Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM KARDIOVASKULER DAN PRINSIP PEMERIKSAAN TEKANAN


DARAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ilmu Biomedik Dasar
Dosen pembimbing : Dr. H. Iwan Somantri, M.Kep

Oleh,
Ferdy Ilham
P2.06.20.19.1.014 / 1A

POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA


Jl. Cilolohan no.35 Kel.Kahuripan, Kec.Tawang, Kota Tasikmalaya,
Jawa Barat 46115
Tlp. 0265 – 340186 – 7035678 Fax. 0265 – 338939
Email : direktorat@poltekkestasikmalaya

2019/2020
Sistem kardiovaskuler dan prinsip pemeriksaan tekanan darah

A. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa sebagai berikut.
(1) Mendefinisikan sistol, diastol, dan siklus jantung
(2) Menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara jantung dan menghubungkan
suara jantung dengan siklus jantung
(3) Menentukan panjang normal siklus jantung, perubahan tekanan relatif yang terjadi
di dalam atria dan ventrikel selama siklus, dan waktu ketika katup menutup
(4) Menentukan tempat pada toraks dimana suara jantung pertama dan kedua secara
jelas dapat didengarkan
(5) Mengukur tekanan darah subyek secara teliti dengan menggunakan
sphygmomanometer

B. Dasar Teori
Denyut jantung (denyut Diastol) adalah bunyi yang terdengar melalui stetoskop
selama kontraksi jantung. Ada dua suara jantung yang jelas dapat di dengar pada setiap siklus
jantung. Suara jantung biasanya digambarkan dengan lub dan dup, dan urutannya adalah: lub-
dup, istirahat, lub-dup, istirahat, dan seterusnya. Lub (S1) adalah bunyi akibat tertutupnya
katup trikuspidalis dan mitral (katup atrio iastole m) pada permukaan iastol. Sedangkan
Dup (S2) adalah bunyi akibat tertutupnya katup semilunar yang bertepatan dengan akhir
iastol (Tim pengajar fisiologi hewan, 2014).
Bunyi timbul karena getaran yang terjadi di dinding ventrikel dan arteri-arteri besar
ketika katup menutup, bukan oleh derik penutupan katup. Karena penutupan katup AV terjadi
pada awal kontraksi ventrikel ketika tekanan ventrikel pertama kali melebihi tekanan atrium,
bunyi jantung pertama menandakan awitan sistol ventrikel. Penutupan katup semilunaris
terjadi pada awal relaksasi ventrikel ketika tekanan ventrikel kanan dan kiri turun di bawah
tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Dengan demikian, bunyi jantung kedua menandakan
permulaan diastole ventrikel (Lauralee, 2001).
Secara normal, katup mitral terbuka sedikit lebih cepat sebelum katup trikuspidalis.
Katup mitral dapat di dengar lebih jelas bila stetoskop ditempatkan di ruang inter kostal V
sebelah kiri sternum di atas apeks jantung. Sedangkan suara katup trikuspidalis paling jelas
dapat di dengar bila stetoskop digeser ke daerah agak tengah di sebelah kiri sternum.
Demikian juga pada katup semilunar terdapat desinkronisasi penutupan katup. Katup
iastole iasto secara normal mengatup dengan bunyi keras lebih dulu daripada katup
semilunar iastole (Tim pengajar fisiologi hewan, 2014)
Suara jantung pertama, S1 terjadi saat katup atrio ventrikula rmenutup. S1 bernada
rendah dan redup yang disebut dengan lub. Setelah itu katup semilunaris menutup
menghasilkan suara jantung kedua, S2, disebut sebagai dup yang bernada lebih tinggi dan
lebih pendek dari S1. S1 dan S2 (lub-dup) terjadi dalam 1 detik atau kurang, bergantung pada
frekuensi jantung. S1 dan S2 dinamakan bunyi systole dan diastole. Sistole adalah periode
kontraksi ventrikel. Diawali saat bunyi jantung pertama dan diakhiri saat bunyi jantung
kedual. Sistole normalnya lebih pendek daripada diastole. Diastole adalah periode relaksasi
ventrikel. Dimulai saat bunyi jantung kedua dan diakhiri saat bunyi jantung pertama
berikutnya (Berman et al, 2009).

