Psikologi TM 1-21 Dii Kep TK I
Psikologi TM 1-21 Dii Kep TK I
Dalam teori ini dinyatakan bahwa semua aneka ragam bentuk kehidupan yang terlihat
pada saat ini telah ada dan diciptakan sejak awal mula keberadaan alam semesta dalam
bentuk-bentuk yang ada seperti sekarang. Kelemahan teori ini yaitu penemuan fossil dalam
berbagai bentuk dan ukuran tak mendukung teori special creation.
Teori ini diajukan oleh Lamarck (1700-an), menyatakan bahwa diversitas berbagai
bentuk kehidupan adalah veriasi karakteristik didapat (aquired charistics), yang terjadi
sebagai hasil penyesuaian organisme dengan lingkungannya, yang kemudian diwariskan
(inheritance) kepada keturunannya.
Contohnya yaitu hewan jerapah yang diasumsikan semula berleher pendek seperti
kijang. Karena jerapah harus sering kali menengadah untuk mendapatkan dedaunan
makanannya,lehernya memanjang. Sifat leher memanjang ini diwariskan kepada keturunan
pertama (anak). Pada kehidupan anak, karena pohon-pohon meninggi, dibutuhkan leher lebih
Panjang, sifat ini diwariskan kepada keturunan kedua, dan seterusnya, sehingga semua
jerapah berleher Panjang. Kelemahan teori ini yaitu pengetahuan mengenai genetika pada
masa kini menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi dalam masa hidup suatu organisme
yang tidak mengubah susunan gennya tidak diwariskan kepada keturunannya.
3.EVOLUSI BIOLOGI
Setelah bentuk kehidupan primitive pertama timbul sebagai hasil evolusi kimiawi,
selanjutnya terjadi evolusi biologis yang terjadi atas dasar seleksi alamiah ( natural selection)
dan mutase biologis (perubahan gen), sehingga terbentuk berbagai aneka ragam bentuk
kehidupan.
-Special Creation
- Abiogenesis (Generatio spontanea)
- Cosmozoic
- Evolusi kimiawi
1.Special Creation
Menurut teori special creation, semua bentuk kehidupan telah tercipta pada awal
keberadaan alam semesta dalam bentuk seperti yang terlihat sekarang. Kontradiksi terhadap
teori ini yaitu penemuan fossil dalam berbagai bentuk dan ukuran.
2.Abiogenesis (Generatio spontanea)
Menurut teori abiogenesis, kehidupan tercipta secara spontan dari benda mati. Asal
mula teori ini didasarkan atas pengamatan, bahwa jika sampah dibiarkan, akan timbul bentuk-
bentuk kehidupan (ulat, dan sebagainya). Penyebab pengamatan ini sebenarnya ialah adanya
serangga meletakkan telur pada sampah (hal yang belum diketahui di masa lalu).
3.Cosmozoic
Menurut teori cosmozoic, kehidupan berasal dari luar bumi. Asal mula teori ini
didasarkan atas adanya penemuan bakteri dan bentuk kehidupan primitif lainnya pada
meteorit (batuan yang jatuh dari angkasa luar). Kelemahan teori ini yaitu tidak menjelaskan
asal mula kehidupan itu sendiri di luar bumi, selain itu meteorit mungkin saja terkontaminasi
bentukbentuk kehidupan setelah jatuh di bumi.
4.Evolusi kimiawi
Menurut teori ini, evolusi kimiawi terhadap unsur-unsur yang ada di bumi
menghasilkan senyawaan organik kompleks yang mampu bereplikasi, yang memiliki
karakteristik benda hidup (RNA dan kemudian DNA), yang selanjutnya menghasilkan bentuk
kehidupan primitif pertama di bumi. Evolusi kimiawi dimungkinkan oleh kondisi lingkungan
yang menguntungkan bagi terbentuknya kehidupan di bumi:
C.Organ : Kumpulan dari beberapa jaringan , dibangun oleh 2 jaringan atau lebih
D.Pengertian Biologi,Psikologi,Bio-psikologi
1.BIOLOGI
Masalah system biologis individu yang kurang sempurna dapat menjadi penyebab,
misalnya organ-organ tubuhnya mengalami kekurangan zat besi.Pemahaman terhadap konsep
biopsikologi akan dapat membuat individu lebih melihat suatu masalah dari berbagai sudut
pandang, yaitu dari segi biologi dan psikologi. Ia perlu mendalami apakah orang tersebut
kekurangan unsure atau mineral-mineral tertentu, sehingga menganggu psikisnya.
Biologi adalah study sistemaatik tentang kehidupan . Teori teori yang mendasari biologi
modern :
a. Teori sel, dikembangkan oleh sejumlah ahli biologi seperti schwann, dan Virchow
menyatakan bahwa tiap sel berasal daris el yang sebelumnya ada.
b. Teori evolusi melalui seleksi alamiah, pertama kali dikemukakan oleh Darwin dan
kemudian dikembangkan oleh berbagai ahli Genetika, antara lain Hugo de Fries.
c. Teori gen, pertama kali dikemukakanoleh Mendel dan selanjutkan disempurnakan
oleh berbagai ahli antaralain Watson dan Crick.
d. Prinsip homeostasis, menyatakan tentang keseimbangan faal dalam tubuh manusia
dan makhluk hidup.
2.PSIKOLOGI
DEFINISI : Kata psikologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu psyche dan logos.
Psyche berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi, psikologi artinya ilmu yang
mempelajari tentang jiwa, baik macam-macam gejala, proses, maupun latar belakangnya.
Beberapa ahli yang mengemukakan pengertian psikologi menurut Purwanto, H (1998) antara
lain berikut :
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan manusia (individu),
yang tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya
3.BIO-PSIKOLOGI
Biopsikologi adalah ilmu aplikasi atau terapan biologi (ilmu hayati) dan psikologi
(ilmu tentang perilaku manusia). Jadi biopsikologi merupakan pendekatan psikologi dari
aspek biologi. Pada konsep ini, ahli biopsikologi melihat bahwa sifat dan tingkah laku
manusia juga mengalami pewarisan dari induk asal. Sebagai contoh, sifat pendiam, dominan
atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah manusia dan tidak dipelajari melalui pengalaman.
Berbicara tentang konsep biopsikologi, maka kita harus berpikir bahwa untuk mempelajari
perkembangan manusia, kita harus membedakan dua hal yaitu proses pematangan dan proses
belajar. Proses pematangan berarti proses pertumbuhan yang menyangkut penyempurnaan
fungsi-fungsi tubuh sehingga terjadi perubahan-perubahan perilaku, terlepas ada tidaknya
proses belajar. Proses belajar berarti proses mengubah atau mempelajari perilaku melalui
latihan, pengalaman, dan kontak dengan lingkungan. Selain dua hal tersebut tentunya faktor
pembawaan atau bakat juga memengaruhi perkembangan manusia .
Para praktisi dalam bidang psikologi disebut para psikolog. Para psikolog berusaha
mempelajari peran fungsi mental dalam perilaku individu maupun kelompok, selain juga
mempelajari tentang proses fisiologis dan neurobiologis yang mempelajari perilaku.
1.Karl S. Lashley
Kesimpulan Lashley tentang fungsi otak lebih sesui dengan teoti Gestaltdibandingkan
dengan konsepsi switchboard dari otak, tetapi tidaksemua pengamatan sentris didukung teori
Gestalt ( ia tidak bias menemukan bukti untuk bidang “ aktivitas listrik” pada otak.
2.Donaldo O. Hebb
3.Roger W. Sperry
-Terdapat dua rute massa besar dari serat yang menghubungkan kedua bagian korteks( corpus
callosums )dan chiasim optik. Ormasi Chasim Optik adalah titik dimana syaraf optik
informasi berasal dari satu mata, diproyeksikan kekorteks yang berlawanan dengan mata
tersebut.
Pada sebagian orang otak kanan mendominasi.-Pendidikan yang disertai praktik dapat
meningkatkan fungsi otak khususnya otak kiri.Otak kanan adalah fakta, dan otak kiri fiksi
( bersama levy
1. Fisiologis
Mengaitkan perilaku dengan aktivitas otak dan organ tubuh lainnya. Barkaitan erat
dengan sistem tubuh. Contoh :reaksi kimia yang menyebabkan hormon bekerja dan
mempengaruhi aktivitas otak yang pada akhirnya mengendalikan kontraksi otak.
2. Ontogoni
Ontogeni berasal dari bahasa Yunani “menjadi”, ‘asal muasal’ (permulaan).
