatan menjadi tajam
7. Merasa senang dengan pekerjaannya dan semakin bersemangat.
 Stres tahap kedua (disertai keluhan)
1. bangun pagi tidak segar atau letih
2. lekas capai pada saat menjelang sore
3. lekas lelah sudah makan
4. tidak dapat rileks
5. lambung/perut tidak nyaman
6. jantung berdebar
7. otot tungkuk dan punggung tegang
 Stres tahap ketiga
1. Defekasi tidak teratur ( kadang kadang diare)
2. Otot semakin tegang
3. Emosional
4. Insomnia
5. Mudah terjaga dan sulit tidur(mendadak insomnia)
6. Bangun terlalu pagi dan sulit tidur kembali (lekas insomnia)
7. Koordinasi tubuh terganggu
8. Mudah jatuh pingsan
 Sress tahap empat
1. Loyo ( tidak mampu bekerja sepanjang masa )
2. Aktivitas pekerjaan terasa sulit dan menjenuhkan
3. Respon tidak kuat
4. Lingkungan rutin terganggu
5. Gangguan pola tidur
6. Sering menolkan ajakan,konsentrasi dan daya ingat menurun
7. Timbul ketakutan dan kecemasan
 Stres tahap kelima
1. Kelelahan fisik dan mental
2. Ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan yang sederhana dan ringan
3. Gangguan pencernaan berat
4. Meningkatkan rasa takut dan cemas
5. Bingung dan panik
 Stres tahap keenam
1. Jantung berdebar keras
2. Sesak nafas
3. Badan bergemetar, dingin,dan banyak keluar keringat
4. Loyo serta pingsan atau kolaps
G. REAKSI TUBUH TERHADAP STRES
menurut dadang hawari (2001) bahwa dampak stress dapat mengenai
fisiologis maupun psikologis, menurut fisiologis sebagai berikut:
 Perubahan pada warna rambut dari hitam menjadi kecoklat coklatan,
ubanan, dan kerontokan.
 Gangguan pada penglihatan
 Titinus ( pendengran berdering)
 Daya ingat, konsentrasi, dan berpikir menurun
 Wajah tampak tegang, serius,tidak santai , sulit senyum dan kerutan pada
wajah
 Bibir dan mulut terasa kering dan tenggorokan terasa tercekik
 Kulit menjadi dingin atau panas, banyak berkeringat, biduran, dan gatal
gatal
 Nafas terasa berta dan sesak
 Jantung berdebar debar dan muka merah pucat
Sedangkan menurut psikologis yaitu sebagai berikut:

 Kecemasan
 Kemarahan
 Depresi

H. MANAJEMEN STRES
1. Sikap,keyakinan dan pikiran kita harus positif, flaksibel,rasional, dan
adaptasi terhadap orang lain
2. Kendalikan faktor penyebab stress dengan jalan meningkatkan
kemampuan menyadari, menerima, menghadapi, dan bertindak
3. Perhatikan diri anda, proses interpersonal dan interaktif, serta
lingkungan anda.
4. Kembangkan sikap efisien
5. Relaksasi
6. Visualisasi
I. STERS MENURUT TIPE KEPRIBADIAN

Menurut rosenmen dan chesney (1980) sebagaimana dikemukakan oleh Prof.


Dadang Hawari (2001) bahwa tres apabila ditinjau dari tipe kepribadian individu dibedakan
menjaddi 2 macam :