BUNYI JANTUNG UTAMA


(J) Bunyi jantung I
Bunyi jantung I ditimbulkan karena getaran akibat menutupnya katup iastole m lar
terutama katup mitral. Pada keadaan normal terdengar tunggal. Faktor-faktor yang
memengaruhi intensitas BJ I adalah:
 Kekuatan dan kecepatan kontraksi otot ventrikel, makin Kuta dan cepat, makin keras
bunyinya.
 Posisi daun katup atrio-ventrikular pada saat sebelum kontraksi ventrikel. Makin
dekat terhadap posisi tertutup, makin kecil kesempatan akselerasi darah yang keluar dari
ventrikel, dan makin pelan terdengarnya BJ I. Sebaliknya, makin lebar terbukanya katup
iastole m lar sebelum kontraksi, makin keras BJ I, karena akselerasi darah dan
gerakan katup lebih cepat.
 Jarak jantung terhadap dinding dada. Pada pasien dengan dada kurus, BJ akan
terdengar lebih keras dibandingkan dengan pasien gemuk. Demikian juga pada pasien
denganemfisema pulmonum, BJ akan terdengar lebih lemah.
Untuk membedakan BJ I dengan BJ II, pemeriksaan auskultasi dapat disertai dengan
pemeriksaan nadi. BJ I akan terdengar bersamaan dengan denyutan nadi.

(2) Bunyi jantung II


Bunyi jantung II (BJ II) timbul karena getaran menutupnya katup semilunar Aorta maupun
Pulmonal. Pada keadaan normal, terdengar pemisahan (splitting) dari kedua komponen yang
bervariasi dengan pernapasan pada anak-anak atau orang muda. Bunyi jantung II terdiri dari
komponen aorta dan pulmonal (BJ II = A2 + P2). Komponen A2 lebih keras terdengar
pada area aorta di sekitar ruang intercostal II kanan. Komponen P2 hanya dapat terdengar
keras di sekitar area pulmonal.

(3) Bunyi jantung III


Bunyi jantung III (BJ III) disebabkan oleh getaran cepat dari aliran darah saat pengisian cepat
(rapid filling phase) dari ventrikel. Hanya terdengar pada anak-anak atau dewasa muda atau
keadaan dimana compliance otot ventrikel menurun (hipertrofi atau dilatasi).

(4) Bunyi jantung IV


Bunyi jantung IV (BJ IV) disebabkan oleh kontraksi atrium yang mengalirkan darah ke
ventrikel yang compliance menurun. Jika atrium tidak berkontraksi dengan efisien, misalnya
pada atrial fibrilasi, maka bunyi jantung IV tidak terdengar.
Bunyi jantung sering dinamakan berdasarkan daerah katup dimana bunyi tersebut didengar.
M1 berarti bunyi jantung I di daerah mitral. P2 berarti bunyi jantung II di daerah pulmonal.
Bunyi jantung I akan terdengar jelas di daerah apeks, sedangkan bunyi jantung II dikatakan
mengeras jika intensitasnya terdengar sama keras dengan bunyi jantung I di apeks.

BUNYI JANTUNG TAMBAHAN

Bunyi jantung tambahan merupakan bunyi yang terdengar akibat adanya kelainan anatomis
atau aliran darah yang dalam keadaan normal tidak akan menimbulkan bunyi atau getaran.
Bunyi jantung tambahan terdiri dari:
 Klik ejeksi(ejection click): adalah bunyi yang disebabkan karena pembukaan katup
semilunar pada stenosis/penyempitan.
 Ketukan iastole m: bunyi ekstrakardial yang terdengar akibat getaran/gerakan
iastole m pada iastole m /efusi iastole m.