Menggambarkan perkembangan sebuah struktur ataupun perilaku. Penjelasan ini melihat
adanya pengaruh gen, nutrisi, pengalaman, serta interaksi kesemuanya dalam membentuk
suatu perilaku.Contoh :Kemampuan meredam sebuah impuls terlatih semenjak balita hingga
masa remaja, terjadi seiring dengan tahapan perkembangan sisi depan otak.
3. Evolusi
Terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, dimana masing-masing organ tersebut
memiliki struktur-struktur penyusun yang lebih kecil.
Adalah semua saraf selain yang ada di otak dan sumsum tulang belakang.
Merupakan awal masa kehidupan manusia, dimulai saat manusia dilahirkan. Saat itu
manusia dalam keadaan sepenuhnya tidak berdaya dan harus menggantungkan diri pada
orang lain, terutama ibunya. Seorang anak memerlukan waktu yang sangat lama sampai ia
lepas sendiri. Pada masa ini penting sekali peranan orang tua terhadap perkembangan
kepribadian anak. Pengaruh orang tua dan lingkungan tidak berhenti dimasa kanak-kanak
saja, tetapi berlangsung terus, kadang sampai seumur hidup, khususnya pengaruh pengalaman
yang menegangkan, menakutkan dan membahayakan.
Masa negativisme kedua ditandai sikap temper tantrum yaitu perilaku mengamuk,
menagis, menjerit, menyerang dan menyakiti dirinya sendiri apabila ada keinginannya tidak
terpenuhi.Pada anak penting juga kontak social di luar rumah, seperti hubungan dengan
teman sebaya di luar sekolah lambat laun menghilangkan rasa malu-malunya. Anak menjadi
lebih berani dan belajar hidup dalam lingkungan dimana ia menjadi pusat perhatian.Ia harus
cukup berani mempertahankan haknya, sebaliknya ia harus mengakui hak orang lain. Ia pun
dituntut harus bekerja sama dengan orang lain, tingkah lakunya mulai diatur norma-norma.
B.Masa remaja
Oleh karena itu masa remaja disebut masa negativism ketiga. Persoalan lain yang
mengganggu para remaja biasanya ditandai oleh kematangan seksual, dalam arti organ-organ
seksualnya sudah dapat berfungsi untuk mengebangkan keturunan. Perubahan sekunder pun
terjadi, badan bertambah tinggi dan cepat, mulai tumbuh rambut pubis.Pada pria suara
membesar, timbul jakun dan otot-otot mulai tumbuh. Pada wanita dada dan pinggul
membesar. Perkembangan yang cepat menuntut penyesuaian perilaku yang cepat pula, tetapi
umumnya penyesuaian perilaku tidak secepat pertumbuhannya.Timbul masalah dengan
matangnya fungsi seksual, dimana timbul dorongan dan keinginan untuk pemuasan seksual,
tetapi budaya tidak mengizinkan hubungan seksual diluar perkawinan.Perkawinan menuntut
persyaratan yang berat, yang bisa terpenuhi setelah masa remaja. Hal ini menyebabkan
remaja mencarai pemuasan dengan mengkhayal, membaca buku / mengakses hal porno.
Menghadapi remaja orang tua harus bijak dengan sedikit-demi sedikit melepas
kontrolnya, agar anak benar-benar dapat mandiri pada saat dewasa. Jika orang tua tetap
mempertahankan otoritasnya, meskipun anak sudah dewasa, maka si anak akan tetap
tergantung pada orang tua, tidak pernah menjadi dewasa sepenuhnya dalam kepribadian.
Menurut Stolz, perkembangan pada masa remaja terbagi menjadi empat tingkat, yaitu:
Masa Pra puber, berlangsung satu atau dua tahun sebelum masa remaja
sesungguhnya. Anak menjadi gemuk, pertumbuhan tinggi badan terhambat sementara.
Masa puber atau masa remaja, berlangsung 2,5 s/d 3,5 tahun. Perubahan sangat
nyata dan cepat dimana anak perempuan lebih cepat memasuki masa ini dari pada
laki-laki.
Masa post puber, pertumbuhan cepat sudah berlalu, meskipun masih ada perubahan-
perubahan pada beberapa bagian badan.
Masa akhir puber, melanjutkan perkembangan sampai mencapai tanda-tanda
kedewasaan. Keempat tahap tersebut berlangsung salama 9 sampai 10 tahun.
C.Masa dewasa
Oleh karena itu usia 40 tahunan sering disebut usia pertengahan atau setengah
baya, dimana pada sebagian orang merupakan krisis.
D.Masa tua
Problem utama adalah rasa kesepian dan kesendirian. Mereka sudah bisa melewatkan
kesibukan dalam pekerjaan yang merupakan pegangan hidup dan dapat memberikan rasa
aman dan rasa harga diri.Pada saat pensiun, hilang kesibukan, anak-anak mulai menikah dan
meninggalkan rumah. Badan mulai lemah dan tidak memungkinkan bepergian jauh.
Hal ini menyebabkan semangat mulai menurun, mudah dihinggapi penyakit dan
mengalami kemunduran menta. Hal ini disebabkan kemunduran fungsi otak, sehingga sering
lupa, daya konsentrasi berkurang, biasanya disebut kemunduran senile.Pada saat pensiun
umumnya masih cukup kuat, sehingga harus diusahakan agar kesibukannya tidak terhenti
dengan tiba-tiba. Beberapa cara untuk menghindari penghentian kegiatan secara mendadak
yaitu:
a. Osilasi (ayunan).
Osilasi terjadi karena perhatian atau pengamatan yang mudah beralih sehingga
menyebabkan kesan selalu berubah.
b. Ilusi
terjadi karena kesalahan persepsi sehingga terjadi kesalahan kesan. Hal ini
disebabkan:
1) keadaan fisik, ada penyebab rangsangan yang keliru
2) kebiasaan mempercayai suatu objek yang serupa,
misal: tebangan pohon pisang dikira mayat
3) harapan-harapan tertentu sehingga menimbulkan berbagai prasangka
4) tidak adanya analisis terhadap kesan yang diterima dan adanya kesan
secara keseluruhan.
c. Halusinasi
terjadi apabila individu mempunyai kesan tentang sesuatu, atau dikatakan
sebagai bentuk kesalahan pengamatan tanpa obyek penginderaan dan tidak
disertai stimulus yang adekuat.
Gejala umum dari gangguan sensoris meliputi:
Ketidakmampuan untuk mengabaikan suara keras, bau yang kuat, atau jenis
input sensoris lainnya.
Rasa tidak nyaman.
Kecemasan dan ketakutan.
Sensitif terhadap pakaian atau tekstur lainnya
Kewalahan.
Gampang marah.
Kehilangan fokus.
Gelisah.
Insomnia.
Berikut tanda-tanda gangguan kelebihan sensoris pada anak-anak:
1. PTSD
Orang dengan PTSD dapat menjadi sangat sensitif terhadap lingkungan di
sekitarnya. Mereka juga dapat mengalami gejala PTSD dan gangguan
kelebihan sensoris di waktu yang bersamaan. Orang yang memiliki PTSD
biasanya pernah mengalami peristiwa traumatis. Gangguan kelebihan sensoris
ini dapat terjadi akibat respons dari hal atau peristiwa yang pernah
menyebabkan mereka trauma.
2. Autisme
Gangguan sensoris dan autisme dapat berjalan beriringan. Sebab, orang
autisme dapat mempersepsikan input sensoris secara berbeda.Ketika orang
autis kewalahan akibat menerima kelebihan sensoris, mereka mungkin dapat
menangis, berteriak, melarikan diri, atau tidak menanggapi rangsangan dari
lingkungan.Pada tahun 2013, American Psychiatric Association menambahkan
sensitivitas input sensoris ke dalam daftar kriteria untuk mendiagnosis
autisme.
3. Attention-Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Attention-deficit hyperactivity disorder dan kelebihan sensoris juga bisa terjadi
dalam waktu bersamaan. Pada orang dengan ADHD, input sensoris mereka
bersaing untuk mendapatkan perhatian di otak sehingga dapat memicu
kelebihan sensoris.Jenis informasi sensoris tertentu, seperti tekstur makanan
atau sensasi pakaian, lebih rentan menyebabkan gangguan sensoris pada orang
dengan ADHD.