A. Tipe yang rentan (vulnerable)


Individu dengan tipe ini memiliki resiko tinggi mengalami stres ciri-ciri
kepribadian
sebagai berikut :
1. Cita citanya tinggi (ambisius)
2. Suka menyerang ( agresif)
3. Suka bersaing (kompetitif) yang berkurang sehat
4. Banyak jabatan rangkap
5. Emosional, yang ditandai dengan mudah marah, mudah tersinggung,
mudah mengalami ketegangan, dan kurang sabar
6. Terlalu percaya diri (over confident)
7. Self control/ kuat
8. Terlalu waspada
9. Tindakan dan cara bicaranya cepat dan tidak dapat diam (hiperaktif)
10. Cakap berorganisasi
11. Cakap dalam memimpin
12. Tipe kepemimpinan otoriter
13. Bekerja tidak mengenal waktu
14. Bila menghadapi tantangan senang bekerja sendiri
15. Disiplin waktu yang ketat
16. Kurang rileks dan serba terburu buru
17. Kurang atau tidak ramah
18. Tidak mudah bergaul
19. Mjudah empati, tetapi mudah bersikap bermusuhan
20. Sulit dipengaruhi
21. Sifatnya kaku
22. Pikiran tercura keperjaan walaupun sedang libur
23. Berusaha keras agar segala sesuatunya terkendali
B. Tipe yang kebal ( immune)
Individu dengan tipe ini kebal terhadap stres , yang ciri-ciri kepribadiannya
sebagai berikut:
1. Cita-cita atau ambisi wajar
2. Berkompetisi secara sehat
3. Tidak agresif
4. Tidak memaksakan dir
5. Emosi terkendali, yang ditandai dengan tidak mudah marah, tidak
mudah tersinggung, penyabar, dan tenang
6. Kewaspadaan yang wajar
7. Self control wajar
8. Self confident wajar
9. Cara bertindak tenang dan dilakukan pada saat yang tepat
10. Ada keseimbangan waktu bekerja dan istirahan
11. Sikap dalam memimpin maupun berorganisasi akomodatif dan
manusiawi
12. Mudah bekerja sama ( kooperatif)
13. Tidak memaksakan diri dalam menghadapi tantangan
14. Bersikap ramah
15. Mudah gaul
16. Dapat menimbulkan empati untuk mencapai kebersamaan
17. Bersikap fleksibel, akomodotif, dan tidak merasa dirinya paling benar
18. Dapat melepaskan masalah pekerjaan ataupun kehidupan disaat libur
19. Mampu menahan dan mengendalikan diri
III. ADAPTASI
A. PENGERTIAN ADAPTASI
Adaptasi merupakan pertahanan yang didapat sejak lahir atau diperoleh karena
belajar dari pengalaman untuk mengatasi stress. Adaptasi juga dapat didefinisikan
sebagai usaha individu mengatasi atau menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya.
B. TUJUAN ADAPTASI
Menghadapi tuntutan keadaan secara sadar
Menghadapi tuntutan keadaan secara realistik
Menghadapi tuntutan keadaan secara obyektif
Menghadapi tuntutan keadaan secara rasional
C. MACAM MACAM ADAPTASI
1) Adaptasi fisiologis Adalah proses dimana respon tubuh terhadap stresor
untuk mempertahankan fungsi kehidupan, dirangsang oleh faktor eksternal
dan internal, respons dapat dari sebagian tubuh atau seluruh tubuh serta
setiap tahap perkembangan punya stresor tertentu. Mekanisme fisiologis
adaptasi berfungsi melalui umpan balik negatif, yaitu suatu proses dimana
mekanisme kontrol merasakan suatu keadaan abnormal seperti penurunan
suhu tubuh dan membuat suatu respons adaptif seperti mulai mengigil untuk
membangkitkan panas tubuh.
 Tubuh mempunyai mekanisme pertahanan alamiah yang bekerja secara
teratur sehingga tubuh dapat beradaptasi
 Terdiri atas LAS dan GAS
A). LAS: Lokal adaptation syndrom
o Respon tubuh yang berfungsi untuk membatasi
o Manifestase dalam bentuk proses infeksi dan semua perubahan
fisiologis menunjukkan contoh khas infeksi
o Jika penyebab stress tidak dapat diatasi dan terlalu besar maka
tubuhg bereaksi secara umum
B). GAS: ( general adaptation syndrom)
o Terjadi jika individu mengalami stres lama
o Ditandai dengan pelepasan hormone cedaptif dalam tubuh
seseorang
o Ada 3 tahap
 Alarm reaktion
a. Respon awal tubuh dalam menghadapi stimulus
b. Mengaktifkan respon neuroendokrin
c. Stimulus – saraf sensori – otak ( stimulus sebagai tanda
bahaya)
 Stage of resistance
a. Adaptasi tubuh terhadap sterssor terjadi pada tahap ini
b. Dengan menggunakan energi dan kemampuan yang
disiapkan tahap alarm – tubuh menetralisasi menangkis
atau menghancurkan ancaman
c. Produksi hormon atau melalui negatif atau feed back
mechanism (hormon meningkat – kelenjar merespon –
produksi menurun>- hormnone kembali ketingkat
sebelum stres. Tubuh berhasil “fight” terhadap
ancaman (stressor) GAS selesai pada tahap ini
 Stage of exhaustion
a. Dihadapan pada suatu kapasitas yang berlebihan
(melambau batas)
b. Bila tahap resintase tidak berhasil – masuk tahap ini
c. Kondisi memanjang dari tahap persiapan (alrm)
menghabiskan energi dan kemampuan untuk bertahan
menurun tanpa intervensi dari luar tahap ini berakhir
dengan kematian