BISING JANTUNG (MURMUR)


Bising jantung (murmur) merupakan bunyi yang ditimbulkan akibat getaran yang timbul
dalam intensitas waktu yang lebih lama. Jadi, perbedaan antara bunyi dan bising terutama
berkaitan dengan lamanya bunyi/getaran berlangsung.
Bising jantung terdiri dari:
 Bising holosistolik: mengisi seluruh fase siklus jantung. Ditemukan pada mitra
insuffisiensi atau ventricular sepal defect (VSD).
 Bising sistolik-diastolik: mengisi baik fase sistolik maupun iastole siklus jantung.
 Bising sistolik: terdengar pada fase sistolik, ditemukan pada Atrial Stenosis (AS),
Pulmonal Stenosis (PS), Ventrikular Septal Defect (VSD), Mitral Insuffisiensi (MI).
 Bising iastole :terdengar pada fase iastole , misalnya pada Insuffisiensi Aorta (AI).
 Continous Murmur: terdengar terus-menerus, misalnya pada Patent Ductus
Arteriosus (PDA).
Bising yang terdengar pada sebagian dari satu fase siklus jantung: (1)Late systolic murmur,
misalnya pada iastole katup mitral, (2)Early diastolic murmur, misalnya padaaorta
insuffiency(AI) ataupulmonal inssufisiency(PI) (3)Late diastolic murmur, misalnya pada
mitral stenosis.

Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap satuan luas
dinding pembuluh darah  (arteri). Tekanan ini harus adekuat, yaitu cukup tinggi untuk
menghasilkan gaya dorong terhadap darah dan tidak boleh terlalu tinggi yang dapat
menimbulkan kerja tambahan bagi jantung. Umumnya, dua harga tekanan darah diperoleh
dalam pengukuran, yakni tekanan sistole dan diastole. Sistole dan diastole merupakan dua
periode yang menyusun satu siklus jantung. Diastole adalah kondisi relaksasi, yakni saat
jantung terisi oleh darah yang kemudian diikuti oleh periode kontraksi atau sistole.

(saladin 2003).

Tekanan yang diciptakan oleh kontraksi ventrikel adalah kekuatan pendorong untuk
aliran darah melalui pembuluh dari iasto. Ketika darah meninggalkan ventrikel kiri, aorta
dan arteri diperluas untuk mengakomodasi hal itu. Ketika ventrikel relaks dan menutup katup
semilunar, dinding elastis arteri mundur, mendorong darah maju ke arteri yang lebih kecil
dan arteriol. Dalam sirkulasi sistemik, tekanan darah tertinggi terletak pada arteri dan
terendah di pembuluh darah kecil. Tekanan darah tertinggi di arteri dan jatuh terus seperti
darah mengalir melalui iasto sirkulasi. Penurunan tekanan terjadi karena iasto yang hilang
akibat hambatan dari pembuluh darah. Resistensi terhadap aliran darah juga berasal dari
gesekan antara sel-sel darah. (Saladin, 2003).
Dalam sirkulasi sistemik, tekanan tertinggi terjadi di dalam aorta dan mencerminkan
tekanan diciptakan oleh ventrikel kiri. Tekanan aorta mencapai tinggi rata-rata 120 mm Hg
selama sistol ventrikel, kemudian terus menurun dari 80 mm Hg selama iastole ventrikel.
Perhatikan bahwa meskipun tekanan dalam ventrikel turun menjadi iasto 0 mm Hg sebagai
ventrikel relaks, tekanan iastole dalam arteri besar masih iastole tinggi. Tekanan iastole
yang tinggi dalam arteri mencerminkan kemampuan wadahnya untuk menangkap dan
menyimpan iasto dalam dinding elastis. Dan Peningkatan tekanan yang cepat terjadi saat
ventrikel kiri mendorong darah ke aorta dapat ditinggalkan sebagai denyut nadi, atau tekanan
gelombang, diteruskan melalui arteri berisi cairan dari iasto kardiovaskular. Gelombang
tekanan sekitar 10 kali lebih cepat dari darah itu sendiri. ( Nurhayati Hamzah.blog.com)

C. Alat dan Bahan


- Alat
1. Stetoskop
2. Sphygmomanometer
3. Penggaris milimeter
4. Kapas
- Bahan
1. Alkohol 70 %
2. Phantom suara dalam
3. 1 probandus