Perilaku manusia atau sering disebut sebagai tingkah laku manusia pula merupakan
salah satu objek utama dari studi psikologi. Menurut Warsah dan Daheri perilaku manusia
adalah mengetahui pola tingkah laku manusia, bukan hanya untuk di generalisasi, melainkan
lebih dari itu yakni untuk mengetahui sejauh mana seseorang itu berbeda dari yang lain atau
sejauh mana manusia itu unik.
a. Kepekaan sosial
Artinya kemampuan manusia untuk dapat menyesuaikan perilakunya sesuai
pandangan dan harapan orang lain. Contohnya yaitu perilaku manusia akan berbeda
pada saat menghadapi orang sedang marah, sedang bersenang-senang, sedang
tertimpa musibah, sedang belajar, mengikuti seminar dan sebagainya
b. Kelangsungan perilaku
Artinya antara perilaku yang satu ada kaitannya dengan perilaku yang lain,
perilaku sekarang adalah kelanjutan perilaku yang baru, lalu, dan seterusnya. Dalam
kata lain bahwa perilaku manusia terjadi secara berkesinambungan bukan secara serta
merta
c. Orientasi pada tugas
Artinya setiap perilaku manusia selalu memiliki orientasi pada suatu tugas
tertentu. Seorang mahasiswa yang rajin belajar menuntut ilmu, orientasinya adalah
untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan tertentu
d. Usaha dan perjuangan
Usaha dan perjuangan pada manusia telah dipilih dan ditentukan sendiri, serta
tidak akan memperjuangkan sesuatu yang memang tidak ingin diperjuangkan. Jadi,
sebenarnya manusia memiliki cita-cita yang ingin diperjuangkannya, sedangkan
hewan hanya berjuang untuk mendapatkan sesuatu yang sudah tersedia di alam
e. Tiap-tiap individu manusia adalah unik
Unik disini mengandung arti bahwa manusia yang satu berbeda dengan
manusia yang lain dan tidak ada dua manusia yang sama persis di muka bumi ini,
walaupun ia dilahirkan kembar. Manusia mempunyai cirri-ciri, sifat, watak, tabiat,
kepribadian, motivasi tersendiri yang membedakannya dari manusia lainnya
C.Pembentukan Perilaku
Pembentukan Perilaku Menurut (Walgito, 1999) dalam jurnal (Audinovic, 2012 : 14)
proses pembentukan perilaku yaitu :
a. Cara pembentukan perilaku dengan kebiasaan
Salah satu pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan kebiasaan. Dengan cara
membiasakan diri untuk berperilku seperti yang diharapkan, akhirnya akan terbentuklah
perilaku tersebut.
b. Pembentukan perilaku dengan pengertian (Insight)
Cara ini berdsarkan atas teori belajar kognitif, yaitu belajar dengan disertai adanya
pengertian. Contohnya bila naik motor harus menggunakan helm, karena helm tersebut untuk
keamanan diri, dan masih banyak contoh untuk menggambarkan hal tersebut.
c. Pembentukan perilaku dengan menggunakan model
Teoti ini didasarkan atas teori belajar sosial (social learning theory) atau
obsevationallearning theory. Misalnya pemimpin sebagai panutan yang dipimpinnya, orang
tua sebagai contoh anak-anaknya.
a. Perilaku Refleksif
Perilaku refleksif adalah perilaku yang terjadi atas reaksi secara impulsif (tanpa dipikir)
terhadap stimulus yang tentang organisme tersebut. Contohnya adalah reaksi kedip mata Bila
kena sinar, gerakan lutut Jika kena sentuhan palu, menarik jari Jika kena api. Stimulus yang
diterima sang individu tak hingga ke pusat susunan syaraf atau otak, sebagai pusat kesadaran,
pusat pengendali, dari perilaku manusia. Perilaku yang refleksif respons langsung timbul
begitu menerima stimulus.
b. Perilaku Non-refleksif
Perilaku non-refleksif adalah perilaku yg dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran
atau otak. pada kaitan ini stimulus sehabis diterima oleh reseptor (penerima) kemudian
diteruskan ke otak menjadi pusat syaraf, pusat kesadaran, baru lalu terjadi respons melalui
afektor. Proses yang terjadi pada otak atau pusat kesadaran ini yg disebut sebagai proses
psikologi. perilaku atau aktivitas atas dasar proses psikologis inilah yang disebut sebagai
aktivitas psikologi atau perilaku psikologis.
E. Faktor2 Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
Menurut Daryanto terdapat dua faktor yang mempengaruhi perilaku manusia, yaitu faktor
biologis dan faktor sosiopsikologis.
a. Faktor Biologis
Perilaku manusia dipengaruhi oleh warisan biologis dari orang tua. Faktor biologis terlibat
dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis.
Menurut Wilson perilaku sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah diprogram secara
genetis dalam jiwa manusia.
b. Faktor Sosiopsikologis
Manusia merupakan makhluk sosial maka perilakunya dipengaruhi oleh proses sosial.
Faktor sosiopsikologis dapat diklasifikasikan ke dalam tiga komponen, yaitu:
b) komponen kognitif yaitu aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui
manusia.
c) komponen konatif yaitu aspek volisional yang berhubungan dengan kebiasaan dan
kemauan bertindak
c. Faktor Genetik
Faktor genetik adalah faktor yang berasal dari dalam diri seorang. Yang diantaranya
sebagai berikut:
1. Ras
Setiap negara di belahan dunia memiliki ciri khas dan ras yang berbeda-beda antara
negara yang satu dan negara yang lain. Negara Indonesia memiliki berbagai jenis ras,
beragam tradisi dan adat istiadat, bahasa, suku, etnis serta kaya akan budaya yang menjadikan
Indonesia sebagai bangsa yang majemuk yang menjunjung tinggi keberagaman.
Keberagaman ras dapat dikenali melalui karakteristik dan ciri fisik seseorang yang dapat
diidentifikasi secara langsung. Contoh, ras melanesoid yang tersebar di kawasan Timur
Indonesia.
2. Jenis kelamin
Perilaku antara pria dan wanita berbeda. Pria dikenal sebagai makhluk yang tegas
lebih cenderung berperilaku sesuai dengan pertimbangan akal, sedangkan wanita
adalah sosok lembut dan lebih cenderung menggunakan perasaan di dalam sikap dan
tindakan, dalam memutuskan sesuatu wanita menggunakan perasaan dan emosinya.
3. Sifat fisik
Perilaku individu juga dipengaruhi bentuk fisiknya, seseorang yang memiliki bentuk
tubuh yang proporsional cenderung lebih percaya diri di dalam pergaulan sosialnya.
4. Kepribadian
Kepribadian atau personality adalah bentuk perilaku yang ditunjukkan oleh individu
dalam interaksi dan adaptasinya dengan lingkungannya.
Bakat adalah sebuah proses yang memadukan antara kemampuan yang dimiliki
individu dengan kesempatan untuk mengembangkan aktivitas yang diminatinya.
Seorang anak yang memiliki bakat tertentu dan tidak memiliki wadah untuk
mengembangkan dan mengeksplorasi kemampuannya, maka anak tersebut mengalami
gangguan perilaku sehingga disebut anak nakal.
6. Kecerdasan
d. Faktor Eksogen
Faktor eksogen adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku yang berasal dari
luar diri individu. Yang diantaranya sebagai berikut:
1. Usia
Usia adalah salah satu faktor penting di dalam menentukan sikap dan perilaku
individu. Usia juga dapat menentukan kinerja seseorang di dalam bekerja, pada
tingkat usia yang relatif muda produktivitas kerja juga semakin tinggi, tetapi pada
tingkat kematangan usia tertentu biasanya produktivitas menjadi menurun.
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Agama
Agama adalah hal yang mendasar berupa nilai dan keyakinan yang dianut individu
dengan cara pandang, cara berpikir, serta sikap yang ditunjukkan dalam kehidupan
sosialnya.
5. Sosial ekonomi
Kedudukan individu dalam masyarakat ditentukan oleh strata sosial dan tingkat
ekonomi. orang dengan pendapatan tinggi memiliki gaya hidup mewah dengan
fasilitas lengkap sebagai penunjang tingginya derajat sosial seseorang yang semuanya
akan memberikan pengaruh terhadap pola perilakunya.
6. Kebudayaan
7. Lingkungan
e. Faktor Lainnya
2. Persepsi
Persepsi merupakan proses penginderaan yang dimulai dari perhatian atau hasil
pengamatan mengenai obyek dan menyimpulkan informasi dan menafsirkannya.
3. Emosi
Emosi merupakan reaksi tubuh atau perubahan fisiologis dalam menghadapi kondisi
tertentu. Emosi dapat mendorong individu untuk berperilaku atau bertindak sebagai
akibat adanya stimulus yang diterimanya. misalnya perasaan marah ketika diganggu
oleh orang lain.
F.Domain Perilaku
Meskipun perilaku merupakan bentuk dari sebuah respons atau reaksi terhadap
stimulus atau rangsangan yang diberikan, tetapi dalam menerima respons sangat bergantung
pada setiap individu yang bersangkutan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun stimulusnya
sama, tetapi respons setiap individu berbeda. Hal tersebut menunjukkan bahwa perilaku
manusia sangat kompleks dan unik.