2) Adaptasi psikologis Perilaku adaptasi psikologi membantu kemampuan


seseorang untuk menghadapi stresor, diarahkan pada penatalaksanaan stres
dan didapatkan melalui pembelajaran dan pengalaman sejalan dengan
pengidentifikasian perilaku yang dapat diterima dan berhasil. Perilaku
adaptasi psikologi dapat konstruktif atau destruktif. Stres psikis
menimbulkan kecemasan rasa tidak tentram,frustasi, terancam dan konflik
– diekspresikan dalam bentuk marah, khawatir, bicara tepat, mondar
mandir atau meremes remes tangan.
1. Cara penanganan / koping
 Task oriented yaitu strategi pemecahan masalah (problem
solving strategi)
 Ego oriented yaitu mekanisme pertahanan diri ( defence
mekanisme)
2. Strategi pemecahan masalah
 Kontruktif dan orientasi pada kenyataan
 Dapat mengurangi stres secara efektif untuk jangka waktu yang
panjang
 Dapat meningkatkan keyakinana dan kemampuan untuk
menghadapi dan memecahkan masalah
3. Mekanisme pertahanan diri
 Berfungsi hanya untuk melindungi atau bertahan dari serangan–
serangan atau hal-hal yang tidak menyenangkan
 Sifat sementara dan masalah masih tetap ada
3). Adaptasi sosial – budaya
Perubahan perilaku yang berkaitan dengan norma
4). Adaptasi spiritual
Perubahan perilaku yang berkaitan dngan keyakinan/kepercayaan
D. KARATERISTIK RESPON ADAPTIF
Semua respon adaptif berusaha mempertahankan keseimbangan
Adaptif adalah totalitas respon dari manusia (holistik)
Respon adaptif terbatas
Adaptif memerlukan waktu
Kemampuan adaptasi berbeda-beda setiap orang
Respon adaptif mungkin adekuat
Respon adaptif melelahkan karena memerlukan tenaga dan sumber
E. STRESS FISIOLOGI – PSIKOLOGI
Strategi – koping
 Koping (folbman dan lazarus,1991)
Usaha kognitif dan tingkah laku untuk mengatasi tuntutan
eksternal/internal yang spesifik, yang diperkirakan membebani atau
melebihi sumber-sumber seseorang
 Koping
1. Adaptif : membantu menangani kejadian meminimalisir distres
2. Maladaptif : menghasilkan distres
F. STRATEGI KOPING
 Bervariasi diantara individu
Ada 3 pendekatan untuk koping ( schafer,1992)
a. Merubah stresor
b. Adaptasi dengan stresor
c. Hindari stresor
2.1KONSEP BELAJAR

A. Definisi Belajar
Arti kata belajar di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah suatu usaha
memperoleh kepandaian atau ilmu. Sedangkan dalam Kamus Bahasa Inggris terdapat
empat macam arti belajar, yakni memperoleh pengetahuan atau menguasai
pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, dan mendapat informasi atau
menemukan.
Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk meningkatkan
kualitas kemampuan atau tingkah laku dengan menguasai sejumlah pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap. Belajar secara formal adalah usaha menyelesaikan
program pendidikan disekolah atau perguruan tinggi dengan bimbingan guru atau
dosen. Sedangkan belajar secara otodidak atau disebut juga selfstudy atau belajar
mandiri adalah belajar yang dilakukan di luar program pendidikan sekolah atau
perguruan tinggi, tetapi melaluitetapi melalui usaha sendiri.

B. Hukum Belajar
Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon.
Stimulus adalah segala sesuatu yang dapat merangsang kegiatan belajar, seperti pikiran,
perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap oleh indera. Sedangkan respon adalah
reaksi yang dimunculkan siswa selama pembelajaran, dapat juga berupa pikiran, perasaan
atau tindakan.Belajar adalah pembentukan hubungan stimulus dan respon sebanyak-
banyaknya. Dalam hal itu respon yang maksimal dari adanya stimulus.
Teori ini sering juga disebut teori trial and error, dalam teori ini berlaku untuk semua
organisme dan ketika organisme dihadapkan pada situasi atau situasi baru maka organisme
ini secara otomatis bereaksi atau bertindak dengan trial and error. berbasis insting karena
pada dasarnya setiap stimulus harus disambut dengan respon.

Thorndike menyatakan bahwa belajar pada hewan dan manusia terjadi atas dasar tiga hukum
pokok belajar, yaitu:

1. Hukum Kesiapan (Law of Readiness)


Dalam belajar, seseorang harus dalam keadaan persiapan, dalam arti pembelajar harus
dalam keadaan baik dan siap, oleh karena itu seseorang yang ingin belajar agar dalam
belajarnya dapat berhasil, maka seseorang tersebut harus memiliki persiapan baik
fisik maupun psikis.

Menurut Thorndike, tiga kondisi yang menunjukkan berlakunya hukum ini, yaitu:

a. Jika organisme siap untuk bertindak atau berperilaku, dan jika organisme
dapat melakukan persiapan ini, organisme tersebut akan merasakan kepuasan.
b. Jika organisme siap untuk bertindak atau berperilaku, dan organisme tidak
dapat menyelesaikan persiapan tersebut, organisme akan mengalami
kekecewaan.
c. Jika organisme tidak siap untuk bertindak dan organisme tersebut dipaksa
untuk bertindak, situasi yang tidak memuaskan akan terjadi.

2. Hukum Latihan (Law of Exercise)


Untuk menghasilkan tindakan yang memadai dan memuaskan dalam menanggapi
suatu stimulus, eksperimen dan latihan berulang harus dilakukan. Dalam salah satu
teknik seseorang untuk dapat mentransfer pesan yang diterimanya dari memori waktu
terurut ke memori waktu lama, diperlukan pengulangan sebanyak mungkin dengan
harapan pesan yang diperoleh tidak mudah didapat.
3. Hukum Akibat (Law of Effect)
Thorndike mengungkapkan bahwa organisme adalah suatu mekanisme yang bertindak
hanya jika ada rangsangan dan situasi yang mempengaruhinya. Dalam dunia
pendidikan, hukum akibat ini terjadi pada tindakan seseorang yang memberikan
hukuman atau hadiah, situasi dan perilaku yang membawa akibat.