D. Cara Kerja

1. Mendengarkan Suara Jantung


1) Dibersihkan bagian stetoskop yang akan dipasang di telinga dengan alkohol 70%,
dibiarkan kering dulu, kemudian dipasang dengan cara pemasangan yang benar
2) Ditempelkan bel stetoskop pada dada subyek, pada ruang sela iga 5 di sebelah kiri
sternum dekat puting susu kiri. Daerah ini merupakan daerah untuk mendengarkan
katup mitral dengan baik. Didengarkan baik-baik suara jantung, dimana suara
pertama lebih panjang, lebih keras daripada suara kedua yang lebih pendek namun
lebih nyaring.
3) Setelah mendengarkan beberapa menit, coba dihitung waktu istirahat antara suara
kedua dari satu denyut jantung dan suara pertama dari denyut jantung berikutnya.
Dicatat hasilnya dalam detik. Bagaimana interval waktu ini bila dibandingkan
dengan interval waktu antara suara pertama dan kedua dari suatu denyut jantung
tunggal.
4) Sekarang dilakukan pengamatan pada katup semilunar. Untuk mendengarkan
katup semilunar aortik lebih jelas, ditempelkan bel stetoskop pada ruang sela iga
ke 2, tepat di kanan sternum. Bila sudah didengarkan oleh Anda, subyek diminta
menarik nafas dalam-dalam dengan pelan. Kemudian dipindahkan stetoskop
secara horizontal ke kiri sternum untuk mendengarkan katup pulmonari.

Untuk mendengar suara dalam abnormal lebih jelas digunakan phantom suara dalam.
2. Memeriksa Tekanan Darah
 Cara memasang manset yang benar
a. Lengan baju digulung setinggi mungkin sehingga tidak terlilit manset.
b. Tepi bawah manset berada pada 2-3 cm diatas fossa cubiti.
c. Pipa karet jangan menutupi fossa cubiti .
d. Manset diikat dengan cukup ketat .
e. Stetoskop diafragma terletak tepat diatas denyut arteri brachialis.

 Posisi duduk, berdiri, dan berbaring

a) Posisi Duduk
Praktikan berada pada posisi duduk dengan tenang selama 2-3 menit tanpa
memikirkan hal yang berat – berat. Pasang manset pada lengan kanan dan
catat lah tekanan darah nya !

b) Posisi Berdiri
Praktikan berada pada posisi berdiri selama 2-3 menit tanpa memikirkan hal
yang berat – berat. Pasang manset pada lengan kanan dan catat lah tekanan
darah nya !
c) Posisi Berbaring
Praktikan berada pada posisi berbaring selama 10 menit tanpa memikirkan hal
yang berat – berat. Pasang manset pada lengan kanan dan catat lah tekanan
darah nya !

 Cara Kerja Otot dan Otak

a) Kerja Otot
Praktikan melakukan gerak badan selama 1 menit (seperti lari kecil) , tetapkan
tekanan darahnya dalam sikap duduk segera mungkin setelah melakukan
aktivitas gerak badan tersebut
b) Kerja Otak
Praktikan dibiarkan memikirkan sesuatu yang agak berat , dan tetapkan
tekanan darahnya dalam posisi duduk .

E. Data Pengamatan
1. Mendengarkan Suara Jantung
Tempat: laboratorium terpadu poltekkes (26/09/2019)

Model (orang percobaan) Perlakuan Waktu (detik)


Lup-dup 00: 41
M. Devid Dup-lup 00: 63
Laki-laki Lup-lup 00 : 98
19 tahun Dup-dup 01 : 17

2. Pemeriksaan tekanan darah


Tempat: laboratorium terpadu poltekkes (26/09/2019)

Massa Tekanan Darah


model Pulse
No. Model Jenis Aktivitas Sistol Diastol
(m±1) Denyut
(mmHg) (mmHg)
Kg jantung/menit)
a. Duduk (relaks) 115 78 88
b. Berdiri
118 80 89
1 (relaks)
1. 65
Devid c. Lari-lari kecil
ditempat 120 75 85
(1 menit)