Menurut Benyamin Bloom (1908) seperti dikutip Notoatmodjo (2003) dalam Maulana
(2009:195), membagi perilaku manusia dalam tiga domain (ranah/kawasan), yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotor. Ketiga domain tersebut mempunyai urutan, pembentukan 8 perilaku
baru khusunya pada orang dewasa diawali oleh domain kognitif. Individu terlebih dahulu
mengetahui stimulus untuk menimbulkan pengetahuan. Selanjutnya timbul domain afektif
dalam bentuk sikap terhadap objek yang diketahuinya. Pada akhirnya, setelah objek diketahui
dan disadari sepenuhnya, timbul respons berupa tindakan atau keterampilan (domain
psikomotor). Pada kenyataannya tindakan setiap individu tidak harus didasari pengetahuan
dan sikap. Dalam perkembangannya, teori Bloom dimodifikasi untk pengukuran hasil
pendidikan kesehatan, yaitu:
1) Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu (Maulana, 2009). Pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Fitriani, 2011).Proses
adopsi perilaku, menurut Rogert (1974) dalam Maulana (2009) bahwa sebelum individu
mengadopsi perilaku baru, terjadi proses berurutan dalam dirinya. Proses ini meliputi
e) Adaption (orang telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan
sikapnya terhadap stimulus).
a) Tahu (know), diartikan sebagai mengingat sesuatuu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, oleh sebab itu “tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah.
d) Analisis (analysis), kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada
kaitannya satu sama lain.
2) Sikap
Sikap adalah suatu reaksi atau respons yang masih tertutup terhadap suatu stimulus
atau obyek. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu
sebagai suatu penghayatan terhadap obyek (Fitriani, 2011). Sikap tidak dapat dilihat, tetapi
dapat ditafsirkan terlebih dahulu daripada perilaku yang tertutup. Sikap juga merupakan
reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Maulana, 2009).
Menurut Newcomb seperti dikutip Notoatmodjo (2003) dalam Maulana (2009), sikap
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, yang menjadi predisposisi tindakan
suatu perilaku, bukan pelaksanaan motif tertentu. Sikap memiliki tingkatan, yaitu menerima,
merespon, menghargai, bertanggungjawab. Pembentukan sikap dipengaruhi oleh beberapa
factor, antara lain : pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting,
kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan agama, serta pengaruh factor emosional
(Azwar, 2003). Komponen yang membentuk sikap menurut Maulana (2009) sebagai berikut:
Praktik merupakan suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt
behavior) untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, seperti fasilitas. Praktik sendiri
mempunyai beberapa tingkatan, yaitu:
a) Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh
adalah merupakan indikator praktik tingkat dua.
c) Mekanisme (mecanisme)
Apabila sesorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau
sesuatu itu sudah menjadi kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.
d) Adopsi (adoption)
Merupakan praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya
tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
Perkembangan kepribadian
Pengembangan kepribadian berarti kemauan diri sendiri untuk menata aspek internal
diri atau sikap batin, dan aspek perilaku eksternal diri, yaitu cara Anda menampilkan diri atau
tampak sisi luar diri di persepsi orang lain. Untuk itu semua, Anda harus mampu bersikap
proaktif untuk meningkatkan kesadaran diri, pengetahuan diri, kecerdasan diri, identitas diri,
bakat dan potensi diri, kualitas diri, serta memenuhi mimpi dan tujuan hidup dengan visi yang
jelas. Termasuk, memiliki keperibadian yang unggul untuk mengambil tanggung jawab atas
kesehatan diri, karir, keuangan, hubungan, emosi, kebiasaan, dan keyakinan terhadap nilai-
nilai kehidupan yang Anda perjuangkan.
Pengertian kepribadian
Menurut Agus Sujanto dkk (2004), mengungkapkan bahwa kepribadian seseorang
merupakan suatu totalitas psikofisik yang cukup kompleks dari tiap individu. Sehingga akan
tampak dalam tingkah laku mereka yang unik.
Kemudian, kepribadian menurut Kartini Kartono dan Dali Gulo dalam Sjarkawim,
mengatakan bahwa kepribadian merupakan tingkah laku dan sifat khas seseorang yang bisa
membedakannya dengan individu lain. Selain itu, mereka juga menuliskan bahwa personality
adalah sebuah integrasi dari karakteristik yang terstruktur, minat, pola tingkah laku,
kemampuan dan juga potensi yang dimiliki oleh seseorang. Itu artinya, kepribadian adalah
semua hal dari diri seseorang yang diketahui oleh orang lain.
Struktur kepribadian
Murray membagi kepribadian menjadi tiga bagian yaitu id, superego, dan ego. Pembagian
kepribadian ini sedikit berbeda dengan pembagian kepribadian yang dicetuskan oleh
Sigmund Freud.
Id
Id dalam pembagian kepribadian Murray, bukan hanya mengandung perilaku
yang unacceptable, yaitu primitif, amoral, dan bernafsu; tetapi juga mengandung
impuls yang dapat diterima dan disukai, seperti empati, imitasi, dan identifikasi.
Menurut Murray, ada beragam emosi dan impuls alami yang dapat diterima pada
tahap ini demi eksistensi “si anak”.
Superego
Superego terbentuk dari norma-norma yang dapat diterima oleh keluarga, masyarakat,
atau agama. Superego terbentuk karena pengaruh orang tua, figur-figur yang
berwenang, budaya, dan norma. Berbeda dengan Freud, Murray percaya bahwa
Superego berkembang seiring berjalannya waktu.
Di dalam Superego terdapat Ego-ideal, yaitu moral atau perilaku ideal yang harus
dimiliki dan diperjuangkan. Bersamaan dengan perkembangan Superego, Ego-
ideal juga berkembang, dan mengarahkan kita, agar tahu apa yang perlu
diperjuangkan sebagai tujuan jangka panjang. Ego-ideal merupakan totalitas dari
seluruh ambisi dan aspirasi, yang memungkinkan kita menjadi terbaik, sesuai potensi
yang ada.
Ego
Ego adalah conscious organizer yang aktif mengatur perilaku kita. Ego secara sadar
beralasan, berkehendak, dan memutuskan arah perilaku. Ego yang kuat, bukan hanya
menekan Id, tetapi juga memikirkan bagaimana tetap bisa mendapatkan kesenangan,
tetapi dengan mengarahkannya ke impluses yang bisa diterima. Ego yang kuat, dapat
bertindak sebagai wasit antara Id dan Superego, sehingga ada keharmonisan antara
apa yang diinginkan Id dengan apa yang diinginkan masyarakat. Namun, ego yang
lemah, bisa jadi pilih kasih dan menyukai salah satu dari Id atau Superego; atau
membiarkan terjadinya konflik terus-menerus. Kemungkinan timbulnya konflik
antara Id dan Superego memang ada, namun Murray yakin, bahwa konflik tersebut
bukan sesuatu yang tidak bisa dihindari.
Tipologi kepribadian
1. Tipologi Konstitusi
Tipologi konstitusi adalah tipologi yang dikembangkan berdasarkan aspek jasmani. Dasar
pemikirannya adalah bahwa keadaan tubuh seseorang baik dari segi fisik maupun sifat
menentukan ciri pribadi seseorang. Tokoh yang mengembangkan tipologi ini antara
lain Hippocrates dan Galenus, De Giovanni, Viola, Sigaud dan Sheldon.
2. Tipologi Temperamen
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tipologi kepribadian manusia dapat dilihat dari
berbagai sisi dan aspek dalam kehidupan, yang pada akhirnya hal tersebutlah yang
menunjukkan kepribadian seseorang.
Menurut Yusuf dan Nurihsan (2008), ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan
kepribadian yaitu :
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ini dibagi menjadi 3:
1) Keluarga
Keluarga dipandang sebagai penentu utama pembentukan kepribadian anak. Alasannya
adalah kelurga merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi anak,
anak banyak menghabiskan waktunya dilingkungan keluarga dan keluarga merupakan orang
yang penting bagi pembentukan kepribadian anak. Disamping itu keluarga juga dipandang
dapat memenuhi kebutuhan manusiawi, terutama bagi pengembangan kepribadiannya dan
pengembangan ras manusia. Apabila anak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya
maka anak cenderung berkembang menjadi pribadi yang sehat. Suasana keluarga sangat
penting bagi perkembangan kepribadian anak. Seorang anak yang dibesarkan dalam
lingkungan keluarga harmonis dan agamais maka perkembangan anaktersebut cenderung
positif.