C. Teori-Teori Belajar

 Teori Behavioristik
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage, Gagne
dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman.Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang
berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan
pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik.Aliran ini
menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada
penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagi aktivitas yang menuntut
pebelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari
dalam bentuk laporan, kuis, atau tes.Penyajian isi atau materi pelajaran
menekankan pada ketrampian yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti
urutan dari bagian ke keseluruhan

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar


Telah dikatakan bahwa belajar merupakan suatu proses yang menimbulkan terjadinya
suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan atau kecakapan. Berhasil
atau tidaknya perubahan tersebut yergantung pada bermacam-macam faktor. Adapun
faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu :
1. Faktor Internal (faktor dari dalam diri anak), yakni keadaan jasmani dan keadaan
rohani. Faktor ini dibagi menjadi dua yaitu :
 Aspek Fisiologis
Kondisi jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan
sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas anak dalam
megikuti pelajaran. Kondisi organ khusus pada anak, seperti tingkatan
Kesehatan indera pendengar dan penglihatan sangaat mempengaruhi
kemampuan anak dalam menyerap pengetahuan.
 Aspek Psikologis
Aspek psikologis meliputi hal-hal yang bersifat rohaniyah. Pada umumnya
faktor-faktor rohaniyah yang dipandang lebih esensial adalah sebagai
berikut :
a. Kecerdasan/Intelegensi
Intelegensi pada umumnya diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik
untuk mereaksi rangsangan atau untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dengan cara yang tepat. Pada umumnya tidak semua
anak memiliki intelegensi yang sama dalam mempelajari suatu mata
pelajaran dan kecakapan-kecakapan yang lainnya.
b. Sikap
Sikap anak dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau
tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan
sekitarnya. Sikap (attitude) adalah gejala internal yang berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif
tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif
maupun negative.
c. Bakat
Secara umum, bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang
dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan
datang. Bakat akan dapat mempengaruhi tinggi-rendahnya prestasi
belajar bidang-bidang studi tertentu. Oleh karena itu, sebagai orangtua
hendaknya menyekolahkan anak pada jurusan yang sesuai dengan
bakat yang dimiliki oleh anak tersebut, karena apabila orang tua terlalu
memaksakan kehendak pada akhirnya akan berpengaruh buruk
terhadap kinerja akademik .
d. Minat
Secara sederhana minat (interest) diartikan sebagai kecenderungan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat sama
halnya dengan kecerdasan, sikap dan bakat, karena memberi pengaruh
terhadap aktivitas belajar, anak akan menjadi tidak bersemangat atau
bahkan tidak mau belajar.
e.   Motivasi
Motivasi merupakan pendorong seseorang untuk melakukan sesuatu
hal dalam bidang tertentu sehingga pada akhirnya orang tersebut dapat
menjadi seorang spesialis dalam bidang yang telah dipilihnya tersebut.
Motivasi diberikan kepada anak oleh guru atau orang tua,  sehingga
anak tersebut dapat menyadari apa guna belajar dan tujuan yang
hendak dicapai apabila diberi perangsang dan motivasi yang baik dan.

2. Faktor Lingkungan non Sosial


Faktor-faktor yang termasuk dalam lingkungan non sosial adalah sebagai berikut :
Lingkungan alamiah seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin,
sinar yang tidak terlalu silau atau tidak terlalu gelap, suasana yang sejuk dan tenang
merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. 

a. Faktor instrumental
Faktor instrumental yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam.
Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar,
lapangan olah raga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum
sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan dan sebagainya.
Ketersediaan serta kelengkapan dari kedua perangkat belajar tersebut akan
mempengaruhi aktivitas belajar anak.
b. Faktor materi pelajaran
Faktor materi pelajaran (materi yang diajarkan) ini hendaknya disesuaikan dengan
usia perkembangan anak begitu juga dengan metode mengajar guru,
disesuaikan dengan kondisi perkembangan anak.