F. Analisis Data
1. Mendengarkan Suara Jantung
Praktikum kali praktikan mengamati suara jantung dengan cara mendengarkan suara
detak yang berbunyi lup dan dup, serta mengukur waktu antara lup ke dup, dup ke lup, lup ke
lup, dan dup ke dup. Subjek yang diamati berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan hasil
pengamatan, diperoleh waktu lup ke dup adalah 0,41 detik. Waktu dup ke lup adalah 0,63
detik. Waktu lup ke lup adalah 0,98 detik. Sedangkan waktu untuk jarak dup ke dup adalah
1,17. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa waktu lup ke dup, dup ke lup, lup ke lup, dan
dup ke dup berbeda pada waktu. Dari phantom suara dalam suara yang terdengar murmur dll
2. Pemeriksaan Tekanan Darah
Pada percobaan terhadap devid dengan massa 65 Kg saat duduk (relaks) diukur
tekanan darahnya diperoleh sistol 115 mmHg, iastole 78 mmHg, dan pulse 88 denyut
jantung/menit. Pada saat berdiri (relaks) diukur tekanan darahnya diperoleh sistol 118 mmHg,
iastole 80 mmHg, dan pulse 89 denyut jantung/menit. Sedangkan pada saat lari-lari kecil
ditempat 1 menit diperoleh sistol 120 mmHg, iastole 75 mmHg, dan pulse 85 denyut
jantung/menit.
G. Pembahasan
1. Mendengarkan Suara Jantung
Mendengarkan suara dalam tubuh dengan menggunakan stetoskop disebut juga
auskultasi (Guyton, 2006). Suara denyut jantung yang dating terutama dari bergejolaknya
darah yang disebabkan oleh menutupnya katub-katub jantung. Selama setiap siklus jantung
suara jantung yang dapat didengarkan dengan jelas adalah suara pertama yaitu “lup”, lebih
keras dan sedikit lebih panjang dari suara kedua. Suara “lup” dihasilkan oleh gerak balik
darah atau menutupnya katub atrio vascular segera setelah sistol ventrikel mulai. Suara kedua
lebih pendek dan tidak sekeras suara pertama tetapi lebih jelas, terdengar “dub”. Suara “dub”
ini akibat gerak balik darah yang menutup katub semilunar pada awal iastole semilunar
(Guyton, 2006). Pada seseorang yang sedang istirahat, waktu antara suara jantung kedua
dengan suara jantung yang pertama berikutnya kira-kira dua kali lebih lama dari pada waktu
antara suara jantung pertama dan suara jantung kedua dalam satu siklus (Soewolo, 2005)
Pada kegiatan praktikum yang dilakukan, suara pertama yang lebih panjang dan
lebih keras adalah suara yang terdengar “lup”, dan suara kedua yang terdengar lebih jelas
yaitu “dub”. Pada kegiatan penghitungan suara denyut jantung yang pertama dilakukan
adalah menghitung jeda antara suara lup ke dup, dup ke lup lup ke lup dan dup ke dup dari
jantung. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh waktu Lup ke Dup adalah 0,41 detik.
Waktu Dup ke Lup adalah 0,63 detik. Waktu Lup ke Lup adalah 0,98 detik. Sedangkan waktu
untuk jarak Dup ke Dup adalah 1,17 detik.
Suara pertama (lup) menandakan katup atrio ventricular menutup sedangkan suara
kedua (dup) mengasosiasikan katup semilunar tertutup. Berdasarkan siklus jantung, selama
0.1 detik atrium mengalami sistol, ini adalah saat semua darah yang tersisa dalam atrium
dipaksa masuk ke dalam ventrikel. Kemudian 0.3 detik kemudian ventrikel yang mengalami
sistol, ini adalah saat ventrikel memompa darah menuju arteri besar dan sisanya 0.4 detik
atrium dan ventrikel mengalami iastole, disebut juga fase relaksasi, darah yang kembali dari
vena besar mengalir ke atrium dan ventrikel (Soewolo, 2005).
Berdasarkan analisa data, telah diketahui bahwa pada praktikum mendengarkan
suara jantung ini terdapat ketidak sesuaian dengan teori. Akan sesuai bila interval antara lup
dan dup adalah kurang lebih 0.25-0.3 detik, sedangkan interval antara dup ke lup adalah 0.45-
0.5 detik dan interval antara lup ke lup adalah penambahan dari interval lup ke dup dan dup
ke lup sebesar 0,8 detik (Pococket al , 2006). Ketidak sesuaian ini dikarenakan praktikan
kurang teliti dalam mendengarkan suara jantung, dan kurang cepatnya praktikan dalam
menekan stopwatch menyebabkan ketidak tepatan dalam mengambil data.
2. Pemeriksaan tekanan darah
Dari hasil percobaan mengukur tekanan darah dan denyut jantung pada model I
dengan massa 65 Kg saat duduk (relaks) diukur tekanan darahnya diperoleh sistol
115 mmHg, iastole 78 mmHg, dan pulse 88 denyut jantung/menit. Hal itu
menunjukkan bahwa tekanan darah devid normal karena berdasarkan teori batas
normal sistolnya berada pada rentang 90 – 120 mmHg, dan diastolnya pada 60 –
80mmHg. Pulsenya terlalu cepat karena menurut teori frekuensi denyut jantung
dalam keadaan istirahat kurang lebih 70-75 kali per menit. Pada saat berdiri
(relaks) diukur tekanan darahnya diperoleh sistol 118 mmHg, iastole 80 mmHg,
dan pulse 89 denyut jantung/menit. Sedangkan pada saat lari-lari kecil ditempat
selama 1 menit diperoleh sistol 120 mmHg, iastole 75 mmHg, dan pulse 85
denyut jantung/menit. Dari hasil tersebut kurang sesuai dengan teori yang
menyebutkan bahwa semakin tinggi aktivitas semakin tinggi pula tekanan darah
dan pulse (denyut jantung) nya. Ketika lari-lari kecil ditempat selama 1 menit
sudah sesuai karena sistolnya semakin tinggi, sedangkan diastolnya semakin turun
dan denyut jantungnya menurun ketika lari-lari kecil selama 1 menit.