2) Faktor kebudayaan
Kebudayaan suatu masyarakat memberikan pengaruh terhadap setiap warganya, baik yang
menyangkut cara berpikir, cara bersikap atau cara berprilaku. Pengaruh kebudayaan terhadap
keperibadian dapat dilihat dari perbedaan masyarakat modern yang budayanya maju dengan
masyarakat primitive yang budayanya masih sederhana. Perbedaan itu tampak dalam gaya
hidupnya seperti dalam cara makan, berpakaian, memelihara kesehatan, berinteraksi,
pencaharian, dan cara berpikir. Linton (1945, cit. Yusuf dan Nurihsan, 2008) mengemukakan
ada tiga prinsip tipe dasar kepribadian yaitu pengalaman awal kehidupan dalam keluarga,
pola asuh orangtua terhadap anak dan pengalaman awal kehidupan anak dalam masyarakat.
3) Sekolah
Faktor-faktor yang dipandang berpengaruh dalam pembentukan kepribadian anak diantaranya
sebagai berikut :
1. Iklim emosional kelas Ruang kelas dengan guru yang bersikap ramah dan respek terhadap
siswa memberikan dampak yang positif bagi perkembangan psikis anak, seperti merasa
nyaman, bahagia, mau bekerjasama, termotivasi untuk belajar, dan mau menaati
peraturan. Sedangkan ruang kelas dengan guru yang bersikap otoriter dan tidak
menghargai siswa berdampak kurang baik bagi anak, seperti merasa tegang, sangat kritis,
mudah marah, malas untuk belajar dan berprilaku yang menggangu ketertiban.
2. Disiplin Disiplin yang otoriter cenderung mengembangkan sifat-sifat pribadi siswa yang
tegang, cemas dan antagonistik. Disiplin yang permisif, cenderung membentuk sifat
siswa yang kurang bertanggungjawab, kurang menghargai otoritas dan egosentris.
Sementara displin yang demokratis, cenderung mengembangkan perasaan berharga,
merasa bahagia, perasaan tenang dan sikap bekerjasama.
3. Prestasi belajar Perolehan prestasi belajar atau peringkat kelas dapat mempengaruhi
peningkatan harga diri dan sikap percaya diri siswa.
4. Penerimaan teman sebaya Siswa yang diterima oleh teman-temannya, dia akan
mengembangkan sikap positif terhadap dirinya dan juga orang lain. Dia merasa menjadi
orang yang berharga.
Kepribadian perawat
Perawat adalah sebuah profesi profesional dalam bidang kesehatan yang mana telah
mendapatkan gelar pendidikan sebagai seorang perawat.Menjadi seorang perawat harus
mempunyai berbagai keahlian, baik soft skill dan hard skill yang mempuni. Hal ini karena
tugas pokok dari seorang perawat adalah melakukan tindakan keperawatan terhadap orang
yang membutuhkan.Dalam bekerja seorang perawat akan terus berhadapan dengan seorang
pasien. Oleh karena itu, seorang perawat harus mempunyai sikap yang profesional saat
bekerja.
Nilai atau sifat apa saja yang harus dimiliki seorang perawat? Berikut 5 sifat wajib
yang harus dimiliki seorang perawat:
Wajib hukumnya seorang perawat harus mampu memberikan kasih sayang kepada
seluruh pasien tanpa membeda-bedakan. Seorang perawat harus menjalankan tugas utamanya
dalam merawat pasien dengan sepenuh hati, baik saat menerima pasien, melakukan
keperawatan hingga berpisah dengan pasien.Hal ini sangat penting, jangan pernah melihat
pasien dari latar belakang apa pun apa lagi mengenai ekonomi, suku, agama, ras dan
golongan tertentu.
Hadirkan sikap empati yang mendalam ketika berhadapan dengan seorang pasien dan
keluarga pasien. Tindakan menolong menggunakan empati dengan asal menolong akan
sangat berbeda.Memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien tanpa harus membuat
pasien merasa cemas, khawatir dan gelisah. Gunakan suara yang lembut, ramah dan murah
senyum kepada semua orang yang ada di rumah sakit khususnya pasien dan keluarga pasien.
Hindari untuk mengeluarkan kata-kata kasar, keras dan judes kepada pasien dan keluarga
pasien, hal ini akan membuat keadaan menjadi buruk.
Setiap pasien yang datang ke rumah sakit tentu ingin dilayani dengan sepenuh hati,
pasien dan keluarga akan menggantungkan rasa percaya kepada perawat dan dokter.Jadilah
perawat yang percaya diri dengan kemampuan yang telah dimiliki, jangan gugup dan minder.
Latihlah kemampuan untuk dapat dipercaya oleh pasien dan keluarga pasien.Selain itu, jika
terdapat sebuah kesalahan atau insiden maka akuilah tanpa harus menyalahkan siapa saja.
Hindari menyalahkan, menyudutkan, mempermalukan dan mengkritik pasien atau keluarga
pasien.
Menjadi seorang perawat harus bisa memberikan perhatian dan memanjakan pasien
tanpa berharap apa pun (pengabdian). Berikan perhatian yang nyaman sehingga membuat
pasien merasa senang untuk dilayani.Sikap caring seorang perawat harus dilakukan dalam
menjalankan rutinitas pekerjaan setiap harinya. Tampil riang gembira baik di depan pasien
atau pun keluarga.Meski hal ini sangat melelahkan, namun inilah sikap yang harus dimiliki
seorang perawat yang hebat.
Siapa yang tidak suka dibantu oleh seorang perawat ketika ada di rumah sakit? Semua
orang akan sangat menghargai setiap bantuan dilakukan oleh perawat.Jangan sungkan untuk
menawarkan diri dalam membantu apa yang bisa dilakukan untuk pasien dan keluarga pasien.
Ahli psikologi menyebut istilah lain dari kesadaran diri dengan nama metakognisi
dan metamood, yaitu kesadaran orang akan proses berpikir dan kesadaran emosinya
sendiri. Proses metakognisi menyebabkan individu dapat mengontrol aktivitas
kognitifnya, sehingga dapat mengarahkannya untuk memilih situasi dan strategi yang
tepat bagi dirinya di masa yang akan datang.
Self awareness atau kesadaran diri merupakan fondasi hampir semua unsur
kecerdasan emosional, langkah awal yang penting untuk memahami diri sendiri dan
untuk berubah. Kesadaran diri adalah salah satu ciri yang unik dan mendasar pada
manusia, yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.
Berikut definisi dan pengertian self awareness atau kesadaran diri dari beberapa sumber
buku:
Menurut Listyowati (2008), self awareness adalah keadaan dimana individu dapat
memahami diri sendiri dengan setepat-tepatnya, yaitu kesadaran mengenai pikiran,
perasaan, dan evaluasi diri. Individu yang memiliki self-awareness yang baik maka
memiliki kemampuan mengontrol diri, yakni mampu membaca situasi sosial dalam
memahami orang lain dan mengerti harapan orang lain terhadap dirinya.
Menurut Koeswara (1987), self awareness adalah sebagai kapasitas yang
memungkinkan manusia mampu mengamati dirinya sendiri maupun membedakan
dirinya dari dunia (orang lain), serta kapasitas yang memungkinkan manusia
mampu menempatkan diri di dalam waktu (masa kini, masa lampau, dan masa
depan).
Menurut Goleman (1996), self awareness adalah kemampuan seseorang untuk
mengetahui kekuatan, kelemahan, dorongan, nilai, dan dampaknya pada orang lain
serta perhatian terus menerus terhadap batin seseorang, merefleksi diri, pikiran
mengamati dan menggali pengalaman, termasuk emosi.
Menurut Solso dkk (2007), self awareness adalah kesiapan (awareness) terhadap
peristiwa yang di lingkungan sekitarnya dan peristiwa kognitif yang terdiri dari
memori, pikiran, perasaan dan sensasi fisik.
2. Reciprocal Inhibition
Untuk menghilangkan phobia/kecemasan
Prosedur : obyek yang menyenangkan dihadirkan secara bersama-sama
dengan obyek yang tidak menyenangkan dan dilakukan secara bertahap.
3. Extinction
Untuk menghilangkan perilaku tidak baik
Bila seseorang melakukan perilaku tidak baik, tidak perlu diperhatikan/pura-
pura tidak tahu maka lama-lama ia akan menghentikan perilaku.
4. Landing / Langsung
Efektif untuk menghilanggkan ketakutan/phobia, menghadirkan objek yang
ditakuti secara tiba-tiba/langsung.
5. Up Reaksi
Untuk menghilangkan ketakutan dan kecemasan pasien/klien diminta
membayangkan stimulus yang membuat ia takut/cemas kemudian juga
membayangkan kalau tiba-tiba stimulus itu ada dimotivasi untuk menghadapi.
6. Pelatihan Asertif
Untuk kasus-kasus pemalu, penakut.
Orang-orang yang tidak asertif,akan stress
Asertif : kemampuan untuk berani tidak malu dalam situasi apapun,
keberaniaan menolak/berani mengatakan tidak dengan professional (kata-
katanya tepat, bagus, sistematis)btidak bermaksud menyerang orang (Bukan
agresif verbal, dapat membuat orang malu dan marah)
1. Kesadaran Pasif
Kesadaran pasif adalah keadaan dimana seorang individu bersikap menerima segala
stimulus yang diberikan pada saat itu, baik stimulus internal maupun eksternal.
2. Kesadaran Aktif
Kesadaran aktif adalah kondisi dimana seseorang menitikberatkan pada inisiatif
dan mencari dan dapat menyeleksi stimulus-stimulus yang diberikan (Ginintasi, 2010)
Goleman, menyebutkan ada tiga kecakapan utama dalam kesadaran diri, yaitu:
a. Mengenali emosi; mengenali emosi diri dan pengaruhnya. Orang dengan kecakapan ini
akan:
1. Mengetahui emosi makna yang sedang mereka rasakan dan mengapa terjadi.
2. Menyadari keterkaitan antara perasaan mereka dengan yang mereka pikirkan.
3. Mengetahui bagaimana perasaan mereka mempengaruhi kinerja.
4. Mempunyai kesadaran yang menjadi pedoman untuk nilai-nilai dan sasaransasaran
mereka.
b. Pengakuan diri yang akurat; mengetahui sumber daya batiniah, kemampuan dan ini.
Orang dengan kecakapan ini akan :
1. Sadar tentang kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya.
2. Menyempatkan diri untuk merenung, belajar dari pengalaman, terbuka bagi umpan
balik yang tulus, perspektif baru, mau terus belajar dan mengembangkan diri.
3. Mampu menunjukkan rasa humor dan bersedia memandang diri sendiri dengan
perspektif yang luas.
c. Kepercayaan diri;kesadaran yang kuat tentang harga diri dan kemampuan diri sendiri.
Orang dengan kemampuan ini akan:
1. Berani tampil dengan keyakinan diri, berani menyatakan “keberadaannya”.
2. Berani menyuarakan pandangan yang tidak popular dan bersedia berkorban demi
kebenaran.
3. Tegas, mampu membuat keputusan yang baik kendati dalam keadaan tidak
pasti (Wijayakusuma, Penyembuhan melalui doa, 2002)
1. MOTIVASI
a. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai – nilai yang mempengaruhi individu
untuk mencapai hal yang spesifik sesuai tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan
suatu invisible yang memberikan kekuatan untuk mendorong individu dalam mencapai
tujuan. Selain itu motivasi dapat diartikan sebagai dorongan individu untuk melakukan
tindakan karena mereka ingin melakukannya. Apabila individu termotivasi, mereka akan
membuat pilihan yang positif untuk melakukan sesuatu karena dapat memuaskan keinginan
mereka.
b. Bentuk-bentuk Motivasi
Motivasi Instrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri untuk
mencapai sesuatu demi memuaskan diri sendiri dan tanpa dipengaruhi oleh imbalan
dari eksternal. Jadi, motivasi ini membuat seseorang melakukan aktivitas tertentu
karena menganggapnya sebagai sesuatu yang bermanfaat untuk dirinya atau
memberikan kepuasan untuk dirinya sendiri. Jenis motivasi ini dipengaruhi oleh
ketertarikan atau kesenangan pada kegiatan tertentu.
c. Cara Memotivasi
Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan manusia yang berupa makanan, minuman, pakaian, udara,
tempat tinggal, dan kebutuhan kebutuhan lainnya yang digunakan untuk bertahan
hidup. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang paling dasar.
Kebutuhan Keamanan
Merupakan kebutuhan dari rasa aman akan kekerasan fiisk ataupun
psikis. Misalnya saja seperti lingkungan yang bebas polusi, rasa aman dari
kekerasan dan ancaman, dan lainnya.
Kebutuhan Sosial
Dalam hal ini kebutuhan untk mencintai dan dicintai. Manusia adalah
makhluk sosial, sehingga tentunya membutuhkan orang lain di dalam kehidupan
mereka.
Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan ini biasanya ada setelah kebutuhan fisiologis, sosial, dan
keamanan sudah terpenuhi. Setiap orang tentunya ingin diakui dan dihargai orang
lain.
Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan ini adalah kebutuhan yang tertinggi. Biasanya kebutuhan
ini merupakan kebutuhan seseorang yang ingin memenuhi ambisi pribadi.
2. Teori Motivasi MC Clelland
Konsep penting dari teori motivasi ini adalah pada kekuatan yang ada di
dalam diri manusia, yang mana merupakan motivasi prestasi. Menurut MC Clelland,
individu dapat memiliki motibasi jika memang dirinya memiliki keinginan untuk
berprestasi lebih baik dibandingkan lainnya. Terdapat 3 kebutuhan yang dijelaskan
di dalam teori ini.
Kebutuhan prestasi
Dalam hal ini, seseorang harus bisa menentukan tujuan yang logis
dengan memperhitungkan resiko yang ada serta melakukannya secara kreatif dan
inovatif.
Kebutuhan Afiliasi
kebutuhan Kekuasaan
Kebutuhan ini dapat terlihat pada diri seseorang yang ingin memiliki
pengaruh atas diri orang lain. Mereka haruslah peka terhadap struktur pengaruh
antara satu sama lainnya, bahkan mencoba untuk menguasai orang tersebut hingga
mengatur tingkah lakunya.
A. Teori-teori X:
Kebanyakan pekerja itu malas, tidak senang bekerja bahkan
jika bisa akan menghindari hal tersebut.
Karena pada dasarnya memang tidak senang bekerja, maka
harus dilakukan pemaksaan dan pengendalian. Bahkan diperlakukan hukuma serta
diarahkan agar dapat mencapai tujuan dari organisasi
Rata rata pekerja memang lebih ingin dibimbing, memiliki
ambisi kecil, kemauan diri sendiri atas segalanya, dan terkadang berusaha untuk
menghindari tanggung jawab.
B. Teori – teori Y:
Usaha fisik dan mental yang telah dilakukan manusia
sama dengan kegiatan bermain dan istirahat.
Rata Rata seseorang akan mau belajar jika dalam kondisi yang
layak, tak hanya menerima namun juga ikut mencari tanggung jawab.
Ada kemampuan yang sangat besar dalam kecerdikan,
daya imajinasi, serta kualitas yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam
organisasi.
Pengendalian yang dilakukan dari luar hukuman bukanlah cara
yang tepat untuk mengarahkan kepada tujuan organisasi.
2. PRESEPSI
a. Pengertian Presepsi
Menurut Walgito (2010), persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh proses
penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera
atau juga disebut proses sensoris. Persepsi juga merupakan aktivitas integred dalam diri
individu.
b. Macam-macam Persepsi
a. External perception, persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang datang dari
luar diri individu.
b. Self Perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang berasal dari
dalam diri individu, dan yang menjadi objek adalah dirinya sendiri
1. Faktor fungsional
Faktor fungsional dihasilkan dari kebutuhan, kegembiraan (suasana hati), pelayanan,
dan pengalaman masa lalu seseorang individu.
2. Faktor-faktor structural
3. Faktor-faktor situasional
Faktor ini banyak berkaitan dengan bahasa nonverbal. Petunjuk proksemik, petunjuk
kinesik, petunjuk wajah, petunjuk paralinguistik adalah beberapa dari faktor situasional
yang mempengaruhi persepsi.
4. Faktor personal
1. Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman atau
proses fisik, yaitu proses ditangkapnya suatu stimulus (objek) oleh panca indera.
2. Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis, yaitu proses
diteruskanya stimulus atau objek yang telah diterima alat indera melalui syaraf-syaraf
sensoris ke otak.
3. Tahap ketiga merupakan proses yang dikenal dengan nama proses psikologis, yaitu
proses dalam otak, sehingga individu mengerti, menyadari, menafsirkan dan menilai objek
tersebut.
4. Tahap keempat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa
tanggapan, gambaran atau kesan.
I. EMOSI
A. PENGERTIAN EMOSI
Emosi berasal dari akar kata moverre (latin) berarti “menggerakkan, bergerak” ,
ditambahi awalan “e” untuyk memberi arti bergerak menjauh. Secara literal emosi dapat
diartikan setiap kegiatan atau pergolakan pikiran,perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang
hebat atau meluap luap.
Emosi juga dapat didefinisikan“Manifestasi perasaan atau afek keluar dan disertai banyak
komponen fisiologik, dan biasanya berlangsung tidak lama”(Maramis, 1990).
Sedangkan menurut Bimo Walgito, 1989 emosi adalah suatu keadaan perasaan yang telah
melampaui batas sehingga untuk mengadakan hubungan dengan sekitarnya mungkin
terganggu. Bisa perasaan marah, takut, sedih, senang, benci cinta, antusias, bosan dan lain-
lain sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi pada kita.Emosi juga dapat digambarkan
sebagai keadaan perasaan yang berpengaruh pada perilaku, perubahan fisiologis dan pikiran.
Emosi dapat dipengaruhi oleh rangsangan dari luar atau dalam diri seseorang. Emosi pada
seseorang dapat menular pada orang yang memperhatikannya
B. Komponen Emosi
Menurut Atkinson R.L., dkk, komponen emosi terdiri dari :
1. Respon atau reaksi tubuh internal, terutama yang melibatkan sistem otomatik, misalnya
bila marah suara menjadi tinggi dan gemetar.
2. Keyakinan atau penilaian kognitif bahwa telah terjadi keadaan positif atau negatif,
misalnya kegembiraan saat diterima disalah satu Perguruan Tinggi ternama.
3. Ekspresi wajah, apabila merasa benci pada seseorang, mungkin akan mengerutkan dahi
atau kelopak mata menutup sedikit.
4. Reaksi terhadap emosi, misalnya marah-marah menjadi agresi atau gembira hinggah
meneteskan air mata
Distress (stres negatif) Selye menyebutkan distress merupakan stres yang merusak
atau bersifat tidak menyenangkan. Stres dirasakan sebagai suatu keadaan dimana
individu mengalami rasa cemas, ketakutan, khawatir, atau gelisah. Sehingga individu
mengalami keadaaan psikologis yang negatif, menyakitkan, dan timbul keinginan
untuk menghindarinya
Eustress (stres positif) Selye menyebutkan bahwa eustress bersifat menyenangkan
dan merupakan pengalaman yang memuaskan. Hanson (dalam Rice, 1992)
mengemukakan frase joy of stress untuk mengungkapkan hal-hal yang bersifat positif
yang timbul dari adanya stres. Eustress dapat meningkatkan kesiagaan mental,
kewaspadaan, kognisi, dan performansi individu. Eustress juga dapat meningkatkan
motivasi individu untuk menciptakan sesuatu, misalnya menciptakan karya seni.
F. TAHAPAN STRES
Menurut dr.Robert.j.van amberg(1979) yang dikemukakan oleh prof. Dadang
Hawari (2001)
Stres ringan
3. Stres yang disertai perasaan nafsu bekerja yang besar dan berlebihan
4. Semangat kerja besar, berkelebihan
5. Mampu menyesuaikan pekerjaan tanpa memperhitungkan tenaga yang
dimiliki
6. Penglihatan menjadi tajam
7. Merasa senang dengan pekerjaannya dan semakin bersemangat.
Stres tahap kedua (disertai keluhan)
1. bangun pagi tidak segar atau letih
2. lekas capai pada saat menjelang sore
3. lekas lelah sudah makan
4. tidak dapat rileks
5. lambung/perut tidak nyaman
6. jantung berdebar
7. otot tungkuk dan punggung tegang
Stres tahap ketiga
1. Defekasi tidak teratur ( kadang kadang diare)
2. Otot semakin tegang
3. Emosional
4. Insomnia
5. Mudah terjaga dan sulit tidur(mendadak insomnia)
6. Bangun terlalu pagi dan sulit tidur kembali (lekas insomnia)
7. Koordinasi tubuh terganggu
8. Mudah jatuh pingsan
Sress tahap empat
1. Loyo ( tidak mampu bekerja sepanjang masa )
2. Aktivitas pekerjaan terasa sulit dan menjenuhkan
3. Respon tidak kuat
4. Lingkungan rutin terganggu
5. Gangguan pola tidur
6. Sering menolkan ajakan,konsentrasi dan daya ingat menurun
7. Timbul ketakutan dan kecemasan
Stres tahap kelima
1. Kelelahan fisik dan mental
2. Ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan yang sederhana dan ringan
3. Gangguan pencernaan berat
4. Meningkatkan rasa takut dan cemas
5. Bingung dan panik
Stres tahap keenam
1. Jantung berdebar keras
2. Sesak nafas
3. Badan bergemetar, dingin,dan banyak keluar keringat
4. Loyo serta pingsan atau kolaps
G. REAKSI TUBUH TERHADAP STRES
menurut dadang hawari (2001) bahwa dampak stress dapat mengenai
fisiologis maupun psikologis, menurut fisiologis sebagai berikut:
Perubahan pada warna rambut dari hitam menjadi kecoklat coklatan,
ubanan, dan kerontokan.
Gangguan pada penglihatan
Titinus ( pendengran berdering)
Daya ingat, konsentrasi, dan berpikir menurun
Wajah tampak tegang, serius,tidak santai , sulit senyum dan kerutan pada
wajah
Bibir dan mulut terasa kering dan tenggorokan terasa tercekik
Kulit menjadi dingin atau panas, banyak berkeringat, biduran, dan gatal
gatal
Nafas terasa berta dan sesak
Jantung berdebar debar dan muka merah pucat
Sedangkan menurut psikologis yaitu sebagai berikut:
Kecemasan
Kemarahan
Depresi
H. MANAJEMEN STRES
1. Sikap,keyakinan dan pikiran kita harus positif, flaksibel,rasional, dan
adaptasi terhadap orang lain
2. Kendalikan faktor penyebab stress dengan jalan meningkatkan
kemampuan menyadari, menerima, menghadapi, dan bertindak
3. Perhatikan diri anda, proses interpersonal dan interaktif, serta
lingkungan anda.
4. Kembangkan sikap efisien
5. Relaksasi
6. Visualisasi
I. STERS MENURUT TIPE KEPRIBADIAN
A. Definisi Belajar
Arti kata belajar di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah suatu usaha
memperoleh kepandaian atau ilmu. Sedangkan dalam Kamus Bahasa Inggris terdapat
empat macam arti belajar, yakni memperoleh pengetahuan atau menguasai
pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, dan mendapat informasi atau
menemukan.
Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk meningkatkan
kualitas kemampuan atau tingkah laku dengan menguasai sejumlah pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap. Belajar secara formal adalah usaha menyelesaikan
program pendidikan disekolah atau perguruan tinggi dengan bimbingan guru atau
dosen. Sedangkan belajar secara otodidak atau disebut juga selfstudy atau belajar
mandiri adalah belajar yang dilakukan di luar program pendidikan sekolah atau
perguruan tinggi, tetapi melaluitetapi melalui usaha sendiri.
B. Hukum Belajar
Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon.
Stimulus adalah segala sesuatu yang dapat merangsang kegiatan belajar, seperti pikiran,
perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap oleh indera. Sedangkan respon adalah
reaksi yang dimunculkan siswa selama pembelajaran, dapat juga berupa pikiran, perasaan
atau tindakan.Belajar adalah pembentukan hubungan stimulus dan respon sebanyak-
banyaknya. Dalam hal itu respon yang maksimal dari adanya stimulus.
Teori ini sering juga disebut teori trial and error, dalam teori ini berlaku untuk semua
organisme dan ketika organisme dihadapkan pada situasi atau situasi baru maka organisme
ini secara otomatis bereaksi atau bertindak dengan trial and error. berbasis insting karena
pada dasarnya setiap stimulus harus disambut dengan respon.
Thorndike menyatakan bahwa belajar pada hewan dan manusia terjadi atas dasar tiga hukum
pokok belajar, yaitu:
Menurut Thorndike, tiga kondisi yang menunjukkan berlakunya hukum ini, yaitu:
a. Jika organisme siap untuk bertindak atau berperilaku, dan jika organisme
dapat melakukan persiapan ini, organisme tersebut akan merasakan kepuasan.
b. Jika organisme siap untuk bertindak atau berperilaku, dan organisme tidak
dapat menyelesaikan persiapan tersebut, organisme akan mengalami
kekecewaan.
c. Jika organisme tidak siap untuk bertindak dan organisme tersebut dipaksa
untuk bertindak, situasi yang tidak memuaskan akan terjadi.
C. Teori-Teori Belajar
Teori Behavioristik
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage, Gagne
dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman.Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang
berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan
pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik.Aliran ini
menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada
penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagi aktivitas yang menuntut
pebelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari
dalam bentuk laporan, kuis, atau tes.Penyajian isi atau materi pelajaran
menekankan pada ketrampian yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti
urutan dari bagian ke keseluruhan
a. Faktor instrumental
Faktor instrumental yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam.
Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar,
lapangan olah raga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum
sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan dan sebagainya.
Ketersediaan serta kelengkapan dari kedua perangkat belajar tersebut akan
mempengaruhi aktivitas belajar anak.
b. Faktor materi pelajaran
Faktor materi pelajaran (materi yang diajarkan) ini hendaknya disesuaikan dengan
usia perkembangan anak begitu juga dengan metode mengajar guru,
disesuaikan dengan kondisi perkembangan anak.
6. Berikan Jeda
Saat hendak menghadapi ujian, tentunya akan banyak materi yang harus dipelajari.
Namun jangan terlalu memaksakan diri karena hal tersebut justru kurang efektif.
Sebaiknya berikan jeda di antara setiap sesi materi. Ini dimaksudkan untuk
mengistirahatkan otak sehingga bisa kembali segar dan siap bekerja lagi.
7. Berskiap Kritis
Setelah paham apa yang dipelajari, latihlah otak Anda agar lebih kritis terhadap
semua materi tersebut. Aktif mencari tahu dan menganalisis kebenaran dari
materi yang telah dipelajari dinilai mampu membuat seseorang lebih mudah
mengingatnya ketika ujian datang. Tak hanya itu, dengan adanya informasi
lebih lanjut, Anda juga dapat memiliki prespektif yang lebih luas.
10. Berdiskusi
Belajar kerap kali dilakukan seorang diri. Namun, beberapa orang lebih menyukai
gaya belajar secara berkelompok. Bila Anda adalah tipe ke dua maka carilah teman
yang bisa diajak diskusi. Dari proses diskusi, Anda akan mendapatkan lebih banyak
hal yang mungkin tak akan didapatkan saat belajar secara mandiri.
Jadi, berpikir adalah sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item
(Khodijah, 2006:117). Sedangkan menurut Drever (Walgito, 1997) berpikir
adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai
dengan adanya masalah. Solso (1998) dalam Khodijah, (2006:117) berpikir
adalah sebuah proses dimana representasi mental baru dibentuk melalui
transformasi informasi dengan interaksi y a n g k o m p l e k s a t r i b u t - a t r i b u t
mental seperti penilaian, abstraks, logika, imajinasi dan pemecahan
masalah. Dari pengertian tersebut tampak bahwa ada tiga pandangan
d a s a r tentang berpikir, yaitu:
Ada berbagai macam proses berpikir yang dimiliki manusia antara lain:
a. Berpikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kebiasaan sehari-hari dari
pengaruh alam sekelilingnya, misalnya penalaran tentang panasnya api yang dapat
membakar jika dikenakan kayu pasti kayu tersebut akan terbakar.
b. Berpikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana tertentusecara teratur dan
cermat, misalnya Ada dua hal yang bertentangan penuh tentunya tidak dapat bersatu
pada saat sama dalam satu kesatuan, seperti air dan minyak.
c. Berpikir autistik: contoh berpikir autistik antara lain adalahmengkhayal, fantasi atau
wishful thinking. Dengan berpikir autistikseseorang melarikan diri dari kenyataan,
dan melihat hidup sebagaigambar-gambar fantastis.
d. Berpikir realistik: berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengandunia nyata,
biasanya disebut dengan nalar (reasoning).
Cara Berpikir
Dalam berpikir orang mengolah, mengorganisasikan bagian-bagian dari
pengetahuannya, sehingga pengalaman-pengalaman dan pengetahuan yang tidak teratur
menjadi tersusun merupakan kebulatan-kebulatan yang dapat dikuasai dan dipahami.
Dalam hal ini cara berpikir dibagi menjadi beberapa cara:
a. Berpikir Induktif
Berpikir induktif ialah suatu proses dalam berpiir yang berlangsung dari khusus
menuju kepada yang umum. Orang mencari ciri-ciri atau sifat-sifat yang tertentu dari
berbagai fenomena, kemudian menarik kesimpulan-kesimpulan bahwa ciri-ciri/sifat-
sifat itu trrdapat pada semua jenis fenomena tadi. Tepat atau tidaknya kesimpulan
( cara berpikir ) yang diambil secara induktif ini terutama berganung kepada
representatif atau tidaknya sampel yang diambil yang mewakili fenomena
keseluruhan. Makin besar jumlah sampel yang diambil berarti makin representative
dan makin besar pula taraf dapat dipercaya. Taraf validitas kesimpulan itu masih
ditentukan pula oleh obyektivitas dari pengamat.
b. Berpikir Deduktif
Sebaliknya dari berpikir induktif, maka berpikir deduktif prosesnya berlangsung
dari yang umum menuju kepada yang khusus. Dalam cara berpikir ini, orang
bertolak dari suatu teori ataupun prinsip ataupun kesimpulan yang dianggapnya
benar dan sudah bersifat umum. Dari situ ia menerapknnya kepada penomena-
penomena yang khusus,dan mengambil kesimpulan khusus yang berlaku bagi
penomena tersebut.
c. Berpikir Analogis
Analogi berarti persaman atau perbandingan.Berpikir analogis adalah berpikir
dengan jalan menyamakan atau memperbandingkan penomena-penomena yang
biasa/pernah dilami. Didalam cara berpikir ini, orang beranggapan bahwa kebenaran
dari phenomena-penomena yang pernah dialaminya berlaku pula bagi phenomena
yang sekarang. Kesimpulan yang diambil dari berpikir analogis ini kebenarannya
lebih kurang dapat dipercaya. Kebenarannya ditentukan oleh faktor”kebetulan” dan
bukan berdasarkan perhitungan yang tepat dengan kata lain validitasnya
kebenarannya sangat rendah.
Proses/Kegiatan Berpikir
Proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada empat langkah, yaitu:
a. Pembentukan Pengertian
Pengertian, atau lebih tepatnya disebut pengertian logis di bentuk melalui tiga
tingkatan, sebagai berikut:
Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia, masalah adalah sesuatu yang harus
diselesaikan (dipecahkan). Masalah dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjanggal dan
belum dapat dipecahkan ataupun jarak yang ada antara harapan dan kenyataan dan harus
menemukan solusi (Anisa 2014). Pemecahan masalah sering dikenal dengan sebutan problem
solving. Problem solving berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari problem artinya soal,
masalah atau persoalan dan solve artinya pemecahan masalah ( Sholihah,2015).
a. Memahami masalah langkah pertama atasi masalah yang sedang dihadapi secara
tepat.
b. Menyeleksi solusi setelah menentukan akar masalah yang sedang dihadapi maka
langkah berikutnya adalah menentukan rencana.
c. Memutuskan rencana, tahap ini ditandai dengan pemilihan suatu rencana matang untuk
memecahkan suatu masalah. Memutuskan suatu masalah suatu rencana berarti
seseorang telah mempertimbangkan semua kemungkinan dari masing-masing solusi
yang ada dan memilih solusi yang dianggap terbaik dari sekian banyak solusi yang
ada.
d. Mengevaluasi hasil tahapan selanjutnya adalah mengevaluasi hasil yang telah tercapai.
Pada tahap ini memberi atau mengeluarkan fakta-fakta baik yang menguatkan
maupun yan melemahkan pilihan-pilihan yang telah ada.
Menyelesaikan masalah dan mencari solusi adalah bentuk dari proses pemecahan
masalah. Keterampilan tersebut sangat berharga bagi setiap orang karena membutuhkan
pemikiran dan konsentrasi yang fokus. Anda bisa menggunakan tahapan pemecahan masalah
(problem solving) yang dijabarkan sebagai berikut:
4.diskusikan dengan anggota tim yang terlibat untuk mengumpulkan lebih banyak
informasi
Salah satu cara memecahkan suatu masalah adalah dengan melakukan brainstorming.
Cobalah untuk pertimbangkan setiap aspek yang dapat memperlambat proses penyelesaian
masalah yang ada. Pastikan ide yang dihasilkan konsisten dengan tujuan dan sasaran yang
relevan. Tak lupa periksa bahwa setiap orang berpartisipasi dalam proses pembuatan ide.
Bedakan antara alternatif jangka pendek dan jangka panjang. Tuliskan semua solusi yang
diusulkan.
3. Mengevaluasi solusi
2.Buat objektif dan pisahkan dalam beberapa penilaian yang terukur untuk mencapai
target
3.Buat jadwal atau timeline dalam menjalankan pemecahan solusi agar dapat terukur