E. Proses dan Fase Belajar


1. Definisi Proses Belajar
Proses adalah kata yang berasal dari bahasa latin “processus” yang berarti “berjalan
ke depan”. Menurut Chaplin (1927), proses adalah Any change in any object or
organism, particularly a behavioral or psychological change(proses adalah suatu
perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan). Sedangkan menurut
Reber (1988) proses berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang
menimbulkan beberapa perubahan hingga tercapainya hasil tertentu. Dari kedua
pendapat tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa proses dapat diartikan
sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi
dalam diri anak. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah
yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya.
2. Fase-fase dalam Proses Belajar
Karena belajar merupakan aktivitas yang berproses, maka di dalamnya terjadi
perubahan-perubahan yang bertahap. Tahapan tersebut timbul melalui fase-fase yang
saling berhubungan secara berurutan dan fungsional.
Menurut Jerome S. Brunner, dalam proses pembelajaran, anak menempuh tiga fase
yaitu :
a. Fase informasi (tahap penerimaan materi)
Seorang anak sedang menerima materi, diantara materi tersebut terdapat
materi yang baru dan berdiri sendiri, ada pula yang berfungsi menambah,
memperhalus, dan memperdalam pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki.
b. Fase transformasi (pengubahan materi dalam memori)
Dalam fase ini, informasi yang telah diperoleh dalam fase sebelumnya
dianalisis atau diubah atau ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrak
atau konseptual supaya kelak dapat dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih luas.
c. Fase evaluasi (penilaian penguasaan materi)
Dalam fase evaluasi, anak menilai sendiri sampai sejauh mana pengetahuan
(informasi yang telah ditransformasikan) dapat dimanfaatkan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi.
Menurut Wittig (1981) dalam bukunya psychology of learning, setiap proses belajar
selalu berlangsung dalam tiga fase atau tahapan yaitu :
a. Acquisition (tahap perolehan atau penerimaan informasi)
Pada tahap ini, anak mulai menerima informasi sebagai stimulus dan
melakukan respon terhadapnya, sehingga menimbulkan pemahaman dan perilaku
baru. Proses acquisition dalam belajar merupakan tahapan yang paling mendasar.
Kegagalan dalam tahap ini mengakibatkan kegagalan pada tahap-tahap berikutnya.
b.  Storage (tahap penerimaan informasi)
Pada tahap ini, anak secara otomatis akan mengalami proses penyimpanan
pemahaman dan perilaku baru yang ia peroleh ketika menjalani
proses acquisition.
c.  Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi)
Tahap retrieval pada dasarnya adalah upaya atau peristiwa mental dalam
mengungkapkan dan memproduksi kembali apa-apa yang tersimpan dalam
memori berupa informasi, simbol, pemahaman, dan perilaku tertentu sebagai
respons atau stimulus yang sedang dihadapi.

F. Cara-cara Belajar Yang Baik


Setiap orang memiliki kemampuan belajar secara alami. Sejak dilahirkan, banyak hal
yang dipelajari, mulai dari menyusu, berjalan, berbicara, hingga aktivitas lainnya. Seiring
bertambahnya usia, kegiatan belajar pun disempurnakan dengan pendidikan formal di
sekolah. Adapun cara belajar memiliki keterkaitan dengan capaian prestasi seseorang.
Berikut ini ada 10 cara belajar efektif menurut para pakar psikologi yang bisa diterapkan.

1. Menjadikan Belajar Sebagai Kebutuhan


Kebutuhan merupakan suatu hal yang harus dipenuhi agar bisa bertahan hidup. Ketika
belajar sebagai kebutuhan, maka Anda akan semakin bersunguh-sungguh dalam
melakukannya. Belajar tak lagi dilakukan dalam kondisi tertekan, tetapi bisa
dilakukan dengan suka cita. Hasilnya, setiap materi yang dipelajari dapat lebih mudah
diingat.

2. Belajar di Tempat yang Disukai


Tak dapat dimungkiri bahwa tempat yang nyaman akan
memengaruhi mood seseorang ketika belajar. Karena itu, aturlah ruangan belajar di
rumah menjadi senyaman mungkin.

3. Menyusun Target Belajar


Memiliki target waktu untuk menguasai materi pelajaran tertentu akan membuat
Anda tertantang. Karena itu, susunlah jadwal dan bagi waktu belajar dengan baik.
Bila berhasil mencapai target, berilah diri Anda hadiah kecil misal membeli camilan
favorit. Dengan mendapatkan hadiah, akan timbul rasa puas di dalam diri sehingga
kian terpacu menaklukan target belajar berikutnya.

4. Berperan Menjadi Guru


Setelah belajar, berperanlah menjadi seorang guru. Jelaskan kembali materi yang telah
Anda pelajari dengan gaya bahasa sendiri kepada diri sendiri. Anda juga bisa meminta
bantuan teman atau keluarga untuk mendengarkan materi yang Anda jelaskan.Para
pakar psikologi meyakini bahwa mengulang kembali adalah cara belajar efektif untuk
mengingat semua materi yang sudah dipelajari. Ketika Anda menjelaskan kembali,
kemungkinan ada beberapa hal yang terlewat. Namun justru inilah yang bisa menjadi
patokan untuk Anda mengulang kembali bagian tersebut.

5. Buat Latihan Ujian


Sebelum menghadapi ujian sebenarnya, Anda bisa berlatih untuk menjawab soal-soal
ujian secara mandiri. Hal ini juga dapat mempersiapkan mental Anda sebelum
nantinya berhadapan dengan soal-soal ujian yang diberikan.Cara ini merupakan salah
satu variasi untuk mencegah kejenuhan karena harus terus menerus membaca materi
pelajaran. Setelah menyelesaikan ujian mandiri tersebut, jangan lupa periksa
jawabannya. Dengan demikian, Anda akan tahu mana hal yang harus diperbaiki.

6. Berikan Jeda
Saat hendak menghadapi ujian, tentunya akan banyak materi yang harus dipelajari.
Namun jangan terlalu memaksakan diri karena hal tersebut justru kurang efektif.
Sebaiknya berikan jeda di antara setiap sesi materi. Ini dimaksudkan untuk
mengistirahatkan otak sehingga bisa kembali segar dan siap bekerja lagi.
7. Berskiap Kritis
Setelah paham apa yang dipelajari, latihlah otak Anda agar lebih kritis terhadap
semua materi tersebut. Aktif mencari tahu dan menganalisis kebenaran dari
materi yang telah dipelajari dinilai mampu membuat seseorang lebih mudah
mengingatnya ketika ujian datang. Tak hanya itu, dengan adanya informasi
lebih lanjut, Anda juga dapat memiliki prespektif yang lebih luas.

8. Hindari Musik dengan Lirik


Musik sudah lama terbukti bisa membantu meningkatkan konsentrasi seseorang.
Namun saat sedang belajar, hindarilah mendengarkan musik dengan lirik karena bisa
membuat pikiran Anda terdistraksi. Sebaiknya, dengarkan musik klasik agar pikiran
bisa menjadi lebih segar.

9. Baca Ringkasan Materi Sebelum Tidur


Penelitan membuktikan bahwa tidur merupakan salah satu cara jitu untuk membantu
proses mengingat. Karena itu, membaca kembali ringkasan materi sebelum terlelap
sangat dianjurkan. Kemudian, jangan lupa untuk tidur dalam kurun waktu 7 hingga 9
jam per hari agar pikiran terasa segar ketika bangun.

10. Berdiskusi
Belajar kerap kali dilakukan seorang diri. Namun, beberapa orang lebih menyukai
gaya belajar secara berkelompok. Bila Anda adalah tipe ke dua maka carilah teman
yang bisa diajak diskusi. Dari proses diskusi, Anda akan mendapatkan lebih banyak
hal yang mungkin tak akan didapatkan saat belajar secara mandiri.

2.2 PROSES BERPIKIR

Definisi Proses Berpikir


Secara sederhana, berpikir adalah memproses informasi secara mental
atau secara kognitif. Secara lebih formal, berpikir adalah penyusunan ulang atau
manipulasi kognitif baik informasi dari lingkungan maupun simbol-simbol yang disimpan
dalam long term memory.

Jadi, berpikir adalah sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item
(Khodijah, 2006:117). Sedangkan menurut Drever (Walgito, 1997)  berpikir
adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai
dengan adanya masalah. Solso (1998) dalam Khodijah,  (2006:117) berpikir
adalah sebuah proses dimana representasi mental baru dibentuk melalui
transformasi informasi dengan interaksi  y a n g k o m p l e k s   a t r i b u t - a t r i b u t
mental seperti penilaian, abstraks, logika, imajinasi dan pemecahan
masalah. Dari pengertian tersebut tampak bahwa ada tiga pandangan
d a s a r   tentang berpikir, yaitu:

 Berpikir adalah kognitif, yaitu timbul secara internal dalam pikirantetapi


dapat diperkirakan dari perilaku.
 Berpikir merupakan sebuah proses yangmelibatkan beberapa manipulasi pengetahuan
dalam sistem kognitif.
 Berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah atau
diarahkan pada solusi.
Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide
dan konsep di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep
ini berlangsung melalui proses penjalinanhubungan antara bagian-
b a g i a n i n f o r m a s i y a n g t e r s i m p a n d i d a l a m d i r i s e s e o r a n g y a n g berupa
pengertian-perngertian. Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa berfikir pada dasarnya
adalah proses psikologi. Pentingnya proses berpikir dalam pemecahan masalah adalah
untuk merangsang proses belajar dan mengingat dan merespon dalam bentuk pengambilan
keputusan, merupakan proses manajemen kepemimpinan serta menanamkan pola pikir dan
teknik pemahaman dan rangkaian proses belajar, berpikir dan mengingat.

Macam Macam Berpikir

Ada berbagai macam proses berpikir yang dimiliki manusia antara lain:
a. Berpikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kebiasaan sehari-hari dari
pengaruh alam sekelilingnya, misalnya penalaran tentang panasnya api yang dapat
membakar jika dikenakan kayu pasti kayu tersebut akan terbakar.
b. Berpikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana tertentusecara teratur dan
cermat, misalnya Ada dua hal yang bertentangan penuh tentunya tidak dapat bersatu
pada saat sama dalam satu kesatuan, seperti air dan minyak.
c. Berpikir autistik: contoh berpikir autistik antara lain adalahmengkhayal, fantasi atau
wishful thinking. Dengan berpikir autistikseseorang melarikan diri dari kenyataan,
dan melihat hidup sebagaigambar-gambar fantastis.
d. Berpikir realistik: berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengandunia nyata,
biasanya disebut dengan nalar (reasoning).
Cara Berpikir
Dalam berpikir orang mengolah, mengorganisasikan bagian-bagian dari
pengetahuannya, sehingga pengalaman-pengalaman dan pengetahuan yang tidak teratur
menjadi tersusun merupakan kebulatan-kebulatan yang dapat dikuasai dan dipahami.
Dalam hal ini cara berpikir dibagi menjadi beberapa cara:

a. Berpikir Induktif
Berpikir induktif ialah suatu proses dalam berpiir yang berlangsung dari khusus
menuju kepada yang umum. Orang mencari ciri-ciri atau sifat-sifat yang tertentu dari
berbagai fenomena, kemudian menarik kesimpulan-kesimpulan bahwa ciri-ciri/sifat-
sifat itu trrdapat pada semua jenis fenomena tadi. Tepat atau tidaknya kesimpulan
( cara berpikir ) yang diambil secara induktif ini terutama berganung kepada
representatif atau tidaknya sampel yang diambil yang mewakili fenomena
keseluruhan. Makin besar jumlah sampel yang diambil berarti makin representative
dan makin besar pula taraf dapat dipercaya. Taraf validitas kesimpulan itu masih
ditentukan pula oleh obyektivitas dari pengamat.

b. Berpikir Deduktif
Sebaliknya dari berpikir induktif, maka berpikir deduktif prosesnya berlangsung
dari yang umum menuju kepada yang khusus. Dalam cara berpikir ini, orang
bertolak dari suatu teori ataupun prinsip ataupun kesimpulan yang dianggapnya
benar dan sudah bersifat umum. Dari situ ia menerapknnya kepada penomena-
penomena yang khusus,dan mengambil kesimpulan khusus yang berlaku bagi
penomena tersebut.

c. Berpikir Analogis
Analogi berarti persaman atau perbandingan.Berpikir analogis adalah berpikir
dengan jalan menyamakan atau memperbandingkan penomena-penomena yang
biasa/pernah dilami. Didalam cara berpikir ini, orang beranggapan bahwa kebenaran
dari phenomena-penomena yang pernah dialaminya berlaku pula bagi phenomena
yang sekarang. Kesimpulan yang diambil dari berpikir analogis ini kebenarannya
lebih kurang dapat dipercaya. Kebenarannya ditentukan oleh faktor”kebetulan” dan
bukan berdasarkan perhitungan  yang tepat dengan kata lain validitasnya
kebenarannya sangat rendah.

Proses/Kegiatan Berpikir
Proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada empat langkah, yaitu:
a. Pembentukan Pengertian
Pengertian, atau lebih tepatnya disebut pengertian logis di bentuk melalui tiga
tingkatan, sebagai berikut:

1) Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah obyek yang sejenis. Obyektersebut kita


perhatikan unsur-unsurnya satu demi satu. Misalnya kita ambil manusia dari
berbagai bangsa lalu kita analisa ciri-cirinya, contohnya manusia Indonesia, ciri-
cirinya adalah makhluk hidup, berbudi, berkulit sawo matang, berambut hitam,
dan untuk manusia Eropa, ciri-cirinya: mahluk hidup, berbudi, berkulit putih,
berambut pirang atau putih, bermata biru terbuka.
2) Membanding-bandingkan ciri tersebut untuk diketemukan ciri – ciri mana yang
sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak selalu
ada mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki.
3) Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki,
menangkap ciri-ciri yang hakiki. Pada contoh di atas ciri - ciri yang hakiki itu
ialah: Makhluk hidup yang berbudi.
b. Pembentukan Pendapat
Yaitu menggabungkan atau memisah beberapa pengertian menjadi suatu tanda
yang khas dari masalah itu. Pendapat dibedakan menjadi tiga macam:

1) Pendapat Afirmatif (positif), yaitu pendapat yang secara tegas menyatakan


sesuatu, misalnya si Fani itu rajin, si Tari itu pandai, dsb.
2) Pendapat Negatif, yaitu pendapat yang secara tegas menerangkan tidak adanya da
sesuatu hal, misalnya si Ihsan tidak marah, si Roni tidak bodoh, dsb.
3) Pendapat Modalitas (kebarangkalian), yaitu pendapat yangmenerangkan
kemungkinan-kemungkinan sesuatu sifat pada suatuhal, misalnya hari ini
mungkin hujan, si Lisna mungkin tidak datang, dsb.
c. Pembentukan Keputusan
Yaitu menggabung-gabungkan pendapat tersebut. Keputusan adalah hasil
perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang
telah ada. Ada tiga macam keputusan, yaitu:

1) Keputusan dari pengalaman-pengalaman, misalnya: kemarin Roni duduk dikursi


yang panjang dimuka ruangan kelas dsb.
2) Keputusan dari tanggapan-tanggapan, misalnya: Kucing kami menggigit seorang
Paman pentol, dsb.
3) Keputusan dari pengertian-pengertian, misalnya: berdusta adalah tidak baik,
bunga itu indah, dsb.
d. Pembentukan kesimpulan, yaitu menarik keputusan dari keputusan-keputusan yang
lain.

2.3 PROBLEM SOLVING (PEMECAHAN MASALAH)

1. Pengertian Pemecahan Masalah

Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia, masalah adalah sesuatu yang harus
diselesaikan (dipecahkan). Masalah dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjanggal dan
belum dapat dipecahkan ataupun jarak yang ada antara harapan dan kenyataan dan harus
menemukan solusi (Anisa 2014). Pemecahan masalah sering dikenal dengan sebutan problem
solving. Problem solving berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari problem artinya soal,
masalah atau persoalan dan solve artinya pemecahan masalah ( Sholihah,2015).

2. Proses Pemecahan Masalah

(Woolfolk,2010). Mengemukakan bahwa dalam pemecahan masalah ada 4 langkah ditempu


yaitu:

a. Memahami masalah langkah pertama atasi masalah yang sedang dihadapi secara
tepat.

b. Menyeleksi solusi setelah menentukan akar masalah yang sedang dihadapi maka
langkah berikutnya adalah menentukan rencana.

c. Memutuskan rencana, tahap ini ditandai dengan pemilihan suatu rencana matang untuk
memecahkan suatu masalah. Memutuskan suatu masalah suatu rencana berarti
seseorang telah mempertimbangkan semua kemungkinan dari masing-masing solusi
yang ada dan memilih solusi yang dianggap terbaik dari sekian banyak solusi yang
ada.

d. Mengevaluasi hasil tahapan selanjutnya adalah mengevaluasi hasil yang telah tercapai.
Pada tahap ini memberi atau mengeluarkan fakta-fakta baik yang menguatkan
maupun yan melemahkan pilihan-pilihan yang telah ada.

3. Strategi Pemecahan Masalah


Pada proses pemecahan masalah sangat ditentukan oleh kemampuan untuk berpikir
terarah, di sisi lain untuk dapat memecahkan masalah diperlukan penyusunan strategi.
Strategi umum dalam memecahkan persoalan yaitu:

a. Strategi menyeluruh persoalan dipandang sebagai suatu keseluruhan dan coba


dipecahkan dalam rangka keseluruhan. Cara ini lebih efektif, lebih cepat dan
berguna apabila waktunya terbatas, karena hal-hal yang sama pada beberapa bagian
dapat diatasi sekaligus.

b. Strategi detailistis, di sini persoalan dibagi-bagi dalam bagian-bagian dan coba


dipecahkan bagian demi bagian.

4.Tahapan Problem Solving

Menyelesaikan masalah dan mencari solusi adalah bentuk dari proses pemecahan
masalah. Keterampilan tersebut sangat berharga bagi setiap orang karena membutuhkan
pemikiran dan konsentrasi yang fokus. Anda bisa menggunakan tahapan pemecahan masalah
(problem solving) yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Mendefinisikan masalah (Define the problem)

Mulai dari menganalisis masalah memerlukan ketelitian dan kecermatan. Masalah


yang terlihat sederhana, jika dianalisis secara mendalam, maka Anda bisa saja melihatnya
menjadi masalah yang kompleks. Coba untuk lakukan identifikasi masalah yang sedang
dihadapi dalam keseharian, tahap ini dilakukan untuk memahami bagaimana cara untuk
menyelesaikannya. Dalam proses pemecahan masalah perlu adanya akurasi. Untuk
mendapatkan hal tersebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan di antaranya:

1.bedakan opini dan fakta

2.tentukan proses penyebab masalah itu ada

3.menganalisis kebijakan dan prosedur perusahaan

4.diskusikan dengan anggota tim yang terlibat untuk mengumpulkan lebih banyak
informasi

5.definisikan masalah dalam istilah tertentu

6.kumpulkan semua informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah

2. Mencari alternatif solusi atau pemecahan masalah

Salah satu cara memecahkan suatu masalah adalah dengan melakukan brainstorming.
Cobalah untuk pertimbangkan setiap aspek yang dapat memperlambat proses penyelesaian
masalah yang ada. Pastikan ide yang dihasilkan konsisten dengan tujuan dan sasaran yang
relevan. Tak lupa periksa bahwa setiap orang berpartisipasi dalam proses pembuatan ide.
Bedakan antara alternatif jangka pendek dan jangka panjang. Tuliskan semua solusi yang
diusulkan.

3. Mengevaluasi solusi

Setelah memiliki daftar alternatif, kini mengevaluasinya. Pertimbangkan konsekuensi


positif dan negatif dari setiap alternatif yang ditentukan pada langkah sebelumnya.
Menganalisis dan membandingkan semua alternatif dalam hal sumberdaya yang diperlukan
untuk pelaksanaannya, termasuk waktu, data, personel dan anggaran.

4. Memilih solusi atau pemecahan masalah

Dalam mencari solusi perlu dipertimbangkan dengan matang beberapa topik,


misalnya apakah solusi yang dipiliha akan memecahkan masalah dengan lancar tanpa
menciptakan masalah baru? Apakah solusi dapat diterima oleh semua orang yang terlibat?
Apakah solusi praktis untuk dilakukan? Apakah solusi sesuai dengan kebijakan dan peraturan
yang berlaku?

5. Mengimplementasikan pilihan solusi

Dalam mengimplementasikan pemecahan masalah ada beberapa alur yang sebaiknya


dilakukan dalam tahapan implementasi, antara lain:

1.Membangun rencana aksi (action plan) terhadap solusi yang terpilih

2.Buat objektif dan pisahkan dalam beberapa penilaian yang terukur untuk mencapai
target

3.Buat jadwal atau timeline dalam menjalankan pemecahan solusi agar dapat terukur

4.Komunikasikan hal-hal di atas kepada tim agar pelaksanaan berjalan lancar

5.Terbuka terhadap masukan selama proses implementasi berlangsung

6. Monitoring perkembangan dan buat penyesuaian

Setelah menjalakan pemecahan masalah, jangan lupa untuk melakukan monitoring


dan melihat perkembangan dari keputusan yang telah diambil. Dapatkan feedback atau
umpan balik untuk terus memperbaiki masalah yang bisa saja muncul setelahnya.

Anda mungkin juga menyukai