H. Simpulan
1. Mendengarkan suara jantung
1. Sistole adalah periode kontraksi ventrikel. Diastole adalah periode relaksasi ventrikel.
Siklus jantung adalah terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan isi) dan
diastole (relaksasi dan pengisian jantung).
2. Suara pertama yaitu“ lup”, lebih keras dan sedikit lebih panjang dari suara kedua. Suara
“lup” dihasilkan oleh gerak balik darah atau menutupnya katub atriovaskular segera
setelah sistol ventrikel mulai. Suara kedua lebih pendek dan tidak sekeras suara pertama
tetapi lebih jelas, terdengar “dub”. Suara “dub” ini akibat gerak balik darah yang
menutup katub semilunar pada awal diastol semilunar.
3. Interval antara lup dan dup adalah kurang lebih 0.25- 0.3 detik, sedangkan interval antara
dup ke lup adalah 0.45- 0.5 detik dan interval antara lup ke lup adalah penambahan dari
interval lup ke dup dan dup ke lup sebesar 0,8 detik.
4. Suara jantung pertama (S1) dapat didengarkan pada ruang interkostal V sebelah kiri
sternum di atas apeks jantung. Suara jantung ke dua (S2) dapat didengarkan pada ruang
interkostal II sebelah kanan sternum.
2. Pemeriksaan tekanan darah

1) Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan pada lengan atas. Atas


2) Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu, aktivitas fisik,
jeniskelamin, usia, kesehatan, dll
3) P e n g u k u r a n t e k a n a n d a r a h d a p a t m e n g g u n a k a n m e t o d e t i d a k
l a n g s u n g dengan auskultasi dan palpasi yang bisa menggunakan
spigmomanometer (manual atau digital) dan stetoskop.
4) Semakin berat aktivitas tubuh , semakin cepat curah jantung karena adanya vasodilatasi di otot
rangka dan jantung serta vasokontriksi di arteriol pada organ-organ tersebut dan
menyebabkan aliran darah ke saluran pencernaan.

I. Referensi

ganong, William. 2001. Review of Medical Pghysiology. New York: Lange Medical Books
Guyton, Arthur C. 2006. Textbook of medical physiology / Arthur C. Guyton, John E. Hall.—
11th ed.
Guyton and Hall. 2007. Fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC.
Kumboyono. 2012. Tekanan Darah Arteri. Available from:
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/medianers/article/download/702/pdf (Online) diakses
pada 28 September 2019
https://www.softilmu.com/2015/11/bunyi-jantung-utama-bunyi-tambahan-bising-
jantung.html diakses pada 28 September 2019

Anonim. 2013. “Tekanan Darah”. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan darah.


Diakses pada 28 September 2019.
Anonim. 2013. “Tekanan Darah”. Tersedia: http://mediskus.com/penyakit/tekanan
-darah.html. Diakses pada 28 September 2019.
Anonim. 2013. “Mengukur Tekanan Darah”. Tersedia:
http://yheniiwijayanti.blogspot.com/2013/04/mengukur-tekanan-darah.html.
Diakses pada 28 September 2019
J. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai